UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK DALAM PENGENALAN KONSEP BILANGAN MELALUI PERMAINAN KARTU ANGKA DI TAMAN KANAK-KANAK Rini Priliantini Sugianto dan Deti Rostika1
[email protected] Jurusan Pedagogik, Kampus Cibiru, Universitas Pendidikan Indonesia ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi oleh kurang berkembangnya kemampuan kognitif anak kelompok B TK PGRI Himpawan Kecamatan Surian Kabupaten Sumedang, hal ini disebabkan karena media pembelajaran yang kurang menarik perhatian anak, Alat Permainan Edukatif (APE) yang terbatas, suasana pembelajaran yang kurang menyenangkan, serta pemilihan metode dalam teknik pembelajaran masih kurang bervariasi. Oleh karena itu salah satu solusinya yaitu dengan membuat kegiatan pengenalan konsep bilangan menjadi lebih menarik yakni dengan menggunakan permainan kartu angka. Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu (1) untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran dengan permainan kartu angka dalam pengenalan konsep bilangan di Taman Kanak-kanak; (2) untuk meningkatkan kemampuan kognitif matematika anak Taman Kanak-kanak dalam pembelajaran pengenalan konsep bilangan melalui permainan kartu angka. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas, dan teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu teknik observasi, tes, wawancara, dan dokumentasi. Kesimpulan penelitian ini yaitu (1) Proses pelaksanaan pembelajaran dengan permainan kartu angka dalam pengenalan konsep bilangan dilakukan dalam tiga langkah, yaitu menyiapkan media kartu angka dan gambar, meminta anak untuk menyebutkan dan menunjukan lambang bilangan, serta menunjukan bilangan yang diperintahkan guru. (2) melalui permainan kartu angka, kemampuan anak dalam mengenal konsep bilangan meningkat pada setiap siklusnya. Pada waktu menyebutkan dan menunjukan lambang bilangan siklus I hanya sebesar 23%, siklus II meningkat 40% hingga siklus III mencapai 76%. Peningkatannya mencapai 53%. Pada waktu mengurutkan bilangan, siklus I sebesar 13%, siklus II meningkat 36% hingga siklus III mencapai 73%. Peningkatannya mencapai 60%. Pada waktu memasangkan lambang bilangan dengan jumlah gambar, siklus I sebesar 23%, siklus II meningkat 36%, hingga siklus III mencapai 76%. Peningkatannya mencapai 53%. Kata Kunci : Kemampuan Kognitif, Pengenalan Konsep Bilangan, Permainan Kartu Angka
1
Penulis Penanggung Jawab
Rini Priliantini Sugianto dan Deti Rostika Upaya Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak dalam Pengenalan Konsep Bilangan Melalui Permainan Kartu Angka di Taman Kanak-Kanak ABSTRACT
This study is motivated by the lack of development cognitive ability of kindergarten group B TK PGRI Himpawan Surian sub-district Sumedang regency. This is because the learning media has less attention to students, limited Alat Permainan Edukatif (APE), less pleasant learning atmosphere, also less variative in choosing learning technique method. So, one of the solution is to make introduction activity concept of numbers to be more interested with using number card game. The purpose of this study are (1) to know the learning process with number card game in introducing the number concept in kindergarten; (2) to increase mathematic conginive ability students of kindergarten in introducing numbers concept learning through number card game. This study used action research method, and the data collection technique are observation, test, interview and documentary. The conclusion of this study are (1) learning process with number card game in introducing numbers concept done in three ways, which are preparing the number card media and pictures, asking students to tell and pointed numbers symbol, also pointed numbers that the teacher asked. (2) with number card game, the students’ ability in knowing numbers concept increase in every cycle. Cycle symbol in telling and pointing numbers only at 23%, cycle II increase in 40% untill cycle III reach 76%. The raising reach 53%. When arranging the numbers, cycle I reach 13%, cycle II increase in 36%, until cycle III reach 73%. The raising reach 60%. When put the numbers symbol in with number of pictures, cycle I reach 23%, cycle II increase in 36%, until cycle III reach 76%. Keyword: convitive ability, introducing numbers concept, number card game.
