Bidang Ilmu : Sosial-Humaniora
USUL PENELITIAN HIBAH BERSAING
PENDEKATAN ATRIBUSI POLYSEMIC KHALAYAK TELEVISI UNTUK MENINGKATKAN DURASI PADA PROGRAM ACARA BERITA (Studi Pada Masyarakat Transisi di Desa Banjararum Kecamatan Singosari Kabupaten Malang)
Tahun ke-2 dari rencana 2 tahun
Oleh: Ketua Peneliti: Drs. Priyo Dari Molyo M.Si (NIDN 0705036002) Anggota Peneliti: Drs. Dodot Sapto Adi, M.Si (NIDN 0719096102) Saudah S.Sos M.Si (NIDN 0723047901)
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MERDEKA MALANG DESEMBER 2013 0
ABSTRAK Meningkatkan motif mengkonsumsi program acara berita menjadi penting ketika realitas yang ada di masyarakat menunjukkan, bahwa pola pikir masyarakat terbentuk sebagai akibat dari gempuran konstruksi realitas media. Heterogenitas masyarakat seakanakan “disamaratakan” oleh media dalam menyajikan sebuah tayangan lewat audio visual. Isi (content) berita mencakup berbagai hal yang ada di masyarakat, dan dikemas sedemikian rupa, sehingga dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat. Di tahun pertama, tujuan penelitian ini adalah merancang pendekatan atribusi polysemic, sehingga dapat memetakan atau menemukan prototype atribusi polysemic yang akan memiliki keberlanjutan
di tahun berikutnya dengan menemukan sebuah model baku tentang
polysemic, yaitu mengarah pada keberagaman pemaknaan yang ada pada isi media khususnya televisi. Sedangkan tahun ke dua, tujuan dari penelitian ini adalah menerapkan model pendekatan atribusi polysemic yang sudah ditemukan pada tahun pertama. Penelitian ini akan memberdayakan masyarakat transisi yang berbasis potensi daerah yang mulai mengalami perkembangan
pesat, dibuktikan meningkatnya sektor
ekonomi sebagai penggerak utama. Tentu saja merupakan target utama, karena masyarakat transisi memiliki keunikan khusus dengan menggabungkan karakteristik masyarakat desa dengan kota. Faktor jalur tengah ini yang akhirnya menjadikan masyarakat transisi berada di jalur “abu-abu” dalam memanfaatkan media. Hal ini dilatarbelakangi oleh adanya kedekatan masyarakat transisi dengan media, yang mana jika ditealaah lebih lanjut ternyata durasi dalam mengkonsumsi media masih bisa ditingkatkan. Penelitian ini akan mengungkap dinamika masyarakat dalam bersentuhan dengan media khususnya berita. Untuk mencapai hal tersebut maka digunakan metode pendekatan subjektif-observasional dimana peneliti akan lebih sering melakukan wawancara yang mendalam (depth/intensive interview) sebagai kegiatan utama. Disamping itu juga setiap saat meluangkan waktu untuk melakukan pengamatan lapangan (field observations). Dengan demikian
akan
memudahkan arah kegiatan dalam rangka menghimpun dan sekaligus menganalisis data. Kata kunci: Model atribusi polysemic, durasi mengkonsumsi berita, masyarakat transisi
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fenomena masyarakat transisi semakin menunjukkan keunikannya dalam bersentuhan dengan media televisi, kecenderungan yang kuat mengkonsumsi berita masih ambang-ambang diantara program acara hiburan dan religi. Pengetahuan tentang masyarakat yang diproduksi oleh media televisi, sebagian besar ditentukan oleh bentuk transaksional berbagai ragam isi dalam kondisi yang memaksakan kepentingan politik ekonomi para pemilik media. Kontribusi kemajuan teknologi pada media televisi juga menambah keyakinan, bahwa masyarakat transisi tidaklah hidup dalam kesederhanaan, karena perubahan sosial yang terjadi salah satunya diakibatkan adanya power-dependence masyarakat terhadap media televisi, sebagaimana yang dicirikan dalam “manufactured uncertainty”, yaitu terdapat kenyataan khas pada masyarakat transisi di masa sekarang ini yang diliputi ketidakpastian. Menariknya situasi ini ditimbulkan oleh manusia itu sendiri berkat dukungan teknologi media televisi yang mengarah pada “high consequences risk”. Apabila situasi ini diperhadapkan dengan teknologi yang mengalami perkembangan sangat pesat, dan juga didukung oleh perkembangan jaman, dipastikan memasuki era yang mengantar manusia ke arah kebudayaan global. Justru yang muncul ke permukaan adalah dampak positif dan negatif yang ditimbulkannya, yaitu selalu berkaitan erat dengan proses penyebaran informasi yang semakin mudah didapatkan, khususnya dengan bantuan televisi yang semakin canggih televisi (Giddens, 2000:ix). Dengan pilihan yang beragam, masyarakat berhak menentukan sendiri media yang dapat digunakan sebagai ajang mencari informasi. Namun dalam memenuhi 2
kebutuhan informasi, seseorang harus dapat menentukan skala prioritas kebutuhan. Maraknya berbagai program di media seharusnya dapat diantisipasi sejak dini pada usaha memaknai isi dari media. Atribusi polysemic menjadi acuan untuk memancing pengetahuan masyarakat atas berita atau informasi yang ditayangkan televisi. Polysemic yaitu memberi makna atau menginterpretasikan informasi menurut konteks dan budaya masyarakat transisi untuk meningkatkan durasi dalam mengkonsumsi berita (Garnham, dan McQuail dalam Usman, 2009:6; Morissan, 2010:13). Pendekatan atribusi polysemic ini diarahkan kepada sensitivitas bermedia, yaitu berkaitan dengan persebaran media dalam jumlah besar di masyarakat dari sisi kuantitatif (ragam media) maupun kualitatif (kualitas informasi), dan kondisi ini telah membawa dampak perubahan pada masyarakat yang ditunjukkan dari tindakan individu dalam bermedia. Dengan demikian terdapat keterkaitan berpolanya komunikasi dengan menggunakan media massa diantara lingkungan sosial (community), pranata sosial (media institutional), dan identitas personal (personal identity). Apabila terjadi perbedaan dalam menggunakan media, maka akan semakin menemukan keragaman pilihan media (media choice), sehingga dapat menemukan motif-motif yang signifikan dalam membentuk perilaku bermedia. Hasil penelitian tahun pertama di dusun Karanglo Desa Banjararum yang ada pada batas wilayah kabupaten dan kota Malang, dengan letaknya yang sentral bagi interaksi sosial dalam mengakses informasi telah menunjukkan, bahwa pada diri audiens terdapat 3 (tiga) faktor utama atribusi polysemic antara lain: 1. Atribusi Lingkungan Polysemic, yaitu faktor utama yang dapat memberikan dorongan dari sisi sistem sosial budaya dan sosial ekonomi tempat audiens 3
melakukan tindakan menggunakan media televisi. Dorongan ini berorientasi pada tumbuhnya kelompok-kelompok individu yang memiliki karakteristik sama dalam mengikat individu untuk berbuat sesuatu berdasarkan norma yang dilegalisasikan, maka atribusi lingkungan polysemic memiliki 3 (tiga) referensi meliputi: keadaan individu pada saat itu secara spontan, posisi individu yang sangat bebas diperbolehkan berbuat sesuatu, dan ketergantungan individu untuk wajib melakukan sesuatu di kelompok sosialnya. 2. Atribusi Motivasi Polysemic, yaitu faktor utama yang lebih mengedepankan hubungan kausalitas dengan individu yang digerakkan oleh egosentrisnya untuk menimbulkan penguatan pada komponen fungsi-fungsi diri (self orientation) ketika menggunakan media. Motivasi lebih diutamakan untuk mencapai nilai-nilai kepuasan tertinggi dalam menggunakan media. Program acara televisi akan diperhatikan secara seksama dan intensif, apabila dapat memenuhi kebutuhan yang menjadi tuntutan egonya masing-masing. Untuk menggerakkan keterikatannya kepada media televisi, maka atribusi motivasi polysemic memiliki 3 (tiga) referensi yang menjadi pendorong selektivitas khalayak meliputi: Tingginya rasa memiliki program acara berita, kuatnya misi pribadi yang dimiliki untuk memperoleh informasi lebih awal, kesetaraan kemampuan untuk menyerap maupun mengolah berita demi kepentingannya sendiri. 3. Atribusi Personal Polysemic, yaitu faktor utama yang mengedepankan pengkayaan citra diri audiens (enhancement of self-image) dimulai dari perilaku individunya sampai dengan pemeliharaannya yang dapat menjamin prestisenya. Personality yang terbentuk dengan selalu melibatkan dinamika interaktif diantara struktur sosial 4
yang melingkupi personal tersebut, dan digerakkan oleh Atribusi Lingkungan Polysemic dan Atribusi Motivasi Polysemic secara tendensius, sehingga secara evolutif akan membentuk citra diri secara permanen. Atribusi Personal Polysemic memiliki 3 (tiga) referensi yang menjadi pendorong meliputi: tumbuhnya keinginan untuk melakukan perubahan pada citra dirinya, kokohnya afeksi sebagai daya selektivitas dalam upaya menyaring informasi (well gate information), dan penataan diri secara lebih dewasa dalam mengembangkan citra diri bermedia. Mencermati secara berkesinambungan perkembangan situasi serta berpedoman pada hasil penelitian tahun pertama, maka menuju pada persiapan kegiatan penelitian tahun kedua telah dapat dirumuskan batasan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana faktor-faktor pada atribusi dapat meningkatkan durasi dalam mengkonsumsi program acara berita di televisi? 2. Bagaimana tingkat dominasi pada faktor-faktor atribusi polysemic untuk meningkatkan durasi dalam mengkonsumsi program acara berita di televisi? 3. Apakah ada timbulnya fakta-fakta baru sebagai dampak dari penerapan model atribusi polysemic pada masyarakat transisi dalam mengkonsumsi berita di televisi? B. Tujuan Khusus Tujuan utama penelitian ini adalah
