BAB IV SISTEM VIDEO PADA PENYIARAN TELEVISI DI SCTV 4.1 Pengertian Video Video atau gambar dalam Bahasa Indonesianya adalah gambar dalam sinyal televisi, baik yang bergerak ataupun diam yang pada awalnya dihasilkan dari proses scanning dalam kamera televisi. Aplikasi umum dari sinyal video adalah televisi, tetapi dia dapat juga digunakan dalam aplikasi lain di dalam bidang teknik, saintifik, produksi dan keamanan. Video adalah kata latin yang berarti saya lihat dan audio yang berarti saya dengar. Istilah tersebut hampir sama dengan video untuk cahaya dan audio untuk suara. Untuk sistim audio, umumnya mikrofon mengubah gelombang suara menjadi perubahan listrik sinyal audio. Dan untuk tabung kamera, mengubah masukan cahaya menjadi perubahan yang sesuai untuk sinyal yang dapat dipetakan dan terlihat (video) pada tabung gambar seperti apa yang terlihat dan terekam oleh tabung kamera. Alur penggunaan sederhana untuk sinyal audio dan video dalam sistem penyiaran dapat kita lihat seperti pada gambar dibawah ini :
Gambar. Alur sederhana sinyal audio video pada sistem penyiaran Fungsi televisi adalah menampilkan kembali suatu bentuk informasi audio visual dalam bentuk replika yang sama persis seperti bila kita langsung menyaksikannya. Jadi maksudnya dengan melalui sebuah penerima televisi, bisa melihat gambar dan mendengar suara yang sebenarnya diproduksi di tempat lain dengan menggunakan sistem telekomunikasi.
Gambar 4.1 . Alur sederhana sinyal audio video pada sistem penyiaran
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Fungsi televisi adalah menampilkan kembali suatu bentuk informasi audio visual dalam bentuk replika yang sama persis seperti bila kita langsung menyaksikannya. Jadi maksudnya dengan melalui sebuah penerima televisi, bisa melihat gambar dan mendengar suara yang sebenarnya diproduksi di tempat lain dengan menggunakan sistem telekomunikasi
4.2 Proses Scanning Di dalam proses menghasilkan sinyal video, satu frame gambar dibagi menjadi struktur garis, sehingga satu frame tersebut seolah dipotong-potong dengan arah dari kiri ke kanan menjadi beberapa garis. Proses pemotongan itu dimulai dari ujung kiri atas gambar ke kanan dan kemudian untuk garis berikutnya dimulai dari sebelah kiri lagi. Demikan seterusnya sampai keseluruhan frame terpotong. Jadi garis pemotongan itu dari kiri ke kanan mengikuti garis lurus yang miring ke kanan seperti ditunjukkan pada Gambar 4.2. Proses menjadikan struktur garis itu dinamakan scanning yang pada prakteknya dilakukan dengan menggunakan berkas sinar (beam) yang berasal dari sistem penembak sinar katoda (cathode ray gun), sementara bayangan gambar satu frame dilukiskan pada layar peka cahaya (bahan oksida timah hitam). Keseluruhan proses scanning itu terjadi di dalam unit tabung pengambil gambar (pickup tube) yang ditempatkan dibelakang lensa kamera.
