lGRlVtT Yol I
Io- ?
I997
ufr ToKsrsrTAs EKSTRAK KUNYN TERHADAP Bruchas chinensis dan. Sitophilus oryzae Cbimlyttus Solichd dlD Mofit Eko PoeNtoto TOXICITY TEST OF CURCUMA DOMESTIC4 EX. TRACT TO BRUCHUS CHINENSIS AND SITOPHILUS ORYZAE detemite the effbct of Cu (kunyjt) extzct to the monzlity of Bt rchts cuma domesticz Cbinarsis and Sitofuilr6 oryae and to tind the botatical pesricide The Esearch was conducted to
cottrol agent, The experinen$ was caried out at Plztt Protection Labora' tory, Facury of AgTicuJture, Pembangnzn Nasional' VeeE' Uni vefsitt', YogtBlarta. The lirst expeimentis designed tu determine the effbct of C-dooEsdca extlzct on B-chimsis Tte second et' perimcnt was Inrtbmed tu eet 2n undersanding of S. oryzae .e' spotd to C.rtontcstjca extract. Both are coDducted on (ompleteL' Randomized Desjelled, vath lbur extract conceDtanont znd tive as pest
The extract of C-dorncsti.;a could made 206 252 noruliry to B.chitaisis population on 25 concerta.ion by both otul and contau appljcation. The morulity Eot hi!:het by tbe incrcased ol'
exuact concentation. The extrzct of C.dolrBtica had diflerent eflect on S- otyzaeE tra.x only suprcssed n's feeding zbility. C.donEstica extnct ltad antitbtlant etfect to S. otlzze LC 5A of C- don6ttca exfict on B.chircnsis is lower than on S-oryzac. It indicated that the extacl
toxic to B-chitE 4;is than to s-oryae. Adnace research uas necded in oftler to get the ?propriae concentadon azd te.hnigue of c-dorr8tt.z extfzct zppficatton Key vord : LCSA, aDtifeedaDt. was mofe
PRNDAHI]LIIAN Serantga mempakan hama yang
paling pentina dapat netusak dan menururkan kualias tsnaban pangan Hama tersebut menyebabkan k@gian tidak
hdl
a
rlada saat di lahan penanian
saja, tetapijusa merusak setelah panen
pana umutu !r-a lebih besar jika dibandingkan densan kerusakan sebelun Panen. Sebagian besa. baMn makanan ]ans Kerosakan hasil setelah
6X
AGnMT Vol I
Nc. 2 1997
berbetrtul biJr-bijid selalu masatami
ketusakan dalaD penyi panan ol€h hama sudans. Ketusaka. ol€h hama gudang ters€but dapat nencapai l054% (Cotton. 1963). Usaha peneendalie yana dilakukd untuk mmgatasi kerusakan -vang dilakukan oloh hama pada saat ini diharapkar m€nganut pada konsep r"ang disebut Pengendalian Hana Terpadu
(PHT) DalaD suatu prosram
PHT, pcnsgunaan insektisida diusahakan sekecil-kecihya karetra datam PH-I p€ndekatan r'ang digunakan ) aitu pendekalan ekonomi. ckologi dan biologi. Dengan ada.ya kecemasan akan gagalnla panen, sebagian besar pcrani cenderung untuk mencari dan oenggunakan insektisida sintetik organik ]ang dianggap paling ampu1l. dan mcngguDako melebihi dosis lang dianjukan. denean ha.apan tidak ada l.gi hama dan penyakit r"ang akan mengaanggu lanaman sehingga hasi I panen dapat diselaDatkan.
