Al-‘Ulum; Vol. 1, Tahun 2012
Rizalman, Validitas …
VALIDITAS TES BUATAN DOSEN (SURVAI PADA DOSEN DI FAK.TARBIYAH IAIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI TA.2010 - 2011) RIZALMAN
Abstrak The objective of the research is to study the relationships between Comprehension of Constructing Achievement Test, Perception of Evaluation System and Validity of Lecturers Constructed Test. The research was conducted at the Faculty of Education al IKIP Jakarta 1998/1999 with N - 41 lecturers by taking proportional random sampling technique. The research concluded that there are positive relationships between (1) comprehension of constructing achievement test (X1) and validity of lecturers constructed test (Y) with ry1 -0,49 and Y - 22,26 + 1,16X,, (2) perception of evaluation system (X2) and validity of lecturers constructed^ test (Y) with ry2 -0,34 and Y = 32,87 + 0,25X2. That is also positive relationships between those two independent variables with Two independent variables with dependent variables with R Y,? 0,56 and multiple regression ? = 13,00 + 103X1 + 0,18X2 Kata Kunci :Pemahaman, Persepsi buatan dosen.
dan Validitas tes hasil belajar
Pendidikan merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar dalam rangka upaya memberikan bimbingan, pembelajaran dan pelatihan kepada peserta didik untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Oleh karena pelaksanaan pendidikan tersebut melibatkan berbagai unsur yang ada didalamnya, maka pendidikan sebenarnya merupakan suatu sistem yaitu satu kesatuan dari berbagai unsur yang menimbulkan suatu interaksi antara pendidikan dengan anak didik dalam suatu lingkungan dan suasana yang kondusif. Unsur-unsur yang dimaksud dalam interaksi pendidik adalah unsur anak didik sebagai input. Unsur pembelajaran sebagai suatu proses dan unsur lulusan sebagai out put. Dalam - unsur pembelajaran sebagai suatu proses ada beberapa faktor yang mernpengaruhi yaitu pertama faktor instrumental yang meliputi ; pendidik, kurikulum, metode, media, sarana dan prasarananya serta
99
Dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
100
Al-‘Ulum; Vol. 1, Tahun 2012
sistem evaluasi, kedua faktor enviromental yang meliputi lingkungan dan suasana dimana kegiatan pendidikan dilaksanakan. Mengingat misi yang di emban pendidikan cukup berat, maka di tuntut agar setiap unsur dalam proses pendidikan mengoptimalisasikan perannya, sehingga dapat membawa misi tersebut dengan baik, misi pendidikan yang dimaksud adalah tertuang dalam tujuan pendidikan, mulai dari tujuan instruksional khusus yang dirumuskan oleh pendidikan sampai dengan tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN). Tujuan pendidikan nasional merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari tujuan pembangunan nasional bangsa dan negara Republik Indonesia. Dengan bertitik tolak dari tujuan pendidikan nasional yang menekankan pada perwujudan manusia yang beriman dan bertaqwa cerdas, berbudi pekerti luhur, sehat jasmani dan rohani, terampil, tangguh, mandiri, berdisiplin, produktif, kreatif, inovatif dan profesional. Maka Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi sebagai suatu lembaga pendidikan tinggi yang bertugas untuk menghasilkan tenaga kependidikan baik di sekolah sebagai guru maupun diluar sekolah sebagai pamong belajar, konselor, ahli media pendidikan, dan lain sebagainya, berupaya selalu meningkatkan mutu lulusannya. Karena tercapai tidaknya tujuan pendidikan nasional tersebut amat ditentukan. oleh tenaga kependidikan itu sendiri, mengingat bahwa tenaga kependidikan khususnya guru atau parnong belajar yang merupakan ujung tombak yang melaksanakan kurikulum suatu pendidikan. Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan suatu pembelajaran, maka seorang guru atau pamong belajar harus mampu rnelaksanakan kegiatan evaluasi yang sesungguhnya telah diberikan sebelum calon guru menyelesaikan studi di Fakultas Tarbiyah IAIN STS Jambi merupakan salah satu Fakultas kependidikan yang harus mampu menyiapkan lulusannya yang kompeten, diantaranya dalam melaksanakan kegiatan evaluasi pembelajaran yang menjadi perhatian penulis dalam penelitian ini adalah apakah kemampuan dosen IAIN STS Jambi, khususnya dalam lingkungan Fakultas Tarbiyah (Faktar) dalam rangka menyiapkan calon guru menjadikan guru yang kompeten dalam melaksanakan pembelajaran, khususnya dibidang evaluasi pembelajaran, memiliki. kemampuan dalam melakukan kegiatan evaluasi pembelajaran yang baik dan memadai. Tes hasil belajar buatan guru atau dosen adalah tes yang disusun sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diinginkan, namun belum dapat dipastikan tingkat validitas dan realibilitasnya, sehingga perlu di uji coba kembali penggunaannya, agar dapat mencapai apa yang diharapkan. Kekurangan para, dosen pada ilmumnya di Fakultas Tarbiyah IAIN STS Jambi adalah masih langkanya dosen dalam rangka membuat tes hasil belajar melakukan uji coba tes yang telah disusunya. untuk mengetahui validitas dan realibilitasnya. 101
Rizalman, Validitas …
