Editor: Dr. Salomo Hutahean, M.Si. prof. Dr. Syafruddin llyas, M.Bioll,led. Dr. Suci Rahayu, ir.Si. Kaniwa Beiliani, S.Si, M.Si.
Departemen Biologi FMIPA Universitas Sumatera Utara "lvleningkatkan Feran Biologi dalam Mewujudkan National Achievement with Global Reacll'
&u su zolr
T
I
USU Press
Art Desigtl, Publishing & Printing cedung F, Pusat Sistem I otmasi (PSI) Kampus USU ll. Universitas No.9 Medan 20155,lndonesia T elp.
067-8213737; F ax 06L-4213737
usupress.usu.ac.id
O USU Press 2011
Hak cipta dilirdungi oleh undang-undang dilarang memperbanyak menyalin, merekam sebagian atau seluruh bagian buku ini dalam bahasa atau bentuk apapun tanpa izin tertulis dari penerbit. ISBN 979 458 522
x
Perpustakaan Naional: Ihtalog Dalam Terbiton IKDT)
hosiding Seminar Nasional Biologl Menir€katkan peran biologi dalam mewujudkan national achievement with global reach / Editor: Salomo Hutanean...[etau -- Medan: USU Press,2011.
xvii, 892 p.; ilus.: 24 cm
Bibliografi ISBN: 979-458-522-x
Dicetak di Medan, Indonesia
DAFTARISI iii
Kata Pengantar Sambutan Ketua Panitia SambutaD Ketua Departemen Biologi FMIPA USU Sambuiran Dekan FMIPA US{l
iv vi vtt
Daftar Isl
ix
KELAINAN PER(EMBANGAN PADA "CMNIOFACIAL" Sony Heru SunaBono
MITIGASI DAN ADAPTASI PERUBAHAN II(LIM
MELALUI
I(OI'SERVASI TEff{EKARAGAMATI HAYATI I+of, D h Retn o Widh{asdtti, M. 5....... -............,..,,,.........-
ETNOBOTANI FAMILI ARECACEAE
10
DI (ABUPATEN ACEH BAMT
DAYA Cut Nurmoliah dan
ldattu Restiani
TRITERPENOID DIVERS1TY Mohanmod Rosvuni
lfi
26
I{ANC{OVETNEE SPECIES 45
KOi{UNITAS BURUNG AIR DI PERCUT SEI TUAN, SUMATERA UTARA Emi lumilawaq,, Ani Maftliastuti, Liltk Budi Prasetyo, ilan yeni Aryati
Mulyani
-------'','-,','-
I<EANEIGMGAMAN JENIS BURUNG
50
DI
KILOMETER NOL PUUIU
WEH PROYINSI ACEH Dr- Khairil, M.Si. dan
Elianti
BIODIVERSITAS CENDAWAN MAI{ROSKOPIK DI TAMAN WISATA ALAM SIBOLANGM DAN SICIKEII-CITEH, SUMATERA UTARA Nurtjahh K don Rwidhiasafti ................-..........,,,...
62
69
PENDUGMN KEMGAMAN GENMIK TELAPA SAWIT TIPE DURA BERDASARKAN MARXA MIIGOSATELIT Lollie Aqustina P. Putri, Sudorsono, Dwi Asrnono, ilan Norbert
Et otte
81
-tx-
KOMPOSISI KOMUNITAS MAKROTAUNA TANAH PADA BIOTOP HUTAN DAN LAHAN PERTAN]AN YANG DIBERI PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK SEBAGAI BIOINDIKATOR KESUBURAN TANAH
Arlen HanelJohn
...............
-- ----------
...
38e
EI(OLOGI SERANGGAWERENG [HEMIPTERA: AUCHEN0RRHYNCHA) FADA SINGGANG-SINGGANG TANAMAN PADI DI KABUPATEN DELI SERDANG
- SUMATEM UTARA
Binai Manurung dan Lesturi Sihombing ANALYSIS OF VEGETATION
IN
...-......-......................................--...........- 4OS
BEACH OF WEST ACEH AFTER
TSUNAMI
Diutu
475
...............................---.
