UNIVERSITAS INDONESIA
PERENCANAAN INFRASTRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI YANG ADAPTIF UNTUK MENOPANG PERUBAHAN PAKET APLIKASI: STUDI KASUS BANK XYZ
KARYA AKHIR
HARYO ISDIANTO 1106144821
FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI INFORMASI JAKARTA JANUARI 2014
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
HALAMA
N JUDUL
UNIVERSITAS INDONESIA
PERENCANAAN INFRASTRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI YANG ADAPTIF UNTUK MENOPANG PERUBAHAN PAKET APLIKASI: STUDI KASUS BANK XYZ
KARYA AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Teknologi Informasi
HARYO ISDIANTO 1106144821
FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI INFORMASI JAKARTA JANUARI 2014
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Karya Akhir ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar
Nama
: Haryo Isdianto
NPM
: 1106144821
Tanda Tangan : .................................. Tanggal
: 20 Desember 2013
ii Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Akhir ini diajukan oleh
:
Nama NPM Program Studi Judul Karya Akhir
: Haryo Isdianto : 1106144821 : Magister Teknologi Informasi : Perencanaan Infrastruktur Teknologi Informasi yang Adaptif untuk Menopang Perubahan Paket Aplikasi: Studi Kasus Bank XYZ
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Magister Teknologi Informasi pada Program Studi Magister Teknologi Informasi, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia. DEWAN PENGUJI
Pembimbing : Bob Hardian Syahbuddin, Ir., Ph.D.
( ............................... )
Penguji
: Rizal Fathoni Aji, S.Kom., M.Kom.
( ............................... )
Penguji
: Wahyu Catur Wibowo, Ir., M.Sc., Ph.D.
( ............................... )
Ditetapkan di : Jakarta Tanggal
: 30 Desember 2013
iii Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan Karya Akhir ini. Penulisan karya akhir ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Magister Teknologi Informasi pada Program Studi Magister Teknologi Informasi, Fakultas Ilmu Komputer – Universitas Indonesia. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan karya akhir ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bob Hardian Syahbuddin, Ir, Ph.D, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penulisan karya akhir ini; 2. Dr. Achmad Nizar Hidayanto, selaku Ketua Jurusan Magister Teknologi Informasi; 3. Orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan dukungan moral agar saya dapat menyelesaikan Karya Akhir ini; 4. Anak dan Istri saya tercinta, yang memberikan segalanya agar saya mampu menyelesaikan kuliah serta Karya Akhir saya; 5. Teman-teman di 2011FA, The WolfGank yang sangat membantu dalam kesuksesan saya memperoleh gelar Magister Teknologi Informasi.
Akhir kata, saya berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga Karya Akhir ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu. Salemba, Desember 2013
Penulis
iv Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama NPM Program Studi Fakultas Jenis Karya
: Haryo Isdianto : 1106144821 : Magister Teknologi Informasi : Ilmu Komputer : Karya Akhir
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-exclusive RoyaltyFree Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul : Perencanaan Infrastruktur Teknologi Informasi yang Adaptif untuk Menopang Perubahan Paket Aplikasi : Studi Kasus Bank XYZ Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Nonekskutif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database). Merawat, dan mempublikasikan karya akhir saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di : Jakarta Pada tanggal : 20 Desember 2013
Yang menyatakan
(Haryo Isdianto)
v Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
ABSTRAK
Nama Program Studi Judul
: Haryo Isdianto : Magister Teknologi Informasi : Perencanaan Infrastruktur Teknologi Informasi yang Adaptif untuk Menopang Perubahan Paket Aplikasi: Studi Kasus Bank XYZ
Perbankan adalah industri yang paling sering mengubah strategi bisnisnya untuk memenuhi permintaan pelanggan dibandingkan dengan industri lain. Teknologi informasi (TI) yang digunakan sebagai pendukung bisnis dalam meningkatkan keuntungan diharapkan mampu untuk mengakomodir perubahan bisnis yang cepat tersebut. Seiring dengan berjalannya waktu, TI semakin kesulitan untuk menyelaraskan hubungan dengan bisnis. Bank XYZ sebagai salah satu aktor dalam industri perbankan tidak lepas dari permasalahan ini. TI di Bank XYZ dianggap tidak dapat mengakomodir kebutuhan bisnis dengan cepat. Salah satu faktor yang menyebabkan kelambatan ini adalah infrastruktur TI yang tidak adaptif. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan cetak biru infrastruktur TI yang adaptif bagi Bank XYZ dengan menggunakan metode pengembangan arsitektur TI yaitu TOGAF ADM. Hasil dari penelitian ini adalah sebuah cetak biru infrastruktur TI yang adaptif yang dapat digunakan untuk menopang perubahan aplikasi dalam mengakomodir perubahan bisnis yang cepa t. Walaupun demikian, penelitian ini memiliki keterbatasan dengan tidak menyertakan prioritas dan roadmap pada cetak biru yang dihasilkan.
Kata kunci: Perencanaan, Infrastruktur TI, Perbankan, Adaptif, TOGAF xi + 102 halaman; 24 gambar; 9 tabel; 4 lampiran
vi
Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
ABSTRACT
Name Study Program Title
: Haryo Isdianto : Magister Teknologi Informasi : Adaptive Information Technology Infrastructure Planning to Support Application Package Change: Case Study XYZ Bank
Banking has been an industry that most frequently changes its business strategy in order to meet its customer demand compared to other industries. Information Technology (IT) as a support for the business is expected to be able to accommodate the business changes. As business changes become more and more rapidly, aligning IT to business has been more and more difficult. XYZ Bank, one of the actors in the banking industry, also encounters this problem. The IT in XYZ Bank is considered unable to cope with the fast business changes. One of the factors that cause this problem is its non-adaptive IT infrastructure. Therefore, this study aims to propose a blueprint for an adaptive IT infrastructure at XYZ Bank using TOGAF ADM IT architecture development method. The result of this study is a blueprint of an adaptive IT infrastructure that can accommodate application changes in supporting the fast changing banking businesses. However, this study still has limitations for the blueprint does not include prioritization and roadmap.
Keyword: Planning, IT Infrastructure, Banking, Adaptive, TOGAF xi + 102 pages; 24 figures; 9 tables; 4 attachments
vii
Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii KATA PENGANTAR............................................................................................ iv HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS................................................................ v ABSTRAK ............................................................................................................. vi ABSTRACT .......................................................................................................... vii DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. x DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1 Rumusan Masalah..................................................................................... 5 1.2 1.3 Ruang Lingkup ......................................................................................... 5 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................. 5 Sistematika Penulisan ............................................................................... 6 1.5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 7 2.1 Landasaran Teori ...................................................................................... 7 2.1.1 Infrastruktur Teknologi Informasi ..................................................... 7 2.1.2 Adaptive Enterprise ........................................................................... 9 Teknologi Virtualisasi Komputer .................................................... 12 2.1.3 2.1.4 Perencanaan Strategis Sistem Informasi ......................................... 15 2.1.5 The Open Group Architecture Framework (TOGAF) .................... 15 2.1.6 Analisis Rantai Nilai (Value Chain)................................................ 21 2.2 Penelitian Sebelumnya ........................................................................... 24 2.3 Kerangka Teori Penelitian ...................................................................... 27 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ............................................................... 29 3.1 Metode Penelitian ................................................................................... 29 Merumuskan masalah...................................................................... 29 3.1.1 3.1.2 Melakukan tinjauan pustaka ............................................................ 31 3.1.3 Mengumpulkan data ........................................................................ 31 3.1.4 Melakukan analisis .......................................................................... 32 3.1.5 Melakukan pembahasan .................................................................. 32 3.1.6 Menyusun kesimpulan dan saran .................................................... 32 BAB 4 PROFIL ORGANISASI ............................................................................ 33 4.1 Sekilas Perusahaan ................................................................................. 33 4.2 Visi dan Misi .......................................................................................... 34 BAB 5 ANALISIS DAN PEMBAHASAN .......................................................... 35 5.1 Tahapan Awal ......................................................................................... 35 5.1.1 Prinsip Arsitektur ............................................................................ 35 5.1.2 Arsitektur Awal ............................................................................... 37 5.2 Visi Arsitektur ........................................................................................ 48 5.3 Arsitektur Bisnis ..................................................................................... 50 viii
Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
5.4 Arsitektur Sistem Informasi.................................................................... 53 5.4.1 Arsitektur data ................................................................................. 53 5.4.2 Arsitektur aplikasi ........................................................................... 54 5.5 Arsitektur Teknologi............................................................................... 60 5.5.1 Identifikasi komponen teknologi ..................................................... 60 5.5.2 Platform arsitektur teknologi .......................................................... 67 5.5.3 Topologi jaringan ............................................................................ 71 5.5.4 Virtualisasi server ........................................................................... 72 5.6 Identifikasi Peluang dan Solusi .............................................................. 75 5.6.1 Tabel kesenjangan sistem informasi ............................................... 75 5.6.2 Tabel kesenjangan infrastruktur TI ................................................. 75 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 78 6.1 Kesimpulan ............................................................................................. 78 6.2 Saran ....................................................................................................... 81 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 82 LAMPIRAN .......................................................................................................... 84 Lampiran 1 : Hasil Wawancara ......................................................................... 84 Lampiran 2 : Focus Group Discussion .............................................................. 92 Lampiran 3 : Infrastruktur TI Bank XYZ tidak adaptif ..................................... 97 Lampiran 4 : Perancangan Virtualisasi Server .................................................. 99
ix
Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1-1 Diagram fishbone dukungan TI terhadap bisnis ................................. 3 Gambar 2-1 Infrastruktur teknologi informasi ........................................................ 8 Gambar 2-2 Keseimbangan pada infrastruktur TI yang adaptif (Robertson & Sribar, 2001) .......................................................................................................... 10 Gambar 2-3 Konsolidasi beban kerja melalui virtualisasi server ......................... 14 Gambar 2-4 Siklus pengembangan arsitektur (figure 5-1, TOGAF 9 : The Open Group Architecture Framework, 2009, p. 54) ....................................................... 17 Gambar 2-5 Taksonomi umum komponen infrastruktur (figure 43-2, TOGAF 9 : The Open Group Architecture Framework, 2009, p. 578) .................................... 21 Gambar 2-6 Analisis rantai nilai (Porter, 1985) .................................................... 22 Gambar 2-7 Kerangka teori penelitian .................................................................. 28 Gambar 3-1 Metodologi Penelitian ....................................................................... 30 Gambar 5-1 Arsitektur aplikasi saat ini................................................................. 40 Gambar 5-2 Analisis rantai nilai Bank XYZ ......................................................... 50 Gambar 5-3 Proses bisnis Bank XYZ ................................................................... 51 Gambar 5-4 Arsitektur data transaksi.................................................................... 54 Gambar 5-5 Sistem informasi Bank XYZ ............................................................. 58 Gambar 5-6 Landscape aplikasi ............................................................................ 60 Gambar 5-7 Pemetaan taksonomi komponen umum ............................................ 64 Gambar 5-8 Perspektif arsitektur .......................................................................... 66 Gambar 5-9 Arsitektur gabungan .......................................................................... 66 Gambar 5-10 Peta interoperabilitas ....................................................................... 67 Gambar 5-11 Unifikasi platform ........................................................................... 69 Gambar 5-12 Topologi Jaringan Bank XYZ ......................................................... 71 Gambar 5-13 Desain infrastruktur virtualisasi berdasarkan arsitektur sistem informasi................................................................................................................ 74
x
Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
DAFTAR TABEL
Tabel 2-1 Evaluasi teknologi virtualisasi .............................................................. 27 Tabel 5-1 Aplikasi yang ada saat ini ..................................................................... 41 Tabel 5-2 Daftar stakeholder tiap proses bisnis .................................................... 51 Tabel 5-3 Klasifikasi sistem informasi Bank XYZ ............................................... 55 Tabel 5-4 Tabel aplikasi Bank XYZ ..................................................................... 58 Tabel 5-5 Pemilihan komponen teknologi berdasarkan prinsip arsitektur ............ 60 Tabel 5-6 Mekanisme integrasi sistem informasi Bank XYZ ............................... 70 Tabel 5-7 Infrastruktur yang tidak sesuai dengan prinsip arsitektur ..................... 75 Tabel 5-8 Analisis kesenjangan infrastruktur TI ................................................... 76
xi
Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Peranan teknologi informasi (TI) di industri perbankan Indonesia semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Penggunaan TI yang awalnya hanya digunakan untuk mempercepat atau otomasi proses bisnis, saat ini telah berubah menjadi salah satu bagian strategis di organisasi perbankan untuk meningkatkan keuntungan. Untuk mencapai penggunaan TI yang optimal, maka diperlukan keselarasan antara teknologi informasi dan strategi bisnis.
Keselarasan antara teknologi informasi dan strategi bisnis menjadi salah satu pembahasan utama di kalangan eksekutif TI di seluruh dunia. Seiring berjalannya waktu perusahaan selalu menyesuaikan strategi bisnis untuk memenuhi permintaan pelanggan sehingga untuk mencapai keselarasan tersebut semakin sulit. Dibandingkan dengan perusahaan lain, perbankan adalah industri yang paling sering mengubah strategi bisnisnya untuk mengakomodir perubahan yang sangat cepat. Perencanaan untuk menyelaraskan TI dengan perubahan bisnis yang cepat ini penuh dengan risiko karena organisasi akan berusaha untuk menambah infrastruktur TI yang ada agar dapat menjaga tingkat keselarasan yang konsisten (Tallon, 2009).
Infrastruktur TI menjadi hal yang penting dalam organisasi karena besarnya investasi yang dikeluarkan untuk infrastruktur TI, yaitu 50% (Gurbaxani, Melville, & Kraemer, 1998) sampai dengan 75% (Applegate, Austin, & Soule, 2009) dari total investasi TI. Seringkali investasi yang besar ini tidak diiringi dengan manfaat yang dirasakan (Carr, 2003). Oleh karena itu, fleksibilitas dari infrastruktur TI menjadi bagian yang penting di dalam organisasi untuk meminimalkan risiko dan meningkatkan kemampuan organisasi dalam beradaptasi dengan perubahan (Weill & Broadbent, 2002).
1
Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
2
Selain efektif dan efisien, fleksibilitas infrastruktur TI merupakan salah satu ciri dari adaptive enterprise. Untuk mencapai adaptive enterprise, diperlukan keseimbangan pada tiga area, yaitu teknologi, sumber daya manusia, dan proses (Robertson & Sribar, 2001). Selain menjadi kriteria adaptive enterprise, untuk merencanakan infrastruktur TI ini harus mengacu kepada arsitektur TI (Weill & Ross, 2004). Arsitektur TI yang dimiliki oleh organisasi harus mampu menangkap esensi dari bisnis, teknologi informasi dan evolusi yang terjadi (Proklamirsyah, 2013).
Perencanaan infrastruktur TI yang adaptif di organisasi perbankan akan menghasilkan suatu cetak biru (blue print) teknologi informasi yang dapat digunakan sebagai pedoman bagi organisasi. Salah satu hasil utama dari perencanaan arsitektur TI adalah rencana implementasi arsitektur teknologi melalui pengembangan infrastruktur TI (The Open Group, 2009).
Penelitian ini mengambil studi kasus peranan dan penerapan TI di organisasi perbankan, dalam hal ini adalah Bank XYZ. Peranan TI di organisasi ini berada di posisi strategis yang ditandai dengan dibentuknya direktorat baru yang membawahi TI dan adanya penegasan nama TI pada direktorat baru tersebut di tahun 2013, yaitu Direktorat Pengembangan Bisnis dan TI (DPBTI).
Sebelum dilakukan perubahan, organisasi TI berada di bawah Direktorat Pelayanan dan Distribusi (DPD). Pembentukan direktorat baru (DPBTI) tersebut dilakukan oleh Bank XYZ untuk mempercepat proses koordinasi TI dengan bisnis sehingga TI diharapkan dapat mendukung perubahan strategi bisnis dengan cepat. Hal ini juga ditegaskan oleh 2 direktur yang menjabat saat itu. Selain permasalahan koordinasi, dukungan TI yang kurang cepat diakibatkan oleh beberapa hal yang digambarkan dalam diagram fishbone seperti ditunjukkan pada Gambar 1-1 berikut:
Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
3
Gambar 1-1 Diagram fishbone dukungan TI terhadap bisnis
Faktor-faktor utama penyebab TI tidak dapat mengakomodir kebutuhan bisnis dengan cepat adalah sebagai berikut: a. Prosedur Prosedur permintaan layanan TI tidak disertai dengan pembahasan infrastruktur TI untuk permintaan layanan aplikasi oleh pihak bisnis. Salain itu, sistem informasi yang dialih daya tidak diberikan acuan standar untuk infrastuktur TI yang akan digunakan. Ketiadaan pembahasan dan pemberian acuan infrastruktur TI menyebabkan keterlambatan proses penerapan TI untuk mendukung proses bisnis. b. Sistem Informasi (SI) Perubahan maupun penambahan beberapa sistem informasi terjadi di luar perencanaan. Hal ini terjadi karena kebutuhan terhadap sistem informasi tersebut berubah sangat cepat dan tidak dapat dikendalikan. Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan sistem informasi tersebut adalah sebagai berikut: a. Perubahan aplikasi bisnis Perubahan aplikasi bisnis ini didorong oleh 3 hal, yaitu penambahan aplikasi untuk produk baru, perubahan aplikasi untuk pengembangan produk lama, dan permintaan aplikasi oleh rekan bisnis korporasi. Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
4
b. Perubahan aplikasi pihak ketiga Perubahan aplikasi ini dilakukan oleh pihak regulator dan rekan bisnis yang terkait dengan mekanisme pembayaran dan pembelian melalui bank yang biasa disebut dengan aplikasi Host to Host (H2H). c. Organisasi Internal Permintaan layanan TI terkait infrastruktur TI dipenuhi oleh unit di Divisi Dukungan dan Operasional TI (DOTI). Divisi Pengembangan TI (DPTI) hanya mengembangkan perangkat lunak. Berdasarkan peran dan tanggung unit yang ada di DOTI dapat disimpulkan terjadi tumpang tindih tanggung jawab yang terkait pengembangan dan pengelolaan infrastruktur TI, yang mana hal ini mengakibatkan unsur subyektif pada saat pengembangan dengan menitikberatkan pengelolaan infrastruktur TI tanpa memperhatikan unsur obyektif, terutama terkait kebutuhan sistem informasi. Tumpang tindih tanggung jawab ini juga menyebabkan kinerja DOTI menjadi tidak optimal karena harus mengerjakan pekerjaan yang bersifat rutin dalam pengelolaan TI dan pekerjaan yang bersifat proyek dalam pengembangan infrastruktur TI sehingga kecepatan dukungan TI untuk mengakomodir perubahan strategi bisnis menjadi berkurang. d. Infrastruktur TI Pengembangan dan pengadaan fasilitas TI yang mengabaikan infrastruktur TI, terutama terkait proyek TI aplikasi baru, menyebabkan terjadinya duplikasi infrastruktur dan peningkatan kompleksitas infrastruktur. Selain itu, kecepatan implementasi aplikasi baru tidak sesuai dengan jadwal yang ditetapkan karena harus menunggu pengadaan infrastruktur baru. Pada tahun 2012, terjadi duplikasi infrastruktur TI yaitu sejumlah 5 server basis data. Penambahan jumlah infrastruktur TI tertinggi dari 234 rollout layanan TI di tahun 2012 adalah 10 server aplikasi. Penambahan dan peningkatan kompleksitas infrastruktur TI ini menunjukkan bahwa infrastruktur TI yang ada saat ini tidak adaptif. Rekaman yang terkait dengan permasalahan infrastruktur TI yang tidak adaptif ditunjukkan pada Lampiran 3 : Infrastruktur TI Bank XYZ tidak adaptif.
Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
5
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan sebelumnya, penulis mengambil penyebab permasalahan pada penelitian ini dari segi Infrastruktur TI yang mana infrastruktur TI tidak adaptif untuk menopang perubahan sistem informasi di atasnya ketika terjadi perubahan bisnis yang cepat dan perubahan SI eksternal. Dari penjabaran di atas, penulis mengajukan sebuah pertanyaan untuk penelitian ini yaitu: “Bagaimanakah perencanaan infrastruktur TI yang adaptif untuk menopang perubahan paket aplikasi di Bank XYZ?” Pertanyaan penelitian di atas dapat didekomposisi menjadi sub pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimana prinsip-prinsip TI dan model adaptif yang akan digunakan dalam perencanaan infrastruktur TI di Bank XYZ? 2. Bagaimana penerapan prinsip-prinsip TI dan model adaptif dalam perencanaan infrastruktur TI di Bank XYZ? 1.3
Ruang Lingkup
Penelitian ini memiliki ruang lingkup sebagai berikut: 1. Karya akhir ini bertujuan untuk menyusun perencanaan infrastruktur TI yang adaptif untuk menopang perubahan paket aplikasi di atasnya. 2. Ruang lingkup karya akhir ini terbatas pada perencanaan infrastruktur TI pada perusahaan perbankan swasta yaitu Bank XYZ. 3. Penelitian menggunakan metode pengembangan arsitektur TI yaitu TOGAF Architecture Development Method (ADM) berbasis kerangka kerja TOGAF (The Open Group Architecture Framework). 1.4
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah membuat perencanaan arsitektur teknologi sebagai cetak biru infrastruktur TI. Cetak biru tersebut dapat digunakan sebagai landasan bagi pengembangan infrastruktur TI yang lebih baik dan adaptif dalam mendukung proses bisnis perbankan.
Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
6
Sedangkan manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah: a. Manfaat praktis i. Mendapatkan
komitmen
dari
pihak
manajemen
atas
rencana
pengembangan infrastruktur TI. ii. Sebagai acuan untuk mengembangkan dan menyempurnakan infrastruktur TI untuk mendukung kecepatan perubahan strategi bisnis Bank XYZ. b. Manfaat akademis Diharapkan penelitian yang dihasilkan dapat menjadi referensi tambahan bagi pengetahuan. 1.5
Sistematika Penulisan
Penulisan karya akhir ini disusun dengan membagi beberapa pembahasan yang dikelompokkan kedalam bab-bab sebagai berikut: BAB I
Pendahuluan
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, permasalahan, ruang lingkup, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II
Landasan Teori
Bab ini berisi uraian atas teori-teori yang berkaitan dan digunan sebagai acuan dalam penelitian BAB III
Metodologi Penelitian
Bab ini berisi uraian mengenai metodologi penelitian yang akan digunakan pada penulisan karya akhir ini. BAB IV
Gambaran Umum Organisasi
Bab ini berisi uraian mengenai profil Bank XYZ, Tbk yang akan digunakan sebagai obyek studi kasus pada penulisan karya akhir ini. BAB V
Analisis dan Pembahasan
Bab ini berisi penjelasan atas data-data yang telah dikumpulkan dan dianalisis serta dijabarkan hasil dari penelitian. BAB VI
Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisi hasil penelitian dan rekomendasi dari karya akhir.
Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Landasaran Teori
Pada bagian ini akan diuraikan teori-teori yang menjadi acuan dalam penelitian ini yaitu pengertian teoretis infrastruktur teknologi informasi, adaptive enterprise, teknologi virtualisasi komputer, perencanaan strategis sistem informasi, kerangka kerja TOGAF, dan analisis rantai nilai. 2.1.1
Infrastruktur Teknologi Informasi
Secara umum, infrastruktur memiliki arti struktur yang ada di bawah struktur. Struktur di bawah struktur yang dimaksud adalah adanya layer layer yang saling mendukung dan melayani. Dalam dunia nyata, istilah infrastruktur seringkali dikaitkan dengan kebutuhan umum, seperti air, listrik, gas, telepon dan lain lain (Robertson & Sribar, 2001) dengan karakteristik sebagai berikut: a. Pemakaiannya lebih luas dibanding struktur di atasnya (yang didukungnya). b. Lebih permanen/statis dibanding struktur diatasnya. c. Terhubung secara fisik dengan struktur diatasnya. d. Sering diperhitungkan sebagai servis/layanan pendukung. e. Dimiliki dan dikelola oleh pihak yang berbeda dari struktur yang didukungnya. Infrastruktur umum berada di bawah layer infrastruktur TI. Sedangkan infrastruktur TI mendukung aplikasi-aplikasi yang berjalan di atas platform infrastruktur tersebut. Contoh infrastruktur TI antara lain sebagai berikut: a. Perangkat lunak i. Middleware ii. Sistem operasi
7
Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
8
iii. Basis data b. Perangkat keras i. Server ii. Client iii. Storage iv. Jaringan Kaitan antara infrastruktur umum, infrastruktur TI dan aplikasi dapat dilihat pada Gambar 2-1 berikut ini:
Gambar 2-1 Infrastruktur teknologi informasi
Infrastruktur TI menurut Weill dan Ross menjadi bagian tata kelola teknologi informasi. Tata kelola teknologi informasi adalah suatu kerangka kerja yang digunakan untuk menentukan kebijakan dalam penggunaan IT serta menentukan penanggung jawab terhadap aset TI yang digunakan (Weill & Ross, 2004). Weill dan Ross mengatakan bahwa ada 3 faktor yang dapat digunakan untuk mencapai tata kelola TI yang efektif, yaitu: keputusan apa yang harus dibuat untuk memastikan manajemen dan penggunaan TI yang efektif, siapa yang membuat keputusan tersebut, dan bagaimana keputusan tersebut dibuat dan dipantau.
Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
9
Terdapat 5 bidang keputusan kunci dalam tata kelola teknologi informasi yang dikembangkan oleh Weill dan Ross, yaitu: a. IT Principles b. IT Architecture c. IT Infrastructure d. Business Application Needs e. IT Investment and prioritization decisions Menurut Weill dan Ross, definisi dari infrastruktur TI adalah layanan TI yang dikoordinasikan secara terpusat dan digunakan sebagai landasan TI perusahaan. 2.1.2
Adaptive Enterprise
Strategi infrastruktur TI yang adaptif menjadi bagian yang penting pada saat unit bisnis membeli paket aplikasi jadi atau yang dapat disesuaikan dan paket sewa aplikasi serta beberapa perusahaan membuat aplikasi sendiri dari awal. Infrastruktur TI harus menyediakan dasar keragaman dan fleksibel terhadap pengembangan aplikasi. Infrastruktur TI yang adaptif memiliki ciri-ciri atau sifat sebagai berikut: a. Efisien Menyediakan komponen-komponen dengan harga dalam batas wajar dan dapat dimanfaatkan bersama oleh aplikasi yang ada saat ini maupun aplikasi baru. b. Efektif Memiliki kemudahan dalam mengintegrasikan dan memadukan komponen infrastruktur yang ada. c. Fleksibel (agile) Memiliki kemudahan dalam perubahan komponen infrastruktur TI, baik penggantian, peningkatan maupun perombakan.
Filosofi infrastruktur TI yang adaptif melibatkan keseimbangan pada tiga area yaitu: teknologi, sumber daya manusia (SDM), dan proses seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2-2. Masing-masing area tersebut dijabarkan sebagai berikut: Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
10
a. Teknologi Teknologi terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, dan layanan pihak ketiga yang merupakan bagian dari infrastruktur. b. Sumber daya manusia Kategori sumber daya manusia terdiri peranan, ketrampilan, dan struktur organisasi yang melibatkan proses daur hidup infrastruktur. c. Proses Kategori ini terdiri dari standar dan informasi yang mendefisinikan daur hidup dari infrastruktur. Untuk mencapai keseimbangan pada ketiga area di atas, pengetahuan untuk pemilihan teknologi yang tepat harus dimiliki dan mengerti ketrampilan dari SDM yang akan menjalankan pekerjaan untuk mengelola teknologi tersebut. Proses menjadi perhatian yang penting untuk memahami strategi infrastruktur yang adaptif lebih mendalam.
Kunci dalam mencapai infrastruktur yang adaptif adalah dengan melihat infrastruktur dalam kesatuan komponen, pola dan layanan serta sumber daya dan proses. Kunci ini mendorong prinsip-prinsip infrastruktur yang adaptif, yaitu: a. Platform : yaitu pengelompokan komponen infrastruktur. b. Pattern : yaitu memfasilitasi pola sistem aplikasi ke perencanaan infrastruktur berdasarkan platform yang digunakan. c. Service : yaitu menyediakan komponen infrastruktur yang dapat digunakan secara bersama oleh aplikasi.
Gambar 2-2 Keseimbangan pada infrastruktur TI yang adaptif (Robertson & Sribar, 2001) Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
11
Untuk menilai atau mengukur bahwa suatu infrastruktur TI adaptif, digunakan kriteria-kriteria tertentu, antara lain: a. Kecepatan (speed) Terkait dengan dukungan terhadap kecepatan implementasi fitur atau aplikasi baru. b. Scalability Mampu mengakomodasi perubahan atau peningkatan penggunaan infrastruktur. c. Integration/ reuse Kemampuan dalam penggunaan ulang dan integrasi antar komponen infrastruktur. d. Partitioning Kemampuan untuk membagi fungsi dan kompleksitas infrastruktur. e. Presentation Menyediakan antar muka yang beragam bagi pengguna.
Selain ciri-ciri dan kriteria yang dikemukakan terkait infrastruktur TI yang adaptif, Robertson dan Sribar juga menyampaikan perihal strategi, kompleksitas dan pengelompokan komponen infrastruktur yang menunjang model organisasi atau
perusahaan
yang
adaptif.
Berdasarkan
ciri-ciri,
kriteria,
strategi,
kompleksitas, teknologi open standard, serta pengelompokan komponen infrastruktur, maka metode yang digunakan dalam perencanaan infrastruktur TI yang adaptif menurut Robertson dan Sribar adalah sebagai berikut: a. Inventarisasi atau pendataan teknologi b. Identifikasi dan pengembangan pola arsitektur teknologi informasi c. Identifikasi dan pengembangan infrastruktur service d. Pengelolaan portofolio infrastruktur e. Pelembagaan perencanaan infrastruktur f. Pengelolaan infrastruktur sebagai paket-paket solusi
Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
12
2.1.3
Teknologi Virtualisasi Komputer
Virtualisasi adalah suatu teknik untuk menyembunyikan karakter fisik dari suatu sumber daya komputasi dalam interaksinya dengan sistem lain, aplikasi maupun pengguna (IBM, 2007). Konsep virtualisasi dapat dikembangkan secara luas ke dalam suatu perangkat, sistem operasi, aplikasi dan jaringan komputer. Berdasarkan konsep ini, definisi yang terkait dengan virtualisasi komputer adalah representasi mantiki dari suatu komputer di dalam perangkat lunak. Pada awalnya, implementasi virtualisasi dilakukan ke dalam suatu perangkat lunak. Seiring dengan perkembangan teknologi, implementasi virtualisasi komputer juga melibatkan perangkat keras untuk meningkatkan efisiensi proses virtualisasi. 2.1.3.1
Virtualisasi pada arsitektur prosesor X86
Virtualisasi pada arsitektur prosesor X86 menempatkan bagian virtualisasi diantara perangkat keras dan sistem operasi (VMware, 2007). Penempatan ini ditujukan agar sistem operasi dapat dijalankan secara bersamaan sebagai mesin virtual di dalam satu perangkat dalam jumlah tertentu. Pada standar industri arsitektur prosesor X86, pendekatan virtualisasi dibagi menjadi 2, yaitu: a. Hosted architecture Pada pendekatan ini, bagian virtualisasi dijalankan sebagai aplikasi di atas sistem operasi yang dapat mendukung perangkat keras dalam skala yang luas. b. Hypervisor architecture (bare-metal) Pada pendekatan ini, bagian virtualisasi terhubung langsung dengan arsitektur perangkat keras. Hubungan secara langsung dengan perangkat keras ini membuat pendekatan ini lebih baik dibandingkan dengan pendekatan Hosted Architecture, yaitu dalam hal efisiensi, skalabilitas, dan kehandalan. 2.1.3.2
Virtualisasi Prosesor
Sistem operasi berbasis X86 didesain untuk dapat berjalan di atas perangkat keras bare-metal, sehingga dapat diasumsikan bahwa sistem operasi ini menggunakan sepenuhnya perangkat keras dari komputer
(VMware, 2007). Ada 3 teknik Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
13
alternatif yang dapat digunakan untuk menangani perintah virtualisasi prosesor dengan arsitektur X86, yaitu: a. Full virtualization Virtualisasi Arsitektur X86 dengan memadukan translasi biner dan teknik eksekusi langsung menghasilkan teknik full virtualization. Teknik ini akan memisahkan secara penuh antara guest OS (Operating System) dengan perangkat keras. Full virtualization memberikan pilihan pemisahan yang terbaik dengan menjalankan mesin virtual seperti sistem operasi yang berjalan di atas perangkat keras yang sebenarnya (native). b. Operating system assisted virtualization atau paravirtualization Paravirtualization mengacu kepada komunikasi yang terjadi antara guest OS dengan hypervisor untuk meningkatkan kehandalan dan efisiensi. Paravirtualization tidak dapat mengakomodasi sistem operasi yang tidak dapat diubah seperti Windows 2000 dan Windows XP. Selain kemampuan menyesuaikan diri terhadap sistem operasi yang rendah, teknik virtualisasi ini juga membutuhkan perubahan kernel sistem operasi yang kompleks, sehingga dapat disimpulkan bahwa teknik ini tidak dapat digunakan sebagai pilihan dalam menentukan teknologi virtualisasi yang akan digunakan. c. Hardware assisted virtualization (first generation) Teknik virtualisasi yang dibantu oleh perangkat keras ini tidak hanya melibatkan prosesor, namun juga memori dan perangkat masukan dan luaran yang lain di dalam perangkat keras. Teknik ini memberikan dukungan yang terbaik untuk sistem operasi yang tidak dapat diubah, sama halnya dengan full virtualization. kekurangan dari teknik ini dibandingkan dengan teknik sebelumnya adalah teknik ini memiliki kehandalan yang paling rendah. Kekurangan dari teknik ini akan hilang setelah perangkat keras dapat menyesuaikan diri terhadap kebutuhan virtualisasi dengan berjalannya waktu.
Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
14
2.1.3.3
Manfaat virtualisasi server
Virtualisasi server adalah menjalankan beberapa sistem operasi server dalam satu perangkat keras fisik yang secara tradisional hanya dipergunakan oleh satu sistem operasi server. Dengan menerapkan virtualisasi server, maka konsolidasi beban kerja (workload) dari beberapa server fisik yang memiliki utilitas rendah ke dalam satu server fisik menjadi lebih optimal. Contoh implementasi virtualisasi server dapat dilihat pada Gambar 2-3 berikut ini (VMware, 2007) :
Gambar 2-3 Konsolidasi beban kerja melalui virtualisasi server
Adapun manfaat lain dari penerapan implementasi virtualisasi adalah sebagai berikut (VMware, 2009) : a. Mengurangi biaya perangkat keras sampai dengan 30 – 50 % b. Mengurangi biaya operasional sampai dengan 70 – 80 % c. Konsolidasi server d. Mengurangi kompleksitas server e. Konsolidasi storage f. Konsolidasi jaringan g. Meningkatkan ketersediaan h. Meningkatkan kemampuan skalabilitas dan redundansi dalam layanan aplikasi i. Menyediakan layanan tanpa gangguan (uninterrupted service) ketika perangkat keras mesin server sedang dilakukan perbaikan j. Meningkatkan kapabilitas dengan virtualisasi aplikasi dan basis data k. Mengoptimalkan pengalokasian sumber daya prosesor dan memory dengan menyesuiakan dengan beban kerja l. Fleksibilitas terhadap dukungan layanan baru
Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
15
2.1.4
Perencanaan Strategis Sistem Informasi
Perencanaan strategis sistem informasi adalah suatu pendekatan dalam penggunaan SI/TI secara efektif dan efisien dalam menciptakan peluang bisnis untuk meningkatkan keuntungan organisasi (Ward & Peppard, 2004). Indikator perusahaan membutuhkan perencanaan strategis sistem informasi adalah apabila banyak ditemukan ketidaksesuaian pendapat antara bisnis dan TI. Selain itu, terdapat banyak silo-silo aplikasi, yang menandakan bahwa tidak ada perencanaan terhadap sistem informasi atau teknologi informasi. Opini dari pihak di luar TI terhadap penggunaan anggaran untuk pembelanjaan perangkat TI termasuk salah satu indikator bahwa organisasi tersebut membutuhkan perencanaan strategis sistem informasi. Untuk mengatasi permasalahan terkait TI yang berpengaruh terhadap bisnis perusahaan, 3 strategi yang dihasilkan dalam perencanaan strategis sistem informasi harus disusun, yaitu: a. Strategi SI/TI b. Strategi manajemen SI/TI c. Strategi infrastruktur TI. Berdasarkan keluaran perencanaan strategis sistem informasi, dapat disimpulkan bahwa untuk merencanakan infrastruktur TI, strategi SI/TI dan strategi manajemen SI/TI harus disusun terlebih dahulu. 2.1.5
The Open Group Architecture Framework (TOGAF)
TOGAF adalah suatu kerangka kerja pengembangan, penerapan, dan pengelolaan arsitektur enterprise melalui pendekatan secara rinci dan menyeluruh sebagai berikut (The Open Group, 2009): a. Berupa panduan tahapan-tahapan dan prinsip-prinsip b. Memberikan keleluasaan dalam memilih teknik pemodelan yang digunakan c. Merupakan paduan dari berbagai kerangka kerja pengembangan arsitektur, seperti FEAF, TEAF, DoDAF, dsb. Kerangka kerja ini dapat digunakan secara bebas oleh organisasi yang ingin mengembangkan arsitektur enterprise. TOGAF dikembangkan dan dikelola oleh anggota The Open Group di forum arsitektur. The Open Group adalah konsorsium Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
16
non-profit yang berkomitmen untuk meningkatkan efisiensi bisnis dengan menurukan batasan integrasi sistem informasi antar perusahaan yang digunakan oleh penjual dan pembeli.
TOGAF versi 1 yang mulai dikembangkan pada tahun 1995 mengacu kepada Technical Architecture Framework for Information Management (TAFIM) yang dikembangkan oleh departemen pertahanan Amerika Serikat. Departemen pertahanan Amerika Serikat memberikan izin dan dorongan kepada The Open Group untuk mengembangkan TOGAF berdasarkan TAFIM. Pengembangan TAFIM ini sendiri membutuhkan waktu yang lama dan investasi yang sangat besar.
Pengembangan arsitektur enterprise dimulai dengan meletakkan kategori-kategori arsitektur dasar. Kategori komponen dasar menurut TOGAF adalah bisnis, aplikasi, data dan teknologi. Arsitektur enterprise ini sangat bergantung kepada modularisasi, standarisasi, dan teknologi serta produk yang ada saat ini. 2.1.5.1
Pengembangan arsitektur enterprise menggunakan TOGAF Architecture Development Method (ADM)
TOGAF
ADM
mendefinisikan
langkah-langkah
yang digunakan
dalam
mengembangkan arsitektur enterprise. Ruang lingkup yang digunakan dalam pengembangan arsitektur enterprise didefinisikan sendiri oleh masing-masing organisasi. Pendefinisian ruang lingkup oleh organisasi ini ditujukan agar organisasi dapat menyesuaikan sumber daya yang digunakan dalam setiap langkah pada pengembangan arsitektur enterprise. Pemilihan ruang lingkup akan menentukan kesuksesan pengembangan arsitektur enterprise. Langkah-langkah yang saling terkait untuk mengembangkan arsitektur enterprise berdasarkan TOGAF ADM digambarkan dalam bentuk lingkaran seperti ditunjukkan pada Gambar 2-4 berikut ini:
Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
17
Gambar 2-4 Siklus pengembangan arsitektur (figure 5-1, TOGAF 9 : The Open Group Architecture Framework, 2009, p. 54)
Langkah-langkah pengembangan arsitektur enterprise tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Tahapan awal Tujuan dari tahapan awal adalah sebagai berikut: -
Meninjau kondisi organisasi sebelum menyusun arsitektur enterprise
-
Mengidentifikasi stakeholder, kebutuhan stakeholder dan keterkaitan antara kebutuhan stakeholder
-
Memastikan bahwa setiap orang yang akan terlibat berkomitmen dalam keberhasilan proses di arsitektur enterprise
-
Menyusun persyaratan yang akan digunakan dalam arsitektur enterprise
-
Mengidentifikasi ruang lingkup, kendala dan asumsi yang digunakan
Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
18
-
Menentukan kerangka kerja dalam mengembangkan arsitektur enterprise
-
Memastikan kerangka tata kelola dan sumber daya yang diperlukan untuk mendukung proses bisnis
-
Memilih dan menerapkan infrastruktur pendukung
-
Mengidentifikasi peran dan tanggung jawab dari unit-unit yang terlibat dalam arsitektur enterprise.
Tahapan awal ini akan menghasilkan prinsip arsitektur, kondisi arsitektur saat ini, dan pemetaan stakeholder (product owner). b. Visi arsitektur Tujuan dari tahap ini adalah sebagai berikut: -
Mendapatkan komitmen dan dukungan dari manajemen
-
Menentukan dan mengatur siklus pengembangan arsitektur
-
Melakukan validasi terhadap prinsip arsitektur yang digunakan
-
Mengidentifikasi komponen yang digunakan sebagai acuan arsitektur
-
Mengidentifikasi bisnis inti dan kendala yang dihadapi.
Visi arsitektur dapat digambarkan melalui analisis rantai nilai atau digram konsep solusi. c. Arsitektur bisnis Tujuan dari arsitektur bisnis adalah untuk menggambarkan arsitektur dasar bisnis dan mengidentifikasi prinsip dan tujuan bisnis. contoh arsitektur bisnis adalah pemodelan proses bisnis dan daftar stakeholder dari tiap proses bisnis. d. Arsitektur sistem informasi Tujuan arsitektur sistem informasi adalah untuk mengembangkan sasaran arsitektur yang meliputi salah satu atau kedua dari data dan sistem aplikasi. Identifikasi dan pendefinisian data serta sistem aplikasi yang digunakan sebagai pendukung proses bisnis perusahaan digambarkan pada tahap arsitektur
sistem
informasi.