Et€k satupdg penggunaan insek-
tisida sintet,k organil rang t,dak tc.kendali te.sebut- te..t ata sanga! Dc.usak agro€kosistcm Dengan dtrrkian penggunaan inseklisida ptrlu d,atlr sehingga tlda\ metupakan satus.tun\ a aitcrnauf pengendatian hama. Selain itu lnsektisida !ang sesuai dengan lingkungan seha.usnya lebih
binvak diguakan. tidak hmra mengutamakan penggunaan insokt!sidarnsektisida hasil induslrl agrokimia lang merupakan masu](in eneBr tinggi. Masukan ene.gi tinggr selain secara ekonomis mahal. secara ckologi dan biologis tnbukti lebih nerusak.
Keadaan
{4
ini dapar dihindari
dergar merge@bargkn suatu sistd penselolaan hama r.'ans didasarkan pada p€nggunaan insektisida secara lebih bijaksda, atau memperbaiti carac.ra Pengcndalian r"ang telah ada, termasukDensenbangan jenis-jenis
insektisida baru (Srdith. 1974).
Insektisida perlu diterapkan sebasai alat pens€ndali yans berdase pada per-
timbdgan lingkugan agroekosisten, selain j uga haru dapat diperoleh secara murah, serta tidak m€nr.'ebabkan pencedaran lirgkungan. Bahan-bahan insektisida yang dikelahui aman terutama berasal dari bahan alamfton sintetik. Bahan-bahan tanaman, misalnya, banyak Iang ntah dipcreunakan sebagai insekiisida, dan tcrbukti memiliki kemampuan : ang cukup memadai dalan nengendal;kan serangan hama. Eksplorasi bahan smpai saar ini masih terus diiahkan, dan banyak bahan tanaban ]_ang telah diketahui memiliki sifat antiparasitik, nafrun belum diujikan te rhadap seregga (Martono, l99r). Dasar dari produk tana'nan untuk mengendalikaf, populasi hada adalah teo.i koevolusi. Teori ni mentelaskan bahrva dalarn perjalanan waktu tang sangat lama, interaksi anrara seangga dengan tumbuhan menvebabkan adanva usaha rumbuhan untuk mempenahankan diri. -funbuhan mamDu memproduks, zat metabolit sekunder !ang mempensmhi perilaku. perkembansan dan lisiolosi serangga
(Price, 1984)
Bahan-bahan kimia tersebut apab
ila dite..pkan d€ngd strategi ).ang
benar, dapat dip€rgunakan untuk mcngcndalikd se.angA3. Sebagai
lGRlVtT Vol I
scn].r'a yang tertenhrt secara alami di biosfir, bahan tmbuhan bemiliki k€lebihan dibanding sen]'a* a sintetik karena secara ekologis lebih cocok. secara ekonomis, penseDbansann,!-a
sebaqai bahan kimia pengendali serangea pm akan memadai. terutama
jika sumber dal a tumbuhann] a terdapar dalan keada tn berlimpah, misalnta dari tumbuha r eulma. semal ribbun. alau perdu dan pohon I ang pentebarann]a luas (Martono, 1992). Bahan tanaman ] ang melnilili kemanpuan sebagai insektisida telah diketahui sejak lama. namun pada saal
in; han]a sedikit jenis
tumbuhtutubtrhan rang benar-benar telah dimanfaatkan dengan optimal untut kep€rluan t€.s€but. Timbuln]a betbagai masalab di dllam agroekosisleb dan linekangan fisik maupun biotik lainnla akibat penggunaan ins€ktisidanenlebabkan orans kembali bemperlimbangkan pengembangan bahanbahan alam lane berkemampuan scbagai insektisida (Jacobson. 1989 cn.
Martono. 1992). Bahan-bahan dari iumbuhan umumnla berda:a racun lebih rendah dan mudah terdesradasi di
alah dibandins bahan-bahan insektisida sintetik. Bahka. bahan-bahan lumbuhan me.upakan basian dari sumber makanan hewan nenvusui, seh'ngga dapat dianggap lebih dapat diteriba dan tidak banYak menimbulkan akibat negatif bagi manusia
Bahan-bahan lumbuhan ) ans
bersifat loksik ini biasanva berasal dari tanaman obar-obatan. Tanaman ob.l-
obata' .elab terbtrki mebiliki klasial mensu.angi. meringankan d6n mentembuhkan beberapa ienis pen! akit.
