UJI KEEFEKTIFAN AROMATERAPI MINYAK ATSIRI DAUN MINT (MENTHA ARVENSIS L) SEBAGAI ANTIDEPRESAN PADA MENCIT (MUS MUSCULUS)
KARYA TULIS ILMIAH
OLEH HAIRUNNISAH NIM 12.014
AKADEMI ANALIS FARMASI DAN MAKANAN PUTRA INDONESIA MALANG JULI 2015
UJI KEEFEKTIFAN AROMATERAPI MINYAK ATSIRI DAUN MINT (Mentha Arvensis) SEBAGAI ANTIDEPRESAN PADA MENCIT (Mus Musculus)
KARYA TULIS ILMIAH Diajukan kepada Jurusan Analis Farmasi dan Makanan Putra Indonesia Malang untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program D III bidang Analis Farmasi dan Makanan
OLEH
HAIRUNNISAH NIM 12.014
AKADEMI ANALIS FARMASI DAN MAKANAN PUTRA INDONESIA MALANG Juli 2015
ii
iii
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Bismillahirrohmanirrohim Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT atas karunia serta kemudahan yang engkau berikan akhirnya Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini dapat terselesaikan. sholawat dan salam selalu terlimpahkan keharibaan Rasullah Muhammad SAW. Sebagai tanda bakti, hormat, dan rasa terima kasih yang tiada terhingga kupersembahkan karya ini kepada bapak, mama dan kakak yang telah memberikan kasih sayang, segala dukungan, dan cinta kasih yang tiada terhingga. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat bapak, mama dan kakak bahagia karena, selama ini belum bisa berbuat yang lebih. Untuk bapak, mama dan kakak yang selalu membuat saya termotivasi, selalu mendoakan saya, selalu menasehati saya untuk menjadi lebih baik,dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Terima Kasih mama.... Terima Kasih bapak...Terima kasih kakak Buat sahabat “T“ dan addik “T” terima kasih atas bantuan, doa, nasehat, hiburan, dan semangat yang kalian berikan selama aku kuliah , aku tak akan melupakan semua yang telah kalian berikan selama ini. Buat sahabat-sahabatku JPS T.A.I.S terima kasih atas semangat kalian dan candaan kalian, dari SMA sampai sekarang kalian selalu memberikan perhatian serta inspirasi dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. Bu Ayu Ristamaya Yusuf, A.Md.,ST selaku dosen pembimbing tugas akhir saya, terima kasih banyak bu, saya sudah dibantu selama ini, sudah dinasehati, sudah diajari, serta kesabaran dalam membimbing saya. Terima kasih banyak bu, Seluruh Dosen Pengajar Akafarma Putra Indonesia Malang Terima kasih banyak untuk semua ilmu, didikan dan pengalaman yg sangat berarti yang telah kalian berikan kepada kami…
v
ABSTRAK
Hairunnisah.2015. Uji Aromaterapi Minyak Atsiri Daun Mint (Mentha Arvensis) Sebagai Antidepresan Terhadap Mencit (Mus Musculu). Karya Tulis Ilmiah. Akademi Analis Farmasi dan Makanan, Pembimbing Ayu Ristamaya Yusuf, A.Md.,ST.
Kata Kunci : Aromaterapi, Minyak Atsiri, Antidepresan, Aktivitas Motorik, durasi imobilitas (dalam menit), Daun Mint Daun mint merupakan salah satu tanaman herbal tertua di dunia. Daun mint mengandung minyak minyak atsiri seperti mentol dan menton. Susunan senyawa komponen minyak atsiri dapat mempengaruhi sistem saraf manusia sehingga seringkali memberikan efek psikologis, mampu menstabilkan sistem saraf dan dapat dijadikan sebagai antidepresan karena aroma yang kuat. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya efek antidepresan dengan variasi kosentrasi yaitu 1%, 2%, dan 3% dengan pembanding kontrol yaitu aquades. Penelitian ini dilakukan dengan metode observasi laboratorium serta menggunakan hewan uji mencit jantan sebanyak 12 ekor yang dipilih secara random.Terdiri dari 4 kelompok dengan tiap perlakuan, dan tiap kelompok terdiri dari 3 ekor mencit jantan dengan pengulangan sebanyak 3 kali.Sedangkan kelompok 2, 3 dan 4 adalah kelompok uji variasi kosentrasi minyak atsiri. Berdasarkan data-data yang diperoleh selanjutnya dianalisa dengan mengguakan Analisis Varian Satu Arah (ANAVA). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tedapat perbedaan efek antidepresan dari minyak atsiri daun mint pada mencit jantan dengan beberapa kosentrasi. Pada kosentrasi 1% menunjukkan adanya perbedaan bermakna dengan kontrol., sehingga pada kosentrasi 1% minyak atsiri sudah memberika efek antidepresan. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyarankan agar menggunakan pembanding kontrol positif aromaterapi dan mengembangkan penelitian ini menjadi produk sedian aromaterapi baik berupa gel, emulsi lilin dan sebagainya.
vi
ABSTRACT
Hairunnisah. 2015. The Effectivenesstestof Essential Oil Aromatherapyfrom Mint(Mentha Arvensis)Leaf as an Antidepressantin Mice(Mus Musculus. Scientific Papper. Academy of Food and Pharmacy Analys Putra Indonesia Malang. Supervisor by Ayu Ristamaya Yusuf, A.Md.,ST
Keywords: Aromatherapy, Essential Oils, Antidepressants, Motor Activity, immobility duration, Mint Leaf Mint is one of the oldest herbs in the world. Mint leaf contains essential oils as menthol and menthone. The structure of essential oil component compound can affect the human nervous system with its psychological effect,it is able to stabilize the nervous system and can be used as an antidepressant because its strong smell. This studyaims to prove the existence of an antidepressant effect with the concentration variations of 1%, 2%, and 3% with the comparison control of distilled water. This study was conducted using laboratory observations menthod and the using 12 randomly selected mice as the animal test.the obtained data then were analyzed using One Direction (ANOVA). These result shows that there is a difference of antidepressant effect of essential oil from mint leaf on male mice at some concentrations. At 1% concentration it shows a significant difference towith the control, so that at 1% concentration, essential oils has already given an antidepressant effects. Based on the results of the study, the researchers suggested that using positive control comparator aromatherapy and develop this research be perfomed aromatherapy products in the form of a gel, emulsion wax and so on.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang Berjudul “Uji Keefektifan Aromaterapi Minyak Atsiri Daun Mint (Mentha Arvensis) Pebagai Sntidepresan Pada Mencit (Mus Musculus)“ ini tepat waktu. Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini sebagai persyaratan untuk menyelesaikan progam D-3 di Akademi Analis Farmasi dan Makanan Putra Indonesia Malang. Sehubungan dengan terselesaikannya karya tulis ilmiah ini, saya mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak sebagai berikut: 1. Dra. Wigang Solandjari selaku Direktur Akademi Analis Farmasi dan Makanan Putra Indonesia Malang. 2. Ayu Ristamaya Yusuf, A.Md., ST selaku dosen pembimbing. 3. Erna Susanti, M. Biomed selaku dosen penguji. 4. Lailiiyatus Syafah, S. Farm.,Apt selaku dosen penguji. 5. Bapak dan Ibu Dosen Akademi Analis Farmasi dan Makanan Putra Indonesia Malang beserta staf. 6. Orang tua tercinta yang telah memberikan dorongan secara spiritual materil serta restunya dalam menuntut ilmu. 7. Rekan-rekan mahasiswa dan semua pihak yang langsung/tak langsung telah memberikan bimbingan, bantuan, serta arahan kepada penulis. Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih mempunyai bebe apa kekurangan. Oleh Karena itu,saran-saran akan sangat diharapkan. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat. Malang, Juli 2015
penulis
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................................................... i KATA PENGANTAR ...................................................................................................... iii DAFTAR ISI..................................................................................................................... iv DAFTAR TABEL ............................................................................................................. v DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ vi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................... vii BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 3 1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................................... 4 1.4 Kegunaan Penelitian ................................................................................................. 4 1.5 Asumsi pnelitian ....................................................................................................... 4 1.6 Ruang lingkup dan keterbatasan penelitian .............................................................. 5 1.7 Definisi istilah ........................................................................................................... 5 BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................... 7 2.1 Tanaman Mint (Mentha arvensis) ............................................................................. 7 2.2 Minyak Atsiri ............................................................................................................ 9 2.3 Aromaterapi ............................................................................................................ 17 2.4 Depresi .................................................................................................................... 21 2.5 Mencit ..................................................................................................................... 22
iv
