BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum SCTV 4.1.1. SCTV Surya Citra Televisi atau dikenal dengan sebutan SCTV merupakan stasiun televisi keluarga yang paling lengkap ragam acaranya. Merupakan stasiun terkemuka yang paling kreatif dan inovatif dalam industri media saat ini yang sedang tumbuh. Bersama-sama dengan induk perusahaan PT Surya Citra Media, Tbk, SCTV mengembangkan potensi usahanya hingga mancanegara dan menembus batasan konsep siaran tradisional menuju konsep media baru. Bermula dari Jl. Darmo Permai, Surabaya, Agustus 1990, siaran SCTV diterima secara terbatas untuk wilayah Gerbang Kertosusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoardjo dan Lamongan) yang mengacu pada izin Departemen
Penerangan
No.
1415/RTF/K/IX/1989
dan
SK
No.
150/SP/DIR/TV/1990. Satu tahun kemudian, 1991, pancaran siaran SCTV meluas mencapai Pulau Dewata, Bali dan sekitarnya. Baru pada tahun 1993, berbekal SK Menteri Penerangan No 111/1992 SCTV melakukan siaran nasional ke seluruh Indonesia. Untuk mengantisipasi perkembangan industri televisi dan juga dengan mempertimbangkan Jakarta sebagai pusat kekuasaan maupun ekonomi, secara bertahap mulai tahun 1993 sampai dengan 1998, SCTV memindahkan basis operasi siaran nasionalnya dari Surabaya ke Jakarta.
Pada tahun 1999 SCTV melakukan siarannya secara nasional dari Jakarta. Sementara itu, mengantisipasi perkembangan teknologi informasi yang kian mengarah
pada
multimedianya
konvergensi dengan
media
meluncurkan
SCTV situs
mengembangkan
potensi
http://www.liputan6.com,
http://www.liputanbola.com Melalui ketiga situs tersebut, SCTV tidak lagi hanya bersentuhan dengan masyarakat Indonesia di wilayah Indonesia, melainkan juga menggapai seluruh dunia. Dalam perkembangan berikutnya, melalui induk perusahaan PT. Surya Citra Media tbk (SCM), SCTV mengembangkan potensi usahanya hingga mancanegara dan menembus batasan konsep siaran tradisional menuju konsep industri media baru. SCTV menyadari bahwa eksistensi industri televisi tidak dapat dipisahkan dari dinamika masyarakat. SCTV menangkap dan mengekspresikannya melalui berbagai program berita dan feature produksi Divisi Pemberitaan seperti Liputan 6 (Pagi, Siang, Petang dan Malam), Buser, Topik Minggu Ini, Sigi dan sebagainya. SCTV juga memberikan arahan kepada pemirsa untuk memilih tayangan yang sesuai. Untuk itu, dalam setiap tayangan SCTV di pojok kiri atas ada bimbingan untuk orangtua sesuai dengan ketentuan UU Penyiaran No: 32/2002 tentang Penyiaran yang terdiri dari BO (Bimbingan Orangtua), D (Dewasa) dan SU (Semua Umur). Jauh sebelum ketentuan ini diberlakukan, SCTV telah secara selektif menentukan jam tayang programnya sesuai dengan karakter programnya. Dalam kurun waktu perjalanannya yang panjang, berbagai prestasi diraih dari dalam dan luar negeri antara lain: Asian Television Awards (2004 untuk program kemanusian Titian Kasih (Pijar), 1996 program berita anak-anak Krucil),
Majalah Far Eastern Economic Review (3 kali berturut-turut sebagai satu dari 200 perusahaan terkemuka di Asia Pasific), Panasonic Awards (untuk program berita, pembaca berita dan program current affair pilihan pemirsa) dan sebagainya. Semua itu menjadikan SCTV kian dewasa dan matang. Untuk itu, manajemen SCTV memandang perlu menegaskan kembali identitas dirinya sebagai stasiun televisi keluarga. SCTV telah melakukan transisi ke platform siaran dan produksi digital, yang merupakan bagian dari kebijakan untuk secara konsisten mengadopsi kecanggihan teknologi dalam meningkatkan kinerja dan efsiensi operasional. Dalam semangat yang sama, kebijakan itu telah meletakkan penekanan yang kokoh pada pembinaan kompetensi individu di seluruh aspek untuk mempertajam basis pengetahuan seraya memupuk talenta, kreativitas dan inisiatif. Inilah kunci untuk memperkuat posisi SCTV sebagai salah satu dari stasiun penyiaran terkemuka di Indonesia.41
41
HRD SCTV
4.1.2 Visi dan Misi SCTV a. Visi : Menjadi stasiun televisi unggulan yang memberikan kontribusi terhadap pembangunan dan pencerdasan kehidupan bangsa. b. Misi : Membangun SCTV sebagai jaringan stasiun televisi swasta terkemuka di Indonesia dengan : 1. Menyediakan beragam program yang kreatif, inovatif dan berkualitas yang membangun bangsa. 2. Melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik (good coporate governance) 3. Memberikan
nilai
tambah
kepada
seluruh
stakeholder.42 4.1.3. Logo SCTV
LOGO BARU
Filosofi logo SCTV adalah sebagai berikut :
Makna Logo SCTV menampilkan wujud Matahari dalam bentuk bulat utuh, yang bermakna SCTV kini berusia matang dan dalam wujudnya yang terbaik.
Matahari tersebut menyinari teks SCTV yang berwarna biru, yang mewakili unsur langit. Hal ini mengandung makna SCTV yang selalu cerah, cemerlang, berwawasan, variatif, inovatif, serta menghibur dalam setiap programnya.
Teks SCTV berkesan dinamis-modern, menyiratkan kemauan untuk terus berkembang sejalan dengan selera pemirsa dan kemajuan zaman. Teks SCTV yang berkesinambungan bermakna adanya ikatan yang kuat, baik didalam lingkungan internal SCTV maupun antara SCTV dan para pemirsanya.
