STRATEGI PENCEGAHAN MALARIA PADA PRAJURIT TNI-AD DI DAERAH ENDEMIS (Studi Pada Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Batalyon Infanteri 323/Raider Periode November 2014-September 2015) MALARIA PREVENTION STRATEGY ON INDONESIAN ARMY (TNI-AD) IN THE ENDEMIC AREA (Case on Border Security Task Force Infantry Batalyon 323/Raider in November 2014-September 2015) Berwi Fazri Pamudi1, Heridadi2 dan Ben Yura Rimba3 Universitas Pertahanan (
[email protected]) Abstrak - TNI-AD setiap tahun mengirimkan Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan RI-PNG ke daerah operasi Papua yang merupakan daerah endemis malaria. Penugasan selama 10 bulan di daerah endemis memungkinkan para prajurit terkena infeksi malaria. Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis strategi dan implementasi pencegahan malaria yang dilakukan oleh TNI-AD saat pratugas di homebase dan penugasan di daerah operasi. Penelitian menggunakan metode kualitatif secara wawancara mendalam dan observasi di daerah operasi. Penelitian mengenai implementasi pencegahan malaria berfokus pada upaya promotif, preventif, dan profilaksis anti malaria. Hasil penelitian ini yaitu adanya strategi TNI-AD untuk pencegahan malaria dengan melaksanakan pemetaan vektor penularan nyamuk Anopheles sp. di lingkungan pos pengamanan. Personel mendapatkan kendala untuk manajemen lingkungan karena berbenturan dengan budaya daerah setempat (Hak Ulayat). Terdapat kesenjangan pada implementasi pencegahan malaria Satgas pamtas Yonif 323/Raider yaitu tidak adanya media penyuluhan pencegahan malaria, kurangnya dukungan cairan insektisida untuk pakaian sehari-hari, personel tidak disiplin menggunakan kelambu berinsektisida dan lotion anti nyamuk, penyemprotan ruangan dengan Indoor Residual Spray (IRS) yang kurang efektif, serta tidak terpenuhinya manajemen lingkungan. Untuk itu diperlukan adanya disiplin diri dari setiap personel dan kemitraan dengan berbagai pihak untuk mewujudkan manajemen lingkungan yang bertujuan mengurangi risiko malaria di daerah operasi satuan tugas pengamanan perbatasan. Kata kunci: endemis malaria, satuan tugas pengamanan perbatasan, strategi pencegahan malaria Abstract - Annually, Indonesian Army sends Border Security Task Force Indonesia-PNG to the operation area of Papua which known as Malaria endemic area. The assignment during 10 months in endemic area allow the soldiers exposed to malaria infection. This research aims to find out the strategy and implementation of malaria prevention which conducted by Indonesian Army in predeployment at homebase and deployment at operations area. This study using qualtitave method by in-depth interviews research and direct observation in operation area. This research focused on the promotive, preventive, and prophylactic antimalaria. The result of this research is the concrete strategic of Indonesian Army to prevent Malaria by implementing the transmission vector mapping 1
Mahasiswa Pascasarjana Program Studi Manajemen Bencana Universitas Pertahanan Dosen Univeristas Pertahanan 3 Dosen Univeristas Pertahanan 2
Strategi Pencegahan Malaria Pada Prajurit TNI AD … | Berwi Fazri, Heridadi dan Ben Yura | 43
in case of Anopheles sp widespread nearby environmental security posts. Personnel get constraints to environmental management because it clashes with the local culture (Hak Ulayat). The research finds the gaps in the implementation of malaria prevention on border security task force infantry batalyon 323/Raider i.e. the absence of media outreach malaria prevention, lack of support the insecticide for clothes, personnel do not use Long Lasting Insectiside Nets (LLINs) and repellent, Indoor Residual Spray (IRS) are less effective, and does not meet the environmental management. Eventually, it is necessary to have self discipline for all of the personnel and the partnership with various parties to actualize environment management which is aimed to reduce the malaria risk in operation area of border security task force. Keywords: endemic malaria, border security task force, malaria prevention strategy
1. Pendahuluan
G bahkan
dalam tempo yang cukup cepat (Obama,
lobalisasi
dunia
membawa
pengaruh signifikan terhadap
2014). Permasalahan
kesehatan
dunia
kehidupan, ekonomi, teknologi
mendapatkan
keamanan
dunia
Presiden Amerika Serikat Barack Obama
Pertahanan
yang menyatakan bahwa, perlu adanya
internasional.
