TUGAS AKHIR INOVASI PROSES PENYERUTAN BAGI PENGRAJIN BAMBU DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK
Disusun Oleh: AHMAD TAUFIK RAMADHAN DANANG NUR SRI SADONO MUHAMAD ASRIL ANWAR
( 10113003 ) ( 10113005 ) ( 10113026 )
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN POLITEKNIK SAKTI SURABAYA 2014
TUGAS AKHIR INOVASI PROSES PENYERUTAN BAGI PENGRAJIN BAMBU DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK Diajukan Sebagai Syarat Akademis Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Program Studi Teknik Mesin
Disusun Oleh: AHMAD TAUFIK RAMADHAN DANANG NUR SRI SADONO MUHAMAD ASRIL ANWAR
( 10113003 ) ( 10113005 ) ( 10113026 )
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN POLITEKNIK SAKTI SURABAYA 2014
TUGAS AKHIR
INOVASI PROSES PENYERUTAN BAGI PENGRAJIN BAMBU DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK
Ahmad Taufik Ramadhan Danang Nur Sri Sadono Muhamad Asril Anwar
( 10113003 ) ( 10113005 ) ( 10113026 )
Telah Diuji Surabaya, 23 Juni 2014 Pembimbing I
Pembimbing II
Ir. Nur Husodo, M. SC.
Mengetahui Direktur Politeknik SAKTI Surabaya
TUGAS AKHIR INOVASI PROSES PENYERUTAN BAGI PENGRAJIN BAMBU DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK
Ahmad Taufik Ramadhan Danang Nur Sri Sadono Muhamad Asril Anwar
( 10113003 ) ( 10113005 ) ( 10113026 )
Telah Diuji Surabaya, 23 Juni 2014 TIM PENGUJI
NAMA
TANDA TANGAN
1. Eko Budi Santoso, ST, MT.
(…………………...)
2. Ir. Budi Luwar Sanyoto, MT.
(…………………...)
3. Toni Budi Setyono, SS, S.kom.
(…………………...)
Mengetahui, Direktur Politeknik SAKTI Surabaya
KATA PENGANTAR Dengan mengucap Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahamatnya penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir dengan judul. INOVASI PROSES PENYERUTAN BAGI PENGRAJIN BAMBU DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK. Proyek tugas akhir ini disusun untuk melengkapi persyaratan kurikulun tahap semester akhir program study Diploma III Jurusan Teknik Mesin Politeknik SAKTI Surabaya. Dalam penulisan laporan tugas akhir ini penulis menyadari, banyak kekurangan dalam penyempurnaan mesin ini sendiri. Untuk itu penulis mengharapkan kritikan dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan tugas akhir ini. Dalam rangka penyelesaian tugas akhir ini, penulis Untuk mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ibu Dra. Endang Sriningsih, M.Si. selaku Direktur Politeknik SAKTI Surabaya. 2. Ibu Uce Indahyanti, M.Kom. selaku Wakil Direktur Politeknik SAKTI Surabaya. 3. Bapak Ir. Rachmad Hidayat, MM. selaku Pembimbing II sekaligus ketua Jurusan Teknik Mesin Politeknik SAKTI Surabaya. 4. Bapak Ir. Nur Husodo, M. SC. selaku Pembimbing I. yang telah memberi masukan dan perhitungan dalam pembuatan mesin penyerut bambu.
i
5. Bapak Dwi Cahyono, ST. selaku koordinator tugas akhir program studi Diploma III Teknik Mesin Politeknik SAKTI Surabaya. 6. Bapak Karjito, SH, ST. dan Bapak Djoko Setiyono, ST. yang telah memberi masukan tentang desain mesin penyerut bambu kami. 7. Bapak dan Ibu dosen pengajar yang telah banyak memberikan ilmu kepada kami. 8. Tim penguji yang sudah memberi kritik dan saran. 9. Ayahanda, Ibunda, serta saudara yang telah memberi semangat kepada kami. 10. Teman-teman Diploma III Politeknik SAKTI Surabaya yang telah memberi dukungan kepada kami. Semoga amal dan budi baik bapak, ibu dan rekan semua mendapat imbalan dari Allah SWT. Kami telah berusaha menyelesaikan buku laporan ini dengan sebaik mungkin, namun kami juga menyadari sepenuhnya bahwa buku laporan ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak, guna menyempurnakan penulisan buku laporan tugas akhir ini sifatnya membangun demi kesempurnan laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi penyusun sendiri khususnya. Surabaya, 23 Juni 2014
Penyusun
ii
INOVASI PROSES PENYERUTAN BAGI PENGRAJIN BAMBU DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK Oleh:
1. Ahmad Taufik Ramadhan
NIM: 10113003
2. Danang Nur Sri Sadono
NIM: 10113005
3. Muhamad Asril Anwar
NIM: 10113026
ABSTRAK Bambu merupakan tanaman yang banyak tumbuh dimana-mana yang memiliki aspek ekonomi tinggi jika di manfaatkan sebagai kerajinan. Salah satu jenis bambu yang digunakan sebagai bahan baku kerajinan adalah bambu Wulung yang melalui proses penyayatan dijadikan sebuah kerajinan tangan yang memiliki harga jual tinggi yaitu (tirai, kipas, kisau ayam, tampah, tempat sampah, dll). Selama ini pengrajin terkendala dengan proses penyayatan yang masih menggunakan cara tradisonal. Mesin penyerut bambu merupakan solusi teknologi yang mampu mempermudah dan mempercepat proses penyayatan serta menghindari terjadinya kecelakaan kerja bagi pengrajin di desa lundo kecamatan benjeng kabupaten gresik. Mesin penyerut bambu ini tidak jauh berbeda dengan mesin penyerut bambu yang sudah ada, hanya saja pisau penyerut inovasi kami dapat menyerut dan membelah 3 (tiga) bahan baku kerajinan dalam 1 (satu) kali proses. Mesin dengan penggerak motor bensin 5,5 Hp dengan putaran 1500 Rpm dapat menyerut satu batang bambu (dibelah menjadi enam bagian) menjadi tiga bahan baku kerajinan dengan ketebalan yang bisa diatur dalam waktu 13,19 detik dalam satu kali proses. Kata Kunci: bambu, motor penggerak, roll pendorong, pisau penyerut, bahan baku kerajinan.
