Prosiding Seminar Nasional “Menjadi Guru Inspirator” Prodi PGSD FKIP-Univesitas Muhammadiyah Purwokerto ISBN : 978-602-14377-4-2
PENGARUH PROBLEMBASED LEARNING (PBL) TERHADAP KARAKTER MAHASISWA PGSD1 Naniek Sulistya Wardani2 PGSD FKIP Universitas Kristen Satya Wacana ABSTRAK Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental semu (quasi experiment research), dengan desain pretes-postes menggunakan kelompok kontrol tanpa penugasan random. Sampel penelitian dipilih secara purposive random sampling dengan mempertimbangkan perbedaan karakter yang diterapkan di kedua kelas tersebut.Teknik pengumpulan data menggunakan observasi. Instrumen penelitian menggunakan panduan observasi yang dilengkapi dengan rubrik observasi. Uji instrumen penelitian menggunakan uji normalitas, uji homogenitas, uji validitas dan uji reliabilitas. Teknik analisis data menggunakan (1) Uji-t (analisis beda rerata) dengan taraf signifikansi α = 0,05 yaitu untuk menganalisis perbedaan skor rerata independent sample t-tes skor karakter kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dan bantuan programSPPS 19,0. (2) Analisis kualitatif untuk menemukan pola perubahan perilaku berdasarkan data hasil observasi. Hasil penelitian membuktikan bahwa pendekatan PBL dalam pembelajaran IPS berpengaruh positif signifikan terhadap karakter belajar IPS mahasiswa, yang ditunjukkan oleh hasil uji t dengan probabilitas signifikan equal variances assumed dari karakter belajar IPS mahasiswa <0,05,dan hasil uji t sebesar 7,692. Karakter belajar kelompok eksperimen memiliki perbedaan skor rata-rata dengan karakter belajar kelompok kontrol. Rata-rata skor karakter belajar IPS kelompok eksperimen lebih tinggi dari pada skor rata-rata karakter belajar IPS kelompok kontrol. Langkah-langkah PBL adalah a) menyimak masalah KD IPS, b) mengkaji KD IPS SD, c) mengumpulkan informasi dan mengamati KD IPS di SBL, d) membuat laporan, dan e) melakukan evaluasi terhadap pengumpulan informasi. Karakter belajar IPS terdiri dari pengukuran religius, jujur, rasa ingin tahu, dan gemar membaca. Dalam pembelajaran Konsep Dasar IPS disarankan untuk meningkatkan karakter mahasiswa melalui PBL. Kata Kunci: Konsep Dasar IPS, problem based learning (PBL), sumber belajar lingkungan (SBL), langkah-langkah PBL, karakter belajar IPS.
1
Makalah disampaikan pada acara Seminar Nasional Menjadi Guru Inspirator “Kenali dan Kembangkan Kemampuan Intelegensi Emas untuk Indonesia Emas” di Prodi PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Purwokerto Tanggal 30 April 2016. 2 Koresponden mengenai isi makalah ini dapat dilakukan melalui:
[email protected]
489
Prosiding Seminar Nasional “Menjadi Guru Inspirator” Prodi PGSD FKIP-Univesitas Muhammadiyah Purwokerto ISBN : 978-602-14377-4-2
PENDAHULUAN Dalam perkembangan kehidupan dan ilmu pengetahuan abad 21, telah terjadi pergeseran paradigma belajar baik ciri maupun model pembelajaran. Paradigma belajar dalam abad 21 mempunyai ciri sebagai berikut (1) informasi sebagai bahan belajar tersedia dimana saja dan kapan saja, oleh karena itu dalam pembelajaran guru diarahkan untuk mendorong peserta didik mencari tahu dari berbagai sumber observasi, seperti melalui internet, lingkungan, pakar, bukan peserta didik diberi tahu; (2) komputasi, lebih cepat memakai mesin, maksudnya pembelajaran diarahkan untuk memakai