PERANCANGAN ARSITEKTUR TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK PERENCANAAN INFRASTRUKTUR SISTEM INFORMASI PERBANKAN (Studi Kasus : PT. Bank Bukopin Tasikmalaya) Widi Fazar Munggaran (097006225)(1), Aradea(2), AndiNurRachman(3) Teknik Informatika Universitas Siliwangi Tasikmalaya Email : (1)
[email protected], (2)
[email protected], (3)
[email protected] ABSTRAK Arsitektur Teknologi Informasi merupakan sebuah elemen penting dalam upaya menunjang dan mengembangkan sebuah enterpriseagar dapat bersaing dengan mengikuti dan menerapkan perkembangan teknologi informasi ke dalam setiap proses bisnisnya.Dalam proses bisnis perbankan, penggunaan arsitektur teknologi informasi serta infrastruktur sistem informasi sangat erat kaitannya. Penerapan arsitektur teknologi informasi bertujuan untuk menciptakan keseimbangan dan keselarasan bagi enterprise dalam hal penggunaan teknologi informasi dan sistem informasi terhadap fungsi bisnis enterprise, dimana hal tersebut merupakan kebutuhan bagi enterprise. Namun pada kenyataannya, masih terdapat kekurangan dari segi koordinasi antar unit bisnis kemudian antar fungsi-fungsinya dikarenakan berbagai alasan, sehingga akan berdampak pada pengelolaan teknologi informasi yang tidak terstruktur dan infrastruktur sistem informasi yang digunakan tidak akan berkembang secara maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk membuat sebuah arsitektur teknologi informasi bagiPT. Bank Bukopin Tasikmalaya, yakni perancangan arsitektur teknologi informasi yang dimasa depan bisa digunakan oleh enterprise untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan. Perancangan tersebut dibuat dengan memanfaatkan sebuah metodologi, yakni Enterprise Architecture Planning atau sering disebut metodologi EAP. Langkah-langkah yang digunakan yaitu melalui tahap pendefinisian arsitektur enterprise yang berupa arsitektur data, arsitektur aplikasi, arsitektur teknologi, serta arsitektur informasi. Setelah seluruh arsitektur enterprise terdefinisi, maka dibuat juga rencana implementasi. Rencana implementasi merupakan sebuah rencana penerapan arsitektur enterprise dimasa depan. Kata kunci : Arsitektur teknologi informasi, PT. Bank Bukopin Tasikmalaya,EAP. ABSTRACT The Information Technology of Architecture is an important element in efforts to support and develop an enterprise to compete by following and implementing the development of information technology into every business process. In the banking business, the used of information technology of architecture and infrastructure information systems are very closely related. The aims of application the information technology of architecture to create balance and harmony to the enterprise in terms of the used of information technology and information systems to enterprise business function, which it is a requirement for the enterprise. But in fact, there are shortage of coordination between units of business and the functions for a variety of reasons, so it will have an impact to the management of information technology and information systems that is used will not develop optimally. The aims of this research to create an information technology of architecture for PT. Bukopin Tasikmalaya, that is design of The Information Technology of Architecture for future could be used by the enterprise to achieve the vision and mission that has been set. The design was created by utilizing a methodology, namely Enterprise Architecture Planning is often call EAP methodology. The measures used are through the stages of defending enterprise architecture in the from data architecture, application architecture, technology architecture, and information architecture. After the entire enterprise architecture has defined, then the implementation plan was also made. Implementation plan is a plan of implementatiom of enterprise architecture in the future. Key words : Enterprise Architecture, PT. Bank Tasikmalaya, Blueprint IT, EAP.
I.
Pendahuluan PT. Bank Bukopin Tasikmalaya sebagai suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan yang profesional yang menunjukkan performa dapat dipercaya oleh masyarakat khususnya para nasabah, harus memiliki pengelolaan proses bisnis internal yang optimal. Maka, dibutuhkan sarana infrastruktur sistem informasi perbankan yang lengkap. PT. Bank Bukopin Tasikmalaya belum memiliki arsitektur teknologi informasi untuk mendefinisikan arsitektur
data, arsitektur aplikasi, dan arsitektur teknologi. Sistem informasi perbankan menjadi penting karena berkaitan dengan ketetapan waktu dan kebenaran penyediaan informasi yang dibutuhkan nasabah. Sistem informasi perlu untuk dioptimalkan berkaitan dengan pengelolaan proses bisnis yang ada di internal PT. Bank Bukopin Tasikmalaya. Solusi yang diambil adalah dengan merencanakan infrastruktur sistem informasi perbankan. Perancangan arsitektur teknologi informasi untuk
1
perencanaan infrastruktur sistem informasi perbankan merupakan perancangan dalam menerapkan dan menggunakan sistem informasi yang digunakan oleh suatu organisasi.