2.6 Alat Modifikasi Ultrasonik Aromaterapi ................................................................ 25 2.7 Kerangka Pikir ........................................................................................................ 26 2.8 Kerangka Konsep .................................................................................................... 28 BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................ 30 3.1 Rancangan Penelitian .............................................................................................. 30 3.2 Populasi dan Sampel ............................................................................................... 30 3.3 Lokasi dan Waktu Penelirtian ................................................................................. 31 3.4 Instrumen Penelitian ............................................................................................... 31 3.5 Definisi Operasional Variabel................................................................................. 32 3.7 Analisis Data ........................................................................................................... 36 BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN .......................................... 39 4.1 Determinasi Tanaman ............................................................................................. 39 4.2 Hasil Ekstrak Daun Mint (Metha Arvensis)............................................................ 39 4.3 Hewan Coba ............................................................................................................ 39 4.4 Identifikasi Minyak Atsiri Daun Mint (Mentha Arvensis) ..................................... 39 4.5 Hasil Uji Antidepresan ............................................................................................ 41 BAB V PENUTUP........................................................................................................... 47 5.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 47 5.2 Saran ....................................................................................................................... 47 DAFTAR RUJUKAN ..................................................................................................... 48 LAMPIRAN..................................................................................................................... 57
v
DAFTAR TABEL
Gambar 3.1Definisi Operasional Variabel ………………………………………33 Gambar 3.2 Anava satu arah ……………………,,,……………………………..37 Gambar 4.1 Hasil Uji antidepresan …………….……………………………….41
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Daun Mint (Mentha arvensis) ………………………….……………7 Gambar 2.1 Destilasi sederhana ……………………………………….………...14 Gambar 2.2 Destilasi Bertingkat ……………………………………….………..15 Gambar 2.3 Destilasi Uap …………………………………………….…………16 Gambar 2.4 Destilasi Vakum ………………………………………….………...17 Gambar 4.1 Grafik rata-rata kenaikan waktu aktifitas motorik …………………43 Gamabar 4.2 gambar alat modifikasi ultrasonik aromaterapi ………………….. 44 Gambar 4.3 Alat pemutar mencit …………………………………….………….45
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Perhitungan kebutuhan bahan dan variasi kosentrasi ……………...49 Lampiran 2. Instrumen Penelitian …………………….…………………………50 Lampiran 3. Alat modefikasi Ultrasonik Aromaterapi ……….…………………53 Lampiran 4. Uji Bobot jenis……………………………………………………...54 Lampiran 5. Determinasi Tanaman …………………….……………………….55 Lampiran 7. Hasil analisis dengan metode one way anava ……………………...56
viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Setiap manusia pasti memiliki berbagai permasalahan yang tak terhindarkan dalam hidupnya. Masalah ini dapat sangat beragam dan kompleks, seperti permasalahan keluarga, kesehatan, pekerjaan, sosial dan ekonomi. Akumulasi dari berbagai masalah pada diri seseorang sangat mungkin menjadi faktor pencetus terjadinya depresi. Depresi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang cukup serius. Menurut WHO depresi menempati urutan keempat sebagai penyakit yang paling banyak terjadi di dunia. Dampak yang ditimbulkan depresi cukup besar, mulai dari menurunnya produktifitas kerja, ketergantungan narkotika, gangguan dalam hubungan interpersonal seseorang, berbagai penyakit, hingga kasus bunuh diri yang terus bertambah dari tahun ke tahun. Depresi sering ditemui dalam kasus gangguan jiwa. Dari hasil survey WHO di seluruh dunia, angka kejadian depresi pada seluruh populasi sebesar 7-12% pada pria dan 20-25% pada wanita. Keluhan yang ditimbulkan akibat depresi antara lain sulit berkosentrasi, merasa gelisah, selalu tegang. Selain itu, kelainan mental yang timbul berupa suka menyendiri, merasa hidupnya tidak berguna, kehilangan semangat hidup dapat menurunkan kualitas hidup dan produktivitas kerja penderitanya. Hal yang paling berbahaya dari depresi adalah meningkatnya angka kejadian bunuh diri. Hal ini dapat di hindari jika penderita mendapatkan terapi
1
2
yang tepat.Terapi bagi penderita depresi adalah obat yang dapat meningkatkan meningkatkan mood atau lebih dikenal sebagai obat-obat antidepresan. Berbagai obat yang efektif sebagai antidepresan telah cukup banyak tersedia. Namun demikian sangat penting untuk menemukan obat alternatif yang tidak hanya efektif menurunkan prevalensi, morbiditas, mortalitas dari gangguan depresi namun sekaligus mampu memperbaiki kemampuan obat sebelumnya dan dengan efek samping yang lebih kecil dari obat-obat antidepresan yang selama ini telah banyak digunakan. Kecenderungan manusia mengalami depresi membuat banyak orang membutuhkan suatu terapi untuk memperbaiki tingkat emosional yaitu untuk meningkatkan mood atau suasana hati. Kebutuhan tersebut membuat aromaterapi muncul sebagai salah satu alternatif perawatan alami untuk mengatasi depresi. Hal inilah yang menyebabkan aromaterapi semakin populer sebagai alternatif terapi untuk untuk mengatasi depresi, disamping penggunaan obat sintetik. Komponen aroma dari minyak atsiri cepat berinteraksi saat dihirup. Senyawa tersebut berinteraksi dan merangsang sistem saraf pusat, kemudian sistem ini akan menstimulasi saraf-saraf pada otak dibawah kesetimbangan korteks serbral. Pada awalnya aromaterapi dipakai sebagai pengharum badan dan ruangan. Akan tetapi, saat ini aromaterapi dapat dipakai sebagai alterntif untuk mengatasi depresi. Hal ini memungkinkan aroma harum dari daun Mint yang berasal dari minyak atsirinya dapat dimanfaatkan sebagai aromaterapi bagi penderita depresi. Minyak atsiri yang dihirup akan dibawa melalui sistem saraf yang dihubungkan dalam otak sehingga mempengaruhi emosi dan suasana hati. Salah satu minyak atsiri yang diduga sebagai aromaterapi adalah daun mint.
3
Tanaman mint merupakan salah satu tanaman herbal tertua di dunia. Daun mint mengandung minyak essensial seperti mentol dan menton serta senyawa flavonoid, penolic acid, triterpenes, vitamin C, provitamin A, dan beberapa mineral fosfor, besi, kalsium, serta potassium (Sastrohamidjojo, 2004). Menurut penelitian yang pernah dilakukan daun Mint, juga dapat digunakan untuk mengurangi mual pada ibu hamil karena mengandung efek karminatif dan antispasmodik(Parwitasari, Utami, & Rahmalia, 2009). Daun Mint mengandung minyak atsiri yaitu mentol yang diduga berfungsi sebagai antidepresan. Minyak mentol inilah yang diduga memiliki efek antidepresan sehingga dapat bermanfaat untuk menstabilkan system saraf, menimbulkan perasaan senang, dan menyembuhkan penyakit sehingga dapat mengurangi depresi (Parwitasari et al., 2009). Pengujian antidepresan minyak atsiri daun Mint dilakukan terhadap mencit, dengan kosentrasi yaitu 1%, 2%,dan 3%. Hal ini berdasarkan penelitianya bahwa kadar umum minyak atsiri yang digunakan untuk aromaterapi adalah 13%(Lia Jurniati, 2007). Dari latar belakang diatas peneliti ingin menguji efek aromaterapi minyak Mint 1%, 2% dan 3% sebagai antidepresan yang dilakukan pada mencit. Penarikan minyak atsiri daun Mint menggunakan metode destilasi uap air karena metode ini minyak atsiri tidak mengalami proses oksidasi sehingga tidak rusak dan menghasilkan jumlah minyak yang lebih maksimal. Dapat memanfaatkan daun Mint (Mentha arvensis L) yang nantinya dapat dikembang menjadi produk sediaan aromaterapi baik berupa gel, emulsi lilin dan sebagainya.
4
1.2 Rumusan Masalah Berapakah konsentrasi minyak atsiri daun Mint (Mentha arvensis L) (1%, 2%, dan 3%) yang paling efektif sebagai aroma terapi untuk antidepresan?
1.3 Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui kosentrasi yang paling efektif dari minyak atsiri daun Mint (Mentha arvensis L)sebagai aromaterapi untuk antidepresan. 2. Tujuan Khusus Untuk mengetahui apakah ada perbedaan efek antidepresan minyak atsiri daun Mint (Mentha arvensis L)pada konsentrasi 1%, 2%, dan 3% yang diamati berdasarkan aktivitas motorik mencit.
1.4 Kegunaan Penelitian 1. Bagi Peneliti Dengan penelitian masyarakatdapat mengetahui manfaat penggunaan minyak atsiri daun Mint sebagai senyawa antidepresan. 2. Bagi Institusi Dengan penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi tentang daun Mint serta uji aromaterapi yang menunjang serta bermanfaat pada penelitian berikutnya.
5
1.5 Asumsi pnelitian 1. Minyak atsiri yang terkandung dalam daun Mint (Mentha arvensis L)dapat digunakan sebagai senyawa aromaterapi 2. Minyak atsiri dari daun Mint (Mentha arvensis L) dapat disari dengan menggunakan metode destilasi uap air 3. Alat modifikasi ultrasonik aromaterapi dapat digunakan untuk membuktikan minyak atsiri daun Mint untuk pengujian aromaterapi sebagai antidepresan
1.6 Ruang lingkup dan keterbatasan penelitian 1. Ruang lingkup Ruang lingkup dalam pengujian ini adalah pengujian aromaterapi minyak atsiri daun Mint (Mentha arvensis L) sebagai antidepresan terhadap aktivitas motorik mencit. Minyak atsiri yang diperoleh dari penyaringan daun Mint (Mentha arvensis L) menggunakan destilasi uap air diuji dengan beberapa kosentrasi 1%, 2% dan 3%. 2. Keterbatasan penelitian Identifikasi
minyak
atsiri
menggunakan
alat
ultrasonik
dengan
menggunakan panjang gelombang 10.000 Hz. Uap air yang digunakan dalam proses penyulingan memiliki uap tidak konstan sehingga dapat mempengaruhi waktu lamanya destilasi pada saat dipanaskan. Uji keefektifan minyak atsiri daun Mint (Mentha arvensis L)sebagai aromaterapi untuk antidepresan.
6
1.7 Definisi istilah 1. Keefektifan
adalah
suatu
ukuran
yang
menyatakan
seberapa
jauh
target(kuantitas,kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar persentase target yang dicapai, makin tinggi keefektifannya. 2. Tanaman Mint (Mentha arvensis L) adalah salah satu tanaman herbal tertua di dunia. Daun mint mengandung minyak essensial seperti mentol dan menton serta senyawa flavonoid, penolic asid, triterpenes, vitamin C, provitamin A, dan beberapa mineral fosfor, besi, kalsium, serta potassium (Sastrohamidjojo, 2004). 3. Minyak atsiri adalah cairan pekat yang tidak larut air, mengandung senyawasenyawa yang memberikan aroma yang berasal dari berbagai tanaman. 4. Antidepresan merupakan efek yang dapat mengurangi rasa cemas, kurang berkosentrasi. 5. Aromaterapi merupakan terapi yang menggunakan aroma “aroma” yang berarti bau wangi yang berasal dari tumbuhan aromatik (Benge 2012).
BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Mint (Mentha arvensis)
Gambar 2.1 Daun mint Tanaman mint merupakan salah satu tanaman herbal tertua di dunia. Daun mint mengandung minyak essensial seperti mentol dan menton serta senyawa flavonoid, penolic asid, triterpenes, vitamin C, provitamin A, dan beberapa mineral fosfor, besi, kalsium, serta potassium(Sastrohamidjojo,2004). Daun mint merupakan salah satu rempah-rempah yang dapat dimanfaatkan dalam keadaan masih segar maupun dalam keadaan kering. Minyak atsiri mint dapat diperoleh dengan mengisolasi daun mint. Kandungan kimia minyak atsiri mint terdiri dari mentol (50%), menton (10-30%), mentil asetat (10%), dan derivat monoterpen lain seperti pulegon, piperiton, dan mentafuran (Rusty Hindriyani, 2006).
7
8
2.1.1 Klasifikasi Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Divisi
: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas
: Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)
Ordo
: Lamiaceae, genus Mentha
Spesies
: Mentha Arvensis (Sastrohamidjojo, 2004).
2.1.2 Morfologi Tumbuhan Tanaman M. arvensis dikenal dengan nama daerah bijanggut, janggot, janggat, mint, daun poko, mentol, bujanggut, cora mint, dan marah mint. Tanaman ini berbentuk semak. Akarnya tunggang dan berwarna putih. Batangnya tegak, lunak, bercabang, halus, dan berwarna ungu.Tinggitanaman ini berkisar antara 30-70cm. Tanaman mint mempunyai cabang kecil yang tumbuh menjalar, berbukubuku, batang tajam, berbentuk segi empat, daunnya tunggal, bersilang berhadapan, sisi atas dan sisi bawah berwarna hijau tua, bertulang daun menyirip, memiliki panjang sekitar 4–9 cm dan lebarnya 1,5–4 cm. Ujung daun runcing, pangkalnya tumpul, dan tepi daun kasar bergigi. Bunganya majemuk, berupa tandan yang terdiri atas karangan-karangan semu bertangkai pendek hingga seluruhnya menyerupai bentuk bulir, pangkal kelopak gundul, dan bertulang. Mahkota bunga berwarna putih keunguan panjang 4-5mm, berbentuk tabung dengan panjang 2-2,5 mm, di bagian dalam berpusar dengan rambut-rambut panjang. Buah dan biji termasuk buah buni, kecil, berbentuk bulat telur, halus, dan berwarna coklat tua (Handayani, 2007).
9
2.1.3 Kandungan Kimia dan manfaat daun mint (Mentha arvensis) Daun mint mengandung minyak essensial seperti mentol dan menton serta senyawa flavonoid, penolic asid, triterpenes, vitamin C, provitamin A, dan beberapa mineral fosfor, besi, kalsium, serta potassium (Sastrohamidjojo,2004). Ekstrak daun mint (Mentha arvensis) dapat memberikan efek depresi. Karena ekstrak daun M. arvensis mengandung senyawa-senyawa menthol, pulegnon, mentonen, mentonon, tanin, katekin dan flavonoid yang efektif sebagai Antidepresan. Minyak mint memiliki kandungan senyawa menton dan mentol yang tinggi. Selain itu daun mint yang mengandung mentol, dan menton yang juga efektif untuk mengendalikan depresi, karena senyawa tersebut dapat merangsang system saraf sehingga dapat memberikan efek antidepresan.
2.2 Minyak Atsiri Minyak atsiri atau yang disebut juga dengan essential oils, ethereal oils, atau volatile oils adalah komoditi ekstrak alami dari jenis tumbuhan yang berasal dari daun, bunga, kayu, biji-bijian bahkan putik bunga. Minyak atsiri didefinisikan sebagai produk hasil penyulingan dengan uap dari bagian-bagian suatu tumbuhan.Minyak atsiri dapat mengandung puluhan atau ratusan bahan campuran yang mudah menguap (volatile) dan bahan campuran yang tidak mudah menguap (non-volatile), yang merupakan penyebab karakteristik aroma dan rasanya (Guenther 1990). Kata essential oil diambil dari kata quintessence, yang berarti bagian penting atau perwujudan murni dari suatu material, dan pada konteks ini ditujukan pada aroma atau essence yang dikeluarkan oleh beberapa tumbuhan (misalnya
10
rempah- rempah, daun-daunan dan bunga). Kata volatile oil adalah istilah kata yang lebih jelas dan akurat secara teknis untuk mendeskripsikan essential oil, dengan pengertian bahwa volatile oil yang secara harfiah berarti minyak terbang atau minyak yang menguap, dapat dilepaskan dari bahannya dengan bantuan di didihkan dalam air atau dengan mentransmisikan uap melalui minyak yang terdapat di dalam bahan bakunya (Green, 2002). Para ahli biologi menganggap, Minyak Atsiri merupakan metabolit sekunder yang biasanya berperan sebagai alat pertahanan diri agar tidak dimakan oleh hewan (hama) ataupun sebagai agen untuk bersaing dengan tumbuhan lain dalam mempertahankan ruang hidup. Walaupun hewan kadang-kadang juga mengeluarkan bau-bauan, zat-zat itu tidak digolongkan sebagai minyak atsiri. Minyak Atsiri bersifat mudah menguap karena titik uapnya rendah.Selain itu, susunan senyawa komponennya kuat mempengaruhi saraf manusia (terutama di hidung) sehingga seringkali memberikan efek psikologis tertentu. Setiap senyawa penyusun memiliki efek tersendiri, dan campurannya dapat menghasilkan rasa yang berbeda. Secara kimiawi, minyak atsiri tersusun dari campuran yang rumit berbagai senyawa, namun suatu senyawa tertentu biasanya bertanggung jawab atas suatu aroma tertentu. Sebagian besar Minyak Atsiri termasuk dalam golongan senyawa organik terpena dan terpenoid yang bersifat larut dalam minyak/lipofil. 2.2.1 Cara pengambilan Minyak Atsiri Pengambilan minyak atsiri dari tumbuhan penghasil minyak atsiri dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu penyulingan dengan menggunakan uap air (steam distillation), ekstraksi dengan menggunakan pelarut (solvent extraction), dan pengempaan (expression). Dari ketiga cara ini yang palingumum digunakan
11
adalah penyulingan menggunakan uap air. Dua cara yang lain, yaitu ekstraksi dengan pelarut dan pengempaan jarang ditemukan penggunaannya. Ekstraksi misalnya, menggunakan bahan kimia seperti chloroform, ether, ecetone, dan alcohol dialirkan bersamaan dengan bahan tumbuhan sampai terkumpul pada suatu tempat. Pada tempat ini akan terkumpul minyak atsiri, dan unsur pelarut. Kemudian tempat ini akan dipanaskan untuk menguapkan unsur pelarut tadi sehingga minyak atsiri akan terpisah dengan unsur pelarut. Sedangkan pengambilan minyak atsiri secara pengempaan dilakukan dengan mengempa bahan tumbuhan pada sebuah alat pres. Alat ini dapat terbuat dari kayu.Pengempaan dapat dilakukan secara manual ataupun secara hidrolis (Harris, 2004). Komponen minyak atsiri dalam tumbuh-tumbuhan hanya terdapat dalam jumlah yang sangat kecil, sehingga diperlukan bahan baku yang cukup besar jumlahnya untuk menghasikan minyak atsiri yang memadai jumlahnya untuk diteliti. Ada beberapa metode untuk pengambilan minyak atsiri dari tumbuhtumbuhan yaitu : 1. Metode Destilasi (penyulingan) Menurut Sudaryani dan Sugiharti (2004) ada beberapa metode yang sering digunakan dalam pengolahan minyak atsiri antara lain sebagai berikut : a. Penyulingan dengan air penyulingan dengan air bahan berhubungan langsung dengan air yang mendidih. Bahan yang akan disuling direbus di dalam sebuah wadah. Uap air akan menguap dengan membawa uap minyak atsiri yang dikandung oleh bahan. Uap ini kemudian dialirkan melalui sebuah pipa yang berhubungan dengan kondensor
12
sehingga uap berubah menjadi cair kembali.Cairan ini ditampung pada sebuah tempat kemudian dilakukan pemisahan minyak dari air. Untuk penyulingan cara ini kurang tepat karena bahan yang disuling bercampur antara daun dan rantingranting yang menyebabkan bahan sulit bergerak dalam air mendidih. Keadaan ini menyebabkan penyulingan tidak sempurna sehingga rendemen minyak yang dihasilkan menjadi rendah. b. Penyulingan dengan air dan uap Metode ini disebut dengan metoda kukus, Pada metoda pengukusan ini bahan diletakan diatas piring atau plat besi berlubang seperti ayakan yang terletak beberapa sentimer diatas permukaan air. Pada prinsipnya metoda penyulingan ini menggunakan uap bertekanan rendah. Dibandingkan dengan cara yang pertama perbedaannya hanya terletak pada pemisahan bahan dan air, namun penempatan keduanya masih dalam satu ketel. Saat direbus uap yang terbentuk akan lewat melalui lubang-lubang kecil dan melewati celah-celah bahan. Minyak atsiri dalam bahan
pun
akan
ikut
bersama
uap
panas
tersebut
melalui
pipa
kondensor.Selanjutnya uap air dan minyak akan mengembun. Pemisahan air dengan minyak dilakukan berdasarkan berat jenisnya. Keuntungan dengan metoda ini yaitu penetrasi uap terjadi secara merata kedalam jaringan dan suhu tetap konstan. c. Penyulingan dengan uap Penyulingan dengan cara ini membedakan wadah pemanasan air dan wadah bahan. Air akan mengalami pemanasan sehingga mengeluarkan uap kemudian uap akan dialirkan menuju wadah bahan. Di dalam wadah bahan, bahan diletakkan di atas piringan yang berlubang-lubang sama seperti penyulingan
13
dengan uap dan air. Selanjutnya uap tetap akan mengalami proses pendinginan untuk dicairkan. Penyulingan dengan cara ini akan menghasilkan mutu yang lebih baik karena efisiensi minyak dau Leunca yang dihasilkan lebih tinggi dari kedua sistem penyulingan sebelumnya. d. Maserasi dengan lemak/minyak Kebanyakan bahan flavor bersifat larut minyak atau lemak namun mempunyai renge polaritas yang lebar. Minyak dapat bertindak sebagai pelarut dan merupakan medium yang dapat melindungi bahan yang mudah menguap (Screiber, dkk,2001) Proses ini digunakan khusus untuk mengektraksi minyak bunga-bungaan, dalam rangka untuk mendapatkan mutu dan rendamen minyak yang tinggi.Dalam hal ini jika lemak kontak dengan bunga, maka lemak akan mengabsorbsi minyak yang dikeluarkan bunga tersebut, Selanjutnya minyak dari bunga di ekstraksi dengan alkohol selanjutnya di pisahkan dari alkoholnya. 2.2.2 Destilasi Destilasi secara umum adalah duaan komponen atau lebih berdasarkan perbedaan titik didih senyawanya.Secara sederhana destilasi dapat diartikan sebagai prosespenguapan cairan kemudian mengkondensasikannya kedalam suatu wadah dengan bantuan kondensor. Jenis-jenis destilasi ada beberapa yaitu : 1. Destilasi sederhana Destilasi sederhana atau destilasi biasa adalah teknik pemisahan kimia untuk memisahkan dua atau lebih komponen yang memilki perbedaan titik didih jauh.Suatu campuran dapat dipisahkan dengan destilasi biasaini untuk memperoleh senyawa murni. Senyawa yang terdapat dalam campuran akan
14
menguap saat mencapai titik didih masing-masing. Destilasi sederhana seperti.