alat seperti mesin yakni peserta didik mampu merumuskan masalah (menanya), bukan hanya menyelesaikan masalah (menjawab); (3) otomasi, menjangkau segala pekerjaan rutin, pembelajaran diarahkan untuk melatih peserta didik berfikir analitis (untuk pengambilan keputusan) bukan berfikir mekanistis (rutin); dan (4) komunikasi dari mana saja, kemana saja, pembelajaran menekankan pentingnya kerjasama dan kolaborasi dalam menyelesaikan masalah (Sisdiknas, 2012:1). Konsekuensi paradigma belajar abad 21, dalam pengembangan kurikulum 2013, membuat suasana belajar yang dapat menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap (tahu mengapa), keterampilan (tahu bagaimana), dan pengetahuan (tahu apa) yang terintegrasi. Kurikulum 2013 yang dirumuskan mengedepankan pengalaman personal melalui proses mengamati, menanya, menalar, dan mencoba (observation based learning) untuk meningkatkan kreativitas agar peserta didik berkarakter. Karakter pada hakekatnya merupakan ciri khas kepribadian yang berkaitan dengan timbangan nilai moralitas normatif yang berlaku (Mohamad Surya: 2012,3). Dalam Kebijakan Nasional (2010) tentang Pembangunan Karakter Bangsa dibekali oleh nilai-nilai karakter sebagai berikut: 1) Religius, 2) Jujur, 3) toleransi, 4) Disiplin, 5) Kerja Keras, 6) Kreatif, 7) Mandiri, 8) Demokratis, 9) Rasa Ingin Tahu, 10) Semangat Kebangsaan, 11) Cinta Tanah Air, 12) Menghargai Prestasi, 13) Bersahabat, 14) Cinta Damai, 15) Gemar Membaca, 16) Peduli Lingkungan,17) Peduli Sosial dan 18) Tanggung-jawab (Gultom Syawal: 2012, 37). Pendidikan karakter bangsa dilakukan melalui pengembangan karakter individu peserta didik di sekolah, mengingat pengembangan karakter secara individu tidak dapat dipisahkan dari lingkungan sosial dan budaya peserta didik, dalam hal ini melalui pendidikan di sekolah. Penanaman karakter dalam perkuliahan dapat ditempuh melalui perkuliahan IPS karena terkait dengan komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan (Wardani NS: 2012, 188). Hal ini sesuai dengan pengertian IPS yangkepanjangan dari Ilmu Pengetahuan Sosial, yang juga dinamakan dengan Social studies, bahwa Social studies is the interdisciplinary integration of social science and humanities concepts for the purpose of practicing problem solving and decision making for developing citizenship skills on critical social issues (Bar, Barth, 1977:42). Pelaksanaan pembelajaran IPS,
490
Prosiding Seminar Nasional “Menjadi Guru Inspirator” Prodi PGSD FKIP-Univesitas Muhammadiyah Purwokerto ISBN : 978-602-14377-4-2
mendorong mahasiswa belajar trampil mengkritisi isu sosial, memecahkan permasalahan dan membuat keputusan dengan menggunakan berbagai konsep ilmu sosial dan kemanusiaan secara terpadu. Pengembangan materi IPS dengan ciri pembelajaran terpadu menggunakan geografi sebagai titik tolak (platform) kajian. Proses pembelajaran IPS, tidak menekankan pada aspek teoritis keilmuannya, melainkan lebih menekankan pada segi praktis mempelajari, menelaah, serta mengkaji gejala dan masalah sosial. Pendekatan pembelajaran yang tepat untuk itu adalah Problem Based Learning (PBL), Project Based Learning(PjBP), dan Discovery-Inquiry (DI) Dalam perkuliahan IPS mahasiswa PGSD di UKSW, terdiri dari banyak kelas, yang memberikan kebebasan para dosen untuk mendesain sendiri perkuliahan, sehingga model pembelajaran kelas