PENGARUH TAYANGAN SINETRON GANTENG-GANTENG SERIGALA SCTV TERHADAP PERILAKU PACARAN SISWA SMP ISLAM AL-MUTTAQIEN BOGOR
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)
Oleh: Lia Pediati NIM: 1111051000073
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015 M / 1436 H
PENGARUH TAYANGAN SINETRON GANTENG-GANTENG
SEKIGALA SCTYTERHADAP PERILAKU PACARAN SISWA SMP ISLAM AL.MUTTAQIEN BOGOR Skripsi
Di
aj
ukan untuk Memenuhi
P
ersl,aratan Memperol eh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh:
Lia Pediati
NIM: 1111051000073
.196012021995031001
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENAARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAII DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAVI NE GERT S YARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015M/1436H
t.
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul Pengaruh Tayangan Sinetron
Ganteng-gunteng
Serigalu SCTV terhadap Perilaku Pacaran Sisrva SN{P Islam Al-N,Iuttaqien Bogor telah diujikan dalam sidang mullaqasyah Fakuitas Iimu Dakwah dan Ilmu I{omunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari Kamis, 2 Juli 2015. Skripsi ini telah ditenma sebagai salahsatu syrat memperoleh gelar Sarjana Ilmu I(omunikasi islam (S.I(om.I) pada Program Studi I(omunikasi dan Penyiaran Islam. Jakarta, 2 Juli 2015
Panitia Sidang Munaqasyah
Ketua Sidang,
Sekretaris Sidang,
Saprudin. S.Pd
NIP. 19580910
87032001
NrP.196806091991081001 Anggota,
Penguji I,
Penguji
II,
il*q
dhidin Sanutra
Ade Rina Farida. M.Si NIP. 19610 4221990032001
197009031996031001
Pembimbin
601202t99503 1001
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan
1.
ini
saya menyatakan bahwa:
Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salahsatu persyaratan memperoleh gelar strata
1 di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah J akarta. 2.
Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
ini terah saya
di Universitas
Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. J.
Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan haisl jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku
di
Universitas Islam Negeri syarif
Hidayafullah Jakarta.
Ciputat,
I
Lia Pedidti 11110s1000073
Juh 2015
ABSTRAK
Lia Pediati Pengaruh Tayangan Sinetron Ganteng-ganteng Serigala SCTV terhadap Perilaku Pacaran Siswa SMP Islam Al-Muttaqien. Media massa memiliki peran yang sangat besar dalam proses perubahan sosial, karena media massa mempunyai kekuatan yang luar biasa, media massa dapat menyuntik pesannya kepada massa sehingga massa dengan mudahnya akan terinjeksi oleh pesan yang disampaikan media massa. Terkadang media tidak memperdulikan dampak apa yang akan timbul dari isi pesan yang disampaikan, ketika suatu program banyak diminati dan digemari oleh suatu kalangan, media akan lupa dalam memperhatikan kualitas pesan yang disampaikan. Begitu pun halnya dengan tayangan sinetron Ganteng-ganteng Serigala SCTV. Kisah percintaan remaja yang dikisahkan dalam sinetron ini sangat banyak digemari oleh kaum remaja, para remaja yang menggemari sinetron ini cenderung hafal dan mengerti dengan kisah percintaan remaja yang dikisahkan dalam sinetron ini. Sehingga sangat berpotensi untuk dicoba dan ditiru oleh kalangan remaja usia sekolah. Khususnya Siswa-siswi SMP Islam Al-Muttaqien, karena usia SMP adalah usia pubertas masa pencarian identitas dan jati diri, segala sesuatu yang bersifat fantasi selalu ingin mereka coba, termasuk perilaku pacaran yang sudah dikenal oleh mayoritas siswa di SMP Al-Muttaqien. Melihat latarbelakang masalah diatas, maka peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini. Yaitu, Bagaimana pengaruh kognitif dan afektif sinetron Ganteng-ganteng Serigala terhadap perubahan perilaku pacaran siswa-siswi SMP Al-Muttaqien setelah menonton tayangan sinetron tersebut? Bagaimana perilaku pacaran siswa-siswi SMP Al-Muttaqien Bogor? Penelitian ini menggunakan metode analisis data deskriptif kuantitatif dengan jenis penelitian survei. Data yang diperoleh menggunakan kuesioner (skala likert) kemudian dilakukan pengujian analisis regresi linier berganda untuk mengetahui hubungan yang ada antara variabel independen dan variabel dependen. Koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Uji simultan dengan uji F-test bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel-variabel dependen secara simultan. Kemudian uji T-test bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara individu (parsial). Hasil yang ditemukan, yaitu: Tayangan sinetron Ganteng-ganteng Serigala (kognitif dan afektif) mempengaruhi perilaku pacaran, dengan nilai signifikan 0,000 lebih kecil dari 0,1. Artinya berpengaruh positif secara signifikan. Meskipun variabel kognitif tidak memiliki kecenderungan pada perubahan perilaku pacaran, namun pada variabel afektif memiliki kecenderungan pada perubahan perilaku pacaran, maka akan ada bentuk perubahan perilaku pacaran yang terjadi setelah menonton tayangan sinetron tersebut. karena faktor afektif audiens berpotensi mempengaruhi perubahan perilaku audiens. Keyword: media massa, pengaruh kognitif dan afektif, pacaran.
i
KATA PENGANTAR Alhamdulillah segala puji atas kebesaran Allah SWT yang telah menciptakan manusia dengan segala kesempurnaannya. Segala syukur atas Rahman-Nya yang telah memberikan nikmat sehat serta pertolongan dan bimbingan-Nya, sehingga Peneliti dapat menyelesaikan tugas penting ini. Semoga Allah mengampuni segala kelalaian dan keingkaran terhadap perintahNya dan larangan-Nya. Shalawat beserta salam selalu tercurah kepada Kangjeng Nabi Muhammad SAW, pahlawan revolusioner sejati yang telah membawa panji Islam hingga tersebar ke seluruh dunia, tokoh berpengaruh nomor satu di dunia yang menyelamatkan umat manusia dari zaman kegelapan hingga zaman yang terang dengan cahaya Islam. Atas do’a, usaha, serta komitmen yang kuat, akhirnya penulis telah sampai pada penghujung masa studi strata satu. Dengan segala kerendahan hati, penulis sadar akan segala kekurangan-kekurangan diri, tanpa do’a dan dukungan, serta bantuan dari berbagai pihak yang terlibat didalamnya belum tentu tugas penting ini sampai pada saat ini. Oleh karena itu, pada kesempatan berbahagia ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. DR. H. Arif Subhan, MA, selaku dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr. Suprapto, M.Ed, MA selaku Wakil Dekan 1, Dr. Hj. Roudhonah,MA selaku Wakil Dekan 2, dan Drs. Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan 3.
ii
2. Drs. Masran, MA selaku Ketua Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam dan juga sebagai dosen pembimbing dan Fita Fathurokhmah, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. 3. Drs. Masran, MA, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah membimbing peneliti dengan penuh kesabaran dan ketelatenan, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik. 4. Seluruh Tim Penguji dalam ujian skripsi, kepada Drs. Hj. Roudhonah,MA. selaku Ketua Sidang, Supriadi, S.Pd. selaku Sekretaris Sidang, 5. Segenap dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan ilmu dan mendidik seluruh mahasiswa dengan penuh kesabaran. 6. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah membantu peneliti dalam melengkapi administrasi selama perkuliahan dan penelitian skripsi ini. 7. Segenap siswa-siswi SMP Islam Al-Muttaqien Bogor yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini. Kepala Sekolah dan Segenap guru-guru SMP Islam Al-Muttaqien Bogor yang telah memberikan izin dan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian ini di SMP Islam Al-Muttaqien Bogor. Terutama Ela Laela, S.Pd.I selaku bagian kesiswaan SMP Islam Al-Muttaqien Bogor yang senantiasa mendampingi penulis selama penelitian ini berlangsung di SMP Islam Al-Muttaqien Bogor. 8. Teristimewa kepada Ayahanda tercinta Sudirman, pahlawan nomor satu dalam hidup Kami putra-putrinya. Rasa terimakasih terdalam yang tak
iii
terwakili oleh ukiran kata-kata mutiara sekali pun atas segala jerih payah, do’a dan dukungannya untuk menyelesaikan cita-cita mulia ini. Kepada Ibunda tercinta Nyai terimakasih sebesar-besarnya atas segala dorongan, motivasi dan do’anya untuk merampungkan studi ini. Semoga rahmat dan kasih sayang Allah SWT senantiasa terlimpah bagimu, Umi dan Bapak. 9. Kepada saudara-saudara tercinta Sopian As-Sauri, Dedeh Kurniasih, Rani, Ahmad Fauzan, Dede Jamaludin yang selalu bersama-sama menciptakan warna hidup di dalam rumah kami. 10. Terima kasih juga terukir untuk sahabat hidup Al-Mahbubah Mohammad Riza Ramadhan, S.Hum atas dukungan dan motivasinya selama proses penelitian ini hingga peneliti dapat merampungkannya dengan baik. Pada akhirnya dengan segala keterbatas dan kekurangan peneliti dap;at menyelesaikan penelitian ini, semoga hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi peneliti dan pembaca. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan nikmat dan karuniaNya kepada berbagai pihak yang terlibat dalam menyelesaikan skripsi ini. Aamiin Allahumma Aamiin.
Ciputat,
Juli 2015
Lia Pediati NIM: 1111051000073
iv
DAFTAR ISI Hal. ABSTRAK ...................................................................................................... i KATA PENGANTAR ................................................................................... ii DAFTAR ISI .................................................................................................. v DAFTAR TABEL ........................................................................................ ix BAB I: PENDAHULUAN ............................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1 B. Batasan Masalah ................................................................................. 7 1. Batasan Masalah ............................................................................ 7 2. Rumusan Masalah ..........................................................................7 C. Tujuan Penelitian ................................................................................8 D. Manfaat Penelitian ..............................................................................8 E. Teknik Penulisan ................................................................................ 9 F. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 9 G. Kerangka Pemikiran ..........................................................................10 H. Sistematika Penulisan ....................................................................... 11 BAB II: LANDASAN TEORI ..................................................................... 13 A. Pengertian Komunikasi Massa ......................................................... 13 B. Fungsi Komunikasi Massa ................................................................ 14 C. Hypodermic Needle theory ................................................................ 15
v
1. Model Dampak Terbatas (Limited Effect Model) ....................... 16 2. Model Dampak yang Kuat (Powerfull Effect Model ................. 16 D. Social Learning Theory ........................................................................ 17 E. Remaja ................................................................................................. 18 1. Ciri-ciri Masa Remaja .................................................................... 18 F. Pacaran ................................................................................................. 21 1. Alasan Pacaran ............................................................................... 22 2. Dasar Memilih Pacar (Pasangan) ................................................... 23 3. Perbedaan Pacaran Masa Dulu dan Masa Kini............................... 25 4. Tahapan-tahapan Pacaran .............................................................. 26 G. Larangan Pacaran dalam Islam ............................................................ 27 H. Cinta dalam Pandangan Islam ............................................................. 28 BAB III: METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 31 A. Paradigma Penelitian ............................................................................ 31 B. Pendekatan Penelitian ........................................................................... 31 C. Metode Penelitian ................................................................................. 31 D. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 32 1. Subjek dan Objek Penelitian ........................................................... 32 2. Waktu dan Tempat Penelitian ..........................................................32 E. Metode Penetuan Sampel ......................................................................33 1. Populasi ........................................................................................... 33 2. Sampel ............................................................................................. 33 F. Variabel Penelitian ................................................................................ 34 G. Hipotesis Penelitian ............................................................................... 34 vi
H. Definisi Operasional dan Indikator Penelitian ...................................... 35 I. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 35 J. Uji Instrumen ........................................................................................ 37 1. Uji Validitas .................................................................................... 37 2. Uji Reliabilitas ................................................................................ 37 K. Metode Analisis Data ........................................................................... 38 1. Uji Regresi Linier Berganda ........................................................... 40 2. Uji Koefisien Determinasi (R2) ...................................................... 40 3. Uji F-test (Simultan) ....................................................................... 41 4. Uji T-test (Parsial) .......................................................................... 42 BAB IV: GAMBARAN UMUM ....................................................................... 43 A. Gambaran Umum Sinetron Ganteng-ganteng Serigala ....................... 43 B. Gambaran Umum SMP Islam Al-Muttaqien Bogor ............................ 44 1. Sejarah Singkat Sekolah ................................................................ 44 2. Visi, Misi dan Tujuan Pendidikan ................................................. 45 3. Struktur Organisasi Sekolah .......................................................... 46 4. Sarana dan Prasarana Sekolah ....................................................... 46 BAB V: PENEMUAN DAN PEMBAHASAN ............................................... 47 A. Pengolahan Uji Instrumen .................................................................. 47 1. Deskripsi Data Responden ............................................................ 47 2. Deskripsi Kuesioner Penelitian ..................................................... 48 B. Analisis Data Penelitian ...................................................................... 64 1. Uji Validitas .................................................................................. 64
vii
2. Uji Regresi Linier Berganda ......................................................... 64 3. Uji Koefisisen Determinasi ........................................................... 65 4. Uji F-test (Simultan) ..................................................................... 66 5. Uji T-test (Parsial) ......................................................................... 68 BAB VI: PENUTUPAN DAN KESIMPULAN .............................................. 72 A. Kesimpulan .......................................................................................... 72 B. Saran .................................................................................................... 73 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 75 LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
1. Skala Likert ....................................................................................... 39 2. Respon siswa-siswi SMP Islam Al-Muttaqien terhadap variabel kognitif .............................................................................................. 49 3. Respon siswa-siswi SMP Islam Al-Muttaqien terhadap variabel afektif ................................................................................................. 53 4. Rekapitulasi rata-rata skor variabel pengaruh tayangan sinetron Ganteng-ganteng Serigala SCTV ....................................................... 56 5. Respon siswa-siswi SMP Islam Al-Muttaqien terhadap perilaku pacaran .................................................................................. 57 6. Coefficients ......................................................................................... 64 7. Model Summary .................................................................................. 65 8. ANOVA .............................................................................................. 66
ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Televisi merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan manusia, di seluruh bagian negara, orang menonton berbagai macam program televisi, mulai dari acara komedi, berita hingga sinetron. Kita adalah masyarakat yang bergantung pada televisi dan apa yang ditawarkannya setiap hari, televisi telah menemukan jalannya ke dalam ruang tamu kita, percakapan kita, dan bahkan keadaan psikis kita. Penemuan dari tahun 1940an ini tidak hanya mampu bertahan hingga milenium baru ini, melainkan juga telah menjadi kekuatan yang dominan dalam mengubah masyarakat.1 Sinetron merupakan salah satu program televisi yang menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Pada zaman modern sinetron sudah tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat, karena hampir semua program televisi menayangkan program sinetron. Sinetron merupakan program yang mencerminkan kehidupan sehari-hari masyarakat, karena isi pesan yang disampaikan tidak jauh dari pesan tentang percintaan, keluarga, pergaulan, dan seluruh aspek realita kehidupan masyarakat. Oleh karena itu sinetron mampu menumbuhkan imajinasi, ketegangan, kekuatan, benturan emosional khalayak seolah-olah mereka ikut merasakan dan menjadi bagian dalam cerita yang dikisahkan oleh sinetron. Selain itu, pesan yang disampaikan oleh
1
Richard West dan Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi (Jakarta: Salemba Humanika, 2008) h. 82
1
2
sinetron dapat menimbulkan aspek kritik sosial, pendidikan, ilmu pengetahuan, norma kehidupan, dan hiburan bagi khalayak penonton. Sinetron Ganteng-ganteng Srigala (GGS) merupakan sinetron yang ditayangkan oleh salah satu stasiun televisi swasta yaitu Surabaya Centra Televisi (SCTV), merupakan sinetron yang mengisahkan tentang dunia percintaan remaja yang berasal dari golongan manusia yang berbeda, yaitu vampir, serigala dan manusia. Jessica Milla berperan sebagai Nayla yang mempunyai darah suci sebagai incaran para vampir. Kisah persaingan perebutan cinta diantara mereka dilatarbelakangi oleh kepentingan masingmasing, yaitu pencarian darah suci untuk mengabadikan kehidupan vampir. Sinetron Ganteng-ganteng Serigala merupakan sinetron yang banyak digemari oleh berbagai kalangan, terlebih oleh kalangan remaja karena sinetron tersebut mengisahkan tentang dunia remaja, hal ini terlihat dari rating yang dicapai oleh sinetron ini selalu meraih rating tertinggi di setiap episodenya. Sinetron yang banyak menggunakan latar sekolah ini tak segansegan menampilkan berbagai adegan pada latar tersebut, termasuk juga adegan kekerasan dan percintaan, maka tak heran Komisi Penyiaran Indonesia pernah melayangkan dua kali teguran terhadap sinetron ini, bahkan KPI telah mengategorikan sinetron ini pada 10 program TV yang tidak layak ditonton karena berbagai pelanggaran terhadap regulasi Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS), teguran tersebut melayang lantaran menampilkan adegan pelukan antara laki-laki dan perempuan di lingkungan sekolah dan dengan berseragam sekolah. Bukan hanya itu, dari
3
sinetron ini pula telah lahir bahasa-bahasa plesetan yang menjadi kosakata dalam dialog sinetron ini, seperti kata “ampun” dirubah menjadi “amsyong”, kata ’banget” dirubah menjadi “bingit” dan sebagainya, hingga kosakata ini kerap kali kita temukan dalam kehidupan nyata sebagai bentuk imitasi dari sinetron tersebut. Kita ketahui televisi memang memiliki sejumlah pengaruh, programprogram yang populer menyebabkan jutaan orang menyalakan channel tertentu dan menontonnya.2 Intensitas menonton suatu acara pada televisi yang terlalu sering akan berpengaruh pada kehidupan nyata audiens, efek yang timbul dari pengaruh televisi bisa berpengaruh pada perilaku audiens dalam kehidupan nyata, hal ini dapat menimbulkan efek kognitif, afektif terhadap perilaku (konatif). Komunikasi massa termasuk juga televisi memberikan sumbangan pengaruh yang sangat besar bagi audiens, pengaruh tersebut tergambar dalam tiga pengaruh secara pokok, diantaranya pengaruh kognitif, yaitu media massa
mempengaruhi
pemikiran/gagasan,
pesan-pesan
menyediakan
informasi dan kenyataan-kenyataan; yang kedua pengaruh afektif, yaitu media massa mempengaruhi bidang emosi audiens, pesan-pesan mengubah tingkah laku dan perasaan audiens; terakhir pengaruh konatif, yaitu pengaruh motivasi, pesan-pesan merangsang atau mengarahkan keinginan.3
2
Graeme Burton, Membincangkan Televisi: Sebuah Pengantar Kajian Televisi (Yogyakarta: Jalasutra, 2011) h. 311 3 Werner J. Severin dan James W. Tankard, Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terapan di dalam Media Massa (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009) h. 16
4
Anak-anak dan remaja sebagai audiens televisi selalu dipandang sebagai kasus khusus, karena mereka diasumsikan mudah tersugesti dan rentan terkena pengaruh. Asumsi-asumsi mengenai efek juga implisit terkandung dalam kecenderungan program-program yang ditujukan pada audiens muda, termasuk yang jelas-jelas berpendidikan.4 Program sinetron Ganteng-ganteng srigala pernah meresahkan masyarakat Indonesia terkait dengan adegan-adegan dan alur cerita yang ditampilkan dalam sinetron tersebut, kekhawatiran tersebut sangat beralasan, sebab memang sinetron yang banyak digandrungi oleh remaja ini sangat rentan memberikan efek yang tidak baik terhadap pemahaman audiens khususnya remaja tentang perilaku pacaran pada usia remaja. Remaja yang sedang melalui masa pencarian indetitas diri dapat dengan mudah menyerap informasi dari media bahkan dapat dengan mudah merefleksikannya dalam kehidupan nyata. Dalil Al-Qur’an yang menjelaskan tentang tata cara bergaul yang baik menurut ajaran Islam, tercantum dalam QS. An-Nur ayat 30-31 berikut:
4
Graeme Burton, h. 323
5
Artinya: “katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Dan katakanlah kepada mereka para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya dan memelihara kemaluanny, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang biasa terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau perempuan (sesama Islam) mereka, atau hamba sahaya yang mereka miliki, atau para pelayan laki-laki tua yang tidak
6
mempunyai keinginan (terhadap perempuan), atau anak-anak yang belum mengerti aurat perempuan. Dan janganlah mereka menghentakkan kakinya agar diketahui perhiasan mereka yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung.” (QS.An-Nuur: 30-31) Dalam ayat tersebut dijelaskan tentang anjuran menjaga pandangan dan kemaluan, dan larangan menampakan perhiasan bagi wanita kecuali apa yang seharusnya tampak dan kecuali kepada mahromnya. Jelas sinetron ini bertolak belakang dengan apa yang diajarkan dalam ayat tersebut. Di samping itu, para peneliti telah menemukan bahwa agama memiliki sejumlah
dampak
positif
bagi
remaja.
