UNIVERSITAS INDONESIA
Dear Diary Program Feature Tentang Kehidupan Anak Cacat di Sekolah Inklusi dan Lingkungan Sosialnya
TUGAS KARYA AKHIR
BELLA DONA PATRICIA SIRAIT 0806322483
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM SARJANA REGULER DEPOK JUNI 2012
i
Dear diary..., Bella Dona Patricia Sirait, FISIP UI, 2012
UNIVERSITAS INDONESIA
Dear Diary Program Feature Tentang Kehidupan Anak Cacat di Sekolah Inklusi dan Lingkungan Sosialnya
TUGAS KARYA AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana
BELLA DONA PATRICIA SIRAIT 0806322483
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM SARJANA REGULER DEPOK JUNI 2012
ii
Dear diary..., Bella Dona Patricia Sirait, FISIP UI, 2012
Dear diary..., Bella Dona Patricia Sirait, FISIP UI, 2012
Dear diary..., Bella Dona Patricia Sirait, FISIP UI, 2012
KATA PENGANTAR
Pengembangan prototipe program feature anak tentang anak berkebutuhan khusus di sekolah inklusi dan lingkungan sosial ini berawal dari pengamatan penulis akan semakin bertambah banyaknya jumlah anak berkebutuhan khusus di Indonesia. Jumlah yang banyak ini, menyebabkan anak berkebutuhan khusus sudah menjadi bagian penting dalam hidup masyarakat. Sehingga kita perlu mengenal dan memberikan perhatian kita kepada mereka. Di samping itu, penulis melihat anak-anak gemar menonton televisi, apalagi pada usia Sekolah Dasar. Anak-anak membutuhkan tayangan yang menarik, mendidik, aman dan juga inspiratif. Hal ini akan membantu mendampingi mereka seiring pertumbuhan fisik dan mental mereka. Anak-anak mengalami pertumbuhan vital pada usia Sekolah Dasar, oleh karena itu fenomena semakin banyaknya anak berkebutuhan khusus juga dikenalkan sejak dini kepada anak-anak. Anak-anak Sekolah Dasar juga ada yang hidup berdampingan dengan teman-temannya yang berkebutuhan khusus di sekolah. Inilah yang disebut sekolah inklusi. Sekolah inklusi secara umum adalah sekolah umum yang bisa menerima anak berkebutuhan khusus belajar bersama anak normal lainnya. Sering kali di sekolah, anak berkebutuhan khusus dianggap suatu masalah dan hal ini menjadi penghalang mereka untuk bisa lebih maju. Tidak hanya di sekolah, namun di lingkungan sosialnya juga beberapa anak berkebutuhan khusus menjadi bahan cemoohan anak-anak seumurnya. Fenomena ini harus menjadi perhatian kita bersama, terutama anak-anak yang langsung hidup berdampingan dengan anak berkebutuhan khusus. Berdasarkan berbagai pertimbangan tersebut, penulis membuat program yang bisa mengedukasi anak agar bisa mengambil pelajaran positif dari kisah inspiratif anak berkebutuhan khusus. Program ini sekaligus memberi tahu orang tua tentang adanya sekolah inklusi dan bisa mendampingi anaknya selama menonton serta membantu mengarahkan anak.
v
Dear diary..., Bella Dona Patricia Sirait, FISIP UI, 2012
UCAPAN TERIMAKASIH Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus karena atas berkat, kasih dan perlindunganNya saya diberikan kesehatan, kekuatan serta kemudahan dalam menyelesaikan Tugas Karya Akhir (TKA) ini. Banyak sekali pengalaman dan pelajaran yang bisa saya dapatkan selama menempuh pendidikan di Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia hingga selesai. Semoga TKA ini dapat memberikan inspirasi bagi masyarakat terutama anak-anak cacat dan industri pertelevisian. Saya menyadari bahwa TKA ini tidak lepas dari bantuan, dukungan dan semangat dari berbagai pihak. Oleh karena itu saya ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Kedua orang tua saya, Ricardo Sirait dan Dameria Hutagalung, terima kasih banyak atas pengorbanan yang mama dan papa berikan, dukungan, semangat, kesabaran dan doa yang tidak pernah putus. Bella sangat menghargai itu semua. Semoga mama dan papa selalu dalam lindungan Tuhan Yesus. 2. Keluarga saya, Opung Doli, Opung Manis, Tulang, Nantulang, abang-abang sepupu David, Donny dan adik-adikku sepupuku Marcel, Bill, Nick terimakasih banyak atas dukungan kalian semua. 3. Donna Wilhelmina Hutagalung, saudara saya yang terkasih, yang selalu sabar dalam membantu dan mengayomi saya selama hidup dan pengerjaan TKA ini. Terimakasih banyak edaku. 4. Ir. Satrio Arismunandar M.Si, MBA, selaku dosen pembimbing saya. Terimakasih banyak Mas Satrio atas waktu, dukungan, kritikan dan juga saran. Saya benarbenar terpacu untuk bisa menyelesaikan TKA ini. 5. Ronny Suyanto, Executive Producer Trans 7, yang telah meluangkan waktunya untuk bertukar pikiran dengan saya mengenai tema program dan formatnya. Terimakasih juga karena sudah sabar menjawab semua pertanyaan saya lewat BBM. 6. Kristanugra Philip Alisa Palapa dan keluarga, terima kasih yang sebesar-besarnya atas dukungan kalian atas pengerjaan TKA saya. Kristanugra, terimakasih selalu setia menemani saya selama liputan dan menjadi teman debat yang bisa memberikan masukan. Terimakasih selalu memberikan semangat kepada saya. Kalian sudah seperti keluarga kedua buat saya. 7. Bella Erwinsyah Putri & keluarga, talent untuk prototipe saya, terima kasih banyak atas kebaikan hatinya mau menjadi talent saya. 8. Sobbie Jurnal 2008, kalian adalah teman-teman yang tangguh dan sangat mendukung satu sama lain. Jangan pernah berhenti berjuang! Jakarta, 12 Juni 201 vi
Dear diary..., Bella Dona Patricia Sirait, FISIP UI, 2012
Dear diary..., Bella Dona Patricia Sirait, FISIP UI, 2012
RINGKASAN EKSEKUTIF Bagian 1
Analisis situasi Anak berkebutuhan khusus belum menjadi perhatian utama di Indonesia. Padahal, jumlah mereka setiap tahunnya semakin bertambah. Perhatian ini meliputi kehidupan sosial mereka di masyarakat dan pendidikan. Anak-anak berkebutuhan khusus sebagian besar masih di sekolahkan di SLB (Sekolah Luar Biasa). Hal ini membuat mereka tidak bisa berkembang secara maksimal karena harus berdampingan dengan teman-teman yang sama. Sekolah inklusi sebagai sekolah umum yang bisa menerima anak berkebutuhan khusus, bisa membantu memfasilitasi anak-anak tersebut, selain itu mereka juga bersosialisasi dengan anak-anak lainnya yang normal.
Bagian 2
Manfaat dan Tujuan Pengembangan Prototipe Manfaat bagi khalayak : Anak-anak menjadi tahu macam-macam kecacatan dan mereka bisa menghargai teman-temannya yang berkebutuhan khusus. Manfaat bagi pengelola : membangun citra positif dan dapat menguntungkan secara finansial. Tujuan : menyuguhkan tayangan inspiratif yang bisa membantu anak mengerti bahwa teman-temannya yang berkebutuhan khusus pantang menyerah dalam belajar, selain itu mereka sangat diterima dalam pergaulan. Secara ekonomis, mampu memberikan keuntungan finansial pada stasiun TV yang menayangkan.
Bagian 3
Prototipe yang Dikembangkan Program ini berjudul “Dear Diary” berformat feature edutainment, secara spesifik mengangkat cerita kehidupan anak berkebutuhan khusus di sekolah inklusi dan lingkungan sosialnya. Acara ini rencananya akan ditayangkan di Trans 7 setiap hari Kamis pukul 17.00 WIB selama 30 menit, dan ditargetkan untuk khalayak anak-anak usia 5-14 tahun dari keluarga dengan SES A, B dan C.
Bagian 4
Evaluasi • Pre-test akan dilakukan dengan metode Focus Group Discussion (FGD) yang terdiri dari 6 anak laki-laki dam 6 anak perempuan usia 5-14 tahun : menggunakan instrumen berupa panduan FGD ; dilakukan setelah prototipe selesai dibuat. • Evaluasi akan dilakukan setelah program disiarkan. Metode yang akan digunakan adalah Evaluasi Internal (antar tim produksi & pasca produksi) dan Evaluasi Eksternal (melibatkan pemirsa).
Bagian 5
Anggaran •
Jumlah total anggaran pembuatan prototipe : Rp 900.000,-
•
Jumlah total anggaran pembuatan program : Rp 2.050.000,-
•
Jumlah prakiraan pendapatan (slot iklan) : Rp 2.263.900.000,-
•
Jumlah Anggaran evaluasi : Rp 1.640.000,-
viii
Dear diary..., Bella Dona Patricia Sirait, FISIP UI, 2012
EXECUTIVE SUMMARY Part 1
Situation Analysis Nowadays, disabled children are not yet a part of primary attention in Indonesia. As we know, their number is increasing year by year. This attention consists of their social lives in society and education. Most of disabled children are in physical and mental disable private school. This makes them can not improve themselves because they have to live with other disabled children. Inclusion school as public school which can accept these disabled children, will help facilitating those children. Moreover they can socialize with other normal children.
Part 2
The Advantage and Purposes of Prototype Development Advantages for society :Children will know and understand various kinds of disabilities. They will know how to respect their disabled friends. Advantages for the TV company : helps to build company’s positive image & hopefully could financially profit the company itself. Purposes : Presents inspirative children tv programme that can help children understanding their disabled friends. Understanding the disabled’s encouragement in school, socialize with many people. Financially, this programme will profit the involved TV station that broadcasts.
Part 3
The Developed Prototype This programme is titled “Dear Diary” formatted as feature edutainment, specifically brings the story of disabled children in inclusion school and their social lives, planned to be broadcasted on Trans 7 every Thursday at 17.00 WIB for 30 minutes long, and targetted for 5-14 years old audience who come from families with SES A, B and C.
Part 4
The Evaluation • Pre-test will be held using Focus Group Discussion (FGD) method in which the group consists of 6 boys and 6 girls in their 5-14 years old age ; the instrument that will be used is FGD Guide; and will be done after the prototype is made. • The Evaluation will be done after the program is broadcasted. The method that will be used is Internal Evaluation (involves production team and post-production team) and External Evaluation (involves the audience).