satu dengan lainnya berbeda. Mahasiswa kelas RS 15E telah terbiasa melaksanakan project dalam perkuliahannya, sedangkan mahasiswa kelas RS 15 F belum pernah melaksanakan perkuliahan project. Kedua kelas terbiasa diskusi dan presentasi di kelas. Dalam proses pembelajaran, selalu terdiri dari 3 (tiga) komponen penting yang saling terkait satu sama lain, yaitu materi yang akan diajarkan, proses mengajarkan materi, dan hasil dari proses pembelajaran yang membentuk lingkungan pembelajaran. Akan tetapi dalam perjalanan prosesnya, sering didapati kesenjangan dalam pembentukan lingkungan pembelajaran tersebut, terutama pada kurangnya pendekatan yang benar dan efektif dalam menjalankan proses pembelajaran. Pendekatan PBLdapat digunakan dalam perkuliahan sesuai dengan Permendikbud No 65 Tahun 2013 tentang standar proses (hal 9) yang menyatakan bahwa pemilihan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (problem based learning) disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dan jenjang pendidikan. Sesuai dengan karakteristik sikap, maka salah satu alternatif yang dipilih adalah proses afeksi mulai dari menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, hingga mengamalkan. Seluruh aktivitas pembelajaran berorientasi pada tahapan kompetensi yang mendorong dan memotivasi siswa untuk melakuan aktivitas tersebut. Karakteristik pengetahuan dimiliki melalui aktivitas mengetahui, memahami, menerapkan,menganalisis, mengevaluasi, hingga mencipta. Karakteritik aktivititas belajar dalam domain pengetahuan ini memiliki perbedaan dan kesamaan dengan aktivitas belajar dalam domain keterampilan. Untuk mendorong peserta didik menghasilkan karya kreatif dan kontekstual, baik individual maupun kelompok, disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (problem based learning). Alasan utama pemilihan pendekatan PBL adalah (1) Pembelajaran memerlukan ilustrasi langsung terhadap masalah yang dihadapi dalam dunia sesungguhnya sehingga terdapat korelasi dengan buku teks, (2) Pembelajaran berbasis kuliah saja seringkali membosankan, (3) Proses belajar yang efektif adalah yang melibatkan
491
Prosiding Seminar Nasional “Menjadi Guru Inspirator” Prodi PGSD FKIP-Univesitas Muhammadiyah Purwokerto ISBN : 978-602-14377-4-2
refleksi (double loop learning). Diharapkan dengan melibatkan mahasiswa dalam proses problem based learning, mahasiswa akan memiliki pemahaman yang lebih baik (Nur Kholis, Moh. Khairudin, Dan Haryanto. 2015:216). Dalam pelaksanaan pendekatanPBL, Pembelajaran didahului dengan mengajukan permasalahan kepada mahasiswa, kemudian mereka diarahkan untuk melakukan penelitian kelompok. Dosen membantu kelompok mendapatkan informasi yang tepat dan menata laporan hasil penelitian untuk disampaikan kepada seluruh kelas. Terakhir, mahasiswa dipandu untuk melakukan refleksi, analisis, dan evaluasi proses dan hasil penelitian mereka. Mahasiswa yang melaksanakan kegiatan ini diobservasi karakter yang dimilikinya. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa PGSD FKIP UKSW di Salatiga pada semester I tahun akademik 2015/2016. Unit penelitian adalah mahasiswa kelas RS 15 E sebagai kelompok eksperimen dan mahasiswa RS 15 F sebagai kelompok kontrol. Jumlah mahasiswa 50 yang terdiri 25 mahasiswa kelompok eksperimen dan 25 mahasiswa kelompok kontrol. Variabel penelitian terdiri dari pembelajaran IPS-PBL yaitu pembelajaran IPS dengan permasalahan bagaimana mengetrapkan konsep dasar disiplin ilmu sosial dalam IPS melalui langkah menyimak masalah KD IPS, mengkaji KD IPS SD, mengumpulkan informasi dan mengamati KD IPS di SBL, membuat laporan dan melakukan evaluasi terhadap pengumpulan informasi; dan karakter belajar IPS yaitu besarnya perolehan skor pengamatan dari rubrik pengukuran religius, jujur, rasa ingin tahu, dan gemar membaca. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu (quasi experiment research), dengan menggunakan Non equivalent Control Group dengan desain pretes-postes. Dalam penelitian ini menggunakan kelompok kontrol yaitu kelompok pembelajaran IPS PBL tanpa SBL dan kelompok eksperimen yaitu kelompok pembelajaran IPS PBL dengan SBL. Masing-masing kelompok baik kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen diberikan pre tes sebelum perkuliahan dan pos tes setelah perkuliahan selesai. Desain penelitian eksperimental semu disajikan melalui tabel 1 berikut ini. Tabel 1 Desain Penelitian O1 X O2 O3 O4 Keterangan: X : Perlakuan dengan SBL O1 : Pengukuran karakter 1 kelompok eksperimen O2 : Pengukuran karakter 2 kelompok eksperimen O3 : Pengukuran karakter 3 kelompok kontrol O4 : Pengukuran karakter 4 kelompok kontrol
492
Prosiding Seminar Nasional “Menjadi Guru Inspirator” Prodi PGSD FKIP-Univesitas Muhammadiyah Purwokerto ISBN : 978-602-14377-4-2
Secara sederhana rancangan penelitian disajikan melalui gambar 2 berikut. Kelompok kontrol
Tanpa Perlakuan Karakter
Kondisi Awal Siswa sama
Kelompok eksperimen
Dengan Perlakuan SBL
Gambar 2 Rancangan Penelitian Pretes dalam desain penelitian eksperimental semu ini digunakan untuk mengetahui normalitas, homogenitas, validitas dan reliabilitas. Berdasarkan uji normalitas data, distribusi data kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disajikan melalui tabel 2 berikut ini Tabel 2 Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statisti c karakter1 (KE) karakter3 (KK)
df
Sig.
Shapiro-Wilk Statistic
df
Sig.
.119
25
.200*
.969
25
.615
.147
25
.173
.963
25
.467
a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance. KE = Kelompok Eksperimen; KK= Kelompok Kontrol Dari tabel 2 nampak hasil uji normalitas dapat menggunakan Kolmogorov-Smirnova apabila jumlah responden > 50, dan Shapiro-Wilk apabila jumlah responden ≤ 50. Oleh karena jumlah responden dalam penelitian ini masing-masing kelompok ada 25, maka menggunakan Shapiro-Wilk. Berdasarkan tabel 2, distribusi datamasing-masing KE dan KK memiliki signifikansi P ≥ 0,05, maka distribusi data adalah normal. Uji homogenitas instrumen penelitian ini menggunakan anova, yang menunjukkan hasil uji seperti tersaji melalui tabel 3 di bawah ini
493
Prosiding Seminar Nasional “Menjadi Guru Inspirator” Prodi PGSD FKIP-Univesitas Muhammadiyah Purwokerto ISBN : 978-602-14377-4-2
Tabel 3 Uji Homogenitas Test o Homogeneity o Variances Karakter 1 Levene Statistic Df 1 1.043 1
Df2 48
Sig 0.312