Banyak
remaja
yang
juga
menginternalisasikan pesan-pesan keagamaannya mengenai pengasuhan dan kepeduliannya terhadap orang lain. Agama seringkali menjadi modal bagi komunitas remaja.5 SMP Islam Al-muttaqien Bogor adalah salah satu sekolah yang didalamnya mengutamakan ajaran-ajaran tentang kehidupan secara islami, artinya sesuai dengan ajaran Islam. Di sekolah ini, seluruh siswa diberikan pengajaran tentang bagaimana hidup sebagai muslim seutuhnya yang bertaqwa kepada Allah SWT dengan menjauhi laranganNya dan menaati perintahNya, tak terkecuali pelajaran tentang akhlak yang baik menurut ajaran Islam, hal ini berkaitan dengan tata cara pergaulan remaja muslim. Namun di sekolah tersebut masih saja sering ditemukan perilaku-perilaku bentuk imitasi dari sinetron tersebut yang tidak layak untuk dicontoh, seperti kosa kata 5
John W. Santrock, Remaja (Jakarta: Erlangga, 2007) edisi ke-11, Jilid 1, h. 328-329
7
plesetan dan beberapa siswa sudah mengenal perilaku pacaran. Bahkan pernah ditemukan perilaku pacaran yang melebihi batas kewajaran, hingga pernah ada siswi yang mengalami hamil di luar nikah, akibat perilaku pacaran yang berlebihan. Hal inilah yang membuat penulis merasa ingin menggali lebih detail tentang tata cara pergaulan siswa di sekolah tersebut dan kaitannya dengan apa yang mereka tonton dari tayangan media massa. Berdasarkan permasalahan di atas, penulis bermaksud untuk melakukan sebuah penelitian skripsi yang berjudul “Pengaruh Tayangan Sinetron Ganteng-ganteng Serigala SCTV terhadap Perilaku Pacaran Siswa SMP Islam Al-Muttaqien Bogor”. B. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah Peneliti membatasi penelitian ini hanya pada siswa-siswi SMP AlMuttaqien Bogor kelas VIII tahun ajaran 2014-2015. Pengaruh yang diukur dalam penelitian ini pengaruh kognitif dan afektif yang berkaitan dengan perilaku pacaran yang terdapat dalam sinetron tersebut. Termasuk perilaku ucapan kata cinta, berpandangan, berpegangan tangan, berpelukan, berduaan dan berciuman yang semuanya dilakukan dengan lawan jenis baik verbal maupun nonverbal. 2. Rumusan Masalah Dari pembatasan masalah di atas, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:
8
a. Bagaimana pengaruh kognitif sinetron Ganteng-ganteng Serigala terhadap perubahan perilaku pacaran siswa-siswi SMP Al-Muttaqien? b. Bagaimana pengaruh afektif sinetron Ganteng-ganteng Serigala terhadap perubahan perilaku pacaran siswa-siswi SMP Al-Muttaqien? c. Bagaimana perilaku pacaran siswa-siswi SMP Al-Muttaqien? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka diketahui tujuan dari penelitian ini, diantaranya adalah: a). Mengetahui bagaimana efek kognitif sinetron Ganteng-ganteng Serigala SCTV terhadap perubahan perilaku pacaran siswa-siswi Al-Muttaqien. b). Mengetahui bagaimana efek kognitif sinetron Ganteng-ganteng Serigala SCTV terhadap perubahan perilaku pacaran siswa-siswi Al-Muttaqien. c). Mengetahui bagaimana perilaku pacaran siswa-siswi SMP Al-Muttaqien. D. Signifikansi Penelitian 1. Manfaat Akademis Manfaat penelitian ini secara akademis akan memberikan kontribusi wawasan keilmuan tentang efek komunikasi massa terhadap tata cara bergaul remaja. Lebih khususnya tentang efek sinetron percintaan remaja terhadap perilaku pacaran remaja usia sekolah menegah pertama (SMP). 2. Manfaat Praktis Manfaat hasil penelitian ini secara praktis akan dijadikan sebagai bahan masukan bagi remaja Indonesia secara umum dan remaja muslim Indonesia secara khusus bahwa media massa dapat memberikan efek yang
9
nyata terhadap persepsi audiens, khususnya remaja dengan kondisi psikologis pada masa perkembangan menuju kedewasaan. Persepsi tersebut berpotensi untuk berkembang menjadi perilaku. E. Teknik Penulisan Adapun teknik penulisan yang akan dilakukan dalam penyusunan skripsi ini penulis berpedoman pada “Buku Pedoman Akademik UIN Syarif Hidayatullah jakarta tahun 2011” F. Tinjauan Pustaka Skripsi dengan judul “Pengaruh Tayangan Opera Van Java terhadap Perubahan Perilaku Kekerasan di SMA Triguna Utama Ciputat” ditulis oleh Nuri Rahmah Fajria, mahasiswa FDK UIN Jakarta, jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam tahun 2011. Berbeda dengan penelitian ini, karena subjek dalam penelitian ini pengaruh tayangan sinetron GGS, sedangkan subjek penelitiannya adalah perilaku bergaul siswa SMP Al-Muttaqien. Selain itu, dalam penelitian ini saya menggunakan teori kultivasi sedangkan dalam skripsi di atas menggunakan teori jarum hipodermik. Skripsi yang berjudul “Pengaruh Sinetron Raden Kian Santang di MNCTV Episode 2,5 Dan 12 Terhadap Pemahaman Ajaran Islam Masyarakat Desa Jemurwonosari Kecamatan Wonocolo, Surabaya” ditulis oleh Sudarmini mahasiswa FDK UIN Sunan Ampel Surabaya jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, tahun 2013. Berbeda dengan penelitian ini terletak pada objek penelitian.
10
G. Kerangka Pemikiran Adapun kerangka pemikiran yang digunakan penulis dalam merumuskan masalah ini adalah sebagai bertikut: Gambar 1 Pengaruh Tayangan Sinetron Ganteng-ganteng Serigala terhadap Perilaku Pacaran Pengaruh tayangan sinetron Gantengganteng Serigala
Kognitif
Perubahan perilaku pacaran Behavioral
Afektif (Variabel Y)
(Variabel X)
Efek perubahan perilaku biasanya didahului oleh perubahan sikap, dan perubahan sikap biasanya didahului oleh perubahan pengetahuan. Efek diketahui melalui tanggapan khalayak yang digunakan sebagai umpan balik, dari umpan balik kita bisa mengetahui bagaimana efek yang ditimbulkan. Media massa biasanya mempengaruhi perilaku khalayak. Hal ini dapat kita lihat dari kehidupan sehari-hari. Pada dasarnya tayangan media massa dapat memberikan dua pengaruh pada khalayak, yaitu tayangan media yang disukai khalayak akan cenderung ditiru, sedangkan tayangan yang tidak disukai oleh khalayak akan cenderung dihindari. Dari penelitian inilah penulis menelaah sisi pengaruh dan sikap dari efek kognitif dan afektif dari tayangan sinetron
11
tersebut. Apakah maraknya perilaku pacaran di kalangan remaja suatu bentuk peniruan dari sinetron GGS atau malah sebaliknya. H. Sistematika Penulisan BAB I
: Pendahuluan Yang meliputi
latar belakang masalah,
pembatasan dan
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran, dan sistematika penulisan. BAB II
: Landasan Teori Yang meliputi pengertian komunikasi massa, fungsi komunikasi massa, teori jarum suntik (Hypodermic Needle Theory), teori belajar sosial (Social Learning Theory), pengertian remaja, pengertian pacaran, perbedaan pacaran masa dahulu dan masa sekarang, tahapan-tahapan dalam berpacaran, larangan pacaran dalam Islam, hakikat cinta dalam pandangan Islam.
BAB III : Metodologi Penelitian Meliputi paradigma penelitian, pendekatan penelitian, metode penelitian, ruang lingkup penelitian, metode penentuan sampel, variabel penelitian, hipotesis penelitian, definisi operasional dan indikator penelitian, teknik pengumpulan data, uji instrumen, dan metode analisis data. BAB IV
: Gambaran Umum Mengenai SMP Islam Al-Muttaqin Bogor dan Gambaran umum sinetron Ganteng-ganteng Serigala.
12
BAB V
: Penemuan dan Pembahasan
BAB VI : Penutup dan Kesimpulan.
BAB II LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL A. Pengertian Komunikasi Massa Menurut Defleur dan Dennis komunikasi massa adalah suatu proses dalam
mana
komunikator-komunikator
menggunakan
media
untuk
menyebarkan pesan-pesan secara luas, dan secara terus menerus menciptakan makna yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayak yang besar dan berbeda-beda dengan melalui berbagai cara. Sedangkan menurut Charles R. Wright, media komunikasi massa merupakan jenis khusus dari komunikasi sosial yang melibatkan berbagai kondisi pengoperasian, terutama sifat khalayak, sifat bentuk komunikasi dan sifat komunikatornya.1 Menurut Little John, komunikasi massa merupakan proses organisasi media menciptakan dan menyebarkan pesan-pesan pada mesyarakat luas dan proses pesan tersebut dicari, digunakan, dipahami, dan dipengaruhi oleh audiens.2 Kesimpulannya,
komunikasi
massa
adalah
penyampaian
pesan
komunikasi melalui atau menggunakan media massa modern, yang meliputi surat kabar, siaran radio, dan televisi yang semuanya ditujukan kepada umum. Termasuk juga film yang dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop.3
1
Roudhonah, Ilmu Komunikasi (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dan UIN Jakarta Press, 2007) Cetakan ke-1, h. 136-137 2 Stephen W. Littlejohn dan Karen A. Foss, Teori Komunikasi: Theories of Human Communication (Jakarta: Salemba Humanika, 2009) Edisi 9, h.405 3 Roudhonah, h. 137
13
14
B. Fungsi Komunikasi Massa 1. Menghibur Media mendesain program-programnya untuk menghibur, agar dapat menarik perhatian khalayak sebanyak mungkin sehingga media dapat menjual hal ini kepada para pengiklan. 2. Meyakinkan Fungsi media yang terpenting adalah meyakinkan (to persuade). Persuasi bisa datang dalam banyak bentuk: (1) mengukuhkan atau memperkuat sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang; (2) mengubah sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang; (3) menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu; dan (4) memperkenalkan etika, atau menawarkan sistem nilai tertentu. 3. Menginformasikan Sebagian besar informasi kita dapatkan bukan dari sekolah, melainkan dari media. Salahsatu cara mendidik (mempersuasi) adalah melalui pengajaran nilai-nilai, opini, serta aturan-aturan yang dianggap benar kepada pemirsa. Artinya, sebagian dari fungsi edukasi media diarahkan untuk membuat khalayak tersosialisasi. Mereka melakukannya dalam drama, cerita, diskusi, artikel, komik, dan iklan-iklan. 4. Membius Salah satu fungsi media yang menarik adalah fungsi membius (narcotizing). Bila media menyajikan informasi tentang sesuatu, penerima percaya bahwa tindakan tertentu telah diambil. Sebagai akibatnya, pemirsa
15
atau penerima terbius ke dalam keadaan tidak aktif seakan-akan berada dalam pengaruh narkotika.4 C. Hypodermic Needle Theory Wilbur Schramm adalah tokoh dari teori ini, teori media massa yang menyatakan bahwa media massa mempunyai kekuatan yang luar biasa, dia dapat menyuntik pesannya kepada massa. Pesan ini ibarat peluru tajam yang dapat ditembak ke arah audiens yang telah ditargetkan sebelumnya.5 Hypodermic Needle Theory merupakan salahsatu variasi dari teori satu langkah yang menyatakan bahwa jika kita menonton televisi dan diyakinkan oleh apa yang kita tonton. Sebagai akibatnya, kita akan mengubah pemikiran dan perilaku kita sesuai dengan apa yang disuntikkan oleh media. Pesan merasuk hanya dalam satu langkah (dari media ke pembaca).6 Disebut juga teori peluru yang mengatakan bahwa media akan menghasilkan efek yang diinginkan atas khalayak sasaran. Menurut pandangan ini khalayak seperti sasaran tembak, bersikap pasif dan tidak menunjukkan penolakan. Seperti halnya sasaran tembak tidak dapat menolak untuk ditembus, begitu jugalah khalayak.7 Dampak dari media massa terdiri dari dua model, yaitu Model Dampak Terbatas (Limmited Effect Model) dan Model Dampak yang Kuat (The Powerfull Effects Model).
4
Joseph A. Devito, Komunikasi Antarmanusia (Tangerang Selatan: Karisma Publishing Group, 2011) Edisi ke-5, h. 575-578 5 Alo Liliweri, Komunikasi Serba ada Serba Makna (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011) h. 889 6 Joseph A. Devito, h. 583 7 Joseph A. Devito, h. 583
16
1. Model Dampak Terbatas (Limmited Effect Model) Menurut Joseph Mapper, dalam model ini dijelaskan bahwa komunikasi massa pada umumnya mempunyai dampak yang kecil, menurutnya komunikasi massa efektif dalam mengirimkan pesan tetapi tidak efektif dalam mengubah sikap. Media massa hanya berperan sebagai agen kontributor dalam mempengaruhi audiens, hanya berfungsi di antara dan melalui hubungan dari faktor-faktor dan pengaruh-pengaruh penengah.8 Yang dimaksud dengan faktor pengaruh penengah meliputi persepsi selektif, penerimaan selektif, dan daya ingat selektif. 2. Model Dampak yang Kuat (The Powerfull Effects Model) Elisabeth Noella Neumann menyatakan bahwa dalam keadaankeadaan tertentu, media massa bisa mempunyai dampak yang signifikan pada sejumlah besar orang.9 Teori peluru merupakan salah satu gagasan paling awal dan paling sederhana tentang komunikasi massa, yang menganggap dampak yang benar-benar kuat disebabkan oleh komunikasi massa. Menurut riset pada sejumlah topik, termasuk kesenjangan ilmu pengetahuan, penentuan agenda, dan dampak dari kekerasan yang ditayangkan di televisi, menunjukkan bahwa komunikasi massa mempunyai lebih dari sekedar dampak terbatas. Pandangan ini mungkin disebut model dampak moderat yang menunjukkan bahwa komunikasi massa mempunyai dampak yang
8
Werner J. Severin dan James W. Tankard, Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terapan di dalam Media Massa (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2011) Cetakan ke-5, h. 314 9 Werner J. Severin dan James W. Tankard, h. 315
17
kuat. Dampak yang kuat tersebut tidak terjadi secara universal atau dengan mudah tetapi hanya apabila digunakan teknik-teknik komunikasi yang tepat sesuai dengan keadaan-keadaan yang tepat.10 D. Social Learning Theory Social Learning Theory atau teori belajar sosial dikenalkan oleh Albert Bandura, dalam teori ini Bandura menekankan tiga hal yang berkaitan dengan perilaku manusia, yaitu: a. Observasional learning. Menurut teori ini setiap orang mempunyai kemampuan untuk meniru perilaku yang dia lihat karena dia belajar mengamati. b. Self evaluation. Hasil pengamatan atas perilaku yang dipelajari itu tidak selalu menentukan perilaku, oleh karena itu kita dapat memantau dan mengevaluasi perilaku kita dnegan melihat bagaimana kita berhadapan dengan situasi dalam kehidupan yang berkaitan dengan standar perilaku yang kita tiru. c. Control and shaping. Menurut teori ini, kita dapat berbuat sesuatu karena kita membutuhkan suatu kontrol terhadap proses internal maupun terhadap lingkungan kita.11 Teori ini juga menekankan pada tiga tahapan yang berkaitan dengan efek media, yaitu:
10 11
Werner J. Severin dan James W. Tankard, h 318-319 Alo Liliweri, h. 889
18
a. Memperhatikan (Attention): suatu proses memperhatikan apa yang dilihat dari media, terkait dengan kejadian-kejadian yang menarik b. Mengingat Kembali (Retention): suatu proses penyimpanan kejadiankejadian menarik dalam memorinya yang kemudian akan dipanggil kembali pada saat dibutuhkan c. Peneguhan (Motivational): suatu proses peneguhan yang merubah memori menjadi perilaku.12 E. Remaja Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata Latin adolescere (kata bendanya, adolescentia yang berarti remaja) yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”. Kata adolscence, seperti yang dipergunakan saat ini, mempunyai arti yang lebih luas, mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Remaja dibagi menjadi dua bagian, yaitu masa remaja awal dan masa remaja akhir. Masa remaja awal terjadi pada usia 13 tahun sampai usia 16 atau 17 tahun sekitar usia sekolah menengah pertama (SMP) dan masa remaja akhir pada usia 16 atau 17 tahun hingga 18 tahun.13 Sekitar usia skeolah menengah atas (SMA) hingga perguruan tinggi. 1. Ciri-ciri Masa Remaja a) Masa remaja sebagai periode yang penting. Perkembangan fisik yang cepat yang penting disertai dengan cepatnya perkembangan mental yang cepat, terutama pada awal masa remaja. Semua perkembangan itu 12
Alo Liliweri, h. 890 Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (Jakarta: Erlangga, 1980) Edisi ke-5, h. 206 13
19
menimbulkan perlunya penyesuaian mental dan perlunya membentuk sikap, nilai dan minat baru. b) Masa remaja sebagai periode peralihan. Pada masa ini remaja bukan lagi seorang anak dan juga bukan orang dewasa. Pada saat ini seringkali remaja merasa bimbang dengan perilaku yang dilakukan, kadang dijudge kekanak-kanakan dan kadang di-judge so dewasa. c) Masa remaja sebagai periode perubahan. Selama masa awal remaja, ketika perubahan fisik terjadi dengan pesat, perubahan perilaku dan sikap juga berlangsung pesat, begitu pun sebaliknya. Ada empat perubahan yang hampir bersifat universal: 1. Meningginya emosi, yang intensitasnya bergantung pada tingkat fisik dan psikologis yang terjadi. 2. Perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosial untuk dipesankan, menimbulkan masalah baru. 3. Dengan berubahnya minat dan pola perilaku, maka nilai-nilai juga berubah. Mereka mulai mengerti bahwa kualitas lebih penting dibanding kuantitas. 4. Sebagian besar remaja bersifat
ambivalen
terhadap setiap
perubahan. Mereka menginginkan dan menuntut kebebasan, tetapi takut untuk bertanggungjawab akan akibatnya. d) Masa remaja sebagai usia bermasalah. Hal ini terjadi karena kebiasaan masa anak-anak setiap masalah diselesaikan oleh orang tua dan guru.
