Tugas KB 3 Mengembangkan strategi pembelajaran dan Penyusunan Evaluasi Nama : Jarot Susilo Instansi : LPPKS Indonesia Deskripsi Tugas Buatlah sebuah resume dari semua bahan bacaan yang terdapat pada sub materi ini dalam sebuah paragraf. Kriteria Resume 1. Memiliki ide utama yang didukung oleh penjelasan berdasar dari bahan bacaan yang terdapat pada sub materi. 2. Minimal terdiri dari 4 paragraf 3. Berdasarkan pada pemikiran pribadi 4. Dokumen resume dikirim dalam format PDF ke email:
[email protected]
Resume Mengembangkan strategi pembelajaran
Strategi pembelajaran merupakan langkah yang ridak boleh dilupakan, karena bagian ini juga mempunyai peran yang sangat penting dalam pelaksanaan desain pembelajaran. Metode pembelajaran diacukan sebagai carta-cara yang dapat digunakan dalam kondisi tertentu untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan, sedangkan strategi pembelajaran diacukan sebagai penataan cara-cara ini sehingga terwujud suatu urutan langkah prosedural yang dapat dipakai untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Beberapa pendapat tentang strategi Pembelajaran Degeng memilah strategi pembelajaran menjadi tiga, yaitu: (1) strategi pengorganisasian isi pembelajaran, (2) strategi penyampaian isi pembelajaran, dan (3) strategi pengelolaan pembelajaran.
Dick dan Carey (2001: 189) menggambarkan bahwa strategi pembelajaran
menjelaskan
sejumlah komponen umum dari seperangkat bahan belajar dan prosedur-prosedur yang akan digunakan bersama bahan-bahan tersebut untuk mencapai hasil belajar. Strategi pembelajaran
dibagi mernjadi lima komponen yaitu: (1) kegiatan prapembelajaran, (2) penyajian informasi, (3) peranserta peserta didik, (4) penilaian, dan (5) kegiatan lanjutan. Disamping itu Atwi Suparman (2001) mengungungkapkan bahwa strategi pembelajaran berkenaan dengan pendekatan pengajaran dalam mengelola kegiatan pembelajaran untuk menyampaikan materi atau isi ajar secara sistematis sehingga kemampuan yang diharapkan dapat dikuasai oleh peserta didik secara efektif dan efisien. Empat hal yang terkandung dalam batasan di atas terdiri: 1) Urutan kegiatan pembelajaran, yaitu urutan kegiatan pengajar dalam menyampaikan isi pelajaran kepada peserta didik; 2) Metode pembelajaran, yaitu cara pengajar mengorganisasikan materi pelajaran dan peserta didik agar terjadi proses belajar secara efektif dan efisien; 3) Media pembelajaran, yaitu peralatan dan bahan pembelajaran yang digunakan pengajar dan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran; dan 4) Waktu yang digunakan oleh pengajar dan peserta didik dalam menyelesaikan setiap langkah dalam kegiatan pembelajaran.
Jadi dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan suatu rencana tindakan (rangkaian kegiatan) yang termasuk juga penggunaan metide dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti bahwa di dalam penyusunan suatu strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan. Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu, artinya disini bahwa arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan, sehingga penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan. Namun sebelumnya perlu dirumuskan suatu tujuan yang jelas yang dapat diukur keberhasilannya.
Komponen Strategi Pembelajaran
Proses pembelajaran terdiri dari beberapa komponen yang satu sama lain saling berinteraksi dan berinterelasi. Berbagai pendapat mengemukan berbagai macam pembelajaran.
komponen strategi
Dick dan Carey (1978) menyebutkan bahwa terdapat 5 komponen strategi pembelajaran, yaitu (1) kegiatan pendahuluan, (2) penyampaian informasi, (3) partisipasi peserta didik, (4) tes, dan (5) kegiatan lanjutan.
Gerlach dan Ely (1990, him 173) menjelaskan pola umum pemilihan strategi pembelajaran yang akan digambarkan melalui bagan berikut ini: pemilihan strategi pembelajaran yang didasari pada prinsip efisiensi, efektivftas, dan keterlibatan peserta didik.