Part 5
Budget • Total budget of prototype production process : 900.000,- IDR • Total budget of programme production process : 2.050.000,- IDR • Estimated total income (advertisement slot) : 2.263.900.000,- IDR • Total budget of evaluation : 1.640.000,- IDR ix
Dear diary..., Bella Dona Patricia Sirait, FISIP UI, 2012
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMAKASIH LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH RINGKASAN EKSEKUTIF EXECUTIVE SUMMARY DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAN TABEL
i iii iv v vi vii viii ix x xi
I. ANALISIS SITUASI I.1 Latar Belakang I.2 Hasil Riset Khalayak dan Riset Program I.3 Pernyataan Kebutuhan
1 2 6
II. MANFAAT DAN TUJUAN II.1 Manfaat II.2 Tujuan
7 8
III. PROTOTIPE YANG DIKEMBANGKAN III.1 Program yang diusulkan III.2 Stasiun Televisi III.3 Sasaran Khalayak III.3.1 Segmentasi Khalayak III.3.2 Aspek Geografis III.3.3 Aspek Demografis III.3.4 Aspek Status Sosial Ekonomi III.3.5 Aspek Psikografis III.3.6 Aspek Teknografis III.4 Analisis SWOT III.5 Posisi dan Diferensiasi Program III.6 Judul Program III.7 Sinopsis Program III.8 Waktu Tayang III.9 Durasi Program III.10 Format Program III.11 Konsep Program III.11.a Host III.11.b Talent III.11.c Bahasa III.11.d Musik III.11.e Segmen III.11.f Usulan tema III.12 Rundown Program III.13 Kru Program III.14 Strategi Promosi Program x
Dear diary..., Bella Dona Patricia Sirait, FISIP UI, 2012
9 10 11 11 11 11 12 12 12 15 16 16 17 19 19 20 20 20 20 20 20 21 23 25 26
III.15.1 Promosi di Stasiun Televisi Sendiri III.15.2 Promosi di Media Lain III.15.3 Promosi di Situs Jejaring Sosial
26 27 27
IV. RENCANA EVALUASI IV.1 Rencana Pre-Test IV.1.1 Metode Pre-Test IV.1.2 Waktu Pre-Test IV.1.3 Materi Pre-Test IV.1.4 Instrumen Pre-Test IV.2 Rencana Evaluasi IV.2.1 Metode Evaluasi IV.2.2 Waktu Evaluasi IV.2.3 Materi Evaluasi IV.2.4 Instrumen Evaluasi
28 28 28 28 29 29 29 30 30 31
V. ANGGARAN V.1 Anggaran Pembuatan Prototipe V.2 Rencana Anggaran Produksi Program V.3 Perkiraan Pendapatan V.4 Rencana Anggaran Pre-Test dan Evaluasi
32 33 35 36
Daftar Pustaka
38
LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar Pertanyaan Wawancara Lampiran 2 Panduan Riset Khalayak : Focus Group Discussion Lampiran 3 Kuesioner Riset Khalayak Lampiran 4 Diagram Hasil Riset Kuesioner Lampiran 5 Data Riset AGB Nielsen Lampiran 6 Instrumen Pre-Test Lampiran 7 Instrumen Evaluasi
xii xiv xv xvii xxi xxii xxiii
xi
Dear diary..., Bella Dona Patricia Sirait, FISIP UI, 2012
BAGIAN I ANALISIS SITUASI I.1. Latar Belakang I.1.1 Anak Penyandang Cacat dan Kehidupan Sosialnya Tahun 2011, Indonesia memiliki jumlah penyandang cacat sebanyak 6,7 juta jiwa berdasarkan data Departemen Kesehatan RI. Hal itu merupakan 3,11% dari populasi penduduk Indonesia merupakan penyandang cacat. (Seputar Indonesia, 2012). Secara tidak sadar, Anak-anak penyandang cacat itu sudah mengambil bagian yang cukup besar dalam kehidupan bermasyarakat kita. Namun, hingga saat ini masyarakat masih memandang rendah anak-anak penyandang cacat tersebut. Mereka cenderung melihat kecacatan merupakan aib dan halangan untuk maju bukan sebagai pemacu untuk berhasil. Hal ini terlihat dari bagaimana mereka di dalam masyarakat dan bersosialisasi. Masyarakat masih belum bisa memperlakukan dan menerima mereka sebagaimana manusia lainnya. (Madjid, 2002) Individu yang mengalami kecacatan, apapun faktor-faktor penyebabnya, baik faktor dari dalam (bawaan/congenital) maupun faktor dari luar (lingkungan setelah individu lahir), mempunyai pandangan negatif terhadap kondisi cacatnya, dan menjadi subjek stereotype prejudice serta limitation baik dari masyarakat yang memandangnya maupun dirinya sendiri karena merasa tidak mampu (Lahey, 2004) Psikolog perkembangan anak Edwar Andri S.Psi, M.Psi mengatakan anak penyandang cacat seumur sekolah dasar sangat rentan karena mereka tergolong masih kecil dan belum banyak pengalaman hidup. Oleh karena itu mereka perlu dibimbing, tidak hanya oleh orang tua, namun juga masyarakat sekitar. Membangkitkan rasa percaya diri mereka penting dengan tidak melakukan diskriminasi. Untuk mewujudkannya perlu adanya wadah bagi anak penyandang cacat untuk bisa bersosialisasi dengan anak-anak normal lainnya. Dengan begitu masa kecil anak yang ceria, bermain dan belajar tidak direnggut karena cacat yang dimilikinya. 1
Universitas Indonesia
Dear diary..., Bella Dona Patricia Sirait, FISIP UI, 2012
2
I.1.2 Sekolah Inklusi ”Sekolah inklusi merupakan perkembangan baru dari pendidikan terpadu, pada sekolah inklusi setiap anak sesuai dengan kebutuhan khususnya, semua diusahakan dapat dilayani secara optimal dengan melakukan berbagai modifikasi atau penyesuaian, mulai dari kurikulum, sarana prasarana, tenaga pendidik dan kependidikan, sistem pembelajaran sampai pada sistem penilaiannya”. (Skjorten dkk., 2003) Berdasarkan batasan tersebut pendidikan inklusi dimaksudkan sebagai sistem layanan pendidikan yang mengikut sertakan anak berkebutuhan khusus belajar bersama dengan anak sebayanya di sekolah reguler. Tujuan penyelenggaraan pendidikan inklusi adalah memberikan kesempatan atau akses yang seluasluasnya kepada semua anak dengan kebutuhan khusus untuk memperoleh pendidikan yang bermutu dan tanpa diskriminasi. Konsep pendidikan inklusi lebih mendorong anak berkebutuhan khusus untuk hidup, bersosialisasi, berteman dan belajar bersama dengan teman-teman sebayanya tanpa membedakan satu sama lainya. (Yuwono, 2007) I.2. Hasil Riset Pasar/khalayak I.2.1 Riset Khalayak Penulis melakukan riset ke beberapa pihak agar dapat menghasilkan program dengan kemasan yang menarik dan berkualitas baik. Penulis melakukan wawancara dengan pihak Trans 7, stasiun televisi penayangan program yaitu Executive Producer Divisi Adventure & Education, Ronny Suyanto. Selain itu, terkait dengan pendidikan anak berkebutuhan khusus, penulis mewawancarai Widayanti Sekka Udaranti, M.si, Psi serta mewawancarai Psikolog perkembangan anak Edwar Andri S.Psi, M.Psi untuk mengetahui psikologi anak berkebutuhan khusus Untuk mengetahui pengaruh media pada anak penulis mewawancarai Dra. Sri Fatmawati Mashoedi, M.si selaku psikolog media dan sosial dan Boby Guntarto selaku Ketua Yayasan Pengembangan Media Anak (YPMA).
Universitas Indonesia Dear diary..., Bella Dona Patricia Sirait, FISIP UI, 2012
3
Agar penyajian isi program sesuai dengan keinginan target pemirsa, maka penulis melakukan dua kali riset yaitu dengan menyebarkan kuesioner dan melakukan Focus Group Discussion (FGD). FGD Dilakukan dua kali dengan dua kelompok yang berbeda. Kelompok I berisi 8 anak yang berumur 6-11 tahun, sedangkan kelompok II terdiri dari 8 anak yang berumur 12-14 tahun. .
Berdasarkan FGD, ada beberapa hal yang dapat disimpulkan, antara lain
semua anak menyatakan bahwa mereka suka menonton televisi. Acara favorit mayoritas kelompok I adalah kartun, sedangkan acara favorit mayoritas kelompok II adalah program feature anak seperti Si Bolang, Dunia Binatang. . Kedua, dari total 16 anak peserta FGD, 12 anak mengatakan bahwa mereka ingin ada tayangan tentang anak cacat karena mereka ingin tahu tentang bagaimana anak cacat tersebut beraktivitas di sekolah dan luar sekolahnya. Sedangkan 4 anak mengatakan tidak mau karena mereka lebih suka menonton acara seperti kartun. Penulis juga melakukan riset khalayak dengan menyebar kuesioner untuk melanjutkan riset FGD. Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Metode ini dilakukan agar mendapatkan jawaban yang relevan, tepat sasaran dan representatif. Kuesioner disebarkan ke 70 anak laki-laki dan perempuan sebagai konsumen televisi yang berusia 6-14 tahun dengan estimasi duduk di bangku Sekolah Dasar dan Sekolah Menegah Pertama. berasal dari keluarga dengan SES (Status Sosial Ekonomi) A, B dan C. Penulis menentukan dua responden dari dua sekolah dengan SES yang berbeda. Penulis menyebarkan 45 kuesioner ke SDN Cawang 01 Pagi, Jakarta Timur SES AB (pengeluaran di atas Rp 2.000.000,-/bulan). Kemudian, penulis menyebarkan 25 kuesioner di SMP Negeri 242 Lenteng Agung, Jakarta Selatan SES C (pengeluaran di bawah Rp 2.000.000,-/bulan). Berdasarkan hasil kuesioner, mayoritas anak menyatakan hampir setiap hari (Senin-Minggu) menonton televisi dengan durasi 3-5 jam/hari. Waktu
Universitas Indonesia Dear diary..., Bella Dona Patricia Sirait, FISIP UI, 2012
4
terbanyak anak menonton televisi adalah sepulang sekolah pada pukul 14.0018.00. Untuk memperkuat informasi, penulis melakukan wawancara dengan target sekunder program “Dear Diary” yaitu laki-laki dan perempuan usia 15-19 tahun dan orang tua. Usia 15-19 tahun terdiri dari anak SMA (Sekolah Menengah Atas) dan mahasiswa. Sedangkan Orang tua merupakan ayah dan ibu yang memiliki anak usia sekolah dasar hingga sekolah menengah atas. Penulis mewawancarai 6 orang sebagai wakil dari umur 15-19 tahun. 2 orang laki-laki dan 2 orang perempuan yang merupakan pelajar SMA dan mahasiswa. 5 ayah dan 5 ibu dengan latar belakang yang berbeda-beda namun dengan status sosial ekonomi A, B, dan C. Dari hasil wawancara, umur 15-19 tahun biasanya memiliki waktu menonton pada sore hari hingga malam hari yaitu antara pukul 16.00 hingga 22.00. Selain itu acara yang biasanya mereka tonton adalah infotainment, berita, Orang Pinggiran, Jika Aku Menjadi, Opera Van Java. Sebagian besar mau menonton jika ada program tentang kehidupan anak cacat yang bersekolah. Mereka mengatakan akan menambah pengetahuan, informasi dan motivasi. Menurut orang tua, ketika mereka sedang menonton televisi bersama dengan anak, mereka berusaha membimbing anak. Membimbing dengan memberikan pengarahan manfaat tayangan tersebut apa dan membantu menemukan pesan positif di dalamnya. Orang tua juga mengatakan bahwa tayangan tentang kehidupan anak cacat di sekolah inklusi dan lingkungan sosial akan baik untuk anak-anak mereka. Dengan begitu, anak akan belajar banyak dari kehidupan anak lain yang memiliki kekurangan namun tetap memiliki semangat hidup tinggi.
Universitas Indonesia Dear diary..., Bella Dona Patricia Sirait, FISIP UI, 2012
5
I.2.2 Riset Program Tabel 1.1 10 TOP CHILDREN PROGRAM (periode 15 April – 21 April 2012) No
.
PROGRAM
1
CHANNEL
PROGRAM TYPE
RATING(%)
SHARE (%)
VICKY & JOHNNY
MNCTV
CHILDREN :SERIES ANIM/PUPPET
4,3
19,5
2
SHAUN THE SHEEP
MNCTV
CHILDREN : SERIES ANIM/PUPPET
3,6
18,3
3.
SWEET LAMBS
MNCTV
CHILDREN : SERIES ANIM/PUPPET
3
18,8
4.
DORAEMON
RCTI
CHILDREN : SERIES ANIM/PUPPET
2,9
23,4
5.
OSCAR’S OASIS
MNCTV
CHILDREN : SERIES ANIM/PUPPET
2,4
22,6
6.
THE DOLPHIN STORY OF A
MNCTV
CHILDREN : SERIES ANIM/PUPPET
2,4
15,9
RCTI
CHILDREN : SERIES ANIM/PUPPET
2,2
18
DREAMER
7.
CRAYON SINCHAN
8.
JUNGLE BUNCH THE MOVIE
MNCTV
CHILDREN : SERIES ANIM/PUPPET
2,2
17,2
9.
FRIENDS
MNCTV
CHILDREN : SERIES ANIM/PUPPET
2
13,9
10.
LARVA
RCTI
CHILDREN : SERIES ANIM/PUPPET
2
16,8
Sumber Data : AGB Nielsen Menurut data yang diberikan AGB Nielsen periode 15 April – 21 April 2012, dari semua stasiun televisi, program anak yang memiliki banyak peminat adalah seri animasi/puppet. Seri ini memiliki rating yang tinggi hingga mencapai 4,1% dan share 19,3% dengan jumlah penonton 1.590.000 orang. Selain itu, mayoritas acara animasi MNCTV di TOP CHILDREN PROGRAM ditayangkan hampir setiap hari dan pukul 17.30 – 19.00 WIB. Tayangan ini juga mendapat banyak penonton sehingga memiliki rating dan share yang tinggi. Dengan begitu bisa ditarik kesimpulan bahwa stasiun MNCTV bisa mendapatkan penonton anak pada jam-jam 17.00-19.00 WIB. Hal ini sesuai dengan program Dear Diary dengan target audiens utama anak dan sekunder umur 15-19 serta keluarga, yang akan ditayangkan jam 17.00 WIB.
