TUGAS AKHIR Prosedur Pengendalian dan Pemecahan Masalah Press Shop Dengan Metode Jenjang Kaizen Study Kasus di PT. Andhi Chandra Automotive Product, Tbk.
Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1)
Nama NIM
Disusun Oleh : : Danang Hari Wibowo : 0160311-018
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2007 i
LEMBAR PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama
: Danang Hari Wibowo
NIM
: 0160311-018
Jurusan
: Tehnik Industri
Fakultas
: Teknologi Industri
Judul
: Prosedur Pengendalian dan Pemecahan Masalah Press Shop Dengan Metode Jenjang Kaizen Study Kasus di PT. Andhi Chandra Automotive Products, Tbk.
Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan Tugas Akhir yang telah saya buat ini merupakan hasil karya saya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata di kemudian hari penulisan Tugas Akhir ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan sekaligus bersedia menerima sanksi berdasarkan aturan tata tertib di Universitas Mercu Buana. Demikian, pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dipaksakan.
Penulis,
( Danang Hari Wibowo )
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Tugas Akhir dengan judul :
Prosedur Pengendalian dan Pemecahan Masalah Press Shop Dengan Metode Jenjang Kaizen Study Kasus di PT. Andhi Chandra Automotive Product, Tbk.
Telah disetujui untuk diajukan sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Strata Satu ( S1) pada Jurusa Tehnik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Mercu Buana Jakarta.
Mengetahui Koordinator TA / KaProdi
Pembimbing
( Ir. Muhammad Kholil, MT )
( Ir. Muhammad Kholil, MT )
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Prosedur Pengendalian dan Pemecahan Masalah Press Shop Dengan Metode Jenjang Kaizen Study Kasus di PT. Andhi Chandra Automotive Product, Tbk.
Telah disahkan untuk diajukan sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Strata Satu ( S1) pada Jurusa Tehnik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Mercu Buana Jakarta.
Mengetahui Koordinator TA / KaProdi
Pembimbing
( Ir. Muhammad Kholil, MT )
( Ir. Muhammad Kholil, MT )
iv
ABSTRAK Prosedur Pengendalian dan Pemecahan Masalah Press Shop Dengan Metode Jenjang Kaizen Study Kasus di PT. Andhi Chandra Automotive Product, Tbk. Kata kualitas memiliki banyak pengertian, tetapi pada dasarnya mengacu pada pengertian pokok, yaitu : kualitas terdiri dari sejumlah keistimewaan atau keunggulan suatu produk yang memenuhi keinginan konsumen dan dengan demikian memberikan kepuasan atas penggunaan suatu produk, kualitas diartikan juga sebagai sesuatu yang bebas dari kekurangan dan kerusakan. Dalam era industrilisasi yang semakin komfetitif seperti sekarang ini, setiap pelaku usaha/bisnis yang ingin memenangkan kompetisi dalam dunia industri akan memberikan perhatian penuh terhadap kualitas. Perhatian penuh terhadap kualitas akan memberikan dampak positif pada usaha/bisnis melalui dua cara, yaitu : dampak terhadap biaya produksi dan dampak terhadap pendapatan. Pengukuran kualitas merupakan awal dari proses perbaikan kualitas dalam rangka meningkatkan kepuasan pelanggan/konsumen. Proses ini sejak awal harus melibatkan semua individu yang bertanggung jawab dalam proses bisnis/usaha. Pada dasarnya tanggung jawab kualitas berada pada setiap individu yang terlibat pada proses tersebut. Konsep pemikiran ini mengacu pada konsep pengendalian kualitas terpadu yang akhir-akhir ini popular serta merupakan gaya manajemen modern yang berorientasi kepada usaha peningkatan kepuasan konsumen melalui perbaikan kualitas dan proses industri secara terus menerus ( Continuous Improvement ).
v
Abstraction Procedure Operation and Trouble-Shooting Of Press Shop With Method “ Kobetsu Kaizen” Study Case in PT. Andhi Chandra Automotive Product, Tbk. Quality is the word that has a lot of meaning. In the basically that word has fundamental of meaning such as ; a quality consist of a number of excellences of product that fulfilling of consumer desire and give satisfaction of usage the product, quality can be interpreted as something that free from damage and insuffiency. Nowdays in the era of industrilisasi which a lot of progressively kompetition, every business perpetrator that will become a winner in that competition in the world of industry will give full attention to the quality. Attention to quality will given positive impact for effort or business with through two ways, that is : impact to production cost and impact to earnings. Measurement of quality is early process repair of quality for improving satisfaction of customer. This process since early have to entangle all individuals in charge of business process. Basically responsibility of quality is responsible for each individual in concerned at process. This concept refer to Integrated of restrain quality concept that recently popular and become a modern management style that oriented to increase of satisfaction of consumer pass by repair of industrial process and quality continually ( Continuous Improvement ).
vi
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulilah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat meneyelesaikan penyusunan Tugas Akhir ini, yang berjudul “ Prosedur Pengendalian dan Pemecahan Masalah Press Shop Dengan Metode Jenjang Kaizen Study Kasus di PT. Andhi Chandra Automotive Product, Tbk.” Sholawat serta salam semoga selalu tercurah pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Semoga kita termasuk dalam golongan umatnya diakhirat kelak,amien. Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis menyadari sepenuhnyaa keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis didalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. Namun demikiaan penulis berusaha semaksimal mungkin untuk dapat menyelesaikaan Tugas Akhir ini dengan harapan penulisan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan dengan judul Tugas Akhir ini. Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini tentunya tidak terlepas dari bantuan semua pihak, baik bantuan berupa arahan, koreksi, dorongan, semangat dan doa. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini izinkan penulis mengucapakan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak terutama : 1. Bapak Ir. M. Kholil, MT selaku Ketua Jurusan Tehnik Industri dan selaku Dosen Pembimbing tugas akhir , yang telah banyak membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan penyusuan Tugas Akhir ini.
vii
2. Seluruh Staf dan Dosen Pengajar Universitas Mercu Buana khususnya segenap dosen di Jurusan Tehnik Industri yang telah membantu seluruh proses perkuliahan sehingga proses perkuliahan dapat berjalan dengan lancar. 3. Pimpinan, Staff dan teman-teman kerja di PT. Andhi Chandra Automotive Products, Tbk yang membantu dalam menyelesaikan penyusunan laporan Tugas Akhir ini. 4. Ibunda, Saudara dan Adik Wiwin tercinta yang telah banyak memberikan pengorbanan dan dorongan baik secara moril maupun materiil. 5. Seluruh rekan – rekan seperjuangan angkatan III program kuliah sabtu - minggu terutama Jurusan Teknik Industri. "SELAMAT
BERJUANG REKAN
–
REKAN SEMUA
SEMOGA CITA – CITA KALIAN TERCAPAI ".
6. Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu ,yang telah banyak membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung. 7. Penulis menyadari sepenuhnys segala keterbatasan yang penulis miliki, oleh karena itu dengan penuh kerendahan hati penulis mohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan yang ada. Penulis sangat mengharapkan dan dengan senang hati menerima segala kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan tugas akhir kali ini. Dan untuk yang terakhir , penulis sangat berharap semoga penyusunan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Penulis,
( Danang Hari Wibowo )
viii
DAFTAR ISI
Halaman Judul
i
Lembar Pernyataan
ii
Lembar Persetujuan
iii
Lembar Pengesahan
iv
Abstraksi
v
Kata Pengantar
vii
Daftar Isi
ix
Daftar Gambar
xiii
Daftar Tabel
xvi
Daftar Lampiran
xvii
Lembar Motto
xviii
Daftar Pustaka
xix
Lembar Asistensi
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
1
1.1
Latar belakang Masalah
1
1.2
Perumusan Masalah
4
1.3
Tujuan dan Manfaat Penelitian
4
1.4
Pembatasan masalah
5
1.5
Metodologi Penelitian
5
1.6
Sistematika Penulisan
6
LANDASAN TEORI
9
2.1
9
Pengertian Dasar Kualitas
ix
2.2
Sistem Kualitas Modern
10
2.3
Faktor Penentu Kualitas Produk
12
2.4
Tinjauan Total Quality Management
15
2.4.1 Pengertian TQM
15
2.4.2 Definisi TQM
16
2.4.3 Prinsip-prinsip TQM
17
2.4.4 Elemen-elemen Pendukung TQM
20
2.4.5 Tujuan TQM
22
2.4.6 Manfaat TQM
23
2.4.7 Hambatan-hambatan Penerapan TQM
24
Kaizen dalam Total Quality Management
25
2.5.1 Langkah-langkah Pemecahan Masalah Kaizen
28
2.5.2 Alat dan Teknik Perbaikan Kualitas
33
2.6
Kerangka Berfikir TQM
38
2.7
Teori Metal Forming
41
2.7.1 Teori Pemotongan Plat
41
2.7.2 Analisa Pemotongan
43
2.7.3 Clearence
43
2.7.4 Prinsip Pemotongan
47
2.7.5 Jenis-jenis Pembentukan
54
2.7.6 Tipe-tipe Cutting Tool
58
2.7.7 Press Tooling
62
2.5
BAB III
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
66
3.1
Tinjauan Umum Perusahaan
66
3.1.1 Sejarah Perkembangan Perusahaan
66
3.1.2 Profil Perusahaan
69
3.2
Struktur Organisasi
70
3.3
Visi Misi dan Kebijakan Mutu Perusahaan
74
3.4
Pengertian Filter
74
x
3.4.1 Jenis-jenis Filter Kendaraan
75
3.4.2 Filter Udara
76
3.4.3 Filter Bahan Bakar
78
3.4.4 Filter Oli
79
3.4.5 Hydraulic Filter
83
3.5
Komponen-komponen Filter
84
3.6
Analisa dan Proses Pembuatan Komponen Oil Filter
86
3.6.1 Komponen Seat
86
3.6.2 Komponen Elco
92
3.6.3 Komponen Body
93
3.6.4 Komponen Element Paper
96
3.6.5 Komponen Spiral Double Flute
100
3.6.6 Komponen End Plate
102
3.6.7 Komponen Set Spring
104
Analisa dan Proses Assy Komponen Oil Filter
106
3.7.1 Analisa dan Proses Seamer
106
Quality Control Komponen Press Shop
108
3.8.1 Dimensi Sesuai spesifikasi
108
3.8.2 Penampilan / Visual
109
3.8.3 Personel Hygiene Policy Press Shop
110
Jenis-jenis Problem Penampilan Komponen Oil Filter
111
3.9.1 Karat
111
3.9.2 Penyok
112
3.9.3 Retak / Crack
112
3.9.4 Keriput / Gelombang
113
3.9.5 Melengkung
113
3.9.6 Gores
114
3.9.7 Sumbing
114
3.9.8 Bram
115
3.7
3.8
3.9
3.10 Jenjang Kaizen Sebagai Metode Penyelesaian Masalah
xi
115
3.10.1 Menentukan Tema dan Judul
116
3.10.2 Menganalisa Penyebab Masalah
118
3.10.3 Menentukan Penyebab Dominan
119
3.10.4 Menyusun Rencana Perbaikan
120
3.10.5 Melaksanakan Rencana
121
3.10.6 Mengevaluasi Hasil Perbaikan
122
3.10.7 Membuat Standar ( Standarisasi )
123
3.10.8 Memecahkan Masalah Berikutnya
125
3.11 Penggunaan Metode Jenjang Kaizen di PT. ACAP
BAB IV
BAB V
126
PENYELESAIAN MASALAH DENGAN JENJANG KAIZEN DI PT. ACAP
130
4.1
Menentukan Tema
138
4.2
Menetapkan Kondisi dan Menetapkan Target
138
4.3
Membuat Rencana
140
4.4
Membuat Analisa Penyebab Problem
141
4.4.1 Analisa Faktor Mesin
143
4.4.2 Analisa Faktor Manusia
145
4.4.3 Analisa Faktor Metode
146
4.5
Melaksanakan Rencana Perbaikan
148
4.6
Meneliti Hasil Perbaikan
151
4.7
Membuat Standar Baru
153
KESIMPULAN DAN SARAN
166
5.1
Kesimpulan
166
5.2
Saran
168
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Enam Unsur Dasar Faktor Penentu Suatu Out Put
14
Gambar 2.2
Proses Kerja dan Metode Pengawasan
14
Gambar 2.3
Diagram Proses TQM
16
Gambar 2.4
Pareto Diagram
35
Gambar 2.5
Fishbone Diagram
36
Gambar 2.6
Histogram
37
Gambar 2.7
Control Chart
38
Gambar 2.8
Lima Pilar TQM
39
Gambar 2.9
Kerangka Berpikir TQM
41
Gambar 2.10 Analisa Pemotongan
42
Gambar 2.11 Clearence
44
Gambar 2.12 Robekan Clearence Besar
45
Gambar 2.13 Clearence Besar
46
Gambar 2.14 Prinsip Pemotongan
47
Gamabar 2.15 Prinsip Pemotongan 1
48
Gambar 2.16 Prinsip Pemotongan 2
48
Gambar 2.17 Prinsip Pemotongan 3
49
Gamabr 2.18 Prinsip Keausan
50
Gambar 2.19 Blanking
51
Gambar 2.20 Piercing
51
Gambar 2.21 Notching
52
Gambar 2.22 Cropping
52
Gambar 2.23 Parting
53
Gambar 2.24 Lanzing
53
Gambar 2.25 Semi Notching
53
xiii
Gambar 2.26 Shaving
54
Gambar 2.27 Trimming
54
Gambar 2.28 Bending
55
Gambar 2.29 Flanging
55
Gambar 2.30 Embossing
55
Gambar 2.31 Coining
56
Gambar 2.32 Deep Drawing
56
Gambar 2.33 Crimping
57
Gambar 2.34 Curling
57
Gambar 2.35 Colar Drawing
58
Gambar 2.36 Blank Through Tool
58
Gambar 2.37 Inverted Blanking Tool
59
Gambar 2.38 Piercing Tool
60
Gambar 2.39 Compound Tool
61
Gambar 3.1
Sample Product Air Filter
77
Gambar 3.2
Sample Product Fuel Filter
79
Gambar 3.3
Komponen Utama Fuel filter
80
Gambar 3.4
Full Flow dan By Pass Filter Oli
82
Gambar 3.5
Sample Oil Filter
82
Gamabr 3.6
Cara Kerja Filter Oli
83
Gambar 3.7
Komponen-komponen Filter
84
Gambar 3.8
Kriteria Reject Seat
91
Gambar 3.9
Penampilan Element Cover
93
Gambar 3.10 Kriteria Reject Body
96
Gambar 3.11 Kriteria Reject Kertas
100
Gambar 3.12 Kriteria Reject Tube
102
Gambar 3.13 Jenis End Plate
104
Gambar 3.14 Kriteria Reject Seaming
107
Gambar 3.15 Kriteria Reject Komponen Press Shop
110
Gambar 3.16 Diagram Alur Proses Penentuan Judul
118
xiv
Gambar 3.17 Alur Proses Menentukan Penyebab Dominan
120
Gambar 3.18 Alur Proses Pelaksanaan Rencana
122
Gambar 3.19 Alur Proses Evaluasi Hasil Perbaikan
123
Gambar 3.20 Alur Proses Standarisasi
125
Gambar 3.21 Alur Proses Penentuan Tema Baru
126
Gambar 3.22 Alur Proses Pencegahan Munculnya Suatu Masalah
127
Gambar 3.23 Pareto Chart Reject Press Shop Kuartal 1 Th. 2005
129
Gambar 4.1
Proses Produksi di Pandang Suatu Sistem
131
Gambar 4.2
Roda Deming
132
Gambar 4.3
Siklus Deming
133
Gambar 4.4
Hubungan Pengendalian dan Perbaikan
135
Gambar 4.5
Out Line Jenjang Kaizen
137
Gambar 4.6
Pareto Chart Reject Press Shop Kuartal 1 Th.2005
139
Gambar 4.7
Analisa Berdasarkan Diagram Tulang Ikan
142
Gamabr 4.8
Pareto Chart Reject Press Shop kuartal 4 Th. 2005
152
Gambar 4.9
Pareto Chart Kuartal 1 dan Kuartal 4 Th. 2005
153
Gambar 4.10 Standar Operasi dan Setting Mesin Cutting
156
Gambar 4.11 Standar Operasi Mesin Press
159
Gambar 4.12 Standar Operasi dan Setting Mesin Feeder
161
Gambar 4.13 Standar Setting Dies
165
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Perbedaan Teknik Pemecahan 8 Langkah dengan 7 Langkah
116
Tabel 3.2
Data Reject Press Shop Kuartal 1 Tahun 2005
128
Tabel 3.3
Data Pareto Jenis Reject Press Shop Kuartal 1 Th. 2005
128
Tabel 4.1
Penggunaan Siklus Deming dalam setiap Aktivitas
134
Tabel 4.2
Urutan Jenis Reject Press Shop Kuartal 1 Th. 2005
139
Tabel 4.3
Tabel Perkiraan Jadwal
141
Tabel 4.4
Tabel Besarnya Clearence Berdasarkan DIN 1623
144
Tabel 4.5
Tabel Perbaikan Dengan 5W + 1H
149
Tabel 4.6
Bentuk Tabel Monitoring Pelaksanaan Rencana
150
Tabel 4.7
Data Reject Press Shop Kuartal 4 Th. 2005
151
Tabel 4.8
Data Pareto Reject Press Shop Kuartal 4 th.2005
151
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Struktur Organisasi Lay Out Line Press Shop PT. ACAP Flow Process Chart Oil Filter Spin on Flow Process Chart Fuel Filter Spin on Informasi Umum Ketentuan Lebar Material Data Diameter Blank Slittingan Material komponen End Plate A Data Diameter Blank Slittingan Material komponen End Plate B Data Diameter Blank Slittingan Material komponen End Plate AB
xvii
LEMBAR MOTTO
“ Hidup pada hakekatnya adalah mempersiapkan kehidupan yang lebih abadi dimasa yang akan datang, maka manfaatkan waktu hidup kamu sebaik-baiknya untuk hal – hal yang berguna bagi diri kamu pribadi maupun bagi kebaikan orang lain untuk bekal di akhirat kelak “
xviii
DAFTAR PUSTAKA Amin Wijaya, Tunggal, 1983. Manajemen Mutu terpadu. Jakarta : PT. Rieneke Cipta. Filter Product Knowledge, 2003. Jakarta : PT. Selamat Sempurna, Tbk. Gaspersz, Vincent,2001. Total Quality Manajemen. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Greech, Bill, 1996. Lima Pilar TQM, Alih Bahasa Drs Alexander Sindoro. Jakarta : Bina Aksara. Masaaki Imai, 2001. Kaizen : “ Kunci Sukses Jepang Dalam Persaingan “ Alih Bahasa Dra Mariani Gandamiharja. Jakarta : Lembaga Manajemen PPM. Prawiro Sentono, Suyadi, 2002. Filosofi Baru Tentang Manajemen Mutu Terpadu Abad 21. Jakarta : Bumi Aksara R. David, 1999. Methal Forming Theory, New York. Stephen Morse, 1998. Successful Product Management. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama Thobby Mutis, Vincent Gaspersz, 2004. Nuansa Menuju Perbaikan Kualitas Dan Produktivitas. Jakarta : Universitas Trisakti Tjiptono, Fandi, 1997. Prinsip-Prinsip Total Quality Service. Yogyakarta : Andi Offset.
xix
PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Perekonomian pada saat ini telah memasuki era baru yaitu era globalisasi.
Dalam era tersebut, perkembangan perekonomian maju dengan pesat. Kemajuan ekonomi yang terjadi pada sektor industri dan pada sektor jasa. Kondisi ini dapat menimbulkan persaingan yang ketat diantara perusahaan-perusahaan yang telah berdiri dengan perusahaan-perusahaan baru maupun dengan perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha yang sejenis.Dengan semakin banyaknya produk atau jasa yang ada dipasaran maka wilayah pemasaran suatu produk atau jasa menjadi semakin luas yang diikuti dengan ketatnya persaingan dalam mutu produk dan pelayanan antar sesama perusahaan. Sekarang ini, setiap pelaku bisnis atau perusahaan jika ingin tetap bertahan hidup (survive) dan mampu bersaing serta dapat memenangkan kompetisi dengan perusahaan lain, maka perusahaan tersebut harus dapat memberikan kepada pelanggan suatu produk atau jasa yang mutunya lebih baik (better quality) dan harga yang lebih murah (cheaper price) serta dapat memberikan pelayanan yang lebih baik dibandingkan dengan perusahaan yang menjadi pesaingnya.
Tugas Akhir
1
PENDAHULUAN
Dalam era industrialisasi yang semakin kompetitif seperti sekarang ini setiap pelaku bisnis yang ingin memenangkan kompetisi dalam dunia industri akan memberikan perhatian penuh kepada kualitas. Perhatian penuh kepada kualitas akan memberikan dampak positif kepada bisnis melalui dua cara yaitu, dampak terhadap biaya produksi dan dampak terhadap pendapatan/keuntungan perusahaan. Dampak terhadap biaya produksi dapat dijelaskan secara singkat melalui proses berikut. Seperti telah dijelaskan diatas bahwa kualitas dipergunakan dalam pengertian tentang segala sesuatu yang bebas dari kekurangan atau kerusakan, hal ini berarti bahwa kualitas adalah identik dengan conformance terhadap standar – standar, sasaran-sasaran, spesifikasi – spesifikasi dll. Dalam pengertian ini berarti kualitas yang lebih tinggi akan memiliki derajat conformance yang lebih besar atau memiliki tingkat kebebasan dari kerusakan yang lebih besar. Konsekuensinya bahwa proses produksi yang memperhatikan kualitas akan menghasilkan produk yang berkualitas yang bebas dari kerusakan yang berarti pemborosan (waste) dan in efisiensi berkurang sehingga ongkos produksi perunit akan menjadi rendah. Dengan demikian perhatian terhadap kualitas akan berdampak positip terhadap penghematan biaya produksi rata-rata. Dampak positip lain dari kualitas adalah meningkatkan pendapatan melalui peningkatan penjualan atas produk yang dihasilkan. Seperti yang telah dikemukakan diatas bahwa kualitas dapat diartikan sebagai sejumlah keistimewaan atau keunggulan produk yang memenuhi keinginan konsumen sehingga memberikan kepuasan atas penggunaan produk tersebut.
Pada umumnya konsumen akan
memaksimumkan kepuasannya dalam mengkonsumsi/menggunakan suatu produk,
Tugas Akhir
2
PENDAHULUAN
maka jelas bahwa produk-produk yang memiliki kualitas yang lebih tinggi pada tingkat harga yang kompetitif (karena ongkos produksi perunit yang lebih rendah) akan dipilih oleh konsumen, sehingga akan meningkatkan penjualan dari produk tersebut. Hal ini berarti akan meningkatkan pangsa (market share) yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan perusahaan. Untuk memenuhi tuntutan dan keinginan dari para pelanggan yang semakin bervariasi maka sekarang ini banyak perusahaan sudah mulai menerapkan Total Quality Management (TQM)
yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan
Manajemen Mutu Terpadu. TQM adalah salah satu teknik dimana manajemen membangun kebijakan dan praktek-praktek untuk menjamin bahwa produk atau jasa yang diberikan perusahaan melebihi apa yang diharapkan oleh pelanggan dan menaruh perhatian pada pentingnya kepuasan pelanggan secara berkesinambungan. Selain itu ada hal lain yang harus diperhatikan, yaitu kualitas pelayanan. Kualitas pelayanan merupakan salah satu kriteria yang utama bagi pelanggan sebelum mereka memutuskan untuk membeli atau menggunakan produk atau jasa dari suatu perusahaan. Hal ini berarti suatu pelayanan yang telah diberikan oleh perusahaan tidak hanya merupakan pelayanan yang baik saja tetapi juga harus memberikan sebuah pelayanan yang dapat memuaskan pelanggan sehingga dapat terbentuk hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan para pelanggannya. Proses membeli atau menggunakan suatu produk atau jasa oleh pelanggan bagi perusahaan merupakan hal yang sangat penting, karena dari proses tersebut akan terlihat adanya kepuasan atau ketidakpuasan (satisfactin or dissaticfaction) dari
Tugas Akhir
3
PENDAHULUAN
pelanggan
mengenai
produk
atau
jasa
tersebut.
Sebagai
usaha
untuk
mempertahankan pelanggannya maka perusahaan harus memberikan pelayanan yang baik untuk memuaskan pelanggan, karena kepuasan pelanggan pada akhirnya akan memberikan loyalitas terhadap merek (produk atau jasa) yang digunakan oleh pelanggan dan pada akhirnya akan mempengaruhi laba perusahaan, karena jika para pelanggan merasa puas dengan qualitas produk dan pelayanan yang diterima maka mereka akan menggunakan produk atau jasa dari perusahaan itu lagi dan akibatnya nilai penjualan akan meningkat yang berdampak juga pada peningkatan laba perusahaan tersebut.
1.2
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka
masalah yang hendak dibahas dalam skripsi ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Bagaimana penerapan Konsep Kobetsu Kaizen dalam usaha meningkatkan kualitas produk sehingga dapat mengurangi loss profit pada PT. ANDHI CHANDRA AUTOMOTIVE PRODUCTS Tbk.
1.3
Tujuan & Manfaat Penelitian
1.3.1
Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan
yang ingin dicapai oleh penulis dalam melakukan penelitian ini adalah untuk: Mengetahui dan memahami penerapan Kobetsu Kaizen dalam meningkatkan kualitas produk yang telah dijalankan oleh PT. Andhi Chandra Automotive Products Tbk.
