UJI AKTIVITAS ANTIHIPERURISEMIA PERASAN PAPRIKA HIJAU (Capsicum Capsicum annuum L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR
ARTIKEL
Oleh : FATIMATUN ZA’RAH 050111a018
PROGRAM STUDI FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO 2016
i
HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL
Artikel dengan judul “Uji Aktivitas Antihiperurisemia Perasan Paprika Hijau (Capsicum Annuum L.) Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar” yang disusun oleh: Nama
: FATIMATUN ZA’RAH
NIM
: 050111a018
Program Studi : FARMASI Telah disetujui untuk diujikan dihadapan tim penguji skripsi Program Studi Farmasi
Ungaran,
Februari 2016
Pembimbing Utama
Nova Hasani Furdiyanti S.Farm., Apt., M.Sc 0609118702
ii
NGUDI WALUYO SCHOOL OF HEALTH PHARMACY STUDY PROGRAM The Test Of Antihyperuricemia Of Green Paprika Juice (Capsicum annuum L.) IN White Male Mice Of Wistar Strain Fatimatun Za’rah*, 050111a018 Nova Hasani Furdiyanti**, Dian Oktianti*** FINAL ASSIGMENT, February 2016 References : 43 ABSTRACT Uric acid is nitrogen compounds got from the process of purine metabolism from diet or nucleic endogenous acid (DNA or deoxyribonucleic acid). Green paprika (Capsicum annuum L.) contains flavonoids thought to have the effect of antihyperuricemia. This study aims to determine the effect of antihyperuricemia of green paprika juice in white male mice of wistar strain. This research was pure experimental pre and posttest control group design that consisted of 5 groups including negative control (aquadest and CMC-Na 1%), positive control (Allopurinol and CMC-Na 1%), juice of green paprika with the doses of 0,875 ml/kg, 1,273 ml/kg, 2,565 ml/kg. The data of uric acid levels were analyzed by using SPSS 17.0 for windows with 95% confidence level. Based on the results of ANOVA test, green paprika juice has an activity to decrease uric acid levels. Green paprika juice with the dose of 2,565 ml/kg has an activity for lowering uric acid levels proportional with allopurinol with the value of significance (p>0.05). Keyword : Green paprika (Capsicum annuum L.), flavonoids, uric acid, allopurinol. * : Student ** : First Advisor *** : Second Advisor
iii
STIKES NGUDI WALUYO UNGARAN PROGRAM STUDI FARMASI Uji Aktivitas Antihiperurisemia Perasan Paprika Hijau (Capsicum annuum L.) Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar Fatimatun Za’rah*, 050111a018 Nova Hasani Furdiyanti**Dian Oktianti*** SKRIPSI, Februari 2016 Pustaka : 43 ABSTRAK Asam urat adalah senyawa nitrogen yang dihasikan dari proses metabolisme purin baik dari diet maupun dari asam nukleat endogen (asam deoksiribonukleat atau DNA). Paprika hijau (Capsicum annuum L.) mengandung flavonoid yang diduga mempunyai efek anti hiperurisemia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek anti hiperurisemia perasan paprika hijau pada tikus putih jantan galur wistar. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni pre and post test control group design yang terdiri dari 5 kelompok perlakuan meliputi kontrol negatif (aquadest dan CMC-Na 1%), kontrol positif (allopurinol dan CMC-Na 1%), perasan paprika hijau dosis 0,875 ml/kgbb, 1,273 ml/kgbb, 2,565 ml/kgbb. Data kadar asam urat dianalisis menggunakan SPSS 17,0 for windows dengan taraf kepercayaan 95%. Berdasarkan hasil uji ANOVA perasan paprika hijau mempunyai aktivitas terhadap penurunan kadar asam urat. Dosis perasan paprika hijau 2,565 ml/kgbb mempunyai aktivitas untuk menurunkan kadar asam urat sebanding dengan Allopurinol dengan nilai signifikansi (p>0,05). Kata Kunci : Paprika Hijau (Capsicum annuum L.), Flavonoid, Asam Urat, Allopurinol.
