UKURAN TUBUH HASIL PERSILANGAN AYAM LOKAL DENGAN RAS PEDAGING UMUR 2 SAMPAI 12 MINGGU
KOERUL IHSAN MUHAMAD WIGUNA
DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Ukuran Tubuh Hasil Persilangan Ayam Lokal dengan Ras Pedaging Umur 2 sampai 12 Minggu adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Juni 2016
Koerul Ihsan Muhamad Wiguna NIM D14120016
ABSTRAK KOERUL IHSAN MUHAMAD WIGUNA. Ukuran Tubuh Hasil Persilangan Ayam Lokal dengan Ras Pedaging Umur 2 sampai 12 Minggu. Dibimbing oleh SRI DARWATI dan NIKEN ULUPI. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji ukuran tubuh ayam keturunan kedua (F2) hasil persilangan ayam pelung-sentul-kampung-ras pedaging (PSKB) dengan sesamanya dan ayam pelung-sentul-ras pedaging-kampung (PSBK) dengan sesamanya pada umur 2-12 minggu. Peubah yang diukur adalah panjang paruh, panjang leher, panjang punggung, lingkar dada, lebar dada, dalam dada, panjang shank, lingkar shank, panjang jari ketiga, lingkar jari ketiga, panjang tibia, panjang femur, panjang dada, dan panjang sayap. Bobot badan ditimbang pula pada penelitian ini. Semua peubah diukur setiap 2 minggu sekali. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan perlakuan jenis ayam yang jumlahnya 2 jenis, dan kelompoknya periode penetasan yang berjumlah 5 periode. Data yang diperoleh dianalisis ragam (ANOVA) dan beberapa peubah dianalisis korelasi dan regresi linear. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa semua parameter yang diukur antara sesama jantan dan sesama betina ayam PSKB dan PSBK hasilnya tidak berbeda. Panjang dada merupakan peubah terbaik untuk menduga pertumbuhan atau bobot badan. Kata kunci: ayam persilangan, ayam PSBK, ayam PSKB, ukuran tubuh
ABSTRACT KOERUL IHSAN MUHAMAD WIGUNA. Body Size of Result Crossing Local Chicken with Commercial Age 2 until 12 Weeks. Supervised by SRI DARWATI and NIKEN ULUPI. This research aims to learn chicken body measure second degree (F2) result of crossing pelung-sentul-kampung-ras pedaging chicken (PSKB) with others and pelung-sentul-ras pedaging-kampung chicken (PSBK) with others age 2-12 weeks. The variable measured were body weight, beak length, neck length, back length, chest circumference, chest width, chest depth, shank length, shank circumference, third finger length, third finger circumference, tibia length, femur length, chest length, wing length. All of variables measured every 2 weeks. The experimental design used was a randomized design group (RAK), the treatment of type 2 types of chicken numbers, and his group hatching period, mounting to 5 periods. The data obtained were analyzed of variance (ANOVA) and analyzed by correlation analysis and linear regression. All of variables measured results are not different among male and among female PSKB dan PSBK chicken. Chest length is the best variable to predict the growth or weight. Key words: body size, crossing chicken, PSBK chicken, PSKB chicken
UKURAN TUBUH HASIL PERSILANGAN AYAM LOKAL DENGAN RAS PEDAGING UMUR 2 SAMPAI 12 MINGGU
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan
DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR KOERUL IHSAN MUHAMAD WIGUNA 2016
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas karunia, rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan skripsi ini dengan judul Ukuran Tubuh Hasil Persilangan Ayam Lokal dengan Ras Pedaging Umur 2-12 Minggu. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW yang telah menjadi teladan bagi keluarga, syuhada serta ummatnya yang senantiasa berada di jalan Allah SWT. Penyusunan skripsi ini dilakukan untuk mengkaji ukuran tubuh keturunan kedua (F2) persilangan ayam pelung sentul kampung ras pedaging dengan sesamanya dan ayam pelung sentul ras pedaging kampung dengan sesamanya pada umur 2-12 minggu. Penelitian ini merupakan usaha untuk mendapatkan informasi ukuran tubuh ayam persilangan pelung sentul ras pedaging kampung dengan sesamanya dan ayam pelung sentul ras pedaging kampung dengan sesamanya. Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan kombinasi genetik yang baik dari jenis ayam tersebut sehingga menghasilkan ayam yang memiliki mutu genetik baik berdasarkan ukuran tubuhnya. Terima kasih penulis ucapkan kepada pembimbing skripsi Ibu Dr Ir Sri Darwati, MSi, Ibu Dr Ir Niken Ulupi, MS, dan Bapak Prof Dr Ir Cece Sumantri, MAgrSc, atas waktu, saran, dan bimbingan akademik yang telah diberikan serta kepada dosen penguji sidang skripsi Bapak Dr Rudi Afnan SPt MscAgr dan Bapak Iyep Komala, SPt, MSi. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah Jajun dan ibu Munawaroh (Almh) serta seluruh keluarga atas segala doanya. Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dadang, tim penelitian Zulfarina Said, Irwan Junaidi, Ali Mustopa, Robby Muntaha, Aryadi Fadhillah, Farah, Fauzia, Siti Kuswaldina, Ikramullah, dan Kak Ika, khususnya teman-teman IPTP 49 dan HIMMAKA BOGOR atas bantuan dan dukungannya. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat dan memberikan informasi bagi pihak yang membutuhkan.