(AWASAN KONSERVAS] ACEH DAN PEMANFMTANNYA DALAM PEMBELAIAMN BIOLOGI KONSERVASI Evi Apiana, Achma.l Munandar, Nuryani Y. Rustanan, dan Hertien R ooshd n di oh Su rti konti
428
DISTRIBUSI DAN STMTIFIKASI ALTITUDINAL ]ENIS ANGGREK
EPIFIT
DI
I{UTAN GUNUNG SINABUNG KABUPATEN
KARO
SUMATERA UTARA
440
Kaniwa Berliani
POLA PENYEBAMN GELOINA EROSA DAI.{M KOMUNITAS NIPA}I
(Nypa Iruticans) EKoSISTEM MANGRoVE PESISIR MBUPATEN ACEH BESAR ii. Ati s.
..................................
STUDI REKRUTMEN
BARAT
..............................................
KARANG TERHADAP
451
POLA
D, PERAIRAN SABAI'IC, PROVINSI GEOMORFOLOcI DAN SUBSTRAT 'UVENIL ACEH
Muhommod
Nosir.-.-.........
..................................-...-......-
459
KOMUNITAS FITOPLANKION SEBACAI BIOINDIKATOR KUAIITAS AIRSUNGAI BELAWAN Mayang San Yeanny
.......
........................... ...
..
470
PERILAKU MAKAN LUTUNC KELABU IIRAC}IYPITHECUS CRISTATUS.
RAFFI,ES
1812) DI HUTAN MANGROIG KECAMATAN
KABIIPATEN LANGKAT Pndi Potana, Onnzol, don Motlin Andika
GEBANG
481
.........................
ANALISIS SPASIAI, WILAYAH BERPOTENSI UNTUK BUDIDAYA LEBA}I MADU DALAM PERSPEKTIF SISTEM INFORMASI CEOGRA-FIS
tsrG) Siti Latifah
...........................
..........
.- "...-...... ...-...... 494
Pr6idings.Din NasionalBtulogi MMjudki, ,ryorn,nall.niftrm,
'Menirgl@tkan Peran Biologj dalih
eith Chhol Rtu
t"
POLA PENYEBAMN GELOINA EROSA DALAJiII KOMUNITAS NIP AH {Nypa fruticans) EKOSISTEM MANGROVE PESISIR BARAT KABUPATEN ACEH BESAR
M.AIiS. Prcgram Srudi Perdidikan
ali
Biologi FKIP UNSYIAH BANDA ACEH
[email protected]
Abstrak Tujuan penelitian adalai mtuk pola ponyebara, Geloina erosa dalaa komuaitas nipah kawasall ekosistem mangaove Pesisir Bamt Kabupaten Aceh Besar. Penelitiao dilakukatr di ekosisEm ffanSrove Pesisir Barat Kabupateo Aceh B€sar, pada bulan Juni sampai Agustus 2009. Kawasan penelitiad dfuagi ke dalam tiga lokasi dengan cara purposive yaitu lokasi I ekosistea madgrove Sulgai L€upun& tr ekosistem mangrove Sungai Reulong datr tokasi III ekosistem mangove Sungoi Lhok Kulam. Setiap bulatr datr masiry-masing lokasi ditetapkar plot s€cara acak sobatryak l0 plot, deryan ukuran setiap plot 50160 cm. Semua plot dirusak lalu dirusu*kan ke dalam ayakan befiingkat, untuk dipisahkm G eroJa dari kmpur- Pola penyebaran dianslisis dengad nrnnus indek morisita. Hasil penelitiao ya.g diperoleh menunjukkaa bahwa indek morisita berkisar ant ra 3.00 sampai 28,15. Dergaa demikian pola penyebaran G. erosa dalfrl komulitas nipah ekosisbm mangiove Pesisk Barat Kabupatetr Ac€h Besa! berlaogsung seoara kelompok.