Makna Slogan SCTV
SCTV Ngetop (1997-2005), Ayo SCTV (1993-1997), Selalu Siap Menemanimu (1993-1997)sejak Januari 2005 , SCTV mengubah logo dan slogannya menjadi lebih tegas dan dinamis Slogan SCTV ialah :
SATU UNTUK SEMUA Slogan ini bermakna SCTV sebagai satu-satunya stasiun televisi untuk semua kalangan dan usia. Makna selanjutnya ialah SCTV sebagai satu-satunya stasiun televisi yang inovatif menayangkan berbagai jenis program acara yang sangat beragam dan variatif. Makna lainnya ialah SCTV memiliki cita-cita untuk menjadi nomor satu bagi pemirsanya.43
42 43
HRD SCTV Ibid
4.1.4. Struktur Organisasi SCTV
44
HRD SCTV
4.1.5. Divisi News
Divisi News merupakan salah satu Divisi yang termasuk dalam suatu Departemen program di SCTV. Divisi Newe terletak dilantai 8 dan 9 tower Senayan City SCTV, Divisi News sendiri terbagi menjadi 2 jenis berita diantaranya:
1. Bulletin Bulletin News adalah berita-berita yang merupakan berita spot atau terikat waktu sehingga penayangannya terkadang harus aktual,
Bulletin juga
merupakan suatu program berita menjadi identitas dari program berita SCTV, program yang termasuk dalam Bulletin News adalah : Liputan 6 Pagi, Liputan 6 Siang, Liputan 6 Petang, dan Liputan 6 Malam. 2. Magazine Magazine News adalah tayangan-tayangan yang mengandung unsur informasi dan hiburan sehingga penayangannya tidak terkait waktu (penayangannya dapat diulang-ulang) dan yang termasuk dalam Magazine News adalah : Sigi, Potret.
4.1.6. Target Audiens
Target pemirsa SCTV adalah keluarga yang selalu menginginkan yang terbaik dan selalu ingin meningkatkan kualitas dari hidupnya. SCTV hadir untuk mengakrabkan keluarga serta sebagai jendela dunia yang mengantarkan keluarga
agar dapat menyaksikan berbagai macam trend yang berkembang dan keadaan aktual melalui berbagai macam program yang ditawarkannya.
Profil pemirsa SCTV : - Jenis kelamin
: Laki-laki dan perempuan
- Tingkat ekonomi
: Menengah ke atas ( ABC )
- Usia
: 10 tahun ke atas
- Pekerjaan
: ibu rumah tangga, white collar, pelajar, mahasiswa.
- Tingkat pendidikan : SMP ke atas
4.2 Program Siaran SCTV Program SCTV dirancang seimbang antar pertimbangan kepentingan selera dan kepuasan pemirsa, pemasangan iklan, peraturan pemerintahan dan etika yang berlaku. Program hiburan, pengetahuan dan informasi SCTV pada dasarnya terbagi menjadi tiga bagian. Yang pertama program News, antara lain berupa paket program berita Liputan 6 Pagi, Liputan 6 Siang, Liputan 6 Petang dan Liputan 6 Malam, dan berita kriminal Buser serta beberapa program berita lainnya. Yang kedua adalah program General Entertainment, program ini terdiri dari variety show, musik, sinetron, kuis, film dan lain-lain. Yang terakhir adalah program Sport, dimana program ini berkaitan dengan evebt-event besar olahraga. Sebagai stasiun televisi swasta pertama di Indonesia, perjalanan SCTV penuh dengan kreatif yang berbeda. Tingkat kesulitan yang tinggi dan menantang. Dalam menghadapi persaingan televisi swasta di Indonesia, SCTV menerapkan filsafah persaingan dan keharmonisan. Persaingan selalu diartikan sebagai usaha
untuk selalu maju, sedangkan keharmonisan didudukan dalam peran dari misi ini yang seharusnya diemban oleh setiap stasiun televisi swasta yaitu sebagai media informasi, hiburan dan media untuk mendukung program pendidikan dalam mencerdaskan bangsa.
4.2.1 Program Berita “ Liputan 6 Siang “ di SCTV Program berita Liputan 6 Siang merupakan salah satu berita yang diproduksi oleh News Gathering SCTV. Program pemberitaan SCTV dimulai pada tahun 1990. Liputan 6 Siang ditayangkan setiap hari Senin sampai Minggu pada pukul 12.00 WIB yang berdurasi 30 menit dan disesuaikan pada jam break time atau jam istirahat,dimana masyarakat pada umumnya sedang melakukan aktifitas istirahat. Program Liputan 6 siang menayangkan berita-berita yang yang aktual, faktual, yang dapat menjadi inspirasi yang terangkum dalam sebuah paket berita. Liputan 6 Siang adalah program berita yang merupakan hasil berita yang terjadi pada malam hari dan pagi hari.berita-berita yang ditayangkan di Liputan 6 Siang juga didapat langsung dari kontributor yang berada didaerah. Liputan 6 Siang memiliki beberapa Biro-biro untuk menunjang berita-berita yang akan ditayangkan di Liputan 6 Siang. Target audiens pada Liputan 6 Siang adalah kaum wanita khususnya Ibu-ibu yang berusia antara 28-45 tahun yang bekerja maupun yang tidak bekerja, oleh karena itu berita-berita yang akan ditayangkan pada Liputan 6 Siang disesuaikan dengan yang diinginkan oleh audiens. Liputan 6 Siang memiliki tiga segmen dalam penayangan siaran program berita.
Liputan 6 Siang berusaha menayangkan berita-berita yang diinginkan oleh masyarakat, namun Liputan 6 Siang tidak hanya menayangkan berita-berita sosial, san inspiratif namun juga sedikit di bumbui dengan menayangkan berita politik dan kriminal. Liputan 6 Siang tidak menayangkan berita-berita yang tidak berat dikarenakan Liputan 6 Siang lebih didominasi oleh kaum wanita sehingga berita-berita yang ditayangkan merupakan berita-berita yang ringan.
4.3 Hasil Penelitian 4.3.1 Pihak Yang Terlibat Dalam Keredaksian Pada penelitian ini, peneliti mengumpulkan arsip dan dokumentasi yang berkaitan dengan penelitian. Arsip dan dokumentasi tersebut berupa salinan wawancara dengan pihak yang terlibat dalam proses produksi Liputan 6 Siang dan berdasarkan pengamatan langsung oleh penulis dalam proses produksi Liputan 6 Siang. Peneliti ingin mendeskripsikan lebih cermat, mendalam dan relevan berupa hasil penelitian deskriptif, wawancara mendalam dan observasi serta nara sumber yang peneliti libatkan dalam penelitian diantaranya Lieta Haryani dan Lucky Safitri (Produser Liputan 6 Siang), Sufi Tanjung dan David Silahooij (Reporter), Dwi Nindyas dan Yuli sasmito (Kameraman), M.Hikmat dan Syamsul (Editor). Setelah mengadakan wawancara mendalam dan observasi dengan para nara sumber yang terkait dengan penelitian proses produksi Liputan 6 Siang pada bulan Juni dan Juli, peneliti akan meneliti urutan-urutan tugas keredaksian Liputan 6 Siang dalam menyajikan program tayangan peristiwa atau kejadian yang berdasarkan fakta. Proses keredaksian menunjang jalannya proses produksi
yang dilakukan untuk menampilkan tayangan berita yang menarik. Proses keredaksian mulai dari persiapan dalam menentukan berita, peliputan hingga penayangan menjadi suatu alur dalam proses produksi. Redaksi Liputan 6 Siang dalam kegiatan proses produksi yang dilakukan tidak banyak berbeda dengan yang dilakukan oleh program berita lainnya. Secara keseluruhan, hal itu memerlukan aspek-aspek pertimbangan berupa pedoman kerja keredaksian dalam melaksanakan tahapan atau langkah-langkah yang terdiri dari, yaitu: proses pra produksi, produksi, pasca produksi.