Kepedulian terhadap pendidikan anak prasekolah selayaknya memang tidak asal-asalan, karena pada usia prasekolah merupakan usia yang efektif untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki oleh anak-anak. Sebagaimana dinyatakan dalam Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 28, ayat 3 menyatakan bahwa : Taman Kanak-kanak (TK) merupakan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal, yang bertujuan membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai agama, sosial, emosional, kemandirian, kognitif, bahasa, fisik/motorik, dan seni untuk siap memasuki sekolah dasar. Upaya mengembangkan berbagai potensi ini dapat dilakukan dengan berbagai cara termasuk melalui pembelajaran berhitung menggunakan permainan kartu angka, permainan berhitung merupakan bagian dari matematika diperlukan untuk menumbuhkembangkan keterampilan berhitung yang sangat berguna bagi kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain berhitung di Taman Kanak-kanak diperlukan untuk mengembangkan pengetahuan dasar matematika, sehingga anak secara mental siap mengikuti pembelajaran matematika lebih lanjut di Sekolah Dasar. Anak-anak masih membutuhkan orang dewasa dalam kehidupannya, untuk membimbing mereka dalam eksplorasinya. Tanpa kehadiran orang dewasa sifat ingin tahu anak sering kali menjadi kurang aktif. Satu hal penting yang dapat dilakukan orang dewasa untuk membantu anakanaknya dengan matematika adalah belajar merasa nyaman dalam suasana menyenangkan dengan menggunakan strategi pembelajaran matematika yang tanpa disadari anak sebenarnya dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Menanggapi hal diatas, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa kondisi lingkungan yang kondusif akan mendukung bagi terbentuknya keterampilan kognitif dan mengembangkan potensi matematika anak, baik itu di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Oleh karena itu pendidikan prasekolah merupakan jembatan untuk memfasilitasi perkembangan kemampuan dasar anak yang mengembangkan kemampuan matematika dengan menyediakan fasilitas yang mendukung perkembangan tersebut. Secara pribadi setiap anak akan mengembangkan pola reaksi masingmasing terhadap rangsangan yang di alaminya. Setiap perkembangan itu berlainan menurut tempo dan irama perkembangan masing-masing anak. Karena tempo perkembangan itu bersifat individual, maka perkembangannya tidak sama. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya faktor bawaan, lingkungan, gizi makanan, kesehatan dan pengaruh dari luar. Sedangkan pada irama perkembangan akan mengalami kemunduran dalam suatu bidang saat kematangan fungsi-fungsi yang dimilikinya, pada saat itu akan terlihat adanya selingan diantara cepat atau lambatnya perkembangan. Menurut Depdiknas (2004:15), bahwa : Yang menjadi acuan pembelajaran dalam perkembangan kognitif matematika seharusnya anak usia 5-6 tahun harus sudah bisa mengenal konsep bilangan, diantaranya dapat membilang/menyebutkan urutan bilangan dari 1-20, menunjuk benda (mengenal konsep bilangan dengan benda-benda) sampai 10, membuat urutan bilangan 1-10 dengan benda-benda, dan dapat menghubungkan/memasangkan lambang bilangan dengan benda. Pada kenyataannya peneliti menemukan beberapa orang anak di TK PGRI Himpawan yang kesulitan dalam mengenal bilangan, hal ini terlihat dari hasil pengamatan terhadap anak dan hasil
