UJI KOMPARASI KEMAMPUAN SELF-DIRECTED LEARNING PADA MAHASISWA KEPERAWATAN YANG MENJALANKAN PROBLEM-BASED LEARNING
NASKAH PUBLIKASI
Untuk memenuhi syarat memperoleh derajat Magister Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
ANDRI PURWANDARI 20141050041
PROGRAM MAGISTER KEPERAWATAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016
i
LEMBAR PENGESAHAN
Naskah Publikasi UJI KOMPARASI KEMAMPUAN SELF-DIRECTED LEARNING PADA MAHASISWA KEPERAWATAN YANG MENJALANKAN PROBLEM-BASED LEARNING Telah diujikan pada tanggal : 4 November 2016 Oleh : ANDRI PURWANDARI NIM 20141050041
Penguji
Dr. dr. Sri Sundari., M.Kes
(…………………….)
Dr. Titih Huriah., M.Kep., Ns., Sp.Kep.K
(…………………….)
Erna Rochmawati., S.Kp., MNSc., M.Med.Ed., Ph.D
(…………………….)
Mengetahui Ketua Program Magister Keperawatan Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
(Fitri Arofiati, S.Kep., Ns., MAN., Ph.D)
ii
PERNYATAAN
Dengan ini kami selaku pembimbing tesis mahasiswa Program Magister Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta : Nama
: Andri Purwandari
NIM
: 20141050041
Judul
: Uji Komparasi Kemampuan Self-Directed Larning pada Mahasiswa Keperwatan yang menjalankan Problem-Based Learning.
(Setuju/tidak setuju*) naskah ringkasan penelitian yang disusun oleh yang bersangkutan dipublikasikan (dengan/tanpa*) mencantumkan nama pembimbing sebagai co-author.
Demikian harap maklum.
Yogyakarta, 4 November 2016
Pembimbing
Mahasiswa
(Dr. dr Sri Sundari, M.Kes)
(Andri Purwandari)
*) Coret yang tidak perlu
iii
UJI KOMPARASI KEMAMPUAN SELF-DIRECTED LEARNING PADA MAHASISWA KEPERAWATAN YANG MENJALANKAN PROBLEM-BASED LEARNING Andri Purwandari, Sri Sundari Program Magister Keperawatan Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Email:
[email protected] ABSTRAK Latar Belakang : Self-Directed Learning merupakan kemampuan melakukan kontrol terhadap seluruh aspek pembelajaran dari seseorang, dimulai pada perencanaan yang matang sampai dengan cara seseorang melakukan evaluasi terhadap performa yang telah dilakukannya. Penerapan metode PBL menuntut mahasiswa lebih banyak belajar mandiri, mengidentifikasi tujuan dan kebutuhan mereka, merencanakan strategi untuk memenuhi kebutuhan tersebut, dan mengevaluasi kemajuan mereka. Tujuan Penelitian : Mengetahui perbedaan kemampuan SDL pada mahasiswa Keperawatan tahun pertama, kedua, ketiga, dan keempat. Metode Penelitian : Penelitian mixed method dengan strategi eksplanatoris sekuensial. Metode kuantitatif menggunakan komparatif kategorik, dan kualitatif menggunakan metode kualitatif deskriptif. Hasil Penelitian : Hasil uji Krusskal Wallis menunjukkan nilai sig. 0,00 < 0,05 yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat SDL mahasiswa tahun pertama, kedua, ketiga, dan keempat di PSIK FKIK UMY. Hasil indepth interview ditemukan tema yang meliputi learning preparation dan faktor yang mempengaruhi SDL. Kesimpulan : Terdapat perbedaan tingkat SDL mahasiswa tahun pertama, kedua, ketiga, dan keempat. Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi SDL, meliputi: faktor penghambat: mood dan motivasi, fasilitas kampus, kebosanan, interpersonal skill, adaptasi, dan manajemen waktu; faktor penghambat : dukungan orang tua. Kata kunci : Self-Directed Learning, Problem-Based Learning
iv
COMPARISON TEST OF SELF-DIRECTED LEARNING ABILITY TO NURSING STUDENTS IN RUNNING PROBLEM-BASED LEARNING Andri Purwandari, Sri Sundari Master Nursing Program of Post-Graduate Program Muhammadiyah University Yogyakarta Email:
[email protected] ABSTRACT Background: Self-Directed Learning is an ability to control towards all aspects of a person's learning, beginning on careful planning until how someone evaluate the performance that has been done. Application of PBL method requires students more independent learning, identify their goals and needs, plan a strategy to meet those needs, and evaluate their progress. Objective: To identify difference towards SDL ability to nursing students in first, second, third, and fourth years. Methods: The research used mixed method with sequential explanatory strategy. Quantitative methods used comparative categorical, and qualitatively using descriptive qualitative method. Results: The test result of Krusskal Wallis showed sig. 0.00 <0.05, which meant there was significant differences in the level of SDL students in first, second, third, and fourth years in PSIK FKIK UMY. Result of depth interviews was found a theme that included learning preparation and factors affecting the SDL. Conclusion: There was difference in the level of SDL students in first, second, third, and fourth years. There were factors that affected SDL, included inhibiting factors such mood and motivation, campus facilities, boredom, interpersonal skills, adaptability, and time management; inhibiting factors like the support of parents. Keywords: Self-Directed Learning, Problem-Based Learning
v
Learning, SDL) dengan mengembangkan
PENDAHULUAN Memasuki millennium baru, perubahan
sikap dan keterampilan guna menyesuaikan
dalam
maupun
diri dengan lingkungan yang selalu berubah.
