TRAINING CENTER Managemen Trainee
PT. Bangkitgiat Usaha Mandiri Palm Oil Plantation & Mill
PT. Bangkitgiat Usaha Mandiri Palm Oil Plantation & Mill
PT. Bangkitgiat Usaha Mandiri Palm Oil Plantation & Mill
PT. BUM
REGIONAL 1
REGIONAL 2
ESTATE BUM 1 (3,000-3,500 ha)
ESTATE BUM 2
ESTATE BUM 3
ESTATE BUM 8
ESTATEBUM 4
ESTATE BUM 5
ESTATE BUM 6
ESTATE BUM 7
Afd 1,2,3,4,5 (1 afd = 500-750 ha)
Afd 6,7,8,9,10
Afd 11,12,13,14,15
Afd 32,33,34,35
Afd 16,17,18,19
Afd 20,21,22,23
Afd 24,25,26,27
Afd 28,29,30,31
Blok (1 blok = 25 ha)
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
4
PT. Bangkitgiat Usaha Mandiri Palm Oil Plantation & Mill
JKO
STRATEGIC BUSINESS UNIT (SBU)
PT BUM REGIONAL 1
ESTATE (3.000-3.500 Ha)
AFDELIN (600-750 Ha) G
SBU/ESTATE
BUM 3
BUM 8
Afdeling 2
Afdeling 3
Afdeling 4
Zona 2
Zona 3
Zona 4
(150-200 Ha)
Zona 1
BLOK
(25 Ha)
Blok 1
Blok 2
Ass. Afdeling
Para Mandor (Panen, Pupuk, Tanam, Perawatan )
BUM 2
Afdeling 1
ZONA
Wakil Ass. Afdeling (Mandor 1)
BUM 1
REGIONAL 2
Blok H31 Produksi
25 Ha, 148 Pokok/Ha = 3.700 Pokok
Blok 3 Tanggal
1 2 3 4 5 6
Blok 4 Produksi (kg)
Blok 5 Pemupukan
BUM 4
BUM 5
BUM 6
BUM 7
Afdeling 5
Blok 6
Blok 7
Tunasan
5
PT. Bangkitgiat Usaha Mandiri Palm Oil Plantation & Mill STRUKTUR ORGANISASI ESTATE – SBU (SISTEM PELAPORAN)
EM-BUM
SBU • Laporan Unit Kerja (LUK) • Akuntan (Estate Account) • Management Report
LAPORAN ADMINISTRASI
SUPPORT
KTU
Asst. Teknik Kr. Teknik
Ka. Security
• ….. • ….. • …..
Mdr. Sarpra/Infras truktur
Mdr.Traksi • ……. • ….. • …..
• ……… • ……… • ………
Kr. Produksi
Danru
LAPORAN
Mdr. Jastek/Works hop
Ka. Pembukuan/AC
Ka. Poliklinik
Ka. Gudang/ Logistic
Mantri
Kr. Gudang
Perawat
P. Gudang
Kr. Tanaman
A,B,C,D
Kr. Payroll/HRD GA
General Ledger (GL) JKO Neraca Laba/Rugi Neraca Asset
Kr. Poliklinik
Tbk Calon Investor
Asst. Afd. 1
OPERASIONAL: •Produksi (Optimal) •Perawatan •Dan lain-lain
M. Panen
Krani Afdeling
M. Pupuk
Mandor 1 M. Semprot
Asst. Afd. 2, 3, 4, 5 Krani Panen Mandor Zona 1-5
M. Perawatan
M. Tunas
M. Tanam (LC)
SUMBER/FORMAT: •BKM/DNHK •SPB/TRIP TIKET (TBS/BIBIT) •SPMB •WORK ORDER/LHO •VOUCHER BBM •BAKP/BAPP (PIHAK III) •PROGRESS REPORT •Kartu Riwayat Unit (KRU) •Avaibility unit (Traksi)
Dukungan: •KODE BARANG (ok) •Master Price (ok) •Dan lain-lain
6
PT. Bangkitgiat Usaha Mandiri Palm Oil Plantation & Mill
Kebun (Agronomi) (Areal Statement) Blok-Afd-Est-Regional-PT. BUM
Rencana Kerja Tahunan (RKT (volume fisik dan biaya) LC, Penanaman Perawatan, Produksi (Blok-Afd-Est-regionalPT. BUM
Rencana Kerja Bulanan (RKB) LC, Penanaman Perawatan, Produksi