PENDAE{JLUAN Ikwasan pesisir terdapat berbagai ekosistem, tempat hidup bedagai biota, Salah satu ekosistEm yang sargat komplek adalah ekosistem mangrove, yang disusul oleh beftagai specios tumbuha.D diarfaranya adalah b€rumbalg (Sorrnerotia sp.) dan nipah (X.l"a frrtica s\. DalalJI ekosistem ini hidup berbagai he{rur dmatan dan hevran perairao, salah satu diantaranya adalah kerang ,n?lrlgrrcve Geloina erosa Motton, 2004). Kawasan Pesisir Barat Kabupaten Ac€h Besar terdapat ekosi$em
mmglovq yang disusun oleh be$agai sp€cios tuolbuhan diaffaranya al,Jiah Sor/neralia wseoLtris, Acantt s sp,, Acrosticum aareturt,
Finbris ys
sp., dar Nypa futicani (S3[rong,2010), Ekosistem mangrove psda ini terdapat kawasan Sungai L€upun& Reuleng Lhok Kulam, Pulot,
-451-
Prsilitrg scriEr NasioMl Biorogi "Meningkattan Pe6n Biologi dakm MMjudkan llatirrdiLriemer! enh
O
nl Reocf
da, kawasan Samsa[.ang. Semua kawasas maogrove yang terdapat di h, dtdomimsi oleh Nypajlaticans.
masing-masing sungai
Ekosistem mangrove Sungai l,€uputrg, Reuleng dan ekosistem Sungai Lhok Kulam, didomimsi oleh komunitas Nlpa y'rrtcirrs. Nipah
ini tumbuh pada kawsan
sungai, yang memiliki
poairal
dengaa
salinitas payaE dan berada di kawasan aliran sungai. Dalm komunitas nipab ini hidup berbagai biota peleiran s€perti keBrg G. e/osa.
Penyobam[ ke€ng mallgrcve G. e/osar, b(gantung daxi karakteristik tumbuhan dan ling!
sedimen seperti ini merupakan salah sahr kawasaD dasar perairan yang cocok bagi kehidupaa G. erosa, di dalam suatu ekosistem maDgrove (Sarotr& 200?).
Sebagai kawasan ekosistem yang memiliki ciri kamkteristik sendiri jika dibaadirykan d€ngan kawasan yang laiq kawasan ini memiliki dlai tels€ndiri bagi kehidupan G emra. Kawasan ekosistem mangrove yang disusur oleh komunitas oipah, memiliki lingkuagaa dasar perairan dengan sistertr perakaran yarg unik- Nipah (Nypa fruticals) memiliki akar serabut yang dapat mengikat sedimen dergan kokod sehingga dengan adanya ikalad ya[g kuat id menyebabkao dasax perairaa sulit terkikis oleh air. Ioi merupakan salah satu kawasen yatrg cocok bagi kehidupar
A
e/ora, te.utama pada waktu @asih larva-
Aktivitas perfumbuhm dan pe*ernbangan G. erosa #f'lah terjadi fertelisasi di dalam badar ah berlaogsulg secara planktonik dar benthik. Larva trochofor tumbuh deqgao baik di dalarn badan air, datr s€telah menjadi veliger akair mencari tempat di dasar perairal untuk meoetap. Larva
veligd
i
akan mencari kawasan yang
cocok
sebagai
tempet hidupnya, terutama kawasm ymg lrerniliki bulu akar daa te$edianlt makanan yaDg cukup. Lana veligor setelah menetap di dasar p€raka, (Morloq 1984), akan terus tumbuh dengan baik sehingga meqiadi spat (kerang muda). Spat menetap di dasa pemimn sampai fierljadi kerarg dewasa, d.n bersifat sebagai benthos yang tetap hidup di dasar perairan, Semua kegialan hidupnya lrerlangsung secara normal di dasar pemiran, tatrpa adanya pros€s pemindahan tempat.