Gambar 4.2 Sistem scanning yang berlangsung di dalam tabung pengambil gambar (pickup tube).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Terlihat pada Gambar 4.2, bahwa garis penuh scanning menunjukkan perioda aktif garis scanning yang berarti pada perioda tersebut dihasilkan sinyal gambar. Sedang garis putus yang arahnya dari kanan ke kiri menunjukkan perioda blanking sinyal gambar, yaitu saat beam kembali (retrace) ke sebelah kiri untuk mulai menghasilkan sinyal satu garis berikutnya. Pada saat retrace ini, beam dimatikan oleh sistem gun, sehingga pada layar tidak menghasilkan sinyal video. Proses ini dimungkinkan karena terjadinya simpangan beam oleh sinyal sawtooth dari sistem deflection coil, ke arah horizontal maupun vertikal. Lingkup tegangan sawtooth tersebut pada proses scanning ditunjukkan pada Gambar 4.3. Pada gambar nampak, bahwa waktu scanning aktif dinyatakan dengan TH' untuk scanning horizontal, sedang untuk scanning vertikal, perioda aktifnya dinyatakan dengan TV'. Dengan kombinasi tegangan sawtooth tersebut, maka gerak beam mengikuti garis lurus miring dari kiri ke kanan yang makin lama posisinya makin kebawah untuk menghasilkan sinyal gambar garis berikutnya. Setelah menyelesaikan satu frame penuh, maka beam kembali di sudut kiri atas untuk memulai satu frame gambar selanjutnya. Perlu diketahui disini, bahwa arah dari kiri ke kanan adalah arah yang dilihat dari sisi pengamat (observer) layar monitor, sehingga bila dilihat dari sisi cathode ray gun, maka beam melakukan scanning dari arah kanan ke kiri dengan kemiringan lintasannya ke arah kiri seperti ditunjukkan pada Gambar 4.3
.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
1 3 5 7 9 11 13 15
3
TV'
TV"
TH'
TH"
Gambar 4.3 Lingkup tegangan sawtooth pada proses scanning. Pada sistem scanning ini terdapat dua metoda, yaitu scanning dilakukan langsung satu frame gambar dari sudut kiri atas sampai berakhir pada sudut kanan bawah. Scanning metoda ini dinamakan sebagai progressive scanning. Metoda scanning yang kedua dilakukan dengan membagi satu frame gambar ini menjadi dua field, yaitu field garis-garis ganjil (odd field) dan field garis-garis genap (even field), sehingga satu frame penuh disusun dari kedua field tersebut secara berurutan. Metoda kedua ini dinamakan interlaced scanning. Gambar 4.3 di atas, menunjukkan proses progressive scanning.
1 3 5 7 9 11 13 15
4
4 3
2 4 6 8 10 12 14
field ganjil
3
field genap
Gambar 4.4 Sistem scanning metoda kedua,interlaced sacnning.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Pada sistem interlaced scanning, satu frame gambar dibagi menjadi dua field seperti ditunjukkan pada Gambar 4.4, yaitu field ganjil dan field genap. Sehingga bila jumlah garis total adalah 625 garis, maka pada field ganjil maupun field genap masing-masing dilakukan scanning sebanyak 312,5 garis = 625/2. Scanning pada field ganjil diawali pada sudut kiri atas dan berakhir pada tengahtengah batas frame yang paling bawah. Sedang untuk field genap, scanning diawali pada titik tengah batas frame yang paling atas dan berakhir pada sudut kanan bawah seperti nampak pada gambar. Pada Gambar 4.4 dicontohkan jumlah garis yang tidak 625 garis sebagai ilustrasi. Pada Gambar 4.4 tidak dilukiskan jalur-jalur retrace garis (horizontal) untuk menyederhanakan gambar. Jalur retrace vertikal pada field ganjil, lurus keatas sehingga sampai di-tengah-tengah batas frame yang paling atas untuk memulai proses scanning field genap. Sementara retrace vertikal pada field genap mulai dari sudut kanan bawah langsung ke sudut kiri atas frame untuk memulai proses scanning field ganjil. Kemudian sinyal gambar kedua field