No.
2
1997
terEasuk penyakit-penyakit .kibat infeksi jasad renik (Dhanna, t987) Berarti di dalam masing-frasing tanaman tersebut te.kandung bahanbahan secara biologis aktif, karena banr"ak diantda tanaman obat di Indonesia belum pemah dicobakan terhadap serangga. te.dapat kemungkinan bah\\ n bahan aktif tanaman tersebut mampu mempensaruhi kehidupan serangga.
Usaha-usaha uDlut mencari dan mengetahui tmblhan ]?ng medpunl ai,
kemampuan dapat mengendalikan
serangga haDa telah baf,r'ak dilakukrn. antara lain riipdg kencv (Kaenpferia
galanea L ) terhadap lalal buah mentimun Edctlo.€ra cucu rb itae. \lat gt^:^k Spo.lopletu lit ta dan ulat daun kobis Plulelld xllostell,. ekstrak biji sirsak (Annona nuticato) terlndap hana Sitophil s ot),tae (M^rto^ol99l ). Dalam usaha neDgidentifikasi tanaman ] ang Densandune bahan metabolit sekrnder I ane bersifat bioaktif terhadap seralaga. dilakukan penelitian lerhadap rimpang taMman ob^t Curc ha donestca (Kunyit).
dengan tujuan untuk mengetahui dqa racun ekshak km]il daiao nenimbul-
kan mortalitas B.
cr!""rsrr
dan S.
oryzae
BAHAN DAh* METODE
PE-
NELITIAN Penehian dilakukan di laborato"
rium perlindungan tana an. Fakulta! Pertanian UPN "Veteran' Yogtaka.ta Pelaksanaan p.da bulan April 1997. Bahan I ang digu.akan datant p€.elitiar adalab rimpane kuryir r'ang
6!
lGRlVtT Vol I
t{o. 2
1997
didapatkan dari pasar (satu orang peni ual agar terjaga honosenisitas bahan). akuades sebasai pelaru(, imago
fasi. sehingga diperlu(an 200 ekor a. chinentis dan 200 ekor S ot.vzae.
Br chus.hihehsis dai Silophilus
Seranssa uji sehari sebelun perlakuan dibual lapar dengan tidak memberi
oryld..
pakan. Kacanghijau dan boras dicclup-
lenfte\er- gelas ukur. ca\\an petri-
kan ke dalam ekstrak kun)il masingmasins konsentrasi sela'na 1 I menil ke'nudian kerinsansinkan Kacang htau dan berastang sudah kering angin kemudian dimasukan ke dalam casan
kacane hiiau dan beras sebagai palan- kapas. kerlas saring. kain kasa Alat )ans digunakan adalah Juicer. Er-
pinsct. piper. stoples- Pisau.