Realisasi Pekerjaan (LC, Penanaman Perawatan, Produksi)
Rencana Kerja Harian (RKH) LC, Penanaman Perawatan, Produksi
Rp/kg (produksi) Rp/Ha (investasi)
Biaya (SDM, Material, Tools, Machine/Kendaraan (B. Pegawai, B.barang, B. Modal
7
PT. Bangkitgiat Usaha Mandiri Palm Oil Plantation & Mill
BIAYA INVESTASI (Capex) + BIAYA PRODUKSI (Opex) (26 – 36) bulan GL/Neraca START
12 bulan
TBM 0
Investasi
Investasi
1. Belanja Pegawai (P) 2. Belanja Barang (B) 3. Belanja Modal (M) • Pengadaan Tanah • Land Clearing (LC) • Bibit • Penanaman • Pupuk Tanam • Pemancangan • Kacangan/Hama • Alat berat/sewa,
TBM 1
12 bulan
TBM 2
Investasi
12 bulanTBM
Kondisi tanaman
BIAYA INVESTASI PEMELIHARAAN (Y) (Rp/ha)
OPERASI
3 TM 1
Investasi
Berita Acara Penanama n
BIAYA INVESTASI DEVELOPMENT (X) (Rp/ha) BELANJA (RKT, RKB):
12 bulan
(Produksi TBS & CPO ) CAPEX • • • • •
Areal Statement PMKS Persediaan Peralatan SARPRA
BIAYA PRODUKSI (Rp/kg) / SBU
BIAYA INVESTASI = x + •y Belanja Pegawai (P)
BELANJA (RKT, RKB): • Grace Period = 3-4 Tahun
x
1. Belanja Pegawai (P) 2. Belanja Barang (B) 3. Belanja Modal (M) • • • • • •
y
(contoh) • Periode Pengem-balian (x + y) = 8 Tahun (contoh)
Pupuk • Biaya Investasi/ha = Herbisida Rp 60 jt (contoh) Perawatan Tools/dodos + alat berat/sewa Patok Blok Infrastruktur (Titi panen, gawangan, dll)
• Belanja Barang (B) • Belanja Modal (M)
(Perhitunga n Depresiasi/ Amortisasi) untuk investasi besar
• General Ledger (GL) / SBU • Cost of money (JKO) • Alokasi Biaya Umum + dll (JKO) • Laporan Keuangan (JKOKonsolidasi): 1. Neraca 2. L/R TM 1 3. Cash Flow
8
PEMBIBITAN
PENDAHULUAN • Kualitas bibit dipengaruhi oleh: – Sumber bibit/potensi genetik – Kultur teknis – Seleksi bibit – Umur bibit
• Pemilihan sumber kecambah>>faktor terpenting
LOKASI PEMBIBITAN • Syarat Lokasi Pembibitan: – Dekat dengan sumber air – Topografi datar, dekat dengan areal tanam – Tidak tergenang, bebas banjir – Lokasi mudah dijangkau – Dekat dengan emplasemen – Aman
JENIS PEMBIBITAN Jenis Pembibitan: • Single Stage • Double Stage 1.Pre-Nursery
2.Main Nursery
PEMESANAN KECAMBAH • Jumlah yang cukup sehingga tidak kekurangan akibat seleksi yang ketat • 200 kecambah/ha dengan kerapatan 136 – 148 pokok/ha • Pemesanan kecambah 2 tahun sebelum tanam
Pre - Nursery • Jadwal kegiatan PreNursery – Membangun bedengan – Membangun gudang – Memasang sistem instalasi air – Mengisi babybag – Menanam kecambah – Perawatan
PEMBUATAN BEDENGAN
PENANAMAN KECAMBAH
SELEKSI KECAMBAH
Grass Leaf
Crinkled Leaf
Rolled Leaf
Collante.