mengkaji terapan model pendekatan
atribusi polysemic khalayak televisi untuk meningkatkan durasi pada program acara berita. Menuju pada tahapan penerapan model akan ada evaluasi serta mengkaji pendekatan atribusi polysemic dengan dilatarbelakangi karakteristik khalayak yang dituju sehingga akan muncul konsep baru tentang atribusi polysemic khalayak televisi. Langkah awal untuk meninjau pendekatan atribusi polysemic adalah sebagai berikut: 5
1. Mengetahui faktor-faktor pada atribusi yang dapat meningkatkan durasi dalam mengkonsumsi program acara berita di televisi. 2. Mengetahui tingkat dominasi pada faktor-faktor atribusi polysemic untuk meningkatkan durasi dalam mengkonsumsi program acara berita di televisi. 3. Mengetahui timbulnya fakta-fakta baru sebagai dampak dari penerapan model atribusi polysemic pada masyarakat transisi dalam mengkonsumsi berita di televisi C. Urgensi penelitian Pandangan klasik selalu menempatkan perilaku masyarakat transisi sebagai sasaran dari pengaruh media, namun dalam perspektif perubahan sosial justru menjadikannya karakteristik masyarakat yang unik. Pada dasarnya perilaku masyarakat dipengaruhi oleh faktor-faktor situasi eksternal, karena dipandang sebagai mediator stimuli yang diterima dengan respon yang diberikan, yaitu dipertimbangkan dari masa lalu, motivasi, situasi, dan sebagainya. Hal ini merupakan proses yang kompleks dengan menyertakan berbagai faktor yang mengikuti, karena atribusi adalah proses yang kompleks, sederetan teori telah lahir demi menjelaskan berbagai proses kerjanya. Penyebab seseorang memberikan atribusi kepada perilaku seseorang dapat dibedakan antara kekuatan mencapai sesuatu dan efek dari pengaruh lingkungan. Secara keilmuan, kajian tentang penerapan atribusi polysemic ini akan memberikan kontribusi baru bagi kajian disiplin ilmu komunikasi, psikologi dan sosiologi, yang selama ini masih perlu ditambah. 6
D. Target Luaran No. 1.
Aspek Teoritis
Target Temuan Dari hasil penelitian ini akan diperoleh kepastian mengenai penerapan konsep, pola, dan proses pendekatan atribusi polysemic khalayak televisi untuk meningkatkan durasi pada program acara berita di televisi. Hasil penelitian ini juga dapat dikembangkan untuk memperkuat eksistensi kajian Psikologi Komunikasi, terutama kajian mendalam yang berkaitan dengan karakteristik masyarakat transisi, dan kondisi sosial yang melingkupinya.
2.
Praktis
Secara praktis target temuan penelitian, adalah berupa penjelasan rinci mengenai prinsip-prinsip dasar penggunaan pendekatan atribusi polysemic untuk meningkatkan kualitas diri seseorang melalui penyempurnaan kognitifnya. Dalam social learning application model, sangat mudah serta leluasa untuk diterapkan, karena pendekatan ini justru beranjak dari potensi sosial yang bersifat lokal (empirical deduction), sehingga mampu menjamin proses peningkatan kecerdasan bermedia.
3.
Akademis
Untuk kepentingan akademis, bahwa seluruh proses penelitian dari awal sampai dengan selesai nantinya, akan dapat dijadikan sebagai panduan dalam rangka mengembangkan metodologi komunikasi, yaitu untuk menyempurnakan berbagai bentuk perspektif Psikologi Komunikasi, Media Penyiaran, serta Riset Khalayak. 7
Sedangkan Jurnal ilmiah yang menjadi sasaran antara lain: 1. Jurnal “Global Komunika” yang diterbitkan oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta 2. Jurnal “Penelitian Ilmu Komunikasi” yang diterbitkan oleh Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Indonesia Jakarta 3. Jurnal Ilmiah “Scriptura” yang diterbitkan oleh Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Petra
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Atribusi Polysemic Untuk bisa melihat lebih jauh tentang perilaku masyarakat dalam bermedia maka dapat dilakukan dengan pendekatan atribusi. Atribusi merupakan sebuah konsep yang yang diperkenalkan oleh Heider pada tahun 1958. Heider mengemukakan, jika melihat perilaku orang lain maka harus juga dilihat sebab tindakan seseorang. Dengan posisi sebagai komunikator, setidaknya harus memiliki kemampuan memprediksi perilaku yang akan dihadapi (Liliweri, 1997:52). Heider mengungkapkan ada dua jenis atribusi, yaitu atribusi kausalitas dan atribusi kejujuran. Atribusi kausalitas intinya mempertanyakan apakah perilaku orang lain tersebut dipengaruhi oleh faktor situasional atau faktor-faktor personal. Sedangkan atribusi kejujuran mengarah pada sejauhmana pernyataan seseorang menyimpang dari pendapat umum dan sejauh mana seseorang memperoleh keuntungan dari pernyataan yang ada. Memahami sebuah kondisi emosional atau kejiwaan seseorang dapat bermanfaat dalam media menjadi sangat penting. Akan tetapi hal ini hanya langkah 8
pertama dalam pembahasan psikologi komunikasi. Biasanya jika ingin memahami hal tersebut lebih jauh untuk mengetahui sifat-sifat individu yang bersifat tetap dan mengetahui penyebab di balik perilaku yang ada. Dengan kata lain, hanya sekedar ingin mengetahui bagaimana seseorang berbuat, serta dapat mengetahui mengapa berbuat demikian. Penyebab dari suatu kejadian proses dimana seseorang mencari informasi ini disebut dengan atribusi (attribution). Sedangkan pemaknaan terhadap pesan yang dihadirkan media massa juga dapat dilihat dari kacamata polysemic dimana memandang bahwa proses komunikasi massa sangat ditentukan oleh pihak penerima yang jumlahnya bisa sangat banyak. Dengan demikian, pesan yang diterima audience tidak selalu sama dengan apa yang dimaksudkan pengirim. Esensi dari pendekatan ini adalah menempatkan atribusi dan konstruksi makna yang berasal dari media kepada penerima. Isi media adalah selalu terbuka dan memiliki banyak makna (polysemic), makna diberi interpretasi menurut konteks dan budaya dari penerimanya. Semua orang menafsirkan hal yang berbeda terhadap makna yang ada. Walaupun sebagian besar teks bersifat polisemi, pembuat pesan secara umum menginginkan pemahaman yang disukai khalayak. B. Media Massa dan Dinamika Masyarakat Transisi Pada hakikatnya media adalah perpanjangan lidah dan tangan yang berjasa meningkatkan kapasitas manusia untuk mengembangkan struktur sosialnya, seperti apa yang diungkapkan oleh Marshall McLuhan “The Medium is the message” (Littlejohn, 1996 :327). Banyak orang yang tidak menyadari hubungan fundamental antara manusia dan media, dan keliru menilai peran media dalam kehidupan masyarakat. Misalnya banyak intelektual yang melihat media tidak lebih dari produk 9
sampingan kemajuan teknologi, yang kemudian sering disalahgunakan oleh para agitator dan penipu. Pandangan seperti ini ada benarnya, namun mengabaikan hubungan objektif antara media massa dan masyarakat yang sesungguhnya terbebas dari motif dan kepentingan para pelaku seperti pemilik penerbitan, editor, penulis dan lain-lain (Rivers dkk, 2004:27). Media massa tidak pernah lepas dari tatanan masyarakat, mulai dari pedesaan sampai perkotaan terdapat pertautan yang membawa pada suatu mekanisme atau berada pada suatu sistem komunikasi. Kaitan antara berbagai komponen dalam masyarakat agar dapat menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan, serta pengalihan warisan sosial. Setiap masyarakat memiliki kekuatan untuk memilih media sebagai pemberi informasi dan penafsiran atas berbagai peristiwa. Fenomena yang ada di masyarakat pada kenyataannya tercukupi oleh media. Mc Quail (1996:3) menjelaskan bahwa media merupakan industri yang berubah dan berkembang dimana dapat menciptakan lapangan kerja, barang dan jasa serta menghidupkan industri lain yang terkait. Media saat ini juga merupakan sebuah forum yang memiliki peran menampilkan peristiwa kehidupan masyarakat baik yang bertaraf nasional maupun internasional. Media ikut berperan aktif sebagai penyalur (diseminator) dan “toko” informasi” bagi masyarakat. Media yang pergerakannya mampu membawa perubahan dalam masyarakat, mulai dari rutinitas yang berubah, pola konsumsi media sampai dengan melunturnya bentuk komunikasi yang lain. Komunikasi yang mewarnai perjalanan manusia juga melibatkan komunikasi massa, menurut Severin & Tankard Jr dalam Winarni (2003:6) menjelaskan bahwa komunikasi massa adalah sebagian ketrampilan, sebagian seni dan sebagian ilmu. 10