BAGAN I
Proses Produksi Prorgram berita Liputan 6
Pra produksi
Rapat Redaksi
Plotting/Proyeksi
Mengumpulkan data-data Persiapan Peralatan Liputan
Produksi
Liputan
Mengumpulkan berita dan datadata Membuat Naskah/Script
Pasca Produksi
Editing
Digital Analog
Mengisi suara/Dubbing ON AIR
4.3.2 Pra Produksi Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan dalam tahap pra produksi, aktivitas awal yang dilakukan adalah seorang produser biasanya menyiapkan berita-berita yang akan ditayangkan dan Produser terlebih dahulu memilih berita-berita yang layak dan tidak layak untuk ditayangkan pada hari itu, berita-berita yang dipilih oleh produser merupakan hasil dari daftar proyeksi yang dipegang oleh koordinator liputan atau koordinator daerah yang telah disediakan di biro-biro tiap kota mengenai berita-berita apa saja yang sedang diliput dan
sedang terjadi atau kronologis kejadian berita yang sedang diliput dan siapa saja yang meliput. Namun berita yang dihasilkan sesuai dengan mengikuti perkembangan berita yang terjadi, dan biasanya produser juga dapat ikut dalam kegiatan peliputan peristiwa. Akan tetap produser juga memiliki tanggung jawab dalam keredaksian yang berlangsung. Seperti yang telah di jelaskan oleh Lucky Safitri selaku Produser Liputan 6 Siang sebagai berikut:45 “dilihat dari idealnya seorang produser harus ikut liputan juga, namun tugas peliputan telah diberikan kepada reporter dan kameraman untuk mencari berita, sehingga semua sesuai dengan tugas dan proposisinya, namun jika skala berita yang cukup besar, saya sebagai produser harus ikut peliputan untuk menghandle keadaan yang terjadi dilapangan.” Tugas seorang produser tidak hanya berkoordinasi dengan tim liputan yang bertugas dilapangan, namun produser juga berkoordinasi dengan koordinator liputan dan koordinator daerah dalam menentukan berita yang layak dan tidak layak untuk ditayangkan, atau berita yang menarik dan yang kurang menarik. Setelah produser menentukan berita-berita yang akan ditayangkan kemudian produser memasukkan berita-berita yang telah ditentukan kedalam rundown (susunan berita). Produser menyiapkan dan menyusun berita yang akan ditayangkan sesuai dengan nilai berita, dengan menempatkan berita-berita yang menarik diawal, dan berita yang lebih ringan seperti berita inspiratif diakhir. Dalam menentukan berita produser dan koordinator peliputan melakukan rapat redaksi untuk menentukan berita-berita yang akan ditayangkan. 45
Wawancara dengan Lucky Safitri selaku Produser Liputan 6 Siang, 15 Juli 2010 pkl 16.00 WIB
Rapat redaksi selalu dilakukan pada pagi hari pukul Sembilan pagi. Hai ini berkaitan dengan pernyataan Lieta Haryani sebagai berikut: 46
“ Rapat redaksi biasanya dilakukan tiga kali rapat untuk Liputan 6 pagi diadakan pada malam hari jam 23.00 WIB, rapat untuk Liputan 6 Siang setiap pukul 09.00WIB sedangkan rapat untuk Liputan 6 Petang diadakan pada pukul 15.00 WIB yang mempunyai menyiapkan materi-materi yang akan masuk kedalam rundown, dan follow up berita-berita yang ada. Sedangkan rapat redaksi pada malam hari pada pukul 19.00 WIB membahas berita yang telah ditayangkan pada liputan 6 sebelumnya, dan produser melakukan proyeksi dengan menentukan plottingan untuk reporter dan kameraman.” Rapat redaksi di adakan untuk menentukan berita apa yang akan diliput, namun terkadang pada saat melaksanakan rapat sering terjadi perdebatan antara Produser, Koordinator Liputan dan Reporter dalam menentukan berita yang akan dibahas dan diliput. Ketika penulis melakukan observasi, penulis melihat perdebatan yang terjadi antara Produser, koordinator lapangan, dan reporter. Seperti produser yang menolak sitayangkan kembali kasus Ariel adan Luna Maya yang menurut Beliau, berita tersebut sudah basi dan tidak layal untuk ditayangkan kembali menjadi sebuah berita yang penting, namun hanya dapat ditayangkan pada akhir acara yang hanya untuk sebagai penutup. Produser meminta kepada koordinator peliputan untuk membahas mengenai kasus yang lebih parenting atau sosial seperti kekerasan pada anak yang terjadi di Jawa Timur, atau mengenai berita yang inspiratif yaitu berita bagaimana seorang ibu bisa mengubah sebuah karung goni menjadi sebuah tas yang unik dan bernilai tinggi di ekspor karena Liputanb 6 mengutamakan parenting, inspiratif dan humanis. 46
Wawancara dengan Lieta Haryani selaku Produser Liputan 6 Siang, 15 Juli 2010 pkl 16.00 WIB
Namun koordinator peliputan berbeda pendapat dengan produser, menurut beliau kasus tersebut masih hangat untuk diliput dan ditayang karena menyangkut seorang public figure yang menjadi panutan bagi masyarakat terutama kalangan pemuda, remaja dan anak-anak pada saat ini, agar dapat menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi masyarakat. Namun pada akhirnya berita yang diangkat harus ditentukan dengan penentuan berita yang didasarkan dengan apa yang di inginkan dengan audiens ataupun menampilkan isu-isu yang sedang hangat dibicarakan oleh masyarakat, hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Lieta Haryani sebagai berikut:47 “ Tidak ada patokan mengenai berita yang akan ditayangkan pada Liputan 6 Siang, tidak hanya berita poltik saja atau kriminal saja, namun kita juga harus menayangkan berita yang sedang hot saat ini namun dilihat dari segi sosialnya. Seperti kasus video Ariel dan Luna Maya, kita tidak membahas mengenai videonya, melainkan kita membahas apa dampak dari penyebaran video tersebut dengan diimbangi dengan pernyataan seorang Psikolog.”