Gambar 2.1 Destilasi sederhana 2. Destilasi fraksionasi (bertingkat) Sama prinsipnya dengan destilasi sederhana, hanya destilasi bertingkat ini memiliki rangkaian alat kondensor yang lebih baik, sehingga mampu memisahkan dua komponen yang memilki perbedaan titik didih yang berdekatan. Untuk memisahkan dua jenis cauran yang sama mudah menguap dapat dilakukan dengan destilasi bertingkat. Destilasi bertingkat adalah suatu proses destilasi berulang. Proses berulang ini terjadi pada kolom fraksional. Kolom fraksional terdiri atas beberapa plat dimana pada setiap plat terjadi pengembunan. Uap yang naik plat yang lebih tinggi lebih banyak mengandung cairan uang lebih atsiri (mudah menguap) sedangkan cairan yang kurang atsiri lebih banyak kondensat.
15
Gambar 2.2 Destilasi Bertingkat 3. Destilasi Uap Untuk menurunkan zat/senyawa cair yang tidak larut dalam air, dan titik didihnya cukup tinggi, sedangkan sebelum zat cair tersebut mencapai titik didihnya, zat cair sudah terurai, teroksidasi atau mengalami reaksi pengubahan (rearranagement), maka zat cair tersebut tidak dapat dimurnikan secara destilasi sederhana atau bertingkat, melainkan harus didestilasi dengan destilasi uap. Destilasi uap adalah istilah yang secara umum digunakan untuk destilasi campuran air dengan senyawa yang tidak larut dalam air, dengan cara mengalirkan uap air kedalam campuran sehingga bagian yang dapat menguap berubah menjadi uap pada temperature yang lebih rendah dari pada dengan pemanasan langsung. Untuk destilasi uap, labu yang berisi senyawa yang dimunirkan dihubungkan dengan labu pembangkit uap. Uap yang dialirkan ke dalam labu yang berisi senyawa yang akan dimurnikan, dimaksudkan untukmenurunkan titik didih senyawa tersebu, karena titik didih suatu campuran lebih rendah dari pada titik didih komponen-komponennya.
16
Gambar 2.3 Destilasi Uap
4. Destilasi Vakum Memisahkan dua komponen yang titik didihnya sangat tinggi, metode yang digunakan adalah dengan menurunkan tekana permukaan legih rendah dari 1 atm, sehingga titik didihnya juga menjadi rendah, dalm prosesnya suhu yang digunakan untuk mendestilasinyatidak perlu terlalu tinggi.
Gambar 2.4 Destilasi Vakum
17
2.3 Aromaterapi Aromaterapi adalah terpi yang menggunakan esensial oil atau sari minyak murni untuk membantu memperbaiki atau menjaga kesehatan, membangkitkan semngat, menyegarkan serta mebangkitkan jiwa raga.Esensial oil yang digunakan disini merupakan minyak atsiri dari Daun Mint (Mentha arvensis L)yang sudah disaring dengan destilasi uap air (Hutasoit 2010). Aromaterapi merupakan tindakan teraupetik dengan menggunakan minyak esensial yang bermanfaat untuk meningkatakan keadaan fisisk dan psikologi sehingga menjadi lebih baik. Aroma berpengaruh langsung terhadap saraf mencit.Hidung memiliki kemampuan untuk membedakan lebih dari 100.000 aroma yang berbeda yang mempengaruhi dan itu terjadi tanpa disadari. Aroma tersebut mempengaruhi dan itu terjadi tanpa disadari. Aroma tersebut mempengaruhi bagian saraf yang bekaitan dengan mood, emosi, ingatan, dan pembelajaran. Misalnya dengan menghirup aroma daun Mint (Mentha arvensis L) maka akan meningkatkan gelombang-gelombang alfa didalam saraf sehingga mencit mengalami depresi (Tridona, 2008). Aromaterapi mempunyai efek yang positif karena diketahui bahwa aroma segar, harum marangsang sensori, reseptor dan pada akhirnya mempengaruhi organ yang lainnya sehingga dapat meninimbulkan efek depresi pada hewan coba. 2.2.3 Mekanisme minyak atsiri sebagai Aromaterspi Aromaterapi adalah terapi yang menggunakan essential oil atau sari minyak murni untuk membantu memperbaiki atau menjaga kesehatan, membangkitkan semangat, menyegarkan serta membangkitkan jiwa raga.Esessial
18
oil yang digunakan disini merupakan cairan hasil sulingan dari berbagai jenis bunga, akar, pohon, biji, getah, daun dan rempah-rempah yang memiliki khasiat untuk mengobati (Primadiati, 2002). Aromaterapi adalah cara penyembuhan dengan menggunakan konsentrasi minyak esensial yang sangat aromatik yang diekstrasi dari tumbuh-tumbuhan. Menghirup minyak aromaterapi sendiri dianggap sebagai cara penyembuhan yang paling langsung dan cepat. Hal ini dikarenakan molekul-molekul dari minyak esensial yang mudah menguap bereaksi langsung dengan organ penciuman dengan cara dipersepsikan oleh otak (Vitahealth, 2006). Manfaat aromaterapi antara lain mengatasi insomnia dan depresi, meredakan kegelisahan; mengurangi perasaaan ketegangan; meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan tubuh, pikiran, dan jiwa yang sering digabungkan dengan praktik pengobatan alternatif. Aromaterapi tidak hanya bekerja bila ada gangguan, tetapi juga dapat menjaga kestabilan ataupun keseimbangan sistem yang terdapat dalam tubuh sehingga tubuh menjadi sehat dan menarik.Oleh sebab itu, aromaterapi merupakan pengobatan holistis untuk menyeimbangkan semua fungsi tubuh (Lucia, 2011). Aromaterapi merupakan terapi alternative yang dikenal dengan terapi komplementer yang bisa memberikan rasa rileks.Aromaterapi salah satu seni pengobatan yang merupakan warisan budaya zaman dulu.Menurut Adyana (2005) aromaterapi menggunakan minyak atsiri untuk meningkatkan vitalitas tubuh, pikiran serta tubuh. Kaina (2006) menyebutkan salah satu jenis aromaterapi yang dapat digunakan dalam teknik relaksasi karena aromanya dapat memberikan efek
19
depresi pada mencit. Aromaterapi juga dapat dapat mberikan efek depresi karena dapat menurunkan tingkat emosional pada manusia. Aromaterapi
menggunakan minyak atsiri dinilai dapat
membatu
mengurangi bahkan mengatasi gangguan psikologi, gangguan rasa tidak nyaman seperti cemas,depresi, dan nyeri (Watt & Janca, 2008). Pengobatan atau terapi dengan aroma dilakukan dengan cara inhalasi dimana aroma dari minyak atsiri daun Mint ini efektif untuk mengatasi gangguan emosional, seperti stres, sakit kepala dan depresi. Miyak atsiri yang masuk melalui rongga hidung akan mengntarkan implus eletronkimia ke SSP. Selanjutnya akan terjadi efek pusat emosi dan memori atas daya ingat, kemudian terjadi respon balik keseluruh melalui sistem sirkulasi. Implus akan diantarkan keseluruh tubuh diubah menjadi suatu aksi dengan melepaskan serotonin dan norepinereprin dengan efek timbulnya rasa senang, rileks, tenang dan bersemangat. Minyak atsiri dari daun Mint (Mentha arvensis L) dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain, dengan pengepresan, leaching, serta dengan destilasi. Ada 4 faktor yang mempengaruhi laju ekstraksi yaitu : 1. Ukuran partikel Makin kecil ukuran partikel akan menybabkan luas permukaan partikel per satuan berat daun Leunca menjadi besar, sehingga menyebabkan pelarut yang berdifusi semakin banyak. 2. Pelarut Cairan yang dipilih sebagai pelarut harus mampu melarutkan dengan baik dan viskositasnya rendah, sehingga dapat mensirkulasi dengan baik Pelarut yang digunakan harus memenuhi syarat sebagai berikut :
20
a. Bersifat selektif yaitu keefektifan pelarut dalam melarutkan zat yang dikehendaki dengan cepat dan baik b. Mempunyai titik didih rendah, agar pelarut dapat diuapkan pada suhu yang tidak terlalu tinggi. Akan tetapi titik didih pelarut juga tidak boleh terlalu rendah, karena hal ini mengakibatkan hilangnya sebagian pelarut akibat penguapan. c. Tidak larut dalam air d. Bersifat inert, sehingga tidak bereaksi dengan komponen minyak 3. Suhu Biasanya kelarutan dari bahan yang diekstraksi akan bertambah dengan meningkatnya suhu, sehingga laju ekstraksinya juga bertambah. Selain itu, koefisien difusivitas juga akan semakin meningkat dengan naiknya suhu sehingga dapat mempercayai laju ekstraksi. 4. Agitasi Pengadukan larutan juga penting karena akan meningkatkan difusi dan meningkatkan kecepatan perpindahan bahan dari permukaan padatan ke badan larutan. Salain itu pengadukan juga mencegah terjadinya pengendapan. 2.2.1 Pengepresan Pengepresan merupakan metode pengambilan minyak atsiri yang biasanya dilakukan terhadap bahan berupa buah dan daun dari tanaman Leunca.Cara ini hanya dilakukan apabila kandungan minyak atsiri dalam bahan cukup banyakyaitu berkisar 30-70% sehimgg dapat dilihat tetes-tetes minyaknya dengan mata telanjang atau dapat ditekan dengan tangan. Factor-faktor yang mempengaruhi proses pengepresan antara lain :
21
1. Tekanan yang digunakan Semakin besar tekanan yang digunakan, maka jumlah minyak atsiri yang dihasilkan akan semakin banyak sampai minyak atsiri yang ada didalam daun Mint (Mentha arvensis L. 2. Ukuran partikel Untuk daun Mint (Mentha arvensis L) yang ukurannya relative besar harus di kecilkan agar mudah dibentuk menjadi flake yang memilki luas permukaan yang lebih besar.
