Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2015
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERITAH (LKjIP) 2015 PENGADILAN NEGERI/ NIAGA/ HAM/ TPKOR DAN HUBUNGAN INDUSTRIAL JAKARTA PUSAT
JALAN BUNGUR BESAR RAYA NOMOR 24, 26, 28 JAKARTA PUSAT 10610
Pengadilan Negeri/Niaga/HAM/TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat
1
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2015
IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) merupakan pertanggung jawaban dari tugas dan fungsi yang diemban oleh suatu Instansi atau lembaga. Dengan landasan pemikiran tersebut Laporan Kinerja Intansi Pemerintah (LKj IP) satuan kerja Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat Tahun 2015 ini disusun. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat Tahun 2015 ini menyajikan capaian kinerja Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat pada tahun 2015 dan berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat sesuai dengan visi dan misinya serta tugas pokok dan fungsinya sebagai Pengadilan Tingkat Pertama. Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat telah menetapkan 6 (enam) sasaran strategis yang akan dicapai dalam tahun 2015 berdasarkan Rencana Strategis (Renstra) Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat yang telah dilakukan reviu. Secara
umum
dapat
disimpulkan
bahwa
tingkat
pencapaian
kinerja
Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat adalah sebesar 82,92%. Rincian pencapain masing-masing indikator tiap sasaran strategis dapat diilustrasikan dalam tabel berikut : SASARAN STRATEGIS 1 MENINGKATNYA PENYELESAIAN PERKARA Indikator Kinerja a. Persentase mediasi yang berhasil
Target
Realisasi
2015 5
2015 3
Capaian Kinerja 2015 60
70
66
94,2
Capaian 2014 49
b. Persentase sisa perkara tahun sebelumnya yang diselesaikan - Perdata
92
Pengadilan Negeri/Niaga/HAM/TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat
2
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2015
- Pidana
91
97
100,6
99,63
- TPKOR
95
80
84,2
78,3
- Niaga
99
97,8
98,7
99
- PHI
80
66
82,5
84,5
- perdata
60
64
100,6
66,8
- pidana
94
99
100,5
69,7
- tpkor
81
61
75,3
50
- niaga
97
95,1
98,04
77,8
- phi
80
67
83,7
100
- perdata
65
92
141,5
87,8
- pidana
94
100
106,3
71,3
- tpkor
100
100
100
71,6
- niaga
100
98,9
98,9
77,8
- phi
80
100
125
10,1
c. Persentase perkara masuk yang diselesaikan.
d. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 5 bulan
SASARAN STRATEGIS 2 PENINGKATAN AKSEPTABILITAS PUTUSAN HAKIM Sasaran Strategis
Target 2015
Realisasi 2015
Capaian 2015
*Perdata
66
88
133,3
*Pidana
96
98,3
102,3
*TPKOR
40
35
87,5
Indikator Kinerja Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum
Peningkatan aksepbilitas putusan Hakim
- Banding
- Kasasi Pengadilan Negeri/Niaga/HAM/TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat
3
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2015
*Perdata
75
98
130
*Pidana
98
97,8
131,6
*TPKOR
48
63
131,2
*Niaga
93
71,6
76,9
*PHI
80
100
125
*Perdata
93
99
106,4
*Pidana
99
99,9
100,9
*TPKOR
89
76
85,3
*Niaga
97
98,6
101,6
*PHI
20
21
105
- Peninjauan Kembali
SASARAN STRATEGIS 3 PENINGKATAN EFEKTIFITAS PENGELOLAAN PENYELESAIAN PERKARA Capaian
Target
Realisasi
Capaian Kinerja ( %)
2015
2015
2015
2014
- perdata
95
98
103,1
86,3
- pidana
97
52,3
53,9
76,6
- tpkor
100
100
100
93
- niaga
100
100
100
59,6
- phi
100
100
100
- perdata
100
100
100
100
- pidana
100
100
100
100
- tpkor
100
100
100
100
Indikator Kinerja
a. Persentase berkas perkara yang diajukan Banding, Kasasi dan PK yang disampaikan secara lengkap.
b. Persentase berkas perkara yang didistribusikan ke Majelis.
Pengadilan Negeri/Niaga/HAM/TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat
4
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2015
- niaga
100
100
100
100
- phi
100
100
100
100
- perdata
95
96
101
100
- pidana
96
100
104,1
100
- tpkor
100
100
100
100
- niaga
96
100
104,1
100
- phi
95
100
100
100
- perdata
95
94
98,9
100
- pidana
96
0
0
0
- Phi
95
94
98,9
100
- pidana
1:50
1:77
154
130
- tpkor
1:50
1:61
122
140
- niaga
1:5
1:9
180
50
- phi
1:7
1:10
142
142
1:20
1:29
145
120
c. Persentase penyampaian pemberitahuan putusan kepada para pihak.
d. Persentase sita jaminan yang terlaksana
e. Ratio Majelis Hakim terhadap perkara. - perdata
SASARAN STRATEGIS 4 PENINGKATAN
AKSESBILITAS
(ACCESS TO JUSTICE)
Indikator Kinerja
MASYARAKAT
TERHADAP
PERADILAN Capaian
Target 2015 (%)
Realisasi 2015 (%)
Capaian 2015 (%)
2014 (%)
100%
100%
100
100
a. Persentase perkara bagi masyarakat yang tidak mampu yang diselesaikan b. Persentase putusan perkara yang dipublikasikan Pengadilan Negeri/Niaga/HAM/TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat
5
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2015
- perdata
92
86
93,4
100
- pidana
92
64
69,5
100
- tpkor
95
55
57,8
100
- niaga
95
96
101,05
100
- phi
92
90
97,8
100
SASARAN STRATEGIS 5 MENINGKATNYA KEPATUHAN TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN Target 2015
Realisasi 2015
Capaian 2015 (%)
Capaian 2014 (%)
98%
98%
100%
100%
TARGET 2015
REALISASI 2015
CAPAIAN 2015 %
CAPAIAN 2014 %
12%
12%
100
100
12%
12%
100
100
Indikator Kinerja Persentase permohonan eksekusi putusan perkara perdata yang berkekuatan hukum tetap SASARAN STRATEGIS 6 MENINGKATNYA KUALITAS PENGAWASAN INDIKATOR KINERJA a. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti b. Persentase temuan hasil pemeriksaan eksternal dan internal yang ditindaklanjuti SASARAN STRATEGIS 7
MENINGKATNYA KEPUSASAN MASYARAKAT Indikator Kinerja
Target 2015
Realisasi 2015
Capaian 2015 (%)
Capaian 2014 (%)
55%
64,87%
117,9%
100%
Persentase Kepuasan Masyarakat terhadap Putusan yang dihasilkan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Perdata
Pengadilan Negeri/Niaga/HAM/TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat
6
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2015
Pidana
70%
94,6%
172%
TPKOR
60%
74,04%
123,4%
Niaga
20%
17,25%
86,25%
PHI
20%
9,47%
47,35%
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat adalah salah satu pelaksana tugas pokok kekuasaan kehakiman di lingkungan peradilan umum, diantaranya : 1. Mengadili, dan menyelesaikan perkara yang diajukan kepadanya sesuai dengan Undang – Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman; 2. Menyelenggarakan Administrasi perkara dan Administrasi umum lainnya. Sebagai Peradilan Umum yang menangani perkara Perdata dan Pidana, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat memiliki Pengadilan Khusus yang dibentuk dilingkungan Peradilan Umum berdasarkan Pasal 27 Undang – Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman yang sampai saat ini terdapat 4 (empat) Pengadilan Khusus yaitu, Pengadilan Niaga, Pengadilan HAM, Pengadilan TPKOR dan Pengadilan Hubungan Industrial. Setiap Pengadilan Khusus ini memiliki kompetensi Absolute dan Kompetensi Relative untuk mengadili perkara berdasarkan Undang-Undang yang membentuknya.
Pengadilan Negeri/Niaga/HAM/TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat
7
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2015
Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat masuk dalam wilayah hukum Pengadilan Tinggi DKI Jakarta. Memiliki Daerah hukum yang meliputi wilayah kotamadya Jakarta Pusat dengan luas wilayah kurang lebih 48.17 Km2, terdiri dari 8 kecamatan sebagai berikut ; 1. Kecamatan Gambir. 2. Kecamatan Sawah Besar. 3. Kecamatan Kemayoran. 4. Kecamatan Senen. 5. Kecamatan Cempaka putih. 6. Kecamatan Menteng. 7. Kecamatan Tanah Abang 8. Kecamatan Johar Baru. Sedangkan wilayah hukum 4 (empat) Lingkungan Pengadilan khusus pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat adalah sebagai berikut ;
Pengadilan Niaga Jakarta Pusat. o DKI Jakarta o Jawa barat o Sumatera selatan o Kepulauan Bangka Belitung o Lampung o Kalimantan barat o Banten
Pengadilan HAM pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, meliputi wilayah: o DKI Jakarta o Jawa Barat o Banten o Sumatera Selatan o Kepulauan Bangka Belitung o Lampung o Bengkulu o Kalimantan Barat o Kalimantan Tengah
Pengadilan Negeri/Niaga/HAM/TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat
8
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2015
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (TPKOR) yang dibentuk di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat memiliki yurisdiksi DKI Jakarta. Namun, jika terdapat perkara korupsi penting yang menarik perhatian masyarakat luas, maka dengan pertimbangan dapat dilimpahkan ke Pengadilan TPKOR Jakarta Pusat.
Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat daerah hukumnya meliputi wilayah Daerah Khusus Ibu kota Jakarta. Sebagai instansi pemerintah menurut Peraturan Presiden RI Nomor 29
Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), berkewajiban untuk mempertangungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi serta
peranannya
dalam
pengelolaan
sumberdaya,
anggaran
maupun
kewenangan dalam melayani pencari keadilan. Untuk itulah Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat menyusun Laporan Kinerja Instansi pemerintah (LKjIP) Tahun 2015.