negara
Menteri
di
perhatian serius
Indonesia periode 2014-2019, Jenderal TNI
kesiapan
(Purn) Ryamizard Ryacudu menyatakan
pencegahan,
bahwa saat ini ada dua jenis ancaman
ancaman biologis secara cepat sehingga
terhadap keamanan nasional. Ancaman
diluncurkankanlah Global Health Security
belum nyata yaitu perang dan invasi
Agenda (GHSA). Sampai saat ini penyakit
pihak asing dan ancaman nyata yaitu
menular
terorisme, bencana, wabah penyakit,
masalah kesehatan utama. Sebanyak 51%
pencurian sumber daya alam, narkotika
kematian
dan obat-obatan terlarang, serta cyber
disebabkan tuberculosis, HIV/AIDS, dan
warfare. Ancaman wabah penyakit bukan
malaria atau lebih dikenal dengan “the big
hanya menjadi masalah kesehatan tetapi
three” (Sardjono, 2009). Ketiga penyakit
sudah
keamanan
tersebut juga masuk dalam agenda
nasional. Bila permasalahan kesehatan
Indonesia Millennium Development Goals
terus berlanjut maka dapat berakibat
(MDG’s) pada tujuan ke-6 yang bertujuan
menjadi
dengan
untuk memerangi HIV/AIDS, malaria, dan
terbunuhnya ratusan ribu jiwa manusia
penyakit menular lainnya (Bapenas, 2012).
berkaitan
bencana
dengan
yaitu
negara
dan
di
dari
deteksi,
infeksi
akibat
dunia
untuk
dan
respon
masih
penyakit
menjadi
di
dunia
Berdasarkan WHO Report 2014, kasus malaria di dunia yaitu sebesar 283 44 | Jurnal Prodi Manajemen Bencana | April 2017 | Volume 3 Nomor 1
juta kejadian dengan kematian sebanyak
sisa daerah endemis malaria mencapai
584.000 jiwa. Sementara itu, sebanyak
1,3%
343.527
dan
domestik bruto. Adapun kasus kejadian
dilaporkan 45 jiwa meninggal karena
malaria di Indonesia secara tidak langsung
malaria (WHO, 2015). Sachs & Malaney
dapat menurunkan angka produktivitas
(2002)
kerja
kejadian
dalam
di
Indonesia
Knowlton
(2015)
menyatakan bahwa dampak malaria pada
dari
keseluruhan
bahkan
kematian
dapat
pendapatan
menyebabkan
(Sorontou,
2013).
wilayah tropis yang biasanya merupakan
Gambar 1. Grafik Angka Kesakitan Malaria pada 2005-2013 Sumber : Profil Kesehatan RI tahun 2013
Gambar 2. Insiden Malaria menurut Provinsi, Riskesdas 2007 dan 2013 Sumber: Riset Kesehatan Dasar 2013
Secara nasional, angka kesakitan
1.000 penduduk menjadi 1,38 per 1.000
malaria di Indonesia selama tahun 2005–
penduduk (Kemenkes RI, 2013). Pada data
2013 mengalami penurunan dari 4,1 per
laporan riset kesehatan dasar tahun 2013,
Strategi Pencegahan Malaria Pada Prajurit TNI AD … | Berwi Fazri, Heridadi dan Ben Yura | 45
angka insiden malaria pada penduduk Indonesia
adalah
1,9%.
Angka
ini
Hasil
penelitian
kerjasama
dari
Direktorat Kesehatan Angkatan Darat
menunjukkan adanya penurunan sebesar
(Ditkesad)
2,9% dibandingkan tahun 2007. Akan
Eijkman pada tahun 2011 menyatakan
tetapi, penurunan ini tidak terjadi di
bahwa dari 1129 personel TNI-AD yang
wilayah Papua Barat yang mengalami
ditugaskan di Papua selama 1 tahun,
peningkatan tajam pada jumlah penderita
sebanyak 152 personel menderita malaria
malaria sebesar 6%.
dengan rincian 9 personel kasus infeksi P.
Wilayah
endemis
malaria
di
Indonesia sebagian besar berada pada
dan Lembaga Molekuler
falciparum dan 143 personel infeksi P. vivax (Sutanto, et al., 2012).
wilayah Indonesia Timur terutama Papua
Hasil pemeriksaan kesehatan purna
yang juga merupakan daerah perbatasan
tugas Satgas pamtas RI-PNG periode 2011-
Republik Indonesia dengan Papua Nugini.
2014
Penugasan Satgas pamtas dalam jumlah
menjelaskan
besar ke daerah endemis menimbulkan
personel Satgas pamtas di beberapa
risiko adanya kejadian luar biasa di daerah
batalyon masih menderita malaria pada
operasi dan penularan pada saat kembali
saat kembali ke satuan asal. Selain itu juga
ke kesatuan asal. Jika hal ini terjadi, dapat
terdapat beberapa kematian personel
dikatakan berpotensi sebagai bencana
Satgas pamtas saat di daerah operasi
kesehatan.
akibat malaria.
