PERANCANGAN DASHBOARD UNTUK APLIKASI EXECUTIVE INFORMATION SYSTEM PADA PT ISID INDONESIA (STUDI KASUS PT XYZ INDONESIA) Almira Dhea Franchie, Merly Suganda, Eileen Faustine Win Ce Bina Nusantara University, Jalan Kebon Jeruk Raya No. 27 Kebon Jeruk Jakarta Barat 11530, 021-5345830,
[email protected],
[email protected],
[email protected],
[email protected]
Abstract With the sales of PT. XYZ Indonesia continues to rise and the industry’s competition is getting tighter every year effected company from suffering of difficulties in taking quick and accurate decision. The purpose of this research is to do an analysis industry and formulating the corporate’s strategy, analyze the problem and the fulfillment of information needs for the executive to manage and develop business activities, and provide solutions in the form of dashboard application in EIS application for the executive level. Analysis methodology used in are an analysis of the industry using porter’s five strengths model and PEST analysis (political, economic, social , and technological) and the formulation of strategies through three stages of the framework , such as: the input stage (EFE Matrix, the IFE Matrix, and matrix CPM), the matching stage (SWOT matrix, IE matrix, and Grand Strategy matrix), and the decision stage (QSPM matrix), while the dashboard design method used are the identification the needs from industry analysis and formulation of strategy, problems and solutions derivation into the dashboard’s features, and design dashboard using use Case Diagrams, User Interface and Navigation Diagram. The outcome of this research is to provide recommendations dashboard design for EIS applications to support the business strategy. The conclusion is the dashboard for EIS application is design based on the needs and industry analysis of external factors and internal factors on the fast food restaurant business which has four dimensional features such as sales, product, store, and event. (ADF, MS, EF)
Keywords: Dashboard Design, Strategy Formulation, PEST, Porter’s, SWOT, EFE Matrix, IFE Matrix, CPM, QSPM, Industry Analysis, Strategic Management, EIS, Executive Information Systems.
Abstrak Dengan hasil penjualan PT. XYZ Indonesia yang terus meningkat dan persaingan industri yang semakin ketat setiap tahunnya mengakibatkan perusahaan mmengalami kesulitan dalam mengambil keputusan dengan cepat dan akurat. Tujuan penelitian ini adalah melakukan analisis industri pada dan merumuskan strategi perusahaan, menganalisis masalah dan kebutuhan pemenuhan informasi bagi pihak eksekutif dalam mengelola dan mengembangkan kegiatan bisnis, dan memberikan solusi berupa rancangan dashboard untuk aplikasi EIS bagi pihak eksekutif PT. XYZ Indonesia. Metodologi analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis industri dengan menggunakan model lima kekuatan porter dan analisis PEST (politik, ekonomi, sosial, dan teknologi) serta perumusan strategi melalui tiga tahap kerangka kerja, yaitu: tahap masukan (Matriks EFE, Matriks IFE, dan Matriks CPM), tahap pencocokan ( Matriks SWOT, Matriks IE, dan Matriks Grand Strategy), dan tahap keputusan (Matriks QSPM), sedangkan metode perancangan dashboard yang digunakan adalah identifikasi kebutuhan sesuai dengan hasil analisis dan perumusan strategi, penurunan hasil temuan masalah serta solusi ke dalam fitur – fitur dashboard, dan perancangan dashboard dengan menggunakan Use Case Diagram., User Interface, dan Navigation Diagram. Hasil yang dicapai dari penelitian ini adalah menyediakan rekomendasi rancangan dashboard untuk pengembangan aplikasi EIS guna mendukung strategi bisnis yang diperlukan. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah perancangan dashboard telah disesuaikan dengan analisis industri faktor eksternal dan faktor internal terhadap bisnis restoran cepat saji rancangan dashboard aplikasi EIS pada PT. XYZ Indonesia yang memiliki 4 dimensi pelaporan, yaitu sales, product, store, dan event dengan fitur-fitur yang telah disesuaikan dengan kebutuhan, diharapkan dapat menunjang pengambilan keputusan strategis pihak eksekutif. (ADF, MS, EF) Kata Kunci: Dashboard Design, Strategy Formulation, PEST, Porter’s, SWOT, EFE Matrix, IFE Matrix, CPM, QSPM, Industry Analysis, Strategic Management, EIS, Executive Information Systems.
