UNIVERSITAS INDONESIA
PROFITABILITAS DAN SOLVABILITAS PT. ASURANSI BINA DANA ARTHA PERIODE TAHUN 2008-2012
TUGAS KARYA AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ilmu Administrasi
MACARIO MARXAL 1106134152
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI PROGRAM SARJANA EKSTENSI DEPOK JULI, 2014
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas kekuatan,perlindungan, berkah dan limpahan kasih-Nya penyusunan skripsi ini dapat selesai dengan baik.penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana ilmu administrasi dari Program Ekstensi Ilmu Administrasi Niaga Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia. Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1.
Dr. Arie Setiabudi Soesilo, M.Sc.selaku DEKAN Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.
2.
Dr. Roy Valiant Salomo, M.Sos.Sc Selaku ketua Departemen Ilmu Administrasi Sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia
3.
Dr. Retno Kusumastuti, M.Si. selaku Ketua Program Ilmu Administrasi Sarjana Ekstensi FISIP UI dan dosen pembimbing. Terima kasih telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membantu penulis dalam menyusun tugas akhir skripsi ini.
4.
Eko Sakapurnama, S.Psi., MBA selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Niaga Sarjana Ekstensi FISIP UI
5.
Ir. Bernardus Yuliarto Nugroho MSM.,PhD selaku dewan penguji ahli pada sidang yang memberikan masukan dalam tahap perbaikan skripsi ini,
6.
Milla Sepliana Setyowati S.Sos., M.Ak selaku ketua sidang yang memberikan masukan dalam tahap menyusun tugas karya akhir ini.
7.
Prima Nurita Rusmaningsih S.A.P., M.A.selaku sekretaris sidang yang telah memberikan masukan dan nasehat-nasehat yang sangat berharga selama sidang,
8.
Annie Louise, Marlen Manurung dan Monique Alxari dan seluruh keluarga yang selalu mendoakan dan memberi dukungan kepada penulis,
iii Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
9.
Seluruh Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan bekal ilmu selama penulis berkuliah di Universitas Indonesia,
10. Teman–teman satu bimbingan, Nurul Arfianty Azhar dan Itha Dillasari yang telah bersama–sama berjuang dan saling membantu dalam pengerjaan Tugas akhir ini dari awal sampai akhir 11. Teman-teman group “ The Bajigurista “, Abud, Azis, Adzan, Ekky, beler, Mely, dan Siska yang telah memberikan segala bentuk bantuan baik moril dan materiil sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 12. Teman-teman dari Administrasi Niaga 20011 Penyetaraan 36, Kemal, Ayu, Tenti, Bety, Zita, Nanda, Vina yang telah membantu dan berkerja sama dari semester 1 sampai akhir. 13. Seluruh teman-teman Administrasi Niaga Sarjana Ekstensi angkatan 2011 dan 2012 yang tidak bisa penulis tuliskan satu persatu yang telah memberikan dukungan serta bantuan dalam menyelesaikan tugas akhir ini. 14. Teman-teman lainnya, Rizky Yudha Peol, Irsyad, Ochi, Bagong, Mas Min, Triamy, Ryan dan 15. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu oleh penulis yang 16. telah membantu penulis dalam menyusun skripsi ini dari awal sampai akhir. Dalam penyusunan penulis juga menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih belum dapat dikatakan sempurna dan masih banyak kekurangan. Akhir kata, semoga Tuhan YME senantiasa melimpahkan karunia-Nya dan membalas segala amal budi serta kebaikan pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan tugas akhir ini dan semoga memberikan manfaat bagi pihak-pihak baik teman maupun masyarakat luas.
Depok, 7 Juli 2014
Macario Marxal
iv Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
ABSTRAK Nama Program Studi Judul Skripsi
: Macario Marxal : Ilmu Administrasi Niaga : Profitabilitas dan Solvabilitas PT. Asuransi Bina Dana Artha Periode Tahun 2008-2012
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menganalisis profitabilitas dan solvabilitas Perusahaan Asuransi Bina Dana Artha dan Perusahaan Panin Insurance. Perusahaan yang pertama menjadi objek penelitian dan yang kedua akan menjadi benchmark. Sampel dari penelitian ini adalah Perusahaan Bina Dana Artha dan Perusahaan Panin Insurance. Data yang digunakan adalah data dari laporan keuangan dari kedua perusahaan tersebut dari tahun 2008-2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas Perusahaan Abda cukup baik, hal tersebut karena di tahun-tahun tersebut mereka meraih keuntungan yang cukup signifikan. Namun jika dibandingkan dengan Panin profitabilitas dari Abda masih dibawah, hal tersebut dirasa wajar karena Panin masuk dalam daftar 3 besar perusahaan asuransi menurut sumber dari majalah investor. Sedangkan untuk masalah solvabilitasnya, Abda dapat dikatakan sebagai perusahaan yang solvabel, hal tersebut dikarenakan rasio-rasionya yang positif dan hal tersebut berarti Asetaset dan Modal Abda dapat menutupi seluruh hutangnya pada tahun-tahun tersebut. Namun jika dibandingkan dengan Panin, rasio solvabilitas Abda lebih besar, hal tersebut berarti Aset dan Modal Abda yang dibiayai hutang lebih besar dari Aset dan Modal Panin yang dibiayai hutang. Kata kunci : rasio keuangan, profitabilitas, solvabilitas
vi
Universitas Indonesia
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
ABSTRACK Name Study Programme Title
: Macario Marxal : Business Administration : Profitability and Solvency of The Asuransi Bina Dana Artha 2008-2012 Period
The main objective of this study was to analyze the profitability and the solvency of two company. The first company is use for the subject of the research, and another one is for the benchmark of the research. We use Asuransi Bina Dana Artha Company as known as Abda and Panin Insurance Company as the sample of this research. The Data of this research is using a financial statement of those companies from 2008-2012 period. The result of the research shows that the Abda profitability is quite qood, because of the respective years they gain some significant profit. But compared to the benchmark of the research, the Abda Company profitability is still beyond the profitability of Panin Company, that result was reasonable because the Panin Company listed as the 3rd Insurance company of the year of 2012, according to the “Majalah Investor”. Meanwhile for the solvencies of Abda, the company declared as a solvable company, because of the solvencies ratio was positive, which means the asset and capital of the Abda company can cover all the liabilities of the respective years. But if it compared to the Panin as the benchmark company, the solvencies ratio of the abda was higher than Panin solvencies ratio. It means the asset and capital of Abda which funded by liabilities more than the asset and capital funded by the lieabilites of Panin. Keywords : financial ratios, profitability, solvencies
vii
Universitas Indonesia
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................. HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS.................................. ...................i LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................................ii KATA PENGANTAR............................................................................................iii LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI...............................................................v ABSTRAK.......................................................................................................................vi DAFTAR ISI.........................................................................................................viii DAFTAR TABEL...........................................................................................................x DAFTAR GRAFIK...............................................................................................xi DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xii BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................1 1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................................1 1.2 Permasalahan ..............................................................................................9 1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................9 1.4 Manfaat Penulisan.......................................................................................9 1.5 Metode Penelitian .....................................................................................10 1.5.1 Pendekatan Penelitian .....................................................................10 1.5.2 Jenis Penelitian................................................................................10 1.5.2.1 Jenis Penelitian Berdasarkan Tujuan Penelitian.................10 1.5.2.2 Jenis Penelitian Berdasarkan Manfaat Penelitian...............11 1.5.2.3 Jenis Penelitian Berdasarkan Dimensi Waktu....................11 1.5.2.4 Jenis Penelitian Berdasarkan Teknik Pengumpulan Data ..12 1.5.3 Populasi dan Sampel .......................................................................12 1.5.4 Teknik Analisis......................................................................................13 1.6 Sistematika Penulisan ...............................................................................13 BAB 2 TINJAUAN LITERATUR DAN KERANGKA TEORI ......................15 2.1 Asuransi ....................................................................................................15 2.2 Analisis Rasio Keuangan ..........................................................................16 2.2.1 Solvabilitas ........................................................................................18
viii
Universitas Indonesia
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
2.2.2 Profitabilitas ......................................................................................20 2.3 Tinjauan Literatur .....................................................................................23 BAB 3 ANALISIS PROFITABILITAS DAN SOLVABILITAS PT. ASURANSI BINA DANA ARTHA PERIODE 2008-2012...................26 3.1 Gambaran Perusahaan...............................................................................26 3.2 Analisis Rasio Keuangan ..........................................................................28 3.2.1 Rasio Profitabilitas..........................................................................29 3.2.1.1 Return On Asset .................................................................29 3.2.1.2 Return On Equity................................................................32 3.2.1.3 Net Profit Margin ...............................................................34 3.2.2 Rasio Solvabilitas............................................................................37 3.2.2.1 Debt to Equity Ratio...........................................................37 3.2.2.2 Debt to Asset Ratio.............................................................39 3.3 Analisis Gabungan Rasio Solvabilitas dan Rasio Profitabilitas.................43 BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................44 4.1 Kesimpulan ...............................................................................................44 4.2 Saran .........................................................................................................44 DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................45
ix
Universitas Indonesia
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1
Tingkat Kecelakaan di Indonesia Tahun 1992-2012.......................1
Tabel 1.2
Pertumbuhan Perusahaan Asuransi Tahun 2008-2012.............5
Tabel 3.1
ROA Perusahaan Abda dan Perusahaan Panin 2008-2012...........30
Tabel 3.2
ROE Perusahaan Abda dan Perusahaan Panin 2008-2012............32
Tabel 3.3
NPM Perusahaan Abda dan Perusahaan Panin 2008-2012...........35
Tabel 3.4
DER Perusahaan Abda dan Perusahaan Panin 2008-2012.......37
Tabel 3.5
DAR Perusahaan Abda dan Perusahaan Panin 2008-2012......40
Tabel 3.6
Gabungan Rasio Profitabilitas dan Solvabilitas Perusahaan Abda Insurance dan Perusahaan Panin 2008-2012..................................42
x
Universitas Indonesia
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
DAFTAR GRAFIK
Grafik 3.1
Grafik Rasio ROA Perusahaan Abda dan Panin 2008-2012..........31
Grafik 3.2
Grafik Rasio ROE Perusahaan Abda dan Panin 2008-2012..........34
Grafik 3.3
Grafik Rasio NPM Perusahaan Abda dan Panin 2008-2012.........36
Grafik 3.4
Grafik Rasio DER Perusahaan Abda dan Panin 2008-2012.........37
Grafik 3.5
Grafik Rasio DAR Perusahaan Abda dan Panin 2008-2012.........39
xi
Universitas Indonesia
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Income Statement PT. Abda Tahun 2009-2012 Lampiran 2 Balance Sheet PT. Abda Tahun 2009-2012 Lampiran 3 Balance Sheet PT Abda Tahun 2008