tersebut diurutkan secara waktu dan dipisahkan oleh perioda vertical blanking, yaitu perioda pada saat retrace vertikal. Pada saat reproduksi pada layar kaca monitor video (TV receiver), garis-garis field ganjil dan genap tersebut saling mengisi celah-celah masing-masing garis pada framenya yang disebut interlace seperti kita memadukan jari-jari kedua tangan kita satu diantara yang lain. 4.3 Sinkronisasi Pengiriman Gambar Setelah sinyal gambar diperoleh melalui proses scanning seperti diuraikan di atas, proses selanjutnya adalah pengiriman atau penyalurannya ke peralatan reproduksi, yaitu sistem monitor atau pesawat penerima televisi, disamping untuk keperluan perekaman. Di sisi penerima sinyal gambar ditayangkan oleh CRT (cathode ray tube) dengan cara yang sama saat diambil oleh pickup device, yaitu juga garis demi garis. Dengan demikian harus terdapat sinkronisasi antara sisi kirim dan sisi terima. Sinkronisasi diperlukan oleh sistem scanning di sisi penerima, yaitu CRT-nya. Jadi sinkronisasi yang diperlukan adalah kearah
http://digilib.mercubuana.ac.id/
horizontal (sapuan garis dari kiri ke kanan) maupun ke arah vertikal (penggeseran sapuan garis dari atas ke bawah). Dalam hal ini, sinyal sinkronisasi juga harus dikirimkan bersama-sama sinyal gambarnya. Kemungkinan yang ada, yaitu menempatkan sinyal sinkronisasi tersebut pada perioda sinyal blanking gambar, yaitu pada saat beam menjalani waktu retrace. Hubungan sinyal video, sinyal sinkronisasi, dan tegangan sawtooth untuk proses scanning, ditunjukkan pada Gambar 4.5
Gambar 4.5 Hubungan antara sinyal video dengan sinyal sawtooth. Terlihat pada Gambar 4.5, bahwa sinyal sinkronisasi atau disebut dengan synch signal berbentuk pulsa mengarah kebawah yang mempunyai level sebesar 0,3 volt, sehingga level sinyal video keseluruhan distandarkan sebesar 1 volt peak-peak. Sinyal sinkronisasi yang ditujukkan pada Gambar 4.5, adalah sinyal sinkronisasi horizontal. Dengan proses sinkronisasi ini, maka proses scanning satu gambar pada sisi pengirim akan diikuti tepat oleh proses scanning di sisi penerima seperti ditunjukkan pada Gambar 4.6. Disamping itu bila terjadi kerusakan sinyal sinkronisasi, maka proses reproduksi gambar juga akan terganggu. Rusaknya sinkronisasi horizontal, akan menyebabkan gambar nampak tercabik-cabik,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
sedang rusaknya sinkronisasi vertikal, maka gambar akan turun kebawah frame demi frame yang disebut dengan rolling. Akibat rusaknya sinkronisasi horizontal, yaitu gambar tercabik-cabik ke arah kanan tepat pada garis yang mengalami kerusakan sinkronisasi (tidak keseluruhan frame).
Kerusakan sinkronisasi horizontal adalah termasuk
disebabkan karena bila pulsa sinkronisasi vertikal tidak dipotong-potong menjadi lima pulsa. Kerusakan frame gambar yang terjadi ditunjukkan pada ilustrasi Gambar 4.7 sisi kirim
sisi terima
A
A transmisi
Gambar 4.6 Proses sinkronisasi yang terjadi antara pengirim dan penerima Nampak pada Gambar 4.6, bahwa antara sisi kirim dan sisi terima terdapat media transmisi yang menghubungkannya. Media ini dapat berbentuk kabel koaksial maupun udara. Melalui kabel koaksial, sinyal video dapat berbentuk sinyal baseband (misalnya dari kamera ke video monitor), ataupun gelombang RF (misalnya pada sistem televisi kabel). Kalau media udara biasa digunakan untuk penyiaran.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
kerusakan sinkronisasi pada perioda pulsa sinkronisasi vertikal