Arsitektur
sistem
informasi
yang
dikembangkan dapat menggabungkan aplikasi dan data. Arsitektur data yang dikembangkan pada tahap arsitektur sistem informasi bertujuan untuk mendefinisikan sumber dan jenis data utama yang diperlukan untuk Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
19
mendukung proses bisnis. Tujuan lain dari arsitektur data adalah untuk menentukan entitas data yang relevan dengan perusahaan. Arsitektur data tidak terkait dengan pengembangan basis data dan perancangan sistem penyimpanan logis atau fisik. Arsitektur aplikasi digunakan untuk mendefinisikan aplikasi utama yang digunakan untuk memproses data dan mendukung proses bisnis. Tujuan lain dari arsitektur aplikasi adalah untuk mendefinisikan fungsi aplikasi untuk mengolah data dan menyediakan informasi yang relevan bagi pengguna di perusahaan. Aplikasi relatif tidak berubah, namun teknologi untuk mendukung aplikasi tersebut dapat berubah sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan teknologi. e. Arsitektur teknologi Arsitektur teknologi bertujuan untuk memetakan komponen aplikasi, yang didefinisikan dalam tahap pengembangan arsitektur aplikasi, menjadi satu komponen teknologi. Komponen teknologi ini terdiri perangkat lunak dan perangkat keras yang disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Tujuan lain dari arsitektur teknologi adalah mendefinisikan realisasi fisik dari arsitektur melalui implementasi dan rencana migrasi. f. Peluang dan solusi Tujuan dari tahap identifikasi peluang dan solusi adalah melakukan konsolidasi kesenjangan dari tahap arsitektur bisnis sampai tahap arsitektur teknologi. Evaluasi terhadap kemampuan perusahaan untuk melakukan perubahan juga dilakukan pada tahap ini. Tujuan terakhir dari tahap ini adalah untuk menghasilkan kesepakatan strategi migrasi dan implementasi yang akan digunakan. g. Rencana migrasi Tujuan dari tahap rencana migrasi adalah untuk memastikan implementasi dan rencana migrasi sesuai dengan kerangka kerja yang digunakan dalam manajemen perusahaan. Prioritas dalam pekerjaan atau proyek yang akan dijalankan ditetapkan berdasarkan analisis biaya dan manfaat pada tahap ini. h. Implementasi tata kelola Tujuan dari tahap ini adalah sebagai berikut: Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
20
-
merumuskan rekomendasi dari setiap komponen arsitektur yang akan diimplementasi
-
mengatur dan mengelola proses implementasi arsitektur
-
memastikan kesesuaian dengan arsitektur yang telah didefinisikan dengan proses implementasi
-
memastikan kesuksesan implementasi arsitektur
-
Memastikan arsitektur yang telah diimplementasi berjalan dengan baik.
i. Arsitektur manajemen perubahan Tujuan dari tahap ini adalah sebagai berikut: -
Memastikan kelangsungan dari arsitektur yan telah diimplementasi sesuai dengan kebutuhan dan kondisi saaat ini.
-
Menilai kinerja dan membuat rekomendasi untuk perubahan arsitektur
-
Menilai perubahan pada kerangka kerja dan prinsip-prinsip yang ditetapkan dalam tahap sebelumnya Memaksimalkan manfaat dari arsitektur yang diimplementasi saat ini.
2.1.5.2
Perencanaan infrastruktur TI berdasarkan arsitektur enterprise
Perencanaan infrastruktur TI berdasarkan arsitektur enterprise mengacu kepada analisis kesenjangan dari pengembangan arsitektur teknologi dari arsitektur enterprise dengan arsitektur teknologi yang ada saat. Analisis kesenjangan ini diperoleh dari tahap identifikasi peluang dan solusi. Menurut TOGAF, tidak semua kategori komponen infrastruktur diperlukan oleh organisasi. Pemilihan komponen infrastruktur dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip arsitektur yang ditetapkan di organisasi. Adapun taksonomi umum komponen infrastruktur menurut TOGAF adalah sebagai berikut: a. Aplikasi infrastruktur b. Aplikasi bisnis c. Aplikasi antarmuka d. Pengolah gambar e. Pengolah data f. Pertukaran data g. Antarmuka pengguna
Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
21
h. Lokasi i. Pemroses transaksi j. Pengolah sistem dan jaringan k. Keamanan l. Rekayasa perangkat lunak m. Sistem operasi n. Layanan jaringan o. Interface komunikasi. Taksonomi umum komponen infrastruktur ini dapat dilihat pada Gambar 2-5 sebagai berikut:
Gambar 2-5 Taksonomi umum komponen infrastruktur (figure 43-2, TOGAF 9 : The Open Group Architecture Framework, 2009, p. 578)
2.1.6
Analisis Rantai Nilai (Value Chain)
Setiap perusahaan memiliki rangkaian aktivitas yang digunakan untuk merencanakan, memproduksi, memasarkan, memasok dan memberikan layanan terhadap barang yang diproduksi. Rangkaian aktivitas ini dapat digambarkan dalam bentuk rantai nilai seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2-6. Rantai nilai Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
22
dari suatu perusahaan mencerminkan sejarah, strategi, pendekatan untuk mengimplementasikan strategi dan nilai bisnis dari aktivitas tersebut.
Pada industri secara umum, rantai nilai disusun oleh unit bisnis karena unit bisnis yang paling mengerti konteks yang ada dalam rangkaian aktivitas tersebut. Rantai nilai yang disusun dari suatu perusahaan seringkali berbeda dengan perusahaan lain meskipun aktivitas yang digunakan sama. Perbedaan rantai nilai merupakan kunci keunggulaan kompetitif dari perusahaan. Perbedaan rantai nilai ini umumnya disebabkan oleh perbedaan produk, perbedaan pembeli, perbedaan lokasi, dan penyebaran produk (Porter, 1985).
Gambar 2-6 Analisis rantai nilai (Porter, 1985)
Dalam pengertian kompetitif, nilai adalah jumlah yang harus dibayar oleh pembeli untuk untuk membeli produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Nilai diukur berdasarkan pendapatan total mencerminkan harga produk dan hasil penjualan produk. Perusahaan dapat memperoleh keuntungan apabila harga produk melebih biaya produksi. Menciptakan nilai untuk pembeli yang melebihi biaya produksi merupakan tujuan dari strategi perusahaan secara umum. Nilai harus digunakan untuk melakukan analisis kompetitif. Penggunaan nilai untuk melakukan analisis kompetitif dilakukan karena perusahaan seringkali menaikkan ongkos produksi untuk membuat produk premium untuk meningkatkan keragaman produk.
Rantai nilai menampilkan nilai keseluruhan yang terdiri dari aktivitas nilai dan margin. Aktivitas nilai merupakan aktivitas untuk membuat produk yang memiliki Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
23
nilai bagi pembeli. Margin adalah perbedaan nilai keseluruhan dan biaya kolektif untuk menjalankan aktivitas nilai. Aktivitas nilai bisnis dalam rantai nilai dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu: a. Aktivitas utama (primary activities) Terdapat lima kategori dari aktivitas utama yang umum digunakan di industri. Tiap kategori dibagi menjadi beberapa aktivitas yang berbeda dan tergantung dari jenis perusahaan dan strategi perusahaan, yaitu: i.
Logistik masukan (inbound logistics): aktivitas yang berhubungan dengan penerimaan, penyimpanan dan menyebarkan masukan ke produk.
ii.
Operasi (operations) : aktivitas yang mentransformasikan masukan menjadi bentuk produk akhir.
iii.
Logistik keluaran (outbound logistics): aktivitas yang berhubungan dengan pengumpulan, penyimpanan dan penyebaran produk ke pembeli.
iv.
Pemasaran dan penjualan (marketing and sales): aktivitas yang berhubungan dengan penyediaan berbagai macam cara agar pembeli tertarik untuk membeli produk.
v.
Layanan (service): aktivitas yang berhubungan dengan penyediaan layanan untuk meningkatkan atau memelihara nilai dari suatu produk.
b. Aktivitas pendukung (support activities) Aktivitas pendukung yang berkaitan dengan persaingan di industri, dibagi menjadi empat kategori umum. Aktivitas pendukung yang terlibat tergantung dengan jenis dan strategi perusahaan, yaitu: i.
Pengadaan (procurement):
aktivitas yang berhubungan dengan
fungsi pengadaan masukan yang digunakan dalam rantai nilai perusahaan. ii.
Pengembangan teknologi (technology development): aktivitas yang secara umum digunakan untuk meningkatkan produk dan proses.
Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
24
iii.
Sumber daya manusia (human resource management): aktivitas yang berhubungan dengan perekrutan, penerimaan, pelatihan, pengembangan dan pemberian kompensasi untuk pegawai.
iv.
Infrastruktur perusahaan (firm infrastructure): aktivitas yang berhubungan dengan manajemen umum, perencanaan, keuangan, akuntansi, hukum dan manajemen kualitas.
2.2
Penelitian Sebelumnya
Beberapa penelitian sebelumnya yang terkait dengan perencanaan infrastuktur TI yang adaptif adalah sebagai berikut: a. How Information Technology Infrastructure Flexibility Shapes Strategic Allignment oleh Paul P. Tallon (Tallon, 2009). Dalam penelitiannya disampaikan bahwa bisnis perbankan adalah bisnis yang perubahannya sangat cepat. Perubahan bisnis yang sangat cepat ini memerlukan suatu sistem yang saling terintegrasi untuk menghadapi kompetisi di dunia perbankan. Selain itu, pengembangan infrastruktur TI yang fleksibel diperlukan untuk meningkatkan keselarasan TI dengan strategi bisnis. Menurut Tallon, infrastruktur TI yang fleksibel secara umum dipengaruhi oleh environmental scanning dan perencanaan sistem informasi. Environmental scanning yang dimaksud adalah analisis yang dilakukan untuk menghadapi perubahan pasar yang dapat mendorong perubahan dalam rencana perusahaan dan strategi bisnis. Perencanaan sistem informasi yang disampaikan oleh Tallon lebih mengarah kepada identifikasi kebutuhan sistem informasi untuk mendukung proses bisnis. Kesimpulan yang disampaikan dalam penelitian ini memiliki kesamaan dengan metode pengembangan arsitektur TI menurut TOGAF, yaitu pengembangan arsitektur teknologi mengacu kepada arsitektur arsitektur sistem informasi. Perubahan rencana perusahaan dan strategi bisnis yang didorong dari environmental scanning memiliki kesamaan dengan identifikasi kondisi organisasi dan bisnis pada visi arsitekur, dan arsitektur bisnis pada pengembangan arsitektur TI menurut TOGAF (The Open Group, 2009).
Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
25
b. Meeting
business
objectives
through
adaptive
information
and
communications technology oleh Giuliano Di Vintantonio, Jonathan LeghSmith, William Millar, dan Marc Wilkinson (Vintantonio, Smith, Millar, & Wilkinson, 2006). Vintantonio,
Smith,
Millar,
dan
Wilkonson
mengemukakan
bahwa
infrastruktur yang adaptif adalah dasar dalam pencapaian organisasi yang adaptif. Namun demikian, hanya dengan organisasi yang adaptif belum cukup untuk menyelaraskan bisnis dan TI. Tujuan utama dari organisasi atau perusahaan yang adaptif adalah mengoptimalkan penggunaan sumber daya TI untuk mencapai kunci keberhasilan antara proses bisnis dan operasional bisnis. Analisis yang dilakukan dalam penelitian adalah pencapaian kebutuhan bisnis dilakukan dengan cara integrasi dan kontrol terhadap komponen infrastruktur TI. Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut adalah infrastruktur TI yang adaptif dapat dicapai melalui virtualisasi infrastruktur TI untuk meningkatkan fleksibilitas
organisasi.
Fleksibilitas
organisasi
diperlukan
untuk
meningkatkan daya saing organisasi dalam menghadapi perubahan pasar. c. Inside the adaptive enterprise: an information technology capabilities perspective on business process agility oleh Paul P. Tallon (Tallon, 2007). Dalam penelitiannya, Tallon melakukan analisis hubungan kemampuan manajerial TI dan teknikal TI terhadap fleksibilitas infrastruktur TI serta keterkaitan antara kemampuan TI dengan fleksibilitas proses bisnis. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa fleksibilitas infrastruktur TI sangat kuat dipengaruhi oleh tata kelola TI dan kemampuan manajerial TI. Hal ini sama dengan konsep adaptive enterprise yang disampaikan oleh Robertson dan Sribar yaitu filosofi infrastruktur TI yang adaptif melibatkan keseimbangan pada tiga area yaitu: teknologi, SDM, dan proses (Robertson & Sribar, 2001). d. Implementasi virtualisasi sebagai upaya penyederhanaan dan efisiensi infrastruktur TI: studi kasus PT Telkom Divisi Infratel (Bihandoko, 2010). Bihandoko mengatakan bahwa penyederhanaan dan efisiensi infrastruktur TI dapat dilakukan dengan cara mengoptimalkan fungsi server sedemikian rupa sehingga kinerja server menjadi maksimal. Optimalisasi ini berdampak secara Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
26
langsung pada efisiensi sumber daya yang ada. Hal ini sama dengan yang dikatakan oleh Vintantonio bahwa infrastruktur TI yang adaptif dapat dicapai melalui virtualisasi infrastruktur TI (Vintantonio, Smith, Millar, & Wilkinson, 2006).
Penelitian sebelumnya yang terkait dengan teknologi virtualisasi adalah sebagai berikut: a. Evaluation of Virtual machine Performance and Virtualized Consolidation Ratio in Cloud Computing System (Chang, Tsai, & Chen, 2013) Di dalam penelitiannya, Chang, Tsai, dan Chen mengatakan bahwa teknologi virtualisasi yang terbaik untuk mendapatkan ROI (Return on Investment) yang tertinggi dan TCO (Total Cost of Ownership) yang terendah adalah teknologi virtualisasi VMware.
Teknologi virtualisasi yang dibandingkan adalah
VMware, Hyper-V, Proxmox, KVM, dan Xen. Chang juga mengatakan bahwa pilihan alternatif yang terbaik untuk menghemat investasi di awal dengan tingkat kemampuan virtualisasi yang tinggi adalah Proxmox. b. Perbandingan Kinerja Pendekatan Virtualisasi (Rasian & Mursanto, 2009) Rasian dan Mursanto mengatakan bahwa virtualisasi dengan pendekatan operating system-level lebih baik dibandingkan dengan 3 pendekatan virtualisasi yang lain, yaitu paravirtualization, full virtualization dan hardware assisted virtualization (Rasian & Mursanto, 2009). Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Chang (Chang, Tsai, & Chen, 2013) dan VMware (VMware, 2007) yang mengatakan bahwa pendekatan full virtualization maupun hardware assisted virtualization lebih baik dibandingkan dengan operating system-level virtualization. Ketiganya memiliki pendapat yang sama bahwa full virtualization tidak lebih baik dari hardware assisted virtualization. Pemilihan teknologi yang terbaik berdasarkan operating system-level virtualization yang disampaikan oleh Rasian dan Mursanto adalah Linux Vserver. Perbandingan evaluasi teknologi virtualisasi dari penelitian yang disampaikan di atas dapat dilihat pada Tabel 2-1 sebagai berikut:
Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
27
Tabel 2-1 Evaluasi teknologi virtualisasi
Pilihan pendekatan virtualisasi
Chang, Tsai & Chen (2013) - Full virtualization - Hardware assisted virtualization
Rasian & Mursanto (2009) Operating system level
Pilihan teknologi
1. VMware 2. Proxmox
Linux VServer
VMware
Arsitektur prosesor
X86
X86
X86
Evaluasi
2.3
VMware (2007) - Full virtualization - Hardware assisted virtualization
Kerangka Teori Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah membuat perencanaan arsitektur teknologi sebagai cetak biru infrastruktur TI. Cetak biru tersebut dapat digunakan sebagai landasan bagi pengembangan infrastruktur TI yang lebih baik dan adaptif dalam mendukung proses bisnis perbankan. Dokumen akhir dari penelitian ini adalah arsitektur teknologi.
Kerangka teori penelitian adalah kumpulan dari konsep, teori yang ada saat ini, dan penelitian sebelumnya yang terkait dengan penulisan karya akhir. Kerangka ini digunakan untuk menggambarkan bagaimana cara untuk mencapai kondisi yang diharapkan berdasarkan identifkasi masalah yang ada saat ini. Masalah yang ada saat ini adalah infrastruktur TI tidak adaptif untuk mengakomodir perubahan strategi bisnis melalui perubahan atau penambahan paket aplikasi.
Penelitian ini merupakan kegiatan perencanaan infrastruktur TI dengan menerapkan metode dan langkah-langkah perencanaan arsitektur TI untuk menghasilkan perencanaan arsitektur teknologi. Model lain yang digunakan untuk menghasilkan infrastruktur TI yang adaptif di perbankan adalah adaptive enterprise dan virtualisasi. Hubungan antara variabel yang berkaitan dengan penulisan karya akhir ini digambarkan dalam kerangka teori penelitian seperti ditunjukkan pada Gambar 2-7 sebagai berikut:
Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
28
Gambar 2-7 Kerangka teori penelitian
Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Metode Penelitian
Metodologi penelitian merupakan langkah-langkah yang digunakan untuk melakukan penelitian karya ilmiah. Karya akhir yang diajukan merupakan jenis penelitian studi kasus menggunakan teori-teori dan best practice untuk melakukan perencanaan infrastruktur TI. Metode yang digunakan pada penelitian adalah metode kualitatif.
Pembuatan perencanaan dalam penelitian ini dimulai dengan merumuskan masalah, melakukan tinjauan pustaka, mengumpulkan data, menganalisis data, dan melakukan pembahasan dengan merancang arsitektur teknologi menggunakan metode TOGAF ADM, yang kemudian dihasilkan rencana implementasi dari infrastruktur TI serta kesimpulan dan saran terhadap hasil penelitian. Langkahlangkah yang dilakukan dalam penelitian ditunjukkan pada Gambar 3-1. 3.1.1
Merumuskan masalah
Tahap awal metode penelitian ini adalah merumuskan masalah terkait TI di tempat studi kasus dilakukan saat ini. Perumusan masalah ini diperlukan untuk mengetahui kompleksitas permasalahan dengan diagram fishbone untuk mendapatkan akar masalah. Dari akar permasalahan yang akan diangkat dari penelitian ini, penulis menentukan pertanyaan penelitian. Selain itu, perumusan masalah memperhatikan ruang lingkup yang terbatas pada perusahaan yang akan digunakan sebagai studi kasus.
29
Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
30
Gambar 3-1 Metodologi Penelitian
Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
31
3.1.2
Melakukan tinjauan pustaka
Setelah mendapatkan rumusan masalah, maka selanjutnya dilakukan tinjauan pustaka untuk menentukan perencanaan yang sesuai dengan permasalahan yang ada. Teori, metodologi, dan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, digunakan sebagai bahan dalam tinjauan pustaka. Setelah dilakukan tinjauan pustaka, langkah yang dilakukan berikutnya adalah mengembangkan kerangka teori. Adapun teori-teori yang dipelajari dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Infrastruktur TI b. Adaptive enterprise c. Virtualisasi komputer d. Perencanaan strategis sistem informasi e. TOGAF f. Analisis rantai nilai g. Penelitian sebelumnya 3.1.3
Mengumpulkan data
Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan beberapa metode yaitu : 1. Observasi Metode ini pengumpulan ini dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung dilapangan. Metode ini diterapkan dengan cara menjadi bagian dari proses bisnis di organisasi yang menjadi studi kasus dalam penelitian. 2. Wawancara Metode ini dilakukan untuk lebih memperdalam kebutuhan data serta informasi. Wawancara dilakukan terutama kepada individu yang berhubungan langsung dengan topik permasalahan yang akan dibahas, dalam hal ini perencanaan infrastruktur TI di Bank XYZ. 3. Dokumen yang tersedia Penulis juga mengambil data dari dokumen-dokumen yang sudah tersedia yaitu dokumen rencana perusahaan. Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
32
4. Focus Group Discussion (FGD). Metode ini menjadi pilihan utama dalam penelitian ini karena apabila dilakukan dengan tepat, maka keluaran yang dihasilkan dari metode ini akan sangat dapat merepresentasikan variabel penting dalam penelitian kualitatif, yaitu data, informasi, masalah, maupun tujuan yang diharapkan dari hasil penelitian. 3.1.4
Melakukan analisis
Pada proses ini dilakukan analisis terhadap data yang dikumpulkan, yaitu hasil pengamatan, wawancara, diskusi dan dokumen rencana perusahaan, dianalisis berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dilakukan. Setelah data dianalisis, maka data tersebut akan digunakan sebagai dasar untuk membuat perencanaan infrastruktur TI yang adaptif. 3.1.5
Melakukan pembahasan
Setelah proses analisis diatas, selanjutnya adalah perancangan infrastruktur TI yang adaptif. Pembahasan ini dilakukan dengan mengacu pada metode TOGAF ADM, yaitu pembahasan tahapan awal, visi arsitektur, arsitektur bisnis, arsitektur sistem informasi, arsitektur teknologi dan identifikasi peluang dan solusi. 3.1.6
Menyusun kesimpulan dan saran
Kesimpulan dan saran diperoleh dari kondisi-kondisi yang ada pada saat penelitian dilakukan, keterbatasan penelitian maupun pengembangan terhadap penelitian yang telah dilakukan. Dalam kesimpulan penelitian, diharapkan muncul kesesuaian perencanaan yang dihasilkan berdasarkan rumusan masalah yang ada. Apabila muncul ketidaksesuaian yang disebabkan oleh keterbatasan penelitian, maka keterbatasan tersebut dituangkan dalam saran penelitian.
Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
BAB 4 PROFIL ORGANISASI
4.1
Sekilas Perusahaan
Bank XYZ yang sejak berdirinya tanggal 10 Juli 1970 menfokuskan diri pada segmen UMKMK, saat ini telah tumbuh dan berkembang menjadi bank yang masuk ke kelompok bank menengah di Indonesia dari sisi aset. Seiring dengan terbukanya kesempatan dan peningkatan kemampuan melayani kebutuhan masyarakat yang lebih luas, Bank XYZ telah mengembangkan usahanya ke segmen komersil dan konsumer.
Ketiga segmen ini merupakan pilar bisnis Bank XYZ, dengan pelayanan secara konvensional maupun syariah, yang didukung oleh sistem pengelolaan dana yang optimal, kehandalan teknologi informasi, kompetensi sumber daya manusia dan praktik tata kelola perusahaan yang baik. Landasan ini memungkinkan Bank XYZ melangkah maju dan menempatkannya sebagai suatu bank yang kredibel. Operasional Bank XYZ kini didukung oleh lebih dari 280 kantor yang tersebar di 22 provinsi di seluruh Indonesia yang terhubung secara real time on-line. Bank XYZ juga telah membangun jaringan micro-banking yang diberi nama “Swamitra”, yang kini berjumlah 543 outlet, sebagai wujud program kemitraan dengan koperasi dan lembaga keuangan mikro.
Dengan struktur permodalan yang semakin kokoh sebagai hasil pelaksanaan Initial Public Offering (IPO) pada bulan Juli 2006, Bank XYZ terus mengembangkan program operasionalnya dengan menerapkan skala prioritas sesuai strategi jangka pendek yang telah disusun dengan matang. Penerapan strategi tersebut ditujukan untuk menjamin dipenuhinya layanan perbankan yang komprehensif kepada nasabah melalui jaringan yang terhubung secara nasional maupun internasional, produk yang beragam serta mutu pelayanan dengan standar yang tinggi.
33
Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
34
Keseluruhan kegiatan dan program yang dilaksanakan pada akhirnya berujung pada sasaran terciptanya citra Bank XYZ sebagai lembaga perbankan yang terpercaya dengan struktur keuangan yang kokoh, sehat dan efisien. Keberhasilan membangun kepercayaan tersebut akan mampu membuat Bank XYZ tetap tumbuh memberi hasil terbaik secara berkelanjutan. 4.2
Visi dan Misi
Visi : “Menjadi bank yang terpercaya dalam pelayanan jasa keuangan.” Misi : “Memberikan pelayanan yang terbaik kepada nasabah, turut berperan dalam pengembangan usaha menengah, kecil, mikro dan koperasi, serta meningkatkan nilai tambah investasi pemegang saham dan kesejahteraan karyawan.”
Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
BAB 5 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
5.1
Tahapan Awal
5.1.1
Prinsip Arsitektur
Prinsip arsitektur disusun berdasarkan kebutuhan organisasi, regulasi perbankan, best practice dunia perbankan, model adaptif yang mengacu kepada adaptive enterprise dan virtualisasi. Kebutuhan organisasi diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan diskusi. Prinsip arsitektur yang disusun adalah sebagai berikut: a. Pertukaran data dengan organisasi lain harus menggunakan format web service atau ISO8583 (service orientation). Adapun alasan penggunaan format ini adalah sebagai berikut: i. Penggunaan format web service Mengakomodasi perubahan field data dan tidak dibatasi oleh jenis infrastruktur yang digunakan oleh organisasi lain. Format web service saat ini juga digunakan untuk pertukaran data dengan mitra Bank XYZ. ii. Penggunaan format ISO8583 Format standar yang digunakan untuk transaksi perbankan. b. Setiap user aplikasi memiliki userid dan password unik Penggunaan userid dan password unik ini mengikuti kaidah sebagai berikut: i. Pengelolaan profil user harus terpusat untuk menerapkan pengendalian hak akses sesuai dengan PBI (Bank Indonesia, 2007). Selain terpusat, pengelolaan user dipisahkan berdasarkan fungsi transaksional dan non transaksional. ii. Audit akuntabilitas c. Akses melalui internet harus menerapkan otentikasi dan enkripsi data (SSL/ Secure Socket Layer). Untuk meningkatkan keamanan pada website yang di-publish di internet, diperlukan enkripsi data (Robertson & Sribar, 2001).
35
Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
36
d. Akses ke server internal harus melalui IPS/IDS (Intrusion Prevention System/ Intrusion Detection System) Berdasarkan hasil diskusi, penggunaan IPS atau IDS belum diwajibkan oleh Bank Indonesia. Penggunaan IPS atau IDS saat ini diperlukan untuk pemenuhan compliance PCIDSS (Payment Card Industry Data Security Standard) bagi organisasi yang bekerja sama dengan VISA atau Master Card. e. Penyimpanan data menggunakan eksternal atau cloud storage dan virtualisasi server untuk meningkatkan ketersediaan dan mempermudah peningkatan kapasitas data (VMware, 2009). f. Penggunaan infrastruktur berbasis open source untuk meminimalkan investasi bisnis berbasis TI Prinsip ini digunakan untuk menyediakan komponen infrastruktur dengan harga dalam batas wajar untuk mencapai efisiensi sesuai ciri-ciri infrastruktur TI yang adaptif yang dikemukakan oleh Robertson dan Sribar. Penggunan open source untuk meningkatkan efisiensi infrastruktur juga dikemukakan oleh Applegate (Applegate, Austin, & Soule, 2009). Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh penulis, terjadi kegagalan pengajuan proyek infrastruktur karena faktor biaya walaupun proyek tersebut menunjang bisnis secara langsung. g. Penggunaan aplikasi berbasis web yang diakses oleh karyawan marketing Berdasarkan hasil wawancara, penggunaan aplikasi berbasis web ini ditujukan untuk mempermudah akses sistem informasi yang di Bank XYZ pada saat bertemu dengan nasabah di luar kantor. Hasil wawancara terkait kebutuhan aplikasi berbasis web ini dapat dilihat pada Lampiran 1 : Hasil Wawancara. h. Duplikasi komponen kritis Acuan prinsip ini digunakan sebagai persyaratan dari regulasi perbankan (Bank Indonesia, 2007). Berdasarkan hasil diskusi, diperoleh kesimpulan bahwa hampir seluruh aplikasi yang ada saat ini diminta untuk diduplikasi dan di backup untuk meningkatkan ketersediaan.
Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
37
i. Penyeragaman teknologi Penyeragaman teknologi merupakan prinsip adaptif yang digunakan untuk menyeimbangkan area people dengan memastikan kemampuan karyawan dalam mengelola teknologi (Robertson & Sribar, 2001). j. Penerapan open standard Penerapan open standard menjadi salah satu prinsip untuk meningkatkan fleksibilitas infrastruktur (Robertson & Sribar, 2001) dan meningkatkan kemampuan sistem informasi perbankan (Ebadi, 2007). k. Modularisasi komponen-komponen sistem Prinsip modularisasi komponen ini berdasarkan kriteria partitioning pada infrastruktur TI yang adaptif (Robertson & Sribar, 2001). l. Maksimasi penggunaan ulang atau penggunaan bersama Prinsip penggunaan bersama ini berdasarkan kriteria Integration/ reuse pada infrastruktur TI yang adaptif (Robertson & Sribar, 2001). 5.1.2
Arsitektur Awal
Aplikasi yang ada di Bank XYZ terdiri dari komponen-komponen aplikasi yang tersentralisasi pada sistem Core Banking yang ada di infrastruktur server A/S400. Diagram aplikasi yang ada saat ini di Bank XYZ dapat dilihat pada Gambar 5-1. Aplikasi yang berkaitan langsung dengan sistem Core Banking ini adalah modul simpanan, modul kredit, maupun modul transaksi yang berkaitan dengan simpanan dan kredit tersebut. Selain itu, modul utama yang ada di dalam sistem Core Banking adalah modul data nasabah.
Aplikasi Core Banking yang ada di Bank XYZ adalah aplikasi yang dibangun secara inhouse. Berdasarkan kondisi yang ada saat ini, aplikasi Core Banking Bank XYZ menggunakan dua platform, yaitu berbasis remote terminal yang menggunakan SNA (Sytem Network Architecture) Server dan aplikasi berbasis desktop. Penggunaan dua platform yang berbeda ini disebabkan adanya kebutuhan yang tidak dapat diakomodir dan keterbasan platform remote terminal. Contoh kebutuhan yang tidak dapat diakomodir oleh platform remote terminal adalah kemampuan dalam menyajikan antarmuka yang lebih user friendly terhadap Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
38
pengguna. Keterbatasan yang menjadi kendala dalam platform yang menimbulkan dualisme platform Core Banking adalah kemampuan integrasi dengan aplikasi lain yang dengan platform yang berbeda.
Untuk mengatasi keterbatasan platform tersebut, Bank XYZ mengembangkan aplikasi berbasis desktop dengan sistem operasi Windows Server. Aplikasi berbasis desktop ini menggunakan middleware Jaguar sebagai perantara dengan sistem Core Banking. Contoh penggunaan aplikasi berbasis desktop yang terkait dengan Core Banking adalah aplikasi CIF (Customer Information File). Aplikasi CIF menggunakan basis data yang ada di 2 sistem yang berbeda, yaitu Core Banking dan credit card system. Integrasi 2 sistem ini terjadi karena Bank XYZ menggunakan alih daya untuk mendukung bisnis konsumer melalui pembelian paket aplikasi kartu kredit.
Aplikasi kartu kredit yang telah dibeli juga memiliki keterbatasan yang sama dengan sistem Core Banking, yaitu menggunakan platform remote terminal untuk mengakses aplikasi tersebut. Keterbatasan aplikasi kartu kredit yang telah dibeli menyebabkan product owner, yaitu Divisi Kartu Kredit berinisiatif membeli paket aplikasi LOS untuk meningkatkan volume bisnisnya. Aplikasi LOS digunakan untuk pengajuan kartu kredit baru dengan platform aplikasi berbasis web dan sistem operasi Windows Server.
Pengembangan aplikasi secara inhouse tidak hanya dilakukan pada aplikasi Core Banking, namun juga aplikasi-aplikasi yang lain seperti aplikasi Bulog, aplikasi MPN (Modul Penerimaan Negara), aplikasi Pertamina, aplikasi universitas, aplikasi Taspen, aplikasi BIS (Business Information System), dan aplikasi neraca direktorat. Secara umum aplikasi-aplikasi tersebut dibangun di atas sistem operasi Windows Server dan platform aplikasi berbasis desktop dan berbasis web. Pengembangan secara inhouse juga dilakukan pada aplikasi yang berfungsi sebagai antarmuka aplikasi pihak ketiga atau paket aplikasi. Salah satu aplikasi yang terkait dengan pihak ketiga adalah aplikasi yang terkait dengan regulator perbankan. Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
39
Aplikasi pihak ketiga yang terkait dengan regulator perbankan di Indonesia, yaitu RTGS (Real Time Gross Settlement), SKN (Sistem Kliring Nasional), SID (Sistem Informasi Debitur), dan LBU/ LBU (Laporan Bank Umum/ Laporan Harian Bank Umum). Aplikasi Swift tidak berkaitan dengan regulator perbankan, namun menjadi salah satu paket aplikasi yang wajib dimiliki untuk melakukan transaksi antar negara. Aplikasi lain yang diwajibkan namun tidak disediakan oleh regulator adalah aplikasi SAPU (Sistem Anti Pencucian Uang), CWA (Compliance Worksheet Assessment), CSA (Compliance Self Assessment), dan ICRR (Internal Credit Risk Rating). Aplikasi mitra system merupakan replika dari sistem Core Banking dengan ruang lingkup yang lebih kecil. Aplikasi ini digunakan oleh mitra Bank XYZ yang melakukan usaha dalam bidang koperasi simpan pinjam. Pemberian fasilitas ini diberikan kepada mitra Bank XYZ sebagai bentuk kerjasama pemberian kredit tidak langsung.
Aplikasi lain yang memiliki peranan penting dalam mendukung bisnis Bank XYZ adalah aplikasi switching (Xlink). Aplikasi ini memberikan peranan melalui interaksi dengan organisasi lain yang terkait dengan pembayaran dan pembelian secara host to host (H2H). Selain digunakan untuk pembayaran dan pembelian, aplikasi switching ini digunakan sebagai sistem utama dari aplikasi ATM (Automated Teller Machine). Aplikasi switching ini diimplementasikan pada tahun 2012. Beberapa aplikasi switching lama yang dibangun secara inhouse masih digunakan untuk berinteraksi dengan organisasi lain dan belum dipindahkan ke aplikasi switching yang baru. Aplikasi ini menggunakan sistem operasi Linux.
Aplikasi website perusahaan dan internet banking adalah paket aplikasi lain yang dibeli oleh Bank XYZ. Paket aplikasi internet banking menggunakan sistem operasi Sun Solaris, dan website perusahaan menggunakan sistem operasi Windows Server. Daftar aplikasi yang ada saat ini di Bank XYZ dapat dilihat pada Tabel 5-1.
Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
40
Gambar 5-1 Arsitektur aplikasi saat ini Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
41
Tabel 5-1 Aplikasi yang ada saat ini
No Aplikasi
Keterangan
1 CIF (Customer Information File)
Aplikasi yang digunakan untuk menyimpan data nasabah simpanan maupun kredit
2 Saving
Aplikasi yang digunakan untuk menghimpun dana masyarakat berupa tabungan, giro, dan deposito Aplikasi yang digunakan untuk menyalurkan kredit kepada masyarakat, yaitu kredit konsumer, kredit UKM dan kredit komersil Aplikasi yang digunakan untuk melakukan seluruh transaksi antar modul simpanan, kredit dan internal perusahaan Aplikasi yang digunakan untuk mencatat seluruh transaksi keuangan
3 Loan
4 FE (Financial Entry)
5 GL (General Ledger)
Platform Aplikasi
Sistem Operasi Server remote terminal, OS/400, aplikasi berbasis desktop Windows Server
Product Owner
remote terminal
Divisi Pengembangan Dana dan Jasa
O/S 400
Divisi Pengembangan Dana dan Jasa, Divisi Pengembangan Produk Kredit
remote terminal, O/S 400 aplikasi berbasis desktop
Divisi Pengembangan Produk Kredit
remote terminal
O/S 400
Divisi Perbankan Transaksional
remote terminal
O/S 400
Divisi Perencanaan Keuangan dan Akuntansi
Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
42
No Aplikasi
Keterangan
Platform Aplikasi
6 Aplikasi Kartu Kredit (CC)
Aplikasi yang digunakan untuk mengelola bisnis dan operasional kartu kredit
remote terminal
7 Aplikasi Mitra
Aplikasi mini Core remote terminal Banking yang digunakan oleh mitra UKM Bank XYZ Aplikasi yang digunakan aplikasi berbasis web untuk mengelola pengajuan kartu kredit
8 Aplikasi LOS (Loan Origination System) 9 Aplikasi Bulog
10 Aplikasi Pertamina
11 Aplikasi MPN (Modul Penerimaan Negara) 12 Aplikasi BIS (Business Information System)
Sistem Operasi Server O/S 400
Product Owner
OS/400
Divisi Pengembangan dan Pengendali Produk Mikro
Windows Server
Divisi Kartu Kredit
Divisi Kartu Kredit
Aplikasi yang digunakan untuk transaksi L/C (Letter of Credit) oleh mitra Bulog
aplikasi berbasis desktop Windows Server
Divisi Pengembangan Produk Kredit
Aplikasi yang digunakan untuk pembelian produk Pertamina Aplikasi yang digunakan untuk pembayaran pajak
aplikasi berbasis desktop Windows Server
Divisi Perbankan Transaksional
aplikasi berbasis desktop Windows Server
Divisi Perbankan Transaksional
Aplikasi yang digunakan aplikasi berbasis desktop Windows Server untuk mengevaluasi kinerja marketing
Divisi Perencanaan Keuangan dan Akuntansi
Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
43
No Aplikasi
Keterangan
13 Aplikasi SIKT (Sistem Informasi Kredit Terpadu)
Aplikasi yang digunakan untuk mengelola pengajuan kredit UKM dan komersil
14 Aplikasi CTS (Complaint Tracking System 15 Aplikasi HRIS (Human Resource Information System)
Aplikasi yang digunakan aplikasi berbasis web untuk mengelola komplain/ keluhan nasabah Aplikasi yang digunakan aplikasi berbasis web untuk mengelola data SDM
Windows Server
Divisi Manajemen Penjualan
Linux Red Hat
Divisi PSDM
16 Aplikasi TPC (Trade Payment Center)
Aplikasi yang digunakan untuk mengelola data perbankan internasional
aplikasi berbasis web
Windows Server
Divisi Perbankan Internasional
17 Aplikasi OPICS
Aplikasi yang digunakan aplikasi berbasis web untuk mengelola data treasury Aplikasi yang digunakan aplikasi berbasis web untuk mengelola pengajuan kredit konsumer Aplikasi yang digunakan aplikasi berbasis web untuk mengelola bisnis dan operasional kredit mikro
Windows Server
Divisi Treasury
Windows Server
Divisi Pengembangan Produk Kredit
Windows Server
Divisi Pengembangan dan Pengendali Produk Mikro
18 Aplikasi E-flow
19 Aplikasi SIKM (Sistem Informasi Kredit Mikro 20 Aplikasi Universitas
Aplikasi yang digunakan untuk pembayaran SPP
Platform Aplikasi
Sistem Operasi Server aplikasi berbasis desktop Windows Server
aplikasi berbasis desktop Windows Server
Product Owner Divisi Pengembangan Produk Kredit
Divisi Pengembangan Dana dan Jasa Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
44
No Aplikasi
Keterangan
Platform Aplikasi
Sistem Operasi Server
Product Owner
mahasiswa 21 Aplikasi Taspen
22 Aplikasi Asabri
23 Aplikasi Neraca Direktorat 24 Aplikasi Switching (H2H)
25 Personal Internet Banking 26 Corporate Internet Banking 27 Mobile Banking
Aplikasi yang digunakan untuk pembayaran asuransi pensiun aplikasi yang digunakan untuk pembayaran pensiunan asabri Aplikasi yang digunakan untuk laporan dan analisis keuangan Aplikasi yang digunakan untuk berinteraksi dengan organisasi lain yang terkait dengan pembayaran dan pembelian Aplikasi yang digunakan oleh nasabah individu melalui media internet Aplikasi yang digunakan oleh nasabah perusahaan
aplikasi berbasis desktop Windows Server
Divisi Pengembangan dan Pengendali Produk Mikro
aplikasi berbasis desktop Windows Server
Divisi Pengembangan dan Pengendali Produk Mikro
aplikasi berbasis desktop Windows Server
Divisi Perencanaan Keuangan dan Akuntansi
middleware, ATM
Linux SLES
Divisi Perbankan Transaksional
aplikasi berbasis web
Sun Solaris
Divisi Perbankan Transaksional
aplikasi berbasis web
Sun Solaris
Divisi Perbankan Transaksional
Aplikasi yang digunakan oleh nasabah melalui media smartphone
aplikasi berbasis smartphone
Sun Solaris
Divisi Perbankan Transaksional
Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
45
No Aplikasi
Keterangan
Platform Aplikasi
28 Aplikasi electronic journal
Aplikasi yang diguankan untuk mengelola administrasi keuangan ATM (Automated Teller Machine) Aplikasi mini ATM, aplikasi untuk transaksi kartu kredit
aplikasi berbasis web
Aplikasi yang digunakan untuk transaksi transfer antar bank dengan nominal besar (> 100 juta) Aplikasi yang digunakan untuk transaksi transfer antar bank dengan nominal kecil (< 500 juta) Aplikasi yang digunakan untuk mengelola data debitur Aplikasi yang digunakan untuk transaksi/ transfer antar negara Aplikasi yang digunakan untuk laporan keuangan kepada bank sentral
aplikasi berbasis desktop Windows Server
Divisi Perbankan Transaksional
aplikasi berbasis desktop Windows Server
Divisi Perbankan Transaksional
aplikasi berbasis web
Divisi Pengembangan Produk Kredit
29 EDC (Electronic Data Capture) 30 RTGS (Real Time Gross Settlement)
31 SKN (Sistem Kliring Nasional)
32 SID (Sistem Informasi Debitur) 33 Swift
34 LBU/ LHBU (Laporan Bank Umum)
aplikasi EDC
Sistem Operasi Server Windows Server, Linux
Product Owner
EDC
Divisi Perbankan Transaksional, Divisi Kartu Kredit
Windows Server
Divisi Operasi
aplikasi berbasis desktop Windows Server
Divisi Perbankan Internasional
aplikasi berbasis web
Divisi Perencanaan Keuangan dan Akuntansi
Windows Server
Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
46
No Aplikasi
Keterangan
Platform Aplikasi
Product Owner
aplikasi mobile phone
Sistem Operasi Server Windows Server
35 SMS Banking
37 Aplikasi Regulasi
Aplikasi yang digunakan untuk transaksi nasabah individu melalui melalui media sms Aplikasi yang digunakan untuk menyebarkan informasi terkait perusahaan CWA, CSA, ICRR, SAPU
aplikasi berbasis web
Windows Server
Sekretaris Perusahaan
aplikasi berbasis web
Windows Server
Divisi Kepatuhan, Divisi Manajemen Risiko
38 Aplikasi SIMA (Sistem Informasi Manajemen Aset)
Aplikasi yang digunakan untuk mengelola aset perusahaan
aplikasi berbasis web
Windows Server
Divisi Manajemen Aset
39 Antivirus
Aplikasi antivirus
Divisi TI
40 E-mail
Aplikasi yang digunakan untuk korespondensi internal dan eksternal perusahaan Aplikasi untuk mengelola jaringan Aplikasi untuk update patch sistem operasi windows
aplikasi berbasis Linux, Windows desktop, aplikasi Server berbasis web aplikasi berbasis desktop FreeBSD
aplikasi berbasis web
Linux
Divisi TI
back end application
Windows Server
Divisi TI
36 Website Perusahaan
41 Network Management 42 WSUS (Windows Server Update Service)
Divisi Perbankan Transaksional
Divisi TI
Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
47
No Aplikasi
Keterangan
Platform Aplikasi
Product Owner
back end application
Sistem Operasi Server Windows Server
43 DNS (Domain Name Server)
Aplikasi Domain Name Server
44 ITSM (IT Service Management) Tools
Aplikasi untuk mendukung proses ITSM
aplikasi berbasis web
Windows Server
Divisi TI
45 SIEM (System Information and Event Management)
Aplikasi audit trail
aplikasi berbasis web
Linux Debian
Divisi TI
Divisi TI
Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
48 5.2
Visi Arsitektur
Visi arsitektur berdasarkan TOGAF dilakukan dengan mengidentifikasi bisnis inti dan mengidentifikasi komponen yang digunakan sebagai acuan arsitektur. Bisnis inti dan komponen pendukung yang digunakan sebagai acuan arsitektur dapat digambarkan melalui analisis rantai nilai. Analisis rantai nilai disusun berdasarkan hasil diskusi yang telah dilakukan dalam penelitian ini.