PENDAHULUAN Informasi merupakan sumber daya perusahaan yang sangat vital. Dengan tersedianya informasi yang berkualitas, kegiatan operasional sebuah perusahaan dapat berjalan dengan maksimal. Perkembangan teknologi dan informasi yang semakin pesat pada masa kini menyebabkan tingkat persaingan yang semakin tinggi. Sebuah perusahaan harus bergerak cepat dalam mengumpulkan, mengelola, dan menghasilkan informasi yang sesuai dengan kebutuhan bisnisnya. Informasi tersebut berguna bagi para eksekutif untuk mengelola bisnisnya agar mampu bersaing dengan perusahaan lain. Namun seringkali banyak perusahaan yang mengalami kesulitan dalam melakukan hal tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan sistem informasi yang mampu secara tepat dan cepat menghasilkan informasi yang terintegrasi, baik dari internal maupun eksternal perusahaan. Executive Information System (EIS) merupakan perangkat fleksibel yang memberikan informasi mendalam yang mendukung dan memiliki kemampuan analitik untuk berbagai pengambilan keputusan eksekutif. Informasi yang diolah dan dihasilkan dalam EIS meliputi data internal dan eksternal perusahaan yang berasal dari berbagai sumber. EIS mendukung pekerjaan manajemen senior dengan menyediakan akses cepat terhadap informasi yang kritikal. Pihak eksekutif menggunakan EIS untuk mengambil keputusan yang strategis dan mengelola kegiatan bisnis sehari-hari agar perusahaan tetap kompetitif (Giner, Fernandez, & Boladeras, 2009, p4). Pada masa kini, para eksekutif akrab dengan sistem informasi. Beberapa telah menggunakannya, mengekstrak informasi, mengelola dan mengembangkannya. Namun, yang pihak eksekutif inginkan adalah mengelola timnya dengan lebih baik sehingga dapat memimpin bisnisnya untuk melaksanakan strategi bisnis yang lebih baik dan cepat dalam menghadapi lingkungan bisnis yang selalu berubah. PT. XYZ Indonesia sebagai salah satu perusahaan fast food terbesar di Indonesia sadar akan kebutuhan terhadap suatu sistem informasi yang dapat mendukung pihak eksekutif dalam mengelola kegiatan bisnis perusahaan dan membantu pengambilan keputusan strategis. Hasil penjualan PT. XYZ
Indonesia yang terus meningkat dan persaingan industri yang semakin ketat setiap tahunnya menyebabkan perusahaan tersebut merasa perlu diterapkannya sebuah aplikasi EIS yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut. PT. ISID (Information Service International-Dentsu) Indonesia adalah perusahaan penyedia jasa konsultan dan solusi IT (Information Technology) yang ditunjuk oleh PT. XYZ Indonesia untuk merancang dan mengimplementasikan aplikasi EIS yang dibutuhkan. Maka dalam hal ini akan dilakukan analisis dan perancangan dashboard untuk aplikasi EIS pada PT. XYZ Indonesia, guna mendukung proyek pengembangan aplikasi EIS yang dibangun untuk membantu pihak eksekutif dalam pengambilan keputusan strategis pada PT. XYZ Indonesia. Hasil akhir yang diharapkan dari analisis dan perancangan dashboard untuk aplikasi EIS pada PT. XYZ Indonesia ini adalah dapat mempersingkat proses pembuatan laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak eksekutif PT. XYZ Indonesia, menunjang kebutuhan pihak eksekutif PT. XYZ Indonesia dalam pengaksesan data analitik melalui hasil rancangan dashboard aplikasi EIS yang terintegrasi dengan data internal dan eksternal perusahaan dan memudahkan pihak eksekutif PT. XYZ Indonesia mengakses informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan strategis perusahaan. Ruang lingkup yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
2.