Penelitian disusun dalanr rancansan acal lcngkap Iang lerdiri dari
empal porlakuan konsentrasi ekslrak kuntil dan lima ulangan Pclaksanaan penelitian dia$ali dengan pembiakan serangga uJr Serangga uji dicari dari
pasar :ang dianbil dari siDpanan kacatrg hiJa! dan beras tang sudah rusak dan berisi (elur hama Bahan tersebul kemudian rnasing-masing dimasukan kc dalan \\adah (stoples) rang telah diisi dengan kacans hijau dan beras ]ang belun lerinfeslasr Kacang h'Jau dan beras lang sudah tclur hama eene.asi ke dua 'neosandune dipindahkan ke dalah \.adah ]ang lain unluk mendapalkan umur inago ]ang
Ekstra\ kun] it didapatkan donsan cara nembe.sihkan lebih dahulu kuntit dar' kotora. kcmudia. dihaluskaD dan diperas densan meng-
gunaka. lurcer dan disarins. Cairan rimpang ]'ang didapat kemudian dicnccrkan den-qan pelarur akuades scsuai dcngan perlakuan
Uii
orlalrtas dilakukan dengan
nenggunalan ekstrak kun) it pada empat kosentrasj I artu 0y. 12.5o/..25y.. dan 50% Masing'nasins diulans sebanlak Iima kali Pada uji ini digunakan sepulub imago serangga uj' ultuk nrasing-masine ulansan konscn-
pctri Masine-masinq ca\ran peri diisi sepuluh g.am kacane hijaa atau sepuluh gfaftt 6ens. B.chinensis dimasukan ke
dalam ca$an pelri )ang sudalt berisi kac{ne hirau dan 5l o4?d? drmasukan ke dalam ca\van pctri \ ans sudah berisi beras, masing-masing ca\ran petri sebanvak seDuluh ekor. Pe
ralitas dilakukan sctelah 24 jan
Uji kontal dilakukan densan cars meneteskan ekstrak kunl;1 sesuai denean konsentrasi perlakuan pada kertas saring sampai basah. Kcr!as
sa.ing tersebul kenudian dileringanginkan dan dinas0kka. ke dalan ca\ an petri kcmudian dimasukkan sepuluh ekor seranssa uji (8. chinensts
dtd
S.
ot!.ae) ke dalam ca$an petri + 5 menit. Setelah itu
tersebut s€lama
se.angsa uji dipindahtanke casan petri Iain vang berisi kacang hijau atau beras lanpa perlakuan. Pengamatan morlalitas
dilakukan setelah 24
jan
terhadap
Jumlah inago rang mati pada nasingrnasing konsen.ras; ekstrak. Data mortalitas dianalisis dcngan sidik rasan padajenjans kesalahan 5% Apabila ada beda n]'ara antar perlakuan
naka dilanjutkan densan ujijarar ber ganda Duncan pad. jenjang kesalahan 57" Data morlalitas juga diperguakan
AGRIVIT V61
untuk menghitung nilai LC 50 (konsentrasi bahan I ans mampu
menbunuh 50% aneeota populasi) densan menssunakan t:mus SpemanKirber (Ruslagi, 198.+). Harsa LC 50 dapat dihitung dengan rumus
1997
I
.
digmaka! uji Pada
konsentrasi ke I
Dalam mcnghitung Persentase
de.san tumus Abbott s fomul; r00%
Xk = Loe konsentrasi tertinggi
=xi+l -xi il= 1.2.3........k : Jun ah sampel r'ang diguakan : Junlah seranssa uji ]'ans mati
i
a- ?
mo.talitas menggunakan ko.eksi
k
r
= lu61ah sampel ]ang = donalitas scrangea
:
LC50=Xk+r/2d-d/^)jti '=l dimana X = Log konsentrasi d n
tl
d:Xi+l -Xi : i= l-2..