Sedangkan Menurut Suparman (2001), strategi pembelajaran berkenaan dengan pendekatan pengajaran dalam mengelola kegiatan pembelajaran untuk menyampaikan materi secara sistematik sehingga kemampuan yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa secara efektif dan efisien. Selanjutnya, Suparman (2001), mengatakan bahwa, di dalam strategi pembelajaran terkandung empat komponen utama dengan pengertian masing-masing sebagai berikut: 1. Urutan kegiatan instruksional, yaitu urutan kegiatan pengajar dalam menyampaikan isi pelajaran kepada siswa. 2. Metode instruksional, yaitu cara pengajar mengorganisasikan materi pelajaran dan siswa agar terjadi proses belajar secara aktif, efektif dan efisien. 3. Media instruksional, yaitu peralatan dan bahan instruksional yang digunakan pengajar dan siswa dalam kegiatan instruksional. 4. Waktu, yang digunakan oleh pengajar dan siswa dalam menyelesaikan setiap langkah kegiatan instruksional. Dengan demikian, strategi instruksional merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, cara pengorganisasian materi pelajaran dan siswa, peralatan dan bahan, serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Dengan perkatan lain, strategi instruksional dapat disebut sebagai cara yang sistematis dalam mengkomunikasikan isi pelajaran kepada siswa sehingga berpengaruh kepada keberhasilan pencapaian tujuan instruksional tertentu. Ia berkenaan dengan bagaimana (the how) menyampaikan isi pembelajaran. Rumusan strategi instruksional lebih dari sekedar urutan
kegiatan dan metode instruksional saja, di dalamnya terkandung pula media instruksional dan pembagian waktu untuk setiap langkah kegiatan. Selain itu, strategi instruksional disusun sesuai dengan tujuan instruksional khusus yang telah dinyatakan sebelumnya. Pemilihan Strategi Pembelajaran Strategi pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran harus berorientasi pada tujuan pembelajaran yang akan dicapa dan disesuaikan dengan karakteristik materi, karakteristik peserta didik dan situasi dan kondisi di mana pembelajaran akan berlangsung. Beragam strategi pembelajaran dapat dipilih oleh para pengajar dengan mempertimbangkan beberapa kriteria sebagai berikut.: 1. Kesesuaian dengan tujuan instruksional yang hendak dicapai . 2. Kesesuaian dengan bahan bidang studi yang terdiri dari aspek –aspek pengetahuan , keterampilan , sikap dan nilai . 3. Strategi pembelajaran itu mengandung seperangkat kegiatan pembelajaran yang mungkin mencakup penggunaan beberapa metode pengajaran yang relevan dengan tujuan dan materi pelajaran . 4. Kesesuaian dengan kemampuan profesional guru bersangkutan terutama dalam rangka pelaksanaannya dikelas . 5. Cukup waktu yang tersedia, karena erat kaitannya dengan waktu belajar dan banyaknya bahan yang harus disampaikan . 6. Kesediaan unsur penunjang, khususnya media instruksional yang releven dan peralatan yang memadai . 7. Suasana lingkungan dalam kelas dan lembaga pendidikan secara keseluruhan . 8. Jenis –jenis kegiatan yang serasi dengan kebutuhan dan minat siswa, karena erat kaitannya dengan tingkat motivasi belajar untuk mencapai tujuan instruksional . Menyusun Tes Acuan Patokan (TAP) Langkah yang sangat penting dalam perancangan pembelajaran adalah melakukan pengukuran hasil pembelajaran yang mencakup pengukuran tingkat keefektifan, fisiensi dan daya tarik pembelajaran. Kegiatan ini dilakukan dengan mengadakan pengamatan proses pembelajaran dan
tes hasil belajar. Berdasarkan tujuannya ada dua jenis tes yaitu: tes acuan patokan dan tes acuan norma. Tes acun patokan (TAP) adalah tes yang mengukur tingkat penguasaan peserta didik yang mengacu pada tujuan khusus kembelajaran. Istilah untuk tes ini terjemahan dari criterionreferenced test dan kadang-kadang disebut sebagai objective-referenced, content referenced, domain referenced dan universe referenced Ada tiga tipe soal: (1) esai atau karangan, (2) objektif dengan ciri utama adanya satu jawaban yang dianggap benar atau terbaik, dan (3) problem matematik. Disamping itu masih juga dikenal soal-soal penampilan dan soal lisan. Tes Tertulis: Sesuai dengan namanya, tes ini dilakukan secara tertulis dengan format tertentu, Pada jenis tes tertulis berupa uraian atau ada yang menyebut tes karangan bisa bersifat bebas, dan terbatas. Jenis tes tertulis yang kedua adalah tes objektif yang variannya berupa menjawab benar salah (B/S), pilihan ganda (multiple chooice), menjodohkan, meleng-kapi dan jawaban singkat) Tes Lisan: Berbeda dengan tes tertulis, tes lisan sangat mengandalkan pilihan komunikasi wicara antara pendidik dan pserta didik. Tes lisan bisa dilaksanakan secara individu (face-to face) dan secara kelompok. Tes Tindakan atau Penampilan: Tes tindakan atau penampilan (performance) dipilih sebagai strategi mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran melalui aktifitas atau unjuk kerja yang ditampilkan oleh peserta didik (learner) setelah mengikuti program pembelajaran. Tes tindakan bisa dilakukan secara individual maupun secara kelompok.