Universitas Indonesia Dear diary..., Bella Dona Patricia Sirait, FISIP UI, 2012
6
I.3 Pernyataan Kebutuhan I.3.1 Televisi dan anak Pengaruh televisi sangat besar bagi anak-anak. Hal ini disampaikan oleh Psikolog Perkembangan Anak, Edward Andri, S.Psi, M.Psi, bahwa pada rentang umur 6-14 tahun anak-anak memiliki keingintahuan yang sangat tinggi, sehingga mereka menyerap apapun yang menjadi tayangan televisi. Oleh karena itu, penting bagi stasiun televisi untuk menampilkan program yang mengandung unsur yang mendidik.
I.3.2 Anak dan cerita Menurut Psikolog Perkembangan Anak, Edward Andri, S.Psi, M.Psi anak umur 6-14 tahun, selain suka belajar banyak hal, mayoritas dari mereka juga suka bercerita. Mereka bercerita ke orangtuanya, ke teman-temannya, ke orang-orang di sekitarnya. Hal ini menurut Psikolog Edward karena anak-anak ingin didengarkan tentang hal-hal baru apa yang ditemuinya atau kegiatan apa yang dilakukannya. Acara televisi dengan gaya bercerita akan cocok untuk tayangan anak tentang sekolah karena hal ini dekat dengan kehidupan mereka yaitu bercerita dan mendengarkan.
I.3.3 Tayangan Anak Cacat di Sekolah Inklusi Tayangan tentang anak cacat di sekolah inklusi belum pernah ada sebelumnya di televisi nasional Indonesia. Oleh karena itu diperlukan sebuah program yang mengangkat cerita kehidupan anak-anak cacat tersebut. Tayangan seperti “Dear Diary” bisa membangkitkan motivasi positif. Tontonan tersebut secara tidak langsung mendidik anak-anak untuk bersikap positif dalam menghadapi kehidupan serta menghargai teman-temannya yang memiliki kebutuhan khusus.
Universitas Indonesia Dear diary..., Bella Dona Patricia Sirait, FISIP UI, 2012
BAGIAN II MANFAAT DAN TUJUAN PENGEMBANGAN PROTOTYPE II.1. Manfaat II.1.1. Manfaat bagi khalayak (penonton) Program ini memberikan alternatif tontonan bagi anak-anak Indonesia pada khususnya dan bagi keluarga pada umumnya. Program “Dear Diary” memberikan pembelajaran baru dan motivasi bagi penontonnya. Adapun manfaat yang ingin dicapai melalui program “Dear Diary” ini antara lain: Secara umum, menjadi inspirasi bagi anak-anak baik yang normal maupun cacat fisik atau mental bahwa sekolah tidak terbatas untuk siapapun. •
Anak mengenal berbagai macam cacat fisik dan mental.
•
Bagi anak cacat fisik atau mental menjadi motivator untuk lebih menghargai dirinya dan segala kekurangannya untuk lebih maju.
•
Bagi anak normal untuk bisa belajar menghargai teman-teman yang memiliki cacat fisik atau mental. Bersedia membantu anak cacat tersebut dan bukan dijadikan bahan cemoohan.
•
Menyuguhkan pembelajaran edukatif dari hal-hal yang ditampilkan di program misalnya cara belajar, bersosialisasi dan lain-lain.
•
Memberikan pesan positif target sekunder orang tua, apabila memiliki anak cacat fisik atau mental harus membimbing dan menyemangati anak tersebut. Bagi orang tua dengan anak normal, memberikan pengarahan kepada anaknya tentang pesan moral yang bisa didapatkan dari program Dear Diary.
II.1.2. Manfaat bagi pengelola Selain bermanfaat bagi khalayak, program ini juga memberikan manfaat bagi stasiun TV yang menayangkan. Manfaat bagi pihak pengelola, antara lain : •
Mengangkat citra positif bagi stasiun TV karena mampu menyajikan program inspiratif dan edukatif tentang kehidupan anak cacat yang menarik dan mendidik audiens. Citra positif sangat diperlukan bagi stasiun TV untuk meningkatkan loyalitas penonton.
7 Universitas Indonesia
Dear diary..., Bella Dona Patricia Sirait, FISIP UI, 2012
8
•
Selain itu, program ini menjanjikan untuk menarik pengiklan. Hal ini karena acara ini merupakan acara alternatif di televisi nasional yang mengangkat cerita kehidupan anak cacat. Pengiklan dapat berasal dari produsen produk dengan anak menjadi sasaran utama. Selain itu juga, anak-anak sebagai target khalayak utama banyak menghabiskan waktunya di depan televisi bersama keluarga (ayah, ibu, kakak atau adik) yang menjadi sasaran kedua untuk iklan.
II.2. Tujuan II.2.1. Tujuan Sosial Secara sosial, program ini memiliki beberapa tujuan, yaitu : •
Memberikan tontonan yang inspiratif dan informatif bagi audiens.
•
Memberikan pesan positif motivasi tinggi anak-anak cacat mental dan fisik harus mengenyam pendidikan dan bersosialisai dengan anak-anak lainnya.
•
Memberikan himbauan agar pemerintah membangun sekolah inklusi lebih banyak untuk penyandang cacat. Tujuannya agar ada kesetaraan hak perolehan pendidikan yang sama untuk anak berkebutuhan khusus.
•
Mengajak anak-anak secara khusus dan keluarga secara umum untuk peduli terhadap anak penyandang cacat.
•
Membangun semangat pendidikan Indonesia untuk terus berkembang.
•
Secara implisit, setelah menonton acara ini, mengajak anak-anak menjadi sumber inspirasi pendidikan bagi orang-orang sekitarnya terutama bagi penyandang cacat.
II.2.2 Tujuan ekonomi Stasiun televisi sebagai suatu industri media massa, selain memiliki tujuan sosial, juga mengharapkan keuntungan finansial. Keuntungan dapat diperoleh dari para pengiklan dengan segmen pasar yang sesuai dengan program ini. Kerja sama dengan berbagai pihak akan dapat menekan biaya produksi.
Universitas Indonesia
Dear diary..., Bella Dona Patricia Sirait, FISIP UI, 2012
9
BAGIAN III PROTOTYPE YANG DIKEMBANGKAN III. 1. Program yang Diusulkan “Dear Diary” merupakan sebuah tayangan feature dengan durasi 30 menit yang secara spesifik mengangkat cerita kehidupan anak cacat fisik atau mental di sekolah inklusi dan di kehidupan sosialnya. Program ini akan dikemas dengan format menceritakan kehidupan anak tersebut melalui penulisan diary. Dengan menulis diary, anak akan berkeluh kesah tentang kegiatannya yang di sekolah dan di luar sekolah. Program “Dear Diary” memiliki beberapa aspek utama, yaitu : Anak mengenal berbagai macam cacat fisik dan mental sebagai bahan pembelajaran baru, penceritaan kehidupan anak cacat di sekolah inklusi, penceritaan anak cacat di kehidupan sosialnya. Cerita ini mengandung unsur pemberian motivasi kepada anak-anak sebagai audiens, menyisipkan unsur informatif, edukatif, motivasional dalam alur ceritanya. Program ini akan dibawakan langsung oleh tokoh utamanya yaitu seorang anak cacat yang duduk di Sekolah Dasar. Karakter anak yang dipilih ditentukan berdasarkan riset terbanyak yaitu memiliki cacat fisik atau mental atau keduanya, bisa menulis, memiliki banyak teman (bersosialisasi), selalu bersemangat (memiliki motivasi hidup yang tinggi). Program ini disajikan dengan format feature karena dianggap cocok untuk menceritakan kehidupan seseorang. Feature yang merupakan program yang membahas suatu pokok bahasan, satu tema, namun diungkapkan lewat berbagai pandangan yang saling melengkapi, mengurai, menyoroti secara kritis dan disajikan dengan berbagai format (Wibowo, 1997). Hal ini juga dikuatkan oleh Ronny Suyanto, Executive Producer divisi Adventure and Education bahwa mengangkat cerita kehidupan seseorang atau sesuatu memang diperlukan penjelasan yang cukup panjang dengan kemasan yang menarik. Oleh karena itu format feature tepat digunakan dalam tayangan Dear Diary.
Universitas Indonesia Dear diary..., Bella Dona Patricia Sirait, FISIP UI, 2012
10
III. 2. Stasiun Televisi Trans7 merupakan salah satu televisi swasta nasional di Indonesia yang berdiri pada tahun 2006. Saat ini, Trans7 berada di bawah naungan PT. Trans Corpora yang merupakan anak perusahaan dari Para Group. Trans7 sudah berkomitmen untuk menyajikan berbagai tayangan berupa informasi dan hiburan bagi pemirsanya. Trans7 berusaha menjangkau semua umur, mulai dari anak-anak hingga pemirsa dewasa, baik laki-laki maupun perempuan. Target audiens yang menjadi sasaran Trans7 berada dalam Status Sosial Ekonomi (SSE) A, B, dan C. Trans7 mengemban visi, “Sebagai sebuah stasiun swasta yang menyajikan tayangan yang mengutamakan kecerdasan, ketajaman, kehangatan penuh hiburan serta berkepribadian yang aktif.” Program-program yang informatif, kreatif dan inovatif pun dihasilkan guna mewujudkan visi tersebut. Dilihat dari visi Trans7, stasiun televisi ini selalu menayangkan program yang menghibur namun juga sarat dengan nilai pendidikan untuk mencerdaskan pemirsanya. Oleh karena itum Trans7 merupakan stasiun televisi yang tepat untuk menayangkan program “Dear Diary”. Program feature ini memiliki tujuan yang sama dengan Trans7, yaitu memberikan hiburan namun juga mengedukasi penontonnya. “Dear Diary” menjadi sebuah varian baru dalam program edukasi dan inspirasi yang sudah cukup banyak ditayangkan oleh Trans7. Trans7 memang sampai saat ini sudah cukup berhasil menyajikan tayangan program yang aman, edukatif dan inspiratif bagi penontonnya.
III. 3 Khalayak Sasaran III. 3. 1 Segmentasi Khalayak Persaingan di industri pertelevisian semakin ketat, semua stasiun televisi berlomba-lomba untuk memuaskan khalayaknya. Akibatnya, suatu stasiun televisi sulit untuk dapat menguasai dan menjangkau seluruh khalayak. Oleh karena itu, dibentuklah strategi dengan mengerucutkan segmentasi khalayak berdasarkan kategori-kategori tertentu, seperti geografis, demografis, psikografis dan tingkah laku (Kotler, 1997). Kategori ini akan memperjelas kriteria khalayak yang dituju dalam suatu program televisi. Universitas Indonesia
Dear diary..., Bella Dona Patricia Sirait, FISIP UI, 2012
11
III. 3. 2 Geografis “Dear Diary” akan disiarkan di stasiun televisi Trans7. Oleh karena itu, target khalayak program ini adalah pemirsa televisi di Indonesia yang sesuai dengan target dan jangkauan stasiun induk Trans7. Trans7 memiliki 48 transmisi yang terdata hingga April 2012 antara lain menjangkau wilayah Ambon, Balikpapan, Bandung, Banjarmasin, Banyumas, Cirebon, Denpasar, Garut, Jakarta, Jayapura, Kediri, Kupang, Lampung, Madiun, Makassar, Malang, Manado, Medan, Padang, Palangkaraya, Palembang, Palu, Pekanbaru, Pontianak, Purwokerto, Samarinda, Semarang, Surabaya, Tegal, Ternate, Yogyakarta/Solo, dan sebagainya.
III. 3. 3 Demografis Aspek demografis dari program “Dear Diary” yaitu : •
Usia
: 6-11 tahun dan 12-14 tahun
•
Pendidikan
: Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama
•
Jenis Kelamin : Laki-laki dan Perempuan
•
SSE
: A, B dan C
III. 3. 4 Status Sosial Ekonomi Status Sosial Ekonomi adalah penggolongan kelas dalam masyarakat berdasarkan besarnya pengeluaran rutin bulanan rumah tangga, seperti listrik, air, bahan bakar, makanan, belanja bulanan, uang sekolah anak dan lain-lain. Namun, tidak termasuk pengeluaran untuk pembayaran cicilan, seperti kredit mobil, kredit rumah, kartu kredit, dan lain-lain (AGB Nielsen, 2011). Sasaran khalayak Dear Diary adalah anak usia 6-14 tahun sehingga Status Sosial Ekonomi (SSE) dilihat dari pengeluaran orang tua anak. Hal ini karena anak usia 6-14 tahun belum memiliki penghasilan. SSE Dear Diary adalah A, B dan C.