Bogor, Juni 2016 Koerul Ihsan Muhamad Wiguna NIM D14120016
DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Penelitian Ruang Lingkup Penelitian METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Alat Bahan Prosedur Pemeliharaan Pemberian Pakan dan Air Minum Pemberian Vitamin Rancangan Percobaan Analisis Data Peubah HASIL DAN PEMBAHASAN Ukuran Tubuh Panjang Paruh Panjang Leher Panjang Punggung Dada Tulang Paha Panjang Sayap Tulang Tarsometatarsus Tulang Metatarsus Bobot Badan SIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
vii viii viii 1 1 1 1 2 2 2 2 4 4 4 5 5 5 5 7 7 7 7 8 8 10 11 11 12 14 14 14 16 17
DAFTAR TABEL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Jumlah ayam PSKB dan PSBK Hasil analisis proksimat pakan yang digunakan Komposisi pemberian pakan Rataan panjang paruh ayam PSKB dan PSBK umur 2-12 minggu Rataan panjang leher ayam PSKB dan PSBK umur 2-12 minggu Rataan panjang punggung ayam PSKB dan PSBK umur 2-12 minggu Rataan lebar dada ayam PSKB dan PSBK umur 2-12 minggu Rataan panjang dada ayam PSKB dan PSBK umur 2-12 minggu Rataan lingkar dada ayam PSKB dan PSBK umur 2-12 minggu Rataan dalam dada ayam PSKB dan PSBK umur 2-12 minggu Rataan panjang femur ayam PSKB dan PSBK umur 2-12 minggu Rataan panjang tibia ayam PSKB dan PSBK umur 2-12 minggu Rataan panjang sayap ayam PSKB dan PSBK umur 2-12 minggu Rataan panjang shank ayam PSKB dan PSBK umur 2-12 minggu Rataan lingkar shank ayam PSKB dan PSBK umur 2-12 minggu Rataan panjang metatarsus ayam PSKB dan PSBK umur 2-12 minggu Rataan lingkar metatarsus ayam PSKB dan PSBK umur 2-12 minggu Rataan bobot badan ayam PSKB dan PSBK umur 2-12 minggu
2 4 4 7 8 8 9 9 9 9 10 11 11 12 12 13 13 13
DAFTAR GAMBAR 1 Ilustrasi persilangan ayam yang diamati 2 Bagian-bagian kerangka ayam yang diamati
3 6
DAFTAR LAMPIRAN 1 2 3 4 5 6
Contoh perhitungan ANOVA (panjang dada minggu 12) Contoh perhitungan korelasi dan regresi (PBB vs dalam dada) Hasil analisis korelasi dan regresi ayam jantan PSKB Hasil analisis korelasi dan regresi ayam jantan PSBK Hasil analisis korelasi dan regresi ayam betina PSKB Hasil analisis korelasi dan regresi ayam betina PSBK
16 16 16 17 17 17
PENDAHULUAN Latar Belakang Ayam lokal Indonesia saat ini telah diidentifikasi dan terdapat 31 rumpun, yaitu ayam kampung, pelung, sentul, wareng, lamba, dan lainnya (Nataamijaya 2000). Kualitas produksi ayam lokal saat ini cenderung masih rendah (Ditjennak Keswan 2012). Menurut Muryanto dan Setiadi (1991), program perbaikan mutu ayam lokal masih sangat diperlukan. Salah satu caranya yaitu melakukan persilangan dengan ayam yang mempunyai pertumbuhan yang sangat cepat, seperti ayam ras pedaging (Murtidjo 1987). Yuwanta (2004) menyatakan bahwa keunggulan ayam ras pedaging yaitu sifatnya tenang, bentuk tubuh besar, pertumbuhan cepat, kulit putih, daging lembut, kulit halus, tulang dada lunak, dan penghasil daging berserat lunak. Persilangan antara ayam lokal dengan ayam ras pedaging diharapkan mampu memberikan pengaruh heterosis. Efek heterosis adalah rata-rata penampilan suatu karakter keturunan hasil persilangan yang melebihi rata-rata penampilan kedua tetuanya (Cassady et al. 2002). Menurut North (1984), persilangan ayam antar bangsa biasanya akan menghasilkan keturunan pertama (F1) yang lebih baik dari tetuanya. Ukuran tubuh merupakan salah satu indikator untuk mengevaluasi pertumbuhan (Fourie et al. 2002). Doho (1994) menambahkan bahwa ukuranukuran permukaan tubuh hewan memiliki kegunaan untuk menaksir bobot badan dan memberikan gambaran bentuk (shape) tubuh ternak sebagai ciri khas suatu bangsa. Ukuran tubuh yang dimaksud adalah ukuran tulang dan produksi daging. Ukuran tubuh dan bobot badan ini menunjukkan sifat yang berhubungan dengan produktivitas unggas, seperti yang dinyatakan oleh Mansjoer (1985).
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini untuk mengkaji ukuran tubuh ayam hasil persilangan antara ayam pelung-sentul-kampung-ras pedaging (PSKB) dengan sesamanya dan ayam pelung-sentul-ras pedaging-kampung (PSBK) dengan sesamanya pada umur 2-12 minggu.
Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini untuk mendapatkan informasi ukuran tubuh dari keturunan persilangan ayam pelung-sentul-kampung-ras pedaging (PSKB) dengan sesamanya dan ayam pelung-sentul-ras pedaging-kampung (PSBK) dengan sesamanya. Penelitian ini juga menguji perbedaan ukuran-ukuran tubuh dan bobot badan keturunan kedua (F2) ayam hasil persilangan PSKB dengan sesamanya dan PSBK dengan sesamanya pada umur 2-12 minggu.
