KOMITMEN PIMPINAN DALAM IMPLEMENTASI SISTEM PENAJAMINAN MUTU AKADEMIK PERGURUAN TINGGI (Studi Kasus Pada IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi) Iskandar,M.Pd.,Ph.D (Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dab Keguruan IAIN STS Jambi) Abstrak Sistem penjaminan mutu di Perguruan Tinggi (khususnya di IAIN STS Jambi) merupakan keharusan yang harus dilakukan secara sistemik, berencana dan berkelanjutan melalui penetapan, pelaksanaan, evaluasi, pengendalian dan peningkatan Standar Pendidikan Nasional. Dalam pelaksanaannya, sistem penjaminan mutu di IAIN STS Jambi belum berjalan sesuai dengan tuntutan aturan yang berlaku secara terencana dan konsiten sehingga penjaminan mutu dilaksanakan secara sporadis, dari masalah tersebut perlu diteli lebih mendalam untuk dapat menjadi referensi dalam pengambilan kebijakan pada IAIN STS Jambi. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan subjek penelitiannya adalah pengembil kebijakan (Rektor, Pembentu Rektor dan Kepala Pusat penjaminan Mutu), serta para civitas akademika IAIN STS Jambi, teknik pengumpulan data,menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik anlisisis data menggunakan analisis data mengalir (flow model), dan dalam mengecek keabsahan data, peneliti melakukan perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan, trianggulasi dan diskusi sejawat. Hasil menunjukkan bahwa; pertama, penjaminan mutu di IAIN STS Jambi telah dilaksanakan melalui Pusat Penjaminan Mutu Pendidikan IAIN STS Jambi, adapun kegiatan penjaminan mutu di IAIN STS Jambi adalah berorientasi penguatan dan pemenuhan akreditasi prodi dan Institut; kedua, faktor yang menjadi penghambat dalam penjaminan mutu di IAIN STS Jambi adalah (a) belum tersedianya dokumen manual mutu; (b) rendahnya pimpinan dan civitas akademik, (c) sumber daya manusia, (d)sistem teknologi komunikasikomitmen, ketiga, adapun strategi peningkatan penjaminan mutu yang harus dilakukan institusi yaitu melalui pemunuhan standar mutu nasional. Hasil temuan di atas, direkomendasikan; pertama, kepada pimpinan IAIN STS Jambi untuk meningkatkan wawasan, komitmen dan kesadaran mutu serta budaya mutu melalui penetapan, pelaksanaan dan evaluasi, pengendalian dan peningkatan Standar Nasional Pendidikan Tinggi di lingkungan IAIN STS Jambi. Kata Kunci: Komitmen, Sistem Penjaminan Mutu, Perguruan Tinggi A. Pendahuluan
Penjaminan mutu perguruan tinggi adalah proses perencanaan, pemenuhan, pengendalian, dan pengembangan Standar Nasional Pendidikan Tinggi secara konsisten dan berkelanjutan, sehingga pemangku kepentingan (stakeholders) internal dan eksternal perguruan tinggi, yaitu dosen, pegawai, mahasiswa,
masyarakat, dunia usaha, asosiasi profesi, pemerintah memperoleh kepuasan atas kinerja dan keluaran perguruan tinggi (Dirjen Dikti: 2011). Tujuan penjaminan mutu perguruan tinggi adalah terjaminnya mutu penyelenggaraan pendidikan tinggi baik pada masukan, proses, maupun keluaran berdasarkan peraturan perundang-undangan, nilai dasar, visi, dan misi perguruan tinggi. Kegiatan penjaminan mutu ini merupakan perwujudan akuntabilitas dan transparansi perguruan tinggi. Penjaminan mutu akdemik di perguruan tinggi adalah proses penetapan dan pemenuhan standar mutu pengelolaan pendidikan tinggi secara konsisten dan berkelanjutan, sehingga stakeholders (mahasiswa, orang tua, dunia kerja, pemerintah, dosen, tenaga penunjang, serta pihak lain yang berkepentingan) untuk memperoleh kepuasan sebagaimana dikemukakan oleh Ponpon (2003) dengan mengatakan bahwa : “Salah satu strategic issues di dalam HELTS 2003 – 2010 adalah Point E. Quality Assurance atau Penjaminan Mutu, sebagai berikut : In healthy organization, a continuous quality improvement should become its primary concern. Quality assurance should be internally driven, institutionalized within each organization’s standard procedure, and could also involve external parties. However, since quality is also a concern of all stakeholders, quality improvement should aim at producing quality outputs and outcomes as part of public accountability”. Pelaksanaan penjaminan mutu pendidikan (quality assurance) pada suatu Perguruan Tinggi bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan mutu penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang berstandar secara berkelanjutan (continious improvement).Proses tersebut dijalankan oleh perguruan tinggi visi dan misinya, dan untuk memenuhi kebutuhan serta kepuasan stakeholder internal dan eksternal terhadap penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Penjaminan