Peterson (1995) dalam Heridadi
dari
Kesdam bahwa
Melihat
XVII/Cendrawasih setiap
fenomena
tahunnya
banyaknya
(2013) menyatakan bahwa pada Perang
prajurit TNI-AD yang terjangkit malaria
Dunia I, penyakit malaria dan thypus
pada saat tugas pengamanan perbatasan,
merupakan
maka
ancaman bagi
penduduk
pihak
Puskes
TNI
melakukan
daerah perang termasuk pada tentara
kerjasama dengan Kemenkes RI untuk
yang melakukan pertempuran. Selain itu,
mengeluarkan Buku Petunjuk Lapangan
Quin
(2013)
Pengendalian Malaria di Lingkungan TNI
memberikan gambaran bahwa ancaman
yang mengacu pada program Kemenkes
malaria terus berkembang hingga Perang
RI (Puskes TNI, 2011) sebagai upaya
Dunia II dan menjadi penyakit yang paling
pencegahan malaria pada prajurit TNI-AD
banyak melumpuhkan kekuatan tentara
yang melakukan OMSP. Hal ini sejalan
saat bertugas.
dengan
(1982)
dalam
Heridadi
Kementerian
46 | Jurnal Prodi Manajemen Bencana | April 2017 | Volume 3 Nomor 1
Kesehatan
RI
(Kemenkes RI) yang membentuk suatu
malaria dengan meningkatkan kapasitas
program untuk penanganan malaria yaitu
personel untuk mencegah malaria.
Gerakan Kembali serta dikeluarkannya KepMenkes No. 293 Tahun 2009 tentang tentang
Eliminasi
Malaria.
Sasaran
eliminasi malaria disusun secara bertahap dan
menargetkan
Indonesia
bebas
malaria di Pulau Jawa dan Bali pada 2015 serta Papua pada 2030. Fenomena
masih
terjangkitnya
malaria pada prajurit TNI-AD saat OMSP di Papua menjelaskan adanya permasalahan antara
prosedur
yang
ada
dengan
keadaan di lapangan. Untuk itu perlu dilakukan penelitian, yaitu: 1. Bagaimanakah strategi pencegahan malaria yang dilakukan oleh TNI-AD? 2. Bagaimanakah implementasi strategi pencegahan malaria yang dilakukan oleh TNI-AD di daerah operasi? Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis strategi pencegahan malaria yang
dilakukan
oleh
TNI-AD.
Selain
menganalisis strategi yang ada, penelitian ini juga bertujuan untuk menganalisis implementasi serta efektivitas prosedur pencegahan malaria.
upaya
pengurangan
Penelitian
yang
dilakukan
yaitu
penelitian kualitatif. Pengumpulan data dilakukan
dengan
cara
wawancara
mendalam dan observasi lapangan. Data yang telah didapat selanjutnya dianalisis dan dibandingkan dengan literatur dan dokumen pendukung. Hasil penelitian kemudian
diuji
keabsahan
dan
keterandalan data melalui tanya jawab dan konfirmasi data dengan narasumber dan personel TNI yang pernah bertugas di daerah endemis malaria. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas pamtas) RI-PNG Yonif 323/Raider. Lokasi tempat observasi yaitu wilayah Jayapura sektor utara hingga ke perbatasan RIPNG. Peneliti melakukan observasi pada Pos utama Satgas pamtas yaitu Pos Kotis Skouw serta pos-pos yang berada pada jajaran kompi A. Pos
pengamanan
pada
Satgas
pamtas Yonif 323/Raider tersebar pada
Pentingnya penelitian ini dilakukan sebagai
2. Metode Penelitian
risiko
kejadian malaria pada personel TNI-AD
bagian sektor utara Kabupaten Jayapura hingga
ke
wilayah
Kabupaten
Keerom.sehingga peneliti tidak dapat
yang menjalani OMSP di wilayah endemis
Strategi Pencegahan Malaria Pada Prajurit TNI AD … | Berwi Fazri, Heridadi dan Ben Yura | 47
melakukan observasi pada seluruh pos
Pemeriksaan Kesehatan/ Uji Badan Calon/
pengamanan.
Anggota TNI-AD (Mabes TNI, 2012) Personel
Subyek dan Obyek Penelitian
Satgas
pamtas
dari
mendapatkan perlengkapan dari Puskes
unsur
TNI yang bekerja sama dengan Kemenkes
kesehatan TNI di tingkat pusat dan
RI. Dukungan yang diberikan untuk
daerah, komandan satuan tugas, tenaga
pencegahan malaria
kesehatan selama di homebase dan di
berinsektisida,
daerah operasi, dan prajurit Satgas
Indoor Residual Spray, 3 stel PDL, dan
pamtas. Sebagai obyek penelitian adalah
lotion antinyamuk.
Subyek Kementerian
penelitian
terdiri
Kesehatan
RI,
kebijakan pencegahan malaria, upaya
Tidak
adalah kelambu
penyemprotan
ditemukan
dengan
pengendalian
upaya
secara biologis pada pos pengaman
promotif dan preventif, serta upaya
Satgas pamtas. Untuk itu, pihak Lembaga
profilaksis.