Gedung Lama Pengadilan Negeri Jakarta Pusat di Jalan Gajah Mada Nomor 17
Gedung Baru Pengadilan Negeri Jakarta Pusat di Jalan Bungur Besar Nomor 24, 26, 28
Pengadilan Negeri/Niaga/HAM/TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat
9
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2015
B. TUGAS POKOK DAN FUNGSI Dengan diberlakukannya Undang-Undang No. 4 Tahun 2004 Jo UndangUndang No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman jo KEPPRES No. 21 Tahun 2004 tentang ” Pengalihan Organisasi, Administrasi dan Finansial di
lingkungan Peradilan Umum dan Peradilan Tata Usaha Negara dan Peradilan Agama ke Mahkamah Agung” dapat disimpulkan bahwa kedudukan Peradilan Negeri adalah sederajat dengan tiga badan peradilan lainya di Mahkamah Agung. Artinya tidak membedakan bahwa salah satu dari badan peradilan ada yang lebih di istimewakan, karena setiap badan peradilan itu mempunyai peran dan fungsi masing-masing, sesuai dengan ketentuan Undang-Undang yang berlaku. Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat berkedudukan di Kotamadya Jakarta Pusat yang dulu beralamat di Jalan Gajah Mada Nomor 17 Jakarta Pusat, dan saat ini sudah pindah ke Gedung baru yang beralamat di Jalan Bungur Besar Raya Nomor 24, 26, 28, Kelurahan Gunung Sahari Selatan, Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat. Sebagai salah satu Badan Pelaksana Kekuasaan Kehakiman, Pengadilan Negeri mempunyai tugas, yaitu : 1. Menerima, Pengadilan Negeri/Niaga/HAM/TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat
10
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2015
2. Memeriksa, 3. Memutus dan 4. Menyelesaikan setiap perkara yang diajukan ke Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat selalu diproses sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku. Bahwa tugas dari Pengadilan Negeri adalah mengadili yaitu menerima, memeriksa dan memutuskan perkara-perkara yang masuk/ diterima oleh Pengadilan Negeri baik perkara pidana maupun perdata, selain itu terhadap perkara-perkara yang telah diputus maka Pengadilan Negeri akan segera menyelesaikan pemberkasan atau yang lebih dikenal dengan minutasi. Artinya keempat hal diatas merupakan tugas pokok karena didalam dunia peradilan kita menganut azaz bahwa ”hakim tidak boleh menolak setiap perkara yang diajukan dengan alasan hukum tidak jelas atau tidak ada yang mengaturnya”. Untuk melaksanakan tugas pokok dimaksud, maka Pengadilan Negeri mempunyai fungsi, antara lain sebagai berikut : 1. Fungsi Mengadili (judicial power), yakni menerima, memeriksa dan memutuskan perkara-perkara yang menjadi kewenangan Pengadilan Negeri pada tingkat pertama, 2. Fungsi Pembinaan, yakni memberikan pengarahan, bimbingan dan petunjuk kepada masyarakat, karena hakim di Pengadilan Negeri merupakan hakim di mata Undang-undang dan ulama dimasyarakat. 3. Fungsi sebagai Mediator, Sebelum hakim memutus suatu perkara yang diajukan oleh para pihak maka maka hakim harus melakukan upaya mediasi untuk perdamaian (PERMA 01 Tahun 2008). 4. Fungsi
Administratif,
yakni
menyelenggarakan
administrasi
pemerintahaan baik administrasi yang menyangkut administrasi umum, administrasi keuangan, administrasi kepegawaian serta administrasi lainnya guna mendukung pelaksanaan tugas pokok teknis peradilan dan administrasi peradilan. STRUKTUR ORGANISASI PENGADILAN NEGERI/ NIAGA/ HAM/ TPKOR dan HUBUNGAN INDUSTRIAL JAKARTA PUSAT Pengadilan Negeri/Niaga/HAM/TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat
11
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2015
KETUA WAKIL KETUA
MAJELIS HAKIM
--------------------------------PANITERA
SEKRETARIS KEPALA BAGIAN UMUM
PANITERA
PANITERA
PANITERA
MUDA
MUDA
MUDA KHUSUS
PERDATA
PIDANA
- NIAGA - TPKOR
PANITERA
k
KEPALA SUB BAGIAN
KEPALA SUB
MUDA
PERENCANAAN,
BAGIAN
BAGIAN
HUKUM
TEKNOLOGI
KEPEGAWAIAN,
TATA USAHA DAN
INFORMASI DAN
ORGANISASI DAN
KEUANGAN
PELAPORAN
TATA LAKSANA
- PHI KELOMPOK FUNGSIONAL KEPANITERAAN : - PANITERA PENGGANTI
KEPALA SUB
KELOMPOK FUNGSIONAL KESEKRETARIATAN
- JURU SITA
Tugas Pokok dan Fungsi Pejabat Struktural dan Fungsional Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat adalah sebagai berikut: 1. Ketua, adalah sebagai kawal depan (voorpost) Mahkamah Agung RI, yaitu dalam hal melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan peradilan, para hakim dan pejabat kepaniteraan, masalah-masalah hukum yang timbul, masalah tingkah laku/perbuatan hakim dan pejabat kepaniteraan, masalah eksekusi yang berada di wilayah hukum Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat untuk diselesaikan dan dilaporkan kepada Pengadilan Tinggi Jakarta, menerima laporan penanganan perkara dan mengevaluasinya untuk dilaporkan kepada Pengadilan Tinggi Jakarta, meminta keterangan tentang hal yang berkaitan dengan teknis pengadilan, membina dan memberikan petunjuk, teguran atau peringatan bila dipandang perlu, dan membagi perkara kepada hakim, 2. Wakil Ketua, mempunyai tugas melaksanakan tugas Ketua apabila Ketua berhalangan dan melaksanakan tugas yang didelegasikan oleh Ketua kepada Wakil Ketua. Ketua / Wakil Ketua Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat membawahi :
Pengadilan Negeri/Niaga/HAM/TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat
12
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2015
2.a. Majelis Hakim, mempunyai tugas menetapkan hari sidang, menerima dan mengadili berkas perkara yang diberikan padanya, kemudian dalam hal Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat melakukan pemeriksaan tambahan untuk mendengar sendiri para pihak dan saksi, maka hakim bertanggung jawab atas pembuatan dan kebenaran berita acara persidangan serta menandatanganinya, mengemukakan pendapat dalam musyawarah, hakim wajib menandatangani putusan yang sudah diucapkan dalam persidangan, melaksanakan pembinaan dan mengawasibidang hukum, perdata, dan pidana tertentu yang ditugaskan kepadanya dan melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan peradilan di Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat yang ditugaskan serta mengurus kepustakaan hukum yang diterima dari Mahkamah Agung RI kepada hakim-hakim Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat yang bersangkutan. 2.b.1 Panitera, mempunyai tugas membantu hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya sidang pengadilan, bertanggung jawab atas pengurusan berkas perkara, putusan dokumen, buku daftar, biaya perkara, dan surat-surat lainnya yang disimpan di kepaniteraan, menyelenggarakan
administrasi
perkara,
mengatur
tugas
Wakil
Panitera, Panitera Muda, dan Panitera Pengganti, Jusu Sita, membuat daftar
semua
perkara
yang
diterima
di
kepaniteraan,
dan
mengeluarkan salinan putusan. Panitera membawahi : Panitera Muda Perdata, mempunyai tugas membantu hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya sidang pengadilan, melaksanakan administrasi perkara, mempersiapkan persidangan perkara, menyimpan berkas perkara yang masih berjalan dengan urusan lain yang berhubungan dengan perkara perdata, memberi nomor register pada setiap perkara yang diterima di kepaniteraan, mencatat setiap perkara yang diterima ke dalam buku daftar disertai catatan singkat tentang isinya, menyiapkan berkas perkara Pengadilan Negeri/Niaga/HAM/TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat
13
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2015
yang telah diputus untuk diserahkan sebagai arsip berkas perkara kepada Panitera Muda Hukum. Panitera Muda Pidana, mempunyai tugas membantu hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya sidang pengadilan, melaksanakan administrasi perkara, mempersiapkan persidangan perkara, menyimpan berkas perkara yang masih berjalan dan urusan lain yang berhubungan dengan masalah perkara pidana, memberi nomor register pada setiap perkara yang diterima di kepaniteraan serta memberikan nomor register dan mencatat setiap perkara yang diterima ke dalam buku register, disertai catatan singkat tentang isinya. Panitera Muda Hukum, mempunyai tugas membantu hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya sidang pengadilan, mengumpulkan, mengolah, dan mengkaji data, menyajikan statistik perkara, menyusun laporan perkara, menyimpan arsip berkas perkara, dan tugas lainnya yang diberikan berdasarkan peraturan perundang-undangan dan mengolah serta mengkaji hasil evaluasi dan laporan periodik untuk dilaporkan kepada Pimpinan Pengadilan. Panitera Muda Khusus (Niaga, Tindak Pidana Korupsi, PHI), mempunyai tugas
membantu hakim dengan mengikuti dan
mencatat jalannya sidang pengadilan
Khusus, melaksanakan
administrasi perkara Khusus, mempersiapkan persidangan perkara Khusus, menyimpan berkas perkara yang masih berjalan dan urusan lain yang berhubungan dengan masalah perkara Niaga, Tipikor, PHI, memberi nomor register pada setiap perkara yang diterima di kepaniteraan serta memberikan nomor register dan mencatat setiap perkara yang diterima ke dalam buku register, disertai catatan singkat tentang isinya. 2.b.2.Sekretaris, mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Ketua dalam pengurusan surat-surat, penyusunan arsip dan pembinaan administrasi kepegawaian, keuangan, dan umum di Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat. Sekretaris membawahi: Pengadilan Negeri/Niaga/HAM/TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat
14
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2015
Kepala Bagian Umum, mempunyai tugas melaksanakan sebagian
tugas
Ketua
dalam
pengurusan
surat-surat,
penyusunan arsip dan pembinaan administrasi kepegawaian, keuangan, dan umum di Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat. Wakil Sekretaris membawahi: Kepala Sub Bagian Kepegawaian, Organisasi dan Tata Laksana, mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dalam mengelola dan membina administrasi kepegawaian di Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat, seta perumusan kebijakan fasilitasi pelaksanaan kepegawaian berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku. Kepala Sub Bagian Umum dan Keuangan, mempunyai tugas membina dan melaksankaan urusan tata usaha dan kearsipan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, melaksanakan sebagian tugas di bidang pengelolaan dan pembinaan keuangan di lingkungan Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat, serta perumusan kebijakan fasilitasi pelaksanaan pengelolaan keuangan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kepala Sub Bagian Perencanaan, Teknologi Informasi dan Pelaporan, mempunyai tugas membuat Perencanaan, Mengelola Teknologi Informasi dan Membuat Pelaporan yag berhubungan dengan Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan
Hubungan
Industrial
Jakarta
Pusat,
berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2.b.3.Panitera Pengganti, mempunyai tugas membantu hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya sidang perngadilan, bertugas membantu hakim dalam hal membuat penetapan hari sidang, membuat penetapan terdakwa tetap ditahan, dikeluarkan dari tahanan atau diubah jenis penahanannya, mengetik putusan Pengadilan Negeri/Niaga/HAM/TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat
15
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2015
perkara yang sudah putus berikut amar putusannya dan menyerahkan berkas perkara kepada Panitera Muda apabila telah selesai diminutasi. C. SISTEMATIKA PENYAJIAN Pada dasarnya Laporan Kinerja ini mengkomunikasikan pencapaian kinerja Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat selama tahun 2014. Capaian kinerja (performance results) 2014 tersebut diperbandingkan dengan Penetapan Kinerja (performance agreement) 2014 sebagai tolak ukur keberhasilan tahunan organisasi. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja ini akan memungkinkan diidentifikasikannya sejumlah celah kinerja (performance gap) bagi perbaikan kinerja di masa datang. Dengan pola pikir seperti itu, sistematika penyajian Laporan Kinerja Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat tahun 2014 adalah sebagai berikut : Ikhtisar Eksekutif menyajikan ringkasan isi dari LKj IP Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat tahun 2014. Bab I – Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas latar belakang, aspek strategis Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat; Bab II –
Perencanaan dan Perjanjian Kinerja, menjelaskan muatan rencana
strategis Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat untuk periode 2010 - 2014, rencana kinerja untuk tahun 2015 dan perjanjian kinerja ( penetapan kinerja ) tahun 2014; Bab III – Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan tentang pengukuran kinerja selama tahun 2014, serta analisis terhadap pencapaian kinerja Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat dikaitkan dengan pertanggungjawaban publik terhadap pencapaian sasaran strategis; Bab
IV–
Penutup,
menjelaskan
kesimpulan
menyeluruh
dari
laporan
akuntabilitas kinerja Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Pengadilan Negeri/Niaga/HAM/TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat
16
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2015
Hubungan Industrial Jakarta Pusat tahun 2014 ini dan menguraikan rekomendasi yang diperlukan bagi perbaikan kinerja di masa datang. Bab V – Lampiran, menguraikan tentang struktur organisasi Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat, indikator kinerja utama, rencana kinerja tahun 2014, matriks rencana strategis 2010 – 2014.
BAB II PERENCANAAN KINERJA Rencana Strategis Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat merupakan perangkat untuk mencapai harmonisasi pencapaian pembangunan yang menyeluruh, terpadu, efisien dan sinergi dengan prioritas pembangunan lainnya yang tertuang dalam RPJM 2015-2019, sehingga dapat memberikan kontribusi pencapaian tujuan pembangunan nasional. Renstra Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat ditujukan untuk digunakan sebagai arahan kebijakan dan strategi pembangunan dalam menyusun program dan kegiatan tahun 2015-2019 serta untuk memberikan pemahaman yang sama tentang tantangan dan komitmen Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat dalam mengembangkan dan meningkatkan pelayanan bagi para pengguna
serta
memenuhi
tuntutan
stakeholder
pada
khususnya
dan
pembangunan nasional pada umumnya. Pengadilan Negeri/Niaga/HAM/TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat
17
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2015
Dokumen Rencana Strategis yang disusun dan dirumuskan setiap lima tahun (perencanaan jangka pendek) setidaknya memuat visi, misi, tujuan, sasaran, dan strategi (cara mencapai tujuan dan sasaran). A. VISI DAN MISI Dalam menyatukan persepsi untuk mencapai tujuan dan program, Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat menyusun suatu pola kerangka berpikir guna memacu pelaksanaan program yang akan dijalankan, persepsi tersebut juga digunakan untuk memberikan arah dan sasaran yang jelas serta sebagai barometer kinerja dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat yang tersusun dalam bentuk Visi dan Misi. Visi dan misi merupakan panduan yang memberikan pandangan dan arah kedepan sebagai dasar acuan dalam menjalankan program dalam bentuk tugas dan fungsi dalam mencapai sasaran atau target yang ditetapkan. Visi Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat dapat dirumuskan sebagai berikut : “ Terwujudnya
Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat yang Agung ” Untuk mencapai visi tersebut, perlu disinergikan dengan misi Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat yang menggambarkan hal yang harus dilaksanakan, yaitu : 1. Mewujudkan Pengadilan modern yang didukung Teknologi Informasi; 2. Mewujudkan sumber daya manusia yang profesional, berintegritas dan bermoral tinggi; 3. Mewujudkan Peradilan yang efektif, efisien, bermartabat, akuntabel dan dihormati; 4. Meningkatkan kualitas integritas internal pada proses Peradilan; 5. Meningkatkan akses pelayanan publik di bidang Peradilan. Untuk menselaraskan misi Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat dengan Mahkamah Agung yang pada dasarnya telah ada pada nomor 5 dalam misi MA tersebut diatas, maka misi Pengadilan Negeri/Niaga/HAM/TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat
18
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2015
Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat tentunya untuk mewujudkan institusi peradilan tingkat pertama
yang efektif, efisien, bermartabat dan dihormati. B. TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai dengan lima tahun dan tujuan ditetapkan mengacu kepada pernyataan visi dan misi Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat. Adapun Tujuan yang hendak dicapai Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat adalah sebagai berikut : 1. Pencari keadilan merasa kebutuhan dan kepuasannya terpenuhi 2. Setiap pencari keadilan dapat menjangkau badan peradilan 3. Publik percaya bahwa Pengadilan Negeri Jakarta Pusatdan Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat di bawahnya memenuhi butir 1 dan 2 di atas Sasaran adalah penjabaran dari tujuan secara terukur, yaitu sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu lima tahun kedepan dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2019, sasaran strategis yang hendak dicapai Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat adalah sebagai berikut : 1. Meningkatnya penyelesaian perkara 2. Peningkatan aksepbilitas putusan Hakim 3. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara 4. Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to
justice) 5. Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan 6. Meningkatnya kualitas pengawasan Rencana Strategis Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat Tahun 2015-2019 dimaksudkan sebagai dasar penyusunan kebijakan, program, kegiatan, untuk lima tahun mendatang sekaligus merupakan bahan evaluasi terhadap semua program kegiatan yang Pengadilan Negeri/Niaga/HAM/TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat
19
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2015
dilaksanakan, dan penyusunan Rencanaan Strategis (Renstra)
bertujuan
untuk : 1. Menjadikan dasar acuan penyusunan kebijakan dalam pelaksanaan program kerja yang telah disusun. 2. Menciptakan kesamaan gerak dan persepsi yang bersinergi dalam pelaksaan program kegiatan pembangunan menuju aparatur peradilan yang bertanggungjawab dan memiliki akuntabilitas tinggi. 3. Memberikan pedoman sebagai sarana kontrol terhadap kinerja dalam pelaksanaan program dan kegiatan lima tahunan dan pelaksanaanya dilakukan setiap tahun dan dievaluasi setiap tahun secara berkala mulai 2015-2019. Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat telah menetapkan Rencana Strategis untuk jangka menengah atau jangka lima tahunan dari tahun 2015 s/d 2019 dan program jangka pendek atau tahunan yang harus diwujudkan dalam mencapai visi dan misi dalam merumuskan tujuan dan sasaran. Tujuan dan sasaran dirumuskan dengan mempertimbangkan kondisi lingkungan strategis dan faktor-faktor penentu keberhasilan. Penyusunan juga mempertimbangkan keselarasan
(alignment) antara tujuan dan sasaran dengan visi dan misi. Program kegiatan strategi pembangunan Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat yang disusun secara cermat dan dituangkan dalam program jangka menengah dan pelaksanaan dalam penjabaran kegiatan dilakukan secara bertahap pertahun. Agar dapat mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Strategi merupakan tindakan nyata yang akan dilakukan di masa mendatang yang terdiri dari kebijakan dan program operasional. Hal ini menjadi landasan operasional dalam melaksanakan kegiatan di masa mendatang. Strategi Pembangunan Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat disusun dengan mempertimbangkan kebijakan dan program yang akan dilaksanakan. Rincian kebijakan dan program yang akan dilaksanakan sebagai berikut: 1. Strategi memobilisasikan
serta meningkatkan
seluruh
potensi
dan
kemampuan untuk mencapai tujuan. Pengadilan Negeri/Niaga/HAM/TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat
20
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2015
2. Strategi meningkatkan kebijakan yang kooperatif dengan Instansi lain yang terkait dalam bidang non Yustisial dengan menjadi teladan dan meningkatkan percaya diri. 3. Strategi memanfaatkan peluang yang terbuka dalam mengantisipasi tantangan sejalan dengan bertambahnya kewenangan Pengadilan Negeri. Adapun dasar penyusunan pencapaian strategi tersebut dapat di implementasikan melalui 4 (empat) strategi yaitu : 1 Strategi Stabilitas : a) Strategi stabilitas bertujuan untuk menunjukan dan mempertegas arah bahwa kegiatan Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat, menghindar dari segala yang menjadi penghambat di masa lalu. b) Meningkatkan
bahwa
segala
daya
dan
dana,
diarahkan
pada
peningkatan efesiensi agar terwujud kondisi Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat pada posisi yang stabil dan berjalan sebagaimana yang diharapkan. 2 Strategi pembangunan Strategi ini berorientasi untuk menambah sarana dan parasarana serta skala prioritas bagi kegiatan oprasional Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat, dengan melengkapi segala fasilitas yang kurang dengan mengusulkan penambahan anggaran pembangunan dalam DIPA setiap tahun secara berkesinambungan. 3 Strategi efesiensi Strategi ini berorientasi kepada prioritas dengan memilah kebutuhan yang paling
mendesak
dan
mendasar
yang
harus
didahulukan
serta
pengurangan skala operasional Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat yang tidak mungkin lagi dipertahankan keberadaanya. 4 Strategi kombinasi. Strategi ini merupakan perpaduan dari tiga kombinasi diatas, dengan tetap memprioritaskan program mana yang harus didahulukan, mengingat adanya keterbatasan dana dan sarana dengan tetap berpegang kepada prinsip proporsionalitas. Pengadilan Negeri/Niaga/HAM/TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat
21
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2015
INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) Indikator kinerja utama diperlukan sebagai tolak ukur atas keberhasilan sasaran strategis dalam mencapai tujuan. Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat telah menetakan Indikator Kinerja Utama yang telah di Reviu untuk mempertajam sasaran strategis. Hubungan tujuan, sasaran dan indikator kinerja utama dengan digambarkan sebagai berikut : Tabel 1. Hubungan Tujuan Sasaran dan Indikator Kinerja Utama NO
SASARAN
INDIKATOR KINERJA UTAMA
1.
Meningkatnya penyelesaian
a. Persentase mediasi yang berhasil
perkara
b. Persentase sisa perkara tahun sebelumnya yang diselesaikan -
Perdata
-
Pidana
c. Persentase
perkara
masuk
yang
diselesaikan : -
Perdata
-
Pidana
d. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 5 bulan e. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu lebih dari 5 bulan 2.
Peningkatan
aksepabilitas Persentase perkara yang tidak mengajukan
putusan Hakim
upaya hukum: - Banding - Kasasi - Peninjauan Kembali
3.
Peningkatan
efektifitas
a. Persentase berkas perkara yang diajukan
pengelolaan
penyelesaian
Banding, kasasi dan PK yang dinyatakan
perkara
lengkap.
Pengadilan Negeri/Niaga/HAM/TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat
22
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2015
b. Persentase
berkas
perkara
yang
didistribusikan ke Majelis Hakim c. Persentase
penyampaian
pemberitahuan
putusan kepada para pihak d. Persentase sita jaminan yang terlaksana e. Ratio
jumlah
majelis
Hakim
terhadap
perkara 4.
Peningkatan masyarakat
aksesibilitas a. Persentase perkara bagi masyarkat yang terhadap
tidak mampu yang diselesaikan
peradilan (acces to justice)
b. Persentase
putusan
perkara
yang
dipublikasikan. 5.
Meningkatnya terhadap pengadilan
6.
Meningkatnya
kepatuhan Persentase
permohonan
eksekusi
putusan
putusan perkara perdata yang berkekuatan hukum tetap. kualitas a. Persentase pengaduan masyarakat yang
pengawasan
ditindaklanjuti b. Persentase
temuan
hasil
pemeriksaan
eksternal dan Internal yang ditindaklanjuti. PROGRAM UTAMA DAN KEGIATAN POKOK Program merupakan kumpulan kegiatan untuk mencapai sasaran dengan menggunakan target selama kurun waktu tertentu. Untuk mencapai tujuan dan sasaran strategis Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat, perlu menetapkan berbagai program dan kegiatan yang mendukung pelaksanaan tugas untuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan. Adapun program-program dan kegiatan pokok tersebut adalah: 1. Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum merupakan program untuk mencapai sasaran strategis : a.
Peningkatan penyelesaian perkara. Kegiatan pokok untuk mencapai sasaran peningkatan penyelesaian perkara adalah:
Pengadilan Negeri/Niaga/HAM/TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat
23
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2015
◊ Penyelesaian sisa perkara ◊ Penyelesaian perkara ◊ Penyelesaian perkara dalam jangka waktu maksimal 5 bulan b.
Peningkatan Akseptabilitas Putusan Hakim.
c. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara. Kegiatan pokok untuk mencapai sasaran peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara adalah: ◊ Penyampaian berkas perkara upaya hukum secara lengkap. ◊ Register dan pendistribusian berkas perkara ke Majelis Hakim tepat waktu. 2. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Mahkamah Agung RI. Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Mahkamah Agung RI dibuat untuk mencapai sasaran strategis: a. Peningkatan Kualitas Pengawasan. Kegiatan pokok untuk mencapai sasaran strategis: ◊ Menindaklanjuti pengaduan. ◊ Menindaklanjuti temuan hasil pemeriksaan eksternal. 3. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung Program Peningkatan sarana dan prasarana aparatur Mahkamah Agung bertujuan untuk mencapai sasaran strategis : a. Peningkatan Aksesibilitas Masyarakat terhadap peradilan (acces to justice). Kegiatan
pokok
untuk
mencapai
sasaran
peningkatan
aksesibilitas
masyarakat terhadap peradilan (acces to justice) adalah : ◊ Publikasi perkara yang telah diselesaikan dan di putus. ◊ Penyelesaian terhadap perkara masyarakat tidak mampu. KEBIJAKAN Beberapa kebijakan yang dibuat untuk melaksanakan program dan kegiatan di atas adalah : 1. Kebijakan peningkatan penyelesaian putusan perkara. Pengadilan Negeri/Niaga/HAM/TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat
24
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2015
2. Kebijakan pengembangan sistem informasi berbasis IT untuk meningkatkan pelayanan publik. 3. Kebijakan peningkatan kualitas dan kuantitas pengawasan. Hubungan antara sasaran, Indikator Kinerja Utama, kebijakan, program dan kegiatan Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat dapat dilihat pada tabel di bawah ini: RENCANA KINERJA TAHUN 2015 Tabel Rencana Kinerja Tahun 2015 N
SASARAN
INDIKATOR KINERJA UTAMA
TARGET
O
STRATEGIS
1.
Meningkatnya
a. Persentase mediasi yang berhasil
penyelesaian perkara
b. Persentase
2015
sisa
perkara
5%
tahun
sebelumnya yang diselesaikan -
Perdata
70%
-
Pidana
91%
-
Tipikor
95%
-
Niaga
99%
-
PHI
80%
c. Persentase perkara masuk yang diselesaikan : -
Perdata
60%
-
Pidana
94%
-
Tipikor
81%
-
Niaga
97%
-
PHI
80%
d. Persentase
perkara
yang
diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 5 bulan : Pengadilan Negeri/Niaga/HAM/TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat
25
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2015
2.
Peningkatan aksepabilitas
-
Perdata
65%
-
Pidana
94%
-
Tipikor
100%
-
Niaga
100%
-
PHI
80%
Persentase
perkara
yang
tidak
putusan mengajukan upaya hukum:
Hakim
- Banding Perdata
66%
Pidana
96%
Tipikor
40%
- Kasasi Perdata
75%
Pidana
98%
Tpkor
48%
Niaga
93%
PHI
80%
- Peninjauan Kembali
3.
Perdata
93%
Pidana
99%
Tpkor
89%
Niaga
97%
PHI
20%
Peningkatan efektifitas a. Persentase berkas perkara yang pengelolaan
diajukan Banding, kasasi dan PK
penyelesaian perkara
yang dinyatakan lengkap. Perdata
95%
Pidana
97%
Tpkor
100%
Niaga
100%
PHI
100%
b. Persentase berkas perkara yang Pengadilan Negeri/Niaga/HAM/TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat
26
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2015
didistribusikan ke Majelis Hakim Perdata
100%
Pidana
100%
Tpkor
100%
Niaga
100%
PHI
100%
c. Persentase
penyampaian
pemberitahuan
putusan
kepada
para pihak Perdata
95%
Pidana
96%
Tpkor
100%
Niaga
96%
PHI
95%
d. Persentase
sita
jaminan
yang
terlaksana Perdata
95%
Pidana
96%
PHI
95%
e. Ratio
jumlah
majelis
Hakim
terhadap perkara
4.
Peningkatan
peradilan justice)
1:50
Pidana
1:50
Tpkor
1:5
Niaga
1:7
PHI
1:20
a. Persentase perkara bagi masyarkat
aksesibilitas masyarakat
Perdata
yang terhadap (acces
tidak
mampu
100%
yang
diselesaikan
to b. Persentase putusan perkara yang dipublikasikan. Perdata
92%
Pengadilan Negeri/Niaga/HAM/TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat
27
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2015
5.
Meningkatnya kepatuhan
92%
Tpkor
95%
Niaga
95%
PHI
92%
Persentase terhadap putusan
permohonan
90%
Meningkatnya kualitas a. Persentase pengaduan masyarakat
10%
pengawasan
perkara
eksekusi yang
putusan pengadilan 6.
Pidana
perdata
berkekuatan hukum tetap. yang ditindaklanjuti b. Persentase
temuan
hasil
10%
pemeriksaan eksternal dan Internal yang ditindaklanjuti. PENETAPAN KINERJA TAHUN 2015 Penetapan Kinerja Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat tahun 2015 merupakan tolak ukur evaluasi akuntabilitas kinerja pada tahun 2015. Penetapan kinerja disusun berdasarkan Rencana Kinerja Tahun 2015 yang disusun pada awal tahun 2014. Namun dengan adanya review renstra 2015-2019 dari Indikator Kinerja Utama Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat pada awal tahun 2015, maka Penetepan Kinerja Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat tahun 2015 menyelaraskan sasaran-sasaran hasil reviu yang akan dicapai Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat Tahun 2015. Tabel Penetapan Kinerja Tahun 2015 (Reviu) N
KINERJA UTAMA
O 1.
INDIKATOR KINERJA
TARGET
Meningkatnya
a. Persentase mediasi yang berhasil
penyelesaian perkara
b. Persentase
sisa
perkara
4%
tahun
Pengadilan Negeri/Niaga/HAM/TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat
28
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2015
sebelumnya yang diselesaikan -
Perdata
-
Pidana
94%
c. Persentase perkara masuk yang diselesaikan : -
Perdata
-
Pidana
94%
d. Persentase
perkara
yang
diselesaikan dalam jangka waktu
94%
maksimal 5 bulan e. Persentase
perkara
yang
diselesaikan dalam jangka waktu
100%
lebih dari 5 bulan Persentase 2.
Peningkatan aksepabilitas
yang
tidak
mengajukan upaya hukum: putusan - Banding
Hakim 3.
perkara
80%
- Kasasi
90%
- Peninjauan Kembali
94%
Peningkatan efektifitas a. Persentase berkas perkara yang pengelolaan
diajukan Banding, kasasi dan PK
penyelesaian perkara
yang dinyatakan lengkap.
