USULAN PROGRAM PENERAPAN IPTEKS
PENYULUHAN OLAHRAGA KESEHATAN BAGI PENINGKATAN DERAJAT SEHAT DI KABUPATEN BANDUNG
Oleh:
JURUSAN FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009
A. JUDUL PENYULUHAN OLAHRAGA KESEHATAN BAGI PENINGKATAN DERAJAT SEHAT DI KABUPATEN BANDUNG
B. ANALISIS SITUASI Hari olahraga yang jatuh pada tanggal 9 September yang terkenal dengan motto “Tiada Hari Tanpa Olahraga” merupakan bukti bahwa betapa pentingnya olahraga bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Olahraga ternyata mencakup berbagai dimensi baik dari segi sosial, politik, pendidikan, kesehatan, prestise bangsa, alat persatuan dan sebagainya. Melihat begitu pentingnya olahraga bagi kehidupan berbangsa dan bernegara maka sepantasnya bahkan seharusnya apabila disegala lapisan masyarakat terus mencoba meningkatkan kegiatan olahraga baik dalam bentuk pertandingan-pertandingan olahraga, olahraga rekreasi, diskusi mengenai olahraga, seminar, penelitian, penyuluhan olahraga atau kegiatankegiatan
lainnya
yang
bertujuan pada
memasyarakatkan olahraga dan
mengolahragakan masyarakat. Penjabaran
kebijakan
dasar
pembinaan
olahraga
melalui
panji
memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat yang berlandaskan pan-dangan, persamaan dan pemerataan kesempatan berolahraga.
Dapat
dilakukan oleh setiap orang dari setiap lapisan masyarakat, setiap lapisan usia yang sejalan dengan azas pendidikan sepanjang hayat. Mulai dari kelompokkelompok kecil sebagai unit masyarakat. Dalam proses perubahan itu, justru
strategi penyam-paian gagasan atau implementasi program yang sering menentukan keberhasilan mencapai tujuan. Karena itu, seperti pelaksanaan Hari Krida sebagai hari olahraga wajib, kekemungkinan untuk sepenuhnya berhasil membentuk pola kebiasaan berolahraga di kalangan karyawan suatu instansi, boleh jadi tercapai dalam waktu relatif singkat, jika dilaksanakan atas dasar strategi persuatif/edukatif bukan secara paksaan, dapat juga diterapkan kombinasi kedua strategi itu. Kegagalan dalam mendesain program dan strategi sering mengakibatkan selalu ada gap antara masyarakat dengan lembaga perubah, baik lembaga pemerintah maupun swasta sehingga proyek besar sekalipun yang dibiayai mahal dapat mengalami kegagalan. Jika kita amati pra kondisi yang terdapat di Kabupaten Bandung misalnya, kegiatan-kegiatan olahraga telah cukup tumbuh. Setiap minggu pagi masyarakat melakukan kegiatan olahraga di beberapa tempat yang lokasinya mudah dijangkau, dan lapangannya cukup luas.
Manakala kita ingin mempercepat
akselerasi perubahan menuju kondisi olahraga yang sudah memasyarakat, pra kondisi semacam inilah yang harus dimanfaatkan melalui pengorganisasian kegiatan, penyuluhan, pengarahan dengan sasaran : (1) Menambah dan memperkaya informasi serta pengetahuan tentang kegiatan olahraga yang dilakukan, (2) Mempengaruhi dan memperkuat komitmen emosional, dan (3) Memantapkan kecenderungan tingkah laku yang ada.
Ketiga aspek itu perlu
dibina, bahkan dapat dirangsang hal-hal yang berkaitan dengan komitmen emosional, misalnya melalui penonjolan pada karakteristik daerah Jawa Barat.
Untuk memecahkan masalah tersebut, maka model Pengabdian Kepada Masyarakat yang akan dilaksanakan yaitu : Berlandaskan pada pemenuhan/ identifikasi kebutuhan, disusul dengan tindakan berlanjut berupa penelusuran, perubahan prilaku para peserta, apakah hasil penyuluhan memberikan dampak positif terhadap peningkatan prestasi kebugaran jasmani dan prestasi kerja yang bersangkutan.