xii
Universitas Indonesia
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan industri masyarakat di Indonesia tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dan teknologi dalam kehidupan manusia, dimana dengan semakin
terbatasnya
sumber-sumber
kebutuhan
manusia
dalam
usaha
meningkatkan kemakmuran, maka bertambah besar usaha manusia untuk mengamankan baik atas diri atau keluarga mereka serta harta miliknya dari peristiwa-peristiwa yang dapat menimbulkan kerugian atau menyebabkan gangguan dalam mencapai tujuan hidup mereka (Augustyn, 2011). Dalam perkembangannya,
usaha
asuransi
belum
begitu
diperhitungkan
dalam
mempersiapkan masa depan keluarga apabila terjadi sesuatu kepada tulang punggung mata pencaharian. Hal tersebut dapat dikatakan wajar karena usia industri asuransi masih terbilang muda, tetapi bukan berarti terlambat untuk memasukkan asuransi dalam pertimbangan risiko kematian atau kecelakaan yang mungkin terjadi. Perlunya asuransi sebagai usaha proteksi bagi keluarga ditunjukkan pada Tabel 1.1, yang memaparkan bagaimana pertumbuhan tingkat kecelakaan yang ada di Indonesia. Tabel 1.1 Tingkat Kecelakaan di Indonesia Tahun 1999-2012 Tahun
Jumlah
Korban Mati
Luka Berat
Luka Ringan
Kerugian Materi (dalam
Kecelakaan
jutaan rupiah)
1992
19.920
9.819
13.363
14.846
15.077
1993
17.323
10.308
11.453
13.037
14.714
1994
17.469
11.004
11.055
12.215
16.544
1995
16.510
10.990
9.952
11.873
17.745
1996
15.291
10.869
8.968
10.374
18.411
1997
17.101
12.308
9.913
12.699
20.848
Universitas Indonesia
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
2
Lanjutan tabel 1.1 Tahun
Jumlah
Korban Mati
Luka Berat
Luka Ringan
Kerugian Materi (dalam
Kecelakaan
jutaan rupiah)
1998
14.858
9.819
8.878
10.609
26.941
1999
12.675
10.038
7.329
9.385
32.755
2000
12.649
11.004
7.100
9.518
36.281
2001
12.791
10.869
6.656
9.181
37.617
2002
12.267
12.308
6.012
8.929
41.030
2003
13.399
11.894
6.142
8.694
45.778
2004
17.732
9.856
6.983
12.084
53.044
2005
91.263
16.115
35.891
51.317
51.556
2006
87.020
15.762
33.282
52.310
81.848
2007
49.553
16.955
20.181
46.827
103.289
2008
59.164
20.188
23.440
55.731
131.207
2009
62.960
19.979
23.469
62.956
136.285
2010
66.488
19.873
26.196
63.809
158.259
2011
108.696
31.195
35.285
108.945
217.435
2012
117.949
29.544
39.704
128.312
298.627
Sumber: Situs BPS.go.id, 2012, diolah peneliti, 2014
Dari Tabel 1.1 diatas menunjukkan bahwa tingkat kecelakaan di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun dan dalam tahun 2011 dan 2012 menunjukkan adanya kenaikan angka yang tinggi dari tahun-tahun sebelumnya. Dari tahun 2010 ke tahun 2011 tingkat kecelakaan di Indonesia naik sebesar 63,48% dari 66.488 orang menjadi 108.696 orang. Hal tersebut membuktikan bahwa asuransi aspek yang perlu dipertimbangkan ditengah banyaknya kecelakaan yang ada di Indonesia. Asuransi
berasal
dari
bahasa
Belanda,
assurantie
yang
artinya
pertanggungan,dan dari istilah tersebut lalu timbul istilah assuradeur yang ditujukan bagi penanggung, sedangkan geassureerde yang ditujukan untuk tertanggung. Istilah assurantie sesungguhnya dari bahasa latin yaitu assecurare
Universitas Indonesia
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
3
yang artinya meyakinkan orang, sedangkan dalam bahasa Inggris menjadi insurance dan assurance yang berarti pertanggungan. Kedua istilah tersebut sebenarnya memiliki pengertian yang berbeda, insurance berarti menanggung sesuatu yang mungkin atau tidak mungkin terjadi, sedangkan assurance berarti menanggung yang pasti terjadi, yang selanjutnya dikaitkan dengan masalah jiwa seseorang (Rivai, 2007 : 1002). Beberapa definisi asuransi dari berbagai sumber. Menurut KUHD pasal 246 adalah “Asuransi atau pertanggungan adalah pertanggungan dengan mana seorang penanggung mengikat dirinya kepada tertanggung dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian pada suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan diderita karena suatu peristiwa tak tertentu.” Menurut UU No.2 tahun 1992 adalah ”Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, yang mana pihak penanggung mengikat diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk pembayaran atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan”. Pengamat asuransi, Herris Simanjuntak dalam Republika tahun 2012, menjelaskan bahwa bila ada seseorang yang akan menderita secara finansial, misalnya meninggal, maka yang bersangkutan perlu melindungi jiwanya dengan memiliki asuransi jiwa. Membeli asuransi merupakan pengeluaran terbaik yang mungkin pernah dilakukan seseorang dalam memperhitungkan risiko dalam hidup. Pada saat musibah terjadi, memiliki asuransi jiwa sangat menolong untuk melunasi tagihan yang ada, melanjutkan bisnis keluarga, memenuhi kebutuhan finansial lain, seperti biaya pemakaman, pendidikan anak, maupun biaya hidup pasangan yang ditinggalkan di hari tua. Sudah banyak orang yang semakin sadar akan pentingnya suatu proteksi seperti asuransi dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari mahalnya biaya kesehatan bila kita jatuh sakit, sampai pada rawannya kecelakaan di sekitar kita yang tidak dapat kita kendalikan mulai dari kecelakaan lalu lintas, kebakaran dan sebagainya. Sekarang ini bila kita tidak memiliki
Universitas Indonesia
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
4
proteksi terhadapa hal-hal diatas tentunya akan membuat kita kesulitan di kemudian hari. Dari hal tersebut di atas, penting bagi kita mengambil asuransi sebagai proteksi. Usaha asuransi merupakan usaha jasa keuangan yang menghimpun dana masyarakat melalui pengumpulan premi asuransi untuk memberikan perlindungan kepada anggota masyarakat pemakai jasa asuransi terhadap kemungkinan timbulnya kerugian karena suatu peristiwa yang tidak pasti atau terhadap hidup atau meninggalnya seseorang, (Darmawi,2004). Usaha-usaha asuransi asuransi tersebut dilakukan oleh perusahaan/instansi asuransi, dimana perusahaan tersebut merupakan lembaga yang dirancang dan dibentuk sebagai lembaga pengambil alih dan penerima risiko. Perusahaan asuransi pada dasarnya menawarkan jasa proteksi sebagai bentuk produknya kepada masyarakat yang membutuhkan. Ada beberapa obyek yang dapat diasuransikan dalam suatu perjanjian kredit antara lain, asuransi jiwa, asuransi terhadap barang jaminan (agunan) atas risiko kehilangan barang, musnah karena terbakar, dan risiko tidak terbayarnya hutang oleh debitur, sehingga untuk itu perlu dilakukan penetapan asuransi yang disyaratkan dalam satu pasal pada perjanjian kredit, sehingga apabila terjadi risiko kepentingan kreditur tetap terlindungi. Pada modern ini kesadaran masyarakat akan pentingnya asuransi sebagai salah satu bentuk perlindungan diri terhadap berbagai ketidakpastian telah berkembang pesat. Hal tersebut diduga disebabkan oleh beberapa hal antara lain meningkatnya pendidikan masyarakat, pendapatan masyarakat, dan taraf kehidupan masyarakat. Perkembangan terhadap kesadaran berasuransi tersebut haruslah didukung oleh keberadaan perusahaan-perusahaan asuransi yang profesional dan terpercaya. Industri asuransi jiwa dan asuransi umum makin kompetitif seiring dengan terbukanya pasar seiring dengan implementasi Masyarakat Ekonomi Asean 2015.
Universitas Indonesia
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
5
Tabel 1.2 Tabel Pertumbuhan Perusahaan Asuransi Tahun 2008-2012 *Dalam triliun rupiah
Keterangan
2008
2009
2010
2011
2012
Aset
243,58
321,09
405,16
481,77
543,76
Investasi
211,47
283,22
356,07
419,73
500,12
Premi
90,31
106,45
125,07
150,60
174,33
Klaim
55,14
69,05
77,95
86,77
95,63
Sumber: bapepam.lk Tahun 2012, diolah peneliti.
Berdasarkan Tabel 1.2, perusahaan asuransi di Indonesia mengalami kemajuan tiap tahunnya. Jumlah aset, investasi, premi, klaim pada perusahaan asuransi mengalami kenaikan dalam periode 2007-2011. Kenaikan yang signifikan terjadi di tahun 2010 dimana aset perusahaan asuransi naik 33,33% lebih, dari 321,09 triliun ke 405,16 triliun. Menurut lembaga Fitch Ratings, pasar industri asuransi nasional cukup menjanjikan dan juga prospek pertumbuhan asuransi dalam jangka menengah dan jangka panjang stabil, bahkan bisa cukup atraktif. Hal itu disebabkan karena naiknya kesadaran masyarakat tentang risiko, serta naiknya pertumbuhan
kesejahteraan
masyarakat
di
Indonesia
(www.http://bisniskeuangan.kompas.com), 2012. Setiap perusahaan pasti ingin memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para stake holder dan dapat berjalan dalam jangka yang panjang (sustainable) termasuk pada perusahaan asuransi sebagai salah satu produk jasa keuangan. Adapun tujuan perusahaan antara lain untuk memperoleh keuntungan (profit), meningkatkan nilai perusahaan, dan untuk memuaskan kebutuhan masyarakat. Tercapainya tujuan tersebut ditentukan oleh kinerja perusahaan itu sendiri. Salah satu aspek penting yang selalu mendapat perhatian khusus dari setiap unsur perusahaan adalah keuangan perusahaan. Hal tersebut dapat terjadi karena perusahaan-perusahaan dihadapkan oleh persoalanpersoalan yang mendasar mengenai operasi perusahaan, yaitu seberapa besarnya perusahaan yang seharusnya dan berapa kecepatan pertumbuhan yang seharusnya, keputusan investasi yang harus dipertahankan oleh perusahaan dan bagaimana komposisi utang yang seharusnya, guna mempertahankan struktur finansial, (Kuswadi,2006).
Universitas Indonesia
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
6
Keuangan perusahaan umumnya meliputi semua aktivitas perusahaan yang bersangkutan dengan upaya mendapatkan dana yang dibutuhkan oleh perusahaan beserta usaha untuk menggunakan dana tersebut seefisien mungkin. Fungsi keuangan pada setiap badan usaha senantiasa menduduki tempat yang penting, karena keputusan-keputusan keuangan (finansial) amat sangat menetukan bagi keberhasilan dan kelangsungan badan usaha yang bersangkutan, oleh karena itu biasanya fungsi keuangan umumnya berada pada tingkatan atas suatu struktur organisasi. Vitalnya fungsi keuangan tersebut, tercermin dari rangkaian fungsi yang masing-masing dalam lingkup cakupannya, mulai dari upaya untuk mendapatkan dana (obtaining of funds), penggunaan dana (use of funds), sampai dengan pendekatan sistematik dalam internal manajemen tentang aliran dana (flow of funds) di dalam struktur perusahaan secara keseluruhan sehingga menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari fungsi keuangan. Dengan sendirinya, persoalan-persoalan yang fundamental bagi kelancaran operasional perusahaan dan eksistensi atau kelangsungan hidup perusahaan senantiasa menjadi fokus utama dari fungsi keuangan, (Sinuraya, 1998). Menurut Miswanto dan Eko Widodo ( 1998 : 80 ), kesehatan perusahaan dapat dilihat dengan cara menganalisa laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan ini digunakan untuk berbagai macam tujuan. Setiap penggunaan yang berbeda membutuhkan
informasi
yang
berbeda
pula.
Analisis
keuangan
yang
menghasilkan informasi tentang penilaian dan keuangan korporasi, baik yang telah lampau atau saat sekarang serta ekspektasinya di masa depan. Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengidentifikasi setiap kelemahan dari keadaan keuangan yang dapat menimbulkan masalah di masa yang akan datang serta menentukan setiap kekuatan yang menjadikan keunggulan perusahaan. Analisis laporan keuangan penting karena adanya tuntutan bagi perusahaanperusahaan terutama perusahaan asuransi sebagai lembaga keuangan jasa untuk mempunyai kinerja keuangan yang baik atau sehat sehinga dapat memberikan rasa aman dan kepuasan bagi pemakai asuransi khususnya dan masyarakat umumnya (Irvansyah, 2010). Penilaian suatu kinerja keuangan perusahaan bersumber pada laporan keuangan dapat diolah dengan menggunakan metode analisis rasio keuangan.
Universitas Indonesia
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
7
Laporan keuangan menghitung rasio-rasio keuangan untuk menilai kondisi keuangan suatu perusahaan baik di masa lalu dan di masa depan. Analisa dengan rasio keuangan akan memberikan pengukuran yang relatif pada suatu perusahaan. Data pokok sebagai input analisa rasio ini adalah laporan laba/rugi dan neraca perusahaan. Dengan dua laporan ini akan dapat ditentukan rasio-rasio yang dapat digunakan untuk menilai beberapa aspek dari suatu operasi perusahan. Laporan keuangan suatu perusahaan umumnya melihat neraca, laporan rugi laba, dan laporan sumber dan penggunaan dana, (Sartono,2001). Sartono, 2001 juga mengatakan bahwa analisis rasio keuangan merupakan alat utama dalam analisis keuangan, karena analisis tersebut dapat digunakan untuk menjawab berbagai pertanyaan tentang keadaan keuangan suatu perusahaan.