mutu pendidikan tinggi merupakan program yang penting dan wajib dilaksanakan oleh semua institusi penyelenggara pendidikan tinggi berdasarkan Undang-undang Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi dan mengamanatkan bahwa Perguruan Tinggi harus melaksanakan implementasi sistem penjaminan mutu sebagai aspek yang menentukan untuk meningkatkan daya saing perguruan tinggi. Mutu Perguruan Tinggi adalah pencapaian tujuan pendidikan dan kompetensi lulusan yang telah ditetapkan institusi pendidikan tinggi di dalam rencana strategisnya, atau kesesuaian dengan standar yang telah ditentukan. Penjaminan mutu merupakan keseluruhan aktivistas dalam berbagai dari sitem untuk memastikan bahwa mutu produk atau layanan yang dihasilkan selalu konsisten sesuai dengan yang direncanakan atau dijanjikan, didalam terkandung proses penetapan d an pemenuhan standar mutu pengelolaan pendidikan secra konsisten dan berkelanjutan, sehingga seluruh stakeholders memperoleh kepuasan. Upaya peningkatan mutu perguruan tinggi harus dilakukan secara terus menerus. Salah satu upaya untuk itu adalah mengembangkan Penjaminan Mutu (Quality Assurance) di perguruan tinggi. Dengan Penjaminan Mutu ini diharapkan tumbuh budaya mutu mulai dari; bagaimana menetapkan standar, melaksanakan
standar, mengevaluasi pelaksanaan standar dan secara berkelanjutan berupaya meningkatkan standar (Continuous Quality Improvement).(Direktur Bidang Akademik Diknas, 2003). Dengan demikian, penjaminan mutu diharapkan dapat dilakukan di seluruh perguruan tinggi dengan memperhatikan butir-butir mutu yang ditetapkan antara lain; kurikulum program studi, sumber daya manusia (dosen dan tenaga penunjang), mahasiswa, proses pembelajaran, sarana dan prasarana, suasana akademik, keuangan, penelitian, dan publikasi, pengabdian pada masyarakat, tata pamong, manajemen lembaga, system informasi, serta kerjasama dalam dan luar negeri. Untuk pencapaian kualitas perguruan tinggi yang berkelanjutan (continuous quality improvement), pelaksanaan penjaminan mutu adalah sebuah keniscayaan, karena perguruan tinggi yang menjamin mutunya merupakan organisasi yang senantiasa memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggananya. Pelanggan (costumer) yang puas akan meningkat menjadi pelanggan yang loyal dan hal ini berarti akan memberikan benefit bagi organisasi yang bersangkutan. Berdasarkan grandtour peneliti di lapangan menunjukkan bahwa: (1) sistem penjaminan mutu di IAIN STS Jambi belum dikelola sesuai dengan konsep penjaminan mutu perguruan tinggi yang berlaku secara baik, hal ini ditunjukkan belum ada tersedia dokumen pedoman penjaminan mutu Institut dan fakultas, SOP proses dan evaluasi pembelajaran, dokumen kode etik dosen sebagai standar operasional mutu yang baku sebagai pedoman penjaminan mutu; (2) belum berlakukan sistem audit mutu internal bidang akademik untuk melihat mutu program studi, ini ditunjukkan secara institutsi belum memiliki auditor internal dan juga dibuktikan dengan banyaknya prodi yang izin perpanjangan yang telah kadaluarsa dan penyiapan akreditasi program studi tidak berjalan; (3) ketersedian kurikulum institut, fakultas dan prodi juga belum terkelola dengan baik, hal ini ditunjukkan bahwa kurikulum IAIN secara umum belum di evaluasi dan dibakukan secara resmi oleh institut, sehingga kurikulum yang berlaku dilaksanakan oleh prodi dan fakultas secara sendiri-sendiri; (4) tidak ada sistem monitoring dan evaluasi yang jelas, seperti evaluasi dan monitoring berkala kinerja dosen dalam pelaksanaan tugas tridharma Perguruan Tinggi belum dilakukan secara baik. Faktanya masih banyak dosen yang mengajar tidak memiliki silabus dan SAP, penelitian dan pengabdian masyarakat yang dilakukan dosen masih rendah, ini juga kurangnya diberingi dengan peningkatan dan pengembangan mutu dosen melalui pelatihan, workshop, dan kegiatan-kegiatan ilmiah; (5) kurangnya komitmen yang tinggi civitas akademika dan terjadi beda persepsi di tingkat pimpinan bahkan ketidaktahuan tentang pentingnya penerapkan sistem penjaminan mutu. Kondisi di atas menunjukkan bahwa penerapan sistem penjaminan mutu di IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi diwarnai gambaran banyaknya masalah, hal ini perlu mendapat respon yang serius untuk dicari solusi peningkatan mutu secara sistematis dan berkelanjutan, untuk itu perlu dilakukan penelitian yang mendalam untuk menjawab persoalan mengapa sistem penajaminan mutu di IAIN STS Jambi belum berjalan dengan baik sesuai dengan tuntutan dan aturan yang berlaku.