* ** ***
: Mahasiswa : Dosen pembimbing Utama : Dosen pembimbing Pendamping
iv
PENDAHULUAN Asam urat adalah senyawa nitrogen yang dihasilkan dari proses metabolism purin baik dari diet maupun dari asam nukleat endogen (asam deoksiribonukleat atau DNA) (Syukri, 2007). Nilai asam urat normal wanita 2,4-6,0 mg/dL dan pria 3,0-7,0 mg/dL. Apabila asam urat semakin parah, akan muncul benjolan sodium urat di persendian atau daun telinga yang disebut dengan tofi (Harmanto, 2005). Pembentukan asam urat terjadi melalui jalur oksidasi hipoxantin dan guanine menjadi xantin yang dikatalisis oleh enzim xantin oksidase dan guanine (Murray dkk, 1996). Pengobatan asam urat bias dengan menggunakan obat herbal dan non herbal. Pengobatan non herbal biasanya dengan obat dengan kandungan kimia, sedangkan pengobatan herbal menggunakan tanaman yang berkhasiat menurunkan kadar asam urat dalam darah.(Depkes, 2003). Paprika hijau (Capsicum annuum L.) mengandung senyawa aktif diantaranya Vitamin A, Vitamin C, Vitamin E, Karotenoid, flavonoid, alkaloid, dan tannin. Diantara kandungan senyawa aktif yang terdapat pada paprika hijau (Capsicum annuum L.) yang mempunyai khasiat untuk menurunkan kadar asam urat adalah flavonoid (Cahyono, 2003) METODELOGI PENELITIAN ALAT Spektrofotometri autoanalyzer dengan panjang gelombang 520 nm pada temperatur 20-25°C, juicer, beker gelas, gelas ukur, corong kaca, spuit oral, silet, tabung eppendorf, batang pengaduk, timbangan analitik, sentrifuge, pipet tetes, labu takar, gelas ukur, mikropipet, kandang tikus, dan dot tikus. BAHAN Paprika hijau, Allopurinol, aquadest, natrium CMC 1%, kalium bromat (KBrO3), H2S04, methanol, reagen asam urat, phosphate buffer ph 7,0 100 mmol/L dan TBHBA (2, 4, 6-tribromo-3-hydroxybenzoic acid) 1,25 mmol/L, phosphate buffer ph 7,0 100 mmol/L, 4-Aminoantipyrine 1,5 mmol/L, K4[Fe(CN)6] 50 µmol/L, Peroksidase (POD) 10 kU/L, Uricase 150 U/L dan Standard : 6 mg/dL (357 µmol/L) HEWAN UJI Tikus putih jantan galur Wistar, umur 2-3 bulan, berat badan 180-200 g sebanyak 25 ekor dan diadaptasikan selama satu minggu.Tikus dibagi menjadi 5 kelompok secara random dimana tiap kelompok terdiri dari 5 ekor tikus. PROSEDUR PENELITIAN 1. Determinasi tanaman dilakukan di Laboratorium Ekologi dan Biosistematika Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Diponegoro Semarang. 2. Pembuatan perasan paprika hijau dipotong kecil-kecil, kemudian dimasukan kedalam juicer untuk memperoleh sari. Paprika hijau yang sudah di juicer
1
3.
4.
kemudian diambil sarinya dan dimasukan kedalam beker glass. Didapatkan perasan murni dengan konsentrasi 7% v/v, 10,2 % v/v, 20,5% v/v. Identifikasi flavonoid Sebanyak 1 ml sampel dimasukkan kedalam tabung reaksi, kemudian ditambah 3 tetes H2SO4 pekat.Terbentuknya warna kuning karena penambahan H2SO4 pekat menunjukkan adanya flavonoid (Harborne, 1987). Perlakuan hewan uji Tikus dibagi menjadi 5 kelompok terdiri dari masing-masing 5 ekor yang dihitung menggunakan rumus Federer.Pada percobaan ini dilakukanpengukuran kadar asam urat sebelum perlakuan. Tikus diinduksi (KBrO3) dosis 41,625 mg/kg BB dibiarkan selama 3 hari (pretest) sebagai kondisi hiperurisemia. Perlakuanmasing-masing kelompok yaitu kelompok kontrol negatif (Aquadest + CMC Na 1 %), kelompok kontrol positif (Allopurinol+CMC-Na 1%) dosis 12,6 mg/kg BB, dan tiga kelompok perlakuan (perasan paprika hijau dosis 0,875 ml/kgbb, 1,273 ml/kgbb, 2,565 ml/kgbb).Kadar asam urat diukur dengan spektrofotometri autoanalyzer (post test) 3 jam setelah perlakuan.