Tugas Akhir
4
PENDAHULUAN
Menganalisa tingkat keberhasilan penerapan konsep Kobetsu Kaizen pada Departement produksi PT. Andhi Chandra Automotive Products Tbk. dalam meningkatkan kualitas produk dibagian Press Shop sehingga dapat mengurangi Loss Profit..
1.3.2
Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah :
Bagi perusahaan :
Sebagai bahan pertimbangan bagi pihak manajemen
perusahaan yang menjadi objek peneliti. Bagi Masyarakat/pembaca : Sebagai bahan acuan bagi para pembaca yang tertarik dan ingin mengetahui tentang penerapan konsep Kobetsu Kaizen dan hubungannya dengan peningkatan kualitas produk. Bagi Penulis : Sebagai bahan tambahan pengetahuan bagi penulis mengenai konsep Kobetsu Kaizen.
1.4 Pembatasan Masalah Agar tujuan penulisan ini tidak terlalu meluas maka penulis hanya membahas mengenai penerapan Kobetsu Kaizen dalam usaha meningkatkan kualitas produk di bagian presshop PT. Andhi Chandra Automotive Products Tbk 1.5 Metodologi Penelitian Untuk mengarahkan usaha-usaha kepada pencapaian tujuan penelitian maka penulis menggunakan 2 cara dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk mendukung penyusunan skripsi ini, yaitu :
Tugas Akhir
5
PENDAHULUAN
Penelitian Kepustakaan (Library Research).
Penelitian yang dilakukan dengan cara membaca dan mempelajari data atau informasi yang bersifat teoritis yang berhubungan dengan pembahasan masalah yang dikemukakan dalam skripsi ini. Penelitian Lapangan (Field Research) Penelitian yang dilakukan dengan cara melakukan penelitian langsung pada perusahaan yang bersangkutan. Untuk memperoleh data yang diperlukan, selain terlibat langsung dalam komite kecil Kobetsu Kaizen di PT. Andhi Chandra Automotive Products
Tbk, penulis juga melakukan wawancara
dengan pihak yang berwenang.
1.6 Sistematika Penulisan Penelitian ini akan disajikan dalam lima bab yang diuraikan secara singkat dan sistematis. Untuk memberikan gambaran yang menyeluruh dan alur pembahasan dalam penyusunan skripsi, maka materi pokok mengenai isi dari skripsi ini disusun menurut sistematika sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan secara singkat mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat dari penelitian, pembatasan masalah yang akan dibahas, dan metode penelitian yang dilakukan untuk penulisan skripsi ini. Bab
Tugas Akhir
6
PENDAHULUAN
ini juga memuat sistematika penulisan masing-masing bab dari skripsi ini atas masalah yang akan dibahas.
BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR Bab ini akan menguraikan mengenai pandangan-pandangan secara teoritis yang melandasi dan berhubungan dengan permasalahan yang akan diteliti yang merupakan rangkuman dari hasil tinjauan pustaka.
BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Bab ini berisikan tentang diskripsi mengenai objek penelitian yang mencakup sejarah dan gambaran perusahaan, visi, misi dan falsafah perusahaan, struktur organisasi perusahaan dan pembagian tugas dan wewenang juga kegiatan usaha perusahaan. BAB IV ANALISA PEMECAHAN MASALAH Bab ini juga menguraikan tentang metode penelitian, sample, tempat dan waktu penelitian, variabel pengukuran yang digunakan, dan teknik pengumpulan data yang terdiri dari hasil penelitian lapangan dan metode analisis data yang digunakan di dalam penyusunan skripsi ini. Bab ini juga membahas hasil analisis penulis mengenai penerapan konsep Kobetsu Kaizen didalam meningkatkan kualitas produk bagian presshop yang berdampak kepada penurunan Loss profit bagi perusahaan.
Tugas Akhir
7
PENDAHULUAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisikan kesimpulan akhir dari hasil analisis dan pembahasan sebelumnya serta mencoba untuk memberikan saran-saran yang berguna untuk meningkatkan kualitas produk, kemajuan dan perkembangan perusahaan.
Tugas Akhir
8
LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI
Philip
Crosby
mendifinisikan
kualitas
sebagai
“conformance
to
requirements” (pemenuhan tingkat standar yang ditentukan oleh para konsumen terhadap suatu barang atau jasa). Dr. W. Edwards Deming mengatakan bahwa “quality control does not mean achieving
perfection”
(pengendalian
kualitas
bukan
berarti
mencapai
kesempurnaan), melainkan upaya untuk mencapai tingkat produksi sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pasar. Dr. Josseph M. Juran mendefinisikan kualitas sebagai “fitness for use” (ketepatan untuk digunakan). H. James Harington mengatakan kualitas sebagai “meeting exceeding customer expectation at a cost that respresent value to them” (memenuhi bahkan melampaui harapan pelanggan atas dasar ketepatan biaya sesuai nilai yang ada).
2.1
Pengertian Dasar Kualitas Kata kualitas memiliki banyak pengertian tetapi pada dasarnya mengacu
kepada pengertian pokok sebagai berikut :
Tugas Akhir
9
LANDASAN TEORI
Kualitas terdiri dari sejumlah keistimewaan atau keunggulan dari suatu produk yang memenuhi keinginan konsumen dan dengan demikian akan memberikan kepuasan atas penggunaan produk tersebut. Kualitas terdiri dari segala sesuatu yang bebas dari kekurangan atau kerusakan. Dari pengertian dasar tentang kualitas tersebut diatas maka tampak bahwa kualitas selalu berfokus kepada konsumen (market oriented). Dengan demikian produk-produk dirancang dan diproduksi serta pelayanan diberikan untuk memenuhi keinginan konsumen. Oleh karena itu kualitas mengacu kepada segala sesuatu yang menentukan kepuasan konsumen, maka suatu produk yang dihasilkan dapat dikatakan
berkualitas
apabila
sesuai
dengan
keinginan
konsumen,
dapat
dimanfaatkan dengan baik, serta diproduksi (dikerjakan) dengan cara yang baik dan benar.
2.2
Sistem Kualitas Modern Secara tradisional para pembuat produk (manufacturers) biasanya melakukan
inspeksi terhadap produk setelah produk itu selesai dibuat, yaitu dengan cara menyortir produk yang jelek, kemudian mengerjakan ulang bagian-bagian produk yang cacat tersebut. Dengan demikian pengertian tradisional tentang jaminan kualitas hanya berfokus kepada aktivitas inspeksi. Pengertian modern dari jaminan kualitas adalah membangun sistem kualitas modern. Pada dasarnya sistem kualitas modern dapat dicirikan oleh lima karakteristik sebagai berikut ini :
Tugas Akhir
10
LANDASAN TEORI
2.2.1
Sistem kualitas modern berorientasi kepada konsumen. Produk-produk didisain sesuai keinginan konsumen melalui riset pasar, kemudian diproduksi dengan cara-cara yang baik dan benar sehingga produk yang dihasilkan memenuhi spesifikasi disain (memiliki derajat konformansi yang tinggi).
2.2.2
Adanya partisipasi aktif yang dipimpin oleh manajemen puncak (Top manajemen) dalam proses peningkatan kualitas secara terus menerus.
2.2.3
Adanya pemahaman dari setiap orang terhadap tanggung jawab yang spesifik mengenai kualitas. Meskipun ada pernyataan yang menyebutkan bahwa kualitas seharusnya menjadi tanggung jawab setiap orang, tapi harus diketahui juga bahwa setiap orang mempunyai tanggung jawab yang berbeda tergantung posisi kerja dalam perusahaan, dengan demikian tanggung jawab spesifik terhadap kualitas perlu diketahui oleh setiap orang dalam posisi kerjanya.
2.2.4
Adanya aktivitas yang berorientasi kepada tindakan pencegahan kerusakan, bukan berfokus kepada upaya untuk mendeteksi kerusakan saja.
2.2.5
Adanya filosofi yang menganggap bahwa kualitas merupakan “jalan hidup”. Isu – isu tentang kualitas selalu didiskusikan dalam pertemuan manajemen (management meeting). Setiap karyawan diberikan pelatihan tentang konsepkonsep kualitas beserta metodenya.
Setiap orang dalam perusahaan secara sukarela berpartisipasi dalam usaha – usaha peningkatan kualitas. Dengan demikian sistem kualitas modern dicirikan oleh
Tugas Akhir
11
LANDASAN TEORI
adanya kultur perusahaan yang melaksanakan proses peningkatan kualitas secara terus–menerus.
2.3
Faktor Penentu Kualitas Produk Terdapat 6 (enam) unsur dasar yang merupakan faktor penentu kualitas suatu
produk, yaitu : 1. Manusia Sumber Daya Manusia adalah unsur utama yang memungkinkan terjadinya proses penambahan nilai suatu produk/jasa. Kemampuan manusia untuk melakukan suatu tugas adalah berupa keahlian, pengalaman, pelatihan, dan potensi kreativitas diri masing-masing yang dimiliki sehingga akan diperoleh suatu out put (hasil). 2. Methode Methode adalah hal-hal yang meliputi prosedur kerja dimana setiap orang harus melakukan/melaksanakan suatu pekerjaan sesuai dengan tugas yang dibebankan kepadanya. 3. Mesin Mesin adalah suatu peralatan yang digunakan dalam proses penambahan nilai suatu hasil (out put). Dengan memakai mesin sebagai suatu alat pendukung pembuatan suatu produk memungkinkan akan terciptanya berbagai variasi dalam bentuk, jumlah, dan kecepatan proses penyelesaian. kerja.
Tugas Akhir
12
LANDASAN TEORI
4. Material Keragaman material yang digunakan akan mempengaruhi nilai produk (out put) yang beragam pula. Bahkan perbedaan bahan baku (material) akan menyebabkan pula perbedaan didalam proses pengerjaannya. 5. Measurement (ukuran) Kemampuan dari standar ukuran merupakan faktor penting untuk mengukur kinerja seluruh tahapan proses produksi, dengan tujuan supaya hasil (out put) yang diperoleh sesuai dengan yang direncanakan. 6. Lingkungan Apabila lingkungan berubah maka kinerja pun akan berubah pula. Bahkan faktor lingkungan dapat akan dapat mempengaruhi ke lima unsur tersebut diatas sehingga akan dapat menimbulkan variasi tugas pekerjaan. Selain 6 unsur tersebut diatas kita tidak bisa mengabaikan akan adanya proses kerja dan pengawasan terhadap suatu produk/hasil. Sebab seperti kita ketahui mutu suatu produk merupakan tanggung jawab semua lini suatu organisasi (organizational wide). Organisasi inilah yang membuat nilai tambah (value added) dari suatu input melalui suatu proses pengolahan sehingga menjadi suatu out put.
Tugas Akhir
13
LANDASAN TEORI
Ukuran
Mesin
Manusia
Input
Out put
Lingkungan
Material
Metode
Gambar 2.1 Enam Unsur Dasar Faktor Penentu Suatu Out put
Proses Kerja Input
Tugas Nilai Tambah
Metode Pengawasan Proses Pengawasan
Hasil (output)
Inspeksi
Gambar 2.2 Proses Kerja dan Metode Pengawasan
Tugas Akhir
14
Konsumen
LANDASAN TEORI
2.4
Tinjauan Atas Total Quality Management (TQM)
2.4.1
Pengertian TQM Total Quality Manajemen (TQM) dalam bahasa Indonesia disebut
Manajemen Mutu Terpadu mempunyai sejarah yang cukup panjang, hampir lima dekade yang lalu istilah TQM telah tumbuh dan berkembang sebagai hasil sintesis dari berbagai sumber. Semula ide TQM muncul pertama kali di Amerika Serikat, tetapi kemudian berkembang di beberapa perusahaan Jepang.
TQM
merupakan
pendekatan
yang
berorientasi
pelanggan
yang
memperkenalkan perubahan manajemen yang sistematik dan perbaikan terus menerus terhadap proses, produk dan pelayanan dari suatu organisasi. TQM juga merupakan suatu filosofi yang menghendaki perubahan perilaku pada semua tingkat organisasi dengan menaruh perhatian pada pentingnya kepuasan konsumen. Filosofi ini menekankan pada sumber manusia dan hubungan antar manusia yang tidak hanya mengandalkan pemeriksaan kualitas pada akhir proses tetapi menitik beratkan pada proses pembentukan kualitas itu sendiri dengan cara menghilangkan penyimpangan yang terjadi selama proses produksi.
Tugas Akhir
15
LANDASAN TEORI
Input
Proses
Output
Keinginan Pelanggan Kebutuhan Pelanggan
TQM
Kepuasan Pelanggan
Harapan Pelanggan
Gambar 2.3 Diagram Proses TQM
Seperti digambarkan pada diagram diatas, proses TQM bermula dari pelanggan dan berakhir pada pelanggan pula. Proses TQM mempunyai input yang spesifik (keinginan, kebutuhan, harapan pelanggan) kemudian memproses input dalam organisasi untuk memproduksi barang atau jasa yang pada akhirnya memberikan kepuasan kepada pelanggan (output). Jadi pada dasarnya TQM adalah penerapan metode kuantitatif dan pengetahuan manusia untuk : Memperbaiki material dan jasa yang menjadi masukan organisasi. Memperbaiki semua proses penting dalam organisasi. Memperbaiki upaya untuk memenuhi kebutuhan para pemakai produk dan jasa pada masa kini dan diwaktu yang akan datang.
2.4.2
Definisi TQM
Tugas Akhir
16
LANDASAN TEORI
Didalam mendifinisikan TQM, banyak orang mengemukakan tentang definisi TQM dengan cara dan sudut pandang yang berbeda-beda. Perbedaan dari definisi yang dikemukakan tidak terlalu signifikan karena itu pada prinsipnya apa yang dikemukakan oleh mereka adalah sama yaitu menekankan pada upaya melakukan perbaikan didalam manajemen perusahaan untuk kepuasan pelanggan. Menurut Fandy Tjiptono (Total Quality Manajement : Edisi Revisi 2001) : “TQM merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus-menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungannya”. Sedangkan menurut Amin Wijaya Tunggal (Manajemen Mutu Terpadu. Jakarta :PT. Rieneka Cipta, 1983) : “TQM merupakan suatu pengelolaan organisasi secara menyeluruh agar organisasi memperoleh keunggulan pada semua dimensi dari produk dan jasa yang penting bagi pelanggan dan bahwa mutu/kualitas mencakup keseluruhan organisasi “ Jadi pada intinya TQM adalah suatu teknik atau pendekatan bagi manajemen perusahaan untuk meningkatkan kualitas produk atau jasa di dalam menjalankan usahanya secara terus menerus untuk pencapaian kepuasan pelanggan dan kemajuan perusahaan.
2.4.3
Prinsip-Prinsip TQM Menurut Buddy Ibrahim (Total Quality Manajement : Panduan Menghadapi
Persaingan Global. Jakarta : Djambatan) ruang lingkup TQM mengandung beberapa prinsip utama yang dapat dijabarkan sebagai berikut:
Tugas Akhir
17
LANDASAN TEORI
Customer Fokus : Fokus setiap usaha selalu kepada konsumen. Quality Leadershif : Kepemimpinan yang berkualitas tinggi. Stakeholder Fokus : Fokus kepada kepentingan semua pemegang saham, seluruh karyawan perusahaan, pemasok, konsumen, serta masyarakat pada umumnya. Integrated Businiss Strategy : Falsafah dan perencanaan kualitas sudah diintegrasikan dalam strategi bisnis. Team Work : Memelihara kerja sama yang baik dalam team. Empowerment : Kemampuan memberikan kepercayaan dan wewenang. Process management : Manajemen proses dengan kualitas tinggi. Asset Management : Manajemen asset yang efisien. Continuous Improvement : Perbaikan kualitas terus-menerus. Learning Organization : menanam paradigma untuk belajar terus. Measurement : Pengukuran semua langkah tahap proses untuk mengetahui dimana dan bilamana diperlukan perbaikan untuk mencapai standar kualitas yang telah disetujui. Marketing Management : Kemampuan menciptakan pasar baru atau mencari celah pasar dan mempertahankan segmen pasar. Value Added : Menciptakan nilai tambah produk atau jasa yang bermanfaat bagi konsumen dan menguntungkan perusahaan atau produsen.
Sedangkan menurut J. Supranto prinsip TQM dibangun berdasarkan tiga prinsip dasar yaitu:
Tugas Akhir
18
LANDASAN TEORI
1. Fokus kepada pelanggan (Costumer Focus) Mutu didasarkan pada konsep bahwa setiap orang / organisasi mempunyai pelanggan dan bahwa kebutuhan dan harapan pelanggan harus dipenuhi setiap saat, jika perusahaan secara keseluruhan bermaksud memenuhi kebutuhan pelanggan eksternal (pembeli) dan dari hal itulah hakekat pencapaian mutu terjadi. Pelanggan yang sangat puas akan loyal terhadap perusahaan dan akibatnya dapat meningkatkan penjualan serta meningkatkan laba perusahaanpada jangka panjang. 2. Perbaikan Mutu Proses Konsep perbaikan terus menerus (Kaizen) dibentuk berdasarkan pada premis suatu urutan langkah – langkah kegiatan yang terkait yang menghasilkan output seperti berupa barang atau jasa. Dengan memperhatikan mutu proses bisa di cegah terjadinya kesalahan, kerusakan, dan pemborosan. Pada dasarnya mutu/kualitas akan dibentuk sejak awal proses bukan hanya berdasarkan inspeksi pada akhir proses saja sehingga produk yang dihasilkan akan bermutu tinggi, mampu bersaing di pasaran serta memenuhi keinginan konsumen. Ada beberapa hal penting didalam manajemen proses, yaitu Ownership, yaitu menugaskan untuk rancangan, operasi, dan perbaikan proses. Planning, yaitu membangun pendekatan terstruktur untuk memahami, mendefinisikan dan mendokumentasikan semua komponen utama dalam proses.
Tugas Akhir
19
LANDASAN TEORI
Control, yaitu menjamin keefektipan bahwa semua output dapat secara konsisten sesuai dengan harapan pelanggan. Measurement, yaitu membuat suatu kriteria untuk keakuratan dan ketepatan data konsumen. Improvement,
yaitu
meningkatkan
efektifitas
dari
proses
dengan
menanamkan secara permanen perbaikan-perbaikan yang telah dilaksanakan. 3. Keterlibatan Total (Total Imvolment) Pendekatan ini dimulai dengan kepemimpinan manajemen senior yang aktif dan mencakup usaha-usaha yang memanfaatkan bakat semua karyawan dalam suatu organisasi untuk mencapai suatu keunggulan kompetitif (competitive adventage) dipasar yang dimasuki. Setiap karyawan dari setiap unit harus ikut terlibat dan harus tahu peranan yang harus dilakukan didalam upaya memberikan kepuasan kepada pelanggan.
2.4.4
Elemen-Elemen Pendukung TQM Selain ke tiga prinsip diatas, masih terdapat pula elemen-elemen pendukung
didalam TQM, yaitu : 1.
Kepemimpinan (Leadershif) Pimpinan senior harus mengarahkan upaya pencapian tujuan dengan menggunakan alat dan bahasa yang komunikatif, menggunakan data dan dengan mengenali siapa-siapa yang berhasil menerapkan konsep TQM. Selain itu pimpinan senior suatu perusahaan harus sepenuhnya menghayati implikasi manajemen didalam suatu organisasi dimana
Tugas Akhir
20
LANDASAN TEORI
manajer yang paling mampu, paling berhasil dan paling bagus latar belakang pendidikannya harus diperebutkan melalui persaingan ketat. 2.
Pendidikan dan Pelatihan (Education and Training) Mutu harus didasarkan pada ketrampilan setiap karyawan. Jadi sangat penting sekali untuk mendidik dan melatih semua karyawan, dan memberikan dengan baik informasi yang mereka butuhkan untuk dapat menjamin perbaikan mutu dan memecahkan persoalan yang ada. Hal ini diperlukan sebagai bagian untuk
memberikan kepuasan kepada
pelanggan. 3.
Komunikasi (Communication) Komunikasi dalam suatu lingkungan organisasi perlu ditempuh dengan cara yang berbeda-beda agar dapat berkomunikasi dengan seluruh karyawan tentang suatu komitmen untuk melakukan perubahan dalam usaha peningkatan perbaikan mutu. Idealnya pimpinan organisasi harus bertemu langsung dengan para karyawan untuk menyampaikan informasi, memberikan pengarahan dan menjawab pertanyaan setiap karyawan.
4.
Struktur Pendukung (Suport Structure) Didalam melakukan perubahan untuk melaksanakan suatu strategi pencapaian mutu, pimpinan suatu organisasi pasti memerlukan dukungan. Dukungan tersebut bisa diperoleh dari luar (extern) melalui jasa konsultan dan dukungan dari dalam organisasi itu sendiri (intern), yaitu dukungan dari seluruh karyawan.
5.
Tugas Akhir
Pengukuran (Measurement)
21
LANDASAN TEORI
Pengukuran sangat penting karena sangant berguna untuk menentukan seberapa jauh pengetahuan konsumen bahwa kebutuhan mereka benarbenar terpenuhi. 6.
Penghargaan dan Pengakuan (Reward and Recognition) Tim atau individu yangt berhasil menerapkan proses mutu harus diakui dan mungkin diberikan penghargaan. Jadi apabila ada karyawan yang berhasil mencapai mutu tertentu harus diakui dan diberikan penghargaan agar dapat menjadi panutan atau contoh bagi karyawan yang lain.
2.4.5
Tujuan TQM
Tujuan TQM pada dasarnya ialah untuk memberikan produk atau jasa yang berkualitas yang memenuhi kebutuhan pasar konsumen secara terus menerus yang pada akhirnya akan menumbuhkan pembelian yang kontinyu dari pelanggan sehingga dapat meningkatkan produktivitas produsen dari akibat penurunan biaya produksi. Secara singkat pelaksanaan TQM pada suatu organisasi bertujuan untuk : 1. Meningkatkan kualitas produk atau jasa dan pelayanan agar tercapai kepuasan pelanggan. 2. Meningkatkan mutu sumber daya manusia sehingga mampu dan terampil dalam melaksanakan tugasnya dengan baik. 3. Meningkatkan kerja sama atau hubungan antar manusia dan semangat kerja sama antar karyawan. 4. Meningkatkan produktivitas dan menurunkan biaya produksi. 5. Terlaksananya kebijakan dan sasararan perusahaan.
Tugas Akhir
22
LANDASAN TEORI
Ada
dua
pengaruh
dari
penerapan
TQM
di
dalam
suatu
organisasi/perusahaan, yaitu : Pengaruh Internal, yaitu bila mutu/kualitas diperbaiki akan diperoleh produktivitas yang lebih tinggi dengan demikian akan memungkinkan harga yang kompetitif, peningkatan pangsa pasar dan laba perusahaan yang lebih tinggi. Pengaruh Eksternal, yaitu mutu yang lebih tinggi akan meningkatkan kepuasan pelanggan/konsumen, loyalitas pelanggan/konsumen, mendapatkan lebih banyak konsumen sehingga akan meningkatkan pangsa pasar dan laba perusahaan.
2.4.6 Manfaat TQM Penerapan TQM dalam suatu organisasi perusahaan dapat memberikan manfaat utama yang pada akhirnya akan meningkatkan laba perusahaan serta daya saing perusahaan yang bersangkutan. Dengan melakukan perbaikan kualitas secara terus menerus maka suatu organisasi perusahaan dapat meningkatkan labanya melalui dua rute, yaitu : Rute Pasar, perusahaan dapat memperbaiki daya saingnya sehingga pangsa pasarnya akan semakin besar dengan harga yang kompetitif. Kedua hal ini akan mengarah pada peningkatan laba perusahaan.; Rute Biaya, perusahaan dapat meningkatkan produknya yang bebas dari kerusakan melalui upaya perbaikan mutu. Hal ini menyebabkan biaya opersi
Tugas Akhir
23
LANDASAN TEORI
perusahaan akan menurun, dengan demikian laba yang diperoleh perusahaan akan meningkat.
2.4.7
Hambatan-Hambatan Dalam Penerapan TQM Didalam melaksanakan TQM terdapat beberapa hambatan yang mungkin
akan muncul , yaitu : Terjadinya Kesenjangan Komitmen Manajemen Puncak. Manajemen puncak tidak mampu menyatakan bahwa perusahaan ini sekarang melaksanakan TQM, sebab manajemen puncak tidak menghayati sepenuhnya arti dari TQM sehingga tidak mampu membangun struktur organisasi yang diperlukan untuk pelaksanaan TQM. Salah Memfokuskan Perhatian. Perusahaan harus dapat memfokuskan pada suatu tujuan dan harus sesuai dengan budaya kerja diperusahaan yang bersangkutan. Tidak Tersedianya Karyawan Yang Memadai Dan Mendukung. Keberhasilan TQM didasari oleh karyawan yang siap dan mempunyai komitmen akan tanggung jawab di dalam menjalankan tugasnya. Hanya Mengandalkan Pelatihan Semata TQM tidak akan berjalan jika hanya mengandalkan pelatihan saja akan tetapi perlu adanya suatu pengarahan supaya semua program yang telah dibuat dapat dilaksanakan. Memaksa Mengadopsi Suatu Methode Yang Tidak Cocok
Tugas Akhir
24
LANDASAN TEORI
Tidak semua teknik atau program TQM cocok untuk dilaksanakan diperusahaan yang bersangkutan, melainkan perlu adanya penyesuaian. Sebab bila tidak, akan menemui kegagalan. Pimpinan perusahaan perlu secara luwes dalam cara menerapkan program TQM, dan juga harus mempunyai kemauan untuk menelusuri kembali berbagai kekurangan secara cepat, sehinggadapat menentukan apakah suatu program yang telah dijalankan cocok atau perlu penyesuaian dengan kondisi serta situasi peryusahaan.