3.
1. 2. 3.
Analisis industri dan perumusan strategi melalui tiga tahap kerangka kerja, yaitu : Tahap Masukan (EFE dan IFE Matrix, serta CPM), Tahap Pencocokan (SWOT Matrix, IE Matrix, dan Grand Strategy Matrix), dan Tahap Pengambilan Keputusan (QSPM) pada PT. XYZ Indonesia. Perancangan dashboard untuk sistem EIS yang dirancang untuk fokus dalam hal penyediaan akses terhadap data analitik, yang berguna sebagai informasi yang dapat membantu pihak eksekutif untuk pengambilan keputusan strategis yang berdampak pada keberlanjutan proses bisnis PT. XYZ Indonesia. Tidak membahas perancangan sistem basis data, masalah keamanan, dan jaringan yang digunakan dalam pengembangan aplikasi EIS untuk PT. XYZ Indonesia. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Melakukan analisis industri pada PT. XYZ Indonesia dan merumuskan strategi perusahaan. Menganalisis masalah dan kebutuhan pemenuhan informasi bagi pihak eksekutif yang belum terpenuhi dalam mengelola dan mengembangkan kegiatan bisnis pada PT. XYZ Indonesia. Memberikan solusi berupa rancangan dashboard untuk aplikasi EIS yang dapat menunjang pihak eksekutif dengan informasi analitik untuk menentukan keberlanjutan proses bisnis.
METODOLOGI Metode analisis yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Analisis industri dengan menggunakan model lima kekuatan porter dan analisis PEST (politik, ekonomi, sosial, dan teknologi). 2. Perumusan strategi melalui tiga tahap kerangka kerja: a. Tahap masukan: Matriks EFE, Matriks IFE, dan Matriks CPM. b. Tahap pencocokan: Matriks SWOT, Matriks IE, dan Matriks Grand Strategy. c. Tahap keputusan: Matriks QSPM. Metode perancangan dashboard yang difokuskan pada tiga tahapan, yaitu : 1. Identifikasi kebutuhan sesuai dengan hasil analisis dan perumusan strategi. 2. Penurunan hasil temuan masalah serta solusi ke dalam fitur – fitur dashboard. 3. Perancangan dashboard dengan menggunakan Use Case Diagram., User Interface, dan Navigation Diagram.
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kompetitif Model Lima Kekuatan Porter Fred R. David dalam bukunya yang berjudul Strategic Management Concepts and Cases (2010), menjelaskan Porter’s Five Forces Model – Competitive Analysis adalah pendekatan yang digunakan secara luas untuk mengembangkan strategi dalam banyak industri. Intensitas persaingan di antara perusahaan bervariasi di seluruh industri.
Berdasarkan teori di atas, analisis yang dihasilkan dengan menggunakan model lima kekuatan porter dapat dilihat pada gambar 1 di bawah ini.
Gambar 1 Model Lima Kekuatan Porter PT XYZ Indonesia
1.
Persaingan Antarperusahaan Sejenis : High
2.
Kemungkinan Masuknya Pesaing Baru : High
3.
Potensi Pengembangan Produk Substitusi : Low - Moderate
4.
Kekuatan Tawar – Menawar Pemasok : High - Moderate
5.
Kekuatan Tawar-Menawar Konsumen : High
B. Analisis Kompetitif PEST Menurut Brooks (2013) dalam artikelnya yang berjudul PEST Analysis: Definition, Examples & Templates, selain faktor-faktor industri yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan, ada juga sejumlah faktor luar yang berperan dalam bagaimana bisnis dapat berhasil. Untuk menentukan seberapa besar peran faktor-faktor eksternal bermain, banyak organisasi melakukan analisis PEST. PEST adalah singkatan dari politik, ekonomi, sosial dan teknologi. Berdasarkan teori tersebut maka dilakukan analisis PEST sebagai berikut : •
Faktor Politik Faktor politik merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap stabilitas dan eksistensi PT. XYZ Indonesia. Syarat utama agar bisnis waralaba seperti PT. XYZ Indonesia dapat berkembang adalah dengan memenuhi kepastian hukum yang ditetapkan oleh pemerintah. Berikut adalah beberapa peraturan dan kebijakan pemerintah yang mengikat bisnis waralaba di Indonesia: 1. PP (Peraturan Pemerintah) Republik Indonesia Nomor 42 tahun 2007 tentang Waralaba. 2.