Rini Priliantini Sugianto dan Deti Rostika Upaya Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak dalam Pengenalan Konsep Bilangan Melalui Permainan Kartu Angka di Taman Kanak-Kanak wawancara dengan guru kelas. Anak bisa dapat menarik perhatian anak, dapat membilang/menyebutkan urutan bilangan memudahkan menyampaikan materi pada tetapi pada saat guru bertanya bilangan 1anak, dan dengan bermain kartu angka 10 anak masih belum bisa menunjukan anak dapat melihat secara langsung bentuk bilangan dengan tepat, dan anak angka. mengalami kesulitan dalam menghubungkan bilangan dengan benda. Tujuan penelitian secara khusus Masalah tersebut bisa disebabkan karena yaitu sebagai berikut. perkembangan kognitif matematika anak 1. Untuk mengetahui proses pelaksanaan yang kurang optimal, atau metode pembelajaran dengan permainan kartu pembelajaran yang digunakan guru masih angka dalam pengenalan konsep menggunakan metode konvensional bilangan di TK PGRI Himpawan. sehingga dalam belajar matematika anak 2. Untuk meningkatkan kemampuan kurang berminat. kognitif matematika anak TK PGRI Penggunaan metode pembelajaran Himpawan dalam pembelajaran yang baru dan sesuai dengan tuntutan pengenalan konsep bilangan melalui dunia karakter anak menjadi sangat permainan kartu angka. penting, karena akan dapat memfasilitasi perkembangan berbagai potensi dan 1. Kemampuan Kognitif kemampuan anak secara optimal, serta Kemampuan kognitif merupakan tumbuhnya sikap dan kebiasaan perilaku salah satu bidang pengembangan yang ada yang positif, yang mendukung di TK. Pengembangan kemampuan ini pengembangan potensi dan kemampuan diarahkan agar anak mampu anak tersebut. Sebaliknya kekeliruan menyelesaikan masalah sederhana dalam dalam penggunaan metode pembelajaran kehidupan sehari-harinya, dapat menghambat perkembangan potensimengembangkan daya ciptanya dan potensi anak secara optimal. Sistem mengenal kondisi-kondisi yang terjadi di pembelajaran yang cenderung menerapkan lingkungan sekitarnya. Menurut Chaplin dan menginginkan kepraktisan dalam (Asrori:2007) kemampuan konitif adalah memberikan pembelajaran akan suatu proses berfikir, daya mengabaikan prinsip-prinsip pembelajaran menghubungkan, kemampuan menilai, dan di TK. Mengingat kenyataan diatas, maka mempertimbangkan. Sedangkan menurut diperlukan suatu teknik yang menarik dan Susanto (2011:47) berpendapat, kognitif tepat, yang akan jadi suatu alternatif untuk merupakan “suatu proses berfikir, yaitu menolong anak dalam mengembangkan kemampuan individu untuk kognitif matematika anak usia prasekolah menghubungkan, menilai, dan dan tanpa mengabaikan prinsip pendekatan mempertimbangkan suatu kejadian atau pembelajaran di TK “Bermain Sambil peristiwa”. Melalui pengembangan Belajar, Belajar Seraya Bermain”. Dalam kognitif, anak diharapkan untuk hal ini pembelajaran akan secara mudah memahami situasi yang terjadi di diberikan sambil bermain menggunakan lingkungannya, seperti penyebab banjir, strategi, metode, atau bahan dan media sakit gigi, dan sebagainya. yang menarik agar mudah diikuti oleh Senada dengan hal di atas, anak. Melalui bermain, anak diajak untuk Depdiknas (2007:3) juga mengemukakan bereksplorasi, menemukan, memanfaatkan bahwa: benda-benda yang ada di sekelilingnya. Pengembangan kognitif adalah suatu Salah satu upaya guru memberikan proses berfikir berupa kemampuan solusi dalam pengembangan kemampuan untuk menghubungkan, menilai, dan kognitif dengan menggunakan media kartu mempertimbangkan sesuatu. Dengan angka. Menggunakan metode kartu angka
PGPAUD Cibiru Volume 1 Nomor 3 Oktober 2013
