V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 TATA LETAK JARINGAN PIPA Kegiatan perencanaan merupakan hal dasar dalam menentukan sistem distribusi air bersih. Menurut Dharmasetiawan (2004), kegiatan perencanaan terdiri atas dua kategori, yaitu perencanaan pada daerah yang belum ada sistem distribusi perpipaan sama sekali atau biasa disebut sebagai daerah Green Area dan perencanaan pada daerah yang sudah ada sistem distribusi air bersih dan sifat perencanaan adalah mengembangkan sistem yang sudah ada. Jaringan perpipaan merupakan suatu rangkaian pipa yang saling terhubung satu sama lain secara hidrolis sehingga apabila pada salah satu titik pipa mengalami perubahan debit aliran maka akan berpengaruh pada pipa yang lain. Oleh karena itu, jaringan perpipaan memerlukan desain sedemikian rupa agar dapat menghindari permasalahan-permasalahan seperti perubahan debit akibat kebocoran. Dalam prakteknya di lapangan, jaringan perpipaan yang menghubungkan reservoir Padjajaran dengan pelanggan di Taman Yasmin Sektor Enam di tanam dalam tanah dengan kriteria berbeda untuk setiap diameter. Gambar teknik penanaman pipa dapat dilihat pada Gambar 9. Skema hidraulic grade line (HGL) dan contoh tipikal sambungan dapat dilihat pada gambar 10 dan gambar 11. Skema jalur penanaman pipa disajikan pada Gambar 12 dan tipikal Inlet Taman Yasmin Sektor Enam disajikan pada Gambar 13. Pola jaringan gabungan yang diterapkan yaitu pola sistem bercabang dan sistem loop. Pola bercabang terdapat pada jaringan pipa primer yang berawal dari outlet reservoir Padjajaran sampai Inlet Taman Yasmin Sektor Enam. Sistem loop terdapat pada beberapa jaringan pipa sekunder yang berawal dari Inlet Taman Yasmin Sektor Enam sampai pada jaringan pipa pelayanan. Gambar 10 menampilkan skema Hidroulic Grade Line (HGL) pada jaringan pipa primer yang berawal dari reservoir Padjajaran sampai pada Inlet Taman Yasmin Sektor Enam. Sketsa tersebut menunjukan perbedaan elevasi yang dimliki oleh PDAM Tirta Pakuan untuk mensuplai kebutuhan air pelanggan di Komplek Perumahan Taman Yasmin Sektor Enam. Jaringan pipa primer pada saluran distribusi jaringan suplai air bersih PDAM Tirta Pakuan untuk daerah Taman Yasmin Sektor Enam terbagi menjadi enam node. Node pertama berada pada elevasi + 267 m dpl dengan panjang pipa ruas reservoir dengan node satu adalah 1044.2 m. Data lebih lengkap disajikan pada lampiran 5. Dalam prakteknya di lapangan, jaringan perpipaan PDAM Tirta Pakuan ditanam di dalam tanah dengan kriteria tertentu. Skema jalur penanaman jaringan pipa pimer disajikan pada Gambar 12. Jalur yang di tempuh oleh jaringan pipa primer tidak sepenuhnya tertanam di dalam tanah melainkan ada yang melalui jembatan pipa. Gambar 14 meyajikan tipikal jembatan jaringan pipa primer. Fuida yang bergerak di dalam pipa dianggap dalam kondisi uniform flow atau air dianggap mempunyai kecepatan yang konstan sepanjang apabila melalui diameter yang sama. Pada kenyataannya di lapangan kondisi yang dijelaskan dalam asumsi ini tidak terlalu selalu