20
e) Masa remaja sebagai masa mencari identitas. Dengan kepemilikan simbol status seperti mobil, pakaian, dan pemilikan barang-barang yang terlihat remaja akan menarik perhatian dan agar dipandang sebagai individu. f) Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan. Pandangan stereotipe remaja yang buruk menyebabkan remaja merasa takut untuk melakukan hal-hal yang dianggapnya penting. g) Masa remaja sebagai masa yang realistik. Dengan bertambahnya pengalaman pribadi dan pengalaman sosial, dan dengan meningkatnya kemampuan untuk berpikir rasional, remaja yang lebih besar memandang diri sendiri, keluarga, teman-teman dan kehidupan pada umumnya secara realistik. Dengan demikian remaja tidak terlampau banyak mengalami kekecewaan seperti ketika masih muda. h) Masa remaja sebagai ambang masa dewasa. Para remaja mulai merasa gelisah untuk meninggalkan stereotipe belasan tahun dan untuk memberikan kesan bahwa mereka sudah hampir dewasa. Berpakaian dan bertindak seperti orang dewasa ternyata belumlah cukup. Oleh karena itu, remaja mulai memusatkan diri pada perilaku yang dihubungkan dengan status dewasa, yaitu merokok, minum minuman keras, menggunakan obat-obatan, dan terlibat dalam pacaran dan perbuatan seks. Mereka menganggap bahwa perilaku ini akan memberikan citra yang mereka inginkan.14
14
Elizabeth B. Hurlock, h. 207-209
21
Mendidik anak bukanlah perkara yang mudah. Karena masa remaja adalah masa situasi kritis dalam kehidupan seseorang. Dalam pendidikannya harus diperhatikan tahapan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi, baik itu secara fisik, intelektual, dan emosional.15 Suatu ciri yang perlu diketahui pula ialah pertumbuhan jasmani yang dialami oleh remaja seiring dengan pertumbuhan anggota dari dalam termasuk pertumbuhan organ seks, yang diiringi pula dengan kelenjar yang telah menyebabkan remaja pada usia ini telah dapat mengadakan aktivitas reproduksi. Kecenderungan kepada jenis lain mulai dan biasanya diikuti pula dengan dorongan seks. Usia ini disebut masa puber, masa pematangan seksual. Karena itulah pergaulan mereka perlu adanya kendali, apalagi remaja yang hidup di masa masyarakat dengan kecanggihan teknologi, remaja dapat dengan mudah menemukan contoh yang menarik dari media seperti menonton tayangan dan permainan yang bebas.16 F. Pacaran Pacar adalah teman lawan jenis yang tetap dan mempunyai hubungan berdasarkan cinta kasih. Sedangkan berpacaran adalah bercintaan, berkasihkasihan dengan lawan jenis.17 Pacaran merupakan fenomena yang cukup banyak dijumpai di jaman sekarang. Pacaran yang kita kenal yaitu terbentuk dan fungsi utamanya adalah
15
Kementrian Agama RI, Pendidikan, Pengembangan Karakter, dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an, 2010) h. 233 16 Zakiah Daradjat, Membina Nilai-nilai Moral di Indonesia (Jakarta: Penerbit Bulan Bintang, 1997) Cetakan ke-4, h. 123 17 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2007) Edisi kke-3, h. 807
22
memilih dan mendapatkan seorang pasangan. Sebelum periode ini, hanya bertujuan untuk menyeleksi pasangan, dan pacaran harusnya diawasi dengan cermat oleh orang tua, yang sepenuhnya mengendalikan setiap relasi heteroseksual. Para orang tua saling mengunggulkan remajanya sebagai calon pasangan dan bahkan memilihkan pasangan bagi anak-anaknya. Akhir-akhir ini remaja tentu sudah memiliki kendali yang jauh lebih besar terhadap proses berpacaran dan dengan siapa mereka menjalin hubungan. Di samping itu, pacaran telah berkembang menjadi sesuatu yang lebih dari sekedar persiapan untuk menikah.18 1. Alasan Pacaran Di zaman sekarang pacaran minimal memiliki delapan alasan, diantaranya sebagai berikut: a) Pacaran merupakan sebuah bentuk rekreasi. Remaja yang berpacaran agaknya menikmatinya dan menganggap pacaran sebagai sumber kesenangan dan rekreasi. b) Pacaran dapat menjadi sumber yang memberikan status dan prestasi. Sebagai bagian dari proses perbandingan sosial yang berlangsung di masa remaja, remaja dinilai berdasarkan status orang yang diajak kencan, penampilannya, popularitasnya, dan sebagainya. c) Pacaran merupakan bagian dari proses sosialisasi di masa remaja: pacaran dapat membantu remaja untuk mempelajari bagaimana bergaul dengan orang lain serta mempelajari tata krama dan perilaku sosial.
18
John W. Santrock, Remaja (Jakarta: Erlangga, 2007) Edisi ke-11, Jilid: 2, h. 81-82
23
d) Pacaran melibatkan kegiatan mempelajari keakraban dan memberikan kesempatan untuk menciptakan relasi yang bermakna dan unik dengan lawan jenis kelamin. e) Pacaran dapat menjadi konteks untuk melakukan eksperimen dan eksplorasi seksual. f) Pacaran dapat memberikan rasa persahabatan melalui interaksi dan aktivitas bersama lawan jenis kelamin. g) Pengalaman
pacaran
berkontribusi
bagi
pembentukan
dan
pengembangan identitas; pacaran membantu remaja untuk memperjelas identitas mereka dan memisahkannya dari asal usul keluarga. h) Pacaran dapat memberikan kesempatan kepada remaja untuk mensortir dan memilih pasangan.19 2. Dasar Memilih Pacar (Pasangan) Cinta atau pacaran memang hal yang kompleks. Tidak akan baik jika diletakkan di atas satu faktor atau pertimbangan. Dalam cinta model remaja, ketika memulai atau sebelum serius, ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dalam memilih pasangan. Diantaranya sebagai berikut:20 a) Penampilan Fisik Cinta sering diibaratkan bermula dari mata turun ke hati. Karena tertarik pada penampilan fisik seseorang, baik wajahnya, hidungnya, rambutnya, postur tubuhnya, dan sebagainya bisa berujung pada rasa
19 20
3, h. 82-84
John W. Santrock, h. 82 Nestor Rico Tambunan, Remaja Mandiri 2 (Jakarta: Penerbit Arcan, 1995) Cetakan ke-
24
tertarik. Sebenarnya hal ini sah-sah saja, namun tidak dibenarkan jika ini dijadikan satu-satunya alasan dalam memilih pasangan. b) Kepribadian Kepribadian ini menyangkut watak, pembawaan, kebiasaan, dan hal-hal yang berkaitan dengan tingkah laku. Hal ini penting, jika seseorang memilih pasangan bertujuan agar dapat memberikan rasa nyaman dan tentram. c) Kecocokan Pandangan Hidup Lepas dari sebabnya, ada aneka ragam cara orang memandang hidup. Ada yang optimis memandang masa depan, ada yang murung pesimis. Ada orang yang materialistis, ada yang menganggap bahwa uang segalanya. Sebaliknya, ada yang menganggap hidup dari sudut keridhoan. Yang terpenting dalam hidupnya selalu bersikap benar dan dalam keridhoan Allah SWT. d) Kepandaian dan Kematangan Masa mendatang kehidupan akan semakin dikuasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Kepandaian dan kecerdasan akan semakin menentukan. Begitu juga dengan kematangan dalam berpikir dan memecahkan masalah. e) Kehidupan Sosial Kedudukan sosial yang sepadan akan memudahkan orang dalam beradaptasi, begitu pula dalam aktivitas pacaran. Bukan berarti yang
25
berstatus sosial jauh tidak boleh dipilih, akan tetapi dilihat apakah hal itu akan menyulitkan atau tidak. 3. Perbedaan Pacaran Masa Dulu dan Masa Kini Pacaran merupakan suatu pola perilaku yang didukung oleh mayoritas masyarakat, karena pada hakikatnya pacaran sama artinya dengan ta’aruf yang diajarkan dalam Islam, yaitu menyeleksi pasangan yang nantinya akan menjadi pendamping hidup. Namun seiring perkembangan zaman pacaran mengalami pergeseran dalam nilai-nilainya. Ada perubahan yang mencolok dalam aktivitas pacaran antara masa lampau dan masa sekarang. Misalnya, di masa lampau, laki-laki yang mencium perempuan pada saat bertemu akan dianggap kurang wajar. Jika perempuan membiarkan diri dicium atau mendorong laki-laki untuk melakukannya, maka ia akan dianggap “wanita murahan” oleh laki-laki. Bertemu dengan seorang gadis harus berpakaian rapih, membawakan hadiah gula-gula, bunga atau buku, menemuinya di rumah orang tuanya dan harus pulang pada waktu yang sudah ditentukan. Apa yang dilakukan pada waktu bertemu juga sudah ditentukan. Berciuman dan bercumbu juga dianggap kurang baik dan salah.21 Sikap sosial yang baru terhadap pacaran, mudahnya memperoleh alat kontrasepsi dan legalisasi pengguguran di banyak negara serta derasnya arus informasi media massa telah membawa banyak perubahan radikal dalam perilaku pacaran selama masa remaja.
21
Elizabeth B. Hurlock, h. 227
26
4. Tahapan-tahapan Pacaran a) Fisrt Seeling (Pandangan Pertama) Sebelum terjadinya suatu hubungan di antara dua orang, pada awalnya masing-masing saling menyadari keberadaannya. Kesadaran ini mungkin terjadi beberapa detik, hari, minggu maupun bulan sebelum interaksi secara tatap muka pada pertama kali. Dua orang mungkin saling menyadari dalam waktu bersamaan, dan dapat juga hanya satu pihak yang menyadari. Situasi di mana kesadaran pertama kali terjadi mungkin dapat memengaruhi bagaimana keberlanjutan suatu hubungan ke tahap First Meeting dengan cepat dan mudah. b) First Meeting (Pertemuan Pertama) Orang menggunakan tiga cara untuk bertemu orang lain dalam tempat yang terbuka. Cara pertama adalah memperkenalkan diri mereka, yang diawali dengan observasi, saling berpandangan atau memperhatikan apa adanya. Cara kedua adalah dengan memberikan isyarat nonverbal, dan menunggu orang lain untuk memperkenalkan diri, cara ketiga adalah berkenalan melalui teman. c) First Dating (Kencan Pertama) Banyak hal yang menghalangi kencan pertama, seperti malu, cemas akan penolakan, dan norma peran seks tradisional yang menyatakan bahwa perempuan tidak layak untuk memulai suatu hubungan. Tetapi untuk sebagian orang, keinginan yang kuat untuk memulai suatu hubungan dapat mengatasi penghalang yang mereka hadapi. Baik laki-
27
laki maupun perempuan berperan dalam terjadinya kencan pertama, walaupun dalam cara yang berbeda, namun laki-laki tetap mendominasi sampai pada kencan pertama.22 G. Larangan Pacaran dalam Islam Qur‟an Surat Al-Isra‟ ayat 32 menjelaskan tentang larangan pacaran, berikut kutipan ayatnya:
Artinya: “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk” (QS. AlIsra‟ (17) : 32).23 Maksud ayat ini adalah, Tuhanmu telah memerintahkan wahai manusia, agar kalian tidak mendekati zina, karena zina adalah perbuatan yang keji. Maksud lafadz “ wasa’a sabila” dan suatu jalan yang buruk adalah, jalan zina merupakan jalan yang buruk, karena merupakan jalan ahli maksiat kepada Allah, orang-orang yang menentang perintahNya. Betapa buruk jalan yang mengantarkan pelakunya ke Neraka Jahannam.24 Dalam pengamatan sejumlah ulama Al-Qur‟an, ayat-ayat yang menggunakan kata “jangan mendekati” seperti ayat di atas, biasanya merupakan larangan mendekati sesuatu yang dapat merangsang jiwa atau nafsu untuk melakukannya. Dengan demikian larangan mendekati 22
Desi Ratna Sari, Hubungan Sikap Pacaran dengan Perilaku Seksual Pranikah Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012(Skripsi: UIN Jakarta, 2013), h. 21-22 23 Abu Ja‟far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, Tafsir Ath-Thabari (Jakarta: Pustaka Azzam, 2009) Cetakan ke-1, Jilid ke-16, h. 656 24 Abu Ja‟far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, h. 656
28
mengandung makna larangan untuk tidak terjerumus dalam rayuan sesuatu yang berpotensi mengantar kepada langkah melakukannya.25 Ikatan hubungan pacaran yang dilakukan oleh kedua orang yang berlainan jenis merupakan suatu langkah dalam mendekati zina, dan ini jelas sangat dilarang dalam QS. Al-Isra‟ ayat 32, termasuk yang dilakukan oleh mereka yang masih berusia remaja. Dilihat dari unsur-unsur aktivitas pacaran lebih mendekati aktivitas seksual, dan dilakukan dengan tanpa ikatan pernikahan, sangat jelas perilaku pacaran merupakan suatu perilaku mendekati zina. H. Cinta dalam Pandangan Islam Cinta merupakan anugerah dari Allah SWT, justru karena cintalah yang memanusiakan manusia, yang mewarnai kehidupan, dan mampu menerbitkan harapan-harapan dalam kehidupan. Tidak ada masalah jika lahir rasa cinta pada diri manusia dan tidak Allah jadikan cinta sebagai sumber penyiksaan bagi manusia. Pada dasarnya Allah turunkan cinta agar dapat menyatukan dua manusia dalam sebuah bahtera rumah tangga yang bahagia, saling melengkapi dan memahami.26 Sebagaimana telah Allah jelaskan dalam firmanNya QS. Ali „Imran/3: 14, berikut kutipan ayatnya:
25
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah (Jakarta: Lentera Hati, 2002) Cetakan ke-1, Volum ke-7, h. 458-459 26 Felix Y. Siauw, Udah Putusin Aja (Jakarta: Al-Fath Press, 2014) Cetakan ke-2, h. 21
29
Artinya: “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)”. Bahkan lebih daripada itu, Allah menjadikan rasa cinta dan kasih sayang yang lahir dari naluri manusia sebagai tanda bagi orang-orang yang beriman. Sebagaimana tercantum dalam firman Allah SWT dalam QS. Maryam/19:96. Berikut kutipan ayatnya:
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menambahkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang”. Cinta bagi manusia adalah bagian dari fitrah, bagian dari naluri-naluri (al-ghara’iz) yang lahir dari hati manusia. Al-Ghara’iz adalah naluri-naluri
30
yang tidak dapat diindra mata, namun terdapat pada manusia dan ia menuntut pemenuhan.27 Al-Ghara’iz terbagi menjadi tiga macam, yaitu: a. Gharizah Baqa’, yaitu naluri untuk mempertahankan eksistensi dan berorientasi pada diri sendiri. b. Gharizah Nau’, yaitu naluri yang berkaitan dengan rasa ingin dihargai, takut bila merasa terancam, dan lainnya, selain itu juga termasuk naluri untuk melanjutkan keturunan. c. Gharizah Tadayyun, yaitu naluri yang berkaitan dengan rasa sayang terhadap orangtua dan anak, saudara ataupun lawan jenis, selain itu dapat pula mewujud dalam naluri untuk menyucikan sesuatu. Seperti rasa takjub saat melihat sesuatu yang agung ataupun naluri dalam beragama.28 Cinta termasuk dalam golongan Gharizah Nau’ dan sebagaimana naluri-naluri yang lain, Gharizah Nau’ juga menuntut pemenuhan. Maka wajar saat seseorang sudah mencapai masa baligh, ia mulai merasakan naluri ini. Bukan sebagai tanda yang salah, namun sebagai indikasi bahwa ia sudah siap untuk melanjutkan keturunan manusia.29
27
Felix Y. Siauw, h. 22 Felix Y. Siauw, h. 22 29 Felix Y. Siauw, h. 23 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Paradigma penelitian ini adalah positivis, dimana objek penelitian dilihat memiliki keberaturan yang naturalistik, empiris, dan behavioristik, dimana semua objek penelitian harus dapat direduksi menjadi fakta yang dapat diamati, tidak terlalu mementingkan fakta sebagai makna namun mementingkan fenomena yang tampak, serta serba bebas nilai atau objektif dengan menentang habis-habisan sikap-sikap subjektif.1 B. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang analisisnya secara umum menggunakan analisis statistika. Dimaksudkan untuk melihat fenomena yang ada, kemudian dibandingkan
dengan
teori
yang
dimiliki.