Berdasarkan hasil diskusi, diperoleh informasi bahwa Bank Indonesia memberikan aturan terhadap setiap pelaku perbankan di Indonesia untuk memiliki dan memenuhi 4 strategi yang harus bersinergi satu sama lain. Keempat strategi tersebut adalah: a. Strategi bisnis b. Strategi Sumber Daya Manusia c. Strategi Manajemen Risiko d. Strategi Teknologi Informasi Strategi bisnis yang terkait dengan Bank XYZ terdiri dari 3 fokus bisnis, yaitu liabilities, asset dan fee based. Fokus bisnis yang terkait dengan liabilities adalah mendapatkan dana murah, jumlah rekening dan jumlah transaksi dari segmen bisnis retail dan komersil. Sasaran Asset adalah kelompok bisnis mikro, retail dan komersil dengan menekan Net Interest Margin (NIM), peningkatan exposure kredit, peningkatan jumlah rekening dan penyebaran risiko kredit. Fokus bisnis yang terkait dengan fee based dicapai melalui transaksi, treasury, perbankan internasional, dan kartu kredit.
Untuk mencapai 3 fokus bisnis di atas, diperlukan aktivitas-aktivitas yang dijabarkan dalam diskusi. Terdapat 9 aktivitas untuk mencapai sasaran bisnis Bank XYZ, yaitu: a. Pengembangan produk b. Penilaian produk (product pricing) c. Distribution channel d. Pembagian wilayah produk e. Infrastruktur pendukung Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
49 f. Program penjualan g. Marketing komunikasi h. Mitigasi risiko i. Sumber daya manusia Pengembangan produk dan peningkatan keragaman distribution channel dicapai melalui pengembangan dan dukungan teknologi informasi. Product pricing atau penilaian produk adalah kegiatan yang dilakukan untuk menentukan nilai jual dari suatu produk. Parameter yang digunakan untuk menilai suatu produk adalah kondisi keuangan organisasi atau modal. Aktivitas pembagian wilayah produk ditujukan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dari kantor cabang. Produk yang ada tidak semuanya dijual di kantor cabang Bank XYZ.
Untuk mendukung aktivitas bisnis utama, aktivitas pengembangan infrastruktur kantor cabang dilakukan sesuai dengan model penjualan produk yang telah ditetapkan. Program penjualan dan marketing komunikasi adalah salah satu cara meningkatkan penjualan produk. Secara umum, model yang digunakan di Bank XYZ untuk meningkatkan penjualan adalah cross selling berdasarkan informasi nasabah. Kesuksesan dari program penjualan dan marketing komunikasi ini dapat dicapai apabila hubungan dengan pelanggan dapat dijaga dengan baik. Mitigasi risiko dan sumber daya manusia merupakan aktivitas pendukung yang harus dilakukan untuk memenuhi aturan Bank Indonesia yang terkait dengan strategi manajemen risiko dan strategi sumber daya manusia.
Dari penjelasan hasil diskusi di atas dapat disimpulkan bahwa peningkatan modal menjadi masukan dalam rantai nilai bisnis. Modal yang telah dihimpun tersebut dikemas menjadi produk kredit melalui pengembangan produk dan product pricing. Produk yang dikembangkan dijual melalui distribution channel dan wilayah tertentu. Untuk meningkatkan penjualan produk, diperlukan program penjualan dan marketing komunikasi. Tahap layanan produk pada rantai nilai bisnis dicapai dengan aktivitas menjaga hubungan pelanggan dan kemudahan layanan transaksi. Analisis rantai nilai berdasarkan Porter untuk aktivitas bisnis di Bank XYZ ditunjukkan pada Gambar 5-2 berikut ini. Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
50
Gambar 5-2 Analisis rantai nilai Bank XYZ
5.3
Arsitektur Bisnis
Tujuan dari arsitektur bisnis berdasarkan TOGAF adalah untuk menggambarkan arsitektur dasar bisnis dan mengidentifikasi prinsip dan tujuan bisnis. Arsitektur bisnis dapat digambarkan melalui pemodelan proses bisnis dan daftar stakeholder dari tiap proses bisnis. Berdasarkan analisis rantai nilai yang telah dijabarkan sebelumnya, diketahui terdapat bahwa Fokus bisnis dari Bank XYZ adalah menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan dana dalam bentuk kredit serta sebagai media untuk transaksi dan pembayaran berdasarkan segmen nasabah konsumer, mikro, UKM dan komersil atau korporat.
Proses bisnis inti diturunkan dari aktivitas utama pada analisis rantai nilai, yaitu peningkatan modal, pengembangan produk, product pricing, distribution channel, jaringan kantor cabang, program penjualan, marketing komunikasi, hubungan pelanggan dan layanan transaksi. Proses bisnis inti tidak hanya diturunkan dari aktivitas utama, namun juga aktivitas-aktivitas lain yang berkaitan dengan nasabah yang berhubungan dengan fokus bisnis Bank XYZ. Proses bisnis yang berkaitan dengan nasabah antara lain pembukaan rekening, pengajuan kredit, penutupan rekening, penyimpanan dana, pembayaran kredit, transfer dana, dsb. Proses bisnis pendukung diturunkan dari aktivitas pendukung Bank XYZ, yaitu Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
51 manajemen aset, keuangan dan akuntansi, manajemen personalia, manajemen risiko, hukum dan perencanaan. Proses bisnis inti dan proses bisnis pendukung Bank XYZ dapat dilihat pada Gambar 5-3 berikut ini:
Gambar 5-3 Proses bisnis Bank XYZ
Berdasarkan pemodelan proses bisnis di atas, stakeholder untuk masing-masing proses bisnis berdasarkan peran dan tanggung jawab dari divisi yang ada di Bank XYZ dapat dipetakan pada Tabel 5-2 sebagai berikut: Tabel 5-2 Daftar stakeholder tiap proses bisnis
No Fungsi (Divisi) 1 Dana Komersial
2
Kredit Komersial
3
Restrukturisasi dan Penyelesaian Kredit
4
Riset dan Pelaporan
Tanggung jawab Menghimpun dana nasabah komersil Menyalurkan kredit kepada nasabah komersil Menyelesaikan kredit UKM dan Komersil yang bermasalah Melakukan analisis dan riset perkembangan
Proses Bisnis Marketing Komunikasi & Program Penjualan Marketing Komunikasi & Program Penjualan Marketing Komunikasi & Program Penjualan Pengembangan Produk & Product Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
52 No Fungsi (Divisi)
5
Tanggung jawab bisnis
Proses Bisnis Pricing
Mengembangkan produk/ bisnis
Pengembangan Produk & Product Pricing Marketing Komunikasi & Program Penjualan Marketing Komunikasi & Program Penjualan Distribution Channel & Jaringan Kantor Cabang Pengembangan Produk & Product Pricing; Marketing Komunikasi & Program Penjualan Perencanaan
6
Pengembangan Produk (dana/ kredit/ transaksional) Manajemen Penjualan
7
Kredit Konsumer
8
Bisnis Area/ Cabang
9
Kartu Kredit
10
Perencanaan Strategi dan Transformasi
Mengelola rencana strategis perusahaan
11
Manajemen Proyek
12
Penjualan Mikro
Mengelola manajemen proyek unit bisnis dan supporting di perusahaan Memasarkan produk mikro
13
Manajemen Produk Mikro
Mengembangkan produk mikro
14
Manajemen Operasional Mikro Satuan Kerja Audit Internal
Mengelola operasional mikro Melakukan pengawasan terhadap seluruh aktivitas setiap unit di perusahaan Mengkoordinasi penyampaian informasi dan kegiatan komunikasi secara formal di lingkungan internal maupun eksternal Menyusun strategi TI
15
16
Sekretaris Perusahaan
17
Strategi IT dan Aliansi Bisnis
Mengelola pemasaran produk/ bisnis Menyalurkan kredit kepada nasabah perorangan Mengelola bisnis UKM dan konsumer di Cabang Mengelola bisnis kartu kredit
Procurement
Marketing Komunikasi & Program Penjualan Pengembangan Produk & Product Pricing Hubungan Pelanggan & Layanan Transaksi Manajemen Risiko
Peningkatan Modal; Hubungan Pelanggan
Pengembangan Produk; Teknologi Informasi Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
53 No Fungsi (Divisi) 18 Pengembangan Teknologi Informasi
Tanggung jawab Mengembangkan aplikasi
19
Dukungan dan Operasi Teknologi Informasi
Mengelola operasional TI
20
Hukum dan Investigasi Kredit
21 22
23
24
25 26 27 28 29
30
Mengelola fungsi legal, investigasi, dan administrasi kredit Pelayanan Mengelola kegiatan pelayanan nasabah Operasi Mengelola aktivitas operasional dan jaringan distribusi perusahaan Perencanaan Keuangan Menyusun rencana dan dan Akuntansi laporan keuangan perusahaan Manajemen Aset Mengelola administrasi keuangan dan aset perusahaan Treasury Mengelola fungsi treasury perusahaan Perbankan Internasional Mengelola bisnis perbankan internasional Hukum Perusahaan Mengelola proses hukum di perusahaan Manajemen Risiko Mengelola risiko perusahaan Kepatuhan/ Pejabat Mengelola compliance Khusus Pengenalan dari regulator Nasabah perbankan Pengembangan Sumber Mengelola SDM Daya Manusia
5.4
Arsitektur Sistem Informasi
5.4.1
Arsitektur data
Proses Bisnis Pengembangan Produk; Teknologi Informasi Pengembangan Produk; Teknologi Informasi Hukum
Hubungan Pelanggan & Layanan Transaksi Distribution Channel & Jaringan Kantor Cabang Manajemen Keuangan & Akuntansi Keuangan & Akuntansi ; Manajemen Aset Peningkatan Modal; Layanan Transaksi Layanan Transaksi Hukum Manajemen Risiko Manajemen Risiko
Manajemen Personalia
Arsitektur data yang dikembangkan pada tahap arsitektur sistem informasi bertujuan untuk mendefinisikan sumber dan jenis data utama yang diperlukan untuk mendukung proses bisnis. Arsitektur data tidak terkait dengan
Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
54 pengembangan basis data dan perancangan sistem penyimpanan logis atau fisik. Arsitektur data yang disusun berdasarkan TOGAF dapat digambarkan dengan data dissemination diagram. Diagram yang disusun adalah pola transaksi secara umum. Penyusunan arsitektur data dengan menggunakan pola transaksi dilakukan karena data yang menjadi komponen terpenting dalam perbankan adalah data transaksi. Data transaksi disusun berdasarkan proses bisnis yang berkaitan dengan perspektif nasabah, yaitu transaksi simpanan, pinjaman dan pembayaran. Secara umum, data yang terlibat pada transaksi adalah nomor rekening yang berkaitan dengan transaksi, nominal transaksi, jenis transaksi, channel transaksi, dsb. Diagram transaksi ini diilustrasikan pada Gambar 5-4 sebagai berikut:
Gambar 5-4 Arsitektur data transaksi
Arsitektur data tidak dianalisis lebih mendalam karena keterbatasan akses data dan kurangnya informasi dari hasil wawancara maupun diskusi yang telah dilakukan. 5.4.2
Arsitektur aplikasi
Arsitektur aplikasi berdasarkan TOGAF digunakan untuk mendefinisikan aplikasi utama yang digunakan untuk memproses data dan mendukung proses bisnis. Tujuan lain dari arsitektur aplikasi adalah untuk mendefinisikan fungsi aplikasi untuk mengolah data dan menyediakan informasi yang relevan bagi pengguna di perusahaan. Aplikasi relatif tidak berubah, namun teknologi untuk mendukung Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
55 aplikasi tersebut dapat berubah sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan teknologi.
Identifikasi aplikasi diadopsi dari paket implementasi pola solusi best practice (Ebadi, 2007) yang ada di dunia perbankan, memanfaatkan aplikasi yang sudah dimiliki dan berdasarkan rencana perusahaan. Berdasarkan kondisi saat ini dan diskusi yang telah dilakukan, aplikasi CTS perlu dikembangkan ruang lingkupnya dan mengikuti model yang ada secara best practice, yaitu CRM (Customer Relationship Management). Adapun cuplikan hasil diskusi pada penelitian ini ditunjukkan pada Lampiran 2 : Focus Group Discussion. Aplikasi BIS (Business Information System) juga dikembangkan menjadi agar dapat digunakan oleh manajemen untuk mengukur kinerja marketing melalui Management Dashboard. Pengembangan ini mengacu kepada dokumen rencana perusahaan terkait pengembangan DWH (Data Warehouse) untuk menunjang aplikasi BIS. Dalam rencana perusahaan, DWH dikembangkan bersama dengan Data Mining dan Data Mart. Secara singkat, istilah yang berkembang pada Bank XYZ, pengembangan ketiga sistem disebut dengan DWH. Klasifikasi sistem aplikasi yang dimiliki oleh Bank XYZ ditunjukkan pada Tabel 5-3 Klasifikasi sistem informasi Bank XYZTabel 5-3. Tabel 5-3 Klasifikasi sistem informasi Bank XYZ
No Aplikasi 1 CIF (Customer Information File) 2 3 4 5 6
Saving Loan FE (Financial Entry) GL (General Ledger) Aplikasi Kartu Kredit (CC)
7 Aplikasi Mitra 8 Aplikasi LOS (Loan Origination System) 9 Aplikasi Bulog 10 Aplikasi Pertamina
Sub Kelompok Aplikasi Saving/ Loan
Kelompok Aplikasi Core System
Saving Loan Core Transaction Finance & Accounting Card Management
Core System Core System Core System Core System Multi Channel
Kemitraan Card Management
Multi Channel Core System
Kemitraan E-Banking
Multi Channel Multi Channel
Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
56 No Aplikasi 11 Aplikasi MPN (Modul Penerimaan Negara) 12 Aplikasi BIS (Business Information System)
Sub Kelompok Aplikasi E-Banking
Kelompok Aplikasi Multi Channel
Data Mining, Data Warehouse, Data Mart; Management Dashboard
Layanan Informasi
13 Aplikasi SIKT (Sistem Informasi Kredit Terpadu)
Loan
Core System
14 Aplikasi CTS (Complaint Tracking System 15 Aplikasi HRIS (Human Resource Information System)
CRM (Customer Relationship Management) Human Resource Information System
Sistem Informasi Pendukung
16 Aplikasi TPC (Trade Payment Center)
Core Transaction
Core System
17 Aplikasi OPICS 18 Aplikasi E-flow 19 Aplikasi SIKM (Sistem Informasi Kredit Mikro 20 Aplikasi Universitas 21 Aplikasi Taspen 22 Aplikasi Neraca Direktorat
Core Transaction Loan Loan
Core System Core System Core System
E-Banking Kemitraan Finance & Accounting
Multi Channel Multi Channel Sistem Informasi Pendukung
23 Aplikasi Asabri 24 Aplikasi Switching (H2H)
Kemitraan E-Banking
Multi Channel Multi Channel
25 Personal Internet Banking
E-Banking
Multi Channel
26 Corporate Internet Banking
E-Banking
Multi Channel
27 Mobile Banking 28 Aplikasi electronic journal
E-Banking Card Management
Multi Channel Multi Channel
Sistem Informasi Pendukung
29 EDC (Electronic Data E-Banking Capture)
Multi Channel
30 RTGS (Real Time Gross Settlement)
Core System
Core Transaction
Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
57 No Aplikasi 31 SKN (Sistem Kliring Nasional)
Sub Kelompok Aplikasi Core Transaction
Kelompok Aplikasi Core System
32 SID (Sistem Informasi Debitur)
Loan
Core System
33 Swift 34 LBU/ LHBU (Laporan Bank Umum) 35 SMS Banking 36 Website Perusahaan 37 Aplikasi Regulasi
Core Transaction Finance & Accounting
Core System Sistem Informasi Pendukung
E-Banking Internet Portal Intranet Portal; Document Management/ Workflow Asset & Procurement
Multi Channel Layanan Informasi Layanan Informasi; Sistem Informasi Pendukung Sistem Informasi Pendukung Manajemen Sistem Manajemen Sistem
38 Aplikasi SIMA 39 Antivirus 40 E-mail 41 Network Management 42 WSUS (Windows Server Update Service) 43 DNS (Domain Name Server)
Keamanan Komunikasi dan Kolaborasi Jaringan Keamanan
Manajemen Sistem Manajemen Sistem
Keamanan
Manajemen Sistem
44 ITSM (IT Service Management) Tools
Document Management/ Workflow
Sistem Informasi Pendukung
45 SIEM (System Information and Event Management)
Keamanan
Manajemen Sistem
Berdasarkan klasifikasi aplikasi pada Tabel 5-3, Bank XYZ memiliki 6 sistem informasi utama yaitu: Manajemen Sistem, Core System, Multi Channel, Sistem Informasi Pendukung, Layanan Informasi dan Personal Productivity Tool. Sistem informasi utama dibagi menjadi sub sistem informasi yang sesuai dengan fungsinya. Sistem informasi ini ditunjukkan pada Gambar 5-5 berikut ini:
Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
58
Gambar 5-5 Sistem informasi Bank XYZ
Sistem informasi di Bank XYZ secara garis besar dibagi menjadi 6 jenis sistem informasi utama, yaitu Manajemen Sistem, Core System, Multi Channel, Sistem Informasi Pendukung, Layanan Informasi dan Personal Productivity Tool. Fungsionalitas dari masing-masing aplikasi tersebut dijabarkan pada Tabel 5-4 berikut ini: Tabel 5-4 Tabel aplikasi Bank XYZ
No
Kode
Kelompok Aplikasi
Fungsionalitas Manajemen sistem adalah komponen teknologi
1
MNS
Manajemen Sistem
pendukung sistem informasi Bank XYZ yang merupakan pondasi dan digunakan secara bersama oleh aplikasi Kelompok sistem informasi yang digunakan
2
CBS
Core System
secara langsung untuk mendukung proses bisnis inti
untuk
mendukung
penyelenggaraan
kegiatan operasional dan transaksi perbankan Kelompok sistem informasi yang digunakan 3
MCH
Multi Channel
untuk mendukung bisnis Bank XYZ yang terkait B2C maupun B2B dengan mitra kerja
Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
59 No
Kode
Kelompok Aplikasi
Fungsionalitas baik secara langsung maupun tidak langsung yang berhubungan dengan kegiatan operasional dan transaksi perbankan.
4
SUP
Sistem Informasi Pendukung
Kelompok sistem informasi yang digunakan untuk mendukung kegiatan perusahaan secara luas Kelompok
layanan
yang
memberikan
kemampuan penggabungan, penyaringan (filter) 5
INF
Layanan Informasi
dan penyajian informasi dari berbagai sumber data sebagai instrumen pengambilan keputusan pimpinan Bank XYZ Paket perangkat lunak jadi yang digunakan oleh karyawan
untuk
melaksanakan
kegiatan
perkantoran sehari-hari seperti pengolah kata, 6
PPT
Personal
presentasi, spreedsheet dan sebagainya atau
Productivity Tool
digunakan untuk melaksanakan kegiatan khusus seperti analisis statistik, analisis data dan pelaporan,
pembuatan
diagram,
penyajian
informasi (publishing) dan sebagainya.