Gambar 4.7 Kerusakan tayangan frame gambar karena pulsa sinkronisasi vertkal tidak dipotong-potong (serrated). 4.4 Peralatan Video Video peralatan produksi bukan hanya satu item atau lainnya, meskipun kebanyakan orang tampaknya hanya membayangkan kamera video digital itu sendiri. Kenyataannya adalah bahwa daftar lengkap peralatan produksi akan mencakup berbagai macam perangkat dari mikrofon untuk peralatan audio kit untuk pencahayaan untuk peralatan pegangan yang akan digunakan untuk merancang lokasi yang ditetapkan. Semua potongan-potongan ini bekerja sama untuk berakhir merekam video dan audio yang dapat kemudian digunakan untuk membuat produk video jadi. Ada beberapa peralatan video yang biasanya digunakan dalam proses penyiaran televisi yaitu: 4.4.1 Kamera Kamera video adalah perangkat perekam gambar video yang mampu menyimpan gambar digital dari mode gambar analog. Kamera merupakan ‘senjata’ bagi tim-produksi dalam proses produksi, sebab tanpa kamera maka produksi studio tidak dapat berlangsung. Dari kamera inilah dihasilkan sinyal gambar sesuai dengan skenario yang dituangkan dalam
shooting-script. Tentu saja kemudian, kamera
selalu dilengkapi lensa yang disebut sebagai zoom-lens, karena memang dengan unit lensa tersebut, umumnya kamera dapat mengambil gambar secara zooming, dari posisi long-shot (zoom out)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
sampai kepada closed-up (zoom-in). Ilustrasi kamera ditunjukkan ada Gambar 4.8 beserta ilustrasi pengambilan closed-up dan long-shot.
Gambar 4.8 Kamera studio Pada Gambar 4.8 ditunjukkan beberapa bagian camera-head, yaitu, zoomlens dimana tally light terpasang, view-finder 6 inci, zoom control, dan camera cable. View-finder berfungsi sebagai monitor untuk melihat frame gambar yang ditangkap utamanya oleh kamera bersangkutan atau kamera lain yang sedang onair sebagai pilihan. Tally light yang terpasang pada zoom-lens berfungsi sebagai petunjuk (terutama bagi pengisi acara) bila satu kamera sedang menjadi sinyal output studio bila lampu tersebut menyala. Sedang zoom-control yang berada di sisi kiri gagang putar (panning handle) berfungsi untuk mengatur zooming kamera, zoom-out dan zoom-in dengan mengatur kontrol tersebut ke kiri atau ke kanan seperti ditunjukkan pada Gambar 4.8.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Kamera diinstal di atas penyangga kamera yang disebut sebagai camera mounting, yang dapat berbentuk tripod, pedestal, camera boom, atau cameracrane. Beberapa jenis camera mounting itu ditunjukkan pada Gambar 4.9. Merek terkenal pembuat camera mount tersebut diantaranya adalah, Vinten, dan Sachtler.
(a)
(b)
(c) Gambar 4.9 (a)Tripod, (b) Pedestal, (c) Crane
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.4.2 Lampu Tata Cahaya Satu hal yang juga penting dalam satu produksi studio adalah, sistem tata cahaya yang memenuhi kondisi studio, yaitu, tingkat iluminasi lampu tata cahaya yang diukur dalam besaran lux, dan tingkat colour temperature lampu tata cahaya yang diukur dalam derajat Kelvin. Di dalam studio produksi TV, kedua nilai tersebut adalah, 1200 lux ~ 2000 lux, dan 3200o K (pada kamera terdapat selektor untuk beberapa nilai yang lain). Satu obyek tunggal misalnya, harus mendapat pencahayaan dasar (basic lighting / three-point lighting) dari tiga arah, yaitu, dari arah belakang yang disebut sebagai back light, dari arah depan serong lebih kurang 30 derajat ke kiri/kanan yang disebut sebagai key light, serta dari arah depan serong lebih kurang 30 derajat ke kanan/kiri yang disebut sebagai fill light. Jangkauan pengaturan posisi tersebut ditunjukkan pada Gambar 4.10. Disamping posisi dapat dinyatakan dalam arah derajat, dapat juga posisi itu dinyatakan dengan arah jarum jam seperti, 8H, –8H, –6H, dsb. Maksud dari pernyataan – 8H misalnya, adalah arah jarum sekitar pukul 8. Sedang 8H adalah arah tepat pukul 8, sehingga posisinya adalah 30 derajat sebelah kanan obyek. Gambar 4.10 (b) menunjukkan semua posisi di sekitar obyek, yaitu posisi mendatar yang dinyatakan dengan simbol H (horizontal), dan posisi elevasi yang dinyatakan dengan simbol V (vertical). Sehingga, posisi satu lampu tata cahaya selalu dinyatakan dengan dua data itu, H dan V.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