Tahapan EAP untuk pembangunan Arsitektur Sistem Informasi digambarkan sebagai berikut :
Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan penelitian dengan pembahasan perancangan arsitektur teknologi informasi untuk perencanaan infrastruktur sistem informasi perbankan (studi kasus : PT. Bank Bukopin Tasikmalaya). Adapun uraian mengenai batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. 2.
3.
Domain penelitian dilakukan di PT. Bank Bukopin Tasikmalaya. Metodologi yang digunakan pada penelitian ini menggunakan Enterprise Architecture Planning (EAP). Perancangan arsitektur teknologi informasi untuk perencanaan sistem informasi perbankan pada penelitian ini dibuat hanya pada pemodelannya saja, tidak sampai pada pembangunan perangkat lunak.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah membuat perancangan arsitektur teknologi informasi untuk perencanaan sistem informasi perbankan yang sesuai dengan pedoman EAP dan selaras dengan kebutuhan dan strategi bisnis di PT. Bank Bukopin Tasikmalaya. II. A.
Landasan Teori Arsitektur Teknologi Informasi Arsitekturteknologi informasi adalah suatu kerangka terpadu untuk memperoleh dan mengembangkan TI untuk mencapai tujuan strategis. Hal ini memiliki baik komponen logis maupun teknis. Komponen logis meliputi misi, kebutuhan fungsional dan informasi, konfigurasi sistem, dan arus informasi. Komponen teknis termasuk standar dan aturan TI yang akan digunakan untuk mengimplementasikan arsitektur logis. Enterprise Architecture Planning (EAP) Spewak (1992) didalam Surendro (2009) mendefinisikan Enterprise Architecture Planning(EAP) adalah sebuah proses untuk mendefinisikan arsitektur untuk penggunaan informasi dalam mendukung bisnis serta rencana untuk mengimplementasikan arsitektur tersebut. Arsitektur dalam definisi tersebut yaitu arsitektur data, arsitektur aplikasi, dan arsitektur teknologi. Proses EAP digunakan untuk menentukan 2 (dua) lapisan teratas dari kerangka kerja Zachman(Zachman Framework). Kedua lapisan tersebut yakni perspektif perencana (planner) dan perspektif pemilik (owner). EAP juga membahas 3 (tiga) aspek komponen yang hanya meliputi data, fungsi, dan jaringan dari arsitektur informasi.
Gambar 1. Tahapan Enterprise Architecture Planning (sumber : Surendro, 2009) 1.
Inisiasi Perencanaan Tahap ini merupakan tahapan awal untuk memulai EAP secara tepat karena menjadi dasar dan tolak ukur untuk memulai segala kegiatan menuju pada kegiatan tahap selanjutnya. Faktor terpenting dalam tahap inisiasi perencanaan adalah rencana kerja dan ruang lingkup didefinisikan, serta pada tahap inilah dukungan dan komitmen manajemen dibutuhkan. 2.
Pemodelan Bisnis Merupakan kegiatan suatu enterprise yaitu untuk menampilkan pengetahuan dan informasi tentang pelaksanaan proses bisnis. Tujuan dari pemodelan bisnis adalah untuk memberikan sebuah kerangka bagi identifikasi dan inventarisasi fungsifungsi bisnis. Tahap pemodelan dilakukan dengan menggunakan teknik Value Chain atau Model Rantai Nilai. Serta untuk melengkapi dan lebih memastikan kelengkapan dekomposisi suatu area fungsi. Maka digunakan model siklus hidup sumber daya dikemukakan dalam Bussines System Planning (BSP) seperti pada gambar dibawah ini :
B.