2.4 Depresi Gangguan depresi adalah gangguan psikiatri yang menonjolkan mood sebagai masalahnya, dengan berbagai ganbaran klinis yakni gangguan depresif, gangguan distimik, gangguan depresif mayor dan gangguan depresif unpolar serta bipolar. Gangguan depresi merupakan gangguan medik serius menyangkut kerja otak, bukan sekedar perasaan murung atau sedihdalam beberapa hari.Gangguan ini menetap selama beberapa waktu dan mengganggu fungsi keseharian seseorang. Gangguan depresif masuk dalam kategori gangguan mood, merupakan periode terganggunya aktivitas sehari-hari, yang ditandai dengan suasana perasaan murung dan gejala lainya termasuk perubahan pola tidur (kehilangan minat apapun), lelah, perasaan putus asa dan tak berdaya serta pikiran bunuh diri. Jika gangguan depresif berjalan dalm waktu yang panjang maka orang tersebut dikesannkan sebagai pemurung, pemalas, menarik diri dari pergaulan, karena ia kehilangan minat hamper disemua aspek kehidupannya (Amir 2004).
22
Gelisah dan tak dapat diam, mondar–mandir sering menyertai.Gejala tersebut berjalan demikian lama, mulai dari beberapa minggu sampai beberapa tahun, dimana perasaan, pikiran dan perilaku berjalan demikian sepanjang waktu setiap hari.Jika gejala ini terasa, terlihat dan teramati, maka sudah waktunya membawanya untuk berobat, sebab gangguan depresif dapat diobati. Sama halnya dengan mencit, gejala depresi pada mencit adalah berkurangnnya aktivitas motorik dari mencit sehingga mencit cenderung diam dan tidak beraktifitas setelah diberi perlakuan dengan konsentrasi yang berbeda. Dalam penelitian ini mencit, mencit akan depresi jika telah diinduksi gelombang ultrasonic dengan frekuensi sebesar 10.000 Hz, dan akan terlihat efek motoriknya dan selanjutnya akan diuji menggunakan minyak daun Mint (Mentha arvensis L) sebagai aromaterapi bagi mencit depresi (Ardiansyah, 2008).
2.5 Mencit Mencit atau mice memiliki nama ilmiah mus musculus. Hewan ini sangat penakut dan mudah mengalami depresi sehingga ditempatkan secara berkelompok dengan wadah atau kotak yang terbuat dari plastik atau logam yang berisikan sekam padi sebagai tempat tersembunyi. Maka hidup mencit sampai 3 tahun denga massa kehamilan 19-21 hari. Anak mencit lepas menyusui dari induknya setelah berumur 21 hari dan dikatakan dewasa setelah berumur 35 hari. Pemilihan mencit sebagai hewan coba dikarenakan mencit lebih mudah untuk berkembangbiak. Selain itu, keren uji yang dilakukan adalah aromaterapi, maka mencit merupakan hewan coba yang baik untuk digunakan karena memiliki kepekaan atau memiliki daya sensitivitas penciuman yang tinggi. Adapun ciri-ciri
23
mencit sebagai berikut, berat badan 20-30g,hidug runcing, badan kecil 6-10cm, telinga tegak, dan kebiasaanya termasuk pemanjat, kadang-kadang menggali lubang. Pada mencit yang berumur 2-3 bulan metabolisme berjalan dengan baik. Adapun karakteristik mencit yaitu bersifat penakut, fotofobik, cenderung berkumpul sesamanya, mempunyai kecenderungan untuk berbunyi dan lebih aktif pada malam hari dibandingkan siang hari. Pemilihan hewan uji didasarkan pada kenyataan bahwa penelitian menggunakan hewan uji tersebut sudah lama dilakukan sehingga data atau informasi yang diperlukan mudah diperoleh dan hewan uji juga mudah didapat (Ngatijam,2000). Pemilihan uji menurut Ngatijam tahun 2000 didasarkan atas kedekatan cirri atau sifat tertentu dengan system metabolism manusia, diantaranya : a. Mekanisme proses absorbsi, metabolisme, dan eliminasi obat yang mirip dengan mekanisme yang tejadi pada manusia b. Transmisi obat dan metabolitnya melalui plasenta c. Tahap perkembangan embrio maupun fase mirip dengan manusia Hewan-hewan percobaan yang paling banyak digunakan dalam uji toksikologi atau farmakologi adalah mencit (Mus musculus), tikus (ratus rattus), dan kelinci (Lepus Lp). Kisaran dosis yang diseleksi untuk kelompok-kelompok perlakuan harus sedemikian rupa sehingga dosis paling tinggi tidak berakibat toksik hebat bagi hewan percobaan dan dosis yang paling rendah tanpa efek yang berarti pada hewan percobaan (Anonim, 2002). Mencit dipilih sebagai hewan uji karena mudah didapat, mudah berkembang biak, mempunyai masa hidup yang singkat, sistem reproduksi dan
24
metabolisme ataupun sistem organnya mirip dengan manusia, dan harganya relatif terjangkau (Luwita, 1995). Hal ini terjadi pada tikus putih atau sering disebut mencit (Mus muscullus Gazaensis Albino) yang merupakan hewan laboratorium. Jenis tikus ini sering digunakan sebagai hewan percobaan untuk pengkajian obat manusia dan tingkat toksisisitas racun terhadap manusia (Sunarsanto, 2005). Kedudukan taksonomi mencit adalah sebagai berikut : Phylum
: Animalia
Sub phylum
: Vertebrata
Classis
: Mamalia
Ordo
: Rodentia
Familia
: Muriadae
Genus
: Mus
Species
: Mus musculus
Spesies
: Mus muscullus Gazaensis (Anderson (1982). Salah satu persyaratan atau kriteria agar, mencit dapat digunakan untuk uji
farmakologik adalah sehat. Mencit dikatakn sehat apabila, 1.
Mencit yng digunkan hendaknya mencit jantan
2.
Selama mencit adaptasi lingkunganya 1-2 minggu maka bobot badan mencit tidak boleh berkurang 10%
3.
Bulu mencit sehat tanapa bersih, halus dan mengkilat, bola mata tampak kemerahan jernih, hidung dan mulutnya tidak berlendir, atau mengeluarakan air liur terus menerus.
4.
Kosisensi feesnya normal dan padat, tidak cair atau diare
25
5.
Hewan tanpak aktif dan selalu bergerak ingin tahu
6.
Suhu optimum untuk berkembangbiakan mencit adalah 300C. suhu rektal mencit 35-390C atau rata-rata 37,40C.
7.
Laju respirasi rata-rata 140/180 menit. Pada saat teranastesi dapat turun hingga 80/menit, sedangkan pada kondisi stres dapat naik mencapai 230/menit.
8.
Denyut jantung mencit dewasa normal adalah 600-650/menit pada kondisi anastesi dapt turun hingg 350detik/menit, sedangkan saat depresi akan naik hingga 750/menit.
2.6 Alat Modifikasi Ultrasonik Aromaterapi Alat modifikasi ultrasonik aromaterapi merupakan alat yag digunakan untuk melakukan percobaan uji antidepresan yang telah dimodifikasi namun prinsip serta metodenya tetap yaitu berupa pemberian terapi aroma. Alat modifikasi ultrasonik aromaterapi ini hanya terbatas memiliki frekuensi maksimal sebesar 10.000 Hz. Jadi, frekuensi yang digunakan yaitu frekuensi maksimal sebesar 10.000 Hz. Kotak uji tediri dari dua bagian ruang dimana dalam ruangan tersebut terdapat alat penginduksi gelombang, cawan penguap dan pemanas. Kotak terbuat dari kaca berwarna gelap dimana dikondisikan alat seperti saat gelap atau malam hari.