Universitas Indonesia Dear diary..., Bella Dona Patricia Sirait, FISIP UI, 2012
12
Penggolongan Status Sosial Ekonomi adalah sebagai berikut : Tabel 3.1 3.1 Potensi Pemirsa Berdasarkan Status Sosial Ekonomi
III. 3. 5 Psikografis Karakteristik psikografis calon khalayak “Dear Diary” sebagai berikut : •
Activity Konsep ini mencakup pekerjaan dan bagaimana khalayak menghabiskan waktu
luangnya. Anak-anak usia 6-14 tahun suka menonton televisi sepulang sekolah saat siang hari, di sela-sela kursus, sore hari dan juga malam hari sebelum tidur. Mayoritas anak pulang sekolah pukul 13.00. Dari 16 anak, 13 anak langsung melanjutkan kursus sampai pukul 14.00. Beberapa ada yang langsung menonton televisi, hingga sore namun ada yang memilih tidur siang sebagai rutinitas. •
Interest Konsep ini mencakup ketertarikan khalayak dalam lingkungan sosial. Anak-
anak usia 6-14 tahun memiliki ketertarikan yang berbeda berdasarkan jenis Universitas Indonesia
Dear diary..., Bella Dona Patricia Sirait, FISIP UI, 2012
13
kelaminnya. Anak laki-laki senang dengan olahraga seperti sepakbola, bermain video games, sedangkan anak perempuan lebih tertarik kepada seni, mengoleksi suatu benda, musik dan film misalnya boneka. Namun, baik laki-laki maupun perempuan, sama-sama senang menonton televisi terutama kartun, hanya saja jenis acara yang ditonton berbeda. Anak laki-laki lebih enang menonton animasi action, sedangkan anak perempuan menyukai animasi binatang dan cerita drama. •
Opinion Anak-anak
usia
6-14
tahun
merupakan
masa
perkembangan
dan
pertumbuhan. Sejalan dengan teori Bandura, bahwa anak-anak mudah meniru apa yang dilihat dan didengarnya, kadang anak juga belum tahu mana yang baik dan tidak baik. Televisi merupakan salah satu media yang paling efektif dalam proses imitasi atau peniruan yang dilakukan anak-anak. Namun, efektivitas televisi akan berubah menjadi bahaya jika yang ditampilkan bukanlah porsi untuk anak-anak. Semakin bertambah usia anak-anak, semakin bertambah pula informasi yang dapat diserap dan dimengerti, maka semakin besar pula resiko yang dapat mempengaruhi anak-anak. Oleh karena itu, televisi haruslah menayangkan program yang baik untuk perkembangan anak sesuai dengan jam tonton anak. III. 3. 6 Teknografis Target khalayak program “Dear Diary” adalah mereka yang memiliki televisi di rumah dan menggunakan televisi sebagai sumber informasi dan hiburan, selain media cetak, radio dan media online.
III. 4 Analisis SWOT a. Kekuatan-kekuatan (Strengths) -
Menyuguhkan format program feature edutainment yang tidak hanya menghibur tetapi juga mendidik pemirsanya.
-
Tayangan feature anak yang bercerita tentang anak cacat fisik dan mental sebagai tayangan dengan varian baru.
Universitas Indonesia Dear diary..., Bella Dona Patricia Sirait, FISIP UI, 2012
14
-
Tokoh anak yang akan di tampilkan di setiap episode akan berbeda sehingga menarik dan dengan kendala yang bermacam-macam.
b. Kelemahan-kelemahan (Weaknesses) -
Pemeran utama yang kurang bisa acting secara alami karena berasal dari orang awam. Misalnya muncul mimik muka yang tidak diharapkan saat pengambilan gambar, misalnya saat sedih namun pemeran tidak tampak sedih.
-
Ada beberapa hal dari kehidupan anak yang tidak bisa disorot misalnya orang tua menolak untuk diliput terlalu banyak.
-
Anak-anak yang memiliki kecacatan sulit diarahkan sesuai dengan cerita karena kecacatan yang dimilikinya.
c. Peluang-peluang (Opportunities) -
Belum ada program feature anak yang mengangkat cerita kehidupan anak cacat.
-
Program ini akan mendapatkan banyak dukungan dan sponsor dari LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) terkait pendidikan, YPAC (Yayasan Pendidikan Anak Cacat) dan pengiklan-pengiklan lain yang cukup banyak yang peduli dengan anak cacat dan pendidikan anak cacat.
-
Trans 7 sebagai televisi penayangan telah dikenal masyarakat luas sehingga tidaklah sulit menarik perhatian pemirsa se-Indonesia untuk menonton program ini.
d. Ancaman-ancaman (Threats) -
Program ini juga harus bersaing dengan program lain yang lebih menghibur karena kisah inspiratif tidak selalu diminati oleh semua orang secara khusus anak.
-
Program dengan isi cerita kisah inspiratif telah banyak ditayangkan di berbagai stasiun televisi.
-
Program ini juga harus mampu bersaing dengan program kartun atau animasi anak-anak.
Universitas Indonesia
Dear diary..., Bella Dona Patricia Sirait, FISIP UI, 2012
15
III.5. Posisi dan Diferensiasi Produk (Product Positioning & Differentiation) Ada beberapa hal yang menjadikan program “Dear Diary” merupakan program yang unik dan berbeda dengan program lain : -
Mengangkat cerita kehidupan anak cacat fisik dan mental Selama ini acara-acara yang ada di stasiun televisi belum ada yang mengangkat secara khusus cerita kehidupan anak-anak cacat. Sehingga acara ini akan menjadi varian baru bagi penonton. Jikapun ada, biasanya adalah orang-orang cacat yang sudah dewasa.
-
Sekolah inklusi dan anak cacat Selain
menceritakan
macam-macam
kecacatan,
nantinya
juga
akan
diperlihatkan bagaimana anak cacat tersebut mengikuti pendidikan di sekolah inklusi. Selain itu juga akan diceritakan bagaimana anak-anak cacat mendapatkan ilmu dan pengajaran yang sama dengan anak-anak normal lainnya. -
Kehidupan sosial dan anak cacat Acara ini juga akan memperlihatkan bagaimana anak cacat bergaul dengan banyak orang dan ceria sehingga kecacatannya bukan menjadi masalah baginya untuk bisa diterima oleh teman-teman, guru dan keluarganya.
-
Menjadi kisah inspiratif yang tidak menekankan pada kisah yang terlalu sedih Kebanyakan kisah inspiratif yang telah ditayangkan memiliki jalan cerita yang terlalu menyedihkan dan cenderung membuat kita bosan. Namun “Dear Diary” menawarkan kisah yang tidak hanya menyentuh hati namun juga kehidupan yang telah ada tetap membuat mereka (anak-anak cacat) menjadi pribadi yang tetap ceria, tetap bersyukur, dan memiliki motivasi hidup yang tinggi.
-
Kisah “Dear Diary” tidak hanya memaparkan realitas anak cacat di sekolah inklusi dan kehidupan sosialnya, namun juga memberi pelajaran bermakna kepada anak-anak khususnya dan keluarga umumnya. Pelajaran itu adalah agar kita bisa menghargai anak-anak cacat dan tetap membantu mengembangkan potensi-potensi mereka sama seperti anak normal lainnya.
Universitas Indonesia Dear diary..., Bella Dona Patricia Sirait, FISIP UI, 2012
16
III.6. Judul Program Pemilihan judul program ini berdasarkan riset dengan kuesioner yang dilakukan terhadap 70 responden anak laki-laki dan perempuan dengan rentang usia 6-14 tahun. Penulis meminta responden untuk memilih satu dari empat judul, yaitu Diari hidupku (23%), Perjalanan Hidup (8%), Perjuangan (7%), Dear Diary (62%) Menurut responden, judul “Dear Diary” yang paling menggambarkan penceritaan kehidupan seseorang. Dear Diary juga identik dengan menulis di buku yang sesuai dengan konsep yang ingin diterapkan. Selain itu juga kata Dear Diary terdengar menarik dan khas di telinga. Dilihat dari sisi bisnis, nama ini tidak mengarah pada merek dagang tertentu, sehingga siapapun bebas beriklan di acara ini.
III.7 Sinopsis Program “Dear Diary” merupakan program feature anak yang menceritakan tentang kehidupan anak cacat fisik dan mental di sekolah inklusi dan kehidupan sosialnya. Keterbatasannya tidak menjadi penghalang untuknya menjadi anak yang tetap rajin sekolah dan tetap ceria bermain bersama dengan anak yang lain. Sekolah inklusi, teman-teman, guru dan orangtuanya tidak menganggapnya (anak cacat) berbeda dengan anak normal lainnya. Tokoh anak cacat di Dear Diary adalah anak yang bisa menulis, ceria, memiliki banyak teman (bersosialisasi) dan selalu bersemangat (memiliki motivasi hidup yang tinggi). Dalam episode pertama Dear Diary, tokoh anak cacat bersekolah di sekolah inklusi Inpres (Instruksi Presiden) Bantar Kemang, Bogor yaitu sekolah yang dibangun untuk daerah-daerah pinggiran. Ia memiliki cacat fisik yaitu tangannya sebelah kiri buntung dari lahir. Selain itu juga ia berasal dari keluarga dengan keterbatasan ekonomi, ibunya penjual kue dan ayahnya tukang ojek. Ia menceritakan kehidupannya di sekolah dan kehidupan sosialnya dengan menulis diari. Selama di sekolah inklusi, tokoh anak mampu bersosialisasi dengan baik, belajar dengan rajin dan mengikuti kegiatan-kegiatan sekolah yang ada. KadangUniversitas Indonesia
Dear diary..., Bella Dona Patricia Sirait, FISIP UI, 2012
17
kadang ada beberapa masalah yang dihadapi saat di sekolah namun dapat diselesaikan dengan baik. Hal ini karena ada keluarga, teman-teman dan guru yang selalu membantunya. Kegiatan-kegiatan ini sekaligus memberikan edukasi kehidupan sosial bagi anak-anak. Kehidupan anak cacat ini tidak hanya di sekolah, sepulang sekolah ia harus berjalan kaki beberapa kilometer untuk sampai ke rumah. Hal ini karena ia tidak memiliki ongkos yang cukup untuk bisa pulang menggunakan transportasi umum. ia juga bermain bersama teman-teman di sekitar rumahnya, bercengkrama dengan keluarganya. Sambil terus menulis diari, anak cacat ini menceritakan kehidupannya.
III.8. Waktu Tayang Penulis akan menempatkan program feature “Dear Diary” pada hari Kamis pukul 17.00-17.30 WIB di stasiun televisi Trans7. Pemilihan jam tersebut didasarkan pada pertimbangan, antara lain :
-
Substitusi program Hari Kamis pukul 17.00 adalah waktu tayang program “Mengejar
Matahari”. Dibandingkan dengan program lain yang sejenis, rating “Mengejar Matahari” cenderung lebih rendah. Sehingga, Berdasarkan pertimbangan dari Ronny Suyanto, Executive Producer Divisi Adventure & Education Trans7 jika acara ini diganti menjadi “Dear Diary” akan lebih baik karena merupakan acara varian baru sehingga diharapkan bisa meningkatkan rating dan share. “Mengejar Matahari” juga merupakan program yang bercerita tentang sekolah yang sebenarnya tidak jauh berbeda dengan “Dear Diary”. Namun perbedaan jauhnya terletak pada “Dear Diary” menyoroti anak-anak cacat.
Universitas Indonesia Dear diary..., Bella Dona Patricia Sirait, FISIP UI, 2012
18
Tabel 3.2 Rating dan Share Program “Mengejar Matahari”
-
Pemilihan hari
Berdasarkan wawancara dengan Ronny Suyanto, Executive Producer Divisi Adventure & Education Trans7, weekend (Sabtu dan Minggu) adalah waktu keluarga untuk berpergian. Maka, penulis lebih memilih hari biasa yaitu hari Kamis untuk penayangan program ini. Pada saat berpergian, keluarga kemungkinan besar tidak menonton televisi.