kata lain anak akan membangun dunia kognisi mereka sendiri karena anak mampu mengolah informasi yang diterima untuk mengembangkan gagasan baru tidak hanya sekedar menerima informasi dari lingkungan. Dari pendapat di atas dapat peneliti di simpulkan bahwa kemampuan kognitif adalah kemampuan yang dimiliki seseorang dalam memecahkan suatu masalah melalui proses berfikir, menghubungkan, menilai, serta mempertimbangkan dalam menyesuaikan diri untuk mencapai tujuan. Kemampuan kognitif diarahkan agar anak mampu mengembangkan daya persepsinya berdasarkan apa yang dilihat, didengar dan dirasakan, sehingga anak akan memiliki pemahaman yang utuh dan komprehensif. Selain itu, anak juga diarahkan agar mampu memahami simbol-simbol yang tersebar di dunia sekitar, seperti simbol bilangan. 2. Konsep Bilangan Bilangan merupakan salah satu unsur penting dari matematika. Bila kita membicarakan mengenai konsep matematika, maka kita tidak akan terlepas dari adanya bilangan. Menurut Adjie dan Rostika (2006:94), bilangan merupakan “suatu unsur (objek) yang tidak didefinisikan (underfined term)”. Dengan kata lain, tidak ada kata-kata yang dapat mengartikan mengenai arti dari bilangan. Walau begitu, kehidupan manusia tidak terlepas dari bilangan, misalnya jumlah siswa yang hadir dan jumlah uang yang dikeluarkan untuk membeli mainan. Konsep bilangan di Taman Kanakkanak meliputi pengenalan bilangan dengan menggunakan benda-benda konkrit, menyebut urutan bilangan, membuat urutan bilangan, membedakan dan membuat dua kumpulan benda(yang sama jumlahnya, tidak sama jumlahnya), bahkan sudah diajarkan mengenai penjumlahan dan pengurangan melalui benda-benda konkrit tersebut
3. Permainan Kartu Angka a. Pengertian Bermain Bermain bagi anak merupakan salah satu hal yang sangat penting. Menurut AlGhazali (Abidin, 2009:1) mengatakan bahwa “Bermain merupakan sesuatu yang sangat penting dan dibutuhkan anak”. Orang dewasa tidak boleh melarang anakanak untuk bermain karena dunia anak adalah dunia bermain. Hal ini sejalan dengan pendapat dari Depdikbud (Solehuddin, 2000: 87) “Bermain adalah sifat yang melekat langsung pada kodrat anak, jika anak yang tidak mau bermain dan mengabaikan kenyataan ini apalagi mengingkari, jelas bertentangan dengan kebutuhan perkembangan jiwa anak”. Menurut Schickedanz, et al (Solehuddin, 2000:87) mengemukakan bahwa “Bermain memungkinkan anak untuk membangun suatu pengetahuan baru, mengembangkan keterampilan social, mengembangkan kecakapan untuk mengatasi kesulitan, mengembangkan rasa kemampuan dan dapat mengembangkan keterampilanketerampilan motorik”. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa bermain adalah suatu aktifitas yang menyenangkan dan tanpa dipaksakan, sukarela dan spontan, yang dapat memberikan informasi/makna/pengertian dan kemampuan memahami konsep-konsep secara alamiah dan bersifat aktif. Sedangkan Permainan adalah salah satu bentuk aktivitas sosial yang dominan pada masa awal anak-anak. Sebab, anakanak menghabiskan lebih banyak waktunya diluar rumah bermain dengan teman-temannya dibanding terlibat aktivitas lain. Karena itu, kebanyakan hubungan sosial dengan teman sebaya dalam masa ini terjadi dalam bentuk permainan. Menurut Heterington dan Parke (Desmita:2005) mendefinisikan permainan sebagai “ A nonserious and self-contained activity engaged for the sheer satisfaction it brings. Jadi, permainan bagi anak-anak adalah suatu
Rini Priliantini Sugianto dan Deti Rostika Upaya Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak dalam Pengenalan Konsep Bilangan Melalui Permainan Kartu Angka di Taman Kanak-Kanak bentuk aktivitas yang menyenangkan yang diperintahkan untuk menghitung benda dilakukan semata-mata untuk aktivitas itu tersebut, setelah selesai menghitung anak sendiri, bukan karena ingin memperoleh berlomba memilih kartu angka yang sesuai sesuatu yang dihasilkan dari aktifitas dengan benda. tersebut. Hal ini adalah karena bagi anak3. Mencari kartu angka yang sama anak proses melakukan sesuatu lebih Dalam permainan ini guru menyediakan menarik daripada hasil yang akan kartu angka dari 1-9 masing-masing 4 didapatkannya. buah, kemudian guru meminta anak berlomba untuk mengumpulkan kartu b. Media Kartu Angka Menurut Schram (Zaman, 2008:4.4) angka yang sama bentuknya. mengemukakan