Variasi Bahasa pada Sinetron
VARIASI BAHASA PADA SINETRON PUTIH ABU-ABU DI SCTV Firsty Permatasari This article is discussing about variations in teenage language called slang language. This language shifting function of the secret language became the lingua franca teenager. The purpose of this study was described the variations in the language of Putih Abu-Abu soap opera. It means that the diversity of the language were used in Putih Abu-Abu soap opera when did a social interaction diversities in every shcool scene of the opera. The methods were used in this researchis descriptive qualitative. Descriptive qualitative itself is aresearch method based on the quality of the facts, so the resulting data is what it is. This method is divided into three stages of strategy: methods of collection, analysis method, and the results of data analysis presentation method. In this study shows that language variety in adolescents grouped based on language variation form and meaning. Form variation language based on category greeting words,verbs, adjectives, acronyms, and abbreviations. This study shows that adolescents language variation were grouped by form and meaning itself. The greeting word language comes from the influence of the Java language, Jakarta dialect, and foreign language. On verbs, adjectives, acronyms and abbreviations, contained decoding of words, adding prefixes, transformation of sound, the addition of the suffix, reversing sounds, and others. Language adolescent variation is also motivated by several factors, one of which is the social factor. It can determine the variation of the language for someone. Influence from Javanese culture, foreign culture, social media, and technology are also factors that can affect and make the variety language grows faster. Finally, this study is expected to provide a broad insight to the community that there are various forms of language variation that has not been recognized by the people who applied by using examples of adolescent language variation in every soap opera. Keywords : Language variation, slang, adolescent, sociolinguistic, social factor Pendahuluan Media massa sangat mudah diakses dan sangat berpengaruh di era modern ini. Salah satu media massa yaitu televisi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, televisi adalah sistem penyiaran gambar yang disertai dengan bunyi (suara) melalui kabel atau melalui angkasa dengan menggunakan alat yang mengubah cahaya (gambar) dan bunyi (suara) menjadi gelombang listrik dan mengubahnya kembali menjadi berkas cahaya yang dapat dilihat dan bunyi yang dapat didengar. Televisi memiliki unsur-unsur yang memiliki daya tarik lebih dibandingkan dengan media massa lainnya. Unsur-unsur itu berupa kata, musik, sound effect serta unsur visual berupa gambar hidup yang mampu menimbulkan kesan yang mendalam kepada pemirsanya. Dengan menonton televisi, audience dapat melihat gambaran yang lebih jelas dari media massa yang lainnya. Daya tarik ini selain melebihi radio juga melebihi film bioskop, karena dengan menonton televisi program acara dapat dinikmati dirumah dengan nyaman. Meskipun ukuran layar televisi lebih kecil dibandingkan dengan layar bioskop, namun 42 Skriptorium, Vol. 2, No. 2
Variasi Bahasa pada Sinetron
pesawat televisi dapat menyajikan berbagai tayangan program acara yang menarik dari berbagai penjuru dunia. Televisi memiliki dua jenis pengiriman yaitu pengiriman gambar dan suara. Penyiaran langsung kejadian atau peristiwa kita saksikan dan penyiaran program yang telah direkam di atas pita film atau pita video. Saat ini muncul tayangan yang memberikan berbagai macam pengetahuan baru, khususnya remaja. Mulai dari tayangan sinetron, FTV (Film Televisi), reality show dan sebagainya. Secara tidak langsung tayangan-tayangan tersebut menarik penonton dengan menghadirkan konsep-konsep baru dalam setiap tayangannya, sehingga membuat penonton suka bahkan sampai menirukan atau mengikuti pola-pola yang dihadirkan dari tayangan tersebut. Salah satu