2.5
KAIZEN Didalam Total Quality Manajemen Dalam organisasi/perusahaan, apabila terjadi suatu persoalan yang kritis
terhadap sistem atau produk, maka diperlukan atau harus melakukan perbaikan yang berulang-ulang yang bersifat terobosan. Apabila yang terjadi adalah penyimpangan rutin dari standar yang ada maka harus dilakukan perbaikan kecil yang kreatif dan bersifat inovasi, secara berkelanjutan. Kaizen pertama kali diperkenalkan oleh Taichi Ohno seorang mantan Vice Presiden Toyota Motor Corporation. Kaizen adalah perbaikan suatu proses secara terus menerus (continuous improvement) untuk meningkatkan mutu dan produktivitas suatu produk. Kaizen diupayakan menuju tujuan yang telah digariskan secara lambat laun tetapi dengan cara konsisten sehingga setelah kurun waktu tertentu dapat dicapai efek total yang besar dalam hal proses dan hasil karya para karyawan. Salah satu falsafah Kaizen yang paling penting adalah bahwa proses perbaikan yang dilakukan diusahakan agar tidak membawa konsekuensi biaya tetapi
Tugas Akhir
25
LANDASAN TEORI
justru akan menghasilkan penghematan biaya. Jadi di dalam Kaizen perbaikan suatu proses dititik beratkan di dalam perbaikan methode kerja. Kaizen memusatkan perhatian pada penghapusan atau pemborosan suatu proses yang tidak perlu dan pencegahan hasil yang rusak (defect) dengan cara mencanangkan /menetapkan mutu hasil sejak awal proses. Kaizen bertujuan mengurangi biaya mutu yaitu biaya yang dikeluarkan karena tidak melakukansesuatu secara benar sejak awal proses. Kaizen tidak semata – mata menuntut biaya guna memperbaiki mutu, kaizen bukan semata-mata inovasi atau investasi, ia adalah upaya yang serius walaupun kecil yang dilakukan oleh setiap karayawan guna memperbaiki pekerjaan dan lingkungan kerjanya. Penerapan asas-asas penyederhanaan
kerja dalam perbaikan proses
merupakan gambaran penerapan falsafah Kaizen. Penyederhanaan kerja sebenarnya merupakan suatu piranti yang efektif yang dijalankan oleh para ahli teknik industri. Dewasa ini konsep tersebut dibangkitkan kembali dan disesuaikan dengan falsafah Kaizen. Setelah menganalisis proses yang akan diperbaiki, asas-asas penyederhanaan kerja di inkorporasikan pada empat langkah yang berurutan. Yaitu : Menghilangkan semua langkah yang tidak perlu. Menghilangkan langkah-langkah yang tidak perlu merupakan langkah dalam Kaizen yang paling penting. Langkah-langkah yang tidak menambah nilai atau mutu diungkapkan untuk kemudian dihilangkan. Dalam hal ini perlu dipastikan bahwa langkah-langkah tersebut benar-benar tidak perlu. Sebab jika tidak demikian maka mutu akan mendapat dampak negative dan tujuan kaizen tidak akan tercapai.
Tugas Akhir
26
LANDASAN TEORI
Menggabungkan langkah-langkah yang berkaitan. Setelah semua proses yang memboroskan dan tidak menambah nilai hasil dihilangkan, langkah penting selanjutnya adalah menggabungkan langkahlangkah yang benar-benar berkaitan. Tapi perlu diperhatikan jangan sekali-kali menggabungkan langkah-langkah dalam proses dan mutu hasil yang saling bertentangan, sebab hasil akhirnya akan sangat merugikan. Untuk menghindari hal ini jangan-jangan sekali-kali memulai proses penggabungan kemudian diikuti oleh eliminasi langkah-langkah yang tidak perlu.
Mengadakan perubahan-perubahan terhadap proses Langkah ini memeriksa semua proses yang masih tinggal untuk kemudian diadakan perubahan dalam urutannya. Dalam hal ini perlu diketahui bahwa beberapa urutan adalah lebih cepat dari pada urutan yang lain, untuk itu perlu dicoba dengan urutan yang baru yang lebih cepat dan tidak mempengaruhi mutu hasil.
Menambah Sumber Daya atau mengadakan penggantian langkah dalam proses. Apabila dengan melaksanakan ke tiga langkah kaizen tersebut tidak dapat mencapai tujuan perbaikan kerja yang dimaksudkan, maka langkah terakhir Kaizen adalah menambah sumbar daya sebagai investasi dan substitusi langkahlangkah baru yang lebih cepat. Langkah ke empat ini merupakan langkah terakhir dalam Kaizen sebab langkah ini memerlukan biaya daripada pemikiran.
Tugas Akhir
27
LANDASAN TEORI
2.5.1
Langkah-Langkah Pemecahan Masalah Di Dalam Kaizen Kegiatan-kegiatan pengendalian dan peningkatan mutu atau kualitas pada
dasarnya menerapkan prinsip Plan – Do – Check – Action atau yang biasa disebut dengan PDCA Cycle (Deming’s cycle). Pada dasarnya siklus PDCA dapat dijabarkan menjadi 8 (delapan) langkah pemecahan masalah yaitu :
SIKLUS
LANGKAH
PLAN (P)
1. Mencari masalah utama (pemilihan tema) 2. Menganalisa penyebab masalah 3. Menentukan penyebab yang sangat dominan 4. Menyusun rencana perbaikan & target
DO (D)
5. Melaksanakan rencana
CHECK (C)
6. Evaluasi hasil perbaikan
ACTION (A)
7. Membuat Standar 8. Memecahkan masalah berikutnya.
2.5.1.1 Mencari Masalah Utama (Menentukan Tema & Judul Perbaikan) Langkah yang diambil adalah mengidentifikasi masalah yang ada/muncul. Penentuan tema diawali dengan menelusuri latar timbul dengan dengan pengamatan terhadap :
Tugas Akhir
28
belakang permasalahan yang
LANDASAN TEORI
Pelaksanaan Standar Operasi (SOP) yang telah ada. Pencapaian sasaran departement / seksi. Keluhan pelanggan (customer complaint). Kelanjutan dari kegiatan perbaikan sebelumnya.
Proses Penentuan Tema : 1. Mengumpulkan data kemudian data tersebut distratifikasi supaya mudah dianalisa. 2. Menganalisa data yang tersedia dengan alat bantu yang sesuai sehingga didapat masalah yang utama yang harus segera diselesaaikan. 3. Memberikan penjelasan yang menggambarkan alasan pemilihan masalah tersebut.
Tetapi
perlu
diperhatikan
ada
beberapa
hal
mempengaruhi didalam penetuan prioritas masalah, yaitu : Tingkat kesulitan untuk penanggulangan Berhubungan dengan target /rencana perusahaan. Waktu penyelesaian. Hasil yang diharapkan. Tingkat pemahaman & pengetahuan. Tingkat kepentingan/darurat. Kebijakan manajemen perusahaan.
Proses Penentuan Judul Pada umumnya sebuah judul mengandung 2 unsur pokok, yaitu :
Tugas Akhir
29
yang
akan
LANDASAN TEORI
1. Hasil yang direncanakan untuk dicapai (target hasil kuantitatif) 2. Target waktu penyelesaian.
2.5.1.2 Menganalisa Penyebab Masalah Langkah yang dijalankan adalah menganalisa masalah utama serta penyebab timbulnya masalah utama tersebut dengan cara diskusi, bertanya, konsultasi dan observasi. Didalam menganalisa penyebab masalah ada beberapa langkah yang harus dilakukan, yaitu : Melakukan pengumpulan ide yang melibatkan seluruh anggota komite. Mengumpulkan ide sebanyak-banyaknya untuk mendapatkan hasil analisa yang tajam. Menggambarkan Diagram Tulang Ikan (Fish Bon) dengan menyusun ide-ide yang telah terkumpul. Diagram Tulang Ikan akan memberikan manfaat yang maximal bila didukung oleh keterlibatan aktif semua anggota /kelompok didalam menyumbang saran (Teknik Brainstorming) sehingga akan menghasilkan banyak ide penyebab dan mampu mengungkap penyebab yang sebenarnya.
2.5.1.3 Menentukan Penyebab Dominan Langkah yang dijalankan adalah menganalisa, meneliti, dan menguji semua penyebab masalah yang telah dikumpulkan serta menentukan prioritas utama atau sumber penyebab masalah yang akan dipecahkan.
Tugas Akhir
30
LANDASAN TEORI
2.5.1.4 Menyusun Rencana Perbaikan & Menetapkan Sasaran. Langkah yang dilakukan adalah melakukan penanggulangan untuk mengatasi sumber penyebab masalah yang ditemukan pada langkah sebelumnya dan dilanjutkan dengan menyusun rencana yang akan dilakukan dengan berdasakan pada konsep 5 W + 1 H yang terdiri dari : What : apa yang menjadi penyebab masalah Why : mengapa penyebab masalah itu timbul Who : siapa yang akan bertanggung jawab mengatasi penyebab masalah itu Where : dimanan penyebab masalah tersebut terjadi When : kapan penyebab masalah tersebut akan diatasi How : bagaimana cara atau methode apa yang akan digunakan untuk mengatasi penyebab masalah tersebut.
2.5.1.5 Melaksanakan Rencana Rencana perbaikan yang dibuat harus dilaksanakan dengan melibatkan seluruh karyawan secara aktif sesuai dengan pembagian tugas yang telah disepakati. Pada tahap ini juga dilakukan uji coba dan mencatat penyimpangan-penyimpangan yang mungkin terjadi.
2.5.1.6 Mengevaluasi Hasil Perbaikan Langkah yang dilakukan adalah melakukan penilaian atas program perbaikan yang telah dilakukan untuk mengetahui apakah sudah berjalan dengan baik dan sudah memberikan manfaat.
Tugas Akhir
31
LANDASAN TEORI
2.5.1.7 Membuat Standar (Standardisasi) Hasil kerja (perbaikan) sebagus dan sehebat apapun akan dilupakan dan hilang bila tidak dicatat dan dibakukan. Oleh karena itu pada akhir suatu perbaikan harus diikuti oleh proses pembakuan terhadap hasil yang dicapai (membuat standar baru), yang terdiri :
STANDAR PROSEDUR : Penjabaran prosedur pelaksanaan kerja yang harus diikuti untuk mencegah timbulnya persoalan yang sama.
STANDAR HASIL : Hasil yang dicapai bila prosedur pelaksanaan dijalankan dengan benar.
2.5.1.8 Memecahkan Masalah Yang Berikutnya Setelah perbaikan berhasil dilaksanakan dan menghasilkan stándar baru maka pada akhir perbaikan selalu diikuti dengan peninjauan kembali terhadap persoalanpersoalan yang mungkin masih tersisa atau timbulnya persoalan baru yang harus segera diatasi. Untuk itu perlu adanya data baru yang menggambarkan fakta pada saat ini, dengan cara :
Mencantumkan kondisi kerja sekarang yang berupa grafik/diagram.
Melakukan Brainstorming untuk analisa grafik/diagram.
Melaporkan hasil analisa kepada atasan atau fasilitator.
Menentukan tema berikutnya.
Menyusun rencana perbaikan berikutnya.
Tugas Akhir
32
LANDASAN TEORI
2.5.2
Alat & Teknik Perbaikan Kualitas Ada beberapa alat yang sering digunakan dalam memperbaiki kondisi
perusahaan untuk dapat meningkatkan kualitas produk maupun jasa yang dihasilkannya. Teknik dan alat tersebut terdiri dari 2 jenis, yaitu : 1. Alat-alat yang menggunakan data Verbal Flowchart, adalah gambaran skematik yang menunjukan seluruh langkah dalam suatu proses dan menunjukan langkah itu saling berinteraksi satu sama lain. Flowchart digambarkan dengan simbol-simbol dan setiap orang yang bertanggung jawab untuk memperbaiki suatu proses harus mengetahui seluruh langkah-langkah dalam proses tersebut, flowchart dapat digunakan untuk berbagai tujuan, diantaranya : 1. Memberikan pengertian dan petunjuk tentang jalannya proses. 2. Membandingkan proses sesungguhnya dengan proses ideal. 3. Mengetahui langkah-langkah yang perlu dan langkah-langkah yang tidak perlu dilakukan. 4. Untuk mengetahui dimana pengukuran dapat dilakukan. 5. Untuk menggambarkan sistem total..
Brainstorming, adalah cara untuk memacu pemikiran kreatif guna mengumpulkan ide-ide dari suatu kelompok dalam waktu yang relatif singkat. Ide dalam brainstorming tersebut dapat digunakan untuk analisis selanjutnya.
Tugas Akhir
33
LANDASAN TEORI
Affinity Diagram, adalah gambaran dari analisis yang menggunakan hasil brainstorming untuk mengorganisasikan informasi sehingga mudah dipahami untuk mengadakan perbaikan proses. Affinity diagram sangat berguna untuk menyaring data yang berjumlah besar dan dapat menciptakan pola pikir baru.
2. Alat-Alat Yang Menggunakan Data Numerik Check Sheet (Lembar Periksa), adalah alat yang sering digunakan untuk menghitung seberapa sering masalah tersebut terjadi dan sering digunakan dalam pengumpulan dan pencatatan data. Data yang sudah terkumpul tersebut kemudian dimasukan kedalam grafik seperti Pareto Chart atau Histogram untuk kemudian dilakukan analisis terhadapnya. Check Sheet ini dapat digunakan sebagai alat bantu dalam tahap pelaksanaan (DO) dalam konsep Plan- Do- Check- Action.
Pareto Chart, adalah alat yang digunakan untuk membandingkan berbagai katagori kejadian yang disusun menurut ukurannya dan untuk menentukan prioritas katagori kejadian-kejadian atau sebab-sebab kejadian yang akan dianalisis., sehingga kita dapat memusatkan perhatian pada sebab-sebab yang mempunyai dampak terbesar terhadap kejadian tersebut.
Tugas Akhir
34
LANDASAN TEORI
Quantity 50
100%
40
80%
30
60%
20
40%
10
20%
0
0% 1
2
3
4
5
6
Defect/Poblem Gambar 2.4 Pareto Diagram
Cause & Efect Diagram (Fishbon Diagram/Diagram Tulang Ikan) Fishbon Diagram digunakan untuk menganalisa persoalan dan faktor – faktor yang menimbulkan persoalan dan dapat digunakan untuk menjelaskan sebabsebab suatu persoalan tersebut muncul. Diagram Fishbon dapat digunakan untuk hal-hal sebagai berikut :
Untuk menyimpulkan sebab-sebab variasi dalam proses.
Untuk mengidentifikasi katagori dan sub katagori sebab - sebab yang mempengaruhi suatu karakteristik kualitas tertentu.
Untuk memberi petunjuk mengenai macam-macam data yang perlu dikumpulkan.
Diagram Fishbon terutama berguna dalam tahap Perencanaan (Plan) dari Siklus PLAN – DO – CHECK – ACTION karena dapat membantu
Tugas Akhir
35
LANDASAN TEORI
mengidentifikasi sebab-sebab proses yang mempunyai peranan bagi timbulnya efek yang tidak dikehendaki oleh pelanggan.
Methode
Machine
Manusia
Masalah
Lingkungan
Material
Gambar 2.5 Fishbone Diagram
Terdapat 2 metode dasar untuik membuat bagan tulang ikan, yaitu : Metode 1 : diawali dengan tulang-tulang yang besar. •
Menyeleksi pengaruh atau karakteristik yang ingin dianalisa.
•
Memilih
nama
tulang
ikan
yang
besar, biasanya berupa
4M
(man,machine, methode, material). •
Menambahkan tulang-tulang kecil pada tulang-tulang yang besar untuk memperinci faktor-faktor penyebab munculnya masalah.
Metode 2 : dimulai dengan tulang-tulang yang kecil. •
Menyeleksi pengaruh atau karakteristik yang ingin dianalisa.
•
Mengumpulkan penyebab/faktor yang mungkin sebanyak-banyaknya.
Tugas Akhir
36
LANDASAN TEORI
•
Mengumpulkan penyebab/faktor tersebut kedalam 4 – 5 kelompok. Setiap kelompok ini digambarkan pada setiap satu tulang ikan besar.
Histogram, adalah alat yang digunakan untuk menunjukan variasi data pengukuran dan variasi setiap proses. Berbeda dengan pareto Chart yang penyusunannya menurut urutan yang memiliki proporsi terbesar kekiri hingga proporsi terkecil, Histogram ini penyusunannya tidak menggunakan urutan apapun. Frekuensi
Batasan
50 40 30 20 10 Karakter
Gambar 2.6 Histogram
Scatter Diagram (Diagram Pencar), adalah gambaran yang menunjukan kemungkinan hubungan pasangan antara dua macam variable dan menunjukan keeratan hubungan antara dua variable tersebut yang sering diwujudkan sebagai koefisien korelasi. Control Chart, adalah grafik yang digunakan untuk menentukan apakah suatu proses berada dalam keadaan in control or out control. Control limit yang meliputi batas atas (upper control limit) dan batas bawah (lower control limit) dapat membantu kita untuk menggambarkan ferpormansi yang
Tugas Akhir
37
LANDASAN TEORI
diharapkan dari suatu proses yang menunjukan bahwa proses tersebut konsisten. Dengan mengetahui kondisi proses maka kita dapat mengetahui sumber variasi proses, apakah merupakan common cause atau spesial cause. Apabila merupakan spesial cause kita dapat mengadakan perubahan tanpa mengubah proses secara keseluruhan, tetapi bila merupakan common cause maka kita tidak dapat mengadakan perubahan. Dalam siklus PDCA, control chart digunakan dalam tahap pelaksanaan (DO) dan pengujian (Check).
UCL
X
LCL
Gambar 2.7 Control Chart
2.6
Kerangka Berpikir Telah kita ketahui bahwa proses penerapan pengendalian mutu pada suatu
perusahaan dimaksudkan untuk memperoleh gambaran pasti tentang suatu produk akhir. Apakah komposisi, disain, maupun spesifikasi telah sama dengan standar yang telah ditetapkan. Jadi pengendalian mutu hanya dapat dilakukan bila sebelumnya telah ditetapkan terlebih dulu suatu standar. TQM
merupakan
suatu
konsep
yang
terintegrasi
dan
dapat
diimplementasikan. Artinya konsep TQM berjalan bila adanya komitmen untuk maju
Tugas Akhir
38
LANDASAN TEORI
dan mencapai visi dan misi perusahaan yang telah ditetapkan sehingga akan menjadi tanggung jawab bersama. Ada 5 (lima) pilar di dalam TQM yang dapat digambarkan sebagai berikut.
Produk
Proses
Organisasi
Pemimpin
Komitmen
Gambar 2.8 Lima Pilar TQM
Dari diagram 5 (lima) pilar TQM kita bisa lihat bahwa produk, proses, pemimpin serta komitmen merupakan modal dasar dalam menjalankan roda organisasi (perusahaan). Dengan melakukan proses produksi yang baik akan menghasilkan produk yang baik dan tentunya konsumen akan memperoleh kepuasan sehingga hasil kepuasan dari konsumen tersebut akan menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Selain itu dengan adanya pemimpin perusahaan yang dapat memberikan motivasi ditambah dengan komitmen untuk menjalankan visi dan misi perusahaan dari top management sampai dengan lower management akan berdampak pula terhadap kokohnya perusahaan dalam menghadapi persaingan yang ketat. Proses pengendalian mutu berguna sebagai alat kendali dalam proses pembuatan suatu produk agar sesuai dengan mutu yang direncanakan. Dalam hal ini
Tugas Akhir
39
LANDASAN TEORI
perlu di kemukakan bahwa pimpinan perusahaan dan tenaga kerja lain harus saling menunjang dalam melaksanakan kegiatan pengendalian produk sejak awal proses, yakni dimulai dengan pemilihan bahan baku, proses produksi sampai dengan barang jadi. Fungsi pengendalian mutu bukan saja untuk memperoleh mutu produk yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan tetapi juga untuk mengetahui tingkat efisiensi. Fokus dari management mutu ini adalah pada konsumen dan evaluasinya harus berbasis terhadap konsumen. Menurut Suryadi Prawirosentono ;
Tujuan pokok dari pengendalian mutu
adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana proses dan hasil produk yang dibuat sesuai dengan standar yang ditetapkan perusahaan. (Filosofi Baru Tentang Manajemen Mutu Terpadu Abad 21. Jakarta ; PT. Bumi Aksara ). Sedangkan menurut M.N Nasution ; Esensi TQM melibatkan dan memberdayakan seluruh karyawan dalam mengadakan perbaikan kualitas barang dan jasa secara berkelanjutan yang dapat memberikan kepuasan kepada konsumen. Jadi sangat jelas sekali bahwa TQM lahir dari adanya standar yang telah ditentukan oleh organisasi/perusahaan, lalu dengan melalui proses produksi dimana karyawan dan pimpinan perusahaan melakukan usaha bersama dalam penerapan manajemen mutu sehingga nantinya setelah proses produksi dilakukan akan menghasilkan suatu produk yang berkualitas baik. Dari hasil kualitas produk yang baik inilah konsumen akan mendapatkan kepuasan dan pada akhirnya akan menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.
Tugas Akhir
40
LANDASAN TEORI
Standar Mutu Yang Telah Ditetapkan
TQM
Proses Produksi
Kualitas
Kepuasan Konsumen
Gambar 2.9 Kerangka Berpikir TQM
2.7. Teori Metal Forming 2.7.1.Teori Pemotongan Plat Secara garis besar ada bermacam pengerjaan plat (sheet metal) dikenal dengan nama : Cutting, Forming, Drawing, Stamping, dll. Proses tersebut dapat disebut press working atau dengan nama lain “ Punch press working”. Dasar – dasar pemotongan pada pengerjaan plat ini akan
Tugas Akhir
41
LANDASAN TEORI
dibicarakan terlebih dahulu, sebab hal ini merupakan pengertian dasar yang perlu dan sangat penting diketahui. Beberapa pernyataan dan contoh tentang teori pemotongan yang akan disajikan berikut. Seperti halnya pada pengerjaan triming (pemotongan kembali), dari hasil forging dan die casting dapat juga dianalisa dalam masalah ini. Demikian juga pada pengerjaan potong kawat, batangan, baja profil akan didapat hasil analisa yang sama, juga pemotongan plat dengan sistem gunting maupun “ square shearing machine” atau punching akan digunakan bentuk sisi potong yang pada pinsipnya sama. Selanjutnya akan dibicarakan tentang “ The cutting of round holes” atau pemotongan dengan sisi potong berbentuk keliling. Proses ini sering disebut punching. Sifat – sifat dari pemotongan ini dapat digunakan atau diterapkan untuk semua ukuran dan bentuk dari material yang akan digunakan.
Gb.2.10 Gambar Analisa Pemotongan
Tugas Akhir
42
LANDASAN TEORI
2.7.2. Analisa pemotongan Bila kita akan memotong suatu plat, maka kita akan memerlukan suatu gaya, besarnya gaya tersebut akan diterima sepenuhnya pada plat. Untuk memberikan gaya terhadap plat itu, digunakan perkakas yang dinamakan “Punch and Die”, dengan dasar perhitungan gaya geser atau gunting. Dalam hal ini besarnya gaya yang diperlukan baik dari atas maupun dari bawah besarnya sama, dengan memberikan jarak spasi yang relatif kecil yang dinamakan dengan “Clearence”. Gaya yang diberikan ini akan menciptakan suatu tekanan pada plat atau material, tekanan ini disebut “tegangan geser”. Hal inilah yang menyebabkan terpotongnya plat tersebut. Sedangkan tekanan perlawanan dari material dinamakan “kekuatan geser” atau “batas patah geser”. 2.7.3. Clearence Untuk mendapatkan proses pemotongan plat ini yang terpenting adalah panjang langkah yang diberikan, yang dalam hal ini langkah punch-nya serta ukuran diameter punch yang lebih kecil daripada ukuran diameter die-nya. Perbedaan diameter ini merupakan hal yang sangat penting untuk menentukan hasil pemotongannya. Selisih ukuran antara punch dan die ini disebut allowance, sedangkan yang dimaksud dengan clearence adalah selisih ukuran yangbesarnya diukur hanya pada satu sisi saja atau dengan kata lain separoh dari
Tugas Akhir
43
LANDASAN TEORI
besarnya allowance. Disamping itu besarnya clearence juga menentukan besarnya gaya potong yang akan kita berikan. Sebagai gambaran penggunaan clearence yang lebih besar daripada tebalnya material yang akan di punch serta sisi potong punch yang tumpul dapat dilihat sebagai berikut :
Gb. 2.11 Gambar Clearence
Pada waktu punch ditekan kebawah, maka plat akan cenderung membengkok, hal ini akibat sisi potong punch atau die yang tumpul.
Tugas Akhir
44
LANDASAN TEORI
Demikian juga clearence yang besar akan memudahkan bengkoknya plat tersebut.
Gb.2.12 Gambar Robekan Clearence besar Apabila tekanan punch ditambah, posisi plat akan menjadi vertikal diantara punch dan die, akibatnya plat akan terpotong berdasarkan tarikan. Sehingga hal ini material akan mengalami dua perubahan bentuk yaitu : terpotong karena pembengkokan dan regangan mulur karena tarikan. Besarnya clearence akan mempengaruhi proses dan hasil pemotongan seperti : besarnya gaya potong yang dipakai (force). umur pakai dari punch dan die (life time) permukaan hasil pemotongan (surface finish) Besarnya pemilihan clearence tergantung dari tebal dan jenis material, disamping beberapa pertimbangan berikut ini :
Tugas Akhir
45
LANDASAN TEORI
Untuk proses blanking, pada material yang memiliki batas patah geser tinggi dipilih clearance yang kecil agar didapatkan hasil potongan yang baik. Untuk proses blanking pada mesin potong otomatis, digunakan clearance yang besar agar mendapatkan umur pakai yang lama. Untuk mendapatkan hasil potongan yang halus, biasanya dipilih clearance yang kecil. Pada umumnya pemilihan clearance ini berkisar antara 10 sampai 15 % dari tebal material yang akan dipotong. Jika clearance yang dipilih terlalu besar, permukaan potongnya akan berbentuk radius yang sangat ekstrim. Disamping itu akan mengakibatkan terjadinya robekan / secondary shear pada permukaan bagian luar yang berbentuk radius. Didaerah ini batas patah tarik materialnya telah terlampaui. Demikian juga dengan clearence yang terlalu besar dan pada material yang lunak, akan mudah terjadi burr.