2
METODE Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2015 sampai Februari 2016. Lokasi penelitian di Laboratorium Lapang Pemuliaan dan Genetika Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Alat Peralatan yang digunakan pada penelitian ini adalah jangka sorong digital, pita ukur, lembar isian yang berisikan data-data peubah ukuran permukaan linier tubuh ayam yang diamati, wing band, alat tulis, kandang berukuran 1.5 m x 1.5 m yang disekat menjadi 4 untuk DOC (Day Old Chick) hingga berumur 4 minggu, kandang bambu untuk ayam yang berumur 5-12 minggu, tempat minum, tempat pakan, timbangan digital OSUKA dengan ketelitian 0.5, dan mesin tetas. Alat lain yang digunakan juga yaitu lampu, brooder, ember, dan gayung. Bahan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah ayam hasil persilangan pelung-sentul-kampung-ras pedaging (PSKB) dan ayam pelung-sentul-ras pedaging-kampung (PSBK) dengan total ayam pada Tabel 1.
Populasi Tetua Anakan
Tabel 1 Jumlah ayam PSKB dan PSBK PSKB (ekor) PSBK (ekor) Jantan Betina Jantan Betina 3 7 3 7 7 39 13 23
Bahan lain yang dibutuhkan adalah pakan komersial untuk ayam tipe pedaging fase starter berbentuk crumble, vitachick, sekam, dan dedak padi. Hasil analisis proksimat pakan yang digunakan disajikan pada Tabel 2. Ayam PSKB dan PSBK merupakan persilangan dari 4 jenis ayam yaitu pelung, sentul, kampung, dan ras pedaging. Ilustrasi persilangan ayam pada penelitian ini tersaji pada Gambar 1.
3
Gambar 1 Ilustrasi persilangan ayam yang diamati
4 Tabel 2 Hasil analisis proksimat pakan yang digunakan
Keterangan : K=konsentrat, D=Dedak Padi; Pakan umur 1-3 berdasarkan analisis pakan dari label komersial PT. Charoen Pokhphand Indonesia; *=Pakan umur umur 4, 5, dan 6-12 berdasarkan analisis Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan IPB (2015).
Prosedur Pemeliharaan Kandang dipersiapkan dan dibersihkan terlebih dahulu, kemudian lantai kandang diberi alas sekam. Setiap kandang dilengkapi tempat pakan dan tempat minum. Pemeliharaan ayam persilangan dilakukan sejak umur 1-4 minggu di kandang bersekat tanpa pemisahan jantan dan betina, tetapi dipisah menurut jenis persilangan. Setelah ayam berumur 4 minggu, ayam dipisah berdasarkan jenis kelamin yaitu jantan dan betina. Pada awal pemeliharaan anak ayam umur sehari (DOC) diberi nomor pada bagian sayap (wing band). Pemberian nomor pada bagian sayap tujuannya yaitu mempermudah dalam mengidentifikasi jenis ayam. Pemberian Pakan dan Air Minum Pakan dan air minum diberikan pada pagi dan sore hari ad libitum. Pakan komersial untuk ayam ras pedaging fase starter berbentuk crumble diberikan pada anak ayam umur sehari (DOC) sampai 3 minggu, selanjutnya dari 3-12 minggu diberi campuran dedak padi dengan komposisi yang tertulis pada Tabel 3. Tabel 3 Komposisi pemberian pakan Campuran pakan (%) Umur ayam (minggu) Pakan komersial Dedak padi 1-2 100 0 3-4 80 20 5-6 70 30 7-12 60 40
5 Pemberian Vitamin Pemberian vitachick selama 2 minggu sejak anak ayam berumur sehari (DOC). Pemberian selanjutnya hanya dilakukan setelah penimbangan dan pengukuran setiap 2 minggu sekali. Rancangan Percobaan Rancangan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Kelompok yang terdiri dari 2 jenis ayam dan 5 periode pengukuran. Jenis ayam yang digunakan adalah ayam F2 PSKB dan PSBK. Pengukuran dilakukan setiap 2 minggu sekali selama 12 minggu. Data yang diperoleh dianalisis ragam (ANOVA). Model rancangan percobaan menurut Mattjik dan Sumertajaya (2002) sebagai berikut : Yi j = μ + Pi + Kj + εi j Keterangan: Yi j = pengamatan morfometrik pada jenis ayam ke-i (PSKB dan PSBK) dan periode ke-j (periode 1, 2, 3, 4, dan 5); μ = rataan nilai pengamatan; Pi = pengaruh jenis ayam pada taraf ke-i (PSKB dan PSBK); = pengaruh periode pada taraf ke-j (periode 1, 2, 3, 4, dan 5); dan Kj εi j = pengaruh galat percobaan pada jenis ayam ke-i (PSKB dan PSBK) dan periode ke-j (periode 1, 2, 3, 4, dan 5).