tayangan yang sangat digandrungi oleh masyarakat yaitu sinetron. Sinema elektronik atau lebih populer dalam akronim sinetron adalah istilah untuk serial drama sandiwara bersambung yang disiarkan oleh stasiun televisi. Sinetron pada umumnya bercerita tentang kehidupan manusia sehari-hari yang diwarnai konflik berkepanjangan. Seperti layaknya drama atau sandiwara, sinetron diawali dengan perkenalan tokoh-tokoh yang memiliki karakter masing-masing. Berbagai karakter yang berbeda menimbulkan konflik yang makin lama makin besar sehingga sampai pada titik klimaksnya. Akhir dari suatu sinetron dapat bahagia maupun sedih, tergantung dari jalan cerita yang ditentukan oleh penulis skenario. Salah satu sinetron yang ditayangkan di SCTV yang berhasil menarik perhatian sebagian besar remaja usia sekolah, adalah sinetron Putih Abu-Abu yang disingkat dengan PAA. Dalam sinetron PAA ini yang menarik tentunya adalah variasi bahasa yang terdapat di dalamnya yaitu variasi bahasa anak muda zaman sekarang yang disebut dengan bahasa gaul. Bahasa gaul merupakan salah satu variasi bahasa yang digunakan oleh remaja. Variasi bahasa yang disebut juga bahasa prokem ini mengalami pergeseran fungsi dari bahasa rahasia menjadi bahasa pergaulan remaja. Munculnya bahasa remaja dalam sinetron PAA ini kemudian menjadi trend baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam jejaring sosial seperti facebok dan twitter. Banyak iklan, sinetron-sinetron lain, FTV maupun reality showyang jugamenggunakan bahasa remaja seperti pada sinetron PAA ini. Konsep Variasi Bahasa Terjadinya keragaman atau kevariasian bahasa ini bukan hanya disebabkan oleh para penuturnya yang homogen, tetapi juga karena kegiatan interaksi sosial yang mereka lakukan sangat beragam. Keragaman ini akan semakin bertambah kalau bahasa tersebut digunakan oleh penutur yang sangat banyak, serta dalam wilayah yang sangat luas. Dalam variasi atau ragam bahasa ini ada dua pandangan. Pertama, variasi atau ragam bahasa itu dilihat sebagai akibat adanya keragaman sosial penutur bahasa dan keragaman fungsi bahasa itu. Kedua, variasi atau ragam bahasa itu sudah ada untuk memenuhi fungsinya sebagai alat interaksi dalam kegiatan masyarakat yang beraneka ragam (Chaer, 2010:61). Berikut ini variasi-variasi bahasa tersebut dan berbagai kaitannya. 1. Variasi dari Segi Penutur Variasi bahasa pertama berdasarkan penuturnya adalah variasi bahasa yang disebut idiolek, yakni variasi bahasa yang bersifat perseorangan. Menurut konsep idiolek, setiap orang mempunyai variasi bahasa atau idioleknya masing-masing. Variasi idiolek ini berkenaan dengan ”warna” suara, pilihan kata, gaya bahasa, susunan kalimat, dan sebagainya. Namun, yang paling dominan adalah “warna” suara itu, sehingga jika kita 43 Skriptorium, Vol. 2, No. 2
Variasi Bahasa pada Sinetron
cukup akrab dengan seseorang, hanya dengan mendengar suara bicaranya tanpa melihatnya orangnya, kita dapat mengenalinya. Variasi bahasa kedua berdasarkan penuturnya adalah yang disebut dialek, yakni variasi bahasa dari sekelompok penutur yang jumlahnya relatif, yang berada pada satu tempat, wilayah, atau area tertentu, karena dialek ini berdasarkan pada wilayah atau area tempat tinggal penutur, maka dialek ini lazim disebut dialek areal, dialek regional atau dialek geografi .Variasi ketiga berdasarkan penutur adalah yang disebut kronolek atau dialek temporal, yakni variasi bahasa yang digunakan oleh kelompok sosial pada masa tertentu (Chaer, 2010:64). 