tercapai terutama kondisi steady flow dan uniform flow. Penyimpangan ini disebut keadaan transient yang umum terjadi pada saat awal pembukaan dan penutupan valve. Efek yang ditimbulkan disebut sebagai water hammer yang terefleksi dengan kejadian pengempisan pipa, pecahnya pipa, atau menimbulkan bunyi ketukan (Dharmasetiawan,2004). Setiap aliran dalam pipa harus memenuhi asas kontinuitas dimana debit aliran yang masuk harus sama dengan debit yang keluar. Debit aliran dalam pipa mempunyai kecepatan yang berbedabeda tergantung dari diameter pipanya. Pipa dengan diameter pipa lebih besar akan mempunyai
19
kecepatan lebih rendah daripada pipa dengan diameter kecil pada debit yang sama. Sistem pengaliran yang digunakan oleh PDAM Tirta Pakuan berdasarkan topografi daerah pelayanan, lokasi sumber air baku, dan struktur kota. Jaringan perpipaan yang menghubungkan resevoir Padjajaran dengan Inlet Taman Yasmin Sektor Enam mempunyai panjang pipa 9,514.2 m dengan diameter pipa yang berbeda-beda. Pada jaringan tersebut, diameter yang digunakan bervariasi pada jarak tertentu. Jaringan pipa sekunder mempunyai diameter 100 mm dan 50 mm sedangkan diameter jaringan pipa pelayanan berukuran 10 mm. Dimensi dan jenis pipa yang digunakan disajikan pada Tabel 10. Data mengenai dimensi pipa yang beredar di pasar disajikan pada lampiran 7. Tabel 10. Dimensi dan jenis pipa pada jaringan distribusi Jaringan
Jenis pipa
Pipa primer
PVC
Pipa sekunder
PVC
Pipa pelayanan
PVC
Debit (m3/s) 3.2274 0.5234 0.4410 0.0934 0.0632 0.0082 0.0002
Dimensi (m) Diameter Panjang 0.900 1,044.2 0.700 1,938.5 0.500 1,137.5 0.300 4,105.1 0.200 1,288.9 0.100 1,140.4 0.050 0.001 -
Berdasarkan hasil perhitungan, kebutuhan pelanggan Taman Yasmin Sektor Enam adalah 0.002 m3/s. Dengan debit tersebut maka jaringan perpipaan harus mampu mencukupi debit kebutuhan pelanggan. Hal ini diperlukan perencanaan yang sesuai agar debit yang diharapkan dapat terpenuhi. Tabel 11 menyajikan hasil perhitungan kebutuhan pelanggan Taman Yasmin Sektor Enam. Dari Tabel 11 dapat diketahui bahwa kebutuhan pelanggan yang berlokasi di Perumahan Taman Yasmin Sektor Enam dapat dipenuhi. Hal ini terlihat pada nilai rata-rata debit pada Inlet Taman Yasmin Sektor Enam lebih besar dari pada debit kebutuhan pelanggan yaitu sebesar 0.008 m3/s. Tabel 11. Hasil perhitungan kebutuhan pelanggan Parameter Asumsi kebutuhan Jumlah pelanggan Total pengguna Kebutuhan pelanggan Qrata-rata pada Inlet Yasmin Sektor Enam
Nilai
Taman
Satuan 170.000 292.000 1,168.000 0.002
l/org/hari pelanggan org m3/s
0.008
m3/s
20
b. Tampak atas Keterangan : Pasir : Kerikil Skala Satuan
1 : 100 mm
a. Potongan melintang Gambar 10. Tipikal penanaman pipa
21
Skala 1 : 42000 Satuan mm Gambar 11. Sketsa HGL untuk jalur transmisi reservoir – Inlet Taman Yasmin Sektor Enam
22 22
Keterangan : Gate valve
: Tee
: Socket
: Reducer
: Pipa Skala : tidak di skala
Gambar 12. Contoh tipikal sambungan pada Node 3 jaringan pipa primer
24 23 23
`
23 Gambar 13. Skema pola distribusi jarigan primer
23 24 24