Berangkat dari kenyataan ini penulis ingin mencoba mengangkat masalah validitas tes buatan dosen ditinjau dari pemahaman mengkonstruksi tes dan persepsi tentang sistem penilaian, dengan harapan hasil penelitian ini dapat menyatukan pemahaman dan persepsi yang positif di kalangan para dosen. Berdasarkan uraian masalah diatas, yang akan diteliti terfokus pada aspek pemahaman dalam mengkonstrksi tes hasil belajar dan persepsi dosen terhadap sistem penilaian yang dihubungkan dengan validitas tes buatan dosen di Fakultas Tarbiyah IAIN Sultan Thaha Saiiuddin Jambi. Kajian Teoritis Hakikat Validitas Tes Buatan Dosen Menurut Gronlund konsep validitas mengacu pada interpretasi yang diperoleh melalui hasil, disimpulkan dari fakta dan dinyatakan dalam tingkatan tinggi sedang, dan rendah.1. Tinggi rendahnya validitas suatu tes hasil belajar tergantung pada ketepatan dan kecerrnatan item (soal) yang digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Oleh karena itu Azwar menyatakan bahwa validitas adalah ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.2 Kecepatan artinya sesuai, relevan dengan materi yang terkandung dalam silabi (kurikulum), sesuai dengan tujuan pembelajaran, sesuai dengan kawasan berpikir yang akan di ukur, mempunyai keseimbangan antara butir soal yang sukar, sedang dan mudah, sesuai dengan sasaran pengukuran. Validitas tes dapat dibedakan atas validitas isi (content validity), validitas konstruk (construct validity), dan validitas kriteria (criterions relatul validity). Validitas kriteria terbagi atas validitas konkuren (concurent validity) dan validitas prediktif (predictive validity)3. Dari beberapa validitas yang dikemukakan tersebut, Anas mengelompokkannya kedalam dua bagian yaitu validitas logis dan validitas empirik. Dengan demikian penganalisisan terhadap validitas tes hasil belajar dapat dilakukan melalui dua cara, pertama penganalisisan yang dilakukan dengan cara berpikir logis, kedua penganalisisan yang dilakukan dengan berdasarkan pada kenyataan empirik.4. a) Penganalisisan secara rasional (logical analys) Dalam pengujian validitas secara logis suatu tes hasil belajar dapat dikatakan valid, apabila secara logika memiliki ketepatan mengukur untuk dapat mengetahui apakah tes hasil belajar memiliki validitas logis atau tidak dapat dilakukan melalui tebak isi dan konstruksi dari tes hasil belajar tersebut. 1
Norman E. Granlund, Constructing and Schievement (Englewood Cliffs; New Jersey, 1982). P. 126 2 Saifuddin Azwar, Reliabilitas dan Validitas (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1997). P. 5 3 Lewis R. Aiken, Psychological Testing and Assement (USA : Allyn and Bacon, 1997), P.94-97 4 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta : Raya Grafindo, 1996), P. 163
102
Al-‘Ulum; Vol. 1, Tahun 2012
Yang berkaitan dengan penelitian ini adalah pada validitas isi, yang mana tujuan validitas isi adalah untuk menilai apakah komposisi tes hasil belajar telah mewakili materi serta tujuan pembelajaran yang diukur atau belum. b) Penganalisisan validitas tes secara empirik (emperial analysis) Validitas empirik adalah ketepatan mengukur yang didasarkan hasil perolehan data dilapangan. Bertitik tolak dari hal ini maka tes hasil belajar dikatakan memiliki validitas empirik apabila berdasarkan hasil analisis yang dilakukan terhadap data hasil pengamatan dilapangan terbukti bahwa tes hasil belajar itu dengan tepat dapat mengukur hasil belajar yang seharusnya diukur lewat hasil belajar tersebut. Untuk melakukan penganalisisan terhadap validitas empirik dapat dilihat dari daya ketepatan meramalkan dan ketepatan membandingkan baik secara internal maupun eksternal. c) Tes Buatan Guru / Dosen Dalam tes kemampuan pada dasarnya terbagi dua bagian yaitu tes bakat (aptitude test) dan tes prestasi (achievement tes)5. Tes prestasi sering disebut juga tes hasil belajar, tes hasil belajar ini ada yang dibuat guru/dosen dan ada juga tes yang standar, seperti tes TOEPL, tes hasil belajar buatan guru/dosen merupakan alat pengukuran hasil belajar yang disusun berdasarkan topik-topik pokok bahasan yang terdapat dalam silabus pembelajaran, tujuannya adalah (1) untuk menentukan seberapa banyak mahasiswa yang tidak menguasai bahan perkuliahan yang telah diberikan dalam kurun waktu tertentu, (2) untuk menentukan apakah tujuan pembelajaran tercapai dengan baik atau tidak, (3) untuk memperoleh input baik bagi dosen itu sendiri maupun bagi mahasiswa dalam melihat perkembangan hasil belajarnya. Dengan memperhatikan pendapat para ahli bahwa validitas tes buatan dosen terbagi dua yaitu validitas rasional dan validitas empirik, kedua validitas ini dijadikan indicator dari variabel validitas tes buatan dosen. Validitas rasional suatu tes hasil belajar dinilai berdasarkan penganalisisan secara teoritis dan logis terhadap kesesuaian setiap butir tes dengan materi. atau pokok bahasan, tujuan khusus pembelajaran, bahasa dan konstruksinya. Sedangkan validitas empirik adalah validitas tes hasil belajar yang diperoleh berdasarkan penganalisisan terhadap jawaban mahasiswa yang dikenakan tes. Pemahaman Mengkonstruksi Tes Hasil Belajar. 1. Hakekat Pemahaman Mengkonstruksi Tes Hasil Belajar Pemahaman menurut Bloom yang dikutif oleh Norman E. Gronlund dalam bukunya measurement and Evalution in Teaching bahwa : Comprehension is defined as the ability to grasp the meaning of material, this may be shown by translating material from one arm to another 5
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Petididikan (Jakartan : Bumi Aksara, 1995).