B. Konsep Sistem Penjamin Mutu Akademik Perguruan Tinggi Standar mutu adalah kriteria yang menunjukkan tingkat capaian kinerja yang diharapkan, yang digunakan untuk mengukur dan menjabarkan persyaratan mutu serta prestasi kerja dari individu ataupun unit kerja. Standar Mutu Akademik adalah tingkat capaian kinerja akademik dosen dan mahasiswa dalam pendidikan/pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Pencapaian standar mutu akademik setiap individu akan mencerminkan pencapaian standar mutu akademik unit kerjanya. Standar mutu berbentuk pernyataan yang dapat berbentuk penjabaran/rincian karakteristik, perintah untuk melakukan sesuatu, atau pernyataan tentang sesuatu yang harus terjadi/dicapai. Penjaminan mutu dasarnya adalah “trust” keprcayaan dan disitulah peran Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pasal 60 tentang akreditasi dan pasal 61 tentang sertifikasi yang secara laungsung berkaitan dengan penjaminan mutu, akreditasi dan sertifikasi sebagai bagian penting dari akuntabilitas publik di bidang pendidikan. Dalam hubungan itu para stakeholders telah menuntut lembaga – lembaga penyelenggara dan penanggung jawab pendidikan untuk lebih profesional dan untuk itu Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) amat menekankan persoalan mutu tersebut dengan menghadirkan sejumlah standar nasional pendidikan baik secara terukur (kuantitatif) dan dengan juga tetap memperhatikan dimensi soft skills lainnya. Agar hal itu terjadi manajemen mutu perguruan tinggi (Quality Management) harus dikelola dengan baik. Dalam hubungan itu International Organization for Standardization (ISO) telah menemukenali delapan prinsip-prinsip manajemen untuk memandu manajer puncak dalam memimpin organisasi mereka dalam upaya memperbaiki kinerjanya meliputi : (a) Customer focus; (b) Leadership – decision; (c) Involvement of people – full involvement; (d) Process approach – efficiently; (e) System approach to management – managing interrelated processes; (f) Continual improvement; (g) Factual approach to decision making – effective decision making based on data and information; (h) Mutual beneficial – supplier relationships. (Regional Programme on Establishing Quality Management System Through ISO 9001 : 2000 Certification for TET Programme, (2003; p:17) Menurut Dirjen Dikti (2006) Sistem penjaminan mutu perguruan tinggi dilakukan atas dasar penjaminan mutu internal, penjaminan mutu eksternal, dan perijinan penyelenggaraan program studi. Penjelasan ketiga unsur tersebut sebagai berikut: (a) Penjaminan Mutu Internal Penjaminan mutu internal adalah penjaminan mutu yang dilakukan oleh institusi perguruan tinggi dengan cara yang ditetapkan perguruan tinggi pelaksana. Parameter dan metoda mengukur hasil ditetapkan oleh perguruan tinggi sesuai visi dan misinya. Dengan menjalankan penjaminan mutu internal, maka institusi pendidikan tinggi sebaiknya melakukan evaluasi internal disebut evaluasi diri secara berkala. Evaluasi diri dimaksudkan untuk mengupayakan peningkatan kualitas berkelanjutan. Selanjutnya, sistem
penjaminan mutu internal dalam buku ini disebut SPM-PT. (b) Penjaminan Mutu Eksternal Penjaminan mutu eksternal adalah penjaminan mutu yang di lakukan oleh badan akreditasi seperti BAN-PT atau lembaga lain dengan cara yang ditetapkan oleh lembaga akreditasi yang melakukan. Parameter dan metoda mengukur hasil ditetapkan oleh lembaga akreditasi yang melakukan. Lembaga akreditasi mewakili masyarakat sehingga sifatnya mandiri. Akreditasi oleh lembaga akreditasi dimaksudkan untuk melakukan evaluasi eksternal untuk menilai kelayakan program institusi pendidikan tinggi. Selain menilai kelayakan program, akreditasi juga dimaksudkan untuk pemberian saran peningkatan dalam mengupayakan peningkatan kualitas berkelanjutan. Penjaminan mutu eksternal selanjutnya disebut akreditasi. Adapun yang mendasari Sistem Penjaminan Mutu di Perguruan Tinggi adalah: (a) Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. (b) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi (c) Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Penjaminan mutu (quality assurance) pendidikan tinggi di perguruan tinggi dapat dilakukan melalui pelbagai model manajemen kendali mutu. Salah satu manajemen yang dapat digunakan adalah model PDCA (plan, do, check, action) yang akan menghasilkan pengembangan mutu yang berkelanjutan (continuous improvement) atau kaizen mutu pendidikan tinggi di Perguruan Tinggi (Depdiknas, 2003). Siklus Kendali Mutu Plan Act Do