Gambar 2. Model Siklus Hidup Sumber Daya : Aktifitas dan Jenis Data (sumber : Surendro, 2009) Teknik Value Chain atau Model Rantai Nilai direpresentasikan dengan proses mengelompokkan area fungsional kedalam aktivitas utama dan aktivitas pendukung.
2
PT. Bank Bukopin Tasikmalaya membutuhkan perencanaan infrastruktur sistem informasi yang memadai agar dapat menjalankan tugas pokok dan fungsi organisasi. Selain penentuan ruang lingkup, pada tahap ini juga didefinisikan visi dan misi organisasi PT. Bank Bukopin Tasikmalaya, serta komitmen yang didapatkan berdasarkan hasil dari proses komunikasi yang telah dilakukan.
Sistem dan Teknologi Saat Ini Tahap ini mendefinisikan sistem aplikasi dan mendukung platform teknologi yang sudah ada guna mendukung bisnis saat ini dan dalam rencana enterprise untuk proses migrasi jangka panjang. 4.
Arsitektur Data, Arsitektur Aplikasi, dan Arsitektur Teknologi a. Arsitektur Data mendefinisikan jenis data utama yang dibutuhkan enterprise untuk mendukung berjalannya proses bisnis. b. Arsitektur Aplikasi mendefinisikan jenis aplikasi utama yang dibutuhkan enterprise guna mengelola data serta mendukung fungsi bisnis di masa depan. c. Arsitektur Teknologi mendefinisikan platform teknologi yang dibutuhkan enterprise guna penyediaan suatu lingkungan bagi aplikasi yang mengelola data maupun yang mendukung fungsi bisnis agar keduanya bisa berjalan dengan baik. 5.
Rencana Implementasi Merupakan tahapan yang mendefinisikan dan menentukan urutan implementasi aplikasi, jadwal implementasi, biaya/manfaat analisis, dan merekomendasikan jalur untuk migrasi dari kondisi saat ini kepada kondisi yang diinginkan di masa depan. Sedangkan untuk melengkapi proses penentuan aplikasi yang diseleksi berdasarkan peranannya dalam proses pengelolaan data, dapat digunakan kerangka kerja portofolio aplikasi sebagai berikut :
Pendukung
3.
Pemodelan Bisnis Identifikasi Fungsi Bisnis Analisis Model Rantai Nilai Dibawah ini merupakan analisis rantai nilai untuk fungsi bisnis di lingkungan PT. Bank Bukopin Tasikmalaya. Pendukung Infrastruktur
Pengelolaan Keuangan
Manajemen Sumber Daya
Pengelolaan Kepegawain
Pengembangan Teknologi
Staf IT
Pengadaan
Adm Umum
Logistik Masukan
Utama
Gambar 3. Model Rantai Nilai dengan Siklus Hidup (sumber : Surendro, 2009)
B. 1. a.
Operasi
Penerimaan Nasabah
Kegiatan Perbankan
Logistik Keluaran
Pemasaran dan Penerapan
Pelayanan
Pemasaran dan Laporan Berkas Promosi Nasabah Perbankan
Pelayanan Terhadap Nasabah
Gambar 5. Analisis Rantai Nilai Berdasarkan hasil analisis Value Chain dapat diidentifikasi proses-proses bisnis yang berjalan di PT. Bank Bukopin Tasikmalaya yaitu Penerimaan Nasabah, Kegiatan Perbankan, Laporan Berkas Nasabah, Pemasaran dan Promosi Perbankan, Pelayanan Terhadap Nasabah, Pengelolaan Keuangan, Pengelolaan Kepegawaian, Staf IT, dan Adm Umum. b. Siklus hidup sumber daya dan produk Analisis ini digunakan untuk melengkapi dekomposisi didalam suatu area fungsi yang terjadi dilihat dari segi kebutuhan, akuisisi, pengelolaan, dan disposisi. C.