Keterangan : Gate valve
: Reducer
: Tee
: Pipa
: Socket
: meter air
Skala : tidak di skala Gambar 14. Tipikal Inlet Taman Yasmin Sektor Enam
25 25
Keterangan : 1 : Jeruji 2 : Gate valve 3 : Tanah urugan 4 : Beton 5 : Pasir Gambar 15. Tipikal
26 26
5.2 HEADLOSS Headloss pada pipa dibedakan menjadi dua macam yaitu headloss mayor dan headloss minor. Headloss mayor terjadi akibat gesekan pada jaringan pipa sedangkan headloss minor terjadi akibat adanya aksesoris pada jaringan pipa. Perhitungan headloss dapat dilakukan dengan persamaan HazenWilliam(4), Darcy-Weisbach(5), dan De Chezy-Manning(16). Hal ini dilakukan agar dapat melakukan perbandingan nilai headloss. Pada perhitungan yang dilakukan pada Inlet Taman Yasmin Sektor Enam berdasarkan data sekunder dengan persamaan Hazen-William menggunakan koefisien C = 120, diperoleh nilai headloss mayor 0.39 m. Perhitungan dengan persamaan Darcy-Weisbach diperoleh nilai headloss mayor sebesar 0.63 m. Perhitungan dengan persamaan De Chezy-Manning diperoleh nilai headloss mayor 0.38 m. Perhitungan terhadap headloss minor menggunakan asumsi 10% dari nilai headloss mayor sehingga diperoleh nilai headloss minor untuk setiap persamaan 4, 5, dan 16 masing-masing 0.04 m, 0.06 m, dan 0.04 m. Data lebih lengkap tersaji pada lampiran 4. Nilai headloss sebanding dengan besarnya debit dan panjang pipa suatu jaringan dan berbanding terbalik dengan diameter pipa yang digunakan. Perbedaan hasil perhitungan tiga persamaan diatas terjadi karena perbedaan prinsip dari masing-masing persamaan. Persamaan HazenWilliam dan De Chezy-Manning mempunyai nilai hampir sama akan tetapi berbeda cukup tinggi dengan persamaan Darcy-Weisbach. Perbandingan nilai headloss dapat dilihat pada Gambar 15.
Gambar 16. Kurva perbandingan headloss Besarnya nilai headloss erat kaitanya dengan debit aliran, diameter pipa dan panjang pipa. Pada Gambar 15 menunjukan hubungan nilai headloss dengan debit pada Inlet Taman Yasmin sektor Enam. Dari kurva di atas dapat dilihat bahwa nilai headloss akan meningkat seiring dengan kenaikan debit aliran. Nilai headloss berdasarkan persamaan Darcy-Weisbach mempunyai nilai lebih tinggi dibandingkan nilai headloss berdasarkan persamaan Hazen-William dan De Chezy-Manning. Hal ini dikarenakan nilai headloss berdasarkan persamaan Darcy-Weisbach dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Houghtalen et all (2010) persamaan Darcy-Weisbach sangat erat kaitanya dengan jenis aliran, kecepatan aliran dalam pipa, dimensi, dan panjang pipa sehingga terjadinya ketidakseragaman pada faktor tersebut berpengaruh pada nilai headloss yang dihasilkan.
27
Berdasarkan hasil perhitungan, nilai headloss pada tiap ruas jaringan pipa primer berbedabeda. Hal ini dikarenakan perbedaan parameter yang digunakan dalam perhitungan berupa diameter, panjang pipa, dan kemiringan jaringan. Hasil perhitungan headloss menggunakan persamaan HazenWilliam pada jaringan pipa primer, jaringan pipa sekunder, dan jaringan pipa pelayanan disajikan pada Tabel 12, 13, dan 14.