Sebagai ketrampilan jika komunikasi massa meliputi teknik-teknik fundamental tertentu yang dapat dipelajari seperti memfokuskan kamera televisi. Sebagai seni dalam pengertian bahwa meliputi tantangan-tantangan kreatif seperti menulis skrip untuk program televisi. Sebagai ilmu dalam pengertian bahwa komunikasi meliputi prinsip-prinsip tertentu tentang bagaimana berlangsungnya komunikasi yang dapat dikembangkan dan dipergunakan untuk membuat berbagai hal menjadi lebih baik. Setiap komunikasi tentunya ditujukan kepada pihak tertentu. Dalam komunikasi massa, penerima adalah yang menjadi khalayak dari media massa yang bersangkutan. Khalayak komunikasi massa bersifat luas, anonim dan heterogen. Luasnya khalayak komunikasi massa dikarenakan pesan yang disampaikan memang tidak terbatas untuk orang-orang tertentu saja, melainkan ditujukan untuk siapa saja yang dapat menangkap pesan tersebut. Dengan begitu, setiap orang yang terjangkau oleh media massa yang bersangkutan dengan sendirinya menjadi khalayak. Apabila dilihat dari aspek komunikasi sosial, tentu tidak seluruhnya dapat dinikmati oleh sebagian besar masyarakat terutama masyarakat yang tingkat pemahaman terhadap isi pesan (message) masih kurang dan masih “memerlukan” peran para tokoh opini sebagai komunikator yang dibutuhkan untuk menghilangkan keraguannya dalam menerima isi pesan yang konstruktif. Dalam setiap perubahan, masyarakat harus memiliki kesiapan untuk menghadapinya. Komunikasi pula yang memungkinkan individu dan kelompok bertindak secara kompak sebagai sebuah masyarakat. Dalam masyarakat pada tatanan yang paling sederhana, kesepakatan bisa dicapai dengan pembicaraan tatap muka atau interpersonal communication, bahkan sampai tatanan masyarakat industri yang kompleks harus mengandalkan media massa. 11
Heterogenitas dalam sebuah masyarakat berimplikasi terhadap jumlah khalayak yang bisa muncul dalam hitungan yang tidak terhingga. Angka-angka khalayak dari berbagai media begitu dramatis dan mengesankan media cetak setidaknya mampu melayani komunitas dimanapun berada. Kebanyakan stasiun televisi dan radio teratas jangkauan siarannya, sehingga khalayaknyapun sifatnya terbatas. Jumlah khalayak bagi tiap media juga dibatasai oleh selera, kepentingan dan motivasi publik. Hadirnya teknologi komunikasi dan informasi berdampak pada media, termasuk dalam riset media untuk mengetahui dampak media pada audience (Hadi, Jurnal Ilmiah Scriptura, 2007:2). Secara kuantitatif perluasan komunikasi akhir-akhir ini tetap dan tidak terputus sejajar dengan kecenderungan demografi, pendidikan, sosial dan politik. Dampak dari perkembangan teknologi komunikasi dewasa ini yang berlangsung demikian pesatnya dapat dikatakan suatu revolusi. Sekalipun kemajuan tersebut masih dalam perjalanannya, sudah dapat diperkirakan terjadinya berbagai perubahan di bidang komunikasi maupun bidang-bidang kehidupan lain yang berhubungan sebagai implikasi dari perkembangan keadaan tersebut. Toffler (1980:172)
mengibaratkan bahwa sebuah bom informasi sedang
meledak di tengah-tengah masyarakat, menghujani masyarakat dengan pecahanpecahan imajinasi yang secara drastis mengubah cara pemahaman dan berperilaku dalam kehidupan. Dimana masing-masing orang membentuk suatu model pikiran mengenai realitas yang ada di sekitar dalam sebuah citra atau gudang informasi. Sedangkan Nurudin (2004:33) menggambarkan bahwa media massa telah mampu membentuk seperti apa masyarakat. Masyarakat yang demokratis bisa dibentuk lewat 12
media massa dan begitu juga sebaliknya. Media massa telah menjadi budaya itu sendiri. Ia diciptakan manusia tetapi akhirnya media itu sendiri membentuk masyarakat. Media mampu mengarahkan masyarakat untuk mencapai satu perubahan tertentu. Masyarakat tengah memasuki era masyarakat informasi dimana salah satu ciri yang menonjol adalah penggunaan media massa sebagai alat utama dalam pelaksanaan komunikasi. Komunikasi massa telah memunculkan revolusi baru yaitu penggunaan jasa sebagai dampak perkembangan era informasi sekaran ini. Dalam teori media dan masyarakat massa, misalnya dikatakan bahwa media memiliki sejumlah asumsi untuk membentuk masyarakat, yakni: 1.
Media massa (tak terkecuali penyiaran) memiliki efek yang berbahaya sekaligus menular bagi masyarakat.
2.
Media massa memiliki kekuatan untuk mempengaruhi pola pikir rata-rata audiencenya. Asumsi berikutnya ketika pola pikir seseorang sudah terpengaruh oleh media, maka semakin lama pengaruh semakin besar.
3.
Rata-rata orang yang terpengaruh oleh media, dikarenakan
mengalami
keterputusan dengan institusi sosial yang sebelumnya justru melindungi dari efek negatif media (Mufid, 2005:19) Sedangkan komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan media massa secara garis besar memiliki fungsi terhadap masyarakat (societal-function) dan fungsi terhadap individu (individual-function). Kedua fungsi ini saling terkait dan terjabarkan dalam proses pengolahan, pengiriman, dan penerimaan isi pesan media massa. Pada media cetak berupa pemuatan berita dan hasil liputan informasi yang lain. Sedangkan 13
pada media elektronik yaitu isi berbagai program yang disiarkan atau ditayangkan. Kedua fungsi ini saling melengkapi. Artinya fungsi terhadap masyarakat tidak terlepas sama sekali dengan fungsi terhadap individu. Masyarakat sebenarnya gabungan dari kelompok bermacam-macam, terbagi dalam kelas sosial, status ekonomi, memiliki perbedaan dalam pandangan politik atau agama serta di dalam memandang atau memberikan pendapat tentang sesuatu hal. Setiap masyarakat, besar atau kecil diikat bersama-sama oleh suatu hubungan komunikasi. Di dalam masyarakat tukar-menukar informasi merupakan aspek penting dalam meraih tujuan bersama. Komunikasi massa adalah kelompok besar manusia, tetapi sebenarnya reaksi yang timbul dimaknai sebagai sesuatu yang sifatnya pribadi. Dalam kaitan individu sebagai anggota masyarakat atau kelompok yang terorganisasi dan sebagai masyarakat beserta lingkungannya yang menentukan gerakan, fokus, isi dan hasil dari kebijakan dan praktek dari komunikasi yang ada. Masyarakat transisi dipahami sebagai masyarakat campuran antara nilai tradisional dan proses modernisasi yang terjadi overlapping dalam beberapa segi kehidupan. Masyarakat transisi diarahkan pada pemahaman tentang pergerakan dari masyarakat tradisional menuju ke masyarakat modern. Berdasarkan hasil penelitian tahap pertama, maka konsep masyarakat transisi dapat dipahami sebagai berikut: 1. Fragmentasi/pengkotak-kotakan masyarakat Terlihat dari pembagian kerja berdasarkan aspek profesionalisme. Sistem kerja yang mulai tumbuh berbarengan dengan kehadiran teknologi menuntut adanya pembagian kerja yang jelas. Konsep tolong-menolong tanpa pamrih sedikit demi 14
sedikit luntur dengan alasan semua orang butuh hidup yang layak dan berkecukupan. Bidang pekerjaan atau profesi seseorang mulai mendapat penghargaan sesuai dengan status yang disandang. Masyarakat transisi adalah masyarakat yang mulai tergeser dengan munculnya kesadaran, bahwa masyarakat hidup berkelompok sesuai dengan tingkatannya dan mencari orang-orang yang banyak memiliki kesamaan. 2. Individualisasi Merupakan merenggangnya ikatan seseorang dengan masyarakat dan semakin besarnya peranan individu dalam tingkah laku kesehariannya. Individualisme dan egoisme
bisa
muncul
ketika
masyarakat
semakin
cenderung
untuk
“memerdekakan” dirinya sendiri, hal ini lebih mengarah kepada kepercayaan terhadap kemampuan dirinya dalam berprestasi dan berinisiatif yang menyebabkan lebih mementingkan dirinya sendiri dan tidak peka terhadap nilai-nilai kebersamaan. Hal ini yang biasanya dipengaruhi oleh interaksi masyarakat desa dengan kota, dimenangkan oleh ciri-ciri yang melekat pada masyakat kota. Pada masyarakat transisi itu sendiri sifat individu juga mulai mewarnai tetapi sifatnya tidak mutlak. 3. Sektor ekonomi Perubahan yang terjadi dari pola pemilihan sumber-sumber ekonomi. Masyarakat desa identik dengan sawah dan masyarakat kota identik dengan perkantoran serta pabrik-pabrik besar. Sedangkan untuk masyarakat transisi sudah mulai mengadopsi sektor-sektor yang tadinya milik kota tetapi tidak meninggalkan keaslian wilayah, dan masih bisa dijumpai lahan-lahan persawahan serta ciri khas asli dari wilayah 15
tersebut. Industrialisasi mulai berkembang yang berakibat pada pergeseran pemilihan pekerjaan guna menunjang perekonomian keluarga. Sumber daya manusia mulai beralih dari petani menjadi karyawan atau pekerja pabrik. 4. Materialistis Masyarakat transisi mengacu pada hubungan manusia dengan manusia lain yang bercorak fungsional, dalam arti kontak antar manusia tidak seluruhnya bersifat keakraban tetapi lebih bersifat personal, muncul juga keterbatasan hubungan yang terjadi. Keterikatan yang terjadi diwujudkan dalam bentuk lahiriyah dan diukur secara kuantitatif. Tindakan ini terwujud karena perubahan pola pikir serta pemilihan bentuk-bentuk peningkatan taraf kehidupan masyarakat, yaitu ditandai dengan bertambahnya tingkat kemakmuran secara pribadi yang memungkinkan seseorang mendapatkan kebutuhan hidup yang lebih baik. C. Karakteristik Khalayak Media Penyiaran Saat ini khalayak memili kebebasan dalam memilih jenis media massa yang dapat
memuaskan
kebutuhannya.
