TESIS
UNGKAPAN LARANGAN PADA MASYARAKAT PETANI TABANAN: KAJIAN LINGUISTIK KEBUDAYAAN
I GUSTI PUTU SUTARMA NIM 0990161004
PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI LINGUISTIK PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2011
ii
UNGKAPAN LARANGAN PADA MASYARAKAT PETANI TABANAN: KAJIAN LINGUISTIK KEBUDAYAAN
Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister pada Program Magister, Program Studi Linguistik, Program Pascasarjana, Universitas Udayana
I GUSTI PUTU SUTARMA NIM 0990161004
PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI LINGUISTIK PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2011
iii
LEMBAR PENGESAHAN
TESIS INI TELAH DISETUJUI PADA TANGGAL 20 JULI 2011
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Prof. Dr. Drs. I. B. Putra Yadnya, M.A. NIP 19521225 197903 1 004
Dr. Ni Made Dhanawaty, M.S. NIP 19560806 198303 2 001
Mengetahui Ketua Program Studi Magister (S2) Linguistik Program Pascasarjana Universitas Udayana,
Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana,
Prof. Dr. I Nyoman Suparwa, M.Hum. NIP 19620310 198503 1 005
Prof.Dr.dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K) NIP 19590215 198510 2 001
iv
PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS
Tesis ini telah Diuji pada Tanggal 20 Juli 2011
Panitia Penguji Tesis, Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, No. 1213/UN14.4/HK/2011, Tanggal 11 Juli 2011
Ketua
: Prof. Dr. Drs. I. B. Putra Yadnya, M. A.
Anggota
:
1. 2. 3. 4. 5.
Prof. Drs. Ketut Artawa, M. A., Ph. D. Prof. Dr. I Wayan Pastika, M. S. Prof. Dr. I Nyoman Suparwa, M. Hum. Dr. Ni Made Dhanawaty, M.S. S.
v
UCAPAN TERIMA KASIH
Pertama-tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Mahaesa, karena atas Asung Wara Nugraha-Nya/Karunia-Nya tesis berjudul ”Ungkapan Larangan pada Masyarakat Petani Tabanan: Kajian Linguistik Kebudayaan” ini dapat diselesaikan. Tesis ini dapat diselesaikan berkat bantuan berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan yang baik ini perkenankanlah penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak-pihak berikut. 1. Rektor Universitas Udayana, Prof. Dr. dr. I Made Bakta, Sp. PD (K) atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Magister , Universitas Udayana. 2. Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana, Prof. Dr. dr. A. A. Raka Sudewi, Sp. S (K) atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa Program Magister, Program Pascasarjana Universitas Udayana. 3. Direktur Politeknik Negeri Bali yang telah mengizinkan dan memotivasi penulis untuk menempuh pendidikan pada Program Magister (S2) Linguistik, Program Pascasarjana Universitas Udayana. 4. Dekan Fakultas Sastra Universitas Udayana, Prof. Dr. I Wayan Ardika, M.A., atas fasilitas yang diberikan selama penulis menjadi mahasiswa.