Ketika Produser menayangkan kasus video Ariel-Luna, Liputan 6 Siang tidak membahas mengenai video yang dilakukan oleh tersangka, namun produser ingin memberikan pelajaran bagi masyarakat apa dampak dari video tersebut bagi remaja dan anak-anak saat ini. Agar para orang tua dapat bertindak dengan baik dan selalu berusaha menanamkan pelajaran kepada anak-anaknya, dan kasus ini harus didukung dengan pernyataan serorang psikolog mengenai efek dari video tersebut bagi kalangan pemuda, remaja, dan anak-anak.
47
Wawancara dengan Lieta Haryani selaku Produser Liputan 6 Siang, 15 Juli 2010 pkl 16.00 WIB
Setelah menentukan berita yang akan diliput produser memberikan plotting atau proyeksi kepada seorang reporter, dan reporter harus mempersiapkan data-data yang sesuai dengan berita yang akan diliput, menghubungi nara sumber untuk membuat janji wawancara mengenai berita yang terkait. Setelah itu reporter membuat surat jalan dan berkoordinasi dengan kameraman dan mempersiapkan peralatan peliputan. Mulai dari kamera, kaset, mic, dan tripod. Dan tidak lupa juga berkoordinasi dengan driver.
4.3.3 Produksi Dalam sebuah proses produksi, proses yang berlangsung didalam keredaksian dengan proses yang terjadi didalam peliputan saling menunjang kelangsungan sebuah siaran. Berdasarkan hasil observasi peneliti tahapan produksi meliputi proses peliputan yang dilakukan oleh tim liputan ketika merekan mencari berita yang berdasarkan proyeksi yang diberikan oleh koordinator peliputan. Tim liputan yang ditugaskan untuk mencari berita diantaranya Reporter, Kameraman dan Driver. Biasanya mereka saling bekerja sama dalam mencari berita. Seorang reporter bertugas mencari data-data dan nara sumber yang terpercaya untuk dapat melakukan wawancara, dan kameraman bertugas mencari gambar berita yang layak ditayangkan untuk masyarakat, sedangkan tugas seorang driver mengantar dan membantu reporter dan kameraman ketika mereka saling membutuhkan. Tim peliputan saling membantu satu sama yang lain, maka dibutuhkannya kerja sama dan kekompakan dalam menjalankan peliputan.
Pada program berita Liputan 6 Siang, pembagian tugas tim liputan di atur oleh koordinatoor lapangan dan produser. Pembagian tugas yang telah di buat oleh koordinator peliputan berdasarkan ploting atau proyeksi seperti apa berita yang akan diliput dan gambar dan angle mana yang akan diambil. Walau sudah ada ploting yang diberikan koordinator liputan terkadang tanpa diduga adanya berita yang baru terjadi sehingga menyebabkan perubahan pencarian berita berdasarkan ploting-an. Hal ini ditegaskan oleh Sufiani Tanjung selaku Reporter lapangan sebagai berikut :48 “ ketika saya melakukan peliputan dalam mencari berita, sebenarnya semua sudah ada plottingannya sehari sebelumnya yang telah dibuat oleh Produser dan Koordinator Peliputan, tetapi kalau ada berita dadakan yang baru terjadi yang diinformasikan oleh kantor, saya sebagai reporter harus siap dengan segala penugasan yang diberikan oleh kantor sebagai seorang jurnalistik ketika mencari sebuah berita.”
Hasil observasi yang peneliti lakukan persiapan yang dilakukan oleh seorang Reporter sebelum melakukan peliputan, biasanya melihat ploting atau proyeksi penugasan terlebih dahulu, kemana harus meliput dan apa yang akan diliput, maka untuk melengkapi ploting biasanya melakukan riset terlebih dahulu untuk melihat perkembangan berita yang akan diliput, seperti yang dijelaskan oleh David Silahooij selaku Reporter dan News Anchor sebagai berikut :49 “ Sebelum melakukan peliputan biasanya melihat plot yang telah dibuat oleh Koordinator Peliputan dan Produser, lalu melakukan riset terlebih dahulu dari internet atau media cetak dan menghubungi nara sumber yang sesuai dengan berita yang akan diliput untuk mengetahui perkembangan berita yang akan kita liput agar tidak ketinggalan berita, setelah itu baru menyiapkan peralatan yang biasanya dilakukan oleh kameraman, dan mengurus surat jalan kendaraan utuk liputan. 48 49
Wawancara dengan Sufiani Tanjung selaku Reporter Liputan 6 Siang, 14 Juli 2010 pkl17.00WIB Wawancara dengan David Silahooij selaku Reporter Liputan 6 Siang, 15 Juli 2010 pkl10.00 WIB
Dan setelah mendapatkan data, dan peralatan peliputan sudah lengkap maka tim atau kru liputan segera berangkat kelokasi yang dituju. Dan proses selanjutnya yang dilakukan tim liputan pada saat dilapangan dengan melihat keadaan dan situasi yang terjadi dilapangan, seperti yang dikatakan oleh David Silahooij selaku Reporter:50 “ Sesampainya dilokasi , biasanya saya melihat keadaan dan kondisi yang terjadi di lapangan lalu saya ambil data awal yang telah saya persiapkan sesuai dengan berita yang akan diliput, lalu berkoordinasi dengan kameraman untuk mengambil gambar atau moment yang ada dilapangan, namun sebelum nara sumber tiba dilokasi biasanya yang dilakukan adalah mencari data terlebih dahulu.”
Setelah sesampai ditempat kejadian atau peristiwa berita, reporter melakukan hunting lokasi untuk mengetahui keadaan sekitar. Kemudian mengumpulkan data sebanyak mungkin dari nara sumber, setelah itu reporter akan menyusun data yang telah didapat sejelas mungkin. Kemudian menghubungi nara sumber untuk melengkapi data yang telah didapat agar berita yang dihasilkan berimbang. Kemudian reporter berkoordinasi dengan kameraman dalam mengambil video gambar berita yang sesuai dengan data-data yang terkumpul dan didukung dengan video gambar hasil wawancara dengan nara sumber yang berkaitan dengan berita yang sedang diliput.
