LAPORAN PROGRAM PENERAPAN IPTEKS
INTRODUKSI TEKNOLOGI FERMENTASI JERAMI PADI DENGAN INOKULUM BAKTERI LIGNOKHLORIN SEBAGAI USAHA PEMBERDAYAAN KELOMPOK PETERNAKAN SAPI POTONG RAKYAT DI KECAMATAN WAJAK KABUPATEN MALANG
OLEH SITI NURUL KAMALIYAH, MP IR. MASHUDI, M.Agr.Sc. IR.HALIM NATSIR, SPt. MP
NIP 19630404 198802 2 001 NIP 19610419 198802 1 001 NIP 19711224 199802 1 001
DIBIAYAI OLEH DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI, DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL, SESUAI DENGAN SURAT PERJANJIAN PELAKSANAAN HIBAH PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT, NOMOR : 026/SP2H/PPM/DP2M/ IV/2009
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2009 RINGKASAN DAN SUMMARY
RINGKASAN
INTRODUKSI TEKNOLOGI FERMENTASI JERAMI PADI DENGAN INOKULUM BAKTERI LIGNOKHLORIN SEBAGAI USAHA PEMBERDAYAAN KELOMPOK PETERNAKAN SAPI POTONG RAKYAT DI KECAMATAN WAJAK KABUPATEN MALANG Siti Nurul Kamaliyah , Mashudi, Halim Natsir Produktifitas sapi potong yang rendah di wilayah kelompok “Sumber Rejeki ”, desa Sumber Putih kecamatan Wajak kabupaten Malang diduga disebabkan yang utama adalah faktor pakan. Penelaahan terhadap cara pemberian pakan mengungkapkan kenyataan bahwa ternak sapi potong di wilayah ini hanya diberi sumber hijauan berupa jerami padi disamping konsentrat yang cukup mahal harganya. Penggunaan jerami padi sebagai pakan sapi potong mempunyai banyak kendala diantaranya kandungan nutrisi yang rendah serta kandungan serat kasar yang tinggi yang menyebabkan jerami padi sangat sulit dicerna. Disamping itu penggunaan jerami padi sebagai pakan ternak perlu diwaspadai akibat penggunaan pestisida yang berlebihan. Adanya organochlorin yang digunakan oleh petani sebagai pestisida, akan mencemari jerami padi dan apabila dimakan oleh ternak akan terakumulasi di dalam tubuh ternak, tepatnya di jaringan lemak, dan akhirnya mencemari susu dan daging. Berdasarkan uraian di atas dirasa perlu dilakukan suatu usaha pemasyarakatan teknologi fermentasi jerami padi dengan inokulum bakteri Lignokhlorin (dalam bentuk cair inokulum). Dengan sifatnya yang dapat memecah ikatan lignin dan mengurangi racun organochlorin dari pestisida maka diharapkan potensi nutrient jerami padi disamping banyak tercerna dan terserap yang pada gilirannya dapat meningkatkan produktifitas ternak juga akan diperoleh produk daging ternak yang sehat bebas dari residu racun organochlorin. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan khalayak sasaran dalam memanfaatkan teknologi fermentasi jerami padi dengan menggunakan inokulum bakteri lignochlorin guna meningkatkan kualitas jerami padi yang bergizi dan sehat. Kegiatan ini bermanfaat untuk membantu peternak sapi potong dalam hal meningkatkan kualitas pakan , dan meningkatlkan pertambahan bobot badan sapi potong yang mereka pelihara, dan pada gilirannya dapat meningkatkan pendapatan.Adapun metode yang digunakan untuk melaksanakan program kegiatan penerapan IPTEK ini adalah penyuluhan, peragaan, praktek operasional, aplikasinya di tingkat demoplot sampai sosialisasi di tingkat peternak. Hasil yang telah dicapai dari kegiatan ini adalah bahwa khalayak sasaran utama