professional kita tidak dapat dielakkan.
Melalui pembelajaran mandiri, peserta didik
Tuntutan
mengidentifikasi
di
kehidupan
terhadap
semakin
personal
pelayanan
meningkat,
kesehatan
masalah-masalah
mereka,
tujuan
dan
merencanakan
strategi
kesehatan semakin kompleks, perkembangan
memenuhi
ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan
mengevaluasi kemajuan mereka.2
semakin canggih, dan selain itu persyaratan dunia
kerja
semakin
menuntut
kebutuhan
kebutuhan
untuk
tersebut,
dan
Proses belajar dengan metode PBL tidak
tenaga
selamanya berjalan dengan lancar. Ada
keperawatan yang kompeten, sehingga dunia
beberapa hambatan yang dapat muncul. Hal
pendidikan
yang paling sering terjadi adalah kurang
keperawatan
mempersiapkan
lulusan
harus yang
mampu kompeten
terbiasanya
peserta
didik dan
pengajar
untuk mampu berkompetisi baik nasional
dengan metode ini. Peserta didik dan
maupun global.1
pengajar masih terbawa kebiasaan metode
Kurikulum
sebagai
landasan
konvensional,
dimana
pemberian
materi
pengembangan profil Ners di masyarakat
terjadi secara satu arah. Faktor penghambat
disusun dengan lebih menitikberatkan kepada
lain adalah kurangnya waktu. Proses PBL
proses
berorientasi
terkadang membutuhkan waktu yang lebih
kepada mahasiswa atau disebut dengan
banyak. Peserta didik terkadang memerlukan
Student Centered Learning.1
waktu untuk menghadapi persoalan yang
pembelajaran
yang
Metode yang tepat digunakan dalam
diberikan. Sementara itu, waktu pelaksanaan
menerapkan pembelajaran yang berorientasi
PBL
kepada
kurikulum.
mahasiswa
adalah
dengan
harus
disesuaikan Untuk
dengan
mengetahui
beban apakah
pembelajaran berbasis masalah (Problem-
metode PBL berhasil atau tidak, maka perlu
Based Learning, PBL) yang menekankan
dilakukan evaluasi atau penilaian.3
pembelajaran
mandiri
(Self-Directed 1
Agar dapat terlibat secara efektif di PBL,
berpartisipasi
aktif
dalam
membangun
mahasiswa harus dapat bertanggungjawab
konsep dan memberi makna dalam setiap
terhadap proses pembelajaran mereka dan
pembelajarannya.4
METODE PENELITIAN
tidak ada pengontrolan variabel maupun
Penelitian ini merupakan penelitian
manipulasi atau perlakuan dari peneliti.
mixed method dengan strategi eksplanatoris
Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan
sekuensial
dengan
data menggunakan instrumen yang bersifat
pengumpulan dan analisis data kuantitatif
mengukur. Hasilnya akan dianalisis secara
pada
statistik untuk mencari perbedaan SDL di
yaitu
tahap
penelitian
pertama
yang
diikuti
pengumpulan dan analisis data kualitatif pada
setiap semester.
tahap kedua yang dibangun berdasarkan hasil
Untuk memperkuat dan mendapatkan
awal kuantitatif.5 Pendekatan
data kuantitatif
menggunakan
penelitian
ditambahkan
yang
dengan
lebih
mendalam
metode
kualitatif
survey deskriptif dengan metode komparatif
deskriptif dengan melakukan Focus Group
kategorik.
Discussion (FGD) dan indepth interview
Dalam penelitian
ini
dilakukan
uji
pada responden yang berkaitan dengan
komparasi kemampuan SDL pada mahasiswa
preparation learning dan faktor-faktor yang
tahun pertama, kedua, ketiga, dan keempat,
mempengaruhi SDL.