-452-
*..i.th8 S.niE iLsioEl Bioloer': rhti sl Adidewrt
rMeniryktl.r!P.r&lFoaoCiitd& MMjtdkan
wtth ctohat
Reh"
Adaaya bulrrbulu akar dari rtrmpun nipah ditambah dengan kondisi peraien yaog lemaullgi meqiadi salah satu pilihan utama bagi kehidupan G. aosa. Kondisi ini dapat membuat pola penyebaran G erosa di clasa ps"airatr berlaDgsrmg seoara berkelompok, teratur atau berlangsuag seeara acak Proses peiyebaran secara berkelompok dapat berlangsung dengaa baik di sratu dasar perairan, jika kondisi habitat mem | 1gk;nkan ontuk iai. Dengaa kondisi rumpu dpal yang memiliki bulu-bulu akar yaag banyal dapat Eengundang berbagai biota lain hidup di kawasan ini. gadimya biota di kawasatr perrka$t nipah id, dapul menjadi sebagai sumber makaoan bagi G s.oaa. Dergan kondisi seperti ini banyak larva juvenil dari G. e/osa hidup secara berkelompok di dasar perairan dalam komunitas nipaL. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola poEyebamr G e/osa di komunitas nipa\ kawasan ekosistem mangrcve Pesisir Barat kabupater Aceh Be6ar. Adatrya petrelitian irf dapal meqiadi bahan masukan bagi semua pihah terutama yang mendalami tentang moluska.
MITODE PENELITIAN Tempst dan Waktr P€rclifisn Penelitian dilakukan pada bulan Jud sampai bulan Agustus 2009. Tempat penelitian di lakukan di dalam komunitas nipah" kawasan ekosistem mangrove Pesisir Balat Kabupaten Ac€h Besar. Kawrsan perclitiatr dibagi ke dal&r tiga lokasi pergamatatr yaog dilalokao deqan cara puposive (Na6ulo, 2005) yaitu lokasi I kawasan ekosistern matrgove Sungai Leupun& tr Sungai Reuleng dan lokasi Itr kawasan ekosistein mangrove Sulgai Lhok Kulam.
Penetrprr Plot Peng.mrtstr dan Pengumpulan Dsta Pada rcntaag waktu pengambilan contoh setiap Iokasi diletskkan x 50cm, dan diletakkafl secara
plot cuplikan oontoh berukuan 50cm
acak. Pengambilan oontoh mengglnakatr metode trarsok kuadmt dengan menyaring (MTKDS). Semua arca plot ouplikan contoh diruseh dan semua sedimer di dalam masing-masing plot diar4bil dengan cangkul dan disariry (Fandeli, 1995). P.oses pengafibilan contoh pada rertatrg waku perclitian dilakukan sebanyak 12 plot cuplikan contoh pada setiap lokasi selama tiga bulaa, daa dalam sebulan diambil sebanyak empat cuplikan cofloh pada masing-masiog lokasi.
Peletakao plot cuplika{ contoh sampling pada waku peryambilan coifol! dilakukm pada masirg-masi{g lokasi penelitian yaitu di kavasa! ekosist€m maopve Sungai Leupung ekosistem mangrove Sungai Reuloag dan kawasatr ekosistem mangrove Sungai Lhok Kulam. Penga.ebilan contoh cuplikan sappling dilakukan seoam
-453-
.Meoingkatk
pftstdi'E S.mn., Ncionat Biotogi: MMjudk . Xdrnd,4.t ilMfl t with ctohol Rdch"
n PeBn Biologi dalaD
bBrpindal-pindah pada setiap bulaq akan tetapi tetap pada lokasi )€ng sama. Pengambilan sampling seperti ini borpedoman pada prosei pengaobilan ),"ng telah dilakukan Frankovich (2005) yang mengambii data denga, plot berpindah-pindal! akatr tetapi masih dalam lokas-i yang sama.
Anali!fu Data Pengambila{ contoh yang dilakukan pada wakto penelitial Juni sampai Agustus 200q dianalisis prcla distribusi d.IIi G. erosa. pola distribusi G. erord di dasar peIairan ekosistem matrgro\le karrasatr Pesisir Barat lkbupaten Aceh Besax, dianalisis dengaa mernpergunakan rumus Morisita (Barus e, a/. 2001) adalah sebagai berikut.