Ruas R-N1 N1-N2 N2-N3 N3-N4 N4-N5 N5-N6 Total
Tabel 12. Hasil perhitungan headloss tiap ruas jaringan pipa primer Diameter Panjang pipa Headloss Headloss Debit (m3/s) (m) (m) (m) (m/100 m) 23.05 0.9 1,044.2 0.323 2.21 5.02 0.7 1,938.5 0.052 0.26 11.03 0.5 1,137.5 0.044 0.97 27.10 0.3 4,105.1 0.009 0.66 4.01 0.2 174.0 0.006 2.30 0.2 1,114.9 0.003 8.03 0.72 9,514.2 78.24 0.82 Tabel 13. Hasil perhitungan headloss tiap ruas jaringan pipa sekunder
Ruas
I-S1 S1-S2 S1-S6 S6-S7 S6-S8 S7-S3 S3-S5
Diameter (m)
Panjang pipa (m)
0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1
99.8 44.4 154.9 82.3 88.4 48.6 97.2
Debit (m3/s)
Headloss (m)
0.020 0.018 0.007 0.007 0.021 0.009 0.006
8.01 3.00 2.01 1.00 8.01 1.00 1.00
Tabel 14. Hasil perhitungan headloss pada jaringan pipa pelayanan
Pelanggan Pelanggan 1 Pelanggan 2 Pelanggan 3 Pelanggan 4 Pelanggan 5 Pelanggan 6 Pelanggan 7 Rata-rata
Diameter (m)
0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01
Panjang pipa (m)
3.17 3.56 3.20 5.03 3.55 7.10 6.89
Debit (m3/s)
0.0003 0.0003 0.0003 0.0002 0.0002 0.0002 0.0002 0.0002
Headloss
2.57 2.22 2.23 2.34 1.52 2.58 2.67 2.41
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, nilai headloss pada jaringan pipa distribusi berbedabeda. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa perbedaan nilai headloss tersebut dikarenakan perbedaan nilai parameter yang digunakan, yaitu diameter pipa, panjang pipa, dan kemiringan jaringan. Nilai headloss tertinggi pada jaringan pipa primer terdapat pada ruas N4-N5 yaitu 2.30 m /100 m dan headloss terendah terdapat pada ruas N1-N2 yaitu 0.26 m/100 m sehingga diperoleh nilai headloss total jaringan pipa primer adalah 0.82 m/100 m. Pada jaringan pipa sekunder, headloss tertinggi terdapat pada ruas I-S1 yaitu 8.01 m dan headloss terendah terdapat pada ruas S7-S3 yaitu 1.00 m. Pada jaringan pipa pelayanan, nilai headloss tertinggi terdapat pada pelanggan 7 yaitu 2.67 m dan headloss terendah terdapat pada pelanggan 5 yaitu 1.52 m. Nilai headloss tiap 100 m disajikan pada Tabel 15, 16, dan 17.
28
Tabel 15. Hasil perhitungan headloss tiap 100 m menggunakan persamaan Hazen-William pada jaringan pipa primer Diameter (m) Daerah pelayanan
Jumlah penduduk
Debit (m3/s)
181392 95098 17044 101398 211084 190919
0.35 0.19 0.34 0.20 0.42 0.38
0.9
0.7
0.5
0.3
0.2
0.1
Headloss (m/100 m) Bogor Selatan Bogor Timur Bogor Utara Bogor Tengah Bogor Barat Tanah Sereal
0.04 0.01 0.03 0.01 0.05 0.04
0.13 0.04 0.11 0.04 0.17 0.14
0.66 0.20 0.59 0.22 0.87 0.72
7.88 2.38 7.02 2.68 10.44 8.67
56.71 17.17 50.54 19.34 75.07 62.34
1653.15 500.59 1473.29 563.67 2188.33 1817.35
Tabel 16. Hasil perhitungan headloss tiap 100 m menggunakan persamaan Darcy-Weisbach pada jaringan pipa primer Diameter (m) Daerah pelayanan
Jumlah penduduk
Debit (m3/s)
0.9
Bogor Selatan Bogor Timur Bogor Utara
181392 95098 17044
0.35 0.19 0.34
0.02 0.01 0.02
Bogor Tengah Bogor Barat Tanah Sereal
101398 211084 190919
0.20 0.42 0.38
0.01 0.03 0.03
0.7 0.08 0.02 0.07 0.02 0.11 0.09
0.5
0.3
Headloss (m/100 m) 0.40 4.75 0.11 1.30 0.35 4.19 0.13 0.54 0.44
1.48 6.43 5.26
0.2
0.1
34.14 9.38 30.14
1025.98 281.99 905.86
10.67 46.23 37.82
320.60 1389.36 1136.59
Tabel 17. Hasil perhitungan headloss tiap 100 m menggunakan persamaan De Chezy-Manning pada jaringan pipa primer Diameter (m) Daerah pelayanan Bogor Selatan Bogor Timur Bogor Utara Bogor Tengah Bogor Barat Tanah Sereal