dimana
ni pi
I
I009/o
P :
- Pk
persentase mortaliras krko.eksi
P\ = persentase morlalitas sadrpel kc Pk :
r
p€rsentase mortalitas sampel kontrol
pada konsentrasi I
Srandard de{iasinta dihitung densan menggunakan Sd =
vd2
:
k
pi
l1nus
l
HASIL DAN PEMBAHASAN Da!a mortalitas B crr?ers|r dan S.oryza. dapat dilih3t pada Tabel l-
(t-pi)/(ni-l)
I=l
de SttoPlihs oryzae
Tabel 1. Persentase mortalitas Bruchus chinensis basai konsentrasi ekstral ks] ii Seranssa
Uii
Jenis
12,5
0
s Kontak Keterangan
bet'
Konsentrasi Ekstrat (%)
Uji
Kontak
pada
i0
25
12.5 a
l2-5
a
2i.0 b
40.0 b
5-o P 0.0 a
10-tl p
20.0 q
42-5 r
o.o p
3
-33 a
3,33 a
: Nilai yans diikuti oleh huruf .'.'ang sama beda nlata menurut
a
10.0 a
6,61 p
6.67 p
6.67
dalaE sax' baris tidak ber-
uji DMR padaje.Jane kesalaha! lima persen
57
lcnlYtT Yol
I
tlo. 2
1997
Ekstr6k kunyil lrralnpu nrembunui l]. .rtrerrir baik melalui alat pe.cerdaan maupun Eelalui kutikula secda kontali. totapi hal tersebut tidak leqadi pada 5: ory;ae Kematian seara nl'ata terjadi pada konsontrasi ckstrak sebesar 25%. baik pada uJi pakan maupun pada dli kontak Hal ini nenunJukkan bahrva ckstrak kun)it rnampu masuk ke tubuh A .rrr?rrlr nelalui alat pence.naan dan melalui kut,kula atau kulil Kedungkinan ekstrak kunlit nemiliki kemampuan meluruhkan lapisan chitin pentrsun kut'kula dari ser.ngga tersebut ]ang sang.t keras Kematian serangga tersebut diduga ka.ena adan\a zat aklif turkumino,d dan din].k ats,n ]ang terkandune di dalam ckstrak kun!ii. K.ndunsan kurkuminoid pada rinpans Luntrt scbcsar 10.92 9/o Kandunqan kurkunrno rd terdin.tas senl a( t kurktrmln desmetoksikurkumrn- dan bis'desdetoksrkurkumrn 1 ang hebrunr a, aktlfitas bloiogis berspektrum luas diantaranrd dnu bakten. anti oksidan. anti hcpatotoksrk dan rnsektisidal
Zar .krrf kurkumrnord pada 5,11:d. t,dak men,mbutkan kcmaftan samia, pada konsentras, il)9/o ekstrak kun) rr (trdak berbeda n]ata dengrn kontrol) Hal ,n, drduga karena ftasih lerl.l! rendah lonsenfrsr tersc bu t Terbult, dcngan adanra nrlai LC jr) prdi lonsenfas, 5l.i6 ri, untuk !.li pdk.n dan konsenrasr 62 98 % untuk ul, kon!ak Ekstrak kun\rr sampai lionsentrasr 50 '2, han\a be.penqaruh p.da kenampuan nakan S.r4ud.1efek tdttfidan). sesua' dengan hdil penelitian Sulamo i 1996). Kchampuan haka. 5 ,,1:de t!run seca.a tr\ata scbesar i6. i 8 "/o padi perlakuan konsentrasi i{)
6t
Nilai LC 50 disunakan untuk oembandinskan da]'a racun ekstrak kuNit torhadap R. chinensis d^n S. o tyzae. D ata sel€ngkapnt a disaJikan pada Tabel 2 berikut ini. label
.1.
Nitai LC 50 ekstrak kunvtt pada seransga uji Btt.h,s.hinPnsis da\ Siloplhilus oryzae. Nila, Lc ic,t%) 22
l8
l6 l6
Dala.acun ckst ak kunlit pada chinensis Iebih tinggi dibandi.gkan pada S otzae karena untuk menimb!lkan kematian serangga uji dlbutuhkan konsentrasi €kstrak kun]'il \'ang Iebih rendah. Pada 8. .rtr?rris elstrak kunlit tebih beracu bila diaplikasikan secara kontak- karena nilai LC j0 pada uli kontak lebih dibandinskan dengan
L
uji
pake
Pada
S orl:4e ekstrak kun)it
lebrh beracun brla diaplikasika.secara pengumpanaf,- teiapi tidak ban) ak bcrbcda j ika diaplikas rk an socara konlak karena nilai LC 50 baik pakan rnaupM kontak be.kisar antaia 61 % tt3 0/"
Be.dasarkan hasil-hasil tersebut di atas naka ekstral klnlir menpuryai
prospek untuk digunakan seb aga i pengganti pestisida sintetrk organik dalam mengendrlikan hana-hana pada
b.han simpanan. Kelebihan ekstrak kunlrl sebaear bahan pestrsida alamr
lcllvtT vol I adal.h nudah terurai sehinsaa tidak meninssalkan residu p6da bahan I'ans akan dapat bembaha] akan konsumen apalasi bahan sibpanan ini langsung dikons@si oleh konsuben. nu.ah da. nudah didapat maupun diaplikasikan. Cara pene.apdn)a di lapangan m:isih perlu penolitian lebih lanjul untuk mengelahui konsentrasi )ang tepat sesuai densanicnis hama dan sladid] a scrta leknik .plikasinva. KESTMPULAN
Dari hasil pcnclitian tersebor didapalkan bahNa ekstrak kunl it mampu Denbunuh B.chihehsis Pada konsentras; 25 '/" pada uii pakan dan uji kontak. Sedangkan pada S. oryzae haDr'a berpengaruh nenghambal dat a
Ekstrak liunrit lebih beracun pada A. chthens;s dibandingkanpada S.