3.
Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No. 259/MPP/KEP/7/1997 tentang Ketentuan Tata Cara Pelaksanaan Pendaftaran Usaha Waralaba. Peraturan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No. 31/MDAG/PER/8/2008 tentang Penyelenggaraan Waralaba.
4. 5. 6.
Undang-undang No. 14 Tahun 2001 tentang Paten. Undang-undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek. Undang-undang No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang.
• Faktor Ekonomi Kondisi ekonomi di Indonesia sangatlah mempengaruhi keberlangsungan bisnis waralaba yang bergerak dalam industri fast food, seperti PT XYZ Indonesia. Sebagai contoh berikut adalah inflasi dan penurunan nilai mata uang: 1. Tingginya tingkat inflasi di Indonesia berdampak pada semakin mahalnya harga bahan makanan. 2. Apabila nilai rupiah melemah maka akan berpengaruh terhadap pembelian beberapa bahan baku PT XYZ Indonesia yang diimpor sesuai dengan standar franchise yang telah ditetapkan. •
Faktor Sosial
Masyarakat sebagai konsumen merupakan faktor penentu keberhasilan bisnis waralaba fast food seperti PT XYZ. Kebiasaan dan trend masyarkat dalam mengonsumsi jenis makanan tertentu sangat berpengaruh terhadap hasil penjualan PT XYZ Indonesia. Selain pengaruh yang ditimbulkan dari kebiasaan dan trend masyarakat dalam mengonsumsi makanan, CSR (Corporate Social Responsibility) atau tanggung jawab sosial suatu industri juga menjadi faktor yang penting di masyarakat pada masa kini. •
Faktor Teknologi
Saat ini PT. XYZ Indonesia telah menggunakan sistem terintegrasi dengan SOP (Standard Operating Procedures) yang jelas sehingga dapat membantu perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, terutama dalam kegiatan penjualan produk dan pembelian bahan mentah. Perkembangan teknologi yang semakin pesat juga mendorong PT XYZ untuk terus menyesuaikan penggunaan teknologi yang diterapkan dalam perusahaan. Sebagai salah satu contohnya, pada September 2013, PT XYZ menggandeng bank dengan jumlah kartu terbesar di Indonesia untuk menyediakan layanan transaksi nontunai. Pemanfaatan teknologi dalam proses pembayaran ini memangkas antrian pembayaran di kasir dan juga memberikan kemudahan serta kenyamanan bagi pelanggan dalam melakukan pembayaran. Namun dibalik pemanfaatan teknologi berkembang tersebut, terdapat satu kelemahan yaitu kurangnya teknologi yang menunjang pemenuhan kebutuhan informasi pihak eksekutif dari PT XYZ Indonesia. Kompleksitas dan kuantitas data perusahaan yang tidak sedikit mempengaruhi lamanya penggunaan waktu dalam menganalisis dan mengelompokkan data yang berguna dalam pengambilan keputusan strategis perusahaan. Pemanfaatan teknologi diharapkan dapat menjadi solusi atas permasalahan tersebut
C. Analisis Tahap Masukan : Competitive Profile Matrix PT XYZ Indonesia Dalam melakukan analisis tahap masukan digunakan tiga buah alat bantu yaitu EFE Matrix, IFE Matrix dan Competitive Profile Matrix. Dalam pembahasan analisis tahap masukan difokuskan pada pembahasan mengenai Competitive Profile Matrix.
Sesuai dengan penjelasan David (2010, p81) pada bukunya yang berjudul Strategic Management Concepts and Cases, Competitive Profile Matrix adalah matriks yang mengidentifikasi pesaing utama perusahaan beserta kekuatan dan kelemahan dalam kaitan khususnya dengan posisi strategis sampel perusahaan khususnya.