Gb.2.13 Gambar Clearence besar
Tugas Akhir
46
LANDASAN TEORI
Dengan clearance sebesar 36% dari tebal materialnya akan didapat tebal burr sebesar kurang dari clearance-nya. Untuk contoh diatas, dalam percobaan menggunakan plat dari baja paduan karbon rendah pengerjaan roll panas. 2.7.4. Prinsip Pemotongan 2.7.4.1 Tahap pemotongan Apabila sisi dan die tajam, serta pemilihan clearance yang tepat sesuai dengan tebal material, maka material tersebut akan dapat terpotong dengan baik.
Gb.2.14 Gambar Prinsip pemotongan
Pada dasarnya terpotongnya plat itu akan mengalami tahap – tahap sebagai berikut :
Tugas Akhir
47
LANDASAN TEORI
a. Pada waktu punch menekan benda kerja, sebelum material tersebut mencapai batas lumernya, jika beban penekanan dari punch dihilangkan maka material akan kembali ke bentuk semula. Hal ini akibat dari sifat elastisitas yang dimiliki oleh material tersebut.
Gb.2.15 Gambar Prinsip pemotongan 1
b. Apabila penekanan punch diteruskan sampai material mencapai batas lumernya, maka material tersebut sudah akan mulai retak, hal ini sering disebut dengan “plastis deformation”.
Gb .2.16 Gambar Prinsip pemotongan 2
Tugas Akhir
48
LANDASAN TEORI
c. Selanjutnya semakin dalam langkah penekanan punch, maka plat tersebut akan semakin retak. Keretakan – keretakan ini diakibatkan oleh sisi potong punch dan die yang tajam yang semakinlama semakin panjang sehingga saling bertemu, maka terpotonglah plat tersebut sesuai bentuk sisi potongnya.
Gb.2.17 Gambar Prinsip Pemotongan 3
2.7.4.2 Jenis Keausan.Sudut – sudut pada punch dan die hampir dapat dipastikan selalu akan terjadi keausan, seperti yang terlihat pada gambar berikut
Tugas Akhir
49
LANDASAN TEORI
: Gb.2.18 Gambar Prinsip keausan
Yang akan terjadi pada sisi keliling, baik untuk punch maupun die-nya dan juga selalu terjadi ada bagian permukaannya. Untuk menghilangkan keausan – keausan ini dan agar perkakas dapat tajam kembali, diperlukan suatu penggerindaan. Untuk menggerindanya harus diperhatikan bahwa hanya dilakukan dibagian permukaannya saja. Hal ini penting mengingat apabila kita sampai menggerinda bagian kelilingnya akan mengakibatkan pengecilan ukuran punch atau sebaliknya jika hal ini dilakukan pada die akan mengakibatkan pembesaran ukuran. Dengan demikian clearence akan menjadi besar, sehingga hal ini akan mengakibatkan perubahan ukuran pada hasil produknya.
Tugas Akhir
50
LANDASAN TEORI
Terjadinya keausan ini diakibatkan oleh terkikisnya punch atau die oleh material yang mengalami kelelahan selama proses pemotongan, yaitu akibat material mengalami pencairan dalam keadaan dingin. Disamping itu akan mengakibatkan gaya stripper yang semakin besar. 2.7.4.3.Jenis – jenis Pemotongan a. Blanking Proses pemotongan pada seluruh bentuk. Hasilnya disebut blank, sedang bahan yang tak terpakai disebut strip.
Gb.2.19 Gambar Blanking
b. Piercing Prosesnya sama dengan blanking, tetapi yang dipakai stripnya. Sisa pemotongan disebut slug atau scrap.
Gb.2.20 Gambar Piercing
Tugas Akhir
51
LANDASAN TEORI
c. Notching Prinsipnya sama dengan piercing, tetapi sisi potong alat pemotong tidak memotong seluruhnya.
Gb. 2.21 Gambar Notching
d. Cropping Proses pemotongannya tidak menghasilkan tatal. Lebar komponen yang dibuat sama dengan lebar bahan
Gb.2.22 Gambar Cropping
e. Parting Sama dengan cropping, tetapi menghasilkan tatal
Tugas Akhir
52
LANDASAN TEORI
Gb.2.23 Gambar Parting
f. Lanzing Pemotongan hanya pada tiga sisi dari pemotong. Bagian yang terpotong masih menempel pada bahan yang dipotong.
Gb. 2.24 Gambar Lanzing
g.Semi Notching Prosesnya sama dengan lanzing. Pemotongan hanya pada dua sisi dari pemotong. Dilakukan pada bagian sisi benda kerja.
Gb. 2.25 Gambar Semi Notching
Tugas Akhir
53
LANDASAN TEORI
h.
Shaving Metode ini bertujuan hanya menghilangkan burr / chip. Dilakukan untuk mendapatkan bentuk dan ukuran yang presisi.Tidak ada cutting clearance.
Gb.2.26 Gambar Shaving
i. Trimming Proses pengerjaan akhir untuk memotong tepi-tepi yang tidak berfungsi. Dilakukan untuk menghilangkan serpihan pelat hasil “deep drawing”.
Gb.2.27 Gambar Trimming
2.7.5. Jenis – jenis Pembentukan a. Bending Proses pembengkokan lembaran pelat kearah melintang terhadap ketebalan plat.
Tugas Akhir
54
LANDASAN TEORI
Gb.2.28 Gambar Bending
b.
Flanging Proses hampir sama dengan bending, hanya pada proses ini disamping menekuk kearah melintang tebal pelat juga membentuk lengkungan.
Gb.2.29 Gambar Flanging c.
Embossing Prosesnya sama dengan Flanging , bedanya pada sisi sebaliknya membekas seperti bentuk yang dibuat tetapi kebalikannya.
Gb2.30 Gambar Embossing
Tugas Akhir
55
LANDASAN TEORI
d.
Coining Prosesnya sama dengan Embossing, hanya terjadi pada dua sisi. Contoh : proses pembentukan tulisan / bentuk tertentu pada lembaran logam.
Gb.2.31 Gambar Coining
e.
Deep Drawing Proses pembentukan pelat yang menghasilkan rongga. Pelat dibentuk antara Punch dan Die. (Pembentuk laki-laki dan perempuan,pada keempat sisinya )
Gb2.32. Gambar Deep drawing
f.
Crimping Proses pembengkokan pada benda yang kecil. Biasa dilakukan untuk pembentukan sambungan kawat kelistrikan.
Tugas Akhir
56
LANDASAN TEORI
Gb.2.33 Gambar Crimping
g.
Curling Proses pengerolan bagian sisi pelat. Dapat dilakukan proses penyambungan dengan sistem tekan.
Gb. 2.34 Gambar Curling
h.
Collar Drawing Proses perluasan lubang tanpa adanya pemotongan. Proses ini dilakukan untuk menambah bidang kontak lubang pada pelat atau menginginkan bentuk ulir pada pelat. Kadang roses ini disebut “hole flanging”.
Tugas Akhir
57
LANDASAN TEORI
Gb.2.35 Gambar Colar drawing 2.7.6. Tipe – tipe Cutting Tool 2.7.6.1.Blanking Tool a. Blank through tool Tool ini digunakan untuk proses blanking. Blank yang dihasilkan akan langsung jatuh melewati die dan bottom plate, sedangkan punch terikat dengan top plate dan die terikat pada bottom plate. 1. 2. 3. 4. 5.
SHANK TOP PLATE PUNCH MATREIAL FIXED STRIPPER 6. DIE 7. BOTTOM PLATE 8. DOWEL PIN 9. INBUS SCREW 10. DOWEL PIN 11. INBUS SCREW
Gb. 2.36 Gambar Blank through tool
Tugas Akhir
58
LANDASAN TEORI
b. Inverted blanking tool Tool ini juga digunakan untuk proses blanking, perbedaannya hanya pada posisi punch dan die. Pada inverted tool, punch terikat pada bottom plate dan die terikat pada top plate. Inverted tools lebih cocok digunakan bila kita mengharapkan blank yang rata. Tipe tool ini juga cocok untuk proses shaving. 1. BOTTOM PLATE 2. TOP PLATE 3. GUIDE BUSH 4. GUIDE PILAR 5. MAIN PUNCH 6. STRIPPER PLATE 7. DIE 8. SHEDDER 9. KNOCKOUT PLATE 10. TRANSFER PIN 11. KNOCKOUT PIN 12. SHANK 13. SPRING 14. DOWEL PIN 15. STRIPPER BOLT 16. BOLT Gb.2.37 Gambar Inverted blanking tool
Tugas Akhir
59
LANDASAN TEORI
2.7.6.2. Piercing Tool Pada dasarnya tipe tool ini mirip dengan tipe blank through tool. Perbedaannya terdapat pada bagian yang terpotong (jatuh). Pada blank through yang terpotong jatuh adalah blank, sedangkan pada piercing tool yang terpotong jatuh adalah slug (scrap)
1. BOTTOM PLATE 2. TOP PLATE 3. GUIDE BUSH 4. GUIDE PILLAR 5. DIE 6. PIERCING PUNCH 7. STRIPPER PLATE 8. PUNCH HOLDER 9. PRESSURE PLATE 10. STRIPPER BOLT 11. SPRING 12. SHANK
Gb.2.38 Gambar Piercing tool
2.7.6.3. Progressive Tool Progressive tool adalah type tool yang dirancang untuk proses pengerjaan yang bertahap dan berkelanjutan antara
Tugas Akhir
60
LANDASAN TEORI
proses satu ke proses berikutnya, baik untuk proses pemotongan, pembentukan atau variasi dari keduanya.
2.7.6.4. Compound Tool Compound tool adalah tool khusus yang dapat melakukan beberapa proses pemotongan sekaligus ( biasanya blanking dan piercing ). Konstruksi compound tool biasanya berupa inverted tool.
1. BOTTOM PLATE 2. TOP PLATE 3. GUIDE BUSH 4. GUIDE PILLAR 5. MAIN PUNCH 6. STRIPPER PLATE 7. DIE 8. SHEDDER 9. PIERCING PUNCH 10. PUNCH HOLDER 11. PRESSURE PLATE 12. KNOCKOUT PLATE 13. TRANSFER PIN 14. KNOCKOUT PIN 15. SHANK 16. SPRING 17. DOWEL PIN 18. STRIPPER BOLT 19. BOLT Gb.2.39 Gambar Compound tool
Tugas Akhir
61
LANDASAN TEORI
2.7.6.5. Combination Tool Combination tool adalah suatu tool dimana proses pemotongan ( biasanya blanking ) dikombinasikan dengan proses forming ( forming, bending, drawing, coining, dll ). 2.7.6.6.Gang Tool Gang tool adalah suatu tool dimana ada 2 ( dua ) atau lebih bagian yang sama diproses dalam satu stroke pada tool yang sama. 2.7.6.7.Group Tool Group tool hampir sama dengan combination tool, perbedaannya pada pengerjaan yang terpisah. Misal : blanking dan bending. 2.7.7
Press Tooling Bagian – bagian utama 1. Shank Bagian dari perkakas yang paling atas adalah shank, bagian ini langsung berhubungan dengan mesin press. Maka termasuk bagian yang sangat penting. Bentuk dan ukurannya tergantung dari bentuk holder yang tersedia pada mesin pres.
Tugas Akhir
62
LANDASAN TEORI
2. Punch Holder Bagian dari perkakas ini juga sering disebut dengan Top Shoe / Upper Shoe yang berfungsi untuk membawa punch dan tempat memasang shank. Punch plate juga terpasang pada bagian ini. 3. Press backing plate Press backing plate merupakan suatu pelat yang dipasang pada top shoe, yang berguna untuk memperkecil gaya penusukan dari punch terhadap uppershoe, sehingga uppershoe tidak mudah
rusak mengingat pada umumnya ukuran dari upper shoe ini relatif besar. Untuk ukuran permukaan punch yang cukup luas dapat tanpa press backing plate, yaitu dipasang langsung pada uppershoe. 4. Punch plate Punch yg tidak dapat langsung dipasang di uppershoe karena bentuknya yang tidak memungkinkan, diperlukan suatu pemegang yang disebut dengan punch plate. Punch plate ini dipasang terhadap uppershoe dengan menggunakan baut dan dowel pin ( Fastener ). 5. Punch Pada perkakas punching tool yang paling utama adalah pemotong, yang berupa berpasangan. Punch merupakan alat pemotong male, pada umumnya bagian ini yang bergerak dan posisinya diatas. Bentuk permukaan potong dari bagian ini tergantung dari bentuk yang kita inginkan.
Tugas Akhir
63
LANDASAN TEORI
6. Stripper Plate Bagian ini berfungsi untuk menahan material yang terangkat keatas karena terjepit punch. Hal ini dapat terjadi karena sifat yang dimiliki oleh material, yang sering disebut dengan spring back, yaitu timbulnya gaya inti material, semakin ulet material semakin besar gaya intinya. 7. Stock guide strips( Guide Lifter ) Bagian ini merupakan sebuah plate yang berfungsi untuk menahan material yang sedang dikerjakan, agar strip dapat bergerak lurus. 8. Die Die adalah alat pemotong bagian bawah ( female ) pada umumnya tidak
bergerak.
Bentuk
pemotongnya
sesuai
dengan
bentuk
punchnya.Alat pemotong ini merupakan satu set ( Punch dan Die ). 9. Base Plate Nama Lain dari bagian ini adalah Bottom shoe/block. Yaitu sebuah blok yang cukup tebal dimana di terpasang. Pada blok ini tersedia tempat baut yang berguna untuk mengikat pada mesin. Kadang-kadang juga terpasang guide pin. 10. Stopper Untuk mendapatkan hasil yang akurat dan mempermudah proses pemotongan diperlukan suatu stopper yang berfungsi untuk mengatur langkah kecepatan material. Sistem kerja stopper ini dapat secara manual atau secara otomatis.
Tugas Akhir
64
LANDASAN TEORI
11. Fastener Suatu pengikat antara dua atau beberapa pelat disebut dengan fastener. Pengikat ini biasanya menggunakan baut dan mur atau pin. Pin yang sering digunakan pada punching tool dikenal dengan nama dowel pin yang berfungsi agar supaya pada waktu perkakas tersebut dibongkar maka untuk merakitnya kembali akan lebih cepat dan mudah dan tidak akan mengubah posisi antara punch dan die. 12. Die set Untuk membuat sebuah perkakas punching tool diperlukan waktu yang relatif lama. Untuk mengatasi hal ini maka untuk bagian yang memerlukan waktu pengerjaan lama biasanya dapat dibeli di perdagangan, yaitu terdiri dari upper shoe, lower shoe, dan pillar, kesemuanya itu disebut dengan die set. Pillar atau guide pin ini merupakan pemandu dari gerakan upper shoe, pada umumnya terpasang mati pada bottom shoe, dan punch yang ada pada upper shoe akan dapat bergerak naik turun tanpa kocak, karena pada upper shoe terpasang bushing sebagai pemandu gerakan pillar tadi. Bushing dapat dibuat dari bronze atau baja yang dikeraskan dan digerinda. Dengan adanya die set yang terjual diperdagangan, maka ongkos produksi dapat lebih ditekan. Selanjutnya tinggal merakit punch dan dienya. Untuk mengatur besarnya clearence, maka masing-masing bagian dipasang sesuai dengan tempatnya, kemudian diikat dengan baut. baru kemudian diberi dowel pin.
Tugas Akhir
65
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
3.1 Tinjauan Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perkembangan Perusahaan.
PT. Andhi Chandra Automotive Products ( ACAP ) merupakan salah satu anak perusahaan dari beberapa perusahaan yang tergabung dalam ADR GROUP. Yaitu yang terletak di Bitung – Curug –Tangerang. Adapun anak perusahaan dari ADR GROUP itu adalah sebagai berikut : - PT. Selamat Sempurna I ( SS I ) - PT. Selamat Sempurna II ( SS II ) - PT. Panata Jaya Mandiri ( PJM ) - PT. Hydraxle Perkasa ( HYPER ) - PT. Andhi Chandra Automotive Products ( ACAP ) - PT. Hidup Karya Tunggal Cipta ( HIKATA ) PT. Andhi Chandra Automotive Products ( ACAP ) didirikan pada tahun 1976. Merupakan perusahaan pertama di wilayah Tangerang yang memproduksi berbagai macam Filter seperti : Kendaraan Bermotor, Mobil dan lain – lain. PT. ACAP ini didirikan di atas tanah seluas 6.000 M2 dengan luas bangunan sekitar 4.800 M2. Bidang usaha PT. Andhi Chandra Automotive
Tugas Akhir
66
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Products ( ACAP ) Adalah pembuatan Filter dalam berbagai macam jenisnya, diantaranya : Air Filter, Oil Filter, Fuel Filter. Sejalan dengan usaha pemerintah untuk mengganti barang import dengan barang hasil produksi sendiri, pada tahun 1987 ADR GROUP mengambil alih PT. Andhi Chandra Automotive Products ( ACAP ) untuk menetapkan kembali agar ada peningkatan dalam kualitas barang dan kuantitas atau produktivitas barang yang akan diproduksi oleh Perusahaan PT. Andhi Chandra Automotive Products ( ACAP ) ini, sehingga nantinya akan menambah kesejahteraan bagi para karyawan dan pemerintah karena dengan adanya perusahaan yang maju maka pajak penghasilan pemerintah pun akan bertambah pula. Pada perkembangan berikutnya PT. Andhi Chandra Automotive Products ( ACAP ) berhasil mengadakan kerja sama dengan salah satu perusahaan yang ada di Jepang yaitu dengan perusahaan TOKYO ROKI JEPANG sehingga pada saat ini produksi PT. Andhi Chandra Automotive Products ( ACAP ) ini telah dijadikan sebagai suku cadang asli untuk berbagai macam merk kendaraan seperti : -
Hino
-
Suzuki
-
Daihatsu
-
Mazda
-
Mitsubishi
-
Dan masih banyak yang lainnya.
Tugas Akhir
67
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Untuk kepentingan Mutu atau Kualitas PT. Andhi Chandra Automotive Products (ACAP) telah menggunakan alat – alat yang canggih dan otomatis. Serta mempunyai tenaga kerja yang terdidik dan terlatih yang berasal baik dari luar negeri maupun dari dalam negeri sendiri. PT. Andhi Chandra Automotive Products ( ACAP ) sebagai penghasil atau pembuat Filter yang telah dipercaya sehingga bisa sebagai pemasok suku cadang asli untuk berbagai macam jenis kendaraan. Adapun Sejarah Singkat PT. ACAP Adalah Sebagai Berikut : Tahun 1976
: Didirikan
Tahun 1987
: Kerjasama dengan ADR GROUP
November 1987
: Kerjasama dengan perusahaan TOKYO ROKI JEPANG
Januari 1988
: Penyerahan pertama sebagai suku cadang asli (OEM) pada perusahaan HINO
Juli 1988
: Memenuhi permintaan yang pertama pada : - Oil Filter untuk SUZUKI - Oil Filter untuk MITSUBISHI - Fuel Filter untuk Daihatsu
April 1989
: Memenuhi permintaan pertama pada : - Oil Filter pada Suplier - Air Filter pada Suplier - Fuel Filter pada Suplier
Agustus 1990
: Memenuhi permintaan untuk MAZDA : - Air Filter atau Cleaner Assy
Tugas Akhir
68
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
- Oil Filter - Fuel Filter April 1990
: Rencana pembuatan gedung baru didaerah Bitung – Curug – Tangerang Jawa Barat.
Juni 1990
: Pemindahan rencana baru
24 Desember 1990 : Diresmikannya PT. ACAP oleh presiden Soeharto yang diwakili oleh Menteri Tenaga Kerja saat itu Ir. Hartarto 3.1.2 PROFIL PERUSAHAAN Kantor
: Jl. Pluit Selatan No. 1A Jakarta 14440 – Indonesia
Pabrik
Telp
: ( 021 ) 6610033 – 6690244
Fax
: ( 021 ) 6605071 - 6696237
: Jl. Raya L. P. P. U. Curug No. 88 Desa Kadujaya Bitung – Tangerang Jawa Barat – Indonesia Telp : ( 021 ) 5980157 Fax : ( 021 ) 5981240
Pada saat ini perusahaan atau PT. ACAP ini telah mengalami kemajuan yang pesat walaupun dalam keadaan ekonomi yang guncang tapi PT. ACAP ini
Tugas Akhir
69
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
mampu menunjukkan bahwa tidak semua perusahaan mengalami kesulitan, itu terbukti dengan mendapatkan sertifikat ISO 9002 pada bulan Juli 1999. Sejak itulah PT. Andhi Chandra Automotive Products ( ACAP ) memulai kemajuannya dalam memproduksi Filter Mobil. Dengan memperoleh sertifikat ISO 9002 PT. Andhi Chandra Automotive Products semakin dipercaya oleh dunia sebagai salah satu Pemasok suku cadang yang asli dalam dunia Otomotive dijaman sekarang ini. Untuk menghadapi era pasar bebas PT. ACAP ini telah siap dengan menambah beberapa tenaga kerja baru untuk menghadapi persaingan dipasar bebas nanti PT. ACAP ini telah siap dengan mendatangkan mesin – mesin canggih dari Korea untuk meningkatkan mutu barang yang akan diproduksi sehingga nantinya dapat memuaskan para pelanggan.
3.2 Struktur Oorganisasi PT. ACAP. PT. Andhi Chandra Automotive Products ( ACAP ) menggunakan Struktur Organisasi Fungsional dan dikepalai oleh seorang Direktur Operasi yang dalam tugasnya dibantu oleh : 1. Factory Manager . Factory Manager disebut juga kepala pabrik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap jalannya proses produksi, serta pengadaan komponen dan karyawan. Kepala pabrik membawahi departemen PPIC, Departemen Produksi, Departemen Personalia. 2. Direktur Operasi.
Tugas Akhir
70
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Direktur Operasi disebut juga pimpinan tertinggi dalam suatu perusahaan atau orang yang memimpin dan memiliki wewenang yang tinggi tentang maju mundurnya perusahaan serta jalannya kegiatan suatu pekerjaan. 3. Departemen Sales ( Penjualan ). Departemen Sales ini adalah bagian dari beberapa departemen yang bertugas tentang penjualan suatu barang hasil produksi maupun bagian yang menerima pesanan dari pelanggan atau konsumen. 4.
Departemen Engineering. Departemen Engineering dalam tugasnya dibagi menjadi dua bagian yaitu: a. Products Engineering. Bertugas menangani : 1. Informasi Umum yaitu pembuatan pemberitaan, revisi,inter office memo standar pengerjaan, instruksi pengerjaan dan point card. 2. Design yaitu penggambaran komponen atau essembling dari filter dan pembuatan sablon. 3. Material Cost, yaitu perhitungan harga bahan komponen yang diperlukan untuk pembuatan filter. 4. Pembuatan sample yaitu pembuatan contoh produk filter yang dipesan oleh para pelanggan atau konsumen. b. Proses Engineering. Bagian ini bertugas untuk : 1. Merencanakan atau menentukan pembuatan ( jig ) alat bantu mesin, seperti Chuck Seamer, nipple, elektroda, mould, dies dan lain – lain.
Tugas Akhir
71
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
2. Membuat laporan trial dies baru, trial mesin baru dan layout serta perlengkapan lainnya. 3. Dalam hal ini proses engineering dibantu oleh utility atau maintenance yang bertugas untuk melakukan perbaikan dan perawatan terhadap mesin - mesin yang ada di PT. Andhi Chandra Automotive Products. 5. Departemen Planning Product Inventory Control ( PPIC ). Bagian ini bertugas merencanakan proses produksi dan pengadaan material atau komponen bahan filter Departemen ini terbagi menjadi 2 (dua) Seksi yaitu : a. Seksi Planning Product Control ( PPC ). Departemen ini bertugas untuk merencanakan proses produksi, dan melaksanakan taksiran rencana yang tepat agar target yang direncanakan tercapai. b. Seksi Inventory Product Control ( IPC ). Seksi ini bertugas untuk mengadakan dan pengendalian material atau komponen yang dibutuhkan dalam proses produksi. Dalam hal penyediaan komponen seksi IPC me-monitoring agar dapat mengadakan barang apabila persediaan kurang dan orderan harus disesuaikan dengan jumlah produksi yang direncanakan. 6. Departemen Produksi. Departemen produksi ini bertugas dan bertanggung jawab umtuk menjalankan dan mengawasi proses produksi sesuai dengan order atau
Tugas Akhir
72
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
pesanan yang dipesan oleh pelanggan. Dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh : a. Seksi Spin- on b. Seksi Elemen Assy c. Seksi Sepesial Order atau SPO d. Dan lain – lain. 7. Departemen Personalia. Departemen ini bertugas untuk menangani segala sesuatu yang berhubungan dengan ketenaga kerjaan di PT. Andhi Chandra Automotive Products ( ACAP ). Sedangkan dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh : a. Administrasi Personalia yang bertugas untuk
membantu menangani
masalah ketenaga kerjaan seperti Gaji. b. Umum bagian ini bertugas untuk melayani segala kebutuhan tenaga kerja atau karyawan. c. Security yang bertugas menjaga keamanan dan ketertiban diseluruh lingkungan perusahaan maupun di dalam lokasi pabrik. 8. Departemen Quality Control ( QC ). Secara umum Quality Control ( QC ) dapat diartikan sebagai pengawas mutu suatu barang yang diproduksi oleh PT. ACAP. Departemen ini bertanggung jawab atas mutu hasil produksi, karena hal ini sangat berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan.