50
Wawancara dengan David Silahooij selaku Reporter Liputan 6 Siang, 15 Juli 2010 pkl10.00 WIB
Namun terkadang antar reporter dan kameraman sering terjadi kesalahpahaman dalam pengambilan angle video yang sesuai dengan data-data. Seperti seorang kameraman mengambil gambar yang tidak sesuai dengan data mengenai Ba’Asyir Muhammad, sedangkan reporter ingin gambar hasil wawancara dan keadaan peristiwa dan kejadian sehingga berita yang dihasilkan tidak berimbang. Maka untuk menghadapi permasalahan yang terjadi maka reporter dan kameraman harus mengambil jalan tengah dengan menyesuaikan dengan data-data yang ada. Kameraman harus mengambil video gambar hasil wawancara dengan Ba’Asyir dan peristiwa penangkapan beliau. Dan segera berkoordinasi dengan kameraman seperti yang dikatakan oleh Sufiani Tanjung selaku reporter lapangan sebagai berikut:51 “ Ketika berada dilapangan, biasanya reporter dan kameraman selalu berada dilapangan untuk meliput langsung kejadian seperti apa dilapangan pada saat itu adalah reporter dan kameraman, jadi reporter mempunyai wewenang untuk memutuskan bila plotting atau penugasan meliput tidak sesuai dengan situasi dilapangan untuk konfirmasi kepada koordinator liputan atau produser bahwa berita yang kita liput tidak memungkinkan untuk ditayangkan atau mengkoordinasi kita mengambil angle lain karena ada yang lebih menarik untuk dijadikan berita.” Sedangkan reporter dan kameraman biasanya melakukan koordinasi dalam mengambil dan mengetahui mana angle yang diliput dan soundbite mana yang diambil untuk memudahkan reporter dalam membuat naskah. Namun tidak sering reporter dan kameraman mengalami perdebatan mengenai menentukan angle yang sesuai dengan data-data yang dimiliki oleh reporter. Hingga akhirnya mereka harus menyelesaikan dengan menyesuaikan data dan angle pada sebuah berita.
51
Wawancara dengan Sufi Tanjung selaku Reporter Liputan 6 Siang, 14 Juli 2010 pkl 17.00 WIB
Ketika dalam melakukan peliputan dilapangan telah mendapatkan data yang cukup, maka tim liputan kembali kekantor, untuk membuat naskah berita, dan kameraman langsung ke library untuk melakukan injest gambar. Lalu diserahkan kepada editor untuk segera diedit hasil gambar berita yang telah diliput. Namun sebelum diserahkan ke Produser biasanya reporter melihat terlebih dahulu gambar yang telah diedit untuk disesuaikan dengan naskah yang telah dibuat dan di preview ulang untuk memastikan tidak adanya kesalahan dan kekurangan gambar ketika dtayangkan. Setelah itu baru berita tersebut diserahkan kepada produser untuk di preview, menarik atau tidak untuk ditayangkan. Jika hasil liputan sudah dinyatakan layak untuk ditayangkan, maka tim liputan menunggu hasil liputan tersebut utnuk ditayangkan baru reporter biasanya bisa meninggalkan kantor. Selain proses peliputan tahap produksi yang dilakukan juga berkaitan dengan proses yang dilakukan pada redaksi dalam menyiapkan segala kebutuhan untuk ditayangkan. Jika dalam proses peliputan lapangan biasanya pihak yang terlibat adalah reporter, kameraman dan driver namun dalam keredaksian adalah seorang Asistan Produksi yang terlibat dalam proses produksi, pra produksi, dan pasca produksi. Tugas seorang asistan produksi adalah menyiapkan naskah, menyiapkan gambar dan menyiapkan kebutuhan siaran seperti kaset, rundown dan credit title untuk diberikan kepada kru yang bertugas saat siaran berlangsung. Seorang assisten produksi memiliki peran penting dalam jalannya proses produksi dalam suatu redaksi.
Dalam keredaksian tahapan produksi yang dilakukan oleh Asistan produksi dapat dilihat berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti sebagai berikut : a. Menyiapkan naskah, biasanya terlebih dahulu dengan melihat rundown atau susunan berita yang telah dibuat oleh Produser mengenai berita-berita apa saja yang akan ditayangkan. b. Meyediakan dan menyiapkan naskah yang telah dikirim oleh kontributor daerah maupun tim liputan yang bertugas melalui Email redaksi berdasarkan berita- berita yang telah dibuat dan disusun
berdasarkan
berkoordinasi
dengan
rundown.
Biasanya
kontributor
daerah
Asisten atau
produser
koordinator
peliputan, apabila terjadi kesalahan dan kendala dalam menyiapkan naskah, biasanya kendala yang dihadapi adalah mengenai ketepatan
waktu
dalam
menyiapkan
naskah
dan
dalam
menayangkan berita, hal ini didasarkan oleh peristiwa yang sedang terjadi dan diliput masih berlangsung maka tim liputan akan membuat atau mengirim naskah lewat waktu yang telah ditentukan, sehingga produser mengetahui perkembangan berita aktual telah terjadi dan memastikan berita yang diliput layak atau tidak untuk ditayangkan. Ketika menyiapkan naskah tidak terlepas dari durasi yang dibutuhkan dalam mempersiapkan kebutuhan siaran. c. Jika naskah mengenai berita-berita yang akan ditayangkan telah tersedia, lalu naskah tersebut disimpan dalam format RTF ( Rich
Text Format) kemudian diberikan pada grafis naskah dapat dipindahkan kedalam rundown diberi tanda N yang menandakan bahwa naskah dapat segera diedit oleh produser maupun asisten produser. d. Naskah yang telah siap, segera diedit oleh produser dan selanjutnya menyiapkan gambar atau video berdasarkan berita-berita yang akan ditayangkan. Gambar atau video yang dikirim oleh kontributor daerah melalui internet ( FTP) atau melalui messenger yang dikirim dengan kaset, sedangkan berita yang dihasilkan di daerah Jakarta dan sekitarnya biasanya ketika selesai melakukan peliputan, kameraman langsung menuju library untuk menginjest gambar dengan mencatat time code dan memotong gambar atau untuk menentukan soundbite yang dipakai sebelum melakukan edit. Apabila gambar atau video dari kontributor daerah maupun tim liputan telah siap maka gambar atau video tersebut segera diinjest atau dipindhkan kedalam komputer editing untuk segera diedit oleh editor. Sebelum di edit biasanya gambar atau video. diserahkan kepada poduser untuk dilihat apakah berita layak untuk ditayangkan atau tidak, karena Liputan 6 Siang memberikan berita yang berdasarkan gambar-gambar yang sesuai dan memadai.