1.2 Variasi dari Segi Pemakaian Variasi bahasa berkenaan dengan penggunaanya, pemakaiannya atau fungsinya disebut fungsiolek (Nababan 1993), ragam, atau register. Variasi ini biasanya dibicarakan berdasarkan bidang penggunaan, gaya atau tingkat keformalan, dan sarana penggunaan. Variasi bahasa berdasarkan bidang pemakaian ini adalah menyangkut bahasa digunakan untuk keperluan atau bidang apa. Misalnya, bidang sastra jurnalistik, militer, pertanian, pelayaran, perekonomian, perdagangan, pendidikan, dan kegiatan keilmuan. Variasi bahasa berdasarkan bidang kegiatan ini yang paling tampak cirinya adalah dalam bidang kosakata. Setiap bidang kegiatan ini biasanya mempunyai sejumlah kosakata khusus atau tertentu yang tidak digunakan dalam bidang lain. Variasi bahasa berdasarkan fungsi ini lazim disebut register. Register berkenaan dengan masalah bahasa itu digunakan untuk kegiatan apa. 1.3 Variasi dari Segi Keformalan Berdasarkan tingkat keformalannya, Martin Joos (dalam Chaer dan Agustina, 1995:93) membagi variasi bahasa atas lima macam gaya yaitu gaya atau ragam beku, gaya atau ragam resmi, gaya atau ragam usaha, gaya atau ragam santai, dan gaya atau ragam akrab. Ragam beku adalah variasi bahasa yang paling formal, yang digunakan dalam situasi-situasi khidmat, dan upacara-upacara resmi. Disebut ragam beku karena pola dan kaidahnya sudah ditetapkan, tidak boleh diubah. Ragam usaha atau ragam konsultatif adalah variasi bahasa yang lazim digunakan dalam pembicaraan biasa di sekolah, dan rapatrapat atau pembicaraan yang berorientasi kepada hasil atau produksi. Ragam santai atau ragam kasual adalah variasi bahasa yang digunakan dalam situasi tidak resmi untuk berbincang-bincang dengan keluarga atau teman karib pada waktu beristirahat, berolahraga, berekreasi, dan sebagainya. Ragam akrab atau ragam intim adalah variasi bahasa yang biasa yang digunakan oleh para penutur yang hubungannya sudah akrab, seperti anggota keluarga, atau antarteman yang sudah karib. 1.4 Variasi dari Segi Sarana Variasi bahasa dari segi sarana dilihat dari sarana yang digunakan. Berdasarkan sarana yang digunakan, ragam bahasa terdiri atas dua bagian yaitu ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulisan. Ragam bahasa lisan disampaikan secara lisan dan dibantu oleh unsurunsur suprasegmental yang berupa nada suara, gerak-gerik, tangan, gelengan kepala, dan sejumlah gejala-gejala fisik lainnya, sedangkan ragam bahasa tulis unsur suprasegmental tidak ada. Pengganti unsur suprasegmental dalam bahasa tulis adalah dengan menuliskan unsur tersebut dengan simbol dan tanda baca.
44 Skriptorium, Vol. 2, No. 2
Variasi Bahasa pada Sinetron
Hasil dan Pembahasan Bentuk dan Makna Variasi Bahasa Sinetron PAA Pada penelitian ini variasi bahasa remaja ini dikelompokkan sesuai dengan bentuk dan maknanya. Variasi bahasa remaja dalam sinetron PAA dikelompokkan menurut kategori kata sapaan, kata kerja, kata sifat, akronim, dan singkatan. Setelah dikelompokkan sesuai dengan bentuknya kemudian dianalisis sesuai dengan maknanya masing-masing. Bentuk variasi bahasa yang digambarkan dalam sinetron PAA dapat digolongkan berdasarkan kategori sebagai berikut. 1. Kata Sapaan Kata sapaan adalah kata yang dipergunakan untuk menyapa seseorang. Kata sapaan yang digunakan dalam sinetron PAA adalah sebagai berikut. (1) “Beib,asik ya nyokap kamu, minta dibeliin mobil keren langsung dibeliin mobil keren kayak gini.” Sapaan beib berasal dari bahasa yang dipengaruhi oleh bahasa asing yaitu bahasa Inggris yang merupakan panggilan sayang untuk kekasih.Beib berasal babe atau baby yang berarti ‘sayang’, namun juga terdapat arti lain yaitu ‘bayi’. Babe dalam bahasa Inggris pengucapannya [beib], sedangkan baby pengucapannya [beibie].Pengucapan dalam bahasa Inggris tersebut yang kemudian diadopsi dalam sapaan remaja. Proses pembentukannya sebagai berikut. Baby → [beibie] → [beib] (→ Pengucapan dalam bahasa Inggris, → pemenggalan bunyi) Babe → [beib] (→ Pengucapan dalam bahasa Inggris) (2) “Nih berani banget gangguin cewek gue, bro!” Sapaan bro merupakan kependekan dari brother, yang berasal dari bahasa Inggris, artinya ‘saudara laki-laki’.Sapaan bro mengambil sebagian atau bunyi awal dari brother yang menjadi kata sapaan untuk panggilan akrab teman laki-laki. Proses pembentukannya sebagai berikut. Bro→Brother (Pemenggalan suku kata) (→ Berasal dari) Brother →[brather] (→Pengucapan dalam bahasa Inggris) Dalam pengucapan bahasa Indonesia, brother dibaca [brother] sehingga pemenggalan suku katanya yaitu [bro] bukan pengucapan dalam bahasa Inggris [bra].