kegiatan program ini adalah masyarakat peternak sapi potong yang tergabung dalam Kelompok Tani Ternak Sapi Potong (KTTSP) “Sumber Rejeki”. Yang berlokasi di Desa Sumber Putih Kecamatan Wajak Kabupaten Malang.Kegiatan penyuluhan telah dilaksanakan pada tanggal 26 Juli 2009 bertempat di kantor KTTSP yang dihadiri oleh 17 anggota KTTSP yang diundang. Saat penyuluhan diberikan brosur dan penjelasan tentang materi kegiatan serta manfaat dan teknik fermentasi jerami padi dengan menggunakan bakteri lignochlorin, yang dilanjutkan dengan diskusi. Respon peserta terhadap materi yang diberikan sangat baik terlihat dari antusiasme dan banyaknya pertanyaan. Setelah kegiatan penyuluhan selesai
maka dilanjutkan dengan kegiatan praktek tentang bagaimana cara penggunaan teknologi fermentasi jerami padi dengan menggunakan cairan inokulum bakteri lignochlorin disertai dengan penjelasan tentang metode penyusunan ransum khususnya tentang cara perhitungan pencampuran antara konsentrat dengan jerami padi terfermentasi. Demoplot dilakuan di rumah Bapak Siyadi yang sekaligus merupakan ketua KTTSP. Evaluasi terhadap hasil demoplot menunjukkan palatabilitas jerami padi hasil fermentasi lebih tinggi daripada jerami biasa sehingga konsumsi meningkat disertai dengan peningkatan pertambahan Bobot Badan (PBB) sapi contoh. Hasil ini menarik perhatian anggota KTTSP yang lain untuk menerapkan teknologi yang ditawarkan..Untuk mengetahui pengaruh penggunaan teknologi fermentasi jerami padi dengan menggunakan cairan inokulum bakteri lignochlorin terhadap keuntungan usaha telah dilakukan analisis keuntungan. Untuk peternak demoplot, sebelum teknologi teknologi fermentasi jerami padi diadopsi, hijauan yang biasa diberikan adalah jerami padi dann rumput lapang sebanyak rata-rata 23 kg /ekor/hari dan dedak kasar sebanyak 3 kg/ekor/hari untuk jantan dewasa yang kadang-kadang dicampur dengan singkong dan kulit singkong basah (kira-kira 3 kg/ekor/hari). Selanjutnya setelah teknologi teknologi baru diaplikasikan, peternak demoplot mempraktekkan penggunaan bahan jerami padi terfermentasi untuk menggantikan jerami padi biasa. Total jerami padi terfermentasi yang diberikan yakni 20 kg/ekor/hari dan konsentrat dedak padi sebanyak 2 kg/ekor/hari. Dari hasil analisa Laboratorium Nutrisi dan Makanan ternak Universitas Brawijaya, kandungan protein (PK) Jerami Padi Terfermentasi adalah 4,5 %. Sedangkan jerami padi tanpa fermentasi PK nya 3,02 %. Pakan campuran (Pakan Lengkap) yang merupakan campuran antara rumput lapang, jerami padi terfermentasi, dedak kasar, singkong dan kulit singkong yang dipraktekkan di peternak demoplot mengandung protein (PK) sebesar 12,80 %. Apabila dibandingkan dengan kandungan PK campuran sebelum teknologi diadopsi (jeraminya adalah jerami bukan terfermentasi), kandungan PK nya sebesar 12,07 %. Dilihat dari kandungan PK nya disini terlihat ada peningkatan PK, disamping ada keuntungan lain yaitu kecernaan pakan menjadi meningkat secara nyata, hal ini dikarenakan dalam proses fermentasi terjadi pemecahan ikatan lignin pada jerami padi sehingga akan lebih mudah jerami padi dicerna oleh sapi. Disamping itu efek positif pada