Karena itu, program penyuluhan yang akan diselenggarakan
merupakan kegiatan berkelanjutan.
C. TINJAUAN PUSTAKA Untuk memahami manfaat secara langsung dari aktivitas olahraga, Cooper menjelaskan bahwa olahraga mempunyai peranan penting, khususnya dalam meningkatkan
derajat sehat.
Manusia melakukan olahraga dengan berbagai
tujuan agar tercapai suatu derajat sehat dinamis. Untuk dapat mempertinggi atau setidak-tidaknya mempertahankan derajat sehat dinamis, salah satu cara ialah dengan melakukan kegiatan olahraga secara rutin dan terprogram, sebab hal ini akan menimbulkan pengaruh terhadap faal tubuh. (Cooper, Kenneth, H. Aerobik, 1997). Clarke., menekankan bahwa kebugaran jasmani seseorang bukan hanya kebugaran jasmani saja, tetapi meliputi kebugaran moralnya, kebugaran sifat sosialnya, etikanya dan kematangan emosinya.
(Clarke, H. Harrison., Appli-
cation of Measurement to Health and Physical Education), Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliffs, H.J. 1990).
Dalam aktivitas olahraga Jarver juga menekankan pada daya tahan tubuh atau keadaan yang menekankan pada kapasitas melakukan kerja secara terus menerus dalam suasana aerobik, yang selanjutnya akan berdampak positif terhadap peningkatan produktivitas kerja. (Jarver, L; Vallangi, R; dan Launar. A., Australian Track and Field Coaching Manual, Australia, 1999). Mengenai perubahan tingkah laku, khususnya dalam hidup sehat Ruskin lebih menekankan perlunya pendidikan dan latihan diarahkan kepada pembentukan sistem nilai hidup sehat yang positif. (P. Lynton: Training for Develop-ment, 1999). Berkenaan dengan pelaksanaan olahraga bagi semua orang maka olahraga adalah salah satu fenomena sosial budaya yang sangat penting selama ini, bahkan terdapat ciri-ciri dalam perkembangan berbagai macam olahraga yang dipengaruhi oleh kepentingan politik, sosial dan budaya. Bertitik tolak dari landasan teori tersebut, maka usulan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini diarahkan pada bagaimana agar kegiatan olahraga dan kesehatan dapat dilaksanakan dengan teratur, terarah dan dapat pula dikem-bangkan kepada masyarakat luas terutama dalam kaitan membudidayakan kebiasaan hidup sehat.
D. IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH Upaya konkrit dan sungguh-sungguh dalam menangani masyarakat (heterogen) yang sifatnya strategis perlu dengan segera dilakukan tentang pentingnya kebugaran jasmani dan kesehatan dalam kaitannya dengan
peningkatan produktivitas kerja, karena semakin tinggi tingkat kebugaran jasmani seseorang serta telah ditunjang oleh faktor-faktor lainnya yang memadai, maka tingkat sehat dinamis seseorang lebih tinggi pula, sehingga memungkinkan tinggi pula tingkat produktivitas kerja. Untuk menuju ke arah tersebut diperlukan adanya pembina/pelatih yang profesional baik pengetahuan tentang teori olahraga dan kesehatan maupun praktek olahraga kesehatan yang dapat dikembangkan kembali di tempat tinggal atau tempat kerja masing-masing. Atas dasar pemikiran tersebut di atas maka persoalan yang perlu dijawab adalah : 1.
Bagaimana agar kegiatan Senam yang dilaksanakan di alun-alun Kabupaten Bandung dapat menciptakan/membimbing kader-kader penggerak olahraga masyarakat, sehingga dapat menciptakan kegiatan massal semacam ini.
2.
Bagaimana agar masyarakat luas (peserta) dapat mengaplikasikan kegiatan olahraga kesehatan pada anggota masyarakat secara berkelanjutan dan terprogram sehingga
kegiatan ini dapat dijadikan kebutuhan pokok untuk
peningkatan derajat sehat dinamis masyarakat di Kabupaten Bandung. 3.
Bagaimana agar kegiatan Senam yang dilaksanakan pada hari minggu di alun-alun Soreang dapat dijadikan “Model Pembinaan” Olahraga Massal di Jawa Barat.
4.