(a)
(b)
Gambar 4.10 Pencahayaan dasar studio (basic lighting). Back light berfungsi untuk membuat obyek menjadi muncul (tidak seolah menempel pada latar belakang) dan sehingga nampak berada dalam satu ruang. Jenis lampu tata cahaya untuk posisi back light ini adalah tipe fresnel spotlight seperti ditunjukkan pada Gambar 4.11(a) yang mempunyai daya sebesar 5 ~ 10 kWatt. Key light berfungsi untuk membuat detail obyek menjadi nampak seperti mata, hidung, dan mulut, kalau obyek tersebut adalah seorang presenter. Detail tersebut dibantu dengan adanya bayangan agak kesamping seperti misalnya untuk hidung. Jenis lampu yang digunakan untuk posisi key light adalah dari tipe fresnel spotlight juga yang mempunyai daya sebesar 1 ~ 5 kWatt. Sementara, fill light mempunyai fungsi untuk mengurangi ketajaman bayangan (shadowless illumination) akibat key light, sehingga detail obyek menjadi lebih natural dilihat oleh kamera. Jenis lampu yang digunakan pada posisi fill light ini adalah tipe soft light (mempunyai bidang reflektor yang doft dan lebar) seperti ditunjukkan pada
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 4.11 (b). Jenis lampu soft light ini mempunyai daya antara 1 ~ 5 kWatt. Iluminasi fill light ini akan menghasilkan bayangan yang soft (tidak tajam akibat key light) seperti ditunjukkan pada Gambar 4.12, sebuah kubus ajaib mainan anak-anak.
focus knob (a)
(b)
Gambar 4.11 Tipe lampu tata cahaya studio (a) fresnel spotlight, (b) soft/broadlight. 4.4.3 Video Mixer Perkembangan teknologi yang semakin pesat memberi kesempatan untuk mengembangkan berbagai aplikasi elektronika. Di antara perkembangan tersebut adalah suatu piranti yang dapat mengontrol output video yang diinginkan dari beberapa input video. Piranti ini didasarkan pada suatu kebutuhan dalam dunia multimedia, yaitu di antaranya
video
mixer.
Video
Mixer merupakan alat
untuk
menggabungkan gambar dari komputer (VGA) dan gambar dari sumber Video lainnya, seperti Handycam, CCTV Camera, DVD, dll. Keluaran dari alat ini dapat dihubungkan ke TV, alat perekam atau alat pemancar untuk broadcasting. Penggunaan alat ini sangat mudah. Cukup sambungkan kabel pada bagian input dan output-nya saja. VGA-Video Mixer ini biasa digunakan sebagai text generator, untuk menyisipkan tulisan-tulisan, logo, ataupun data-data lainnya dari
http://digilib.mercubuana.ac.id/
komputer pada video dari Handycam, CCTV Camera atau sumber lainnya. Bisa juga digunakan untuk membuat content karaoke. (Title, subtitle, lyrics). Kebutuhan tersebut muncul karena pada umumnya pada suatu event digunakan beberapa kamera video yang secara langsung pada layar Liquid Crystal Display (LCD). Pada aplikasi ini digunakan beberapa input video dan output video. Untuk melakukan seleksi terhadap video digunakan rangkaian untuk memilih input video yang ingin untuk ditampilkan. Selain secara manual, pemilihan input video dapat dilakukan secara otomatis dengan menggunakan mikro kontroler. Proses mixing yang dilakukan adalah melakukan control intensitas dari sinyal video. Dalam penelitian ini alat video mixer yang dapat diprogram telah direncanakan, dibuat, dan diuji bekerja dengan baik sesuai dengan fungsinya
Gambar 4.15 Video Mixer Tipe Roland V-8, Eight .