o/r;a"
Pene;apann\a
di
lapangan
nasih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan ko.sentrasi eksrak kunvit dan teknik aplikasi rang tcpat sesuai densan jenis hama dan
RT
1963. Pest Stotdge Grdih and Gruih Ptod ct Busess Publ
Co Mineapolis 318
2
1997
Martono. E. 1991. ToxicoloAicaland BioIoAicaI Activity ofKu chuta Kaenpleid salansa L. to Me loh
F1! Bacttocera crcurbitae
Coqdlleft- U^pbl. Ph D. Thesis. Dept. of Entomolog:. Unia. of Ha\saii at Manoa. Honolulu. Ill U.S.A.
-----------. 1992 Ltt BebetaPd Jents tumpan& Tanddah Obat Tethadap Pe ttunbuhan La.to Ctocidolonia hihotalis Zell Lembaga Penel;tian tlGM. Departemen Pendidikan dan Kebudataan. p ,{-20
\V 1984. /rse., Ecolosr 5..ond Edilion John \liter and
Pricc.P
Sons.607 p.
bStd\lol ll A,tttli c^tion to Thc Life scienccs. Rouoan and Allanheld Ne\ Jerse] 221 p
Rustagi, J. S. l9a5.lhtrc.lucitoh
tisttal
Me t ho.ls
.
Smith.R. F. 1974. Ma'aqetueht o.tthe Ehrironment ahd Insect P est Contrcl Proc FAO Conf. ON
Ecol. In Relation To Plt Pest Con.. FAO, Ro6e p i5-65.
DAFTAR PI]STAKA Conon-
N6.
p.
Dharna A P t9a7 Indonesid Medicindl Plants. Balai Pustaka Jakalta. 2l,l p
M 1996. Pengaruh Ekstr{k Kunyit Tcrhadap Mort$litas Hama Bubuk Bcras (Sitophtlus orrza.) L^pon^ KKL. Fak. Periania. UPN
Sularno-T.
"veteran" Yog]'akarta p.2,1
6q
AGRIVET Majalah llmiah Fakuttas Perlanian UPN,Veteran yogyakarta Vatalah aLje \l I erbr bar!a,a spl aD butal Marpi r'n SapiFmbe, dan Dcserbe, Merupakan fo.um komunikasillmiah bagicivitas akademika Fakuftas perranian UpN ''V6'eran . cada dt-h ahl ar^ yang berrrnzl or b danq pertanran PENANGGUNG JAWAB
:
Reklor
PLMBINA: Pehbantu Rekror i, Pembantu Rektor ltdan pehbantu Rekror It PIMPINAN UMUM : Dekan Fakutlas pertanian
Pembaniu Dekan
WAKIL PIMPINAN UMUM : I Pembantu Dekan I dan pembanlu Dekan PIMPINAN REDAKSI Dr tr. Soeharro M S
lr
:
OEWAN REDAKSI : Suwardie.M Sc, tr. H. Teguh Kismantoroadji, M Si r-l Mustalab HK. M S . r. Basuki, M P, lr Euis Maria Nirmata. M.Agr lr H Subroto PS . M Sc., tr Sugiman S W M.S., r. puManto, M.p
H D. Syahdan, Bc.Hk ,
l.
l
ir H
SEKRETARIS:
r AZ PuMono
BS.. M.P dan tr. Vandrias Dewanloro M Si
BENDAHARA
lr
l.