Artinya,
peneliti
akan
menggambarkan fenomena berdasarkan pada teori yang dimilikinya. Teoriteori yang diajukan dijadikan sebagai standar untuk menyatakan sesuai atau tidaknya sebuah gejala yang terjadi.2 C. Metode Penelitian Metode penelitian ini adalah metode penelitian survei dengan jenis studi kasus, yaitu penelitian yang mempelajari masalah-masalah dalam 1
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010) Cetakan ke-5, h. 32 2 Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif (Jakarta: Erlangga, 2009) h. 29
31
32
masyarakat, termasuk tentang hubungan, kegiatan, sikap, pandangan, serta proses yang sedang berlangsung dan pengaruh dari suatu fenomena.3 Dalam studi kasus peneliti bermaksud untuk mempelajari secara intensif latar belakang serta interaksi lingkungan dari unit-unit sosial yang menjadi subjek. Tujuannya adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter yang khas dari kasus, ataupun status dari individu, yang kemudian dari sifat-sifat serta karakter tersebut akan dijadikan hal yang bersifat umum.4 D. Ruang Lingkup Penelitian 1. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah kumpulan blog yang dapat memberikan informasi tentang tayangan sinetron Ganteng-ganteng Serigala. Sedangkan objek penelitiannya adalah pengaruh sinetron Ganteng-ganteng Serigala terhadap perubahan perilaku pergaulan laki-laki dan perempuan (pacaran) siswa-siswi SMP Al-Muttaqien Bogor. 2. Waktu dan Tempat Penelitian ini berlangsung pada tanggal 6 Maret 2015 hingga 15 Juni 2015 di SMP Islam Al-Muttaqien Bogor, Jalan Raya Cijayanti, Kabupaten Bogor.
3
Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian dengan Statistik (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009) cetakan ke-4, h. 8 4 Mohammad Nazir, Metode Penelitian (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011) Cetakan ke-7, h. 57
33
E. Metode Penentuan Sampel 1. Populasi Populasi adalah jumlah dari keseluruhan objek yang karakteristiknya hendak diduga. Objek ini disebut unit analisis, unit analisis bisa merupakan orang, rumah tangga, tanah pertanian, perusahaan dan lain-lain dalam bentuk yang biasa dipakai dalam survei.5 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Al-Muttaqien kelas VIII berjumlah 80 siswa pada tahun ajaran 2014-2015 terdiri dari lakilaki dan perempuan. 2. Sampel Sampel adalah terjemahan dari bahasa Inggris sample artinya comotan atau mengambil sebagian dari yang banyak. Sampel merupakan subset yang dicuplik dari populasi, yang akan diamati dan diukur peneliti6. Sampel dalam penelitian ini adalah 64 siswa terdiri dari laki-laki dan perempuan, dengan teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive Nonprobability Sampling atau sampel yang diambil dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu.7 Sampel yang diambil hanya siswa kelas VIII SMP Al-Muttaqien yang sering menonton sinetron GGS.
5
Pangestu Subagyo dan Djarwanto Ps, Statistika Induktif (Yogyakarta: BPFEYogyakarta, 2009) Edisi-5, Cet ke-2, h. 93 6 Sulistyaningsih, Metodologi Penelitian Kebidanan: Kuantitatif-Kualitatif (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011) h. 65 7 Jogiyanto HM, Metodologi Penelitian Sistem Informasi (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2008) h. 76
34
D. Variabel Penelitian Berdasarkan kerangka teori dalam penelitian ini, maka penelitian tentang “Pengaruh Tayangan Sinetron Ganteng-ganteng Serigala SCTV terhadap Perilaku Pacaran Siswa SMP Al-Muttaqien Bogor” menetapkan dua variabel, yaitu variabel terpengaruh (variabel dependen) yaitu pengaruh pada perubahan perilaku pacaran (rendah, sedang, tinggi) siswa-siswi SMP Al-Muttaqien. Sedangkan variabel pengaruh (variabel independen) yaitu perilaku pacaran (verbal dan nonverbal) dari tayangan sinetron GGS. Maka variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah variabel bebas atau independen yang disebut variabel X dan variabel terikat atau variabel dependen yang disebut variabel Y. Adapun variabel yang diukur dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas (Variabel Independen) adalah tayangan sinetron Ganteng-ganteng Srigala yang diproduksi oleh SCTV (Variabel X), sedangkan variabel terikat (Variabel Dependen) adalah perilaku pacaran (Variabel Y). E. Hipotesis Penelitian Peneliti telah merumuskan dugaan sementara dalam penelitian ini, hipotesis tersebut adalah: Ho: βo = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara tayangan sinetron GGS terhadap perilaku pacaran. Ho: βo ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara tayangan sinetron GGS terhadap perilaku pacaran.
35
F. Definisi Operasional dan Indikator Variabel Penelitian Definisi Operasional adalah tentang bagaimana cara mengukur variabel dengan mendefinisikan variabel (diungkapkan dalam definisi konsep) secara operasional, secara nyata dalam lingkup obyek penelitian. Hal ini berhubungan dengan indikator penelitian.8 Adapun definisi operasional penelitian ini adalah: 1. Variabel X1 (Pengaruh Kognitif): yaitu tayangan sinetron mempengaruhi pemikiran/gagasan melalui pesan-pesan yang menyediakan informasi dan kenyataan-kenyataan. 2. Variabel X2 (Pengaruh Afektif): yaitu tayangan sinetron mempengaruhi bidang emosi audiens melalui pesan-pesan yang mengubah tingkah laku dan perasaan audiens. 3. Variabel Y (Perilaku Pacaran/Behavioral): yaitu pengaruh motivasi melalui pesan-pesan yang merangsang atau mengarahkan keinginan untuk melakukan apa yang dicontohkan dalam tayangan sinetron. (lampiran 1) G. Teknik Pengumpulan Data 1. Data Primer Data primer adalah yang langsung diperoleh dari sumber data pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian.9 Data primer akan diambil dari tiga sumber, yaitu:
8 9
Muhammad Idrus, h. 81 M. Burhan Bungin, h. 122
36
a. Angket Angket merupakan serangkaian atau daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis, kemudian dikirim untuk diisi oleh responden. Merupakan suartu teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan analisa mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik beberapa orang utama di dalam organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan atau oleh sistem yang sudah ada. 10 Pertanyaan dalam angket menggunakan jenis angket tertutup dan akan dijawab oleh para responden yang sering menonton tayangan sinetron Gantengganteng Srigala SCTV. b. Observasi Observasi
merupakan
aktivitas
pencatatan
fenomena
yang
dilakukan secara sistematis. Pengamatan dapat dilakukan secara terlibat (partisipatif) ataupun nonpartisipatif.11 c. Wawancara Wawancara merupakan sebuah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dan responden.12 Peneliti akan melakukan wawancara dengan guru BP/BK dan guru mata pelajaran PAI , serta Bagian Kesiswaan kelas VIII SMP Islam Al-Muttaqien Bogor.
10
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi dengan Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS (Jakarta: Prenada Media, 2014) cetakan ke-2, h. 21 11 Muhammad Idrus, h. 101 12 M. Burhan Bungin, h. 126
37
2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder dari data yang kita butuhkan.13 Peneliti akan mengumpulkannya melalui penelitian kepustakaan, untuk mencari konsep dan teori-teori yang berhubungan dengan masalah data pendukung penelitian ini, seperti buku-buku, artikel, internet, surat kabar dan berbagai literatur yang berkaitan dengan penelitian ini. H. Uji Instrumen 1. Uji Validitas Uji validitas adalah untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur mengukur apa yang ingin diukur. Sekiranya peneliti menggunakan kuesioner di dalam pengumpulan data penelitian, maka kuesioner yang disusunnya harus mengukur apa yang diukurnya.14 Sementara itu, jenis validitas yang diukur dalam penelitian ini adalah validitas konstruk atau disebut kerangka dari suatu konsep. Pertama-tama yang harus dilakukan oleh peneliti ialah mencari apa saja yang merupakan kerangka dari konsep tersebut.15 pada uji instrumen ini peneliti menggunakan Software SPSS versi 20 for Windows Release. 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur
13
M. Burhan Bungin, h. 122 Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metodologi Penelitian Survai (Jakarta: LP3ES, 2011) h. 124 15 Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, h. 125 14
38
dipakai dua kali (untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten), maka alat pengukur tersebut reliabel.16 Pada uji instrumen ini peneliti menggunakan Realibility Analisis dengan metode Cronbach Alpha dan menggunakan Software SPSS versi 20 for Windows Release. Dengan metode ini koefisien keandalan alat ukur dapat dihitung dengan rumus:
α=
(
)
Keterangan: α : Koefisien Keandalan Alat Ukur K : Jumlah Variabel R : Rata-Rata Koefisien Antar Variabel I. Metode Analisis Data Analisis data akan menggunakan analisis deskriptif kuantitatif, yaitu analisis data yang diolah dengan rumus-rumus statistika yang sudah disediakan, baik secara manual maupun dengan menggunakan jasa komputer.17 a. Skala Likert Skala Likert adalah skala yang dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang suatu objek atau fenomena tertentu. Skala likert terdiri dari dua pernyataan, yaitu pernyataan positif
16
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, h. 140 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002) edisi ke-5, h. 213 17
39
dengan skor 5, 4, 3, 2, dan 1; dan pernyataan negatif dengan skor 1, 2, 3, 4, dan 5. 18 Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tayangan terhadap perilaku pacaran (verbal dan nonverbal) yang dilakukan dengan skala likert pernyataan negatif menggambarkan prosedur pengukuran dengan skala: Tabel 1 Skala Likert Sangat
Tidak Tidak
Cukup
Setuju
Sangat Setuju
Setuju
Setuju
Setuju
(STS)
(TS)
(CS)
(S)
(SS)
1
2
3
4
5
Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan dari variabel menjadi dimensi, dari dimensi dijabarkan menjadi indikator, dan dari indikator dijabarkan menjadi sub-indikator yang dapat diukur. Akhirnya sub-indikator dapat dijadikan tolok ukur untuk membuat suatu pernyataan yang perlu dijawab oleh responden.19 Selanjutnya, data yang diperoleh dengan menggunakan kuesioner, hasil analisisnya dipresentasikan dalam tabel dan dianalisis berdasarkan variabel pengaruh tayangan sinetron Ganteng-ganteng Srigala (kognitif
18 19
Syofian Siregar, h. 25 Syofian Siregar, h. 25
40
dan afektif) yang selanjutnya dapat dilihat pengaruhnya terhadap perubahan perilaku pacaran siswa-siswi kelas VIII SMP Al-Muttaqien. Setelah dilakukan perhitungan atas hasil kuesioner pengolahan data kuantitatif yang diperoleh mengenai pengaruh tayangan sinetron GGS (kognitif dan afektif), digunakan pengujian analisis regresi linier berganda dengan menggunakan Software SPSS versi 20 for Windows Release. 1. Uji Regresi Linier Berganda Uji regresi linear dimaksud untuk menguji bagaimana pengaruh variabel dependen terhadap variabel independen.20 Persamaan umum regresi linear berganda adalah:21
Y = α + b1X1 + b2X2
Keterangan: Y : Variabel Dependen (prilaku pacaran) α : Konstanta b1 : Koefisien regresi parsial variabel kognitif b2 : Koefisien regresi parsial variabel afektif X1 : Variabel Kognitif X2 : Variabel Afekti 2. Uji Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Nilai 20 21
M. Burhan Bungin, h. 222 Iqbal Hasan, h 74
41
koefisien determinasi terletak antara 0 sampai 1, R2 semakin mendekati angka satu maka semakin baik kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen.22 Dalam output SPSS, koefisien determinasi terletak pada tabel Model Summary dan tertulis R Square. Untuk regresi linier berganda menggunakan R Square yang telah disesuaikan (Adjusted R Square). 3. Uji F-test Uji F-test digunakan untuk mengevaluasi pengaruh semua variabel independen
terhadap
variabel
dependen.23
Adapun
nilai
taraf
signifikansinya sebesar α = 1% sampai dengan 10%. Untuk melakukan pengujian hipotesis, maka ada beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan, yaitu merumuskan: Ho: βo= 0
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara tayangan sinetron Ganteng-ganteng Srigala terhadap perilaku pacaran.
Ho: βo ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara tayangan sinetron Ganteng-ganteng Srigala terhadap perilaku pacaran. Jika sig F > 0,1, maka artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Sedangkan jika sig F < 0,1, maka artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen.
22
Agus Widarjono, Analisis Statistika Multivariat Terapan (Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan STIM YKPN, 2010) h. 19-20 23 Agus Widarjono, h. 22
42
4. Uji T-test Uji T-test digunakan untuk membuktikan apakah variabel independen secara individu mempengaruhi variabel dependen.24 Adapun taraf nilai signifikannya sebesar α = 1% sampai dengan 10%. Dengan hipotesis nol dan hipotesis alternatif sebagai berikut: a). Variabel Kognitif (Variabel X1): Ho: βo = 0 Tidak terdapat pengaruh antara variabel kognitif terhadap prilaku pacaran. Ho: βo ≠ 0 Terdapat pengaruh antara variabel kognitif terhadap prilaku pacaran. b). Variabel Afektif (Variabel X2): Ho: βo = 0 Tidak terdapat pengaruh antara variabel afektif terhadap prilaku pacaran. Ho: βo ≠ 0 Terdapat pengaruh antara variabel afektif terhadap prilaku pacaran. Jika sig t > 0,1, maka artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Sedangkan jika sig t < 0, maka artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen.
24
Agus Widarjono, h. 25
BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum tentang Sinetron Ganteng-ganteng Serigala SCTV Sinetron
Ganteng-ganteng
Serigala
merupakan
sinetron
yang
mengisahkan tentang kehidupan manusia vampir dalam misinya mencari darah suci untuk mengabadikan kehidupannya. Darah suci tersebut terdapat pada jiwa seorang gadis yang bernama Nayla (yang diperankan oleh Jessica Milla). Kisah ini berawal dari Tristan (Kevin Julio) bersama saudara saudara nya adalah murid baru di salah satu International School. Tidak ada yang tahu bahwa Tristan dan saudara-saudaranya yaitu Digo (Aliando), Yasha (Dicky SMASH), Liora (Michelle Johan) dan Thea (Dahlia Poland) adalah bangsa vampir. Ayah mereka yaitu Ayah Agra (Rudy Kawilarang) mengutus Tristan untuk mencari dan mengambil darah suci yang terdapat dalam tubuh Nayla. Bila bangsa vampir mendekati pemilik darah suci, mereka akan merasa kesakitan. Oleh sebab itu, ayah Agra mengutus Tristan untuk mengambil darah suci itu, karena Nayla sudah jatuh cinta kepada Tristan maka Tristan bisa mendekati Nayla tanpa rasa sakit. Sementara itu, sahabat Nayla dari kecil yaitu Galang (Ricky Harun) tidak menyukai dan memiliki firasat buruk akan Tristan yang selalu mendekati Nayla. Suatu hari, ia tersesat di hutan dan digigit oleh serigala bernama Ratu Lestat. Sejak itu, Galang memiliki kekuatan super yang
43
44
didapatnya melalui Ratu Lestat yang mengutusnya agar menjaga darah suci yang ada pada diri Nayla. Pada akhirnya Sissy (Prilly) sahabat Nayla mengetahui bahwa Tristan dan saudaranya adalah bangsa vampir, kemudian Digo diutus keluarganya untuk mendekati Sissy agar Sissy tidak membuka mulut tentang apa yang diketahuinya. Akhirnya terjalinlah kisah cinta Digo dan Sissy. Selanjutnya, kisah pencarian darah suci ini dihiasi oleh perjalanan cinta Tristan-Nayla dan Digo-Sissy. Sama halnya dengan sinetron percintaan remaja lainnya, kisah percintaan dalam sinetron ini juga diwarnai dengan romantisme, konflik, dan perjuangan. B. Gambaran Umum SMP Al-Muttaqien Bogor 1. Sejarah Singkat SMP Islam Al-Muttaqien Bogor tepatnya berada di Jl. Cijayanti Desa Cijayanti Kecamatan Babakan Madang Kabupaten Bogor, berdiri pada tahun 1997 dan mulai beroperasi pada tahun 2000, sekolah ini berdiri di bawah naungan Yayasan Islam Al-Muttaqien yang bergerak di bidang pendidikan dengan luas tanah 1.080 M2 berstatus kepemilikan tanah atas nama yayasan. SMP Islam Al-Muttaqien berstatus akreditasi dengan nilai akreditasi “B”. Bergerak di bidang pendidikan yang berwawasan islami. Selain SMP Islam Al-Muttaqien, yayasan Al-Muttaqien juga mendirikan lembaga pendidikan jenjang lainnya, seperti TK Islam Al-Muttaqien dan SMK Islam Al-Muttaqien.
45
2. Visi, Misi dan Moto Pendidikan SMP Islam Al-Muttaqien a. Visi Pendidikan Visi pendidikan SMP Al-Muttaqien adalah “Terwujudnya peserta didik berprestasi, disiplin, dan kompetitif berlandaskan iman dan taqwa”. b. Misi Pendidikan SMP Al-Muttaqien juga memiliki misi pendidikan sebagai berikut: a) Melaksanakan pembelajaran secara efektif dan optimal b) Mendorong dan membantu siswa dalam mengembangkan potensinya c) Menumbuhkan semangat keunggulan secara inttensif kepada seluruh warga sekolah d) Menciptakan suasana lingkungan sekolah bersih, asri, dan nyaman e) Menanamkan semangat daya saing f) Menumbuhkan minat baca tulis Al-Qur’an c. Moto Pendidikan Moto SMP Al-Muttaqien adalah “Unggul dalam Berpikir, Anggun dalam Bertindak, Berani tapi Sopan”
46
3. Struktur Organisasi SMP Islam Al-Muttaqien Tahun 2014-2015
Kepala Sekolah Subingat, MM, M.Pd Wakil Kepala Sekolah Wasman, MM, M.Pd Bendahara Umum Nurhasannah Tata Usaha Helmi Indra B., S.Pd
Bid. Kurikulum Ujang Badrudin, S.Pd.
Bidang Kesiswaan Ela Laela, S.Pd.
Wali Kelas / Guru
4. Sarana dan Prasarana SMP Islam Al-Muttaqien a. Ruang Perpustakaan b. Laboratorium IPA c. Laboratorium Bahasa d. Asrama Guru e. Mushollah f. Ruang Keterampilan g. Lapangan Olahraga h. Peralatan Olahraga Lengkap
BP/BK Maryam, S.Pd.