bahwa “Media merupakan teknologi pembawa pesan yang dapat METODE dimanfaatkan untuk keperluan 1. Lokasi dan Subjek Penelitian pembelajaran”. Makna umumnya adalah Lokasi yang dipilih untuk perbaikan segala sesuatu yang dapat menyalurkan pengembangan ini dilaksanakan di TK informasi dari sumber informasi kepada PGRI Himpawan Kecamatan Surian penerima informasi. Istilah media ini Kabupaten Sumedang. Subjek penelitian sangat populer dalam bidang komunikasi. adalah anak kelompok B tahun ajaran Sedangkan media kartu angka merupakan 2011/2012. Jumlah anak kelompok B suatu media gambar yang berbentuk sebanyak 10 orang yang terdiri dari 5 persegi panjang terbuat dari kertas atau orang anak perempuan dan 5 orang anak sejenisnya yang tertulis angka-angka di laki-laki. kertas tersebut. 2. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini yaitu Penelitian permainan kartu angka merupakan suatu Tindakan Kelas (PTK). PTK merupakan permainan yang menggunakan media kartu upaya perbaikan pembelajaran yang angka dan gambar. Anak diharapkan dilakukan oleh seorang guru terhadap mampu menyebutkan dengan benar angka siswanya untuk meningkatkan kualitas yang terdapat dalam kartu, dan mampu proses pembelajaran di dalam kelas. memasangkan angka ke dalam gambar. Metode PTK relevan dengan penelitian Dibawah ini terdapat macam-macam yang akan dilakukan oleh peneliti, yang permainan kartu angka, diantaranya : berusaha meningkatkan proses 1. Memasangkan/menghubungkan Kartu pembelajaran di kelas untuk meningkatkan Angka dengan Gambar kemampuan kognitif anak, terutama dalam Dalam permainan ini pertama guru mengenal konsep bilangan. menyediakan kartu angka dari 1-9, dan juga menyediakan kartu yang didalamnya Desain penelitian yang digunakan terdapat gambar apa saja dari 1-9 dalam penelitian ini yaitu desain PTK kemudian kedua kartu tersebut ditempel di Elliot. Desain PTK ini terdiri dari tiga papan planel secara acak. Lalu satu persatu siklus, yang masing-masing siklus terdiri anak diperintahkan untuk dari tiga tindakan. Desain penelitian Elliot memasangkan/menghubungkan kartu memiliki langkah-langkah yang terdiri dari angka yang sesuai dengan jumlah gambar enam tahapan, di antaranya yaitu tahap di papan planel tersebut. identifikasi masalah, tahap memeriksa di 2. Menempelkan Kartu Angka Pada lapangan (reconnaissance), tahap Benda perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap Dalam permainan ini guru menyediakan observasi, dan tahap refleksi. kartu angka dari 1-9, dan menyediakan berbagai macam benda. Anak
PGPAUD Cibiru Volume 1 Nomor 3 Oktober 2013
3. Definisi Operasional Fokus penelitian ini yaitu pada permainan. Permainan adalah suatu aktifitas yang dilakukan oleh beberapa anak untuk mencari kesenangan yang dapat membentuk proses kepribadian anak dan membantu anak mencapai perkembangan fisik, intelektual, sosial, moral dan emosional. Permainan yang dipilih adalah permainan kartu angka dengan menggunakan media kartu angka dan gambar. Media sederhana ini dapat dijadikan guru sebagai alat bantu untuk mengenalkan bilangan sehingga dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak. Konsep membilang dalam penelitian ini adalah kemampuan anak dalam menyebutkan bilangan dan mengenal lambang bilangan. Indikator dari kemampuan membilang yaitu meliputi (1) anak dapat membilang 1-20, (2) anak dapat mengenal dan menunjukkan lambang bilangan 1-20, (3) anak dapat memasangkan lambang bilangan dengan jumlah gambar dari 1-10. Indikatorindikator tersebut akan di ukur secara kualitatif dengan menggunakan panduan observasi, wawancara, pengetesan dan dokumentasi. 4. Instrumen Penelitian Instrumen yang di gunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi, catatan lapangan, lembar wawancara, lembar penilaian performa, dan dokumentasi. 5. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik observasi, pengetesan, wawancara, dokumentasi, dan catatan lapangan. Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan ialah analisis data kuantitatif dan data kualitatif. Teknik analisis data kualitatif yaitu berupa observasi, wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi. Teknik ini dilakukan dengan cara mengumpulkan seluruh data kemudian dianalisis dan terakhir disimpulkan. Sedangkan teknik kuantitatif