Twisted Shoot
Chimera
PERAWATAN BIBIT Perawatan bibit terdiri dari kegiatan: • Penyiraman • Pemupukan • Pengendalian hama dan penyakit • Pengendalian gulma • Seleksi bibit
PERAWATAN BIBIT Penyiraman Dilakukan 2 x sehari Kebutuhan air 0,2 – 0,3
l/babybag/hari Turun hujan > 8 mm tidak perlu disiram Persedian air Gunakan gembor
19
PERAWATAN BIBIT
Pemupukan Menurut rekomendasi Dilakukan dengan larutan pupuk Sore hari menggunakan gembor
Minggu ke-
Cara Aplikasi
Jumlah Pupuk per 200 Bibit
0 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Dicampur dgn tanah dlm baby bag Disiram Disiram Disiram Disiram Disiram Disiram Disiram Disiram Disiram
10 g TSP per bibit 25 g Compound 15:15:6:4/ 10 lt air 25 g Urea/ 10 lt air 25 g Compound 15:15:6:4/ 10 lt air 25 g Urea/ 10 lt air 25 g Compound 15:15:6:4/ 10 lt air 25 g Urea/ 10 lt air 25 g Compound 15:15:6:4/ 10 lt air 25 g Compound 15:15:6:4/ 10 lt air 25 g Compound 15:15:6:4/ 10 lt air
PERAWATAN BIBIT Pengendalian HPT Metode sesuai rekomendasi Jangan tercampur herbisida
Pengendalian Gulma Harus manual
Seleksi bibit Tahap I : 4 -6 minggu Tahap II: Sebelum transplanting
Transplanting Bibit
Main-nursery
22
PERAWATAN TANAMAN SENSUS DAN IDENTIFIKASI POKOK
SENSUS DAN IDENTIFIKASI POKOK TUJUAN UMUM :
Mendapatkan data yang lengkap tentang keadaan
sebenarnya di lapangan yang berhubungan dengan produktifitas
24
MANFAAT SENSUS POKOK MENGETAHUI : 1. Jumlah pokok, termasuk keperluan sisip 2. Pokok sakit/abnormal
3. Pokok mati/kosong 4. Data parit 5. Data sarana fisik (jalan, jembatan, titi panen, dll)
6. Pekerjaan pemupukan 7. Pengendalian hama dan penyakit
25
PERAWATAN TANAMAN PENGENDALIAN GULMA
PENGENDALIAN GULMA Gulma ??? Segala jenis tumbuhan yg tumbuh ditempat yg tidak dikehendaki Akibat Gulma 1. Persaingan unsur hara 2. Mengganggu operasional di lapangan 3. Sumber HPT 4. Bahaya kebakaran
27
PENGENDALIAN GULMA – Pengendalian gulma pada prinsipnya adalah : • Merupakan usaha meningkatkan daya saing tanaman pokok utama dan melemahkan daya saing gulma. • Untuk memperkecil dampak negatif dari pertumbuhan gulma. • Penekanan pertumbuhan gulma juga dapat dilakukan dengan penanaman kacangan penutup tanah.
