PENGARUH FDR, PEMBIAYAAN JUAL BELI, PEMBIAYAAN BAGI HASIL, PEMBIAYAAN SEWA MENYEWA, DAN NPF TERHADAP PROFITABILITAS (STUDI PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2010-2014) TUGAS AKHIR
Ditulis Guna Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma 3
Diajukan Oleh:
Rangga Try Putra Perangin-angin NIM 1205071077
PROGRAM STUDI PERBANKAN DAN KEUANGAN JURUSAN AKUNTANSI POLITEKNIK NEGERI MEDAN MEDAN 2015
ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel Financing to Deposit Ratio (FDR), Pembiayaan Jual Beli, Pembiayaan Bagi Hasil, Pembiayaan Sewa Menyewa, dan Non Performing Financing (NPF) terhadap profitabilitas yang dihitung dengan Return On Asset (ROA) pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2010-2014. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari data Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan Bank Umum Syariah periode 2010-2014. Sampel dalam penelitian ini adalah Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan dari 4 Bank Umum Syariah di Indonesia, yaitu PT Bank Mega Syariah, PT Bank Syariah Mandiri, PT Bank Rakyat Indonesia Syariah, dan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi dan pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda dengan jenis data yang diperoleh adalah data sekunder. Sedangkan uji asumsi klasik yang digunakan penelitian ini meliputi uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Financing to Deposit Ratio (FDR) tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA). Pembiayaan jual beli, pembiayaan bagi hasil, pembiayaan sewa menyewa, dan Non Performing Financing (NPF) berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA). Kemampuan prediksi dari kelima variabel independen terhadap ROA sebesar 55 %, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor di luar model penelitian.
Kata Kunci : Financing to Deposit Ratio (FDR), Pembiayaan Jual Beli, Pembiayaan Bagi Hasil, Pembiayaan Sewa Menyewa, Non Performing Financing (NPF), Return On Asset (ROA)
ABSTRACT The research was held to test the influence of Financing to Deposit Ratio (FDR), Trade Financing, Profit Loss Sharing Financing, Lease Financing, and Non Performing Financing (NPF) to profitability calculated by Return On Asset (ROA) in Islamic Banks in Indonesia during 2010-2014 periods. This research uses time series data from The Islamic Banks Quarterly Published Financial Reports during 2010-2014 periods. The sample used in this research are Quarterly Published Financial Reports of four Islamic Banks in Indonesia, there are PT Bank Mega Syariah, PT Bank Syariah Mandiri, PT Bank Rakyat Indonesia Syariah, and PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. The technique used in this research is documentation and data processing techniques in this research using a multiple linear regression analysis with the type of data obtained is secondary data. While, the classical assumption test used this research include normality test, multicollinearity test, heteroscedasticity test, and autocorrelation test. The result of this research show that Financing to Deposit Ratio (FDR), Trade Financing, Profit Loss Sharing Financing, Lease Financing , and Non Performing Financing (NPF) have a simultaneous influence on profitability (ROA). As partial Financing to Deposit Ratio (FDR), lease financing not significant influence on profitability (ROA). Trade financing, profit loss sharing financing, lease financing, and Non Performing Financing (NPF) have a significant influence on profitability (ROA). Prediction ability of the five independent variables on the profitability (ROA) amounted to 55 %, while the rest influenced by other factor outside of the research model.
Keywords: Financing to Deposit Ratio (FDR), Trade Financing, Profit Loss Sharing Financing, Lease Financing , Non Performing Financing (NPF), Return On Asset (ROA)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan ini. Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat guna menyelesaikan Pendidikan Diploma 3 Jurusan Akuntansi Program Studi Perbankan dan Keuangan di Politeknik Negeri Medan.
Selama penulisan Tugas Akhir ini, penulis telah banyak menerima bimbingan, bantuan, saran, motivasi, serta dukungan doa dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis secara khusus mengucapkan terima kasih kepada Alm. Ayahnda Membina Perangin-angin dan Ibunda Ni Nyoman Samiasih yang sangat luar biasa senantiasa memberikan kasih sayang, doa, semangat, dukungan moril maupun materil, dan memberi bimbingan, saran dan nasehat kepada penulis, abangda Rai Diantha Perangin-angin dan kakak Sery Hartati, serta keponakan penulis Radith Shmily Putra, Reinka Shera Putri, Renzo Narendra Putra, Rinji Avara Putra, Rezky Anugrah Basita, dan teman terbaik Emmerisa Milala yang telah banyak membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada : 1.
Bapak M. Syahruddin, S.T., M.T., Direktur Politeknik Negeri Medan.
2.
Bapak Darwin S.H. Damanik, S.E., M.Si., Ketua Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri
Medan. 3.
Bapak Parjuangan Pardosi, S.E., M.Si., Sekretaris Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri
Medan. 4.
Ibu Enny Segarahati Barus, S.E., M.Si., Kepala Program Studi Perbankan dan Keuangan Politeknik Negeri Medan.
5.
Ibu Anriza Witi Nasution, S.E., M.Si., Dosen Pembimbing Utama yang telah meluangkan waktu, pikiran, tenaga dan bersedia membimbing dan memberikan jalan keluar dalam permasalahan penyusunan Tugas Akhir.
6. Bapak Jonni Hamonangan Silaen, S.E., M.Si., Dosen Pendamping yang telah meluangkan waktu, pikiran, tenaga, membimbing dan mengarahkan di dalam penulisan Tugas Akhir ini.
i
7. Bapak Supaino, S.E., M.Si., Dosen wali kelas BK-6A yang mendukung dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. 8. Ibu Susilawati, S.E. Ak., M.Si dan Bapak Muslim Marpaung, S.E., M.Si, Dosen penguji yang memberi kritik, saran, nasehat dan motivasi yang dapat memperbaiki Tugas Akhir ini menjadi lebih baik. 9.
Seluruh Bapak/ Ibu dosen dan Bapak/ Ibu pegawai Politeknik Negeri Medan Jurusan Akuntansi yang telah membimbing dan membantu selama perkuliahan.
10. Teman-teman di kelas BK-6A, terima kasih untuk bantuan, kebersamaan, persahabatan yang telah dijalin selama masa perkuliahan.
Penulis menyadari bahwa laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi penyajian materi maupun bahasa penyampaian. Hal ini disebabkan karena kemampuan, pengalaman ilmu yang dimiliki penulis masih terbatas.
Penulis berharap laporan Tugas Akhir ini bermanfaat bagi seluruh pembaca dan khususnya bagi mahasiswa Politeknik Negeri Medan Jurusan Akuntansi Program Studi Perbankan dan Keuangan.
Medan,
Agustus 2015
Penulis,
Rangga Try Putra Perangin-angin NIM 1205071077
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR ....................................................................................... i DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vi DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... viii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Pemilihan Judul ............................................................. 1
1.2.
Perumusan Masalah................................................................................. 12
1.3.
Tujuan Penelitian..................................................................................... 13
1.4.
Manfaat Penelitian................................................................................... 14
1.5.
Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data............................................ 14
1.5.1. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 14 1.5.2. Teknik Pengolahan Data ......................................................................... 17 1.6.
Jadwal Kegiatan dan Penulisan Laporan ................................................. 27
BAB 2 TINJAUAN UMUM MENGENAI PERUSAHAAN 2.1.