Jumlah penduduk 181392 95098 17044 101398 211084 190919
Debit (m3/s) 0.35 0.19 0.34 0.20 0.42 0.38
0.9 0.02 0.01 0.02 0.01 0.03 0.03
0.7 0.09 0.02 0.08 0.03 0.12 0.10
0.5
0.3
Headloss (m/100 m) 0.53 8.07 0.15 2.22 0.47 7.12 0.17 2.52 0.72 10.93 0.58 8.94
0.2
0.1
70.14 19.28 61.93 21.92 94.98 77.70
2827.79 777.24 2496.72 883.63 3829.32 3132.63
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 15, 16, dan 17 diketahui bahwa pada debit yang sama, nilai headloss per 100 m bertambah besar apabila diameter pipa yang digunakan semakin kecil. Tabel 15, 16, dan 17 menyajikan besarnya nilai headloss yang terjadi apabila menggunakan pipa PVC dengan seluruh diameter jaringan pipa primer seragam. Pada kenyataanya di lapangan, pemasangan pipa pada jaringan pipa primer tidak seragam. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan dan untuk efisiensi biaya. Kurva hubungan debit dengan headloss per 100 m disajikan pada gambar 16, 17, dan 18.
29
Gambar 17. Hubungan debit dengan headloss per 100 m berdasarkan persamaan Hazen-William
Gambar 18. Hubungan debit dengan headloss per 100 m berdasarkan persamaan Darcy-Weisbach
30
Gambar 19. Hubungan debit dengan headloss per 100 m berdasarkan persamaan De Chezy-Manning Gambar 17, 18, dan 19 menyajikan hubungan debit dengan headloss berdasarkan persamaan Hazen-William, Darcy-Weisbach, dan De Chezy-Manning pada jaringan pipa primer. Dari ketiga gambar di atas terlihat bahwa besarnya nilai headloss akan meningkat seiring dengan meningkatnya debit. Selain itu, dari gambar di atas terlihat bahwa diameter yang lebih besar mempunyai nilai headloss lebih kecil dibandingkan dengan diameter yang lebih kecil. Hubungan debit dengan headloss per 100 m pada diameter 0.3 m, 0.2 m, dan 0.1 m disajikan pada lampiran 8.
Gambar 20. Hubungan headloss per 100 m dengan kemiringan jaringan pipa (gradient) pada jaringan pipa sekunder
31
Gambar 19 menyajikan hubungan headloss dengan kemiringan jaringan pipa (gradient) pada jaringan pipa sekunder. Nilai gradient diperoleh dari perbandingan antara perbedaan elevasi dengan panjang pipa. Dari Gambar 19 dapat diketahui bahwa nilai headloss akan meningkat seiring dengan meningkatnya nilai gradient.. Dari gambar 19 diperoleh persamaan regresi polinomial yaitu y = 0.002x2 + 0.030x – 0.017 menyatakan hubungan antara headloss dengan gradient. Persamaan tersebut sesuai untuk analisis regresi dimana nilai R2 lebih dari 67.50 % yaitu 0.894 dan 1. Head statis yang dimiliki PDAM Tirta Pakuan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan pada Taman Yasmin Sektor Enam adalah 80 m. Nilai head statis selanjutnya digunakan untuk menentukan nilai sisa tekan. Sisa tekan merupakan salah satu dasar untuk menentukan suatu sistem distribusi. Sisa tekan menentukan kelayakan suatu sistem distribusi dapat dilaksanakan dengan sistem gravitasi atau dengan sistem pompa. Menurut Dinas Pekerjaan umum, syarat minimum untuk memakai sistem gravitasi yaitu mempunyai sisa tekan ≥ 10 m atau memiliki tekanan ≥ 1 bar. Berdasarkan hasil perhitungan, sisa tekan yang ada pada Inlet Taman Yasmin Sektor Enam adalah 1.76 m. Dengan nilai sisa tekan tersebut maka sistem gravitasi yang dipakai oleh PDAM Tirta Pakuan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan di Perumahan Taman Yasmin Sektor Enam layak.