GOLONGAN GULMA • Gulma daun sempit (rumput-rumputan) • Gulma daun lebar (Anak kayu)
• Gulma pakis-pakisan
GOLONGAN GULMA Identifikasi Gulma – Menentukan gulma populer Gulma yg tumbuh di areal pada saat periode pengendalian. – Untuk menentukan racun yang akan digunakan Cara : - Tentukan areal sample (piringan/psr rintis) - Catat dan proporsikan jenis gulma - Simpulkan gulma dominan yg ada
ASISTEN harus = “Go-Blok”
GOLONGAN GULMA Daerah bebas gulma - Piringan - Gawangan - TPH - Pasar pikul - Pasar kontrol
PEMBERANTASAN LALANG Pemberantasan Lalang Sikap negatif yg cukup merugikan : - Pertumbuhan/penyebaran sangat cepat (rhitme & bunga) - Relatif mudah terbakar (tumbuh diareal terbuka)
Pola pertumbuhan : 1. Sheet (tumbuh meluas) 2. Sporadis (tumbuh berkelompok-kelompok) 3. Normal/kontrol (tumbuh relatif terbatas)
PEMBERANTASAN LALANG 1. Pemberantasan Lalang Sheet • Pemberantasan lalang dengan semprot blanket (menyeluruh)
2. Pemberantasan Lalang Sporadis • Pemberantasan lalang sporadis efektif dilakukan dengan cara spot spraying, yaitu penyemprotan terhadap lalang yg terpencar-pencar.
PEMBERANTASAN LALANG 3. Pemberantasan Lalang Normal = Wiping
• Pemberantasan terhadap lalang normal dengan cara mengusap setiap helai lalang dengan kain yg telah dibasahi/larutan herbisida. • Ukuran kain 3 x 12 cm dibalut pada tiga jari. • Konsentrasi Eagle/Tochdown 1-1,3% + 0,5% Surfactan atau Assault 0,5 – 0,7% + 0,5% surfactan.
PENGENDALIAN TUMBUHAN PENGGANGGU LAINNYA
- Gulma berkayu (anak kayu) Jenis : Melastoma malabathricum, Lantama camara, Clidemia hirta, dll Teknik : Manual (Cados), Spot Spraying - Pakis Jenis : Dicanopetris linearis (p.kawat), Stenochlaena palustris (p.udang), Pteridium esculentum (p. gajah), dll. - Keladi Pengendalian : Spot spraying, Ally 20 WDG 0,3%, indostick 0,2%, CP-15, Solo, Cone Nozzel - Pisang Banyak diareal LX ex terbakar, sulit dikerjakan manual Pengendalian : Metode oles, Ally 0,5%, Indostick 0,2%
KALIBERASI • Macam Kaliberasi 1. Teoritis, dapat dilakukan setiap saat 2. Teknis, dilakukan sesuai dengan prosedur – akan dibahas lebih lanjut 3. Praktis, berdasarkan pengamatan dengan Time Motion Study terhadap penyemprot dilapangan, dapat dilakukan setiap saat. Siapa yg melakukan kaliberasi Askep, Asisten, Mandor Kaliberasi Teknis – melibatkan karyawan
KALIBERASI Prosedur Kaliberasi : • Ukuran lebar semprot rata-rata (meter = A) • Ukur jarak jalan (M) operator selama 10 detik (=B) • Ukur out put semprot atau flow rate (Ltr/Mnt) pada tekanan pompa (1 Kg/Cm2=C)
• Hitung kebutuhan “volume
semprot”