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN PROYEK AKHIR KATA PENGANTAR .................................................................................i ABSTRAK...................................................................................................iii DAFTAR ISI ............................................................................................... iv BAB I
BAB II
PENDAHULUAN ..................................................................... 1 1.1
Latar belakang................................................................. 1
1.2
Rumusan masalah ........................................................... 3
1.3
Tujuan.............................................................................. 3
1.4
Manfaat penulisan ........................................................... 4
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 5 2.1. Proses Penyerut Bambu Secara Manual......................... 5 2.1.1
Langkah-langkah Penyerut Batang Bambu Manual ... 5
2.2. Mesin Penyerut Bambu Hasil Rancangan ...................... 6 2.2.1
Bagian Utama Pada Mesin Penyerut ......................... 7
2.3. Dasar Teori ...................................................................... 8 2.3.1 Mekanisme Pendorong dan Penyerutan..................... 8 2.3.2 Mekanisme Penarik .................................................. 9 2.3.3 Rumus Perhitungan Puli dan Sabuk .......................... 10 2.3.4 Tenaga Penggerak .................................................... 13 BAB III
METODOLOGI........................................................................ 14 3.1
Pendekatan Fungsional ................................................... 14 3.1.1 Sistem Penyerutan .................................................... 14
iv
3.1.2 Sistem Pendorong dan Penarik .................................. 14 3.2.
Pendekatan Struktural .................................................... 14 3.2.1
Studi Literatur dan Observasi.................................... 14
3.2.2 Penentuan Topik dan Judul ....................................... 14 3.2.3 Desain Konstruksi .................................................... 15 3.2.4 Manufakturing Mesin ............................................... 15 3.2.5 Uji Coba ................................................................... 15 3.2.6 Penulisan Laporan .................................................... 15
BAB IV
3.3.
Flow Chart ....................................................................... 16
3.4.
Jadwal Kegiatan .............................................................. 17
HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................. 18 4.1.
Analisa Perhitungan ........................................................ 18
4.1.1 Penggunaan 1000 Rpm ................................................. 18 4.1.1.1 Perhitungan Kecepatan Dorong ................................ 18 4.1.1.2 Perhitungan Laju Benda............................................ 18 4.1.1.3 Perhitungan Kecepatan Sabuk ................................... 18 4.1.1.4 Perhitungan Perbandingan Transmisi ........................ 19 4.1.1.5 Perhitungan Kecepatan Sudut ................................... 19 4.1.1.6 Perhitungan Waktu Penyayatan Benda Kerja ............ 19
4.1.2 Penggunaan 1500 Rpm ................................................. 20 4.1.2.1 Perhitungan Kecepatan Dorong ................................ 20 4.1.2.2 Perhitungan Laju Benda............................................ 20 4.1.2.3 Perhitungan Kecepatan Sabuk ................................... 20 4.1.2.4 Perhitungan Perbandingan Transmisi ........................ 21 4.1.2.5 Perbandingan Kecepatan Sudut ................................. 21 4.1.2.6 Perhitungan Waktu Penyayatan Benda Kerja ............ 21
4.1.3 Penggunaan 2000 Rpm ................................................. 22 4.1.3.1 Perhitungan Kecepatan Dorong ................................ 22
v
4.1.3.2 Perhitungan Laju Benda............................................ 22 4.1.3.3 Perhitungan Kecepatan Sabuk ................................... 22 4.1.3.4 Perhitungan Perbandingan Transmisi ........................ 23 4.1.3.5 Perbandingan Kecepatan Sudut ................................. 23 4.1.3.6 Perhitungan Waktu Penyayatan Benda Kerja ............ 23
4.1.4 Penggunaan 2500 Rpm ................................................. 24 4.1.4.1 Perhitungan Kecepatan Dorong ................................ 24 4.1.4.2 Perhitungan Laju Benda............................................ 24 4.1.4.3 Perhitungan Kecepatan Sabuk ................................... 24 4.1.4.4 Perhitungan Perbandingan Transmisi ........................ 25 4.1.4.5 Perbandingan Kecepatan Sudut ................................. 25 4.1.4.6 Perhitungan Waktu Penyayatan Benda Kerja ............ 25 4.2 BAB V
Hasil Analisa dan Pembahasan ....................................... 26
KESIMPULAN DAN SARAN.................................................. 27 5.1
Kesimpulan ...................................................................... 27
5.2
Saran ................................................................................ 27
PERINCIAN BIAYA MESIN..................................................................... 28 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 30 LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR 2.1 Gambar Pisau Penyerut Manual ................................................................. 5 2.2 Gambar Proses Penyerutan Batang Bambu ................................................. 5 2.3 Gambar Mesin Penyerut Batang Bambu dan Pisau Penyerut ...................... 6 2.4 Gambar Hasil Akhir Penyerutan bambu dan bambu yang dibelah ............ ...7 2.5 Gambar Mekanisme Pendorong.................................................................. 8
vi
2.6 Gambar Mekanisme Penarikan ................................................................ 10 2.7 Gambar Antara Pusat Puli ....................................................................... 12 2.8 Gambar Panjang Sabuk ........................................................................... 13
DAFTAR RUMUS 1.1.Kecepatan Dorong..................................................................................... 9 1.2.Laju Pemakanan Benda ............................................................................. 9 1.3.Perbandingan Transmisi .......................................................................... 10 1.4.Kecepatan Sabuk ..................................................................................... 11 1.5.Menghitung Jarak Center Antar Puli ....................................................... 11 1.6.Panjang Sabuk ........................................................................................ 12 1.7.Tenaga Penggerak ................................................................................... 13