HASIL PENELITIAN KUANTITATIF a. Karakteristik Responden
Tabel 1.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden (n = 100) Tahun Tahun Tahun Tahun Pertama Kedua Ketiga Keempat Karakteristik f % F % f % f % Jenis Kelamin 28 32.2 31 39,2 22 28,9 18 24,3 Laki-laki 59 67.8 48 60,8 54 71,1 56 75,7 Perempuan Usia (tahun) 87 100 78 98,7 59 77,6 8 10,8 16-20 1 1,3 17 22,4 66 89,2 21-25 Total 87 100 79 100 76 100 74 100 Data primer, 2016
2
Tabel 1.1 menunjukkan bahwa jenis kelamin
laki-laki
didominasi
terendah pada tahun kedua sejumlah 48
oleh
mahasiswa (60,8 %).
angkatan kedua berjumlah 31 mahasiswa
Sebagian besar responden berada
(39,2 %), sedangkan yang terendah
pada kisaran usia 16-20 tahun dengan
berada pada mahasiswa angkatan tahun
jumlah terbanyak berada pada angkatan
keempat berjumlah 18 mahasiswa (24,3
tahun pertama 87 mahasiswa (100 %).
%). Sedangkan jenis kelamin perempuan
Sedangkan kisaran usia paling sedikit
didominasi
pertama
yaitu 21-25 tahun yang terdapat pada
sejumlah 59 mahasiswa (67,8 %), dan
angkatan tahun kedua yaitu 1 mahasiswa
oleh
angkatan
(1,3 %). b. Tingkat Kemampuan SDL
Tabel 1.2 Distribusi Frekuensi Tingkat kemampuan SDL Tingkat Kemampuan SDL Total Angkatan % Rendah (%) Sedang (%) Tinggi (%) Tahun pertama 3,4 60,2 36,4 100 Tahun kedua 3,8 50,6 45,6 100 Tahun ketiga 1,3 40,8 57,9 100 Tahun keempat 55,4 44,6 100 Data Primer, 2016 angkatan pertama sebanyak 60,2 % dan Berdasarkan tabel 1.2 menunjukkan
terendah pada tahun ketiga yaitu 40,8 %.
tingkat kemampuan SDL dengan kategori
Sedangkan tingkat kemampuan SDL
tinggi paling banyak pada angkatan tahun
kategori rendah didominasi oleh angkatan
ketiga 57 %, sedangkan paling sedikit
tahun kedua 3,8 %, sedangkan pada tahun
pada angkatan tahun pertama 36,4 %.
keempat tidak terdapat SDL dengan
Berbeda dengan tingkat kemampuan SDL
kategori rendah.
kategori
sedang
didominasi
oleh
3
c. Analisis Perbedaan Tingkat Kemampuan SDL
Tabel 1.3 Analisis varian Krusskal Wallis Variabel N Mean Rank Asymp. Sig SDL Tahun Pertama 87 129.32 SDL Tahun Kedua 79 142.58 SDL Tahun Ketiga 76 186.88 0,00 SDL Tahun Keempat 74 180.66 Total 316 Data Primer, 2016
Hasil uji Krusskal Wallis menunjukkan nilai sig. 0,00 < 0,05 yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat SDL mahasiswa tahun pertama, kedua, ketiga, dan keempat di PSIK FKIK UMY. Tabel 1.4 Analisis Post Hock Mann Whitney Variabel SDL Tahun Pertama SDL Tahun Ketiga SDL Tahun Pertama SDL Tahun Keempat Data Primer, 2016
Asymp. Sig
Mann-Whitney U
Z
0,00
2160,500
-3,814
0,00
2066,000
-3,913
N 87 76 87 74
Setelah dilakukan analisis Post Hoc
nilai U pada SDL tahun pertama dan
Mann Whitney pada keseluruhan tahun
keempat sebesar 2066,000 dan nilai Z
ajaran, maka ditemukan hasil yang paling
sebesar -3,913. Dapat disimpulkan bahwa
signifikan pada tahun pertama dan ketiga,
terdapat perbedaan yang bermakna antara
serta tahun pertama dan keempat.
tingkat SDL tahun pertama dan ketiga,
Hasil
analisis
Post
Hoc
Mann
serta tingkat SDL tahun pertama dan
Whitney tersebut menunjukkan U pada
keempat, dengan tingkat kemampuan
SDL tahun pertama dan ketiga sebesar
SDL pada tahun ketiga
2160,500 dan apabila dikonversikan ke
lebih tinggi atau meningkat dibandingkan
nilai Z maka besarnya -3,814. Sedangkan
pada tahun pertama.