merupakan
Ketertarikan
khalayak
dalam
menggunakan media dan kepuasan yang diterima atas penggunaan media tersebut mendorong media massa untuk berlomba-lomba memenuhi keinginan khalayaknya. Sejalan dengan hal tersebut, Baran dan Davis dalam Kusumajanti (2012:279) memandang perlu untuk membedakan terlebih dahulu antara aktivitas khalayak dan perilaku aktif khalayak. Aktivitas dan perilaku aktif khalayak adalah dua hal yang saling berhubungan. Aktivitas menunjuk pada apa yang dilakukan khalayak seperti memilah untuk membaca surat kabar daripada menonton berita di televisi.
16
Penonton televisi siaran di Indonesia terus bertambah. Sejak tahun 1980-an, jumlah pesawat TV bertambah enam kali lipat, dibandingkan dengan radio yang hanya bertambah tiga kali lipat. Data Biro Pusat Statistik menunjukkan, bahwa sejak tahun 1980-an, lebih banyak orang Indonesia yang menyaksikan televisi secara rutin dibanding membaca koran, majalah atau mendengarkan radio. Selama satu dekade (1995-2006), jumlah rumah tangga yang memiliki televisi di lima kota utama di Indonesia meningkat tiga kali lipat (355%). Jumlah penonton televisi di 10 kota utama mencapai 42.018.788 orang, sebagian besar tinggal di Jakarta (Usman, 2009, 86). Persaingan media penyiaran pada dasarnya adalah persaingan merebut perhatian audience dan untuk dapat merebut perhatian audience, maka pengelola stasiun penyiaran harus memahami siapa audience dan kebutuhan khalayak. Tingkat persaingan industri penyiaran juga semakin mendorong terjadinya segmentasi media penyiaran, ini berarti suatu media penyiaran harus betul-betul memilih target audience secara tegas. Segmentasi pasar audience adalah suatu konsep yang sangat penting dalam memahami audience penyiaran dan pemasaran program. Eric Barkowitz dan rekannya dalam Morissan (2008:167) mendefinisikan segmentasi pasar sebagai “ divining up a market into distinct group that (1) have common needs and (2)will respond similarly to a market actions” (membagi suatu pasar kedalam kelompokkelompok yang jelas yang (1) memiliki kebutuhan yang sama dan (2) memberikan respons yang sama terhadap suatu tindakan pemasaran). Segmentasi khalayak bisa telaah dari aspk demografi, geografis, geodemografi, dan psikografis.
17
Segmentasi Demografi
Deskripsi Khalayak dibeda-bedakan berdasarkan karakteristik demografi seperti usia, gender, pendidikan, pekerjaan dan sebagainya
Geografis
Khalayk
dibeda-bedakan
berdasarkan
wilayah
tempat
tinggalnya, misalnya wilayah dalam suatu negara (Indonesia barat, Indonesia timur) pulau, provinsi, kota dan desa. Geodemografis
Khalayak yang tinggal disatu wilayah geografis tertentu diyakini memiliki karakter deografi yang sejenis (namun wilayah geografis harus sesempit mungkin, misalnya kawasan-kawasan pemukiman atau kelurahan)
Psikografis
Berdasarkan gaya hidup dan kepribadian manusia
Sumber: Morissan (2008:179) Teori berbasis khalayak yang berfokus pada bagaimana beragam jenis anggota khalayak memaknai bentuk konten tertentu, terkadang disebut sebagai analisis penerimaan. Dalam menjelaskan tentang penafsiran, Hall dalam Baran (2010:302) membuat sebuah pendekatan terhadap penelitia khalayak yang dikenal dengan studi penerimaan atau analisis penerimaan. Salah satu ciri utamanya adalah berfokus terhadap isi. Audience memiliki sejumlah alasan dan berusaha mencapai tujuan tertentu ketika mengunakan media. S Finn dalam Morissan (2010:79) menyatakan bahwa motif seseorang menggunakan media dapat dikelompokkan kedalam dua kategori, pertama proaktif dimana khaayak menggunakan media untuk mendapatkan informasi tertentu, pengguna secara aktif mencari informasi dari media berdasarkan atas ehendak, kebutuhan dan motif yang dimilikinya. Kedua pasif, dimana penggunaan media hanya menjelaskan bahwa sseorang tidak memulai pengalaman dengan motif tertentu yang ada dalam pikiran. 18
D. Konsep Program Acara Berita Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak audience. Daya tarik program ini adalah informasi, dan informasi itulah yang “dijual” kepada audience. Program informasi dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu berita keras (hard news) dan berita lunak (soft news). Berita keras (hard news) adalah segala informasi penting dan/atau menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang harus segera ditayangkan agar dapat diketahui khalayak audience secepatnya. Sedangkan berita lunak adalah segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam (indept) namun tidak bersifat harus segera ditayangkan. Berita yang masuk kategori ini ditayangkan pada satu program tersendiri di luar program berita. “Good news is no news, bad news is good news” . Ungkapan ini pernah diyakini kebenarannya oleh wartawan dalam kurun waktu lama (Nuruddin, 2009:48). Hanya saja untuk saat ini, pendapat tersebut tidak lagi relevan, harus terlihat dengan jelas apa yang dingin diungkap. Yang penting untuk dikaji lebih lanjut adalah apa itu nilai berita (news value). Hal ini akan disesuaikan dengan misi, visi, serta kepentingan media.
Bahkan kepentingan individu dalam media sedikit banyak juga ikut
menentukan sesuatu bisa dikatakan mempunyai nilai berita atau tidak. Johan Galtung dan Marie Holmboe Ruge (1965) dalam Nuruddin (2009:52) memberikan kriteria sebagai berikut Frequency, negativity, unexpectedness, unambiguity, personalization, meaningfulness, reference to elite nations, reference to elite person, conflict, continuity, consonance composition. 19
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Tujuan penelitian yang sudah ditetapkan adalah mengkaji pendekatan atribusi polysemic khalayak televisi untuk meningkatkan durasi pada program acara berita. Dengan demikian penelitian ini menggunakan pendekatan subjektif-observasional dimana arah kegiatannya nanti akan menghimpun dan sekaligus menganalisis datadata mengenai pendekatan atribusi polysemic khalayak televisi untuk meningkatkan durasi pada program acara berita. Untuk mendapatkan rancangan penelitian dengan tepat, maka penelitian ini akan dibagi menjadi dua tahap dimana setiap tahapan dilakukan selama satu tahun anggaran. Adapun tahapan-tahapan penelitian sebagai berikut: 1. Tahap Pertama. Menemukan dan merancang prototype model pendekatan atribusi polysemic khalayak televisi pada wilayah sasaran, yaitu masyarakat transisi di desa Banjararum kecamatan Singosari kabupaten Malang. 2. Memantapkan model pendekatan atribusi polysemic khalayak televisi pada wilayah sasaran, dan selanjutnya menerapkan serta sekaligus menemukan dampak yang mungkin ditimbulkannya, sehingga semakin dapat memperkaya khasanah keilmuan serta dapat melengkapi bahan ajar pada mata kuliah psikologi Komunikasi, Media Penyiaran dan Metode Penelitian Komunikasi.