Sejarah Singkat Perusahaan..................................................................... 29
2.1.1. Sejarah PT Bank Mega Syariah .............................................................. 29 2.1.2. Sejarah PT Bank Syariah Mandiri (BSM)............................................... 32 2.1.3. Sejarah PT Bank Rakyat Indonesia Syariah ............................................ 34 2.1.4. Sejarah PT Bank Muamalat Indonesia Tbk............................................. 36 2.2.
Ruang Lingkup Kegiatan Perusahaan ..................................................... 40
2.2.1. Ruang Lingkup Kegiatan PT Bank Mega Syariah .................................. 40 2.2.2. Ruang Lingkup Kegiatan PT Bank Syariah Mandiri .............................. 44 iii
2.2.3. Ruang Lingkup Kegiatan PT Bank Rakyat Indonesia Syariah ............... 49 2.2.4. Ruang Lingkup Kegiatan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk ................ 53 2.3.
Keunggulan Perusahaan .......................................................................... 55
2.3.1. Keunggulan PT Bank Mega Syariah ....................................................... 55 2.3.2. Keunggulan PT Bank Syariah Mandiri .................................................. 55 2.3.3. Keunggulan PT Bank Rakyat Indonesia Syariah .................................... 56 2.3.4. Keunggulan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk ..................................... 57 2.4.
Status Lokasi dan Kelompok/ Anak Cabang Perusahaan ....................... 58
2.4.1. Status, Lokasi dan Kelompok/ Anak Cabang PT Bank Mega Syariah ........................................................................... 58 2.4.2. Status, Lokasi dan Kelompok/ Anak Cabang PT Bank Syariah Mandiri ........................................................................ 58 2.4.3. Status, Lokasi dan Kelompok/ Anak Cabang PT BRI Syariah ....................................................................................... 58 2.4.4. Status, Lokasi dan Kelompok/ Anak Cabang PT Bank Muamalat Indonesia Tbk.......................................................... 59 2.5.
Struktur Organisasi Perusahaan .............................................................. 59
2.5.1. Struktur Organisasi PT Bank Mega Syariah ........................................... 60 2.5.2. Struktur Organisasi PT Bank Syariah Mandiri ....................................... 61 2.5.3. Struktur Organisasi PT Bank Rakyat Indonesia Syariah ........................ 62 2.5.4. Struktur Organisasi PT Bank Muamalat Indonesia Tbk ......................... 63 BAB 3 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 3.1.
Landasan Teori ........................................................................................ 64
3.1.1. Pengertian Bank Syariah ......................................................................... 64 3.1.2. Riba ......................................................................................................... 65 3.1.3. Kegiatan Usaha Bank Syariah ................................................................. 67 3.1.4. Pembiayaan Jual Beli .............................................................................. 69 3.1.5. Pembiayaan Bagi Hasil ........................................................................... 72 3.1.6. Pembiayaan Sewa Menyewa ................................................................... 76 3.1.7. Financing to Deposit Ratio (FDR) .......................................................... 77 3.1.8. Non Performing Financing (NPF) .......................................................... 78 3.1.9. Return On Asset (ROA)........................................................................... 81 iv
3.2.
Penelitian Terdahulu ............................................................................... 83
BAB 4 PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1.
Hasil Pengumpulan Data ......................................................................... 86
4.2.
Hasil Pengolahan Data ............................................................................ 94
BAB 5 PEMBAHASAN .................................................................................... 98 BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN 6.1.
Simpulan.................................................................................................. 105
6.2.
Saran ........................................................................................................ 106
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 107 LAMPIRAN ....................................................................................................... 115
v
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar
Judul
Hal.
3.1. Skema Bai’ al-Murabahah ........................................................................ 70 3.2. Skema Bai’ as-Salam ................................................................................. 71 3.3. Skema Bai’ al-Istishna’............................................................................. 72 3.4. Skema al-Musyarakah ............................................................................... 74 3.5. Skema al-Mudharabah .............................................................................. 75 3.6. Skema Al-Ijarah......................................................................................... 76 4.1. Hasil Uji Heterokedatisitas ........................................................................ 96
vi
DAFTAR TABEL No. Tabel
Judul
Hal.
1.1. Jaringan Kantor Perbankan Syariah Periode 2010-2014 ........................... 2 1.2. Konstribusi Pembiayaan Tahun 2010-2014............................................... 6 1.3. ROA, FDR, PJB, PBH, PSM dan NPF Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah Periode 2010-2014 .................................................... 8 3.1. Kriteria Penilaian Tingkat Profitabilitas (ROA) ........................................ 83 3.2. Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu....................................................... 84 4.1. Data FDR, PJB, PBH, PSM, dan NPF PT Bank Mega Syariah Periode Tahun 2010-2014.......................................................................... 86 4.2. Data FDR, PJB, PBH, PSM, dan NPF PT Bank Syariah Mandiri Periode Tahun 2010-2014.......................................................................... 87 4.3. Data FDR, PJB, PBH, PSM, dan NPF PT Bank Rakyat Indonesia Syariah Periode Tahun 2010-2014.......................................................................... 88 4.4. Data FDR, PJB, PBH, PSM, dan NPF PT Bank Muamalat Indonesia Tbk Periode Tahun 2010-2014.......................................................................... 89 4.5. Data Logaritma Natural PJB, PBH, dan PSM PT Bank Mega Syariah Periode Tahun 2010-2014.......................................................................... 4.6. Data Logaritma Natural PJB, PBH, dan PSM PT Bank Syariah Mandiri Periode Tahun 2010-2014.......................................................................... 4.7. Data Logaritma Natural PJB, PBH, dan PSM PT Bank Rakyat Indonesia Syariah Periode Tahun 2010-2014 ............................................................ 4.8. Data Logaritma Natural PJB, PBH, dan PSM PT Bank Muamalat Indonesia Periode Tahun 2010-2014 ......................................................... 4.9. Hasil Uji Normalitas .................................................................................. 4.10. Hasil Uji Multikolinieritas .........................................................................
91 92 92 93 94 95
4.11. Uji Autokorelasi/ Koefisien Korelasi Berganda/ Koefisien Determinasi ............................................................................... 95 4.12. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda/ Uji Parsial (Uji Statistik t) ........ 97 4.13. Hasil Uji Simultan (Uji Statistik f) ............................................................ 97
vii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Laporan Publikasi Triwulan PT Bank Mega Syariah Desember 2013 dan 2014 ......................................................... 115 Lampiran 2 : Laporan Publikasi Triwulan PT Bank Syariah Mandiri Desember 2013 dan 2014 ......................................................... 117 Lampiran 3 : Laporan Publikasi Triwulan PT Bank Rakyat Indonesia Syariah Desember 2013 dan 2014 ............................................ 120 Lampiran 4 : Laporan Publikasi Triwulan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk Desember 2013 dan 2014 ................................. 122 Lampiran 5 : Biodata Mahasiswa .................................................................. 126
viii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul Perbankan merupakan suatu lembaga keuangan yang cukup berperan penting dalam pembangunan suatu negara. Hal tersebut dikarenakan bank merupakan suatu lembaga intermediasi keuangan yang umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya, dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 tahun 1998 pasal 1 ayat 3 yang menyatakan bahwa Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Berdasarkan UU tersebut dapat diartikan bahwa terdapat dua macam perbankan yang ada di Indonesia, yaitu bank konvensional dan bank Syariah.