Pada umumnya terdapat dua macam rasio standar yang biasa
digunakan dalam keuangan. Pertama adalah rasio yang sama dari suatu laporan keuangan dari tahun ke tahun. Kedua adalah rasio dari perusahaan lain yang mempunyai karakteristik yang sama dengan korporasi perusahaan yang dianalisis. Rasio keuangan dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas. Dengan menggunakan rasiorasio finansial perusahaan ini, makan akan memungkinkan kita untuk menganalisis kondisi-kondisi yang ada dalam perusahaan tersebut. Namun peneliti hanya ingin membahas rasio-rasio keuangan yang mempengaruhi jangka panjang suatu perusahaan agar perusahaan tersebut dapat bertahan dalam jangka panjang yaitu rasio profitabitas dan rasio solvabilitas, (Sartono,2001). Rasio profitabilitas merupakan rasio yang penting untuk keberlangsungan suatu perusahaan. Menurut Kasmir (2008, 197) tujuan penggunaan profitabilitas bagi perusahaan maupun bagi pihak luar perusahaan adalah untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode tertentu, untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang, untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu, untuk mengukur produktifitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal sendiri, untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan,baik modal pinjaman maupun modal sendiri dan untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan. Pentingnya profitabilitas dalam perusahaan juga
Universitas Indonesia
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
8
dapat
dilihat
dengan
mempertimbangkan
dampak
yang
berasal
dari
ketidakmampuan suatu perusahaan mendapatkan laba yang maksimal untuk mendukung kegiatan operasionalnya. Kasmir, 2008 juga mengatakan bahwa jika sebuah perusahaan tidak dapat mendapatkan laba, maka perusahaan tersebut akan sulit berkembang dan bahkan bisa bangkrut, maka profitabilitas menjadi sangat penting untuk sebuah perusahaan. Ada beberapa rasio yang digunakan di dalam pengukuran tingkat profitabilitas. Dengan menggunakan laporan laba/rugi dalam bentuk presentase, maka secara langsung dapat dilihat kinerja keuangan melalui gross profit margin, operating profit margin dan net profit margin. Pengukuran tingkat profitabilitas yang lain yaitu ROA (Return on Asset), ROI (Return on Investment), ROE (Return on Equity). Rasio solvabilitas juga merupakan rasio penting dalam sebuah perusahaan, karena rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Artinya berapa besar beban hutang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya, (Riyanto 2010). Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajiban, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dilikuidasi (dibubarkan). Rasio solvabilitas juga penting dalam suatu perusahaan karena dapat menganalisis kemampuan posisi perusahaan terhadap kewajiban pihak lain, untuk menganalisis kemampuan perusahaan dalama memenuhi kewajiban yang bersifat tetap, untuk menganalisis keseimbangan antara lain aktiva khususnya aktiva tetap dengan modal, untuk menganalisis seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang, dan untuk menganalisis seberapa besar hutang perusahaan berpengaruh pada pengelolaan aktiva. Berdasarkan fenomena tersebut, maka penelitian
tugas akhir ini akan
membahas tentang Analisis rasio keuangan di suatu perusahaan. Perusahaan yang akan diteliti adalah Perusahaan Asuransi Bina Dana Artha. Penulis mengambil PT. Asuransi Bina Dana Artha sebagai sampel perusahaan yang diteliti karena perusahaan tersebut telah melakukan penawaran perdana sejak 1989, sehingga datanya dapat lebih mudah didapat dan penelitiannya akan menjadi lebih valid karena kemudahan dalam mendapatkan datanya karena data laporan keuangannya
Universitas Indonesia
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
9
dipublikasikan dan diperiksa(audit) setiap tahunnya. Penulis juga mengambil Perusahaan Panin Insurance sebagai benchmark penelitian. Hal tersebut dikarenakan karena Panin Insurance masuk kategori 3 perusahaan Asuransi terbaik dan menjadi yang terbaik dalam kategori perusahaan asuransi yang terbuka pada tahun 2012 (menurut majalah Investor Daily yang diakses pada tanggal 5 Juli 2012).
Dengan demikian judul dalam penelitian ini adalah
“Profitabilitas dan Solvabilitas P.T. Asuransi Bina Dana Artha Tbk. periode tahun 2008-2012“. 1.2 Permasalahan Perumusan masalah merupakan salah satu tahap penelitian yang memiliki kedudukan yang sangat penting. Perumusan masalah atau research question atau disebut juga sebagai research problem, diartikan sebagai suatu rumusan yang mempertanyakan suatu fenomena, baik dalam kedudukannya sebagai fenomena mandiri, maupun kedudukannya sebagai fenomena yang saling terkait di antara fenomena yang satu dengan yang lainnya, baik sebagai penyebab maupun akibat, (Amirin, 1995). Berdasarkan permasalahan yang telah dijabarkan, maka pertanyaan atas penelitian ini adalah: “Bagaimana solvabilitas dan profitabilitas PT. Asuransi Bina Dana Artha Tbk. 2008-2012?” 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini mengacu pada perumusan masalah yang telah disebutkan yaitu untuk menganalisis solvabilitas dan profitabilitas PT. Asuransi Bina Dana Artha Tbk. periode 2008-2012. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian dibagi menjadi 2 bagian, yang pertama adalah manfaat akademik dan manfaat praktis. Manfaat akademik dari penelitian ini adalah agar dapat bermanfaat dan menjadi tambahan literatur bagi pihak lain yang melakukan penelitian mengenai analisis profitabilitas. Sementara manfaat praktisnya adalah untuk memberi masukan kepada perusahaan dalam menganalisis penghitungan
Universitas Indonesia
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
10
rasio-rasio keuangan dalam menganalisis solvabilitas dan profitabilitas yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan suatu perusahaan. 1.5 Metode Penelitian 1.5.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2006), penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan - hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan modelmodel matematis, teori-teori dan / atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan - hubungan kuantitatif. Melalui pendekatan kuantitatif, peneliti akan menganalisis mengenai profitabilitas dan solvabilitas perusahaan Abda Insurance. Pemilihan pendekatan ini didasarkan kepada masalah yang diteliti, yaitu berkaitan dengan rasio profitabilitas dan solvabilitas PT. Asuransi Bina Dana Artha Tbk. Sesuai dengan teori yang telah dipaparkan oleh Sugiono (2006), melalui pendekatan kuantitatif peneliti menganalisis rasio profitabilitas dan rasio solvabilitas dengan menggunakan teori dan model matematis yaitu model perhitungan yang dapat diukur dengan Return on Asset, Return on Equity, Net Profit Margin, Debt to Asset Ratio dan Debt to Equity Ratio. 1.5.2 Jenis Penelitian 1.5.2.1 Jenis Penelitian Berdasarkan Tujuan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya (Sukmadinata, 2006:72). Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan
Universitas Indonesia
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
11
sesuatu, misalnyakondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau tentang kecendrungan yang tengah berlangsung. Furchan (2004:447) juga menjelaskan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang dirancang untuk memperoleh informasi tentang status suatu gejala saat penelitian dilakukan. Lebih lanjut dijelaskan, dalam penelitian deskriptif tidak ada perlakuan yang diberikan atau dikendalikan serta tidak ada uji hipotesis sebagaimana yang terdapat pada penelitian eksperimen. 1.4.2.2 Jenis Penelitian Berdasarkan Manfaat Berdasarkan manfaat penelitian ini digolongkan kedalam penelitian Murni merupakan penelitian yang dilakukan atau diarahkan sekedar untuk memahami masalah organisasi secara mendalam dan hasil penelitian tersebut untuk pengembangan ilmu administrsi atau manajemen. Jujun S. Suriasumantri (1985) menyatakan bahwa penelitian yang bertujuan menemukan pengetahuan baru yang sebelumnya belum pernah diketahui. Penelitian murni mempunyai manfaat untuk memajukan pengetahuan mengenai dunia sosial dan memiliki fungsi untuk mendukung teori yang menjelaskan bagaimana dunia sosial berkerja, apa yang menyebabkan sesuatu terjadi, mengapa hubungan sosial-sosial terjadi, dan alasan terjadinya perubahan dalam masyarakat. Terkait dengan hal tersebut, penelitian ini ditujukan untuk mengembangkan ilmu di bidang analisis rasio keuangan, yang dalam bahasan ini akan menekankan pada rasio profitabilitas dan rasio solvabilitas dalam perusahaan Abda Insurance. 1.4.2.3 Jenis Penelitian Berdasarkan Dimensi Waktu Berdasarkan dimensi waktu, penelitian ini tergolong penelitian timeseries, karena menurut Asnawi dan Wijaya (2006) dalam timeseries peneliti mengumpulkan tipe informasi yang sama mengenai perubahan gejala dalam waktu yang berbeda. Peneliti dapat mengamati ada atau tidaknya perubahan yang terjadi. Penelitian timeseries ini menekankan pada data penelitian berupa rentetan
Universitas Indonesia
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
12
waktu. Penelitian ini berisi mengenai kajian analisis profitabilitas dan solvabilitas perusahaan Abda Insurance periode 2008-2012. 1.4.2.4 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Studi Pustaka Studi pustaka ini merupakan pengumpulan data teori-teori yang relevan terhadap permasalahan yang akan ditelliti, dengan melakukan studi pustaka dengan literatur dan bahan pustaka lainnya seperti buku, jurnal, artikel, dan penelitian terdahulu. b. Studi Dokumenter Studi Dokumenter dalam penelitian ini berupa data sekunder yang diperoleh untuk dikaji. Data sekunder dalam penelitian ini adalah berupa laporan keuangan perusahaan Abda Insurance periode tahun 2008 sampai 2012. 1.5.3 Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi atau studi populasi atau studi sensus (Sabar, 2007). Sedangkan menurut Sugiyono (2010), pengertian populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang tapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu. Oleh karena itu populasi penelitian dalam perusahaan ini adalah laporan keuangan perusahaan PT. Abda Insurance selama peiode 20082012. Menurut Sugiono (2010), sampel adalah bagian atau jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misal karena keterbatasan dana,
Universitas Indonesia
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
13
tenaga dan waktu, maka peneliti akan mengambil sampel dari populasi itu. Yang dipelajari dari kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar representatif. Oleh karena itu sampel dari penelitian ini adalah isi dari laporan keuangan yang berupa neraca dan laporan laba rugi. 1.5.4 Teknik Analisis Dalam tugas karya akhir ini, penulis menggunakan metode analisis perbandingan sebagai teknik analisis data. Metode ini merupakan metode teknik analisis data dengan cara membandingkan rasio-rasio keuangan perusahaan dengan rasio-rasio keuangan benchmark yang digunakan. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan adalah penerapan sajian gambaran singkat mengenai permasalah yang akan dibahas dalam penulisan ini, sehingga pembaca akan memperoleh gambaran jelas mengenai permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan ini, tulisan ini terdiri dari 4 bab diantaranya : BAB 1 – PENDAHULUAN Dalan bab ini berisikan latar belakang masalah, permasalahan, tujuan dan manfaat penulisan, metode penelitian dan sistematika penulisan. BAB 2 – TINJAUAN LITERATUR DAN KERANGKA TEORI Dalam bab ini dikemukakan landasan teori yang mendasari penelitian yang dilakukan. Landasan teori tersebut meliputi solvabilitas, profitabilitas dan rasio-rasionya. BAB 3 – ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini berisikan analisis teori-teori yang akan dibahas, teori-teori mengenai solvabilitas, profitabilitas dan rasio-rasionya pada P.T. Abda Insurance. Tbk pada periode 2008-2012.
Universitas Indonesia
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
14
BAB 4 – KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini dibahas Bab ini berisi tentang kesimpulan dari penelitian ini
dan juga saran-saran yang dapat diberikan kepada penelitian selanjutnya dan pemegang saham perusahaan.