103
Rizalman, Validitas …
(words and numbers), by interpreting material (explaining or sumarizing) and by estimating future trends (predicting, consequences or effect)6. Uraian tersebut diatas menjelaskan bahwa pemahaman (comprehension) didefenisikan sebagai suatu kemampuan untuk memahami suatu makna dari materi. Kemampuan ini ditunjukkan melalui kemampuan menginterprestasikan materi (menjelaskan atau meringkas), dan melalui kemampuan meramalkan kecenderungan yang akan datang, serta pemahaman terhadap suatu objek adalah kemampuan kognitif untuk tingkat mengerti tentang hubungan-hubungan antara fakta atau konsep dalam kemampuan menerjemahkan, menafsirkan dan mengekstrapolasi (estimasi) kemampuan menerjemahkan, menafsirkan perubahan hasil belajar mahasiswa melalui data, yang disajikan dalam Kartu Hasil Studi (KHS). Kemampuan menafsirkan ini dapat menuju kepada kemampuan meramalkan (ekstrapolasi), dengan adanya tanda-tanda kenaikan hasil belajar seorang mahasiswa setelah melihat adanya perubahan nilai KHS selama dua semester berturut-turut. Ada beberapa istilah yang berhubungan dengan pengertian tes, testing, testes dan testee yang masing-masing mempunyai pengertian yang relatif berbeda.7 Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian, sedangkan testing berarti saat berlangsungnya pengukuran dan penilaian, sedangkan tester adalah orang yang menyusun tes atau singkatnya pembuat tes, dan testec adalah orang yang dikenakan tes. Berkenaan dengan pengertian tes ada beberapa pendapat antara lain menurut, Asmawi menyebut tes adalah suatu pertanyaan atau suatu tugas yang direncakan untuk memperoleh informasi tentang atribut pendidikan atau psikologis yang setiap pertanyaan mempunyai jawaban yang benar.8 Menurut Anastasi tes adalah alat ukur yang standar yang obyektif sebingga dapat digunakan secara meluas serta dapat betul-betul digunakan untuk mengukui dan membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku individu.9 Dari beberapa pengertian tes tersebut diatas, kiranya perlu dipahami bahwa dalam dunia evaluasi pendidikan bahwa yang dimaksud dengan tes adalah cara atau prosedur yang digunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian atribut pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian pertanyaan yang hams dijawab oleh mahasiswa, sehingga diperoleh hasil pengukuran (skor) untuk menilai mahasiswa yang kemudian dibandingkan dengan nilai standar yang berlaku. Menyimak pendapat para ahli yang telah diuraikan diatas, bahwa pemahaman mengkonstruksi tes hasil belajar merupakan salah satu 6
Norman E. Gronlund, Measurement and Avalution in Teaching, (macmiltan publishing company, 1990), P. 50 7 Sudijono, Op. Cit.,P.66 8 Asmawi Zainul, Penilaian Hasil Belajar (Jakarta : UT, 1997), P.4 9 Anne Anastasi, Psychologycal Testing (New York : Mactnillan Publishing Co, 1997), P.32
104
Al-‘Ulum; Vol. 1, Tahun 2012
kemampuan yang harus dimiliki dan dikuasai oleh setiap dosen dalam melaksanakan tugas pembelajaran. Pemahaman mengkonstruksi tes hasil belajar adalah suatu kemampuan untuk menerjemahkan, menafsirkan dan mengestimasi sebagai alat ukur keberhasilan belajar mahasiswa dalam mata kuliah tertentu. 2. Hekekat Persepsi Terhadap Sistem Penilaian Seperti dalam kamus bahasa Inggris "perception" berarti penglihatan, tanggapan daya mernahami atau menanggapi sesuatu.10. Makna tersebut sangat sempit hanya terbatas pada penglihatan dan bagaimana cara seseorang melihat sesuatu. Sedangkan makna yang luas ialah pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengaitkan sesuatu.11 Pengertian persepsi dapat dikelompokkan berdasarkan obyek yang dilihat dan peristiwa yang dialami oleh manusia, selain itu juga berdasarkan pandangan psykologis. persepsi kadang-kadang lebih banyak tergantung pada pengalaman dan pengetahuan dari dunia luar sebagaimana yang dilakukan oleh otak untuk informasi. Pernyataan mengenai persepsi yang telah ditulis diatas, memiliki perbedaan secara kontektual, namun pada hakikatnya memiliki makna yang relatif sama. Dari berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah kesan-kesan yang ada dalam ingatan seseorang yang akibatnya oleh pengamatan yang telah dilakukan atau telah dialaminya. Kesan-kesan ini dapat berapa kemampuan menafsirkan, memaknai tentang suatu objek. Persepsi dosen