Berdasarkan hasil olahan SPSS menunjukkan bahwa signifikansi α sebesar 0,312 > nilai r tabel, maka skor-skor pada variabel karakter 1 dan skorskor pada variabel karakter 3 menyebar secara homogen. Dalam hal lainnya, skor-skor menyebar secara berbeda. Uji validitas menggunakan kriteria koefisien validitas instrumen dari Wardani Naniek Sulistya dan Slameto (2012:86), yang instrumen itu valid apabila koefisien ≥ 0,20. Hasil uji validitas karakter disajikan melalui tabel 4 di halaman berikut ini. Tabel 4 menunjukkan bahwa penghitungan terhadap 16 butir rubrik pengukuran, diperoleh kriteria valid, meskipun terdistribusi dari validitas rendah sampai sangat tinggi. Hasil pengujian reliabilitas butir diperoleh melalui Cronbach’s Alpha sebesar 0,907, artinya reliabilitas 16 butir dalam instrumen penelitian adalah sangat tinggi. Hal ini ditunjukkan oleh range α sebesar 0,81 – 1,00. Tabel 4 Distribusi Hasil Uji Validitas Butir Item-Total Statistics Corrected Item-Total Correlation Butir1 Butir2 Butir3 Butir4 Butir5 Buti6 Butir7 Butir8 Butir9 Butir10 Butir11 Butir12 Butir13 Butir14 Butir15 Butir16
Kriteria Validitas .858 .384 .858 .858 .553 .347 .355 .560 .858 .581 .405 .384 .629 .738 .666 .720
494
Sangat Tinggi Rendah Sangat Tinggi Sangat Tinggi Cukup Rendah Rendah Cukup Sangat Tinggi Cukup Cukup Rendah .Tinggi .Tinggi .Tinggi .Tinggi
Prosiding Seminar Nasional “Menjadi Guru Inspirator” Prodi PGSD FKIP-Univesitas Muhammadiyah Purwokerto ISBN : 978-602-14377-4-2
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan (1) Uji-t dengan taraf signifikansi α = 0,05 yaitu untuk menganalisis perbedaan skor rerata independent sample t-tes skor karakter KK dan KE berbantuan programSPPS 19,0. (2) Analisis kualitatif untuk menemukan pola perubahan perilaku berdasarkan data hasil observasi Teknik pengumpulan data dengan menggunakan observasi. Instrumen penelitian menggunakan panduan observasi yang dilengkapi dengan rubrik pengukuran yang ditunjukkan melalui tabel 5 kisi-kisi instrumen penelitian. Tabel 5 Kisi-kisi Instrumen Penelitian untuk Karakter Mahasiswa No 1
Indikator Religius
2
Bersikap jujur
3
Rasa ingin tahu
4
Gemar membaca
Item 1. Berdoa sebelum kegiatan dimulai 2. Memberi salam kepada dosen sebelum kegiatan dimulai 3. Berdoa setelah kegiatan selesai 4. Mengucapkan terima kasih kepada dosen setelah kegiatan selesai 1. Mengajukan pertanyaan apa adanya 2. Menyatakan pendapatnya sendiri 3. Jujur dalam perkataan 4. Jujur dalam bertindak 1. Banyaknya bertanya kepada dosen 2. Menunjukkan keinginan melakukan kegiatan lagi 3. Lamanya menyimak/mengobservasi/wawancara 4. Tidak menghentikan kegiatan sebelum selesai masalahnya 1. Menyimak bacaan 2. Mencatat kata-kata kunci 3. Menggaris bawahi kata-kata esensial 4. Menggaris bawahi kata-kata sulit
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian Karakter Belajar Mahasiswa Tanpa Perlakuan Karakter belajar mahasiswa kelompok kontrol dan kelompok eksperimen tanpa perlakuan pembelajaran IPS PBL dengan SBL, ditunjukkan melalui tabulasi silang seperti dalam tabel 6 berikut ini.
495
Prosiding Seminar Nasional “Menjadi Guru Inspirator” Prodi PGSD FKIP-Univesitas Muhammadiyah Purwokerto ISBN : 978-602-14377-4-2
Tabel 6 Distribusi Frekuensi Karakter Belajar IPS Mahasiswa Tanpa Perlakuan Skor
16 - 32 32 - 48 48 - 64
Kriteria Karakter Belajar Rendah Sedang Tinggi Jumlah
Kelompok Kontrol (KK) Frekuensi Persentase (%) 8 32 16 64 1 4 25 100
Kelompok Eksperimen (KE) Frekuensi 8 15 2 25
Persentase (%) 32 60 8 100