jeramipadi terfermentasi mempunyai tujuan menghilangkan / mengurangi residu pestisida yang terikut dalam jerami akibat penyemprotan pada saat penanaman padi. Apabila ditinjau dari pertambahan bobot badan (PBB) yang dihasilkan sebelum kegiatan penyuluhan ini dilaksanakan dan sesudah dilaksanakan menunjukkan ada peningkatan yang cukup baik walaupun tidak signifikan. Data di lapangan menunjukkan bahwa bahwa PBB dari 4 ekor sapi potong dewasa jantan di lokasi demoplot sebelum kegiatan penyuluhan sekitar 0,40 kg/ekor/hari, sedangkan setelah kegiatan penyuluhan dilaksanakan angka PBB tersebut menjadi sedikit naik sebesar 0.5 kg/ekor/hari. Hal ini mengindikasikan bahwa penggunaan jerami padi terfermentasi lignochlorin dapat memberikan peningkatan produktifitas ternak. Peningkatan ini disebabkan oleh adanya peningkatan nilai cerna dari jerami padi terfermentasi sehingga lebih mudah dapat dimanfaatkan oleh sapi. Keuntungan lain selain adanya peningkatan PBB jerami padi terfermentasi lignochlorin adalah residu pestisida yang menempel pada jerami padi dapat dihilangkan sehingga residu
tidak ikut terkonsumsi oleh sapi yang pada akhirnya daging sapi yang dipotong aman dikonsumsi. Kenaikan keuntungan usaha setelah teknologi fermentasi jerami padi dengan menggunakan inokulum bakteri lignochlorin diadopsi oleh peternak demoplot dapat dihitung dari peningkatan PBB yang dihasilkan dengan biaya pakan yang meningkat sedikit yaitu Rp. 50,- per Kg. Peningkatan pendapatan dapat diestimasi sebagai berikut : - Harga ransum sebelum adopsi teknologi yang merupakan campuran antara rumput lapang, jerami padi, dedak kasar, singkong dan kulit singkong yaitu sekitar Rp 1.200,- Harga ransum setelah adopsi teknologi yang merupakan campuran antara rumput lapang, jerami padi terfermentasi dengan bakteri lignochlorin, dedak kasar, singkong dan kulit singkong yaitu sekitar Rp 1.300,Dengan demikian kenaikan PBB sebesar 0,1 kg akan memberikn kenaikan keuntungan sebesar Rp 2.500,- per ekor per hari (asumsi harga 1 kg bobot hidup adalah sebesar Rp 25.000,-), dikurangi kenaikan biaya pakan sebesar Rp 800,- (Rp 1.300,- - Rp 1.200,- dikalikan 8 kg (asumsi konsumsi sebesar b8 kg/ekor/hari)), maka kenaikan keuntungan riil setelah adopsi teknologi adalah sebesar Rp 1.700,(Rp 2.500,- - Rp 800,-) per ekor per hari atau Rp 6.800,- per farm per hari atau sebesar Rp 204.000,- per farm per bulan. Kesimpulan dari kegiatan ini adalah Upaya peningkatan kualitas pakan sapi potong melalui teknologi fermentasi jerami padi dengan menggunakan inokulum bakteri lignochlorin mendapat respon positif dari khalayak sasaran yaitu para peternak di kelompok tani “Sumber Rejeki” Desa Sumber Putih Kecamatan Wajak Kabupaten Malang. Hal ini sangat didukung dengan hasil demo plot yang memberikan keuntungan secara ekonomis dan memberikan prospek pasar ke depan yang lebih bagus dikarenakan residu pestisida dari jerami padi telah hilang sehingga daging sapinya pun bebas residu. Disarankan perlu adanya kerjasama yang baik antar peternak dan kelompok tani dalam memperoleh inokulum bakteri lignochlorin. Peternak di wilayah kelompok tani ini dapat membelinya di kota secara kolektif.