Analisis Data Data-data peubah yang diukur dianalisis ragam (ANOVA), sesuai yang disarankan oleh Steel dan Torrie (1995). Selain itu data dari beberapa peubah (lebar dada, panjang dada, dalam dada, lingkar dada, panjang femur, panjang tibia, dan panjang shank) dianalisis korelasi dan regresi linear untuk mengetahui peubah yang menentukan pertumbuhan ayam. Adapun cara untuk mempermudah dalam pengolahan data-data yang diperoleh adalah dengan menggunakan aplikasi statistik. Peubah Peubah yang diukur dan diamati pada penelitian ini berdasarkan modifikasi FAO (2012) dan Nishida et al. (1982). Pengukuran peubah yang diamati dilakukan sejak ayam berumur 2 minggu sampai ayam berumur 12 minggu dan diukur setiap 2 minggu sekali. Peubah yang diukur dapat dilihat pada Gambar 2 berikut. 1. Panjang jari ketiga atau jari tengah, diperoleh dengan mengukur dari batas antara tulang metatarsus dan tulang jari ketiga sampai ujung kuku jari ketiga menggunakan jangka sorong digital. 2. Lingkar jari ketiga (metatarsus) diukur dengan melingkarkan pita ukur pada jari ketiga bagian tengah tulang phalanges. 3. Panjang shank diukur sepanjang tulang tarsometatarsus dengan menggunakan jangka sorong digital. 4. Lingkar shank diukur dengan melingkarkan pita ukur pada bagian tengah tulang tarsometatarsus. 5. Panjang tibia diukur dari patella sampai ujung tibia menggunakan jangka sorong. 6. Panjang femur diukur dari tulang pelvis pada bagian atas dan tulang tibia pada bagian bawah menggunakan jangka sorong digital.
6 7. Panjang sayap diukur dari sayap dengan mengikuti tulang-tulang penyusun tulang sayap mulai dari pangkal humerus sampai ujung phalanges menggunakan jangka sorong digital. 8. Panjang leher, diperoleh dengan mengukur panjang dari atlas sampai batas antara tulang leher dan tulang punggung menggunakan pita ukur.
Keterangan: A = panjang sayap; B = lingkar dada; C = lebar dada; D = dalam dada; E = panjang shank; F = panjang jari ketiga; G = panjang tibia; H = panjang femur; I = panjang dada; J = panjang punggung; K = panjang leher; L = panjang paruh; M = lingkar shank; N = lingkar jari ketiga. Sumber : Waggoner dan Hutchinson (2001)
Gambar 2 Bagian-bagian kerangka ayam yang diamati 9. Panjang dada, diperoleh dengan mengukur panjang tulang sternum menggunakan jangka sorong digital. 10. Panjang punggung, diperoleh dengan mengukur panjang dari batas antara tulang leher dan tulang punggung sampai ujung tulang pygostyle menggunakan pita ukur. 11. Lingkar dada, diperoleh dengan mengukur lingkar dada pada bagian belakang ke dua sayap menggunakan pita ukur. 12. Dalam dada diukur secara tegak lurus dari bagian tengah tulang dada (sternum) ke bagian tengah tulang punggung (Columna vertebralis) dengan menggunakan jangka sorong. 13. Lebar dada diperoleh dengan mengukur jarak antara tulang sternum bagian kiri dan bagian kanan dengan menggunakan jangka sorong. 14. Panjang paruh bawah, diperoleh dengan mengukur panjang tulang mandible menggunakan jangka sorong digital. 15. Rataan bobot badan (BB) diukur dengan cara menimbang ayam menggunakan timbangan dalam satuan g minggu-1 ekor-1. Peubah nomor 1 sampai nomor 7 diukur pada bagian kanan.
7
HASIL DAN PEMBAHASAN Ukuran Tubuh Ukuran tubuh merupakan sifat kuantitatif untuk menduga produktivitas suatu ternak, termasuk sifat pertumbuhannya. Menurut Ensminger (1994) pertumbuhan didefinisikan sebagai peningkatan ukuran tulang, otot, organ dalam dan bagian lain dari tubuh. Pertumbuhan tulang sangat penting, karena tulang adalah tempat bertautnya otot, melindungi organ reproduksi dan melindungi perkembangan organ-organ tubuh yang lunak. Panjang Paruh Rataan panjang paruh ayam PSKB dan PSBK dari umur 2 minggu sampai 12 minggu disajikan pada Tabel 4. Hasil analisis statistik panjang paruh sesama ayam jantan PSKB dan PSBK setiap 2 minggunya tidak berbeda. Sesama ayam betina PSKB dan PSBK juga memiliki panjang paruh yang tidak berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa komposisi genetik ayam persilangan pada penelitian ini tidak berbeda. Ayam PSKB dan PSBK merupakan persilangan dari 4 jenis ayam yaitu pelung, sentul, kampung, dan ras pedaging. Tabel 4 Rataan panjang paruh ayam PSKB dan PSBK umur 2 sampai 12 minggu
Keterangan: PSKB=Persilangan pelung sentul dengan kampung broiler; PSBK=Persilangan pelung sentul dengan broiler kampung
Paruh berperanan dalam upaya ayam memasukkan pakan ke dalam tubuh (Mufti 2003). Storer et al. (1968) menambahkan bahwa paruh burung memiliki fungsi yang hampir sama dengan tangan, dan mulut, serta mengindikasikan kebiasaan makan burung. Berdasarkan hasil yang didapatkan pada penelitian ini menunjukkan fungsi kerja paruh dari masing-masing ayam jantan dan masing-masing ayam betina tidak berbeda. Panjang Leher Hasil pengukuran panjang leher ayam PSKB dan PSBKumur 2-12 minggu disajikan pada Tabel 5. Secara statistik panjang leher sesama ayam jantan PSKB dan PSBK tidak berbeda pada setiap periode pengukuran. Begitu pula ayam PSKB dan PSBK sesama betina juga memiliki panjang leher yang tidak berbeda. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa peran dari leher pada masingmasing ayam jantan dan masing-masing ayam betina tidak berbeda. Adapun fungsi leher adalah untuk menjangkau makanan dan sebagai pegas yang mampu