-I*., I adalai
Indek Morisira, N adrla_b juElah seluruh plor X adalah ividu pada setiap ptor dan X = lX,. X\ X3 ..... &). Kdteria yan_g dipergunakan didasari pada Barus e, at (2001) mengatakar bahwa apabila nitai I = I berani dishibusi species tersebut rand-om. jika I > I disEibusi species tf,mebur berkelompok da;r jika I < I distribu"si species tersebut bemtum1
.
jumlah
i
EASIL DAN PEMBAffASAN . Berdasarkal basil analisis pola ponyebalan G. erosa di masiug_ mas-ing lo*asi-pada lr€ktu pengambilan contoh Jrmi sarnpai Agustus 2009, maka diperoleh indek morisita bervariasi.
Idek M;risib)€ng
diperoleh berkisar antam 3.00-28.15, seperti pada tabel 1 berikut
Iabel
l:
Pola peDyebaran C"rribra eosa dslam koDunit ek06i_ste_ m.
Pro'ffi 2 3
5 6 7 8
9 IO
1t tz
-45/.-
lnta"i
s Nypaln ticans kawesa\ patrgmv€ pBirir Barat Kabup.te|r Aceh Bes.r
I
Lolsi
--1;isin-
5,46 3.00 4.60
t2.96
5_58
5.8
3.00
8.05
8.08 6.43 8.90 6.26
28.15
3.00 4.71 5.00
10.38
6_50
3_67
l0_52
6.83
5.67 5.58
4.91
l.3t
8.16
429
t8.03
4.00 4.75 5.88
D.n
"Moingl€tkan
P,uddiry S.nin.. Naiional Biolqi: &tam MMjudkan,Vdlirrdr,4.nieasf with Glotr'lRtu h"
Peran Biologi
Hasil analisis data dengan &emperguaakatr indek morisita
menunjukkan bahwa pola penyebamn populasi G e/osa pada rentang v,,aldu Juni sampai Agustus 2009 di kawasatr Pesisir Barat Kabupaten Aceh Besar, terjadi secara berkelompok. hdikasi ini ditunjukkan dengan hasil pengaeatar pada setiap waktu dan pada setiap lokasi peogaEata[ Disar+ing itu hasil perhihmgao statistik metrutrjukkan bahwa Indek Mo.isita lebih besar dari I (>l). Terjadinya proses p€nyebamtr G erasa secam berkelompok, pada awalnya terjadi dari proses fertelisasi yang berlangsung di dalam badan air. Setelah irduk melepaskan sperma atau ol'um ke lingkrmgan perairan, maka akm terjadi pembuahaa yang menghasilkan larva trochophorc,
kemudian meajadi v€liger (Suwignyo, 2005). Larva Eochophorc datr veliger bersifat planktonik (meroplaDkton), yaag kuraug akif dan mengil:uti dus air pada waktu pasang ke aral daratan. Setelah itu larva veliger yrng m€miliki silia (uvenil) dan mencmi tempat menetap di dasar perairan, dan berubah menjadi kerang muda (spat) yang bersifx sebagai befios (Morion, 19E5). G ero,sa memiliki pola p€nyebarad secam be.kelompoh dan kerang iai ditemukan pada suatu area dalan jumlah yang baryak Penyebararm5.u terjadi di sekitar rumpun dan bongkol tumbuhan iI frtticans, yxtg dmotmgi oleh pelepah ddi nipah temebut. Kehadiran G e/o.ra terutama yang deurasa (induk) di kawasan perairai ekosi$em mangrove secarB berkelompol diduga akal memudahkan induk untuk melakukan pemijahan. Induk dapat melahkan pemtahatr karEna adanye perubahan faktor lingkungian terutama faktor suhu pasang sumt dan salinitas (Suwignyo e, al, 2005 dan Winanto, 1996). Adanya penrbahan suhu dan salinitas lnerartgsang ]tt&lk G. erosa, urhrk mergeluarkan spema atau ovum ke badan air (Baroq 1992). Induk mencari tempat yang lebih dokat dengan badar air, sehingga pada wsku terjadi pasang maka induk dapat larysung teratrgsaog dal} melepaskan sperma atau olum ko badad air karera perubahan faktor lingkungan @aron, 1992 dan Asikin 1985). Rumpua nipah memiliki berb&gai ciri utama, diantaranya adalah adanya akar serabut dengatr bulu-bulu akamya (WH, 2008). Pada bulubulu akar ini terkuapul serasah tumbuhan, yang dapat dimanfaa&an oleh her*aa dasar perairEd sebagai makanarmla terutama oleh kerang yang hidup di sekitamya (Noor et a1.,2006)- Nalmgi pada bulu-bulu akar ini
terdapat berbagai planktorL yatrg terdiri dari fitoplankton dan moplankton. Kedua kelompok plaakton ini diduga sebagai faktor yang
dapat menyebabkar G eroJa yatrg dapat hidup berkelompoh membeatuk suatu koloni dadjuvenil, spat (kerang muda) sampai menjadi dewasa-
KebemdaaD nipah yang meEtb€ntuk rumpun di dalam suatu kawasan di ekosistem maryrovo, juga dapat memberikan dampak yang
-455-
Prosiding S.ninarNasional Biotogir ''M€niDgkarkan P.ran siologi datan M&ujldkan N,riondt,4.hLEndt sith Ctobal Rtu.h.