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.4.4 Proses Video Mixer PC room berfungsi sebagai jalur akhir sinyal audio maupun video, maka input beberapa sumber sinyal yang ada, diakomodasikan pada beberapa tombol video mixer sederhana seperti ditunjukkan pada Gbr19. Video mixer khusus untuk PC room umumnya mempunyai jumlah input yang lebih banyak daripada video mixer studio Video mixer Gambar 4.18 mempunyai dua bus, bus-A dan bus-B yang masing-masing mempunyai jumlah sinyal input yang sama. Seperti terlihat pada gambar, input tersebut adalah, blk (sinyal black). C-1 (kamera-1), C-2 (kamera-2), VTR, CG (character generator), dan rem (remote, sinyal dari luar stasiun penyiaran seperti dari transmisi satelit, siaran luar, dsb). Dalam hal video mixer PC room, sinyal input itu dapat diganti sebagai, St-1 (studio-1), St-2 (studio-2), VCR-1, VCR-2, CG, rem-1, rem-2, dsb. Preview Bus Mix Bus A Mix Bus B Program Bus Gambar 4.18 Panel video mixer PC room
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Preview-bus, yang mempunyai jumlah dan sinyal input yang sama dengan bus-A, digunakan untuk memantau semua input yang ada sebelum menjadi sinyal output PC room melalui sebuah video monitor. Sedang program-bus digunakan untuk menentukan langsung output PC room bila tombol-mix tidak diaktifkan. Bila tombol-mix diaktifkan, maka output PC room ditentukan oleh posisi fader (di bawah atau di atas) dan oleh setiap input bus-A ataupun bus-B yang aktif. Seperti dicontohkan pada Gambar 4.18 dimana tombol yang aktif masing-masing diberi tanda lingkar merah, maka output PC room adalah dari kamera-2. Selanjutnya, pergantian output PC room dilakukan dengan mengubah posisi fader ke atas, dan output tertentu dari tombol mana yang aktif dari bus-A. Mengenai operasional video mixer yang sebelumnya sudah dibahas sedikit., selanjutnya akan dijelaskan operasi lainnya. Program-bus, tombol wipe pattern untuk fungsi transisi video mixer tersebut. Program-bus adalah deretan input beberapa video yang sama dengan Bus-A maupun Bus-B, yang dapat mengambil alih fungsi mixing diantara Bus-A dan Bus-B bila tombol MIX dilepas (tally light tombol MIX, padam). Situasi itu ditunjukkan pada ilustrasi Gambar 4.19 dimana, input video terpilih pada Program-bus adalah Camera-1. Bila mode wipe dioperasikan, maka transisi antara Bus-A dan Bus-B akan mengikuti pola gambar wipe (wipe pattern) tertentu yang dipilih untuk posisi C1 yang lain misalnya. Sekelompok tombol wipe-pattern ditunjukkan pada Gambar 4.20
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 4.19 Output video mixer tertentu dari Program-bus.