-
Pemilihan jam Hasil riset khalayak menunjukkan bahwa waktu menonton paling banyak
anak usia 6-14 tahun adalah pukul 15.00 – 18.59 WIB. Selain itu juga melalui riset dikatakan bahwa biasanya anak-anak menonton bersama keluarga. Hal ini akan secara tidak langsung mengambil target audiens yang lain seperti ibu, ayah,
Universitas Indonesia
Dear diary..., Bella Dona Patricia Sirait, FISIP UI, 2012
19
adik, kakak. Maka dari itu, program “Dear Diary” ditayangkan diantara jam tonton terbanyak yaitu 17.00-17.30 WIB. Selain itu, berdasarkan Tabel 3.3 dipaparkan bahwa program televisi lain pada pukul 17.00 memiliki genre yang berbeda dengan “Dear Diary”. Kebanyakan dari program televisi pukul 17.00 adalah berita, sehingga diharapkan “Dear Diary” bisa menjadi tayangan alternatif bagi penonton televisi. Saingan yang cukup dekat dengan “Dear Diary” adalah kartun Spongebob Squarepants. Tabel 3.3 Jadwal Acara TV Indonesia setiap Kamis, 17.00 WIB (periode Maret 2012) No
Stasiun Televisi
Judul Program
Genre
1.
RCTI
Seputar Indonesia
Information : Hard News
2.
Trans TV
Reportase Sore
Information : Hard News
3.
SCTV
FTV SCTV
Movie : TV Series
4.
Indosiar
Buaya Show
Reality & Variety Show
5.
ANTV
ISL (Indonesian Super League)
Sport : Match
6.
MNC TV
Lintas Petang
Information : Hard News
7.
Global TV
Spongebob Squarepants
Children : Animation/puppet
8.
TV One
Kabar Utama
Information : Hard News
9.
Metro TV
Metro Hari Ini
Information : Hard News
III.9 Durasi Program Berdasarkan wawancara dengan Boby Guntarto, durasi yang ideal untuk anak usia 6-14 tahun adalah 30 menit, sudah termasuk iklan. Selain itu, menurut Ronny Suyanto, Executive Producer Divisi Adventure & Education Trans7, tayangan feature 30 menit untuk anak sudah cukup. Maka sebaiknya isinya padat informasi dan edukasi sehingga lebih efektif dibandingkan terlalu lama. Acara yang terlalu lama akan menyebabkan anak menjadi bosan. Berdasarkan pertimbangan tersebut, program ini akan ditayangkan dengan durasi 30 menit yang terdiri dari 3 segmen. Antar segmen akan diselingi iklan selama 3 menit sehingga total iklan 6 menit. III.10 Format Program Program “Dear Diary” disajikan dengan format feature yang mengandung unsur edukatif dan informatif. Oleh karena itu, feature yang akan digunakan Universitas Indonesia Dear diary..., Bella Dona Patricia Sirait, FISIP UI, 2012
20
adalah feature yang memberikan edukasi kepada anak-anak sebagai target primer dan laki-laki dan perempuan 15-19 tahun serta keluarga sebagai target sekunder. III.11 Konsep Program a. Host “Dear Diary” tidak memiliki host yang secara signifikan memandu acara. Hal ini karena konsep yang digunakan adalah penulisan diari, maka yang terlibat langsung adalah talent (tokoh anak cacat). b. Talent Pemeran (talent) dalam “Dear Diary” adalah seorang anak yang : memiliki kecacatan fisik atau mental atau keduanya, bersekolah di Sekolah Dasar inklusi, bisa menulis, ceria, memiliki banyak teman (bersosialisasi), selalu bersemangat (memiliki motivasi hidup yang tinggi) c. Bahasa Program feature “Dear Diary” menggunakan bahasa Indonesia sehari-hari dengan gaya pembawaan yang santai namun tetap sopan. Pembawaan yang santai dikarenakan program ini bercerita tentang kehidupan sehari-hari seorang anak dengan menulis diari. Sehingga bahasa yang paling memungkinkan untuk seorang anak adalah bahasa sehari-hari. d. Musik Sepanjangan program berjalan, akan diiringi oleh latar belakang musik dengan volume yang menyesuaikan isinya. Jenis musik yang dipilih akan disesuaikan dengan scene-scene yang diambil. Ketika sedih akan menggunakan musik menyentuh hati dan ketika senang menggunakan musik yang ceria. Jenis musik tersebut sudah diterapkan penulis dalam pembuatan prototipe dengan pengaturan volume yang disesuaikan. e. Segmen Program feature “Dear Diary’ dibagi ke dalam tiga segmen : 1. Segmen pertama, Perkenalan merupakan segmen pembuka yang diawali dengan pengenalan tokoh anak cacat. Anak akan memperkenalkan diri secara singkat tentang namanya dan kecacatan yang dimilikinya, kesulitan-kesulitan yang dimilikinya. Anak akan bercerita sambil menulis di diari. 2. Segmen kedua, Interaksi di sekolah inklusi merupakan pengenalan sekolah dan kegiatan-kegiatan sekolah. Pada segmen ini, anak akan memperkenalkan sekolahnya, teman-temannya, serta cerita-cerita di Universitas Indonesia
Dear diary..., Bella Dona Patricia Sirait, FISIP UI, 2012
21
dalamnya, kegiatan yang ia ikuti. Konsep yang dipakai tetap dalam penulisan diari. 3. Segmen ketiga, Interaksi sosial di luar sekolah merupakan segmen terakhir yang lebih berfokus kepada interaksinya dengan tetangga, orangtua. Karena Dear Diary konsepnya bercerita, maka juga diceritakan perjalanan bagaimana anak dari sekolah sampai kerumah. pesan-pesan yang bisa diambil dari kegiatan-kegiatan yang telah dilakukannya selama di sekolah. f.
Usulan anak dan macam-macam kecacatan
Program feature ini akan ditayangkan satu kali dalam seminggu dengan jumlah 13 episode dalam musim pertama. Berikut ini adalah 13 sekolah per episode yang diusulkan : 1. Bella E. Putri Cacat fisik : Tangan sebelah kiri buntung sejak lahir SDN Bantar Kemang 3, Bogor 2. Alan Dwi Putra Hemiplegia : Kelumpuhan salah satu sisi tubuh SDN Cempaka Putih Barat 16 Pg, Jakarta Pusat 3. Meta Hapsari Tuna netra SDN Benua Anyar 8, Banjarmasin, Kalimantan Selatan 4. Andi Suherman Tuna Grahita ringan SDN 181 Kelurahan Sukarame, Palembang 5.
Fahreza Aditya Gifted : Potensi Kecerdasan Istimewa (IQ > 125 ) SD Galih Pawarti, Jl. Kujang No 24, Kec. Baleendah Kab. Bandung
6. Muhammad Amanatullah Hyperaktif SDN Pela Mampang 01 Pg, Jl. Bangka II Gg.IV, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan 7. Reni Putri Pratama Tuna Rungu Universitas Indonesia Dear diary..., Bella Dona Patricia Sirait, FISIP UI, 2012
22
SDN Gedong 03 Pg, Jl. Raya Condet, Batu Ampar, Pasar Rebo, Jakarta Timur 8. Anggraini Pratiwi Ataxia : Kehilangan keseimbang. Kekakuan terlihat pada saat berdiri dan berjalan. SDN
Hikmah Teladan Kec Cimahi Selatan, Kota Cimahi
9. Puspita Arum N. Dyscalculia : Kesulitan menghitung SDN Bendungan Hilir Pg, Jakarta Pusat 10. Prasetyo Adi Dyslexia : Kesulitan membaca SDN Kramat Jati 24 Pg (SD Model) Jl. Kerja Bakti, Kramat Jati, Jakarta Timur 11. Andar Ningsih Wellas Parkinson Disease : Gemetar pada jari-jari SDN Lebak Bulus 02 Pg, Jl. Pertanian Raya No. 59, Cilandak, Jakarta Selatan 12. Rahmat Setyo Kehilangan kaki sebelah kanan akibat kecelakaan SDN Cipayung 09 Pt, Jl. SMU 64, Cipayung, Jakarta Timur 13. Ansharsyah Roesly Kedua tangan tidak memiliki jari akibat kecelakaan SDN Meruya Selatan 06 Pg Jl. Lap. Jabeg RT 001/01, Kembangan, Jakarta Barat.
Universitas Indonesia
Dear diary..., Bella Dona Patricia Sirait, FISIP UI, 2012
23
II.6.8. Rundown Tabel 3. 4 Rundown Program Feature “Dear Diary” VIDEO
NARASI
DURASI 29”
Teaser
Cuplikan gambar
OBB Opening : Perkenalan tokoh Dear Diary, anak menulis di diari Anak bermain badminton Anak sedang makan
SEGMEN 1 VIDEO OBB “Namaku Bella Erwinsyah Putri tapi biasanya aku dipanggil Bella sama keluarga dan teman-temanku. Aku memiliki cacat fisik. Aku hanya memiliki satu tangan yaitu tangan sebelah kanan. Tangan kiriku memang sudah tidak ada sejak aku lahir. Sehingga aku melakukan semua kegiatan dengan menggunakan tangan kananku, misalnya saat menulis... saat bermain bersama teman dan juga saat aku makan.. aku suka sekali makan loh...
16’’ 1’01’’
Diary, Walaupun kadang-kadang aku sulit melakukan itu semua, ada satu hal yang mama dan papa selalu katakan padaku, Walaupun tanganku cuma satu, tapi aku harus bisa mewujudkan mimpiku-mimpiku.” Bernyanyi Qasidah Bumper Out Iklan Bumper in • Tokoh anak berpikir •
Teaser segmen selanjutnya Grafis Grafis SEGMEN 2 Grafis “Hmm.. aku mau bercerita tentang apa ya? Oiya sekolah ku saja.”
6’’
“Seluruhnya.. Siap gerak..”
9’’
Anak-anak berbaris mengikuti upacara
8’’ 4’’ 8’’ 6’’
18’’
1’30’’
•
Protokol upacara memulai upacara 3 orang anak membawa bendera
“Assalamualaikum... Upacara bendera hari Senin tanggal sepuluh April tahun 2012 akan segera dimulai...” “3 orang temanku ini terlihat sangat bangga membawa bendera merah putih. Mereka adalah Stefani, Pupi dan Mega. Diary, Aku yakin bisa jadi petugas upacara yang lain, membacakan pancasila, misalnya.. ”
Siraman rohani “Diary, esok harinya di sekolahku ada acara siraman rohani. Bapak Hoer yang memandu acaranya” Tokoh anak bernyanyi bersama anak lainnya
Di kelas
“Yang berikutnya, mencuci kedua teliiiiiiiingaaaaaaa” “Setelah itu, aku dan teman-teman menyanyi bersama anak-anak Kasidah. Walaupun malu-malu, aku berusaha tampil percaya diri. Hahahaha diary, teman-temanku sangat bersemangat menyanyi dan memainkan alat musik. Aku senang sekali berada di antara mereka. Aku merasa tidak kurang sama sekali” “Setelahnya kami melanjutkan belajar. Aku belajar Bahasa Sunda yang diajarkan oleh Bu Suci. Bu Suci biasanya dipanggil Bu Ala”
Universitas Indonesia Dear diary..., Bella Dona Patricia Sirait, FISIP UI, 2012
50’’
24 Tokoh ngobrol dengan teman Bumper out
Teaser segmen selanjutnya
7’’
Grafis
8’’
Iklan
Grafis
4’’
Bumper in
Grafis
8’’
Berjalan kaki pulang sekolah
“Dear Diary, Sepulang sekolah, aku harus berjalan kaki. Aku tidak punya cukup ongkos untuk menaiki kendaraan umum. Walaupun capek, tapi aku senang, sekalian berolahraga hehe.. Aku ingin kerumah vetrin dulu, tadi dia ga masuk sekolah...”
50’’
Rumah Vetrin
Bella : “Vetriiiiinnnn...”