8 mengurangi pengaruh tekanan balik dari tubuh terhadap pada saat unggas mendarat setelah terbang (Oluyemi dan Roberts 1979). Tabel 5 Rataan panjang leher ayam PSKB dan PSBK umur 2 sampai 12 minggu
Keterangan: PSKB=Persilangan pelung sentul dengan kampung broiler; PSBK=Persilangan pelung sentul dengan broiler kampung
Panjang Punggung Rataan panjang punggung ayam PSKB dan PSBK disajikan pada Tabel 6. Hasil analisis statistik panjang punggung antara sesama ayam jantan PSKB dan PSBK setiap 2 minggu tidak berbeda, demikian juga dengan sesama ayam betina PSKB dan PSBK. Hal tersebut berarti bahwa fungsi tulang punggung pada sesama jantan dan sesama betina ayam PSKB dan PSBK juga tidak berbeda. Tabel 6 Rataan panjang punggung ayam PSKB dan PSBK umur 2 sampai 12 minggu
Keterangan: PSKB=Persilangan pelung sentul dengan kampung broiler; PSBK=Persilangan pelung sentul dengan broiler kampung
Menurut Nesheim et al. (1979) tulang punggung pada unggas memiliki struktur yang kaku yang dapat memberikan kekuatan pada susunan tubuh untuk menopang kekuatan gerakan dan aktivitas sayap. Dada Bagian dada yang diamati pada penilitian kali ini adalah lebar dada, panjang dada, lingkar dada, dan dalam dada berfungsi untuk menduga total otot yang menempel pada tulang dada. Hal tersebut berhubungan dengan capaian bobot badan ayam. Rataan lebar dada, panjang dada, lingkar dada, dan dalam dada ayam PSKB dan PSBK disajikan pada Tabel 7, 8, 9, dan 10. Tulang dada (sternum) merupakan tempat bertautnya otot dada (Kusuma 2002). Dijelaskan lebih lanjut bahwa otot yang terdeposit pada tulang dada ayam adalah yang paling besar dibandingkan bagian lainnya.
9 Tabel 7 Rataan lebar dada ayam PSKB dan PSBK umur 2 sampai 12 minggu
Keterangan: PSKB=Persilangan pelung sentul dengan kampung broiler; PSBK=Persilangan pelung sentul dengan broiler kampung
Tabel 8 Rataan panjang dada ayam PSKB dan PSBK umur 2 sampai 12 minggu
Keterangan: PSKB=Persilangan pelung sentul dengan kampung broiler; PSBK=Persilangan pelung sentul dengan broiler kampung
Tabel 9 Rataan lingkar dada ayam PSKB dan PSBK umur 2 sampai 12 minggu
Keterangan: PSKB=Persilangan pelung sentul dengan kampung broiler; PSBK=Persilangan pelung sentul dengan broiler kampung
Tabel 10 Rataan dalam dada ayam PSKB dan PSBK umur 2 sampai 12 minggu
Keterangan: PSKB=Persilangan pelung sentul dengan kampung broiler; PSBK=Persilangan pelung sentul dengan broiler kampung
10 Hasil analisis statistik lebar dada, panjang dada, lingkar dada, dan dalam dada antara sesama jantan dan sesama betina ayam PSKB dan PSBK setiap 2 minggu tidak berbeda. Menurur Kurnia (2011) berdasarkan nilai korelasinya peubah terbaik bagian dada untuk menduga bobot badan pada ayam sentul betina adalah lebar dada (r=0.72). Tetapi hasil dari penelitian kali ini menunjukkan bahwa peubah terbaik untuk menduga bobot badan berdasarkan nilai korelasinya adalah panjang dada, dengan nilai pada sesama ayam jantan PSKB dan PSBK berada di kisaran 0.830.85 dan sesama ayam betina PSKB dan PSBK nilainya 0.89. Hal tersebut bisa terjadi karena tulang dada pada sesama jantan dan betina ayam PSKB dan PSBK pada penelitian ini lebih panjang dibandingkan ayam sentul betina pada penelitian Kurnia (2011). Semakin panjang tulang dada, maka potensi perlekatan otot pada tulang dada semakin banyak. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa potensi banyaknya daging yang menempel pada dada antara sesama jantan dan sesama betina ayam PSKB dan PSBK tidak berbeda. Tulang Paha Tulang paha terdiri dari 2 bagian, yaitu tulang paha atas (femur) dan tulang paha bawah (tibia). Laela (1991) menambahkan bahwa bagian paha ayam memiliki perdagingan yang paling banyak setelah bagian dada dibandingkan bagian lainnya. Rataan hasil pengukuran panjang femur dan panjang tibia ayam PSKB dan PSBK umur 2-12 minggu disajikan dalam Tabel 11 dan 12. Tabel 11 Rataan panjang femur ayam PSKB dan PSBK umur 2 sampai 12 minggu
Keterangan: PSKB=Persilangan pelung sentul dengan kampung broiler; PSBK=Persilangan pelung sentul dengan broiler kampung
Tabel 12 Rataan panjang tibia ayam PSKB dan PSBK umur 2 sampai 12 minggu
Keterangan: PSKB=Persilangan pelung sentul dengan kampung broiler; PSBK=Persilangan pelung sentul dengan broiler kampung
Secara statistik panjang femur dan panjang tibia antara sesama jantan dan sesama betina ayam PSKB dan PSBK tidak berbeda pada setiap periode pengukuran. Hal
11 tersebut menunjukkan potensi perlekatan otot pada tulang paha antara sesama jantan dan betina ayam PSKB dan PSBK tidak berbeda. Menurut Mansjoer (1985) panjang femur dan panjang tibia merupakan sifat kuantitatif pada ayam yang bernilai ekonomis. Dijelaskan lebih lanjut bahwa panjang femur dapat dijadikan indikator dalam pertumbuhan ayam. Nishida et al. (1982) menambahkan bahwa panjang tibia mempunyai hubungan yang nyata dengan bobot badan. Peubah terbaik bagian paha untuk menduga bobot badan sesama jantan ayam PSKB dan PSBK adalah panjang femur, karena nilai korelasinya lebih besar dari pada panjang tibia (r=0.68-0.69). Sebaliknya untuk peubah terbaik dalam menduga bobot badan sesama ayam betina PSKB dan PSBK adalah panjang tibia karena nilai korelasinya lebih besar dari pada panjang femur (r=083-0.84).