4
dan keempat
d. Kemampuan SDL Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia
Table 1.5 Tabulasi Silang Tingkat SDL Berdasarkan Jenis Kelamin Tingkat SDL
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan f % F %
Tahun Pertama Tinggi 12 Sedang 15 Rendah 1 28 Total Tahun Kedua Tinggi 10 Sedang 19 Rendah 2 31 Total Tahun Ketiga Tinggi 10 Sedang 11 Rendah 1 22 Total Tahun Keempat Tinggi 5 Sedang 13 18 Total Data Primer, 2016
Usia 16-20 21-25 f % f %
Total f
%
42,9 53,6 3,6 100
20 37 2 59
33,9 62,7 3,4 100
32 52 3 87
36,8 59,8 3,4 100
0 0 0 0
0 0 0 0
32 52 3 87
36,8 59,8 3,4 100
32,3 61,3 6,5 100
26 21 1 48
54,2 43,8 2,1 100
36 39 3 78
46,2 50 3,8 100
0 1 0 1
0 100 0 100
36 40 3 79
45,6 50,6 3,8 100
45,5 50 4,5 100
34 20 0 54
63 37,0 0 100
34 24 1 59
57,6 40,7 1,7 100
10 7 0 17
58,8 41,2 0 100
44 31 1 76
57,9 40,8 1,3 100
27,8 72,2 100
28 28 56
50 50 100
4 4 8
50 50 100
29 37 66
48,3 56,1 100
33 41 74
44,6 55,4 100
Hasil tabulasi silang menunjukkan
Pada tahun kedua sebagian besar
bahwa pada tahun pertama sebagian besar
mahasiswa
mahasiswa berada pada tingkat SDL
perempuan berada pada tingkat SDL
sedang yang didominasi oleh perempuan
tinggi sebanyak 54,2 %, sedangkan jenis
sebanyak 62,7 %, sedangkan pada laki-
kelamin laki-laki mayoritas berada pada
laki sebanyak 53,6 %. Seluruh mahasiswa
tingkat SDL sedang sebanyak 61,3 %.
tahun pertama berada pada kisaran usia
Mahasiswa pada tahun kedua yang
16-20 tahun, mayoritas berada pada
berusia 16-20 tahun mayoritas berada
tingkat SDL sedang sebanyak 59,8 %.
pada tingkat SDL sedang sebanyak 50 %. 5
dengan
jenis
kelamin
Mahasiswa tahun ketiga dengan jenis kelamin
perempuan,
sebagian
Mahasiswa tahun keempat dengan
besar
jenis kelamin perempuan pada tingkat
berada pada tingkat SDL tinggi sebanyak
SDL
tinggi
dan
sedang
63 %, sedangkan mahasiswa berjenis
prosentase yang sama sebanyak 50 %,
kelamin laki-laki sebagian besar berada
sedangkan mahasiswa berjenis kelamin
pada tingkat SDL sedang sebanyak 50 %.
laki-laki mayoritas memiliki tingkat SDL
Mahasiswa pada tahun ketiga dengan
sedang sebanyak 72,2 %. Sebagian besar
kisaran usia16-20 tahun sebagian besar
mahasiswa pada tahun keempat berada
berada pada tingkat SDL tinggi sebanyak
pada kisaran usia 21-25 tahun dengan
57,6 %.
dominasi berada pada tingkat SDL sedang sebanyak 56,1 %.
6
memiliki
HASIL PENELITIAN KUALITATIF Hasil indepth interview ditemukan 2 tema besar, yaitu learning preparation yang meliputi persiapan mandiri, team work, dan waktu. Faktor yang mempengaruhi SDL meliputi hambatan dan pendukung.
7
kelamin perempuan. Sedangkan tingkat SDL
Hasil FGD dan indepth interview peneliti
kategori tinggi lebih kecil persentasenya
dikelompokkan berdasarkan pertanyaan
dibandingkan tahun kedua, ketiga, dan
yang
yang
dilakukan
diajukan.
oleh
FGD
dan
keempat. Hal ini disebabkan karena kurang
Indepth
terbiasanya mahasiswa dengan metode PBL.
interview dilakukan dengan tujuan untuk
Memberikan motivasi di tahun-tahun awal
memperoleh data terkait faktor-faktor pembelajaran
sangat
penting,
kemudian
yang mempengaruhi SDL. dilanjutkan dengan memfasilitasi tingkat PEMBAHASAN
kemandirian di tahun berikutnya. Mahasiswa
Tingkat kemampuan SDL responden
tahun pertama akan mengalami disorientasi
sebagian besar berada pada kategori sedang
pada saat terpapar pertama kali dengan
yang terdapat pada setiap tahun angkatan.
pembelajaran PBL yang menekankan pada
Sedangkan tingkat SDL paling sedikit berada
SDL.
ada kategori rendah yang terdapat pada
pembelajaran
SDL dengan kategori rendah.
baru,
sehingga
dapat
mandiri.7
belajar akan mengalami perubahan perilaku
Hasil penilaian tingkat SDL berdasarkan
dalam aspek pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotor). terlihat
banyaknya
meningkatkan perannya dalam pembelajaran
Seseorang yang telah mengalami proses
dapat
dengan
mahasiswa mulai terbiasa dan menemukan
Pada angkatan tahun keempat tidak terdapat
tersebut
tetapi,
paparan PBL pada pembelajaran berikutnya,
angkatan tahun pertama, kedua, dan ketiga.