Tugas Akhir
73
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
9. Departemen Sales. Bagian Ini bertugas menerima semua order atau pesanan dari pelanggan. Pesanan yang diterima oleh sales dicek keberadaanya terlebih dahulu apakah ada stock digudang penyimpanan barang jadi. Hasil dari pengecekan barang di gudang yang dilakukan oleh sales dituangkan dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh setiap wakil dari masing – masing bagian. Departemen ini bertanggung jawab terhadap ketepatan pengiriman barang dan keluar masuknya barang di gudang barang finish goods. Adapun bagan struktur Organisasi PT. ACAP adalah seperti pada lampiran
3.3 Visi, Misi dan Kebijakan Mutu Perusahaan VISI : Menjadi Perusahaan Kelas Dunia di Industri Komponen Otomotif MISI : Perbaikan berkesinambungan untuk memenuhi semua persyaratan dengan proses transformasi terbaik KEBIJAKAN MUTU : Memberi Pelanggan Pilihan yang lebih baik
3.4 PENGERTIAN FILTER
Filter adalah alat yang digunakan untuk menyaring / membersihkan fluida (cair / gas) dari partikel-partikel kotoran yang terdapat didalamnya sehingga menghasilkan fluida yang lebih bersih.
Tugas Akhir
74
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Mengingat hampir tidak adanya fluida yang benar-benar bersih (murni), maka akan sangat penting peranan filter untuk melakukan filterisasi pada suatu fluida tertentu. Contoh pada mesin kendaraan yang menggunakan filter pada proses penyaringan udara yang digunakan untuk pembakarannya, proses penyulingan air yang menggunakan filter untuk menyaring kotoran-kotoran yang terdapat didalam air. Dalam hal ini, pembahasan mengenai filter hanya akan dititikberatkan pada pengaplikasiannya dengan mesin kendaraan.
3.4.1 Jenis – jenis filter kendaraan Pada mesin kendaraan, filter sangat krusial fungsinya terhadap performance dari mesin kendaraan itu sendiri. Dengan adanya filter, bahan bakar atau udara yang digunakan untuk pembakaran mesin akan lebih bersih sehingga tidak meninggalkan sisa pembakaran (kerak) pada mesin. Bila dibedakan berdasarkan tipenya, filter dibedakan menjadi 9 macam, yaitu: 1. Filter Element : filter yang tidak menggunakan bodi, karena sudah terdapat body pada kendaraannya. 2. Filter Spin on : filter yang terdapat body pada bagian luarnya. 3. Depth ( Oil Bath) 4. Bag (Wire mesh) 5. Screen : Element medianya berupa lembaran (tidak dipleating). 6. Strainer 7. Membran : Filter yang dilapisi lapisan seperti glass bull 8. Housing (disposible filter).
Tugas Akhir
75
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Bila dibedakan berdasarkan fungsinya, secara garis besar filter dibagi menjadi empat macam, yakni : A. Filter udara B. Filter bahan bakar C. Filter oli D. Filter hdraulic
3.4.2 Filter Udara (Air Filter) Filter udara digunakan untuk menyaring udara dari kotoran sehingga ruang bakar didalam mesin akan lebih bersih dan akan menghasilkan gas buang pembakaran yang lebih bersih. Bahan yang digunakan pada filter udara adalah media kertas yang diolah sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk filterisasi dengan ketebalan dan pori-pori (pore size) yang disesuaikan. Kotoran tersebut dapat bervariasi jenis dan jumlahnya tergantung dari keadaan lingkungan dimana kendaraan itu digunakan. Untuk itu filter udara yang digunakan pada kendaraan dapat kita golongkan menjadi 3 macam, yakni :
Tugas Akhir
76
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
KARATERISTIK
TYPE
PRODUCT
A *. Debu ditahan di atas permukaan kertas, sehingga minyak & debu membentuk beberapa lapisan *.Tidak dapat dibersihkan.
B
C
*. Debu di tahan di atas permukaan dan di dalam kertas *. Dibersihkan secara berkala dengan air gun atau alat lain. *. Jalan tidak beraspal yang banyak tanah dan lumpurnya karena dapat menangkap debu dari pasir *. Udara yang masuk diputar oleh sleeve, debu yang melayang diberi gaya sentrifugal sehingga debu dijatuhkan. *. Umurnya lebih panjang. *. Kendaraan besar atau kendaraan di bidang konstruksi.
Gb. 3.1. Sample product air filter A. Viscous Filter udara jenis viscous biasanya digunakan pada kendaraan pada kondisi jalan beraspal untuk menyaring udara dari debu dan karbon. Jenis filter ini tidak dapat dibersihkan, karena debu dan minyak yang disaring tertahan membentuk lapisan diatas permukaan kertas filter. B. Dry Pada jenis filter udara ini, debu dan pasir yang disaring tertahan diatas permukaan dan didalam kertas filter. Dapat dibersihkan secara berkala dengan mengunakan penyemprot udara dan biasanya banyak digunakan pada kondisi jalan bertanah dan berlumpur. C. Cyclone
Tugas Akhir
77
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Dengan bentuk filter seperti pipa, debu yang melayang diberi gaya sentrifugal sehingga sebagian debu akan dijatuhkan. Banyak digunakan pada kendaraan besar dan kendaraan di bidang konstruksi.
3.4.3 Filter Bahan Bakar (Fuel Filter) Filter bahan bakar digunakan untuk menyaring kotoran-kotoran pada fluida bahan bakar sehingga dapat meningkatkan efisiensi pemakaian bahan bakar dan kemampuan mesin, menjaga kebersihan fuel yang diberikan sesuai kebutuhan mesin dengan menahan kontaminan yang
berbahaya yang dapat mengganggu proses
pembakaran atau menyebabkan komponen sistem injeksi terpakai. Pada filter jenis ini tidak dapat dibersihkan, dilakukan pemeriksaan dan penggantian secara berkala sebelum filter menjadi mampat. Contoh dari gejala pada kendaraan akibat filter bahan bakar yang mampat, yakni : mesin tiba-tiba berhenti, mesin sukar untuk dinyalakan, tenaga pada kendaraan berkurang dan getaran tidak normal pada mesin. Dan dapat dibagi menjadi 2 jenis yakni : Gasoline type dan Diesel type.
Tugas Akhir
78
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Gb. 3.2 Sample product fuel filter 3.4.4 Filter Oli (Oil Filter) Fungsi dari filter oli pada mesin kendaraan adalah untuk menyaring kotoran / serbuk logam akibat gesekan komponen-komponen yang aus didalam mesin. Hampir sama dengan jenis filter yang lainnya, maka pada filter oli pun tidak terdapat deteksi dini untuk mengetahui apakah filter mampat / kotor atau tidak. Untuk itu diperlukan pemeriksaan dan penggantian secara berkala. Berikut adalah gambar sebuah filter oli.
Tugas Akhir
79
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Gb.3.3 .Komponen-komponen utama oil filter Pada filter oli dapat dibagi menjadi 2 jenis, yakni :
a) Full Flow , oli yang disalurkan oleh pompa oli pada kendaraan akan disaring langsung oleh jenis filter ini sebelum disalurkan kedalam mesin.
b) By Pass , merupakan filter oli dengan pore size yang lebih kecil yang digunakan untuk menyaring karbon dan partikel halus yang tidak dapat disaring oleh Full Flow. Pada penggunaannya, By Pass dikombinasikan dengan Full Flow secara terpisah maupun gabungan keduanya pada satu filter.
Tugas Akhir
80
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Berikut gambaran singkat cara kerja filter oli pada mesin kendaraan : Pompa oli yang berfungsi untuk menyalurkan oli dari Oli Pan kedalam mesin bekerja sebanding dengan putaran mesin, semakin besar putaran mesin maka akan semakin besar juga pompa oli mengirim oli kedalam mesin. Oli yang disalurkan akan dijaga tekanannya oleh Pressure Regulating Valve yang mana jika tekanan pada oli meningkat maka valve ini akan terbuka sehingga oli akan dialirkan kembali ke oli pan. Setelah oli dengan tekanan tertentu disalurkan sampai ke filter, oli akan melewati Anti Drain Back Valve yang merupakan valve pada filter dengan karakteristik one direct flow (satu arah) dan normally close (valve akan terbuka pada tekanan tertentu) sehingga dapat mencegah oli didalam filter mengalir kembali kedalam oil pan ketika mesin dimatikan dan tidak terjadi kekurangan oli pada saat mesin dihidupkan. Setelah oli masuk kedalam filter akan disaring oleh Paper Element dengan pore size tertentu. Jika pore size pada paper element tersumbat akibat kotoran yang menempel, maka aliran oli kedalam mesin akan terhambat. Untuk mencegah hal tersebut, oli yang terhambat akibat paper element kotor akan dialirkan melalui Relief Valve yang mana mempunyai karakteristik one direct flow dan normally close.
Fulfull flowl Flow Filter
Tugas Akhir
81
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
` Full
Full
Flow
Flow By Pass
By Pass
Machine
Machine
Oil
Oil
Pump
Pump
Oil Pan
Oil Pan
Combined – Seperated Type
Combined – One Body Type
Gb.3.4. Full Flow dan By Pass Filter Oli pada kendaraan TIPE FILTERING
KARAKTERISTIK
A
*.dipasang pada ruangan yg kecil *.mobil berbahan bakar bensin *.material filter dipilih agar oil pressure pada mesin tetap dan dapat menyaring partikel yg menyebabkan mesin aus dan efisien
B
*. mobil diesel *. by pass filter dipasang untuk menyaring karbon dan partikel halus yg tidak dapat ditangkap oleh full flow filter, karena itu pore size-nya lebih keci. *. oil pressure resistance by pass filter lebih tinggi daripada full flow filter, sehingga waktu penyaringannya lebih lama
C
*. strukturnya lebih kompleks dibanding filter lain, tetapi hanya membutuhkan ruangan kecil *. cenderung pada mesin diesel *. konstruksi khusus agar diperoleh perbedaan tekanan oli di dalam filter untuk mendapatkan filtering efficiency yg ditetapkan pada masing-masing filter
S ep ar at
ket: A: Full flow filter B dan C : Combinated filter
Gb.3.5. Sample oil filter
Tugas Akhir
82
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
= Anti Drain Back Valve
Filter Oil
= Paper Element
= Relief Valve Machine
Pressure Regulating Oil Pump
Oil Pan
Gb.3.6 Cara kerja filter oli
3.4.5 Hydraulic filter Filter ini banyak digunakan pada alat-alat berat. Filter hydroulic berfungsi untuk menyaring oli dari kotoran agar kotoran tidak menggores piston, karena hal ini akan menyebabkan kebocoran oli, sehingga akan menyebabkan terbuangnya tenaga dari alat berat tersebut.
Tugas Akhir
83
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
3.5 KOMPONEN-KOMPONEN FILTER Secara garis besar komponen pada filter dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain:
Coiled Steel Tension
Metal End Cap
Adhesive Plastisol (Both
“Button” Type
Pleated Paper Modia
Steel
Pleated Steell
Double Seame d
Heavy Gauge Sealing
Gb.3.7. Komponen-komponen filter 1. Body - body biasanya hanya terdapat pada filter-filter jenis spin-on 2. Paper Media - posisi garis ada di sebelah dalam – bila terbalik masa pakai menjadi singkat
Tugas Akhir
84
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
- bersih : bebas dari kotoran maupun lelehan lem - klem cukup kuat 3. Metal end Plate End plate A sejajar dengan end plate B. Untuk menghindari kebocoran dari lem perlu diperhatikan : - bebas dari minyak, debu atau kotoran lain. - permukaan rata ( tidak bergelombang, melintir) 4. Inner Tube - luas permukaan yang berlubang cukup untuk mengalirkan oli. biasanya > 20% - permukaan kasar pada sisi bagian dalam. Bila terbalik mudah merusak kertas 5. Seat Assy - seat berfungsi sebagai pengikat spin-on ke bracket - element-cover berfungsi sebagai penutup spin-on - seaming compound berfungsi sebagai seal di antara celah seam 6. By pas valve - jika viscositas oli tinggi atau elemen filter mampat, valve ini akan terbuka agar oli tetap mengalir - projection welding valve chamber ke end plate perlu cukup kuat, bila lepas oli kotor tidak tersaring. - relief valve dapat bergerak bebas bila ditekan 1 + 0,2 kg/cm2 7. Adhesive
Tugas Akhir
85
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
- adhesive/lem merata pada ketebalan 2-3 mm - cukup matang - semua permukaan end plate rapat ke kertas dan tube 8. Spring Berfungsi untuk menahan agar element tidak bergeser oleh getaran dan tekanan oli 9. Gasket/Sealing/Packing A Berfungsi untuk mencegah kebocoran antara spin-on filter dengan dudukannya. 10. Anti drain Back/Packing B (Kusus pada Spin-on) Berfungsi untuk mencegah oli dalam filter mengalir kembali ke oil pan ketika mesin dimatikan agar tidak terjadi kekurangan oli pada saat mesin dihidupkan.
3.6. Analisa dan Proses Pembuatan Komponen Oil Filter 3.6.1.. Komponen Seat 3.6.1.1. Proses pembuatan seat adalah sebagai berikut: 1. Shearing Proses pemotongan material dari material lembaran menjadi strip material sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan. Yang harus diperhatikan dalam proses shearing adalah : a. Ukuran shearing sesuai spesifikasi b. Tidak ada bram c. Potongan harus rata dan lurus , tidak boleh miring.
Tugas Akhir
86
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
2. Piercing Proses pembuatan lubang pada material yang telah dipotong (shearing). Hal-hal yang harus diperhatikan: a. Tidak ada bram b. Jarak antar lubang sesuai dengan yang direncanakan. c. Pengaturan jarak stopper harus diperhatikan karena jarak lubang yang tidak tepat akan mengakibatkan pemborosan material, selain itu dapat menyebabkan hasil yang sumbing. 3. Forming Proses pembentukan kontur komponen sesuai dengan gambar yang direncanakan.Dalam proses ini harus benar-benar diperhatikan apakah produk sesuai dengan spect atau tidak. Adapun hal – hal yang berpengaruh pada proses ini adalah : a. Diameter punch collar. b. Kehalusan dari proses piercingnya. c. Konstruksi dies 4. Embossing Proses pembuatan titik emboss sesuai dengan tinggi yang direncanakan. Ketinggian emboss yang biasa digunakan 0.3 mm dengan diameter 2.5 sampai dengan 3 mm. Adapun yang harus diperhatikan dalam proses ini adalah : d. Tinggi emboss harus rata tidak boleh terlalu tinggi dan tidak boleh terlalu rendah..
Tugas Akhir
87
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
e. Jumlah emboss disesuaikan dengan kebutuhan dan fungsi dari filter tersebut. f. Diameter emboss harus standard. 5. Blanking Proses pemotongan material hasil forming sesuai dengan bentuk dan ukurannya yang direncanakan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam proses ini adalah sebagai berikut: g. tidak ada bram h. tidak miring i. center dan sesuai standard centerring ( 0.1mm ) j. flat / rata dan sesuai standard leveling yang diperbolehkan ( 0.2 mm ) k. OD seat harus sesuai dengan gambar dan tidak ada bram. 3.6.1.2. Macam – macam tooling yang digunakan untuk menghasilkan komponen seat. Ada
3
macam
type
tooling
yang
digunakan
untuk
menghasilkan produk tersebut yaitu : a. Manual type Proses pembuatan komponen masih menggunakan tooling manual . Adapun proses yang ada biasanya minimal 2 proses atau lebih.
Tugas Akhir
88
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Kelemahan type tooling ini adalah : -
Kualitas leveling dan centering jelek.
-
Out put produks rendah.
-
Konstruksi tooling rumit dan setting dies lama.
-
Hasil sering ada bram.
-
Sistem clamping susah karena tidak standard.
-
Material
yang
dipakai
harus
dalam
bentuk
shearingan. b. Semi progressive type Merupakan pengembangan dari tooling manual type yang pada dasarnya mengacu pada system otomatisasi. Keunggulan dari type tooling seperti ini adalah : -
Kualitas leveling dan centering lebih baik dan bisa dikontrol dari awal proses.
-
Output produksi bisa lebih meningkat.
-
Konstruksi sederhana dan mudah dalam repair.
-
Bram
dapat
diminimalkan
sehingga
komponen bisa diminimalkan.
Tugas Akhir
-
Sistem clamping sudah dibuat standard.
-
Material dengan coilan pada proses I
89
reject
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
c. Progressive type Tooling
type
ini
merupakan
type
tooling
yang
dikembangkan untuk komponen – komponen yang produksinya tinggi dan termasuk tooling dengan investasi tinggi. Yang harus diperhatikan dari komponen seat adalah : a. Diameter sebelum tapping ( masuk ukuran sebelum proses tapping ) Dengan ketentuan diameter hasil perhitungan diberi toleransi ( + 0.0 / - 0.05 ) d = ( D-0.0056 x Z x P ) + ( +0.0 / -0.05 ) Dimana : d = diameter lubang D = diameter mayor Z = Prosentase ulir P = pitch b. Tinggi titik emboss c. Tinggi dudukan element Cover untuk proses projection welding. d. Diameter luar seat supaya bisa diassy dengan body pada waktu proses seaming.
Tugas Akhir
90
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Forming pecah
Forming miring
Seat bergelombang
Seat sumbing
Diameter dalam seat miring
Tidak flat
Terdapat bram pada lubang oli
Diameter dalam seat kasar
Gb. 3.8 Kriteria Reject Seat
Tugas Akhir
91
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
3.6.2. Komponen Element Cover ( Elco ) 3.6.2.1. Proses – proses yang digunakan dalam pembentukan element cover . 1. Blanking Proses pemotongan material sesuai dengan bentuk dan ukuran yang direncanakan. 2. Pierching Proses pembuatan lubang sesuai dengan ukuran yang dikehendaki. 3. Forming Proses pembentukan kontur elco sesuai dengan bentuk dan ukuran yang direncanakan. 4. Flanging Proses penekukan pada bagian bekas sisi potong supaya tidak tajam. 5. Press Packing Proses pengepressan yang dilakukan pada dudukan packing A agar permukaannya benar–benar rata sehingga permukaan packing A dapat menempel dengan baik pada elco. 3.6.2.2. Macam – macam tooling yang digunakan untuk
menghasilkan
komponen Element Cover Ada 3 macam type tooling yang digunakan untuk menghasilkan produk tersebut yaitu : •
Manual Type ( lebih dari 1 proses ) Blank forming ( pierching ) – Forming Flanging ( Pierching ) – curling.
Tugas Akhir
92
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
•
Manual 1 stroke Type ( 1 proses ) Blank , pierching , forming , flanging.
•
Progressive Type Pierching , lanching , forming1 , forming 2 , flanging , blank.
Gb. 3.9 Penampilan Element cover 3.6.3. Komponen body. 3.6.3.1 Proses pembentukan komponen body , Proses pembentukan body ini dilakukan pada mesin press hydraulic (APEC dan Chincou) dengan tahap-tahap tertentu. Tahap – tahap pembentukan body tersebut adalah sebagai berikut 1.
Blanking Proses pemotongan material dari material lembaran menjadi berbentuk lingkaran sesuai ukuran yang di rencanakan. Yang harus diperhatikan pada proses ini adalah : - Tidak boleh ada bram.
Tugas Akhir
93
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
- Tidak boleh sumbing ( material blank tidak utuh berbentuk lingkaran ). 2.
Drawing Proses penarikan material blank menjadi bentuk berongga. Proses ini bertujuan untuk mempermudah pada proses berikutnya sehingga penipisan akibat dari tarikan dapat diminimalkan. Yang harus diperhatikan dalam proses ini adalah : - Tidak boleh keriput - Tidak tergores. - Bentuk draw sama tinggi untuk masing – masing sisi.
3.
Forming Proses pembentukan body sesuai dengan ukuran diameter yang diminta dan pembentukan kembang body pada bagian atas. Karena dalam proses forming ini juga terdapat proses drawing , maka hal – hal yang harus diperhatikan adalah sama seperti pada proses drawing : - Tidak keriput - Tidak tergores - Tidak bergelombang - Profile kembang body harus jelas.
4.
Tugas Akhir
Trimming
94
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Proses pemotongan bibir luar body sesuai ukuran yang di rencanakan sesuai dengan standard drawing. Hal –hal yang harus diperhatikan adalah : - Tidak boleh ada bram dan tajam - Hasil potongan pada luar body harus sama. 3.6.3.2.Macam – macam tooling yang digunakan untuk menghasilkan komponen body Tooling yang digunakan dalam pembuatan komponen body adalah: 1. Manual Type Blank – Draw 1 – Draw 2 – Forming 1 – Forming 2 – Triming 2. One Stroke Type Blank Draw Forming – Triming 3. One Stroke Type + Auto Triming Blank Draw Forming Triming
Body keriput
Body penyok
Tugas Akhir
95
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Trimming sumbing
Trimming ada bram
Body berkarat Body pecah
Gb. 3.10 Kriteria Reject Body 3.6.4 Komponen Element Paper Proses pembuatan paper element dapat dilakukan oleh mesin- mesin di bawah ini, yang antara lain : a. Mesin rotary Dinamakan mesin rotary karena proses
stripping menggunakan
sepasang roll yang berputar di bawah dan di atas paper element.
Tugas Akhir
96
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
b. Mesin semi rotary Pada mesin jenis ini, proses stripping yang di lakukan dengan menggunakan pisau sliding. Pisau ini digerakkan dengan bantuan proses eksentris , sehingga menghasilkan naik turun yang digunakan untuk membuat tanda lipatan kertas. c. Mesin reciprocating Dinamakan
mesin
reciprocating,
karena
proses
stripping
menggunakan sepasang blade/ pisau dengan gerak reciproe Proses – proses pembentukan paper element adalah sebagai berikut: 1. Slitting Yaitu proses pembelahan membentukan kertas menjadi beberapa bagian (sesuai dengan tinggi element paper ),Pembelahan ini dilakukan oleh pisau slitter dari setiap pisau telah diatur dengan bantuan jangka sorong . Standard kualitas yang harus dipenuhi adalah toleransi tinggi kertas ± 0.5 mm. 2. Stripping Proses pembentukan tanda lipatan sesuai dengan tinggi lipatan yang diminta. Proses ini dilakukan oleh roll atau dengan pisau sliding.Pada proses stripping ada 2 macam bentuk strip yang dihasilkan yaitu dengan dimple atau tanpa dimple. 3. Pleating Proses pembentukan lipatan dengan tinggi lipatan yang telah disesuaikan pada proses stripping.
Tugas Akhir
97
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Ada beberapa jenis lipatan kertas yaitu : - Lancip ( Digunakan pada filter dengan kertas banyak ) - Tumpul ( Digunakan pada filter dengan kertas sedikit. ) - Agak tumpul. Standard kualitas untuk bentuk lipatan yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut : - Lipatan tidak Miring - Permukaan lipatan rata. - Lipatan tidak bergelombang. 4. Curing Proses pemanasan kertas dengan temperatur 90° - 100° untuk mempertahankan proses lipatan.Pada permukaan kertas terdapat lapisan resin yang akan membuat kertas menjadi keras sehingga setelah keluar dari proses pleating dan curing , bentuk lipatan tetap baik dan tidak begitu mengalami pemuluran sehingga mempermudah pada proses assembling / perakitan. Standard kualitas untuk proses curing adalah : - Lipatan tidak berubah. - Kertas tidak hangus. 5. Counting and Cutting Counting merupakan proses penghitungan dan penandaan
Tugas Akhir
98
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
( marking ) untuk menentukan jumlah lipatan sesuai standard drawing. Cutting berupa proses pemotongan kertas sesuai dengan jumlah lipatan yang di kehendaki berdasarkan tanda pemotongan yang dilakukan oleh mesin. 6. Blinding Proses penyambungan element paper dimana kedua ujung kertas di klem dengan menggunakan plat.
Tinggi strut tidak sama dengan tinggi kertas
Bergelombang
Potongan miring
Lipatan tidak rata Kertas sobek
Tugas Akhir
99
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Kertas kotor
Kertas terbalik
Kertas hangus
Gb. 3.11 Kriteria Reject Kertas 3.6.5. Komponen Spiral Double Flute Proses–proses pada pembentukan tube jenis ini : 1. Forming Pembentukan profil pada kedua sisi material untuk proses pelipatan. 2. Flute Pembentukan jendela-jendela / celah-celah pada material. 3. Coilling (spiral) Pembentukan pelat menjadi bentuk coil (spiral) dengan cara menyambung lekukan yang
telah di bentuk pada sisi tepi plat
tersebut. Yang harus diperhatikan pada proses ini adalah : - Sambungan yang terbentuk tidak boleh terlepas. - Outside diameter harus memenuhi standard drawing )
Tugas Akhir
100
( spesifikasi
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4. Cutting Proses pemotongan tube sesuai dengan ukuran panjang yang diminta. Yang harus diperhatikan dalam proses ini adalah : a. Ketinggian tube memenuhi standard ( ukuran masuk toleransi ) b, Potongan tidak miring c. Tube tidak cacat / sobek karena dapat menyobek paper. d. Tube tidak boleh berkarat karena akan membahayakan bila ikut masuk ke mesin bersama oli yang telah disaring. e. Kedalaman flute antara 0.7-0.8 mm , dan pengukuran kedalaman flute dengan menggunakan filler gauge.