vi
5. Ketua Program Studi Magister (S2) Linguistik, Program Pascasarjana Universitas Udayana, Prof. Dr. I Nyoman Suparwa, M. Hum., yang telah banyak memberikan arahan kepada penulis selama menjadi mahasiswa. 6. Pembimbing I, Prof. Dr. Drs. I. B. Putra Yadnya, M. A. dan Pembimbing II, Dr. Ni Made Dhanawaty, M. S., atas bimbingan, dorongan, dan masukan yang diberikan kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini. 7. Ketua Penguji Tesis, Prof. Dr. Drs. I. B. Putra Yadnya, M. A., dan anggotanya: Prof. Drs. Ketut Artawa, M.A., Ph. D., Prof. Dr. I Wayan Pastika, M.S., Prof. Dr. I Nyoman Suparwa, M. Hum., dan Dr. Ni Made Dhanawaty, M.S., yang telah memberikan masukan, saran, dan koreksi sehingga tesis ini bisa terwujud seperti ini. 8. Pemerintah Republik Indonesia c.q. Menteri Pendidikan Nasional yang telah memberikan bantuan beasiswa dalam bentuk BPPS, sehingga meringankan beban biaya penulis dalam menyelesaikan studi ini. 9. Para Dosen pada Konsentrasi Linguistik Murni, Program Studi Magister (S2) Linguistik, Program Pascasarjana Universitas Udayana: Prof. Dr. I Wayan Jendra, S.U., Prof. Dr. N. L. Sutjiati Beratha, M.A., Prof. Dr. Aron Meko Mbete, Prof. Dr. Drs. I Ketut Riana, S.U., Prof. Drs. Made Suastra, Ph.D., Prof. Dr. I Gusti Made Sutjaja, M.A., Prof. Dr. Drs. I. B. Putra Yadnya, M.A., Prof. Dr. I Nyoman Weda Kusuma, M.S., Prof. Drs. I Ketut Artawa, M.A., Ph.D., Prof. Dr. I Nengah Sudipa, M.A., Prof. Dr. I Wayan Pastika, M.S., Prof. Dr. Made Budiarsa, M.A., Prof. Dr. I Nyoman Suparwa, M.Hum., Prof. Dr. I Ketut Dharma Laksana, M.Hum., Dr. Ni Made Dhanawaty, M.S., Dr. I
vii
Nyoman Sedeng, M. Hum., Dr. A.A. Putu Putra, M. Hum., dan Drs. Margono, M.A. yang telah banyak memberikan ilmu kepada penulis selama mengikuti perkuliahan. 10. Staf Administrasi, I Ketut Ebuh, S. Sos, I Nyoman Sadra, S.S., Nyoman Adi Triani, S.E., Ibu I Gusti Ayu Supadmini, dan Staf Perpustakaan Dra. Ni Nyoman Sumitri, Ibu Ni Nyoman Sukartini pada Program Studi Magister (S2) Linguistik atas segala bantuan dan layanannya selama penulis mengikuti perkuliahan. 11. Teman-teman angkatan 2009 khususnya Konsentrasi Linguistik Murni, Program Studi Magister (S2) Linguistik, atas motivasi, masukan, dan kerja samanya selama mengikuti perkuliahan. 12. Rekan-rekan sejawat di Politeknik Negeri Bali yang telah memberikan motivasi dan bantuan, baik moral maupun material. 13. Orang tua, I Gusti Wayan Nantera dan I Gusti Ayu Rebit yang senantiasa mendorong,
menasihati,
dan
mendoakan
penulis
selama
mengikuti
perkuliahan dan menjalani kehidupan ini. 14. Istri tercinta Ni Nyoman Artini dan anak-anak tersayang I Gusti Putu Adi Suartika Putra dan I Gusti Made Wirawan Adinata yang selalu memberikan dorongan dan pengertiannya sehingga penulis dapat konsentrasi dalam menyelesaikan studi ini. 15. Para informan/responden yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, atas informasi yang diberikan selama penulis mengadakan penelitian di Kecamatan Kerambitan dan Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan.
viii
Semoga amal baik semua pihak mendapatkan pahala dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Mahaesa. Akhir kata, penulis mengaharapkan masukan pembaca guna penyempurnaan tesis ini dan semoga tesis ini berguna bagi pembaca khususnya di bidang Linguistik Kebudayaan.