Sistem dan Teknologi Saat Ini Berdasarkan hasil dari pemetaan relasi fungsi bisnis terhadap unit organisasi, serta melalui kegiatan observasi, interaksi, dan wawancara, maka didapatkan deskripsi secara luas skema jaringan landasan sistem dan teknologi yang sedang digunakan saat ini di PT. Bank Bukopin Tasikmalaya adalah sebagai berikut : ISP
WIreless Firewall
` Switch
`
Router
` `
WLAN
Center BTS Switch Fax
BTS
`
Proxy Server Wireless
`
Email Server
Web Server
` Router
`
KANTOR PUSAT
Gambar 4. Portofolio Aplikasi Sistem Informasi
Manager Operasional
Switch
` ` Back Office Teller
III. Metodologi A. Inisiasi Perencanaan 1. Ruang Lingkup
Pimpinan Cabang
` `
Switch Server
` `
Adm. Umum Sekretaris
KANTOR CABANG
Fax
Gambar 6. Skema Jaringan di PT. BankBukopin Tasikmalaya
3
Skema jaringan ini menggunakan wired dan wireless media. Teknologi tersebut menggunakan kabel serat optik (FO), kabel UTP, serta WLAN. Kabel serat optik digunakan untuk menghubungkan kantor pusat dengan kantor cabang. Jaringan kabel ini akan terus dikembangkan yang tujuannya adalah untuk perluasan jangkauan, juga untuk back-up jaringan dengan alternatif routing ketika terjadi gangguan pada jalur tertentu. Sedangkan aplikasi bisnis di PT. Bank Bukopin Tasikmalaya terdapat 5 aplikasi yakni Aplikasi Penerimaan Nasabah, Aplikasi Perbankan, Aplikasi Pemasaran dan Promosi Perbankan, Aplikasi Administrasi Keuangan, dan Aplikasi Pengelolaan Kepegawaian. D.
Arsitektur Data
Pendefinisian entitas data dari entitas bisnis dihubungkan dengan proses yang berhubungan dengan data tersebut. Berikut daftar kandidat entitas data pada bidang Ketenagakerjaan di Dinsosnakertrans Kabupaten Tasikmalaya : Tabel 1. Daftar Kandidat Entitas Data Entitas Bisnis Entitas Penerimaan Nasabah Entitas Kegiatan Perbankan
Entitas Proses Laporan Pengolahdan Berkas Nasabah Entitas Proses Pemasaran dan Promosi Perbankan Entitas Pengelolaan Pelayanan Terhadap Nasabah Entitas Administrasi Keuangan
Entitas Pengelolaan Kepegawaian
Entitas Pengembangan Teknologi Entitas Pengadaan
Entitas Data Entitas Nasabah Entitas Transaksi Entitas Bank Entitas Produk Tabungan Entitas Deposito Entitas Front Office Entitas Back Office Entitas Laporan Pengolahan Berkas Nasabah Entitas Berkas Entitas Pemasaran dan Promosi
Entitas Kredit Entitas Persyaratan
Entitas Anggaran Entitas Pemasukan Entitas Pengeluaran Entitas Revisi Anggaran Entitas Laporan Entitas Pimpinan Cabang Entitas Sekretaris Entitas Adm Umum Entitas Teller Entitas Customer Service Entitas Staf IT Entitas Absensi Entitas Mutasi Entitas Cuti Entitas Tunjangan Entitas Pensiun Entitas Pengembangan Teknologi Entitas Fasilitas Entitas Inventaris
Setelah mendefinisikan data dan proses bisnis, maka dapat digunakan suatu matriks untuk melihat relasi antara data dan proses tersebut. Matriks dibuat
untuk menetapkan proses mana saja menghasilkan data dan proses mana saja yang hanya menggunakan saja serta menentukan aliran data. Gambar matriks tersebut dapat dilihat pada gambar 8. IV. Hasil dan Pembahasan A. Analisis Gap Data Setelah melakukan analisis daftar kandidat entitas data, maka hasil yang dapat diperoleh dari analisis tersebut adalah gambaran ideal mengenai entitas-entitas yang seharusnya ada. Analisis gap data dapat teridentifikasi dari analisis value chain yang diperoleh 31 entitas data. Dari jumlah entitas data tersebut, dibagi menjadi beberapa entitas yang dilakukan pengembangan baru sejumlah 8 entitas (25,8%), dikostumisasi sejumlah 13 entitas (42%), dan diintegrasi sejumlah 10 entitas (32,2%). B.