Kriteria Reject Tube
Sambungan Lepas
Potongan Miring
Tube Penyok
Spot Miring
Tugas Akhir
101
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Tube Cacat/Sobek
Tube Berkarat
Gb. 3.12 Kriteria Reject Tube 3.6.6. Komponen End Plate 3.6.6.1 Proses pembuatan Komponen end plate A dan end plate B. Pada proses pembuatan end plate A maupun end plate B adalah sama karena dari bentuknya yang sederhana. Ada 2 tahap proses dalam pembuatan end plate yaitu : 1. Blank Forming Proses pemotongan material blank dan proses pembentukan kontur dari end plate di lakukan dengan satu kali proses.
Tugas Akhir
102
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
2. Degreasing Proses pencucian end plate dengan larutan TCE (Tri Chloroethylene). Larutan ini berfungsi untuk menghilangkan minyak yang menempel pada end plate sehingga proses assy dengan element dapat menempel dengan baik ketika proses assembly element assy. 3.6.6.2. Macam – macam tooling yang digunakan untuk menghasilkan End Plate. Adapun type toling yang digunakan pada pembuatan end plate ini adalah sebagai berikut ini : 1. Manual Type Blank pierching-forming –curling 2. Manual 1 stroke type Blank-forming (pierching ) – Flanging 3. Progressive Type Pierching , lanching, forming 1 , forming 2 , curling , flanging , blank.
Tugas Akhir
103
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
E/P B Assy
E/P A
E/P B Non Assy Gb. 3.13 Jenis End plate 3.6.7. Komponen Set Spring Pembuatan set spring hanya melalui proses berikut ini : a.
Rolling Proses pembuatan lilitan spiral dengan ukuran diameter standard drawing.
b.
Cutting Proses pemotongan spring yang telah terbentuk sesuai dengan ukuran yang diminta.
c.
Stress relieving Proses pembuatan spring di dalam oven dengan temperatur 200°C dengan tujuan menghilangkan internal stress dari set spring.
Standard product dari sebuah set spring adalah sebagai berikut :
Tugas Akhir
104
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
a) Spring tidak boleh tajam, karena dapat merusak body bagian dalam maupun end plate B. b) Spring tidak berkarat. c) Spring tidak boleh miring, karena akan berpengaruh pada posisi element assy. Selain proses tersebut diatas komponen–komponen yang lain juga masih harus melalui proses tambahan sebagai berikut : 1) Tapping Tapping adalah proses pembuatan ulir pada seat sesuai dengan ukuran yang di rencanakan. Jenis pengetapan yang digunakan pada proses ini adalah cold form tapping. Pada proses pembuatan ulir ( tapping ) terdapat 2 type mesin a. Mesin Single Head, b. Mesin Multi Head, Hal – hal yang harus diperhatikan dalam proses tapping ini adalah : -
Pemakaian change gear yang tepat dan benar agar hasil tap tidak kasar
-
Setting komponen seat pada saat akan tapping harus center dengan roll tap, bila tidak ulir yang dihasllkan akan miring.
-
Pemakaian roll tap yang tepat dan benar.
1) Proses Applying Linning
Tugas Akhir
105
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Proses applying linning adalah proses pemberian lem pada end plate A dan end plate B assy untuk perekatan paper element dengan end plate. Proses ini dilakukan pada mesin dispenser lem, sedangkan lem yang digunakan adalah plastisol RS 3289. Adapun standard kualitas untuk proses ini adalah : -
Lem merata pada seluruh permukaan end plate.
-
Ketinggian lem berkisar 2 – 3 mm.
-
End plate A dan End plate B kedudukannya harus sejajar.
-
End plate tidak boleh miring.
Proses selanjutnya proses perakitan element assy yaitu : a)
Curing Proses pemanasan element assy yang bertujuan untuk mengeringkan perekat dan lebih mematangkan kertas.Proses ini dilakukan dalam oven dengan temperatur 1800-2100 C selama kurang lebih 6 – 8 menit.
b)
Cooling Natural Proses pendinginan element assy setelah proses curing.Proses ini dilakukan dengan udara bebas / pendinginan secara alami.
3.7 Analisa dan Proses Assy komponen Oil Filter 3.7.1. Analisa dan Proses Seamer
Tugas Akhir
106
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Proses seaming adalah proses penggabungan komponen body
dan
seat assy. Penggabungan ini dilakukan dengan cara melipat bibir body dan elco yang dilakukan pada mesin seamer. Quality Control Rejected pada proses seaming : a. Body penyok b. Packing B melejit c. Lipatan seam benjol / cacat. d. Filter koclak, karena penempatan komponen tidak benar. e. Seamer tajam, karena penempatan komponen tidak benar. f.
Bocor seamer ( diketahui pada saat leak test )
Kriteria Reject Seaming
Lipatan Seamer Benjol
Lipatan Seamer Cacat
Spring Jatuh
Packing B Melejit
Gb. 3.14 Kriteria Reject Seaming
Tugas Akhir
107
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
3.8
Quality Control Komponen Line Presshop Oil Filter Spin On Pada Seksi quality control komponen filter mempunyai peranan untuk
mempertahankan mutu atau kualitas dari produk yang dihasilkan sebelum dikirim ke line assy filter.Untuk mengetahui bagaimana cara memeriksa suatu product, maka kita harus mengetahui apa saja item-item penyimpangannya. Secara garis besar, penyimpangan-penyimpangan pada komponen oil filter terbagi menjadi 2. antara lain: 3.8.1. Dimensi sesuai Spesifikasi 1. Tebal bahan 2. Diameter Blank 3. Diameter luar 4. Diameter dalam 5. Tinggi komponen 6. Jenis ulir 7. dll Dalam proses pengecekan pada dimensi komponen oil filter, inspector menggunakan alat ukur yang telah dikalibrasi seperti : Vernier caliper, micrometer, height gauge,filler gauge, plug thread gauge dll. Pengukuran dimensi komponen tersebut berpedoman pada spesifikasi produk yaitu drawing yang dikeluarkan Engineering ataupun standard dari Engineering. Dalam pengambilan keputusan komponen oil filter harus disesuaikan dimensi actual komponen dengan dimensi produk yang ditentukan oleh Engineering yang tertuang dalam drawing produk/standard engineering.
Tugas Akhir
108
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
3.8.2. Penampilan ( Visual ) 1. Karat 2. Penyok 3. Crack / retak 4. Keriput/gelombang 5. Melengkung 6. Gores 7. Sumbing 8.. Bram Dalam membuat keputusan untuk visual perlu diketahui semua penyebab problem quality dan proses pembuatan komponen tersebut sehingga akan menghasilkan penamplilan sesuai dengan standard yang ditetapkan . Untuk itu diperlukan ketelitian dari inspector dalam pengecekan komponen dengan metode visual dan inspector dituntut mengetahui jalannya proses pembuatan komponen tersebut sehingga mempermudah menemukan masalah apabila terjadi komponen yang menyimpang dari standard yang ditetapkan. Dalam pengecekan visual ini inspector dibantu dengan kaca pembesar sehingga mempermudah dalam menemukan penampilan yang menyimpang dari standard yang ditetapkan.
Tugas Akhir
109
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
KARAT KARAT
PENYOK
BRAM
KERIPUT
PECAH/RETAK
MELENGKUNG
SUMBING
E/P OK
Gb. 3.15 Kriteria Reject komponen presshop
3.8.3 PERSONNEL HYGIENE POLICY PRESSHOP Untuk mencapai persyaratan mutu yang diminta
pelanggan, untuk itu perlu
ditetapkan sebuah peraturan mengenai kebersihan diri pribadi karyawan yang terkait langsung dengan mutu produk sebagai berikut : 1. Mengenakan seragam dan sepatu yang telah ditentukan untuk masing-masing jabatan dengan benar dan rapi. 2. Senantiasa menjaga kebersihan seragam dan peralatan kerja lainnya 3. Selalu menggunakan sarung tangan saat bekerja dan menggantinya setiap hari 4. Selalu menggunakan pengaman telinga ( ear plug ) saat bekerja
Tugas Akhir
110
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
5. Kuku harus dipotong pendek dan bersih 6. Rambut harus pendek, dan bagian samping tidak menutupi telinga dan bagian depan tidak melewati alis mata. 7. Dilarang mengenakan perhiasan yang menyolok dan benda lain yang potensi mengkontaminasi produk. 8. Dilarang memanjangkan kumis,
melebihi batas mulut, atau sampai bisa
diplintir 9. Dilarang meludah dan merokok disembarang tempat. 10. Dilarang membawa makanan dan minuman kedalam locker & ruangan kerja 11. Tidak makan dan minum ditempat kerja dan saat bekerja 12. Tidak menggunakan peralatan kerja diluar standar peralatan yang sudah ditetapkan.
3.9
Jenis – Jenis Problem Quality Penampilam Pada Komponen Oil Filter 3.9.1 Karat Selama proses produksi dipresshop berlangsung banyak ditemukan material
yang berkarat sehingga material tersebut tidak dapat digunakan untuk produksi lagi karena tidak sesuai dengan hasil yang diinginkan dan termasuk komponen yang reject. Penyebabnya adalah karena penyimpanan material yang tidak memadai dan langsung terkena udara luar, debu, kotoran dll. Penanggulangannya :
Penyimpanan material plat ditutup dengan plastik agar terhindar dari debu dan kotoran
Tugas Akhir
111
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Material plat disusun dirak dan tidak boleh saling bersinggungan atau bersentuhan dengan plat yang lain.
Material plat sisa produksi diletakkan di rak transit dan ditutup plastik kembali.
3.9.2 Penyok Komponen yang penyok biasanya terjadi saat produksi dan setelah produksi. Pada saat produksi komponen saling berbenturan sehingga terjadi penyok, setelah produksi penempatan komponen pada pallet menindih komponen dipallet dibawahnya sehingga komponen yang berada dipallet bawah terjadi penyok. Reject sep[erti ini bukan disebabkan oleh faktor mesin atau alat, tapi disesabkan oleh factor manusai dan metode yang digunakan. Penanggulangannya :
Penentuan pemakaian pallet ( penempatan komponen tidak boleh melebihi kapasitas dari pallet yang disediakan ) agar tidak tertindih pallet diatasnya.
Dibuatkan suatu talang/alur untuk hasil komponen yang dilapisi spon/karet agar benturan antar komponen dan diredam.
3.9.3 Retak/crack Hal ini terjadi karena tekanan pada cushion mesin terlalu tinggi/kuat dan pelumasan pada material sebelum diproses kurang merata sehingga pada saat proses drawing, material mendapat tekanan yang besar dan langsung retak/pecah. Hasil komponen yang retak/pecah sangatlah fatal karena tidak dapat diproses lagi diproses berikutnya. Penanggulangannya :
Tugas Akhir
112
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Beri pelumasan yang merata pada material plat dengan minyak bimoli sebelum diproses drawing di mesin.
Setting tekanan cushion dengan membaca pressure gauge antara 4 – 5 kgf/cm2
Setting dies dengan memastikan tinggi die height sesuai kapasitas mesin press yang digunakan.
3.9.4 Keriput/gelombang Keriput merupakan jenis reject yang sulit ditemukan penyebabnya, biasa jenis reject ini terjadi pada bibir end plate dan membentuk gelombang pada bibirnya. Reject ini biasanya disebabkan oleh tekanan cushion kurang kuat dan seimbang, per dies tidak kuat dan tingginya tidak rata, pelumasan material kurang merata. Penanggulangannya :
Penambahan cushion angin sesuai standard yang ditentukan ( antara 4 – 5 kgf/cm2.
Ganti per pada dies dengan yang lebih kuat.
Beri ring tambahan pada dies agar hasil komponen rata
3.9.5
Melengkung
Penyebab dari jenis reject ini biasanya disebabkan oleh faktor material yang kurang tepat dalam aplikasinya, misalnya material yang digunakan terlalu tipis, material tersebut mempunyai grade elastisitas yang tinggi, kekuatan per dies tidak sesuai/ kurang kuat dll. Penanggulanganya :
Cek drawing komponen dan gunakan material sesuai di drawing.
Tugas Akhir
113
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Ganti per dies yang lebih kuat.
3.9.6 Gores Pada reject gores ini dapat terjadi dari proses handling material yang akan dip roses cutting/shearing, pada proses ini material terkena gesekan dengan meja kerja dan gesekan pada mesin cutting. Penyebab yang lain dapat juga terjadi yaitu material terkena gesekan dengan mesin feeder sebelum proses dengan mesin press. Setelah menjadi komponen pun masih ditemukan gores yang berupa garis-garis tidak beraturan sehingga penampilan terlihat jelek dan tidak sesuai dengan standard penampilan yang telah dibuat oleh quality control. Penanggulanganya :
Bersihkan meja kerja sebelum melakukan proses cutting
Beri pelumasan pada meja pemotongan
Pengarahan operator untuk mempertahankan kualitas komponen
3.9.7 Sumbing Bentuk komponen yang tidak sempurna karena ada bagian yang hilang atau kurang. Reject ini paling banyak terjadi dan sering ditemukan diline presshop. Biasanya disebabkan karena pemotongan material plat yang kurang dan standar lebar material yang tidak sesuai dengan diameter blank komponen yang akan diproduksi.
Tentukan standard waste komponen yang diijinkan
Beri ketentuan yang jelas yang mudah dilaksanakan dan dipahami oleh operator
Buat data diameter blank tiap komponen
Sock absorber mesin feeder bekerja stabil
Tugas Akhir
114
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
3.9.8
Bram
Permukaan end plate yang kasar dan tajam yang disebabkan pisau die yang aus, clarance dies yang tidak tepat atau pmakaian tebal material yang tidak sesuai clearance dies yang digunakan. Penanggulangannya :
Service pisau dies
Cek clearance dies dan sesuaikan material yang kaan digunakan.
3.10
Jenjang Kaizen Sebagai Suatu Metode Penyelesaian Masalah Seperti halnya teknik 7 langkah dengan 7 alat bantu atau yang lebih dikenal
dengan Seven Tools, maka Teknik Jenjang Kaizen juga bermanfaat untuk melakukan perbaikan – perbaikan pada proses kerja yang berkesinambungan, yakni proses dimana persoalan yang sama dapat terulang. Bila kemungkinan berulangnya persoalan yang sama sangat kecil atau hanya bersifat insidental maka teknik ini ini tidak akan memberikan manfaat yang optimal, meskipun mungkin saja persoalannya dapat diselesaikan. Perubahan yang mendasar dari teknik 8 langkah PDCA menjadi 7 langkah PDCA terletak pada langkah Penyusunan Rencana dan Pelaksanaan Perbaikan yang semula merupakan 2 langkah yang terpisah menjadi satu langkah.
Tugas Akhir
115
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Tabel 3.1 Perbedaan Teknik pemecahan 8 langkah dengan 7 langkah
Jenjang Kaizen (8 Langkah)
Seven Tools (7 langkah)
Langkah 1
Pemilihan Tema
Pemilihan Tema & Judul
Langkah 2
Set Target
Analisa Penyebab
Langkah 3
Rencana
Uji Penyebab Dominan
Langkah 4
Analisa Penyebab
Rencana & Tindakan Perbaikan
Langkah 5
Tindakan Perbaikan
Analisa Hasil
Langkah 6
Periksa Hasil
Standardisasi
Langkah 7
Standardisasi
Rencana Berikutnya
Langkah 8
Rencana Berikutnya
3.10.1 Mencari Masalah Utama (Menentukan Tema & Judul) Didalam menentukan Tema dan Judul langkah pertama yang diambil adalah mengidentifikasi masalah yang muncul. Penentuan tema diawali dengan menelusuri latar
belakang permasalahan yang timbul dengan melakukan
pengamatan terhadap :
Pelaksanaan Standar Operasi (SOP) yang telah ada.
Pencapaian sasaran departement / seksi.
Keluhan pelanggan (customer complaint).
Kelanjutan dari kegiatan perbaikan sebelumnya.
Tugas Akhir
116
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Proses Penentuan Tema :
Mengumpulkan data kemudian data tersebut distratifikasi supaya mudah dianalisa.
Menganalisa data yang tersedia dengan alat bantu yang sesuai sehingga didapat masalah yang utama yang harus segera diselesaaikan.
Memberikan penjelasan yang menggambarkan alasan pemilihan masalah tersebut. Tetapi perlu diperhatiakan ada beberapa hal yang akan mempengaruhi didalam penetuan prioritas masalah, yaitu : Tingkat kesulitan untuk penanggulangan Berhubungan dengan target /rencana perusahaan. Waktu penyelesaian. Hasil yang diharapkan. Tingkat pemahaman & pengetahuan. Tingkat kepentingan (kebijakan Manajemen Perusahaan)
Proses Penentuan Judul : Pada umumnya sebuah judul mengandung 2 unsur pokok, yaitu : 1. Hasil yang direncanakan untuk dicapai (target hasil kuantitatif) Dasar penentuannya adalah :
Mencari Informasi mengenai standar tertinggi untuk persoalan yang sejenis.
Mencoba memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang bisa dicapai dan memperhitungkan hasilnya dalam bentuk persentase.
Mendasari pada hukum alam, bahwa pada setiap 12 bulan suatu persoalan akan berkurang sebanyak 50% dengan sendirinya, meski tidak dilakukan
Tugas Akhir
117
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
apapun dalam persoalan tersebut. (Sarv Singh Soin, “ Total Quality Qontrol Essentials ” McGraw-Hill, Inc). Target yang diperkirakan pada awal kegiatan ini disebut “Target Awal” atau Initial Goals. PROBLEM
Deviasi-Deviasi - SOP - Hasil
Analisa
Quality Objective Customer Complaint Kelanjutan dari proyek sebelumnya
Memilih Prioritas Analisa Situsi. Menentukan TEMA
Pengumpulan & Pengolahan Data.
Analisa Pareto Mengungkap Fakta Stratifikasi Persoalan Utama
Menentukan JUDUL
Gb. 3.16 Diagram Alur Proses Penentuan Judul 2. Target waktu penyelesaian. 3.10.2 Menganalisa Penyebab Masalah Langkah yang dijalankan adalah menganalisa masalah utama serta penyebab timbulnya masalah utama tersebut dengan cara diskusi, bertanya, konsultasi dan observasi. Didalam menganalisa penyebab masalah ada beberapa langkah yang harus dilakukan, yaitu : Melakukan pengumpulan ide yang melibatkan seluruh anggata komite. Mengumpulkan ide sebanyak-banyaknya untuk mendapatkan hasil analisa yang tajam.
Tugas Akhir
118
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Menggambarkan Diagram Tulang Ikan (Fish Bon) dengan menyusun ide-ide yang telah terkumpul. Diagram Tulang Ikan akan memberikan manfaat yang maximal bila didukung oleh keterlibatan aktif semua anggota /kelompok didalam menyumbang saran (Teknik Brainstorming) sehingga akan menghasilkan banyak ide penyebab dan mampu mengungkap penyebab yang sebenarnya. 3.10.3
Menentukan Penyebab Dominan
Langkah yang dijalankan adalah menganalisa, meneliti, dan menguji semua penyebab masalah yang telah dikumpulkan serta menentukan prioritas utama atau sumber penyebab masalah yang akan dipecahkan. Untuk itu diperlukan pengujian terhadap masing – masing penyebab yang telah dipilih. Adapun caranya adalah mengumpulkan sejumlah data baru, melalui pemantauan dilapangan atau tempat kerja, mengolah serta menyajikan data tersebut dalam ‘Scatter Diagram’ (Diagram yang menunjukan pola kecenderungan hubungan antara 2 faktor), dengan hal ini maka akan diketahui kecenderungan erat atau tidak, positif atau negative. Adapun Prosesnya adalah : •
Menyiapkan check sheet untuk pembuatan scatter diagram.
•
Mengamati proses dan mengumpulkan data yang sesuai dengan check sheet.
•
Menggambarkan Scatter Diagram.
•
Menganalisa Scatter diagram dan menyimpulkannya.
•
Mengumpulkan data berupa frekuensi tiap-tiap factor
•
Menggambarkan Pareto Diagram untuk menentukan prioritasnya.
•
Membuat kesimpulan.
Tugas Akhir
119
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Hipotesis Penyebab Utama
Check Sheet : Periode Lokasi Metode SDM
Mengumpulkan Data Baru Di Lapangan Mengolah Data
Analisa Data
Dgn Pareto Diagram Dgn Grafik
Kesimpulan (Penyebab Dominan)
Gb. 3.17 Alur Proses Menentukan Penyebab Dominan 3.10.4 Menyusun Rencana Perbaikan & Menetapkan Sasaran. Langkah yang dilakukan adalah melakukan penanggulangan untuk mengatasi sumber penyebab masalah yang ditemukan pada langkah sebelumnya dan dilanjutkan dengan menyusun rencana yang akan dilakukan berdasakan pada konsep 5 W + 1 H yang terdiri dari :
What : apa yang menjadi penyebab masalah
Why : mengapa penyebab masalah itu timbul
Tugas Akhir
120
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Who : siapa yang akan bertanggung jawab mengatasi penyebab masalah itu
Where : dimanan penyebab masalah tersebut terjadi
When : kapan penyebab masalah tersebut akan diatasi
How : bagaimana cara atau methode apa yang akan digunakan untuk mengatasi penyebab masalah tersebut.
Menetapkan Sasaran /Target : Untuk menetapkan sasaran atau target yang ingin dicapai maka yang harus kita lakukan adalah membuat pengukuran seberapa besar atau seberapa banyak : Penyebab utama bisa dikurangi ? Initial Goal ? Tema (masalah mutu) dapat diselesaikan /ditingkatkan ? 3.10.5 Melaksanakan Rencana Rencana perbaikan yang dibuat harus dilaksanakan dengan melibatkan seluruh karyawan secara aktif sesuai dengan pembagian tugas yang telah disepakati. Pada tahap ini juga dilakukan uji coba dan mencatat penyimpangan-penyimpangan yang mungkin terjadi. Apabila ternyata perbaikan yang akan dilakukan mengharuskan adanya revisi pada rencana perbaikan maka perlu dibuatkan catatan yang berisi : •
Factor penyebab yang rencana perbaikannya akan direvisi.
•
HOW rencana perbaikan yang baru.
Tugas Akhir
121
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
5W + 1H Penyebab Dominan
Rencana Perbaikan Kreativitas
Intermediate Target
Initial Goals
Tidak Berhasil ?
Uji Coba Monitoring
Stabil
Maintain Hasil
Gb. 3.18 Alur Proses Pelaksanaan Rencana 3.10.6 Mengevaluasi Hasil Perbaikan Langkah yang dilakukan adalah melakukan penilaian atas program perbaikan yang telah dilakukan untuk mengetahui apakah sudah berjalan dengan baik dan sudah memberikan manfaat. Proses evaluasi dilakukan dengan cara membandingkan kondisi sebelum dan sesudah perbaikan dengan menggunakan alat bantu yang biasa digunakan yaitu Diagram Pareto, Histogram, Control Chart dan Diagram Blok.
Tugas Akhir
122
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Hasil Perbaikan
Pengumpulan & Pengolahan Data. Check sheet Grafik
Kondisi sblm Perbaikan
Analisa Pembanding
Ulangi langkah 4
Tidak
Target Tercapai ?
Pareto Diagr. Histogram Control Chart Grafik
Ya
Lanjutkan Proses Kerja Baru
Analisa Dampak
Positif
Dokumentasi
Monitoring Proses
Negatif
Eliminasi
Gb. 3.19 Alur Proses Evaluasi Hasil Perbaikan 3.10.7 Membuat Standar (Standardisasi) Hasil kerja (perbaikan) sebagus dan sehebat apapun akan dilupakan dan hilang bila tidak dicatat dan dibakukan. Oleh karena itu pada akhir suatu perbaikan harus diikuti oleh proses pembakuan terhadap hasil yang dicapai (membuat standar baru), yang terdiri :
STANDAR PROSEDUR : Penjabaran prosedur pelaksanaan kerja yang harus diikuti untuk mencegah timbulnya persoalan yang sama.
Tugas Akhir
123
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
STANDAR HASIL : Hasil yang dicapai bila prosedur pelaksanaan dijalankan dengan benar. Jadi dari hasil perbaikan yang diperoleh dan cara penanggulangan yang baik,
maka harus disusun suatu standar baru untuk mencegah jangan sampai masalah yang sama terulang kembali. Pengesahan terhadap standar baru akan memiliki kekuatan yang mengikat bila dilakukan oleh pihak manajemen yang bersangkutan, sehingga :
Setiap orang yang berkepentingan akan termotivasi untuk memenuhi standar.
Setiap orang yang terlibat harus mengerti tujuan serta menyetujui standar.
Standar menjadi mudah dipahami dan dipantau.
Ada tolak ukur terhadap penyimpangan yang terjadi. Proses pelaksanaan standarisasi ; Menyusun prosedur baru sesuai hasil perbaikan. Menuangkan prosedur atau intruksi kerja tersebut dalam bentuk kalimat perintah. Pengesahan dari pihak manajemen atau pimpinan yang bersangkutan. Menuangkan standar hasil kerja dengan memperhatikan penggunaan : o Maksimum ……..(untuk faktor – faktor cacat, kerusakan dll) o Minimum……….(untuk faktor –faktor kapasitas, mutu dll).
Tugas Akhir
124
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Hasil Monitoring Proses Kerja Baru
Dokumentasi Dampak Positif Lanjutkan Proses Kerja Baru
Proses Persetujuan Manajemen
Dokumentasi
Gb. 3.20 Alur Proses Standarisasi
3.10.8 Memecahkan Masalah yang Berikutnya Setelah perbaikan berhasil dilaksanakan dan menghasilkan stándar baru maka pada akhir perbaikan selalu diikuti dengan peninjauan kembali terhadap persoalanpersoalan yang mungkin masih tersisa atau timbulnya persoalan baru yang harus segera diatasi. Untuk itu perlu adanya data baru yang menggambarkan fakta pada saat ini, dengan cara :
Mencantumkan kondisi kerja sekarang yang berupa grafik/diagram.