(3) Andre : “Gue kasih lo ijin buat bawa mobil ini seminggu deh.” Benji : “Cuma seminggu tapi ya, ya itu juga kalo nggak ditilang polisi, sob!” Sapaan sob berasal dari kata sobat yang berarti ‘kawan, teman, sahabat, dan lain sebagainya’.Sapaan tersebut digunakan untuk panggilan terhadap teman, sahabat, kawan, dan lain sebagainya. Proses pembentukannya sebagai berikut. Sob → Sobat (Pemenggalan suku kata) (→ Berasal dari) 2. Kata Kerja/ Verba Pada penelitian ini variasi bahasa yang digunakan dalam sinetron PAA dapat dikelompokkan berdasarkan kata kerja. Kata kerja berfungsi menunjukkan perbuatan atau 45 Skriptorium, Vol. 2, No. 2
Variasi Bahasa pada Sinetron
keadaan melakukan sesuatu. Variasi bahasa yang berkategori kata kerja/verba dalam data berikut. (1) Romeo : “Cewek itu juga ada kelemahannya.” Didi : “Apaan?” Romeo : “Di kuping.” Didi : “Jadi maksud lo gue harus terus-terusan nyepik-nyepikin gitu? Romeo :“Percuma juga lo nyepik-nyepikin, lo gagap nggak bakalan berhasil.” Pada data di atas terdapat kata nyepik, berasal dari kata speak yang berasal dari bahasa Inggris. Speak pengucapannya dalam bahasa Inggris [spiek] yang diucapkan dalam bahasa Indonesia menjadi [sepik]. Speak dalam bahasa Indonesia berarti ‘berbicara’, ‘ngomong’ yang mengalami proses morfologis. Jadi nyepik adalah ‘mengomongi’, namun pada penggunaannya dalam sinetron PAA, nyepik berarti ‘mempengaruhi atau merayu lawan jenis’. Proses pembentukannya sebagai berikut. Speak → [spiek] → [sepik] → [nyepik] (→ Pengucapan dalam bahasa Inggris, → pengucapan dalam bahasa Indonesia, → proses morfologis) Menasal /men-/ + [sepik] → [menyepik] /n-/ + [sepik] → [nyepik] (mengalami nasalisasi) (2) “Kamu tuh nggak mungkin nglewatin kesempatan untuk nggak ngebully Nina!” Pada data di atas terdapat kata bully , kata ini berasal dari bahasa Inggris yang artinya ‘menggertak, orang yang mengganggu orang yang lemah’. Dalam masyarakat Indonesia diartikan ‘penindasan’, ‘intimidasi’, tetapi biasanya bully lebih kepada ‘mencaci, menghina orang lain atau initimidasi kaum yang berkuasa terhadap kaum yang lemah dengan penekanan tertentu’. Bully mengalami penambahan awalan nge- pada penggunaannya dalam bahasa Indonesia. Proses pembentukannya sebagai berikut. Ngebully → Ng + bully (→proses pembentukan) 3. Kata Sifat/ Adjektif Selain kata kerja, terdapat juga variasi bahasa remaja dalam PAA yang berkategori kata sifat. Kata sifat atau adjektif ialah perkataan yang menerangkan sifat atau keadaan sesuatu. Sifat atau keadaan sesuatu benda, orang, tempat, binatang, dan lain sebagainya.kata sifat ditemukan dalam data berikut ini. (1) Romeo : “Hai kak Vio!” Viola : “Bocah Gila!” Romeo : “Biar gila tapiunyu kan?” Pada dialog di atas terdapat kata unyu. Kata ini berasal dari kata oh no yang sengaja diplesetkan bunyinya sehingga menjadi onyo agar terkesan lucu. Ada juga yang mengatakan unyu yang berarti ‘anak anjing’ yang berasal dari bahasa sansekerta, yang jelas kata ini sering digunakan untuk menunjukkan hal-hal yang lucu, imut, dan menggemaskan. Proses pembentukannya sebagai berikut. Unyu → onyo → oh no (→berasal dari) (2) Didi : “Bahasa Jerman, gue nggak ngerti dek!” 46 Skriptorium, Vol. 2, No. 2