DAFTAR TABEL Tabel 1.1. ...................................................................................................... 27
vii
TUGAS AKHIR INOVASI PROSES PENYERUTAN BAGI PENGRAJIN BAMBU DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Bambu merupakan material berkelanjutan, karena dapat memenuhi
beberapa aspek salah satunya yaitu aspek ekonomi, dari aspek ekonomi tumbuhan ini dapat diperoleh dengan harga terjangkau sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat di Desa Lundo Kecamatan Benjeng Kabupaten Gresik sebagai kerajinan tangan yaitu (tirai, kipas, kisau ayam, tampah, tempat sampah, dll). Tingginya permintaan pasar terhadap kerajinan bambu yang berkualitas dengan harga murah dan keinginan yang tinggi untuk meningkatkan penghasilan bagi keluarga membuat para pengrajin dituntut untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas produksinya agar dapat berkehidupan lebih layak, namun pembuatan kerajinan tangan (tirai, kipas, kisau ayam, tampah, tempat sampah, dll) selama ini masih menggunakan cara manual, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk membuat kerajinan tangan (tirai, kipas, kisau ayam, tampah, tempat sampah, dll) membutuhkan waktu yang lama, keselamatan kerja pengrajin tidak terjamin dan kualitas hasil produksinya tidak maksimal, oleh karena itu diwujudkan sebuah mesin yang mampu menyerut bambu dengan hasil yang diinginkan oleh pengrajin bambu di Desa Lundo Kecamatan Benjeng, Kabupaten Gresik. Bambu merupakan tumbuhan yang istimewa selain memiliki beragam jenis, juga memiliki karakteristik yang kuat, fleksibel dan aneka corak dalam permukaan kulitnya. Tidak heran jika tumbuhan bambu menjadi inspirasi bagi kehidupan manusia dalam memenuhi berbagai keperluannya (Swasty, 2004:1). Bagi masyarakat Indonesia sendiri tumbuhan ini merupakan tumbuhan yang multiguna, karena selain sebagai bahan bangunan rumah, bambu juga digunakan Ahmad Taufik R, Danang Nur Sri S, Moh.Asril Anwar 1
TUGAS AKHIR INOVASI PROSES PENYERUTAN BAGI PENGRAJIN BAMBU DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK
untuk mebel, alat pertanian, kerajinan, contohnya di Desa Lundo Kecamatan Benjeng Kabupaten Gresik yang mengelola bambu untuk dijadikan beberapa kerajinan tangan: Tampah seharga Rp 6.000, Kipas seharga Rp 3.000, Cikrak seharga Rp 10.000, Topi/Capil seharga Rp 6.000. Namun karena lamanya proses penyerutan (menggunakan pisau) serta terbatasnya pengetahuan dan teknologi yang didapat membuat para pengrajin tidak mampu memaksimalkan kapasitas dan kualitas hasil kerajinannya serta tanpa memperhatikan keselamatan kerjanya. (home industry kerjinan tangan tirai, kipas, kisau ayam, tampah, tempat sampah, dll. Desa Lundo Kecamatan Benjeng - Gresik), (Handayani, 2009: 78) Pembuatan mesin penyerut bambu telah dilakukan beberapa kali, antara lain: 1. Anang Suprianto (2008) “Rancang Bangun Mesin Peraut Kayu Untuk Bahan Bingkai foto”. 2. Siswanto (2013) “Rancang Bangun Mesin Penyerut Bambu Solusi Tepat Untuk Meningkatkan Pendapatan Pengrajin Sangkar Burung Tanpa Listrik”. Berdasarkan pertimbangan di atas maka penulis merancang sebuah mesin penyerut bambu yang mampu menghasilkan 3 (tiga) bahan baku kerajinan dalam satu
kali
proses
PENYERUTAN
yang BAGI
diangkat
dengan
PENGRAJIN
judul:
BAMBU
INOVASI DI
DESA
PROSES LUNDO
KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK. Dengan adanya mesin ini diharapkan proses penyerutan bambu menjadi bahan baku kerajinan tangan dapat dipercepat dengan kualitas yang lebih baik dan mengurangi resiko terjadinya kecelakaan kerja.
Ahmad Taufik R, Danang Nur Sri S, Moh.Asril Anwar
2
TUGAS AKHIR INOVASI PROSES PENYERUTAN BAGI PENGRAJIN BAMBU DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK
1.1 Rumusan Masalah Permasalahan yang diangkat adalah: 1. Bagaimana merancang sebuah proses penyerutan bambu yang dapat menjadi bahan baku kerajinan bambu. 2. Bagaimana merancang pisau penyerut yang dapat membelah satu potong bambu menjadi tiga ukuran bahan baku kerajinan tangan. 3. Bagaimana merancang mesin penyerut bambu yang dapat mengurangi terjadinya kecelakaan kerja. Permasalahan inilah yang dijadikan prioritas untuk merancang dan membangun sebuah mesin yang dapat meningkatkan kapasitas produksi bahan baku kerajinan tangan yang menghasilkan 3 (tiga) jenis bahan baku dalam 1 (satu) kali proses.
1.2 Tujuan Rancang bangun mesin penyerut bambu ini bertujuan : 1. Membuat mesin penyerut yang dapat mempercepat proses penyerutan bambu. 2. Mempermudah proses penyerutan bambu menjadi tiga jenis bahan baku kerajinan bambu dalam satu kali proses. 3. Menghindari
resiko
terjadinya
kecelakaan
penyerutan.
Ahmad Taufik R, Danang Nur Sri S, Moh.Asril Anwar
kerja
saat
proses
3
TUGAS AKHIR INOVASI PROSES PENYERUTAN BAGI PENGRAJIN BAMBU DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK
1.3 Manfaat penulisan Bagi Mahasiswa 1. Untuk memenuhi syarat kelulusan pada Program Studi Teknik Mesin Diploma III, Jurusan Teknik Mesin Politeknik SAKTI Surabaya. 2. Sebagai alat ukur bagi mahasiswa terhadap ilmu yang dimiliki untuk diterapkan di masyarakat. 3. Sebagai pemicu mahasiswa untuk dapat menciptakan mesin yang tepat guna yang diharapkan bermanfaat untuk masyarakat. Bagi Perguruan Tinggi 1. Memberikan masukan bagi perguruan tinggi mengenai permasalahan yang sedang timbul dan perkembangan yang terjadi di masyarakat. Bagi Masyarakat 1. Mampu meringankan kerja pengrajin dalam proses penyerutan, sehingga dapat mempercepat proses produksi bahan baku tirai. 2. Meningkatkan proses produksi kerajinan bambu.
Ahmad Taufik R, Danang Nur Sri S, Moh.Asril Anwar
4
TUGAS AKHIR INOVASI PROSES PENYERUTAN BAGI PENGRAJIN BAMBU DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Penyerut Bambu Secara Manual Penyerut adalah melicinkan atau mengubah bentuk benda yang tidak beraturan menjadi beraturan, alat penyerut batang bambu manual saat ini masih banyak digunakan oleh pengrajin rumahan atau home industry. Dengan keterbatasan alat penyerut ini, para pengrajin dituntut untuk memenuhi kebutuhan pasar terhadap kerajinan bambu, tetapi pengrajin tidak bisa berbuat lebih kecuali hanya dengan tekun dan rajin dalam proses memproduksi bahan baku kerajinan bambu (tirai) dengan menggunakan cara manual.
Gambar 2.1 Pisau penyerut manual
Gambar 2.2 Proses penyerutan batang bambu
2.1.1 Langkah-langkah Penyerutan Batang Bambu Secara Manual 1. Bambu dengan diameter ± 70mm dibelah menjadi 6 (enam) bagian. 2. Batang bambu hasil pembelahan diserut dengan tangan menggunakan pisau dapur. (Gambar 2.2) 3. Bambu yang dihasilkan dari proses penyerutan secara manual cenderung mempunyai ketebalan yang tidak sama, tentu proses secara manual ini cenderung berbahaya.