Kesehatan Militer TNI-AD melakukan
pencegahan
berfokus
pada
pemetaan kembali Teknik Analisis Data Analisis data dilakukan mulai saat pengumpulan data di lapangan, dan setelah
observasi
lapangan
selesai.
Analisis data dilakukan secara interaktif hingga data jenuh meliputi data collecting, data
reduction,
data
display,
dan
conclusion drawing/verification (Miles & Huberman, 1984).
vektor
penularan
malaria nyamuk Anopheles sp. Keadaan lingkungan di sekitar pos sebagian besar berupa rawa kering. Luasnya lahan tidak memungkinkan untuk dilakukan manajemen lingkungan dalam waktu
singkat.
Personel
mendapat
benturan dengan budaya lokal dalam pelaksanaan
modifikasi
maupun
manipulasi
lingkungan.
3. Hasil dan Pembahasan
merupakan
tanah
Implementasi pencegahan malaria di
diperbolehkan
wilayah endemis malaria dimulai sejak
perlakuan. Seandainya memang tetap
masa
pratugas
dilanjutkan pratugas,
di
di daerah
personel
untuk
Lahan adat
yang tidak
mendapatkan
homebase
dan
harus dilakukan perlu adanya ganti rugi
operasi.
Saat
dari pihak Satgas pamtas kepada pihak
melaksanakan
yang lahannya mendapat perlakuan.
pemeriksaan kesehatan dari Kesdam III/Siliwangi sesuai dengan Buku Petunjuk 48 | Jurnal Prodi Manajemen Bencana | April 2017 | Volume 3 Nomor 1
3.1 Kebijakan Pencegahan Malaria Kerjasama
antara
pihak
personel, klasifikasi penderita malaria, dan
tindakan perawatan dan pengobatan, dan
Kemenkes RI dibuktikan dengan adanya
tindakan untuk personel yang terjangkit
Kerma/12/IV/2011 tanggal 25 April 2011
malaria.
tentang
dibahas secara sekilas pada tugas dan
Pengendalian
TNI
Malaria
di
Upaya
pencegahan
Lingkungan TNI. Selanjutnya diwujudkan
tanggung
melalui pembentukan Buku Petunjuk
dilanjutkan dengan petunjuk teknisnya.
Lapangan
3.2 Peran Unsur Kesehatan TNI
Pengendalian
Malaria
di
jawab
personel
hanya
tidak
Lingkungan TNI sesuai dengan Peraturan
Pada saat pratugas
Panglima TNI No. Perpang/135/XI/2011
Pihak
tanggal 15 November 2011. Buku Petunjuk
Ditkesad
Lapangan ini ditujukan untuk memberikan
memberikan berbagai dukungan kepada
pedoman
yang
personel Satgas pamtas Yonif 323/Raider
melaksanakan tugas operasi di daerah
melalui pemeriksaan kesehatan personel
endemis malaria, tercakup di dalamnya
dan penyuluhan mengenai pencegahan
mengenai pengenalan siklus malaria,
malaria.
pencegahan
dan
melaksanakan tugas ke daerah endemis
penatalaksanaan malaria. Secara jelas
malaria seharusnya melaporkan riwayat
juga dijabarkan mengenai peran personel
malaria
TNI dalam pengendalian malaria.
sehingga dapat menjadi pertimbangan
pada
prajurit
malaria,
Buku petunjuk lapangan tidak dapat
Puskes
TNI
dan
dengan
Kesdam
Personel
pada
bantuan
III/Siliwangi
yang
personel
akan
kesehatan
pada saat penempatan personel di pos
tersalurkan kepada personel yang akan
pengamanan.
melaksanakan
karena
terinfeksi malaria sebelumnya biasanya
keterbatasan dana. Untuk itu, personel
akan terbentuk imunitas sehingga akan
kesehatan
lebih tahan terhadap infeksi malaria
operasi
Satgas
pamtas
Yonif
323/Raider membuat kebijakan mengenai malaria
yaitu
dengan
dibentuknya
pernah
Personel satgas juga mendapatkan penyuluhan
Pos dengan nomor Protap/34/VIII/2014.
malaria
saat di daerah operasi isinya membahas
yang
(Kemenkes RI, 2014).
Prosedur Tetap Penanganan Malaria di
Protap tersebut digunakan pada
Orang
mengenai
tetapi
penyuluhan.
tidak
Penyuluhan
pengendalian ada
media
pencegahan
secara preventif dengan menggunakan
mengenai tugas dan tanggung jawab Strategi Pencegahan Malaria Pada Prajurit TNI AD … | Berwi Fazri, Heridadi dan Ben Yura | 49
repellent yang mengandung 30-35% DEET
kesehatan
dan
pengurangan sumber penyakit. (Achmadi
penyemprotan
Residual
Spray
dengan
(IRS).