Berdasarkan teori tersebut maka CPM yang dihasilkan adalah sebagai berikut. Tabel 2 CPM PT. XYZ Indonesia Critical Success
Weight
Factors
PT XYZ Rating
KFC Weighted
Rating
Score Ciri
khas,
A&W Weighted
Rating
Score
Weighted Score
0.10
4
0.40
4
0.40
3
0.30
0.15
4
0.60
4
0.60
3
0.45
Daya saing harga
0.15
2
0.30
4
0.60
3
0.45
Lokasi
strategis
0.07
3
0.21
4
0.28
2
0.14
dan
0.04
3
0.12
4
0.16
2
0.08
Marketing plan
0.07
3
0.21
4
0.28
1
0.07
Inovasi produk
0.07
4
0.28
4
0.28
2
0.14
Standarisasi dan
0.05
4
0.20
4
0.20
4
0.20
0.05
2
0.10
4
0.20
2
0.10
EIS
0.15
2
0.30
3
0.45
1
0.15
Infrastruktur IT
0.10
3
0.30
3
0.30
3
0.30
Total
1.00
keragaman, dan kualitas produk Fasilitas layanan pembelian produk
store Stabilitas eksistensi
sertifikasi Pengaturan pengiriman bahan mentah
3.02
3.75
2.83
D. Analisis Tahap Pencocokan : SWOT Matrix Dalam melalukan analisis tahap pencocokan digunakan tiga buah alat bantu, yaitu SWOT Matrix, IE Matrix dan Grand Strategy Matrix. Pada pembahasan kali ini difokuskan mengenai Grand Strategy Matrix. Grand Strategy Matrix didasarkan pada dua dimensi evaluatif : posisi kompetitif dan pasar (industri) pertumbuhan (David, 2010).
Berikut adalah hasil analisis dengan Grand Strategy Matrix yang menunjukan bahwa PT XYZ Indonesia terletak pada kuadran I.
Gambar 1 Grand Strategy Matrix
E. Analisis Tahap Keputusan : The Quantitative Strategic Planning Matrix ( QSPM ) David (2010, p193) menjelaskan terdapat satu buah matriks yang mampu membantu perusahaan dalam menentukan keputusan berdasarkan dengan IFE dan EFE Matrix yang telah dibuat oleh suatu perusahaan, yaitu Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) yang merupakan tahap ke 3 dari kerangka kerja formulasi strategi. Berikut adalah hasil analisis tahap keputusan menggunakan QSPM. Dimana dapat terlihat bahwa strategi penetrasi pasar bernilai 5.08, strategi pengembangan produk bernilai 3.93 dan strategi backward integration bernilai 2.79. Tabel 5. Matriks QSPM PT XYZ Indonesia Strategies Alternatives Penetrasi Pasar Key Factors
Pengembangan Produk
Weight
AS
TAS
AS
0.11
4
0.44
2
0.11
1
0.11
3
TAS
Backward Integration AS
TAS
0.22
1
0.11
0.33
4
0.44
Opportunities 1.
Tren masyarakat dalam mengonsumsi
makanan
cepat saji 2.
Perkembangan teknologi informasi
yang
dapat
mendukung pengambilan
proses keputusan
eksekutif usaha waralaba 3.
Potensi perluasan pasar
0.12
4
0.48
2
0.24
1
0.12
4.
Perkembangan
0.12
3
0.36
2
0.24
1
0.12
0.10
2
0.20
1
0.10
4
0.40
dalam
inovasi pelayanan
makanan cepat saji 5.
Loyalitas partner bisnis, seperti
pemasok
dan
distributor bahan mentah
Strategies Alternatives Penetrasi Pasar Key Factors
Pengembangan Produk
Backward Integration
Weight
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
0.08
4
0.32
3
0.24
1
0.08
0.08
-
-
-
-
-
-
0.08
3
0.24
2
0.16
4
0.32
0.09
4
0.36
3
0.27
1
0.09
0.11
4
0.44
3
0.33
1
0.11
0.08
4
0.24
3
0.24
1
0.08
0.07
-
-
-
-
-
-
0.07
4
0.28
2
0.14
1
0.07
0.07
-
-
-
-
-
-
0.08
4
0.32
2
0.16
3
0.24
0.06
-
-
-
-
-
-
0.07
4
0.28
3
0.21
1
0.07
0.07
1
0.07
2
0.14
4
0.28
Threats 1.