Hal
Akan
dari
pengisian
kuesioner
SRSSDL
pada
6
mahasiswa tahun pertama, skor yang paling
hasil
besar pada sebagaian besar mahasiswa
penelitian bahwa terjadi peningkatan tingkat
berada pada item strategi belajar, sedangkan
kemampuan SDL dari tahun ke tahun.
skol
Pada tahun pertama sebagian besar
paling
rendah
berada
pada
item
kemampuan interpersonal. Mahasiswa tahun
mahasiswa berada pada kategori sedang yang
pertama sebagian besar belum memiliki
didominasi oleh mahasiswa dengan jenis
kemampuan dalam membangun hubungan 8
interpersonal dalam proses pembelajaran
masih
mandiri.
belajarnya.
Hasil penilaian kuesioner tingkat SDL mayoritas
masih
persiapan
Mahasiswa tahun pertama mengalami masalah dalam proses adaptasi belajar pada
sedang, hal ini dapat dikuatkan berdasarkan
lingkungan belajar PBL, terutama mahasiswa
hasil wawancara yang dilakukan pada 3
yang sebelumnya tidak banyak terpapar oleh
mahasiswa tahun pertama, ditemukan faktor
lingkungan yang menuntut belajar mandiri.
penyebabnya adalah adaptasi, manajemen
Skor SDL secara signifikan menunjukkan
waktu, kelelahan, mood dan motivasi, serta
angka rendah pada mahasiswa tahun pertama
interpersonal skill.
mahasiswa
dibandingkan mahasiswa yang lain, sehingga
mendominasi
perlu dipertimbangkan faktor kematangan
faktor
pada
dalam
kategori
menyebutkan
berada
mendominasi
Ketiga yang
adalah adaptasi, hal ini disebabkan karena
mahasiswa
mahasiswa masih dalam proses penyesuaian
pengembangan kemampuan belajar mandiri.8
dalam mengikuti pembelajaran PBL di tahun
Lain halnya dengan mahasiswa tahun
pertama dan pengalaman belajar sebelumnya
kedua yang rata-rata memiliki tingkat SDL
dengan PBL yang digunakan saat ini.
sedang. Adanya penurunan tingkat SDL
Kemudian
waktu
kategori sedang dari tahun pertama ke tahun
disebabkan karena adanya adaptasi terhadap
kedua, dan adanya peningkatan kategori
jadwal tutorial atau perkuliahan yang padat
tinggi di tahun kedua. Terdapat peningkatan
dan banyaknya tugas di semester awal,
dari tahun pertama dikarenakan mahasiswa
sehingga mahasiswa mengalami kelelahan
sudah mulai memahami dan mendapatkan
dan belum mampu mengatur waktu dengan
pengalaman di tahun sebelumnya.
faktor
manajemen
baik.
dalam
Mahasiswa
Selain itu, waktu belajar yang digunakan
pengalaman
PBL
mulai
untuk
dapat
belajarnya
proses
mengontrol
untuk
dapat
mahasiswa tahun pertama untuk persiapan
mengendalikan diri. Seperti pada perubahan
tutorial dilakukan sehari sebelumnya atau
besar yang berlangsung dalam kehidupan
mendadak, karena proses adaptasi yang
mahasiswa karena mereka mulai membangun 9
diri sebagai individu yang terpisah dari
kegiatan organisasi, sehingga kemampuan
ketergantungan yang ada di masa kecil
interpersonal
mereka.
menunjukkan hasil yang lebih baik dari tahun
Mahasiswa
mulai
membentuk
pendapat mereka sendiri dan ide, membuat
yang
dimiliki
mulai
sebelumnya.
keputusan sendiri, memilih kegiatan mereka
Selain adanya dampak positif yang
sendiri, mengambil tanggung jawab lebih
berkaitan dengan kemampuan interpersonal
untuk
Mahasiswa
pada tahun kedua yang mulai aktif dalam
pembelajaran
mengikuti organisasi, terdapat juga kesulitan
mereka sendiri untuk memperdayakan diri
dalam membagi waktu antara organisasi
mereka sendiri, di sini akan berkembang
dengan belajar mandiri. Selain itu, faktor
individualitas mereka yang akan membantu
kelelahan juga menjadi faktor penghambat
mereka untuk berlatih menjadi orang dewasa.
dalam proses belajar mandiri. Hal ini
Saat
(self-
berkaitan dengan jadwal kuliah yang sudah
directing) mereka sendiri, mereka tidak
semakin padat dan tugas yang berat daripada
hanya belajar secara efektif tetapi juga
tahun sebelumnya.