Bagi seorang perancang pembelajaran harus mengembangkan butir tes acuan patokan, karena hasil tes pengukuran tersebut berguna untuk: •
Mendiagnosis dan menempatkan dalam kurikulum;
•
Men-checking hasil belajar dan kesalahan pengertian sehingga dapat diberikan pembelajaran remedial sebelum pembelajaran dilanjutkan;
•
Menjadi dokumen kemajuan belajar.
Evaluasi Pembelajaran
Fungsi utama evaluasi adalah menelaah suatu objek atau keadaan untuk mendapatkan informasi yang tepat sebagai dasar untuk pengambilan keputusan Sesuai pendapat Grondlund dan Linn (1990) mengatakan bahwa evaluasi pembelajran adalah suatu proses mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasi informasi secaras sistematik untuk menetapkan sejauh mana ketercapaian tujuan pembelajaran. Evaluasi adalah proses mendeskripsikan, mengumpulkan dan menyajikan suatu informasi yang bermanfaat untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Evaluasi pembelajaran merupakan evaluasi dalam bidang pembelajaran. Tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk menghimpun informasi yang dijadikan dasar untuk mengetahui taraf kemajuan, perkembangan, dan pencapaian belajar siswa, serta keefektifan pengajaran guru. Evaluasi pembelajaran mencakup kegiatan pengukuran dan penilaian. Bila ditinjau dari tujuannya, evaluasi pembelajaran dibedakan atas evaluasi diagnostik, selektif, penempatan, formatif dan sumatif. Bila ditinjau dari sasarannya, evaluasi pembelajaran dapat dibedakan atas evaluasi konteks, input, proses, hasil dan outcom. Proses evaluasi dilakukan melalui tiga tahap yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, pengolahan hasil dan pelaporan. Dalam melaksanakan evaluasi pendidikan hendaknya dilakukan secara sistematis dan terstruktur. Dalam evaluasi pendidikan secara garis besar melibatkan 3 unsur yaitu input, proses dan out put. Apabila prosesdur yang dilakukan tidak bercermin pada 3 unsur tersebut maka dikhawatirkan hasil yang digambarkan oleh hasil evaluasi tidak mampu menggambarkan gambaran yang sesungguhnya terjadi dalam proses pembelajaran. Langkah-langkah dalam melaksanakan kegiatan evaluasi pendidikan secara umum adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan (mengapa perlu evaluasi, apa saja yang hendak dievaluasi, tujuan evaluasi, teknikapa yang hendak dipakai, siapa yang hendak dievaluasi, kapan, dimana, penyusunan instrument, indikator, data apa saja yang hendak digali, dsb). 2. Pengumpulan data ( tes, observasi, kuesioner, dan sebagainya sesuai dengan tujuan). 3. Verifiksi data (uji instrument, uji validitas, uji reliabilitas, dsb).
4. Pengolahan data ( memaknai data yang terkumpul, kualitatif atau kuantitatif, apakah hendak di olah dengan statistikatau non statistik, apakah dengan parametrik atau non parametrik, apakah dengan manual atau dengan software (misal : SAS, SPSS ). 5. penafsiran data, ( ditafsirkan melalui berbagai teknik uji, diakhiri dengan uji hipotesis ditolak atau diterima, jika ditolak mengapa? Jika diterima mengapa? Berapa taraf signifikannya?) interpretasikan data tersebut secara berkesinambungan dengan tujuan evaluasi sehingga akan tampak hubungan sebab akibat. Apabila hubungan sebab akibat tersebut muncul maka akan lahir alternatif yang ditimbulkan oleh evaluasi itu.