Tren dalam mengonsumsi healthy
food
kesadaran
hidup
dan sehat
masyarakat 2.
Perubahan
kebijakan
pemerintah dalam kurun waktu tertentu 3.
Inflasi
dan
penurunan
nilai tukar mata uang 4.
Munculnya restoran cepat saji lokal di Indonesia sehingga
kecendrungan
masyarakat
untuk
membeli
produk
substitusi meningkat 5.
Kompetisi yang tinggi diantara restoran sejenis
Strengths 1.
Menu produk yang khas dan
beragam
dengan
kualitas terjamin 2.
Fasilitas layanan store, drive-thru dan delivery 24 jam
3.
Harga produk terjangkau dan bersaing
4.
Strategi penjualan yang baik
sehingga
hasil
penjualan produk terus meningkat
meskipun
ditengah krisis global 5.
Lokasi store strategis dan tersebar diberbagai kota
6.
Stabilitas dan eksistensi produk perusahaan yang baik di masyarakat
7.
Marketing
plan
yang
sederhana dan menarik serta disesuaikan dengan tren 8.
Memiliki
sistem
franchise dengan SOP yang jelas
Strategies Alternatives Penetrasi Pasar Key Factors
Weight
AS
0.07
Pengembangan Produk TAS
Backward Integration
TAS
AS
AS
TAS
-
-
-
-
-
-
0.07
2
0.14
3
0.21
4
0.28
0.05
4
0.20
3
0.15
1
0.05
0.06
1
0.06
2
0.12
4
0.24
0.05
4
0.20
2
0.10
1
0.05
jarang
0.07
4
0.28
3
0.21
1
0.07
Kekuatan tawar-menawar
0.06
1
0.06
2
0.12
4
0.24
Strengths 9.
Kepemilikian sertifikasi NKV dan Halal
10. Perusahaan
mengikuti
perkembangan teknologi dalam
menjalankan
bisnisnya Weakness 1.
Perbedaan dengan
produk
pesaing
tidak
cost
bahan
signifikan 2.
Delivery mentah
disamaratakan
untuk setiap store dengan lokasi berbeda 3.
Promosi
terkesan
ditargetkan hanya untuk golongan tertentu 4.
Inovasi
produk
dilakukan 5.
terhadap pemasok
beberapa tetap
yang
relatif rendah TOTAL
1.00
5.08
3.93
2.79
F. Temuan Masalah dan Usulan Bagi PT XYZ Indonesia Berikut adalah salah satu contoh hasil temuan masalah beserta usulannya bagi PT XYZ Indonesia.
Tabel 5 Temuan masalah dan Usulan bagi PT XYZ Indonesia
Faktor analisis Finding / Temuan
Analisis 1.
Pemantauan hasil
dan
penjualan
Usulan
evaluasi
a.
dan
Pemantauan penjualan
dan dan
Fitur / Solusi
evaluasi
hasil
keuntungan
yang
peningkatan
Executive summary untuk store
penjualan serta keuntungan yang
yang
dengan
diperoleh setiap bulannya pada
yang
keuntungan dibawah standar.
secara manual oleh pihak eksekutif
pihak
melalui
bulannya.
keuangan
terpisah untuk setiap store
b.
hasil
penjualan
dan
atau
penurunan
setiap store yang dimiliki oleh PT
dimiliki PT XYZ. b.
Memberikan informasi mengenai
diperoleh setiap store.
setiap store PT XYZ oleh
laporan
a.
hasil penjualan, keuntungan, dan
diperoleh setiap store masih dilakukan
setiap
Executive summary untuk hasil penjualan dan keuntungan yang
keuntungan yang diperoleh
eksekutif
a.