Denpasar, Juni 2011
Penulis
ix
ABSTRAK UNGKAPAN LARANGAN PADA MASYARAKAT PETANI TABANAN: KAJIAN LINGUISTIK KEBUDAYAAN
Ungkapan larangan yang digunakan oleh masyarakat petani Tabanan merupakan fenomena kebahasaan (linguistik) yang menarik untuk dikaji, misalnya, memiliki bentuk, fungsi, dan makna yang unik. Sehubungan dengan hal itu, dalam penelitian ini dibahas beberapa masalah, yaitu klasifikasi dan bentuk ungkapan larangan, fungsi dan maknanya, serta dinamika pemakaian ungkapan larangan berdasarkan usia. Dengan demikian, tujuan penelitian ini adalah menganalisis dan mendeskripsikan klasifikasi dan bentuk ungkapan larangan, fungsi dan maknanya, dan dinamika pemakaian wacana larangan berdasarkan usianya. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dan menggunakan data primer yang langsung didapatkan dari sumber data yaitu masyarakat petani Tabanan di Kecamatan Kerambitan dan Penebel. Data dikumpulkan dengan metode simak dengan teknik simak libat cakap, teknik rekam, dan catat untuk data lisan, sedangkan data tulis dikumpulkan dengan metode simak yang dibantu dengan teknik catat. Data dianalisis dengan metode padan dan metode agih kemudian hasilnya disajikan dengan metode formal dan informal. Sebagai landasan pijakan penelitian ini digunakan beberapa teori, seperti Teori Linguistik Kebudayaan yang disinergikan dengan Teori Struktural (Ferdinand de Saussure) untuk menganalisis Bentuk Ungkapan Larangan, Teori Fungsi Bahasa (Leech) untuk menganalisis Fungsi Ungkapan Larangan, dan Teori Semiotika Sosial (Halliday) untuk menganalisis Makna Ungkapan Larangan. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan, ungkapan larangan diklasifikasikan atas dasar (a) eksistensinya di masyarakat, (b) urutan unsur pembentuknya, (c) ruang lingkup pemakaiannya, dan (d) topiknya. Berdasarkan klasifikasi tersebut didapatkan pemarkah ungkapan larangan berupa modalitas frase ingkar sing dadi ’tidak boleh’ beserta variannya dan kata imperatif negatif da ’jangan’. Bentuk ungkapan larangan adalah berupa kalimat. Berdasarkan jumlah klausanya, ungkapan larangan berbentuk kalimat tunggal dan kalimat majemuk; berdasarkan bentuknya, ungkapan larangan berbentuk kalimat deklaratif dan imperatif; dan berdasarkan susunan subjek dan predikatnya, ungkapan larangan berbentuk kalimat dengan pola biasa, yaitu kalimat yang susunannya S mendahului P (S + P). Secara umum ungkapan larangan berfungsi sebagai alat kontrol bagi masyarakat petani Tabanan, sedangkan dari segi fungsi komunikatif bahasa ditemukan ungkapan larangan menyatakan fungsi informasional dan direktif. Makna ungkapan larangan ditemukan yang tersurat dan yang tersirat. Makna tersuratnya adalah sesuai dengan makna kata yang membentuknya yang dapat dilihat dalam kamus, sedangkan makna tersiratnya adalah menyatakan pendidikan dan etika sopan santun, keharmonisan dalam keluarga, mistis, saling menyayangi sesama makhluk hidup, pelestarian dan kebersihan lingkungan, leteh ’kotor secara spiritual’, ketertiban dan keteraturan, menolak rezeki, keseimbangan, dan makna kebersamaan.
x
Dinamika pemakaian wacana larangan pada masyarakat petani Tabanan berdasarkan kelompok usia didapatkan bahwa ungkapan larangan yang dianggap tidak logis dan efeknya tidak nyata dirasakan kalau dilanggar, saat ini sudah sangat jarang dipakai. Sebaliknya, ungkapan larangan yang sanksinya nyata seperti ungkapan larangan berupa peraturan dan yang diyakini memberikan efek nyata apabila dilanggar, saat ini masih digunakan.