5.3 DEBIT DAN TEKANAN Debit merupakan salah satu parameter yang digunakan untuk menghitung nilai headloss. Pada jaringan perpipaan terjadi perbedaan debit pada jaringan pipa primer, jaringan pipa sekunder, dan jaringan pipa pelayanan. Perbedaan ini disebabkan oleh perbedaan dimensi jaringan pipa. Besarnya nilai debit pada jaringan pipa primer dan jaringan pipa sekunder disajikan pada Tabel 18 dan 19.
Ruas R-N1 N1-N2 N2-N3 N3-N4 N4-N5 N5-N6
Tabel 18. Hasil perhitungan debit tiap ruas pada jaringan pipa primer Diameter Panjang pipa Kecepatan Elevasi (m) Slope Debit (m3/s) (m) (m) (m/s) 0.9 1,044.2 267 0.022 0.51 0.322 0.7 1,938.5 262 0.003 0.14 0.052 0.5 1,137.5 251 0.009 0.23 0.044 0.3 0.2 0.2
4,105.1 174.0 1,114.9
224 220 212
0.007 0.023 0.007
0.13 0.20 0.11
0.009 0.006 0.003
Tabel 19. Hasil perhitungan debit tiap ruas pada jaringan pipa sekunder
I-S1 S1-S2
Diameter (m) 0.1 0.1
Panjang pipa (m) 99.8 44.4
S1-S6 S6-S7 S6-S8 S7-S3 S3-S5
0.1 0.1 0.1 0.1 0.1
154.9 82.3 88.4 48.6 97.2
Ruas
204 201
0.08 0.07
Kecepatan (m/s) 2.55 2.33
202 201 194 200 199
0.01 0.01 0.09 0.02 0.01
0.95 0.92 2.73 1.23 0.84
Elevasi (m)
Slope
Debit (m3/s)
0.007 0.007 0.021 0.009 0.006
0.020 0.018
Dari Tabel 18 dan Tabel 19 dapat diketahui bahwa debit pada masing-masing ruas berbeda. Perbedaan ini disebabkan oleh perbedaan slope dan dimensi pipa yang digunakan. Debit tertinggi pada jaringan pipa primer terdapat pada ruas Reservoir(R) - Node 1(N1) yaitu 0.322 m3/s dan debit terendah pada Node 5(N5) – Node 6(N6) yaitu 0.003 m3/s. Pada jaringan pipa sekunder, debit
32
tertinggi terdapat pada ruas Sekunder 6(S6) – Sekunder 8(S8) yaitu 0.021 m3/s dan debit terendah terdapat pada ruas Sekunder 3(S3) – Sekunder 5(S5) yaitu 0.006 m3/s. Debit rata-rata hasil pengukuran pada jaringan pipa pelayanan yaitu 0.0002 m3/s. Hasil pengukuran lebih lengkap disajikan pada Tabel 20. Tabel 20. Hasil pengukuran debit pada jaringan pipa pelayanan
Pelanggan Pelanggan 1 Pelanggan 2 Pelanggan 3 Pelanggan 4 Pelanggan 5 Pelanggan 6 Pelanggan 7
Diameter (m)
0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01
Panjang pipa (m)
3.17 3.56 3.20 5.03 3.55 7.10 6.89
Elevasi (m)
200 200 196 199 198 196 185
Debit (m3/s)
0.0003 0.0003 0.0003 0.0002 0.0002 0.0002 0.0002
Debit rata-rata berdasarkan data sekunder pada Inlet Taman Yasmin Sektor Enam adalah 0.008 m /s. Hal ini masih berada di atas debit yang seharusnya ada untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yaitu 0.002 m3/s. Dengan debit 0.008 m3/s maka diperoleh nilai kecepatan pada titik ini adalah 1.044 m/s. Nilai kecepatan pada titk ini masih berada dalam kriteria perencanaan. Menurut Dharmasetiawan (2004), asumsi kecepatan dalam perencanaan berada dalam rentang 0.8 m/s – 1.5 m/s. Asumsi kecepatan yang terlalu rendah akan menyebabkan terjadinya endapan dalam pipa, sedangkan asumsi kecepatan yang terlalu tinggi menyebabkan tekanan kerja pipa meningkat dan mengakibatkan biaya pengaliran tinggi dan pipa rawan terhadap kebocoran