Penjelasan
XYZ.
Laporan keuangan yang terpisah untuk
b.
Mengidentifikasi
dan
setiap store menyebabkan lambatnya
memberikan informasi
proses
cepat mengenai store-store yang
pengidentifikasian
store-store
yang
terhadap
memiliki
hasil
dengan
memiliki hasil penjualan dan
penjualan dan keuntungan dibawah
keuntungan
bulanan
dibawah
maupun diatas standar yang telah
maupun diatas standar yang telah
ditetapkan.
ditetapkan.
G. Rancangan User Interface Berdasarkan penurunan dari hasil temuan dan usulan di atas terhadap fitur – fitur perancangan dashboard maka beriku ini adalah salh satu contoh tampilan user interface dari aplikasi dashboard .
Gambar 2 Rancangan User Interface Sales Progress Screen
SIMPULAN DAN SARAN Dari hasil pembahasan sebelumnya, berikut ini adalah beberapa hal yang dapat disimpulkan dari hasil analisis industri dan perancangan aplikasi dashboard untuk Executive Information Systems pada PT. XYZ Indonesia oleh PT. ISID Indonesia : 1. Setelah dilakukan analisis industri terhadap bisnis restoran cepat saji, dapat disimpulkan bahwa strategi yang dianggap cocok untuk diimplementasikan pada PT XYZ adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. Hal ini disimpulkan dari hasil analisis strategi dengan menggunakan Matriks IE dan Grand Strategy yang menunjuk pada kuadran 1 yaitu untuk terus bertumbuh dan berkembang, serta evalusi alternatif staretgi dengan menggunakan Matriks QSPM. 2. Dalam mengelola dan mengembangkan kegiatan bisnis pada PT XYZ, pihak ekskutif memerlukan sebuah sistem informasi dengan fitur-fitur yang dapat merangkum informasi dari laporan-laporan yang dibutuhkan pihak eksekutif secara cepat dan tepat. 3. Dengan adanya rancangan dashboard aplikasi EIS pada PT. XYZ Indonesia yang memiliki 4 dimensi pelaporan, yaitu sales, product, store, dan event dengan fitur-fitur yang telah disesuaikan dengan kebutuhan, diharapkan dapat menunjang pengambilan keputusan strategis pihak eksekutif. Berdasarkan kesimpulan dan analisis yang telah dilakukan, beberapa saran yang dianggap dapat mendukung pemanfaatan rancangan dashboard aplikasi agar dapat berfungsi secara maksimal : 1. Seluruh pihak eksekutif perusahaan harus terlibat secara langsung dalam pembangunan sistem agar sistem ini dapat digunakan secara optimal. 2. Pihak eksekutif disarankan mengontrol langsung pembentukan tim yang mengolah data-data internal maupun eksternal perusahaan yang digunakan dalam pembangunan sistem. 3. Dikarenakan dalam hal ini hanya dilakukan aktivitas perancangan dashboard, maka pihak eksekutif disarankan untuk menunjuk sebuah tim pengembangan sistem yang bertugas membuat perancangan database dengan star schema.
4.
Menyediakan fasilitas hardware, software dan juga jaringan yang memadai guna mendukung pembangunan aplikasi EIS (Executive Information System) sehingga dapat terlaksana dengan baik dan maksimal.