Kata kunci: ungkapan, larangan, linguistik kebudayaan, bntuk, fungsi, makna, dan dinamika
xi
ABSTRACT EXPRESSIONS OF PROHIBITION AT TABANAN FARMER COMMUNITY: CULTURE LINGUISTIC ANALYSIS
Expressions of prohibition used by farmer community in Tabanan are interesting linguistic phenomena to be analysed. For example: they have unique form, function and meaning. Because of that, this research will discuss some problems namely: classification and form of prohibition expressions, their functions and meanings, as well as the dynamic use of these prohibition expressions based on ages. Therefore, the aim of this research is to analyse and describe their linguistic structures, their function and meaning and the dynamic use of these expressions of prohibition based on their ages. This research is qualitative and descriptive in nature and uses primary data directly obtained from source of data, that is Tabanan farmer community, Kerambitan and Penebel districts. Data is collected using observation method with conversation participation observation, recording, and note taking techniques, while note taking data is collected through observation method supported with note taking technique. The data is analysed by the method of matching and apportion then the result is presented with formal and informal methods. As the foundation, this research uses several theories, such as: Cultural Linguistic Theory synergized with Structural Theory (Ferdinand de Saussure) to analyse the Prohibition Expression Lingual Structure, Language Function Theory (Leech) to analyse Prohibition Expression Function, and Social Semiotic Theory (Halliday) to analyse Prohibition Expression Meaning. The research result shows that prohibition expressions are classified into (a) their existence in the community, (b) their order of formations, (c) their coverage of the usage, and (d) their topics. Based on that classification was found the marker of prohibition expressions in the form of negating phrase modality sing dadi ‘can not’ with the variants and negative imperative word da ‘no or don’t’. The form of prohibition expressions are sentences. Based on the number of their clauses, prohibition expressions are in the form of singular and plural sentences; based on the form prohibition expressions are declarative and imperative; and based on the order of their subjects and predicates, prohibition expressions are in the form of common formula sentences, they are sentences with subject before predicate (S+P). In general, prohibition expressions function as control tool for Tabanan farmer community, while from language communicative function, these prohibition expressions state informational and directive functions. The meaning of prohibition expressions were found explicitly and implicitly. The explicit meaning is in accordant with the meaning of word the form it that can be seen in the dictionary, while the implicit meaning states education and etiquette, harmony in family, mysticism, mutual loves among living thing, environment conservation and cleanliness, leteh ‘spiritually dirty’, security and order, rejection of luck, balance and togetherness.
xii
The dynamic use of prohibition expressions at Tabanan farmer community based on age group was found that illogical and no effect prohibition expressions are rarely used currently. In contrast, prohibition expressions that have obvious sanctions like prohibition expressions on rule and are believed to give real sanctions when disobeyed are still used until now.
Keywords: expression, prohibition, culture linguistic, form, function, meaning and dynamic..
xiii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ..............................................................................
ii
HALAMAN PERSYARATAN GELAR ..............................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN ...............................................................
iv
HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI ................................
v
UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................
vi
ABSTRAK ...........................................................................................
x
ABSTRACT ........................................................................................
xii
DAFTAR ISI ........................................................................................
xiv
DAFTAR SINGKATAN .....................................................................
xx
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................
xxi
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................
1
1.1 Latar Belakang ...............................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................
6
1.3 Tujuan Penelitian ...........................................................................
7
1.3.1 Tujuan Umum .............................................................................
7
1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................................
7
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................
8
1.5 Ruang Lingkup Penelitian .............................................................
9
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI ...
11
2.1 Kajian Pustaka ...................................................................................
11
2.2 Konsep ...............................................................................................
15
2.2.1 Ungkapan .......................................................................................
16
xiv
2.2.2 Larangan .........................................................................................
16
2.2.3 Ungkapan Larangan .......................................................................
17
2.2.4 Petani dan Masyarakat Petani ........................................................
18
2.2.5 Bentuk .............................................................................................
18
2.2.6 Fungsi ..............................................................................................
19
2.2.7 Makna ..............................................................................................
20
2.2.8 Modus dan Modalitas ......................................................................
22
2.3 Landasan Teori ...................................................................................
23
2.3.1 Teori Linguistik Kebudayaan .........................................................
23
2.3.2 Teori Linguistik Struktural .............................................................
27
2.3.3 Teori Fungsi Bahasa .......................................................................
28
2.3.4 Teori Semiotik Sosial ......................................................................... 30 2.4 Model Penelitian ...............................................................................