Karakter belajar IPS adanya besarnya skor yang diperoleh dari pengamatan pembelajaran IPS-PBL yang meliputi kegiatan religius, sikap jujur, rasa ingin tahu dan gemar membaca. Masing-masing kegiatan memiliki 4 kriteria, sehingga 4 kegiatan terdiri dari 16 kriteria. Masing-masing kriteria diberi pengukuran dengan skor 1 sampai 4. Skor minimal 16 X 1= 16 dan skor maksimal 16 X 4 =64. Mendasarkan skor minimal dan skor maksimal, maka karakter di klasifikasikan menjadi 3 kelompok yakni karakter belajar rendah (skor 16-32), karakter belajar sedang (skor 32-48) dan karakter belajar tinggi (skor 48-64). Dari tabel 6 menunjukkan, bahwa baik KK maupun KE memiliki karakter belajar mahasiswa rendah sebesar 32 %. Ada sedikit perbedaan antara KK dan KE dalam hal pemilikan karakter belajar sedang dan tinggi yang masing-masing terpaut 4 %, yakni KK memiliki karakter belajar mahasiswa tinggi mencapai 8 %, sedangkan KK hanya mencapai 4 %. Tabel 7 Descriptive Statistics Karakter Belajar Tanpa Perlakuan N Karakter1 (KE) Karakter3 (KK) Valid N (listwise)
25 25 25
Minimu m
Maximu m
22.00 18.00
50.00 48.00
Mean 37.3600 32.6400
Std. Deviation 7.43236 6.65132
Tabel 7, menunjukkan deskripsi dari statistik tentang karakter belajar ketika tanpa ada perlakuan, nampak bahwa rata-rata skor karakter belajar pada KE sebesar 37,36 dan rata-rata skor karakter belajar pada KK sebesar 32,64. Ke dua skor tersebut, semuanya termasuk klasifikasi karakter belajar yang sedang. Begitu pula untuk skor minimum dan skor maksimum ke dua kelompok baik KK maupun KE menempati kriteria karakter belajar yang sama, untuk skor minimum pada kriteria karakter belajar rendah, dan untuk skor maksimum
496
Prosiding Seminar Nasional “Menjadi Guru Inspirator” Prodi PGSD FKIP-Univesitas Muhammadiyah Purwokerto ISBN : 978-602-14377-4-2
terletak pada kriteria karakter belajar tinggi. Kondisi ini wajar, karena ke dua kelompok memiliki perlakuan yang sama, sehingga memang homogen. 2. Hasil Penelitian Karakter Belajar Mahasiswa Dengan Perlakuan Hasil pengukuran karakter belajar mahasiswa dengan perlakuan menunjukkan hasil yang berbeda antara KK dan KE, secara detil disajikan melalui tabel 8 di bawah ini. Tabel 8 Distribusi Frekuensi Karakter Belajar IPS Mahasiswa Dengan Perlakuan Skor
32 - 48 48 - 64
Kriteria Karakter Belajar Sedang Tinggi Jumlah
Kelompok Kontrol Frekuensi Persentase (%) 5 20 20 80 25 100
Kelompok Eksperimen Frekuensi Persentase (%) 2 8 23 92 25 100
Dari tabel 8 nampak, bahwa klasifikasi karakter belajar menjadi 2 yakni karakter belajar sedang dan karakter belajar tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa ada perubahan karakter belajar baik KK maupun KE. Perubahan kriteria karakter belajar yang tinggi, terjadi pada KE yang mencapai 92% karena ada perlakuan, yang sebelum ada perlakuan hanya mencapai 8 %. Begitu pula pada KK mencapai 80 % meski tidak ada perlakuan yang berarti diberikan. Perubahan kriteria karakter belajar ini, didukung oleh deskripsi statistik yang ditunjukkan melalui tabel 9 berikut ini. Tabel 9 Descriptive Statistics Karakter Belajar Dengan Perlakuan Minimu m
N Karakter2 (KE) Karakter4 (KK) Valid N (listwise)
25 25 25
42.00 38.00
Maximu m 64.00 58.00
Mean 58.5600 50.0000
Std. Deviation 6.54523 5.16398
Dari tabel 9, nampak ada perubahan kriteria karakter belajar baik pada KK maupun KE, yakni skor minimum ada pada karakter belajar sedang, skor maksimum berada pada kriteria karakter belajar tinggi dengan rata-rata skor karakter belajar juga tinggi. Perbedaan nampak pada skor mean yakni sebesar 8.