Ahmad Taufik R, Danang Nur Sri S, Moh.Asril Anwar 5
TUGAS AKHIR INOVASI PROSES PENYERUTAN BAGI PENGRAJIN BAMBU DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK
2.2 Mesin Penyerut Batang Bambu Hasil Rancangan Mesin penyerut batang bambu yang kami rancang tidak jauh berbeda dengan mesin penyerut yang sudah ada, hanya saja pisau penyerut kami dapat membelah bambu menjadi 3 (tiga) bahan baku dalam 1 (satu) kali proses. Mesin dengan berpenggerak motor bensin ini mampu meneruskan putaran yang cepat ke rol penggerak dan pendorong bambu untuk menuju pisau penyayat. 5 7
4 3 2
6
1
Keterangan: 1. Motor Bensin 2. Penempat 3. Roll 4. Baut Penyetel 5. Pegas 6. Pisau 7. Roll Penarik
Gambar 2.3 Mesin penyerut batang bambu dan gambar pisau.
Ahmad Taufik R, Danang Nur Sri S, Moh.Asril Anwar
6
TUGAS AKHIR INOVASI PROSES PENYERUTAN BAGI PENGRAJIN BAMBU DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK
Gambar 2.4 Hasil Akhir Penyerutan bambu dan bambu yang dibelah
2.2.1 Bagian Utama Pada Mesin Penyerut Bagian utama pada mesin ini adalah: 1. Motor Penggerak 2. Roll Pendorong 3. Pisau Penyerut 4. Roll Penarik 1.
Proses Penggerak Rancangan mesin penyerut bambu ini menggunakan penggerak motor bensin, untuk memudahkan pengoperasian mesin apabila digunakan di lokasi yang tidak tersedia aliran listrik. Dikarenakan di desa Lundo Kecamatan Benjeng arus listrik belum memadai.
2.
Proses Pendorong Proses yang dilakukan oleh empat buah rol (atas bawah) yang berputar berlawanan arah untuk menuju pisau penyerut.
Ahmad Taufik R, Danang Nur Sri S, Moh.Asril Anwar
7
TUGAS AKHIR INOVASI PROSES PENYERUTAN BAGI PENGRAJIN BAMBU DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK
3.
Proses Penyerutan Proses pembelahan bambu yang dilakukan 2 (dua) penyekat untuk menghasilkan 3 (tiga) bentuk bahan baku kerajinan.
4.
Proses Penarik Sebuah proses untuk mempermudah/memperingan proses penyerutan yang dilakukan oleh dua buah rol (terletak di belakang pisau) yang bergerak berlawanan arah.
2.3 Dasar Teori 2.3.1. Mekanisme pendorong dan penyerutan Proses pendorongan adalah proses yang dilakukan oleh empat buah rol (atas bawah) yang berputar berlawanan arah untuk mendorong bambu berpenampang tidak beraturan masuk ke dalam pisau yang berpenampang persegi panjang dan bersekat 2 (dua) untuk menghasilkan 3 (tiga) bentuk bahan baku kerajinan.
Roll
Gambar 2.5 Mekanisme pendorongan Sehingga batang bambu yang terdorong masuk ke dalam pisau secara langsung keluar dan berubah bentuk menjadi persegi panjang dengan
Ahmad Taufik R, Danang Nur Sri S, Moh.Asril Anwar
8
TUGAS AKHIR INOVASI PROSES PENYERUTAN BAGI PENGRAJIN BAMBU DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK
jumlah 3 (tiga) bahan baku dengan ketebalan sesuai kebutuhan para pengrajin. Kecepatan dorong (Vf) adalah kecepatan pendorongan yang diberikan pada saat pengerjaan benda kerja dalam satuan millimeter per detik (mm/detik).
Kecepatan dorong :
Vf =
........................................................(1)
Vf = Kecepatan dorong (mm / detik) s = Jarak jalan benda (mm) = waktu Waktu(detik) dorong (detik) tt = Untuk mengetahui laju benda / bambu dapat dihitung dengan rumusan:
V
………………………………………………….……… (2)
Keterangan: V = Laju pemakanan bambu (mm/detik) = Diameter rol (mm) n = Putaran motor (rpm)
2.3.2 Mekanisme Penarik Proses yang terjadi setelah batang bambu melalui sebuah proses penyerutan yang dilakukan oleh dua buah rol penggerak (di belakang pisau penyerut). Dikarenakan hasil dari proses penyerutan mesin rancangan kami
Ahmad Taufik R, Danang Nur Sri S, Moh.Asril Anwar
9
TUGAS AKHIR
10
INOVASI PROSES PENYERUTAN BAGI PENGRAJIN BAMBU DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK
berjumlah 3 (tiga) bentuk bahan baku dalam 1 (satu) kali proses maka proses penarikan sangat diperlukan guna meringankan kerja motor penggerak dan mengarahkan hasil bahan baku agar dapat keluar secara beraturan.
Gambar 2.6 Mekanisme penarikan bahan baku hasil proses penyerutan
2.3.3 Rumus Perhitungan Puli dan Sabuk Perencanaan puli dan sabuk-V harus menggunakan suatu perhitungan. Rumus perhitungan puli dan sabuk-V antara lain untuk menentukan; perbandingan transmisi, kecepatan sabuk dan panjang sabuk. Rumus perhitungan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Perbandingan Transmisi Untuk mengetahui perbandingan transmisi dapat menggunakan rumus d1
sebagai berikut:
=
d2
………………………………………………….… (3)
Ahmad Taufik R, Danang Nur Sri S, Moh.Asril Anwar
TUGAS AKHIR INOVASI PROSES PENYERUTAN BAGI PENGRAJIN BAMBU DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK
11
Dimana: n1 = Putaran poros pertama (rpm) n2 = Putaran poros kedua (rpm) d1 = Diameter puli penggerak (mm) d2 = Diameter puli yang digerakkan (mm) 2. Kecepatan sabuk Untuk mengetahui kecepatan sabuk yang digunakan maka digunakan rumus, sebagai berikut:
V=
(m/s)……………………………………...…….. (4)
Dimana: V = Kecepatan sabuk (m/s) D = Diameter puli motor (m/s) n = Putaran motor bensin (rpm) (Taufiq Rochim, Klasifikasi Proses, Gaya dan Daya Pemesinan 1993:14) 3. Menghitung Jarak Center Antar Puli Dalam menentukan jarak antara pusat puli penggerak dan puli yang digerakan adapun perhitungannya sebagai berikut: 2 (D 2 - D1 ) π L - [ (D1 D 2 ) ] 2 L Cs 2
Ahmad Taufik R, Danang Nur Sri S, Moh.Asril Anwar
......................................... (5)
TUGAS AKHIR INOVASI PROSES PENYERUTAN BAGI PENGRAJIN BAMBU DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK
12
Gambar 2.7 Jarak antara pusat puli Keterangan : C
=
Jarak Antara Pusat Puli (mm)
L
=
Panjang Keliling Sabuk (mm)
D1
=
Diameter Puli Penggerak (mm)
D2
=
Diameter Puli Yang Digerakkan (mm)
4. Panjang sabuk Untuk mengetahui jarak senter puli atau panjang sabuk dapat dihitung sebagai berikut:
L = 2C
(d1 + D2) +
(D2 – d1)
………...……………..… (6)
Dimana: L
= Panjang sabuk (mm)
C
= Jarak sumbu poros (mm)
D1 = Diameter puli penggerak (mm) D2 = Diameter puli poros (mm) (Taufiq Rochim, Klasifikasi Proses, Gaya dan Daya Pemesinan 1993:14)
Ahmad Taufik R, Danang Nur Sri S, Moh.Asril Anwar
TUGAS AKHIR INOVASI PROSES PENYERUTAN BAGI PENGRAJIN BAMBU DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK
13
d2 d1
puli penggerak
puli yang di putar
c
Gambar 2.8 Panjang Sabuk 4.1.2. Tenaga Penggerak Sesuai dengan rencana mesin yang kami rancang, penggerak mesin penyerut bambu ini menggunakan motor bensin untuk menggerakkan semua komponen-komponen yang bergerak pada mesin penyerut batang bambu. Selanjutnya daya motor ditentukan dengan persamaan: PE = MT x ɷ
2 n 60
……………………………..….(8)
Keterangan: PE
= Daya motor penggerak
(Kw)
MT
= Momen torsi
(Nm)
ɷ
= Kecepatan sudut
(1/sec)
Ahmad Taufik R, Danang Nur Sri S, Moh.Asril Anwar
TUGAS AKHIR INOVASI PROSES PENYERUTAN BAGI PENGRAJIN BAMBU DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK
BAB III METODOLOGI 3.1 Pendekatan Fungsional Proses penyerut bambu ini terdiri dari 2 tahap system fungsional, yaitu: 3.1.1. Sistem Penyerutan Ini terjadi ketika batang bambu masuk ke dalam pisau penyerut, kemudian batang bambu yang berpenampang persegi mengalami proses penyerutan dan batang bambu yang semula berpenampang persegi menjadi 3 (tiga) bahan baku kerajinan tangan. 3.1.2. Sistem Pendorong dan Penarik Ini terjadi ketika batang bambu masuk di antara rol pertama, secara otomatis bambu akan terjepit dan terdorong rol kedua yang berputar kemudian ditarik oleh rol ketiga sehingga keluarnya beraturan. 3.2 Pendekatan Struktural 3.2.1. Studi Literatur dan Observasi Dalam studi Literatur dan Observasi ke tempat pengrajin di Desa Lundo Kecamatan
Benjeng
Kabupaten
Gresik
ini
dilakukan
dengan
mengumpulkan data-data dari buku referensi tentang manfaat bambu dan cara kerja mesin penyerut bambu yang sudah ada. 3.2.2. Penentuan Topik dan Judul Data-data yang diperoleh dari observasi lapangan yang langsung datang ke lokasi pengrajin pembuatan kerajinan tangan di Desa Lundo Kecamatan Benjeng Kabupaten Gresik dan studi literatur sehingga dapat ditentukan topik dan judul yang diangkat dalam proyek akhir. Sehingga dapat
Ahmad Taufik R, Danang Nur Sri S, Moh.Asril Anwar 14
TUGAS AKHIR INOVASI PROSES PENYERUTAN BAGI PENGRAJIN BAMBU DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK
dirumuskan pokok-pokok permasalahan dalam proyek akhir ini dan dapat diperoleh cara-cara untuk menyelesaikan pokok permasalahan tersebut. 3.2.3. Desain Konstruksi Desain konstruksi dibuat dari plat siku 50mm x 50mm x 5mm berbentuk tegak lurus yang bertujuan untuk menstabilkan dan meredam getaran ketika mesin bekerja. Penyambungan konstruksi dilakukan dengan pengelasan SMAW. 3.2.4. Manufakturing Mesin Meliputi pembuatan kerangka mesin, pembuatan komponen dari mesin penyerut bambu. Pembuatan mesin dan perakitan dilakukan di bengkel Politeknik SAKTI Surabaya. 3.2.5. Uji Coba Percobaan dilakukan langsung yaitu dengan cara membuat mesin penyerut bambu yang telah dirancang, di dalam uji coba ini bambu yang di gunakan adalah bambu ulung dan babu apus. kemudian dilakukan analisa terhadap hasil uji coba agar dapat diperoleh hasil yang lebih baik. 3.2.6. Penulisan Laporan Didasarkan dari urutan langkah kerja dari rancang bangun mesin penyerut bambu yang selesai sepenuhnya dan kinerjanya telah dievaluasi.
Ahmad Taufik R, Danang Nur Sri S, Moh.Asril Anwar
15
TUGAS AKHIR INOVASI PROSES PENYERUTAN BAGI PENGRAJIN BAMBU DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK
16
3.3. Flow Chart Observasi langsung MULAI
Referensi buku
STUDI LITERATURE
Perhitungan gaya gesek Perhitungan tenaga penggerak
PENGOLAHAN DATA
PERENCANAAN
Tidak SESUAI HASIL?
Ya PEMBUATAN ALAT
Tidak PEMBUATAN
PERAKITAN MESIN
PERCOBAAN / PENGUJIAN
Tidak SESUAI HASIL?