Nanik Da.a Senjawatidan Dw A!ria P!spitaningrud. S p
KORESPONDENSI DAN OISTRIBUSI : Darban Faryanto Eko Murdiyanlo, S P, Agus Widodo, S.p dan Mat.soekardjo TNTERNATIONAL STANDARD SERTAL NUMAER (tSSN) ,t4tO_3796
PENERBIT: Universitas Pembanguan Nasional Veleran" Yogyakaria press
ALAMAT RFOAKSI/TA'IA USAHA : 104 (Lrngkar Utara). Condong Catut Yogyakarta, Teepon (0274) 566733, 566802, Fax (0274) 566aOO
Jl SWK
,
tsst\l 1410. 3?96
AG]R]NTtrTT N4AJALAH ILM1AH FAKULTAS PERTANIAN UPN 'VETERAN" YOGYAKARTA
Vol 1 No.21997
Hrhn'rn
tsr
I'csrrd']lbuBitrtlhru[iriTcrludrlsi'nlsilliKirrixlirrn(;iDrl,rldrnLrtl,nn lstsiun S.qo w tlu)0) ..... .. Itrllurnft (,l Ajrarrgrt Strl)ilirr On Irrjlrr rri,,i (SnLnt0 ?S)..
l'qJnrn l'unnl{ Nlrnis di ltrnah
lirr!l gSrtir\.rsSrrnt)r'tl)nPt'lnklixn K l)xdr ll"in'rnJr!un}l l&gNrl
Qra,\uno) ..
2l
trn,ll{iin
I'cn,larul)
lll'nong rlin Dun{Jt
'l: ,nl' llnlsolik Ilrrnl, liuni,,E (IlIr .lniulii J litrld ..
llilil
KrsNunirn
llrpn
lirlrrdrr Srnl,a" I'dJ li l'xrl) icl,u
di
a,
I'cntDrurn,,rr.k
lrld'
qnnrrun (
rlr (tDrt irr (xr
lJitrrr
n ittunraA,
l'cnlrruI (iLx
(l,lt ll
'an
,\'ttsrtilt
X.l.rrntgrn lerh,!lnI l,rrtur'bulrnn nn
Ilxiil l)xr \r.irtx\
ht Snalhttu.tljrl ) . . .. ...
l:iill'L\nirrslfl"srrxLlitrnrir'lerhrJrl)/rlrrl!rrnr,J^!lA,lnlrrt)lt;lr\(rt.rt (hn,u)ttn' ! ih h h, ltt)lit Lko h!tu,tj) .. .. I'fngih!in J rft lnnar din ( ari I c arnrirlir" ( nrr lirlal4 lla\il
ll.dE tn)
ln,LJrr
l
.
l.rlr'r lrritr" (;iIln'l l)ergin lt{Jl, *ri ( .r I'cl(rl{rn ll(lrl,rn (.'r,ol li/r1 1l(rn.trti lu :tnlt s4tr"ia tnt) '\nrlisn l;Lr,Flirl.r'r lar'g Nl(tr't,r!{r' ul'i \l lin I'nLli lxrr Nirrx s$Linel.l ' (jl rltt, t tsuL\ , l)iriibrt,rre,, srrlor (.1ttLt Srtt"t. Sl') .Ut,lu\i ( urnh/r'lo,xg,
(Srrrrli!)
'(rrjn
ltur,xl, lri,Lsx l,rrrni r)i liir,rt,,,r./, \rr!rrr/,s