Hasibuan (2011:39) menyatakan bahwa bank berdasarkan prinsip syariah (BPS) adalah Bank Umum Syariah (BUS) atau Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam, atau dengan kata lain yaitu bank yang tata cara beroperasinya mengacu kepada ketentuan-ketentuan Islam (Al-Quran dan Hadis). Menurut Sudarsono (2008:43), fungsi dan peran bank Syariah yang diantaranya tercantum dalam pembukaan standar akuntansi yang dikeluarkan oleh AAOIFI (Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institution), yaitu yang pertama, sebagai manajer investasi, yang artinya bank Syariah dapat mengelola investasi dana nasabah. Kedua, sebagai investor, yang artinya bank Syariah dapat menginvestasikan dana yang dimilikinya maupun dana nasabah yang dipercayakan kepadanya. Ketiga, sebagai penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran, yang artinya bank Syariah
1
2
dapat melakukan kegiatan jasa-jasa layanan perbankan sebagaimana lazimnya. Keempat, sebagai pelaksana kegiatan sosial, sebagai ciri yang melekat pada entitas keuangan Syariah, bank Islam yang memiliki kewajiban untuk mengeluarkan
dan
mengelola
(menghimpun,
mengadministrasikan,
mendistribusikan) zakat serta dana-dana sosialnya.
Keberadaan Bank Muamalat sebagai satu-satunya bank Syariah di Indonesia yang beroperasi sejak 1 Mei 1992 belum mendapatkan perhatian yang optimal dalam tatanan industri perbankan nasional. Bank Syariah mengalami perkembangan yang cukup baik setelah disetujuinya Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 yang memberikan landasan hukum yang jelas serta jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan dan diimplementasikan oleh bank Syariah. Dari situlah kemudian menimbulkan kepercayaan kepada bank-bank konvensional untuk membuka cabang Syariah atau bahkan mengkonversikan diri secara total menjadi bank Syariah (Antonio, 2005:26). Tabel 1.1 Jaringan Kantor Perbankan Syariah Periode 2010 - 2014 Kategori Bank Umum Syariah Jumlah Bank Jumlah Kantor Unit Usaha Syariah Jumlah Bank Umum Konvensional yang memiliki UUS Jumlah Kantor Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Jumlah Bank Jumlah Kantor Total Kantor
2010
2011
2012
2013
2014
11 1.215
11 1.401
11 1.745
11 1.998
12 2.151
23
24
24
23
22
262
336
517
590
320
150 286 1.763
155 364 2.101
158 401 2.663
163 402 2.990
163 439 2.910
Sumber : Statistik Perbankan Syariah OJK, Maret 2015.
3
Pada Tabel 1.1 dapat dilihat perkembangan perbankan Syariah di Indonesia dari tahun 2010 hingga 2014. Pada tahun 2014 telah tercatat 12 Bank Umum Syariah (BUS), 22 Bank Umum Konvensional yang memiliki Unit Usaha Syariah (UUS), serta 163 bank Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Dengan jumlah kantor Bank Umum Syariah sebanyak 2.151, jumlah kantor Unit Usaha Syariah sebanyak 320, dan jumlah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah sebanyak 439. Dengan demikian total kantor perbankan Syariah hingga Desember 2014 telah mancapai 2.910 kantor.
Peningkatan jumlah bank Syariah maupun jumlah kantor menunjukkan eksistensi perbankan Syariah di Indonesia, hal tersebut mengindikasikan bahwa kepercayaan masyarakat
terhadap
perbankan
Syariah
semakin
meningkat.
Karena,
pertumbuhan setiap bank sangat dipengaruhi oleh perkembangan kegiatan bank dalam menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat, yang kemudian akan mempengaruhi pertumbuhan profitabilitas bank.
Profitabilitas dapat dikatakan sebagai salah satu indikator yang paling tepat untuk mengukur kinerja suatu perusahaan. Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dapat menjadi tolok ukur kinerja perusahaan tersebut. Profitabilitas juga mempunyai arti penting dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang, karena profitabilitas menunjukkan apakah perusahaan tersebut mempunyai prospek yang baik di masa yang akan datang. Menurut Simorangkir (2004:153), profitabilitas bank tidak hanya penting bagi pihak perusahaan saja, tetapi juga bagi golongan-golongan lain di dalam masyarakat, investor, dan juga pemerintah. Lebih lanjut menurut Sudarsono (2008:63), bahwa dalam bank Syariah hubungan antara bank dengan nasabahnya bukan hubungan debitur dengan kreditur, melainkan hubungan kemitraan (partnership) antara penyandang dana (shohibul maal) dengan pengelola dana (mudharib). Oleh karena itu, tingkat laba bank Syariah tidak saja berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil untuk para pemegang saham tetapi juga berpengaruh terhadap bagi hasil yang dapat diberikan kepada nasabah penyimpan dana.
4
Dengan demikian, setiap perusahaan atau dalam hal ini adalah bank, akan selalu meningkatkan profitabilitasnya, karena semakin tinggi profitabilitas suatu bank maka kelangsungan hidupnya akan lebih terjamin.
Return On Assets (ROA) merupakan salah satu rasio untuk menghitung rasio profitabilitas. Suhardjono dan Kuncoro (2002:279), menyatakan bahwa ROA adalah perbandingan antara pendapatan bersih (net income) dengan rata-rata aktiva (average assets). Dengan kata lain, bahwa ROA merupakan rasio yang menunjukkan
kemampuan
manajemen
dalam
mengelola
aktiva
untuk
mendapatkan net income.
Di sisi lain Financing to Deposit Ratio dalam bank syariah atau Loan to Deposit Ratio dalam bank konvensional merupakan rasio yang menyatakan seberapa jauh bank telah menggunakan uang para penyimpan (depositor) untuk memberikan pinjaman kepada para nasabahnya. Dengan kata lain jumlah uang yang dipergunakan untuk memberi pinjaman adalah uang yang berasal dari titipan para penyimpan. (Pandia, 2012:119)
Bank Syariah melakukan kegiatan operasionalnya dengan menghimpun dana dari masyarakat, dana yang telah dihimpun kemudian akan disalurkan kembali kepada nasabah. Rivai, Veithzal dan Idroes (2008:240) menyatakan bahwa sebagian besar lembaga keuangan memberikan kontribusinya sebagai sumber penghasilan bank berasal dari penyaluran pembiayaan. Berdasarkan statistik perbankan Syariah yang terdapat di Otoritas Jasa Keuangan, pembiayaan berdasar prinsip Syariah merupakan penyaluran dana terbesar perbankan Syariah. Sebesar 73,19% penyaluran dana Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah berasal dari pembiayaan, sisanya penempatan di BI sebesar 15,94%, surat berharga sebesar 4,21%, penempatan di bank lain sebesar 2,57% tagihan lainnya sebesar 0,51% serta untuk penyertaan sebesar 0,04% (OJK, Maret 2015).