positif bagi kehidupan G. e,"ora- Rumpun nipah yang memiliki pelepah di sekitar pohonnyq dapat membuat arus air yang masuk ke kawasan iDi menjadi lambat. Akibat air yang lambar dapat membuat partikel-partikel yang terbawa air, Dengendap di dasar perairan di sekitar rumpun nipah. Ini m€rupakan kawasan yang cocok bagi G e/osd, karena dalam kondisi arus yalg lamban larvanya yang bersifat sebagai plankton tidak jauh terbawa arus. G. e/.,sa dapat hidup dengan baik di dalam rumpun nipah, ataupun yang dilindungi oleh pelepah nipah yang ada di dalam rumpun nipah. Adanya runpun nipah yang memiliki pelepah di sekitamy4 dapat menaungi kawasan perairan di sekitamya (WPI, 2008). Akibatnya sinar matahari tidak langsung menyinari kawasan perairan. Dampak dari tidak sarnpainya sinar matahari langsung ke badan air, menyebabkan kondisi
suhu air dan sedimcn tidak terlalu tinggi. Kondisi ini cocok bagi kehidupar G. e/o*r, yang memiliki suhu yang optimum bagi kehidupan G. erosa. Dengan kondisi seperti ini menyebabkan (i. erosa dapat hidup berkelompok dengan baik di dalam rumpun nipai, dalam suatu ekosistem mangrove. Kordi (2007) mengatakan bahwa dalam suatu pomiran yang terdapat suhu yang opfimum yaitu suhu 25-320 C, maka kawasan ini cocok bagi kehidupan kerang mangrcve.
Kawasan ekosistem mangrcve Pesisir Barat Kabupaton Aceh Besar yang didominasi oleh ,^/. Jt?r,car?s perlu dipertahankan, diliudungi
dan ditetapkan sebagai kawasan konser.,,asi. Hal ini diperlukan untuk menjaga kawasan iri sebagai kawasan utama bagi pertumbuhan dan perkembangan G. e/ora, baik sebagai tempat penyebaran induk maupun tempat berkembangnya larva (iuvenil)- Induk yang menghasilkan hdividu baru perlu dilindu.gi untuk pengembangan sumberdaya kerang jangLa panjang (DKP, 2007), sehingga induk dapat terlindungi. Dahuri (2004) menyebutlan bahwa kawasan konservasi merupakan kawasan perlindungan species unik (endemik), tempat tumbuh dan memijah berbagai biora, kawasan yang mengandung berbagai ahibut biologi dan atribut ekologi yang sangat penting bagi kelangsungan hidup organisme didalamnya.
DA-FTAR PUSTAKA
Asikin T.