BAB V PENEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Pengolahan Uji Instrumen Dalam mendapatkan data primer telah dilakukan dengan penyebaran kuesioner kepada siswa-siswi kelas VIII (delapan) SMP Al-Muttaqien sebanyak 20 responden yang dianggap dapat mewakili siswa-siswi yang ada. Berdasarkan pengujian reliabilitas uji instrumen dengan menggunakan software SPSS 20.0 for windows diperoleh bahwa nilai reliabilitas uji instrumen sebesar 0.753 (lihat lampiran). Nilai tersebut menunjukkan tingkat keandalan alat ukur yang baik. Dengan kata lain uji terhadap 20 responden dengan memberikan 60 butir pertanyaan secara keseluruhan dianggap valid dan reliabel. 1. Deskripsi Data Responden Penelitian Dari hasil analisis data profil responden diperoleh data di antaranya sebagai berikut: a. Jenis Kelamin Dari 64 responden diperoleh jenis kelamin responden pada penelitian ini dengan hasil seimbang, yaitu dari laki-laki berjumlah 35 siswa atau 54,7% dan perempuan berjumlah 29 siswi atau 45,3%. b. Usia Dari 64 responden diperoleh data usia responden dengan usia 13 tahun sebanyak 15 orang atau sebesar 23,4%, sedangkan usia 14 tahun sebanyak 30 orang atau 46,8%, dan usia 15 tahun sebanyak 17 orang
47
48
atau 26,6%, dan usia 16 tahun sebanyak 1 orang atau 1,6%, serta usia 17 tahun sebanyak 1 orang atau 1,6%. c. Agama Data agama 64 responden siswa-siswi SMP Islam AlMuttaqien kelas VIII (delapan) bahwa seluruhnya beragama Islam atau 100% beragama Islam. d. Pendidikan Sebelum SMP Dari 64 responden diperoleh data pendidikan responden sebelum SMP adalah sebanyak 32 orang atau 50% sekolah di SD dan 64 orang atau 50% sekolah di MI. e. Nilai Pelajaran Agama Dari 64 responden diperoleh data nilai dari pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dengan responden yang mendapat nilai 60 sebanyak 3 orang atau 4,7%, nilai 70 sebanyak 25 orang atau 39,0%, dan nilai 80 sebanyak 31 orang atau 48,4%, sedangan yang mendapat nilai 90 sebanyak 5 orang atau 7,9%. 2. Deskripsi Kuesioner Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh data responden adalah sebagai berikut:
49
a. Pengaruh Tayangan 1. Kognitif Hasil perhitungan data penelitian yang diperoleh dari kuesioner yang telah diisi oleh responden dari variabel kognitif, didapatkan hasil dengan skoring dan ranking pada tabel 2 sebagai berikut: Tabel 2 Pengaruh Kognitif NO PERTANYAAN
STS
TS CS
S
SS Skor
Rank
1
1
8
25
29
272
2
0
5
10
34
15
251
5
0
5
9
38
12
249
6
29
12
9
5
164
14
tayangan 0
3
3
41
17
264
4
Menurut saya isi pesan dalam 1
8
10
28
17
244
7
Saya
mengetahui
SCTV
menayangkan sinetron remaja 1 yang berjudul Ganteng-ganteng Serigala (GGS) Saya tahu kapan waktu tayang 2 sinetron GGS Saya
tahu
pemeran-pemeran
3 sinetron GGS Menurut 4
saya
menonton
tayangan sinetron GGS adalah 9 sebuah kebutuhan Menurut saya tayangan sinetron
5
(GGS)
merupakan
hiburan 6
50
sinetron GGS adalah tentang cara berpacaran remaja jaman sekarang Saya tahu Peran Kevin Julio dan Aliando Syarif adalah sebagai 7
manusia vampir yang berpacaran 1
6
1
27
29
269
3
1
3
23
36
284
1
17
25
16
6
203
10
24
9
22
5
192
13
4
13
14
25
8
212
8
8
15
10
20
11
203
10
dengan manusia dalam sinetron ini Saya tahu Jessica Mila berperan 8
sebagai Nayla, pacar Tristan 1 dalam sinetron ini Saya
9
tahu
Prilly
berperan
sebagai Sissy, pacar Digo dalam 0 sinetron ini Saya tahu dan mengerti isi dan
10
alur cerita dalam setiap episode 4 tayangan sinetron GGS Menurut saya beberapa adegan dalam
sinetron GGS sebagian
11 besar memberikan pesan moral yang negatif Menurut
saya
berpegangan
tangan
adegan
12 dalam
51
sinetron
GGS
bertentangan
dengan ajaran Islam Menurut saya adegan berduaan (bukan muhrim) dalam sinetron 13
8
15
10
19
12
204
9
GGS 6
18
12
19
9
199
12
15
6
19
13
200
11
12
5
15
17
199
12
GGS bertentangan dengan ajaran Islam Menurut
saya
adegan
berpandangan (bukan muhrim) 14
dalam
sinetron
bertentangan
dengan
ajaran
Islam Menurut saya adegan berpelukan dengan 15
lawan
jenis
(bukan
muhrim) dalam sinetron GGS 11 bertentangan
dengan
ajaran
Islam Menurut saya adegan mencium lawan jenis (bukan muhrim) 16
dalam bertentangan Islam
sinetron dengan
GGS 15 ajaran
52
Dari tabel 3 dapat diketahui bahwa respon siswa-siswi SMP Islam AlMuttaqien terhadap variabel kognitif yang menempati ranking pertama adalah peran Jessica Milla sebagai Nayla yang berpacaran dengan Tristan. Hal tersebut menunjukkan bahwa tayangan sinetron Ganteng-ganteng Serigala yang menceritakan tentang kisah percintaan remaja dapat menunjukkan kepada siswa-siswi SMP Islam Al-Muttaqien sehingga mereka mengingat dan mengetahui bahwa dalam tayangan tersebut terdapat pasangan yang kisah cintanya selalu diceritakan dalam tayangan tersebut, yaitu pasangan Nayla (pemilik darah suci) dan Tristan (manusia vampir yang bertugas mengambil darah suci). Sedangkan respon siswa-siswi SMP Islam Al-Muttaqien terhadap variabel kognitif yang menempati ranking terakhir adalah menonton tayangan sinetron Ganteng-ganteng Serigala sudah menjadi kebutuhan. Hal tersebut menunjukkan bahwa menonton tayangan Sinetron Ganteng-ganteng Serigala bukanlah suatu tuntutan kebutuhan. Hal ini diduga para siswa-siswi tidak menaruh besar perhatian dalam tayangan tersebut sebagai kebutuhan khusus tertentu. 2. Afektif Hasil perhitungan data penelitian yang diperoleh dari kuesioner yang telah diisi oleh responden dari variabel kognitif, didapatkan hasil dengan skoring dan ranking pada tabel 3 sebagai berikut:
53
Tabel 3 Pengaruh Afektif
NO PERTANYAAN 17
STS
Saya merasa senang dan 3
TS
CS
S
SS
Skor Rank
5
5
38
13
245
2
8
4
34
18
254
1
15
15
24
9
217
5
10
14
22
16
232
3
9
15
28
8
219
4
terhibur dengan tayangan sinetron Ganteng-ganteng Serigala (GGS) SCTV 18
Saya menyukai pemeran- 0 pemeran sinetron GGS karena mereka terkenal dan ganteng/cantik
19
Saya suka dengan gaya 1 pacaran Nayla dan Tristan (NATAN) dalam sinetron GGS
20
Saya suka dengan gaya 2 pacaran Digo dan Sissy (DISI)
dalam
sinetron
GGS 21
Saya merasa suka dengan 4 kisah
percintaan
ditayangkan
yang dalam
54
sinetron GGS 22
Saya menyukai adegan 1
20
16
23
4
201
8
16
8
24
12
216
6
20
9
27
5
203
7
16
14
25
2
191
9
25
12
14
3
167
11
25
8
17
6
180
10
ketika Tristan dan Nayla berpegangan
tangan
dalam sinetron GGS 23
Saya menyukai adegan 4 ketika Digo dan Sissy berduaan dalam sinetron GGS
24
Saya menyukai adegan 3 ketika Tristan dan Nayla saling
berpandangan
dalam sinetron GGS 25
Saya menyukai adegan 7 ketika Digo dan Sissy berpelukan
dalam
sinetron GGS 26
Saya menyukai adegan 10 ketika Tristan mencium Nayla
dalam
sinetron
GGS 27
Setelah sinetron
menonton 8 GGS
Saya
55
merasa bahwa berduaan dengan lawan jenis adalah hal yang wajar 28
Setelah sinetron
menonton 4 GGS
31
7
17
5
180
10
28
9
11
4
159
12
22
7
12
3
148
13
saya
merasa
bahwa
berpegangan
tangan
dengan lawan jenis adalah hal yang wajar 29
Setelah sinetron
menonton 12 GGS
Saya
merasa bahwa berpelukan dengan lawan jenis adalah hal yang wajar 30
Setelah sinetron
menonton 20 GGS
Saya
merasa bahwa mencium lawan jenis adalah hal yang wajar
Dari tabel 3 dapat diketahui bahwa respon siswa-siswi SMP Islam AlMuttaqien terhadap variabel afektif yang menempati ranking pertama adalah perasaan suka terhadap pemeran-pemeran sinetron Ganteng-ganteng Serigala
56
karena terkenal dan ganteng/cantik. Hal tersebut menunjukkan bahwa upaya tim kreatif dalam memilih bintang sinetron untuk memerankan sinetron Gantengganteng Serigala berhasil mempengaruhi siswa-siswi Al-Muttaqien, karena sesuai dengan judul sinetron tersebut pemeran-pemeran yang ditampilkan juga memenuhi kriteria dalam pemilihan judul sinetron, sehingga siswa-siswi SMP Islam Al-Muttaqien menyukai pemeran-pemeran sinetron tersebut dengan alasan terkenal dan ganteng/cantik. Sedangkan respon siswa-siswi SMP IslamAlmuttaqien terhadap variabel afektif yang menempati ranking terendah adalah persepsi responden tentang perilaku mencium lawan jenis adalah hal yang wajar. Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa-siswi merasa adegan-adegan tersebut dalam sinetron tersebut tidak lazim untuk dilakukan oleh remaja usia sekolah menengah pertama. Dari variabel pengaruh tayangan dilakukan rekapitulasi rata-rata skor variabel dan diperloh ranking pada tabel 4 sebagai berikut: Tabel 4 Rekapitulasi Rata-rata skor Variabel Pengaruh Tayangan Sinetron Ganteng-ganteng Serigala
No
Variabel Pengaruh Tayangan Rata-rata
Ranking
GGS
Skor
1
Variabel Kognitif
225,57
1
2
VariabelAfektif
200,86
2
57
Dari tabel 4 dapat diketahui, rekapitulasi rata-rata variabel pengaruh tayangan sinetron Ganteng-ganteng Serigala yang menempati ranking pertama adalah variabel kognitif, yang terdiri dari informasi waktu tayang sinetron, pemeran-pemeran dalam sinetron, adegan-adegan berpacaran dalam sinetron, kewajaran atau kelaziman perilaku-perilaku berpacaran dalam sinetron, serta informasi pesan-pesan moral yang disajikan dalam sinetron tersebut yang kesemuanya terdiri dari keabsahan informasi dalam tayangan sinetron tersebut cukup diperhatikan. Maka bisa ditarik kesimpulan pengaruh yang dimiliki variabel kognitif dengan informasi yang berkaitan dengan isi cerita dalam tayangan sinetron tentang perilaku berpacaran yang disajikan cukup menjadi pengetahuan bagi siswa-siswi SMP Islam Al-Muttaqien. Adapun rekapitulasi rata-rata variabel pengaruh Sinetron Gantengganteng Serigala yang menempati ranking kedua yaitu variabel afektif, yang mana siswa-siswi SMP Islam-Al-Muttaqien kurang terhibur dengan cerita yang disuguhkan dalam Sinetron Ganteng-ganteng Serigala. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengaruh yang dimiliki variabel afektif dengan konsep dan alur cerita yang disajikan sebatas formalitas semata. b. Perubahan Perilaku Pacaran Tabel 5 Perubahan Perilaku Pacaran
NO PERTANYAAN 31
Saya
tidak
pernah
STS TS CS S berpacaran 11
19
9
SS Skor Rank
17 7
179
12
58
sebelum
menonton
tayangan
sinetron Ganteng-ganteng Serigala (GGS) 32
Saya tidak pernah menggoda atau 12 merayu
lawan
langsung
jenis
sebelum
24
7
17 4
169
17
16
9
20 9
194
6
33
4
16 0
153
26
33
8
13 1
156
24
28
7
15 8
183
11
29
12
10 4
162
21
secara
menonton
sinetron GGS 33
Saya pernah berpacaran sebelum 10 menonton tayangan sinetron GGS
34
Saya
memutuskan
berpacaran
setelah
untuk 11 menonton
tayangan sinetron GGS 35
Saya pernah meniru gaya dan 9 perilaku pacaran dalam sinetron GGS setelah menonton tayangan tersebut
36
Saya seperti
pernah
meniru
berpandangan
perilaku 6 dengan
lawan jenis, setelah menonton tayangan tersebut 37
Saya pernah menirukan perilaku 8 seperti berduaan dengan lawan jenis, setelah menonton tayangan
59
tersebut 38
Saya pernah menirukan perilaku 8
28
7
19 2
171
16
30
8
8
5
154
25
16
9
18 9
212
1
9
8
28 10
212
1
23
10
19 5
184
10
33
7
11 7
172
15
seperti berpegangan tangan dengan lawan jenis, setelah menonton tayangan tersebut 39
Saya pernah menirukan perilaku 13 seperti
memeluk
setelah
lawan
menonton
jenis,
tayangan
tersebut 40
Saya pernah menirukan perilaku 4 seperti berkata-kata mesra dengan lawan jenis, setelah menonton tayangan tersebut
41
Saya pernah mengikuti gaya yang 8 dilakukan oleh pemeran, seperti: merayu, menggoda, menggombali lawan jenis
42
Setelah menonton sinetron GGS, 7 saya mengikuti gaya bicara Digo yang
romantis
ketika
merayu
pasangan saya 43
Setelah menonton sinetron GGS, 6 saya
mengikuti gaya pacaran
60
pasangan NATAN yang romantis ketika berduaan dengan pasangan saya 44
Setelah menonton sinetron GGS, 6
30
10
13 5
173
14
30
10
11 5
167
18
33
6
16 4
173
14
28
8
22 3
186
9
22
8
24 4
166
19
saya memang biasa dan berpacaran dengan pasangan secara terangterangan 45
Setelah menonton sinetron GGS, 8 saya sering ketemuan (nge-date) dengan pasangan saya baik di sekolah maupun di luar sekolah
46
Setelah menonton sinetron GGS, 5 saya berperilaku romantis dan tak malu-malu lagi terhadap pasangan saya
47
Setelah menonton sinetron GGS, 3 saya lebih berani merayu dan menggombali pasangan saya baik langsung maupun via HP
48
Setelah menonton sinetron GGS, 6 saya terinspirasi untuk mencari sumber informasi lain tentang gaya berpacaran masa kini
61
49
Gaya
berpacaran
saya
dan 8
34
8
11 3
159
23
23
13
16 9
197
5
19
12
18 7
187
7
23
7
24 4
189
7
31
7
9
7
164
20
18
9
22 9
202
3
30
10
8
166
19
pasangan saya terinspirasi dari sinetron GGS. 50
Saya sering menunggu adegan- 3 adegan mesra dalam sinetron GGS
51
Saya pernah berbagi informasi 8 tentang adegan-adegan percintaan dalam sinetron GGS dengan teman setelah
menonton
tayangan
sinetron tersebut 52
Saya pernah mencari informasi 6 tayangan sinetron GGS melalui media internet jika saya tidak menontonnya
pada
salahsatu
episode 53
Saya
pernah
download
mengunduh/men- 10
video-video
adegan
percintaan dalam sinetron GGS 54
Saya
pernah
download
mengunduh/men- 6
poto-poto
adegan
percintaan dalam sinetron tersebut 55
Saya pernah mem-posting atau 9 memasang poto profil dengan poto
7
62
adegan percintaan dalam sinetron tersebut pada akun sosmed saya (FB/Twitter/BBM/WA) 56
Saya pernah menonton sampai 7
15
8
22 12
209
2
32
9
15 4
175
13
16
6
23 10
201
4
17
5
24 6
187
8
25
7
10 7
161
22
habis acara infotainment (Cek & Ricek/ Hot Shot/ Insert/dsb) yang menginformasikan tentang gosip percintaan para pemain sinetron tersebut 57
Saya
tahu,
beberapa
adegan 4
percintaan dalam sinetron GGS bertentangan dengan ajaran Islam , tetapi saya tetap menontonnya. 58
Saya tahu, jika tayangan sinetron 9 GGS tidak mendidik bagi remaja usia sekolah seperti saya, tetapi saya tetap menontonnya
59
Saya tahu, waktu tayang sinetron 12 GGS merupakan waktu belajar saya,
tetapi
saya
tetap
menontonnya 60
Saya pernah menulis status pada 15 akun
sosmed
63
(FB/Twitter/BBM/WA)
saya
tentang kisah percintaan sinetron GGS
Dari tabel 5 dapat diketahui bahwa respon siswa-siswi SMP Islam AlMuttaqien terhadap variabel perubahan perilaku pacaran yang menempati ranking pertama adalah pernyataan no. 40 dan 41 yang sama-sama memiliki skor 212, dengan pernyataan bahwa siswa-siswi pernah menirukan perilaku seperti berkata-kata mesra dengan lawan jenis, dan siswa-siswi pernah mengikuti gaya yang dilakukan oleh pemeran, seperti: merayu, menggoda, menggombali lawan jenis. Hal tersebut bahwa responden telah mengikuti perilaku yang dicontohkan dalam tayangan tersebut, namun hanya sebatas merayu dan menggombali lawan jenis. Hal ini merupakan perilaku yang wajar dalam pergaulan masa puber dan dinilai bukan merupakan perilaku yang berlebihan. Sedangkan respon siswa-siswi SMP Islam Al-Muttaqien terhadap variabel perubahan perilaku pacaran yang menempati ranking terakhir adalah siswa-siswi memutuskan untuk berpacaran setelah menonton tayangan sinetron GGS. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengaruh yang diberikan dari perilakuperilaku pacaran yang terdapat dalam tayangan tersebut tidak mempengaruhi responden untuk memutuskan menjalin hubungan pacaran setelah menonton tayangan tersebut. Hal ini diduga sikap dan perilaku pacaran yang ditayangkan dalam sinetron tersebut tidak mendorong responden untuk menjalin hubungan khusus dengan lawan jenis. Meskipun sedikit mencontoh perilaku menggoda
64
dan merayu lawan jenis, namun tidak mendorong mereka untuk memutuskan menjalin hubungan pacaran. B. Analisis Data Penelitian 1. Uji Validitas Dalam uji instrumen terdapat hasil (lampiran) dan ditemukan jumlah variabel yang valid dari uji validitas, maka uji terhadap 20 responden dari 68 butir pertanyaan terdapat 60 butir pertanyaan dianggap valid dan reliabel. Selanjutnya pada uji instrumen tersebut peneliti menggunakan Software SPSS 20.0 for Windows Release. 2. Uji Regresi Linier Berganda Berdasarkan hasil penelitian yang telah diolah dengan menggunakan Software SPSS 20.0 for Windows Release, maka diperoleh hasil pada tabel 6 sebagai berikut: Tabel 6 Coefficients Model
Unstandardized Coefficients
a
Standardized
T
Sig.