Arsitektur Aplikasi
Berdasarkan hasil dari identifikasi proses bisnis yang berlangsung di Dinsosnakertrans Kabupaten Tasikmalaya, maka diperoleh 68 kandidat aplikasi yang direkomendasikan untuk dibangun. Daftar aplikasi-aplikasi tersebut dapat dilihat pada analisis portofolio pada bagian aplikasi yang termasuk kategori strategis dan operasional kunci. C.
Analisis Gap Aplikasi
Setelah melakukan analisis daftar kandidat aplikasi, maka hasil dari analisis tersebut dapat diperoleh gambaran yang ideal terkait aplikasiaplikasi yang seharusnya ada. Dari analisis gap aplikasi diperoleh 68 aplikasi. Kemudian dari jumlah tersebut dibagi menjadi beberapa aplikasi yang dilakukan pengembangan baru sejumlah 24 aplikasi (35,3%), dikostumisasi 26 aplikasi (38,2%), dan diintegrasi sejumlah 18 aplikasi (26,5%). D. 1.
Arsitektur Teknologi Konseptual Jaringan Enterprise KANTOR PUSAT Demilitarized Zone
WIreless
KANTOR CABANG Firewall
`
ISP
Switch
` `
Email Server
Proxy Server
Web Server
Database Server
Router
`
VLAN Pimpinan Cabang dan Sekretaris Center BTS
WLAN Access Point
Switch
`
Switch Fax
BTS Proxy Server
`
`
File Server
Application Server
`
VLAN Operasional
Firewall
Email Server Web Server
Switch
Firewall
`
Core Switch
`
`
`
`
`
`
`
`
Firewall VLAN Front Office
VLAN Wireless Call Phone Smartphone Laptop
Switch
`
`
VLAN Pengembang Teknologi
`
Gambar 7. Konseptual Jaringan Enterprise Diusulkan menggunakan konsepVLAN karena konsep ini memungkinkan pengelolaan jaringan lokal masing-masing sehingga sangat fleksibel karena apabila terjadi kerusakan atau gangguan pada lokal jaringan, maka tidak akan mempengaruhi jaringan lokal VLAN lainnya, dan juga akses terhadap pemakaian data akan lebih terkendali.
4
Pada bagian demilitarized zone diusulkan penambahan 3 buah server yakni Application Server, Web Server, dan Proxy Server. E. 1.
Rencana Implementasi Analisis Portofolio Dalam proses penentuan aplikasi-aplikasi yang erat kaitannya dengan fungsi-fungsi, maka disertai dengan melakukan analisis terhadap portofolio aplikasi. Berikut analisis portofolio aplikasi pada penelitian ini. Tabel 2. Analisis Portofolio Aplikasi BERPOTENSI TINGGI
STRATEGIS
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24.
Aplikasi Publikasi Informasi Aplikasi Pengelolaan Penerimaan Nasabah Aplikasi Input Data Nasabah Aplikasi Klasifikasi Calon Nasabah Aplikasi Pengelolaan Adm Calon Nasabah Aplikasi Pencetakan Buku Rekening Aplikasi Pemilihan Produk Tabungan Aplikasi Rekening Aplikasi Pembukuan Rekening Aplikasi Master Tabungan Aplikasi Pencetakan Buku Rekening Aplikasi Input Data Nasabah Aplikasi Input Data Keuangan Nasabah Aplikasi Pencetakan Administrasi Nasabah Aplikasi Cetak Bukti Setoran Aplikasi Pembuatan Kartu ATM Aplikasi Pengelolaan Kartu ATM Aplikasi Pengelolaan Simpanan Aplikasi Pengelolaan Deposito Aplikasi Pengelolaan Pinjaman Nasabah Aplikasi Cetak Bukti Pinjaman Aplikasi Kualifikasi Pinjaman Aplikasi Cetak Bukti Pencairan Dana Pinjaman Aplikasi Pelaporan
1. 2. 3.
Aplikasi SMS Banking Aplikasi Mobile Banking Aplikasi eBanking
Pinjaman 25. Aplikasi Cetak Bukti Pembayaran Angsuran 26. Aplikasi Laporan Simpanan Nasabah 27. Aplikasi Laporan Deposito Nasabah 28. Aplikasi Laporan Pinjaman OPERASIONAL KUNCI
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23.
24. 25. 26. 27.