497
Prosiding Seminar Nasional “Menjadi Guru Inspirator” Prodi PGSD FKIP-Univesitas Muhammadiyah Purwokerto ISBN : 978-602-14377-4-2
PEMBAHASAN Data yang diperoleh dari olahan komputer SPSS, menunjukkan bahwa pembelajaran IPS PBL dengan SBL skor rata-rata karakter belajar sebesar 58,56 lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran IPS PBL tanpa SBL skor rata-rata karakter belajar sebesar 50,00. Pembelajaran IPS PBL dengan SBL akan menghasilkan pembelajaran yang terstruktur, terencana dan terkontrol, sehingga karakter belajar yang menjadi tujuan pembelajaran dapat tercapai. Pembelajaran dengan SBL memerlukan persiapan di kelas yang matang, sehingga mendorong mahasiswa untuk memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, yang modalnya adalah gemar membaca, sehingga kalau pelaksanaan pembelajaran secara berkelompok, diperlukan sikap yang jujur, dan akhirnya akan merasakan berkat Tuhan, melalui aktivitas-aktivitas religius. Hal ini sesuai dengan pengembangan kurikulum 2013 yang merumuskan kompetensi intinya sikap religius, sikap sosial (jujur, tanggung jawab, kerjasama), pengetahuan (mengembangkan rasa ingin tahu) dan ketrampilan dengan meningkatkan gemar membaca. Uji signifikansi perbedaan mean antar KK dan KE, menggunakan teknik analisis data uji t-test. Di bawah ini disajikan tabel hasil uji t-test skor KK dan KE melalui tabel 10 berikut. Tabel 10 Hasil Uji Beda Skor Karakter Belajar Kelompok Eksperimen (KE) Dan Kelompok Kontrol (KK) T-test Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
F karakter Equal 2 variances assumed
Sig.
t-test for Equality of Means
t
.872 .355 3.93 2
498
df
95% Confidence Interval of the Difference Std. Mea Err U Sig. n or p (2- Diff Diff p taile eren eren Lo e d) ce ce wer r
48 .000 7.28 1.85 3.55 11.00252 000 141 748
Prosiding Seminar Nasional “Menjadi Guru Inspirator” Prodi PGSD FKIP-Univesitas Muhammadiyah Purwokerto ISBN : 978-602-14377-4-2
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
F karakter Equal 2 variances assumed Equal variances not assumed
Sig.
t-test for Equality of Means
t
.872 .355 3.93 2
df
95% Confidence Interval of the Difference Std. Mea Err U Sig. n or p (2- Diff Diff p taile eren eren Lo e d) ce ce wer r
48 .000 7.28 1.85 3.55 11.00252 000 141 748
3.93 47.6 .000 7.28 1.85 3.55 11.00329 2 16 000 141 671
Berdasarkan tabel 10, dapat dilihat hasil F hitung levene test sebesar 0,872 dengan probabilitas 0,355 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kedua sampel memiliki varian sama atau dengan kata lain kedua kelompok homogen. Dengan demikian analisis uji beda t-test harus menggunakan asumsi equal variance assumed. Dari tabel di atas terlihat bahwa hasil uji t sebesar 3,932 dengan probabilitas signifikansi 0,000 <0,05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pembelajaran IPS PBL dengan SBL dan pembelajaran IPS PBL tanpa SBL terhadap karakter belajar mahasiswa. Dilihat dari segi perolehan skor rata-rata, dapat disimpulkan bahwa kelompok eksperimen mengalami kenaikan yang jauh lebih tinggi dibandingkan skor rata-rata kelompok kontrol. Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Sullivan (2011), bahwa dalam pembelajaran IPA tentang pemecahan masalah robotik telah mendorong perkembangan kreativitas siswa kelas VI, yang membentuk karakter belajar. Penggunaan sumber belajar lingkungan, membuat mahasiswa dapat mengembangkan pemahaman yang terintegrasi dengan temannya melalui media alat, komunikasi dan interaksi pengetahuan yang dimiliki. Terjadinya perbedaan karakter belajar IPS PBL antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, salah satunya disebabkan adanya sumber belajar lingkungan pada kelas eksperimen. Pembelajaran yang dilakukan di
499
Prosiding Seminar Nasional “Menjadi Guru Inspirator” Prodi PGSD FKIP-Univesitas Muhammadiyah Purwokerto ISBN : 978-602-14377-4-2