4,415
,000
Coefficients
1
a.
B
Std. Error
(Constant)
55,059
12,471
Kognitif
-,230
,202
-,122
-1,141
,258
Afektif
1,021
,181
,600
5,628
,000
Dependent Variable: Behavioral
Y= 55,059 – 0,230X1 + 1,021X2
Beta
65
Dari persamaan tersebut dapat diartikan bahwa koefisien arah regresi dengan variabel kognitif (X1) dengan nilai koefisien regresi sebesar -0,230 mempunyai pengaruh yang negatif terhadap perubahan perilaku pacaran. Namun variabel afektif (X2) dengan nilai koefisien regresi sebesar 1,021 mempunyai pengaruh yang positif terhadap perubahan perilaku pacaran. Hal ini menunjukkan bahwa koefisien regresi antara variabel kognitif dan variabel afektif mempengaruhi perubahan perilaku pacaran. Ketika variabel kognitif tidak memiliki kecenderungan kepada perubahan perilaku pacaran, namun jika pada variabel afektif bersifat positif terhadap perubahan perilaku pacaran, maka terdapat adanya bentuk perubahan perilaku pacaran yang terjadi setelah menonton tayangan tersebut. 3. Uji Koefisien Determinasi Berdasarkan hasil penelitian yang telah diolah dengan menggunakan Software SPSS 20.0 for Windows Release, maka diperoleh hasil pada tabel 7 berikut: Tabel 7 b
Model
R
R
Adjusted
Square R Square
Model Summary Std. Error Change Statistics of
the R Square F
Estimate
Change
Change
12,673
,342
15,843
Durbindf1
df2
Sig.
F Watson
Change
,585 1
a
,342
,320
a. Predictors: (Constant), Afektif, Kognitif b.
Dependent Variable: Behavioral
2
61
,000
1,621
66
Tabel 7 koefisien determinasi yang telah disesuaikan (Adjusted R Square) sebesar 0,320 artinya bahwa tayangan sinetron (kognitif, afektif) berpengaruh terhadap perubahan perilaku pacaran sebesar 32% yang masih terbilang sangat kecil, atau sangat kecil kemungkinan terdapat perubahan perilaku pacaran. Sedangkan sisanya sebesar 68% dipengaruhi oleh variabel lain diluar model yang digunakan penulis. Hasil penelitian ini mendapat nilai R= 0,585 menunjukkan R hampir mendekati angka 1, artinya bahwa sinetron (kognitif, afektif) hampir berpengaruh positif terhadap perubahan perilaku pacaran namun tidak terlalu besar pengaruhnya terhadap perilaku pacaran. 4. Uji F-Test (Simultan) Berdasarkan hasil penelitian yang telah diolah dengan menggunakan Software SPSS 20.0 for Windows Release, maka diperoleh hasil pada tabel 8 sebagai berikut: Tabel 8 Uji F-Test (Simultan) a
ANOVA Model
1
Sum of Squares Df
Mean Square
F
Sig.
Regression
5089,320
2
2544,660
15,843
,000
Residual
9797,617
61
160,617
Total
14886,938
63
a. Dependent Variable: Behavioral c. Predictors: (Constant), Afektif, Kognitif
b
67
Pada tabel ANOVA dapat dianalisis: 1. Hipotesis dalam uraian kaliamat Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara tayangan sinetron Ganteng-ganteng Srigala (Kognitif dan Afektif)
terhadap
perilaku pacaran. Ha
: Terdapat pengaruh yang signifikan antara tayangan sinetron Ganteng-ganteng Srigala (Kognitif dan Afektif)
terhadap
perilaku pacaran. 2.
Pengambilan Keputusan a. Berdasarkan perbandingan antara F hittung dan F tabel Jika: F hittung ≤ F tabel, maka Ho diterima. Jika: F hitung > F tabel, maka Ho ditolak. 1) Nilai F hitung dari tabel ANOVA sebesar 15,843 2) Nilai F tabel dari tabel distribusi F {(0,05), (64-2-1)} sebesar 3,15 3) Membandingkan F tabel dan F hittung Hasil perbandingan F F
(15,843)
>F
(3,15),
hittung
dan F
tabel
telah ditemukan hasil
sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan
keputusan: Terdapat pengaruh yang signifikan antara tayangan sinetron Ganteng-ganteng Srigala (Kognitif dan Afektif) terhadap perilaku pacaran. Pada tabel 8 (ANOVA) juga dapat dianalisis berdasarkan nilai probabilitas. Pada tabel tersebut menunjukkan bahwa nilai signifikan sebesar 0,000 dimana angka tersebut lebih kecil dari 0,1 ini berarti variabel
68
independen (kognitif, afektif) secara bersama-sama berpengaruh positif secara signifikan terhadap variabel dependen (perubahan perilaku pacaran). 5. Uji T-Test (Parsial) Tabel 9 Uji T-Test (Parsial) Coefficients Model
Unstandardized Coefficients
a
Standardized
T
Sig.
4,415
,000
Coefficients
1
B
Std. Error
Beta
(Constant)
55,059
12,471
Kognitif
-,230
,202
-,122
-1,141
,258
Afektif
1,021
,181
,600
5,628
,000
a. Dependent Variable: Behavioral
Berdasarkan hasil uji t-test dapat dilihat pada tabel 9 (Coefficients), dapat dijelaskan pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen secara satu persatu sebagai berikut: 1. Variabel Kognitif 1) Berdasarkan perbandingan antara t hitung dan t tabel a. Hipotesis dalam bentuk kalimat Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara tayangan sinetron Ganteng-ganteng Srigala secara Kognitif terhadap perilaku pacaran.
69
Ha
: Terdapat pengaruh yang signifikan antara tayangan sinetron Ganteng-ganteng Srigala secara Kognitif terhadap perilaku pacaran.
b. Hipotesis dalam bentuk model statistik Ho: βo= 0 Ho: βo ≠ 0 c. Kaidah pengujian Jika: t hitung ≤ t tabel, maka Ho diterima. Jika: t hitung > t tabel, maka Ho ditolak. d. Perbandingan t hitung dan t tabel. a) Berdasarkan tabel Coefficients diperoleh nilai t hitung sebesar -1,141 b) Nilai t tabel= t {(α/2), (n-2)} = t {(0,025), (64-2)} t {(0,025), (62)} = 1,99 c) Perbandingan t
hittung
dan t
tabel
diperoleh hasil t
hitung
tabel,
maka
Ho diterima, sehingga kesimpulannya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari tayangan sinetron Ganteng-ganteng Serigala secara kognitif terhadap perilaku pacaran siswa SMP Islam Al-Muttaqin. 2) Berdasarkan teknik probabilitas. a. Kriteria pengujian Jika Sig ≤ α, maka Ho ditolak Jika Sig > α, maka Ho diterima b. Berdasarkan tabel Coefficients diperoleh nilai signifikan sebesar Sig = 0, 258, dengan nilai α dibagi 2 sebesar 0, 25. Sehingga
70
Sig
(0,258)
> α
(0,25),
maka Ho diterima, dimana angka tersebut
menunjukkan bahwa variabel X1 berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap perubahan perilaku pacaran. 2. Variabel Afektif 1) Berdasarkan perbandingan antara t hitung dan t tabel a. Hipotesis dalam bentuk kalimat Ho
: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara tayangan sinetron Ganteng-ganteng Srigala secara Afektif terhadap perilaku pacaran.
Ha
: Terdapat pengaruh yang signifikan antara tayangan sinetron Ganteng-ganteng Srigala secara Afektif terhadap perilaku pacaran.
e. Hipotesis dalam bentuk model statistik Ho: βo= 0 Ho: βo ≠ 0 f. Kaidah pengujian Jika: t hitung ≤ t tabel, maka Ho diterima. Jika: t hitung > t tabel, maka Ho ditolak. g. Perbandingan t hitung dan t tabel. d) Berdasarkan tabel Coefficients diperoleh nilai t Nilai t tabel= t {(α/2), (n-2)} = t {(0,025), (64-2)} t {(0,025), (62)} = 1,99
hitung
sebesar 5,628
71
e) Perbandingan t Ho ditolak,
hittung
dan t
tabel
diperoleh hasil t
hitung
>t
tabel,
maka
sehingga kesimpulannya, terdapat pengaruh yang
signifikan dari tayangan sinetron Ganteng-ganteng Serigala secara Afektif terhadap perilaku pacaran siswa SMP Islam Al-Muttaqin. 3) Berdasarkan teknik probabilitas. c. Kriteria pengujian Jika Sig ≤ α, maka Ho ditolak Jika Sig > α, maka Ho diterima d. Berdasarkan tabel Coefficients diperoleh nilai signifikan sebesar Sig = 0,000 dengan nilai α dibagi 2 sebesar 0, 25. Sehingga Sig
(0,000)
< α
(0,25),
maka Ho ditolak, dimana angka tersebut
menunjukkan bahwa variabel
X1 berpengaruh positif dan
signifikan terhadap perubahan perilaku pacaran.
BAB VI PENUTUP DAN KESIMPULAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, dapat penulis uraikan sebagai berikut: 1. Berdasarkan uji regresi linear berganda dari tabel Coefficients diperoleh hasil Standarized Coefficients variabel kognitif sebesar -0,230 sedangkan variabel afektif sebesar 1,021. Hal ini menandakan bahwa tayangan sinetreon berpengaruh pada perilaku pacaran siswa dari sisi efek kognitif dan afektif 2. Hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat dari tabel Summary. Adjusted R Square menunjukkan angka 0,320. Artinya, sinetron tersebut secara kognitif dan afektif sebesar 32% berengaruh terhadap perilaku pacaran siswa, pengaruh yang terbilang masih sangat kecil, selebihnya 68% dipengaruhi oleh variabel lain diluar model yang digunakan penulis. Diperkuat dengan uji F-test (Simultan) diperoleh hasil F
hitung
> F
tabel,
artinya terdapat pengaruh sinetron
(kognitif/afektif) terhadap perilaku pacaran siswa. 3. Berdasarkan pengujian T-test diperoleh hasil dari uji variabel kognitif (X1) bahwa nilai t hitung < t tabel, artinya tidak terdapat pengaruh variabel kognitif terhadap perilaku pacaran siswa. Sedangkan hasil uji variabel afektif (X2) nilai t
hitung
> t
tabel,
terhadap perilaku pacaran siswa.
72
artinya terdapat pengaruh afektif
73
4. Berdasarkan hasil seluruh pengujian di atas dapat disimpulkan bahwa sinetron Ganteng-ganteng Serigala berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku pacaran siswa SMP Islam Al-Muttaqien. Sehingga hasil penelitian ini dapat memperkuat Teori Jarum Suntik (Hypodermic Needle Theory) yang dikemukakan oleh Wilbur Schramm yang menyatakan bahwa media massa dapat memberikan dampak yang kuat terhadap audiens, seperti jarum yang disuntikkan pada kulit. B. Saran Kemajuan teknologi yang semakin pesat dan derasnya arus informasi yang masuk ke dalam ruang tamu kita yang semakin sulit dibendung harusnya dibarengi dengan kesadaran bahwa media massa dengan seperangkat program tayangannya membawa nilai-nilai yang dapat memberikan dampak terhadap masyarakat massa. Baik dampak yang positif maupun negatif. Masyarakat seharusnya dapat lebih selektif dalam memilih tayangan media massa, diantaranya dengan melakukan hal-hal sebagai berikut: 1. Hendaknya masyarakat khususnya umat Islam tidak menjadi konsumen yang pasif terhadap tayangan hiburan di Indonesia saat ini, sebaliknya harus lebih aktif. Mempelajari pengetahuan tentang etika dan pesan moral yang disampaikan dalam tayangan. Sehingga tidak hanya dapat menghibur tapi juga memberikan pesan moral yang berkualitas.
74
2. Sudah saatnya masyarakat khususnya mahasiswa untuk lebih kritis dalam menerima tayangan media massa saat ini. Masyarakat khususnya mahasiswa dapat menyampaikan kritik dan aspirasinya melalui media komunikasi yang ada jika ditemukan penyimpangan dalam tayangan media massa, penyimpangan yang dapat berdampak negatif bagi generasi masyarakat Indonesia khususnya generasi muslim. 3. Kepada seluruh instansi pendidikan hendaknya tidak hanya memperhatikan kemampuan akademis dan skill siswa, namun lebih diutamakan akhlak dan perilaku siswa, terutama dalam etika pergaulan, karena usia remaja merupakan usia pubertas segala sesuatu yang menurutnya bersifat fantasi selalu ingin mereka coba. Tanpa pengawasan dan bimbingan dengan baik, maka akan dengan mudahnya mereka terjerumus pada hal yang seharusnya tidak dilakukan. Sekolah memiliki hak otoritas untuk mengawasi dan membimbing perilaku dan akhlak siswa, hendaknya hal ini tidak hanya
dilakukan
di
sekolah
namun
juga
memberikan
pengarahankepada orang tua untuk turut serta mengawasi dan membimbing apa yang mereka tonton di rumah. Karena ilmu yang tidak disertai akhlak yang baik juga tidak berarti apa-apa.
75
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek . Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002. Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010. Burton, Graeme. Membincangkan Televisi: Sebuah Pengantar Kajian Televisi. Yogyakarta: Jalasutra, 2011. Daradjat, Zakiah. Membina Nilai-nila Moral di Indonesia. Jakarta: Penerbit Bulan Bintang, 1997. Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2007. Devito, Joseph A. Komunikasi Antarmanusia. Tangerang Selatan: Karisma Publishing Group, 2011. Hasan, Iqbal. Analisis Data Penelitian Aksara, 2009.
dengan Statistik. Jakarta: PT. Bumi
Hurlock, Elizabeth B. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga, 1980. Idrus, Muhammad. Metode Penelitian Ilmu Sosial: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif. Jakarta: Erlangga, 2009. Kementrian Agama RI. Pendidikan, Pengembangan Karakter, dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2010. Liliweri, Alo. Komunikasi Serba ada Serba Makna. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011. Liliweri, Alo. Komunikasi Serba Ada Serba Makna. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011. Littlejohn, Stephen W dan Karen A. Foss. Teori Komunikasi: Theories of Human Communication. Jakarta: Salemba Humanika, 2009. M, Jogiyanto H. Metodologi Penelitian Sistem Informasi. Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2008.
76
Muhammad, Abu Ja’far bin Jarir Ath-Thabari. Tafsir Ath-Thabari. Jakarta: Pustaka Azzam, 2009. Nazir, Mohammad. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia, 2011. Roudhonah. Ilmu Komunikasi. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dan UIN Jakarta Press, 2007. Santrock, John W. Remaja. Jakarta: Erlangga. Jilid 1, 2007. Santrock, John W. Remaja. Jakarta: Erlangga. Jilid 2, 2007. Severin, Werner J dan James W. Tankard. Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terapan di dalam Media Massa. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009. Shihab, M. Quraish. Tafsir Al-Misbah (Jakarta: Lentera Hati, 2002. Siauw, Felix Y. Udah Putusin Aja. Jakarta: Al-Fath Press, 2014. Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. Metodologi Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES, 2011. Siregar, Syofian. Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi dengan Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS. Jakarta: Prenada Media, 2014. Subagyo, Pangestu dan Djarwanto Ps. Statistika Induktif . Yogyakarta: BPFEYogyakarta, 2009. Sujarweni, V. Wiratna dan Poly Endrayanto. Statistika untuk Penelitian . Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012. Sulistyaningsih. Metodologi Penelitian Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011.
Kebidanan:
Kuantitatif-Kualitatif.
Tambunan, Nestor Rico. Remaja Mandiri 2. Jakarta: Penerbit Arcan, 1995. West, Richard dan Lynn H. Turner. Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika., 2008. Widarjono, Agus. Analisis Statistika Multivariat Terapan. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan STIM YKPN, 2010.
KEMENTERIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI .ll. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat 15412 Indonesia
TeleponlFax : (021)
Website:
E-mail :
[email protected]
wlv
Nomor Lampiran Hal
: Un. 0 1 /FS/P
P
7
432728 I 7 47 03580
Jakarta, 29 Juni 2015
.00.9 I 42221 201 5
: 1(satu) Berkas Skripsi : Ujian Skripsi
Kepada Yth. : 1. Dr. Hj. Roudhonah, MA 2. Saprudin, S.Pd 3. Drs. Wahidin Saputra, MA 4. Ade Rina Farida, M.Si 5. Drs. Masran, MA
Ketua/Penguji Sekretaris Penguji Penguji Pembimbing
di
Jakarta Assal am u' al aiku m
Wrlilb.
Dekan Fakultas llmu Dakwah dan llmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta menunjuk Bapaulbu sebagaiTim Penguji Skripsi mahasiswa/i di Fakultas Ilmu Dakwah dan llmu Komunikasi,
Nama Tempat Tanggal lahir NIM
Jurusan
JudulSkripsi
Lia Pediati Bogor, 5 Mei 1990 1111051000073 Komunikasi dan Penyiaran lslam (KPl) : Pengaruh Media Massa Terhadap Perilaku Pacaran Siswa SMP lslam Almuttaqien Bogor (Studi Kasus Tayangan Sinetron Ganteng-ganteng Srigala SCTV).
Ujian tersebut akan dilaksanakan pada
Hari/Tanggal Waktu Tempat
:
: Kamis,2 Juli 2015 : Pk. 12.00s.d.13.00W1B : Ruang Munaqasah (LantaiTB)
Untuk menunjang kelancaran ujian dimaksud, bersama ini kami kirimkan naskah skripsi yang akan diujikan, guna dipelajariiditeliti sebagaimana mestinya. Demikian penunjukan ini di sampaikan. Atas perhatian Bapak/lbu, kami ucapkan terima kasih Wassalam, an. Dekan,
Bidang Akademik
Ed, Ph.D 10330 199803 Tembusan 1. Dekan
2. Kasubbag. Umum Fakultas llmu Dakwah dan llmu Komunikasi
Ajkd/MI
004
Definisi Operasional dan Indikator Penelitian
VARIABEL Pengaruh tayangan sinetron Gantengganteng Serigala (Variabel X) Perubahan perilaku bergaul (Variabel Y)
DIMENSI
INDIKATOR
1. Kognitif 2. Afektif
1. Penerimaan informasi 2. Perasaan
3. Behavioral a. Proses perhatian (Attention). Mengamati peristiwa secara langsung (berupa pemikiran: sikap, nilai-nilai atau pandangan hidup).