Aplikasi Rekapitulasi Laporan Frontliner Aplikasi Pengelolaan Laporan Harian Aplikasi Penyimpanan Evaluasi Kegiatan Aplikasi Update Informasi Aplikasi Penjadwalan Pemasaran dan Promosi Aplikasi Broadcast Pemasaran dan Promosi Aplikasi Penentuan Wilayah Pemasaran dan Promosi Aplikasi Data Fasilitas Karyawan Aplikasi Kualifikasi Pelayanan Nasabah Aplikasi Pengaturan Kredit Aplikasi Oprerasional Perkreditan Aplikasi Pembuatan Kartu Kredit Aplikasi Pengelolaan Kartu Kredit Aplikasi Laporan Kredit Nasabah Aplikasi Keuangan Aplikasi Penyusun Anggaran Bank Aplikasi Update Anggaran Aplikasi Pengajuan Anggaran Aplikasi Pelaporan Anggaran Aplikasi Penggajian Karyawan Aplikasi Kualifikasi Gaji Karyawan Aplikasi Pengelolaan Dana Pengeluaran Aplikasi Alokasi Dana Kebutuhan RumahTanggaPerbankan AplikasiPelaporanKeuangan AplikasiPelaporan Dana Pendapatan AplikasiPelaporan Dana Pengeluaran AplikasiPelaporan Dana Rumah Tangga Perbankan
PENDUKUNG
1.
2. 3. 4.
Aplikasi Sistem Informasi Perbankan Aplikasi Token Aplikasi eRecruitment Aplikasi Training Pegawai Baru
5
C
U
C
C C
C
C
C U
C
C
Inventaris
Pengembangan Teknologi
Fasilitas
Cuti
Pensiun
Mutasi
Tunjangan
Coustemer Services
U C
U
U U
C C
U
U
C
U C
U
C C U
U
Pemasaran dan Produksi
C C
U
C
Memfasilitasi Penempatan Karyawan
C
Meningkatkan Layanan Nasabah
U C C Layana
U U
Pemberian Kredit yang Cepat dan Tepat Penyusunan Anggaran Keuangan
C
U
n
C
C
C
C
Pengelolaan Gaji Karyawan Daftar Gaji Bulanan
C Administrasi C Keuangan
C
C
C
C
Pengeluaran Bulanan dan Tahunan
C
U U
C U
U C
Pengangkatan dan Pemberhentian Pegawai
C
U C
C
C
C U U U U
Pengadaan dan Penghapusan Pasilitas
Staf IT Absensi
U U
Revisi Anggaran Keuangan
No Reg Pegawai Pengembangan TI
Adm Umum
U
C
Menyusun Daftar Urut Kepangkatan Arsip Biodata Pegawai
Teller
Laporan Keuangan
Pimpinan Cabang Sekretaris
Pemasukan
Pengeluaran Revisi Anggaran
Pemasaran Dan Promosi
C
Laporan Pinjaman
Kebutuhan Tahunan dari Tiap Unit Penerimaan Pegawai Baru
Persyaratan Anggaran
U
C
C
C
Laporan Simpanan Nasabah Laporan Deposito Nasabah Publikasi Informasi Perbankan Penjadwalan Pemasaran dan Promosi
Kredit
Back Office
Laporan Pengelolaan Berkas Nasabah
U U
U C C Kegiatan Perbankan
Persyaratan Pinjaman Pencairan Dana Pinjaman
U U
C
U
C U
C
C
C
C
C
C C
C
C C
C IT
U
U
Inventaris Fasilitas
C
Kepegawaian
C
C
U
C
U
C
U
C
Pemeliharaan dan Perbaikan Barang Pencatatan, Penyimpanan dan Pendistribusian
C
Penomoran dan Perawatan
Pengadaan
Penerimaan Buku Tabungan
C
Laporan
Kegiatan Perbankan Pemasaran dan Laporan Berkas Promosi Nasabah
C
C U
Prosedur Pembayaran Angsuran Pinjaman Pencetakan Bukti Pembayaran Angsuran
Pelayanan
U
C
U
Pembuatan Rekening Pembuatan Master Tabungan Penyetoran Pertama Penandatangan Pihak Bank
C
C U
C
Pengenalan Produk Tabungan
Pengadaan PT Kepegawaian Administrasi Keuangan
U
U
Berkas
U
C
Front Office
C
C
Produk Tabungan Deposito
Nasabah
Bank
C
Penerimaan Nasabah Pendaftaran Nasabah Administrasi Nasabah Pembuatan Buku Rekening
Penerimaan Nasabah
Penerimaan Nasabah
Transaksi
Entitas Data
Proses
C C C C
Gambar 8. Matriks Proses Beserta Aliran Data V. A.
Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh dari keseluruhan pambahasan adalah sebagai berikut :
B.
Saran
1. Setelah memperoleh hasil identifikasi terhadap keadaan sistem dan teknologi saat ini di PT. Bank Bukopin Tasikmalaya, maka dapat disimpulkan bahwa sistem dan teknologi yang digunakan saat ini dalam menunjang segala proses bisnis yang berjalan masih belum optimal. Berdasarkan jumlah persentasi yang diperoleh dari hasil analisis gap data, aplikasi, dan teknologi, proses bisnis yang berjalan masih banyak dilakukan secara manual (kurang terimplementasi SI). 2. Pada analisis rantai nilai (Value Chain), diperoleh 9 (sembilan) fungsi bisnis yang terdapat di PT. Bank BukopinTasikmalaya. Fungsi-fungsi bisnis tersebut antara lain : PenerimaanNasabah, KegiatanPerbankan, LaporanBerkasNasabah, PemasarandanPromosiPerbankan, PelayananTerhadapNasabah, Pengelolaan Keuangan, Pengelolaan Kepegawaian, Staf IT danPengadaan. 3. Arsitektur Data, dapat diperoleh hasil berupa 31 kandidat entitas data yang dibagi menjadi beberapa entitas yang dilakukan pengembangan baru sejumlah 8 entitas (25,8%), entitas yang dikostumasi sejumlah 13 entitas (42%), serta entitas yang diintegrasi sejumlah 10 entitas (32,2%). 4. Arsitektur Aplikasi di PT. Bank Bukopin Tasikmalaya, dapat diperoleh hasil yaitu 68 kandidat aplikasi yang harus dilakukan pengembangan baru sejumlah 24 aplikasi (35,3%), aplikasi yang dikostumisasi sejumlah 26 aplikasi (38,2%), serta aplikasi yang diintegrasi sejumlah 18 aplikasi (26,5%). 5. Diusulkan untuk membuat sebuah DMZ (Dimilitarized Zone) server. DMZ server merupakan mekanisme untuk melindungi sistem internal dari ancaman-ancaman terhadap keamanan informasi yang sering terjadi pada server.
1. Hasil dari penelitian ini yang merupakan rancangan konseptual berupa pendefinisian arsitektur enterprise yang mendefinisikan arsitektur data, arsitektur aplikasi, dan arsitektur teknologi, serta pendefinisian rencana implementasi ini, dapat digunakan untuk perencanaan sistem lebih lanjut dengan menurunkan semua desain konseptual yang dihasilkan untuk penyediaan infrastruktur Sistem Informasi (SI) secara lengkap dan dapat membantu proses bisnis dengan efektif dan efisien. 2. Implementasi pemodelan arsitektur enterprise tidak akan berhasil jika faktor sukses penerapan tidak dipertimbangkan, yang dalam hal ini semua personil yang terlibat dalam perencanaan (pemodelan) dan implementasi, terutama pada tingkat manajemen harus peduli dan menyadari pentingnya sebuah alur dalam implementasi sistem dan teknologi informasi pada sebuah enterprise.
Beberapa saran yang bisa disampaikan dari hasil penelitian ini antara lain :
VI. Daftar Pustaka Aradea, 2007. Diktat Kuliah Konsep dan Perancangan Basis Data. Tasikmalaya : Fakultas Teknik Universitas Siliwangi. Jurusan Teknik Informatika. 2013. Panduan Kerja Praktek dan Tugas Akhir v3. Tasikmalaya : Fakultas Teknik Universitas Siliwangi. Spewak, Steven H. 1992. Enterprise Architecture Planning: Developing a Blueprint for Data, Application and Technology. John Wiley & Sons, Inc. New York. Surendro, Kridanto. 2009. Pengembangan Rencana Induk Sistem Informasi. Bandung : Informatika.
6