94%
b. Persentase berkas perkara yang didistribusikan ke Majelis Hakim c. Persentase
penyampaian
pemberitahuan
putusan
kepada
100%
94%
para pihak d. Persentase
sita
jaminan
yang
terlaksana e. Ratio
jumlah
majelis
Hakim
terhadap perkara 4.
Peningkatan
a. Persentase perkara bagi masyarkat
94% 1:45 100%
Pengadilan Negeri/Niaga/HAM/TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat
29
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2015
aksesibilitas
yang
masyarakat peradilan
terhadap (acces
justice) 5.
mampu
yang
diselesaikan
to b. Persentase putusan perkara yang
100%
dipublikasikan.
Meningkatnya kepatuhan
Persentase terhadap putusan
putusan pengadilan 6.
tidak
permohonan perkara
eksekusi
perdata
yang
98%
berkekuatan hukum tetap.
Meningkatnya kualitas a. Persentase pengaduan masyarakat pengawasan
12%
yang ditindaklanjuti b. Persentase
temuan
hasil
pemeriksaan eksternal dan Internal
12%
yang ditindaklanjuti. Anggaran
DIPA
Pengadilan
Negeri/Niaga/HAM/TPKOR
dan
Hubungan
Industrial Jakarta Pusat tahun 2015 adalah sebesar Rp. 84.297.198.000,- (delapan puluh empat milyar dua ratus sembilan puluh tujuh juta seratus sembilan puluh delapan ribu rupiah) bersumber dari APBN yang terdiri dari DIPA Badan Urusan Administrasi Mahkamah Agung RI dengan jumlah sebesar Rp. 83.381.775.000,(delapan puluh tiga milyar tiga ratus delapan puluh satu juta tujuh ratus tujuh puluh lima ribu rupiah) dan DIPA Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI dengan jumlah sebesar Rp. 915.414.000,- (sembilan ratus lima belas juta empat ratus empat belas ribu rupiah).
No
Jenis Program
1
Program Dukungan Manejemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Mahkamah Agung RI Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum
2 3
Pagu Rp. 32.805.657.000,50.576.100.000,915.414.000,-
Jenis program berdasarkan pagu anggaran yang telah direncanakan, untuk program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Mahkamah Pengadilan Negeri/Niaga/HAM/TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat
30
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2015
Agung sebesar Rp. 32.805.657.000,- (tiga puluh dua milyar delapan ratus lima juta enam ratus lima puluh tujuh ribu rupiah, program peningkatan manajemen peradilan umum sebesar Rp. 915.414.000,- (sembilan ratus lima belas juta empat ratus empat belas ribu rupiah), dan untuk program peningkatan sarana dan prasarana aparatur Mahkamah Agung pada tahun 2014 adalah Rp. 50.576.100.000,- (lima puluh milyar lima ratus tujuh puluh enam juta seratus ribu rupiah)
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2015 A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI Pencapaian kinerja Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat tahun 2015 merupakan pencapaian atas target kinerja tahun ke lima dari rencana strategis Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat 2015-2019. Dalam
pembuatan pertanggungjawaban terhadap jalannya organisasi,
manajemen lembaga Peradilan perlu dilakukan pengukuran kinerja setiap tahunnya. Pengukuran kinerja merupakan evaluasi atas kinerja dengan membandingkan antara rencana atau standar yang ditetapkan pada rencana strategis dengan realisasinya. Dengan perbandingan ini akan diketahui tingkat capaian kinerja setiap program. Pengukuran kinerja Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat dilakukan meliputi capaian kinerja atas indikator utama, capaian kinerja atas setiap sasaran yang ditetapkan dalam Pengadilan Negeri/Niaga/HAM/TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat
31
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2015
Rencana Strategis dan capaian kinerja setiap kegiatan. Pelaporan atas capaian kinerja tersebut selanjutnya akan dituangkan melalui laporan Akuntabilitas Kinerja Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat. PENGUKURAN KINERJA Unit Organisasi
: Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan
Hubungan
Industrial Jakarta Pusat Tahun Anggaran
: 2015
Realisasi Tingkat capaian kinerja =
X
100
% Rencana
Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2015 Perhitungan capaian kinerja ini membutuhkan dukungan Sistem Informasi Data Kinerja yang memadai.
Setiap data kinerja, baik rencana maupun
realisasinya harus disediakan secara memadai agar informasi kinerja yang dihasilkan dapat memenuhi kriteria informasi yang baik yaitu valid, lengkap, tepat dan cepat. Rincian tingkat capaian kinerja masing‐masing indikator kinerja tersebut diuraikan dalam tabel di bawah ini : Tabel Hasil Pengukuran Kinerja Target No
Sasaran Strategis
Realisasi
Indikator Kinerja
Capaian Kinerja ( %)
Meningkatnya 1.
penyelesaian perkara
a. Persentase mediasi
5
3
60
yang berhasil b. Persentase sisa perkara tahun sebelumnya yang
Pengadilan Negeri/Niaga/HAM/TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat
32
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2015
diselesaikan - Perdata
70
66
94,2
- Pidana
91
97
100,6
- TPKOR
95
80
84,2
- Niaga
99
97,8
98,7
- PHI
80
66
82,5
- perdata
60
64
100,6
- pidana
94
99
100,5
- tpkor
81
61
75,3
- niaga
97
95,1
98,04
- phi
80
67
83,7
- perdata
65
92
141,5
- pidana
94
100
106,3
- tpkor
100
100
100
- niaga
100
98,9
98,9
- phi
80
100
125
*Perdata
66
88
133,3
*Pidana
96
98,3
102,3
*TPKOR
40
35
87,5
c. Persentase perkara masuk yang diselesaikan.
d. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 5 bulan
Persentase perkara yang tidak mengajukan Peningkatan 2.
aksepbilitas putusan Hakim
upaya hukum - Banding
Pengadilan Negeri/Niaga/HAM/TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat
33
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2015
- Kasasi *Perdata
75
98
130
*Pidana
98
97,8
131,6
*TPKOR
48
63
131,2
*Niaga
93
71,6
76,9
*PHI
80
100
125
*Perdata
93
99
106,4
*Pidana
99
99,9
100,9
*TPKOR
89
76
85,3
*Niaga
97
98,6
101,6
*PHI
20
21
105
- perdata
95
98
103,1
Peningkatan
- pidana
97
52,3
53,9
efektifitas
- tpkor
100
100
100
pengelolaan
- niaga
100
100
100
penyelesaian
- phi
100
100
100
- perdata
100
100
100
- pidana
100
100
100
- tpkor
100
100
100
- niaga
100
100
100
- Peninjauan Kembali
a. Persentase berkas perkara yang diajukan Banding, Kasasi dan PK yang disampaikan secara lengkap.
3.
perkara
b. Persentase berkas perkara yang didistribusikan ke Majelis.
Pengadilan Negeri/Niaga/HAM/TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat
34
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2015
- phi
100
100
100
- perdata
95
96
101
- pidana
96
100
104,1
- tpkor
100
100
100
- niaga
96
100
104,1
- phi
95
100
100
- perdata
95
94
98,9
- pidana
96
0
0
- Phi
95
94
98,9
- perdata
1:50
1:77
154
- pidana
1:50
1:61
122
- tpkor
1:5
1:9
180
- niaga
1:7
1:10
142
- phi
1:20
1:29
145
100%
100%
100%
c. Persentase penyampaian pemberitahuan putusa kepada para pihak.
d. Persentase sita jaminan yang terlaksana
e. Ratio Majelis Hakim terhadap perkara.
Peningkatan aksesibilitas 4.
masyarakat terhadap peradilan (acces to justice)
a. Persentase perkara bagi masyarakat yang tidak mampu yang diselesaikan b. Persentase putusan perkara yang
Pengadilan Negeri/Niaga/HAM/TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat
35
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2015
dipublikasikan - perdata
92
86
93,4
- pidana
92
64
69,5
- tpkor
95
55
57,8
- niaga
95
96
101,05
- phi
92
90
97,8
90
94
104,4
10%
10%
100%
10%
10%
100%
a. Persentase
5.
Meningkatnya
permohonan eksekusi
kepatuhan
putusan perkara
terhadap
putusan
pengadilan.
perdata yang berkekuatan hukum tetap. a. Persentase pengaduan
Meningkatnya 6.
kualitas pengawasan
masyarakat yang ditindaklanjuti b. Persentase temuan hasil pemeriksaan eksternal yang ditindaklanjuti.
ANALISIS CAPAIAN KINERJA Analisis pencapaian kinerja pada dasarnya diarahkan untuk mengukur tingkat keberhasilan visi yang telah ditetapkan dan dijabarkan dalam misi. Selanjutnya untuk mewujudkan visi tersebut ditetapkan tujuan, sasaran, kebijakan, program, dan kegiatannya. Oleh karena itu maka analisis pencapaian kinerja selanjutnya secara rinci dilaksanakan berdasarkan tingkat keberhasilan kegiatankegiatan yang telah ditetapkan. Berdasarkan evaluasi kinerja yang diolah diperoleh kesimpulan sementara bahwa pada Tahun 2015 semua Program dan Kegiatan telah memberikan Kontribusi kepada Pengadilan Negeri/Niaga/HAM/TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat
36
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2015
Visi dan Misi Pengadilan Negeri Jakarta Barat. Namun mengingat anggaran yang terbatas dan kurangnya sumberdaya manusia, maka kinerja Pengadilan Negeri Jakarta Barat Tahun 2015 masih belum Optimal. Usaha-usaha terus dilakukan untuk meningkatkan pencapaian visi dan misi menyusun perencanaan yang lebih matang dan terpadu mengalokasikan dana kepada kegiatan yang sangat prioritas dengan pengalokasian dana merujuk kepada rencana hasil yang akan didapat. Selanjutnya melalui peningkatan koordinasi dengan pihak-pihak terkait dalam rangka peningkatan profesionalisme kerja terus menerus dilakukan. Dengan adanya peningkatan kualitas SDM, sarana prasarana, dan dukungan dari semua pihak diharapkan kinerja Pengadilan Negeri Jakarta Barat
dapat
meningkat. Pengadilan Negeri Jakarta Pusat juga telah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008 dari MSI pada tanggal 28 September 2015 untuk jenis Perkara Permohonan, menunjukan bahwa Pengadilan Negeri Jakarta Pusat selalu berkeinginan untuk melaksanakan Reformasi Birokrasi dan meningkatkan pelayanan masyarakat para pencari keadilan dengan sebaik-baiknya, terkelola, dan dapat dipertanggung jawabkan, sehingga para pencari keadilan dapat terpuaskan dengan seadil-adilnya; Dengan adanya Reformasi Birokrasi di tubuh lembaga Peradilan di Indonesia diharapkan seluruh pencari keadilan mendapatkan hukum yang adil, bijaksana dan agung, sehingga jargon “ Hukum terkadang buta, namun Keadilan harus dapat melihat dalam kegelapan” dapat di terapkan menjadi Hukum dan Keadilan mampu melihat sesuatu yang tidak kasat mata menjadi suatu keadilan yang agung dan luhur serta berwibawa, sehingga rasa keadilan masyarakat dapat terpenuhi dan hukum tidak hanya sepihak seperti bilah pisau yang tumpul keatas namun tajam kebawah, tetapi menjadi pemenuh dahaga bagi pemilik alas hak yang hakiki; Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2015 dengan tahun 2014 Indikator Kinerja Utama Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat menggunakan indikator asas peradilan sederhana, cepat dan biaya ringan. Indikator ini meliputi beberapa variabel penentu yaitu ketepatan dan Pengadilan Negeri/Niaga/HAM/TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat
37
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2015
kecepatan dalam memutus dan menyelesaikan perkara dan kemapanan/efektifitas dan efesiensi administrasi perkara.
Indikator Kinerja Utama Pengadilan Negeri/
Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat sebagai alat ukur tingkat keberhasilan kemajuan dalam mewujudkan misi Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat.
SASARAN 1 : MENINGKATNYA PENYELESAIAN PERKARA Capaian
Target
Realisasi
2015
2015
2015
2014
5
3
60
49
- Perdata
70
66
94,2
92
- Pidana
91
97
100,6
99,63
- TPKOR
95
80
84,2
78,3
- Niaga
99
97,8
98,7
99
- PHI
80
66
82,5
84,5
- perdata
60
64
100,6
66,8
- pidana
94
99
100,5
69,7
- tpkor
81
61
75,3
50
- niaga
97
95,1
98,04
77,8
- phi
80
67
83,7
100
- perdata
65
92
141,5
87,8
- pidana
94
100
106,3
71,3
- tpkor
100
100
100
18,5
Indikator Kinerja c. Persentase mediasi yang
Kinerja
Capaian
berhasil d. Persentase sisa perkara tahun sebelumnya yang diselesaikan
d. Persentase perkara masuk yang diselesaikan.
e. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 5 bulan
Pengadilan Negeri/Niaga/HAM/TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat
38
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2015
- niaga
100
98,9
98,9
- phi
80
100
125
Keempat indikator sasaran ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan masyarakat pencari keadilan dalam rangka azas peradilan yang cepat, murah, dan sederhana. Perbandingan data diambil dari Laporan Tahunan tahun 2014 dan 2015 sebagai alat ukur perbandingan pengukuran kinerja tahun 2016. Analisis kelima indikator kinerja dari sasaran pertama ini sebagai berikut: a.