Universitas Indonesia
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
BAB 2 TINJAUAN LITERATUR DAN KERANGKA TEORI
2.1 Asuransi Dalam bahasan ini, penulis akan memaparkan teori-teori mengenai objek penelitian yang akan diukur, dalam kasus ini objek penelitian yang diukur adalah perusahaan asuransi. Menurut Herman Darmawi (2004:2), pengertian asuransi dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, yaitu ; Dalam pandangan ekonomi, asuransi merupakan suatu metode untuk mengurangi risiko dengan jalan memindahkan dan mengkombinasikan ketidakpastian akan adanya kerugian keuangan (financial). Jadi berdasarkan konsep ekonomi, asuransi berkaitan dengan pemindahan dan mengkombinasikan risiko. Dalam pandangan hukum, asuransi merupakan suatu kontrak (perjanjian) pertanggungan risiko antara tertanggung dengan penanggung. Penanggung berjanji akan membayar kerugian yang disebabkan risiko yang dipertanggungkan kepada tertanggung. Sedangkan tertanggung membayar premi secara periodik kepada penanggung. Jadi, tertanggung mempertukarkan kerugian besar yang mungkin terjadi dengan pembayaran tertentu yang relatif kecil. Dalam pandangan bisnis, asuransi adalah sebuah perusahaan yang usaha utamanya menerima/menjual jasa, pemindahan risiko dari pihak lain, dan memperoleh keuntungan dengan berbagi risiko (sharing of risk) di antara sejumlah besar nasabahnya. Selain itu, asuransi juga merupakan lembaga keuangan bukan bank yang kegiatannya menghimpun dana (berupa premi) dari masyarakat yang kemudian menginvestasikan dana itu dalam berbagai kegiatan ekonomi (perusahaan). Sementara dari sudut pandangan sosial, asuransi didefinisikan sebagai organisasi sosial yang menerima pemindahan risiko dan mengumpulkan dana dari anggota-anggotanya guna membayar kerugian yang mungkin terjadi pada masing-masing anggota tersebut. Dan dari sudut pandang matematika, asuransi merupakan aplikasi matematika dalam memperhitungkan biaya dan faedah pertanggungan risiko. Hukum probabilitas dan teknik statistik dipergunakan untuk mencapai hasil yang dapat diramalkan.Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa definisi asuransi adalah perjanjian antara dua pihak atau
Universitas Indonesia
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
16
lebih yaitu penanggung dan tertanggung, dengan membayar premi asuransi, untuk mendapatkan penggantian karena kerugian yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti. Bidang usaha asuransi biasanya dibagi 2(dua) bagian, yaitu asuransi atas orang dan asuransi atas harta. Menurut Darmawi (2004:26-27), pengertian kedua jenis asuransi tersebut adalah sebagi berikut : yang pertama asuransi atas orang (personal insurance), yaitu asuransi yang objeknya orang atau penutupan asuransi atas individu-individu, dengan kata lain adalah asuransi yang berkaitan dengan individu. Adapun risiko yang ditanggung (peril) dalam asuransi atas orang adalah kematian, kecelakaan dan sakit, pengangguran, dan karena umur tua. Dan asuransi yang kedua adalah asuransi atas harta (property insurance), yaitu asuransi yang ditujukan terhadap risiko yang ditanggung yang mungkin menghancurkan properti atau harta kekayaan. Asuransi ini di Indonesia digolongkan sebagai asuransi kerugian. 2.2 Analisis Rasio Keuangan Di dalam bahasan ini penulis akan membahas tentang teori-teori analisis rasio keuangan. Menurut John, (2002:495), “Analisis keuangan adalah usaha untuk menemukan kelemahan-kelemahan kinerja keuangan yang dapat menimbulkan masalah-masalah dan menemukan kekuatan-kekuatan kinerja keuangan.” Terdapat beberapa alat-alat yang digunakan dalam menganalisa rasio keuangan. Yang pertama adalahLaporan keuangan yang mencakup neraca, dimana sebuah laporan mengenai posisi keuangan sebuah perusahaan pada saat tertentu, meliputi pemilikan aktiva, hutang dan modal pemilik). Yang kedua Laporan laba/rugi dimana didalamnya berisi ringkasan penghasilan dan biaya perusahaan yang diperoleh dalam jangka waktu tertentu, aliran kas. Yang ketiga adalah Aliran Kas, dimana berisi mengenai penerimaan dan pembayaran kas perusahaan selama periode tertentu dala tiga kategori yaitu kegiatan operasi, investasi dan pendanaan. Dan yang terakhir adalah berupa laporan sumber dan penggunaan dana yang dimana isinya berisikan ringkasan perubahan posisi keuangan perusahaan dari suatu periode ke periode lainnya.
Universitas Indonesia Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
17
Untuk mengevaluasi kondisi keuangan dari kinerja perusahaan, analisis keuangan harus melakukan pemeriksaan terhadap kesehatan perusahaan. Menurut Van Home (1997:133): “Alat yang biasa dipakai dalam pemeriksaan ini adalah rasio keuangan, yang menghubungkan data keuangan dengan jalan membagi data satu dengan data yang lainnya. Perhitungan rasio keuangan ini digunakan karena berguna untuk penulis mudah dalam mengambil analisa dari suatu perusahaan.” Ada 2 perbandingan yang bisa diambil dari data rasio keuangan, yang pertama adalah perbandingan internal. Perbandingan internal adalah perbandingan rasio-rasio keuangan dari masa lalu sampai masa sekarang di dalam perusahaan yang sama. Apabila rasio keuangan ini dibandingkan dalam beberapa periode, maka akan dapat diketahui perubahan, dan dapat diketahui kenaikan dan penurunan keadaan keuangan perusahaan tersebut. Perbandingan yang kedua adalah perbandingan eksternal. Perbandingan eksternal ini membandingkan rasio keuangan suatu perusahaan satu dengan lainnya, baik yang sejenis maupun dalam industri yang berbeda. Perbandingan ini dapat menghasilkan analisis mendalam mengenai kondisi keuangan dan kinerja suatu perusahaan, dan juga perbandingan ini dapat membantu mengidentifikasi rata-rata standard industri. Martin John D. (2002,495) mengatakan bahwa analisis rasio keuangan adalah alat utama dalam menganalisis
kondisi keuangan sebuah perusahaan, karena
dengan rasio keuangan tersebut kita dapat mengetahui kesehatan keuangan perusahaan tersebut antara lain kemampuan membayar pinjaman, prospek keuntungan, kemampuan mengadakan investasi dan sebagainya. Murthada Sinuraya dalam bukunya yang berjudul “Teori Manajemen Keuangan“ menyebutkan bahwa struktur kekayaan suatu perusahaan erat hubungannya dengan struktur modal yaitu usaha yang penting adalah memaksimumkan nilai dari saham perusahaan. Dengan menghubungkan elemenelemen aktiva di suatu pihak dengan elemen-elemen pasiva di pihak lain kita akan dapat memperoleh banyak gambaran mengenai keadaan finansial suatu perusahaan. Dengan membandingkan elemen-elemen tertentu dari aktiva di satu pihak dengan elemen-elemen tertentu pada pasiva pihak lain, maka dapat diketahui
Universitas Indonesia Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
18
keadaan efektivitas dan efisiensi perusahaan dalam melakukan kegiatannya dengan melihat pengukuran-pengukuran seperti tingkat likuiditas, tingkat solvabilitas dan tingkat rentabilitas atau profitabilitas. Dari berbagai rasio-rasio tersebut, yang menjadi objek penelitian bagi peneliti adalah dengan menggunakan rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas. 2.2.1 Solvabilitas Solvabilitas suatu perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila sekiranya perusahaan tersebut dilikuidasi. Suatu perusahaan bisa dikatakan solvable bila perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar hutang-hutangnya. Menurut Murthada Sinuraya (1998), tingkat solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajibannya apabila perusahaan tersebut pada saat dilikuidasi. Perusahaan solvabel cukup untuk membayar utang-utangnya dari kekayaan yang dimilikinya, tetapi tidak dengan sendirinya dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut likuid sebaliknya perusahaan insolvabel dengan sendirinya adalah likuid, tergantung pada current ratio-nya. Sedangkan menurut Kuswadi (2006), Solvabilitas dalam perusahaan asuransi berbeda dengan solvabilitas pada perusahaan manufaktur maupun perusahaan dagang. Pada perusahaan manufaktur dan perusahaan dagang, solvabilitas adalah kemampuan untuk membayar kewajiban tak lancar (kewajiban jangka panjang), baik pokok maupun bunganya. Kemampuan untuk membayar kewajiban tak lancar bergantung pada kemapuan perusahaan dalam menghasilkan laba karena cicilan hutang pokok maupun bunganya menurut kelaziman dibayar dengan dana kas, dan besarnya dana kas sangat ditentukan oleh besarnya laba yang masuk perusahaan dalam bentuk uang kas. Nilai rasio-rasio solvabilitas yang baik adalah kecil sehingga dapat menggambarkan bahwa beban kewajiban perusahaan tidak terlalu berat. Dengan demikian semakin kecil angka rasio semakin tinggi solvabilitas perusahaan. Rasio yang digunakan untuk mengukur solvabilitas adalah rasio kewajiban atas total aktiva, rasio kewajiban atas total ekuitas, dan rasio kewajiban jangka panjang atas kapitalisasi.
Universitas Indonesia Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
19
Menurut Riyanto Bambang (2010), Rasio Solvabilitas digunakan untuk mengukur seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Hal tersebut selaras dengan teori dari Syafruddin, Alwi yang menyatakan bahwa rasio ini mengukur seberapa jauh perusahaan dibelanjai kreditur, makin tinggi rasio ini berarti semakin besar dana yang diambil. Ada beberapa jenis rasio solvabilitas, antara lain Rasio hutang modal / Debt to Equity Ratio. Rasio hutang modal menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi hutang-hutang kepada pihak luar dan merupakan rasio yang mengukur hingga sejauh mana perusahaan dibiayai dari hutang. Rasio ini disebut juga rasio leverage, (Wahyono, 2002:12). Rasio hutang modal dihitung dengan cara : =
Total Hutang ( Modal
)
Semakin kecil rasio hutang modal maka semakin akan semakin baik. Sementara untuk keamanan pihak luar, rasio terbaik jika jumlah modal lebih besar dari jumlah hutang atau minimal sama, Syafri (2008:303). Jenis rasio solvabilitas yang kedua adalah Total Asets to Total Debt Ratio/ Debt Ratio, rasio ini merupakan perbandingan antara total hutang dengan total aktiva. Sehingga rasio ini menunjukkan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva. Debt ratio merupakan rasio yang memperlihatkan proposi antara kewajiban yang dimiliki dan seluruh kekayaan yang dimiliki, Sawir (2008:13). Rasio ini dihitung dengan cara : atau
=
Total Hutang ( Total Aktiva
)
Apabila debt ratio semakin tinggi, sementara proporsi total aktiva tidak berubah, maka hutang yang dimiliki perusahaan akan semakin besar. Jika total hutang semakin besar berarti rasio finansial atau rasio kegagalan perusahaan untuk
Universitas Indonesia Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
20
mengembalikan pinjaman akan semakin tinggi. Dan sebaliknya apabila debt ratio semakin kecil, maka hutang yang dimiliki perusahaan juga akan semakin kecil dan ini berarti risiko finansial perusahaan mengembalikan pinjaman juga semakin kecil. 2.2.2 Profitabilitas Suatu
perusahaan
haruslah
berada
dalam
keadaan
menguntungkan
(profitable). Tanpa adanya keuntungan akan sangat sulit bagi perusahaan untuk menarik modal dari luar. Menurut Gene Stone (2000), laba adalah selisih antara pendapatan yang lebih besar atas pengeluaran. Kenaikan nilai perusahaan diindikasikan oleh ukuran-ukuran kenaikan harga saham perusahaan dan pertambahan akun modal dan surplus di dalam neraca perusahaan. Ada beberapa pengukuran terhadap profitabilitas perusahaan, dimana masingmasing pengukuran dihubungkan dengan volume penjualan, total aktiva dan modal sendiri. Secara keseluruhan ketiga pengukuran ini akan memungkinkan seorang penganalisa untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya dengan volume penjualan, jumlah aktiva dan investasi tertentu dari pemilik perusahaan (Syamsudin, 2001). Profitabilitas merupakan salah satu pengukuran bagi kinerja suatu perusahaan, profitabilitas suatu perusahaan menunjukan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu pada tingkat penjualan, asset dan modal saham tertentu. Profitabilitas suatu perusahaan dapat dinilai melalui berbagai cara tergantung pada laba dan aktiva atau modal (Van Horn dan Wachowiez, 1997:148-149). Pendapat lain menyebutkan bahwa profitabilitas perusahaan merupakan salah satu indikator
yang tercakup dalam
informasi mengenai
kinerja
perusahaan jangka panjang. Kinerja keuangan dapat kita lihat dari laporan keuangan pada suatu perusahaan. Menurut Brigham dalam bukunya “Managerial Finance“ menyebutkan bahwa “Profitability is the result of a large number of policies and decision”, atau yang artinya bahwa profitabilitas adalah hasil dari sejumlah keputusan dan kebijakan.