diri
mereka
mengembangkan
mereka
sendiri.
metode
mengarahkan
diri
menjadi diri mereka sendiri.9
Berdasarkan
Pada tahun kedua, berdasarkan hasil pengisian
kuesioner
wawancara,
hal
tersebut berkaitan erat dengan skor total SDL
bahwa
yang diperoleh, dengan kategori rendah
sebagian besar mahasiswa sudah memiliki
paling banyak terdapat pada tahun kedua
kemampuan interpersonal yang baik. Hal ini
dibandingkan dengan tahun pertama dan
ditunjukkan dari hasil perolehan skor pada
ketiga. Individu dengan skor SDL yang
item kemampuan interpersonal dengan nilai
rendah memiliki karakteristik yaitu siswa
paling tinggi. Sesuai dengan hasil wawancara
yang
pada mahasiswa tahun kedua menyatakan
terstruktur atau tradisional, seperti peran guru
bahwa mahasiswa sudah mulai terbiasa dan
dalam ruangan kelas tradisional. Individu
memahami
PBL.
dengan skor SDL yang sedang memiliki
Mahasiswa mulai tertarik dan aktif mengikuti
karakteristik yaitu berhasil dalam situasi
proses
SRSSDL
hasil
pembelajaran
10
menyukai
proses
belajar
yang
yang mandiri, tetapi tidak sepenuhnya dapat
melampaui yang mudah dan susah. Bagi
mengidentifikasi
mahasiswa itu berarti mahasiswa mau untuk
kebutuhan
belajar,
perencanaan belajar dan dalam melaksanakan
menunjukkan
rencana belajar. Individu dengan skor SDL
terbaik.9
yang tinggi memiliki karakteristik yaitu siswa
yang
biasanya
kemampuan
mereka
yang
Pada tahun ketiga tingkat SDL mulai
mampu
meningkat kembali. Sama halnya dengan
mengidentifikasi kebutuhan belajar mereka,
tahun kedua, hasil pengisian kuesioner
mampu membuat perencanaan belajar serta
SRSSDL
mampu
ketrampilan interpersonal lebih mendominasi
melaksanakan
rencana
belajar
tersebut.10
pada
tahun
ketiga
bahwa
sesuai dengan skor pada item kemampuan
Mahasiswa pada tahun ketiga yang
interpersonal dengan perolehan tertinggi. Hal
berada pada kategori SDL tinggi lebih besar
ini ditunujukkan juga berdasarkan hasil
persentasenya dari pada mahasiswa tahun
wawancara pada 4 mahasiswa tahun ketiga
pertama, kedua, dan keempat. Mahasiswa
bahwa mahasiswa sudah dapat memahami
mulai dapat menikmati proses pembelajaran
kebutuhan
dengan PBL, mengenali strategi belajar
kesulitan mata kuliah semakin bertambah,
masing-masing,
sehingga mahasiswa lebih giat dalam belajar
dan
mulai
memahami
kebutuhan akan belajar mandirinya.
belajarnya,
karena
tingkat
mandiri.
Tingkat kesulitan mata kuliah pada
Mahasiswa pada tahun angkatan ini pun
tahun-tahun berikutnya akan bertambah. Hal
sudah mulai dapat mengatur persiapan
ini bisa menjadi tantangan atau bahkan
belajarnya. Hal ini ditunjukkan dalam hasil
kesulitan
wawancara
bagi
mahasiswa.
Tantangan
yang
menyatakan
bahwa
dibutuhkan untuk meraih kinerja baru dalam
persiapan belajar dilakukan di awal blok atau
bidang atau hal baru agar lebih menarik. Ini
beberapa
berarti standar prestasi yang lebih tinggi bisa
penghambat yang ditemukan dari hasil
dengan mudah dicapai. Menantang diri
wawancara pada salah satu mahasiswa tahun
sendiri berarti mengambil resiko untuk
ketiga mengatakan sudah mulai muncul 11
hari
sebelum
tutorial.
Faktor
kebosanan
dalam
yang
waktu antara belajar mandiri untuk keperluan
dilaksanakan sejak tahun pertama. Sehingga
pembelajarn PBL dengan mengerjakan tugas
motivasi
akhir.
dalam
proses
belajar
tutorial
mandiri
akan
berpengaruh.