terhadap sistem penilaian adalah kesan-kesan dosen terhadap sistem penilaian yang dilaksanakan di Fakultas Tarbiyah IAIN Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi dalam kegiatan proses pembelajaran. Dalam kaitannya dengan pengukuran penilaian merupakan penafsiran. atau interprestasi dari data yang bersumber dan pengukuran. Penilaian digunakan disekolah-sekolah sebagai suatu umpan balik (feed back) yang bersifat kuantitatif bagi siswa atau mahasiswa.12 Sehubungan dengan itu seorang pendidik atau dosen harus mencari jalan tentang pengembangan sistem penilaian yang dapat memberikan feed back untukmemperbaiki proses pembelajaran yakni khususnya dalam pengambilan keputusan.13 Dalam proses penilaian akhir hasil belajar mahasiswa ada beberapa komponen yang harus diperhatikan. Komponen-komponen tersebut adalah (1) 10
John M. Echols dan Hasan Shadely, Kamus Inggris-Indonesia (Jakarta : Gramedia, 1982)., P.424 Harold J. Leavitt, Managenal Psychology, Di terjemahkan oleh M. Zarkasi, Psikologi Manajemen, edisi Kempat (Jakarta : Erlangga, 1992). P.3 12 Yahya Umar, Pengertian Penilaian Pendidikan (Jakarta : Balitbang Sisjian Depdikbud, 1989). P.20 13 Fred T. Wilhems, Evaluation as Feedback and Guide (Washington DC : Association Supervision and Curriculum Development, NBA, 1967), P.3 11
105
Rizalman, Validitas …
kehadiran peserta didik, (2) tugas, (3) keaktifan dalam pembelajaran, (4) ujian tengah semester (5) ujian akliir semester (6) koreksi dan penilaian tugas (7) kriteria penilaian dan (8) informasi penilaian. Delapan komponen tersebut merupakan satu kesatuan, artinya antara yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan. Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan oleh para ahli diatas maka yang dimaksud dengan persepsi doseri terhadap sistem penilaian adalah proses pemberian makna, mengorganisis dan interpretasi dosen terhadap seperangkat komponen-komponen penilaian yaitu kehadiran mahasiswa, tugas perkuliahan, aktifitas dalam pembelajaran, ujian tengah semester dan ujian akhir semester, koreksi dan penilaian tugas, kriteria penilaian serta informasi penilaian. Sehingga semua komponen-komponen ini merupakan sistem penilaian yang berlaku di IAIN Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi, khususnya di Fakultas Tarbiyah. Kerangka Berpikir Hubungan antara pemahaman mengkonstruksi tes dengan validitas buatan dosen. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki dosen adalah pemahaman menyusun atau mengkonstruksi soal tes hasil belajar tengah semester maupun tes hasil belajar akhir semester. Dalam menyusun butir soal tes hasil tes belajar agar memiliki validitas yang baik, maka perlu diperhatikan rumusan tujuan pembelajaran khusus, sesuai dengan materi yang diajarkan dan mewakili materi yang telah diajarkan (refresentatif), jelas mengukur hasil belajar yang diharapkan, disusun sesuai dengan fungsinya, bentuk tes yang digunakan, ciri-ciri tes yang baik. dan tabel spesifikasi. Validitas tes buatan dosen dapat tercapai dengan baik, apabila telah mempunyai pemahaman yang tinggi tentang bagaimana mengkonstruksi tes hasil belajar yang benar, artinya soal tes yang benar-benar dapat mengukur apa yang dapat diukur. Salah satunya dipengaruhi oleh taktor pemahaman dosen dalam menyusun soal tes hasil belajar dengan baik dan benar. Dengan demikian diduga terdapat hubungan positif antara pemahaman mengkoristruksi tes hasil belajar dengan validitas tes buatan dosen. Hubungan antara persepsi dosen tentang sistem penilaian dengan validitas tes buatan dosen Dalam pengertian yang sederhana penilaian adalah suatu proses pengumpulan informasi yang meliputi seluruh atribut pendidikan. Sebagai perencana, pelaksanaan dan sebagai evaluator dalam suatu pembelajaran patut mempunyai interpretasi yang sama terhadap rambu-rambu penilaian yang berlaku, disamping itu harus memperhatikan prrinsip-prinsip pengujian, 106
Al-‘Ulum; Vol. 1, Tahun 2012