Variasi Bahasa pada Sinetron
Romeo
: “Udah wolesaja, kan ada google translate. Kita pake itu aja, santai aja,oke!” Kata woles pada data di atas, merupakan kebalikan dari selow yang berasal dari bahasa Inggris slow. Dalam bahasa Inggris arti kata slow yaitu ‘lambat atau pelan’. Namun jika diartikan dalam bahasa remaja woles memiliki arti ‘santai atau nyantai’. Proses pembentukannya sebagai berikut. [Slow] → [selow] → [woles] (→pembalikan) 4. Akronim Dari hasil analisis variasi bahasa remaja pada sinetron PAA ini, selain terdapat kata kerja, kata sifat, juga terdapat data yang dikelompokkan ke dalam kelompok akronim. Akronim menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI tahun 2008) adalah kependekan yang berupa gabungan huruf atau suku kata, atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai kata yang wajar. Berikut ini variasi bahasa remaja yang berbentuk akronim. (1) Kelvin : “Oke, kamu mau tau nya mau tau aja atau mau tau banget? Kamu tuh cocoknya dijulukin miss kepo ya, pengen tau banget!” Dari data di atas terdapat kata kepo, yang berasal dari kata kaypoh, yaitu bahasa Hokkian yang banyak dipakai di Singapura dan sekitarnya. Menurut bahasa hokkian, Ke = bertanya, Po (apo) = nenek-nenek. Jadi dalam bahasa hokkian artinya ‘nenek-nenek yang suka bertanya-tanya’. Namun dalam arti lain kepo berarti ‘ingin tahu, mencampuri urusan orang lain’. Dalam keterangan lain kepo adalah akronim dari Knowing Every Particular Object : mengetahui setiap obyek tertentu, arti lain yaitu ingin tau segala macamyang berarti orang yang serba ingin tahu. (2) Cecil : “Lo nyuruh dia potong rambut pake gunting sekecil itu?” Deta :“Iya Angel, itu sih selesainya bakal jadi tahun depan. Iyuh banget nggak sih! Trus gayanya dia so kamseupay!” Pada data di atas terdapat kata kamseupay yang merupakan kepanjangan dari kata kampungan sekali udik payah. Kamseupay adalah istilah atau kata makian yang sering digunakan untuk percakapan yang menjurus ke hal negatif. Kamseupay ini memiliki arti kampungan atau norak.Istilah ini telah ada sejak tahun 1970-an, yang digunakan untuk menyindir kasar kepada orang-orang yang dianggap sangat kampungan. Namun setelah hilang dalam beberapa dekade, kata ini kemudian muncul kembali. 5. Singkatan Dari hasil analisis variasi bahasa remaja pada sinetron PAA ini, selain terdapat akronim juga ditemukan singkatan. Singkatan adalah bentuk yang dipendekkan yang terdiri dari satu huruf atau lebih. Singkatan dan akronim adalah kependekkan dari kata atau gabungan kata. Perbedaan antara singkatan dan akronim adalah bentuk singkatan dilafalkan huruf per huruf, sedangkan akronim dilafalkan sebagai suku kata. Berikut ini variasi bahasa remaja yang berbentuk singkatan. (1) Romeo: “Anak kelas satu diculik, temuin gue sekarang di perempatan deket sekolah, cepet!” Didi : “Miapah? Cungguh?Ciyus?Enelan?Cumpah?”