Universitas Indonesia Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
21
Sartono,
(2001:119)
mendefinisikan
bahwa
profitabilitas
sebagai
kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungan dengan penjualan, total aktiva produktif maupun modal sendiri. Rasio profitabilitas ini akan memberikan gambaran tentang tingkat
efektifitas pengelolaan perusahaan.
Semakin besar profitabilitas berarti semakin baik, karena kemakmuran pemilik perusahaan meningkat dengan semakin besarnya profitabilitas. Secara umum ada empat jenis analisis utama yang digunakan untuk menilai tingkat profitabilitas yakni terdiri dari Net Profit Margin (NPM), Gross Profit Margin (GPM), Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE). Namun rasio terpenting adalah NPM, ROA, dan ROE. Gross Profit Margin sudah tercakup di dalam Nett profit Margin, karena Gross Profit Margin hanya merupakan laba kotornya saja. Rumus-rumus :
Net Profit Margin (NPM)
keuntungan netto sesudah pajak penjualan netto
Rasio profitabilitas yang diukur dari ROA dan ROE mencerminkan daya tarik bisnis. Return on asset (ROA) merupakan pengukuran kemampuan perusahaaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. ROA digunakan untuk melihat tingkat efisiensi operasi perusahaan secara keseluruhan. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik suatu perusahaan, Gale (1972). Berikut akan dipaparkan Rumus dari ROA dan ROE. Return On Assets (ROA)
laba bersih rata-rata total asset
Return On Equity (ROE) = Profit Before Income Tax Total Equity Namun dari ke empat rasio profitabilitas tersebut, analisis rasio profitabilitas dalam penelitian ini diwakili oleh rasio profitabilitas yang menunjukkan kaitannya dengan investasi. “ada dua rasio profitabilitas yang berkaitan dengan investasi yakni Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE)”, Horne ( 2005:222). Return on Assets (ROA) merupakan salah satu rasio penting yang profitabilitas. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam memperoleh Universitas Indonesia Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
22
keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh perusahaan tersebut dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan asset (Dendawijaya , 2003: 120). Menurut Munawir (2008:89), ROA dalam analisis
manajemen
keuangan,
mempunyai arti yang sangat penting sebagai salah satu teknik analisis keuangan yang bersifat komprehensif atau menyeluruh. Rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dengan
keseluruhan dana
yang
ditanamkan dalam aktiva yang akan digunakan untuk operasi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Return On Equity (ROE), menurut Mardiyanto (2009: 196) ROE adalah rasio yang digunakan untuk mengukur keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba bagi para pemegang saham. ROE dianggap sebagai representasi dari kekayaan pemegang saham atau nilai perusahaan. ROE juga merupakan
rasio
yang
menunjukkan
kemampuan
perusahaan
dalam
menghasilkan laba bersih untuk pengembalian ekuitas pemegang saham. ROE juga merupakan rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas dari ekuitas. Semakin tinggi ROE menunjukkan semakin efisien perusahaan menggunakan modal sendiri untuk menghasilkan laba atau keuntungan bersih. ROE digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian perusahaan atau efektivitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan ekuitas (shareholders’ equity) yang dimiliki oleh perusahaan. Rasio yang meningkat menunjukkan bahwa kinerja manajemen meningkat dalam mengelola sumber dana pembiayaan operasional secara efektif untuk menghasilkan laba bersih (profitabilitas meningkat). Jadi dapat dikatakan bahwa selain memperhatikan efektivitas manajemen dalam mengelola investasi yang dimiliki perusahaan, investor juga memperhatikan kinerja manajemen yang mampu mengelola sumber dana pembiayaan operasional secara, efektif untuk menciptakan laba bersih.
Universitas Indonesia Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
23
2.3 Tinjauan Literatur Govindarajan, Dr. R. Thamilselvan dan Dr. V. Balachandran, dalam jurnalnya yang berjudul “ Solveny Analysis on Public Sector Undertaking : A Case Study on Neyveli Lignite Corporation Limited(NLC LTD) “ melakukan penelitian mengenai posisi solvabilitas suatu sampel perusahaan dan menguji signifikansi dari korelasinya. Fokus penelitian ini adalah penafsiran faktor-faktor yang mempengaruhi Solvabilitas suatu perusahaan (dalam jurnal ini, peneliti menggunakan NLC LTD sebagai perusahaan) dan memberikan memberikan saran yang berguna untuk perbaikan solvabilitas di masa depan. Penelitian ini dilakukan dengan memilih parameter penting seperti Debt to Equity Ratio dan Debt to Asset Ratio. Dalam jurnal ini, analisis rasio teknik Manajemen Keuangan digunakan untuk membuat analisis posisi solvabilitas perusahaan NLC LTD. Untuk menilai perilaku rasio, teknik statistik yang digunakan dalam jurnal ini yaitu Arithmetic mean, Standar Deviasi, Koefisien Korelasi dan Student t-test. Melalui pengamatan dari penelitian ini, ditemukan bahwa posisi solvabilitas jangka pendek dan jangka panjang dari NLC Ltd memuaskan. Perusahaan dapat meningkatkan kinerja mereka dengan memanfaatkan aktiva lancar. Solvabilitas jangka panjang menunjukkan sumber-sumber luar yang kurang dimanfaatkan(under-utilized outside sources), seperti yang terjadi di posisi hutang yang rendah(low-levered position). Perusahaan dapat memobilisasi dana dari luar untuk menunjukkan kinerja yang lebih baik Jurnal ini juga menjelaskan mengenai solvabilitas yang secara keseluruhan merupakan stabilitas dari bisnis. Solvabilitas dapat ditentukan dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Rasio solvabilitas yang diukur dalam jangka pendek dikenal sebagai likuiditas dan rasio solvabilitas dalam jangka panjang dikenal sebagai stabilitas. Rasio solvabilitas jangka panjang diukur dengan menggunakan rasio ekuitas hutang(debt equity ratio), proprietary ratio, rasio Aktiva Tetap(fixed Assets ratio), capital gearing ratio dan debt service coverage ratio. Dalam jurnal kedua, yang berjudul “Determinants Of Insurance Companies Profitability : An Analysis Of Insurance Sector Of Pakistan“ oleh Hifza Malik menceritakan tentang bagaimana penelitian sektor asuransi dapat memainkan
Universitas Indonesia Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
24
peranan penting dalam ekonomi di suatu negara, contoh dalam jurnal ini adalah negara Pakistan. Objek penting dalam jurnal ini adalah mengenai tingkat profitabilitas dalam manajemen keuangan perusahaan, yang dikarenakan bahwa tujuan dari setiap perusahaan adalah untuk memaksimalkan kemakmuran dari sang pemilik perusahaan. Jurnal ini juga mengkhususkan indikator kunci dari profitabilitas adalah ROA (Return on Asset). Sampel yang digunakan pada penelitian ini dalah 35 perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa saham baik asuransi jiwa maupun yang bukan asuransi jiwa dengan periode waktu 5 tahun yaitu dari 2005-2009. Data sekunder yang digunakan adalah Balance sheet dan akun profit/loss dari perusahaan asuransi dan Data publikasi keuangannya. Variabel-variabel yang digunakan dalam sampel ini adalah umur, besarnya perusahaan (size), modal, hutang, dan rasio kerugian. Penelitian ini menggunakan statistik deskriptif dan analisis regresi berganda untuk mendeskripsikan profitabilitas industri asuransi dalam suatu negara. Dalam jurnal ini penulis mengkaji mengenai pengetahuan-pengetahuan yang banyak untuk Temuan dalam jurnal ini adalah untuk memberi pengetahuan yang lebih mengenai kinerja keuangan industri asuransi di suatu negara, dalam kasus ini adalah negara Pakistan. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Hifza Malik adalah adanya hubungan positif yang signifikan antara besarnya suatu perusahaan dengan profitabilitas, tidak adanya hubungan antara profitabilitas dengan umur suatu perusahaan dan adanya hubungan positif antara besarnya modal dengan profitabilitas. Analisis lainnya dalam penelitian ini adalah adanya hubungan yang baik antara rasio hutang dengan rasio kerugian sebagai variabel independen dan profitabilitas. Hasil tersebut menguatkan hasil-hasil lainnya yang menyebutkan bahwa ROA(Return on Asset). berpengaruh positif dengan besarnya suatu perusahaan dan modal, dan berpengaruh negatif terhadap hutang dan rasio kerugian. Penelitian ini membuktikan bahwa profitabilitas suatu perusahaan dapat dianalisis melalui ROA (Return on Asset). Dengan dua penelitian diatas penulis menemukan persamaan dan perbedaan antara kedua jurnal tersebut dan juga persamaan dan perbedaan dengan tema yang akan dibahas penulis. Persamaan kedua penelitian diatas adalah rasio yang digunakan dalam penelitian tersebut sama-sama menggunakan rasio keuangan,
Universitas Indonesia Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
25
namun perbedaannya yang satu melakukan peninjauan menggunakan rasio profitabilitas dan yang satu meninjau dengan menggunakan rasio solvabilitas. Penulis juga membahas persamaan penelitian dengan tema yang dibahas, yaitu sama-sama menggunakan rasio keuangan berupa profitabilitas dan solvabilitas. Perbedaan dengan tema yang dibahas adalah jenjang waktu dan perusahaan yang diteliti oleh Hifza Malik pada jurnal peneliti tersebut, dia menggunakan lebih dari satu perusahaan (35), sedangkan penulis menggunakan hanya 2 perusahaan. Perusahaan pertama sebagai Subjek penelitian, sementara perusahaan yang kedua menjadi benchmark penelitan. Kelebihan penelitian ini adalah penelitian ini menganalisis dua sekaligus rasio keuangan yaitu rasio profitabilitas dan rasio solvabilitas, sementara penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hifza Malik, Govindarajan, Dr. R. Thamilselvan dan
Dr. V. Balachandran
mereka masing-masing hanya
menganalisis satu rasio keuangan saja. Berdasarkan teori dan tinjauan literatur yang telah dipaparkan sebelumnya, dalam penelitian ini penulis memfokuskan pada analisis Profitabilitas dan Solvabilitas pada suatu perusahaan pada periode tahun 2008-2012.
Universitas Indonesia Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
BAB 3 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
3.1. Gambaran Perusahaan Penelitian ini bertujuan untuk melihat analisis rasio profitabilitas dan solvabilitas suatu perusahaan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan tahunan(annual report). Penelitian ini dilakukan pada periode 5 tahun yaitu dari tahun 2008-2012. Dalam penelitian ini perusahaan yang diteliti adalah Perusahaan Asuransi Bina Dana Arta Tbk (ABDA Insurance). PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk. juga dikenal sebagai Asuransi ABDA atau ABDA Insurance didirikan pada tanggal 12 Oktober 1982. Pada awal berdiri, perusahaan ini awalnya bernama PT Asuransi Bina Dharma Artha, dan pada tahun 1994 diganti menjadi PT Dharmala Insurance Tbk. Sejak 1999, perusahaan berubah nama lagi, kembali menjadi PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk. PT ABDA Insurance
ini bergerak di bidang asuransi
kerugian dengan jenis pertanggungan seperti kebakaran, kendaraan bermotor, rekayasa, tanggung gugat, pengangkutan, alat berat, kesehatan, dan lain-lain. Saat ini PT ABDA Insurance berkedudukan di Plaza ABDA, Jl. Jend. Sudirman Kav. 59 Jakarta dan memiliki 32 kantor cabang dan pemasaran. Selain itu perusahaan juga akan memperluas jejaring di seluruh Indonesia. PT ABDA Insurance pertama kali menawarkan sahamnya pada tanggal 6 Juli 1989 dan merupakan Perusahaan Jasa Asuransi Kerugian pertama yang melaksanakan penjualan saham melalui Bursa Efek Jakarta dan Surabaya. Saat ini jumlah saham tercatat adalah 275.914.080 lembar saham dengan total nilai sebesar Rp. 89.848.944.000,- dan pada tahun 2004, tepatnya pada tanggal 15 Desember 2004 PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk. melakukan Right Issue sehingga jumlah saham menjadi 275.914.080 lembar saham dengan total nilai sebesar Rp. 89.848.944.000,-. Pada akhir tahun 2008 total modal sendiri sebesar Rp. 118.810.079.000,- yang berarti telah memenuhi peraturan perundangan yang berlaku dimana pada tahun 2014 modal sendiri disyaratkan minimum Rp.100 milyar.