Selain itu, terdapat kebosanan pada
Terdapat penurunan tingkat SDL dari
pembelajaran tutorial dengan step-step yang
tahun ketiga ke tahun keempat. Akan tetapi,
selalu sama dari tahun ke tahun, sehingga
tidak terdapat tingkat SDL dengan kategori
perlu
rendah pada tahun keempat. Berdasarkan
meminimalisir
hasil wawancara yang dilakukan pada 2
dalam kelompok juga dapat mempengaruhi
mahasiswa tahun keempat didapatkan hasil
kebosanan, perlu adanya pembagian merata
bahwa faktor dominan yang mempengaruhi
mahasiswa yang aktif dan pasif, sehingga
tingkat SDL pada tahun ini adalah karena
dapat saling memberikan variasi dalam
faktor kebosanan terhadap proses tutorial
proses tutorial.
terutama faktor dari teman satu kelompok
adanya
variasi faktor
yang
tersebut.
dapat Anggota
Pengalaman belajar mandiri di beberapa
yang pasif selama proses diskusi.
blok
pada
tahun
sebelumnya
dapat
Hasil pengisian kuesioner SRSSDL pada
menambah tingkat kesiapan mahasiswa untuk
tahun keempat berbeda dengan tahun kedua
belajar mandiri, sehingga tidak terdapat
dan ketiga. Pada tahun angkatan ini skor
tingkat SDL rendah pada tahun keempat.
terbesar yang diperoleh berada pada item
Terdapat
peningkatan
evaluasi, sedangkan yang terendah berada
pertama
hingga
pada item aktivitas pembelajaran. Hal ini
diperhatikan
dikuatkan berdasarkan hasil wawancara pada
mendukung proses SDL pada tahun-tahun
2
akhir, dalam hal ini tahun keempat untuk
mahasiswa
tahun
keempat
yang
menunjukkan mahasiswa lebih terfokus pada
juga
SDL
tahun dalam
dari
tahun
ketiga.
Perlu
variasi
yang
meminimalisir terjadinya kebosanan.
tugas akhir masing-masing yang menentukan
Keberhasilan dalam pembelajaran dapat
kelulusan. Sehingga aktivitas pembelajaran
dicapai apabila mahasiswa dapat memahami
menjadi menurun, adanya kesulitan membagi
cara belajar yang tepat. Karena mahasiswa 12
tidak lagi bergantung pada dosen, sehingga
untuk proses adaptasinya. Kemudian pada
harus dapat berinisiatif dan menentukan
tahun
sendiri kebutuhan belajar mereka.
memahami persepsi tentang SDL dan mampu
berikutnya,
mahasiswa
mulai
mengikutinya prosesnya dengan baik.11
Faktor lain yang dapat mempengaruhi tingkat SDL berdasarkan hasil wawancara
KESIMPULAN
salah satunya adalah faktor motivasi yang
1. Mahasiswa PSIK FKIK UMY sebagian
timbul dari diri sendiri dan kesadaran akan
berjenis
kebutuhan belajar masing-masing. Adapun
kisaran usia 16-25 tahun.
dimiliki oleh mahasiswa tahun pertama
tidak untuk kedalaman materi, tapi lebih ke
PSIK FKIK UMY, sedangkan rata-rata
persiapan ujian dengan tujuan mendapatkan yang
memuaskan
sebagai
dengan
2. Rata-rata Tingkat SDL paling rendah
faktor lain yang memandang belajar mandiri
nilai
kelamin perempuan
skor
syarat
paling
tinggi
dimiliki
oleh
mahasiswa tahun ketiga PSIK FKIK kelulusan. UMY Pembelajaran tidak hanya berdampak 3. Terdapat perbedaan tingkat SDL pada pada proses belajar tetapi juga motivasi dan mahasiswa tahun pertama, kedua, ketiga, pengelolaan sumber daya dan oleh karena itu dan perspektif konteks harus dipertimbangkan ketika
menilai
SDL.
Hasil
keempat
Program
Studi
Ilmu
Keperawatan FKIK UMY
penelitian
4. Learning preparation yang dilakukan
berdasarkan analisis varian Krusskal Wallis
oleh mahasiswa PSIK FKIK UMY
menunjukkan adanya perbedaan tingkat SDL
meliputi persiapan mandiri, team work,
pada mahasiswa tahun pertama, kedua, ketiga
dan waktu
dan keempat. Hal ini sesuai dengan teori
5. Persiapan
mandiri
mahasiswa
tahun
dilakukan
dengan
belajar
yang menyatakan bahwa adanya perubahan
pertama
SDL yang lebih baik mulai dari tahun
sendiri, searching, dan membaca buku
pertama pembelajaran hingga tahun akhir
dengan waktu belajar jauh-jauh hari,
pembelajaran. Mahasiswa tahun pertama
beberapa hari, dan sehari sebelumnya.
akan banyak membutuhkan peran dari tutor 13
6. Persiapan kedua
mandiri
dilakukan
mahasiswa dengan
tahun
interpersonal
searching,
skill,
yang
dengan waktu belajar beberapa hari, dan
dukungan orangtua.
sehari sebelumnya.
ketiga
dan
manajemen waktu. Sedangkan faktor
membaca buku, dan belajar bersama
7. Persiapan
adaptasi,
mendukung
SDL
meliputi
11. Faktor yang menghambat SDL pada
mandiri
dilakukan
mahasiswa dengan
tahun
tahun kedua meliputi mood dan motivasi,
searching,
kelelahan,
fasilitas
kampus,
dan
membaca buku, dan belajar bersama
manajemen waktu. Sedangkan faktor
dengan waktu belajar jauh-jauh hari,
yang
beberapa hari, dan sehari sebelumnya.
dukungan orangtua.