Melakukan Brainstorming untuk analisa grafik/diagram.
Melaporkan hasil analisa kepada atasan atau fasilitator.
Menentukan tema berikutnya.
Menyusun rencana perbaikan berikutnya.
Tugas Akhir
125
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Hasil Perbaikan
Pengumpulan Data Baru
Hasil Persetj. Manajemen
Pers. Mutu Baru
Menentukan Tema Baru
Gb. 3.21 Alur Proses Penentuan Tema Yang Baru
3.11
Penggunaan Metode Jenjang Kaizen Di Dalam Penyelesaian Masalah Line Presshop PT. Andhi Chandra Automotive Products Dari tabel data dibawah ini dapat dilihat bahwa pada quartal ke IV di tahun
2004 mulai muncul problem-problem di presshop dalam skala yang cukup besar, hal ini berlanjut sampai quartal ke I pada tahun 2005, hal seperti ini tentu saja tidak dapat dibiarkan begitu saja sebab akan menyebabkan loss profit bagi perusahaan yang cukup besar. Untuk itu maka perlu dilakukan pencegahan/mengurangi munculnya kembali masalah yang sama dilain waktu. Secara metode umum hal tersebut dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
Tugas Akhir
126
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Identifikasi Masalah
Penyelidikan
Apakah kita tahu sebabnya?
Ambil tindakan darurat untuk menghilangkan pengaruhnya (Pemecahan Sementara)
Tidak
Ya Ambil tindakan permanen untuk menghilangkan masalah selamanya.
Gb. 3.22 Alur Proses Pencegahan Munculnya Suatu Masalah
Tugas Akhir
127
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Tabel 3.2 Data Reject Presshop Kuartal 1 Tahun 2005 No.
Jenis Reject
1 2 3 4 5 6 7 8
Karat Penyok Retak/pecah Keriput Melengkung Gores Sumbing Bram
Jumlah Reject ( Pcs ) Januari February Maret 5 0 10 21 10 10 100 25 93 11 6 0 15 5 0 5 10 3 204 352 277 16 12 23 377 420 416
Total ( Pcs ) 15 41 218 17 20 18 833 51 1213
Tabel 3.3 Data Pareto Jenis Reject Presshop Kuartal ke 1 Tahun 2005
No. 1 2 3 4 5 6 7 8
Jenis Reject Sumbing Retak Bram Penyok Lengkung Gores Keriput Karat
Jumlah ( Pcs ) 833 218 51 41 20 18 17 15
Jumlah Komulatif ( Pcs ) 833 1051 1102 1143 1163 1181 1198 1213 1213
Tugas Akhir
128
Persentase (%) 68.67% 17.97% 4.20% 3.38% 1.65% 1.48% 1.40% 1.24% 100%
Persentase Komulatif (%) 68.67% 86.64% 90.85% 94.23% 95.88% 97.36% 98.76% 100.00%
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Pareto Chart Reject Presshop Kuartal 1 Th. 2005 1200
100%
1100
90%
1000
80%
Ju m la h R e jec t
900
70%
800
60%
700 600
50%
500
40%
400
30%
300 20%
200
10%
100 0 Jumlah reject % reject
Sumbing
Retak
Bram
Penyok Lengkung
Gores
Keriput
Karat
833
218
51
41
20
18
17
15
68.67%
86.64%
90.85%
94.23%
95.88%
97.36%
98.76%
100.00%
0%
Jenis Reject
Gb.3.23 Pareto Chart Reject Presshop Kuartal 1 th. 2005
Tugas Akhir
129
Jumlah reject % reject
PENYELESAIAN MASALAH DENGAN METODE JENJANG KAIZEN
BAB IV ANALISA PEMECAHAN MASALAH
Menurut Dr Edward Deming, proses industri harus dipandang sebagai perbaikan terus menerus ( continuous improvement ), yang dimulai dari sederet siklus sejak adanya ide untuk menghasilkan suatu produk, pengembangan produk, proses produksi sampai kepada distribusi kepada konsumen. Seterusnya berdasarkan informasi sebagai umpan balik yang dikumpulkan dari pengguna produk ( konsumen ) kita dapat mengembangkan ide-ide untuk menciptakan produk baru atau memperbaiki produk lama beserta proses produksi yang ada saat ini. Dr Edward Deming adalah seorang ahli fisika dari Amerika Serikat yang kemudian belajar Statistika dari Prof. Dr. sir Ronald Fisher dari Inggris pada bulan Agustus tahun 1950 dalam suatu konferensi dengan menajemen puncak di Hotel de Yama, mount hanoke, Jepang memperkenalkan suatu diagram yang memandang produksi sebagai suatu sistem.
Tugas Akhir
130
PENYELESAIAN MASALAH DENGAN METODE JENJANG KAIZEN
Pemasok material & peralatan
Desain & Desain ulang
Riset Pasar
Konsumen
Distribusi
A B
Penerimaan, Pengujian material
C
Produksi,Perakitan,Inspeksi
D
Pengujian proses,Mesin,Metode,Biaya
Gb. 4.1 Proses produksi dipandang sebagai suatu sistem Perbaikan kualitas harus mencakup keseluruhan sisitem industri dari kedatangan material sampai kepada konsumen dan desain ulang produk atau jasa untuk masa mendatang. Dalam organisasi jasa sumber-sumber A,B,C,D dalam gambar 4.1 dapat menjadi sumber-sumber data atau kerja dari operasi sebelumnya seperti perhitungan harga , penyimpanan, pengambilan, inventori masuk dan keluar, pencatatan, pengiriman barang dan lain-lain. Konsep system produksi yang dikemukakan oleh deming lebih popular denagn nama “ Roda Deming”.
Tugas Akhir
131
PENYELESAIAN MASALAH DENGAN METODE JENJANG KAIZEN
Desain
Riset
Produksi
Pemasaran
Gb.4.2 Roda Deming Roda Deming terdiri dari 4 komponen yaitu Riset, desain, produksi dan pemasaran. Deming menekankan pentingnya interaksi tetap antara risest, desain, produksi dan pemasaran agar perusahaan memperoleh kualitas yang lebih baik sehingga dapat memuaskan konsumen. Deming menjelaskan bahwa roda-roda harus dijalankan atas dasar pengertian dan tanggung jawab bersama untuk mengutamakan kualitas. Deming menjelaskan bahwa dengan cara menjalankan roda Deming secara terus menerus maka perusahaan dapat memenangkan persaingan dan memperoleh keuntungan. Dari roda Deming tampak bahwa berdasarkan informasi yang diperoleh dari riset pasar tentang keinginan konsumen, maka selanjutnya didesain produk sesuai keinginan pasar tersebut. Desain produk telah menetapkan model dan spesifikasinya yang harus diikuti oleh bagian produksi. Bagian produksi harus menigkatkan kualitas proses agar diperoleh produk berkualitas sesuai desain yang telah ditetapkan berdasarkan keinginan pasartersebut. Selanjutnya hasil produksi yang berkualitas itu didistribusikan ke konsumen melalui bagian pemasaran. Proses ini berulang kembali secara kontinyu sepanjang waktu. Proses perbaikan kualitas
Tugas Akhir
132
PENYELESAIAN MASALAH DENGAN METODE JENJANG KAIZEN
secara terus menerus ini dilakukan dengan menggunakan alat PDCA ( Plan – Do – Check – Action ) yang selanjutnya dikenal dengan “ Siklus Deming”. Plan (P) Do (D)
Action (A) Check (C) Gb. 4.3 Siklus Deming ( PDCA)
Deming berargumentasi bahwa apabila kita meningkatkan kualitas maka akan diperoleh suatu hasil berantai yang mengikuti rantai Deming. Proses kerja ranta Deming bisa dijelaskan sebagai berikut : Bahwa setiap upaya perbaikan atau peningkatan ( improvement ) akan membuat proses dan system industri menjadi lebih baik dan lebih baik lagi. Produktivitas produksi secara keseluruhan akan meningkat karena pemborosan ( waste ) dan inefisiensi berkurang. Konsumen akan memperoleh produk-produk industri yang berkualitas tinggi pada tingkat ongkos perunit yang menurun terus menerus. Hal ini pada akhirnya akan memperluas pasar yang berarti akan menigkatkan pangsa pasar ( market share ) sehingga dengan sendirinya akan memberikan “ Return of Investments” ( ROI ) yang lebih baik. Siklus Deming PDCA dapat diterapkan untuk proses perbaikan dalam setiap aktivitas.
Tugas Akhir
133
PENYELESAIAN MASALAH DENGAN METODE JENJANG KAIZEN
Tabel 4.1 Penggunaan Siklus Deming dalam setiap aktivitas
ACTION
PLAN
Ambil tindakan korektif atas setiap Buat rencana yang baik/sesuai sebelum penyimpangan yang ada. Susun rencana mulai bekeraj baru CHECK
DO
Periksa hasil kerja, apakah sesuai dengan rencana
Laksanakan sesuai dengan rencana yang telah disusun
Apabila melalui penerapan konsep “Plan-DO-Check-Action” telah mencapai sasran yang diinginkan maka perlu dilakukan Standarisasi, selanjutnya perlu memikirkan lagi bagaimana untuk proses perbaikan (improvement) selanjutnya. Konsep inilah yang dikenal sebagai perbaikan terus menerus ( Continuous Improvement ) atau dalam istilah Jepang dikenal dengan nama KAIZEN. Pada dasarnya Kaizen adalah semangat perbaikan terus menerus yang memiliki filosofi sebagai berikut : ¾ Hari ini harus lebih baik dari pada hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari pada hari ini. ¾ Tidak boleh ada satu haripun yang lewat tanpa adanya usaha perbaikan/peningkatan ( improvement ) ¾ Persoalan/masalah
adalah
kesempatan
untuk
melaksanakan
perbaikan/peningkatan ( Improvement ) ¾ Menghargai
adanya
perbaikan/peningkatan
meskipun kecil
Tugas Akhir
134
(
Improvement
),
PENYELESAIAN MASALAH DENGAN METODE JENJANG KAIZEN
¾ Perbaikan/peningkatan ( improvement )tidak memerlukan investasi yang besar. Rencana ( PLAN )
Laksanakan ( DO )
Periksa ( CHECK ) Mencapai sasran/tidak
Ya
Tindakan ( ACTION ) Standarisasi
Tidak Tindak lanjut Tindakan ( ACTION ) Ambil Tindakan Korektif Peningkatan/Perbaikan ( Improvement )
Gb. 4.4 Hubungan antara pengendalian dan perbaikan dibawah siklus PDCA
Seperti halnya teknik 7 langkah dengan 7 alat bantu atau yang lebih dikenal dengan Seven Tools, maka Teknik Jenjang Kaizen juga bermanfaat untuk melakukan perbaikan – perbaikan pada proses kerja yang berkesinambungan, yakni proses dimana persoalan yang sama dapat terulang. Bila kemungkinan berulangnya persoalan yang sama sangat kecil atau hanya bersifat insidental maka teknik ini ini tidak akan memberikan manfaat yang optimal, meskipun mungkin saja persoalannya dapat diselesaikan. Perubahan yang mendasar dari teknik 8 langkah PDCA (Jenjang Kaizen) menjadi 7 langkah PDCA (Seven Tools) terletak pada langkah Penyusunan Rencana
Tugas Akhir
135
PENYELESAIAN MASALAH DENGAN METODE JENJANG KAIZEN
dan Pelaksanaan Perbaikan yang semula merupakan 2 langkah yang terpisah menjadi satu langkah (lihat bab 3).
Jenjang
Kaizen
adalah
suatu
prosedur
sederhana pemecahan masalah, tetapi efektif. Prosedur ini menolong kita untuk mencoba memecahkan masalah secara ilmiah langkah demi langkah. Jenjang Kaizen sangat berguna
bila kita tidak mengetahui langkah
pemecahan apa yang harus diambil dan kita juga tidak/belum tahu apakah penyebab masalah tersebut. Kaizen adalah bahasa Jepang tetapi sering digunakan dalam bukubuku kualitas kontrol berbahasa Inggris yang berarti perbaikan menyeluruh yang berkesinambungan. Di Jepang dan dalam beberapa buku yang berbahasa Inggris Jenjang Kaizen dinamakan juga “Sejarah Kontrol Kualitas”.
Tugas Akhir
136
PENYELESAIAN MASALAH DENGAN METODE JENJANG KAIZEN
Out line Jenjang Kaizen 1.
Memilih Tema • Memilih masalah • Menentukan tema
2. Menetapkan situasi saat ini dan menetapkan target. • Mengumpulkan informasi dan data. • Menentukan seberapa besar masalahnya. • Menentukan target yang ingin dicapai.
3. Perencanaan • Menentukan bagaimana cara mengatasi masalah. • Menentukan siapa yang akan mengerjakannya • Membuat suatu perkiraan jadwal.
4. Menganalisa penyebab-penyebab yang munkin. • Memeriksa karakteristik kualitas permasalahan • Mencari penyebabnya sebanyak mungkin • Menganalisa penyebab tsb dan memilih hal-hal yg penting • Memutuskan perbaikan yang mungkin
5. Memeriksa perbaikan yang mungkin dan melaksanakannya. • Menggunakan diskusi untuk mendapatkan ide-ide baru • Memeriksa apakah ide-ide tersebut praktis • Memutuskan bagaimana mengimplementasikan perbaikan yg terbaik • Melaksanakan perbaikan
6. Memeriksa pengaruh dan hasil perbaikannya • Menegaskan pengaruh perbaikan
ya
Apakah kita mengetahui penyebab aktualnya?
Tidak
Apakah kita telah mencapai target?
Tidak Ya 7. Standarisasi • Menetapkan atau merevisi standar yang telah ada. • Memutuskan cara mengontrol masalah di masa yang akan datang. • Memeriksa dan memastikan bahwa standarisasi terpelihara & dilaksanakan.
Gb.4.5 Out line Jenjang Kaizen
Tugas Akhir
137
PENYELESAIAN MASALAH DENGAN METODE JENJANG KAIZEN
Dari data reject presshop pada kuartal 1 tahun 2005 yang penulis teliti, defect yang disebabkan oleh sumbing komponen muncul sebagai defect yang paling banyak. Hal ini tentu saja sangat merugikan sekali sebab akan menurunkan tingkat Receiving Rate dan Lost Time mesin menjadi tinggi dan akhirnya akan menurunkan profit perusahaan. Untuk mengatasi masalah tersebut maka dibentuklah suatu tim yang anggotanya diambil dari Departement Engineering dan produksi presshop yang terdiri dari Head Operator, Shift Leader, Technical Advisor dan Section Chief. Adapun metode yang akan digunakan untuk mengatasi masalah tersebut adalah Metode Jenjang Kaizen.
4.1
Menentukan Tema Dalam kasus ini dari data yang ada dapat diketahui bahwa defect yang
mengalami peningkatan adalah defect yang disebabkan oleh sumbing. Jadi Tema yang dipilih adalah Menurunkan Defect Yang Disebabkan Oleh Sumbing Komponen Presshop.
4.2
Menetapkan Kondisi dan Menetapkan Target Untuk menetapkan kondisi dan target, tim mengumpulkan serta menganalisa
informasi dan data yang ada yang berupa data laporan produksi bulanan dari pemeriksaan akhir, serta data claim dari customer. Dari data dan informasi yang diperoleh, kemudian dibuatlah Diagram Pareto sebagai berikut.
Tugas Akhir
138
PENYELESAIAN MASALAH DENGAN METODE JENJANG KAIZEN
Tabel 4.2 Urutan Jenis Reject Presshop Periode Kuartal 1 Tahun 2005
No.
Jenis Reject
1 2 3 4 5 6 7 8
Jumlah ( Pcs ) 833 218 51 41 20 18 17 15
Sumbing Retak Bram Penyok Lengkung Gores Keriput Karat
Jumlah Komulatif ( Pcs ) 833 1051 1102 1143 1163 1181 1198 1213
Persentase (%) 68.67% 17.97% 4.20% 3.38% 1.65% 1.48% 1.40% 1.24%
1213
Persentase Komulatif (%) 68.67% 86.64% 90.85% 94.23% 95.88% 97.36% 98.76% 100.00%
100%
Pareto Chart Reject Presshop Kuartal 1 Th. 2005 1200
100%
1100
90%
1000
80%
J u m lah R ejec t
900
70%
800
60%
700 600
50%
500
40%
400
Jumlah reject % reject
30%
300 20%
200
10%
100 0 Jumlah reject % reject
Sumbing
Retak
Bram
Penyok Lengkung
Gores
Keriput
Karat
833
218
51
41
20
18
17
15
68.67%
86.64%
90.85%
94.23%
95.88%
97.36%
98.76%
100.00%
0%
Jenis Reject
Gb.4.6 Pareto Chart Reject Presshop Kuartal 1 Th. 2005 Dari data dan diagram pareto reject presshop kuartal 1 diatas kemudian ditetapkanlah suatu target oleh tim, yaitu : Menurunkan Defect yang disebabkan oleh Sumbing komponen Sebanyak 50% di akhir kuartal 4 Tahun 2005.
Tugas Akhir
139
PENYELESAIAN MASALAH DENGAN METODE JENJANG KAIZEN
4.3
Membuat Rencana Dalam kasus yang penulis teliti, untuk membuat planing /rencana didalam
mengatasi problem yang disebabkan oleh Sumbing komponen ada beberapa hal yang dilakukanoleh tim, yaitu :
Menentukan bagaimana problem tersebut akan/harus diatasi. Didalam membuat rencana ini analisa terhadap permasalahan sangat penting sekali untuk dilakukan, kesalahan didalam melakukan analisa akan berdampak terhadap berhasil atau tidaknya program/rencana ini.
Menentukan dan membuat sebuah perkiraan jadwal. Perkiraan jadwal sangat penting untuk dibuat, sebab dengan adanya jadwal maka tahapan-tahapan dari pelaksanaan program/rencana yang telah dibuat akan mudah untuk untuk dilaksanakan sekaligus juga akan mudah untuk memantau pelaksanaannya. Adapun perkiraan jadwal yang diteliti oleh penulis adalah sebagai berikut.
Tugas Akhir
140
PENYELESAIAN MASALAH DENGAN METODE JENJANG KAIZEN
Tabel 4.3 Tabel Perkiraan Jadwal
Activity
Q1
Q2
Q3
Q4
Problem Identification Colecting Data Set Target Set Action Plan
Implementation Action Plan Revise Make Standar Training Review
4.4
Membuat Analisa Penyebab Munculnya Problem Sumbing Komponen. Didalam melakukan analisa mencari penyebab munculnya Reject karena
Sumbing komponen, langkah yang dilakukan adalah membuat Fishbone/Cause and efect atau disebut juga Diagram Tulang Ikan. Dari Diagram Tulang Ikan tersebut kita akan menganalisa penyebab munculnya problem tersebut. Adapun faktor-faktor yang akan dianalisa adalah faktor Manusia, Mesin, Material dan Metode, sebab faktor-faktor tersebut adalah faktor yang paling dominan didalam munculnya Reject Sumbing komponen.
Tugas Akhir
141
Tugas Akhir
142
Gb. 4.7 Analisa Berdasarkan Diagram Tulang Ikan
Plat (SEC, SPC)
Stopper geser
tdk cek filler gauge
gesekan punch & die
MATERIAL
kotor
kurang lebar
tdk bisa atasi masalah
trainning kurang
Tdk stabil
Alat
cara pakai tdk tahu
tdk peduli hasil
tdk mengerti masalah
METHODE
Vernier caliper
Operator lengah
Sock Action absorber lambat rusak kerja ngobrol
Feeder
seal bocor
Bocor
tdk diangkur
selang bocor
mudah aus
besi dan baja
LINGKUNGAN
Cutting
baut kendor
Miring
MESIN
MANUSIA
Kurang kontrol proses
tidak bisa cara cek Ø blank
setting stopper cutting tidak tepat
tanggung jawab kurang
Parameter proses
Cek diameter blank
tdk ada standard
tdk ada standard
Setting
roll penahan tdk center
material miring
malas & tdk mau belajar Ketergantungan orang lain
Problem Sumbing komponen
kurang kurang disiplin tanggung jawab kurang ada rasa IK tdk tahu memiliki Trainning kurang kurang peduli mutu
pembagian tugas tdk jelas
Team work kurang
Analisa Berdasarkan Diagram Tulang Ikan
PENYELESAIAN MASALAH DENGAN METODE JENJANG KAIZEN
PENYELESAIAN MASALAH DENGAN METODE JENJANG KAIZEN
4.4.1
Analisa Terhadap Faktor Mesin
Hasil potongan plat yang miring / tidak rata Hal ini disebabkan oleh stopper mesin cutting yang geser karena baut pengikatnya kurang kuat dan setting clearance antara pisau atas dan bawah tidak sesuai dengan tebal plat yang dipotong, sehingga hasil potongan timbul bram dan kasar bila clearance terlalu besar. Bila clearance terlalu kecil hasil potongan halus tetapi umur pisau tidak bertahan lama. Besarnya clearance akan mempengaruhi proses dan hasil pemotongan seperti besarnya gaya potong yang dipakai ( force ), umur pakai dari pisau ( life time ), permukaan hasil potongan ( surface finish ). Besarnya pemilihan clearance tergantung dari tebal dan jenis material, disamping pertimbangan berikut ini : ¾ Untuk proses blanking, pada material yang memiliki batas patah geser tinggi dipilih clearance yang kecil, agar didapatkan hasil potongan yang baik. ¾ Untuk proses blanking pada mesin potong otomatis, digunakan clearance yang besar agar mendapatkan umur pakai pisau yang lama. ¾ Untuk mendapatkan hasil potongan yang bagus biasanya dipilih clearance yang kecil ¾ Pada umumnya pemilihan clearance berkisar antara 10 – 15 % dari tebal material yang akan dipotong.
Tugas Akhir
143
PENYELESAIAN MASALAH DENGAN METODE JENJANG KAIZEN
Tabel 4.4 Tabel Besarnya clearance Berdasarkan DIN 1623 No.
Tebal material ( mm) Gaya gesr
Clearance ( mm )
1
0.05
0.005
0.005
2
0.1
0.01
0.01
3
0.25
0.02
0.02
4
0.4
0.02
0.03
5
0.63
0.03
0.04
6
1
0.05
0.055
7
1.25
0.05
0.065
8
1.6
0.08
0.090
9
2
0.08
0.125
10
2.5
0.1
0.125
11
3.2
0.1
0.15
12
4
0.1
0.175
Feeder tidak stabil dan sering bocor Material coilan yang diproses press memerlukan alat bantu mesin feeder sebagai penyearah dan pemegang material. Sistem kerja feeder menggunakan tekanan angin untuk pemegang dan penyearah material dengan langkah maju mundur dan zig zag . Apabila tekanan angin terlalu besar maka selang pneumatic akan sering jebol dan bocor, maka perlu dipasang regulator pada feeder untuk melakukan setting tekanan yang tepat. Tekanan angin yang
Tugas Akhir
144
PENYELESAIAN MASALAH DENGAN METODE JENJANG KAIZEN
digunakan pada feeder adalah 6 bar. Untuk menghindari getaran dari langkah zig zag feeder maka pada kaki feeder perlu dibuatkan angkur agar tidak bergeser serta pada stopper pengatur dipasang sock absorber untuk peredam getaran sehingga langkah zig zag feeder menjadi halus dan mesin tidak bergeser. 4.4.2
Faktor Manusia
Tidak mengerti atau tidak tahu
IK (instruksi kerja) mengenai prosedur
persiapan untuk mengerjakan suatu order tertentu, penulis mengamati ada beberapa hal yang penting untuk dilakukan/diperhatikan yang kadang-kadang operator lupa atau tidak melakukannya, yaitu :
Pemeriksaan terhadap hasil setting stopper mesin cutting sebelum dilakukan pemotongan.
Pemeriksaan jenis/tipe material yang akan digunakan yang sesuai dengan Spesifikasi Of Order.
Pemeriksaan terhadap diameter blank komponen yang berpengaruh terhadap lebar material yang akan dipotong dan plat coilan yang akan digunakan
Ketepatan terhadap langkah step dan zig zag feeder
Ketepatan pengukuran diameter blank komponen
Penyetingan parameter-parameter proses (panjang stroke, die height, SPM mesin).
