Tugas 2 Perencanaan Pembelajaran Tugas Kelompok : 1. Christa Fallo
702011010
2. Immanuella Caesarona Thenu
702011039
Untuk apa kita melakukan analisis pembelajaran?
Mengapa pembelajaran? Ada beberapa alasan yang melatar belakanginya. Pertama adanya kenyataan atau hasil yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Kedua, adanya perubahan lingkungan atau suasana kerja yang diakibatkan oleh modifikasi prosedur atau instalasi peralatan yang baru. Ketiga, perkembangan perusahaan atau industri yang begitu pesat sehingga SDM perlu ditingkatkan. Analisis Pembelajaran adalah proses menjabarkan perilaku umum menjadi perilaku khusus yang tersusun secara logis dan sistematis, dengan demikian akan tergambar susunan perilaku khusus dari yang awal sampai yang paling akhir. Analisis instruksional / pembelajaran menurut Dick dan Carey adalah suatu prosedur yang apabila diterapkan pada suatu tujuan instruksional, akan menghasilkan suatu identifikasi kemampuan-kemampuan bawahan (sub ordinate skills) yang diperlukan bagi siswa untuk mencapai tujuan instruksional. Sementara menurut Suparman, analisis instruksional adalah proses menjabarkan perilaku imum menjadi perilaku khusus yang tersusun secara logis dan sistematis (Liana, 2011). Gagne, Briggs, dan Wager (1988) mengemukakan bahwa tujuan analisis pembelajaran adalah untuk menentukan keterampilan-keterampilan yang akan dijangkau oleh tujuan pembelajaran, serta memungkinkan untuk membuat keputusan yang diperlukan dalam urutan mengajar. Salah satu langkah yang harus dilakukan dalam mendesain pembelajaran dengan menggunakan
model
Dick
and
Carey adalah
melakukan
analisis
pembelajaran.
Pertanyaannya adalah mengapa dilakukan analisis pembelajaran? Dengan analisis pembelajaran akan diidentifikasi keterampilan-keterampilan bawahan (sub ordinate skills). Jadi posisi analisis pembelajaran dalam keseluruhan desain pembelajaran merupakan perilaku prasyarat, sebagai perilaku yang menurut urutan gerak fisik berlangsung lebih dulu, perilaku yang menurut proses psikologis muncul lebih dulu atau secara kronologis terjadi lebih awal sehingga analisis ini merupakan acuan dasar dalam melanjutkan langkah-langkah desain
berikutnya. Dick and Carey (1985) mengatakan bahwa tujuan pembelajaran yang telah diidentifikasi perlu dianalisis untuk mengenali keterampilan-keterampilan bawahan (sub ordinate skills) yang mengharuskan anak didik belajar menguasainya dan langkah-langkah prosedural bawaan yang ada harus diikuti anak didik untuk dapat belajar.
Manfaat analisis pembelajaran yaitu : 1. Membantu guru/pendidik/penyusun desain instruksional untuk mengorganisir tugastugas pokok dalam hubungannya dengan sub tugas yang harus dipelajari siswa. Proses ini akan memberikan gambaran yang jelas pada siswa mengenai apa yang diharapkan dapat dikerjakan setelah selesai mengikuti suatu pelajaran. 2. Membantu guru dalam menganalsis tingkah laku berkenaan dengan masing-masing tugas pokok maupun subtugas. Dengan cara denikian, semua pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk melaksanakan setiap tugas pokok dapat diidentifikasikan. 3. Membantu
para
penyusun
desain
instruksional
dan
guru/pendidik
untuk
memperkirakan waktu yang diperlukan untuk belajar, sehingga siswa dapat menyelesaikan suatu tugas dengan baik.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan analisis instruksional.
Menurut Dick dan Carey, proses analisis instruksional dimulai dari melaksanakan analisis tujuan (goal analysis) yang dimulai setelah memperoleh pernyataan yang jelas dari instruksional.