ruang terbuka, pada kelompok eksperimen mendorong mahasiswa untuk aktif, saling bekerjasama, mengalami langsung serta melatih mahasiswa menjadi lebih dekat dengan alam. Pembelajaran yang digunakan juga mengajarkan mahasiswa arti kejujuran, kerjasama, tanggung jawab, kreatif, dan percaya diri. Mahasiswa dibimbing melakukan pengamatan di lingkungan alam yang disesuaikan dengan kompetensi dasar IPS yang dipilihnya, kemudian didiskusikan dalam kelompok untuk merancang pengamatan di lapangan dan wawancara dengan masyarakat, kemudian mahasiswa menganalisis data yang diperoleh dari hasil pengamatan dan wawancara. Data yang terkumpul, kemudian di analisis, membuat laporan. Dalam membuat laporan, mahasiswa merencanakan juga bentuk penyajian laporan, hasil laporan dipresentasikan di kelas. Kegiatan terakhir adalah evaluasi kegiatan dari awal hingga akhir. PENUTUP Dari hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa ‘Terdapat pengaruh positif signifikan pembelajaran IPS-PBL terhadap karakter belajar IPS mahasiswa, terbukti. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikan equal variances assumed dari karakter belajar IPS 0,000<0,05, dan hasil uji t sebesar 3,932. Berdasar hasil penelitian dan pembahasan, yang telah berhasil membuktikan bahwa pembelajaran IPS-PBL berpengaruh signifikan terhadap karakter belajar IPS mahasiswa PGSD RS 15 E dan RS 15 F pada semester 1 tahun 2015/2016, maka saran yang diberikan yaitu: 1. Penggunaan pendekatan PBL yang menekankan pada kerja ilmiah dalam pembelajaran IPS khususnya, dapat dijadikan salah satu solusi bagi dosen supaya pembelajaran tidak monoton hanya di dalam kelas saja, namun juga perlu studi lapang. 2. Penggunaan sumber belajar lingkungan alam sangat mendorong karakter mahasiswa, yang pelaksanaannya harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai supaya hasilnya lebih optimal 3. Penggunaan lingkungan alam pada pembelajaran IPS memerlukan persiapan yang matang, supaya tujuan pembelajaran tetap tercapai. 4. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dan lebih luas sebagai pengembangan dari penelitian ini DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2012. Sistem Pendidikan Nasional. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) di Sekolah Dasar. Jakarta: Direktorat Pembinaan SD Direktorat Jendral dan Pendidikan Dasar Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
500
Prosiding Seminar Nasional “Menjadi Guru Inspirator” Prodi PGSD FKIP-Univesitas Muhammadiyah Purwokerto ISBN : 978-602-14377-4-2
Longo, Christopher. 2010. Fostering Creativity or Teaching to the Test? Implications of State Testing on the Delivery of Science Instruction. Clearing House: Jan 2010. Vol. 83Issue 2, p 54-57, 4 p Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Slameto, 2012. Penelitian dan Inovasi Pendidikan. Kabupaten Semarang: Widya Sari Press. Slavin, E. Robert. 1992. Cooperative Learning. Maryland: John Hopkins University. Gultom Syawal. 2012. Ujian Nasional Sebagai Wahana Evaluasi Pengembangan Pendidikan Karakter Bangsa. Makalah Utama pada Seminar Nasional Ujian Nasional Sebagai Sarana Membangun Karakter Bangsa, yang diselenggarakan oleh Pascasarjana UNY bekerjasama dengan HEPIDI Yogyakarta pada tanggal 12 Mei. Surya Mohamad. 2012. Implementasi Pendidikan Karakter dalam Tatanan Sekolah. Makalah Seminar Nasional dan Temu Alumni ’Implementasi Pendidikan Karakter dalam Membangun Bangsa’ diselenggarakan oleh IKA UNY, tanggal 5 Mei 2012 di Kampus UNY. Wardani Naniek Sulistya. 2012. Pengembangan Model Evaluasi Pembelajaran IPS Berbasis Karakter Siswa Kelas V SD. Makalah paralel pada Seminar Nasional Ujian Nasional Sebagai Sarana Membangun Karakter Bangsa, yang diselenggarakan oleh Pascasarjana UNY bekerjasama dengan HEPIDI Yogyakarta pada tanggal 12 Mei 2012.
501
Prosiding Seminar Nasional “Menjadi Guru Inspirator” Prodi PGSD FKIP-Univesitas Muhammadiyah Purwokerto ISBN : 978-602-14377-4-2
502