SEGMEN 3
Vetrin : “Apaaaaa?” Bella : “Kamu kapan ulang tahun?” Vetrin : “Sekaraannng..” Bella : “Selamat ulang tahun ya..Kamu kenapa tadi siang ga sekolah?” Vetrin : “Telat.. ” Bella : “Oh gitu, trus kapan kamu mau berenangnya?” Vetrin : “Nanti sore.. Bella kapan-kapan kalau berenang lagi, ikut ya?’ 30’’
Bella : “Iya, kalau udah ada uangnya ya...Yaudah dadaaaaah.” Jembatan
Vetrin : “Dadaaaa..” “Itu siapa ya? Kaya kak Kiki.. ” Bella : “Kakak mau kemana?” Kiki : “Kakak mau main bola dulu, Kakak buru-buru, daadaaahhh”
45’’
Bella : “Huh dasar tiba-tiba udah berangkat duluan ya....” Berjalan menuju ke rumah “Setelah berjalan panjang akhirnya aku sampai kerumah...” Menulis diary
“Assalamualaikum..” “Waalaikumssalam...”
Menutup buku diari
“Diary, aku sangat bahagia dan bersyukur dengan kehidupanku sekarang, kekuranganku justru memacuku untuk terus lebih maju. Ini semua karena dukungan keluarga, teman-teman dan guru-guruku.”
Penutup “Ahhhh aku capeekkkk, saatnya berkumpul bersama keluarga dulu. Diary, kita sambung besok lagi yaaaa” Cuplikan-cuplikan tayangan Pesan moral
Universitas Indonesia
Dear diary..., Bella Dona Patricia Sirait, FISIP UI, 2012
28’’
25
III.13. Kru program •
Produser (Bella Dona Patricia)
Deskripsi pekerjaan : Melakukan riset tema dan memilih topik bahasan, menentukan konsep, format dan budget, menyusun rancangan produksi, merancang naskah program, menyunting naskah program, merancang rundown program, mengarahkan talent, mengurus lokasi dan perijinan, melakukan evaluasi program. •
Assisten Produser (Kristanugra Philip Alisa)
Deskripsi pekerjaan : Membantu produser menghubungi talent, menyusun jadwal produksi dengan talent, membantu produser dalam mengatur produksi. •
Camera Person (Bella Dona Patricia)
Deskripsi pekerjaan : Mengambil gambar yang dibutuhkan sesuai shooting-list, menentukan angle pengambilan gambar, menjaga audio yang masuk. •
Make Up dan Wardrobe (Bella Dona Patricia)
Deskripsi pekerjaan : Bertanggung jawab atas penampilan yang menyangkut pakaian, aksesori, tata rias wajah dan rambut talent. •
Editor (Bella Dona Patricia)
Deskripsi pekerjaan : Bertanggung jawab atas penyuntingan gambar, mulai dari proses offline, online hingga proses mastering. •
Animator BOB ( Bella Dona Patricia)
Deskripsi pekerjaan : Membuat animasi untuk BOB
Universitas Indonesia Dear diary..., Bella Dona Patricia Sirait, FISIP UI, 2012
26
•
Transportasi (Kristanugra Philip Alisa)
Deskripsi pekerjaan : Menyediakan transportasi untuk keperluan pra-produksi, produksi, hingga pasca produksi. •
Talent (Bella Dona Patricia)
Deskripsi pekerjaan : Mencari dan menyeleksi para talent sesuai dengan karakter yang dibutuhkan untuk keperluan produksi. •
Dubber ( Yovita Saccarisa Susanto)
Deskripsi pekerjaan : Mengisi suara talent
III.14 Strategi Promosi Program Mengembangkan suatu program tidak cukup hanya dengan menyuguhkan program tersebut sesuai dengan jadwal acara. Selain itu, diperlukan juga strategi promosi program yang efektif. Hal ini bertujuan untuk bisa meraih jumlah penonton (audiens) sebanyak-banyaknya juga untuk menarik jumlah pengiklan. Pengiklan penting bagi suatu program untuk bisa menjamin keberlangsungan program TV tersebut. Hal itulah yang mendorong dirancangnya strategi promosi program melalui berbagai media. Promosi dapat dilakukan di stasiun televisi sendiri, maupun di media lain seperti media cetak, radio dan media online.
III.15.1 Promosi di Stasiun Televisi Sendiri Promosi program dilakukan secara berkala melalui penayangan jingle acara selama kurang lebih 20 detik di sela-sela program Trans7. Program yang memungkinkan adalah pada spot program yang memiliki khalayak audiens anakanak. Namun tidak menutup kemungkinan juga dipasang pada acara-acara keluarga.
Universitas Indonesia
Dear diary..., Bella Dona Patricia Sirait, FISIP UI, 2012
27
III.15.2 Promosi di Media Lain Promosi di media lain juga sebaiknya dilakukan untuk semakin meningkatkan jumlah pemirsa, khususnya selain pemirsa setia Trans7. Hal yang dapat dilakukan adalah dengan media barter. Strategi promosi ini tidak mengeluarkan banyak biaya namun efektif menjaring khalayak. Strategi media barter ini dilaksanakan melalui kerjasama dengan media cetak (koran, majalah, tabloid) yang menyediakan halaman khusus yang menampilkan jadwal acara, judul/foto program, atau review program. Halaman ini dapat dimanfaatkan oleh stasiun televisi untuk memperkenalkan suatu program atau memasang iklan program.
III.15.3 Promosi di Situs Jejaring Sosial Promosi di media lain juga merupakan hal yang penting mengingat saat ini jumlah program TV yang hampir sejenis banyak. Oleh karena itu diperlukan keunggulan lain dari suatu promosi program TV. Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah dengan menggunakan teknologi internet. Internet sudah merupakan gaya hidup masyarakat di segala usia. Salah satu penggunaan internet yang berkembang di masyarakat adalah penggunaaan situs jejaring sosial diantaranya adalah facebook dan twitter. Promosi program televisi salah satunya dapat dilakukan dengan situs jejaring sosial tersebut. Facebook dan twitter merupakan cara efektif dan mudah menarik khalayak. Interaktivitas ini penting karena dengan begitu khalayak bisa memberikan pertanyaan, saran maupun kritik seputar program dan dapat dikonfirmasi langsung oleh admin program “Dear Diary’. Hal juga dapat dijadikan bahan pelengkap bahan evaluasi program.
Universitas Indonesia Dear diary..., Bella Dona Patricia Sirait, FISIP UI, 2012
BAGIAN IV EVALUASI IV.1 Rencana Pre Test Pre-test merupakan sebuah cara untuk menguji dan mengetahui pendapat khalayak sebelum sebuah tayangan akan disiarkan di televisi. Dengan dilakukannya sebuah pre-test diharapkan akan ada tanggapan, kritik, maupun saran terhadap program ini. Tujuannya adalah untuk memberikan masukan kepada produser yang nantinya akan berguna untuk adanya perubahan, penambahan ataupun pengurangan aspek-aspek yang mengurangi kualitas dari program “Dear Diary”. Fungsi dilakukan pre-test adalah untuk meminimalisir kegagalan dan kerugian yang ditimbulkan.
IV.1.1 Metode Pre Test Metode pre-test yang digunakan untuk program “Dear Diary’ adalah dengan metode Focus Group Discussion (FGD). FGD dilaksanakan pada dua kelompok yang berbeda, sesuai dengan target khalayak program “Dear Diary” yaitu anak-anak berusia 6-11 tahun dan 12-14 tahun. Kelompok FGD-I ialah khalayak anak berusia 6-11 tahun, sedangkan FGD-II ialah khalayak anak berusia 12-14 tahun. Tiap kelompok beranggotakan 6 orang yang terdiri dari 3 anak lakilaki dan 3 anak perempuan.
IV.1.2 Waktu Pre Test Pelaksanaan pre-test dilakukan setelah prototipe program selesai diproduksi.
IV.1.3 Materi Pre Test Proses pre-test biasanya diawali dengan menayangkan terlebih dahulu program yang akan diuji. Materi pre-test yang akan digunakan adalah prototype program yang telah diproduksi. Materi yang akan ditanyakan kepada peserta FGD adalah : •
Masukan, tanggapan dan kritik peserta FGD terhadap program acara keseluruhan.
28 Universitas Indonesia
Dear diary..., Bella Dona Patricia Sirait, FISIP UI, 2012
29
•
Masukan, tanggapan, dan kritik peserta FGD terhadap peran karakter talent dalam cerita “Dear Diary”.
•
Masukan dan tanggapan peserta FGD terhadap desain dan kemasan program.
IV.1.4 Instrumen Media Pre Test Sesuai dengan metode FGD yang digunakan dalam pre-test ini, maka instrument pre-test untuk program feature “Dear Diary” adalah “Panduan FGD”. Panduan ini akan dibawakan oleh seorang moderator yang menguasai konten program serta mampu mengontrol responden.
IV.2. Rencana Evaluasi Evaluasi program atau post-test, merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh setiap produser dalam rangkaian proses produksi program televisi. Evaluasi ini dilaksanakan untuk mengetahui apakah suatu program mendapat respon positif dari masyarakat. Dalam hasil post-test akan diketahui program yang dibuat disukai khalayak atau tidak dan apakah memberi manfaat positif
dari segi
informasi, pencitraan dan ekonomi. Tidak hanya bagi produser, evaluasi program juga berguna bagi pemilik stasiun televisi, pengiklan, sponsor dan akuntan untuk mengetahui posisi program dan peluang investasi ke depan. Maka dari itu, penulis melakukan evaluasi program untuk program feature “Dear Diary” yang terdiri dari : •
Evaluasi internal, yang melibatkan anggota internal tim yang berkontribusi dalam proses produksi program.
•
Evaluasi eksternal, yang melibatkan pihak lain di luar tim produksi, yaitu pemirsa televisi.
IV.2.1 Metode Evaluasi Evaluasi internal menggunakan perpaduan dua metode evaluasi, yaitu metode berbasis kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif berdasarkan pada data rating program yang diperoleh dari Lembaga AGB Nielsen. Sedangkan metode kualitatif, data evaluasi diperoleh dari rapat evaluasi mingguan yang
Universitas Indonesia Dear diary..., Bella Dona Patricia Sirait, FISIP UI, 2012
30
dihadiri oleh tim produksi (produser, camera person, reporter) dan tim pascaproduksi (editor). Evaluasi eksternal menggunakan metode kualitatif atau FGD. Metode evaluasi ini berdasar pada masukan dan kritik dari pemirsa televisi yang sesuai dengan khalayak sasaran program. FGD ini diperlukan karena stasiun televisi tidak dapat bergantung hanya pada rating. Evaluasi dengan FGD ini akan dilaksanakan dengan membagi dua klasifikasi kelompok, kelompok I berdasarkan kelompok umur 6-11 tahun dan kelompok II berusia 12-14 tahun. Setiap kelompok terdiri dari 6 orang, 3 anak laki-laki dan 3 anak perempuan.
IV.2.2 Waktu Evaluasi Evaluasi internal dilaksanakan sekali setiap minggunya, yaitu ada setelah produser menerima data rating program dari Lembaga Research AGB Nielsen. Rapat evaluasi internal oleh tim produksi dapat dilakukan sekaligus membahas hasil statistik dari AGB Nielsen tersebut. Sedangkan evaluasi eksternal, akan dilaksanakan setelah tiga bulan program berjalan dengan menyesuaikan rencana evaluasi program pada stasiun televisi yang bersangkutan, yaitu Trans7.
IV.2.3 Materi Evaluasi Beberapa hal yang penting untuk diperhatikan dalam melakukan evaluasi internal program feature “Dear Diary”, antara lain : • Rating dan share program : berdasarkan perkembangan rating dari satu episode ke episode lainnya, membahas konten program, trend awareness, komparasi dengan tayangan kompetitor, dan strategi counter-programming • Visual program : membahas mengenai kualitas gambar, setting, pencahayaan, animasi, dan komposisi gambar. • Audio program : membahas kualitas suara, backsound, sound effect dan natural sound. • Alur program : meliputi kesinambungan cerita yang disampaikan dengan kesinambungan gambar, ketepatan perpindahan gambar agar terlihat dinamis dan menarik dan cepat lambatnya laju tayangan hingga segmen akhir.
Universitas Indonesia
Dear diary..., Bella Dona Patricia Sirait, FISIP UI, 2012
31
• Kerjasama tim : kesiapan teknis dan standar operasional, brainstorming, dan kesesuaian tenggat waktu. • Anggaran program : efektivitas dan efisiensi penggunaan biaya produksi dan pascaproduksi sesuai dengan rencana anggaran. • Pembaharuan teknologi : meliputi kebaruan dari alat atau software yang mampu mendukung baik proses produksi maupun pascaproduksi.