Check Siklus ini menggambarkan bahwa, mutu hasil pendidikan harus ditingkatkan secara terus-menerus agar dapat memuaskan stakeholders. Model manajemen PDCA ini digambarkan sebagai berikut. Beberapa prinsip yang melandasi pola pikir dan pola tindak semua pelaku manajemen kendali mutu berbasis PDCA adalah: 1. Quality fisrt;semua pikiran dan tindakan pengelola pendidikan harus memprioritaskan mutu. 2. Stakeholder- in; semua pikiran dan tindakan pengelola pendidikan harus ditujukan pada kepuasan stakeholders. 3. The next prosses is our stakeholders; setiap orang yang melaksanakan tugas dalam proses pendidikan tinggi, harus menganggap orang lain yang
menggunakan hasil pendidikannya sebagai stakeholders-nya yang harus dipuaskan. 4. Speak with data; setiap orang pelaksana pendidikan tinggi harus melakukan tindakan dan mengambil keputusan berdasarkan analisis data yang telah diperolehnya terlebih dahulu, bukan berdasarkan pengandaian atau rekayasa. 5. Upstream management; semua pengambil keputusan di dalam proses pendidikan tinggi dilakukan secara partisipatif, bukan otoritatif. Di dalam tahap “check” pada manajemen kendali mutu berbasis PDCA, terdapat titik-titik kendali mutu (quality check-points) di mana setiap orang pelaksana pendidikan tinggi harus mengaudit hasil pelaksanaan tugasnya dengan standar mutu yang telah ditetapkan. Sebagai contoh, tindakan tes formatif yang dilakukan pada akhir setiap pokok bahasan, merupakan titik kendali mutu dalam proses pembelajaran, yang dilakukan untuk mengaudit apakah standar mutu pembelajaran sebagaimana dirumuskan dalam bentuk indikator telah dapat dicapai. Apabila hasil audit ternyata positif, dalam arti telah mencapai standar (S dalam SDCA) mutu sebagaimana dirumuskan dalam indikator, maka pada proses perencanaan atau plan (P dalam PDCA) berikutnya, standar mutu tersebut harus ditinggikan/ditingkatkan, sehingga akan terjadi kaizen mutu pendidikan tinggi, sebagaimana dilukiskan dalam gambar Manajemen PDCA di atas. Sementara, jika hasil evaluasi ternyata negatif, dalam arti standar mutu sebagaimana dirumuskan dalam indikator belum atau tidak tercapai, maka harus segera dilakukan tindakan atau action (A dalam PDCA) agar standar mutu dapat dicapai. Model Dasar Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi (SPM-PT) diimplimentasikan melalui Keterkaitan SPM-PT dengan Sistem-sistem Lain yang Terkait Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi merupakan konsep multi stakeholders sebagai berikut: (a) Institusi Pendidikan Tinggi; (b) Dikti/Diktis, dan; (c) Masyarakat Luas, Setempat, Sekitar, Nasional, Dunia; Sistem penjaminan mutu perguruan tinggi dilakukan atas dasar penjaminan mutu internal, penjaminan mutu eksternal, dan perijinan penyelenggaraan program. Penjelasan ketiga unsur tersebut sebagai berikut. (a) Penjaminan Mutu Internal Penjaminan mutu internal adalah penjaminan mutu yang dilakukan oleh institusi perguruan tinggi dengan cara yang ditetapkan perguruan tinggi pelaksana. Parameter dan metoda mengukur hasil ditetapkan oleh perguruan tinggi sesuai visi dan misinya. Dengan menjalankan penjaminan mutu internal, maka institusi pendidikan tinggi sebaiknya melakukan evaluasi internal disebut evaluasi diri secara berkala. Evaluasi diri dimaksudkan untuk mengupayakan peningkatan kualitas berkelanjutan. Selanjutnya, sistem penjaminan mutu internal dalam buku ini disebut SPM-PT. (b) Penjaminan Mutu Eksternal Penjaminan mutu eksternal adalah penjaminan mutu yang di lakukan oleh badan akreditasi seperti BAN-PT atau lembaga lain dengan cara yang ditetapkan oleh lembaga akreditasi yang melakukan. Parameter dan metoda mengukur hasil ditetapkan oleh lembaga akreditasi yang melakukan. Lembaga akreditasi