5
Pembiayaan berdasar prinsip Syariah menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 tahun 1998 Pasal 1 ayat 13 adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk pembiayaan yang dinyatakan sesuai dengan Syariah, antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina). Menurut Siamat (2005:423), bentuk penyaluran dana atau pembiayaan yang dilakukan bank Syariah dalam melaksanakan operasinya secara garis besar dapat dibedakan ke dalam empat kelompok, yaitu prinsip jual beli (bai’), prinsip bagi hasil, prinsip sewa menyewa serta prinsip pinjam-meminjam berdasarkan akad qardh.
Penelitian ini menggunakan tiga macam pembiayaan yang memiliki karakteristik dan porsi yang berbeda dalam mempengaruhi keuntungan bank Syariah yang nantinya akan mempengaruhi profitabilitas bank melalui Return On Assets (ROA). Ketiga pembiayaan yang dimaksud pada penelitian ini adalah pembiayaan jual beli, pembiayaan bagi hasil dan pembiayaan sewa menyewa. Pembiayaan Jual Beli merupakan pembiayaan paling populer dibanding pembiayaan lainnya. Pada pembiayaan jual beli, terdapat tiga akad yang banyak digunakan yaitu murabahah, salam dan istishna (Siamat, 2005;425). Namun dalam fenomena yang ada di Indonesia, hanya akad murabahah yang memiliki porsi paling mendominasi besarnya konstribusi yang berasal dari pembiayaan jual beli, pada akad istishna memiliki konstribusi yang kecil, sedangkan akad salam tidak memiliki konstribusi. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.2 di bawah ini:
6
Tabel 1.2 Konstribusi Pembiayaan Jual Beli, Pembiayaan Bahi Hasil dan Pembiayaan Sewa menyewa Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2010-2014 (dalam miliar) Pembiayaan Akad 2010 2011 2012 2013
2014
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
37.508
56.365
88.004
110.565
117.371
Akad Salam
0
0
0
0
0
Akad Istishna
347
326
376
582
633
Akad
8.631
10.229
12.023
13.625
14.354
14.624
18.960
27.667
39.874
49.387
Akad Pembiayaan Jual Beli (PJB)
Pembiayaan Bagi Hasil (PBH)
Murabahah
Mudharabah Akad Musyarakah
Pembiayaan
Akad Ijarah
2.341
3.839
7.345
10.481
11.620
Sewa
Akad IMBT
0
0
0
0
0
Menyewa (PSM) Sumber : Statistik Perbankan Syariah OJK, Maret 2015.
Pembiayaan bagi hasil merupakan pembiayaan yang dilakukan berdasarkan sistem kepercayaan antar pihak yang bekerjasama. Hal tersebut mengandung risiko, karena antar pihak harus mengenal betul masing-masing karakteristik dari pihak yang bersangkutan. Berdasarkan fenomena yang ada di Indonesia, risiko pembiayaan
dibedakan
berdasar
golongan
pembiayaan,
berdasar
jenis
penggunaan, dan berdasar sektor ekonomi. Dari ketiga golongan tersebut, pembiayaan yang memiliki risiko tertinggi adalah pembiayaan berdasar golongan pembiayaan yaitu sebesar Rp 1.456 miliar, diikuti dengan pembiayaan berdasar jenis penggunaan sebesar Rp 958. miliar, dan yang terakhir pembiyaan pada sektor ekonomi sebesar Rp 291 milyar (OJK, Maret 2015). Disamping risiko pembiayaan yang cukup tinggi, pembiayaan bagi hasil cukup baik dalam
7
mengkonstibusikan pembiayaannya terhadap laba perbankan Syariah yang akan mempengaruhi profitabilitas yang diukur dengan Return On Assets (ROA). Dapat dilihat pada Tabel 1.2 di atas, bahwa dari fenomena yang ada di Indonesia, kedua akad tersebut memiliki konstribusi yang cukup besar, terutama pada akad musyarakah.
Pembiayaan sewa menyewa dibedakan berdasakan akad ijarah dan ijarah muntahiya bit-tamlik (IMBT) (Siamat, 2005:425). Namum kenyataannya yang ada di Indonesia, hanya akad ijarah yang memiliki konstribusi pada perbankan Syariah. Porsi konstribusi yang diberikan akad ijarah tidak sebesar dua pembiayaan sebelumnya, namun nilainya cukup baik dari tahun ke tahun.
Pembiayaan yang disalurkan oleh pihak bank terhadap deposan akan memberikan konstribusi terhadap profitabilitas jika dikelola dengan baik. Kegiatan penyaluran dana yang dilakukan oleh perbankan Syariah harus tetap berpedoman terhadap prinsip kehati-hatian yang telah diatur oleh Bank Indonesia atau Otoritas Jasa Keuangan. Pembiayaan pada dasarnya diberikan atas dasar kepercayaan. Dengan demikian pembiayaan adalah pemberian kepercayaan. Hal ini berarti pembiayaan yang diberikan benar-benar harus diyakini dapat dikembalikan oleh penerima pembiayaan sesuai dengan waktu dan syarat-syarat yang telah disepakati bersama (Rivai,Veithzal, dan Idroes 2008:249). Risiko penyaluran pembiayaan dapat diukur dengan rasio Non Performing Financing (NPF). Tabel 1.3 di bawah ini merupakan perhitungan rata-rata ROA, FDR, pembiayaan jual beli, pembiayaan bagi hasil, pembiayaan sewa menyewa, dan NPF pada periode tahun 2010 hingga 2014.
8
Tabel 1.3 ROA, FDR, PJB, PBH, PSM dan NPF Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah Periode 2010-2014 Variabel
2010
2011
2012
2013
2014
ROA
1,67%
1,79%
2,14%
2,00%
0,85%
FDR
89,67%
88,94%
100,00%
100,32%
91,50%
PJB
Rp 37.855
Rp 56.691
Rp 88.380
Rp 111.147
Rp 118.004
PBH
Rp 23.255
Rp 29.189
Rp 39.690
Rp 53.499
Rp 63.741
PSM
Rp 2.341
Rp 3.839
Rp 7.345
Rp 10.482
Rp 11.620
NPF
3,02%
2,52%
2,22%
2,62%
4,33%
Sumber : Statistik Perbankan Syariah OJK, Maret 2015.
Keterangan : PJB, PBH, dan PSM dalam miliar.
Dari Tabel 1.3 di atas, dapat dilihat bahwa masing-masing variabel mengalami perubahan nilai dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014, dan terdapat penyimpangan dengan teori yang menunjukkan hubungan antara Financing to Deposit Ratio (FDR), Pembiayaan Jual Beli (PJB), Pembiayaan Bagi Hasil (PBH), Pembiayaan Sewa Menyewa (PSM) dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Return On Assets (ROA). Jika dilihat dari hubungan antara variabel FDR dengan variabel ROA, kedua variabel tersebut menunjukkan telah terjadi penyimpangan dengan teori yang menyatakan bahwa semakin besar persentase FDR maka semakin besar pula tingkat persentase ROA. Penyimpangan tampak dari tahun 2010 ke 2011, dimana FDR mengalami penurunan sedangkan ROA justru mengalami kenaikan. Namun pada tahun 2011 ke tahun 2012, peningkatan persentase FDR diikuti dengan peningkatan persentase ROA. Penyimpangan kembali terjadi pada tahun 2012 ke tahun 2013, ketika persentase FDR naik, justru terjadi penurunan pada persentase ROA. Namun pada tahun 2013 ke tahun 2014, penurunan persentase FDR diikuti dengan penurunan persentase ROA.