1985. Budidaya kerang daml. Jakarta: Direktorar Jenderal Perikman Departemen Kelautan dan Perikanan.
ofthe Bivalve Molluscs Atractodea striata (Gmelin), Gafrsrium tumidum Roding and Aaadara scapha (L) in New Caledoria. J- Mar. Fres\adter Res,43:393-
Baron J. 1992. Reproductive cycles
J02
-4i6-
Pruidi.g Senira. "Venrngkathi
Barus
Nasionat Biotogi:
Pcran siologi dalam Mewujudkan Ndriodl
r.hler.kot
with ctobat Reoch
TA.
J Arjuna, A Zuliyanti , JH Martopo, dan J Betrit. 2001. Olgd isne peraitan (bentos ddn pla kon). Medall Llnit
Managemen Loser Medao dan UniveIsitas Sumatera Utara.
R. J Rais. SP Ginting. dan MJ Sitepu. 2004. pengelolaqn su berdaw tilaydh pesisir ddn ldutdn secara terpadu. Jakartal
Daluri
PT. Pmdnya Paramita.
DKP [Depart€meD Kelautan dar Perikanaa]. 2OO7. Pedo t penyusunan zandsi knwasan pesisitl .lan laut. lakat^: Direktorat Jenderal KelautaD. Pesisir dan Pulau-pulau Kecil. Pandeli C. 1995. Analisis mengenai dampak lingkungan prinsip dasar dan pemapaDannya dalam pembangunan. Yogyakarta: Liberty.
Frankovich TA. and JC Ziemen. 2005. A temporal investigation ofgrazer dynamics, nutdents, seagmss leaf productivity and epipfute slanding stock.
J ,s/udries,28:
41-52_
Kordi KMG. dan An Tancang. 2007. Pengelolaan kualitas air dalam budidaya perairan. Jakarta: Rineka Cipta.
Morton B. 1984. A Review of Pobmes.'da
(Geloina'1 GI"y lB42 (Bivalvia: Corbiculacea) fiom Indo-Fasific Mangroyes. J. Asidn MdrineI:77-86.
Morton
B. i985. The reproductive strategy of the manSrove bivalve Polyne-roda tCebin,tt ptord {Bi\alria: Corblcutoidea, in IloDgkong. Jumal Malacological reriew. Wlitmore Lake Ml t2:83-89.
Morton
B. 1988. The population structure and age of polymetoda (Geloina) erosa (Bivalvia: Corbiculacea) from Hongkong Mangrovq J. Asian Marine Biolog 5i 107-113.
Narbuko
C, A
Achmadi. 2005. Metodologi Penelitian. takafia: Brmi
Aksara.
Noor YR, M Khazali, dan INN Suryadipura. 2006. Panduan pengenalan maflgrove di lldonesia. Bogor: W€t]ands lntemational Indonesia Program.
Sarong
MA, M Boer. R Dahuri. dan Y Wardiatno. 2006. Studi morfometrik dan nilai sosial budaya G. e/oj? dalam masyarakat Pesisir Barat Kabupaten Aceh Besar..Z Mon Mdra,4t 13-76.
Sarong
MA, M
Boer,
R
Dahuri.
Y Wardiatno, dan S Sukimin.
2007.
Per.anlaata]i, Geloina ero.rd dalam Masyarakat L€upung kawasan pesisir Barat Kabupat€n 1\cehBesar- J- Ichthyos, 6: 41 -44.
- 457 -
Picidhg "Meningkarkan Peran Biotogi d.tam
Sarong
MA, M
Boer,
R
Seminar
N6ioEl Slologi:
MMjudkan Ndrio,,/ndime
d
wnh Cbbat
kich
Dahuri, Y Wadiatno, dan M. Kamal.2010.
Pengelolaan kerang mangrove Geloifia erosa (Solander 1879) berdasarkan aspek Biologi di Kawasan Pesish Barat Kabupaten Aceh Besar- [Disertasi]. Bogor: Sekolah Pascasa{ana Institut PertaDian Bogor.
Suwignyo S,
B
Widigdo,
Y
Wadiatto, dan
M
Ayertebrata air jilid I . Depok Penebar Swadaya_
Krisanti 2005.
Winaato T. 2002. Memproduksi benih tirEm mutiara. Jakarta: penebar Swadaya.
-454-