Indoor
Sementara
dukungan obat- obatan yang diberikan
lingkungan
dengan
U.F., 2011). Penelitian
ini
bertujuan
untuk
tidak meliputi obat profilaksis malaria
mengetahui lokasi tempat perindukan
untuk personel. Hal ini tidak sesuai
nyamuk dan cara hidup nyamuk vektor
dengan manajemen pencegahan malaria
Anopheles sp. sehingga dapat diatasi
yang dianjurkan oleh Kemenkes RI.
dengan
Pada saat di daerah operasi
(binomik). Bila
menganalisis
cara
hidupnya
diketahui
nyamuk
tidak
Anopheles sp. yang berada di sekitar pos
mendapatkan dukungan cairan insektisida
pengamanan lebih menyerang hewan
permethrin untuk pakaian sehari-hari.
dibandingkan
Personel hanya mendapatkan bantuan
diantisipasi
untuk pengendalian secara fisik yaitu 3
hewan di antara tempat perindukan dan
stel PDL PF, sebo, dan lotion anti nyamuk
pos pengamanan. Hal ini dimaksudkan
yang mengandung 30-35% DEET. Personel
sebagai cattle barrier untuk mengurangi
tidak
risiko gigitan nyamuk terhadap personel
Personel
Satgas
pamtas
mendapatkan
obat
profilaksis
manusia dengan
maka
adanya
dapat kandang
antimalaria pada 6 bulan pertama di
Satgas pamtas.
daerah
3.3 Peran Komandan Satgas pamtas
operasi
Kemenkes
RI
padahal adalah
anjuran
penggunaan
Wilayah
operasi
Satgas
pamtas
profilaksis doksisiklin 100mg/hari selama
merupakan endemis malaria yang dapat
paling lama 6 bulan kemudian diganti
dikatakan sebagai ancaman nirmilter.
dengan profilaksis lainnya.
Dansatgas menyatakan bahwa keadaan
Pihak
Ditkesad
melaksanakan
kesehatan personel sangat berpengaruh
identifikasi Anopheles sp. yang berada di
terhadap
wilayah
malaria
pos
kekuatan
pamtas
dapat
yang
digunakan
untuk
menjadi ancaman dari keamanan nasional
pemetaan vektor malaria di wilayah
karena sesuai dengan teori Lee & Collin
Indonesia. Hal ini merupakan langkah
(2010) yaitu berdampak pada lintas batas
awal
negara antara
untuk
akan
pengendalian
sumber
penyakit malaria sesuai dengan teori
Satgas
Kasus
pengamanan
selanjutnya
pada
pasukan.
RI-PNG, menimbulkan
ancaman akut dalam jangka waktu relatif
50 | Jurnal Prodi Manajemen Bencana | April 2017 | Volume 3 Nomor 1
cepat, dan menimbulkan risiko untuk
Komandan
kelompok strategis dalam hal ini personel
mempunyai
Satgas pamtas.
pemantauan secara langsung, untuk itu
Pada saat pratugas
strategi yang dilakukan untuk pemastian
Saat
implementasi pencegahan dilaksanakan
di
homebase, komandan telah
memiliki
waktu
khusus
untuk
satuan
tugas
tentunya
keterbatasan
untuk
melalui jalur komando.
penyampaian tugas dan lainnya pada saat
3.4 Peran Tenaga Kesehatan Satgas
am komandan. Pengarahan pada saat jam
pamtas
komandan
Pada saat pratugas
lebih
ditekankan
pada
pelaksanaan tugas sehingga tidak terjadi
Personel
pelanggaran dan hal yang tidak diinginkan
keseluruhan memiliki kompetensi dasar
lainnya. Strategi utama yang digunakan
medis sehingga dilakukan pembekalan
untuk pencegahan malaria ini adalah
mengenai
mengenai doktrin pengendalian malaria
pembekalan dasar kesehatan selama 2
yang
bulan di Puskesmas Langen. Hal ini
disampaikan
pada
saat
jam
komandan secara berulang. Strategi
yang
kesehatan
tidak
penanganan
secara
medis
dan
merupakan suatu peningkatan kapasitas
digunakan oleh
komandan merupakan penerapan dari
dari personel kesehatan. Sesuai dengan Kep. Menkes RI
teori behaviorisme Ivan Pavlov melalui
Nomor
perencanaan kondisi disiplin personel
Pedoman Pelatihan Malaria seharusnya
untuk
personel
pencegahan
malaria dengan
043/Menkes/SK/I/2007
kesehatan
tentang
memiliki
asosiatif stimulus-respons. Teori classic
pengetahuan (knowledge), keterampilan
conditioning ini perlu dilakukan secara
(skills), dan perubahan perilaku (attitude)
bertahap
untuk
dan
mendapatkan
hasil
berulang yang
untuk diinginkan
mendukung
pengendalian malaria.