Kurangnya kontrol serta action yang lambat dari para operator pada saat proses press sedang berlangsung sehingga menyebabkan defect yang muncul
Tugas Akhir
145
PENYELESAIAN MASALAH DENGAN METODE JENJANG KAIZEN
sampai berlarut-larut dan akhirnya mengakibatkan lost material menjadi banyak. Pembagian tugas kerja diantara oparator tidak jelas/ tidak ada. Pembagian tugas kerja diantara para operator tidak jelas baik pada saat persiapan /preparating maupun pada saat proses sedang berlangsung, kadangkadang seorang operator melakukan beberapa jenis pekerjaan sekaligus yang seharusnya dilakukan oleh beberapa orang operator, ataupun sebaliknya, satu jenis pekerjaan dilakukan oleh beberapa orang operator, sehingga ada beberapa jenis pekerjaan /pengontrolan parameter proses yang terabaikan sehingga kemungkinan munculnya suatu defect akan menjadi besar. Seharusnya pembagian tugas kerja dilakukan dengan jelas dan dilakukan atau dimulai pada saat preparating/persiapan sebelum menjalankan suatu order. Menghadapi situasi seperti diatas akhirnya diputuskan dilakukan briefing pagi sebelum memulai pekerjaan yang berisi tentang pembagian tugas/kerja dan hambatan-hambatan yang dialami operator pada saat proses produksi
4.4.3
Faktor Metode
Setting mesin cutting, feeder dan dies yang tidak tepat. Kesalahan pada hasil setting pada mesin cutting dan feeder akan menyebabkan material miring sehingga munculnya defect hasil komponen sumbing akan semakin tinggi. Sebenarnya tiap-tiap jenis part number komponen mempunyai standard setting yang berbeda, baik mengenai diameter blank yang menentukan lebar material yang akan dipotong, dies
Tugas Akhir
146
PENYELESAIAN MASALAH DENGAN METODE JENJANG KAIZEN
yang digunakan untuk proses press, langkah step dan zig zag dengan mesin feeder. Kesalahan operator yang sering dilakukan adalah lemahnya pengontrolan hasil setting dan parameter proses pada saat proses press sedang berlangsung sehingga hasil komponen sumbing tidak dapat dicegah. Hal ini merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap munculnya problem sumbing komponen di line presshop, tidak adanya standar mengenai setting mesin cutting, setting feeder dan pengoperasian mesin press merupakan masalah penting yang harus secepatnya dipecahkan. Sehingga problem yang muncul tidak terjadi terus menerus dan tiap operator pada saat setting cutting dan feeder tidak melakukannya berdasarkan kebiasaan masing-masing atau persepsi msing-masing operator.
Tidak disiplinnya operator dalam pengecekan diameter blank komponen Diantara faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap munculnya problem sumbing komponen adalah faktor pengecekan diameter blank. Diameter blank komponen yang salah berpengaruh terhadap hasil potongan material. Diameter blank tiap part number komponen mempunyai ukuran yang berbeda-beda. Kesalahan dari operator yang sering dilakukan adalah lemahnya pengecekan terhadap diameter blank komponen sebelum melakukan pemotongan material. Karena banyaknya part number komponen, maka perlu dibuatkan suatu standar mengenai diameter blank tiap part number komponen agar kesalahan pemotongan material dapat dihindari dan memudahkan operator dalam melakukan pengecekan.
Tugas Akhir
147
PENYELESAIAN MASALAH DENGAN METODE JENJANG KAIZEN
4.5
Melaksanakan Rencana Pebaikan Dari hasil analisa pada langkah sebelumnya, untuk mengatasi penyebab
masalah yang ditemukan, kita terlebih dulu menyusun rencana perbaikan yang akan dilakukan berdasarkan pada konsep 5W + 1H, caranya adalah sbb : 1. Menyiapkan daftar kolom isian ( minimal 7 kolom ) yang terdiri dari : •
Kolom pertama ( paling kiri ) untuk diisi oleh faktor-faktor yang akan diperbaiki
•
Kolom berikutnya berisi : Why – What – Where – When – Who – How dari seluruh rencana perbaikan.
2. Mengisi kolom – kolom 5W + 1H dengan menjawab pertanyaanpertanyaan sbb ini : What : Apa wujud perbaikannya ? Why
: Mengapa faktor tersebut perlu diperbaiki ?
Where : Dimana mau dilakukan ? When : Berapa lama waktu perbaikannya ?
Tugas Akhir
Who
: Siapa yang akan terlibat ?
How
: Bagaimana caranya ?
148
Tugas Akhir
Operator kurang kontrol
Setting mesin tidak tepat
4
5
Belum ada standar setting mesin
Pembagian tugas kerja oleh Head operator kepada operator tidak ada Buat standar setting mesin ( Cutting, Feeder dan Press )
Lakukan pembagian tugas kerja
Harus trainning
Tidak paham standar kerja
Operator kurang paham instruksi kerja
2
3
- Pasang regulator pengatur tekanan angin
Departemen presshop
Departemen presshop
Departemen presshop
Mesin Feeder
- Pisau mesin cutting
- Cek clearance pisau
- Clearance pisau tidak sesuai
Where - Stopper mesin cutting
What
- Baut pengikat stopper kurang kuat - Cek baut stopper
Why
- pasang sock absorber
Hasil potongan plat/material yang miring / tidak rata
Penyebab Dominan
Feeder tidak stabil dan sering - Tekanan angin terlalu besar bocor - Sock absorber belum ada
1
No.
Tabel 4.5 Perbaikan dengan 5W + 1H
- Sesuaikan tekanan angin dengan standard mesin - Periksa sock absorber penahan getaran
How - Kencangkan baut stopper material - Periksa clearance pisau sesuai material yang dipotong
Laksanakan standar kerja yang Section Chief ada
Technical Presshop
Technical Presshop
Who
Kuartal 2 Head Operator Lakukan pembagian tugas kerja sesuai dengan kemampuan operator Technical Standar setting mesin sesuaikan Kuartal 3 Presshop dengan kondisi mesin yang digunakan
Kuartal 2
Kuartal 2
Kuartal 2
When
PENYELESAIAN MASALAH DENGAN METODE JENJANG KAIZEN
149
PENYELESAIAN MASALAH DENGAN METODE JENJANG KAIZEN
Setelah rencana berdasarkan konsep 5W + 1H dibuat, kemudian yang kita lakukan adalah melaksanakan rencana tersebut dan mencatat hasil uji coba dan monitoring dari masing-masing cara perbaikan yang dirinci dalam kolom “How” pada 5W + 1H. Adapun prosedur pencatan g dilakukan adalah sebagai berikut : •
Kolom 1
: Berisi faktor penyebab
•
Kolom 2
: Berisi hasil uji coba dari rencana “How” yang berupa
proses pelaksanaan perbaikan yang sesungguhnya dilakukan. •
Kolom 3
: Berisi keputusan bersama anggota team yang terlibat
atas hasil uji coba tersebut. Keputusan ini yang akan menentukan apakah perlu meninjau ulang renvcana tersebut atau tidak. Bila ternyata hasil uji coba tersebut tidak memuaskan atau hasil uji coba dinyatakan berhasil maka langkah berikutnya akan dilanjutkan. Tabel 4.6 Bentuk Tabel Monitoring Pelaksanan Rencana No. 1
Penyebab Dominan Hasil potongan material miring
Hasil -Baut stopper kencang
Keputusan Berhasil
-Clearance pisau Ok 2
Feeder tidak stabil dan sering bocor
-Tekanan angin standar
Berhasil
-Sock absorber Ok
3
Operator tidak tahu IK
Semua operator OK
Berhasil
4
Operator kurang kontrol
Semua operator OK
Berhasil
5
Setting mesin tidak tepat
Ada standar baru
Berhasil
Tugas Akhir
150
PENYELESAIAN MASALAH DENGAN METODE JENJANG KAIZEN
4.6
Meneliti Hasil Perbaikan Didalam meneliti hasil perbaikan, yang kami lakukan adalah dengan cara
membandingkan kondisi sebelum perbaikan dengan kondisi sesudah dilakukan perbaikan, perbandingan tersebut biasanya dalam bentuk Diagram Pareto.
Tabel 4.7 Data Reject Presshop Kuartal ke 4 Tahun 2005 No. 1 2 3 4 5 6 7 8
Jenis Reject Karat Penyok Retak Keriput Lengkung Gores Sumbing Bram
Jumlah Reject ( Pcs ) Oktober Nopember Desember 7 4 10 21 15 9 96 52 48 15 8 5 14 6 3 8 10 15 52 32 30 16 20 18 229 147 138
Total ( Pcs ) 21 45 196 28 23 33 114 54 514
Tabel 4.8 Data Pareto Reject Presshop Kuartal ke 4 Tahun 2005
No. 1 2 3 4 5 6 7 8
Jenis Reject Retak Sumbing Bram Penyok Gores Keriput Lengkung Karat
Jumlah ( Pcs ) 196 114 54 45 33 28 23 21
Jumlah Komulatif ( Pcs ) 196 310 364 409 442 470 493 514 514
Tugas Akhir
151
Persentase (%) 38.13% 22.18% 10.51% 8.75% 6.42% 5.45% 4.47% 4.09% 100%
Persentase Komulatif (%) 38.13% 60.31% 70.82% 79.57% 85.99% 91.44% 95.91% 100.00%
PENYELESAIAN MASALAH DENGAN METODE JENJANG KAIZEN
J u m la h re je c t
Pareto Chart Reject Presshop Kuartal 4 Th. 2005 500
100%
450
90%
400
80%
350
70%
300
60%
250
50%
200
40%
150
30%
100
20%
50
10%
0 Jumlah reject % reject
Retak
Sumbing
Bram
Penyok
Gores
Keriput
Lengkung
Karat
196
114
54
45
33
28
23
21
38.13%
60.31%
70.82%
79.57%
85.99%
91.44%
95.91%
100.00%
0%
Jenis Reject
Gb. 4.8 Diagram Pareto Chart Reject Presshop Kuartal 4 Th.2005
Tugas Akhir
152
Jumlah reject % reject
PENYELESAIAN MASALAH DENGAN METODE JENJANG KAIZEN
J u m la h re je c t
Pareto Chart Reject Presshop Kuartal 4 Th. 2005 500
100%
450
90%
400
80%
350
70%
300
60%
250
50%
200
40%
150
30%
100
20%
50
10%
0 Jumlah reject % reject
Retak
Sumbing
Bram
Penyok
Gores
Keriput
Lengkung
Karat
196
114
54
45
33
28
23
21
38.13%
60.31%
70.82%
79.57%
85.99%
91.44%
95.91%
100.00%
Jumlah reject % reject
0%
Jenis Reject
Pareto Chart Reject Presshop Kuartal 1 Th. 2005 1200
100%
1100
90%
1000
80%
J u m lah R ejec t
900
70%
800
60%
700 600
50%
500
40%
400
Jumlah reject % reject
30%
300 20%
200
10%
100 0 Jumlah reject % reject
Sumbing
Retak
Bram
Penyok Lengkung
833
218
51
41
68.67%
86.64%
90.85%
94.23%
Gores
Keriput
Karat
20
18
17
15
95.88%
97.36%
98.76%
100.00%
0%
Jenis Reject
Gb. 4.9 Perbandingan Pareto Chart Reject Presshop Kuartal 1 dan kuartal 4 Th.2005 4.7
Membuat Standar Baru Pada langkah sebelumnya yaitu meneliti hasil perbaikan diperoleh
Tugas Akhir
153
PENYELESAIAN MASALAH DENGAN METODE JENJANG KAIZEN
kesimpulan bahwa perbaikan yang telah dilakukan dinyatakan telah berhasil. Oleh karena itu perbaikan yang telah dilakukan ada hal yang dapat dijadikan sebagai Standar Kerja Baru ( Instruksi Kerja Baru ) yaitu antara lain : •
Cara Operasi dan Setting Mesin Cutting
•
Cara Operasi Mesin Press
•
Cara Operasi dan setting Mesin Feeder
•
Cara Setting Dies
•
Standar Diameter Blank Komponen Presshop
Alasan kenapa hal – hal diatas di jadikan Standar kerja baru adalah : •
Sebelumnya belum ada standar mengenai cara operasi dan setting Mesin Cutting, Feeder, Mesin Press dan Setting dies yang benar.
•
Dari hasil coba perbaikan diperoleh hasil yang bagus yaitu berkurangnya reject sumbing komponen presshop ( lihat table data reject komponen presshop kuartal ke 4 tahun 2005 ) Kita menyadari bahwa hasil kerja ( perbaikan ) sebagus apapun dan sehebat apapun akan dilupakan dan hilang bila tidak dicatat dan dibakukan. Oleh karena itu pada akhir suatu perbaikan harus diikuti oleh proses Standarisasi terhadap hasil yang telah dicapai yang terdiri dari : Standar Prosedur
: penjabaran prosedur pelaksanaan kerja yang
harus diikuti untuk mencegah timbulnya masalah yang sama. Standar Hasil
: yaitu hasil yang dicapai bila prosedur
pelaksanaan dijalankan dengan benar dan continue.
Tugas Akhir
154
Tugas Akhir
: Line Cutting : Setting dan Operasi : Cutting Mekanik
Lokasi Proses Mesin
155 TUAS PEMOTONG
3. Setelah material dimasukkan kemudian injak tuas pemotong dengan kaki, agar pisau atas bergerak kebawah dan memotong material tersebut.
Switch On - Off
Emg Stop
Tombol Power
( Warna hijau )untuk menghidupkan motor penggerak.
STOPPER MATERIAL
Pisau mempunyai empat sisi potong,digunakan bergantian setelah tumpul.
Baut pendorong / pengatur kerataan pisau
4. Lihat hasil potong jika bagus teruskan pemotongan dan jika jelek ( ada bram ), cek kondisi pisau sudah tumpul / sudah tumpul. jika pisau sudah tumpul harus diasah,kemudian setting ulang sesuai clearance untuk tebal material yang akan dipotong.
POSISI KUNCI / PENGAMAN TERBUKA
MATERIAL
Rapatkan sisi material ke Pengarah Material agar hasil pemotongan lurus.
2. Buka kunci / pengaman kearah luar, dan masukkan material yang akan dipotong.
Prosedur Standar Kerja ( SOP )
1. Putar Switch On - Off ke posisi "1", kemudian tekan tombol "power"
: Engineering
Dept
PENYELESAIAN MASALAH DENGAN METODE JENJANG KAIZEN
a. Kendorkan 4 baut B kiri dan kanan. b. Atur kerapatan Pisau dengan mengancangkan atau mengendorkan baut C c. Untuk menyetel kerataan / kelurusan pisau atas gunakan baut pendorongnya d. Setting clearance pisau sesuai tebal bahan/material e. Setelah penyetingan selesai kencangkan kembali 4 baut B.
5. Untuk menyeting Clearance pisau, dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
C
B
PENYELESAIAN MASALAH DENGAN METODE JENJANG KAIZEN
Tugas Akhir
Gambar 4.10 Standar Operasi dan Setting Mesin cutting
156
Tugas Akhir
: Press Part : Pengoperasian Mesin : Press Shen Chy / Sanes
Lokasi Proses Mesin
157 B
C
2
Kunci on / off
4. Hidupkan power on di box panel mesin dengan memutar kunci on / off
2. Buka saluran angin ke mesin
Prosedur Standar Kerja (S.O.P)
A. Brake and clutch standard pressure 4 - 5.5 kgs/cm 2. B. Overload standard pressure 3 - 5 kgs/cm 2 C. Balancer standard pressure 3.6 - 5 kgs/cm
A
3. Periksa air pressure gauge.
1. Pompakan oli sebelum pengoperasian ( 7-12 x pompa ).
: Engineering
Dept
PENYELESAIAN MASALAH DENGAN METODE JENJANG KAIZEN
Tugas Akhir A
158
Tombol pengatur SPM
7. Setting S P M sesuai standard pemakaian Untuk SCD 160 ± 30 SPM
B
5. Hidupkan motor utama. a. Tombol warna hijau untuk menghidupkan motor m/c. b. Tombol warna merah untuk mematikan motor m/c.
Penunjuk SPM
Naik Counter die height
A
B
C
D
E
8. Setting jenis operasi stroke sesuai kebutuhan penggunaan. A. Off C. One Stroke E.Combination Inching B. Inching D. Continuous & one stroke
Turun
6. Atur die height secara manual dengan langkah sbb : - Putar tombol pilihan kekiri - Tekan tombol naik - turun sesuai die height yang diinginkan
PENYELESAIAN MASALAH DENGAN METODE JENJANG KAIZEN
Tugas Akhir
Gambar 4.11 Standar Operasi Mesin Press
159
Tekan tombol ini untuk menjalankan mesin
11.Jalankan mesin dengan menekan kedua tombol hitam secara bersamaan
Lampu -lampu function error display
9. Check lampu pada function error display ( lampu - lampu warna merah ) Pastikan tidak ada yang menyala. Jika lampu menyala layar monitor ok
10. Setelah layar monitor menunjukkan ok operasikan m/c.
PENYELESAIAN MASALAH DENGAN METODE JENJANG KAIZEN
Tugas Akhir
: Presshop : Setting dan Operasi :Feeder zig zag
Lokasi Proses Mesin
160
As Pneumatic
Tarik plat ke dies
Baut stopper & ring stopper
3. Tarik plat sampai ke cetakan atau dies kemudian setting langkah feeder sesuai diameter blank komponen yang akan diproduksi dengan cara mengatur baut stopper feeder dan pemasangan ring stopper.
Regulator Angin
Stopper zig zag
Sock absorber
4. Atur langkah zig zag feeder dengan mengatur baut stopper kanan dan kiri dan maju mundurnya sock absorber sesuaikan dengan diameter blank komponen.
Plat coilan
Roll Penarik
2. Pasang coilan plat pada uncoiler dan masukkan ujung plat pada roll penarik dan pneumatic penarik feeder, kemudian kencangkan baut roll penarik feeder
Prosedur Standar Kerja (S.O.P)
1. Lakukan pelumasan pada As pneumatic feeder dan setting regulator angin 2 pada tekanan 4 - 5 kg/cm
: Engineering
Dept
PENYELESAIAN MASALAH DENGAN METODE JENJANG KAIZEN
Tugas Akhir
: Setting dan Operasi
:Feeder zig zag
Proses
Mesin
membawa material untuk proses press.
5. Pasang limit switch pada mesin press sebagai control langkah feeder
: Engineering
: Presshop
Dept
Lokasi
lakukan setting ulang seperti point 3 dan 4 sampai hasil komponen tidak sumbing
sumbing proses produksi dapat dilanjutkan. Bila hasil komponen sumbing
6. Lakukan proses press komponen pada mesin press, bila hasil komponen tidak
Prosedur Standar Kerja (S.O.P)
PENYELESAIAN MASALAH DENGAN METODE JENJANG KAIZEN
Gambar 4.12 Standar Operasi dan Setting Feeder
161
Tugas Akhir
: Line Press Part : Setting Dies : Press Shen Chy / Sanes
Lokasi Proses Mesin
3. Bersihkan permukaan meja mesin
1. Ambil dies di rak dengan lori
: Engineering
Dept
4. Pasang dies pada meja mesin dan kencangkan baut - bautnya
2. Bersihkan permukaan top plate dan bottom plate dies sebelum dipasang
Prosedur Standar Kerja (S.O.P)
PENYELESAIAN MASALAH DENGAN METODE JENJANG KAIZEN
162
Tugas Akhir
: Line Press Part : Setting Dies : Press Shen Chy / Sanes
Lokasi Proses Mesin
A
2
163 A
7. Setelah selesai setting stroke mesin, putar kembali switch A ke kiri
1
Switch pada posisi "inching"
Dies tanpa material
8. Jalankan mesin tanpa material secara inching
Petunjuk highest / lowest
Counter die height
6. Pada saat menaikkan atau menurunkan tinggi sroke mesin, perhatikan counter die height, jangan sampai melewati batas highest / lowest
Prosedur Standar Kerja (S.O.P)
5. Atur stroke mesin sesuai tinggi dies dengan cara sbb - Putar switch A ke arah kanan - Tekan tombol 1 untuk menurunkan atau tombol 2 untuk menaikkan dies
: Engineering
Dept
PENYELESAIAN MASALAH DENGAN METODE JENJANG KAIZEN
Tugas Akhir
: Line Press Part : Setting Dies : Press Shen Chy / Sanes
Lokasi Proses Mesin
11. Periksa hasil produk apakah sudah sesuai spesifikasi
12. Jika dimensi produk masih belum sesuai spec, lakukan setting kembali sesuai langkah no 5
10. Jalankan mesin dengan material
Prosedur Standar Kerja (S.O.P)
9. Gosokkan minyak pelumas pada permukaan material secara merata.
: Engineering
Dept
PENYELESAIAN MASALAH DENGAN METODE JENJANG KAIZEN
164
Tugas Akhir
: Line Press Part : Setting Dies : Press Shen Chy / Sanes
: Engineering
14. Jika hasil sudah sesuai spec, lanjutkan untuk produksi
Prosedur Standar Kerja (S.O.P)
13. Jika hasil masih keriput atau pecah, periksa tekanan pada cushion dan atur tekanan sesuai kebutuhan ( maks 110 bar )
Lokasi Proses Mesin
Dept
PENYELESAIAN MASALAH DENGAN METODE JENJANG KAIZEN
Gambar 4.13 Standar Setting Dies
165
KESIMPULAN
BAB V KESIMPULAN
5.1
Kesimpulan Kualitas adalah keunggulan produk untuk memenuhi keinginan konsumen
dengan memberikan tingkat kepuasan tertentu. Sasaran peningkatan mutu/kualitas antara lain untuk menghilangkan kesalahan atau cacat (defect) dan memperbaiki struktur biaya agar terjadi kombinasi biaya yang terkecil serta ketepatan waktu yang sesui permintaan pasar. Kualitas mengacu kepada kepuasan pelanggan, maka suatu produk dapat dikatakan berkualitas apabila sesuai dengan keinginan konsumen serta dapat digunakan dengan tepat. Pengaruh kualitas terhadap bisnis/usaha antara lain terhadap biaya produksi dan pandapatan. Proses produksi yang memperhatikan kualitas akan menghasilkan produk yang bebas dari kerusakan ( defect ) sehingga akan terhindar dari pemborosan, ketidakefisienan sehingga biaya produksi menjadi rendah. Pengukuran kualitas merupakan awal dari proses perbaikan kualitas dalam rangka meningkatkan kepuasan pelanggan. Proses ini dari awal harus melibatkan semua individu yang bertanggung jawab dalam proses bisnis/usaha, karena pada dasarnya tanggung jawab kualitas beraa pada setiap individu yang terlibat pada
Tugas Akhir
166
KESIMPULAN
proses tersebut. Konsep kualitas ini mengacu kepada konsep pengendalian kualitas terpadu yang akhir-akhir ini popular serta merupakan gaya manajemen modern yang beroreintasi kepada usaha peningkatan kepuasan konsumen melalui perbaikan kualitas dan proses industri secara terus menerus. Dari pengolahan data dan hasil analisa problem reject komponen Press Shop yang telah dilakukan penulis pada bab sebelumnya dap[at ditarik kesimpulan sbb: 1. Berdasarkan diagram Pareto problem Reject Press Shop periode Kuartal 1 tahun 2005 terdapat 5 besar problem komponen Press Shop yang ditemukan yaitu : •
Sumbing
: 833 Pcs
•
Retak
: 218 Pcs
•
Bram
: 51 Pcs
•
Penyok
: 41 Pcs
•
Lengkung
: 20 Pcs
2. Untuk mengurangi/menekan problem reject komponen Press Shop yang terbesar ( sumbing ) supaya tidak terjadi/muncul lagi dimasa akan datang maka dilakukan usaha /program yang dikenal dengan nama Kobetzu kaizen (Jenjang Kaizen). Dari hasil analisa menggunakan diagram tulang ikan (Fish Bone) diperoleh data bahwa problem sumbing komponen Press Shop tersebut muncul disebabkan oleh cara setting dan operasi mesin cutting, feeder, mesin press dan setting dies yang belum tepat. Setting mesin yang kurang tepat disebabkan selama ini Belum/tidak ada stándar baku mengenai setting dan operasi mesin. Selama ini operator melakukan setting
Tugas Akhir
167
KESIMPULAN
mesin berdasarkan kebiasaan masing-masing. Hal ini merupakan masalah ; sebab kebiasaan dan Persepsi/anggapan mengenai setting mesin dari tiap-tiap operator akan berbeda satu sama lainnya. Untuk itu maka tim kobetsu kaizen melakukan uji coba setting dan operasi mesin dan menganalisa hasilnya, yang kemudian hasil coba tersebut dijadikan Standar Kerja. Setelah adanya Standarisasi mengenai setting dan operasi mesin Cutting, Feeder, Press dan Dies/cetakan maka pada kuartal ke 4 ditahun 2005 Problem Reject Komponen Press Shop yang disebabkan oleh sumbing komponen turun menjadi 114 pcs ( halaman 155, Data Problem Reject Press Shop kuartal ke 4 tahun 2005 ). Dari data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa target yang ditetapkan tercapai dan proses standarisasi telah berhasil.
5.1 SARAN Setelah melakukan penelitian dengan melakukan analisa terhadap problem reject komponen press shop yang terjadi di PT. Andhi Chandra Automotive Products, ada beberapa saran yang diharapkan dapat menjadikan masukan dan perbaikan bagi perusahaan, yaitu : •
Dalam proses pembuatan komponen filter diline press shop pemotongan material sangat menentukan hasil dari sumbing tidaknya komponen, untuk itu perlu diperhatikan pada proses cutting material mengenai kesesuaian clearance pisau dengan material yang akan dipotong, stopper material harus rata dan kencang serta ukuran material yang dipotong
Tugas Akhir
168
KESIMPULAN
harus sesuai dengan diameter blank komponen yang akan diproduksi agar didapatkan hasil produksi komponen yang tidak sumbing. •
Preventive maintenance mengenai mesin-mesin produksi harus selalu dijalankan agar mesin segera ditangani sebelum terjadi kerusakan parah yang dapat menyebabkan down time produksi bertambah lama terutama untuk mesin press ( pelumasan grease, oli ) dan feeder (angin bocor, pressure gauge dan sock absorber ).
•
Pengecekan total dies atau cetakan setelah digunakan untuk produksi lebih dari 100.000 pcs agar problem mengenai komponen : lengkung, gores, retak, dan bram dapat dideteksi sedini mungkin.
•
Lakukan trainning pada karyawan baru dan buat jadwal trainning yang di update setiap 6 bulan sekali dan review terhadap standar – standar kerja yang telah ditetapkan agar operator mempunyai rasa tanggung jawab terhadap hasil kerja dan terhadap perusahaan , serta berikan sanksi bila setelah dilakukan training maíz melakukan kesalahan.
Tugas Akhir
169