Panjang Sayap Hasil pengukuran panjang sayap disajikan pada Tabel 13. Secara statistik panjang sayap antara sesama ayam jantan dan antara sesama ayam betina PSKB dan PSBK tidak berbeda setiap 2 minggunya. Tabel 13 Rataan panjang sayap ayam PSKB dan PSBK umur 2 sampai 12 minggu
Keterangan: PSKB=Persilangan pelung sentul dengan kampung broiler; PSBK=Persilangan pelung sentul dengan broiler kampung
Panjang sayap berkorelasi positif dengan rentang sayap. Rentang sayap, diperoleh dari hasil penjumlahan 2 kali panjang sayap kanan ditambah lebar punggung (FAO 2012). Fungsi sayap adalah sebagai alat keseimbangan, penyimpanan oksigen saat terbang, dan untuk menduga kemampuan indukan dalam mengerami telurnya. Berdasarkan hasil penelitian kali ini menunjukkan bahwa fungsi kerja sayap dari masing-masing ayam jantan dan masing-masing ayam betina PSKB dan PSBK tidak berbeda.
Tulang Tarsometatarsus (Shank) Hasil rataan pengukuran panjang shank dan lingkar shank ayam PSKB dan PSBK umur 2-12 minggu disajikan pada Tabel 14 dan Tabel 15. Tulang tarsometatarsus (shank) dihubungkan dengan kemampuan unggas menopang tubuh (Mulyono dan Pangestu 1996). Artinya tulang shank yang besar akan mampu menopang bobot badan yang besar pula. Hasil analisis statistik panjang shank dan lingkar shank antara sesama jantan dan sesama betina ayam PSKB dan PSBK tidak berbeda pada setiap periode pengukuran. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan fungsi dari shank dalam menopang tubuh antara masing-masing ayam jantan dan masing-masing ayam betina tidak berbeda. Panjang shank merupakan penduga yang paling tepat untuk penentuan bobot badan, sebab bentuk shank yang besar menunjukkan pertumbuhan yang besar
12 (Mansjoer 1985). Nishida et al. (1982) menambahkan bahwa lingkar shank efektif digunakan dalam menduga konformasi tubuh. Berdasarkan penelitian ini pun menunjukkan bahwa panjang shank merupakan salah satu peubah yang baik untuk menduga bobot badan badan ayam PSKB dan PSBK dengan nilai korelasinya sebesar 0.83 pada sesama jantan dan 0.78 pada sesama betina.
Tabel 14 Rataan panjang shank ayam PSKB dan PSBK umur 2 sampai 12 minggu
Keterangan: PSKB=Persilangan pelung sentul dengan kampung broiler; PSBK=Persilangan pelung sentul dengan broiler kampung
Tabel 15 Rataan lingkar shank ayam PSKB dan PSBK umur 2 sampai 12 minggu
Keterangan: PSKB=Persilangan pelung sentul dengan kampung broiler; PSBK=Persilangan pelung sentul dengan broiler kampung
Tulang Metatarsus . Hasil pengukuran panjang metatarsus dan lingkar metatarsus disajikan pada Tabel 16 dan Tabel 17. McLelland (1990) dan Candrawati (2007) menyatakan bahwa metatarsus berfungsi sebagai penentu posisi tubuh pada saat ayam bertengger. Dijelaskan lebih lanjut bahwa bertengger paling banyak diperlukan ayam pada saat beristirahat Hasil analisis statistik panjang metatarsus dan lingkar metatarsus antara sesama ayam jantan dan sesama ayam betina PSKB dan PSBK tidak berbeda pada setiap periode pengukuran. Hal tersebut menunjukkan bahwa fungsi metatarsus termasuk kemampuan bertengger pada sesama jantan dan sesama betina ayam PSKB dan PSBK tidak berbeda. Menurut penelitian Fastaqi (2012) panjang metatarsus pada ayam pelung jantan dan betina umur 5 bulan sebesar 73.36 mm dan 71.20 mm. Berdasarkan penelitian tersebut menunjukkan bahwa panjang metatarsus dari ayam PSKB dan PSBK baik jantan maupun betina lebih kecil dibandingkan panjang metatarsus ayam pelung. Hal tersebut bisa terjadi karena perbedaan umur antara ayam pelung penelitian Fastaqi (2012) dengan ayam PSKB dan PSBK baik sesama jantan maupun sesama betina pada penelitian ini. Seiring bertambahnya umur potensi bertambahnya ukuran panjang metatarsus ayam PSKB dan PSBK pada penelitian ini bisa terjadi ataupun tidak terjadi.