Indikator Kinerja Persentase Mediasi Yang Berhasil. Indikator kinerja persentase mediasi yang berhasi tahun sebelumnya yang diselesaikan adalah alat ukur mediasi yang berhasil tahun 2015 berjumlah 5% Indikator kinerja ini dipergunakan untuk menentukan target persentase mediasi yang berhasil di tahun 2015
Indikator Kinerja Persentase mediasi yang berhasil
Capaian
Target
Realisasi
2015
2015
2015
2014
5%
3
60
49
Kinerja
Capaian
Ukuran capaian Indikator Kinerja persentase mediasi yang berhasil adalah perbandingan jumlah perkara yang diselesaikan secara mediasi kemudian dibagi dengan jumlah perkara gugatan perdata yang masuk dikali dengan 100%. b.
Indikator Kinerja Persentase sisa perkara tahun sebelumnya yang diselesaikan. Indikator kinerja persentase sisa perkara tahun sebelumnya yang diselesaikan adalah alat ukur penyelesaian sisa perkara tahun 2015 berjumlah 70% perdata, 91% pidana, 95% tpkor, 99% niaga, 80% phi perkara yang harus diselesaikan
Pengadilan Negeri/Niaga/HAM/TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat
39
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2015
pada tahun 2015. Indikator kinerja ini dipergunakan untuk mengukur tingkat penyelesaian sisa perkara tahun 2014 yang selesai di tahun 2015. Capaian
Target
Realisasi
2015
2015
2015
2014
- Perdata
70
66
94,2
92
- Pidana
91
97
100,6
99,63
- TPKOR
95
80
84,2
78,3
- Niaga
99
97,8
98,7
99
- PHI
80
66
82,5
84,5
Indikator Kinerja
Kinerja
Capaian
b. Persentase sisa perkara tahun sebelumnya yang diselesaikan
-
Persentase sisa perkara perdata tahun 2015 yang diselesaikan 70% sejumlah (300 Perkara) dapat direalisasikan 66% maka capaian kinerjanya 94,2%.
-
Persentase sisa perkara pidana tahun 2015 yang diselesaikan 91% sejumlah (366 Perkara) dapat direalisasikan 97% maka capaian kinerjanya 100,6%.
-
Persentase sisa perkara tipikor tahun 2015 yang diselesaikan 95% sejumlah (96 Perkara) dapat direalisasikan 80% maka capaian kinerjanya 84,2%.
-
Persentase sisa perkara Niaga tahun 2015 yang diselesaikan 99% sejumlah (45 Perkara) dapat direalisasikan 97,8% maka capaian kinerjanya 98,7%.
-
Persentase sisa perkara PHI tahun 2015 yang diselesaikan 80% sejumlah (200 Perkara) dapat direalisasikan 66% maka capaian kinerjanya 82,5%.
Perbandingan persentase sisa perkara yang diselesaikan dari
tahun 2013
sampai dengan tahun 2014 selalu mencapai 100%. Keberhasilan ini dapat dijelaskan bahwa sisa perkara yang belum diselesaikan pada triwulan ke empat Pengadilan Negeri/Niaga/HAM/TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat
40
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2015
pada tahun sebelumnya harus diselesaikan pada triwulan pertama tahun berikutnya (karena terikat SEMA Nomor 2 Tahun 2014). Perbandingan data capaian kinerja tahun 2013 dan 2014 didapat dari Laporan Tahunan tahun 2013 dan 2014. Penyelesaian sisa perkara pada tahun 2015 yang mencapai target sebesar 94,2% perdata, 100,6% pidana, 84,2% tpkor, 98,7% niaga, 82,5% phi, keberhasilan ini menunjukan bahwa sistem kinerja yang berlaku di lingkungan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah berjalan sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan Mahkamah Agung, sehingga tidak ada sisa perkara tahun 2014 yang tidak selesai di tahun 2015. Keberhasilan ini juga dikarenakan adanya monitoring dan evaluasi penyelesaian perkara yang diadakan setiap bulan dalam rapat bulanan yang dipimpin oleh Ketua/ Wakil Ketua dan Panitera Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang
menekankan
penyelesaian perkara harus diselesaikan tepat waktu. Tabel Perbandingan Penyelesaian Sisa Perkara Tahun 2014-2015 Sisa Masuk Putus Sisa Perkara Jumlah 2014 2015 2015 2015 Perkara 151 623 774 700 74 Perdata Perkara Perkara Perkara Perkara Perkara Target 70 % Realisasi 66 % Capaian 94,2% Perkara Perkara Pidana Target Realisasi Capaian Perkara Perkara Tipikor Target Realisasi Capaian
Sisa Perkara 2014 376 Perkara 91 % 97 % 100,6.% Sisa 2014 24 Perkara 95 % 80 % 84,2 %
Masuk 2015 1.775 Perkara
Sisa Jumlah Perkara 2015 2.151 2.131 20 Perkara Perkara Perkara
Masuk 2015 163 Perkara
Putus 2015
Jumlah 187 Perkara
Putus Sisa 2015 2015 100 87 Perkara Perkara
Pengadilan Negeri/Niaga/HAM/TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat
41
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2015
Perkara Perkara Niaga Target Realisasi Capaian Perkara Perkara PHI Target Realisasi Capaian
Sisa 2014 46 Perkara 99 % 97,8 % 98,7 %
Masuk 2015 245 Perkara
Sisa
Masuk
2014
2015
104 Perkara 80 % 66 % 82,5 %
318 Perkara
Jumlah 291 Perkara
Jumlah 422 Perkara
Putus Sisa 2015 2015 278 13 Perkara Perkara
Putus
Sisa
2015
2015
214 208 Perkara Perkara
Berdasarkan realisasi dan capaian kinerja pada tahun 2015 diharapkan dapat mempertahankan capaian kinerjanya sebesar 94,2% perdata, 100,6% pidana, 84,2% tpkor, 98,7% niaga, 82,5% phi, untuk tahun 2015 - 2019 sesuai dengan Rencana Strategis Jangka Menengah Ke Dua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. c.
Indikator Kinerja Persentase perkara masuk yang diselesaikan. Indikator kinerja persentase perkara masuk yang selesai adalah alat ukur penyelesaian perkara masuk tahun 2015 yang berjumlah 623 perkara perdata, 1775 perkara pidana, 163 perkara tpkor, 245 perkara niaga, 318 perkara phi. Indikator kinerja ini dipergunakan untuk mengukur tingkat penyelesaian perkara masuk tahun 2015. Capaian
Target
Realisasi
2015
2015
2015
2014
- Perdata
60
64
100,6
100
- Pidana
94
99
100,5
100
- TPKOR
81
61
75,3
100
Indikator Kinerja
Kinerja
Capaian
c. Persentase sisa perkara tahun sebelumnya yang diselesaikan
Pengadilan Negeri/Niaga/HAM/TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat
42
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2015
- Niaga
97
95,1
98,04
100
- PHI
80
67
83,7
100
Persentase Penyelesaian Perkara Masuk Yang selesai Perkara Perdata, Perkara Pidana, Perkara Tipikor, Perkara Niaga dan Perkara PHI: -
Persentase perkara yang diselesaikan untuk perkara perdata ditargetkan 60% (623 Perkara) dari total perkara perdata yang harus diselesaikan 400 perkara, direalisasikan 64% (400 perkara), maka capaian kinerja 100,6%.
-
Persentase perkara yang diselesaikan untuk perkara pidana ditargetkan 94 % (1.775 Perkara) dari total perkara pidana yang harus diselesaikan 1.765 perkara, direalisasikan 99 % (1.765 perkara), maka capaian kinerja 100,5%.
-
Persentase perkara yang diselesaikan untuk perkara tipikor ditargetkan 81% (163 Perkara)
dari total perkara tipikor yang harus diselesaikan 100
perkara, direalisasikan 61% (100 perkara), maka capaian kinerja 75,3% -
Persentase perkara yang diselesaikan untuk perkara Niaga ditargetkan 97% (245 Perkara) dari total perkara niaga yang harus diselesaikan 233 perkara, direalisasikan 95,1% (233 perkara), maka capaian kinerja 98,04%.
-
Persentase perkara yang diselesaikan untuk perkara PHI ditargetkan 80% (318 Perkara) dari total perkara PHI yang harus diselesaikan 214 perkara, direalisasikan 67% (214 perkara), maka capaian kinerja 83,7%.
Dalam
Pencapaian
target
perkara
yang
diselesaikan
telah
dilakukan
pemantauan pencapaian target dari pernyataan kinerja tahun 2015 antara Panitera Pengadilan dengan Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Per Triwulan :
PEMANTAUAAN PERKARA
TRIWULAN I TARGET
REALISASI
CAPAIAN
(%)
(%)
(%)
Perdata
60
7,85
13
Pidana
94
27,43
29,18
PER TRIWULAN
Pengadilan Negeri/Niaga/HAM/TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat
43
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2015
-
Tipikor
81
22,22
27,43
Niaga
97
9,38
9,67
PHI
80
20,81
26,01
Perkara Perdata pada triwulan I ditargetkan 60 % dari 1082 perkara, dapat direalisasikan 7,85 % (85 perkara) sehingga capaiannya sebesar 13 %.
-
Perkara Pidana pada triwulan I ditargetkan 94 % dari 1775 perkara, dapat direalisasikan 27,43 % sehingga capaiannya sebesar 29,18 %.
-
Perkara Tipikor pada triwulan I ditargetkan 81 % dari 163 perkara, dapat direalisasikan 22,22 % sehingga capaiannya sebesar 27,43 %.
-
Perkara Niaga pada triwulan I ditargetkan 97 % dari 245 perkara, dapat direalisasikan 9,38 % sehingga capaiannya sebesar 9,67 %.
-
Perkara PHI pada triwulan I ditargetkan 80 % dari 318 perkara, dapat direalisasikan 20,81 % sehingga capaiannya sebesar 26,01 %.
PEMANTAUAAN PERKARA
TARGET
REALISASI
CAPAIAN
(%)
(%)
(%)
Perdata
60
7,85
13
Pidana
94
27,43
29,18
Tipikor
81
22,22
27,43
Niaga
97
9,38
9,67
PHI
80
20,81
26,01
PER TRIWULAN
-
TRIWULAN II
Perkara Perdata pada triwulan I ditargetkan 60 % dari 1082 perkara, dapat direalisasikan 7,85 % (85 perkara) sehingga capaiannya sebesar 13 %.
-
Perkara Pidana pada triwulan I ditargetkan 94 % dari 1775 perkara, dapat direalisasikan 27,43 % sehingga capaiannya sebesar 29,18 %.
-
Perkara Tipikor pada triwulan I ditargetkan 81 % dari 163 perkara, dapat direalisasikan 22,22 % sehingga capaiannya sebesar 27,43 %.
-
Perkara Niaga pada triwulan I ditargetkan 97 % dari 245 perkara, dapat direalisasikan 9,38 % sehingga capaiannya sebesar 9,67 %.
Pengadilan Negeri/Niaga/HAM/TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat
44
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2015
-
Perkara PHI pada triwulan I ditargetkan 80 % dari 318 perkara, dapat direalisasikan 20,81 % sehingga capaiannya sebesar 26,01 %.
d.
Indikator Kinerja Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 5 bulan Ukuran realisasi indikator kinerja persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 5 bulan adalah perbandingan perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 5 bulan dengan perkara yang masuk. Sedangkan ukuran capaiannya adalah perbandingan antara persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 5 bulan dengan target yang ditetapkan. Capaian
Target
Realisasi
2015
2015
2015
2014
- perdata
65
92
141,5
93
- pidana
94
100
106,3
- tpkor
100
100
100
- niaga
100
98,9
98,9
- phi
80
100
125
Indikator Kinerja
Kinerja
Capaian
Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 5 bulan
SASARAN 2 : PENINGKATAN AKSEPTABILITAS PUTUSAN HAKIM Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Target
Realisasi
Capaian
*Perdata
66
88
133,3
*Pidana
96
98,3
102,3
Persentase perkara yang Peningkatan aksepbilitas putusan Hakim
tidak mengajukan upaya hukum - Banding
Pengadilan Negeri/Niaga/HAM/TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat
45
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2015
*TPKOR
40
35
87,5
*Perdata
75
98
130
*Pidana
98
97,8
131,6
*TPKOR
48
63
131,2
*Niaga
93
71,6
76,9
*PHI
80
100
125
*Perdata
93
99
106,4
*Pidana
99
99,9
100,9
*TPKOR
89
76
85,3
*Niaga
97
98,6
101,6
*PHI
20
21
105
- Kasasi
- Peninjauan Kembali
1. Indikator Kinerja Persentase Perkara yang tidak mengajukan Upaya Hukum Banding. Ukuran realisasi indikator kinerja persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hokum banding adalah perbandingan jumlah perkara yang tidak mengajukan upaya hokum banding dengan jumlah perkara yang sudah putus. Sedangkan ukuran capaiannya adalah perbandingan antara persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hokum banding dengan target yang ditetapkan. Indikator persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hokum banding bertujuan untuk mengukur kepuasan para pencari keadilan berdasarkan kinerja hakim dalam mengadili perkara.
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
(%)
(%)
2015
2015
Capaian Kinerja ( %) 2015
Capaian (%) 2014
Pengadilan Negeri/Niaga/HAM/TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat
46
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2015
Persentase
perkara
mengajukan
yang
upaya
tidak hukum
Banding
-
-
-
*Pidana
66
88
133,3
97
*Perdata
96
98,3
102,3
65,9
*TPKOR
40
35
87,5
42,85
Persentase perkara Pidana yang tidak mengajukan upaya hukum banding pada tahun 2015 ditargetkan sebesar 66%, direalisasikan sebesar 88% maka capaian kinerja berdasarkan perhitungan 88 : 66 dikalikan 100% adalah sebesar 133,3%. Persentase perkara Perdata yang tidak mengajukan upaya hukum banding pada tahun 2015 ditargetkan sebesar 96%, direalisasikan sebesar 98,3%, maka capaian kinerja berdasarkan perhitungan 96 : 98,3 dikalikan 100% adalah sebesar 102,3%. Persentase perkara TPKOR yang tidak mengajukan upaya hukum banding pada tahun 2015 ditargetkan sebesar 40%, direalisasikan sebesar 35%, maka capaian kinerja berdasarkan perhitungan 40 : 35 dikalikan 100% adalah sebesar 87,5%.