Universitas Indonesia
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
27
PT ABDA Insurance juga mempunya visi dan misi perusahaan agar dapat bertahan dan berkembang. Visi PT ABDA Insurance adalah Menjadi perusahaan asuransi umum yang handal berlandaskan integritas yang tinggi dan berorientasi pada kepuasan pelanggan. Sedangkan misinya adalah menjadikan ABDA sebagai perusahaan asuransi umum yang kompeten dan memiliki kredibilitas tinggi, memberikan pelayanan yang berkualitas untuk memenuhi kepuasan pelanggan, mengembangkan sumber daya manusia yang professional dan berkualitas, dan mengutamakan kinerja keuangan perusahaan yang sehat dan senantiasa menghasilkan keuntungan yang optimal (www.abdainsurance.co.id). PT ABDA juga mempunya nilai-nilai perusahaan demi membangun perusahaan ke tahap yang lebih tinggi, yang pertama adalah integritas, sebagai perusahaan
asuransi
kerugian
selalu
mengutamakan
komitmen
dalam
menjalankan bisnis sesuai dengan Standar Etika dan nilai-nilai perusahaan. Yang kedua adalahk erja sama tim yang solid, mengoptimalkan produktivitas melalui kerjasama tim yang kuat didukung oleh SDM yang professional dan berorientasi bisnis. Yang ketiga, tangguh, dengan semangat kerja keras dan dedikasi yang tinggi ABDA mampu merespon peluang pasar dan menjadikan ABDA selangkah lebih maju dan yang keempat adalah fokus pada pelanggan, yaitu berorientasi pada kebutuhan pelanggan, berkomitmen memberikan pelayanan dan solusi asuransi terbaik. Sebagai Benchmark penelitian, penulis menggunakan Perusahaan Panin Insurance. PT Panin insurance Tbk merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang penyedia jasa asuransi terkemuka di Indonesia. Perusahaan ini pertama kali didirikan sejak tanggal 24 Oktober 1973 dengan nama PT Pan Union Insurance Ltd. Dengan nama itulah Panin Insurance dikenal sebagai sebuah perusahaan asuransi umum yang memberikan jasa perlindungan asuransi properti terhadap risiko tertentu yang tak terduga. Perkembangan perusahaan ini semakin pesat seiring dengan rencana perusahaan merubah statusnya menjadi perusahaan terbuka dengan "go public". Puncaknya terjadi pada tahun 1983 saat Panin Insurance berhasil mencatatkan sahamnya untuk pertama kali di Bursa Efek Indonesia.
Universitas Indonesia
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
28
Panin Insurance merupakan salah satu perusahaan asuransi yang berada di bawah naungan Panin Group yang terkenal sebagai kelompok perusahaan yang bergerak dalam bisnis keuangan yang mencakup perbankan, asuransi jiwa, asuransi umum,pembiayaan serta sekuritas. Panin Insurance menawarkan berbagai pelayanan khusus untuk kliennya yang di antaranya Asuransi Kebakaran, Asuransi Kendaraan Bermotor, Asuransi Pengangkutan, Asuransi Gempa Bumi, Asuransi Properti, Asuransi Uang, Asuransi Minyak dan Gas, dan beberapa layanan lainnya. Dengan visi "Menjadi perusahaan asuransi umum yang paling handal dan terkemuka di Indonesia dengan didukung oleh manajemen keuangan yang baik", Panin Insurance siap melayani klien Indonesia. Seiring degan perkembangan waktu. perusahaan mempunyai rencana untuk merubah bisnis intinya pada pertengahan tahun 2013. Guna meningkatkan pertumbuhan keuangan perusahaan, perusahaan akan berpindah haluan menjadi perusahaan yang bergerak dalam bidang pariwisata. Tentu, bisnis ini sangat jauh dari bisnis inti awal Panin Insurance sebagai penyedia asuransi. Hal ini dilakukan berkaitan dengan keputusan yang telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan perihal Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Reasuransi. Dalam peraturan tersebut menjelaskan bahwa setiap perusahaan asuransi diharuskan untuk menempatkan seluruh jumlah investasi paling tinggi sebesar 10 % dari jumlah investasi kepada pihak terafiliasi. Panin Insurance memiliki investasi penyertaan modal yang cukup besar di perusahaan investasi yang berasal dari modal perseroan. Apabila perusahaan mengurangi modalnya pada anak perusahaan, maka kinerja keuangan akan semakin menurun. Mempertimbangkan hal tersebut sehingga perusahaan akan merubah bisnis utamanya. Dipilihnya sektor pariwisata sebagai alternatif karena sektor ini dinilai memiliki prospek jangka panjang yang baik untuk memberikan nilai tambah bagi pemegang saham.
3.2. Analisis Rasio Keuangan Dalam sub bab ini akan dijelaskan mengenai analisis rasio profitabilitas dan rasio solvabilitas dalam suatu perusahaan, dalam penelitian ini perusahaan yang
Universitas Indonesia
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
29
digunakan dalah Perusahaan Asuransi Bina Dana Artha atau lebih kenal sebagai ABDA Insurance dan akan menggunakan perusahaan Asuransi Panin sebagai Benchmark penelitian. Di dalam sub-bab ini akan dihitung rasio-rasio keuangan berupa rasio profitabilitas dan solvabilitas. Dalam menghitung rasio profitabilitas akan dihitung rasio-rasio seperti Net Profit Margin (NPM), Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE). Sementara Rasio Solvabilitas akan menghitung rasio-rasio seperti DER(Debt to equity ratio) dan DAR (Debt to asset ratio). 3.2.1 Rasio Profitabilitas 3.2.1.1 ROA Rasio profitabilitas dibagi menjadi 3 rasio bagian, yaitu rasio ROA(return on asset), ROE(Return on Equity) dan NPM (Net Profit Margin). Pada bagian yang pertama penulis akan membahas mengenai ROA (Return on Asset). Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh perusahaan tersebut dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan asset (Dendawijaya , 2003: 120). Berikut adalah perhitungannya :
Return On Assets (ROA)
laba bersih rata-rata total asset
Universitas Indonesia
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
30
Tabel 3.1 ROA Perusahaan Abda dan Perusahaan Panin 2008-2012 *Dalam jutaan
Abda/
Laba
Total
Rasio% Rasio%
Total
Laba
Panin/
Tahun
Bersih
Aset
Abda
Panin
Aset
Bersih
Tahun
2008
14.087
421.304
3,33
4,6
6.790.788
314.815
2008
2009
-28.500
518.268
-5,5
-7,6
8.107.143
-614.251
2009
2010
54.008
845.779
6,4
9,5
9.518.977
908.579
2010
2011
96.971
1.100.155
8,8
9,6
11.301.171 1.086.631
2011
2012
118,695 1.796.430
6,6
6,3
13.059.093
829.672
2012
Sumber : Laporan Keuangan Abda dan Panin 2008-2012, diolah peneliti, 2014
Hasil perhitungan tabel 3.1 menunjukkan Rasio perhitungan Return on Aset pada perusahaan Abda dan Panin dari tahun 2008 – 2012. Dari tabel tersebut terlihat bahwa ROA pada Abda pada tahun 2008 adalah 3,33%, hal tersebut dapat diartikan bahwa setiap satu rupiah total aktiva yang dimiliki akan menciptakan laba sebesar 0,0333 Rupiah. Namun menurut laporan tahunan 2009, Perusahaan Abda mengalami kerugian sebesar 28,500 Miliar dengan total aset sebesar 518,268, maka menghasilkan ROA – 5,5%. Hal tersebut diperkirakan karena adanya krisis ekonomi global yang terjadi, bisa dilihat bahwa bukan hanya Abda saja yang mengalami kerugian sementara Perusahaan Asuransi Panin juga terkena imbasnya, dengan kerugian mencapai 614,251 Miliar dan total aset sekitar 8,1 Triliun menghasilkan ROA sebesar -7,6%. Setelah tahun krisis 2008 yang menimpa. Perusahaan
Abda
berangsur-angsur
membaik.
Membaiknya
Abda
dikarenakan dengan raihan laba bersih yang terus meningkat, seperti pada tahun 2010 sebesar 54 Miliar dengan total aset sebesar 845,779 Miliar menghasilkan ROA sebesar 6,4%. Tahun 2011, Abda mencatatkan ROA terbesar dalam 4 tahun belakangan sebesar 8,8%. Hal tersebut dikarenakan kenaikan laba yang signifikan yang
Universitas Indonesia
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
31
dicatatkan Abda. Naik sebesar sekitar 79% menjadi 96,971 Miliar dan diikuti dengan kenaikan aset hanya sekitar 30,07% (1,796 Miliar) dari tahun 2010. Pada tahun 2012 ROA Abda mengalami penurunan menjadi 6,6%. Dengan kenaikan laba sekitar 22,4% dan diikuti dengan kenaikan aset sebesar 63% dari tahun 2011. Dari Tabel diatas juga dapat dilihat bahwa ROA Abda dalam 5 tahun terakhir masih dibawah ROA dari Panin. 12% 10% 8% 6% Rasio ROA
4% 2%
ROA Abda
0% 2008
-2%
2009
2010
2011
2012
ROA Panin
-4% -6% -8% -10%
Tahun
Grafik 3.1 Rasio ROA Perusahaan Abda dan Panin 2008-2012 Sumber : Laporan Keuangan Abda dan Panin 2008-2012, diolah peneliti, 2014
Berdasarkan grafik 3.1, dapat disimpulkan bahwa ROA dari Abda mengalami pergerakan yang
fluktuatif. Hal tersebut dikarenakan adanya krisis ekonomi
global yang menimpa dan tidak stabilnya ekonomi nasional yang berpengaruh terhadap laba bersih dari Abda. Namun jika dibandingkan, ROA dari Abda masih dibawah dari ROA dari Panin, hal tersebut dikarenakan margin dari Total Aset dan Laba bersih dari Abda yang masih dibawah Panin.
Universitas Indonesia
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
32
3.2.1.2 ROE (Return on Equity) ROE adalah rasio yang digunakan untuk mengukur keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba bagi para pemegang saham. ROE dianggap sebagai representasi dari kekayaan pemegang saham atau nilai perusahaan. ROE juga merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih untuk pengembalian ekuitas pemegang saham. Dan merupakan rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas dari ekuitas. Semakin tinggi ROE menunjukkan semakin efisien perusahaan menggunakan modal sendiri untuk menghasilkan laba atau keuntungan bersih, (Mardiyanto (2009: 196). Berikut perhitungannya : Return On Equity (ROE) = Profit Before Income Tax Total Equity Tabel 3.2 ROE Perusahaan Abda dan Perusahaan Panin 2008-2012 *dalam jutaan
Abda/
Laba
Ekuitas
Tahun
Bersih
2008
14.087
2009
-28.500 124.003
2010
54.008
2011
96.971
2012
Rasio% Rasio%
Ekuitas
Laba
Panin/
Bersih
Tahun
Abda
Panin
11,86
11,32
2.780.888
314.815
2008
-23
-19,22
3.195.113
-614.251
2009
197.459
27,51
23,69
3.834.941
908.579
2010
404.626
23,97
13,5
8.045.487 1.086.631
2011
118,695 621.459
19,1
8,91
9.314.895
2012
118.810
829.672
Sumber : Laporan Keuangan Abda dan Panin 2008-2012, diolah peneliti, 2014
Hasil perhitungan tabel 3.2 menunjukkan Rasio perhitungan Return on Equity pada perusahaan Abda dan Panin dari tahun 2008 – 2012. Dari tabel diatas, ROE Abda pada tahun 2008 sebesar 11,86% berarti bahwa setiap satu rupiah modal /ekuitas yang ditanamkan atau diinvestasikan perusahaan dapat menghasilkan 0,1186.