3. Sikap atau Perilaku a. Kejadian yang mudah diingat b. Kejadian yang sederhana c. Kejadian yang menonjol d. Kejadian yang menarik e. Kejadian yang berulangulang
b. Proses Mengingat (Retention) Menyimpan peristiwa kedalam memori dalam bentuk imajinasi dan lambang secara verbal.
c. Proses Reproduksi Motoris (Motoris Reproduction) Pandangan yang perseptual sebelumnya meningkat menjadi bentuk perilaku.
f. Gambaran tentang saling pandang-pandangan dengan lawan jenis g. Gambaran tentang menghabiskan waktu berduaan dengan lawan jenis h. Gambaran tentang bergandengan tangan dengan lawan jenis i. Gambaran tentang berpelukan dengan lawan jenis. j. Gambaran tentang berciuman.
k. Perilaku saling pandangpandangan l. Perilaku menghabiskan waktu berduaan m. Perilaku bergandengan tangan dengan lawan jenis n. Perilaku berpelukan
dengan lawan jenis. o. Perilaku berciuman d. Proses Motivvasi (Motivational) Peneguhan yang mendorong perilaku ke arah pemenuhan tujuan tertentu.
p. Nilai peneguhan/Self Reinforcment (Rasa puas diri).
4. Alasan Pacaran pada Remaja
5. Dasar Memilih Pacar
q. Ingin menunjukkan daya tarik r. Karena ikut-ikutan teman sebaya s. Tujuan untuk bersenangsenang t. Belajar bermasyarakat u. Ingin mengenal lebih dekat v. Menyeleksi pasangan serius
w. Penampilan fisik x. Kecocokan pandangan y. Kepandaian dan kematangan z. Kehidupan sosial
DATA RESPONDEN PENELITIAN Jenis Kelamin Jenis Kelamin
Frequency
Precent
Laki-laki Perempuan Total
35 29 64
54,7% 45,3% 100%
Usia
Frequuency
Precent
13 tahun 14 tahun 15 tahun 16 tahun 17 tahun Total
15 30 17 1 1 64
23,4% 46,8% 26,6% 1,6% 1,6% 100%
Agama
Frequency
Precent
Islam
64
100%
Usia
Agama
Pendidikan sebelum SMP Jenis Sekolah
Frequency
Precent
SD MI Total
32 32 64
50% 50% 100%
Nilai
Frequency
Precent
6 7 8 9 Total
3 25 31 5 64
4,7% 39,0% 48,4% 7,9% 100%
Nilai Pelajaran Agama
Output SPSS 20.00 Uji Instrumen Penelitian
Case Processing Summary N Valid Cases
% 20
100,0
0
,0
20
100,0
a
Excluded
Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Alpha Total
,753 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
Skor Jawaban A
2,50
1,638
20
Skor Jawaban B
4,00
1,522
20
Skor Jawaban C
4,00
1,522
20
Skor Jawaban D
2,50
1,638
20
Skor Jawaban E
2,50
1,638
20
Skor Jawaban F
2,85
1,496
20
Skor Jawaban C
4,00
1,522
20
Skor Jawaban H
2,55
1,234
20
Skor Jawaban I
4,00
1,522
20
Skor Jawaban J
4,00
1,522
20
Skor Jawaban K
3,45
1,572
20
Skor Jawaban L
4,00
1,522
20
Skor Jawaban M
3,45
1,572
20
Skor Jawaban N
3,45
1,572
20
Skor Jawaban O
4,00
1,522
20
Skor Jawaban P
2,65
1,531
20
Skor Jawaban Q
2,70
1,380
20
Skor Jawaban R
2,35
1,663
20
Skor Jawaban S
1,65
1,089
20
Skor Jawaban T
2,70
1,380
20
Skor Jawaban U
2,00
1,124
20
Skor Jawaban V
1,65
1,089
20
Skor Jawaban W
3,20
1,399
20
Skor Jawaban X
2,80
1,322
20
Skor Jawaban Y
2,55
1,234
20
Skor Jawaban Z
2,20
1,105
20
Skor Jawaban AA
2,40
1,231
20
Skor Jawaban BA
2,30
1,380
20
60
Skor Jawaban CA
2,80
1,322
20
Skor Jawaban DA
2,55
1,234
20
Skor Jawaban EA
2,50
1,235
20
Skor Jawaban FA
3,20
1,473
20
Skor Jawaban GA
2,10
1,165
20
Skor Jawaban HA
3,30
1,455
20
Skor Jawaban IA
3,25
1,372
20
Skor Jawaban JA
2,25
1,251
20
Skor Jawaban KA
3,55
1,276
20
Skor Jawaban LA
2,40
1,273
20
Skor Jawaban MA
2,15
1,387
20
Skor Jawaban NA
4,00
1,522
20
Skor Jawaban OA
4,00
1,522
20
Skor Jawaban PA
4,00
1,522
20
Skor Jawaban QA
3,45
1,572
20
Skor Jawaban RA
4,00
1,522
20
Skor Jawaban SA
3,45
1,572
20
Skor Jawaban TA
3,45
1,572
20
Skor Jawaban UA
4,00
1,522
20
Skor Jawaban VA
4,00
1,522
20
Skor Jawaban WA
4,00
1,522
20
Skor Jawaban XA
3,45
1,572
20
Skor Jawaban YA
4,00
1,522
20
Skor Jawaban ZA
3,45
1,572
20
Skor Jawaban AB
3,45
1,572
20
Skor Jawaban BB
4,00
1,522
20
Skor Jawaban CB
2,65
1,531
20
Skor Jawaban DB
2,70
1,380
20
Skor Jawaban EB
2,35
1,663
20
Skor Jawaban FB
4,00
1,522
20
Skor Jawaban GB
3,45
1,572
20
184,30
57,617
20
Total Jawaban
Output SPSS 20.00 Regression
Coefficients Model
a
Unstandardized Coefficients
Standardized
t
Sig.
Coefficients B (Constant) 1
Std. Error
Beta
55,059
12,471
Kognitif
-,230
,202
Afektif
1,021
,181
4,415
,000
-,122
-1,141
,258
,600
5,628
,000
a. Dependent Variable: Behavioral
b
Model Summary Model
R
R
Adjusted
Square R Square
Std. Error Change Statistics of
the R Square F
Durbindf1
Estimate
Change
Change
12,673
,342
15,843
df2
Sig.
F Watson
Change
,585 1
a
,342
,320
2
61
,000
1,621
a. Predictors: (Constant), Afektif, Kognitif a.
Dependent Variable: Behavioral
a
ANOVA Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
5089,320
2
2544,660
Residual
9797,617
61
160,617
14886,938
63
Total
a. Dependent Variable: Behavioral b. Predictors: (Constant), Afektif, Kognitif
F 15,843
Sig. ,000
b
DAFTAR ANGKET UNTUK SISWA-SISWI SMP ISLAM AL-MUTTAQIEN BOGOR
Assalmu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam sejahtera, semoga berkah rahmat Illahi mengiringi perjuangan kita semua. Sebelumnya Saya ingin memperkenalkan diri. Nama Saya Lia Pediati, mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Semester 8, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Saya bermaksud untuk mengadakan penelitian (Skripsi) dengan judul “Pengaruh Media Masa terhadap Perilaku Pacaran Siswa SMP Islam Al-Muttaqien Bogor (Studi Kasus Tayangan Sinetron Ganteng-ganteng Serigala SCTV)”. Saya ucapkan terimakasih atas kesediaan teman-teman siswa-siswi SMP Al-Muttaqien Bogor dalam membantu Saya untuk menyelesaikan tugas akhir (Skripsi) dengan menjawab pertanyaan ini. A. Petunjuk Pengisian Sebelum menjawab atau mengisi, mohon untuk dibaca dan dipahami terlebih dahulu, kemudian isi dengan jujur dan benar, lalu isilah dalam kolom yang telah disediakan dengan memberikan tanda contreng (√) pada salahsatu dari pilihan jawaban di bawah ini. STS
: Sangat Tidak Setuju
CS
: Cukup Setuju
TS
: Tidak Setuju
S
: Setuju
SS
: Sangat Setuju
B. Pertanyaan tentang Identitas Responden 1. Nama
:
2. Jenis Kelamin
: (Laki-laki-Perempuan)
3. Umur
:
4. Agama
:
5. Alamat
:
6. Pendidikan sebelum Masuk SMP Al-Muttaqien Bogor: a.
(SD)
b.
(MI)
7. Nilai Rata-rata Pelajaran Agama di Sekolah: (6) / (7) / (8) / (9)
C. Pernyataan tentang Penerimaan Informasi (Efek Kognitif) NO 1
PERTANYAAN Saya mengetahui SCTV menayangkan sinetron remaja yang berjudul Gantengganteng Serigala (GGS)
2
Saya tahu kapan waktu tayang sinetron GGS
3
Saya tahu pemeran-pemeran sinetron GGS
4
Menurut saya menonton tayangan sinetron GGS adalah sebuah kebutuhan
5
Menurut saya tayangan sinetron (GGS) merupakan tayangan hiburan
6
Menurut saya isi pesan dalam sinetron GGS adalah tentang cara berpacaran remaja jaman sekarang
7
Saya tahu Peran Kevin Julio dan Aliando Syarif adalah sebagai manusia vampir dalam sinetron ini
8
Saya tahu Jessica Mila berperan sebagai Nayla, seorang gadis yang memiliki darah suci dalam tayangan sinetron ini
9
Saya tahu dan mengerti isi dan alur cerita dalam setiap episode tayangan sinetron GGS
10
Menurut saya tayangan sinetron GGS memberikan pesan moral yang positif
11
Menurut saya beberapa adegan dalam sinetron GGS sebagian besar memberikan pesan moral yang negatif
12
Menurut saya adegan berpegangan tangan
STS
TS
CS
S
SS
dalam sinetron GGS bertentangan dengan ajaran Islam 13
Menurut saya adegan berduaan (bukan muhrim)
dalam
sinetron
GGS
bertentangan dengan ajaran Islam 14
Menurut
saya
adegan
berpandangan
(bukan muhrim) dalam sinetron GGS bertentangan dengan ajaran Islam 15
Menurut saya adegan berpelukan dengan lawan
jenis
(bukan
muhrim)
dalam
sinetron GGS bertentangan dengan ajaran Islam 16
Menurut saya adegan mencium lawan jenis (bukan muhrim) dalam sinetron GGS bertentangan dengan ajaran Islam
D. Pernyataan tentang Perasaan Responden (Efek Afektif) NO
PERTANYAAN
17
Saya merasa senang dan terhibur dengan tayangan
sinetron
STS
Ganteng-ganteng
Serigala (GGS) SCTV 18
Saya menyukai pemeran-pemeran sinetron GGS
karena
mereka
terkenal
dan
ganteng/cantik 19
Saya suka dengan gaya pacaran Nayla dan Tristan (NATAN) dalam sinetron GGS
20
Saya suka dengan gaya pacaran Digo dan Sissy (DISI) dalam sinetron GGS
21
Saya merasa suka dengan kisah percintaan yang ditayangkan dalam sinetron GGS
22
Saya menyukai adegan ketika Tristan dan
TS
CS
S
SS
Nayla berpegangan tangan dalam sinetron GGS 23
Saya menyukai adegan ketika Digo dan Sissy berduaan dalam sinetron GGS
24
Saya menyukai adegan ketika Tristan dan Nayla saling berpandangan dalam sinetron GGS
25
Saya menyukai adegan ketika Digo dan Sissy berpelukan dalam sinetron GGS
26
Saya menyukai adegan ketika Tristan mencium Nayla dalam sinetron GGS
27
Setelah menonton sinetron GGS Saya merasa bahwa berduaan dengan lawan jenis adalah hal yang wajar
28
Setelah menonton sinetron GGS saya merasa bahwa berpegangan tangan dengan lawan jenis adalah hal yang wajar
29
Setelah menonton sinetron GGS Saya merasa bahwa berpelukan dengan lawan jenis adalah hal yang wajar
30
Setelah menonton sinetron GGS Saya merasa bahwa mencium lawan jenis adalah hal yang wajar
E. Pernyataan tentang Sikap dan Perilaku Responden (Efek Behavioral) NO
PERTANYAAN
31
Saya tidak pernah berpacaran sebelum menonton tayangan sinetron Gantengganteng Serigala (GGS)
32
Saya tidak pernah menggoda atau merayu lawan jenis secara langsung sebelum
STS
TS
CS
S
SS
menonton sinetron GGS 33
Saya
pernah
berpacaran
sebelum
menonton tayangan sinetron GGS 34
Saya
memutuskan
untuk
berpacaran
setelah menonton tayangan sinetron GGS 35
Saya pernah meniru gaya dan perilaku pacaran dalam sinetron GGS setelah menonton tayangan tersebut
36
Saya pernah meniru perilaku seperti berpandangan dengan lawan jenis, setelah menonton tayangan tersebut
37
Saya pernah menirukan perilaku seperti berduaan dengan lawan jenis, setelah menonton tayangan tersebut
38
Saya pernah menirukan perilaku seperti berpegangan tangan dengan lawan jenis, setelah menonton tayangan tersebut
39
Saya pernah menirukan perilaku seperti memeluk lawan jenis, setelah menonton tayangan tersebut
40
Saya pernah menirukan perilaku seperti berkata-kata mesra dengan lawan jenis, setelah menonton tayangan tersebut
41
Saya
pernah
mengikuti
gaya
yang
dilakukan oleh pemeran, seperti: merayu, menggoda, menggombali lawan jenis 42
Setelah menonton sinetron GGS, saya mengikuti gaya bicara Digo yang romantis ketika merayu pasangan saya
43
Setelah menonton sinetron GGS, saya mengikuti
gaya
pacaran
pasangan
NATAN yang romantis ketika berduaan
dengan pasangan saya 44
Setelah menonton sinetron GGS, saya memang biasa dan berpacaran dengan pasangan secara terang-terangan
45
Setelah menonton sinetron GGS, saya sering
ketemuan
(nge-date)
dengan
pasangan saya baik di sekolah maupun di luar sekolah 46
Setelah menonton sinetron GGS, saya berperilaku romantis dan tak malu-malu lagi terhadap pasangan saya
47
Setelah menonton sinetron GGS, saya lebih berani merayu dan menggombali pasangan saya baik langsung maupun via HP
48
Setelah menonton sinetron GGS, saya terinspirasi
untuk
mencari
sumber
informasi lain tentang gaya berpacaran masa kini 49
Gaya berpacaran saya dan pasangan saya terinspirasi dari sinetron GGS.
50
Saya sering menunggu adegan-adegan mesra dalam sinetron GGS
51
Saya pernah berbagi informasi tentang adegan-adegan percintaan dalam sinetron GGS dengan teman setelah menonton tayangan sinetron tersebut
52
Saya pernah mencari informasi tayangan sinetron GGS melalui media internet jika saya tidak menontonnya pada salahsatu episode
53
Saya pernah mengunduh/men-download
video-video adegan percintaan dalam sinetron GGS 54
Saya pernah mengunduh/men-download poto-poto
adegan
percintaan
dalam
sinetron tersebut 55
Saya pernah mem-posting atau memasang poto profil dengan poto adegan percintaan dalam sinetron tersebut pada akun sosmed saya (FB/Twitter/BBM/WA)
56
Saya pernah menonton sampai habis acara infotainment (Cek & Ricek/ Hot Shot/ Insert/dsb)
yang
menginformasikan
tentang gosip percintaan para pemain sinetron tersebut 57
Saya tahu, beberapa adegan percintaan dalam sinetron GGS bertentangan dengan ajaran
Islam
,
tetapi
saya
tetap
menontonnya. 58
Saya tahu, jika tayangan sinetron GGS tidak mendidik bagi remaja usia sekolah seperti
saya,
tetapi
saya
tetap
menontonnya 59
Saya tahu, waktu tayang sinetron GGS merupakan waktu belajar saya, tetapi saya tetap menontonnya
60
Saya pernah menulis status pada akun sosmed
(FB/Twitter/BBM/WA)
saya
tentang kisah percintaan sinetron GGS
“THANKS A LOT”
12r !. /ru1-{-/t.<_
t+ta )
A/3/
"Pengaruh Tayangan Sinetron Gonterig-gonteng Serigalrr SCTV terhadap Perilahu Pacaran Sisrva SMP AI-Muttaqien Bogor,' Proposal Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Mempcroleh Gelar Sarjana Komunil
Oleh:
Lia Pediati
NIM:
1111051000073
JURUSAN KOMTINIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMLINIKASI UIN SYAzuF HIDAYATULLAH JAKARTA 20ts
KEMENTERIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NE,GERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILJVIU KOMUNIKASI Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat 15412 lndonesia
Telepon/Fax : (021) 71i2728
/ 7170358u
Website: rvrvu, !-dkrriniakarta.ac. idE-rnail : dakrvahra)fdk.uirriakaLra ac.id
Nomor: Un.0l/F5 tPP.ol.sl {LY)zorc Lamp :1(satu)bundel
Jaka*a,
l1
IVIaret 201 5
Hal : Bimbingan Skripsi
Kepada Yth. Drs. Masran, M.Ag. Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilntu Komunikasi UIN SyarifHidayatullah Jakarta
Assalamu' alaikum Wr. Wb. Bersama ini kami sarnpaikan outline dan naskah proposal skripsi yang diajukan olelr mahasiswa Fakultas llmu Dakrvah dan Ihnu Komunikasi UI).,] Syarif Hidayatultah Jakarta sebagai berikut,
Nama : Lia Pediati NomorPokok : 1111051000073 .iurr-rsair,/Konsentrasi
Semester Telp. Judul Skripsi
: Kcmunikasi dan Penyiaran Islani : VIII (Delapan) : 085691877083 : Pengaruh Tayangan Sinetron Ganteng-ganteng
Serigala SCTV
terhaciap Perilaku Pacaran Sisrva SMP Al-Muttaqien Bogor
Kami mohon kesediaannya untuk rrenibirlbing
mahasis',va tersebut dalarl
penyusunan dan penyelesaiart skripsinya selanra 6 (enant) bulan dari tanggal 06 Vlaret 2015 s.d 06 September 2015.
Demikiau, atas perhatian LVass
alamu' alai kunt Wr.
dar-r
kesediaannya
kar-r-ri
sampaikan terima kasih.