mewakili masyarakat sehingga sifatnya mandiri. Akreditasi oleh lembaga akreditasi dimaksudkan untuk melakukan evaluasi eksternal untuk menilai kelayakan program institusi pendidikan tinggi. Selain menilai kelayakan program, akreditasi juga dimaksudkan untuk pemberian saran peningkatan dalam mengupayakan peningkatan kualitas berkelanjutan. Penjaminan mutu eksternal selanjutnya disebut akreditasi. (c) Perijinan Penyelenggaraan Program Perijinan penyelenggaraan program diberikan oleh Ditjen Diktis untuk Program Studi Keagamaan sedangkan untuk Program Studi Umum melalui Ditjen Dikti untuk satuan pendidikan yang memenuhi syarat penyelenggaraan program pendidikan. Tata cara dan parameter yang digunakan ditetapkan oleh Ditjen Diktis dan Dikti sesuai ketentuan yang ada. Perijinan selain dimaksudkan sebagai evaluasi eksternal juga untuk menilai kelayakan kepatuhan penyelenggaraan program. Untuk tahun 2013 untuk menilai kelayakan Program Studi mulai diterapkan melalui Pangkalan Data Perguruan Tinggi (PDPT) sebagimana yang diamanatkan oleh Undang-undang Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. Dengan demikian, penjaminan mutu perguruan tinggi secara keseluruhan dimaksudkan untuk melakukan peningkatan kualitas institusi pendidikan tinggi secara berkelanjutan. Model dasar SPM-PT dapat dirumuskan berdasarkan kata kunci yang dapat dicatat dari segi perundang-undangan maupun praktik baik perguruan tinggi. Dengan demikian model dasar SPM-PT dapat dinyatakan dalam suatu model siklus dan komponen kegiatan sebagai berikut: 1. Penetapan Standar 2. Pelaksanaan (termasuk monitoring) 3. Evaluasi Diri 4. Evaluasi Kolega Eksternal (dalam bab-bab selanjutnya disebut Audit Mutu Akademik Internal) 5. Peningkatan Mutu (termasuk benchmarking) Perguruan Tinggi memilih dan menetapkan sendiri standar mutu pendidikan tinggi untuk setiap kegiatannya. Pemilihan dan penetapan standar itu, dilakukan dalam sejumlah aspek yang disebut butir mutu. Dikenal beberapa lingkup standar yang dapat dirujuk oleh PT, seperti SNP, Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi (SPM-PT), Badan Akreditasi Nasional (BAN) maupun ASEAN University Network Quality Assurance (AUN-QA). Secara umum, setiap lingkup standar tersebut tidak banyak berbeda satu dengan lainnya karena masih mencakup aspek-aspek kegiatan pendidikan tinggi. Tabel 1. Beberapa lingkup standar SNP BAN SPMPT AUN-QA Isi Eligibilitas Sistem QA Proses Kemahasiswaan Mahasiswa Pembelajaran Kompetensi Kurikulum Kurikulum prodi Penelitian lulusan
Pendidik dan tenaga kependidikan Sarana & prasarana Pengelolaan
Dosen dan tenaga pendukung Sarana dan prasarana, Pendanaan
SDM (dosen dan tenaga penunjang) Sarana dan prasarana Keuangan
Pembiayaan Penilaian pendidikan
Tata pamong, Pengelolaan program Proses pembelajaran Suasana akademik Sistem informasi Sistem penjaminan Mutu Lulusan
Tata Pamong Manajemen lembaga Proses pembelajaran Suasana akademik Sistem informasi Keuangan
Pengabdian kepada masyarakat Kode Etik Pengembangan SDM
Kerjasama dalam dan luar negeri Penelitian dan Publikasi, Pengabdian kepada Masyarakat
Penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Untuk menetapkan standar, banyak cara yang dapat dilakukan serta rujukan yang bisa digunakan; namun pilihan tersebut harussesuai dengan karakteristik dari PT tersebut. Sebagaimana telah diuraikan dalam buku Pedoman Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi (2003), standar mutu dapat dirumuskan dan ditetapkan dengan meramu visi perguruan tinggi (secara deduktif) dan kebutuhan stakeholders (secara induktif). Sebagai standar mutu, rumusannya harus spesifik dan terukur yaitu mengandung unsur ABCD (Audience, Behavior, Competence, Degree). Jumlah butir standar dalam setiap jenis standar ditentukan oleh perguruan tinggi/program studi, sesuai dengan visi, kebutuhan stakeholders serta urgensi dan kemampuan perguruan tinggi/program studi yang bersangkutan. Sebagai sebuah standar mutu yang akan dijadikan acuan dalam proses pelaksanaan tugas PT, maka pengembangan standar mutu bukan merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan sekali langsung jadi, tetapi memerlukan kajian berulang kali sebelum menjadi standar mutu yang benar-benar menjadi acuan bagi setiap proses dalam Perguruan Tinggi