2. Indikator Kinerja Persentase Perkara yang tidak mengajukan Upaya Hukum Kasasi. Capaian
Target
Realisasi
(%)
(%)
2015
2015
2015
2014
*Pidana
75
98
130
98,4
*Perdata
98
97,8
131,6
74,76
*TPKOR
48
63
131,2
50,8
*Niaga
93
71,6
76,9
47,9
*PHI
80
100
125
38,9
Indikator Kinerja
Kinerja ( %)
Capaian (%)
- Kasasi
Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum kasasi pada perkara Pidana pada tahun 2015 ditargetkan sebesar 75% dari total perkara Pengadilan Negeri/Niaga/HAM/TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat
47
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2015
yang putus dengan realisasinya sebesar 98% maka capaian kinerja berdasarkan perhitungan adalah 130%. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum kasasi pada perkara Perdata pada tahun 2015 ditargetkan sebesar 98% dari total perkara yang putus dengan realisasinya sebesar 97,8% maka capaian kinerja berdasarkan perhitungan adalah 131,6%. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum kasasi pada perkara TPKOR pada tahun 2015 ditargetkan sebesar 48% dari total perkara yang putus dengan realisasinya sebesar 63% maka capaian kinerja berdasarkan perhitungan adalah 131,2%. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum kasasi pada perkara Niaga pada tahun 2015 ditargetkan sebesar 93% dari total perkara yang putus dengan realisasinya sebesar 71,6 maka capaian kinerja berdasarkan perhitungan adalah 76,9%. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum kasasi pada perkara PHI pada tahun 2015 ditargetkan sebesar 80% dari total perkara yang putus dengan realisasinya sebesar 100% maka capaian kinerja berdasarkan perhitungan adalah 125%. -Peninjauan Kembali *Pidana
93
99
106,4
99,6
*Perdata
99
99,9
100,9
93
*TPKOR
89
76
85,3
89,6
*Niaga
97
98,6
101,6
71,88
*PHI
20
21
105
89,4
Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum peninjauan kembali pada perkara Pidana pada tahun 2015 ditargetkan sebesar 93% dari total perkara yang putus dengan realisasinya sebesar 99% maka capaian kinerja berdasarkan perhitungan adalah 106,4%. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum peninjauan kembali pada perkara Perdata pada tahun 2015 ditargetkan sebesar 99% dari total perkara yang putus dengan realisasinya sebesar 99,9% maka capaian kinerja berdasarkan perhitungan adalah 100,9%. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum peninjauan kembali pada perkara TPKOR pada tahun 2015 ditargetkan sebesar 89% dari total perkara yang putus dengan realisasinya sebesar 76% maka capaian kinerja berdasarkan perhitungan adalah 85,3%. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum peninjauan kembali pada Pengadilan Negeri/Niaga/HAM/TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat
48
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2015
perkara Niaga pada tahun 2015 ditargetkan sebesar 97% dari total perkara yang putus dengan realisasinya sebesar 98,6 maka capaian kinerja berdasarkan perhitungan adalah 101,6%. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum peninjauan kembali pada perkara PHI pada tahun 2015 ditargetkan sebesar 20% dari total perkara yang putus dengan realisasinya sebesar 21% maka capaian kinerja berdasarkan perhitungan adalah 105%. 3. SASARAN
3
PENINGKATAN
EFEKTIFITAS
PENGELOLAAN
PENYELESAIAN PERKARA Sasaran peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada para pencari keadilan yang sesuai dengan azas peradilan cepat, biaya ringan dan sederhana. Peningkatan efektifitas pengeloaan penyelesaian perkara bertujuan untuk mengukur kinerja Majelis Hakim dan Kepaniteraan dalam melaksanakan administrasi perkara sesuai dengan Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Kepaniteraan (Buku II Bindalmin). Capaian sasaran Peningkatan Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara pada tahun 2015 dan dibandingkan dengan tahun 2014 adalah sebagai berikut: Capaian Indikator Kinerja
Target
Realisasi
Capaian
Kinerja ( %)
2015
2015
2015
2014
- perdata
95
98
103,1
86,3
- pidana
97
52,3
53,9
76,6
- tpkor
100
100
100
93
- niaga
100
100
100
59,6
- phi
100
100
100
f. Persentase berkas perkara yang diajukan Banding, Kasasi dan PK yang disampaikan secara lengkap.
Pengadilan Negeri/Niaga/HAM/TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat
49
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2015
g. Persentase berkas perkara yang didistribusikan ke Majelis. - perdata
100
100
100
100
- pidana
100
100
100
100
- tpkor
100
100
100
100
- niaga
100
100
100
100
- phi
100
100
100
100
- perdata
95
96
101
100
- pidana
96
100
104,1
100
- tpkor
100
100
100
100
- niaga
96
100
104,1
100
- phi
95
100
100
100
- perdata
95
94
98,9
100
- pidana
96
0
0
0
- Phi
95
94
98,9
100
- perdata
1:50
1:77
154
130
- pidana
1:50
1:61
122
140
- tpkor
1:5
1:9
180
50
- niaga
1:7
1:10
142
142
- phi
1:20
1:29
145
120
h. Persentase penyampaian pemberitahuan putusan kepada para pihak.
i. Persentase sita jaminan yang terlaksana
j. Ratio Majelis Hakim terhadap perkara.
Analisis Kelima Indikator tersebut adalah sebagai berikut : a. Indikator
Kinerja
persentase
berkas
perkara
banding,
kasasi,
peninjauan kembali yang dinyatakan lengkap. Pengadilan Negeri/Niaga/HAM/TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat
50
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2015
Indikator kinerja persentase berkas perkara yang dinyatakan lengkap adalah alat ukur kelengkapan berkas perkara banding yang diajukan ke Pengadilan Tinggi dan Mahkamah Agung. Indikator ini bertujuan untuk mengukur kinerja kepaniteraan dalam melaksanakan tugas administrasi perkara yang diajukan upaya hukum banding, kasasi dan Peninjauan Kembali. Capaian
Target
Realisasi
(%)
(%)
2015
2015
2015
2014
- perdata
95
98
103,1
100
- pidana
97
52,3
53,9
100
- tpkor
100
100
100
100
- niaga
100
100
100
100
- phi
100
100
100
100
Indikator Kinerja
Kinerja
Capaian
(%)
(%)
Persentase berkas perkara yang diajukan Banding, Kasasi dan PK yang disampaikan secara lengkap.
-
persentase berkas perkara Perdata tahun 2015 yang diajukan Banding, Kasasi dan PK yang diajukan secara lengkap ditargetkan sebesar 95% dengan realisasi sebesar 98% sehingga capaian kinerjanya sebesar 103,1%.
-
persentase berkas perkara Pidana tahun 2015 yang diajukan Banding, Kasasi dan PK yang diajukan secara lengkap ditargetkan sebesar 97%
dengan
realisasi sebesar 52,3% sehingga capaian kinerjanya sebesar 53,9%. -
persentase berkas perkara TPkor tahun 2015 yang diajukan Banding, Kasasi dan PK yang diajukan secara lengkap ditargetkan sebesar 100%
dengan
realisasi sebesar 100% sehingga capaian kinerjanya sebesar 100%. -
persentase berkas perkara Niaga tahun 2015 yang diajukan Banding, Kasasi dan PK yang diajukan secara lengkap ditargetkan sebesar 100%
dengan
realisasi sebesar 100% sehingga capaian kinerjanya sebesar 100%.
Pengadilan Negeri/Niaga/HAM/TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat
51
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2015
-
persentase berkas perkara PHI tahun 2015 yang diajukan Banding, Kasasi dan PK yang diajukan secara lengkap ditargetkan sebesar 100%
dengan
realisasi sebesar 100% sehingga capaian kinerjanya sebesar 100%. b. Indikator Kinerja persentase berkas perkara yang didistribusikan ke Majelis. Indikator kinerja perkara yang didistribusikan ke Majelis Hakim adalah alat ukur perkara yang didistribusikan ke Majelis Hakim. Indikator kinerja ini bertujuan untuk mengukur tingkat kinerja kepaniteraan dalam melaksanakan administrasi perkara
sesuai
dengan
Pedoman
Pelaksanaan
Tugas
dan
Administrasi
Kepaniteraan (Buku II Bindalmin).
Target (%)
Realisasi (%)
2015
2015
Capaian Kinerja (%) 2015
- Perdata
100
100
100
100
- Pidana
100
100
100
100
- Tpkor
100
100
100
100
- Niaga
100
100
100
100
- phi
100
100
100
100
Indikator kinerja
Capaian (%) 2014
Persentase perkara yang didistribusikan ke Majelis
Pada tahun 2015 persentase perkara yang didistribusikan ke Majelis Hakim ditargetkan sebesar 100% dan direalisasikan sebesar 100% dengan capaian kinerja 100% baik untuk perkara perdata, pidana, tpkor, niaga dan phi. Capaian kinerja 100% ini juga diperoleh pada tahun 2014. Capaian Indikator kinerja persentase berkas perkara yang didistribusikan ke Majelis Hakim pada tahun 2015 dapat mencapai target 100%. Hal ini tercapai karena seluruh perkara yang masuk pada tahun 2015 yaitu 623 perkara perdata,
Pengadilan Negeri/Niaga/HAM/TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat
52
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2015
1775 perkara pidana, 163 perkara tipikor, 155 perkara niaga dan 318 perkara phi seluruhnya telah didistribukan ke Majelis Hakim. Berdasarkan realisasi dan capaian pada tahun 2015 maka Pengadilan Negeri Jakarta Pusat akan berusaha untuk mempertahankan capaian kinerja yang berhasil dicapai tahun yang akan datang. Keberhasilan ini merupakan wujud kerjasama dan koordinasi yang terjalin baik antara Pimpinan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Majelis Hakim dan kepaniteraan. Ukuran realisasi indikator kinerja perkara yang didistribusikan ke Majelis Hakim merupakan perbandingan antara berkas perkara yang diterima di Kepaniteraan dengan berkas perkara yang didistribusikan ke Majelis Hakim. Sedangkan ukuran capaiannya merupakan perbandingan antara persentase berkas perkara yang didistribusikan ke Majelis Hakim dengan target yang telah ditetapkan. Capaian target 100% pada persentase perkara yang didistribusikan ke Majelis Hakim pada tahun 2015 sama dengan tahun 2014. Hal ini menggambarkan bahwa proses administrasi perkara yang berlaku di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah berjalan dengan sangat baik langsung diregister di dalam Buku Induk Perkara maupun Buku Register Bantu. c. Indikator Kinerja persentase penyampaian pemberitahuan putusan kepada para pihak. Ukuran realisasi indikator kinerja persentase penyampaian pemberitahuan putusan kepada para pihak adalah perbandingan antara jumlah relaas pemberitahuan putusan yang disampaikan kepada para pihak dibandingkan dengan jumlah putusan. Sedangkan ukuran capaiannya adalah perbandingan antara rasio relaas pemberitahuan putusan terhadap jumlah putusan dengan target yang ditetapkan. Capaian Indikator Kinerja
Target
Realisasi
Kinerja
Capaian
( %) 2015
2015
2015
2014
Persentase penyampaian Pengadilan Negeri/Niaga/HAM/TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat
53
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2015
pemberitahuan putusan kepada para pihak.
-
- perdata
95
96
101
100
- pidana
96
100
104,1
100
- tpkor
100
100
100
100
- niaga
96
100
104,1
100
- phi
95
100
105,26
100
Pada tahun 2015 persentase penyampaian pemberitahuan putusan kepada para
pihak
untuk
perkara
Perdata
ditargetkan
sebesar
95%
dan
direalisasikan sebesar 96% dengan capaian kinerja 101%. -
persentase penyampaian pemberitahuan putusan kepada para pihak untuk perkara Pidana ditargetkan sebesar 96% dan direalisasikan sebesar 100% dengan capaian kinerja 104,1%.
-
persentase penyampaian pemberitahuan putusan kepada para pihak untuk perkara Tpkor ditargetkan sebesar 100% dan direalisasikan sebesar 100% dengan capaian kinerja 100%.
-
persentase penyampaian pemberitahuan putusan kepada para pihak untuk perkara Niaga ditargetkan sebesar 96% dan direalisasikan sebesar 100% dengan capaian kinerja 104,1%.
-
persentase penyampaian pemberitahuan putusan kepada para pihak untuk perkara Phi ditargetkan sebesar 95% dan direalisasikan sebesar 100% dengan capaian kinerja 105,26%.
Capaian Indikator kinerja persentase pemberitahuan putusan kepada para pihak untuk perkara perdata, pidana, tpkor, niaga dan phi patda tahun 2015 telah mencapai
dan melebihi target yang ditetapkan dalam Rancangan Kinerja
Tahunan tahun 2015 yaitu sebesar 100% d. Indikator Kinerja persentase sita jaminan yang terlaksana. Capaian Indikator Kinerja
Target
Realisasi
Kinerja
Capaian
(%) 2015
2015
2015
2014
Pengadilan Negeri/Niaga/HAM/TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat
54
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2015
Persentase
sita
jaminan
yang
terlaksana
-
- perdata
95
94
98,9
100
- pidana
96
0
0
100
- Phi
95
94
98,9
100
Pada tahun 2015 persentase sita jaminan yang terlaksana untuk perkara Perdata ditargetkan sebesar 95% dan direalisasikan sebesar 94% dengan capaian kinerja 98,9%.