Universitas Indonesia
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
33
Pada Tahun 2009 ROE pada Abda mengalami penurunan sampai ke -23%. Hal tersebut dikarenakan adanya krisis keuangan pada tahun 2008 yang berimbas pada tahun 2009, dimana perusahaan Abda mengalami kerugian sebesar 28,5 Miliar, dan Total Ekuitas-nya sebesar 124 Miliar. Pada tahun 2010 ROE dari Abda kembali naik menjadi 27,51%, hal tersebut dikarenakan Abda kembali mengalami keuntungan sebesar 54 Miliar, dengan total ekuitas sebesar 197,4 Miliar. Pada tahun 2011 ROE Abda mengalami penurunan sebesar 12,86% menjadi 23,97%, hal tersebut dikarenakan dengan kenaikan ekuitas dari Abda yang sebesar 104,9% menjadi 404,6 Miliar tidak diimbangi oleh kenaikan laba bersihnya yang hanya 79,54% menjadi 96,97 Miliar dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2012 kembali mengalami penurunan sebesar 20,3% menjadi 19,1%, hal tersebut dikarenakan Total ekuitas Abda pada tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 53,58% menjadi 621,4 Miliar tidak sebanding dengan kenaikan laba bersih Abda yang hanya sebesar 22,4% menjadi 118,6 Miliar. Dari 5 tahun ini ROE dari Abda lebih baik dibandingkan dengan Panin, hal tersebut berarti kemampuan Abda mengenai modal yang diinvestasikan oleh para investor untuk meningkatkan laba bersih bagi perusahaan lebih baik dari pada Panin Insurance.
Universitas Indonesia
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
34
40 30
Rasio ROE
20 10
ROE Abda
0 -10
2008
2009
2010
2011
ROE Panin
2012
-20 -30
Tahun
Grafik 3.2 ROE Perusahaan Abda dan Panin 2008-2012 Sumber : Laporan Keuangan Abda dan Panin 2008-2012, diolah peneliti, 2014
Berdasarkan grafik 3.2, ROE dari Abda mengalami pergerakan yang fluktuatif, hal tersebut dikarenakan adanya krisis ekonomi global pada tahun 2008, dan ketidakstabilan perekonomian indonesia yang berpengaruh pada laba bersih dari Abda. Walaupun pada tahun
2010 rasio ROE Abda kembali
mengalami kenaikan menjadi positif, namun tahun-tahun berikutnya ROE dari Abda mengalami penurunan yaitu pada 2011 dan 2012. Namun jika dibandingkan dengan Panin sebagai benchmark penelitian, ROE dari Abda masih diatas Panin, hal tersebut dikarenakan margin dari Laba bersih dan ekuitas Abda lebih tinggi dibandingkan dengan Panin. 3.2.1.3 NPM (Net Profit Margin)
Net Profit Margin (NPM)
keuntungan netto sesudah pajak penjualan netto
Universitas Indonesia
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
35
Tabel 3.3 Net Profit Margin Perusahaan Abda dan Perusahaan Panin 20082012 *dalam jutaan
Abda/
Laba
Total
Rasio% Rasio%
Total
Laba
Panin/
Tahun
Bersih
Penjualan
Abda
Panin
Penjualan
Bersih
Tahun
2008
14.087
251.870
5,59
25,31
1.243.817
314.815
2008
2009
-28.500
336.275
-8,47
-55,82
1.100.337
-614.251
2009
2010
54.008
425.993
12,67
61,77
1.470.926
908.579
2010
2011
96.971
537.426
18,04
42,84
2.536.193 1.086.631
2011
2012
118,695
651.927
18,21
35,16
2.359.653
2012
829.672
Sumber : Laporan Keuangan Abda dan Panin 2008-2012, diolah peneliti, 2014
Hasil perhitungan tabel 3.3 menunjukkan Rasio perhitungan Nett Profit Margin pada perusahaan Abda dan Panin dari tahun 2008 – 2012. Dalam tabel tersebut menunjukkan bahwa rasio NPM Abda tahun 2008 adalah 5,59%. Hasil tersebut mengatakan bahwa setiap penjualan yang terjadi akan dapat menciptakan laba bersih sebesar 0,059. Hasil tersebut dibawah Panin yang mencapai 25,31%. Hal tersebut dikarenakan margin total penjualan dan laba bersih pada Panin yang lebih besar daripada Abda pada tahun 2008. Pada tahun 2009 NPM Abda mengalami penurunan sebesar -8,47%, hal tersebut dikarenakan adanya krisis ekonomi global pada tahun 2008 yang menimpa dan hal tersebut berimbas pada laba bersih dan total penjualan Abda pada 2009. Pada tahun 2010 Rasio NPM Abda mengalami kenaikan sejumlah 12,67% hal tersebut dikarenakan Abda kembali mengalami laba bersih sebesar 54 Miliar dengan Total penjualan sebesar 425,9 Miliar. Pada tahun 2011, NPM Abda kembali mengalami kenaikan sekitar 42% dari tahun sebelumnya menjadi 18,04%. Hal tersebut dikarenakan adanya kenaikan laba bersih sejumlah 79% dari tahun sebelumnya menjadi 537, dan tidak diimbangi dengan kenaikan total penjualan pada tahun 2011 yang hanya sebesar 25% dari tahun sebelumnya menjadi 96,97 Miliar. Pada tahun 2012 NPM Abda menjadi NPM yang tertinggi selama 5 tahun terakhir yaitu 18,21%. Hal tersebut dikarenakan adanya kenaikan yang lebih
Universitas Indonesia
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
36
signifikan pada laba bersih sebesar 22% dibandingkan dengan total penjualan Abda pada tahun 2012 sebesar 21%. Dibanding dengan Perusahaan Panin (benchmark), NPM Abda ini masih dibawah. Hal tersebut diperkirakan karena perbedaan margin antara laba bersih dan total penjualan Panin yang lebih tinggi dibandingkan dengan Abda.
80 60
Rasio NPM
40 20 NPM Abda
0 2008
2009
2010
2011
2012
NPM Panin
-20 -40 -60 -80
Tahun
Grafik 3.3 NPM Perusahaan Abda dan Panin 2008-2012 Sumber : Laporan Keuangan Abda dan Panin 2008-2012, diolah peneliti, 2014
Berdasarkan grafik 3.3, pergerakan Rasio NPM dari Abda fluktuatif, hal tersebut diperkirakan karena adanya krisis ekonomi global yang terjadi pada 2008 dan tidak stabilnya ekonomi Indonesia yang berpengaruh pada laba bersih dari Abda. Namun sejak tahun 2009 pergerakan rasio NPM Abda mengalami kenaikan. Namun jika dibandingkan dengan Panin sebagai benchmark, NPM dari Abda masih lebih kecil hal tersebut dikarenakan margin total penjualan dengan laba bersihnya Panin yang masih diatas Abda.
Universitas Indonesia
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
37
3.2.2 Rasio Solvabilitas 3.2.2.1 DER (Debt to Equity Ratio) DER/Rasio hutang modal menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi hutang-hutang kepada pihak luar dan merupakan rasio yang mengukur hingga sejauh mana perusahaan dibiayai dari hutang. Semakin kecil rasio ini akan semakin baik, (Wahyono, 2002:12). Berikut adalah rumus dan perhitungan DER : =
Total Hutang ( Modal
)
Tabel 3.4 DER Perusahaan Abda dan Perusahaan Panin 2008-2012 *dalam jutaan
Abda/
Total
Tahun
Hutang
2008
302.494
2009
Ekuitas
Rasio
Rasio
Total
Ekuitas
Panin/
Abda
Panin
Hutang
118.810
2,55
0,63
1.754.592 2.780.888
2008
394.265
124.003
3,17
0,80
2.540.800 3.195.113
2009
2010
648.230
197.459
3,28
0,72
2.748.350 3.834.941
2010
2011
701.529
404.626
1,73
0,44
3.521.193 8.045.487
2011
2012
1.174.970
621.459
1,89
0,40
3.738.943 9.314.895
2012
Tahun
Sumber : Laporan Keuangan Abda dan Panin 2008-2012, diolah peneliti, 2014
Menurut tabel 3.4 dapat dilihat bahwa Rasio DER Abda pada tahun 2008 adalah sebesar 255%, yang berarti setiap Rp. 1 modal sendiri menjamin hutang sebesar 2,55. Lalu Pada tahun 2009 pembiayaan perusahaan yang dibiayai oleh hutang naik menjadi sebesar 3,17 (naik 24,02% dari tahun sebelumnya), hal tersebut karena menambahnya hutang perusahaan menjadi 394,26 Miliar (hutang bertambah sekitar 33% dari tahun lalu) yang tidak diimbangi oleh naiknya modal yang hanya naik 4,3% dari tahun sebelumnya menjadi 124 Miliar.
Universitas Indonesia
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
38
Pada tahun 2010, Rasio DER Abda kembali turun sedikit dari tahun 2009 menjadi 3,28. Hal tersebut dikarenakan adanya kenaikan hutang yang agak tinggi yaitu sebesar 648 Miliar (naik 65% dari tahun lalu). Untungnya masi bisa sedikit diimbangi oleh kenaikan modal sebesar 59% dari tahun sebelumnya menjadi 197,4 Miliar. Pada tahun 2011 DER Abda mengalami kemajuan dengan menurunnya rasio DER-nya menjadi 1,73. Hal tersebut dikarenakan kenaikan signifikan oleh modal perusahaan. Modal perusahaan naik sebesar 104% menjadi 404 Miliar, dan penambahan hutang hanya naik sebesar 8% menjadi 701 Miliar. Pada tahun 2012 DER Abda kembali mengalami kenaikan menjadi 1,89%. Hal tersebut dikarenakan naiknya jumlah hutang sebesar 65% menjadi 1,17 Triliun dan tidak diimbangi oleh kenaikan modal yang hanya 53% menjadi 621,4 Miliar. Rasio DER Abda dari 2008-2012 ini lebih tinggi dengan Panin Insurance, hal tersebut berarti pembiayaan perusahaan oleh hutang mereka lebih besar dari Panin, yang pada tahun 2008 DER-nya sebesar 63% dan naik menjadi 80% dan Panin Insurance memperbaiki DER mereka di tahun-tahun kedepannya menjadi 72%(2010), turun signifikan menjadi 44%(2011), dan kembali turun menjadi 40%(2012). Rasio DER Abda yang lebih tinngi dari Panin ini kurang baik karena semakin rendah nilainya menunjukkan semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban perusahaan dan semakin tinggi rasio ini menunjukkan semakin tingginya ketergantungan permodalan perusahaan terhadap pihak luar sehingga beban dan risiko perusahaan akan semakin besar.
Universitas Indonesia
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
39
3,5 3 Rasio DER
2,5 2 1,5
DER Abda
1
DER Panin
0,5 0 2008
2009
2010
2011
2012
Tahun
Grafik 3.4 DER Perusahaan Abda dan Panin 2008-2012 Sumber : Laporan Keuangan Abda dan Panin 2008-2012, diolah peneliti, 2014
Berdasarkan grafik 3.4, dapat disimpulkan bahwa pergerakan rasio DER Perusahaan Abda dari tahun 2008-2012 fluktuatif, namun
perusahaan Abda
masih dalam kondisi yang solvabel karena rasio-rasionya masih positif. Namun jika dibandingkan dengan perusahaan Panin rasio DER dari Abda ini masih diatas dari Panin. Hal tersebut menandakan bahwa modal dari Abda yang dibiayai hutang lebih banyak dari Panin.