(Ltr/Ha blanket) D = 10.000 x C atau (6xB)xA Ltr/Ha = 10.000 x Ltr/Mnt out put (6 x jarak jln/dtk) x lebar semprot
KALIBERASI Contoh Blanket : A = 1,5 Meter B = 8 Meter/10 detik C = 1,6 Ltr/Menit D = 10.000 x 1,6 = 222 Liter/Ha (6 x 8) x 1,5 • Hitung kebutuhan larutan yg akan dipersiapkan Contoh : Dosis 4 Ltr/Ha blanket Luas disemprot 30 Ha (blanket) Maka : 222 Liter x 30 Ha = 6.660 Liter air 30 Ha x 4 Ltr/Ha = 120 Liter
KALIBERASI
• Hitung kebutuhan herbisida per tangki (15 Liter/tangki) Contoh : Dosis 4 Ltr/Ha blanket herbisida yg dibutuhkan per tangki = 15 Liter x 4,0 Ltr/Ha 222 = 270 Ml/Tangki
KALIBERASI Contoh Efektif : Contoh
: Dosis 4 Ltr/Ha blanket Luas disemprot 30 Ha Spray faktor = 0,25
Maka • Volume Semprot = 222 Liter x 30 Ha x 0,25 = 1.665 Ltr air • Kebutuhan Herbisida = 30 Ha x 0,25 x 4 Ltr/Ha = 30 Liter
HERBISIDA • Kontak Herbisida yg bekerja secara kontak, yaitu akan membakar bagian tumbuhan yg terkena. Cth : paraquat • Sistemik Herbisida yg bekerja secara sitemik yaitu masuk ke jaringan tanaman dan menghambat pembentukan asam amino. Cth : Glifosat, Sulfosat, Metilmetsufuron
PERAWATAN TANAMAN PEMUPUKAN
PENDAHULUAN • Kelapa sawit merupakan tanaman penghasil minyak/ha tertinggi. • Kelapa sawit membutuhkan jumlah hara yang cukup besar untuk substitusi hara. – Umur 8 – 10 utk produksi 25 ton TBS/ha/tahun = • 193 kg N, 26 kg P, 251 kg K, 61 kg Mg • (= 3.1 kg Urea, 1.3 kg RP, 3.7 kg MOP, 2.8 kg Kieserite /pokok/tahun)
• Biaya pupuk 25 – 30 % dari total biaya produksi CPO
43
PENDAHULUAN
•
• •
Prinsip utama : “Setiap pokok menerima setiap jenis pupuk sesuai dengan dosis yang telah ditentukan ” KETEPATAN DAN KETELITIAN dalam aplikasi adalah sangat penting Efisiensi pemupukan ditentukan oleh (4T) : Waktu, Tempat, Dosis dan Cara 44
PUPUK ANORGANIK 2.1. JENIS PUPUK • Pupuk Makro NO
SUMBER HARA
JENIS PUPUK
KANDUNGAN NUTRISI
1.
Nitrogen (N)
Urea Amonium Sulfat (ZA)
46 % N 21 % N, 24 % S
2.
Fosfor (P)
Triple Super Fosfat (TSP) Fosfat Alam (RP)
46 % P2O5, 28 % CaO 29 – 34 % P2O5, 35 % CaO
3.
Kalium (K)
Muriate of Potash (MOP)
60 % K2O, 50 % Cl
4.
Magnesium (Mg)
Kieserite
27 % MgO, 22 % S
Dolomit
18 – 20 % MgO, 50 % CaO
Limestone Dust (LSD)
50 % CaO, 1 – 3 % MgO
5.
Kalsium (Ca)
PUPUK ANORGANIK • Pupuk Mikro NO
SUMBER HARA
JENIS PUPUK
KANDUNGAN NUTRISI
1.
Boron (B)
High Grade Fertilizer Borate (HGFB) Na2B4O7.5H2O
48 % B2O3
2.
Tembaga (Cu)
Copper Sulphate CuSO4.5H2O
23 – 25 % Cu
3.
Seng (Zn)
Zinc Sulphate ZnSO4.7H2O
20 – 23 % Zn
4.
Besi (Fe)
Ferrous Sulphate FeSO4.7H2O
18 – 20 % Fe
• Pupuk Slow Release NO
SUMBER HARA
JENIS PUPUK
KANDUNGAN NUTRISI
1.
N, P, K, Mg + TE
Agroblen
16 % N, 8 % P2O5, 9 % K2O, 3 % MgO
2.