9
Dilihat dari hubungan antara pembiayaan jual beli dengan ROA, kedua variabel tersebut menunjukkan telah terjadi penyimpangan. Indikasinya adalah, semakin tinggi jumlah pembiayaan jual beli seharusnya semakin tinggi pula persentase ROA. Penyimpangan tampak pada tahun 2013 dan 2014, ketika terjadi peningkatan pada jumlah pembiayaan jual beli, penurunan justru terjadi pada persentase ROA di tahun 2013 dan 2014.
Penyimpangan juga terjadi antara pembiayaan bagi hasil dengan ROA. Indikasinya adalah, semakin tinggi jumlah pembiayaan bagi hasil seharusnya semakin tinggi pula persentase ROA. Penyimpangan terjadi pada tahun 2013 dan 2014, karena ketika terjadi peningkatan jumlah pembiayaan bagi hasil justru terjadi penurunan persentase ROA di tahun 2013 dan 2014.
Penyimpangan kembali terjadi antara variabel pembiayaan sewa menyewa dengan ROA. Indikasinya adalah, semakin tinggi jumlah pembiayaan sewa menyewa seharusnya semakin tinggi pula persentase ROA. Penyimpangan tampak pada tahun 2013 dan 2014, karena ketika terjadi peningkatan jumlah pembiayaan sewa menyewa justru terjadi penurunan persentase ROA di tahun 2013 dan 2014.
Hubungan antara NPF terhadap ROA inilah yang bebas dari penyimpangan dengan teori yang menyatakan bahwa semakin kecil persentase NPF maka semakin tinggi persentase ROA. Pada tahun 2010 hingga 2012, terjadi penurunan persentase NPF diikuti dengan meningkatnya persentase ROA di tahun 2010 hingga 2012. Dan pada tahun 2013 hingga 2014 peningkatan persentase NPF diikuti dengan penurunan persentase ROA di tahun 2013 hingga 2014.
Terjadinya penyimpangan hubungan antar variabel yang diperoleh melalui data ststistik perbankan Syariah dengan teori yang ada menunjukkan ada fenomena gap antara Financing to Deposit Ratio, pembiayaan jual beli, pembiayaan bagi hasil, pembiayaan sewa menyewa, dan rasio Non Performing Financing terhadap profitabilitas bank umum Syariah yang dihitung dengan Return On Assets (ROA).
10
Berdasarkan penelitian terdahulu, terdapat research gap mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas perbankan Syariah. Dari research gap yang ada, tedapat lima variabel independen yang mempengaruhi Return On Asset (ROA) bank umum Syariah di Indonesia. Adapun kelima variabel tersebut adalah Financing to Deposit Ratio (FDR), pembiayaan jual beli, pembiayaan bagi hasil, pembiayaan sewa menyewa, dan rasio Non Performing Financing (NPF).
Variabel pertama adalah Financing to Deposit Ratio (FDR). Semakin besar FDR maka semakin besar pula profitabilitas perbankan Syariah yang dihitung dengan Return On Asset (ROA). Pada penelitian Pratiwi (2012), Nugroho (2011), Wati (2012) dan Sabir (2012), menunjukkan hasil bahwa variabel Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh signifikan terhadap ROA. Hasil tersebut bertentangan dengan penelitian Dhika Rahma Dewi (2010) dan Irmawati (2014) yang menunjukkan bahwa tingginya FDR tidak menjadi tolok ukur bank untuk memperoleh profitabilitas yang tinggi, dengan kata lain FDR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA. Dari hasil penelitian tersebut mengindikasikan adanya research gap dari pengaruh variabel Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap ROA, maka dari itu diperlukan penelitian lanjutan.
Variabel kedua adalah Pembiayaan Jual Beli (PJB). Pembiayaan jual beli terdiri dari pembiayaan murabahah, salam, dan istishna. Semakin besar pembiayaan jual beli maka semakin besar pula profitabilitas perbankan Syariah yang diukur dengan Return On Asset (ROA). Pada penelitian Rahman dan Ridha (2012), dan Irmawati
(2014) pembiayaan
jual
beli
berpengaruh
sigifikan
terhadap
profitabilitas yang diproksikan dengan Return On Asset (ROA). Hasil penelitian tersebut bertentangan dengan penelitian dari Maya (2009), yang menunjukkan bahwa semakin tinggi pembiayaan murabahah yang merupakan salah satu jenis pembiayaan jual beli, maka semakin kecil profitabilitas bank umum Syariah. Dengan kata lain bahwa pembiayaan jual beli berpengaruh negatif terhadap profitabilitas bank umum Syariah. Dari hasil penelitian tersebut mengindikasikan
11
adanya research gap dari pengaruh variabel pembiayaan jual beli terhadap ROA, maka dari itu diperlukan penelitian lanjutan.
Variabel ketiga adalah Pembiayaan Bagi Hasil (PBH) . Pembiayaan bagi hasil perbankan Syariah terdiri dari pembiayaan mudharabah dan musyarakah. Semakin besar pembiayaan bagi hasil maka akan semakin besar pula profitabilitas perbankan Syariah yang dihitung dengan Return On Asset (ROA). Pada penelitian Rahman dan Ridha (2012), menunjukkan hasil bahwa pembiayaan bagi hasil berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas yang diproksikan dengan Return On Asset (ROA). Hasil tersebut bertentangan dengan penelitian Wicaksana (2011) dan Irmawati (2014) yang menunjukkan bahwa semakin tinggi pembiayaan mudharabah dan musyarakah maka semakin tinggi profitabilitas bank umum Syariah yang diproksikan dengan Return on Asset (ROA), dengan kata lain bahwa pembiayaan bagi hasil berpengaruh positif terhadap ROA. Dari hasil penelitian tersebut mengindikasikan adanya research gap dari pengaruh variabel pembiayaan bagi hasil terhadap ROA, maka dari itu diperlukan penelitian lanjutan.
Variabel keempat adalah Pembiayaan Sewa Menyewa (PSM). Pembiayaan sewa menyewa perbankan Syariah terdiri dari pembiayaan ijarah dan ijarah muntahia bit-tamlik
(IMBT).
Semakin
besar
pembiayaan
sewa
menyewa
maka
menunjukkan semakin besar pula profitabilitas perbankan Syariah yang dihitung dengan Return On Asset (ROA). Pada penelitian Yulianti (2013) dan Irmawati (2014) yang menunjukkan hasil bahwa pembiayaan ijarah berpengaruh positif terhadap Profitabilitas (ROA) pada Perbankan Syariah di Indonesia. Hasil tersebut bertentangan dengan penelitian Gilang Aditya Ramadhan (2012) yang menunjukkan hasil bahwa risiko pembiayaan ijarah berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas. Dari hasil penelitian tersebut mengindikasikan adanya research gap dari pengaruh variabel pembiayaan sewa menyewa terhadap ROA, maka dari itu diperlukan penelitian lanjutan.