(Malone, 1991)
Pada saat di daerah operasi
Pada saat di daerah operasi
Personel
Komandan
melalui
pelaksanaan
kesehatan
memberikan
dantonkes
penyegaran kembali kepada personel
melaksanakan kerjasama dengan pihak
Satgas pamtas mengenai pencegahan
kesehatan untuk pemberian pemahaman
malaria.
mengenai malaria kepada anggotanya.
kembali mengenai pencegahan malaria
Adapun
upaya
pengingatan
Strategi Pencegahan Malaria Pada Prajurit TNI AD … | Berwi Fazri, Heridadi dan Ben Yura | 51
hanya dapat dilakukan secara verbal
perwujudan penanggulangan malaria. pos
tanpa adanya dukungan media edukasi.
terkadang mendapatkan bantuan berupa
Sesuai
pedoman
manajemen
cairan infus serta obat-obatan untuk
malaria dari Kemenkes RI tahun 2014,
malaria. Pos Ramil Muaratami juga pernah
penyemprotan yang efektif adalah dua
melakukan kerjasama untuk pengecekan
bulan sebelum puncak kejadian malaria.
sediaan darah pada personel terduga
Tidak adanya pendukung data kejadian
malaria sehingga terdapat peningkatan
malaria dari Satgas pamtas sebelumnya
kapasitas dari personel kesehatan pos.
menjadikan fogging Indoor Residual Spray
3.5 Peran Prajurit Satgas pamtas
(IRS). dilaksanakan secara rutin setiap 2
Pada saat pratugas
minggu
dari
Personel Satgas pamtas mendapatkan
penyemprotan dapat dipertanyakan baik
penyuluhan mengenai malaria baik dari
dari cara penyemprotan dan waktu
dokter
penyemprotan.
III/SIliwangi
sekali.
Efektivitas
Pelaksanaan
fogging
batalyon pada
ataupun
Kesdam
pratugas.
Personel
dalam frekuensi sering dikhawatirkan
memahami bahwa belum ada vaksin
justru menimbulkan resistensi insektisida
untuk malaria dan dibutuhkan kesadaran
Dantonkes dan personel kesehatan
diri
masing-masing
personel
untuk
melaksanakan tanggung jawabnya untuk
pencegahannya.
pemastian
kelambu
pengalaman beberapa komandan kompi,
berinsektisida dan lotion antinyamuk
personel secara swadaya juga sudah
pada setiap personel Satgas pamtas.
membawa bekal tambahan vitamin untuk
Personel
pemeliharaan kesehatan.
penggunaan
kesehatan
juga
melakukan
pengecekan pemasangan kassa nyamuk
Penyuluhan
Sesuai
arahan
mengenai
dan
cairan
pada setiap pos pengamanan sehingga
insektisida untuk pakaian juga cukup
risiko masuknya vektor penularan dapat
mempengaruhi
dicegah. Hal lain yang dilakukan adalah
personel untuk membawa cairan tersebut
adanya
secara swadaya karena tidak didukung
kemitraan
dengan
dinas
kesehatan setempat.
kesadaran
sebagian
oleh batalyon ataupun Puskes TNI. Selain
Terdapat pos pengamanan yang
itu, personel juga membawa tambahan
bersebrangan dengan puskesmas Muara
lotion anti nyamuk karena jumlah bekal
Tami yaitu Pos Ramil Tami. Untuk itu
dukungan sangat terbatas.
dapat
dilakukan
kemitraaan
sebagai
52 | Jurnal Prodi Manajemen Bencana | April 2017 | Volume 3 Nomor 1
Pada saat di daerah operasi
Personel
kesehatan
juga
Pemberian PDL PF dan lotion anti nyamuk
melaksanakan pemeliharaan kebugaran
memang telah didukung oleh Puskes TNI
tubuh dengan olahraga sore namun yang
tetapi
tidak
tidak
selamanya
personel
disadari
oleh
personel
menggunakan pakaian tersebut dalam
kebiasaan
kegiatan sehari-hari sementara tidak ada
berolahraga.
dukungan
melaksanakan olahraga menjelang waktu
cairan
insektisida
untuk
pakaian sehari-hari.
bertelanjang
yaitu
dada
Personel
saat selesai
maghrib dan biasanya tidak langsung
Hal ini sangat berbeda dengan
melakukan pembersihan diri. Personel
perbekalan angkatan laut Virginia yang
beristirahat
mendapatkan
berlapis
bertelanjang dada dan kaki yang lembab.
permethrin dan pakaian harian yang telah
Waktu tersebut merupakan waktu utama
direndam dalam 40% permethrin (Navy
nyamuk vektor penularan malaria keluar
and Marine Corps Public Health Center,
dari tempat perindukan.
2011).
bekal
PDL
Penggunaan
PDL
berlapis
Sesuai
sejenak
dalam
dengan
teori
keadaan
promosi
permethrin pada tentara Thailand yang
kesehatan, yang sangat berpengaruh
bertugas di perbatasan Kamboja dan Laos
yaitu manajemen lingkungan. Lingkungan
memperlihatkan
pengurangan
di wilayah operasi pamtas sebagian besar
gigitan nyamuk vektor penularan hingga
berupa rawa kering ataupun hutan liar.