20
Bagan Alur Penelitian Tahap 2 (tahun kedua)
Tahap Ke Dua
Melakukan action kedua yaitu observasi serta penelitian dengan menggunakan pendekatan atribusi polysemic dengan berdasarkan karakteristik yang telah dipetakan sebelumnya
Evaluasi hasil penelitian
Konfirmasi data dengan beberapa pihak terkait dan mengkaji melalui studi pustaka
Menemukan konsep dan model pendekatan atribusi polysemic
Selesai Tahap Ke Dua
B. Fokus Penelitian Fokus penelitian digunakan untuk lebih mengarahkan secara rinci hasil-hasil yang hendak dicapai oleh peneliti, sehingga sejak awal melangkah dapat menentukan dengan tepat data-data yang diperlukan untuk kepentingan analisis data. Apabila
21
mendasarkan pada tujuan penelitian yang sudah ditetapkan sebelumnya. Maka peneliti menentukan beberapa fokus penelitian sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi kesiapan subjek sasaran dalam rangka penerapan model atribusi polysemic khalayak dalam mengkonsumsi berita. 2. Menerapkan secara konsisten dan evolutif model atribusi polysemic khalayak. 3. Mengembangkan fakta-fakta baru sebagai dampak dari penerapan model atribusi polysemic khalayak berita di televisi
C. Informan atau Subjek Penelitian Sumber informasi atau informan, adalah seseorang yang diasumsikan mempunyai informasi penting tentang objek yang diteliti (Berger dalam Kriyantono 2006:96). Adapun informan pada penelitian ini adalah: 1. Kepala desa 2. Kalangan industri 3. Pelaku utama bermedia
D. Teknik Pengumpulan Data Dengan menetapkan metode pendekatan dan jenis penelitian tersebut di atas, maka
peneliti
akan
lebih
sering
melakukan
wawancara
yang
mendalam
(depth/intensive interview). Disamping itu juga setiap saat meluangkan waktu untuk melakukan pengamatan lapangan (field observations), yaitu untuk memperoleh kepastian atas seluruh hasil wawancara (Wimmer dalam Kriyantono 2006:91).
22
E. Teknik Analisis data Data kualitatif yang ada telah digunakan untuk analisis berupa kata-kata, kalimat atau narasi-narasi yang diperoleh saat wawancara mendalam. Adapun analisis data dilaksanakan setiap saat selama proses penggalian data berlangsung. Sedangkan prosedur analisis yang digunakan melalui beberapa tahapan sebagai berikut: 1. Tahap Pertama, diawali mereduksi data dengan cara melakukan koding terhadap informasi penting yang terkait dengan masalah penelitian, agar dengan mudah dapat melakukan pengelompokan data sesuai rincian atau identifikasi masalah. 2. Tahap kedua, data yang dikelompokkan selanjutnya disusun dalam bentuk narasinarasi, sehingga membentuk sebuah rangkaian informasi yang memiliki signifikansi sesuai dengan masalah penelitian. 3. Tahap ketiga, penarikan kesimpulan berdasarkan susunan narasi yang telah disusun pada tahap kedua, sehingga dapat memberikan jawaban atas masalah penelitian. 4. Tahap keempat, melakukan verifikasi hasil analisis data dengan informan yang didasarkan pada simpulan tahap ketiga. Tahap ini dimaksudkan untuk menghindari kesalahan interpretasi dari hasil wawancara dengan sejumlah informan, sehingga terdapat proses penjaminan tidak terkaburkannya hasil analisis. Untuk menjamin kelangsungan proses analisis data agar tetap terkendali dan konsisten, maka aktivitas peneliti selama di lapangan menjadi ganda dan bersifat resiprositas. Bahkan peneliti harus meminta bantuan tenaga dari pihak lain yang berasal dari desa Karanglo, guna memperoleh keterpecayaan untuk membangun interpretasi secara tepat, atau menggunakan metode “evaluation of standard values regions” (evaluasi berdasarkan panduan yang sudah distandarisasi melalui norma-norma masyarakat setempat). Kerangka analisis data yang telah digunakan adalah model
23
interaktif, karena lebih memadai dalam mengadaptasi kerja di lapangan, sebagaimana tergambarkan pada berikut ini (Miles dan Huberman, 1994:12)
Data Collection Data Display Data Reduction
Conclusions: Drawing/verifyin g
F. Keabsahan Data Dalam penelitian kualitatif perlu dilakukan uji keabsahan data untuk mengecek dan memastikan kebenaran dari setiap hasil penelitian. Teknik pengujian keabsahaan data ( Moleong dalam Bungin 2008 : 254) dijelaskan dalam tabel sebagai berikut: KRITERIA Kredibilitas (derajat kepercayaan)
Kredibilitas Metode Pengumpulan Data Kredibilitas Teoritis dan Referensial
TEKNIK PEMERIKSAAN (1) Perpanjangan keikutsertaan (terkait dengan waktu peneliti berada dalam lapangan). (2) Siklus Kesamaan Data (nilai informasi yang didapatkan sama atau tidak) (3) Ketekunanan Pengamatan (keterli-batan pancaindra, perasaan dan insting peneliti) (4) Trianggulasi Kejujuran Peneliti, (5) Pengecekan Melalui Diskusi (6) Triangulasi Metode dan (7) Triangulasi Sumber Data (8) Triangulasi Teori (9) Kecukupan Referensial
Kepastian
Urain Rinci (Memberi penjelasan atas hasil penelitian rinci dan gamblang, logis dan rasional
Kebergantungan
Audit Kebergantungan
Sumber: Moleong (Bungin 2008: 254) 24
G. Desain Penelitian Desain penelitian ini akan menggambarkan secara detail apa yang tersaji pada fokus penelitian di bawah ini.