26
2.7 Kerangka Pikir Aromaterapi adalah terapi yang menggunakan essential oil atau sari minyak murni untuk membantu memperbaiki atau menjaga kesehatan, membangkitkan semangat, menyegarkan serta membangkitkan jiwa raga. Esessial oil yang digunakan disini merupakan cairan hasil sulingan dari berbagai jenis bunga, akar, pohon, biji, getah, daun dan rempah-rempah yang memiliki khasiat untuk mengobati, Sehingga minyak atsiri yang diperoleh dapat digunakan sebagai aromaterapi (Hutasoit, 2002). Aromaterapi merupakan pengobatan menggunakan aroma yang berasal dari minyak atsiri. Depresi merupakan gangguan suasana hati atau mood yang berlebihan, yang ditandai dengan gangguan fisiologi kognitif dan psikomotorik dimana gangguan depresi ini dapat menyebabkan perubahan perilaku, penurunan energi, gangguan tidur dan peubahan bobot badan. Dalam peelitian ini, untuk mmbuat sutu depresi digunakan penginduki depresi dengan gelombng ultrasonik sebesar 10.000 Hz dimana tujuanya untuk mengacaukan sistem pendengaran mencit yang akan mengganggu susunan saraf dan efeknya akan terjadi gangguan pada sitem limbik yang tidak seimbang sehingga pengambilan serotonin dan norepineprin menjadi meningkat sehingga jumlah serotonin dan norepineprin dan mengalami depresi. Depresi ditunjukkan dengan kefektifan motorik dari mencit yang menurun seperti murung, diam diujung ruangan dan menekukkan kepalanya kebagian badannya. Daun Mint mengandung minyak atsiri yang bisa digunakan sebagai aromaterapi yang diduga bisa memberikan efek antidepresan. Pengobatan atau terapi dengan aroma dilakukan dengan cara inhalasi dimana aroma dari minyak
27
atsiri daun Mint ini efektif untuk mengatasi gangguan emosional, seperti stres, sakit kepala dan depresi. Miyak atsiri yang masuk melalui rongga hidung akan mengntarkan implus eletronkimia ke SSP. Selanjutnya akan terjadi efek pusat emosi dan memori atas daya ingat, kemudian terjadi respon balik keseluruh melalui sistem sirkulasi. Implus akan diantarkan keseluruh tubuh diubah menjadi suatu aksi dengan melepaskan serotonin dan norepinereprin dengan efek timbulnya rasa senang, rileks, tenang dan bersemangat. Keefektifan kerja minyak atsiri sebagai aromaterapi dapat dilihat dengan mengetahui konsentrasi dari beberapa perlakuan agar dapat meningkatkan keefektifan kerja minyak atsiri sebagai aromaterapi sehingga dapat berpengaruh terhadap keadaan mencit saat mengalami depresi. Minyak atsiri juga memiliki bau dan aroma yang dapat digunakan sebagai terapi untuk memberikan efek antidepresan. Kemampuan minyak atsiri memberikan aroma dapat menstimulasi system saraf pusat sehingga mengakibatkan mencit lebih mudah mengalami depresi (Musthidin, 2008).
28
2.8 Kerangka Konsep
Daun Mint
Destilasi uap air
Minyak atsiri
Aromaterapi
Uji keefektifan
Uji mutu : Organoleptis, berat
Uji Antideperesan
jenis
Seperangkat Alat Rotasonik (Water Wheel)
Analisa dengan One Way ANAVA
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian merupakan semua proses dalam pelaksanaan penelitian. Penelitian ini adalah penelitian observasional laboratorium yang bertujuan untuk mengamati efek antidepresan dari aromaterapi minyak atsiri daun Mint (Mentha arvensis). Sampel minyak atsiri yang digunakan untuk pengujian adalah 1%, 2%, dan 3%. Pengujian menggunakan mencit sebagai hewan coba, terdiri 4 kelompok perlakuan. Kelompok I sebagai kontrol negatif tanpa diberi minyak atsiri, kelompok II sebagai kelompok uji dengan menggunakan minyak Mint konsentrasi 1%, kelompok III sebagai kelompok uji dengan minyak mint kosentrasi 2%, kelompok IV sebagai kelompok uji dengan minyak mint kosentrasi 3%. Adapun tahapan penelitian meliputi : tahap pertama, persiapan yaitu menentukan objek penelitian, proses pembuatan prosedur dan persiapan alat serta bahan. Tahapan kedua, pelaksanaan meliputi penyarian minyak atsiri daun Mint (Mentha arvensis). Identifikasi minyak atsiri, proses pengujian efek antidepresan. Tahap akhir yaitu melakukan analisis data hasil penelitian menggunakan metode statistik analisa One Way ANAVA.
30
31
3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi Populasi dalam penelitan ini adalah ekstrak daun Mint (Mentha arvensis). 3.2.1 Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah ekstrak daun Mint (Mentha arvensis) dengan kosentrasi 1%, 2% dan 3%.
3.3 Lokasi dan Waktu Penelirtian 3.3.1 Lokasi Penelitian Penelitian yang dilakukan terdiri dari beberapa tahapan.Tahap ekstrasi dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Akafarma Putra Indonesia Malang. 3.3.2 Waktu Penelitian Waktu penelitian yang dibutuhkan mulai tahap persiapan, pelaksanaan ekstraksi dan pengujian, sampai tahap analisis data adalah mulai bulan Maret 2015.
3.4 Instrumen Penelitian Instrumen adalah semua adalah alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat destilasi uap air. Alat modifikasi ultrasonik aromaterapi, termometer, cawan petri, timbangan tikus, stopwatch, pipe tetes, dan alat-alat gelas. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Mint, mencit jantan, aquadest, etanol, dan MgSO45H2O anhidrat.
32
3.5 Definisi Operasional Variabel Adapun definisi operasional dalam pennelitian ini yaitu : 1. Viariabel bebas : Variabel bebas dalam penelitian ini adalah ekstrak minyak atsiri daun mint. 2. Variabel terikat : Variabel penelitian ini adalah hewan yang mengalami stes akan mengalami penurunan aktivitas motorik yang memberikan efek antidepresan. Definisi oprasional variabel dapat dilihat pada tabel 3.1 dibawah ini..
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Variabel
Variabel bebas :
Sub Variabel
Devinisi Alat Ukur operasional variabel 1. Konsentra 1. 0,15ml dalam si 1% 15ml air
Hasil ukur
-
Skala ukur -
Minyak 2. Konsentra 2. 0,3ml dalam atsiri daun ssi 2% 15ml air mint 3. Konsentra 3. 0,45ml dalam si 3% 15ml air Variabel terikat : Efek antidepres an
-
Kemampuan masing-masing kosentrasi yang dapat memberikan efek antidepresan
Alat rotasonik modifikasi aromatera pi
Hewan yang Rasio mengalami stres akan mengalami penurunan aktivitas motorik.
33
3.6 Pengumpulana Data 1.6.1 Persiapan Hewan coba Penelitian ini dilakukan menggunakan 12 mencit dengan kriteria sebagai berikut : 1. Mencit dengan jenis kelamin jantan dan berumur sekitar 2-3 bulan 2. Bulu mencit kelihatan sehat tampak bersih, halus dan mengikilat, bola mata tampak kemerahan jernih, dan sehat. 3. Berat badan berkisar 20-30 gram 4. Mencit tidak dalam keadaan depresi atau tertekan 1.6.2
Prosedur Kerja Prosedur penelitian terdiri dari beberapa tahap yaitu :
1.6.2.1 Persiapan Sampel Uji Proses persiapan sampel uji adalah sebagai berikut : 1. Diambil daun Mint, dipilih yang masih segar 2. Daun Mint dicuci bersih dan ditiriskan 3. Ditimbang sebanyak 3 kg, 4. Daun Mint siap untuk disari dengan metode destilasi uap 1.6.2.2 Prosedur Pembuatan Ekstraksi Adapun prosedur ekstraksi adalah sebagai berikut : 1. Disiapkan alat destilasi uap air 2. Disiapkan air mendidih, kemudian masukkan dalam tangki uap destilasi 3. Dimasukkan kedalam alat destilasi 4. Dilakukan penyulingan selama 6 jam 5. Hasil minyak atsiri yang masih bercampur dengan air ditampung
34
6. Dilakukan pemisahan antara air dan minyak dengan menggunakan corong pemisah.Bagian atas berupa minyak dan bagian bawah air. 7. Minyak yang telah terpisah dengan air, kemudian ditambahkan Mg2SO4 anhidrat guna mengikat air yang mungkin masih bercampur dengan minyak. Kemudian dipisahkan kembali dengan menggunakan corong pisah. 8. Hasil minyak yang diperoleh dimasukkan kedalam gelas ukur, dicatat volume minyak atsiri 9. Minyak atsiri kemudian disimpan dalam botol ditutup rapat.
1.6.2.3 Prosedur identifikasi minyak atsiri Adapun prosedur identifikasi minyak atsiri adalah sebagai berikut : 1. Uji organoleptis meliputi warna, aroma, dan bentuk 2. Uji bobot jenis 1. Dibersihkan piknometer kosong dengan cara dicuci bersih menggunakan aquadest, kemudian dikeringkans dengan diberi tambahan aseton atau etanol guna mengeringkan piknometer bagian dalam dan dibantu dengan pengeringan menggunakan hair dryer. 2. Ditimbang piknometer kosong dan kering 3. Diisi piknometer dengan air bersuhu 25oC 4. Ditimbang piknometer yang sudah berisi air 25oC 5. Dicatat berat air yang tertimbang dalam piknometer 6. Piknometer dikosongkan kemabali, dicuci kemudian dikeringkan dengan cara yang sama 7. Ditimbang piknometer yang kosong dan kering
35
8. Diisi piknometer dengan minyak atsiri daun Mint 25oC 9. Dicatat berat minyak atsiri yang tertimbang, kemudian dihitung bobot jenis minyak atsiri
Bobot jenis ±=
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜 +𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘𝑎𝑡𝑠𝑖𝑟𝑖−𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜+𝑎𝑖𝑟–𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
× 100%
1.6.2.4 Prosedur Uji Aromaterapi Adapun Prosedur Uji Aromaterapi adalah sebagai berikut : 1. Hewan coba yang telah diadaptasi di lingkungan percobaan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok uji dan kelompok kontrol 2. Tiap kelompok terdiri dari 3 ekor mencit 3.