pengukuran dan penilaian itu sendiri. Sehubungan dengan hal ini maka penilaian hasil belajar adalah merupakan suatu prosedur yang sistimatis untuk memperoleh informasi yang akurat sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan. Tolak ukur keberhasilan proses pembelajaran akan terlihat dari satuansatuan komponen penilaian. Komponen-komponen tersebut diantaranya : (1) kehadiran mahasiswa, (2) tugas. (3) aktifitas dalam proses belajar mengajar dikelas, (4) ujian tengah semester dan. (5) ujian akhir semester. (6) koreksi dan penilaian tugas, (7) kriteria penilaian serta (8) informasi penilaian. Berdasarkan komponen-komponen inilah, maka hanya dosen yang mempunyai persepsi yang positif (benar) terhadap sistem penilaian yang dapat melaksanakan penilaian secara tepat (valid). Dengan demikian dapat diduga terdapat hubungan positif antara persepsi dosen terhadap sistem penilaian dengan tingkat validasi tes hasil belajar buatan dosen. Hubungan antara pemahaman mengkonstraksi tes hasil belajar dan persepsi terhadap sistem penilaian dengan validitas tes hasil belajar buatan dosen. Untuk memperoleh tes yang valid terutama tes yang dibuat oleh dosen, maka perlu adanya pemahaman dalam menyusun tes hasil belajar. mulai memahami arti tes, prinsip-prinsip tes. dan bentuk tes, ciri tes yang baik serta memahami pembuatan kisi-kisi. Dengan memiliki sejumlah pemahaman terhadap menyusun tes tersebut, dosen dapat mengaplikasikannya didalam kegiatan pembuatan soal tes hasil belajar. Selain itu harus memiliki persepsi yang luas terhadap sistem penilaian yang berlaku. hal ini diniaksudkan agar dalam menginterpretasikan data hasil tes tidak salah kaprah, karena masih ada dosen yang memberikan penilaian hanya berdasarkan pada tes akhir semester saja tanpa menghiraukan aspek kehadiran mahasiswa, tugas, aktivitas di kelas dalam proses pembelajaran dan juga nilai tes tengah semester. Dari persepsi yang kurang tepat ini dapat menimbulkan pengaruh kepada kemampuan menyusun alat tes yang valid. Dengan demikian dapat diduga bahwa terdapat hubungan positif antara pemahaman mengkoristruksi tes hasil belajar dan persepsi terhadap sistem penilaian dengan validitas tes buatan dosen. Hipotesis Berdasarkan ramusan masalah dan kerangka berpikir diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : 'Terdapat hubungan antara pemahaman mengkonstruksi tes hasil belajar dan persepsi terhadap sistem penilaian dengan validitas tes buatan dosen".
107
Rizalman, Validitas …
METODE Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan teknik korelasional.14 Metode ini memberikan gambaran tentang variabel-variabel yang ditemukan, sekaligus menyelidiki hubungan antar variabel. Populasi target penelitian ini adalah dosen IAIN Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi, sedangkan populasi terjangkaunya adalah Dosen Fakultas Tarbiyah sebanyak 187 orang yang tersebar pada empat jurusan dan dua program studi, yakni sebagai berikut : jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), junisan Kependidikan Islam (KI), jurusan Bahasa Arab (BA), program Diploma Dua (D2), program ekstensi dan jurusan Tadris.15 Sampel sebesar 20% dari 187 orang anggota populasi, sehingga diperoleh 41 orang. Oleh karena anggota populasi tersebar di lima jurusan dan dua program studi, maka dalam penarikan sampel digunakan teknik "•proportional random sampling". Dalam penelitian ini ada tiga jenis data yang digunakan terdiri dari: Tes pemahaman mengkonstruksi tes hasil belajar (X1) yang berisi tentang pengertian tes, piinsip-prinsip penyusunan tes.Angket persepsi terhadap sistem penilaian (X2) berisi tentang komponen-komponen penilaian yaitu kehadiran mahasiswa, tugas perkuliahan, aktivitas dalam pembelajaran, ujian tengah semester dan ujian akhir semester, koreksi dan penilaian tugas. kriteria penilaian serta informasi penilaian.(Y) Instrumen validitas tes buatan dosen merupakan pedoman penilaian yang digunakan untuk menilai validitas rasional. HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN Skor validitas tes buatan dosen Skor vadilitas tes buatan. dosen diperoleh melalui gabungan antara vadilitas logis dan vadilitas empiris. Skor vadilitas logis diperoleh melalui ratarata hasil penilaian lim penilai dan skor vadilitas empiris diperoleh melalui perhitungan KR-20. Skor vadilitas tes buatan dosen yang dideskripsikan adalah gabungan kedua skor vadilitas setelah dikonversi melalui T-Skor dan dikalikan dengan bobot masing-masing 5. Dengan demikian rentangan skor yang dipeoleh berada pada rentangan 0 sampai 100. Dari hari hasil perhitungan diperoleh skor maksimal 73,79, skor minimal 32,67 skor rata-rata 50 dan standar deviasi 9,23.