Mengidentifikasi kesiapan subjek sasaran dalam rangka penerapan model atribusi polysemic khalayak dalam mengkonsumsi berita
Fokus Penelitian
Menerapkan secara konsisten dan evolutif model atribusi polysemic khalayak Mengembangkan fakta-fakta baru sebagai dampak dari penerapan model atribusi polysemic khalayak berita di televisi
Informan Pangkal a. Kepala Desa b. Kalangan Industri
Informan Penelitian
Teknik Pengumpulan Data: a. Interview b. Observasi c. Dokumentasi
Informan Kunci (Khalayak aktif)
Analisa dan Interpretasi Data
Determinan pendekatan Atribusi polysemic Khalayak
25
H. Kerangka Pemikiran Penelitian (Research Roadmap) Merupakan ulasan masa depan dari penelitian yang akan dilakukan, dimana menggambarkan sebuah tahapan awal, mulai dari latar belakang, paradigma sampai dengan meramalkan hasil penelitian. Roadmap penelitian tergambarkan sebagai berikut: REALITAS MASYARAKAT TRANSISI PENGGUNAAN MEDIA
PERILAKU SOSIAL
PERSONAL IDENTITY
PERILAKU BERMEDIA
MOTIF
LINGKUNGAN SOSIAL
PENDEKATAN ATRIBUSI POLYSEMIC
STATUS PENGUASAAN INFORMASI
RESEARCH PROBLEM DEFERENSIASI BERDASAR: MOTIF INDIVIDU MOTIF SOSIAL
INFORMAN 1. KEPALA DESA 2. PELAKU MEDIA 3. MEDIA USER
SUBJEKTIF
VERIFIKASI
26
ATRIBUSI POLYSEMIC
KEBUTUHAN INFORMASI
PARTICIPATORY
BAB IV JADWAL PENELITIAN Penelitian ini sudah selesai pada tahap pertama tahun 2013, dan dilanjutkan pada tahap kedua tahun 2014, yaitu sesuai dengan yang sudah direncanakan. Adapun rincian time schedule penelitian tahap kedua sebagaimana matrik di bawah ini. Rencana Kegiatan Tahun Kedua
No 1
Kegiatan
1
Persiapan
2
Persiapan Instrumen
3
Ujicoba Instrumen
4
Pengumpulan Data di lapangan
5
Pelaksanaan wawancara
6
Pengolahan/Analisis
7
Seminar hasil penelitian
8
Penyusunan Laporan
9
Penyerahan hasil penelitian
2
3
Bulan Ke4 5 6 7
8
9
10
DAFTAR PUSTAKA Ajib. 2010. Kuda Troya Media Massa. Yogjakarta. Mada Padi Presindo Baran, Stanley J. Davis, Dennis K. 2010. Teori Komunikasi Massa. Jakarta. Salemba Humanika Bungin, Burhan. 2001. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta. Raja Grafindo Persada -------------------,2006.Sosiologi Komunikasi. Teori, Paradigma dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta. Kencana Pranada Media Group Devito, Joseph A. 1997. Komunikasi Antarmanusia. Professional Book. Jakarta. Giddens, Anthony. 2000.The Third Way. Jalan Ketiga Pembaharuan Demokrasi Sosial. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama
27
Hardjana, Agus M. 2007. Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal. Kanisius. Yogjakarta Irawanto, Budi. 2008. Menginterogasi Budaya: Memperkarakan Metodologi dalam Kajian Budaya. Junal Komunikasi. Vol 2, No 2, April 2008. Yogjakarta.Prodi Ilmu Komunikasi. Universitas Islam Indonesia Kriyantono, Rachmad. 2007.Teknis Praktis Riset Komunikasi. Jakarta. Kenvana Prenada Media Group Kusumajanti. 2012. Dampak Media Massa di Indonesia. Jurnal “Global Komunika” Volume 2 Nomor 1, September – Januari 2012. Jakarta. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Littlejohn, 1996. Stephen W. 1996. Theories of Human Communication, Fifth Edition. USA. Wadsworthb Publishing Company Liliweri, Alo. 1997. Komunikasi Antarpribadi. Bandung. Cira Aditya Bakti Luhukay, Marsefio S. 2007. Meneropong “Komunikasi Bebas Penindasan”. Jurnal Scriptura. Vol 1 No 1 Januari 2007. Surabaya. Jurusan Ilmu Komunikasi FIKOM Universitas Kriste Petra Maryani, Eni.2011. Media dan Perubahan Sosial. Bandung. Remaja Rosdakarya Mc Quail. Dennis. 1996. Teori Komunikasi Massa. Jakarta. Erlangga Menno, S. & Mustain Alwi. 1992. Antropologi Perkotaan. Jakarta. Rajawali Molyo, Priyo Dari., Dodot Sapto Adi, Saudah. 2013. Laporan Hasil Penelitian: Pendekatan Atribusi Polysemic Pada Khalayak Televisi Untuk Meningkatkan Durasi Program Acara Berita. Simlitabmas Dikti. Morissan, Wardhani Andy Corry, Hamid Farid. 2010. Teori Komunikasi Massa. Jakarta. Ghalia Indonesia. ------------. 2008. Manajemen Media Penyiaran. Jakarta. Kencana Prenada Media Group. Miles, Matthew B & Huberman, Michael. 1994. An Expanded Sourcebook, Qualitative Data Analysis, Second Edition. Sage Publications. International Educational and and Proffesional Publisher. Thousand Oaks, London New Delhi Mulyana, Deddy, 2005, Ilmu Komunikasi-Suatu Pengantar. PT. Remaja Rosdakarya. Nurudin. 2004. Komunikasi Massa.Malang. Cespur 28
-----------.2009. Jurnalisme Masa Kini. Jakarta. Raja Grafindo Persada. Pertiwi , Putri Indah. 2009. Hasil penelitian. Budaya Sopir Angkutan di Kota Bandung.Bandung. Sosioteknologi Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung. Rivers William L. Jay W. Jensen, Theodore Peterson. 2004. Media Massa dan Masyarakat Modern. Jakarta: Prenada Media. Rohim, Syaiful. Teori Komunikasi, Perspektif, Ragam dan Aplikasi. Jakarta. Rineka Cipta Saraswati, Satya. 2004. Ideologi Kebebasan Seksual Dalam Media: Thesis: Jurnal Penelitian Ilmu Komunikasi. Vol. III/No.2 Mei-Agustus 2004. Jakarta: Departemen Ilmu Komunikasi FISIP UI Toffler. Alfin. 1980. The Third Wave. United States of America Tubb, Stewart L. dan Sylvia Moss. 1996. Human Communication: Prinsip-prinsip Dasar: Buku Pertama : Remaja Rosdakarya Usman Ks. 2009. Ekonomi Media, Pengantar Konsep dan Aplikasi. Jakarta. Ghalia Indonesia.
29
REKAPITULASI ANGGARAN PENELITIAN No 1
Uraian
Jumlah (Rp) Tahun 1 Tahun 2
Honorarium Peneliti a. Ketua
Rp. 5.000.000
Rp. 5.000.000
b. Anggota
Rp. 4.600.000
Rp. 4.600.000
c. Asisten
Rp. 4.000.000
Rp. 4.000.000
2
Biaya Habis Pakai/Material Penelitian
Rp 4.500.000
Rp 4.500.000
3
Biaya Perjalanan
Rp. 8.400.000
Rp. 8.000.000
4
Pengeluaran Lain-Lain Rp. 12.000.000
Rp. 10.900.000
dan
Rp. 4.600.000
Rp. 5.300.000
c. Penelusuran pustaka, fotocopy,
Rp. 4.000.000
Rp. 4.450.000
Rp. 2.800.000
Rp. 2.000.000
Rp. 49.900.000
Rp. 48.750.000
a. Biya data primer b. Biaya
dokumentasi
pembuatan laporan
penjildan d. Administrasi surat menyurat Total Anggaran
30
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Justifikasi Anggaran Penelitian A. Tahun Pertama 1. Honorarium Peneliti Tim Peneliti Jumlah Orang 1 a. Ketua 1 b. Anggota 1 c. Asisten Sub Total
Bulan 10 10 10
Tarif (Rp) Rp. 500.000 Rp. 460.000 Rp. 400.000
Total (Rp) Rp. 5.000.000 Rp. 4.600.000 Rp. 4.000.000 Rp. 13.600.000
2. Bahan Habis Pakai/Material Penelitian No Uraian 1 Kertas HVS A4 5 rim @ Rp. 40.000 2 Kertas Folio 3 rim @ Rp. 38.000 3 Tinta Printer Canon 4 buah @ Rp. 50.000 4 Map Plastik 10 buah @ Rp 15.000 5 Spidol Boarmarker 2 dus @ Rp. 35.000 6 Ballpoint 40 buah @ Rp. 3000 7 Ordner 20 buah @ Rp 15.000 8 Fix Stopmap 10 buah @ Rp. 14.000 9 USB Flash Disk 1 buah @ Rp. 150.000 10 CD 1 dus @ Rp. 90.000 11 Negative Film & Proses 4 Roll @ Rp. 60.000 12 Sewa Handycam 8 hari @ Rp. 200.000 13 Film Handycam 14 Plastik Transparan 1 dos @ Rp 120.000 15 Surat kabar harian 120 hari @ Rp. 3000 16 Clips 2 pak @ Rp 20.000 18 Kertas Stiker, Steples, Penjepit Sub Total