Bagaimana agar kegiatan senam aerobik yang dilaksanakan pada hari minggu di alun-alun Soreang dapat bertahan sebagai misi kegiatan pengabdian kepada masyarakat dan terorganisir secara profesional.
5. Bagaimana agar kegiatan senam erobik yang dilaksanakan pada hari minggu di alun-alun Soreang dapat dijadikan salah satu pola pembinaan olahraga yang dapat mendukung kebijakan dasar pembinaan olahraga nasional, sesuai dengan pra kondisi sosial, budaya, fasilitas yang ada.
E. TUJUAN KEGIATAN Secara umum program kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan derajat sehat masyarakat di Kabupaten Bandung, serta untuk menciptakan suatu kegiatan
olahraga
yang
mampu
mendukung
pelaksanaan
operasional
kebijaksanaan pembinaan olahraga nasional. Secara Khusus : 1. Memberikan citra positif kepada masyarakat luas tentang kegiatan senam Aerobik yang dilaksanakan di alun-alun Soreang, sebagai salah satu wujud nyata Lembaga Pengabdian Masyarakan (LPM)
dalam membina dan
meningkatkan derajat sehat dinamis masyarakat. 2. Membekali para peserta tentang pengetahuan olahraga dan kesehatan dalam aspek perencanaan, pelaksanaan, pembinaan dan menilai kesesuaian hasil pelaksanaan program pembinaan olahraga kesehatan untuk meningkatkan derajat sehat dinamis. 3. Menyadari upaya-upaya pendidikan yang profesional di bidang pendidikan olahraga kesehatan untuk meningkatkan derajat sehat dinamis masyarakat secara makro.
4. Melatih para mahasiswa, pembina, pelatih lapangan tentang pelaksanaan kegiatan olahraga yang dapat dikembangkan pada lembaga formal maupun non formal. 5. Memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada anggota masyarakat tentang berbagai hal yang berkaitan dengan pelaksanaan olahraga yang sederhana, murah, massal tetapi memberikan pengaruh positif bagi pembinaan aspek fisik, mental bahkan moral dan spiritual. 6. Mengembangkan kegiatan pembinaan olahraga yang sekaligus berguna untuk mendidik kader-kader penggerak olahraga di masyarakat, memperluas kesempatan untuk penelitian olahraga dan menyalurkan kesempatan yang lebih luas untuk mengabdi kepada masyarakat bagi para mahasiswa. 7. Mengembangkan senam Ayo Bersatu dan senam Ayo Bangkit yang baru diluncurkan, sehingga dengan cepat dapat dilaksanakan oleh masyarakat luas.
F. 1.
MANFAAT KEGIATAN Peserta mendapatkan informasi tentang olahraga dan kesehatan serta pengalaman gerak yang benar sesuai dengan prinsip-prinsip latihan secara sistematis.
2.
Para peserta dapat mengembangkan kembali pengetahuan tentang olahraga kesehatan kepada masyarakat yang lebih luas (non formal) atau kepada para karyawan (formal).
3.
Olahraga akan menjadi memasyarakat dan membudaya karena para peserta/masyarakat tahu tentang aturan melakukan olahraga serta manfaat hasil kegiatan olahraga secara langsung.
4.
Peserta yang telah melakukan kegiatan olahraga serta ditunjang dengan menjaga kesehatan dapat meningkatkan tingkat kebugaran jasmani yang stabil serta dapat berdampak positif terhadap pelaksanaan produktifitas kerja.
5.
Para instruktur dan pembina olahraga dapat mengikuti penyuluhan senam Ayo Bangkit yang dikeluarkan oleh organisasi “Federasi Olahraga Masyarakat Indonesia (FOMI)” dan dianggap sebagai pengetahuan gerak yang baru.
G. KERANGKA PEMECAHAN MASALAH Untuk menjawab masalah tersebut di atas maka kerangka pemecahan masalah diidentifikasi sebagai berikut : LINGKUP KEGIATAN A. PENYULUHAN TEORI :
PENJELASAN Dilaksanakan
oleh
para
instruk-
(INFORMASI) :
tur/pembina sebelum latihan di mulai. Mis.