14
Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial (Yogyakarta, Gajah Mada Press, 1987), h.6575 15 Laporan Tahunan Fakultas Tarbiyah (2000/2001),
108
Al-‘Ulum; Vol. 1, Tahun 2012
Tingkat Validitas Logis Tes Buatan Dosen Skor validitas yang dideskripsikan ini adalah skor mentah yang belum di kompersi melalui T-Skor. Rentangan skor validitas logis ini dari 40 sampai dengan 160. Hasil penilaian menunjukkan skor terendah 98 dan skor tertinggi 159 tingkat veliditas logis tes buatan dosen dapat dilihat pada tabel berikut ini: TABEL : Tingkat Validitas logis Tes Buatan Dosen No Interval Tingkatan Frekuensi Prosen 1
40- 80
Rendah
0
0
2
81-120
Sedang
20
51,22
3
121-160
Tinggi Jumlah
20 41
48,78 100
Berdasarkan tabel di atas, tampak bahwa 20buah tes atau 51,22% tes buatan dosen memiliki tingkat validitas logis yang sedang dan 20 buah tes atau 48,78% memiliki vadilitas logis yang tinggi. Tidak ada satupun yang memiliki vadilitas logis yang rendah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tes buatan dosen pada umumnya memiliki validitas logis pada tingkat sedang. Tingkat Validitas Empirik Tes Buatan Dosen Skor validitas empirik yang dideskripsikan adalah hasil perhitungan dengan menggunakan formula Kuder - Richardson (KR-20), yang rentangan skor antara -1,00 sampai 1,00. sedangkan hasil perhitungan menunjukkan skor terendah 0,44 dan skor tertinggi 0,91. Kemudian diperoleh skor rata-rata 0, 65 dam standar deviasi sebesar 0,12. skor skor hasil perhitungan tersebut jika dikaitkan dengan validitas sedang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa validitas tes buatan dosen pada umunya memiliki tingkat validitas empirik yang sedang. Tabel : Tingkat Validitas Empirik Tes Buatan Dosen No
Interval
Tingkatan
Frekuensi
Prosen
1
-1,60 - 0,40
Rendah
0
0
2
0,41 - 0,70
Sedang
24
58,54
3
0,71-1,00 Jumlah
Tinggi
17 41
41,46 100
Skor Pemahaman Mengkosntruksi Tes Hasil Belajar Skor pemahaman mengkonstruksi hasil belajar merupakan salah satu perangkat data variabel bebas dalam penelitian ini. Skor tersebut diperoleh dari hasil jawaban dosen terhadap tes pemahaman mengkontruksi tes, yang 109
Rizalman, Validitas …
rentangan skornya 0 sampai dengan 31. dari hasil perhitungan tes pemahaman diperoleh skor terendah 16 dan skor tertinggi 30. kemudian skor rata-rata 23,93 dan standar deviasi sebesar 4,06. Jika diperhatikan data di atas, dapat dikatakan sebagian besar atau kurang lebih 22 orang atau 53,66% dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi, telah mempunyai pemahaman mengkonstruksi tes hasil belajar. Skor Persepsi Terhadap Sistem Penilaian Selain skor pemahaman mengkonstruksi tes hasil belajar yang merupakan variabel bebas pertama, juga skor persepsi terhadap sistem penilaian yang merupakan variabel babas kedua dalam penelitian. ini. Skor persepsi terhadap angket persepsi tentang sistem penilaian. Adapun rentangan Dari hasil perhitungan diperoleh skor terendah 40 dan skor tertinggi 98. kemudian dari rentangan skor minimal-maksimal tersebut diperoleh skor ratarata sebesar 68,29 dan standar deviasi sebesar 12.96. Pengujian Hipotesis Hipotesis pertama "Terdapat hubungan positif antara pemahaman mengkonstruksi tes hasil belajar (X1) dengan validitas tes buatan dosen (Y). Secara statistik hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : H0 : py1 = 0 Hi : py1 > 0 Hubungan antara pemahaman mengkonstruksi tes hasil belajar dengan vadilitas tes buatan dosen, dianalisis dengan menggunakan analisis regresi dan korelasi sederhana. Dari hasil perhitungan diperoleh harga a = 22,26 dan b = 1,16. Dengan memasukan harga a dan b kedalam persamaan regresi, maka diperoleh persamaan regresi, linier sederhana Y = 22,26 + l,16X1. Untuk menguji kekuatan hubungan X1 terhadap Y dilakukan pengujian linieritas dan signifikansi koefisien regresi. Dari analisis varians (ANAVA) diatas diperoleh F hitung - 12,94 sedangkan dari daftar distribusi F dengan derajat kebebasan pembilang -v-i = 1 dan penyebut V2 = 39, dan taraf kepercayaan a = 0,05 diperoleh F tabel sebesar 4,08. Jika, dibandingkan keduanya ternyata F hitung > F tabel atau 12,94 > 4,08. Hal ini jika dikonsultasikan dengan kriteria penguji, maka H0 ditolak, dan hal ini berarti H; diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa koefisien arah regresi β adalah signifikan.