3.2.2.2 DAR (Debt to Asset Ratio) Debt to Asset Ratio atau yang biasa dikenal dengan Debt Rasio dapat dihitung melalui pembagian antara total hutang dengan total aktiva/aset, Sawir (2008:13).
atau
=
Total Hutang ( Total Aktiva
)
Universitas Indonesia
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
40
Tabel 3.5 Rasio DAR Perusahaan Abda dan Panin 2008-2012 *dalam jutaan
Abda/
Total
Tahun
Hutang
2008
302.494
2009
Aset
Rasio Rasio
Aset
Total
Panin/
Hutang
Tahun
Abda
Panin
421.304
71,8
25,8
6.790.788
1.754.592
2008
394.265
518.268
76,1
31,3
8.107.143
2.540.800
2009
2010
648.230
845.779
76,6
28,9
9.518.977
2.748.350
2010
2011
701.529
1.100.155
63,7
31,1
11.301.171 3.521.193
2011
2012
1.174.970
1.796430
65,4
28,6
13.059.093 3.738.943
2012
Sumber : Laporan Keuangan Abda dan Panin 2008-2012, diolah peneliti
Menurut tabel 3.5, dapat dilihat bahwa Rasio DAR Abda pada tahun 2008 adalah sebesar 71,8%, hal tersebut menandakan bahwa setiap 1 Rupiah dari keseluruhan aset dibiayai oleh 0,718 hutang. Pada tahun 2009 DAR dari abda mengalami kenaikan sebesar 5,9% menjadi 76,1%, hal tersebut menandakan bahwa rasio hutang dari Abda naik dan hal tersebut dikarenakan karena kenaikan total hutang Abda yang sebesar 30,3% dari tahun sebelumnya menjadi 394 Miliar, tidak sebanding dengan kenaikan aset yang hanya 23,01% dari tahun sebelumnya menjadi 518 Miliar. Pada tahun 2010 DAR dari Abda kembali mengalami kenaikan sangat kecil (0,07%) dari tahun sebelumnya menjadi 76,6. Hal tersebut karena total hutang dan aset mengalami kenaikan yang hampir sama juga. Total hutang Abda pada tahun 2010 mengalami kenaikan 64,4% dari tahun sebelumnya menjadi 648 Miliar, sementara hampir diimbangi oleh kenaikan Total asetnya yang mencapai 63,1% dari tahun sebelumnya menjadi 845,7 Miliar. Pada tahun 2011 DAR mengalami penurunan 16,8% menjadi 63,7%. Hal tersebut mengartikan bahwa rasio hutang Abda mengalami kemajuan dengan berkurang hutangnya. Penurunan rasio hutang Abda pada tahun 2011 itu dikarenakan kenaikan aset Abda yang mencapai 30,03% dari tahun sebelumnya menjadi 1,1 Triliun, sementara total hutangnya yang hanya naik 8,2% dari tahun sebelumnya menjadi 701,5 Miliar.
Universitas Indonesia
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
41
Pada tahun 2012, rasio DAR kembali mengalami kenaikan sebesar
65,4%.
Angkat tersebut naik sekitar 3% dari tahun sebelumnya. Hasil tersebut juga menyatakan bahwa Abda mengalami kenaikan pembiayaan aset lewat hutangnya. Naiknya rasio tersebut dikarenakan karena naiknya total hutang sebesar 67,62% menjadi 1,17 Triliun, sementara tidak sebanding dengan kenaikan total aset sebesar 63,2% dari tahun sebelumnya menjadi 1,79 Triliun. Dari analisis DAR Abda diatas, jika dibandingkan dengan Rasio DAR dari Panin sebagai benchmark perusahaan, dapat dikatakan bahwa perusahaan Abda lebih banyak rasio hutangya dibandingkan dengan Perusahaan Panin. Hal tersebut dikarenakan margin antara total hutang Abda dengan Aset yang dimiliki Abda dibawah PT Panin Insurance. Hal tersebut dapat dianalisis bahwa perusahaan Abda tidak terlalu dapat memaksimalkan hutang-hutangnya untuk dapat membiayai aset dibandingkan dengan Panin.
90 80
Rasio DAR
70 60 50 40
DAR Abda
30
DAR Panin
20 10 0 2008
2009
2010
2011
2012
Tahun
Grafik 3.5 Grafik DAR Perusahaan Abda dan Panin 2008-2012 Sumber : laporan keuangaan Abda & Panin, diolah peneliti
Universitas Indonesia
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
42
Berdasarkan Grafik 3.5, perusahaan Abda dari tahun 2008-2012 merupakan perusahaan yang solvabel, hal tersebut dikarenakan Rasio DAR-nya positif. Namun jika dibandingkan dengan Panin sebagai benchmark penelitian, DAR dari Abda lebih tinggi dari Panin, hal tersebut menandakan bahwa pembiayaan Aset dari Abda dibiayai oleh hutang lebih banyak dibandingkan dengan Aset Panin yang dibiayai oleh hutangnya. 3.3 Analisis Gabungan Rasio Profitabilitas dan Solvabilitas Tabel 3.6 Gabungan Rasio Profitabilitas dan Solvabilitas Perusahaan Abda Insurance dan Perusahaan Panin 2008-2012
Rasio Perusahaan
2008
2009
2010
2011
2012
Abda
Panin
Abda
Panin
Abda
Panin
Abda
Panin
Abda
Panin
DER
255%
63%
317%
80%
328%
72%
173%
44%
189%
40%
DAR
71,8%
25,8%
76,1%
31,3%
76,6%
28,9%
63,7%
31,1%
65,4%
28,6%
ROA
3,33%
4,6%
-5,5%
-7,6%
6,4%
9,5%
8,8%
9,6%
6,6%
6,3%
ROE
11,86%
11,32%
-23%
-19,22%
27,51%
23,69%
23,97%
13,5%
19,1%
8,91%
NPM
5,59%
25,31%
-8,47%
-55,82%
12,67%
61,77%
18,04%
42,84%
18,21%
35,16%
Solvabilitas
Profitabilitas
Sumber : Hasil olah data penulis, 2014
Universitas Indonesia Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
43
Dar tabel 3.6, dapat dilihat bahwa PT. Abda Insurance menurut tingkat solvabilitasnya adalah perusahaan yang solvabel. Hal tersebut dapat dilihat dari rasio solvabilitas dari Abda yang positif setiap tahunnya. Hal tersebut berarti Modal dan Aset Abda dapat menutupi hutang jangka panjangnya. Rasio solvabilitas dari PT. Abda pada tahun 2008-2012 tergolong fluktuatif atau naik turun. Hal terserbut diperkirakan karena kenaikan total hutang yang tidak sebanding dengan kenaikan modal atau asetnya. Namun jika dibandingkan dengan perusahaan Panin, rasio solvabilitas dari Abda masih lebih tinggi. Hal tersebut berarti modal atau aset Abda yang dibiayai hutang lebih banyak dibandingkan dengan Panin. Hal tersebut dapat dikatakan kurang baik bagi Abda, karena rasio hutang yang besar juga dapat menanggung risiko yang besar untuk perusahaan dan pembiayaan operasi perusahaan yang dibiayai oleh hutang rasionya semakin kecil. Dari Tabel 3.6 juga dapat dilihat bahwa rasio profitabilitas dari Abda yang fluktuatif. Hal tersebut diperkirakan karena adanya krisis ekonomi global pada tahun 2008 yang berpengaruh pada laba bersih dari Abda. Keadaan ekonomi negara yang tidak stabil juga diperkirakan berpengaruh pada laba bersih di tahun-tahun berikutnya, sehingga membuat rasio profitabilitas dari Abda juga ikut naik turun. Jika dibandingkan dengan Benchmark penelitian perusahaan Panin, tingkat profitabilitas dari Abda masih lebih rendah. Hal tersebut dikarenakan laba bersih dari Panin yang lebih tinggi dibandingkan dengan laba bersih dari Abda.
Universitas Indonesia Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan Dari analisis yang sudah dibuat penulis sebelumnya, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut : Profitabilitas dari Perusahaan Abda lebih rendah daripada Panin, hal ini disebabkan oleh laba yang didapatkan panin diatas oleh laba yang diperoleh Abda. Hal tersebut masih bisa dikatakan wajar karena Panin masuk dalam kategori Perusahaan asuransi terbesar ketiga. PT Abda dapat dikatakan sebagai perusahaan solvabel, karena rasio-rasio Solvabilitas yang sudah dihitung sebelumnya dari tahun 2008-2012 dalam keadaan positif. Hal tersebut dapat diartikan bahwa Abda mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutang–hutangnya. Namun jika dibandingkan dengan PT Panin sebagai benchmark, Rasio Solvabilitas Abda masih lebih tinggi dari rasio solvabilitas Panin. Hal tersebut berarti pembiayaan aset dan modal Abda lebih banyak dibiayai hutang jika dibandingkan dengan PT Panin. 4.2 Saran Berdasarkan analisis sebelumnya, maka penulis memberikan saran sebagai berikut : Rasio-rasio profitabilitasnya agar ditingkatkan lagi, agar profitabilitas dari Abda menjadi lebih baik lagi dan bisa bersaing dengan Panin. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara menaikkan laba bersih perusahaan setiap tahunnya sehingga rasio profitabilitas dapat mengalami kenaikan. Abda sekiranya dapat menurunkan rasio hutangnya, karena rasio hutang yang besar juga dapat menanggung risiko yang besar untuk perusahaan dan pembiayaan operasi perusahaan yang dibiayai oleh hutang rasionya semakin kecil.
Universitas Indonesia Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
DAFTAR PUSTAKA Buku Arthur Keown, John D. Martin, J William Pretty, dan David Scott Junior F. 2002. Manajemen keuangan Prinsip-prinsip dan Aplikasi Edisi Kesembilan. Jakarta: Salemba 4. Asnawi, Said Kelana dan Chandra Wijaya. 2007. Metodologi Penelitian Keuangan. Jakarta: Graha Ilmu. Darmawi, Herman. 2004. Manajemen Asuransi. Edisi Pertama, Cetakan Ketiga. Jakarta: PT Bumi Aksara. Helfert, Erich A. 1996. Teknik Analisis Keuangan, Terjemahan Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga. Kuswadi. 2006. Memahami Rasio-Rasio Keuangan Bagi Orang Awam. Jakarta: Elex Media Komputindo. Lawrence Neuman, William. 2000. Social Research Methods, Qualitative and Quantitative Approach, 4th Edition. USA: Allyn&Bacon. Misyanto & Eko Widodo. 1998. Manajemen Keuangan 2. Jakarta: Gunadarma. Prihadi, Toto. 2010. Analisis rasio keuangan deteksi cepat kondisi keuangan. Jakarta: PPM Manajemen. Riyanto, Bambang. 2010. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE. Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPEF. Sawir, Agnes. 2009. Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan keauangan Perusahaan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Sinuraya, Murthada. 1998. Teori Manajemen Keuangan. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Stone, Gene. 2000. Pengoperasian Perusahaan Asuransi. Atlanta, Georgia: LOMA.
Universitas Indonesia
Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
46
Syafri Harahap, Sofyan. 2008. Analisa Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Syafruddin, Alwi. 2007. Alat-alat Analisis dalam pembelanjaan, Edisi Kedua. Yogyakarta. Syamsudin, Lukman. 2001. Manajemen Keuangan Perusahaan, Edisi Baru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Tampubolon Manahan.P, Prof. Dr. 2005. Manajemen Keuangan ( Finance Management) Konseptual, Problem, & Studi Kasus, Edisi Pertama. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia. Tim penulis Universitas Indonesia. 2001. Metode Penelitian Sosial. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia. Van Horne, C.James. 2005. Fundamentals of Financial Management – Prinsip Prinsip Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Veithzal Rivai. 2007. Bank and Financial Institute Management. Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada. Jurnal Govindarajan, Dr. R. Thamilselvan dan Dr. V. Balachandran. Solveny Analysis on Public Sector Undertaking : A Case Study on Neyveli Lignite Corporation Limited(NLC LTD). International Journal of Management, 2012. Malik, Hifza. Determinants Of Insurance Companies Profitability: An Analysis of Insurance Sector of Pakistan. Journal of Business and economics, 2011. Wahyono, Hadi. Komparasi Kinerja Perusahaan Bank dan Asuransi Studi Empiris di Bursa Efek Jakarta, Jurnal riset ekonomi dan manajemen, vol. 2 No. 2, Mei 2002. Gale, B.T. Market Share and Rate Of Return. The Review of Economics and Statistics, 412-423, 1972.
Universitas Indonesia Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
47
Karya Ilmiah Anna Prastiwi Iskandar. Analisis Pengaruh Rasio Rentabilitas Dan Rasio Solvabilitas Terhadap Nilai Saham Pada Perusahaan Emiten yang Terdaftar di PT. Bursa Efek Jakarta. 2005. Augustyn, Irvan. Aspek Perlindungan Hukum Terhadap Pemegang Polis Bancassurance/Produk Kerjasama antara Bank dan Perusahaan Asuransi (Studi Kasus PT. Sun Life Financial Medan), 2011. Irvansyah, Riko. Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Rasio Keuangan Early Warning System (EWS) Pada Perusahaan Asuransi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2010. Kurniawan Yuli Asmoro. Pengaruh Pendapatan Premi, Rasio Hasil Investasi dan Klaim
Terhadap Risk Based Capital Perusahaan Asuransi Kerugian.
2011.
Universitas Indonesia Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Income Statement PT. Abda 2008-2012
Universitas Indonesia Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
Lampiran 2: Balance Sheet PT. Abda 2008-2012
Universitas Indonesia Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014
Lampiran 3: Balance Sheet PT. Abda 2008-2012
Universitas Indonesia Profitabilitas dan solvabilitas…., Macario Marxal, FISIP UI, 2014