1. Analisis tujuan Hal-hal yang harus diperhatikan adalah : a. Pengklarifikasian pernyataan tujuan berdasarkan domain (jenis) belajar yang akan muncul. Domain belajar dibagi atas empat, yaitu :
1) Keterampilan intelektual, yaitu keterampilan yang mensyaratkan pelajar melakukan kegiatan kognitif yang unik, yaitu mampu memecahkan masalah dengan contoh dan informasi yang tidak ditemukan sebelumnya. 2) Informasi verbal, keterampilan yang mensyaratkan siswa memberikan respon yang spesifik terhadap stimulus yang relatif spesifik. Tujuan keterampilan ini dikenali dengan kata kerja yang digunakan, yaitu menyebutkan atau menjelaskan sesuatu. 3) Sikap. Tujuan instruksional yang
berfokus pada sikap dan dianggap
sebagai sesuatu yang mempengaruhi pelajar dalam memilih. Sikap memilih dapat menunjukkan kecenderungan positif atau negatif terhadap objek kejadian atau orang tertentu. 4) Keterampilan psikomotor, karakteristiknya adalah si pelajar harus melaksanakan gerakan otot dengan atau tanpa peralatan untuk mencapai hasil yang spesifik.
b. Mengidentifikasi dan mengurutkan langkah-langkah utama ketika si pelajar sedang menampilkan tujuan Langkah
kedua
dari
analisis
tujuan
ini
dilakukan
setelah
mengidentifikasi domain dari tujuan, maka perlu untuk lebih spesifik mengindikasikan apa yang akan dilakukan si pelajar ketika sedang menampilkan tujuan. Teknik terbaik yang sebaiknya digunakan desainer pembelajaran
untuk
menganalisa
sebuah
tujuan
adalah
dengan
mendeskripsikan langkah demi langkah secara terperinci.
2. Analisis keterampilan prasyarat Setelah langkah-langkah dalam tujuan teridentifikasi, dianggap perlu melakukan pengujian setiap langkah untuk menentukan apa yang seharusnya diketahui agar si pelajar dapat mempelajari langkah yang ditampilkan dalam tujuan. Langkah ini disebut analisis keterampilan prasyarat atau subordinat skill analysis. Pendekatan dalam melakukan analisis keterampilan prasyarat menurut Dick dan Carey yaitu :
a. Pendekatan hirarki b. Pendekatan pengelompokan c. Pendekatan hirarki dan atau pendekatan pengelompokkan
Apa yang bisa kita lakukan dalam menganalisis pembelajaran
Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam melakukan analisis intruksional adalah sebagai berikut: 1. Menuliskan perilaku umum yang telah ditulis dalam TIU untuk mata pelajaran yang dikembangkan 2. Menuliskan setiap perilaku khusus yang menjadi bagian dari perilaku umum tersebut 3. Menyusun perilaku khusus tersebut kedalam suatu daftar dalam urutan yang logis dimulai dari perilaku umum, perilaku khusus yang paling “dekat” hubungannya dengan perilaku umum diteruskan “mundur” sampai perilaku yang paling jauh dari perilaku umum 4. Menambah perilaku khusus tersebut atau mengurangi jika perlu. Tanamkan dalam pikiran anda bahwa anda harus berusaha melengkapi daftar perilaku khusus tersebut. 5. Menulis setiap perilaku khusus dalam suatu lembar kartu atau kertas ukuran 3x5 cm 6. Menyusun kartu tersebut diatas meja atau lantai dengan menempatkannya dalam struktur hirarkial, prosedural atau pengelompokan menurut kedudukan masingmasing terhadap kartu yang lain. Letakkan kartu-kartu tersebut sejajar atau horizontal untuk perilaku-perilaku yang menyerupai struktur prosedural dan pengelompokan serta letakkan secara vertical untuk perilaku-perilaku yang hirarkial 7. Jika perlu, tambahkan dengan perilaku khusus lain yang dianggap perlu atau dikurangi bila dianggap lebih 8. Menggambarkan letak perilaku-perilaku tersebut dalam perilaku-perilaku dalam kotak-kotak diatas kertas lebar sesuai dengan latak kartu yang telah disusun. Hubungkan letak kotak-kotak tersebut dengan kertas vertical dan horizontal untuk menyatakan hubungannya yang hirarkial , prosedural atau pengelompokan. 9. Meneliti kemungkinan menghubungkan perilaku umum yang satu dan yang lain atau perilaku-perilaku khusus yang khusus yang berada dibawah perilaku umum yang berbeda.