110
Al-‘Ulum; Vol. 1, Tahun 2012
Hipotesis kedua "Terdapat hubungan positif antara persepsi terhadap sistem penilaian (X2) dengan validitas tes buatan dosen (Y) ".Kemudian secara statistik hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : H0 : py.2 = 0 H1 : py.2 > 0 Hubungan antara persepsi terhadap sistem penilaian dengan validitas tes buatan dosen, dianalisis dengan menggunakan analisis regresi dan korelasi sederhana. Dari hasil perhitungan diperoleh harga. a = 32,87 dan b = 0,25. Dengan memasukkan harga a dan b ke dalam persamaan regreasi, maka diperoleh persamaan regreasi linier serehana Y = 32,87 + 0,25 X2. Untuk menguji kekuatan hubungan X2 terhadap Y dilakukan pengujian linieritas dan signifikansi koefisien regresi. Dari analisis varians (ANAVA) diatas diperoleh F hitung = 5,26 sedangkan dari daftar distribusi F dengan derajat kebebasan. pembilang v1 = 1 dan penyebut V2 = 39, dan taraf kepercayaan a = 0,05 diperoleh F tabsi sebesar 4,08. Jika dibandingkan keduanya ternyata F hitung > F tabel atau 5.26 > 4,08. Hal ini jika dikonsultasikan dengan kriteria penguji, maka H0 ditolak, dan hal ini berarti hi diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa koefisien arah regresi β adalah signifikan. Hipotesis ketiga "Terdapat hubungan positif antara pemahaman mengkonstruksi tes hasil belajar (X1) dan persepsi terhadap sistem penilaian (X2) secara bersama-sama dengan validitas tes buatan dosen (Y)". Secara statistik hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : H0 : Ry12 = 0 Hi :Ry.12 > 0 Pengujiari hipotesis ini menggunakan analisis regresi multiple dan korelasi miltiple. Hubungan antara variabel X1 dan X2 akan dilihat melalui regresi multiple Y = a0 b1 X1 + b2 X2 Dari hasil perhitungan diperoleh harga a =.13 b1 = 1,03 dan b2 = 0,18 Dengan menggunakan harga a0. b1 dan b2 maka diperoleh persamaan regresi multiple Y = 13 + 1,03 X1 + 0,18X1 +0,18 X2. Untuk menguji kekuatan hubungan X1 dan X2 dengan Y dilakukan uji signifikansi koefisien regresi yaitu β1 dan β2. Uji kelinieran regresi multiple tidak dilakukan dengan asumsi bahwa metode regresi multiple Y = 13 + l,03X1 + 0,18X2 adalah linier. Pengujian terhadap signifikan koefisien arah regresi Pidan p2. Dengan menggunakan statistik uji-F. dari hasil perhitungan diperoleh harga. F hitung sebesar 8,62, sedangkan dati daftar distiibusi F dengan derajat kebebasan pembilang v1 = 2 dan derajat kebebasan penyebut V2 = 38, pada taraf signifikan a = 0,05 diperoleh F 0,05 (2:38) sebesar 3,. Jika 25 oleh karena F hitung > F tabel 111
Rizalman, Validitas …
maka menurut kriteria pengujian H0 ditolak dan berarti H1 Hal ini berarti koefisien arah regresi β1 dan β2 adalah signifikan. Setelah diuji keberartian regresi multiple maka langkah berikutnya adalah menguji korelasi multiple antara X1 dan X2 dengan variabel Y. Dengan menggunakan analisis korelasi multiple diperoleh hasil perhitungan korelasi multiple Ryl2 sebesar 0,56 dan koefisien determinasi R2y12 sebesar 0,31. Selanjutnya dilakukan uji keberatian terhadap koefisien korelasi multiple dengan menggunakan uji-F. Dari hasil perhitungan diperoleh F hitung sebesar 8,61 dan taraf signifikan a = 0,05 dengan derajat kebebasan pembilang = VI = 2 dan dk penyebut V2 = 38. diperoleh Ftabel sebesar 3,25. Jika dibandingkan keduanya maka Fhitung > F tabel atau 8,61 > 3,25 oleh karena dihitung lebih besar F tabel. Maka menurut kriteria pengujian, Ho ditolak dan menerirna H1. Dan ini berarti korelasi multiple adalali signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesisi ketiga yang berbunyi '"Terdapat hubungan positif antara pemahaman mengkonstruksi tes hasil belajar danpersepsi terhadap sistem penilaian dengan validitas tesbuatan dosen" diterima dan teruji secara signifikan. Selanjutnya dilakukan analisis korelasi parsil antara satu variabel bebas dengan variabel terikat dengan variabel lainnya dikoritrol. Analisis dilakukan dengan maksud untuk melihat variabel bebas mana, X1 atau X2 yang memberikan pengaruh dan konstribusi yang lebih besar terhadap variabel Y. analisis korelasi parsil pertama dilakukan antara Y dengan X1 atau X2 dikontrol. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien ryl sebesar 0,46 dan koefisien determinasi r2y12 = 0,21 Pengujian signifikansi koefisien korelasi parsil dilakukan dengan uji-t. Dari hasil perhitungan diperoleh thitung sebesar 3,19 pada a = 0,05 dengan dk 38 diperoleh ttabel sebesar 1,68 jika dibandingkan keduanya maka Thitung > T tabel atau 3,19 > 1,68 jika dikonsultasikan dengan kriteria penguji, maka Ho ditolak dan berarti menerima HI. Hal ini berarti koefisien korelasi parsil signifikan. Analisis korelasi parsil kedua dilakukan antara Y dengan X2 dimana Xl dikontrol. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien ry2.1 sebesar 0,27 dan koefisien determinasi r2y2.1 = 0,07 Pengujian signifikansi koefisien korelasi parsil dilakukan dengan uji-t. Dari hasil perhitungan diperoleh thitung sebesar 1.73 pada a = 0,05 dengan dk diperoleh ttabel sebesar 1.68. Jika dibandingkan keduanya maka thitung > ttabel atau 1,73 > 1,68. Jika dibandingkan keduanya maka thitung > t tabel dikonsultasikan dengan kriteria pengujian, maka Ho ditolak dan berarti menerima H1. Hal ini berarti koefisien pastil signifikan. Kesimpulan Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian. rumusan hipotesis dan hasil analisis sebelumnya maka dapat disimpulkan. 112