yaitu diperoleh dari hasil belajar anak dari performa yang kemudian diambil melalui rata-rata nilai di akhir penilaian. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam tiga siklus, yang masingmasing siklus terdiri dari tiga tindakan. Data-data diperoleh melalui observasi langsung, pengetesan, wawancara langsung dan dokumentasi. Semua data dituangkan ke dalam lembar observasi, lembar wawancara, instumen penilaian performance dan dokumentasi. Bab IV ini berisi gambaran penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan. Pengolahan data hasil penelitian dituangkan dalam bentuk tabel, kemudian dideskripsikan. Deskripsi hasil penelitian disajikan tiap siklus, mulai dari siklus I sampai dengan siklus III. Tiap siklus dilaksanakan berdasarkan Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang telah di buat, dan pelaksanaan siklus berikutnya merupakan perbaikan dari siklus sebelumnya guna mencapai indikator kemampuan yang telah ditetapkan. Pada siklus I, kemampuan kognitif anak pada indikator menyebutkan dan menunjukan lambang bilangan 1-20 sebesar 23%. Pada indikator mampu mengurutkan bilangan dari 1-20, rata-rata kemampuan kognitif dalam pengenalan bilangan sebesar 13%. Kemudian pada indikator memasangkan lambang bilangan dengan jumlah gambar sampai 10, rata-rata kemampuan kognitif anak dalam pengenalan bilangan sebesar 23%. Pada siklus II, kemampuan kognitif anak pada indikator menyebutkan dan menunjukan lambang bilangan 1-20 sebesar 40%. Pada indikator mampu mengurutkan bilangan dari 1-20, rata-rata kemampuan kognitif dalam pengenalan bilangan sebesar 36%. Kemudian pada indikator memasangkan lambang bilangan dengan jumlah gambar sampai 10, rata-rata
Rini Priliantini Sugianto dan Deti Rostika Upaya Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak dalam Pengenalan Konsep Bilangan Melalui Permainan Kartu Angka di Taman Kanak-Kanak kemampuan kognitif anak dalam menunjukan lambang bilangan. Pada pengenalan bilangan sebesar 40%. siklus I, rata-rata kemampuan anak 23%, sedangkan pada siklus II meningkat Pada siklus III, kemampuan kognitif menjadi 40%, dan pada siklus III anak pada indikator menyebutkan dan kemampuannya meningkat menjadi 76%. menunjukan lambang bilangan 1-20, rataIndikator yang kedua yaitu mengurutkan rata kemampuan kognitif dalam bilangan. Pada siklus I, rata-rata pengenalan bilangan sebesar 76%. Pada kemampuan anak 13%, sedangkan pada indikator mampu mengurutkan bilangan siklus II meningkat menjadi 36%, dan dari 1-20, rata-rata kemampuan kognitif pada siklus III kemampuannya meningkat dalam pengenalan bilangan sebesar 73%. menjadi 73%. Indikator yang ketiga yaitu Kemudian pada indikator memasangkan mampu memasangkan lambang bilangan lambang bilangan dengan jumlah gambar dengan gambar. Pada siklus I, rata-rata sampai 10, rata-rata kemampuan kognitif kemampuan anak 23%, sedangkan pada anak dalam pengenalan bilangan sebesar siklus II meningkat menjadi 40%, dan 76%. pada siklus III kemampuannya meningkat 2. Pembahasan menjadi 76%. Meningkatnya kemampuan kognitif Berdasarkan uraian di atas, terlihat anak terlihat selama proses kegiatan jelas bahwa dengan menggunakan kartu kognitif berlangsung. Pada awalnya