13 Tabel 16 Rataan panjang metatarsus ayam PSKB dan PSBK umur 2 sampai 12 minggu
Keterangan: PSKB=Persilangan pelung sentul dengan kampung broiler; PSBK=Persilangan pelung sentul dengan broiler kampung
Tabel 17 Rataan lingkar metatarsus ayam PSKB dan PSBK umur 2 sampai 12 minggu
Keterangan: PSKB=Persilangan pelung sentul dengan kampung broiler; PSBK=Persilangan pelung sentul dengan broiler kampung
Bobot Badan Hasil rataan pengukuran bobot badan ayam PSKB dan PSBK umur 2-12 minggu disajikan pada Tabel 18. Tabel 18 Rataan bobot badan ayam PSKB dan PSBK umur 2 sampai 12 minggu
Keterangan: PSKB=Persilangan pelung sentul dengan kampung broiler; PSBK=Persilangan pelung sentul dengan broiler kampung
Hasil analisis statistik bobot badan antara sesama ayam jantan PSKB dan PSBK tidak berbeda pada setiap 2 minggu. Begitupun dengan sesama ayam betina PSKB dan PSBK yang hasilnya tidak berbeda. Hal tersebut bisa terjadi karena ukuran tubuh dari masing-masing jantan dan masing ayam betina PSKB dan PSBK tidak berbeda. Menurut North dan Bell (1990), tulang merupakan tempat perlekatan
14 dari otot sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa jika kerangka tubuh yang sama besar maka bobot badan juga akan sama besar. Mansjoer (1985) menambahkan bahwa terdapat beberapa sifat yang berhubungan dengan produktivitas unggas yaitu bobot badan dan mempunyai hubungan yang nyata dengan ukuran tubuhnya. Pertambahan bobot badan dikorelasikan dengan beberapa ukuran tubuh dari masing-masing jantan dan betina ayam PSKB dan PSBK. Hasil perhitungan masing-masing ayam jantan dan betina PSKB dan PSBK secara berurutan berada di kisaran 0.79 dan 0.83-0.84 (dalam dada), 0.83-0.85 dan 0.89 (panjang dada), 0.79-0.80 dan 0.79-0.80 (lingkar dada), 0.77-0.78 dan 0.87 (lebar dada), 0.68-0.69 dan 0.69 (panjang femur), 0.66 dan 0.83-0.84 (panjang tibia), 0.83 dan 0.78 (panjang shank). Dari perhitungan data tersebut, maka peubah yang paling baik untuk menduga pertumbuhan atau bobot badan baik pada sesama jantan maupun sesama betina ayam PSKB dan PSBK (F2) adalah panjang dada.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Ukuran tubuh dan bobot badan antara sesama jantan dan sesama betina ayam PSKB dan PSBK tidak berbeda. Panjang dada merupakan peubah terbaik untuk menduga bobot badan pada sesama jantan dan sesama betina ayam PSKB dan PSBK. Saran Persilangan antara ayam pelung-sentul-kampung-ras pedaging (PSKB) dengan sesamanya dan pelung-sentul-ras pedaging-kampung (PSBK) baik untuk dikembangkan. Perlu adanya penelitian lebih lanjut dari persilangan ini agar produksi dan ukuran tubuh generasi berikutnya bisa stabil.
DAFTAR PUSTAKA Candrawati VY. 2007. Studi ukuran dan bentuk tubuh ayam kampung, ayam sentul dan ayam wareng tangerang melalui analisis komponen utama [skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Cassady PJ, Yung LD, Leymaster KA. 2002. Heterosis and recombinant effects on pig reproductive traits. J. Anim Sci. 20(9): 2303-2315. [DPKH] Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementrian Pertanian Republik Indonesia. 2012. Statistik peternakan dan Kesehatan Hewan. http://www.ditjennak.deptan.go.id. [diunduh 2016 Maret 28]. Doho SR. 1994. Parameter fenotipik beberapa sifat kualitatif dan kuantitatif pada domba ekor gemuk. [tesis]. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Ensminger ME. 1992. Poult Sci. Ed ke-3. London (UK): Interstate Publisher Inc.