Total (Rp) Rp. 200.000 Rp. 114.000 Rp. 200.000 Rp. 150.000 Rp. 70.000 Rp. 120.000 Rp. 300.000 Rp. 140.000 Rp. 150.000 Rp. 90.000 Rp. 240.000 Rp. 1.600.000 Rp. 400.000 Rp. 120.000 Rp. 360.000 Rp. 40.000 Rp. 206.000 Rp. 4.500.000
3. Biaya Perjalanan No Uraian 1 Transportasi Penelitian 2 Pengurusan ijin 3 Seminar Ilmiah (2 kali x Rp. 1.500.000) 4 Seminar pemantauan (2 kali x Rp. 1. 200.000) Sub Total
Total (Rp) Rp. 2.000.000 Rp 1.000.000 Rp. 3.000.000 Rp. 2.400.000 Rp. 8.400.000
31
4. Pengeluaran Lain-lain No Uraian 1 Biaya Data Primer 2 Biaya dokumentasi dan pembuatan laporan 3 Penelusuran pustaka, fotocopy dan penjilidan 4 Administrasi surat menyurat Sub Total
Total (Rp) Rp. 12.000.000 Rp 4. 600.000 Rp. 4.000.000 Rp. 2.800.000 Rp. 23.400.000
5. Total Anggaran No Uraian 1 Honorarium Peneliti 2 Biaya Habis Pakai/Material Penelitian 3 Biaya Perjalanan 4 Pengeluaran Lain-Lain Total Anggaran
Total (Rp) Rp 13.600.000 Rp 4.500.000 Rp. 8.400.000 Rp. 23.400.000 Rp. 49.900.000
32
B. Tahun Kedua 1. Honorarium Peneliti Tim Peneliti Jumlah Orang 1 d. Ketua 1 e. Anggota 1 f. Asisten Sub Total
Bulan 10 10 10
Tarif (Rp) Rp. 500.000 Rp. 460.000 Rp. 400.000
Total (Rp) Rp. 5.000.000 Rp. 4.600.000 Rp. 4.000.000 Rp. 13.600.000
2. Bahan Habis Pakai/Material Penelitian No Uraian 1 Kertas HVS A4 5 rim @ Rp. 40.000 2 Kertas Folio 3 rim @ Rp. 38.000 3 Tinta Printer Canon 4 buah @ Rp. 50.000 4 Map Plastik 10 buah @ Rp 15.000 5 Spidol Boarmarker 2 dus @ Rp. 35.000 6 Ballpoint 40 buah @ Rp. 3000 7 Ordner 20 buah @ Rp 15.000 8 Fix Stopmap 10 buah @ Rp. 14.000 9 USB Flash Disk 1 buah @ Rp. 150.000 10 CD 1 dus @ Rp. 90.000 11 Negative Film & Proses 4 Roll @ Rp. 60.000 12 Sewa Handycam 8 hari @ Rp. 200.000 13 Film Handycam 14 Plastik Transparan 1 dos @ Rp 120.000 15 Surat kabar harian 120 hari @ Rp. 3000 16 Clips 2 pak @ Rp 20.000 18 Kertas Stiker, Steples, Penjepit Sub Total
Total (Rp) Rp. 200.000 Rp. 114.000 Rp. 200.000 Rp. 150.000 Rp. 70.000 Rp. 120.000 Rp. 300.000 Rp. 140.000 Rp. 150.000 Rp. 90.000 Rp. 240.000 Rp. 1.600.000 Rp. 400.000 Rp. 120.000 Rp. 360.000 Rp. 40.000 Rp. 206.000 Rp. 4.500.000
3. Biaya Perjalanan No Uraian 1 Transportasi Penelitian 2 Pengurusan ijin 3 Seminar Ilmiah (2 kali x Rp. 1.500.000) 4 Seminar pemantauan (2 kali x Rp. 1. 000.000) Sub Total
Total (Rp) Rp. 2.000.000 Rp 1.000.000 Rp. 3.000.000 Rp. 2.000.000 Rp. 8.000.000
33
4. Pengeluaran Lain-lain No Uraian 1 Biaya Data Primer 2 Biaya dokumentasi dan pembuatan laporan 3 Penelusuran pustaka, fotocopy dan penjilidan 4 Administrasi surat menyurat Sub Total
Total (Rp) Rp. 10.900.000 Rp 5. 300.000 Rp. 4.450.000 Rp. 2.000.000 Rp. 22.650.000
5. Total Anggaran No Uraian 1 Honorarium Peneliti 2 Biaya Habis Pakai/Material Penelitian 3 Biaya Perjalanan 4 Pengeluaran Lain-Lain Total Anggaran
Total (Rp) Rp 13.600.000 Rp 4.500.000 Rp. 8.000.000 Rp. 22.650.000 Rp. 48.750.000
34
Lampiran 2 : Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas No
Nama
NIDN
1
Drs. Priyo Dari Molyo
0705036002
Bidang Ilmu Psikologi
M.Si
Komunikasi
Alokasi Waktu Uraian Tugas (Jam/Minggu) 8 jam/minggu a. Mengorganisasi penelitian b. Mengurus ijin penelitian c. Melaksanakan seminar proposal penelitian d. Mengajukan proposal ke LPPM e. Menelusuri sumber-sumber informasi f. Mengorganisir ujicoba instrument g. Mengumpulkan data h. Menganalisis data i. Mengkonfirmasi hasil analisis j. Menyusun laporan k. Seminar hasil penelitian l. Publikasi hasil penelitian
35
2
Dodot Sapto Adi, M.Si
0719096102
Komunikasi
8 jam/minggu
Bisnis
a. Menyiapkan bahan-bahan penelitian
Saudah, S.Sos, M.Si
0723047901
Sosiologi Komunikasi
8 jam/minggu
b. Menyusun proposal c. Melaksanakan seminar proposal penelitian d. Menelusuri sumber-sumber informasi e. Mengorganisir ujicoba instrument f. Mengumpulkan data g. Menganalisis data h. Mengkonfirmasi hasil analisis i. Menyusun laporan j. Seminar hasil penelitian k. Publikasi hasil penelitian
36
Lampiran 3 : Ketersediaan Sarana dan Prasarana Penelitian No
Uraian Kebutuhan
Ketersediaan
Solusi
1
Literatur/bahan kajian/jurnal/buku
Cukup
Perpustakaan
2
Peralatan Dokumentasi
Cukup
Laboratorium dan sewa
3
Peralatan Fotocopy/penggandaan
Tidak ada
Biaya jasa fotocopy
4
Publikasi
Tidak ada
Jasa penerbitan
5
Gedung Seminar
Ada
Biaya sewa dan pemeliharaan
6
Cetak Laporan
Tidak ada
Biaya jasa percetakan
37
Lampiran 4 : Biodata Tim Peneliti 1.
Ketua Peneliti A. Identitas Nama
: Drs.Priyo Dari Molyo, MSi
NIP/NIK
: 202/FS
Tempat dan Tanggal Lahir
: Denpasar, 05 Maret 1960
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Status Perkawinan
: Kawin
Agama
: Islam
Golongan/Pangkat
: III-d / Penata Tingkat I
Jabatan Akademik
: Lektor
Perguruan Tinggi
: Universitas Merdeka Malang
Alamat
: Jl. Terusan Raya Dieng 62 – 64 Malang
Telp./faks
: (0341) 568395 / 580537
Alamat Rumah
: Jl. Danau Bratan Timur IV C.6 Malang
Alamat e-mail
:
[email protected]
B. Mata Kuliah Yang Diampu 1. Psikologi Komunikasi 2. Etiket dan Kepribadian 3. Komunikasi Organisasi 4. Komunikasi Antarbudaya 5. Komunikasi Pemasaran
C. Riwayat Pendidikan 1. Tahun 1984 Sarjana Administrasi Pemerintahan Umum di Universitas Brawijaya Malang 2. Tahun 1995 Magister Ilmu Komunikasi di Universitas Padjadjaran Bandung
38
D. Pengalaman Penelitian Tahun
Judul Penelitian
Ketua/Anggota Tim
1995
Peningkatan Sumber Daya Manusia di Kawasan Penyangga Bromo Tengger Semeru 1996 Kompetisi Sektoral Pengembangan Tenaga Kerja Sektor Industri Pariwisata di Jakarta, Bali, Lombok NTB 1996/1997 Manfaat pemagangan bagi Peserta Perusahaan di Industri Pengolahan Studi di propinsi Kaltim, Jabar, Jateng, DKI Jakarta, Bali , Jatim 1999 Sigi informasi daya Tarik Mahasiswa Baru Universitas Merdeka Malang 2003 Analisis Job Deskripsi pada Dinas, Badan, Kantor, bagian dan UPT di lingkungan Pemerintah Kota Pasuruan 2008 Kepuasan Pendengar Radio Program Acara Kosmo Sex di Radio Kosmonita 2008 Peran radio Komunitas Dalam Pendidikan Civic Community 2008 Peran Radio Komunitas Dalam Civil Society (Studi Kasus di Radio Mustika FM Ketwang Gondanglegi Kab. Malang) 2009 Hubungan Public Relations Dalam Komunikasi Antar Karyawan (Suatu Studi di Ramayana Dept.Store Malang) 2010 Pengaruh Media Literacy (Kecakapan Media) terhadap terbangunnya Kewargaan Aktif Kalangan SMU di Kota Malang
39
Sumber Dana
Angota
Kabupaten Malang
Anggota
Depnaker R.I
Anggota
Depnaker R.I.