Tiap mencit dari kelompok kontrol dimasukkan ke dalam kotak eksperimen tanpa penjenuhan
4. Setelah itu penginduksi ultrasonik diaktifkan pada frekwensi10.000 Hz 5. Kemudian diamati dan dicatat jumlah aktivitas motorik hewan coba dan durasi daya tahan depresi pada roda putar 6. Mencit yang depresi akan berdiam diri, sehingga putaran pada rotarot akan lambat. Banyaknya putaran mencit akan dihitung sebagai aktivitas motorik 7. Kelompok kontrol diuji terlebih dahulu, setelah selesai dilanjutkan dengan kelompok uji dimana ruangan alat telah dijenuhkan dengan minyak atsiri dengan masing-masing kosentrasi 1%, 2% dan 3% . Hewan coba dimasukkan dalam kotak ekperimen yang sebelumnya telah dijenuhkan dan diamkan ± 5 menit. Kemudian dinyalakan penginduksi ultrasonik. Hewan yang menglami stres akan mengalami penurunan aktivitas motorik.
36
8. Kemudian mencit diarahkan masuk kedalam alat roda putar dan diamati jumlah putaran roda selama 15menit 9.
Selanjutnya diamati durasi imobibilitas dan kuantitas aktivitas motoriknya dalam rentang waktu 15 dan 30 menit, yang selanjutnya ditabulasikan dalam data.
10. Catat hasil perpindahan hewan coba yang diperoleh dari analisis datanya menggunakan analisis data One Way ANAVA.
3.7 Analisis Data Data hasil pengamatan efek antidepresan dan perlakuan ditampilkan dalam mean sebagai ukuran pemusatan dan standart deviasi dari tiap kelompok. Hasil data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode statistic Varian Satuan Arah dengan mengguanakan analisis One Way ANAVA.Untuk membandingkan antara kelompok perlakuan. Hipotesi Ho = µ1 = µ2 = µn
tidak ada perbedaan mean secara bermakna dari
efektivitas motorik tiap perlakuan Ha = µ1 = µ2 = µn
terdapat perbedaan mean secara bermakna dari
efektivitas motorik tiap perlakuan
Sumber Keseragama n Perlakuan
Db
P-1
Galat
P(n-1)
Tabel 3.2 ANAVA satu arah Jumlah Kuadrat F Kuadrat (JK) Tengah Hitung (KT) JKP KTP JKG
KTG
F tabel 5%
1%
37
3.7.1
Aturan Keputusan
1. Jika F hitung < F Tabel 1% perbedaan rata-rata perlakuan atau pengaruhperlakuan dikatakna sangat nyata dan pada hasil perhitungan dalam tabel ANAVA diberi tanda bintang (**). 2. Jika F hitung > dari F tabel 5% tetapi lebih kecil F tabel 1% atau F hitung terletak diantara F tabel 5% dan F tabel 1% perbedaan pengaruh perlakuan nyata pengaruh perilaku, dan pada hasil perhitungan F dalam tabel ANAVA diberi tanda bintang (*).
BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Determinasi Tanaman Tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun mint (Metha arvensis) yang diperoleh dari B2P2TOOT Tawangmangu, Jawa Tengah yang kemudian dilakukan determinasi di UPT Materia Medica, Batu.
4.2 Hasil Ekstrak Daun Mint (Metha Arvensis) Tahap ektraksi dengan metode destilasi uap air dari 3000gram daun mint (Metha arvensis) menghasilkan minyak atsiri 3gram. Proses penyarian minyak atsiri dilakukan selama 6jam dihitung dari awal tetesan.Minyak atsiri diambil menggunakan metode destilasi uap dengan rendemen sebesar 0.18%. Metode ini merupakan metode yang tepat dalam pengambilan minyak atsiri sehingga hasil yang didapat lebih banyak dibandingkan dengan metode lain.
4.3 Hewan Coba Hewan coba yang digunakan dalam penelitian ini merupakan mencit jantan (Mus musculus) yang memilki rata-rata berat badan 20-25g, bulu mencit bersih, sehat, aktif serta tidak dalam keadaan depresi.
39
40
4.4 Identifikasi Minyak Atsiri Daun Mint (Mentha Arvensis) Identifikasi minyak atsiri daun mint (Metha arvensis) meliputi organoleptis dan bobo jenis. Hasil pengujiannya adalah sebagai berikut : 4.1.1
Hasil Uji Organoleptis Hasil uji organoleptis minyak atsiri daun mint (Metha arvensis) dalam
penelitian ini dapat diketahui bahwa organoleptis dari minyak atsiri daun mint (Metha arvensis) menunjukan bau yang khas daun mint, berntuk berupa cairan dan warna kuning jernih jadi hasil uji organoleptis tersebut sesuai dengan karakteristik dari mnya atsiri daun mint. Hasil yang didapat untuk uji organoleptis yaitu berupa cairan, warna kuning jernih dan bau mint. 4.1.2
Hasil uji bobot jenis Hasil uji bobo jenis minyak atsiri daun mint dalam penelitian disajikan
sebagai berikut. Adapun data yang didapatkan adalah Pikno kosong = 11,1210 Pikno + Air = 21,2515 Pikno + minyak atsiri = 14,6593 Bobot jenij minyak =
(𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜+𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑎𝑡𝑠𝑖𝑟𝑖)− (𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔) (𝑏𝑒𝑟𝑡 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜+𝑎𝑖𝑟−𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔)
𝑥 100%
14,6593g−11,1210g
= 21,2515𝑔 – 11,2110𝑔 𝑥 100% 3,5383𝑔
= 10,1305𝑔 𝑥 100%= 0,3428 g/mL Berdasarakan hasil uji bobot jenis menggunakan pikno 10mL t 250C adalah 0,342 g/mL. Hasil ini menunjukan bahwa minyak atsiri daun mint masuk dalam range yang disebutkan Gunther 1990 yaitu 0,342 g/mL sampai 0,346 g/m.
41
Hasil ini sesuai dengan karakteristik minyak atsiri mint. Selain itu uji fisik bobot jenis menunjukan hasil sebesar 0,3428 g/ml.
4.5 Hasil Uji Antidepresan Hasil uji antidepresan minyak atsiri daun mint dilihat dari banyaknya putaran hewan coba pada saat diroda putar sesudah diinduksikan dilihat pada tabel hasil uji antidepresan sebagai berikut :
Perakuan
kontrol kelompok uji kosentrasi 1% kelompok uji kosentrasi 2% kelompok uji kosentrasi 3%
Konsentrasi
Jumlah putaran
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
30 32 27 85 81 81 57 61 61 51 53 49 Jumlah
Jumlah
Mean
Standar Deviasi
89
30
3
247
82
2
179
60
2
153
51
2
668
Berdasarkan tabel hasil uji antidepresan bahwa kenaikan kosentrasi memberikan efek peningkatan aktivitas motorik hewan coba, semakin tinggi kosentrasi semakin banyak pula aktivitas atau perpindahan yang diberikan oleh hewan coba. Hasil uji antidepresan agar lebih jelas kenaikan jumlah aktifitas motoriknya disajikan pada gambar dibawah ini :
42
90 80
jumlah putaran
70 60 50
1
40
2
30
3
20 10 0 Kontrol
kosentrasi 1%
kosentrasi 2%
kosentrasi 3%
Gambar 4.1 Grafik rata-rata kenaikan waktu aktifitas motorik Penelitian ini juga dilakukan dengan uji praklinis atau menggunakan hewan coba. Hal ini dilakukan untuk mengetahuu efek antidepresan dari minyak atsiri daun mint terhadap aktivitas motorik mencit jantan. Daun mint memiliki minyak atsiri komponen yang mempengaruhi system saraf manusia (terutama dihidung) sehingga seringkali memberikan efek psikologis, bisa menstabilkan system saraf dan dapat dijadikan sebagai antdepresan karena aroma yang kuat. Pada uji antidepresan digunakan alat modifikasi ultrasonik aromaterapi dengan metode water wheel. Alat ini dibuat dengan kaca transparan memilki ukuran 25cm x 30cm x 30cm. Dalam kotak eskperimen diisi cawan penguap, pemanas digunakan hot plet untuk menguapkan minyak atsiri dan aquades yang akan digunakan aromterapi).
sebagai
proses
penjenuhan
ruang/kotak
eksperimen
(sumber
43
Gamabar 4.2 gambar alat modifikasi ultrasonik aromaterapi Pada pengujian ini digunakan water wheel untuk melihat berapa banyak putaran mencit pada roda putar yang sudah dilengkapi dengan ultrasonik 10.000Hz.
Gambar 4.3 Alat pemutar mencit Hasil uji dengan berbagi kosentrasi minyak atsiri dibandingkan dengan kontrol pada tabel 4.1 menunjukkan adanya kenaikan jumlah perpindahan ratarata tiap perlakuan. Jumlah aktifitas mencit pada kontrol dengan mean 82 dan durasi jumlah putaran mencit 247 kali menunjukkan adanya waktu aktifitas yang baik,
hal
ini
dikarenakan
gelombang ultrasonik
masih
dalam
proses
44
mendepresikan mencit dan baru terasa dimenit 5-6 untuk perlakuan kontrol yang ditunjukan dengan banyaknya putaran dengan waktu aktivitas yang cepat. Untuk perlakuan uji (variasi kosentrasi) menunjukkan peningkatan aktifitas mencit dengan kecepatan putaran yang lebih maksimal dan waktu imobilitasnya lebih cepat. Hal ini dimungkinkan karena minyak atsiri atau minyak esensial ini dapat menstimulasi system syaraf
sehingga mempengaruhi lokomotor dan dapat
memberikan efek antidepresan. Kondisi hewan coba setelah dilakukan uji tampak tampak berdiam diri. Hasil kontrol dibandingkan dengan tiap kosentrasi memberika hasil yang berbeda bermakna yang dihitung menggunakan SPSS 15 dengan analisis data menggunakan one way anava. Diketahui nilai F hitung terbesar 271,401 dengan signifikasi sebesar 0,000 maka dinyatakan bahwa harga F hitung > dari F tabel 1%, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Dikatakan bahwa tedapat perbedaan yang signifikan efek antidepresan antar tiap perlakuan. Selanjutnya diuji dengan tukey dan menunjukan perbedaan bermakna antara kontrol dengan kosentrasi 1% sehingga kosentrasi 1% sudah bisa digunakan sebagai antidepresan. Karena, kadar 1% memang kadar yang lazim digunakan sebagai sebagai aromaterapi dan juga kadar tersebut sesuai dengan dengan hasil orientasi awal.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa minyak atsiri daun mint (Mentha arvensis) memiliki efek antidepresan terhadap mencit jantan. Minyak minyak atsiri daun mint (Mentha arvensis) berefek antidepresan dengan ditandai dengan menurunnya lamanya waktu imobilitas dan meningkatkan jumlah putaran menci. Dikatakan bahwa tedapat perbedaan yang signifikan efek antidepresan antar tiap perlakuan. Selanjutnya diuji dengan tukey dan menunjukan perbedaan bermakna antara kontrol dengan kosentrasi 1% sehingga kosentrasi 1% sudah bisa digunakan sebagai antidepresan. Karena, kadar 1% memang kadar yang lazim digunakan sebagai sebagai aromaterapi dan juga kadar tersebut sesuai dengan dengan hasil orientasi awal.