Al-‘Ulum; Vol. 1, Tahun 2012
Terdapat hubungan positif antara pemahaman mengkonstruksi tes hasil belajar dengan validitas tes buatan dosen. Kesimpulan ini menunjukkan bahwa makin baik dan komprehensipnya pemahaman dosen dalam mengkonstruksi tes hasil belajar, maka makin baik pula validitas tes yang dibuatnya. Demikian pula sebaliknya makin kurang pemahaman dosen terhadap mengkonstruksi tes hasil belajar, maka makin kurang juga validitas tes yang dibuat dosen tersebut. Kekuatan hubungan ini ditunjukkan oleh besarnya koefisien korelasi ry1 = 0.49 dan persamaan regresi sederhana Y =22,26 + 1,16X1 yang telah teruji kelieneran dan keberartiannya pada taraf signifikan = 0,05. Seknjutnya berdasarkan koefisieasi determinasi r2y1 = 0,24 menunjukkan bahwa 24% variasi yang terjadi pada validitas tes buatan dosen ditentukan oleh pemahaman dosen terhadap mengkonstruksi tes hasil belajar. Hubungan antara kedua variabel ini masih tetap posotif dan berarti pada taraf signifikan a = 0,05 setelah dilakukan pengujian korelasi persil dengan mengontrol variabel persepsi terhadap sistern penilaian, dimana diperoleh koefisien korelasi = ry1.2 sebesar = 0,46 dan koefisien determinasinya r2y,1.2 sebesar 0,21. Terdapat hubungan positif antara persepsi dosen terhadap sistem penilaian dengan validitas tes buatan dosen. Kesimpulan ini menunjukkan bahwa makin baik persepsi dosen terhadap sistem penilaian, maka makin baik pula validitas tes yang dibuatnya. Demikian pula sebaliknya makin kurang persepsi dosen terhadap sistem penilaian, maka makin kurang juga validitas tes yang dibuat dosen tersebut. Kekuatan hubungan ini ditunjukkan oleh besarnya koefisien korelasi ry2 = 0,34 dan persamaan regresi sederhana Y = 32,87 + 0,25X2 yang telah teruji kelinearan dan keberartiannya pada taraf signifikan a = 0,05. Selanjutnya berdasarkan koefisien determinasi r2y1 =0,11 menunjukkan bahwa 11% variasi yang terjadi pada validitas tes buatan dosen ditentukan oleh persepsi dosen terhadap sistem penilaian. Hubungan antara kedua variabel ini masih tetap positif dan berarti pada taraf sifhifikan a = 0,05 setelah dilakukan pengujian korelasi parsil dengan mengontrol variabel pemahaman dosen terhadap mengkonstruksi tes hasil belajar, dimana diperoleh koefisien korelasi ry2.1 sebesar = 0,27 dan koefisien determinasinya r2y2.1 sebesar 0,07. Terdapat hubungan antara pemahaman antara mengkonstruksi tes hasil belajar dan persepsi terhadap sistem penilaian dengan validitas tes buatan dosen. Kesimpulan ini memberikan pengertian bahwa makin baik dan komprehensipnya pemahaman dosen terhadap mengkonstruksi tes hasil belajar dan makin baik persepsinya terhadap sistem penilaian., makin baik pula validitas tes yang dibuat dosen tersebut Demikian juga sebaliknya makin kurang pemahaman mengkontruksi tes dan persepsi terhadap sistem penilaian, maka makin rendah juga validias tes yang dibuat oleh dosen. 113
Rizalman, Validitas …
Kekuatan hubungan ini ditunjukkan oleh koefisien korelasi multiple (R) sebesar 0,56 dengan persamaan regresi linear multiplenya Y - 13,00 + 1,03X1 + 0,18X2 yang telah diuji.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara, 1995 Atkinson, Rita L., Pengantar Psikologi. Jakarta: Erlangga, 1994 Azwar, Saifuddin. Realibilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1997 Bloom, Benjamm, S., Taxonomi of Educational Objectives, the Calssifivation of Educational Goals, Hand Book I Cognitive Domain. New York : Logman Inc., 1981. Echols, Jhon M, dan Shadely, Hasan/Kamus Inggris-Indonksia, Jakarta : Gramedia, 1982. Friedenberg' Lisa. Psychological Testing, Design, Analysis and Use. New York : AJlyn and Bacon, A Simon & Suehuster Company, 199.5. Gronhmd, Norman, E., Constructing Achievment tes. Engliwood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall me, 1982 Handari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta, Gajah Mada .Press, 1987 Laporan Tahunan Fakultas Tarbiyah 2000-2001 Mursell J. dan Nasution, S. mengajar dengan Sukses. Jakarta : Bumi Aksara, 1985 Semiawan, Conny S., Prinsip dan Teknik Pengukutan dan Penilaian di Dalam Dunia Pendidikan. Jakarta : Mutiara, 1982 Siagian, Sondang P.. Teori Motivasi dan Aplikasi. Jakarta : Rinekacipta, 1989 Sudjino, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Grafindo Persada, 1996 Sudjana. Metode Slatistika. Bandung : Tarsito, 1989 ______, TeknikAnalisis Regresi dan Korelasi Bagi Para Peneliti. Bandung: Tarsito, 1992 Urnar, Yahya. Pengertian Penilaian Pendidikan. Jakarta : Balitbang Sisjian Dikbud, 1989 Wilhelms, Fred T., Evaluation as Feedback and Guide. Washington DC : Association Supervision and Curriculum Development, NBA., 1967 Wmkel, W.S.,Psikotogi Pengajaran. Jakarta : Grasindo, .1991 Zainui, Asmawi dan Nasoetion, Noehi. Penilaian Basil Belajar. Jakarta : Universitas Terbuka. 1987 114