arah transisi
Gambar 4.20 Output video mixer moda wipe Pada operasi wipe seperti ditunjukkan pada Gambar 4.20
, wipe
pattern yang dipilih adalah transisi-horizontal seperti yang dilingkari, sementara sebagai input Bus-A dipilih Camera-1, dan pada Bus-B dipilih Camera-2. Sehingga ketika fader berada pada posisi tengah, maka gambar pada line-out mixer seperti ditunjukkan pada gambar, yaitu setengah gambar dari C1 dan setengahnya lagi adalah gambar dari C2, dengan transisi ke arah kanan. Pada proses transisi itu, gambar C1 menuju fading-in dan gambar C2 menuju fading-out.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.4.5 VCR (Video Cassete Recorder) Adalah ruang pemusatan perangkat rekam putar (recorder/player) atau VCR (video cassette recorder). Setiap unit VCR mendapat sinkronisasi dari master control berbentuk sinyal black-burst atau color-black (sistem Amerika Serikat). Dengan sinyal referensi ini (proses genlock), maka sinyal dari VCR (play mode) telah mengalami sinkronisasi dari master control, sehingga dapat diolah oleh user, yaitu studio ataupun programme continuity. Dalam satu ruang biasanya diinstal lebih dari tiga unit VCR, dan masing-masing unit dapat di assign ke user manapun sebagai reecoder atau player. Pada posisi assignment, switch local/remote (biasanya toggle switch) harus pada posisi remote, yang artinya, seluruh kontrol telah didelegasikan ke user, sehingga user dapat melakukan kontrol play, rewind, record dari meja kontrol di sub control studio bersangkutan Studio Area
MCR
VCR Room VCR 1
VCR 1
Gambar 4.21 VCR dalam posisi record mode Untuk record mode, posisi record assignment switch diilustrasikan pada Gambar 4.21 di depan yang dilukiskan kembali pada Gambar 4.21 . Pada Gambar 4.21 , VCR2 di assign ke Studio-2 yang pemilihannya ditunjukkan dengan lingkaran merah pada crossbar bersangkutan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Mesin alat rekam video sendiri seperti telah disinggung di depan, bahwa saat ini telah mempunyai ukuran yang makin kecil, baik peralatan sendiri maupun pita rekamnya. Disamping itu dalam perkembangannya dari generasi pertama sampai sekarang telah mengalami beberapa inovasi pada pengolahan sinyalnya, yaitu dari format analog menjadi format digital. Demikian pula untuk sinyal videonya, mengalami perubahan, yaitu, dari format composite
sampai format component
Tabel - 4.1 berikut menunjukkan perkembangan teknologi mesin rekam tersebut yang menunjukkan beberapa format VTR/VCR Tabel-4.1 Format VTR/VCR Ukuran Pita
Format
Video
Kompresi
Pabrikan
2 inci
Composite
Tidak
2
Ampex,Hitachi
1 inci
Composite
Tidak
1
Ampex,Bosch
D1
component
tidak
¾
Sony
D2
composite
tidak
¾
Sony, Ampex
D3
composite
tidak
½
Panasonic
D4
-
-
D5
component
tidak
½
Panasonic
D6
component
ya
¾
-
D7(DVCPRO)
component
ya
¼
Panasonic, Ikegami, Philips
Betacam SX
component
ya
½
Sony
DVCPRO 50
component
ya
¼
Panasonic
(inhi)
not used
Situasi ruang VTR ditunjukkan pada Gambar 4.22, yaitu menunjukkan mesin VTR 2 inci dari Hitachi. Nampak di atas mesin, gelondong (reel) pita 2 inci terpasang. Pada gambar berikutnya ditunjukkan mesin VTR 1 inci format-B dalam versi portable dengan berat ± 20 kg.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Pada Gambar 4.23
ditunjukkan posisi tombol pengatur ‘local dan
remote’ untuk moda assignment VTR. Pada posisi remote, user dapat mengatur, play, rewind, record dari VTR bersangkutan pada sub control desk user.
Gambar 4.22 Situasi VTR room
Gambar 4.23 Mesin VTR 1 inci format-B yang portable. Perekaman sinyal audio dan video direkam menggunakan pita magnetik dengan ukuran tertentu sesuai jenis VTR/VCR tersebut seperti ditunjukkan pada Tabel 4.1. Perekaman magnetik mempunyai jalur atau track dengan pola tertentu.
http://digilib.mercubuana.ac.id/