12
Variabel kelima adalah Non Performing Financing (NPF). Semakin besar NPF maka akan semakin rendah profitabilitas perbankan Syariah yang dihitung dengan Return On Asset (ROA). Pada penelitian Rahman dan Ridha (2012), menunjukkan hasil bahwa rasio NPF berpengaruh signifikan terhadap ROA. Berbeda dengan penelitian Nugroho (2011), dan Pratiwi (2012) yang menunjukkan hasil bahwa rasio NPF berpengaruh negatif terhadap ROA. Dari hasil penelitian tersebut mengindikasikan adanya research gap dari pengaruh variabel Non Performing Financing (NPF) terhadap ROA, maka dari itu diperlukan penelitian lanjutan.
Berdasarkan fenomena gap dan research gap di atas, maka diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai “Pengaruh FDR, Pembiayaan Jual Beli, Pembiayaan Bagi Hasil, Pembiayaan Sewa Menyewa, dan NPF terhadap Profitabilitas (Studi pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode Tahun 2010-2014)”
1.2. Perumusan Masalah Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dapat menjadi tolok ukur kinerja perusahaan termasuk perbankan. Semakin tinggi Return On Asset (ROA), semakin baik pula kinerja keuangan perusahaan.
Menurut teori, peningkatan FDR, pembiayaan jual beli, pembiayaan bagi hasil, dan pembiayaan sewa menyewa diikuti dengan peningkatan profitabilitas bank (ROA), begitu juga sebaliknya dan peningkatan NPF akan menyebabkan penurunan profitabilitas bank (ROA), begitu juga sebaliknya. Namun, berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, terjadinya gap pada kondisi perbankan yang ada selama periode tahun 2010 hingga 2014 yang menunjukkan ada periode dimana terjadi peningkatan FDR, pembiayaan jual beli, pembiayaan bagi hasil, dan pembiayaan sewa menyewa tidak sejalan dengan peningkatan profitabilitas bank umum syariah. Di samping itu tidak adanya konsistensi hubungan antara hasil penelitian sebelumnya (research gap) yang telah diuraikan dalam latar belakang masalah, tentang pengaruh variabel yang diteliti yaitu pengaruh FDR,
13
pembiayaan jual beli, pembiayaan bagi hasil, pembiayaan sewa menyewa, dan rasio NPF terhadap profitabilitas bank umum Syariah di Indonesia yang dihitung dengan Return On Asset (ROA), sehingga perlu adanya penelitian lebih lanjut. Dari permasalahan yang muncul tersebut, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1) Bagaimana pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap profitabilitas bank umum syariah di Indonesia? 2) Bagaimana pengaruh pembiayaan jual beli terhadap profitabilitas bank umum syariah di Indonesia? 3) Bagaimana pengaruh pembiayaan bagi hasil terhadap profitabilitas bank umum syariah di Indonesia? 4) Bagaimana pengaruh pembiayaan sewa menyewa terhadap profitabilitas bank umum syariah di Indonesia? 5) Bagaimana pengaruh rasio Non Performing Financing (NPF) terhadap profitabilitas bank umum syariah di Indonesia? 6) Variabel apakah yang memiliki pengaruh paling besar terhadap profitabilitas bank umum syariah di Indonesia? 7) Bagaimana pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR), pembiayaan jual beli, pembiayaan bagi hasil, pembiayaan sewa menyewa, dan Non Performing Financing (NPF) terhadap profitabilitas bank umum syariah di Indonesia?
1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang serta perumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk: 1) Untuk mengetahui pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap profitabilitas bank umum Syariah di Indonesia. 2) Untuk mengetahui pengaruh pembiayaan jual beli terhadap profitabilitas bank umum syariah di Indonesia.
14
3) Untuk mengetahui pengaruh pembiayaan bagi hasil terhadap profitabilitas bank umum syariah di Indonesia. 4) Untuk mengetahui pengaruh pembiayaan sewa menyewa terhadap profitabilitas bank umum syariah di Indonesia. 5) Untuk mengetahui pengaruh rasio Non Performing Financing (NPF) terhadap profitabilitas bank umum syariah di Indonesia. 6) Untuk mengetahui variabel yang memiliki pengaruh paling besar terhadap profitabilitas bank umum syariah di Indonesia. 7) Untuk mengetahui pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR), pembiayaan jual beli, pembiayaan bagi hasil, pembiayaan sewa menyewa, dan Non Performing Financing (NPF) terhadap profitabilitas bank umum syariah di Indonesia.
1.4. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber informasi bagi masyarakat sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi pada perusahaan perbankan. 2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan keputusan dalam bidang keuangan terutama dalam rangka memaksimalkan profitabilitas perusahaan perbankan, khususnya bank syariah. 3) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan profitabilitas khususnya pada perusahaan perbankan syariah.
1.5. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data 1.5.1. Teknik Pengumpulan Data Teknik
pengumpulan
data
dilakukan
dengan
menggunakan
teknik
dokumentasi yang diperoleh dari buku-buku (penelitian kepustakaan), internet, majalah, surat kabar, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2006:231). Teknik
15
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode studi dokumentasi dari laporan triwulan Bank Umum Syariah yang menjadi sampel penelitian. A. Objek Penelitian Menurut Umar (2005:303), objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah bank umum syariah yang memiliki kriteria sebagai berikut: 1) Bank Umum Syariah yang berada di Indonesia. 2) Bank Umum Syariah yang masih beroperasi pada periode tahun penelitian, yaitu tahun 2010 hingga 2014. 3) Bank Umum Syariah yang secara rutin mempublikasikan laporan keuangan khususnya laporan keuangan triwulanan pada periode tahun penelitian, yaitu tahun 2010 hungga 2014. 4) Bank Umum Syariah yang memiliki kelengkapan data yang dibutuhkan dalam variabel penelitian ini. Berdasarkan kriteria tersebut maka Bank Umum Syariah yang menjadi objek penelitian adalah : 1) PT Bank Mega Syariah Indonesia 2) PT Bank Syariah Mandiri 3) PT Bank Rakyat Indonesia Syariah 4) PT Bank Muamalat Indonesia Tbk B. Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Menurut Sugiyono (2010:137) data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Jenis data sekunder yang digunakan dalam dalam penelitian ini berupa laporan keuangan publikasi triwulanan pada
16
PT Bank Mega Syariah, PT Bank Syariah Mandiri, PT Bank Rakyat, dan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk Indonesia Syariah selama periode tahun 2010 hingga 2014. Jenis data sekunder yang digunakan pada penelitian ini dapat diperoleh melalui publikasi dari website resmi masing-masing Bank Umum Syariah tersebut serta website Bank Indonesia maupun website Otoritas Jasa Keuangan.
C. Populasi dan Sampel a) Populasi Populasi merupakan keseluruhan dari objek yang akan diteliti (Boedijoewono, 2007:130). Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa, hal atau orang yang memiliki karakteristik yang serupa yang menjadi pusat perhatian seorang peneliti karena itu dipandang sebagai sebuah semesta penelitian (Ferdinand, 2006:223).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh FDR, PJB, PBH, PSM, dan NPF dalam laporan keuangan dari PT Bank Mega Syariah, PT Bank Syariah Mandiri, PT Bank Rakyat Indonesia Syariah, dan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. b) Sampel Sampel merupakan bagian dari populasi (Boedijoewono, 2007:134). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil secara purposive sampling, karena mengambil sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu. Sampel dalam penelitian ini adalah Financing to Deposit Ratio, Pembiayaan Jual Beli, Pembiayaan Bagi Hasil, Pembiayan Sewa Menyewa, dan Non Performing Finance yang terdapat pada laporan keuangan PT Bank Mega Syariah, PT Bank Syariah Mandiri, PT Bank Rakyat Indonesia
17
Syariah, dan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk periode 2010 sampai dengan
2014.