Anggota
Lembaga Penelitian UNMER Malang
Anggota
Pemkab pasuruan
Ketua
Lembaga Penelitian Unmer Malang
Ketua
Dikti
Ketua
Dikti
Ketua
Lembaga Penelitian Unmer Malang
Ketua
Dikti
E. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Tahun 2003 2004 2004
2005 2005 2006 2007 2007
2007 2008 2008 2009 2009
Jenis/Nama Kegiatan Tempat Kota & Kab. Malang, Memberikan Pelatihan Komunikasi Kepada Kota & Kab. Pasuruan fasilitator Progra P2KP Pelatihan Media Relations kepada Aparatur Hotel Kartika GrahaKota Malang Publik Kota Malang Communication and Personality Training Bagi Guru SDN di Kota Malang Pelatihan Media Literacy (Cerdas bermedia Kota Malang kepada ibu team penggerak PKK Pemkot Malang Pelatihan Media Literacy kepada Siswa SMK Kota Malang Negeri IV Malang Memberikan Pelatihan Komunikasi kepada Pasuruan Karyawan BPR Arta Jaya Pandaan Pelatihan Public Speaking kepada anggota Dewan Kota Malang Perwakilan Rakyat Daerah Pelatihan Ketrampilan Komunikasi dan Etiket Kota Malang berkomunikasi untuk Komite Sekolah & Guru SMP negeri 21 Malang Media Relations Training bagi Pemerintah Kota Hotel Santika Malang dan Kabupaten Malang Pelatihan Komunikasi kepada Kader PKK Kota Malang kelurahan Pisang Candi Kota Malang Etiket Komunikasi dan Performance Bagi Pemerintah Kota Aparatur Kota Probolinggo Probolinggo Pelatihan Aparatur Pemerintah Dalam Pemerintah Kota Meningkatkan Pelayanan Kepada Masyarakat Probolinggo Pengembangan Potensi Diri Bagi Tenaga Tata Pemerintah Kota Usaha Kota Probolinggo Probolinggo
Malang, 18 Desember 2013
Drs. Priyo Dari Molyo, M.Si
40
2. Anggota A. Identitas Nama
: Drs. Dodot Sapto Adi, MSi
NIP/NIK
: 446/FISIP
NIDN
: 0719096102
Tempat dan Tanggal Lahir: Malang, 19 September1961 Jenis Kelamin
: Laki-laki
Golongan/Pangkat
: III/B
Jabatan Akademik
: Asisten Ahli
Bidang Keahlian
: Komunikasi Bisnis
Alamat Rumah
: Jl. D. Maninjau Barat III B.2/G.13 Malang
Alamat e-mail
:
[email protected]
B. Mata Kuliah Yang Diampu 1. Negosiasi Bisnis 2. Riset Public Relations 3. Metode Penelitian Komunikasi 4. Seminar
C. Riwayat Pendidikan 1. Tahun 1995 lulus Magister Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran Bandung 2. Tahun 1985 lulus sarjana Ilmu Komunikasi Universitas Merdeka Malang 3. Tahun 1981 lulus SMA Negeri 1 Malang 4. Tahun 1977 lulus SMP Negeri 6 Malang 5. Tahun 1974 lulus SD Negeri Kauman 2 Malang
41
D. Pengalaman Penelitian 1. Tahun 2009 sebagai anggota peneliti “Perilaku Bermedia Masyarakat: Studi pada Masyarakat Perbatasan Kota dan Kabupaten Malang Utara Tahun 2009-2010” dengan sumber dana dari Dikti 2. Tahun 2009 sebagai anggota peneliti “Analisis Terhadap Program Siaran “Citra Publika” di Radio Citra FM Sebagai Ruang Publik Bagi Citizen Journalist Untuk Mengembangkan Active Citizenship Tahun 20092010” dengan sumber dana dari Dikti 3. Tahun 2008 sebagai ketua peneliti “Media Relations Radio: Penerapan Empat Langkah Public Relations” dengan sumber dana mandiri 4. Tahun 2007 sebagai ketua peneliti “Stategi Media Relations Humas Unmer Malang” dengan sumber dana mandiri 5. Tahun 2006 sebagai ketua peneliti “Pola Komunikasi Pedagang : Studi Eksploratif Mengenai Pembentukan Pola Komunikasi Bisnis Pada Jaringan Sosial Perdagangan di Lingkungan Pasar Tradisional Kota Malang Jawa Timur” dengan sumber dana mandiri
E. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat 1. Tahun 2011 “Pelatihan Broadcasting Produksi Televisi dan Film” 2. Tahun 2011 Tim Pelaksana Kegiatan Morning Panglima Sudirman Street (MPS) pemerintah Kota Probolinggo 3. Tahun 2010 Tim pelaksana kegiatan “Outbound Management Training Bagi Staf PDAM Kota Probolinggo” 4. Tahun 2010 Tim pelaksana kegiatan “Outbound Management Training Bagi Staf DISPENDA Kota Probolinggo” 5. Tahun 2010 Tim pelaksana kegiatan “Outbound Management Training Bagi Staf DISPENDA Kota Probolinggo” 6. Tahun 2010 Tim pelaksana kegiatan “Management Training bagi Karyawan Koperasi Simpan Pinjam Arta Makmur Pandaan” 7. Tahun 2010 Tim pelaksana “Outbound Management Training Bagi Staf Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Probolinggo” 42
8. Tahun 2010 Pemateri pada Kegiatan Penulisan karya Ilmiah Bagi Guru di Lingkungan Pendidikan Kota Probolinggo 9. Tahun 2010 Pemateri dalam Kegiatan Pelatihan Kepemimpinan bagi Pengurus OSIS SMP/PTs Dan SMA/SMK/MA Kota Probolinggo 10. Tahun 2010 Tim Penilai Logo radio Suara Kota di Lingkungan Pemerintah Kota Probolinggo 11. Tahun 2009 Tim pelaksana Outbound Management Training Bagi Staf BAPPEDA Kota Probolinggo 12. Tahun 2009 sebagai Pembicara Diklat Keradioan 107,20 Beta FM 13. Tahun 2009 sebagai Pelaksana Kegiatan Pelatihan Meningkatkan Mutu MSDM bagi Staf Diknas Kota Probolinggo 14. Tahun 2009 sebagai Pelaksana Kegiatan Unmer Malang-Malang Post Student Futsal Championship IV Antar SMA/K Se Jawa Timur 15. Tahun 2009 sebagai Tim Pelaksana Kegiatan Outbound Management Training Bagi Staf pemerintahan (Lurah dan Sekretaris Lurah) di Lingkungan Pemerintah Kota Probolinggo
Malang, 18 Desember 2013
Drs. Dodot Sapto Adi, M.Si
43
3.
Anggota Peneliti A. Identitas Nama
: Saudah, S.Sos M.Si
NIP/NIK
: 827/FS
NIDN
: 0723047901
Tempat dan Tanggal Lahir: Malang, 23 April 1979 Jenis Kelamin
: Perempuan
Golongan/Pangkat
: III-a
Jabatan Akademik
: Asisten Ahli
Bidang Keahlian
: Komunikasi Antarpribadi
Alamat Rumah
: Jln. Perusahaan No 11 Karanglo Singosari Malang
Alamat e-mail
:
[email protected]
B. Mata Kuliah Yang Diampu 1. Komunikasi Antarpribadi 2. Sosiologi Komunikasi Massa 3. Media Penyiaran 4. Etika penyiaran
C. Riwayat Pendidikan 1. Tahun 2010 Lulus Magister Sosiologi Universitas Muhammadiyah Malang 2. Tahun 2002 Lulus Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas Merdeka Malang 3. Tahun 1998 Lulus SMA Shalahuddin Malang 4. Tahun 1995 Lulus SMP Islam Singosari Malang 5. Tahun 1992 Lulus Madrasah Ibtidaiyah Alma’arif Banjararum
D. Pengalaman Penelitian 1. Tahun 2011 sebagai anggota peneliti,dengan judul penelitian “ Kesesuaian Antara Motif dengan Kepuasan Integrasi dan Interaksi Sosial Khalayak”, dengan sumber dana Unmer Malang
44
2. Tahun 2009 sebagai ketua peneliti, dengan judul penelitian “Perilaku Bermedia Masyarakat “ dengan sumber dana Dikti 3. Tahun 2008 sebagai ketua Peneliti, dengan judul penelitian “Dampak Kekerasan dalam Rumah Tangga Terhadap Kondisi Psikologis dan Kesehatan Mental” dengan sumber dana Dikti 4. Tahun 2002 sebagai ketua peneliti, dengan judul penelitian “Analisis Wacana Terhadap Kasus Pengeboman JW Marrio Jakarta Pada harian Jawa Pos” dengan sumber dana Dikti
E. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat 1. Tahun
2011
dengan
kegiatan
Mc
dan
Moderator
Sosialisasi
Kependudukan bagi Siswa SMA, SMK dan MK se Jawa Timur bertempat di Agro Kusuma Wisata Batu 2. Tahun 2011 sebagai Tim Pelaksana Kegiatan Training Management bagi Pejabat dan Staf Badan Pelayanan Perijinan Kota Probolinggo di kota Batu 3. Tahun 2011 “Pelatihan Broadcasting Produksi Televisi dan Film” yang bertempat di Malang 4. Tahun 2010 Panitia “Outbound Management Training Bagi Staf PDAM Kota Probolinggo” bertempat di kota batu 5. Tahun 2010 Panitia Outbound Management Training Bagi Staf DISPENDA Kota Probolinggo bertempat di kota Batu 6. Tahun 2010 Panitia Outbound Management Training Bagi Staf Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Probolinggo bertempat di Trawas 7. Tahun 2010 Panitia “Outbound Management Training Bagi Staf Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Probolinggo” bertempat di Magetan 8. Tahun 2009 Panitia Outbound Management Training Bagi Staf BAPPEDA Kota Probolinggo bertempat di kota Batu
45
9. Tahun 2009 Pembicara Diklat Keradioan 107,20 Beta FM bertempat di kota Batu 10. Tahun 2009 Pembicara Ceramah Komunikasi Efektif di Rumah Sakit TNI AU TK II “Dr Salamun” Bandung 11. Tahun
2009
panitia
Outbound
Management
Training
bagi
Karyawan di Lingkungan Dinas Perhubungan Kota Probolinggo bertempat di kota batu
Malang, 18 Desember 2012
Saudah, M.Si
46