84% (Eamsila, Frances, & D., 1994).
Personel
Satgas
kesulitan
untuk
hasil
Penggunaan permethrin sebaiknya
pamtas
memiliki
melaksanakan
hal
tidak hanya pada bekal kelambu yang
tersebut terkait dengan masalah wilayah
diberikan
personel
di sekitar lokasi pamtas bukan merupakan
tentunya lebih banyak dilakukan di luar
milik Satgas pamtas. Hal ini juga belum
ruangan daripada waktu beristirahat.
tentu berhasil karena sebagian besar
Peran
wilayah dianggap sebagai tanah adat
karena
dari
komandan
Strategi diberikan
personel sangat
pemantauan
aktivitas
kesehatan dan
diperlukan
disiplin
melalui setiap
untuk
(Hak Ulayat) dan pada lokasi tersebut
perseorangan.
tidak boleh ada perlakuan apapun kecuali
penekanan jam
yang
komandan
seharusnya dapat menjadi kesadaran bagi personel untuk pencegahan malaria.
dengan
pembayaran
dalam
jumlah
tertentu. Perubahan suhu dan kelembaban lingkungan tentunya akan mempengaruhi
Strategi Pencegahan Malaria Pada Prajurit TNI AD … | Berwi Fazri, Heridadi dan Ben Yura | 53
binomik dari vektor nyamuk. Suhu dan
Pemakaian
profilaksis
juga
kelembaban yang meningkatkan akan
disarankan pada pengiriman pasukan ke
meningkatkan aktivitas nyamuk untuk
luar negeri dengan daerah berisiko
melakukan perkawinan, siklus hidup lebih
malaria sesuai dengan Medical Support
pendek sehingga kepadatan nyamuk akan
Manual
meningkat dan jangkauan daerah operasi
Operations yaitu dengan menggunakan
yang lebih luas sehingga berdampak pada
Doksisiklin 100mg per hari untuk
tingkat
pertama dan Meflokuin
infektivitas
nyamuk
pada
komunitas (Hadisaputro, 2009).
United
Peacekeeping
lini
250mg per
minggu (Lariam) sebagai lini kedua untuk personel dengan defisiensi Glukosa 6
3.6 Upaya Profilaksis Anjuran
for
profilaksis
malaria
yang
Phospat.
disarankan pada saat ini yaitu Doksisiklin
Tidak
100mg namun tidak masuk ke dalam obat
menjadikan
program (Kemenkes RI, 2014). Puskes TNI
kebiasaan
tidak
dukungan
malaria dengan menggunakan rebusan
profilaksis pada personel Satgas pamtas
akar kuning dan daun pepaya. Selain itu,
dikarenakan
obat
personel juga mengolesi tubuh dengan
profilaksis di dalam program padahal
tumbukan daun sereh dengan harapan
daerah operasi diketahui
menghindari gigitan nyamuk.
lagi
memberikan
tidak
masuknya
merupakan
adanya
obat
personel lokal
profilaksis mengadopsi
untuk
pencegahan
daerah endemis malaria. Penggunaan
4. Simpulan dan Saran
doksisilin hanya diperbolehkan hingga
Simpulan
waktu 6 bulan sementara masa tugas
1. Strategi yang dilakukan oleh pihak TNI-
Satgas pamtas adalah 9 bulan. Setiap melaksanakan
personel perjalanan
yang ke
AD untuk pencegahan malaria yaitu akan wilayah
melalui pencegahan
doktrin malaria
pelaksanaan yang
selalu
endemis malaria sebaiknya mendapatkan
diberikan pada saat jam komandan dan
profilaksis antimalaria. Hal ini termasuk di
pemantauan kesehatan melalui jalur
dalam persyaratan pada saat pratugas
komando. Selain itu juga dilakukan
untuk penjaminan kesehatan bagi militer
penelitian mengenai pemetaan vektor
yang akan melaksanakan tugas ke wilayah
penularan malaria Anopheles sp. oleh
endemis (Magill, 2015).
pihak Ditkesad.
54 | Jurnal Prodi Manajemen Bencana | April 2017 | Volume 3 Nomor 1
2. Terdapat beberapa kesenjangan antara pedoman
dan
3. Perlu dibuatnya suatu sistem pelaporan
implementasi
terpadu ke pihak atas dari Satgas
pencegahan malaria saat di homebase
pamtas sehingga didapatkan track
dan di daerah operasi. Kebijakan
record kejadian malaria dari setiap
Puskes TNI melalui Buku Petunjuk
pergantian Satgas pamtas.