Ya PENULISAN LAPORAN
SELESAI
Gambar 3.1 Diagram Alir Penulisan Tugas Akhir
Ahmad Taufik R, Danang Nur Sri S, Moh.Asril Anwar
TUGAS AKHIR INOVASI PROSES PENYERUTAN BAGI PENGRAJIN BAMBU DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK
17
3.4 Jadwal Kegiatan N O
BULAN/MINGGU KE JENIS KEGIATAN
MARET
1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
2
3
APRIL
4
Membeli material dan peralatan yangdibutuhkan Mulai fabrikasi pemotongan dan membubut roda gigi Bimbingan TA Fabrikasi kerangka mesin Mulai perakitan,pengelasan dan pengepasan mesin Bimbingan TA Perakitan dan pengepasan mesin Bimbingan TA Perakitan mesin Perakitan mesin Bimbingan dan pembuatan laporan TA Uji coba mesin Bimbingan dan pembuatan laporan TA Bimbingan dan pembuatan laporan TA Finishing Bimbingan dan pembuatan laporan TA Bimbingan dan pembuatan laporan TA
Tabel 3.2: Jadwal Kegiatan
Ahmad Taufik R, Danang Nur Sri S, Moh.Asril Anwar
1
2
3
MEI
4
5
1
2
3
4
TUGAS AKHIR INOVASI PROSES PENYERUTAN BAGI PENGRAJIN BAMBU DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1
Analisa Perhitungan 4.1.1
Penggunaan Rpm 1000 4.1.1.1. Perhitungan Kecepatan dorong Kecepatan dorong (Vf) adalah kecepatan pendorongan yang diberikan pada saat pengerjaan benda kerja dalam satuan millimeter per detik (mm/detik). Vf =
4.1.1.2. Perhitungan laju benda
Jadi Perhitungan laju benda/bambu yang dihasilkan adalah
4.1.1.3. Perhitungan kecepatan sabuk
Hasil: V= Jadi kecepatan sabuk yang dibutuhkan adalah: 3,97
Ahmad Taufik R, Danang Nur Sri S, Moh.Asril Anwar 18
TUGAS AKHIR INOVASI PROSES PENYERUTAN BAGI PENGRAJIN BAMBU DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK
4.1.1.4. Perhitungan perbandingan transmisi
Hasil:
n2 =0,3x1000 n2 =300 Rpm Jadi Perbandingan Transmisi yang dibutuhkan adalah 300 rpm 4.1.1.5. Perhitungan kecepatan sudut
2 n 60
Jadi kecepatan sudut yang di hasilkan 104,66 (Rad/dtk) 4.1.1.6. Perhitungan waktu penyayatan benda kerja Untuk mengetahui waktu penyayatan benda kerja (detik) Waktu Penyayatan = Waktu Penyayatan = /jam = 4,7 detik + 10 detik (waktu tunggu) = 14,7 detik maka Jadi hasil penyayatan benda tiap jam = 4 x 60 menit = 240 Proses
Ahmad Taufik R, Danang Nur Sri S, Moh.Asril Anwar
19
TUGAS AKHIR INOVASI PROSES PENYERUTAN BAGI PENGRAJIN BAMBU DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK
4.1.2.
Penggunaan Rpm 1500 4.1.2.1. Perhitungan Kecepatan dorong Kecepatan dorong (Vf) adalah kecepatan pendorongan yang diberikan pada saat pengerjaan benda kerja dalam satuan millimeter per detik (mm/detik). Vf =
4.1.2.2. Perhitungan laju benda
Jadi Perhitungan laju benda/bambu yang dihasilkan adalah
4.1.2.3. Perhitungan kecepatan sabuk
Hasil: V= Jadi kecepatan sabuk yang dibutuhkan adalah: 5,96
Ahmad Taufik R, Danang Nur Sri S, Moh.Asril Anwar
20
TUGAS AKHIR INOVASI PROSES PENYERUTAN BAGI PENGRAJIN BAMBU DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK
4.1.2.4. Perhitungan perbandingan transmisi
Hasil:
n2 =0,3x1500 n2 =450 Rpm Jadi Perbandingan Transmisi yang dibutuhkan adalah 450 rpm 4.1.2.5. Perhitungan kecepatan sudut
2 n 60
4.1.2.6. Perhitungan waktu penyayatan benda kerja Untuk mengetahui waktu penyayatan benda kerja (detik) Waktu Penyayatan = Waktu penyayatan=
/jam = 3,19 detik + 10 detik (waktu tunggu) =13,19 detik maka Jadi hasil penyayatan benda tiap jam = 5 x 60 menit = 300 proses
Ahmad Taufik R, Danang Nur Sri S, Moh.Asril Anwar
21
TUGAS AKHIR INOVASI PROSES PENYERUTAN BAGI PENGRAJIN BAMBU DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK
4.1.3 Penggunaan Rpm 2000 4.1.3.1. Perhitungan Kecepatan dorong Kecepatan dorong (Vf) adalah kecepatan pendorongan yang diberikan pada saat pengerjaan benda kerja dalam satuan millimeter per detik (mm/detik). Vf =
4.1.3.2. Perhitungan laju benda
Jadi Perhitungan laju benda/bambu yang dihasilkan adalah
4.1.3.3. Perhitungan kecepatan sabuk
Hasil: V= Jadi kecepatan sabuk yang dibutuhkan adalah : 7,96
Ahmad Taufik R, Danang Nur Sri S, Moh.Asril Anwar
22
TUGAS AKHIR INOVASI PROSES PENYERUTAN BAGI PENGRAJIN BAMBU DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK
4.1.3.4. Perhitungan Perbandingan Transmisi
Hasil:
n2= 0,3x2000 n2= 600 Rpm Jadi Perbandingan Transmisi yang dibutuhkan adalah 600 rpm 4.1.3.5. Perhitungan Kecepatan sudut
2 n 60
4.1.3.6. Perhitungan Waktu Penyayatan benda kerja Untuk mengetahui waktu penyayatan benda kerja (detik) Waktu penyayatan= Waktu Penyayatan=
/jam = 2,3 detik + 10 detik (waktu tunggu) =12,3 detik maka jadi hasil penyayatan benda tiap jam = 5 x 60 menit = 300 proses
Ahmad Taufik R, Danang Nur Sri S, Moh.Asril Anwar
23
TUGAS AKHIR INOVASI PROSES PENYERUTAN BAGI PENGRAJIN BAMBU DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK
4.1.4
24
Penggunaan Rpm 2500 4.1.4.1. Perhitungan Kecepatan dorong Kecepatan dorong (Vf) adalah kecepatan pendorongan yang diberikan pada saat pengerjaan benda kerja dalam satuan millimeter per detik (mm/detik). Vf =
4.1.4.2. Perhitungan laju benda/bambu
Jadi Perhitungan laju benda/bambu yang dihasilkan adalah
4.1.4.3. Perhitungan kecepatan sabuk
Hasil:
V=
=
= 9,94
Jadi kecepatan sabuk yang dibutuhkan adalah: 9,94
Ahmad Taufik R, Danang Nur Sri S, Moh.Asril Anwar
TUGAS AKHIR INOVASI PROSES PENYERUTAN BAGI PENGRAJIN BAMBU DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK
4.1.4.4. Perhitungan Perbandingan Transmisi
Hasil:
n2=0,3x2500 n2=750 Rpm Jadi putaran yang digunakan sebagai hasil perbandingan transmisi adalah 750 rpm 4.1.4.5. Perhitungan Kecepatan sudut
2 n 60
4.1.4.6. Perhitungan waktu penyayatan benda kerja Untuk mengetahui waktu penyayatan benda kerja (detik) Waktu Penyayatan= Waktu Penyayatan=
/jam = 2 detik + 10 detik (waktu tunggu) = 12 detik maka
jadi hasil penyayatan benda tiap jam = 5 x 60 menit = 300 proses
Ahmad Taufik R, Danang Nur Sri S, Moh.Asril Anwar
25
TUGAS AKHIR INOVASI PROSES PENYERUTAN BAGI PENGRAJIN BAMBU DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK
26
Tabel.1 Hasil Analisa: Putaran Motor
Laju Benda
Putaran roda gigi
Laju Penyayatan
(Rpm)
(mm/detik)
penggerak (Rpm)
(jam)
1000
100
300
120 Kali
Berserat
1500
150
450
180 Kali
Halus
2000
200
600
180 Kali
Halus
2500
250
750
240 Kali
Halus
Hasil
4.2 Hasil Analisa dan Pembahasan Dari hasil analisa di atas dapat di simpulkan bawah untuk mendapatkan hasil penyayatan yang halus, menggunakan putaran motor 1500, 2000, dan 2500 Rpm, namun pada saat melakukan uji coba mesin kami menggunakan 1500 Rpm di karenakan pada Rpm ini dapat lebih menghemat bahan bakar di bandingkan 2000 Rpm dan 2500 Rpm.