47 Skriptorium, Vol. 2, No. 2
Variasi Bahasa pada Sinetron
Kata miapah merupakan singkatan dari demi apa yang diberi tambahan huruf ‘h’ dibelakangnya. (2) Miss Janet : ”Oh My God! OMG!” Pada tuturan di atas terdapat kata OMG yang saat ini juga banyak digunakan oleh masyarakat.OMG merupakan singkatan dari Oh My God dalam bahasa Inggris.Oh My God yang berarti ‘ya ampun’ atau ‘oh Tuhanku!’dalam bahasa Indonesia. Faktor yang Melatarbelakangi Terjadinya Variasi Bahasa Latar belakang yang mempengaruhi terjadinya variasi bahasa yaitu adanya faktor sosial. Faktor sosial yang mempengaruhi terjadinya variasi bahasa yang terdapat dalam penelitian ini antara lain, pengaruh budaya daerah, budaya asing, pengaruh media sosial, dan perkembangan teknologi. Faktor-faktor tersebut dikarenakan adanya berbagai macam latar belakang budaya yang berbeda yang mempertahankan budaya mereka. 1. Pengaruh Budaya Jawa Terhadap Variasi Bahasa Variasi bahasa dengan dialek Jawa disebabkan karena latar belakang budayanya yaitu budaya Jawa, sehingga bahasa yang digunakan tentu bahasa Jawa. (1) Monica : “Kamarnya nggak dikunci kok jadi kamu bisa langsung masuk.” Nina : “ Baik tante, maturnuwun!” Maturnuwundalam bahasa Indonesia artinya ‘terima kasih’. Kata ini biasanya digunakan oleh orang Jawa untuk mengucapkan terima kasih. (2) Nina : “Loh tapi tadi saya uda nyebrang di zebra cross to mbak, mobilnya mbak aja tuh yang ndak ngerem-ngerem.” Selain kata sapaan tersebut, bahasa Jawa yang digunakan dalam sinetron adalah ndak yang berarti ‘tidak’ dalam bahasa Indonesia. To dalam bahasa Jawa tidak memiliki arti tertentu. Namun kata ini biasanya merupakan kata penekanan intonasi yang biasanya digunakan oleh orang Jawa. 2. Pengaruh Budaya Jakarta Terhadap Variasi Bahasa Variasi bahasa dengan latar belakang budaya Jakarta dapat dilihat pada data berikut ini. Bahasa Indonesia dengan dialek Jakarta ada kemiripan dengan dialek betawi. Hal ini terjadi karena betawi adalah suku yang ada di Jakarta. (1) Angel : “Beib,asik ya nyokap kamu, minta dibeliin mobil keren langsung dibeliin mobil keren kayak gini.” Kelvin : “kalo nyokap sih asik, coba kalo bokap, ah payah!” Nyokapyang berarti ibu, berasal dari nyap yang disisipkan kata ok ditengahnya. Kata nyap atau nyap-nyap berasal dari kebiasaan seorang ibu yang biasanya suka cerewet, sehingga disebut nyap-nyap. Namun ada juga yang menyebutkan bahwa nyokap berasal dari nyak, panggilan untuk ibu dalam bahasa Betawi. Kata bokap berasal dari ‘bapak’ yang diambil suku kata pertama yaitu bap kemudian disisipkan kata ok ditengah. Kata nyokap dan bokap ini juga dikenal sejak awal 1970-an, yang juga termasuk bahasa khas anak muda yang biasa disebut bahasa prokem.
48 Skriptorium, Vol. 2, No. 2
Variasi Bahasa pada Sinetron
3. Pengaruh Budaya Asing Terhadap Variasi Bahasa Selain faktor sosial budaya Indonesia, budaya Asing yang masuk ke Indonesia juga dapat mempengaruhi terjadinya variasi bahasa.Masuknya budaya asing ke Indonesia mengakibatkan masuknya bahasa asing ke Indonesia. Pada sinetron PAA ini ditemukan variasi bahasa asing yang termasuk kata asing penuh digunakan oleh remaja di Indonesia.Kata asing penuh ditemukan pada data berikut. (1) Angel : “Deta, lo plis liatin dia!“ Deta : “Plis, jangan gue plis!” Kata plis pada data di atas berasal dari kata please. Please artinya ‘tolong’. Kata please dibaca plis dalam bahasa Indonesia. Oleh sebab itu dalam percakapan lisan atau tulisan orang Indonesia menggunakan plis sebagai ungkapan untuk meminta tolong kepada orang lain. Proses pembentukannya sebagai berikut. Please → [pliez] → [plis] (→ Pengucapan dalam bahasa Inggris, → pengucapan dalam bahasa Indonesia) (2) “Hai Morning, Angel! Terdapat kata morning yaitu kata sapaan dalam bahasa Inggris yang artinya ‘pagi’. Kata morning ini digunakan untuk mengucapkan selamat pagi. 4. Pengaruh Media Sosial Terhadap Variasi Bahasa Dengan munculnya berbagai media sosial, maka komunikasi tertulis semakin banyak digunakan dan diminati masyarakat Indonesia. Banyaknya kata-kata yang muncul dari media sosial maupun dari