teknis. Berdasarkan hasil perhitungan, terjadi perbedaan debit pada Inlet Taman Yasmin sektor Enam. Nilai debit berdasarkan data sekunder adalah 0.008 m3/s sedangkan debit berdasarkan pengukuran langsung dilapangan adalah 0.006 m3/s. Perbedaan nilai debit juga terjadi pada jaringan pipa pelayanan. Hasil perhitungan menghasilkan nilai debit rata-rata pada jaringan pelayanan adalah 0.0005 m3/s dan debit rata-rata hasil pengukuran pada jaringan pipa pelayanan adalah 0.0002 m3/s. Perbedaan ini terjadi karena data sekunder pada inlet Taman Yasmin yang digunakan merupakan ratarata hasil pengukuran sepanjang hari sedangkan hasil pengukuran langsung hanya dilakukan pada waktu tertentu. Tekanan mempunyai kaitan erat dengan debit aliran. Aliran yang mempunyai tekanan cukup akan mampu mengalirkan air dengan baik. Akan tetapi, apabila tekanan dalam pipa tidak mencukupi dapat menyebabkan air tidak dapat mengalir. Besarnya tekanan rata-rata pada Inlet Taman Yasmin Sektor Enam adalah 2.89 bar dan rata-rata pada pelanggan adalah 1.57 bar. Data nilai tekanan pada Inlet Taman Yasmin Sektor Enam disajikan pada lampiran 3 sedangkan hasil pengukuran tekanan pada pelanggan disajikan pada Tabel 21. Tekanan pada jaringan pipa distribusi berada pada rentang syarat yaitu 1.2 – 2 bar sehingga dapat dipastikan memenuhi syarat tekanan dan air dapat mengalir dengan lancar. Hubungan nilai tekanan dan debit dapat dilihat pada Gambar 20. Gambar 20 menunjukan hubungan tekanan harian dan debit harian pada Inlet Taman Yasmin Sektor Enam. Dari kurva di atas diperoleh persamaan regresi polinominal y = -0.000x2 + 0.000x + 0.010 dengan nilai R2 = 0.912. Persamaan di atas sesuai untuk analisis regresi dimana nilai R 2 lebih dari 67.50 %. Kurva di atas menunjukan bahwa nilai tekanan berpengaruh terhadap debit. Nilai tekanan rendah terjadi pada saat debit pemakaian tinggi dan sebaliknya, nilai tekanan tinggi terjadi pada saat debit pemakaian rendah. Hal ini sesuai dengan gambar 8 yang menunjukan hubungan yang 3
33
sama yaitu tekanan dalam pipa akan meningkat apabila debit pemakaian menurun dan akan menurun apabila debit pemakaian air meningkat. Tabel 21. Hasil pengukuran debit dan tekanan pada jaringan pipa pelayanan Pelanggan
Tekanan (bar)
Pelanggan 1 Pelanggan 2 Pelanggan 3 Pelanggan 4 Pelanggan 5 Pelanggan 6 Pelanggan 7
1.40 1.30 1.50 1.35 1.45 1.50 2.05
Gambar 21. Kurva hubungan tekanan harian dengan debit harian pada Inlet Taman Yasmin Sektor Enam
5.4 KINERJA PELAYANAN TERHADAP PELANGGAN Berdasarkan data sekunder, kondisi aliran di lapangan mengalir selama 24 jam. Pemakaian tertinggi terjadi pada pukul 09.00-10.00 sebesar 0.011 m3/s dan pemakaian air terendah terjadi pada pukul 01.00-02.00 sebesar 0.004 m3/s. Berdasarkan Gambar 8, terjadi peningkatan pemakaian air yang signifikan dimulai pada pukul 04.00-06.00 dan penurunan pemakaian air pada pukul 10.00 dan 19.00. berdasarkan hasil pengukuran dilapangan dapat diketahui bahwa karakteristik pola pemakaian air bersih