Ahmad Taufik R, Danang Nur Sri S, Moh.Asril Anwar
TUGAS AKHIR INOVASI PROSES PENYERUTAN BAGI PENGRAJIN BAMBU DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil perhitungan perencanaan dan analisa pembuatan mesin penyerut bambu, dapat disimpulkan bahwa: 1. Untuk menghasilkan bahan baku yang siap pakai diperlukan putaran motor penggerak sebesar 1500Rpm. 2. Dengan motor penggerak 5,5 hp, mesin dapat menghasilkan 3 jenis bahan baku kerajinan bambu sebanyak 180 proses penyerutan. Sehingga bahan baku yang dihasilkan adalah 3 x 180 = 540 batang bambu dalam satu kali proses. 3. Mampu dioperasikan oleh satu orang. 4. Sistem manual digantikan oleh sistem motor bensin. 5. Total biaya pembuatan mesin lebih murah dibanding dengan mesin sejenis. 6. Kapasitas hasil penyayatan lebih tinggi dari pada menggunakan alat yang manual. Dari 1 batang menjadi 3 (tiga) bahan baku kerajinan. 7. Hasil penyayatan bambu hasil penyerutan mempunyai ketebalan yang sama dan dapat diatur. 8. Tidak membutuhkan keahlian khusus bagi operatornya. 5.2 Saran Dari perencanaan mesin penyerut bambu ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan, maka dari itu penulis sangat berharap agar ke
Ahmad Taufik R, Danang Nur Sri S, Moh.Asril Anwar 27
TUGAS AKHIR
28
INOVASI PROSES PENYERUTAN BAGI PENGRAJIN BAMBU DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK
depannya mesin ini bisa menjadi lebih baik. Dengan di berikan tambahan jumlah roll pendorong agar bisa menyerut bambu yang lebih berukuran panjang.
PERINCIAN BIAYA PEMBUATAN MESIN PENGELUARAN No
1
2
3
TGL 25/02
26/02
04/03
Nama Barang Plat besi 800 x 800 x 12mm Plat 2400 x 1200 x 2mm Elektroda Batu Gerinda Batu Gerinda Potong Pahat HSS Mata Bor M5 Besi As Ø 30x2000 Besi As Ø 60x500 Besi As Ø 90x500 Bearing UCFA 205
4
21/03 Bearing UCFB 205 Bearing UCFL 205
5
22/03
Besi As Ø 120x500 Bearing UCT 205 Bearing UCP 208
Jumlah
Nama Toko
Keterangan
1 Lembar
UD. Maju Setia Bersama
Unit Penghancur
UD. Fajar
Alat penunjang pengerjaan mesin
1 Lembar 5 Kg 4 Pcs 3 Pcs 1 Pcs 1 Unit 1 batang
1 batang
UD. Sabahat UD. Dwi Bhakti Alex Jaya
2 Pcs
Three Five
2 Pcs
UD. Hamid
1 batang
1 Batang
UD. Dwi Bhakti UD. Sahabat
6 Pcs
Three Five
2 Batang
UD. Logam jaya
6 Pcs
Baut M 16x30 6
01/04
4 Pcs Pulley Ø 2”
7
8
2 Pcs
Baut M 14x90
25 Pcs
Pisau serut
1 Unit
Roll Baut M 12x90 Baut M 10x35
6 Unit 4 Pcs 12 Pcs
15/04
16/04
UD.Harapan Jaya UD. KARUNIA USAHA UD.Pande Besi UD. Putra Mas
Ahmad Taufik R, Danang Nur Sri S, Moh.Asril Anwar
Poros Roll
Harga (Rupiah) 600.000 275.000 125.000 40.000 60.000 65.000 15.000 150.000 150.000
Poros Roll Bantalan Poros Bantalan Poros Bantalan Poros Poros Roll Bantalan Poros Bantalan Poros Pengikat Komponen Mesin
150.000
Penghubung
70.000
Pengikat Komponen Mesin Penyerut bambu Penggerak Pengikat
126.000 126.000 360.000 300.000 360.000 120.000 16.000
75.000 150.000 1.500.000 8.000 24.000
TUGAS AKHIR INOVASI PROSES PENYERUTAN BAGI PENGRAJIN BAMBU DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK
9
19/04
10
22/04
11
23/04
12
24/04
13
25/04
14
15
Baut M 8x30 Baut M 8x35 Baut M 6x15 Roda gigi LK 40B16 Kertas Gosok Motor Bensin
Van belt A 70
14 Pcs 8 Pcs 40 Pcs 2 Unit 3 Meter 1 Unit 1 Pcs
Pegas Rantai RS 40
2 Unit
Epoxy Tinner A special “Bintang” Dempul
1 Kg 5 Liter
Cat Nippe Biru
1 Kg
Elektroda
5 Pcs
TOTAL
KEGIATAN Observasi Observasi Observasi Observasi Uji coba mesin bersama mitra kerja
Alex Jaya Diesel UD.Putra Mas Alex Jaya Diesel
Penerus Penghalusan Motor Penggerak
Alex Jaya
2
21.000 12.000 60.000 100.000 30.000 1.200.000 32.000
Sentosa Jaya
10.000
4 Unit
26/04
TGL 02/01 24/01 09/02 21/02 13/06
Komponen Mesin
29
`100.000 Kertoraharjo
Pewarna Dasar
Pewarna Komponen Kertoraharjo dan Rangka mesin Menyambun g Benda Kerja PENGELUARAN 75.000 75.000 170.000 100.000 150.000
PENGELUARAN
Ahmad Taufik R, Danang Nur Sri S, Moh.Asril Anwar
40.000 75.000 70.000 80.000
125.000
570.000
7.570.000
TUGAS AKHIR INOVASI PROSES PENYERUTAN BAGI PENGRAJIN BAMBU DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK
DAFTAR PUSTAKA 1. Anang Suprianto (2008) “Rancang Bangun Mesin Peraut Kayu Untuk Bahan Bingkai foto”. 2. Danaatmadja, Otjo, Bambu Tanaman Tradisional yang Terlupakan, 2006 from : http://www.freelists.org/post/ppi/ppiindia-Bambu-Tanaman-Tradisionalyang-Terlupakan
3. News, Kampung Media, 2011 from : blogspot.com/2011/pengrajin bambu.html 4. News, Kerajinan Sangkar Burung from : http://demak.olx.co.id/kerajinansangkar-burung
5. News,
Wikipedia
2007,
macam
jenis
bambu
from
:
http://id.wikipedia.org/wiki/bambu#genus
6. Siswanto (2013) “Rancang Bangun Mesin Penyerut Bambu Solusi Tepat Untuk Meningkatkan Pendapatan Pengrajin Sangkar Burung Tanpa Listrik”. 7. Suhendra, Herry, Sejuta Manfaat Bambu Bagi Kehidupan, 2011 from : http://bataviase.co.id/node/540965
8.