N, P, K, Mg + TE
Woodace
12 % N, 6 % P2O5, 6 % K2O, 2 % MgO
46
PUPUK ORGANIK •
Janjangan Kosong
• Abu Janjang
• Decanter Solid • POME
47
1. JANJANGAN KOSONG KEUNTUNGAN : • Hasil dari PMKS setelah proses di sterilizer dan striper • Kaya bahan organik dan nutrisi tanaman. • Meningkatkan kondisi fisik, biologi dan kimia tanah. • Efektif sebagai mulsa (penguapan dan loses nutrisi) 48
Kandungan Unsur hara
Hara utama
Persentase unsur hara dalam JJK Kisaran Rata-rata
Per ton JJK setara dengan
N
0,32 - 0,43
0,37
8,00 kg urea
P
0,03 - 0,05
0,04
2,90 kg RP
K
0,89 - 0,95
0,91
18,30 kg MOP
Mg
0,07 - 0,10
0,08
5,00 kg Kieserit 49
Penggunaan JJK/ TANKOS
• Estimasi produksi JJK = – Jumlah TBS yang diproses x 20%
• Contoh : TBS proses = 300 ton JJK = 300 ton x 20% = 60 ton 50
Dekomposisi JJK
• C : N sangat tinggi sehingga proses dekomposisi dan mineralisasi janjangan kosong di lapangan oleh mikroorganisme menjadi relatif lambat. • T50* = waktu yang dibutuhkan untuk menguraikan 50% kandungan unsur hara 51
Dekomposisi JJK
Unsur Hara
T 50*
N
250 hari
P
85 hari
K Mg
25 hari 115 hari 52
2. Abu Janjang
• Hasil pengabuan secara perlahan JJK di Incinerator • Produksi abu janjang adalah 0,45% dari TBS diolah. • Substitusi pupuk MOP di perkebunan 53
3. Decanter Solid
• Solid adalah limbah padat dari PMKS yang memakai sistem decanter • Produksi basah mencapai +5 % dan solid kering +2 % dari TBS yang diolah • Sumber Nitrogen, 1 ton DS basah (setara dengan 0,35 ton DS 54
PERAWATAN TANAMAN PENGENDALIAN HPT
55
HAMA DAN PENYAKIT Akibat : - Penurunan
produksi
- Kehilangan
bahan tanam
-Tambahan biaya sisipan/perawatan - Penundaan
pemanen
DETEKSI STATUS HPT 1. Jenis hama/penyakit
2. Stadia
3. Populasi
4. Distribusi
5. Luas
6. Status musuh alaminya
JENIS – JENIS HPT Hama Pemakan daun Hama tikus Hama landak
Hama rayap Hama babi Hama Gajah
Hama oryctes Hama tirathaba
58
JENIS – JENIS PENYAKIT
Penyakit busuk batang
Penyakit busuk buah Crown decease
59
PANEN
60
PANEN • Panen, penting !! • Kenapa : – Sasaran akhir membangun perkebunan – Hasil yang didapat, adalah uang bagi kelangsungan perusahaan dan pekerjaan kita – “Tipis tabirnya antara keuntungan dan kerugian”, sehingga tidak ada nilai IMPAS = 0. Bila dilakukan dengan benar, untung dan bila dilakukan dengan tidak benar, rugi. 61
Pentingnya Panen • Pekerjaan potong buah merupakan pekerjaan UTAMA di perkebunan kelapa sawit • Tugas utama karyawan/personil dilapangan adalah: – Mengambil buah/TBS dari pokok, dan – Mengantarnya ke Pabrik/PMKS sebanyakbanyaknya dan secepatnya dengan cara dan waktu yg tepat – Ringkasnya : Memperoleh produksi yang tinggi
62
Pentingnya Panen
Produksi (kg) merupakan fungsi dari jumlah dan berat TBS 63
Pentingnya Panen
• Tuntutan perusahaan • Kita tidak bisa membuat buah jadi banyak dan besar-besar
64
Pentingnya Panen
• Yang bisa kita lakukan adalah ; jangan sampai potensi yang ada di lapangan tidak diambil seluruhnya.