REFERENSI Aisyah, M. N. (2011). Using Enterprise Resource Planning (ERP) For Enhancing Business Processes In Small And Medium Enterprises (SMEs). Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. IX. No. 2 – Tahun 2011, Hlm. 40- 52. Diperoleh pada tanggal 11 Januari 2014 dari http://journal.uny.ac.id/index.php/jpakun/article/download/965/775 Brooks, C. (2013). PEST Analysis: Definition, Examples & Templates. Diperoleh pada tanggal 11 Januari 2014 dari http://www.businessnewsdaily.com/5512-pest-analysis-definitionexamples-templates.html Dantes , G. R. & Hasibuan, Z. A. (2011). The Impact of Enterprise Resource Planning (ERP) System Implementation on Organization: Case Study ERP Implementation in Indonesia. IBIMA Business Review, 2011 (2011), 10 pages. Diperoleh pada tanggal 11 Januari 2014 dari http://www.ibimapublishing.com/journals/IBIMABR/2011/210664/210664.pdf David, F. R. (2010). Strategic Manafement Concepts and Cases (Vol. Thirteen Edition). New Jersey : Prentice Hall. Giner, J. L., Fernandez, V., & Boladeras, M. D. (2009). Framework For The Analysis Of Executive Information Systems Based On The Perceived Usefulness And The Perceived Ease Of Use Intangible Capital, Vol. 5, No.4, 2009, Pp. 370-386. Universitat Politécnica de Catalunya España. Diperoleh pada tanggal 20 Desember 2013 dari www.intangiblecapital.org Hyndman, R. J., & Athanasopoulos, G. (2013). Forecasting: Principles and Practice. Diperoleh pada tanggal 26 Desember 2013 dari https://www.otexts.org/fpp/1/2 Kharin, Yuriys. (2013). Robustness in Statistical Forecasting. Belarus : Springer. Lungu, Ion. (2005). EIS Development Life Cycle. Economy Informatics, p19-p22. McLeod, Jr., R. & Schell, G. (2004). Sistem Informasi Manajemen, Edisi Bahasa Indonesia.Jakarta: PT Indeks. O'Brien, J. & Marakas, G.M. (2009). Management Information Systems. New York : McGraw-Hill Irwin. Papageorgiou, E. & Bruyn, H. (2010). Creating Strategic Value through Executive Information Systems: an Exploratory Study. Diperoleh pada tanggal 31 Desember 2013 dari http://www.ejise.com/issue/download.html?idArticle=657 Phatak, Omkar. (2012). Weighted Average Calculation . Diperoleh pada tanggal 16 Januari 2014 dari http://www.buzzle.com/articles/weighted-average-calculation.html Rainer, R. K. & Cegielski, C. G.(2010). Introduction to Information Systems: Enabling and Transforming Business. New Jersey : John Wiley & Sons. Rasmussen, N. H., Chen, C. Y., & Bansal, M. (2009). Business Dashboards A Visual Catalog for Design and Deployment. USA : John Wiley & Sons, Inc. Satzinger, J. W., Jackson, R.B., & Burd, S.D. (2010). Systems Analysis and Design in a Changing World. 5th Edition. Boston : Course Technology. Shtub, A., & Karni, R. (2010). ERP- The Dynamics of Supply Chain and Process Management (Vol. Second Edition). New York : Springer. Turban, E. & Aronson, J. E. (2005). Decision Support And System Intelligence, 7th Edition. New Jersey : Prentice Hall. Whitten, J. L., Bentley, L. D., & Dittman, K. C. (2007). Metode Desain & Analisis Sistem. Indiana : McGraw-Hill Education. Zanah, Novatul.(2010). Dokumentasi Analisis II (Navigation Diagram and Event Table). Diperoleh pada tanggal 26 Januari 2014 dari http://lightpio.wordpress.com/2010/05/27/dokumentasianalisis-ii-navigation-diagram-and-event-table/
RIWAYAT PENULIS Almira Dhea Franchie lahir di kota Jakarta pada tanggal 03 Juli 1992. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Ilmu Komputer (Sistem Informasi) pada 2014. Merly Suganda lahir di kota Jakarta pada tanggal 28 Maret 1992. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Ilmu Komputer (Sistem Informasi) pada 2014. Eileen Faustine lahir di kota Jakarta pada tanggal 18 Oktober 1990. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Ilmu Komputer (Sistem Informasi) pada 2014. Win Ce lahir di kota Pangkalpinang pada tanggal 28 September 1979. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Ilmu Komputer dan pendidikan S2 di Prasetya Mulya Business School Spesialisasi dalam Manajemen Keuangan. Saat ini bekerja sebagai Software Laboratory Center Manager dan sekaligus menjadi dosen School of Information System di Universitas Bina Nusantara.