1. Lisan
cara
2. Tertulis (Brosur)
melakukan gerak-an senam yang benar, dsb
mengambil
denyut
nadi,
cara
B. PENYULUHAN PRAKTEK : Peserta mengikuti gerak instruk-tur/pelatih. 1. Teknik Gerak Dasar Instruktur memberikan contoh cara 2. Teknik Mengikuti Instruktur menghitung atau memberikan komentar.
3. Sikap Badan (Bogy Aligment) 4. Teknik Menghitung Gerakan Ke empat komponen tsb tercakup pada paket : a. SPI seri D b. SKJ 84, 88, 92, dan 96 c. Senam Aerobik : - Low Impact - Low High I. - High Impact d. Aerobik Dangdut e. Poco-poco f. Senam santri g. Senam Ayo Bersatu
C. PEMBELAJARAN :
Para peserta diberi kesempatan untuk
Dalam rangka pelatihan bagi para
belajar tampil menjadi ins-truktur sambil
calon instruktur/pelatih
didampingi pelatih.
Spontanitas peserta berani tampil (percaya D. Spontanitas Olahraga Rekreasi diri) dalam permainan dan hiburan.
Tanya jawab tentang olahraga dan E. KONSULTASI OLAHRAGA KESEHATAN
kesehatan (dilakukan setelah latihan selesai)
F. EVALUASI PROGRAM
Diskusi para instruktur untuk per-baikan program dan apa program selanjutnya.
G. CHEK KESEHATAN PRIBADI : - Denyut Nadi - Tekanan Darah - Ceck Tingkat Kebugaran
Para peserta dapat mengetahui kondisi kesehatan pribadinya !
Jasmani - Mengetahui VO2Max
H. PENGEMBANGAN SENAM.
Para peserta terdiri dari instruktur senam
Melalui Kegiatan Penataran
sanggar, pembina olahraga baik di instansi
“Senam Ayo Bersatu”
negeri/swasta.
H. KHALAYAK SASARAN Program pengabdian kepada masyarakat ini ditujukan pada masyarakat (heterogen) di sekitar alun-alun Kabupaten Bandung khususnya, dengan harapan bahwa dengan khalayak yang terbatas ini dapat diambil pelajaran tentang kemungkinan untuk dilaksanakan kepada khalayak sasaran yang lebih luas.
I.
KETERKAITAN Adapun pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat ini bekerja sama
dengan 1.
Fedarasi Olahraga Masyarakat Indonesia ( FOMI ) Jawa Barat
2.
Persatuan Sanggar Senam di Kabupaten Bandung
3.
Jabar Aerobic Instructor Association
4.
KONI Kabupaten Bandung
5.
PERWOSI
J.
METODE KEGIATAN Untuk menjawab persoalan pengabdian kepada masyarakat ini maka
metode kegiatan yang hendak digunakan adalah sebagai berikut : No 1.
TATA CARA PELAKSANAAN Penyuluhan Teori
ALUR KEGIATAN •
Informasi olahraga masyarakat & olahraga kesehatan
2.
Penyuluhan Praktek
•
Tanya jawab
•
Demonstrasi oleh penyaji dan peserta mengikutinya
3.
Evaluasi Praktek
•
Penampilan instruktur dalam kelompok
•
Tes instruktur
•
tes kebugaran jasmani
•
Pendataan dan pembuatan laporan
K. RANCANGAN EVALUASI Evaluasi dilakukan sebulan sekali dengan teknik pelaksanaan sebagai berikut : 1.
Tes lari atau jalan kaki selama 12 menit
2.
Tes lari ditempat 12 menit
L. RENCANA DAN JADWAL KEGIATAN Adapun jadwal pengabdian kepada masyarakat ini, dibuat sejak penyusunan proposal sampai pembuatan laporan dapat dilihat sebagai berikut : Jenis Kegiatan
Bulan – Tahun 2004
No Jun
Jul
Ags.
Sep
Okt
Nop Des
1
Pembuatan Proposal
***
2
Tahap Persiapan Penyuluhan
3
Tahap Pelaksanaan :
4
Tahap Penyerahan Laporan
***
5
Tahap Evakuasi Kegiatan
***
6
Penulisan Draf Laporan
***
7
Penulisan Laporan Akhir
***
8
Penyerahan Laporan
***
*** ***
*** ***