32
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................
33
3.1 Pendekatan Penelitian .......................................................................
33
3.2 Lokasi Penelitian .............................................................................
34
3.3 Jenis dan Sumber Data .....................................................................
35
3.4 Instrumen Penelitian ........................................................................
36
3.5 Metode dan Teknik Penyediaan Data ...............................................
37
3.6 Metode dan Teknik Analisis Data ...................................................
38
3.7 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis .................................
40
xv
BAB IV KLASIFIKASI DAN BENTUK UNGKAPAN LARANGAN PADA MASYARAKAT PETANI TABANAN ....................
41
4.1 Klasifikasi Ungkapan Larangan .....................................................
41
4.1.1 Klasifikasi Ungkapan Larangan Berdasarkan Eksistensinya di Masyarakat ....................................................................................
42
4.1.1.1 Ungkapan Larangan yang Berupa Peraturan .............................
42
4.1.1.2 Ungkapan Larangan yang Berupa Bukan Peraturan .................
46
4.1.2 Klasifikasi Ungkapan Larangan Berdasarkan Urutan Unsur Pembentuknya .............................................................................
48
4.1.2.1 Ungkapan Larangan yang Disertai Akibat ..............................
48
4.1.2.2 Ungkapan Larangan yang Tidak Disertai Akibat ...................
53
4.1.3 Klasifikasi Ungkapan Larangan Berdasarkan Lingkup Pemakaian ....................................................................................
54
4.1.3.1 Ungkapan Larangan pada Lingkup Keluarga ...........................
55
4.1.3.2 Ungkapan Larangan pada Lingkup Luar Keluarga ..................
56
4.1.4 Klasifikasi Ungkapan Larangan Berdasarkan Topik ..................
58
4.1.4.1 Ungkapan Larangan Bertopik Pertanian ..................................
58
4.1.4.2 Ungkapan Larangan Bertopik Umum..... .................................
60
4.2 Pemarkah Ungkapan Larangan ......................................................
62
4.3 Bentuk Ungkapan Larangan ............................................................
65
4.3.1 Jenis Kalimat Berdasarkan Jumlah Klausa ................................
67
4.3.1.1 Ungkapan Larangan Berbentuk Kalimat Tunggal ..................
67
4.3.1.2 Ungkapan Larangan Berbentuk Kalimat Majemuk ....................
69
xvi
4.3.2 Jenis Kalimat Berdasarkan Bentuk ...............................................
72
4.3.2.1 Ungkapan Larangan Berbentuk Kalimat Deklaratif ..................
72
4.3.2.2 Ungkapan Larangan Berbentuk Kalimat Imperatif ...................
76
4.3.3 Jenis Kalimat Berdasarkan Susunan Subjek dan Predikat ..........
78
BAB V FUNGSI DAN MAKNA UNGKAPAN LARANGAN PADA MASYARAKAT PETANI TABANAN .....................
80
5.1 Fungsi Ungkapan Larangan ............................................................
80
5.1.1 Fungsi Informasional Ungkapan Larangan .................................
81
5.1.2 Fungsi Direktif Ungkapan Larangan .........................................
86
5.2 Makna Ungkapan Larangan ...........................................................
91
5.2.1 Ungkapan Larangan Bermakna Pendidikan Etika dan Sopan Santun ........................................................................................
93
5.2.2 Ungkapan Larangan Bermakna Keharmonisan ..........................
105
5.2.3 Ungkapan Larangan Bermakna Mistis .......................................
108
5.2.4 Ungkapan Larangan Bermakna Menyayangi Sesama Makhluk Hidup .........................................................................................