Landscape aplikasi adalah suatu diagram yang menggambarkan hubungan kedekatan antar aplikasi di organisasi. Landscape aplikasi Bank XYZ terdiri dari aplikasi-aplikasi yang ada di dalam sistem informasi utama. Aplikasi yang terkait dengan infrastruktur berada di sekeliling sistem informasi utama karena bersifat menopang seluruh sistem informasi yang lain. Aplikasi yang terkait dengan infrastruktur merupakan penerapan dari prinsip-prinsip arsitektur. Aplikasi personal productivity tool merupakan paket aplikasi best practice yang digunakan untuk meningkatkan produktivitas atau kinerja karyawan di lingkungan perkantoran. Aplikasi ini dapat berkaitan secara langsung maupun tidak langsung dengan sistem informasi yang ada di organisasi. Adapun landscape aplikasi ditunjukkan pada Gambar 5-6 sebagai berikut: Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
60
Gambar 5-6 Landscape aplikasi
5.5
Arsitektur Teknologi
5.5.1
Identifikasi komponen teknologi
Pilihan komponen teknologi yang akan digunakan pada arsitektur teknologi mengacu kepada prinsip-prinsip arsitektur yang telah ditetapkan. Berdasarkan TOGAF, untuk keperluan perencanaan infrastruktur TI, arsitektur teknologi dapat didefinisikan hingga ke komponen perangkat lunak dan perangkat keras dengan cara sebagai berikut: a. Memetakan komponen teknologi berdasarkan arsitektur aplikasi b. Mengidentifikasi perangkat lunak dan perangkat keras menjadi satu komponen teknologi atau yang dapat dipakai bersama. Adapun pemilihan komponen teknologi untuk organisasi yang sesuai dengan prinsip arsitektur yang ditetapkan dapat dilihat pada Tabel 5-5 sebagai berikut: Tabel 5-5 Pemilihan komponen teknologi berdasarkan prinsip arsitektur
No Teknologi
Prinsip Arsitektur
1
Mengutamakan pemanfaatan aplikasi yang sudah ada
Sybase EAServer
Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
61 No Teknologi
Prinsip Arsitektur Penerapan open standard Tidak diganti karena fungsi middleware utama
2
Firefox/ Chrome
Memanfaatkan paket open source sedapat mungkin Menyediakan layanan aplikasi berbasis web bagi karyawan marketing
3
Zimbra webmail
Memanfaatkan paket open source sedapat mungkin
(E-mail SMTP/ IMAP)
Menyediakan layanan aplikasi berbasis web bagi karyawan marketing
4
5
Blue Coat WAN
Memanfaatkan paket infrastruktur yang sudah ada
Optimizer
Maksimasi atau penggunaan ulang paket data
Linux SLES/ Linux
Mengutamakan pemanfaatan aplikasi yang sudah ada
OpenSUSE
Memanfaatkan paket open source sedapat mungkin Penyeragaman teknologi
6
Libre Office/ Libre
Memanfaatkan paket open source sedapat mungkin
Visio 7
OpenLDAP + Samba
Memanfaatkan paket open source sedapat mungkin Penerapan open standard Pengelolaan profil user terpusat
8
PHP & Apache WS
Memanfaatkan paket open source sedapat mungkin Penerapan open standard
9
Firewall Cisco
Mengutamakan pemanfaatan infrastruktur yang sudah ada Penyeragaman teknologi infrastruktur jaringan
10
SSL
Penerapan enkripsi dan otentikasi data
11
IPS/IDS
Meningkatkan keamanan informasi dan mengikuti compliance PCIDSS
12
PostgreSQL
Memanfaatkan paket open source sedapat mungkin
13
DB2
Mengutamakan pemanfaatan infrastruktur yang sudah ada Digunakan untuk transaksi dengan komputasi basis
Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
62 No Teknologi
Prinsip Arsitektur data yang kompleks Digunakan sebagai basis data utama
14
O/S400
Mengutamakan pemanfaatan infrastruktur yang sudah ada Digunakan sebagai sistem operasi utama Core System
15
OSPF
Penerapan open standard
16
TCP/IP
Penerapan open standard
17
MPLS
Penyeragaman teknologi terkini dengan penyedia jaringan komunikasi
18
Xlink
Mengutamakan pemanfaatan aplikasi yang sudah ada
Secara umum perangkat IPS/IDS terintegrasi dengan perangkat firewall. Kondisi saat ini, firewall Cisco dan firewall CheckPoint terintegrasi dengan perangkat atau fitur IPS/ IDS. Pemilihan teknologi firewall berdasarkan prinsip arsitektur adalah firewall Cisco sehingga pemilihan teknologi berdasarkan prinsip penyeragaman teknologi jaringan untuk perangkat IPS/IDS adalah Cisco. Komponen teknologi IPS/IDS ini selanjutnya digabungkan dalam satu komponen teknologi yaitu firewall.
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh penulis, protokol routing jaringan komputer yang dipilih sesuai dengan prinsip arsitektur dan best practice di perbankan adalah OSPF. Protokol ini dipilih untuk menggantikan protokol EIGRP yang merupakan hal intelektual dari Cisco. Penggunaan protokol routing yang lebih open standard diharapkan dapat meningkatkan kinerja dari komunikasi data melalui integrasi yang lebih baik dengan penyedia jaringan komunikasi. Teknologi jaringan lain yang dipilih adalah TCP/IP (Transmission Control Protocol/ Internet Protocol) dan MPLS (Multi Protocol Label Switching).
Pemilihan TCP/IP berdasarkan prinsip arsitektur adalah penerapan open standard. Protokol komunikasi yang digunakan pada Bank XYZ selain TCP/IP adalah SNA Network. SNA Network digunakan untuk protokol komunikasi antara client Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
63 dengan server A/S400. SNA Network tidak dipilih karena merupakan hal intelektual dari IBM. Pemilihan komunikasi data menggunakan TCP/IP menyebabkan remote terminal RALLY! yang menggunakan SNA Network tidak dipilih pada komponen teknologi. Pilihan untuk antar muka pengguna dengan server untuk menggantikan RALLY! adalah antar muka yang dikembangkan dengan aplikasi PowerBuilder dengan middleware Sybase EAServer dan remote terminal yang menggunakan protokol komunikasi berbasis TCP/IP.
Pemilihan teknologi MPLS ditujukan untuk WAN (Wide Area Network) yang menghubungkan Data Center dengan kantor cabang Bank XYZ melalui penyedia jaringan komunikasi. Pemilihan ini dilakukan karena teknologi frame relay saat ini sudah tidak didukung oleh penyedia jaringan komunikasi. Secara umum penyedia jaringan komunikasi memberikan istilah penggantian teknologi frame relay ini dengan penggantian MPLS atau VPN IP (Virtual Private Network Internet Protocol). Dampak dari pemilihan teknologi adalah perubahan antar muka yang digunakan pada router Bank XYZ.
Komponen teknologi lain yang dipilih berdasarkan prinsip arsitektur adalah Zimbra webmail, Libre Office, Blue Coat WAN Optimizer dan SSL. Zimbra webmail dan Libre Office dipilih berdasarkan prinsip pemanfaatan open source sedapat mungkin. Zimbra webmail dipilih untuk menggantikan aplikasi e-mail Qmail. Aplikasi Qmail tidak dipilih karena sesuai dengan prinsip arsitektur, yaitu menyediakan layanan aplikasi berbasis web bagi karyawan marketing. Pemilihan Zimbra webmail juga dikaitkan dengan pemilihan teknologi virtualisasi yang akan dijelaskan pada sub bab virtualisasi server.
Beberapa komponen teknologi yang dipilih masih terduplikasi, yaitu basis data dan sistem operasi. Basis data yang masih terduplikasi adalah DB2 dan PostgreSQL. Komponen sistem operasi yang masih terduplikasi adalah O/S400 dan Linux OpenSUSE atau Linux SLES (SUSE Linux Enterprise Server). Berdasarkan observasi, wawancara dan diskusi yang telah dilakukan, komponen basis data DB2 dan sistem operasi O/S400 masih digunakan dalam jangka Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
64 panjang. Basis data dan sistem operasi tersebut belum dapat diganti karena perubahan yang dilakukan terhadap dua komponen tersebut dapat mempengaruhi organisasi secara keseluruhan. Hal ini disebabkan oleh penggunaan komponen basis data DB2 dan sistem operasi O/S400 untuk menopang aplikasi Core System yang berpengaruh secara signifikan bagi organisasi. Kondisi saat ini, unit TI di Bank
XYZ secara
bertahap memindahan
aplikasi
Core
System
yang
dikembangkan secara inhouse ke sistem operasi open source. Komponen teknologi basis data PostgreSQL dan sistem operasi Linux OpenSUSE atau Linux SLES yang dipilih lebih ditujukan untuk aplikasi yang dikembangkan melalui alih daya.
Selain komponen basis data dan sistem operasi, komponen teknologi yang masih terduplikasi adalah web server. Seperti halnya basis data dan sistem operasi, komponen web server Sybase EAServer digunakan untuk pengembangan aplikasi inhouse sedangkan PHP & Apache web server digunakan untuk aplikasi yang dikembangkan melalui alih daya.
Pemilihan teknologi infrastruktur TI dipetakan ke taksonomi komponen umum infrastruktur TOGAF untuk melihat hubungan antara arsitektur aplikasi dan arsitektur teknologi yang telah dirancang. Perpaduan arsitektur aplikasi dan arsitektur teknologi disebut sebagai arsitektur gabungan. Pemetaan teknologi infrastruktur ini dapat dilihat pada Gambar 5-7 berikut:
Gambar 5-7 Pemetaan taksonomi komponen umum Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
65 Infrastruktur komunikasi yang dipetakan berdasarkan taksonomi umum komponen TOGAF terdiri dari LAN (Local Area Network), WAN, dan protokol routing yang digunakan. Bandwidth yang digunakan berdasarkan teknologi saat ini untuk LAN pada jaringan komputer pengguna adalah 100 Mbps (Megabit per second). Kapasitas bandwidth pada LAN yang terkait dengan Data Center adalah 1 Gbps (Gigabit persecond) untuk server dan 10 Gbps untuk storage. Berdasarkan best practice, perbedaan teknologi jaringan dilakukan untuk menyesuaikan lalu lintas data yang besar antar server dan storage. Ethernet dengan kapasitas gigabit belum digunakan karena investasi yang cukup besar dan kapasitas bandwidth 100 Mbps masih memadai untuk lalu lintas data pada pada jaringan komputer pengguna.
Kantor cabang pada Bank XYZ terdiri dari 3 jenis, yaitu Kantor Cabang Utama (KCU), Kantor Cabang Pembantu (KCP) dan Kantor Kas (KK). Jenis kantor ini dibedakan berdasarkan fungsi kantor, pendapatan dan jumlah karyawan pada kantor tersebut. Berdasarkan aplikasi yang digunakan dan jumlah karyawan pada tiap kantor tersebut dipilih bandwidth sebesar 256 Kbps (Kilobit persecond) untuk KK, 512 Kbps untuk KCP dan 1 Mbps untuk KCU. Kapasitas bandwidth pada kantor cabang Bank XYZ yang dimulai dari 256 Kbps disesuaikan dengan best practice penggunaan bandwidth minimal untuk aplikasi berbasis
web.
Peningkatan kapasitas bandwidth disesuaikan dengan pengguna aplikasi di tiap kantor. Khusus untuk KCU digunakan bandwidth sebesar 1 Mbps yang diduplikasi dengan penyedia jaringan komunikasi lain dan menggunakan perangkat Blue Coat WAN Optimizer. Perbedaan pada KCU ini disebabkan oleh penggunaan aplikasi yang lebih beragam dibandingkan dengan kantor lain dan untuk meningkatkan ketersediaan jaringan komunikasi data apabila terjadi gangguan jaringan komunikasi pada KCU. Apabila terjadi gangguan jaringan komunikasi pada KCP dan KK, yang merupakan bagian dari KCU, maka proses bisnis yang didukung oleh aplikasi dilakukan di KCU.
Hubungan antara sistem informasi dan teknologi yang akan digunakan dilihat sebagai persektif arsitektur. Taksonomi komponen infrastruktur yang dipetakan
Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
66 terdiri dari aplikasi bisnis, aplikasi infrastruktur, pertukaran data, keamanan, dan lokasi. Perspektif arsitektur ini dapat dilihat pada Gambar 5-8 berikut:
Gambar 5-8 Perspektif arsitektur
Berdasarkan pemetaan landscape aplikasi pada taksonomi komponen infrastruktur diperoleh arsitektur gabungan sistem informasi dan infrastruktur TI. Arsitektur gabungan diilustrasikan pada Gambar 5-9 berikut ini:
Gambar 5-9 Arsitektur gabungan
Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
67 5.5.2
Platform arsitektur teknologi
Menurut TOGAF, arsitektur teknologi didefinisikan dengan cara mengidentifikasi perangkat lunak dan perangkat keras menjadi satu komponen teknologi yang dapat dipakai bersama. Hal ini sejalan dengan Robertson dan Sribar yang menyatakan bahwa kunci dalam mencapai infrastruktur infrastruktur TI yang adaptif adalah dengan melihat infrastruktur dalam kesatuan komponen, pola dan layanan serta sumber daya dan proses. Salah satu prinsip infrastruktur yang didorong dari kunci untuk mencapai infrastruktur TI yang adaptif menurut Robertson dan Sribar selain pola dan layanan adalah pengelompokan platform atau komponen infrastruktur. Platform arsitektur teknologi menggambarkan keterkaitan dan alur data pada infrastruktur TI yang dipilih.
Pengelompokan komponen infrastruktur dapat dicapai melalui identikasi mekanisme integrasi antar komponen sistem aplikasi yang saling berhubungan. Mekanisme integrasi sendiri dapat diketahui melalui peta interoperabilitas yang menggambarkan aliran informasi antar aplikasi serta hubungan dengan prinsip dan platform teknologi. Peta interoperabilitas pada Bank XYZ ditunjukkan pada Gambar 5-10 sebagai berikut:
Gambar 5-10 Peta interoperabilitas Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
68 Dari peta interoperabilitas di atas, terlihat adanya hubungan dan integrasi antar aplikasi di Bank XYZ. Berdasarkan peta interoperabilitas tersebut, mekanisme integrasi integrasi antar aplikasi di Bank XYZ disusun melalui hubungan antar aplikasi dan komponen integrasi pada Tabel 5-6.
Komponen integrasi aplikasi pada Bank XYZ terdiri dari ODBC (Open Database Connectivity), RPC (Remote Procedure Call) dan SOAP (Simple Object Access Protocol). ODBC digunakan untuk menghubungkan antar aplikasi melalui mekanisme akses basis data. RPC menghubungkan antar aplikasi dengan cara mengakses fungsi aplikasi yang dapat digunakan oleh aplikasi lain dari sistem operasi yang berbeda. RPC secara umum digunakan untuk mengintegrasikan aplikasi yang menggunakan sistem operasi O/S400. Komponen integrasi RPC ini memiliki karakteristik yang sama dengan SOAP, yaitu menggunakan fungsi aplikasi dari sistem operasi yang berbeda. Perbedaan RPC dan SOAP terletak pada karakteristik keterbukaan dan standar yang digunakan. SOAP lebih terbuka dan standar untuk digunakan pada sistem operasi yang berbeda-beda. SOAP merupakan komponen perangkat lunak yang menggunakan konsep service atau layanan berdasarkan Service Oricented Architecture (SOA). RPC masih digunakan pada Bank XYZ karena sistem operasi O/S400 masih digunakan. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh penulis, penggantian komponen RPC ke SOAP pada O/S400 tidak dilakukan karena investasi untuk pengadaannya yang cukup besar. Untuk integrasi aplikasi dari sistem operasi lain ke sistem operasi O/S400 digunakan middleware yang menggunakan komponen integrasi SOAP untuk menghubungkan middleware dengan aplikasi pada sistem operasi lain dan komponen integrasi ODBC atau RPC yang menhubungkan middleware dengan aplikasi di sistem operasi O/S400.
Berdasarkan mekanisme integrasi antar aplikasi yang telah dijelaskan di atas, komponen integrasi antar aplikasi dikelompokkan menjadi 3, yaitu ODBC, RPC dan SOAP. Pengelompokan komponen integrasi ini digunakan sebagai salah satu acuan dalam penggabungan platform arsitektur teknologi selain antar muka, jaringan, presentation, aplikasi dan basis data yang digunakan. Penggabungan Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
69 platform arsitektur teknologi merupakan salah satu prinsip infrastruktur TI yang adaptif menurut Robertson dan Sribar, yaitu service.
Antar muka pengguna yang digunakan dalam platform arsitektur teknologi terdiri dari aplikasi desktop yang dikembangkan dari perangkat lunak PowerBuilder, web browser, dan antar muka E-Banking seperti ATM, SMS Banking, EDC, dll. Jaringan yang digunakan sebagai platform adalah LAN, WAN, dan internet yang menggunakan
protokol
HTTPS
(Hypertext
Transfer
Protocol
Secure).
Penggabungan platform untuk presentation dan aplikasi yang digunakan adalah Sybase EAServer yang dapat digunakan sebagai web server dan application server, dan PHP (Hypertext Preprocessor) yang digunakan sebagai web server. Penggabungan lain pada presentation dan aplikasi yang digunakan adalah Xlink sebagai payment switching. Platform arsitektur teknologi ini ditunjukkan pada Gambar 5-11 sebagai berikut:
Gambar 5-11 Unifikasi platform
Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
70
Tabel 5-6 Mekanisme integrasi sistem informasi Bank XYZ
Target Source
Core System
E-Banking
Card Finance& Kemitraan HRIS Management Accounting
Card Management Kemitraan HRIS Finance& Accounting DWH CRM Asset& Procurement Management Dashboard
CRM
Asset& Management Document/ Procurement Dashboard Workflow
ODBC
Core System E-Banking
DWH
RPC, ODBC, SOAP RPC, ODBC, SOAP SOAP SOAP
RPC, ODBC, SOAP
ODBC
ODBC SOAP
ODBC SOAP
SOAP
SOAP
SOAP
SOAP ODBC
Document/ Workflow
Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
71
5.5.3
Topologi jaringan
Penerapan prinsip infrastruktur TI yang adaptif, yaitu pattern (Robertson & Sribar, 2001), pada topologi jaringan menggunakan pola router. Pola router ini dibagi menjadi tiga, yaitu DMZ (Demiliterized Zone), jaringan internal yang terdiri dari jaringan server internal, jaringan kantor pusat dan jaringan kantor cabang, serta jaringan eksternal yang menghubungkan dengan pihak ketiga atau rekan bisnis. Pola router ini diikuti dengan penggunaan firewall pada ketiga pola jaringan tersebut.
Prinsip-prinsip arsitektur yang diterapkan pada jaringan komunikasi Bank XYZ bersifat mendasar, yaitu penerapan open standard protokol routing komunikasi. Penerapan prinsip yang lain pada infrastruktur jaringan adalah perangkat WAN Optimization untuk mengoptimalkan komunikasi data antara kantor cabang dan pusat, penggunaan firewall Cisco, dan penerapan protokol komunikasi TCP/IP. Penerapan prinsip arsitektur pada infrastruktur jaringan dapat dilihat pada Gambar 5-12 berikut ini:
Gambar 5-12 Topologi Jaringan Bank XYZ Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
72
5.5.4 5.5.4.1
Virtualisasi server Pemilihan teknologi virtualisasi
Pemilihan teknologi virtualisasi yang akan digunakan mengacu pada sistem operasi yang akan dipilih, sistem operasi yang digunakan dan perkembangan teknologi virtualisasi yang ada saat ini. Sistem operasi berdasarkan hasil pemilihan teknologi adalah berbasis Linux OpenSUSE atau Linux SLES. Perkembangan teknologi virtualisasi berdasarkan studi literatur menyatakan bahwa teknologi virtualisasi yang terbaik di tahun 2012 untuk server dengan arsitektur prosesor X86 saat ini adalah VMware (Chang, Tsai, & Chen, 2013).
Pengunaan teknologi virtualisasi dapat menaikkan tingkat adaptif infrastruktur TI melalui efisiensi, efektivitas dan fleksibilitas infrastruktur server. Efisiensi dan efektivitas infrastruktur TI dapat dicapai melalui konsolidasi server, konsolidasi jaringan dan konsolidasi storage (VMware, 2009). Berdasarkan kondisi yang ada saat ini, jumlah server dengan arsitektur prosesor X86 di Bank XYZ lebih kurang 120 unit. Penggunaan teknologi virtualisasi ditujukan untuk mengkonsolidasikan 120 unit server dan jaringan yang terhubung pada server tersebut sehingga lebih mudah untuk dikelola.
Jumlah server yang cukup besar ditambah dengan peningkatan infrastruktur server pada tahun 2012 untuk mendukung 200 rollout aplikasi menyebabkan kompleksitas server semakin tinggi. Selain menurunkan kecepatan implementasi aplikasi yang membutuhkan infrastruktur baru, peningkatan jumlah server ini menyebabkan kapasitas ruang data center menjadi kecil dan semakin tidak memadai. Apabila hal ini berlangsung secara terus menerus, maka implementasi infrastruktur baru untuk menopang paket aplikasi yang di-rollout tidak dapat diakomodir dengan cepat karena kegiatan pengaturan server dan jaringan yang membutuhkan waktu serta kondisi yang tidak diharapkan yang dapat terjadi adalah tidak dapat dilakukan implementasi infrastruktur baru.
Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
73
Fleksibilitas infrastruktur TI melalui penggunaan teknologi virtualisasi dicapai melalui peningkatan kapasitas sumber daya server. Peningkatan kapasitas server ini ditujukan untuk mengantisipasi peningkatan jumlah nasabah dan jumlah transaksi pada saat tertentu, seperti hari libur nasional dan tanggal batas pembayaran. Menurut Vintantonio, virtualisasi digunakan untuk meningkatkan kelincahan organisasi dalam menghadapi perubahan (Vintantonio, Smith, Millar, & Wilkinson, 2006). Virtualisasi yang digunakan untuk meningkatkan kelincahan Bank XYZ dilakukan melalui kemudahan dalam penambahan infrastruktur server baru untuk menopang implementasi aplikasi baru.
Pemilihan teknologi virtualisasi yang mengacu pada prinsip arsitektur, yaitu penyeragaman teknologi, adalah penggunaan e-mail server Zimbra yang dapat terintegrasi dengan produk VMware yang lain. Kelebihan teknologi VMware dibandingkan dengan teknologi virtualisasi yang lain terletak pada kelengkapan fitur dan TCO (Chang, Tsai, & Chen, 2013). Kelebihan sistem operasi yang dapat diakomodasi
oleh
VMware
menjadi
salah
satu
pertimbangan
untuk
mengakomodasi sistem operasi yang ada saat ini, termasuk sistem operasi yang akan diimplementasikan berdasarkan hasil pemilihan teknologi yaitu sistem operasi berbasis Linux. 5.5.4.2
Desain infrastruktur virtualisasi server
Desain infrastruktur virtualisasi server berdasarkan desain jaringan, desain media penyimpanan data arsitektur aplikasi dibagi menjadi 4 kelompok cluster, yaitu Core System, Multi Channel, Supporting, dan DMZ. Masing-masing kelompok cluster ini akan menggunakan dua media penyimpanan (storage) di lokasi utama untuk meningkatkan ketersediaan media penyimpanan dan satu media penyimpanan di lokasi backup yang sesuai dengan prinsip arsitektur. Pembagian kelompok cluster selain mengacu kepada arsitektur sistem informasi dan best practice virtualisasi server yang dapat dilihat pada Lampiran 4 : Perancangan Virtualisasi Server juga mengacu kepada layanan yang memiliki keterkaitan, seperti E-banking, Card Management, dan sistem informasi Kemitraan. Khusus untuk pembagian cluster manajemen sistem dibagi menjadi 2, yaitu manajemen
Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
74
sistem yang berada di DMZ dan zona internal. Desain infrastruktur virtualisasi server ini dapat dilihat pada Gambar 5-13 berikut ini:
Gambar 5-13 Desain infrastruktur virtualisasi berdasarkan arsitektur sistem informasi
Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
75
5.6
Identifikasi Peluang dan Solusi
5.6.1
Tabel kesenjangan sistem informasi
Sistem informasi diasumsikan sesuai dengan kebutuhan dan kebutuhan sistem informasi yang akan datang telah dimasukkan ke dalam rencana perusahaan Bank XYZ. Hal ini juga dibatasi dalam ruang lingkup yang telah disampaikan sebelumnya oleh penulis. 5.6.2
Tabel kesenjangan infrastruktur TI
Analisis kesenjangan infrastruktur TI dilakukan dengan membandingkan komponen infrastruktur TI yang akan digunakan dan komponen infrastruktur TI yang ada saat ini. Komponen infrastruktur yang ada saat ini dan tidak digunakan dapat dilihat pada Tabel 5-7 berikut ini: Tabel 5-7 Infrastruktur yang tidak sesuai dengan prinsip arsitektur
No Teknologi 1 E-mail SMTP/ POP 2 Microsoft Office 3
Firewall CheckPoint
4 5 6 7 8
IIS Windows Server 2003/ 2008 Linux RedHat Sun Solaris Oracle
9 10 11
MS SQL Server SNA Network Frame Relay
12 13 14
RALLY! Virtualbox Hyper-V
Ketidaksesuaian dengan Prinsip Arsitektur Diganti karena penyeragaman teknologi Tidak memanfaatkan paket open source sedapat mungkin. Diganti karena penyeragaman teknologi infrastruktur jaringan Tidak memanfaatkan paket open source Tidak memanfaatkan paket open source Penyeragaman teknologi Linux yang lain Penyeragaman teknologi sistem operasi Linux Penyeragaman teknologi basis data DB2 atau PostgreSQL Tidak memanfaatkan paket open source Tidak open standard Teknologi sudah tidak didukung oleh penyedia jaringan komunikasi Diganti karena penyeragaman teknologi Diganti karena penyeragaman teknologi Diganti karena penyeragaman teknologi
Adapun analisis kesenjangan infrastruktur dapat dilihat pada Tabel 5-8 berikut ini:
Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
76
Tabel 5-8 Analisis kesenjangan infrastruktur TI Future Existing CheckPoint Firewall
Cisco Firewall
Cisco Firewall
tetap
SSL IIS
SSL
PHP Apache
Sybase PowerBuilder
OpenSUSE SLES
PostgreSQL
MPLS
Zimbra
Libre office
OpenLDAP (SSO)
VMware
Dihapus
tetap
tetap diganti
diganti tetap
Oracle
diganti
MS SQL Server
diganti
TCP/IP
TCP/IP
tetap
diganti
DB2
OSPF
diganti
Redhat
EIGRP
DB2
tetap
Sun Solaris O/S400
O/S400
diganti
Sybase EAServer PHP Apache Sybase PowerBuilder Windows Server 2003/ 2008
Sybase EAServer
tetap diganti tetap dihapus
SNA Network diganti
Frame Relay
dihapus
RALLY! diganti
Qmail
diganti
MS Office Hyper-V
diganti
Virtualbox
diganti baru
Baru
Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
77
Analisis kesenjangan yang dilakukan terdiri dari analisis kesenjangan sistem informasi dan infrastruktur TI. Sistem informasi diasumsikan sesuai dengan kebutuhan dan kebutuhan sistem informasi yang akan datang telah dimasukkan ke dalam rencana perusahaan. Hasil analisis kesenjangan infrastruktur TI yang adaptif dan infrastruktur TI yang ada saat ini digunakan sebagai dasar perencanaan infrastruktur TI. Infrastruktur TI yang dipilih terdiri dari sistem operasi, sistem manajemen basis data, aplikasi client, middleware, protokol routing, protokol komunikasi dan teknologi jaringan. Beberapa komponen teknologi yang dipilih pada sub bab 5.4.4.1 yang tidak dibahas pada identifikasi peluang dan solusi diasumsikan tetap digunakan. Daftar usulan dan kegiatan implementasi infrastruktur TI yang disusun berdasarkan analisis kesenjangan adalah sebagai berikut: a. Implementasi total virtual server menggunakan VMware b. Usulan penggunaan sistem operasi Linux OpenSUSE atau Linux SLES sebagai alternatif sistem operasi selain O/S400 c. Usulan penggunaan DB2 sebagai basis data utama dan PostgreSQL sebagai basis data pendukung d. Implementasi directory service dan pengembangan Single Sign On e. Migrasi teknologi jaringan komunikasi kantor cabang f. Migrasi protokol jaringan g. Usulan penggunaan Cisco sebagai perangkat firewall h. Migrasi webmail i. Usulan penggunaan office tools berbasis open source.
Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan oleh penulis, dapat ditarik kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut: 1. Prinsip-prinsip TI secara umum yang digunakan dalam perencanaan infrastruktur TI Bank XYZ mengacu kepada prinsip arsitektur pada sub bab 5.1.1, yaitu: a. Pertukaran data dengan organisasi lain harus menggunakan format web service atau ISO8583 (service orientation) b. Setiap user aplikasi memiliki userid dan password unik c. Akses melalui internet harus menerapkan otentikasi dan enkripsi data (SSL) d. Akses ke server farm harus melalui IPS/IDS (Intrusion Prevention System/ Intrusion Detection System) e. Duplikasi komponen kritis. 2. Pemodelan bisnis Bank XYZ yang dibahas pada sub bab 5.2 dan sub bab 5.3 terdiri dari 5 aktivitas utama, yaitu peningkatan modal, pengembangan produk dan product pricing, distribution channel dan jaringan kantor cabang, program penjualan dan marketing komunikasi, serta hubungan pelanggan dan layanan transaksi. Aktivitas bisnis yang mendukung aktivitas utama terdiri dari 4 kelompok aktivitas, yaitu infrastruktur bank, manajemen sumber daya manusia, teknologi informasi dan manajemen aset. Proses bisnis pada perspektif nasabah merupakan bagian dari aktivitas utama bisnis perbankan seperti pembukaan rekening, penutupan rekening, pengajuan kredit, pelunasan kredit, transfer dana, pembayaran tagihan dan penarikan dana. Proses bisnis pada perspektif nasabah mengacu kepada 3 fokus bisnis Bank XYZ, yaitu liabilities, asset, dan fee based. 3. Arsitektur aplikasi dibagi menjadi 6 kelompok aplikasi utama, yaitu Manajemen Sistem, Core System, Multi Channel, Sistem Informasi Pendukung, Layanan Informasi dan Personal Productivity Tools. 6 kelompok 78
Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
79
aplikasi ini diperoleh dari hasil analisis arsitektur aplikasi pada sub bab 5.4.2 yang mengacu kepada paket aplikasi best practice dunia perbankan, aplikasi yang dimliki dan rencana perusahaan. 5 dari 6 kelompok aplikasi utama dibagi menjadi sub kelompok aplikasi, yaitu: a. Manajemen sistem i. Jaringan ii. Komunikasi dan Kolaborasi iii. Keamanan b. Core System i. Saving ii. Loan iii. Core Transaction c. Multi Channel i. Card Management ii. E-banking iii. Kemitraan d. Sistem informasi pendukung i. Finance and Accounting ii. Human Resources Information System iii. Asset and Procurement iv. Customer Relationship Management v. Document Management/ Workflow e. Layanan informasi i. Data Warehouse ii. Management Dashboard iii. Intranet Portal iv. Internet Portal. 4. Penerapan virtualisasi yang menopang sistem informasi organisasi secara keseluruhan menaikkan tingkat adaptif infrastruktur TI Bank XYZ. Hal ini mengacu kepada rancangan virtualisasi server pada sub bab 5.5.4. Rancangan virtualisasi server mengacu kepada kelompok sistem informasi organisasi dan
Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
80
best practice dari virtualisasi server yang membagi sumber daya melalui pembagian kelompok server. 5. Penerapan prinsip-prinsip TI dan model adaptif pada infrastruktur TI Bank XYZ mengacu kepada arsitektur teknologi yang dihasilkan dari perencanaan arsitektur TI pada sub bab 5.5 dan sub bab 5.6.2. Daftar usulan dan kegiatan implementasi infrastruktur TI berdasarkan analisis kesenjangan adalah sebagai berikut: a. Implementasi total virtual server menggunakan VMware b. Usulan penggunaan sistem operasi Linux OpenSUSE atau Linux SLES sebagai alternatif sistem operasi selain O/S400 c. Usulan penggunaan DB2 sebagai basis data utama dan PostgreSQL sebagai basis data pendukung d. Implementasi directory service dan pengembangan Single Sign On e. Migrasi jaringan komunikasi teknologi jaringan komunikasi kantor cabang f. Migrasi protokol jaringan g. Usulan penggunaan Cisco sebagai perangkat firewall h. Migrasi webmail i. Usulan penggunaan office tools berbasis open source. 6. Arsitektur teknologi yang dihasilkan dari pengembangan arsitektur TI pada sub bab 5.6.2 dapat digunakan sebagai acuan untuk mengembangkan infrastruktur TI yang adaptif dalam menopang perubahan paket aplikasi untuk mengakomodir kebutuhan bisnis saat ini dan strategi bisnis Bank XYZ dengan cepat di masa yang akan datang. Model adaptif yang digunakan sebagai acuan dalam perencanaan infrastruktur TI ini adalah sebagai berikut: a. Penyimpanan data menggunakan eksternal atau cloud storage dan virtualisasi server b. Penggunaan infrastruktur berbasis open source untuk meminimalkan investasi bisnis berbasis TI c. Penggunaan aplikasi berbasis web yang diakses oleh karyawan marketing d. Penyeragaman teknologi e. Penerapan open standard Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
81
f. Modularisasi komponen-komponen sistem g. Maksimasi penggunaan ulang atau penggunaan bersama. 6.2
Saran
Berikut ini adalah saran yang disusun oleh penulis agar infrastruktur TI yang adaptif dapat diterapkan pada Bank XYZ dengan baik: 1. Peningkatan ketrampilan dan pengetahuan infrastruktur TI berbasis open source yang lebih mendalam bagi karyawan TI agar implementasi sistem operasi berbasis open source dapat berjalan dengan baik. 2. Perencanaan kapasitas infrastruktur, terutama server dan storage untuk implementasi virtualisasi. 3. Memastikan infrastruktur TI yang digunakan untuk menopang perubahan paket aplikasi mengacu kepada cetak biru yang telah dibuat. 4. Mengevaluasi cetak biru infrastruktur TI secara berkelanjutan agar mengikuti perkembangan teknologi dan kebutuhan bisnis.
Saran untuk penelitian selanjutnya: 1. Dalam penelitian ini arsitektur data pada sub bab 5.4.1 tidak dibahas dengan detail karena keterbatasan akses dan informasi. Penelitian terkait perencanaan infrastruktur TI pada perbankan selanjutnya dapat melakukan analisis arsitektur data lebih mendalam. 2. Melakukan urutan prioritas dan membuat roadmap terhadap implementasi infrastruktur TI.
Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
DAFTAR PUSTAKA
Applegate, L. M., Austin, R. D., & Soule, D. L. (2009). Corporate Information Strategy and Management (8 th ed). Mcgraw-Hill. Bank Indonesia. (2007). Peraturan Bank Indonesia Nomor: 9/15/PBI/2007. Bihandoko, D. (2010). Implementasi virtualisasi sebagai upaya penyederhanaan dan efisiensi infrastruktur TI: studi kasus PT Telkom Divisi Infratel. Depok: Fasilkom UI. Carr, N. (2003). IT doesn’t matter. Harvard Business Review. Chang, B. R., Tsai, H.-F., & Chen, C.-M. (2013). Journal of Information Hiding and Multimedia Signal Processing . Evaluation of Virtual Machine Performance and Virtualized Consolidation Ratio in Cloud Computing System. Ebadi, Z. (2007). ICACT. Advance Banking System Features with Emphasis on Core Banking, 573-576. Garnieri, M. (2010). Design and Implementation of Server Virtualization in PT Thiess Contractors Indonesia. Gurbaxani, V., Melville, N., & Kraemer, K. (1998). Disaggregating the return on investment to IT capital. Proceedings of the Nineteenth International. IBM. (2007, Oktober). Virtualization in Education. Retrieved 5 28, 2013, from http://www07.ibm.com/solutions/in/education/download/Virtualization%20in%20Education. pdf Porter, M. E. (1985). Competitive Advantege : Creating and Sustaining Superior Performance. New York: The Free Press. Proklamirsyah, A. (2013). Perencanaan Arsitektur Enterprise Perguruan Tinggi: Studi Kasus Pendirian Universitas Yayasan "X". Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer, Program Studi Magister Teknologi Informasi UI. Rasian, R., & Mursanto, P. (2009). Journal of Information Systems. Perbandingan Kinerja Pendekatan Virtualisasi. Robertson, B., & Sribar, V. (2001). The Adaptive Enterprise : IT Infrastructure Strategies to Manage Change and Enable Growth. Intel Press.
82
Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
83
Tallon, P. P. (2007). Inside the adaptive enterprise: an information technology capabilities perspective on business process agility. Tallon, P. P. (2009). How Information Technology Infrastructure Flexibility Shapes Strategic Allignment, 413 - 443. The Open Group. (2009). TOGAF® version 9.1. Van Haren Publishing. Vintantonio, G. D., Smith, J. L., Millar, W., & Wilkinson, M. (2006). Meeting business objectives through adaptive information and communications technology. VMware. (2007). Understanding Full Virtualization, Paravirtulization, and Hardware Assist. Retrieved 5 28, 2013, from http://www.vmware.com/files/pdf/VMware_paravirtualization.pdf VMware. (2009). The Benefits of Virtualization for Small and Medium Business. Retrieved 6 11, 2013, from http://www.vmware.com/files/pdf/VMware-SMBSurvey.pdf Ward, J., & Peppard, J. (2004). Strategic Planning for Information Systems (3 rd ed). John Wiley & Sons, LTD. Weill, P., & Broadbent, M. (2002). Building IT infrastructure for strategic agility. Sloan Management Review. Weill, P., & Ross, J. (2004). IT Governance: How Top Performers Manage IT Decision Rights for Superior Results. Harvard Business School Press.
Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
84
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Hasil Wawancara
1. General Manager Pengembangan Bisnis Dari hasil wawancara dengan GM Pengembangan Bisnis terkait peran TI terhadap pengembangan bisnis adalah sebagai berikut: a. TI adalah faktor yang sangat vital terhadap pengembangan produk dan bisnis. Tanpa TI, bisnis tidak dapat menjual produknya. b. Kondisi saat ini, TI belum mampu memenuhi ekspektasi bisnis, terutama transactional banking. 2. General Manger Teknologi Informasi Dari hasil wawancara dengan GM TI terkait perencanaan infrastruktur TI yang terkait dengan perencanaan infrastktur TI menggunakan kerangka arsitektur TI: a. Pengembangan arsitektur TI sebaiknya mengacu kepada corporate plan 2012 – 2016. b. Pengembangan arsitektur TI dan perencanaan infrastruktur TI sebaiknya dimulai dari usulan penulis dengan cara melakukan observasi dan review dokumen. 3. Kepala Divisi Strategi dan Transformasi Project Management Office (TPMO) Dari hasil wawancara dengan Kepala Divisi Strategi Bisnis terkait pengadaan perangkat TI adalah sebagai berikut: a. TI terlalu fokus kepada kepentingan sendiri b. Banyak proyek yang tidak mendukung bisnis 4. Kepala Divisi Pengembangan Teknologi Informasi (DPTI) Dari hasil wawancara dengan Kepala DPTI terkait pengembangan aplikasi dan infrastuktur TI adalah sebagai berikut: Banyak hal atau pekerjaan di luar coreplan, sehingga cukup menyita waktu. Dibutuhkan suatu framework yang efektif dan efisien terkait TI agar dapat mengakomodir kebutuhan bisnis yang berubah dengan cepat.
Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
85
5. Kepala Divisi Dukungan dan Operasi Teknologi Informasi (DOTI) Dari hasil wawancara dengan Kepala DOTI terkait tugas dan tanggung jawab salah unit di DOTI yang tumpang tindih terkait dengan infrastruktur TI adalah sebagai berikut: Bank XYZ tidak memiliki unit Research and Development (R&D) yang fokus pada
pengembangan bisnis
organisasi
secara
menyeluruh.
Sehingga
pembagian tugas dan tanggung jawab terhadap pengembangan infrastruktur TI dibebankan kepada divisi DOTI yang seharusnya hanya terkait dengan operasional infrastuktur TI. 6. Kepala Divisi Pelayanan a. Availability Kecenderungan incident (frekuensi meningkat dan penanganannya lebih lama) b. E-recon Belum dilaksaksanakan, belum tuntas c. Masih terjadi downtime meskipun ada HA Harapan : tidak ada downtime d. Penetapan skala prioritas terkait TI : Pelayanan tidak diprioritaskan, prioritas yang ada saat ini cenderung pada bisnis e. Koordinasi di internal TI tidak baik, sehingga berdampak ke user f. Kualitas aplikasi kurang Pada saat UAT tidak clear. UAT sering diulang karena tidak sesuai dengan kebutuhan yang telah disampaikan di awal pengembangan aplikasi g. Perbaikan aplikasi lama h. Kecepatan mengadopsi tren teknologi masih kurang, pengembangannya lama i. Tools untuk operasional masih kurang j. Masih lambat di cabang untuk akses aplikasi 7. Manajer Pengembangan Kredit Program a. Kendala
Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
86
i.
Web portal belum update, kurang lengkap fiturnya dan tidak interaktif (simulasi kurang, contoh : simulasi kredit)
ii.
Problem ATM -
Sering disconnect
-
Fitur di ATM kurang mencerminkan aktivitas dan produk bank (dibanding bank lain)
-
Konfirmasi transaksi di ATM kurang memudahkan nasabah
-
Kelebihan : kecepatan respon transaksi
iii.
Kartu Kredit -
konfirmasi
transaksi
melalui
media
lain
belum
ada
(dibandingkan bank lain) -
lebih ke customer care secara umum yang belum ada di produk lain
iv.
Terkait dengan permasalahan kredit program -
-
ICRR kurang user friendly (ICRR = Internal Credit Risk Rating) o
Tidak ada menu bantuan
o
Penggunaan aplikasi tidak efektif
ICRR, master pinjaman dan agunan o
Sistem informasi debitur dan sistem informasi kredit serta agunan tidak terintegrasi
-
SIKT pengembangan dari ICRR o
<= 1 M full automated
o
> 1 M semi automated
o
Problem: Fungsi kontrol tidak efektif Komitmen user kurang SIKT akan optimal apabila dipisahkan fungsinya Aplikasi sering disconnect, susah akses pada saat peak time di cabang (SIKT)
b. Ekspektasi : i.
SIKT
Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
87
-
Prosesnya harus optimal (sesuai dengan tujuan awal, yaitu credit factory)
-
Policynya perlu diubah sesuai dengan credit factory Perangkatnya factoring Kebijakannya juga harus factoring
ii.