SUMMARY Malang regency especially Wajak district has potential on beef cattle development, however sustainability of forage supply either quantity or quality is still the main constrain to improve their productivity. The application of use of lignoclorine bacteria inoculum for rice straw fermentation process may cope this problem.The objective of the extension project was to increase knowledge and skills of beef cattle farmers grouped in “Sumber Rejeki” located in Wajak district, Malang regency on all activities entitled use of lignoclorine bacteria inoculum for rice straw fermentation process. The methods of the activities were : a). extension b). practical on how to make fermented rice straw based on lignoclorine bacteria c) demoplot and d) beef cattle farm economic analyses. The result of this project showed that the feed especially rice straw quality was better than the previous one followed the average daily gain of cattle increased as well as the income of the beef cattle farmers.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimus. 1982. Inventarisasi Limbah Pertanian. Laporan Survei. Dit. Bina Produksi, Ditjen Peternakan, Deptan dan Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. ________. 1985. Botany (Pestisida Destroy by a Fungus). Copyright 2003. Encarta Reference Library 2004. ________. 2005. Kegiatan Belajar (Dasar KlasifikasiMahluk Hidup). http://www.eedukasi.net/modul_online/mo_88/kbhal38.htm. Diakses 07 April 2006. ________1 2006. Padi. http://id.wikipedia.org/wiki/padi. Diakses 11 April 2006. ________2. 2006. Fermentation. http://www.Biotropics.co.uk/edexcel/biotechnol/ferm.html. Diakses 04 April 2006. ________3. 2006. Lignin. http://en.wikipedia.org/wiki/Image:LigninStructure.jpg. Diakses 30 Juli 2006. ________4.2006. Hydrogen Peroxide. http://en.wikipedia.org/wiki/Hydrogen_peroxide#Alkalinity. Diakses 03 Desember 2006. Akin, D. E. 1982. Forage cell wall degradation and p-coumaric, ferulic, and sinapic acid. Agronomi journal 74:424-428. Arifin, A.B. 2007. Pengaruh Jenis Bakteri Lignochlorin dan Lama Inkubasi Terhadap Laju Degradasi Pakan Secara In Sacco. Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Malang. Argyropoulos, D.S., dan Menachem, S.B. 1997. Lignin. In: Eriksson K.-E.L. (ed.) Advances in Biochemical Engineering/Biotechnology. Springer-Verlag, pp.127-158. Aust
and Benson. 1993. Enveronmental Healt Perspectives. http://compost.css.cornell.edu/calc/lignin.html. AandB. 1996.
Borneman, W.S., Akin, D.E., and VanESELTINE, W.P. 1986. Effect of Phenolic Monomers on Ruminal Bacteria. Applied and Enviromental Microbiology Journal. American Society for Microbiology. pp: 13311339. Boerjan, W., Ralph, J., and Baucher, M. 2003. Lignin Biosynthesis. http://www.dfrc.ars.usda.gov/DFRCWebPDFs/2003-Boerjan-ARPB-54519.pdf. Diakses tanggal 14 Agustus 2006. BPS. 2005. http//www.bps.go.id/sector/agri/pangan/table 6.html. Diakses 06 April 2006.