Analisa Data Data yang digunakan adalah selisih dari data pretest dikurang data posttest dianalisis dengan SPSS 17.0 for windows dengan taraf kepercayaan 95%. Data dianalisa dengan statistik parametrik ANOVA satu jalan kemudian dilanjutkan dengan uji LSD. HASIL DAN PEMBAHASAN Determinasi Tanaman Kunci Determinasi : 109b-119b-120b-129b-135b-136b-139b-140b-142b-143b-146a-147b-150b-151b152b-153a (Gol 8. Tumbuhan daun tunggal tersebar)- 1b-3b-5b-6b-7a-Fam 111. Solanaceae-1b- Genus Capsicum -1a-Species: Capsicum annuum Tabel 1.
Kadar Asam Urat (mg/dL) setelah diinduksi kalium bromat dan setelah pemberian perasan paprika hijau
Kelompok Perlakuan Kontrol Negatif Kontrol Positif Dosis 0,875 ml/kg BB Dosis 1,273 ml/kg BB Dosis 2,656 ml/kg BB
Normal mean±SD 0.20 ±0.08 0.25 ±0.12 0.26 ±0.13 0.17 ±0.09 0.16 ±0.08
Kadar asam urat (mg/dL) Posttes Pretest mean±SD mean±SD 3.50 ±0.49 3.52 ±0.49 3.55 ±0.51 3.39 ±0.35 3.42 ±0.34
2
2.67 ±0.57 0.34 ±0.25 1.54 ±0.32 0.83 ±0.22 0.49 ±0.27
Selisish mean±SD 0.83 ±0.23 3.18 ±0.59 2.01 ±0.37 2.56 ±0.30 2.93 ±0.48
Keterangan: Pretest : Kadar asam urat setelah pemberian kalium bromat , dosis 41,625 mg/kg BB Postest : Kadar asam urat setelah pemberian perasan paprika hijau, dosis 0,875 ml/ kg BB, 1,273 m/kg BB, 2,565 ml/kg BB Selisih : Hasil perhitungan rata-rata dari pretest dan posttest Tabel 2. Hasil Uji LSD Selisih Asam Urat
Pasangan Perlakuan Kontrol Negatif vs Kontrol Positif Kontrol Negatif vs Dosis 0,875 ml/kg BB Kontrol Negatif vs Dosis 1,273 ml/kg BB Kontrol Negatif vs Dosis 2,565 ml/kg BB Kontrol Positif vs Dosis 0,875 ml/kg BB Kontrol Positif vs Dosis 1,273 ml/kg BB Kontrol Positif vs Dosis 2,565 ml/kg BB Dosis 0,875 ml/kg BB vs Dosis 1,273 ml/kg BB Dosis 0,875 ml/kg BB vs Dosis 1,273 ml/kg BB Dosis 1,273 ml/kg BB vs Dosis 2,565 ml/kg BB
p-value 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,029 0,361 0,049
Kesimpulan Berbeda bermakna Berbeda bermakna Berbeda bermakna Berbeda bermakna Berbeda bermakna Berbeda bermakna Berbeda tidak bermakna Berbeda bermakna
0,002
Berbeda bermakna
0,172
Berbeda tidak bermakna
Penelitian ini menggunakan hewan uji tikus putih jantan galur wistar karena tikus merupakan golongan binatang menyusui atau mamalia yang mempunyai kemampuan berkembangbiak yang sangat tinggi sehingga cocok digunakan dalam penelitian. Menurut Krisnaerawan (2010), kadar asam urat normal untuk tikus adalah 0,5-1,9 mg/dl. Dilakukan untuk membuat tikus hiperurisemia dengan cara diinduksi kalium bromat (KBrO3) dosis 41,625 mg/kgBB secara peroral. Induksi dilakukan ketika terjadi akumulasi asam urat yaitu antara jam 09.00 dan 10.00 pagi (Haidari dkk, 2008). Mekanisme kalium bromat dalam menaikkan asam urat yaitu dengan mempercepat metabolisme purin dengan meningkatkan aktivitas xantin oksidase (Murray, 2003). Allopurinol dipilih sebagai kontrol positif karena Allopurinol adalah obat yang paling banyak digunakan dalam pengobatan asam urat dan mekanisme kerjanya mirip dengan perasan paprika hijau. Obat ini bekerja dengan cara menghambat xantin oksidase yaitu enzim yang dapat mengubah xantin menjadi asam urat. Metode pengukuran kadar asam urat yang digunakan pada penelitian ini adalah metode enzimatik dengan menggunakan alat spektrofotometri autoanalyzer dengan panjang gelombang 520 nm pada temperatur 20-25°C. Mekanisme yang terjadi adalah asam urat dioksidasi oleh enzim urikase dengan