pada Perumahan Taman Yasmin Sektor Enam terjadi pemakaian air pada kondisi puncak pada waktu pagi hari dan sore hari, yaitu pada jam 09.00-10.00 yaitu dan jam 18.00-19.00. Fluktuasi kebutuhan debit tersebut harus mampu terpenuhi oleh PDAM Tirta Pakuan. Menurut Dinas Pekerjaan Umum (2007), kebutuhan pemakaian air untuk rumah adalah 120 200 l/org/hari. Sedangkan menurut Kimpraswil (2003), debit miminum yang seharusnya terpenuhi untuk kota besar adalah 170 lt/orang/hari. Kebutuhan pemakaian air di Perumahan Taman Yasmin
34
Sektor Enam apabila setiap pelanggan mempunyai empat orang anggota keluarga maka kebutuhan rata-rata kebutuhan perorang sebesar 0.002 m3/s. Menurut hasil analisa, kebutuhan pelanggan yang berada pada Perumahan Taman Yasmin Sektor Enam dapat terpenuhi dengan kontinuitas air selama 24 jam. Hal ini ditunjukan dengan debit dan tekanan rata-rata pada Inlet Taman Yasmin Sektor Enam yaitu masing-masing 0.008 m3/s dan 3.654 bar. Tekanan merupakan salah satu faktor penting yang mendukung kepuasan pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan oleh PDAM. Hal ini berkaitan dengan kontinuitas air PDAM. Berdasarkan hasil pengukuran dilapangan, tekanan rata-rata jaringan pipa pada Inlet Taman Yasmin Sektor Enam adalah 3.654 bar dan tekanan rata-rata pada jaringan pipa pelayanan 1.507 bar. Tekanan maksimum terjadi pada pukul 00.45 sebesar 6.80 bar dan tekanan minimum berada pada pukul 07.00 sebesar 1.16 bar. Fluktuasi tekanan terjadi sepanjang waktu. Data lebih lengkap tersaji pada lampiran 3. Berdasarkan data tersebut, tekanan yang ada pada sistem masih berada pada rentang syarat tekanan aliran dalam pipa yaitu 1.2-2 bar. Hal ini menunjukan bahwa air dapat mengalir dalam sistem secara berkelanjutan. Meskipun demikian, faktor tekanan harus diperhatikan karena apabila tekanan yang ada pada sistem melebihi batas maka akan terjadi kerusakan pipa akibat teknis seperti pipa pecah sehingga mengakibatkan kebocoran. Sistem jaringan distribusi yang dikembangkan oleh PDAM Tirta Pakuan telah sesuai dengan kriteria-kriteria yang ada. Minimnya keluhan dari pelanggan menunjukan bahwa kinerja PDAM telah sesuai harapan pelanggan. Meskipun demikian, prestasi tersebut harus terus dijaga dengan melakukan berbagai macam upaya. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga prestasi diatas yaitu dengan menjaga performa kinerja yang telah ada dan melakukan pembaharuan sesuai dengan perkembangan jaman, melakukan checking and controlling secara rutin dan berkala, melakukan penggantian perangkat yang telah melebihi umur pemakaian, dan pengembangan jaringan menggunakan peralatan yang tahan lama dan sedikit kerusakan. Selain itu, mengingat tingginya tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia dan meningkatnya degradasi lingkungan maka perlu dilakukan upaya antisipasi dengan kembali melakukan kajian terhadap cadangan sumberdaya air sehingga diharapkan kedepan tidak terjadi kekurangan air pada pelanggan PDAM Tirta Pakuan.
35