5.2 Saran Adapun saran yang diharapkan bagi penulis demi kesempurnaan penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut : 1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan yang lebih spesifik dengan menggunakan perbandingan kontrol positif. 2. Peneliti selanjutnya bisa mengembangkan penelitian ini menjadi produk aromaterapi dalam bentuk gel,emulsi lilin,dan sebagainya.
47
DAFTAR RUJUKAN
Anonim,(2013),Mnenthaarvensis.,http://www.plantamor.com/index.php?plan=11 68, diakses tanggal 23/09/2014. Ardiansyah, Dudy.2008. Tingkat Depresi pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri Di RSUPHAM dan RSUM dengan menggunakan Skala Back Depression Interory II.Dpertemen Obsteri dan Ginekologi.Medan : Universitas Sumatra Utara Green. 1987. Minyak Atsiri Jilid I. Jakarta: UIPress. Guenther, Ernest. 1990. Minyak Atsiri 1ilid III A. Jakarta : Universitas Indonesia. Gunawan, 2009.Farmakologi dan Terapi.Edisi ke-5 Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran UI. Gunawan, D.,& Mulyani, S. 2004. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi)Jilid Pertama. Jakarta: Penebar Swadaya. Katzung. G.B.(2002). Farmakologi dasar dan klinik .Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran Selemba Medik. Kris, H., Komar, R dan Irda, F. Telaah Kandungan Kimia daun Leunca (Solanum Ningrum L). Sekolah Farmasi ITB. April 9, 2012. http://bahanalam.fa.itb.ac.id. Lucia, 2011.Eksperimen Farmalogik. Surabaya : Sandira Seyrabaya Murad, S., Tjokronegoro, R.,& Sa’adah, S. 2004. Pengaruh Ekstrak dan Minyak Atsiri Terhadap Aromaterapi.dalam Bionatura. Jurnal Ilmua-ilmu Hayati dan Fisika. Mushtidi, 2008.Penelitian Pengembangan Minyak Atsiri Aromaterapi dan Potensinya Sebagai Produk Sediaan Farmasi.Bandung : Universitas Padjajaran. Pasaribu, M Ali.2013. Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Mint (Mentha arvensis) Lokal terhadap Imunoglobin MencitSebagai Alternatif Bahan Imunostimulan Alami.Skripsi (dipublikasikan). Program Sarjana Sains FMIPA, Universitas Negeri Medan. Priamadiati. 2002. Aromaterapi perawatan alami untuk sehat dan cantik. Jakarta: Gramedia.
48
49
Prima I, Raditya. 2012. CRC Farmasi UGM- Daun Mint (Mentha arvensis) http://www.ccrc.farmasi.ugm.ac.id/?page_id=2339, diakses tanggal 10/12/2014. S, Dominggus. 2005.Desain Destilator Untuk Destilasi Air Laut Pada Kapal Penangkap Ikan. Skripsi (dipublikasikan).Program Sarjana Jurusan Teknik Mesin. Universitas Patimura Ambon, Ambon. Sastrohamidjojo, H. 2004. Kimia Minyak Atrsiri. Yogyakarta : Universitas Gadjamada Sastrohamidjojo, H. 1996. Sintesis Bahan Alam. Gajah Mada University Press.Yogyakarta. Sudjana. 1992. Metode Statistik Edisi ke 5.Bandung : Tarsito Vinanju, Tridona. 2008. Antidepresan (Online), http:// Depresan.htm.diakses 15 desember 2014 Wulandari, Makawa. 2010. Efek Dosis Bertingkat Minyak Atsiri Ocimum Basillicum Sebagai Antidepresan ditinjau dari Kemampuan Kognisi pada Tikus Wistar dengan Radial Arumaze.Semarang : Universitas Diponegoro
50 LAMPIRAN
Lampiran 1. Perhitungan kebutuhan bahan dan variasi konsentrasi Bahan awal daun mint (Metha Arvensis) yang didestilasi 3000gram. Hasil minyak atsiri yang diperoleh 3gram Kosentrasi yang digunakan yaitu 1%, 2%, dan 3% Kebutuhan minyak atsiri kosentasi 1% dengan pengambilan 15ml aquades + 3 tetes minyak atsiri Dalam setiap 3 tetes dihitung 0,15ml jadi kalo 1% minyak yang dibutuhkan dikonversi dengan 0.015𝑚𝑙 15𝑚𝑙 𝑎𝑞𝑢𝑑𝑒𝑠
× 100% = 1%
Kebutuhan minyak atsiri kosentrasi 2% dengan pengambilan 15ml aquades + 3 tetes minyak atsiri Dalam setiap 6 tetes dihitung 0,3ml jadi kalo 1% minyak yang dibutuhkan dikonversi dengan 0.03𝑚𝑙 15𝑚𝑙 𝑎𝑞𝑢𝑑𝑒𝑠
× 100% = 2%
Kebutuhan minyak atsiri kosentrasi 3% dengan pengambilan 15ml aquades + 9 tetes minyak atsiri Dalam setiap 3 tetes dihitung 0,15ml jadi kalo 1% minyak yang dibutuhkan dikonversi dengan 0.42𝑚𝑙 15𝑚𝑙 𝑎𝑞𝑢𝑑𝑒𝑠
× 100% = 3%
Minyak atsiri yang digunakan dicampur dengan aquades karena jika minyak atsiri murni yang digunakan mudah menguap.
51 Lampiran 2. Instrumen Penelitian
2.2 Alat Destilasi Uap
2.3 Alat pemisah minyak dan air
52
2.4 Minyak yang masih cammpur dengan air
2.5 Hasil Minyak atsiri daun Mint (Mentha arvensis)
53
Lampiran 3. Alat modifikasi Ultrasonik Aromaterapi
3.1Alat roda putar (Water wheel)
3.1 Alat penginduksi Aromaterapi
54
Lampiran 5. Uji Bobot Jenis
5.1 Minyak atsiri daun Mint (Mentha arvensis)
5.1 Uji Bobot Jenis
55
Lampiran 6. Determinasi Tanaman
56
Lampiran 7.Hasil analisis dengan metode one way anava
Test of Homogeneity of Variances
jumlah_putaran
Levene Statistic .144
durasi_imobilitas
.093
df1
df2 3
8
Sig. .931
3
8
.962
ANOVA Sum of Squares jumlah_putaran
Between Groups Within Groups Total
durasi_imobilitas
Between Groups Within Groups Total
4274.667
df
F 3
42.000
8
4316.667
11
939.000
3
16.667
8
955.667
11
Sig.
271.407
.000
150.240
.000
57 Multiple Comparisons
Dependent Variable JumlahPutaran
(I) kontrol, 1%, 2% & 3% 0
Tukey HSD
1
2
3
durasiimobilitas
Tukey HSD
0
1
2
3
(J) kontrol, 1%, 2% & 3% 1 2 3 0 2 3 0 1 3 0 1 2 1 2 3 0 2 3 0 1 3 0 1 2
Mean Difference (I-J) Std. Error -52.667* 1.871 -30.000* 1.871 -21.333* 1.871 52.667* 1.871 22.667* 1.871 31.333* 1.871 30.000* 1.871 -22.667* 1.871 8.667* 1.871 21.333* 1.871 -31.333* 1.871 -8.667* 1.871 9.667* 1.291 3.000 1.291 1.333 1.291 -9.667* 1.291 -6.667* 1.291 -8.333* 1.291 -3.000 1.291 6.667* 1.291 -1.667 1.291 -1.333 1.291 8.333* 1.291 1.667 1.291
Sig. .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .007 .000 .000 .007 .000 .171 .736 .000 .004 .001 .171 .004 .593 .736 .001 .593
95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound -58.66 -46.68 -35.99 -24.01 -27.32 -15.34 46.68 58.66 16.68 28.66 25.34 37.32 24.01 35.99 -28.66 -16.68 2.68 14.66 15.34 27.32 -37.32 -25.34 -14.66 -2.68 5.53 13.80 -1.13 7.13 -2.80 5.47 -13.80 -5.53 -10.80 -2.53 -12.47 -4.20 -7.13 1.13 2.53 10.80 -5.80 2.47 -5.47 2.80 4.20 12.47 -2.47 5.80
*. The mean difference is significant at the .05 level.
Homogeneous Subsets JumlahPutaran
Student-Newman-Keuls
Tukey HSD a
a
kontrol, 1%, 2% & 3% 0 3 2 1 Sig. 0 3 2 1 Sig.
N
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.
3 3 3 3 3 3 3 3
1 29.67
Subset for alpha = .05 2 3
4
51.00 59.67 1.000 29.67
1.000
1.000
82.33 1.000
51.00 59.67 1.000
1.000
1.000
82.33 1.000