Jadi,
pada
penelitian
ini
terdapat
80
titik
amatan/periode (5 tahun x 4 triwulan x 4 bank = 80).
1.5.2. Teknik Pengolahan Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode analisis Regresi Linier Berganda. Analisis regresi linier berganda adalah suatu metode statistik umum yang digunakan untuk meneliti hubungan antara sebuah variabel dependen dengan beberapa variabel independen (Sulaiman, 2004:79). Tujuan analisis regresi linier berganda adalah untuk meramalkan nilai variabel dependen dengan menggunakan nilai-nilai variabel independen yang diketahui. Data yang diproleh akan ditabulasi, setelah ditabulasi maka data tersebut diolah menggunakan alat bantu pengolahan data yaitu SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 22 dan Microsoft Excel, lalu hasil output SPPS tersebut akan dianalisis untuk ditarik kesimpulan. Dalam melakukan analisis regresi linier berganda, metode ini mensyaratkan untuk melakukan uji asumsi klasik agar mendapatkan hasil regresi yang baik (Ghozali, 2009:187). Yang kemudian pada pengujian hipotesis menggunakan uji signifikansi simultan (uji statistik F), dan uji parsial (uji statistik t), uji koefisien korelasi, dan uji koefisien determinan (R2). A. Uji Asumsi Klasik Menurut Sarjono dan Julianita (2011:53) model regresi linear dapat disebut model yang baik jika memenuhi uji asumsi klasik. Oleh karena itu, uji asumsi klasik sangat diperlukan sebelum melakukan analisis regresi uji asumsi klasik terdiri atas uji normalitas, uji multikolinieritas, uji autokorelasi, dan uji heterokedatisitas.
18
a) Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah sebuah model regresi, variabel dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Uji normalitas menjadi hal penting karena salah satu syarat pengujian parametric-test (uji parametric) adalah data harus memiliki distribusi normal (atau berdistribusi normal) (Sarjono dan Julianita, 2011:53).
Ghozali (2011:160) menyatakan bahwa terdapat dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan dua analisis grafik dan uji statistik. 1. Analisis Grafik Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati normal. Namun demikian, hanya dengan melihat histogram, namun hal ini dapat membingungkan, khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode lain yang dapat digunakan adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk suatu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal. Maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan
mengikuti
garis diagonalnya. Dasar
pengambilan keputusan dari analisis normal probability plot adalah sebagai berikut: a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
19
b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. 2. Analisis Statistik Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan jika tidak hatihati secara visual kelihatan normal, pada hal secara statistik bisa sebaliknya. Oleh sebab itu, disamping uji grafik dapat dilengkapi dengan uji statistik Uji statistik lain yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non-parametik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji K-S akan menunjukkan data residual yang berdistribusi normal jika Asymp. Sig. (2-tailed) pada output One-Sample KolmogorovSmirnov Test lebih dari nilai signifikansi (α) yaitu 0,05 dan apabila menunjukkan hasil kurang dari nilai signifikansi (α) yaitu 0,05 maka data tersebut berdistribusi tidak normal. b) Uji Multikorelasi Uji multikorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah hubungan diantara variabel bebas memiliki masalah multikorelasi (gejala multikolinearitas) atau tidak (Sarjono dan Julianita, 2011:70). Lebih lanjut Ghozali (2011:105) menjelaskan bahwa model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model
regresi
terdapat
berbagai
cara,
pada
penelitian
ini
multikolonieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan nilai varience inflation factor (VIF).
Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance
20
mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya mulikolinieritas adalah nilai Tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. c) Uji Autokorelasi Menurut Wijaya (2009:122) dalam Sarjono dan Julianita (2011:80), uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu (disturbance term-ed) pada periode t dan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya (t-1). Apabila terjadi korelasi maka hal tersebut menunjukkan adanya problem autokorelasi. Untuk mendeteksi gejala autokorelasi dapat menggunakan uji Durbin-Watson (D-W).
Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat dari ketentuan berikut (Santoso, 2012:242): 1) Bila nilai D-W terletak dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif. 2) Bila nilai D-W terletak diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi. 3) Bila nilai D-W terletak diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif. d) Uji Heteroskedastisitas Menurut Wijaya (2009:124) dalam Sarjono dan Julianita (2011:66), heteroskedastisitas menunjukkan bahwa varians variabel sama untuk semua pengamatan/ observasi. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas
21
(Santoso, 2004:208). Ada beberapa cara yang digunakan dalam mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, sedangkan dalam penelitian ini dengan melihat grafik plot (scatterplots).
Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya (yang telah di-studentized)). 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit),
maka
mengindikasikan
telah
terjadi
heteroskedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
B. Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda adalah suatu metode ststistik umum yang digunakan untuk meneliti hubungan antara sebuah variabel dependen dengan beberapa variabel independen (Sulaiman, 2004:79). Tujuan analisis regresi berganda adalah untuk meramalkan nilai variabel dependen dengan menggunakan nilai-nilai variabel independen yang diketahui.
Pada penelitian ini, yang menjadi variabel dependen (bebas) adalah Return On Asset (ROA), sedangkan variabel independen (terkait) adalah Financing to Deposit Ratio (FDR), Pembiayaan Jual Beli (PBJ), Pembiayaan Bagi Hasil (PBH), Pembiayaan Sewa Menyewa (PSM), dan Non Performing Financing (NPF).
22
Persamaan analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
Y = β0 + β1FDR + β2PJB + β3PBH + β4PSM + β5NPF + e Keterangan : Y
= ROA (Return On Assets) Bank Umum Syariah di Indonesia
β0
= Konstanta
β1, β2, β3 = Koefisien regresi FDR
= Financing to Deposit Ratio Bank Umum Syariah di Indonesia
PJB
= Pembiayaan Jual Beli Bank Umum Syariah di Indonesia
PBH
= Pembiayaan Bagi Hasil Bank Umum Syariah di Indonesia
PSM = Pembiayaan Sewa Menyewa Bank Umum Syariah di Indonesia NPF
= Non Performing Financing Bank Umum Syariah di Indonesia
e
= error
C. Pengujian Hipotesis a) Uji Parsial (Uji Ststistik t) Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011:98). Signifikansi pengaruh masing-masing
variabel
tersebut
dapat
dilihat
dari
tingkat
signifikansinya dengan kriteria sebagai berikut: Jika tingkat signifikansi < 0,05 maka H1 diterima dan H0 ditolak Jika tingkat signifikansi > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak
23
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) H0 : Financing to Deposit Ratio (FDR) tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas bank umum syariah di Indonesia periode tahun 2010 sampai dengan 2014. H1 : Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas bank umum syariah di Indonesia periode tahun 2010 sampai dengan 2014. 2) H0 : Pembiayaan Jual Beli (PJB) tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas bank umum syariah di Indonesia periode tahun 2010 sampai dengan 2014. H1 : Pembiayaan Jual Beli (PJB) berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas bank umum syariah di Indonesia periode tahun 2010 sampai dengan 2014. 3) H0 : Pembiayaan Bagi Hasil
(PBH) tidak berpengaruh
signifikan terhadap profitabilitas bank umum syariah di Indonesia periode tahun 2010 sampai dengan 2014. H1 : Pembiayaan Bagi Hasil
(PBH) berpengaruh signifikan
terhadap profitabilitas bank umum syariah di Indonesia periode tahun 2010 sampai dengan 2014. 4) H0 : Pembiayaan Sewa Menyewa (PSM) tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas bank umum syariah di Indonesia periode tahun 2010 sampai dengan 2014. H1 : Pembiayaan Sewa Menyewa (PSM) berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas bank umum syariah di Indonesia periode tahun 2010 sampai dengan 2014. 5) H0 : Non
Performing
Finance
(NPF)
tidak
berpengaruh
signifikan terhadap profitabilitas bank umum syariah di Indonesia periode tahun 2010 sampai dengan 2014. H1 : Non Performing Finance (NPF) berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas bank umum syariah di Indonesia periode tahun 2010 sampai dengan 2014.