anakangka, kemampuan kogitif anak anak belum terbiasa dengan penggunaan meningkat. Pada siklus I indikator media kartu angka dan kegiatan permainan menyebutkan dan menunjukan lambang kartu angka yang dilaksanakan, sehingga bilangan hanya sebesar 23% hingga siklus mereka sulit tertib selama kegiatan. III mencapai 76%. Peningkatannya Namun pada siklus terakhir, anak-anak mencapai 53%. Kemudian indikator kedua sudah mulai terbiasa dengan kegiatan yang mengurutkan bilangan, siklus I sebesar dilaksanakan, sehingga membuatnnya 13% hingga siklus III mencapai 73%. lebih tertib lagi. Sebagian besar anak Peningkatannya mencapai 60%. Dan pada mengaku senang dengan kegiatan yang indikator ketiga pada siklus I sebsesar 23% dilakukan, karena sebelumnya mereka hingga siklus III mencapai 76%. belum pernah melakukan kegiatan Peningkatannya mencapai 53%. membilang dengan media tersebut. Pemanfaatan media dalam kegiatan pembelajaran mampu meningkatkan KESIMPULAN aktivitas anak dalam proses pembelajaran, a. Proses pelaksanaan pembelajaran sehingga kemampuan kognitifnya dengan permainan kartu angka dalam meningkat. Ditambah dengan pemberian pengenalan konsep bilangan dilakukan motivasi dan reward dari guru, dan terus dalam tiga langkah. Langkah pertama ditingkatkannya kemampuan guru dalam peneliti menyiapkan media kartu angka menggunakan media, serta merangsang dan gambar. Langkah kedua, pada anak untuk terlibat aktif. Menurut Sanjaya pelaksanaan pembelajaran peneliti (2008:171) menyatakan bahwa meminta anak untuk menyebutkan dan “penggunaan media dapat menambah menunjukan lambang bilangan, dan motivasi belajar siswa sehingga perhatian ketika guru menyebutkan salah satu siswa terhadap materi pembelajaran dapat bilangan secara acak, maka anak harus lebih meningkat”. mampu menunjukan bilangan yang Rata-rata hasil kemampuan kognitif diperintahkan guru. Kemudian pada anak dari siklus I sampai siklus III. saat mengurutkan bilangan, guru Indikator kesatu yaitu menyebutkan dan meminta anak satu persatu untuk
PGPAUD Cibiru Volume 1 Nomor 3 Oktober 2013
mengurutkan bilangan dari 1-20. Dan pada saat memasangkan lambang bilangan dengan gambar, guru meminta anak menghubungkan angka dengan gambar yang ada di papan tulis dan di lembar kerja anak. b. Melalui permainan kartu angka, kemampuan kognitif matematika anak TK PGRI Himpawan dalam pembelajaran pengenalan konsep bilangan mengalami peningkatan. Hal ini dapat di lihat dari persentase kemampuan kognitif anak dari siklus I sampai siklus III, pada indikator kesatu yaitu menyebutkan dan menunjukan lambang bilangan siklus I hanya sebesar 23%, siklus II meningkat menjadi 40% hingga siklus III mencapai 76%. Peningkatannya mencapai 53%. Kemudian indikator kedua yaitu mengurutkan bilangan, siklus I sebesar 13%, siklus II meningkat menjadi 36% hingga siklus III mencapai 73%. Peningkatannya mencapai 60%. Dan pada indikator ketiga yaitu memasangkan lambang bilangan dengan jumlah gambar, siklus I sebesar 23%, siklus II meningkat menjadi 36%, hingga siklus III mencapai 76%. Peningkatannya mencapai 53%.
DAFTAR PUSTAKA Abidin, Y. (2009). Bermain . Bandung : Rizqi Press Adjie, N. dan Rostika, D. (2006).Konsep Dasar Matematika. Bandung: UPI Press. Asrori, M. (2007). Psikologi Pembelajaran. Bandung : CV Wacana prima. Depdiknas. (2004). Kurikulum Jakarta: Depdiknas.
2004.
Desmita. (2005). Perkembangan.Bandung: Rosdakarya.
Psikologi Remaja
Sanjaya, W. (2008).Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.Jakarta:Kencana Prenada Media Group. Solehuddin. (2000). Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah. Bandung: FIP UPI. Susanto, A. (2011).Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Zaman, dkk. (2008). Media Pembelajaran. Jakarta:Universitas Terbuka.