4.3.4 Pasca Produksi Yang dilakukan pada tahap pasca produksi berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti adalah tahap editing, menurut M. Rakhmat tahap editing, yaitu mengedit, menyelaraskan, memilih dan menyeleksi gambar yang layak tayang dan memadukannya dengan naskah untuk menjadi suatu tayangan berita yang menarik untuk ditonton oleh masyarakat. Tahapan ini dimulai bila naskah yang telah dibuat oleh reporter dan diedit oleh produser telah selesai diedit dan dapat segera dilakukan dubbing (pengisian suara). Patokan yang digunakan dalam mengedit gambar adalah naskah, karena gambar yang telah didapat harus disesuaikan dengan naskah yang ada, atau gambar mewaikili informasi yang disampaikan berdasarkan naskah. Hal ini yang dijelaskan oleh M.Rakhmat selaku editor senior sebagai berikut :52 “ Mengedit gambar sangat diperlukan ketika membuat sebuah berita. Karena kita harus menyelaraskan antara gambar dan naskah untuk dapat menghasilkan sebuat paket berita yang layak untuk ditayangkan. Hal ini karena editing itu kegiatan penyaring atau filter berita sebelum ditayangkan”
Namun pada saat melakukan editing video gambar, editor mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan karena gambar yang dihasilkan kameraman tidak terlalu banyak yang membuat seorang editor harus melakukan trik dengan cara mengulang gambar yang sama dan diletakkan ditempat yang berbeda dan melakukan slow motion.
52
Wawancara dengan M.Rakhmat selaku editor Liputan 6 Siang, 15 Juli 2010 pkl 13.00 WIB
Tidak hanya itu, editor sering mengalami kesulitan apabila script reporter tidak sesuai dengan video gambar yang diberikan kameraman. Namun seorang editor harus memiliki keahlian untuk mengurangi kesalahan dan menutupi kelemahan suatu gambar berita agar menjasi sebuah berita yang aktual, layak dan menarik bagi masyarakat.
BAGAN II
LIPUTAN
PREVIEW
PENULISAN NASKAH
EDITING
INJEST KASET
DUBBING
ON AIR
Berdasarkan naskah yang telah dibuat oleh reporter dan diedit kembali oleh produser, lalu gambar diedit oleh editor setelah itu naskah tersebut kemudian didubbing dan dimasukan kedalam video. Ketika melakukan edit gambar dibutuhkan dua hingga tiga editor ketika melakukan proses editing, berdasarkan kebutuhan berita yang akan diedit.
Proses editing yang dilakukan, berdasarkan hasil observasi peralatan yang digunakan oleh editor Liputan 6 Siang ketika melakukan proses editing adalah sebagai berikut : a. 2 monitor editing untuk melihat gambar yang diputar dan untuk melakukan pengoperasian software. b. 1 VTR (Video Tape Recorder) untuk merekam gambar yang akan di print dan untuk melihat time code. Tahapan editing yang dilakukan oleh beberapa editor adalah sesuai dengan program berita yang ditayangkan oleh Liputan 6 Siang. Menurut Syamsul waktu yang dibutuhkan ketika melakukan editing sebuah hasil liputan berita spot atau aktual berkisar 3 sampai 5 menit tiap gambar sehigga dibutuhkan kesesuaian waktu yang dilakukan pada tahapan proses produksi untuk mengejar kesesuaian waktu siaran. Terkadang editor mengalami kekurangan gambar yang menjadi suatu masalah ketika melakukan editing. Dalam paket berita pengulangan gambar menjadi satu alternatif dalam mengisi sebuah berita namun harus disesuaikan dengan penyusunan gambar. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Syamsul selaku editor dalam program berita Liputan 6 Siang sebagai berikut : 53 “ Ketika saya mengedit sebuah gambar terkadang kekurangan gambar karena yang dihasilkan kameraman sangat minim, hal ini disebabkan karena kurangnya angle yang pas dan sumber-sumber yang kurang memadai, maka saya melakukan dengan slow motion, mengulang gambar dengan susunan yang berbeda,menggunakan dengan dokumentasi yang ada dan sound dan gambar yang saling melengkapi.” 53
Wawancara dengan Syamsul selaku Editor Liputan 6 Siang, 15 Juli 2010 pkl 14.00 W
Editing yang dilakukan biasanya menggunakan software Avid News Cutter XP yang merupakan standar untuk mengedit. Proses editing juga dilakukan dengan menggunakan editing digital yang digunakan dengan injest dengan menggunakan komputer editing dan editing analog yang digunakan melalui kaset dengan menggunakan monitor. Proses tahapan editing berdasarkan observasi yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Naskah yang telah dibuat oleh reporter dan diedit kembali oleh produser lalu diberikan kepada editor untuk melakukan dubbing oleh dubber kemudian hasil dubbing dimasukan kedalam editing. b. Kemudian melakukan pemotongan dubbing atau mengatur hasil dubbing, seperti membuang ucapan kalimat naskah yang salah agar hasil dubbing dapat didengar dengan jelas oleh audience. c. Setelah itu hasil dubbing disesuaikan dengan gambar yang sudah diinjest (dipindahkan) sebelumnya kekomputer editing, untuk disesuaikan antara audio dan visual. d. Setelah
dilakukan
penyusunan
gambar
dan
pengaturan
dubbing, lalu dilakukan pengeditan berdasarkan angle yang diambil, gambar mana yang dipakai, dan soundbite apa yang dipakai.
e. Jika terdapat gambar yang tidak sesuai seperti pornoaksi atau tersangka pembunuhan, Investigasi maka gambar harus di blur. f. Jika gambar telah selesai di edit maka editor berkoordinasi dengan produser untuk mempreview gambar, apakah gambar sudah dapat ditayangkan atau belum. g. Dan ketika gambar yang telah selesai diedit sesuai, maka gambar
di
print
(dipindahkan
kekaset
master)
untuk
ditayangkan 4.3.5 Proses Siaran Setelah peneliti melakukan penelitian, berdasarkan hasil observasi proses siaran yang berlangsung pada Liputan 6 Siang dilakukan setelah semua proses produksi mulai dari pra produksi, produksi dan pasca produksi yang dilakukan pada keredaksian telah selesai. Segala sesuatu yang dibutuhkan untuk proses penayangan mulai dari naskah, gambar yang di print dalam kaset master, dan rundown sudah siap maka dapat dilakukan proses siaran. Namun ketika siaran dilakukan secara taping maka proses siaran dilakukan satu jam sebelum siaran ditayangkan. Proses siaran yang berlangsung dilakukan d iruang MCR (Master Control Room) dan studio. Diruang Master Control Room, pihak yang bertugas diantaranya adalah : a. Program Director, yang mengatur jalannya proses siaran dari awal hingga akhir. b. Switcherman, yang bertugas menampilkan perpaduan gambar dari beberapa gambar kedalam satu tampilan visual siaran televisi.