Brown, A. 1985. Review Of Lignin In Biomass. J. Appl. Biochem. 7, 371-387. Chesson, A., Stewart, C. S., and Wallace, R. J. 1982. Influence of Plant Phenolic Acids on Growth and Cellulolityc Activity of Rumen Bacteria. Applied.nviromental Microbiology Jo http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fgi?artid=24206. Diakses 19 Agustus 2006 Chuzaemi, S. 1994. Potensi Jerami Padi Sebagai Pakan Ternak Ditinjau Dari Kinetika Degradasi Dan Retensi Jerami Di Dalam Rumen. Universitas Gagjah Mada. Yogyakarta. Dixon, F., Anita D., and Kate, A. 2000. Reducing Pestisida Residues in Cattle. http://www.agric.au/psl/portal30/docs. Diakses 11 April 2006. Forsberg, C.W., Forano, E., and Chesson, A. 2000. Microbial Adherence to The Plant Cell Wall and Enzymatic Hydrolisis. In : Ruminat Phisiology (Digestion, Metabolism, Growth and Reproduktion). Ed: Cronjé, P.B. Departemen of Animal and Wildlife Sciences University. Pretoria. George, U., and Ghose, T.K. 2006. Bioconversion of Rice Straw Into Improve Fooder for Cattle. http://www.enu.edu/unupress/unupbooks/80362e/80362E0.htm. Diakses 20 April 2006. Girindra, A. 1986. Biokimia I. PT. Gramedia. Jakarta Grabber, J.H., Ralph, J., Lapierre, C.,and Berriere, Y. 2004. Genetic And Molecular Basis of Grasses Cell-wall Degradability. I Lignin-cell Wall Matrix Interaction. Plant Biology And Pathology. http://www.dfrc.wisc.edu/DFRCWebPDFs/2004-Grabber-CR-327455.pdf#search='grasses%20lignin'. Diakses 14 September 2006. Harris, L.E. 1970. Nutritional Research Techniques For Domestic And Wild Animals. Animal Science Deparment Utah State university. Logan, Utah. Haglund, C. 1999. Biodegradation of Xenobiotic Compounds by White-rot Fungus Trametes trogii. http://www.ibg.uu.se/static/exjobb/99/99045.pdf. Diakses 13 April 2006. Hamman,
S. 2004. Bioremedation Capabilities of White Rot Fungi. http://www.colostate.edu/Depts/Entomology/courses/en570/paper2004/hamman.pdf#search=white%20rot%20Fungi%28pH’. Diakses 06 April 2006.
Hammel, K.E. 1995. Organopollutan Degradation By Lignolytic Fungi. Departemen of Agriculture, Madison. http://www.fpl.fs.fed.us/documnts/pdf1995/hamme/95b.pdf#search=’whi te%rot%20fungi%20DDT. Diakses 11 April 2006.
Hammel, K.E. 1997. Fungal Degradation of Lignin. Departement of Agricultural, Madison. http://www.fpl.fs.fed.us/documnts/pdf1997/hamme97a.pdf#search=%22 effect%20phenolic%20lignin%20bacteria%22. Diakses 19 Agustus 2006. Harris, E.L. 1970. Nutrition Research Thechniques For Domestic And Wild Animals. Animal Sciensce Department of Utah State University. Hartadi, H., Reksohadiprojo, S., and Tillman, A. D. 1990. Tabel Komposisi Pakan Untuk Indonesia. Cetakan ke-2. Gadjah mada University press. Yogyakarta. Harvey, M., McAllan, A. B., Theodorou, M. K., and Beever, D. E. Phenolic in fibrous crop Residues And Plnts and Their Effect on Digestion and Utilisation of Carbohydrates and Protein in Ruminants. http://www.fao.org/Wairdocs/ILRI/x5495E/x5495e07.htm#effect%20of %20polyphenolics%20on%20the%20sites%20of%20carbohydrate%20an d%20protein%20digestion. Diakses 19 Agustus 2006. Jeffries, T. W. 1994. Biodegradation of Lignin and Hemicelluloses. http://www.fpl.fs.fed.us/documnts/pdf1994/jeffr94b.pdf#search='hemicel lulose%20lignin bio chemistry of microbil. Diaksess 2 Mei 2006. Kirk, T.K., 1983. Degradation and conversion of lignocellulosics. In : The filamentous fungi, Vol.4. Ed: J.E. Smith, D.R. Berry and B. Kristiansen. Edwald Arnold, London. Komar, A. 1984. Teknologi Pengolahan Jerami Sebagai Makanan Ternak.Yayasan Dian grahita. Bandung. Lehninger. 2004. Dasar-Dasar Biokimia. Jilid 1. Cetakan ke-8. Erlangga. Jakarta. Prasad, C.S., Sampath, K.T., Rai, S.N., dan Joshi, A.l. 1993. Physical, Chemical And Morphological Characteristics Of Sleder And Coarse Straws And Response To Urea Treatment-A Review. In : Schiere J.B., and Sing K. Feeding Of Ruminants On Fibrous crop Residues. New Delhi. pp : 320335. Prihartini, I. 2005. Isolasi, Identifikasi, dan Uji Potensi Mikroba Pendegradasi Lignin dan Organochlorin. Proposal Disertasi. Universitas Brawijaya. Malang. Ranjahn, S. K. 1993. Modern Approaches To Feed Evaluation And Their Application In India. In : Schiere J.B., and Sing K. Feeding Of Ruminants On Fibrous crop Residues. New Delhi. pp : 131-140 Richard, T. 1996. The Effect of Lignin on Biodegradability. http://compost.css.cornell.edu/calc/lignin.html. Ricard. 1996. Diakses 11 Mei 2004.