(Dikti 2006). Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan dan Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Nasional, 10 (sepuluh) standar mutu, yaitu : 1. Standar Isi 2. Standar Kompetensi Lulusan 3. Standar Proses Pembelajarn 4. Standar Tata Kelola 5. Standar Lulusan 6. Standar Penelitian dan Publikasi Ilmiah 7. Standar Pengabdian Kepada Masyarakat dan Kerjasama 8. Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan 9. Standar Penilaian 10. Standar Prasarana dan Sarana Cakupan penjaminan mutu terdiri atas Penjaminan Mutu Akademik dan Manajemen Tata Pamong. Ruang lingkup Penjaminan Mutu Akademik adalah Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian pada Masyarakat, sedangkan ruang lingkup penjaminan mutu manajemen dan administrasi adalah: 1) Tata Pamong (governance); 2) pengelolaan SDM (kepegawaian), prasarana dan sarana, keuangan dan pembiayaan, pengadaan barang dan jasa; 3) sistem informasi, serta 4) layanan administrasi akademik. Kegiatan penjaminan mutu perguruan tinggi dilaksanakan dalam sebuah sistem yang disebut Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi (SPM-PT), yang terdiri atas; (a) penjaminan mutu yang dilaksanakan secara sistemik oleh perguruan tinggi sendiri (internally driven) yang disebut sebagai Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI); (b) penjaminan mutu yang dilaksanakan oleh badan/ lembaga di luar perguruan tinggi yang disebut sebagai Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME); dan (c) sistem Pangkalan Data Perguruan Tinggi (PDPT). Badan/lembaga di luar perguruan tinggi yang melaksanakan SPME dapat beraras nasional ataupun internasional dengan syarat diakui oleh Pemerintah. SPME dikenal sebagai akreditasi, yang untuk saat ini pada aras nasional dijalankan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Kegiatan penjaminan mutu perguruan tinggi harus didukung oleh ketersediaan data dan informasi tentang perguruan tinggi secara akurat, lengkap, dan mutakhir. Data dan informasi tersebut dikelola oleh suatu pangkalan data pada masing-masing perguruan tinggi. Kemudian, data dan informasi yang berasal dari pangkalan data pada masing-masing perguruan tinggi dihimpun, dikelola, dan dikendalikan oleh suatu Pangkalan Data Perguruan Tinggi (PDPT) pada aras Nasional yang dikelola oleh Ditjen Dikti.
Hasil pelaksanaan SPMI oleh masing-masing perguruan tinggi merupakan bahan dalam pelaksanaan SPME atau akreditasi oleh BAN-PT dan/atau lembaga mandiri lainnya (nasional, regional dan internasional) yang diakui Pemerintah. C. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research), dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Adapun yang menjadi setting penelitian adalah IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Alasan ditetapkan IAIN STS Jambi tempat penelitian adalah IAIN STS Jambi adalah salah satu perguruan tinggi di propinsi Jambi berkewajiban menerapkan sistem penjaminan mutu Perguruan Tinggi yang berlaku, faktanya masih banyak prodi-prodi yang belum terakreditasi, belum tersedianya dokumen-dukumen standar baku mutu sebagai pedoman kebijakan mutu di IAIN STS Jambi. Sesuai dengan fokus penelitian, maka yang dijadikan subjek penelitian dan informan penelitian, yaitu: para Pejabat IAIN STS Jambi dan Civitas Akademika IAIN STS Jambi serta stakeholder IAIN STS Jambi). Adapun teknik penentuan subjek penelitian adalah menggunakan teknik snoball sampling dengan Key Informan adalah Rektor. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data menggunakan, (1) observasi; (2) wawancara; dan, (3) dokumentasi. Sedangkan analisis data menggunak ananalisis data mengalir yaitu (1) reduksi data; (2) penyajian data, dan (3) penyimpulan data. D. Hasil Penelitian Mengingat perubahan lingkungan yang sangat cepat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi menyadari perlu selalu melakukan penyempurnaan dan atau meningkatkan mutu secara kontinu dan sistematis. Kegiatan penyempurnaan ini hanya dapat dilakukan apabila secara internal Pimpinan IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi memliliki gambaran yang komprehensif tentang sistem penjaminan mutu organisasi yang berlaku baik secara pedoman maupun pelaksanaannya. Penjaminan Mutu adalah proses penetapan dan pemenuhan standar mutu secara konsisten dan berkelanjutan sehingga stakeholders (mahasiswa, dosen, orang tua mahasiswa, tenaga penunjang, pemerintah, masyarakat dsb.) memperoleh kepuasan. Oleh karena itu, IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi berupaya melakukan program penguatan akademik dan kelembagaan melalui sistem penjaminan mutu pendidikan, menjadi pedoman pengambil kebijakan dan stakeholder dalam pelaksanaan kegiatan. IAIN STS Jambi merupakan Perguruan Tinggi Islam ternama di Provinsi Jambi berkewajiban untuk memberi layanan yang bermutu bagi masyarkat Jambi sebagai bentuk pertanggungjawaban terhadap amanah pengabdian dengan mengoptimalkan tugas tridharma perguruan tinggi melalui kebijkan penguatan akademik dan pemenuhan standar mutu berbasis kebutuhan akreditasi (Wawancara dengan Rektor, tanggal 5 Agustus 2012). Penerapan sistem Penjaminan Mutu di IAIN STS Jambi menjadi keharusan untuk dilaksanakan secara terencana dan berkesinambungan. IAIN STS Jambi mempunyai komitmen yang tinggi untuk meningkatkan mutu akademik dengan mengeluarkan kebijakan yaitu penguatan akademik dan kelembagaan