c. Dua
operator
VTRman
(Video
Tape
Recorder),
yang bertugas
menampilkan berita-berita yang berdasarkan rundown. d. Dua audioman, yang bertugas mengontrol suara atau audio. e. Produser maupun Assistan produser. Ketika proses siaran terjadi diruang Master Control Room biasanya diatur oleh seorang Program Director yang bertugas mengatur jalannya siaran mulai dari mengatur kamera yang ada distudio hingga penayangan gambar yang diputar oleh VTRman. Produser yang berada diruang Master Control Room bertugas memantau jalannya siaran, bila terjadi kendala pada saat siaran seperti alat-alat yang tiba-tiba mengalami rusak, tidak adanya suara, dan gambar yang putus-putus maka program director segera berkoordinasi dengan produser. Namun jika pada saat siaran berlangsung live maka kendala tersebut diatasi dengan memback up semua berita dengan kaset master. Diruang studio, pihak yang bertugas diantaranya adalah: a) Presenter atau News Anchor b) Floor Director c) Tiga kameraman Proses siaran yang berlangsung didalam studio biasanya diatur oleh seorang Floor Director yang bertugas mengatur kameraman dan presenter pada saat siaran. Floor Director biasanya berkoordinasi dengan Program Director yang berada diruang Master Control Room dalam mengatur kamera, sedangkan kameraman hanya bertugas mengoperasikan kamera sesuai dengan perintah dari Floor Director yang berkoordinasi dengan Program Director.
Peralatan yang digunakan di studio antara lain : a. Terdapat kamera pedestal dengan teknik kamera still atau diam, karena suatu program berita tidak diperlukan menggunakan pergerakan kamera yang berlebihan. b. Terdapat layer LCD untuk memonitoring presenter pada saat tampil dilayar televisi. Ada beberapa teknik pengambilan gambar yang digunakan dalam proses siaran program berita Liputan 6 Siang sebagai berikut: a. MCU (Medium Close Up) adalah pengambilan gambar mulai dari atas kepala presenter hingga bahu
4.4
Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti peroleh, maka dalam
pembahasan ini penulis akan membahas hasil penelitian tersebut berdasarkan fokus penelitian yang penulis cantumkan dalam Bab III serta literature yang akan penulis gunakan. Pada proses produksi program berita Liputan 6 Siang bulan Juni dan Juli, tim redaksi program berita Liputan 6 Siang merusaha untuk memberikan dan menyajikan isi berita yang memiliki nilai berita yang menarik dan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh masyarakat. Program berita Liputan 6 Siang menyajikan berita-berita menarik dibandingkan program berita lainnya. Pada Liputan 6 Siang penyajian isi berita ditentukan oleh target audiens yang didominasi oleh kaum wanita khususnya ibu, sehingga program berita Liputan 6 Siang tidak terlalu
menayangkan berita-berita hard news seperti politik, tayangan sport khusus pria, karena berita tersebut dianggap tidak terlalu diperlukan untuk target audiens yang didominasi oleh kaum wanita khususnya ibu. Dalam tahap pra produksi, berkaitan dengan proses yang dilakukan dalam suatu keredaksian, rapat biasanya dilakukan oleh redaki dalam menentukan beritaberita yang akan ditayangkan, menurut Morrisan dalam buku “Jurnalistik Televisi Mutkahir” menyatakan bahwa pada program berita televisi, rapat biasanya dilakukan secara rutin, namun keputusan akhir untuk menentukan berita apa yang akan menjadi berita terpenting diambil oleh satu orang yaitu Produser. 54 Yang dilakukan pada redaksi Liputan 6 Siang, rapat redaksi dilakukan lebih internal. Misalnya ketika menentukan berita yang akan ditayangkan atau pemilihan berita, produser hanya berkoordinasi dengan koordinator peliputan, begitu pula dengan hasil liputan seperti naskah dan gambar, produser biasanya langsung berkoordinasi dengan tim peliputan yang meliput. Rapat redaksi yang dilakukan Liputan 6 Siang lebih informal atau santai karena menurut Lucky Safitri selaku produser Liputan 6 Siang setiap rapat harus formal, namun yang paling diutamakan adalah mengetahui apa berita yang akan diambil, dan perkembangan berita yang terjadi dan sedang diliput.55
54 55
Morrisan, Jurnalistik Televisi Mutkahir , 2005.hal 78 Wawancara dengan Lucky Safitri selaku Produser Liputan 6 Siang, 15 Juli 2010 pkl 16.00 WIB
Pada saat tahap produksi. Tim liputan bekerja berdasarkan wish list (daftar permintaan) yang dibuat oleh produser maupun koordinator liputan. Peliputan yang dilakukan oleh tim liputan dibagi menjadi dua, diantaranya peliputan terencana yaitu peliputan yang sudah terencana sehingga peristiwa yang didapat sesuai dengan fakta dan lebih akurat, sedangkan peliputan tidak terencana biasanya karena tidak adanya ploting untuk mencari berita namun secara mendadak adanya berita yang harus diliput. Biasanya dalam penugasan mendadak dari redaksi dan mengandalkan fakta, peristiwa serta unsur apa, dimana, kapan harus langsung terjawab pada saat melakukan peliputan dilapangan. Berdasarkan hal penjelasan Sufiani Tanjung selaku Reporter sebagai berikut :56 “ Sebelum melakukan peliputan biasanya saya melihat plottingan kemana saya harus meliput, namun terkadang adanya berita yang terjadi secara mendadak yang di informasikan dari kantor maka saya dan tim langsung menuju tempat kejadian. Saya harus berusaha mencari apa fakta dan unsure berita yang baru saja terjadi sesuai dengan unsur 5W+1H. Pada tahap pasca produksi dilakukan proses editing untuk membuat sebuah hail liputan menjadi sebuah paket berita. Proses editing dilakukan secara digital maupun analog. Dalam melakukan editing digital biasanya lebih lama prosesnya karena hasil liputan di capture ke dalam komputer editing, selanjutnya dilakukan dubbing dan pengeditan gambar namun dapat diubah sesuai yang kita diinginkan tanpa adanya penindihan gambar ketika adanya kesalahan sedangkan editing yang dilakukan secara analog hanya mengulang kaset untuk melihat tampilan yang utuh, kemudian dilakukan dubbing. 56