24
Untuk mengetahui variabel bebas yang memiliki pengaruh paling besar terhadap variabel terikat adalah dengan melihat nilai paling besar dari Ttabel variabel bebas. Maka variabel bebas yang memiliki Ttabel yang paling besar akan memiliki pengaruh yang paling besar terhadap variabel terikat. Sebaliknya variabel bebas yang memiliki Ttabel paling kecil akan memiliki pengaruh paling kecil terhadap variabel terikat.
b) Uji Simultan (Uji Statistik F) Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen (bebas) yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara
bersama-sama
(simultan)
terhadap
variabel
dependen (terikat) (Ghozali, 2011:98). Dalam penelitian ini uji F digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR), Pembiayaan Jual Beli (PJB), Pembiayaan Bagi Hasil (PBH), Pembiayaan Sewa Menyewa (PSM) dan Non Performing Asset (NPF) terhadap profitabilitas yang diproksikan dengan Return On Asset (ROA) secara simultan. Dimana Fhitung > Ftabel, maka H1 diterima atau secara simultan variabel bebas memiliki pengaruh terhadap variabel terikat. Sebaliknya apabila Fhitung < Ftabel maka H0 ditolak atau secara simultan variabel bebas tidak memilik pengaruh terhadap variabel terikat.
Jika Fhitung < Ftabel maka H0 diterima dan H1 ditolak Jika Fhitung > Ftabel maka H1 diterima dan H0 ditolak Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah : H0 : Financing to Deposit Ratio (FDR), pembiayaan jual beli (PJB), pembiayaan bagi hasil (PBH), pembiayaan sewa menyewa (PSM) dan Non Performing Asset (NPF) tidak berpengaruh terhadap
25
profitabilitas bank umum syariah di Indonesia periode tahun 2010 sampai dengan 2014. H1 : Financing to Deposit Ratio (FDR), pembiayaan jual beli (PJB), pembiayaan bagi hasil (PBH), pembiayaan sewa menyewa (PSM) dan
Non
Performing
Asset
(NPF)
berpengaruh
terhadap
profitabilitas bank umum syariah di Indonesia periode tahun 2010 sampai dengan 2014.
Sedangkan untuk mengetahui tingkat signifikansi atau pengaruh secara bersama-sama variabel bebas terhadap variabel terikat maka digunakan probability sebesar 5% (α = 0,05). c) Koefisien Korelasi Berganda (R) Analisis korelasi berganda ini bertujuan untuk menguji ada tidaknya hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain. Dalam korelasi ganda koefisien korelasinya dinyatakan dalam R. (Sarjono dan Julianita, 2011:85). Analisis ini digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel bebas atau lebih yang secara bersama-sama dihubungkan dengan variabel terikatnya, sehingga dapat diketahui besarnya sumbangan seluruh variabel bebas yang menjadi objek penelitian terhadap variabel terikatnya. Untuk mengetahui tingkat hubungan dalam korelasi dapat dilihat pada tabel interpretasi nilai R berikut ini:
26
Tabel 1.4 Tabel Interpretasi Nilai R Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,80-1,000
Sangat Kuat
0,60-0,799
Kuat
0,40-0,599
Cukup Kuat
0,20-0,399
Rendah
0,00-0,199
Sangat Rendah
Sumber : Sarjono dan Julianita (2011:90)
d) Koefisien Determinasi (Uji R2) Koefisien determinasi (R2) sering pula disebut dengan koefisien majemuk (coefficient of determination) yang hampir sama dengan koefisien r2. R2 menjelaskan proporsi variasi dalam variabel terikat (Y) yang dijelaskan oleh variabel bebas (lebih dari satu variabel: Xi; I = 1, 2, 3, 4 …, k) secara bersama-sama. Persamaan regresi linear berganda semakin baik apabila nilai koefisen determinasi (R2) semakin besar (mendekati 1) dan cenderung meningkat nilainya sejalan dengan peningkatan jumlah variabel bebas. (Sanusi, 2011:136)
27
1.6. Jadwal Kegiatan dan Penulisan Tugas Akhir Tabel 1.5 Jadwal Kegiatan dan Penulisan Tugas Akhir Waktu Kegiatan Penulisan Tugas Akhir N o
Kegiatan
April 3
1
Persiapan
2
Pengumpulan Data
3
Tabulasi Dan
4
Mei 1
2
3
Juni 4 1
2
3
Juli 4
1
2
3
Agustus 4
1
2
3
September 4
1
Analisa Data 4
Menyusun Konsep Laporan
5
Konsultasi pada Pembimbing
6
Sidang Tugas Akhir
7
Perbaikan Laporan Tugas Akhir
8
Penggandaan Laporan
Sumber: Buku Pedoman Tugas Akhir Akuntansi 2015
Keterangan: 1) Persiapan Pada tahap ini dilakukan persiapan dalam menetapkan judul serta pengajuan proposal kepada jurusan dan pembimbing. 2) Pengumpulan data Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data-data yang berkaitan dengan penulisan tugas akhir. 3) Tabulasi dan analisa data Pada tahap ini dilakukan tabulasi data dan menganalisa data yang telah diperoleh.
2
28
4) Menyusun konsep laporan Pada tahap ini memulai dalam menyusun konsep tugas akhir mulai dari bab I sampai bab VI. 5) Konsultasi kepada pembimbing Pada tahap ini dilakukan diskusi/konsultasi dengan dosen pembimbing utama dan dosen pembimbing pendamping. 6) Sidang tugas akhir Dalam sidang tugas akhir akan dipertanggungjawabankan isi laporan yang jelas selesai dibuat. 7) Perbaikan laporan tugas akhir Setelah sidang tugas akhir direncanakan akan dilakukan perbaikanperbaikan dari kesalahan yang terdapat pada tugas akhir. 8) Penggandaan laporan Setelah melakukan perbaikan tugas akhir, maka akan dilakukan penggandaan laporan tugas akhir.