-
persentase sita jaminan yang terlaksana untuk perkara Pidana ditargetkan sebesar 96% dan direalisasikan sebesar 0% dengan capaian kinerja 0%.
-
persentase sita jaminan yang terlaksana untuk perkara Tpkor ditargetkan sebesar 95% dan direalisasikan sebesar 94% dengan capaian kinerja 98,9%.
e. Indikator Kinerja Ratio Majelis Hakim terhadap perkara. Indikator kinerja ratio majelis hakim terhadap perkara adalah perbandingan antara jumlah Majelis Hakim dengan perkara yang diterima oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Indikator kinerja ini bertujuan untuk mengukur kinerja Majelis Hakim dalam menyelesaikan perkara. No.
Perkara
Tahun 2015
Tahun 2014
Rata-rata Target
1.
Pidana
1:77
1:65
1:71
2.
Perdata
1:61
1:70
1:65
3.
Tipikor
1:9
1:25
1:17
4.
Niaga
1:10
1:10
1:10
5.
PHI
1:29
1:24
1:26
Ukuran realisasi indikator kinerja ratio Majelis Hakim terhadap perkara merupakan perbandingan antara ratio Majelis Hakim dibandingkan dengan perkara masuk. Sedangkan ukuran capaiannya merupakan perbandingan antara ratio Majelis Hakim terhadap perkara yang telah ditetapkan.
Pengadilan Negeri/Niaga/HAM/TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat
55
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2015
SASARAN 4 : PENINGKATAN AKSESIBILITAS MASYARAKAT TERHADAP PERADILAN (ACCES TO JUSTICE). Sasaran peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to
justice) adalah terpenuhinya pelayanan peradilan bagi para pencari keadilan dalam memperoleh informasi dan pelayanan peradilan bagi masyarakat yang tidak mampu. Sasaran peningkatan ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada para pencari keadilan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan Perma Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pedoman Pemberian Layanan Hukum Bagi Masyarakat Tidak Mampu di Pengadilan. Pencapaian sasaran peningkatan aksesibilitas mayarakat terhadap peradilan (acces to justice) pada tahun 2015 dan dibandingkan dengan tahun 2014 dan 2013 sebagai berikut: Tabel Peningkatan Aksesibilitas Masyarakat terhadap Peradilan. Target
Realisasi
Capaian
2015
2015
2015
(%)
(%)
(%)
2014 (%)
100%
100%
100
100
- perdata
92
86
93,4
100
- pidana
92
64
69,5
100
- tpkor
95
55
57,8
100
- niaga
95
96
101,05
100
- phi
92
90
97,8
100
Indikator Kinerja
Capaian
a. Persentase perkara bagi masyarakat yang tidak mampu yang diselesaikan b. Persentase putusan perkara yang dipublikasikan
Analisis kedua indikator kinerja pada sasaran 4 sebagai berikut: a. Indikator Kinerja Persentase Perkara Bagi Masyarakat Tidak Mampu Yang Diselesaikan. Pengadilan Negeri/Niaga/HAM/TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat
56
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2015
Indikator kinerja persentase perkara prodeo yang selesai adalah alat ukur penyelesaian perkara yang biaya proses perkaranya ditanggung negara dan diselesaikan tepat waktu. Indikator ini bertujuan untuk mengukur kinerja Majelis Hakim dalam menyelesaikan perkara yang tidak dibebani biaya pekara. Tabel Indikator 1 Sasaran 4 indikator kinerja
Persentase perkara bagi masyarakat tidak mampu yang diselesaikan.
target
realisasi
Capaian
Capaian
2015
2015
2015
2014
(%)
(%)
100
100
100%
100%
Persentase perkara bagi masyarakat tidak mampu yang diselesaikan yang selesai pada tahun ini ditargetkan 100% dan direalisasikan seluruhya 100% sehingga capaian perkara bagi masyarakat tidak mampu yang diselesaikan pada tahun 2015 adalah 100% Layanan hukum secara prodeo merupakan pembebasan biaya perkara untuk masyarakat yang tidak mampu. Hal ini menunjukkan bahwa Pengadilan Negeri Jakarta Pusat berusaha terus untuk meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan termasuk kepada masyarakat yang tidak mampu. Sejak dikeluarkannya Peraturan Mahkamah Agung (Perma) Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pedoman Pemberian Layanan Hukum Bagi Masyarakat Tidak Mampu di Pengadilan, bahwa prosedur pemberian izin beracara secara prodeo cukup dimohonkan di Pengadilan Tingkat Pertama, baik untuk perkara di Tingkat Pertama, Banding maupun Kasasi. Prosedur tersebut bertujuan untuk memberikan layanan hukum kepada masyarakat yang tidak mampu dalam menyelesaikan permasalahan hukum yang dihadapi.
Pengadilan Negeri/Niaga/HAM/TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat
57
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2015
Perbandingan persentase perkara prodeo yang diselesaikan dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2014 selalu mencapai 100%. Namun pada tahun 2015 tidak ada perkara banding yang diajukan secara prodeo. Ukuran
realisasi
indikator
kinerja
persentase
perkara
prodeo
yang
diselesaikan merupakan perbandingan perkara prodeo yang diselesaikan dengan perkara prodeo yang masuk. Sedangkan untuk ukuran capaiannya merupakan
perbandingan
antara
persentase
perkara
prodeo
yang
diselesaikan dengan target yang ditetapkan. b. Indikator Kinerja Persentase Putusan Perkara Yang Dipublikasikan. Indikator kinerja persentase proses penyelesaian perkara yang dipublikasikan adalah alat ukur perkara yang putus dan dipublikasikan dalam Direktori Putusan Mahkamah Agung RI. Indikator ini bertujuan untuk mengukur kinerja kepaniteraan dalam mempublikasikan putusan.
Tabel Indikator 2 Sasaran 4 TARGET 2015
REALISASI 2015
CAPAIAN 2015 (%)
CAPAIAN 2014 (%)
- perdata
92
86
93,4
100
- pidana
92
64
69,5
100
- tpkor
95
55
57,8
100
- niaga
95
96
101,05
100
- phi
92
90
97,8
100
INDIKATOR KINERJA Persentase putusan perkara yang dipublikasikan
Perbandingan persentase perkara tahun 2015 yang dipublikasikan dengan tahun 2014 mengalami penurunan capaian sebesar: -
6,6% untuk Perkara perdata ;
-
30,5% untuk perkara pidana ;
Pengadilan Negeri/Niaga/HAM/TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat
58
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2015
-
42,2% untuk perkara tipikor ; dan
-
2,2% untuk perkara phi
-
Sedangkan untuk perkara niaga capaian perkara yang dipublikasikan mengalami kenaikan sebesar 1,5%.
Ketidak berhasilan capaian kinerja memenuhi target yang telah ditetapkan dikarenakan kurangnya Sumber Daya Manusia di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat sebagai petugas pengelola website. Namun demikian, upaya yang akan dilakukan dengan menambah tenaga honorer yang mempunyai keahlian dibidang teknologi informasi. Tidak tercapainya publikasi putusan melalui SIPP/CTS disebabkan oleh proses minutasi yang belum selesai dari panitera penganti ke bagian kepaniteraan dan terdapat perkara-perkara yang membutuhkan waktu lama dalam penyelesaiiannya. Ukuran realisasi indikator kinerja persentase proses penyelesaian perkara yang dapat dipublikasikan adalah perbandingan jumlah proses perkara yang sudah diminutasi dan dapat dilihat di website Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
(melalui
SIPP/CTS),
dengan
perkara
yang
sudah
diminutasi.
Sedangkan ukuran capaiannya adalah perbandingan antara persentase proses penyelesaian perkara yang dapat dipublikasikan dengan target yang ditetapkan. SASARAN 5 : MENINGKATNYA KEPATUHAN TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN Ukuran capaian indikator kepatuhan terhadap putusan hakim adalah persentase permohonan eksekuasi atas putusan perkara perdata yang berkekuatan hukum tetap yang ditindaklanjuti. Jumlah eksekusi yang masuk tahun 2015 adalah 76 perkara sementara jumlah yang sudah ditindaklanjuti adalah 3 perkara sehingga persentase meningkatnya kepatuhan terhadap putusan hakim adalah sebesar 3,97%.
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
Capaian
Capaian
2015
2015
2015
2014
(%)
(%)
Pengadilan Negeri/Niaga/HAM/TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat
59
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2015
Persentase permohonan eksekusi putusan perkara perdata yang
98%
98%
100%
100%
berkekuatan hukum tetap SASARAN 6: PENINGKATAN KUALITAS PENGAWASAN Sasaran peningkatan kualitas pengawasan adalah kegiatan yang dilakukan dalam upaya menindaklanjuti pengaduan masyarakat dan temuan berdasarkan laporan hasil pemeriksaan eksternal (Badan Pemeriksa Keuangan). Indikator ini bertujuan untuk mengukur kinerja pelayanan kepada masyarakat yang membutuhkan perlindungan hukum yang sesuai dengan azas transparansi, akuntabilitas dan profesional. Pencapaian sasaran peningkatan kualitas pengawasan pada tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2013 dan tahun 2012 sebagai berikut: Pencapaian sasaran peningkatan kualitas pengawasan pada tahun 2015, dan dibandingkan dengan tahun 2014 adalah sebagai berikut : Tabel Sasaran 5 : Peningkatan Kualitas Pengawasan INDIKATOR KINERJA
TARGET 2015
REALISASI 2015
CAPAIAN 2015 %
CAPAIAN 2014 %
12%
12%
100
100
12%
12%
100
100
a. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti b. Persentase temuan hasil pemeriksaan eksternal dan internal yang ditindaklanjuti Analisis kedua indikator pada sasaran 5 adalah sebagai berikut : a. INDIKATOR
PERSENTASE
PENGADUAN
MASYARAKAT
YANG
DITINDAKLANJUTI Tabel Indikator 1 Sasaran 5
Pengadilan Negeri/Niaga/HAM/TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat
60
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2015
INDIKATOR KINERJA
TARGET 2015
REALISASI 2015
CAPAIAN 2015 %
CAPAIAN 2014 %
95%
100%
105
100
Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti
Ukuran realisasi indikator kinerja persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti adalah perbandingan perbandingan jumlah pengaduan yang ditindaklanjuti mengenai perilaku aparatur peradilan (teknis dan non teknis) dengan jumlah pengaduan yang dilaporkan. Sedangkan ukuran capaiannya adalah
perbandingan
antara
persentase
pengaduan
masyarakat
yang
ditindaklanjuti dengan target yang ditetapkan. Indikator kinerja persentase pengaduan yang ditindak lanjuti tahun 2015 yang ditargetkan 95% realisasinya mencapai 100%. Sehingga capaian realisasi terhadap target sebesar 105 %. Adapun data pengaduan tersebut adalah sebagai berikut:
Analisis atas efisiensi penggunaan Sumber Daya Manusia Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik menyatakan bahwa adanya
otonomi daerah diharapkan memberikan dampak yang luas teradap
peningkatan pelayanan terhadap masyarakat. Transparansi dan akuntabilitas juga terus diupayakan pada sistem keuangan di Indonesia. Dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, yang dimaksud dengan Keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut. Undang-Undang tersebut mengatur pengelolaan keuangan mulai dari kekuasaan pengelolaan keuangan negara (penyusunan APBN dan APBD), pelaksanaan APBN dan APBD, hingga pertanggungjawaban pelaksanaan di tingkat pusat maupun daerah. Paradigma mengenai kinerja pemerintah dahulu dianggap semakin baik apabila penyerapan Pengadilan Negeri/Niaga/HAM/TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat
61
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2015
APBN/APBD makin mendekati angka 100%. Namun paradigma tersebut tidak tepat karena penyerapan APBN/APBD tidak mencerminkan kinerja pemerintah. Upaya pemerintah untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan adalah dengan menyusun Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) yang berfungsi sebagai salah satu tolok ukur kinerja pelayanan pemerintah pada satu periode dan agar pemerintah termotivasi untuk meningkatkan lagi kinerja tersebut pada periode selanjutnya. Konsep Indeks Kepuasan Masyarakat pertama kali dicanangkan dalam Undang-Undang Nomor 25 tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (periode 2000-2004) dalam poin
Program Peningkatan Kualitas
Pelayanan Publik. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) merupakan cerminan kepuasan
masyarakat
atas
pelayanan
yang
diperoleh
dari
aparatur
penyelenggara pelayanan publik yang disusun tiap semester oleh tiap-tiap instansi pelayanan di tingkat Pusat, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara mengeluarkan Keputusan mengenai pedoman pelayanan dan
penyusunan IKM beserta unsur perhitungannya ke
dalam dua Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara, yaitu Nomor 63 Tahun 2003 tentang Pedoman Umum Pelayanan Publik lalu disusul tahun 2004 mengeluarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 25 Tahun 2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah. Rumusan Masalah Berdasarkan penjelasan di atas, maka
‘Bagaimana efisiensi belanja dan
jumlah pegawai serta sarana dan prasarana
yang tersedia terhadap Indeks
Kepuasan Masyarakat pada Satuan Kerja Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif. Sugiyono (2009:206) analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan
untuk
menganalisa
data
dengan
cara
mendeskripsikan
atau
memnggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Tingkat Pengadilan Negeri/Niaga/HAM/TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat
62
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2015
efektifitas diukur dengan cara membandingkan realisasi anggaran belanja dengan target anggaran belanja. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 690.900-327 tahun 1996, kriteria tingkat efektifitas anggaran belanja sebagai berikut : 1.