15 [FAO] Food and Agriculture Organization of The United Nations. 2012. Phenotypic Characterization of Animal Genetic Resources. FAO Animal Production and Health Guidelines No. 11. Roma (IT): FAO. Fastaqi. 2012. Perbedaan morfometrik ukuran tubuh ayam Ketawa, Pelung dan Kampung melalui analisis Diskriminan Fisher, Wald-Anderson dan jarak minimum D2-Mahalanobis [skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Fourie PJ, Neser FWC, Olivier JJ, van der Weathuizen C. 2002. Relationship between production performance, visual and body measurements of young Dorper rams. South African Journal of Animal Science. 32 (2): 256-262. Kurnia Y. 2011. Morfometrik ayam sentul, kampung dan kedu pada fase pertumbuhan dari umur 1-12 minggu [skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Kusuma AS. 2002. Karakteristik sifat kuantitatif dan kualitatif ayam merawang dan ayam kampung umur 5-12 minggu [skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Laela S. 1991. Produksi karkas, giblet dan lemak abdominal dua galur ayam broiler. Karya Ilmiah. Bogor (ID): Fakultas Peternakan IPB. Mansjoer SS. 1985. Pengkajian sifat produksi ayam kampung persilangannya dengan ayam Rhode Island Red [disertasi]. Bogor (ID): IPB. Mattjik AA, Sumertajaya IM. 2002. Perancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS dan Minitab. Jilid 1. Bogor (ID): IPB Pr. McLelland J. 1990. Atlas of Avian Anatomy. London (UK): Wolfe Publishing Ltd. Mufti R. 2003. Studi ukuran dan bentuk tubuh ayam Kampung, ayam Pelung dan persilangannya. [skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Peternakan IPB. Mulyono RH, Pangestu RB. 1996. Analisis statistik ukuran-ukuran tubuh dan kakter genetik ayam kampung, pelung dan kedu. Dalam Seminar Hasil Penelitian. Bogor (ID): Fakultas Peternakan IPB. Muryanto, Setiadi P. 1991. Potensi ayam kedu dan alternatif pelestarian serta pengembangannya. Seminar Pengembangan Peternakan dalam Menunjang Pengembangan Ekonomi Nasional. Purwokerto (ID): Fakultas Peternakan UNSOED. Murtidjo BA. 1987. Pedoman Meramu Pakan Unggas. Yogyakarta (ID): Kanisius. Nataamijaya AG. 2005. Karakteristik penampilan pola warna bulu, kulit, sisik dan paruh ayam pelung di Garut dan ayam sentul di Ciamis. Laporan kegiatan. Bogor (ID): Balai Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Nesheim MC, Austic RE, Card LE. 1979. Poultry Production. 12th ed. Lea and Febiger, Philadelphia. Nishida T, Nozawa K, Hayashi Y, Hashiguchi Y, Mansjoer SS. 1982. Body measurement and analysis of external genetic characters of Indonesian native fowl. The Origin and Phylogeny of Indonesian Native Livestock. The Research Group of Overseas Scientific Survey. Hal : 73-83. North MO. 1984. Commercial Chicken Production Manual. Ed ke-2. Avi Publishing Company Inc. North MO, Bell DD. 1990. Commercial Chicken Production Manual. Ed ke-4. New York (US): Avi Book, Nostrand Reinhold. Oluyemi JA, Roberts FA. 1979. Poultry Production in Warm Wet Climates. London (UK ): The McMillan Pr.
16 South African Poultry Association. 2015. Skeletal Structure of a Chicken. http//www.sapoultry.co.za. [diunduh 2016 Desember 14]. Storer TI, Usinger RI, Nybakken JW. 1968. Element of Zoology. New York (USA): Mc Graw Hill Inc. Steel RGD, Torrie JH. 1995. Prinsip Dan Prosedur Statistika. Penterjemah Bambang Sumantri. Jakarta.(ID): Gramedia Pustaka. Waggoner B, Hutchinson JB. 2001. Aves : More on Morphology. http://www.ucmp.berkely.edu/diapsids/.html. [diunduh 2015 November 1]. Yuwanta T. 2004. Dasar Ternak Unggas. Yogyakarta (ID): Kanisius.
LAMPIRAN Lampiran 1 Hasil perhitungan ANOVA (panjang dada minggu 12)
Keterangan : db=derajat bebas; JK= Jumlah Kuadrat ; KT= Kuadrat Tengah; F= F Hitung
Uji Tukey
Lampiran 2 Hasil perhitungan regresi dan korelasi (PBB vs dalam dada)
Keterangan : db=derajat bebas; JK= Jumlah Kuadrat ; KT= Kuadrat Tengah; F= F Hitung
Analisis Regresi ( PBB vs Dalam Dada) Persamaan Regresi : PBB = 37.7 + 1.65 Dalam Dada Analisis Korelasi ( PBB vs Dalam Dada) Nilai korelasi dari PBB dan Dalam Dada = 0.791 P-Value = 0.061 Lampiran 3 Hasil analisis korelasi dan regresi ayam jantan PSKB
Keterangan : P=P-Value; r= korelasi; n= nyata; tn= tidak nyata
17 Lampiran 4 Hasil analisis korelasi dan regresi ayam jantan PSBK
Keterangan : P=P-Value; r= korelasi; n= nyata; tn= tidak nyata
Lampiran 5 Hasil analisis korelasi dan regresi ayam betina PSKB
Keterangan : P=P-Value; r= korelasi; n= nyata; tn= tidak nyata
Lampiran 6 Hasil analisis korelasi dan regresi ayam betina PSBK
Keterangan : P=P-Value; r= korelasi; n= nyata; tn= tidak nyata
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan pada tanggal 23 Januari 1994 di Majalengka, Jawa Barat. Penulis merupakan anak ke-6 dari 6 bersaudara pasangan Bapak Jajun dan Ibu Munawaroh (almh). Pendidikan formal penulis dimulai dari sekolah dasar di SDN 1 Sukahaji, Jawa Barat sejak tahun 2001. Penulis kemudian melanjutkan pendidikan di SMPN 1 Sukahaji, Jawa Barat pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2009. Penulis kemudian melanjutkan pendidikan di SMAN 2 Majalengka, Jawa Barat pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 dan pada tahun 2012, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan (SNMPTN). Penulis kemudian diterima di Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan IPB. Penulis aktif dalam berbagai organisasi selama menjadi mahasiswa, diantaranya Himpunan Mahasiswa Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan (Himaproter) Fakultas Peternakan sebagai penasehat umum divisi Unggas (2013-2014), ketua Himpunan Mahasiswa Majalengka di Bogor (2013-2014), kepala divisi eksternal Himpunan Mahasiswa Majalengka Indonesia (2013-2014), kepala divisi Bulu Tangkis Dekan Cup tahun 2014, aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Bulu Tangkis IPB tahun 2013.