10. Memberi nomor urut pada setiap perilaku khusus dimuali dari yang terjauh sampai yang terdekat dengan perilaku umum. Pemberian nomor akan menunjukkan urutan perilaku tersebut. 11. Mengkombinasikan atau mendiskusikan bagan yang telah disusun dengan memperhatikan: a. Lengkap tidaknya perilaku khusus sebagai penjabaran dari setiap perilaku umum b. Logis tidaknya dari perilaku-perilaku khusus menuju perilaku umum c. Struktur hubungan perilaku-perilaku khusus tersebut (hirarkial, presedural, pengelompokan atau kombinasi)
Identifikasi kemampuan bawahan dan kemampuan awal Untuk menemukan keterampilan-keterampilan bawahan yang bersumber dari tujuan pembelajaran digunakan pendekatan hierarki. Mengapa harus menggunakan pendekatan hierarki ? karena anak didik dituntut harus mampu memecahkan masalah atau melakukan kegiatan informasi yang tidak dijumpai sebelumnya, seperti mengklasifikasi dengan ciricirinya, menerapkan dalil atau prinsip untuk memecahkan masalah. Menganalisis sub ordinate skills sangatlah diperlukan, karena apabila keterampilan bawahan yang seharusnya dikuasai tidak diajarkan maka banyak anak didik tidak akan memiliki latar belakang yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, pembelajaran menjadi tidak efektif. Sebaliknya, apabila keterampilan bawahan berlebihan, pembelajaran akan memakan waktu lebih lama dari semestinya, dan keterampilan yang tidak perlu diajarkan malah mengganggu anak didik dalam belajar menguasai keterampilan yang diperlukan. Cara yang digunakan untuk mengidentifikasi sub ordinate skills adalah dengan cara memilih keterampilan bawahan yang berhubungan langsung dengan ranah tujuan pembelajaran. Biasanya unuk mata pelajaran tertentu, keseluruhan tujuan merupakan keterampilan intelektual. Teknik analisis keterampilan bawahannya menggunakan pendekatan heararki, yaitu dengan memilih apa yang harus dikuasai dan dilakukan oleh anak didik sehingga dengan usaha pembelajaran sesedikit mungkin untuk dipelajari atau dikuasai melalui belajar. Untuk mengungkap kemampuan awal, dapat dilakukan dengan pemberian tes dari tingkat bawah atau tes yang berkaitan dengan materi ajar sesuai dengan panduan kurikulum.
Sedangkan minat, motivasi, kemampuan berfikir, gaya belajar dan lain-lainnya dapat dilakukan dengan bantuan tes baku yang telah dirancang oleh para ahli.
Beberapa Komponen yang dapat dianalisis dalam kegiatan Menganalisis Karakteristik Awal Siswa meliputi: a.
Pengalaman siswa
b.
Pengetahuan siswa
c.
Kegemaran siswa
d.
Kondisi fisik siswa
e.
Lingkungan keluarga siswa
f.
Lingkungan sosial
g.
Status sosial siswa
Teknik yang dapat digunakan dalam mengidentifikasi karakteristik awal siswa sama dengan teknik yang digunakan dalam mengidentifikasi perilaku awal, yaitu : a.
Kuesioner: bisa berupa tes yang berisi pertanyaan
b.
Interview: wawancara secara terstruktur
c.
Observasi: pengamatan terhadap proses pembelajaran
d.
Tes: secara lisan atau tulisan (objektif dan essay)
Daftar Pustaka Effendi,
Saipul.
2012.
“Analisis
Tujuan
Pembelajaran”.
Dalam
http://saipuleffendiipunk.blogspot.com/2012/05/analisis-tujuan-pembelajarandesain.html. Diakses tanggal 27 Januari 2013 Hasbipudin.
2012.
“Melakukan
Analisis
Pembelajaran”.
Dalam
http://hasbipudin.wordpress.com/2012/01/16/melakukan-analisis-pembelajaran/. Diakses tanggal 27 Januari 2013 Liana,
Nur.
2011.
“Analisis
Instruksional”.
Dalam
http://liananur.blogspot.com/2011/05/analisis-instruksional.html. Diakses tanggal 26 Januari 2013. Rahmawati.
2012.
“Melakukan
Analisis
Instruksional”.
Dalam
http://rahmawatiblog.blogspot.com/2012/06/melakukan-analisis-instruksional.html. Diakses tanggal 27 Januari 2013.