Sedangkan untuk evaluasi eksternal, materi-materi yang perlu diperhatikan, antara lain : • Appropriateness : program harus sesuai dan pantas dengan kebutuhan target khalayak program. • Creativity : program dapat membangkitkan delight dan surprise bagi pemirsa. • Eminence : kesesuaian pemilihan tokoh dalam program. • Personal Enhancement : apakah program berhasil menimbulkan kesenangan, pengetahuan, serta fungsi lain bagi pemirsanya. • Personal Report : apakah program berhasil menimbulkan kedekatan pemirsa dengan program itu sendiri.
IV.2.4 Instrumen Evaluasi Instrumen yang akan digunakan pada evaluasi internal adalah “Lembar Evaluasi Internal”. Lembar ini digunakan sebagai panduan dalam rapat evaluasi program yang dihadiri oleh tim produksi dan pascaproduksi. Pada lembar evaluasi tersebut, terdapat komponen-komponen yang perlu diperhatikan terkait dengan pengembangan program. Sedangkan dalam evaluasi eksternal, instrumen evaluasi yang akan digunakan ialah “Panduan FGD”. Panduan ini berguna sebagai pedoman bagi moderator diskusi, selaku pemandu evaluasi, untuk mengarahkan peserta diskusi untuk aktif sewaktu berlangsungnya diskusi.
Universitas Indonesia Dear diary..., Bella Dona Patricia Sirait, FISIP UI, 2012
32
BAGIAN V Anggaran V.1 Anggaran Pembuatan Prototype Anggaran ini disusun berdasarkan pengeluaran yang dikeluarkan untuk pembuatan prototipe program feature “Dear Diary”. Prototipe dibuat untuk satu episode program yang berdurasi kurang lebih 8 menit ditambah dengan iklan. Berikut ini rincian dana pembuatan prototipe :
Tabel 5.1 Anggaran Pembuatan Prototipe Alokasi Dana
Subtotal
Total
PRA-PRODUKSI Percetakan & fotokopi
Rp
100.000,-
Biaya komunikasi
Rp
50.000,-
Transportasi
Rp
300.000,-
Survey lokasi
Rp
50.000,Rp
500.000,-
Rp
100.000,-
Rp
50.000,-
Rp
200.000,-
PRODUKSI Honor kru dan talent(s) Talents (1 @ Rp 100.000,-)
Rp
100.000,-
Kamera Video dan Perlengkapan Mini DV ( 2 x Rp 25.000,- )
Rp
50.000,-
Lain-lain Konsumsi
Rp
150.000,-
Transportasi (bensin & parkir)
Rp
50.000,-
Universitas Indonesia Dear diary..., Bella Dona Patricia Sirait, FISIP UI, 2012
33
PASCAPRODUKSI Konsumsi
Rp
50.000,-
Total Anggaran Pembuatan Prototipe
Rp
50.000,-
Rp
900.000,-
V.2 Rencana Anggaran Produksi Program Program feature “Dear Diary” akan diajukan kepada stasiun televisi Trans7 yang telah memproduksi beberapa program bertemakan sekolah. Program “Dear Diary” akan dikerjakan sendiri (in-house production) yang akan dikerjakan tim produksi Trans7, tanpa melibatkan Production House (PH) manapun. Dengan in-house production, maka nantinya biaya produksi yang akan dikeluarkan lebih minim dibandingkan dengan adanya kerjasama dengan PH. Hal ini karena Trans7 dapat memberdayakan sumber daya, peralatan serta perlengkapannya sudah ada di stasiun televisi yaitu Trans7. Berikut ini adalah rencana anggaran dana pembuatan program Tabel 5.2 Rencana Anggaran Pembuatan Program per Episode Alokasi Dana
Subtotal
Total
PRA-PRODUKSI Survey Lokasi Transportasi
Rp
100.000,-
Konsumsi
Rp
50.000,-
Komunikasi
Rp
50.000,Total
PRODUKSI Liputan Jabodetabek Talent (1 x @ Rp 1.000.000,-)
Rp
200.000,-
Rp
500.000,-
500.000,Total
Lain-lain
Universitas Indonesia
Rp
Dear diary..., Bella Dona Patricia Sirait, FISIP UI, 2012
34
Perizinan
Rp
500.000,-
Komunikasi
Rp
100.000,-
Transportasi
Rp
300.000,-
Konsumsi
Rp
450.000,Total
Total Biaya Produksi Liputan Jabodetabek
Rp
1.350.000,-
Rp
2.050.000,-
Rp
500.000,-
Rp
8.000.000,-
PRODUKSI (Liputan Luar Jabodetabek) Honor kru dan talent Talent (1 x @ Rp 500.000,-)
Rp
500.000,-
Transportasi dan Akomodasi Tiket pesawat (3 anggota kru x @ Rp 1.000.000,-) x 2 (PP)
Rp
6.000.000,-
Penginapan Kru (2 kamar x @ Rp 500.000,-)
Rp
2.000.000,-
Lain-lain Uang saku Kru (3 orang x @ 90.000,- x 3 hari)
Rp
810.000,- Rp
1.550.000,-
Transportasi di lokasi (3 hari) @ Rp 300.000,-
Rp
900.000,- Rp
810.000,-
Komunikasi
Rp
150.000.-
Perizinan
Rp
500.000,Rp
2.360.000,-
Total Rencana Anggaran (Liputan Jabodetabek)
Rp
2.050.000,-
Total Rencana Anggaran (Liputan Luar Jabodetabek)
Rp
10.860.000,-
Universitas Indonesia Dear diary..., Bella Dona Patricia Sirait, FISIP UI, 2012
35
Catatan : ** Pengeluaran tambahan (jika kamera video dan perlengkapan tidak disediakan oleh stasiun televisi sehingga harus menyewa) : Kamera
Video
dan
Perlengkapan Kamera Video
Rp
500.000,-
Tripod
Rp
40.000,-
Clip On Music
Rp
150.000,-
Kaset Mini DV 33 menit (2 Rp
100.000,-
kaset) Lighting
Rp
50.000,-
Kabel Rol
Rp
50.000,Rp 890.000,-
V.3 Perkiraan Pendapatan Pendapatan utama program “Dear Diary” diperoleh dari slot iklan. Berdasarkan rate card Trans7 (periode April 2012), tarif iklan pada hari Kamis pukul 17.00 adalah sebanyak Rp 15.000.000,-/30 detik Rencana durasi iklan adalah 20% dari total durasi slot waktu, yaitu sebanyak 6 menit. Maka, jumlah slot iklan x tarif iklan (per 30 detik) = Prakiraan Pendapatan Iklan 12
x
Rp 15.000.000
= Rp 180.000.000,-
Keterangan : Jumlah slot iklan (12) merupakan hasil dari pembagian durasi iklan (6 menit = 360 detik) dengan satuan tarif iklan (30 detik). •
Prakiraan laba maksimal (per episode) untuk liputan di Jabodetabek : Total pendapatan iklan – Total biaya produksi minimal Rp 180.000.000,-
Universitas Indonesia
-
Rp 2.050.000,-
=
Rp 177.950.000,-
Dear diary..., Bella Dona Patricia Sirait, FISIP UI, 2012
36
•
Prakiraan laba maksimal (per episode) untuk liputan di luar Jabodetabek : Total pendapatan iklan – Total biaya produksi minimal Rp 180.000.000,-
-
Rp 10.860.000,-
= Rp 169.140.000,-
Maka, prakiraan laba maksimal per 13 episode adalah : (8 x Liputan Jabodetabek) + (5 x Liputan di luar Jabodetabek) (8 x Rp 177.950.000,-)
+
(5 x Rp 169.140.000,-)
Rp 1.423.600.000,-
+
Rp 845.700.000,-
= Rp 2.269.300.000,-
Catatan : ** Dapat diupayakan berbagai sumber pendapatan alternatif dengan menjalin hubungan kerja sama dengan lembaga/perusahaan misalnya terkait dengan sekolah serta dengan mengadakan event yang mampu menarik minat khalayak. V.4. Rencana Anggaran Pre-Test dan Evaluasi
Tabel 5.2 Rencana Anggaran Pre-Test dan Evaluasi
Alokasi Dana
Subtotal
Total
PRE-TEST Panduan FGD (percetakan dan fotokopi) Konsumsi 12 peserta dan moderator (Snack @ Rp 10.000,x 13 orang) Komunikasi Transportasi 12 peserta (@ Rp 50.000,-)
Rp
10.000,-
Rp
130.000,-
Rp
50.000,-
Rp
600.000,Rp
790.000,-
Universitas Indonesia Dear diary..., Bella Dona Patricia Sirait, FISIP UI, 2012
37
POST-TEST Evaluasi internal Lembar evaluasi internal Konsumsi 5 kru (Produser, 2 camera person, reporter, editor) (Snack @10.000,-)
Rp
10.000,-
Rp
50.000,Rp
60.000,-
Rp
790.000,-
Rp
1.640.000,-
Evaluasi Eksternal Data Rating dan Share AGB Nielsen
Rp
0,-
Panduan FGD (percetakan dan fotokopi)
Rp
10.000,-
Konsumsi 12 peserta dan moderator (snack @ Rp 10.000,- x 13 orang)
Rp
130.000,-
Komunikasi
Rp
50.000,-
Transportasi 12 peserta (@ Rp 50.000,-)
Rp
600.000,-
Total Rencana Anggaran Evaluasi
Universitas Indonesia
Dear diary..., Bella Dona Patricia Sirait, FISIP UI, 2012
38
DAFTAR PUSTAKA
Lahey, Benjamin. B. (2004). Psychology. USA : University of Tenessee Madjid, Nurcholis. (2002). Atas Nama Pengalaman. Jakarta : Paramadina Skjorten, dkk. (2003). Pengantar Pendidikan Inklusif. Bandung : UPI Straubhaar, J., & LaRose, R. (2004). Media Now : Communications Media in the Information Ag. Wadsworth ch 5-8. Internet : http://www.bpkp.go.id/unit/hukum/uu/1997/04-97.pdf Diakses Jumat 01 Juni 2012 http://www.tempo.co/read/news/2008/06/11/058125121/Pemerintah-Belum-Ratifikasi-KonvensiHak-Penyandang-Cacat Diakses Minggu 03 Juni 2012 http://www.eenet.org.uk/resources/docs/IE%20few%20resources%20Bahasa.pdf Diakses Jumat 01 Juni 2012
Dear diary..., Bella Dona Patricia Sirait, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
LAMPIRAN 1 Daftar Pertanyaan Wawancara
Ronny Suyanto Executive Producer Trans 7 1.
Siapakah saja dan berasal dari SES tingkat apa sajakah target khalayak Trans 7?
2.
Apakah di Trans 7 sudah ada program yang tentang anak cacat?
3.
Jika sudah pernah, seperti apa acaranya dan bagaimana cara mengemasnya?
4.
Jika belum pernah, mengapa belum ada? Apa kendalanya?
5.
Berapakah durasi ideal untuk acara tentang anak cacat?
6.
Siapa saja target audience untuk acara anak cacat?
7.
Bagaimana sebaiknya penyajian acara tentang anak cacat yang bersekolah di sekolah inklusi?
8.
Berapa lama kah durasi acara yang baik untuk anak?
9.
Apakah format feature sesuai untuk acara ini?
10. Bagaimana kemungkinan popularitas dan rating acara tentang anak cacat jika ditayangkan di TV?
Bobby Guntarto Ketua Yayasan Pengembangan Media Anak (YPMA) 1.
Seberapa besar pengaruh televisi bagi anak?
2.
Apakah televisi merupakan sarana belajar?
3.
Berapa durasi ideal untuk anak menonton televisi?
4.
Berapa lama durasi ideal iklan untuk program anak? Iklan seperti apa yang seharusnya ditayangkan saat program anak?
5.
Sejauh mana pentingnya peran orang tua dalam mengawasi anak sewaktu menonton televisi?
Widayanti Sekka Udaranti, M.si, Psi Psikologi Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus 1.
Apakah manfaat pendidikan bagi anak cacat?
2.
Pendidikan sebaiknya diperoleh umur berapa untuk anak cacat?
3.
Pada jenjang pendidikan manakah yang merupakan jenjang vital seorang anak cacat?
xii
Dear diary..., Bella Dona Patricia Sirait, FISIP UI, 2012
4.
Bagaimana seharusnya pendidikan untuk anak cacat?
5.
Apakah Sekolah Luar Biasa baik untuk anak cacat?
6.
Apakah itu sekolah inklusi?
7.
Manfaat anak cacat di tempatkan di sekolah inklusi?