jejaring sosial dapat dilihat pada data berikut. (1) “Duh Inge, kowawa aja lo nggak tau, makannya kalo punya twitter jangan dianggurin. Kowawa tuh ekspresi orang lagi seneng.” Dari data di atas juga terdapat salah satu situs jejaring sosial, yaitu twitter. Twitter adalah sebuah situs web yang menawarkan jejaring sosial berupa mikroblog, sehingga memungkinkan penggunanya untuk mengirim dan membaca pesan yang disebut kicauan (tweets). (2) “Followers di twitter romeo udah ada delapan ribu orang. Jadi pin bb kakak berapa?” Pada data di atas terdapat kata yang berasal dari twitter yaitu followers. Followersadalah ‘pengikut’ (follower). Yang dimaksud dengan pengikut (follower) adalah pengguna lain yang ingin menjadikan kita sebagai teman. Bila pengguna lain menjadi pengikut akun seseorang, maka kicauan seseorang yang ia ikuti tersebut akan masuk ke dalam halaman utama. 5. Pengaruh Teknologi Modern Terhadap Variasi Bahasa Perkembangan jaman yang semakin canggih juga membuat manusia mengalami kemajuan dalam dunia teknologi. Teknologi yang semakin modern banyak memunculkan peralatan elektronik yang canggih, yang dapat juga disebut dengan gadget. Gadget merupakan sebuah istilah yang sering kita dengar. Gadget adalah sebuah istilah yang berasal dari bahasa Inggris, yang artinya ‘perangkat elektronik kecil yang memiliki fungsi khusus’. Salah satu hal yang membedakan gadget adalah dengan perangkat elektronik lainnya adalah unsur ‘kebaruan’. Artinya, dari hari ke hari gadget selalu muncul dengan 49 Skriptorium, Vol. 2, No. 2
Variasi Bahasa pada Sinetron
menyajikan teknologi terbaru yang membuat hidup manusia menjadi lebih praktis. Dalam sinetron ini ditemukan pengaruh gadget atau smartphone tersebut terhadap terjadinya variasi bahasa, antara lain sebagai berikut. (1) “Ada blink yang mulai ngetop di youtube. Followers di twitterromeo udah ada delapan ribu orang. Jadi PIN BBkakak berapa?” Saat ini yang sedang menjadi trend adalah pertanyaan mengenai PIN BB, PIN BB adalah PIN yang ada di Blackberry (BB). Blackberry adalah salah satu telepon canggih atau smart phone yang ada di Indonesia yang sedang menjadi tren masa kini. Dari data-data di atas dapat kita lihat keragaman variasi bahasa yang melatarbelakangi terjadinya variasi bahasa dalam sinetron Putih Abu-Abu (PAA), sehingga kita dapat melihat dengan jelas keragaman yang melatarbelakangi terjadinya variasi bahasa. Simpulan Dari penelitian yang dilakukan ditemukan bentuk dan makna dalam variasi bahasa remaja yaitu berdasarkan kategori kata sapaan, kata kerja, kata sifat, akronim, dan singkatan. Kata sapaan bahasa remaja berasal dari pengaruh bahasa Jawa, dialek Jakarta, dan bahasa asing. Pada kata kerja, kata sifat, akronim, dan singkatan terdapat pemenggala kata, penambahan awalan, perubahan bunyi, penambahan akhiran, pembalikan bunyi, dan lain sebagainya. Variasi bahasa remaja dilatarbelakangi oleh berbagai faktor, diantaranya faktor sosial. Faktor sosial dalam masyarakat itu menentukan variasi bahasa yang dipergunakan seseorang. Faktor sosial yang mempengaruhi variasi bahasa remaja antara lain, adanya pengaruh budaya Jawa, budaya asing, pengaruh media sosial, dan pengaruh perkembangan teknologi. Dari penelitian ditemukan bermacam-macam bentuk variasi bahasa yang belum dikenal dalam masyarakat yang dapat digambarkan dengan menggunakan contoh variasi bahasa remaja dalam sinetron. Referensi Aslinda dan Leni Syafyahya. 2007. Pengantar Sosiolinguistik. Bandung: Rafika Aditama. Chaer, Abdul. 2009. Sosiolinguistik: Perkenalan awal. Jakarta: Rineka Cipta. Kesuma, Tri Mastoyo Jati. 2007. Pengantar (Metode) Penelitian Bahasa. Yogyakarta: Carasvatibooks. Nababan, P.W.J. 1993. Sosiolinguistik : Suatu Pengantar. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Pateda, Mansoer. 1990. Sosiolinguistik. Bandung: Angkasa. Sumarsono. 2011. Sosiolinguistik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Wijana, I Dewa Putu dan Muhammad Rohmadi. 2011. Sosiolinguistik:Kajian Teori dan Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 50 Skriptorium, Vol. 2, No. 2