Wawancara dengan Sufi Tanjung selaku Reporter Liputan 6 Siang, 14 Juli 2010 pkl 17.00 WIB
Berdasarkan hal ini berkaitan dengan pernyataan M.Rakhmat sebagai berikut : 57 “ Pada saat melakukan editing, ada dua cara editing. Yaitu editing analog dan editing digital. Dari kedua cara pengeditan ini ada kelebihan dan kekurangan dari masing-masing. Seperti editing analog kaset master dapat langsung diedit tanpa melakukan capture sehingga memudahkan editor melakukan editing tanpa harus menunggu kaset di capture namun mempunyai kelemahan yaitu gambar yang salah tidak dapat dipindahkan namun harus di tiban atau ditindah hal ini dapat mengurangi kualitas gambar, sedangkan editing Digital kaset master harus dicapture terlebih dahulu yang dapat memakan waktu yang cukup lama, sehingga membuat editor cukup lama melakukan editing, namun ketika adanya kesalahan penempatan gambar, editing digital dengan mudah hanya memindahkan gambar saja tanpa harus meniban atau menindih.” Dari serangkaian proses produksi yang dilakukan oleh pihak-pihak terlibat mulai dari pra produksi, produksi, dan pasca produksi dalam menjalankan proses produksi untuk menghasilkan suatu tayangan berita yang dapat memberikan informasi yang menarik sesuai dengan keinginan audiens, dibutuhkan kinerja tim yang saling membantu dan mendorong dalam berlangsungnya proses produksi. Kinerja tim yang dibutuhkan dalam berlangsungnya prosese siaran berdasarkan waktu tayang dari program berita liputan 6 Siang itu sendiri dan pihak yang bertanggung jawab atas berlangsungnya proses produksi secara keseluruhan dipegang oleh produser yang mengatur jalannya proses produksi mulai dari pra produksi, produksi, dan pasca produksi berjalan dengan baik.
57
Wawancara dengan M.Rakhmat selaku Editor Liputan 6 Siang, 15 Juli 2010 pkl 13.00 WIB
Hal yang disampaikan oleh Lucky Safitri selaku produser Liputan 6 Siang sebagai berikut :58 “ Kegiatan proses produksi Liputan 6 Siang dipegang oleh Produser karena ia memiliki tanggung jawab yang penuh. Mulai dari menyiapkan dan mengisi rundown, memantau peliputan dilapangan, dan memantau editor ketika melakukan editing untuk mendapatkan hasil yang baik,sehingga dibutuhkan tim kinerja yang baik dan kerja sama yang baik antara tim redaksi dengan tim lapangan.” Dengan jam tayang yang tidak tepat waktu ditambah dengan adanya kekurangan reporter dan kameraman menjadi kendala bagi redaksi Liputan 6 Siang dalam menyiapkan bahan berita yang akan ditayangkan, kendala yang paling sering terjadi adalah kekurangan reporter, kameraman dan kru yang menyebabkan banyak berita yang tertinggal dan terlewatkan dan tidak tepat waktunya penayangan Liputan 6 Siang karena setiap berita harus disesuaikan dengan durasi waktu tayang. Hal ini ditegaskan oleh Lucky Safitri selaku Produser Liputan 6 Siang sebagai berikut :59 “Yang menjadi kendala didalam Liputan 6 Siang adalah adanya kekurangan reporter dan kameraman yang sangat berpengaruh dalam peliputan, hal ini disebabkan banyaknya kru yang di pindahkan karena telah banyak dibuka biro-biro dikota-kota besar di Indonesia. Hal ini menyebabkan banyaknya berita yang terlewati sehingga mempengaruhi berita yang didapat. Dan adanya jam penayangan Liputan 6 Siang yang selalu mundur tidak sesuai dengan jadwal yang ditentukan.”
58 59
Wawancara dengan Lucky Safitri selaku Produser Liputan 6 Siang, 15Juli 2010 pkl 16.00 WI Wawancara dengan Lucky Safitri selaku Produser Liputan 6 Siang, 15Juli 2010 pkl 16.00 WIB
Dengan jam tayang yang kurang tepat, dan kemunduran waktu tayang dan dengan waktu persiapan dalam proses produksi yang berlangsung dibutuhkan kinerja dalam proses produksi yang cepat tanpa mengurangi kualitas isi berita yang ringan. .Berdasarkan waktu tayang yang disesuaikan dengan berakhirnya tayangan Film Televisi di SCTV diharapkan Liputan 6 Siang dapat menarik penonton tayangan Film Televisi untuk menonton tayangan berita Liputan 6 Siang dan tentunya tanpa terlepas sari isi berita Liputan 6 Siang yang dapat menarik audiens untuk menyaksikan Liputan 6 Siang, seperti yang dikatakan oleh Lieta Haryani selaku Produser Liputan 6 Siang sebagai berikut :60 “ Tayangan Liputan 6 Siang di tayangkan setelah acara Film televsi selesai karena menurut pihak programming hal ini untuk menarik audience setelah menonton tayangan film televisi dapat menonton tayangan Liputan 6 Siang.”
Berdasarkan apa yang dikatakan oleh Lieta Haryani tersebut, hal ini juga berkaitan dengan penjelasan menurut Morrisan dalam bukunya “Jurnalistik Televisi Mutakhir” yang menjelaskan bahwa bagaimana suatu berita itu dikemas akan sangat menentukan apakah penonton akan terus menonton atau pindah saluran.
60
Wawancara dengan Lieta Haryani selaku Produser Liputan 6 Siang, 15Juli 2010 pkl 15.00 WIB
Bagian
redaksi
pemberitaan
harus
dapat
membuat
objek
yang
membosankan dari suatu program berita menjadi lebih menyenangkan, yaitu dengan penampilan narasi dan gambar yang baik serta permasalahan dari suatu informasi itu sendiri akan sangat menentukan apakah pemirsa akan tertarik atau tidak. Dari pembahasan proses produksi yang dilakukan pada program berita Liputan 6 Siang mulai dari menentukan suatu berita, penyajian berita, pihak-pihak yang terlibat serta tahapan produksi yang dijalankan menjadi bagian penting suatu proses produksi dalam menentukan hasil atau kelangsungan siaran program berita Liputan 6 Siang.