L{tb.
an.Dekan,
Wakil Dekan Bidang Akadenrilr
lns,,p NIP. Tembusan: 1. Dekan 2. Ketua Jurusan Kourunikasi dan Penyiaran Islam (KPI)
'l\{.Ed, I'h.D r0330 r99803 r
004
I(EMENT'ERTAN AGAMA UNEVERSITAS TSLAM NEGERI (UTN) S Y.ARIF HIDAYAT'ULLAH JA KARTA F'AI(ULTAS ILMU DAKWAH D,AN ILMU KOMUNII(ASI
E &E' EE\ E
WHB
Telepon/Fax . (021\ 7 432728 I 7 47A]580 H. Juanda No. 95 Ciputat 15412 Indonesia
Websile: wrnr.filkuiniaka(a.ac.id,
1)) Du s
Nomor tr ainpiran
un,o I /F5/P P.00.s
Ha!
[zin FeneIitian (Skripsi)
t
E-mail : dakrvahr?tiJk.urriakana.ac.id
Jakarta,
Januari 2015
Kepada Ytli, di
Tempat As s al
amu' al a ikum lYr. ll/ b.
Dekan Fakultas Dakwah dan Ilrnu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menerangkan bahwa: Nama
Lia Pediati
Nomor Pokok
11110s1000073
TempaVTanggal Lahir Semester Jurusan/Konsentrasi Alamat Telp.
Bogor,05 Mei 1992 (Tujuh) Komunikasi dan Penyiaran Islarn Babakan Madang - Bogor
vll
085691 877083
adalah benar mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Uil\ Syarif Hidayatullah Jakarta yang akan melaksanakan penelitian/mencari data dalam rangka penulisan skripsi beriudul
:
Sehubungan dengan
itu, dimohon kiranya
Bapqk/lbu/Sdr.
dapat
menerima./mengizinkan mahasisrva kami tersebut dalam pelaksanaan kegiatan dimaksud. Demikian, atas kerjasama dan bantuannya kami mengucapkan terima kasih. Was s a I amu' al ai
kum Wr. I|tb. -/U6,T),eK-an { \e!a rA)l'V r\
):3f
&ffi'w
l
f Subhan, MA
ll0 199303 I 004
Tembusan : l. Wakil Dekan Bidang Akademik 2l Ketua Jurusan/Prodi Komunikasi dan Penyiaran lslam
t:
Wawancara Penlitian Narasumber
: Endang Abdul Rahman, S.Pd.SD
Tempat dan Tanggal Lahir
: Ciamis, 12 Agustus 1962
Jabatan
: Guru BP SMP Islam Al-Muttaqien Bogor
Pelaksanaan Wawancara
: Tatap Muka
Pertanyaan
: Bagaimana pendapat Bapak mengenai tayangantayangan sinetron percintaan remaja, apakah cukup berbahaya bagi siswa SMP Al-Muttaqien?
Jawaban
: Dilihat dari fungsi media ada sisi positif dan negatif, tergantung latar belakang pendidikan agama anak tersebut, apa lagi SMP sudah sedikit mempunyai dasar-dasar agama. Namun tetap saja orang tua khawatir dengan tayangan tersebut, tapi karena sudah umum dan modern, jadi tetap tergantung anak tersebut, kita sebagai orang tua dan guru BP tetap mengajak dan menghimbau kepada anak didik kita untuk lebih selektif dalam menerima informasi dari televisi khususnya agar tidak terpengaruh dengan apa yang ditayangkan media.
Pertanyaan
: Dari hasil observasi saya menemukan beberapa indikasi pengaruh dari tayangan sinetron percintaan remaja, contohnya peniruan bahasa-bahasa gaul dan
guyonan-guyonan kisah percintaan pada sinetron GGS. Bagaimana menurut bapak dengan hal tersebut? Jawaban
: Guyonan-guyonan dan bahasa gaul yang ditiru oleh siswa memang agak sulit dihindari, karena memang mereka mengkonsumsi media massa hampir setiap waktu. Sy cukup tahu saja tidak meniiru dan tidak melarang, karena lama-lama hal ini akan hilang sendiri, seiring dengan munculnya guyonan-guyonan atau bahasa gaul tersebut. apa lagi diusia remaja SMP masih sangat labil jadi mudah sekali mereka terpengaruh oleh informasi yang mereka terima.
Pertanyaan
: Apakah bpk pernah menemukan indikasi-indikasi peniruan anak-anak dari sinetron GGS terkait dengan adegan-adegan yang berkaitan dnegan percintaan remaja (pacaran, membuli dan mengejek)?
Jawaban
: Hampir setiap sekolah sepertinya ada, tetapi di setiap sekolah ada anak yang terpengaruh ada juga yang tidak, karena derasnya arus informasi yang bersifat percintaan tersebut khususnya sinetron GGS. Apalagi anak-anak usia remaja SMP itu mereka sifatnya selalu ingin coba-coba hal yang baru. Dari razia hp banyak yang kita temukan perilaku-perilaku
berpacaran
siswa,
dari
poto-poto
contohnya yang menurut Saya ini sudah lebih dari sekedar
pacaran biasa, bahkan video-video yang tidak layak ditonton pun sering kami dapatkan dari hasil razia tersebut. kita orang tua juga mungkin merasa kesulitan dalam menangani hal ini, karena sifat anak-anak ini tidak mau dididik dengan keras, jadi kita berusaha untuk mendekatinya secara pelan-pelan. Pertanyaan
: Apakah hal ini cukup berpengaruh pak pada prestasi siswa di sekolah?
Jawaban
: Jelas sangat berpengaruh, anak-anak yang cenderung pada pengaruh sinetron mereka tertinggal jauh oleh temantemannya. Peraturan tidak boleh membawa hp juga ada di sekolah ini, tapi anak-anak tetap membawa. Pernah dari salah satu kartu memori hp yang kami razia, kami menemukan poto-poto dan video yang tidak baik.
Wawancara Penlitian Narasumber
: Ela Laela, S.Pd.I
Tempat dan Tanggal Lahir
: Bogor, 23 September 1990
Jabatan
: Bagian Kesiswaan SMP IslamAl-Muttaqien
Pelaksanaan Wawancara
: Tatap Muka
Pertanyaan
: Apakah media massa mempengaruhipola pergaulan siswa di sekolah?
Jawaban
: Iya, sangat mempengaruhi akhlaknya dalam bergaul, karena remaja seusia mereka masih rentan terbawa dengan kondisi yang ada dalam pergaulan. Ada yang mudah diubah dan ada juga yang sulit diubah. Karena masa seusia mereka saatnya masa-masa pencarian jati diri.
Pertanyaan
: Apakah sinetron percintaan remaja khususnya Ganteng-ganteng Serigala mempengaruhi akhlak siswa dalam bergaul?
Jawaban
: Iya, terutama dalam bergaya dan cara mereka berbicara. Dan mempengaruhinya dalam proses belajar. Mereka cenerung kurang fokus dan menghambatnya dalam proses menghafal.
Pertanyaan
: Adakah indikasi-indikasi siswa yang mengimitasi pola perilaku pergaulan dari media massa. Khususnya perilaku percintaan yang dicontohkan dalam sinetron tersebut?
Jawaban
: Iya, yang saya tahu sebagai contoh di kelas VIII sebagian ada yang sudah menjalin hubungan pacaran, yang seharusnya itu belum saatnya mereka lakukan. Walau pun secara sembunyi-sembunyi. Saya dapatkan data tersebut dari hasil razia dan interogasi siswa.
Pertanyaan
: Apakah siswa lebih cenderung berperhatian lebih pada
sinetron
tersbeut
daripada
meningkatkan
prestasi di sekolah? Jawaban
: Untuk perhatian mereka sepertinya untuk masa sekarang seimbang. Walau pun sebenarnya agak kurang untuk berprestasi terlihat dari hasil mereka belajar sangat kurang
Pertanyaan
: Apakah perilaku pacaran memiliki domiasi yang besar
dalam
menyebabkan
kemunduran
dalam
prestasi belajar siswa? Jawaban
: Jelas, karena dengan perilaku pacaran sangat besar negatifnya.
Mereka
belum
dewasa
untuk
bisa
mengahadapinya. Namun sudah beranimencoba-coba. Padahal hal tersebut sangat berpengaruh besar dalam kemunduran prestasi siswa, terutama suasana hati mereka
belum cukup baik untuk menerima kondisi-kondisi buruk yang disebabkan oleh pacaran. Pertanyaan
: Menurut perasaan Ibu pribadi, apakah Ibu merasa khawatir
dengan
tayangan-tayangan
percintaan
remaja di TV seperti Ganteng-ganteng Serigala dapat memberikan contoh yang tidak baik bagi siswa Ibu di sekolah? Jawaban
: Iya, karena seusia mereka seharusnya konsentrasi untuk belajar dan meraih prestasi. Namun di saat sekarang dengan tayangan-tayangan yang kurang mendidik seperti sinetron Ganteng-ganteng Serigala yang menayangakan perilaku-perilaku berpengaruh
percintaan
negatif
dan
remaja
mereka
itu
sangat
berusaha
meniru
tayangantersebut. Menurut mereka itu gaul dan tren dengan cara meniru dan memperagakan adegan-adegan yang ditayangkan.
Wawancara Penlitian Narasumber
: Titib
Tempat dan Tanggal Lahir
: Bogor, 7 Oktober 1988
Jabatan
: Guru PAI Kelas VIII
Pelaksanaan Wawancara
: Tatap Muka
Pertanyaan
: Guru PAI memiliki perhatian yang lebih terhadap perkembangan akhlak siswa di sekolah, sejauh pandangan
Bapak
bagaimana
perkembangan
perilaku pergaulan siswa terkait dengan tata cara bergaulnya
dengan
lawan
jenis?
Bagaimana
pengaplikasian pelajaran PAI dalam kehidupan sehari-hari? Jawaban
: Saya merasa kesulitan yang pertama pergaulan dan sistem penerapan anak dari segi akhlak, dari sekitar 30 siswa 16 siswa akhlaknya kurang baik dan akan mempengaruhi 14 siswa lainnya.
Pertanyaan
:
Apakah
Bapak
sendiri
ketika
merngajar
mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari siswa?
Jawaban
: Pertama dari segi belajar berdoa, pulang ke rumah mengucapkan salam, tapi dari kebiasaan orang tua kurang mendudukung, cenderung masa bodoh. Jadi pelajaran yang disampaikan disekolah menjadi tidak sempurna karena kurangnya faktor pendudukung dari keluarga.
Pertanyaan
: Sejauh Bapak mengajar PAI di sekolah, apakah siswa sudah memahami betul dengan materi akhlak yang diajarkan terkait dengan tata cara pergaulan remaja muslim?
Jawaban
: Menurut saya belum, pertama anak yang belajar yang menyangkut masalah agama kebanyakan malas, dan lingkungan kurang mendukung, dan karena mata pelajaran PAI itu siang, dari segi suasana kurang mendukung juga.
Pertanyaan
: Apakah pergaulan siswa di sekolah sudah sesuai dengan materi yang disampaikan di kelas?
Jawaban
: Sebagian ada yang sudah mulai mengamalkannya dan sebagian lagi ada yang tetap pada kebiasaan tidak baiknya.
Pertanyaan
: Apakah Bapak pernah menemukan peniruanpeniruan dari tata bergaul siswa yang ditiru dari media massa?
Jawaban
: Kebanyakan siswa sekarang sudah mengenal yang namanya pacaran, jangankan SMP SD saja sudah banyak yang sudah mengenal, terutama di SMP Al-Muttaqien saya sering melihat adanya tanda-tanda kedekatan lakilaki dan perempuan yang meniru sinetron-sinetron remaja di TV. Makanya saya sedikit-sedikit masukan tentang tata cara bergaul yang baik, membina letupanletupan cinta yang sesuai pada usianya.
Pertanyaan
: perilaku yang seperti apa yang pernah Bapak temui perilaku pacaran pada siswa?
Jawaban
: Ngobrol, berdua-berduaan, jalan, kalau bertiga kita bisa paham, tapi kalau berdua saya tanda tanya dan curiga. Ini bisa jadi dipengaruhi oleh tontonannya di TV di rumahnya. Bahkan ketika razia kami pernah menemukan video-video porno. Dan kami juga tidak jarang menemukan perilaku-perilaku senonoh yang dilakukan siswa.
Pertanyaan
: Berapa persen dari siswa yang Bapak ajarkan di sekolah yang sudah mengenal pacaran?
Jawaban
: Sekitar 40% dari siswa sudah mengenal dan pernah berpacaran, karena dilihat dari perilakunya di sekolah terhadap lawan jenis.
POTO SETELAH WAWANCARA
Foto bersama guru BP/BK SMP Islam Al-Muttaqien
Foto bersama Guru PAI kelas VIII SMP Islam Al-Muttaqien
Foto bersama Bagian Kesiswaan SMP Islam Al-Muttaqien
DATA OBSERVASI PENELITIAN
NO
TANGGAL/JAM
TEMPAT
PERILAKU
1
Selasa, 11 Maret
Ruang
Berduaan
2015/13.08
Kelas VIIIA dengan lawan jenis
2
Selasa, 25 Maret
Lapangan
Boncengan
2015/10.13
Parkir
dan berpegangan tangan lakilaki dan perempuan, siswa yang lain mengatakan “cie,, mesra”
3
Selasa, 25 Maret
Depan
Seorang siswa
2015/11.02
ruang kelas
mencegat
VIIIB
siswi yang mau keluar kelas dan menggodanya, siswi tersipu
DOKUMENTASI
malu 4
Selasa, 24 Maret
Lapangan
Dua siswi
2015/11.00
sekolah
berseragam minim yang tidak sesuai kode etik siswa seperti gaya Sissy dalam sinetron GGS
5
Selasa, 24 Maret
Depan kelas Seorang siswa
2015/12.04
VIIIA
setelah mendekati siswi dan menjauh setelah ditegor pengawas sekolah
ADEGAN-ADEGAN PERCINTAAN DALAM SINETRON GANTENG-GANTENG SERIGALA SCTV
YAYASANTSfu*MATATTTTTAQIEN
sMP TSLAMAL lwUmAQmN CIJAYA TTI - BOGOR ALAMAT : JL. RAyA No. Surat
:
Perihal
:
clrAyAlrrr*BocoR
TELF. (0zsl) 8z700sg
/SMPIAL-MUTTAerEtt/f{l20tI
Izin Pene,Iitian Slcripsi di S!r4p Islarn Atr-Ivfutraqiem
Sehubuugan dengm datrrgnya surd,izin dari Uuiversitas Jslam Negeri Syarif
Hidayatullah
Jdsrtq KBmi selalru pihak sIvIP Islam Al-.Iv{.t*faiqen
rnerrfterikan
keferar.rgan baks,ar
Nama
:Lia,Hiati
NII\,I
: Illl05100ffi73
Jurusanr..fudi
: Komunikasi dan Penyiaran Islam
Faterttas
: Ilmu Daks/.ah dan
Instansi
:
tudul S*:ripsi
IIIN Syarif
Ilmu Konnunikasi
L{ida5,atullah
J*arta
: P-engaruh Media lvrassa terhadap perilalo. paearan siswa:sN{p
rslam Al-Mufiaqien Bqgor (studi I("srs: Tayangan sine&n Ginten g-ganteng Serigata SCTV) Kami'rnenyatakan bahwa menerima Mahasiswa yang beridentitas tersebut diatas untuk melaktikan penelitian di Instansi Kami sMp Islam Al-Muttaqien Bogor-
Bogor, 12 Jurli 2015 KeBaIa Sekolalq
i
I
YA yA s AN
$ uMl,q t -Ma r rA eI E N
sMP ISLAM dtr, UUTTAQIEN crrayaN"n - BocoR
ALAMAT : JL. RAyA CrJ,AyeNrt - nOCoR TELP. ( 0251 ) 8270008 l
PROFIL SEKOLAH
NAMA SEKOLAH ALAMAT
1.
:
KABUPATEN BOGOR
NAMAYAYASAN
: YAYASAIII ISLAM Al-
ALAMATYAYASAN
CIJAYANTI- KAB. BOGOR : 212o20z0s0&4/ 2Oz3O93g/ ZOO22O5O2OBO
JENJANG
AKREDITASI
;TERAKRID|TASI
4. TAHUN BERDIRI 5. TAHUN BEROPERASI 6. KEPEMILIKAN TANAH
MUI|AQIEN
-
: JL. RAYA
2. NSS/NPSN/NDS 3.
SMP ISIAM AL IvlL,TTAQlEN
:JL, RAYA CIJAYANTI DESA CUAYANTI KECAMATAN BABAKAN MADANG
"8"
:!997 :2000 : YAYASAN
STATUS TAhIAII
: HIBAH
LUAS TANAH
:1,080 M2
7. STATUS BANGUNAN MILIK : YAYASAN 8. LUAS SELURUH BANGUI\JAN : 543 M2' 9. NO. REKENING SEKOLAH : O9I-07-a37348-5-1 atas nama sMP IsLAM AL MUTTAQIEN BANK BRI Cabang/Unit CITEUREUp
10. DATA
STSWA DALAM
3 (T|GA) TAHUN TERAKHTR
Jml Pendaftar (Cln Siswa Baru)
Th Ajaran
Kelas Vll
Jml Siswa
1R)
?o14-?.-O1S
:
Kelas
Vlll
Jumlah (Kls Vll-
Kelas lX
Jml Rombel
Jml
Jml
Siswa
Rombel
Jml Siswa
Jml Rombel
4
93
3
80
2
Jml Siswa
Jml Rombel 9
_:'n
11. a) DATA RUANG KELAS
Jml ruang yang
Jml Ruang yang dlpergunakan utk dipergunakan utk friians *ela, ruang kelas
Jumlah Ruang Kelas Asli (d) ukuran
7.1@
M
(a)
Ruang
Likurtn>63-i,l
Ukuran<53M
Jumlah
(b)
(c)
(d)
3
9
5
Kelas
9
b) DATA RUANG LAIN
Jenis Ruangan 1. Perpustakaan
Jumlah (buah)
Ukuran (rn)
1
5x6
4. Lab. Bahasa
..x..
5. Asrama Guru
2. Lab. IPA
.,... x
3. Ketrampilan
..
Jenis Ruangan
Jumlah (buah)
Ukuran (m)
.x. ... x .....
6. Mushola
7
8 x8
12. DATAGURU Jumlah Guru/Staf Guru Tetao (PNS) Guru Kontrak Guru Honor Sekolah
StafTata Usaha
SMP Neseri
...... orans ..... oranp .,... orang ...... orans
SMP Swasta
Jumlah Guru/Staf Guru Tetap Yayasan + PNS Guru Kontrak Guru PNS dipekeriakan
..... orang ..... orang
StaffTata Usaha
3
26
orang
orang
Cijayanti, 14 Maret 2015 Kepala Sekolah,
suBlttear_Mtu. pa
Keterangan