Rosenthal, G. A., and Berenbaum, M. R. 1991. Herbivore, Their Interaction with Secondary Plant Metabolite). Second edition. Academic Press, INC. Sandiego, California. Sjöström E. 1993. Wood Chemistry, Fundamentals and Applications. 2. ed., Academic Press.New York. Soemartono, Samad, B.,dan Hardjono, R. 1974. Bercocok Tanam Padi. Cetakan ke2. C.V. Yasaguna. Jakarta. Soebarinoto, Chuzaemi, S., dan Mashudi. 1991. Ilmu Gizi Ruminansia. Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak Universitas Brawijaya. Malang. Soejono, M., Ahmad, M., Ristianto, U., Niniek, K.W., dan Schiere J.B. 1987. Limbah Pertanian Sebagai Pakan Dan Manfaat Lainnya. Proceedings Bioconvertion Project Second Workshop On Crop Residues For Feed And Other Purposes. Grati. pp: 22-35. Stiawanti, St.T.W.S.W. 2007. Pengaruh Penambahan Isolat Bakteri Lignochlorin, lama Inkubasi dan Perbedaan Penambahan Air Terhadap Karakteristik Fisik, pH Dan TPC Jerami Padi. Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Malang Sutrisno, I. 1988. Teknologi Pemanfaatan Jerami Padi Sebagai Penunjang Usaha Peternakan Di indonesia. Proceedings Seminar Program Penyediaan Pakan Dalam Upaya Mendukung Industri Peternakan Menyongsong Pelita V. Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro. Semarang. pp: 18. Tuomela, M. 2002. Degradation of Lignin and Other 14C-labelled Compounds Compost and Soil With an Emphasis on White-rot Fungi. Department of Aplied Chemistry and microbiology, Division of Microbiology. Helsinki University. http://ethesis.helsinki.fi/julkaisut/maa/skemi/vk/tuomela/degradat.pdf#se arch=%22lignin%20compost%20soil%2014%20c%20labelled%22. Diakses 20 Agustus 2006. Van Der Meer, J. M. 1980. Determination of The In Vitro Digestibility for The Prediction Of The in vivo Organic Matter Digestibility Coefficient of Feeds for Ruminants. Documentation Report n.67.IVVO. Van Soest, P. J. 1994. Nutritional Ecology Of the Ruminant. Second edition. Cornell University Press. Ithaca, New York. _________. 1983. Nutritional Ecology of The Ruminant: Ruminant Metabolism, Nutritional Stretegies, The Cellulolytic Fermentation And The Chemistry of Forages And Plant Fibers. Cornell University Press. Ithaca, New York Walli, T. K., Rai, S. N., Sing, G. P., and Gupta, B. N. 1993. Nitrogen Status Of Biologigaccy treated Straw And its N-utilization By Animals. Feeding Of Ruminants On Fibrous crop Residues. New Delhi. pp : 237-247.
Zadrazil, F. 1984. Microbial Conversion Of Lignocellulose Into Feed. In: Straw and Other Fibrous By-products as Feed, pp.276-292, editors F. Sundstol and Owen. (Elsevier, Amsterdam-Oxford-New York-Tokyo).