3
bantuan H2O dan O2 menjadi allantoin, karbondioksida dan hidrogen peroksida. Hidrogen peroksida yang terbentuk akan bereaksi dengan suatu reagen asam urat (FS*TBHBA) menghasilkan kuinonimin yang bewarna merah violet yang reaksi tersebut dikatalisis oleh enzim peroksidase (POD). Besarnya intensitas warna yang dihasilkan oleh kuinonimin tersebut ekuivalen dengan kadar asam urat dalam darah Berdasarkan hasil uji LSD menunjukan bahwa Kelompok II kontrol positif (Allopurinol dan CMC-Na 1%) dengan kelompok V (perasan paprika hijau dosis 2,565 ml/kgbb) menunjukan nilai signifikansi (p>0,05) artinya ada perbedaan tidak bermakna. Hal ini berarti kelompok V memiliki efek menurunkan asam urat sebanding dengan Allopurinol Kelompok IV (perasan paprika hijau dosis 1,273 ml/kgbb) dengan kelompok V (perasan paprika hijau dosis 2,565 ml/kgbb) menunjukan nilai signifikansi (p>0,05) artinya ada perbedaan tidak bermakna. Hal ini berarti kelompok IV dan kelompok V memiliki aktivitas yang sama dalam menurunkan asam urat. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa perasan paprika hijau dosis 2,565 ml/kg bb memiliki efek yang sebanding dengan kontrol positif (Allopurinol). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi dosis perasan paprika hijau maka semakin tinggi aktivitas dalam menurunkan kadar asam urat. Hal ini disebabkan karena kandungan senyawa kimia dari paprika hijau yaitu flavonoid dengan mekanisme menghambat kerja enzim xantin oksidase sehingga tidak terjadi perubahan hipoxantin menjadi xantin dan xantin menjadi asam urat. Kesimpulan 1. Perasan Paprika hijau (Capsicum annuum L.) memiliki efek menurunkan kadar asam urat tikus putih jantan galur wistar 2. Perasan Paprika hijau (Capsicum annuum L.) dosis 2,565 ml/kg bb dapat menurunkan kadar asam urat sebanding dengan Allopurinol dosis 12,6 mg/kg BB. Saran 1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui senyawa lain selain flavonoid yang terkandung dalam paprika hijau yang dapat menurunkan kadar asam urat 2. Peru dilakukan uji toksisitas dan efek samping yang mungkin terjadi pada penggunaan jangka panjang
4
DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2007, The Health of India, New Delhi : CSIR Publications, Hal.312. Arikunto, S,, 2010, Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik, Rineka Cipta, Jakarta Atheins, 2005, Kimia-kimia Dasar, Pustaka Indonesia, Yogyakarta. Basset, J,, 1994, Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik, Jakarta: EGC. Button, G,, Liaaen-Jensen, S,, dan Fanden, H.P,, 2008, Carotenoids, volume 4, Binkhausen, Berlin. Cahyono, 2003, Cabai Paprika Tekhnik Budi Daya dan Analisis Usaha Tani. Yogyakarta : Kanisius Cheville, N.F. 1999. Introduction cTo Veterinary pathology 2nd Edition.Iowa State University Press. USA. Halaman : 16 Cos, P,, Ying, L,, Calomme, M,, Hu, J.P,, Cimanga, K,, poe l V.B,, Pieters, L,, Vlietink, A.J dan Berghe, D.V, 1998, Structure-Activity Relationship and Clacification of Flavonoids as Inhibitors of Xanthine Oxidase and Superoxide Scavengers, Journal of Natural Products, 71-76, Vol. 61 Dalimartha, S,, 2002, Resep Tumbuhan Obat Untuk Asam Urat, Penerbit Swadaya, Jakarta.
5