Jika hasil perbandingan lebih dari 100%, maka anggaran belanja dikatakan sangat efektif.
2.
Jika hasil pencapaian antara 90% - 100%, maka anggaran belanja dikatakan efektif.
3.
Jika hasil pencapaian antara 80% - 90%, maka anggaran belanja dikatakan cukup efektif.
4.
Jika hasil pencapaian antara 60% - 80%, maka anggaran belanja dikatakan kurang efektif.
5.
Jika hasil pencapaian dibawah 60%, maka anggaran belanja dikatakan tidak efektif.
Tingkat efisiensi diukur dengan cara membandingkan realisasi anggaran belanja langsung dengan total realisasi anggaran belanja. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 690.900-327 tahun 1996, kriteria tingkat efisiensi anggaran belanja sebagai berikut 1.
Jika hasil perbandingan lebih dari 100%, maka anggaran belanja dikatakan tidak efisien.
2.
Jika hasil pencapaian antara 90% - 100%, maka anggaran belanja dikatakan kurang efisien.
3.
Jika hasil pencapaian antara 80% - 90%, maka anggaran belanja dikatakan cukup efisien.
4.
Jika hasil pencapaian antara 60% - 80%, maka anggaran belanja dikatakan efisien.
5.
Jika hasil pencapaian dibawah 60%, maka anggaran belanja dikatakan sangat efisien
Analisis tingkat efektifitas anggaran Pengadilan Negeri/Niaga/HAM/TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat
63
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2015
Tahun 2015
Jumlah
Target
Realisasi
Tingkat
Kriteria
efektifitas Program Dukungan Manejemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis
83.381.757.000
100 %
81.342.839.736
97,55
Efektif
50.576.100.000
100 %
98.997.900
98,99
Efektif
915.414.000
100 %
93,94
Efektif
Lainnya Mahkamah Agung RI Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung Program Peningkatan Manajemen
859.917.895
Peradilan Umum
Penggunaan anggaran dalam rangka pelaksanaan kegiatan secara umum efektif dalam penggunaannya,
sehingga tujuan yang diinginkan dalam proses
penyelesaian perkara dan penyelesaian administrasi sudah terlaksanan dengan baik. Analisis tingkat efisiensi penggunaan anggaran antara tahun 2014 dan 2015 Tahun 2015
Jumlah
Target
Realisasi
Tingkat
Kriteria
efektifitas 2014
27.462.403.000
100 %
26.909.599.765
97,99 %
Efisien
2015
84.297.198.000
100 %
83.381.775.000
98,9 %
Efisien
7. ANALISIS PROGRAM / KEGIATAN 1. Program Dukungan
Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya.
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Pengadilan Negeri/Niaga/HAM/TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat
64
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2015
3. Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum Dari ketiga program atau kegiatan pada tahun 2015 pada umumnya sudah berjalan dengan baik, namun ada beberapa kekuatan dan kendala dalam melaksanakan program ini. Pada analisis ini menggunaan analisis SWOT anatar lain ;
1. Kekuatan (Strengthness) Kekuatan
mencakup
hal-hal
yang
memang
sudah
diatur
dalam
peraturan/perundang-undangan sampai dengan hal-hal yang dikembangkan kemudian, hal tersebut mencakup : Adanya undang undang yang mengatur kewenangan Pengadilan Tingkat banding Pengadilan
Negeri
Jakarta
Pusat
memiliki
hubungan
baik
dengan
pemerintah daerah serta jajaran instansi pemerintah lainnya di propinsi DKI Jakarta. Pengadilan Negeri Jakarta Pusat sebagai bagian dari Mahkamah Agung Republik Indonesia bertugas dan berwenang menerima, memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara yang masuk di tingkat Pertama. 2. Kelemahan (Weakness) Kelemahan-kelemahan yang terdapat pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat di rinci dalam beberapa aspek; 1. Aspek Proses Peradilan
Belum memiliki mekanisme evaluasi yang dapat mengukur kepuasan
masyarakat
pencari
keadilan
di
wilayah
hukum
Pengadilan Negeri Jakarta PusatNamun saat ini sedang dilakukan penelitian. 2. Aspek Sumber Daya Aparatur Peradilan
Pengadilan Negeri Jakarta Pusatbelum mempunyai kewenangan untuk merekrut pegawai sendiri sesuai kebutuhan Pengadilan.
Pengadilan Negeri/Niaga/HAM/TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat
65
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2015
Rekrutmen PNS yang diterima belum sesuai dengan kapasitas dan kemampuan kerja yang dibutuhkan di Pengadilan Tinggi
3. Aspek Pengawasan dan Pembinaan
Belum diterapkannya evaluasi penilaian kerja
4. Aspek tertib administrasi dan manajemen peradilan
Masih kurangnya pemahaman alur administrasi serta manajemen peradilan yg ada
5. Aspek Sarana dan Prasarana
Anggaran yang diterima oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat belum seluruhnya sesuai dengan kebutuhan dan rencana yang diajukan;
3. Peluang (Opportunities) Berikut adalah peluang-peluang yang dimiliki Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk melakukan perbaikan ditinjau dari beberapa aspek : 1. Aspek Proses Peradilan Adanya website Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang memberikan informasi kepada masyarakat tentang alur proses berperkara serta hasil putusan dan jadwal perkara 2. Aspek Sumber Daya Aparatur Peradilan Adanya tunjangan kinerja/remunerasi sebagai motivasi dalam peningkatan kinerja Adanya sosialisasi, bimbingan teknis, pelatihan yang dilaksanakan oleh Mahkamah Agung untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Adanya kemitraan dari seluruh Hakim, Panitera Pengganti, serta karyawan
karyawati
Pengadilan
Negeri
Jakarta
Pusat
untuk
melakukan perubahan 3. Aspek Pengawasan dan Pembinaan Adanya kegiatan pengawasan yang dilaksanakan secara berkala baik dari internal maupun eksternal pada lingkungan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat 4.
Aspek Tertib administrasi dan manajemen peradilan
Pengadilan Negeri/Niaga/HAM/TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat
66
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2015
Dukungan dan koordinasi yang baik di dalam lingkungan internal Pengadilan Negeri Jakarta Pusat 5. Aspek Sarana dan Prasarana Sudah tersedianya fasilitas Teknologi Informasi di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat berupa internet, dgn alamat website 4. Tantangan yang dihadapi (Threats) Berikut adalah tantangan-tantangan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang akan dihadapi dan harus dipikirkan cara terbaik untuk tetap dapat melakukan perbaikan sebagaimana yang diharapkan. 1. Aspek Proses Peradilan Belum tersedianya suatu alat pengukuran kepuasan pengguna jasa pengadilan pada Pengadilan Tinggi 2. Aspek Sumber Daya Aparatur Peradilan Personil di Pengadilan Tinggi belum seluruhnya menguasai visi, misi dan Renstra dalam menjabarkan dan melaksanakannya 3. Aspek Pengawasan dan Pembinaan Belum adanya sistem reward & punishment untuk mengontrol kinerja aparat peradilan pada Pengadilan Tinggi 4. Aspek Tertib administrasi dan manajemen peradilan Upaya Peningkatan alur administrasi dan manajemen peradilan yang tertib, bersih dan transparan bagi para sumber daya manusia pada Pengadilan Tinggi Jakarta 5. Aspek Sarana dan Prasarana Anggaran yang diberikan pusat untuk pengadaan sarana dan prasarana tidak sesuai dengan kebutuhan Bertolak dari pembahasan di atas, ada beberapa faktor yang urgen dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Aspek Kompetensi Arsitektur strategi SDM yang bertumpu pada kompetensi terdiri dari tiga mata rantai nilai strategi, yaitu fungsi SDM, sistem SDM, dan perilaku SDM. 2. Aspek Budaya Organisasi Pengadilan Negeri/Niaga/HAM/TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat
67
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2015
Budaya organisasi memiliki kontribusi besar dalam membentuk perilaku pegawai. Budaya organisasi merupakan nilai-nilai dan sikap-sikap yang diyakini pegawai, sehingga menjadi kebiasaan. Nilai dan sikap yang telah mengkristal dalam organisasi menuntun pegawai melakukan apa yang telah diyakini, maka budaya organisasi dapat mempengaruhi anggota untuk mencapai tujuan organisasi. budaya organisasi merupakan komponen kunci dalam pencapaian misi dan strategi organisasi secara efektif dan manajemen perubahan. Budaya dapat menciptakan lingkungan kerja yang kondusif untuk perbaikan kerja dan manajemen perubahan. 3. Aspek Sistem Penghargaan (Reward System) Sistem penghargaan merupakan cara organisasi memberikan pengakuan dan imbalan kepada pegawai dalam rangka menjaga keselarasan kebutuhan individu dengan tujuan organisasi. Sistem penghargaan dapat mendorong perilaku pegawai atau pengukuhan atas perilaku yang telah dilakukan pegawai. Sistem penghargaan dapat meningkatkan kinerja individu dan kinerja organisasi, mendorong pencapaian misi dan strategi organisasi, dan membantu
mencapai
keberlangsungan
keuntungan
kompetitif
dan
meningkatkan nilai shareholder. Inilah aspek strategis yang paling utama dalam membangun peradilan yang agung, dengan menanamkan karakter pegawai antara lain : 1.
Rasa kebersamaan dan
keihlasan yang harus tertanam
pada diri
pegawai 2.
Tidak berpihak kepada siapapun dalam menentukan keadilan kecuali kepada Tuhan dan Kebenaran
3.
Independen
4.
Integritas
5.
Tranparans
6.
Kepastian
7.
Harus ada ketepatan waktu
Dalam
melaksanakan
tugasnya,
Pengadilan
Negeri
Jakarta
Pusat
berpedoman pada perencanaan strategis yang dalam pendekatannya dilakukan melalui pencermatan Iingkungan strategis, baik internal maupun Pengadilan Negeri/Niaga/HAM/TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat
68
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2015
eksternal sedangkan dalam mewujudkan visi, tujuan dan sasarannya, Pengadilan Tinggi telah merumuskan langkah-Iangkah strategis berbentuk misi, kebijakan, program dan kegiatan yang tersusun secara Iebih sistemik, lebih terukur dan tepat sasaran.
BAB IV PENUTUP
A.
KESIMPULAN Pencapaian kinerja Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat tahun 2015 merupakan pencapaian atas target kinerja dari Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat tahun 2015-2019 yang di telah dilakukan reviu. Pengukuran tingkat capaian kinerja Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat tahun 2015, dilakukan dengan cara membandingkan antara target pencapaian indikator kinerja yang telah ditetapkan selama tahun 2015 dan pelaksanaan tugas pada Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat sudah terlaksana dengan baik dan sebagaimana mestinya. Hal ini dapat dilihat dari berbagai
aspek
yang
telah
dilaksanakan
berkaitan
dengan
pengelolaan
Pengadilan Negeri/Niaga/HAM/TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat
69
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2015
administrasi perkara, administrasi umum, dan dalam hal pembinaan dan pengawasan. Capaian kinerja pada tahun 2015 secara keseluruhan tingkat capaian kinerja Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat adalah sebesar 82,92%. Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat pada tahun 2015 berupaya meningkatkan pengembangan teknologi informasi
untuk
mengimplementasikan
keterbukaan
informasi
publik
di
Pengadilan. Secara bertahap informasi yang disajikan kepada masyarakat semakin lengkap mencakup putusan pengadilan. Penyajian informasi yang menggunakan medium website dan sistem informasi perkara yang dikembangkan oleh Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat sendiri maupun yang dibuat oleh Mahkamah Agung yang dikenal dengan nama Sistem Informasi Penulusuran Perkara (SIPP) atau Case Traking System (CTS). Keterbukaan informasi pengadilan ini bertujuan untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas publik lembaga peradilan. Untuk mengatasi kendala-kendala dalam melaksanakan tugas dan menunjang peningkatan kinerja di Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat maka diperlukan : 1. Penambahan Sumber Daya Manusia yang ahli dan sesuai dengan formasi yang dibutuhkan. 2. Penambahan alokasi anggaran untuk belanja modal dalam upaya pemenuhan standarisasi kebutuhan sarana dan prasarana aparatur peradilan. Laporan Kinerja Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat tahun 2015 merupakan gambaran capaian kinerja yang akuntabel dan dapat dipertanggungjawabkan, sekaligus sebagai tolok ukur dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) melaksanakan amanah yang diberikan berdasarkan peraturan yang berlaku. Secara umum hasil capaian kinerja Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat tahun 2014 telah dapat memenuhi target sesuai rencana kinerja yang telah ditetapkan. B.
SARAN
Pengadilan Negeri/Niaga/HAM/TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat
70
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2015
Untuk lebih mengoptimalkan kinerja dari Pengadilan Negeri/ Niaga/ HAM/ TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat dibutuhkan peningkatan sarana dan prasarana dalam menunjang Visi dan Misinya. Serta penambahan pegawai untuk mengisi formasi tenaga staf, dikarenakan telah banyak staf yang telah di romosikan sebagai Panitera Pengganti dan Juru Sita ke Pengadilan Negeri lain, dan
mengadakan
pelatihan-pelatihan
yang
dapat
membantu
didalam
pengelolaan administrasi perkantoran modern
Pengadilan Negeri/Niaga/HAM/TPKOR dan Hubungan Industrial Jakarta Pusat
71