melalui unit teknis Pusat Penjaminan Mutu Pendidikan dengan program prioritas mengakreditasi semua prodi dilingkungan IAIN STS Jambi. a) Dasar Hukum 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. 3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. 4. Keputusan Menteri Agama Nomor 37 Tahun 2008 tentang Statuta IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. b) Visi, Misi dan Tujuan Pusat Penjaminan Mutu Visi: Terbangunnya Sistem Penjaminan Mutu yang mampu membawa IAIN STS Jambi menjadi perguruan tinggi yang inovatif, responsif dan komptetitif yang Islami. Misi: 1. Percepatan dan meningkatkan Akreditasi Institut, Fakultas dan Program Studi; 2. Melaksanakan Sertifikasi Dosen dan Mengelola Beban Kerja Dosen; 3. Melakukan monetoring dan evaluasi program akademik dan Kode Etik; 4. Penyusunan dan Implementasi Standar Mutu Pendidikan Tinggi. 5. Melakukan pemberdayaan dan kerjasama internal dan eksternal dalam sistem penjaminan mutu akademik. c) Tujuan: PPMP sebagai pelaksana Sistem Jaminan Mutu (SJM) IAIN STS Jambi yang tujuan untuk: 1. Memastikan Akreditasi Institut, Fakultas dan Program Studi; 2. Melakukan evaluasi kinerja dosen melalui Laporan Kinerja Dosen dan Indek Kinerja Dosen; 3. Memberikan masukan perbaikan program akademik yang didasarkan pada evaluasi kinerja sebagai bahan pertimbangan pimpinan; 4. Menerapkan Standar Mutu Akademik; 5. Mewujudkan pemberdayaan dan kerjasama internal daneksternal dalam sistem penjaminan mutu akademik. d) Tugas dan Fungsi Adapun tugas pokok adalah menyelenggarakan penjaminan mutu kelembagaan dan akademik pada institut dalam berbagai aspek dan dimensinya. Sedangkan fungsinya dalah: 1. Merancang, mengembangkan, menetapkan, melaksanakan, dan mengkoordinasi pelaksanaan akreditasi institut, fakultas, dan program studi, serta izin prodi baru dan perpanjangan izin operasional prodi; 2. Merancang, mengembangkan kualitas SDM, mengevaluasi, memonitor dan menilai pelaksanaan kegiatan sertifikasi, BKD dan LKD dosen secara berkelanjutan; 3. Merancang, melaksanakan monetoring dan evaluasi penjaminan mutu dan kode etik;
4. Merancang dan menyusun serrta mengimplimentasi Standar Mutu Akademik; 6. Merancang dan melaksanakan kerjasama penjaminan mutu akademik internal maupun eksternal. Sementara upaya peningkatan mutu IAIN STS Jambi menjadi prioritas utama dan terus menerus dilakukan. Salah satu upaya untuk itu adalah mengembangkan Penjaminan Mutu (Quality Assurance) di IAIN STS Jambi melalui kebijakan penguatan akademik dan kelembagaan berbasis pemenuhan akreditasi prodi dan institusi. Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis dokumen pada Pusat penjaminan mutu akademik IAIN STS Jambi , untuk memenuhi kebijakan mutu di IAIN STS Jambi terdapat berbagai hambatan sebagai berikut: (a) Belum tersedia konsep manual sistem penjaminan mutu akademik IAIN STS Jambi (b) Rendahnya Komitmen Pimpinan dan civitas akademika (c) Sumber Daya Manusia (SDM) (d) Rendanya Pendanaan Penjaminan Mutu (f) Sistem/Teknologi Informasi Upaya peningkatkan IAIN STS Jambi harus dilakaukan secara terus menerus dilakukan. Salah satu upaya tersebut adalah mengembangkan Penjaminan Mutu (Quality Assurance) di IAIN STS Jambi. Selain itu pula disusun suatu pedoman penjaminan mutu yaitu Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) IAIN STS Jambi. Melalui SPMI ini diharapkan tumbuh budaya mutu mulai dari bagaimana menetapkan standar, melaksanakan standar, mengevaluasi Standar dan meningkatkan standar secara berkelanjutan. Agar Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) IAIN STS Jambi dapat dilaksanakan, maka terdapat beberapa pra-syarat yang harus dipenuhi agar pelaksanaan penjaminan mutu tersebut dapat mencapai tujuannya, yaitu komitmen, perubahan paradigma, dan sikap mental para pelaku proses pendidikan tinggi, serta pengorganisasian penjaminan mutu diperguruan tinggi. Faktor terpenting yang perlu mendapat perhatian dalam pengorganisasian Kebijakan Sitem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) IAIN STS Jambi adalah bahwa pengorganisasian tersebut mampu menumbuhkan kesepahaman tentang penjaminan mutu pendidikan tinggi di lingkungan IAIN STS Jambi, yang pada gilirannya akan menumbuhkan sikap suportif dari seluruh komponen diperguruan tinggi itu terhadap upaya penjaminan mutu pendidikan tinggi pada umumnya. Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi (SPM-PT), yang terdiri atas; (a) penjaminan mutu yang dilaksanakan secara sistemik oleh perguruan tinggi sendiri (internally driven) yang disebut sebagai Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI); (b) penjaminan mutu yang dilaksanakan oleh badan/ lembaga di luar perguruan tinggi yang disebut sebagai Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME). Sistem penjaminan mutu Internal (SPMI) dan Mutu Eksternal (SPME) IAIN STS Jambi melalui Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi harus didukung oleh ketersediaan data dan informasi tentang perguruan tinggi secara akurat, lengkap, dan mutakhir yang dikendalikan oleh suatu Pangkalan Data
Perguruan Tinggi (PDPT), data dan informasi tersebut dikelola oleh suatu pangkalan data pada masing-masing perguruan tinggi dan pada aras Nasional yang dikelola oleh Ditjen Diktis dan Ditjen Dikti. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi secara eksplisit tertuang pada bab III tentang Penjaminan Mutu terdiri dari: (1) Sistem Penjaminan Mutu; (2) Standar Pendidikan Tinggi; (3) Akreditasi; (4) Pangkalan Data Perguruan Tinggi (PDPT). Kebijakan IAIN STS Jambi pada tahun 2012 pada prinsipnya memiliki semangat untuk melakukan penguatan mutu akademik yang berbasis pemenuhan akreditasi Program Studi dan Institut yang difasilitasi oleh Pusat Penjaminan Mutu Pendidikan IAIN STS Jambi. Adapun strategi peningkatan sistem penjaminan mutu yang diterapkan di IAIN STS Jambi tahun 2012 s/d 2016 melalui meningkatkan wawasan, komitmen dan kesadaran mutu serta budaya mutu dengan kegiatan sebagai berikut: (1) Penyusunan Dokumen Mutu IAIN STS Jambi (2) Implementasi Dokumen Mutu IAIN STS Jambi (3) Pemenuhan Akareditasi Program Studi dan Institusi (4) Menyelenggarakan Pangkalan Data Perguruan Tinggi
E. Kesimpulan 1. Sistem penjaminan mutu di IAIN STS Jambi belum dilaksanakan sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku yang terencana, sistematis dan berkelanjutan secara konsiten, hal ini ditunjukkan bahwa IAIN STS Jambi belum memiliki dokumen sistem penjaminan mutu yang komprehensip berdasarkan Standar Pendidikan Tinggi. 2. Hambatan implementasi penjaminan mutu di IAIN STS Jambi adalah (a) belum tersedianya panduan sistem penjmainan mutu akademik; (b) komitmen pimpinan; (c) Anggaran Infrastruktur akademik; (d) dukungan SDM; dan (e) sistem informasi teknologi. 3. Strategi Peningkatan Sistem Penjaminan Mutu di IAIN STS Jambi melalui peningkatan wawan, komitmen dan kesadaran mutu, serta implementasi budaya mutu bagi pimpinan dan civitas akademika IAIN STS Jambi. Daftar Pustaka Accreditation Commission for Senior Colleges and Universities, 2001; Handbook of Accreditation, Alameda, CA. BAN-PT,2002. Guidelines for Internal Quality Assessment of Higher Education, Jakarta: BAN-PT. BAN-PT, 2002. Sistem Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi, Naskah Akademis. BANT-PT, Jakarta Bogdan, Robert, C., & Sari Knopp Biklen, 1982. Qualitaive Research for Education: anIntroduction to Theory and Methods. Boston: Allyn and Bacon, Inc.
CHEA (Council for Higher Education Accreditation). 2001 Quality Review. CHEA Almanac of External Quality Review. Washington, D.C. IAIN STS Jambi, 2003. Seminar Konsorsium: Kurikulum Berbasis Kompetensi Jurusan/Prodi di Lingkungan IAIN STS Jambi. Iskandar, 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif). Jakarta: Gaung Persada Press Lembaga Penjaminan Mutu Akademik 2007. Sistem Penjaminan Mutu IAIN STS Jambi. Moleong, Lexy, J., 1990. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Undang-Undang nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. http://www.ipdn.ac.id/upm/sistem_penjaminan_mutu_pt.pdf http://detaseruniba.files.wordpress.com/2010/06/panduan-penjaminanmutu.pdf. Panduan pelaksanaan Sistem penjaminan mutu Perguruan tinggi (spm-pt) Bidang akademik Direktorat jenderal pendidikan tinggi Departemen pendidikan nasional 2006. http://ipan.staff.uii.ac.id/2009/02/hambatan-implementasi-sistem-penjaminanmutu-di-perguruan-tinggi/