(Swasty,2004:1), Perencanaan Bambu Di Bandung Dengan Konsep Neo Vernacular Sunda.
9.
(Handayani, 2009: 78) Perencanaan Bambu Di Bandung Dengan Konsep Neo Vernacular Sunda.
10. (Taufiq Rochim, Klasifikasi Proses, Gaya dan Daya Pemesinan 1993:14)
Ahmad Taufik R, Danang Nur Sri S, Moh.Asril Anwar 30
TUGAS AKHIR INOVASI PROSES PENYERUTAN BAGI PENGRAJIN BAMBU DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK
LAMPIRAN Foto Observasi di Desa Lundo Kecamatan Benjeng Kabupaten Gresik
Ahmad Taufik R, Danang Nur Sri S, Moh.Asril Anwar
TUGAS AKHIR INOVASI PROSES PENYERUTAN BAGI PENGRAJIN BAMBU DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK
Dokumentasi Foto Pembuatan Mesin dan Trial Mesin
Ahmad Taufik R, Danang Nur Sri S, Moh.Asril Anwar
TUGAS AKHIR INOVASI PROSES PENYERUTAN BAGI PENGRAJIN BAMBU DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK
Foto Rangkaian Pendorongan dan Penyerutan
Ahmad Taufik R, Danang Nur Sri S, Moh.Asril Anwar
TUGAS AKHIR INOVASI PROSES PENYERUTAN BAGI PENGRAJIN BAMBU DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK
Foto Transmisi Mesin Penyerut Bambu
Ahmad Taufik R, Danang Nur Sri S, Moh.Asril Anwar
INSTRUKSI KERJA MESIN
INOVASI PROSES PENYERUTAN BAGI PENGRAJIN BAMBU DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK
PROSEDUR
KRITERIA PERSIAPAN MESIN
Pemeriksaan Sebelum Motor Penggerak Dihidupkan 1. Periksa bahan bakar
1. Ada / Tidak
2. Atur pisau penyayat
2. Sesuai / Tidak
3. Periksa kondisi rantai
3. Sesuaikan kekencangannya
4. Periksa baut Penyetel roll
4. Sesuai / Tidak
5. Periksa baut pengikat pada roll
5. Ada / Tidak PERSIAPAN KERJA Persiapan Tool / Bahan
1. Siapkan bambu yang sudah di belah menjadi 1. Layak / Tidak 6 bagian 2.Siapkan kunci 17 pass ring
2. Layak
3.Siapkan kunci 12 pass ring
3. Layak
4.Siapkan kunci 10 pass ring
4. Layak
PEMERIKSAAN SAAT PROSES PENYERUTAN 1. Putaran Motor Penggerak
1. Stationer pada 1500 Rpm
2. Putaran Roll
2. Disesuaikan Dengan Ketebalan Bambu
3. Ukuran Bambu
3. Sesuai Spesifikasi ( 2500 x 35 x 10 mm )
4. Pisau Penyerut
4. Ketajamannya
SPESIFIKASI MESIN PENYERUT BAMBU
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
ITEM Penggerak Dimensi Mesin ( p x l x t ) Sistem Transmisi Jumlah Roll Jumlah Sproket Jumlah Roda Gigi Jumlah Pully Jenis Pisau
SPESIFIKASI Motor Bensin 5,5 Hp 750 x 750 x 1100 mm Rantai, Sproket, Roda Gigi 6 Pcs 8 Pcs 2 Pcs 2 Pcs Baja
5 4
3 2
7 6 1
Keterangan: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Motor Penggerak Penempat Bambu Roll Pendorong Pegas Baut Penyetel Pisau Penyerut Roll Penarik
105
25
90
-
1 Qty
50
110
210
310 :
Toleransi
Jln Jemursari Selatan IV/03 Surabaya
:
760
200 ± 0,2
60
80
80
20 80 60
1007
70
40
Peringatan
460
Normal / ukuran
MS
Peringatan
Material
20/06/2014
Diperiksa : jtm
Kode Job :
Direncana : jtm
100
20/06/2014
170 Digambar : jtm
310
GAMBAR MESIN PENYERUT BAMBU
NOT TO SCALE (NTS)
Nama Part
MESIN PENERUT BAMBU
510
76 Satuan Panjang : mm
Skala
50
260
POLTEK SAKTI SURABAYA
No.
50
A-4
Format :
BIODATA TIM
Nama
: Ahmad Taufik Ramadhan
NIM
: 10113003
Tempat/tanggal lahir
: Sidoarjo 19 February 1993
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Alamat
: Jl. Bungurasih Timur RT12,RW1 Sidoarjo
Telepon
: 085733293224
Program study
: DIII - Teknik Mesin
Pendidikan Terakhir
: SMK Kristen Petra Surabaya
Nama
: Danang Nur Sri Sadono
NIM
: 10113005
Tempat/tanggal lahir
: Surabaya, 25 Juli 1993
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Alamat
: Jl. Gubeng Kertajaya 13E/31 Surabaya
Telepon
: 085731933422
Program study
: DIII-Teknik Mesin
Pendidikan Terahir
: SMK 45 Surabaya
`
Nama
: Muhamad Asril anwar
NIM
: 10113026
Tempat/tanggal lahir
: Jombang, 19 Oktober 1992
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Alamat
: Jln. Wadung Asri Gg IVb No 21 Kecamatan Waru Kab. Sidoarjo
Telepon
: 085733808800
Program study
: DIII-Teknik Mesin
Pendidikan Terakhir
: SMK Darma Siswa 1 Sidoarjo