Diharapkan tidak ada duplikasi pengajuan kredit
E-mail -
iii.
Dapat disesuaikan dengan kebutuhan
Fasilitas internet dibuka space untuk menerima dan mengirimkan data
iv.
Jangan ada data di PC (harusnya di server) -
Terlalu terbuka, data gampang diambil dibawa pulang
-
Kebocoran data
-
Data loss
-
Data protection
v.
Aplikasi diharapkan dapat diakses dari mana saja dan terkontrol
vi.
Kehandalan dan Keamanan (performance & security) dari aplikasi
vii.
Belum semua bisnis proses dicover oleh TI
viii.
Parameter informasi harus lengkap dan dinamis
8. Manajer Pemasaran Internasional Banking a. Kendala i. Baru menggunakan produk swift yang terkait dengan aplikasi ii. Koordinasi antar unit susah iii. Internasional banking adalah produk baru, bukan prioritas iv. Kendala verifikasi tanda tangan nasabah v. Credit factory di internasional banking belum berjalan dengan baik vi. Butuh kecepatan transaksi di internasional banking -
Kalau tidak cepat maka nasabah akan mengalami kerugian
-
Biaya nasabah meningkat Contoh : kapal berlabuh lama
-
Delay shipment Jadwal pengiriman akan lebih lama Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
88
vii. Proses transaksi internasional banking masih manual viii. Aplikasi TPC masih dipakai untuk impor ix. Bank lain one day service x. COA (kebijakan akuntansi) belum selesai untuk ekspor xi. Handling problem/ incident swift lama Harapan: apapun problemnya, satu hari selesai (tidak boleh lewat satu hari untuk recoverynya) xii. Pembagian jobdesk terkait bisnis proses (transaksi) internasional banking belum terdefinsi dengan baik. xiii. User kesulitan untuk memahami aplikasi swift secara mendalam -
Kendala di knowledge transfer
-
Secara umum terjadi kendala pada knowledge sharing dan transfer untuk produk dan aplikasi
9. Manajer Keuangan dan Akuntansi a. Kendala i.
Keterbatasan informasi
ii.
Sangat minim dibandingkan dengan regulasi manajemen
iii.
Perlu pengayaan informasi
iv.
-
Perlu waktu
-
Perlu proses
Core Banking tidak dirancang untuk sistem informasi, tapi lebih ke arah transaksional
v.
BIS hanya memindahkan data Core Banking saja tanpa memperkaya informasi
vi.
Aplikasi silo-silo, setiap divisi punya aplikasi sendiri
b. Harapan i. Adanya sistem informasi yang dapat diproses langsung tanpa ke Core Banking ii.
Kecepatan penyajian informasi Business Intelligence
iii.
Penyajian informasi maksimal 1 jam dari kondisi saat ini. Contoh penyajian informasi ini adalah laporan keuangan ke Bank Indonesia
iv.
Sistem transaksi dan informasi yang terintegrasi di semua unit
Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
89
10. Manajer Riset dan Pengembangan Outlet a. Kendala i.
Persiapan infrastruktur jaringan kurang cepat (penambahan outlet dan ATM standalone baru)
ii.
Implementasi aplikasi/ tools baru persiapannya tidak menyeluruh
iii.
Aplikasi masih silo-silo
iv.
Banyak fitur yang belum lengkap pada saat pengembangan aplikasi baru
b. Harapan Fitur aplikasi lengkap yang terkait dengan bisnis proses 11. Manajer Dana Komersil a. Kendala i.
BCM : nasabah sudah mengarah ke online transaction
ii.
Produk yang sifatnya online selalu ketinggalan -
Fitur-fitur yang ada tidak lengkap
iii.
Penggunaan aplikasi oleh nasabah tidak lancar
iv.
Kemudahan transaksi banking (prosesnya lama untuk office transaction)
b. Harapan i.
Diharapkan TI bukan hanya sebagai dapur, tapi pendorong bisnis
ii.
Mobile office
12. Manajer Operasional a. Masalah proses aplikasi i.
Enhancement aplikasi
ii.
Divisi operasional tidak mendapatkan prioritas dalam beberapa pengembangan aplikasi
b. Komplain cabang terkait dengan TI terkadang masih dilemparkan ke sisdur. Komplain harusnya hanya terkait kebijakan dan SOP c. Kasus TPC i.
Kurang sigap
ii.
Kurang cepat responnya terhadap permasalahan TI
Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
90
d. Khusus pelayanan langsung ke nasabah maksimal 1 jam untuk penanganan incident e. PCI DSS Keluar masuk orang diatur, akses diatur oleh DOJD hanya untuk restricted area dan berkaitan dengan operasional bank. Harusnya di pengelola gedung untuk pengaturan akses ini f. UAT i.
Belum sesuai dengan pedoman
ii.
Banyak dipaksakan karena desakan kebutuhan
g. Pemberitahuan
terkait
dengan
rollout
tidak
disampaikan
secara
keseluruhan h. Error SME Arsip Arsip SME paling tidak 2 tahun terakhir i. Ekspektasi i.
Re engineering Core System -
Terkait transaksi (nominal transaksi kurang)
ii.
Rollout tidak berdampak kepada aplikasi yang sudah berjalan
iii.
Koordinasi dalam pembuatan kebijakan yang terkait dengan TI
13. Manajer Pengembangan Sumber Daya Manusia a. Kendala i.
Proses rekrutmen masih manual (secara umum di SDM)
ii.
Tidak terintegrasi, banyak aplikasi2 kecil
iii.
HRIS tidak bisa disesuaikan dengan kebutuhan terhadap proses yang ada
iv.
Bandwidth tidak mendukung aplikasi
v.
Perlu proses antara fitur lamaran karyawan baru ke sistem (import data)
vi.
Pencarian fitur2 orang yang kompeten tidak ada
vii.
Keinginan banyak tapi tidak mau investasi direksi menolak
viii.
Online tes, jaringan tidak lancar dan hanya di jam2 tertentu
ix.
Kompleksitas infrastruktur tinggi, -
Ada yang di cloud, Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
91
x.
-
Ada yang di internal
-
Kontrolnya susah
Pencapaian kinerja, misalnya terkait dengan marketing belum terintegrasi antara cabang dan pusat (pengembangan bisnis) digunakan sebagai dasar peningkatan job level
xi.
E-learning masih di luar (cloud)
b. Harapan Hanya punya 1 perangkat lunak yang terkait dengan SDM 14. Manajer Risiko Operasional a. Kendala i.
aspek ketersediaan data untuk analisis risiko
ii.
COA masih belum sesuai (masih banyak yang nyelonong) contoh : biaya kompensasi karyawan
iii.
format tanggal belum standar (tanggal, bulan tahun atau bulan tanggal tahun dst)
iv.
Format2 isian harus standar (kesulitan dalam data cleansing)
v.
Sering terjadi permasalah untuk aplikasi yang diintegrasi ke Core Banking (dari aplikasi yang dibeli)
b. Harapan i.
Bank
XYZ
menerapkan
metodologi
pencadangan
risiko
operasional advanced measurement approach (pilihan dari BI, bukan wajib. pilihan untuk efisiensi pencadangan bank) ii.
Fungsi kontrol terhadap format data yang digunakan
Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
92
Lampiran 2 : Focus Group Discussion
Waktu Pelaksanaan : Rabu, 20 November 2013 Tempat
: Ruang Puri VII, Hotel Puri Denpasar, Jakarta Selatan
Acara
: Focus Group Discussion membahas masalah serta harapan pengimplementasian sistem informasi/ teknologi informasi di Bank XYZ
Alur Diskusi: 1. FGD dimulai dengan sesi brainstorming, dimana peneliti menyajikan beberapa informasi kepada para peserta tentang : a. Infrastruktur TI b. Perencanaan infrastruktur TI dengan arsitektur TI c. Kondisi dan dukungan SI/TI terhadap bisnis saat ini 2. Sesi dua dari FGD, peneliti memberikan informasi kepada para peserta secara lebih dalam mengenai aplikasi dan infrastruktur pendukung yang ada saat ini dan memberikan pertanyaan tentang masalah-masalah yang terkait dengan hal tersebut serta harapan tentang implementasi teknologi seperti apa yang diharapkan ada di unit kerja masing-masing. Hasil Diskusi: Konfirmasi informasi terkait produk dan proses bisnis, yaitu: a. Kartu Kredit
Pemilik Produk
Retensi Data (termasuk rekaman suara)
: Divisi Kartu Kredit
o Di sistem : 2 tahun o Di back-up : 5 tahun
Isu yang ada: o Saat ini mirroring hanya dilakukan ke server High Availability (HA) dan belum ke DRC karena terkendala ukuran harddisk yang melebihi kapasitas DRC. o Data transaksi dan log belum pernah dilakukan cleansing.
Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
93
o Call Center juga memiliki fitur inquiry kartu kredit sehingga harus tetap dijaga agar terus berjalan. b. Supply Chain
Pemilik Produk o Semen Indonesia : Divisi Perbankan Transaksional
o Bosowa
: Divisi Perbankan Transaksional
o Bulog
: Divisi Kredit Komersil
Retensi Data o Non-Bulog
Di sistem : 2 bulan
Di back-up : 5 tahun
o Bulog
Di sistem : 2 bulan
Di back-up : 5 tahun
Isu yang ada: o Non-Bulog
Untuk
Tonasa
menggunakan
Corporate
Internet
Banking sehingga DRC-nya mengikuti DRC Corporate Internet Banking o Bulog
Perlu ada kajian terkait keberlangsungan modul aplikasi Raskin, salah satunya karena masih berjalan di Corporate Internet Banking versi lama
c. Produk Dana (Tabungan dan Giro)
Pemilik Produk
:
o Kartu
: Divisi Perbankan Transaksional
o Produk Dana
: Divisi Pengembangan Dana dan Jasa
Isu yang ada: o Produk dana tidak termasuk tabungan pensiunan, Sikosi Mikro, dan Sikosi Swamitra, Produk-produk ini tetap dimiliki oleh Mikro
Permintaan: Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
94
o Butuh persentase dana yang ada di produk Mikro dan nonMikro d. Transactional Banking
Pemilik Produk o X/link
: Divisi Perbankan Transaksional
o RTGS
: Divisi Perbankan Transaksional
o SKN
: Divisi Transaksi
o SWIFT
: Divisi Perbankan Internasional
o Autodebet
: Divisi Perbankan Transaksional
o Payroll
: Divisi Perbankan Transaksional
o TPC
: Divisi Perbankan Internasional
o OPICS
: Divisi Treasury
Retensi data o Di sistem : 2 bulan o Di back-up : 5 tahun
Isu yang ada o Back-up masih berada di mesin yang sama
e. Kredit Retail dan Mikro
Pemilik Produk o Swamitra system : Divisi Pengembangan Produk Mikro
o BPR system
: Divisi Pengembangan Produk Mikro
o SIKM
: Divisi Pengembangan Produk Mikro
o SIKT
: Divisi Pengembangan Produk Kredit
o E-flow
: Divisi Kredit
o E-Karip
: Divisi Pengembangan Produk Mikro
Retensi Data o Swamitra system dan BPR system
Di sistem
: 6 bulan
Di back-up
: 5 tahun
o SIKM, SIKT, dan E-Flow
Di sistem
: 2 bulan
Di back-up
: 5 tahun Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
95
o E-Karip
Di sistem
: 5 tahun
Di back-up
: 10 tahun
f. Operational Excellence dan Regulasi
CSA o Pemilik Produk
: Divisi Kepatuhan (Disarankan dipindah ke
Divisi Pengembangan Produk Kredit) o Retensi Data
: 5 tahun
ICRR o Pemilik Produk
: Divisi Manajemen Risiko
o Retensi Data
: 5 tahun
CWA o Pemilik Produk
: Divisi Kepatuhan
o Retensi Data
: 5 tahun
SAPU o Pemilik Produk
: Divisi Kepatuhan
o Retensi Data
: 5 tahun
g. Riset dan Data Warehouse
LBU (Laporan Bank Umum) o Pemilik Produk
:
Divisi
Perencanaan
Keuangan
dan
Perencanaan
Keuangan
dan
Akuntansi o Retensi Data
: 5 tahun
BIS (Business Information System) o Pemilik Produk
:
Divisi
Akuntansi o
Retensi Data
o
Isu
: 5 tahun
Sebaiknya dipilih modul mana yang masih diperlukan, sisanya akan didisposal
Neraca Direktorat o Pemilik Produk
:
Divisi
Perencanaan
Keuangan
dan
Akuntansi Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
96
o Retensi Data
: 5 tahun
GL (General Ledger) o Pemilik Produk
:
Divisi
Perencanaan
Keuangan
dan
Akuntansi o Retensi Data
: 5 tahun
o Isu
Perlu reklasifikasi berdasarkan dengan informasi produk
SID (Sistem Informasi Debitur) o Pemilik Produk
: Divisi Legal dan Investigasi Kredit,
disarankan Divisi Pengembangan Produk Kredit o Retensi Data
: 5 tahun
CRM (Customer Relationship Management) o Pemilik Produk
: Divisi Manajemen Penjualan
o Retensi Data
: 5 tahun
HRIS (Human Resource Information System) o Pemilik Produk
: Divisi Pengembangan dan Sumber Daya
Manusia o Retensi Data
Transaksi
: 5 tahun
Personal
: Selama dibutuhkan (masa kerja)
Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
97
Lampiran 3 : Infrastruktur TI Bank XYZ tidak adaptif 1. Kebutuhan bisnis tidak dapat diakomodir dengan cepat. Infrastruktur TI Bank XYZ tidak adaptif untuk mengakomodir implementasi aplikasi baru sehingga tidak sesuai dengan jadwal yang ditetapkan karena harus menunggu pengadaan infrastruktur baru. Solusi sementara dengan peminjaman perangkat keras ke vendor sebelum dilakukan pengadaan infrastruktur TI dilakukan agar implementasi sesuai dengan jadwal yang ditetapkan. Proses peminjaman perangkat keras tersebut dapat dapat dilihat pada rekaman berikut ini:
2. Peningkatan jumlah infrastruktur server aplikasi dan server basis yang menunjukkan infrastruktur TI Bank XYZ tidak adaptif. Peningkatan infrastruktur server ditandai dengan penambahan 10 server aplikasi dan 5 server basis data yaitu 2 server basis data Oracle dan 3 server basis data Microsoft SQL Server. Penambahan jumlah server dibandingkan dengan jumlah server yang ada saat ini dapat dilihat pada grafik berikut ini:
Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
98
120 100 80 60 Penambahan Server 40
Jumlah Server
20 0
Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
99
Lampiran 4 : Perancangan Virtualisasi Server Desain infrastruktur virtualisasi server melibatkan empat komponen yang menyusun infrastruktur, yaitu jaringan, host, virtual machine (VM), dan tempat penyimpanan data (storage). Komponen jaringan menghubungkan host dengan host lain (jaringan internal) melalui core switch. Komponen ini juga menghubungkan host dengan jaringan mesin produksi perusahaan (jaringan eksternal). Tiap-tiap host memiliki 2 network interface card (NIC). NIC pertama digunakan untuk manajemen host dan jalur migrasi VM sedangkan NIC kedua digunakan untuk jalur komunikasi data antara sejumlah VM di dalam host dengan komputer-komputer di luar infrastruktur virtual (jaringan produksi). Pemisahan ini dilakukan agar manajemen host dan proses VMotion yang relatif banyak menggunakan bandwidth jaringan, tidak menggangu kelancaran jaringan produksi (Garnieri, 2010).
Manajemen host dan cluster dilakukan melalui Virtual Center (VC) Server yang juga terhubung dengan core switch. Administrator dapat mengakses VC Server melalui PC manapun yang berada di jaringan perusahaan. Untuk memudahkan manajemen infrastruktur virtual, administrator dapat menggunakan antar muka Virtual Interface (VC) Client yang terhubung dengan VC Server. Selain dengan VI Client, administrator juga dapat melakukan administrasi host secara individual menggunakan antar muka berbasis Web atau console. Metode tersebut dilakukan dengan membuka alamat IP Service Console (COS) host yang dimaksud. Kedua metode tersebut tidak dapat digunakan untuk manajemen cluster, termasuk menjalankan fitur VMotion dan DRS. Infrastruktur virtualisasi server tidak menggunakan child resource pool, namun root resource pool, yaitu sumber daya sistem dilihat sebagai jumlah dari sumber daya prosesor dan memori cluster. Terdapat 3 host di cluster, rata-rata tiap host dapat mengoperasikan 4 VM.
Untuk mengakomodasi kebutuhan, maka spesifikasi perangkat keras mesin server masing-masing host memiliki 16 prosesor dan kapasitas memori minimal 64 GB. Apabila dijumlahkan, cluster tersebut memiliki total kecepatan prosesor 48 prosesor dan kapasitas memori 196 GB. Jika dibandingkan dengan mesin server Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
100
normal, maka mesin server yang digunakan sebagai host memiliki spesifikasi mesin server yang lebih tinggi, terutama kapasitas memori.
Pada komponen media penyimpanan data, digunakan Ethernet Giga Storage Area Network (SAN). Penggunaan SAN merupakan salah satu syarat fitur VMotion dan DRS. Sebuah volume LUN yang menjadi lokasi penyimpanan suatu VM dapat diakses oleh ketiga host, sehingga ketika proses VMotion berlangsung, tidak terjadi replikasi data storage, namun hanya replikasi state VM dari host asal ke host tujuan. SAN menyediakan mekanisme penguncian agar suatu VM yang sudah diaktifkan oleh suatu host tidak dapat diaktifkan kembali oleh host lain. Masing-masing host memiliki 1 HBA yang terhubung ke port Fibre Channel (FC) switch. Media yang digunakan untuk menghantarkan data adalah kabel fibre optic (FO). Koneksi redundant tersedia dari FC switch ke SAN enclosure, untuk menjaga koneksi tetap terjaga ketika salah satu jalur terputus. Fibre Channel menyediakan lebar pita hingga 10 Gbps yang mendukung untuk proses baca-tulis antara host dengan SAN.
Desain jaringan virtualisasi
Pada desain jaringan virtualisasi, VM ditempatkan di SAN, karena secara fisik, seluruh konfigurasi dan volume disk yang terasosiasi dengan suatu VM disimpan di dalam volume LUN SAN. Konfigurasi VM (file .vmx) dimuat (load) ke suatu host sehingga VM secara logika terasosiasi dengan host tesebut. Dengan desain tersebut, migrasi VM dapat dilakukan tanpa harus memindahkan file-file VM dari sebuah host ke host lain. Hanya akses ke LUN saja yang diubah. Setiap VM memiliki 1 virtual NIC (vNIC). Masing-masing vNIC memiliki macaddress dan alamat IP, seperti perangkat NIC fisik. Port vNIC terhubung dengan sebuah port di switch virtual (vSwitch). Setiap port uplink vSwitch kemudian diasosiasikan dengan sebuah vmnic di host. vmnic inilah yang menjadi gerbang komunikasi data antara VM dengan jaringan di luar infrastruktur virtual. Contoh desain jaringan ini dapat pada gambar berikut ini.
Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
101
Sejumlah port di vSwitch dapat dikelompokkan ke dalam port group. Port group berfungsi sebagai mekanisme manajemen sejumlah vNIC, seperti pemberian label jaringan, aturan keamanan, dan aturan kualitas layanan (QoS). Proses VMotion dapat berlangsung pada host tujuan yang memiliki label jaringan yang sama dengan host asal atau perpindahan VM hanya dapat dilakukan dalam sebuah cluster host.
Ketiga host memiliki desain dan konfigurasi jaringan yang sama. Vmnic pertama yang digunakan sebagai jalur produksi memiliki label jaringan (port group) Virtual Network1. Vmnic kedua yang memiliki label Virtual Network2 berguna sebagai jalur manajemen. Jalur manajemen memiliki 2 komponen, yaitu service console dan VMkernel. Desain dan konfigurasi jaringan ini telah memenuhi persyaratan Vmotion dan DRS.
Media penyimpanan data
Sistem operasi pada tiap-tiap VM mengacu kepada storage area network (SAN) sebagai SCSI disk yang terhubung ke SCSI HBA virtual. VM tidak dapat mengakses SAN secara langsung, namun melalui layer virtualisasi VMware ESX. Permintaan baca-tulis oleh sistem operasi di dalam VM akan diteruskan ke HBA host. Masing-masing host memiliki 1 HBA yang terhubung ke 1 port FC switch
Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014
102
melalui kabel FO dengan lebar pita 10 Gbps. FC switch dihubungkan dengan port front end (FE) Storage Processor (SP) melalui kabel FO dengan lebar pita 10 Gbps.
Kabel FO yang digunakan seluruhnya bertipe multimode, yang dapat menggunakan lebar gelombang lebih pendek dibandingkan tipe singlemode. Port back end (BE) SP dihubungkan ke port utama (PRI) Disk Array Eclosure (DAE) melalui kabel FO dengan lebar pita 10 Gbps. Jumlah DAE dapat ditambah maupun dikurangi untuk menyesuaikan kebutuhan perusahaan. Penambahan dilakukan dengan menghubungkan port ekspansi (EXT) DAE dan port PRI DAE tambahan melalui kabel FO yang memiliki lebar pita 10 Gbps. Desain media penyimpanan data infrastruktur virtualisasi server dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Universitas Indonesia
Perencanaan infrastruktur ..., Haryo Isdianto, Fasilkom UI, 2014