Lapangan Pengendalian Malaria tidak
4. Dengan adanya track record kejadian
tersalurkan kepada personel Satgas
maka
pamtas.
untuk
dengan pihak kesehatan setempat.
seperti
Kerjasama dengan pihak Direktorat
Disiplin
pencegahan
personel
malaria
dapat
dilakukan
penggunaan kelambu dan lotion anti
Topografi
nyamuk masih jauh dari tujuan karena
pembuatan Peta Wilayah Endemisitas
tidak
Malaria.
adanya
media
penyuluhan.
Pencegahan secara preventif juga jauh
5.
Perlu
Angkatan
kerjasama
adanya
Darat
dukungan
untuk
untuk
dari maksimal karena kurangnya bekal
perbaikan sistem hunian pada setiap
dukungan cairan insektisida dan tidak
pos.
efektifnya Indoor Residual Spray (IRS).
b. Kemenkes RI
Kesenjangan utama yang ditemui saat
1. Perlu adanya pendampingan dari
di daerah operasi adalah manajemen
Kemenkes
lingkungan yang sulit dilaksanakan
kemitraan dari pihak Satgas pamtas.
karena berbenturan dengan hukum
2.
Perlu
RI
adanya
untuk
peningkatan
pelatihan
tenaga
adat (hak ulayat). Selain itu, personel
kesehatan TNI berupa pelatihan juru
juga tidak mendapatkan profilaksis anti
pemantau
malaria saat pratugas maupun di
pemeriksaan mikroskopis.
nyamuk
dan
kualifikasi
daerah operasi. Saran
Daftar Pustaka
a. Puskes TNI 1. Perlu adanya peningkatan dukungan cairan anti nyamuk untuk pakaian personel. 2.
Perlu
adanya
media
konsultasi,
informasi, dan edukasi dalam bentuk
Achmadi, U. F. 2011. Dasar-dasar Penyakit Berbasis Lingkungan. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Bapenas. 2012. Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di Inonesia 2011. Jakarta: Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional.
visual seperti poster dan leaflet. Strategi Pencegahan Malaria Pada Prajurit TNI AD … | Berwi Fazri, Heridadi dan Ben Yura | 55
Eamsila, C., Frances, S., & D., S. 1994. Evaluation of Permethrin-Treated Military Uniform for Personal Protection Against Malaria in Norteastern Journal of the America Mosquito Control Association, 10, 515-521.
Hadisaputro, S. 2009. Global Warming and Incidence of Tropical Infectious Diseases . Kongres Nasional Petri XV, 30-40. Heridadi. 2013. Aspek Pertahanan Biologi (Biodefense) pada Penugasan Operasi Prajurit TNI di Luar Negeri. Yogyakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada. Kemenkes RI. 2013. Profil Kesehatan Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kemenkes RI. 2014. Pedoman Manajemen Malaria. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 043/Menkes/SK/I/2007 tentang Pedoman Pelatihan Malaria. Knowlton, N. 2015. Malaria and Security: More than a matter of health. In J. Youde, & S. Rushton, Routledge Handbook of Global Helath Security (p. 163). Oxon: Routledge. Lee, K., & Collin, J. 2010. Global Change and Health. London: London School of Hygiene and Tropical Medicine. Mabes TNI. 2012. Buku Petunjuk Pemeriksaan Kesehatan/ Uji Badan Calon/ Anggota TNI-AD. Jakarta. Malone, J. C. 1991. Theories of learning: a historical approach. California: Belmont.
Miles, M., & Huberman, A. 1984. Qualitative Data Analysis: A SourceBook of New Methods. California: SAGE Publications. Navy and Marine Corps Public Health Center. 2011. Pocket Guide to Malaria Prevention and Control. Virginia: Navy and Marine Corps Public Health Center. Obama, B. 26 September 2014. Remarks by the President at Global Health Security Agenda Summit. diakses dari The White House https://www.whitehouse.gov/thepress-office/2014/09/26/remarkspresident-global-health-securityagenda-summit pada 7 Agustus 2015 pukul 19.32 WIB. Puskes TNI. 2011. Buku Petunjuk Lapangan Pengendalian Malaria di Lingkungan TNI. Jakarta: Markas Besar TNI. Sardjono, T. W. 2009. Strategi Penanggulangan dan Pencegahan Penyakit Parasitik di Masyarakat. Majalah Kedokteran Indonesia, Volume 59, Nomor 7 Juli 2009, 297 301. Sorontou, Y. 2013. Ilmu Malaria Klinik. Jakarta: EGC Penerbit BukuKedokteran. Sutanto, I., Tjahjono, B., Basri, H., Taylor, W. R., Putri, F. A., Meilia, R. A., Setiabudy, Rianto., Nurleila, Siti., Ekawati, Lenny L. 2012. Randomized, Open Label Trial of Primaquine against Vivax Malaria Relapse in Indonesia. ASM Journal, 1129-1130. WHO. 2015. Guidelines for Treatment of Malaria. Geneva: WHO Library Cataloguing.
56 | Jurnal Prodi Manajemen Bencana | April 2017 | Volume 3 Nomor 1