8. Persiapan
mendukung
SDL
meliputi
mandiri
mahasiswa
tahun
12. Faktor yang menghambat SDL pada
dilakukan
dengan
belajar
tahun ketiga meliputi kelelahan, fasilitas
sendiri, searching, membaca buku, dan
kampus, kebosanan, dan manajemen
belajar bersama dengan waktu belajar
waktu.
jauh-jauh
mendukung SDL meliputi dukungan
keempat
hari
dan
beberapa
hari
sebelumnya. 9. Faktor-faktor
Sedangkan
faktor
yang
orangtua. yang
mempengaruhi
13. Faktor yang menghambat SDL pada
tingkat SDL pada mahasiswa PSIK FKIK
tahun
keempat
UMY terdapat faktor yang menghambat
fasilitas
SDL dan faktor yang mendukung SDL.
Sedangkan faktor yang mendukung SDL
Faktor yang menghambat SDL meliputi:
meliputi dukungan orangtua.
kampus,
meliputi dan
kelelahan, kebosanan.
mood dan motivasi, fasilitas kampus,
SARAN
kebosanan, interpersonal skill, adaptasi,
1. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai
dan manajemen waktu. Sedangkan faktor
alat ukur untuk menilai tingkat SDL
yang mendukung SDL adalah dukungan
dengan mengetahui konsep SDL dengan
orang tua.
baik dan mengembangkan kemampuan
10. Faktor yang menghambat SDL pada tahun
pertama
meliputi
mood
SDL untuk pencapaian prestasi yang
dan
lebih baik.
motivasi, kelelahan, fasilitas kampus, 14
2. Mahasiswa
kegiatan
semangat dalam melakukan SDL. Selain
akademik terlebih dahulu dibandingkan
itu, perlunya variasi dalam memodifikasi
kegiatan organisasi, meluangkan waktu
metode pembelajaran yang digunakan
untuk melakukan SDL dan manajemen
pada tahun akhir pembelajaran dan
waktu dengan baik.
pembagian
3. Penataan
memprioritaskan
jadwal
mandiri
4.
5.
6.
7.
8.
merata
antara mahasiswa yang aktif dan pasif,
mahasiswa lebih ditingkatkan lagi guna
sehingga dapat meminimalisir terjadinya
memotivasi
kebosanan.
mahasiswa
agar
lebih
pada Mahasiswa PSIK UGM. Skripsi. Program Studi Ilmu Keperawatan. Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada. 9. Akbar, S. 2014. Hubungan Persepsi Mahasiswa Terhadap Problem-Based Learning, dan Motivasi Intrinsik, dengan Self-Directed Learning di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. M.Med.Ed. Tesis. Universitas Gadjah Mada 10. Fajrin, A. 2014. Analisis SelfDirected Learning (SDL) Mahasiswa dan Partisipasi Dukungan Institusi sebagai Faktor Eksternal : Studi Kasus pada Politeknik Palu Sulawesi Tengah. Tesis. Universitas Gadjah Mada 11. Williamson, S.N. 2007. Development of a Self-Rating Scale of Self Directed Learning. Nurse Researcher. Available from : http://search.ebscohost.com. Accessed 8 February 2016
1. Kurikulum Pendidikan Ners. 2010.
3.
secara
untuk
DAFTAR PUSTAKA
2.
kelompok
Jakarta : AIPNI Kocaman, G., Dicle, A., and Ugur, A. 2009. A Longitudinal Analysis of the Self-Directed Learning Readiness Level of Nursing Students Enrolled in a Problem-Based Curriculum. Jurnal of Nursing Education. Vol 48, No 5 Nursalam. 2008. Pendidikan Dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. English, M.C., & Kitsantas, A. 2013. Supporting Stedent Self Regulated Learning in Problem and ProjectBased Learning. Interdisciplinary Journal of Problem-based Learning, 7 (2). Creswell, J.W. 2016. Research Design : Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Nursalam., Efendi, F. 2012. Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Kocaman, G., Dicle, A., and Ugur, A. 2009. A Longitudinal Analysis of the Self-Directed Learning Readiness Level of Nursing Students Enrolled in a Problem-Based Curriculum. Jurnal of Nursing Education. Vol 48, No 5 Zulfa, I.S. 2014. Hubungan antara Self-Directed Learning (SDL) dengan Student Performance dalam Tutorial 15