• Losses Produksi harus ditekan !! 65
Inti pekerjaan panen
Inti pekerjaan panen: “MEMINIMALKAN LOSSES”
Losses apa aja ??? 66
Sumber-sumber Losses : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Buah mentah Brondolan tidak dikutip Buah masak tinggal di pokok Brondolan / buah di curi Administrasi yang tidak akurat Buah mentah diperam Buah masak tinggal di piringan Tangkai panjang Buah matahari Janjangan / buah busuk Terikutnya kerikil / sampah….. Dsb.
Seksi Panen/ Kaveld Panen • Satu afdeling (± 1000 ha) dibagi ke dalam 6 seksi (wilayah/Kaveld) panen,yaitu: seksi A,B,C,D,E dan F. – Satu seksi/ Kaveld dipanen dalam 1 hari, sehingga dalam 1 minggu seluruh areal sudah terpanen 1 kali.
• Rotasi panen setiap bulan bervariasi antara 3,5 – 4,5 kali • Kaveld Panen disusun sedemikian rupa sehingga : – Satu Kaveld harus selesai dipanen satu hari – Areal panen terkonsentrasi:
• Mempermudah kontrol asisten, mandor satu maupun mandor panen • Transportasi dan pengolahan TBS lebih efisien – Keamanan buah lebih terjamin
68
Kriteria matang panen
• Berdasarkan jumlah brondolan yang lepas secara alami dari janjang panen. • Buah dapat dipanen jika : “Untuk tiap 1 kg berat tandan terdapat 1 brondolan yang lepas normal di TPH “ (Kriteria matang = 1 : 1) Misal : Jika BJR diblok tsb adalah 10 kg maka kriteria matang panen di blok tersebut adalah 10 brondolan di TPH, apabila ada 9 brondolan saja maka dikatakan mentah
• Apabila ada standar/kriteria yang berbeda harus mendapat persetujuan manajemen. 69
PUSINGAN POTONG BUAH
• Sasaran Utama Potong Buah: – Kg/ha CPO dan Kernel yang tinggi – Rp/kg CPO dan Kernel yang rendah – ALB/FFA yang rendah (kualitas pasar)
70
TRANSPORTASI TBS
Transportasi TBS
• Panen adalah rangkaian potong buah yang disertai dengan sistem-nya • Keberhasilan salah satu faktor akan dipengaruhi dan mempengaruhi faktor yang lain • Potong Buah, Transport dan PMKS merupakan mata rantai tertutup
Diagram Interaksi (Potong buah, Transport & Pabrik) Potong Buah
Transport
Organisasi transport (panen) Pola & perawatan jalan Tipe & maintenance alat transport Operasional & pengorganisasian Loading ramp Sistem premi transport
Keamanan/losses
Pusingan Potong buah Pengutipan brondolan %-tase buah mentah (mutu buah) Sistem panen & loses
Pengolahan/pabrik Jml & fluktuasi buah
Mutu pengolahan buah Loading ramp & timbangan
Maintenance & instalasi Efisiensi & kapasitas olah Losses
Sasaran kelancaran transport TBS 1. Menjaga kualitas CPO agar tetap tinggi dengan FFA < 2 % 2. Meminimalkan losses dengan menekan restan produksi 3. Kapasitas dan kelancaran pengolahan di PMKS 4. Keamanan TBS 5. Cost (Rp/Kg) transport yang minimal 74
Terima Kasih PT. Bangkitgiat Usaha Mandiri Palm Oil Plantation & Mill
Cempaka Putih Timur Raya No. 5 & 7, Jakarta Pusat 10510 INDONESIA Phone: 62-21-4252142, Fax: 62-21-4243092