112
5.2.5 Ungkapan Larangan Bermakna Pelestarian dan Kebersihan Lingkungan .................................................................................
116
5.2.6 Ungkapan Larangan Bermakna Leteh (Kotor secara Spiritual)...
125
5.2.7 Ungkapan Larangan Bermakna Ketertiban dan Keteraturan .................................................................................
129
5.2.8 Ungkapan Larangan Bermakna Menolak Rezeki......................
137
5.2.9 Ungkapan Larangan Bermakna Keseimbangan.........................
140
xvii
5.2.10 Ungkapan Larangan Bermakna Kebersamaan ........................
143
BAB VI DINAMIKA PEMAKAIAN UNGKAPAN LARANGAN PADA MASYARAKAT PETANI TABANAN ...................
146
6.1 Dinamika Pemakaian Ungkapan Larangan Berdasarkan Kelompok Usia ................................................................................................
147
6.1.1 Dinamika Ungkapan Larangan Kelompok Usia di Atas 50 Tahun.....................................................................................
147
6.1.1.1 Dinamika Ungkapan Larangan Lingkup Keluarga pada Kelompok Usia di Atas 50 Tahun .............................................
148
6.1.1.2 Dinamika Ungkapan Larangan pada Lingkup Luar Keluarga Kelompok Usia di Atas 50 Tahun ............................................
149
6.1.1.3 Dinamika Ungkapan Larangan Bertopik Pertanian Kelompok Usia di Atas 50 Tahun.............................................................. 6.1.2 Dinamika Ungkapan Larangan Kelompok Usia 25-50 Tahun ...
151 152
6.1.2.1 Dinamika Ungkapan Larangan Lingkup Keluarga pada Kelompok Usia 25-50 Tahun ......................................................
152
6.1.2.2 Dinamika Ungkapan Larangan pada Lingkup Luar Keluarga Kelompok Usia 25-50 Tahun.....................................................
154
6.1.2.3 Dinamika Ungkapan Larangan Bertopik Pertanian Kelompok Usia 25-50 Tahun .....................................................................
155
6.2 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Dinamika Pemakaian Ungkapan Larangan ...................................................................
xviii
156
6.2.1 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Dinamika Pemakaian Ungkapan Larangan pada Lingkup Keluarga ............................
156
6.2.1 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Dinamika Pemakaian Ungkapan Larangan pada Lingkup Luar Keluarga ...................
160
6.2.3 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Dinamika Pemakaian Ungkapan Larangan Bertopik Pertanian ....................................
163
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN .............................................
166
7.1 Simpulan ...................................................................................
166
7.2 Saran ...........................................................................................
168
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................
170
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xix
DAFTAR SINGKATAN
ADABTK
: Awig-Awig Desa Adat Batuaji Kawan
AKDAKA
: Awig-Awig Krama Desa Adat Kesiut Arca
ASAMS
: Awig-Awig Subak Abian Merta Sanjiwani
ASAPKT
: Awig-Awig Subak Abian Panca Karya Tani
ASC
: Awig-Awig Subak Caguh
ASJ
: Awig-Awig Subak Jatiluwih
ASSR
: Awig-Awig Subak Songot Rejasa
K
: Keterangan
KS
: Kelihan Subak
Mk
: Mangku
MPT
: Masyarakat Petani Tabanan
O
: Objek
P
: Predikat
Pn
: Penutur
Pt
: Petutur
Ptn
: Petani
S
: Subjek
ULPMPT
: Ungkapan Larangan pada Masyarakat Petani Tabanan
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Peta Lokasi Penelitian Lampiran 2: Daftar Informan Lampiran 3: Korpus Data Ungkapan Larangan Lampiran 4: Foto Aktivitas Masyarakat Petani Tabanan Lampiran 5: Izin Penelitian
xxi