8.
Apa yang membedakan antara sekolah inklusi dan SLB?
9.
Bagaimana seharusnya cara guru mengajar anak cacat di sekolah inklusi?
Dra. Sri Fatmawati Mashoedi, M.Si Psikolog Media dan Sosial 1.
Apa sajakah tujuan media?
2.
Apakah acara tentang anak cacat akan menjadi tontonan yang positif bagi anak umur 5-9 tahun dan 10-14 tahun?
3.
Berapa lama (menit) biasanya acara feature seperti ini efektif ditayangkan?
4.
Apakah yang akan diperoleh anak ketika menonton acara tentang anak cacat?
5.
Dampak apa yang diberikan oleh tayangan televisi terhadap anak?
6.
Pesan positif apa yang sebaiknya disisipkan untuk acara ini sehingga bisa mengedukasi anak?
Edwar Andri S.Psi, M.Psi Psikolog Perkembangan Anak 1.
Bagaimanakah karakteristik anak-anak SD dari kelas 1-6? Apakah bisa dikelompokkan menjadi satu karakteristik?
2.
Program anak di televisi yang baik untuk perkembangan anak itu seperti apa?
3.
Bagaimanakah karakteristik anak SD dalam bercerita?
4.
Bagaimanakah karakteristik anak cacat secara umum?
5.
Bagaimana sebaiknya lingkungan sosial memperlakukan anak cacat?
6.
Bagaimana sebaiknya sekolah memperlakukan anak cacat?
7.
Bagaimana sebaiknya orangtua memperlakukan anak cacat?
8.
Apakah memasukkan anak cacat ke SLB merupakan bentuk diskriminasi?
9.
Mengapa anak cacat perlu di sekolahkan di sekolah inklusi?
10. Apa manfaat sekolah inklusi bagi anak cacat?
xiii
Dear diary..., Bella Dona Patricia Sirait, FISIP UI, 2012
LAMPIRAN 2 Panduan Riset Khalayak : Focus Group Discussion
Pertanyaan FGD Panduan Riset Khalayak : Focus Group Discussion I.
PENGANTAR ‐ Perkenalan moderator dan penjelasan singkat FGD yang akan diadakan. ‐ Perkenalan peserta FGD (Nama dan umur) ‐ Menjelaskan tata tertib FGD agar berlangsung lancar dan terstruktur
II. Kebiasaan Menonton televisi ‐ Apakah kalian suka menonton televisi? ‐ Acara apa saja yang biasa ditonton? ‐ Mengapa memilih acara tersebut? ‐ Biasa menonton televisi bersama siapa? Apakah sendiri? ‐ Dalam 1 hari berapa lama menonton tv? ‐ Pada jam berapa saja menonton tv? Pulang sekolah? Malam hari? ‐ Apakah kalian suka menonton acara-acara trans7? ‐ Biasanya acara apa? Apakah suka acara itu? Mengapa? III. Program TV ‐ Apakah kalian pernah menonton acara tentang anak cacat? ‐ Kalo pernah, apa saja yang kalian tonton di acara itu? ‐ Kalo pernah, di stasiun tv mana? ‐ Apakah kalian suka dengan acara tentang anak cacat? Kenapa? ‐ Kalau kalian nonton acara tersebut apa yang kalian inginkan dari acara itu? ‐ Kalau ada acara tentang anak cacat yang rajin sekolah, apakah kalian mau nonton? IV. Harapan Program ‐ Apakah kalian bisa menonton jika acaranya ditayangkan hari kamis sore? ‐ Kalian suka acara tv yang seperti apa? Seru, lucu seram, sedih?
xiv
Dear diary..., Bella Dona Patricia Sirait, FISIP UI, 2012
LAMPIRAN 3 Kuesioner : Program Kehidupan Anak Tidak Mampu Bersekolah
No. Kuesioner : Tanggal
(Diisi oleh Peneliti) :
Salam sejahtera, A. Data Diri 1. Nama 2. Umur 3. Jenis Kelamin 4. No. Telepon 5. Alamat rumah 6. Kelas
:..................................................................................... :.................................. : Laki-laki/Perempuan :................................. :....................................................................................... : ........Sekolah............................................................
B. Beri tanda silang (X) atau lingkari jawaban yang kalian pilih. I. Kebiasaan Menonton TV 1. Berapa lama dalam sehari kamu menonton TV? a. < atau = 2 jam b. 3 – 5 jam c. 6 – 8 jam d. > 9 jam 2. Jam berapa biasanya kamu menonton televisi? (pilih salah satu waktu menonton TV yang paling sering) a. 06.00 – 09.59 b. 10.00 – 13.59 c. 14.00 – 15.59 d. 16.00 – 20.59 3. Pada hari apa kamu biasanya menonton televisi? (boleh memilih lebih dari 1) e. Jumat f. Sabtu g.Minggu
a. Senin b. Selasa c. Rabu d. Kamis
4. Apakah program anak favoritnya di TV (boleh memilih lebih dari 1) g. Spongebob Squarepants h. Doraemon i. Tom & Jerry j. Naruto k. Scooby-Doo l. Shaun The Sheep
a. Laptop Si Unyil b. Si Bolang c. Koki Cilik d. Cita-citaku e. Dunia Binatang f. Ipin & Upin II. Sekolah
5. Apakah kamu suka dengan acara tentang anak cacat yang bersekolah? xv
Dear diary..., Bella Dona Patricia Sirait, FISIP UI, 2012
a. Ya b. Tidak 6. Apakah kalian pernah menonton acara televisi tentang anak cacat yang bersekolah? a. Pernah, sebutkan............................................................................ b. Tidak Pernah 7. Apakah kamu setuju jika ada acara tentang anak cacat yang bersekolah? a. Setuju b. Tidak Setuju, alasan..................................................................................... 8. Apakah kamu setuju jika anak cacat dalam acara ini bercerita dengan menulis di buku diarinya? a. Setuju b. Tidak setuju, karena........................................................................ III. Acara televisi anak cacat bersekolah 9. Apakah kalian akan menonton jika ada acara televisi tentang anak cacat? a. Ya b. Tidak 10. Apakah nama yang kamu sukai untuk judul acara anak cacat yang bersekolah? a. Diari hidupku c. Perjuangan b. Perjalanan Hidup d. Dear Diary 11. Pada hari apa kamu ingin acara anak cacat bersekolah ditayangkan? a. Senin b. Selasa c. Rabu d. Kamis e. Jumat f. Sabtu g. Minggu
12. Jam berapakah kamu ingin acara tentang anak cacat bersekolah ditayangkan? a. 12.00-13.59 b. 14.00-15.59 c. 16.00-17.59
xvi
Dear diary..., Bella Dona Patricia Sirait, FISIP UI, 2012
LAMPIRAN 4 HASIL RISET KUESIONER
xvii
Dear diary..., Bella Dona Patricia Sirait, FISIP UI, 2012
xviii
Dear diary..., Bella Dona Patricia Sirait, FISIP UI, 2012
xix
Dear diary..., Bella Dona Patricia Sirait, FISIP UI, 2012
xx
Dear diary..., Bella Dona Patricia Sirait, FISIP UI, 2012
LAMPIRAN 5 DATA RISET AGB NIELSEN No
PROGRAM
CHANNEL
PROGRAM TYPE
SHARE (%)
1. VICKY & JOHNNY
MNCTV
CHILDREN :SERIES ANIM/PUPPET
4,3
19,5
2. SHAUN THE SHEEP
MNCTV
CHILDREN : SERIES ANIM/PUPPET
3,6
18,3
3.
SWEET LAMBS
MNCTV
CHILDREN : SERIES ANIM/PUPPET
3
18,8
4.
DORAEMON
RCTI
CHILDREN : SERIES ANIM/PUPPET
2,9
23,4
5.
OSCAR’S OASIS
MNCTV
CHILDREN : SERIES ANIM/PUPPET
2,4
22,6
6.
THE DOLPHIN STORY OF A DREAMER
MNCTV
CHILDREN : SERIES ANIM/PUPPET
2,4
15,9
7.
CRAYON SINCHAN
RCTI
CHILDREN : SERIES ANIM/PUPPET
2,2
18
8.
JUNGLE BUNCH THE MOVIE
MNCTV
CHILDREN : SERIES ANIM/PUPPET
2,2
17,2
9.
FRIENDS
MNCTV
CHILDREN : SERIES ANIM/PUPPET
2
13,9
10.
LARVA
RCTI
CHILDREN : SERIES ANIM/PUPPET
2
16,8
xxi
RATING(%)
Dear diary..., Bella Dona Patricia Sirait, FISIP UI, 2012
LAMPIRAN 6 Instrumen Pre-Test Selamat pagi teman- Selamat pagi teman-teman, kami dari stasiun televisi Trans7. Kali ini kami akan membuat program TV baru mengenai feature kehidupan anak sekolah yang memiliki keterbatasan ekonomi. Nah, sekarang teman-teman akan menonton tayangan tersebut, dan kami membutuhkan pendapat teman-teman tentang tayangan tersebut. Terima kasih. Panduan Focus Group Discussion Pre Test Program I. Ice breaking (5 menit) Perkenalan moderator dan peserta II. Preferensi Activity (5 menit) Mencari tahu aktivitas harian & pola konsumsi media televisi peserta III.
IV.
Preferensi Opinion, Interest dan Need (10 menit) •
Alasan menonton televisi
•
Mencari tahu program favorit peserta dan alasannya
•
Membahas program favorit berdasarkan beberapa aspek, meliputi artis, presenter, tema, kemasan, desain dan lain-lain.
Prototipe program feature televisi “Dear Diary” (15 menit) (Moderator menanyakan prototipe program feature “Dear Diary” kepada para peserta FGD). Lalu moderator menggali aspek-aspek : •
Penilaian program secara keseluruhan (alur cerita dan manfaat program)
•
Penilaian mengenai konten visual program (meliputi kualitas gambar, komposisi warna, serta desain logo)
•
Penilaian atas konten audio program (meliputi kualitas suara, natural sound, sound effect dan komposisi musik latar)
V. Penutup (5 menit) Moderator meminta masukan, saran, dan kritik dari peserta FGD mengenai prototipe program yang baru ditayangkan. Lalu moderator menutup pre-test dengan berterimakasih atas partisipasi peserta dan memberikan souvenir apresiasi
xxii
Dear diary..., Bella Dona Patricia Sirait, FISIP UI, 2012
LAMPIRAN 7 Instrumen Evaluasi Eksternal Selamat pagi teman-teman, kami dari stasiun televisi Trans7. Kami sedang melakukan evaluasi terhadap program feature TV berjudul “Dear Diary” yang tayang setiap hari Kamis pukul 17.00 WIB. Nah, sekarang kami ingin meminta teman-teman untuk menilai program tersebut. Terima kasih. Panduan Focus Group Discussion Evaluasi Eksternal Program VI. Ice breaking (5 menit) : Perkenalan moderator dan peserta VII. Preferensi Activity (5 menit) : Mencari tahu aktivitas harian, kebiasaan mengkonsumsi media televisi peserta VIII. Preferensi Opinion, Interest, dan Need (10 menit) • • •
Alasan menonton televisi Mencari tahu program favorit peserta dan alasannya Membahas program favorit berdasarkan beberapa aspek meliputi tokoh anak, tema, kemasan, desain dan lain-lain.
IX. Program feature televisi “Dear Diary” (15 menit) (Moderator menayangkan prototipe program “Dear Diary” kepada para peserta FGD). Moderator menggali pendapat peserta FGD atas sejumlah aspek tayangan berikut ini: • • • • •
Darimana peserta mengetahui tayangan “Dear Diary” Alasan peserta tertarik menonton tayangan “Dear Diary” Penilaian program secara keseluruhan, antara lain mecakup alur cerita dan manfaat program Penilaian atas konten audio program meliputi kualitas suara, natural sound, sound effect dan komposisi musik latar Keberhasilan program dalam menyampaikan pesan & menambah pengetahuan pemirsa.
X. Penutup (5 Menit) Moderator meminta masukan, saran, dan kritik dari para peserta FGD mengenai prototipe program yang baru ditayangkan. Kemudian moderator menutup pre-test dengan berterimakasih atas partisipasi pesersa dan memberikan souvenir sebagai bentuk apresiasi.
xxiii
Dear diary..., Bella Dona Patricia Sirait, FISIP UI, 2012
xxiv
Dear diary..., Bella Dona Patricia Sirait, FISIP UI, 2012