q 147
TOLERANSi
N
jMABI MUHAMMAD dan
Sahabat
- Sahabatnja
Oleh H
A B O E B A K A R ATJEH
Diterbitkan cleh JAJASAN P E N G E T A t U A N ISLAM Djakarta. 1966
TOLERANSI
NABI MUHAMMAD dan Sahabat - Sahabatnja
** *
H
AROFBAKAR
ATJEH
Üiterbitkan pleh JAJASAN P E N G E T A H U A N ISLAM Djakarta. 1966
PENDAHULUAN Bapak Muljadi Djojomartono, jang dalam tahiui 1959 Menteri Intj Kabinet Kerdja, menjatakan tertarik kepada pidato saja mengenai toleransi dalam Islam, jang pernah saja utjapkan dalam salah satu Konperensi Alim-Ulama di Solo pada raasa revolusi, dan oleh karma itu memerintahkan saja menulis nraian itu se kali lag!. Saja sanggupkan melaksanakannja. Tetapi tertekun sedjenak! Tertekun karena tugas jang stikar dan berat itu hendak dibitjarakan dalam beberapa halaman terbatas, untuk dïhadapkan kepada nmuni sebagai kupasan perkenalan. Kutjari bahan~nja tak ada jang terkumpul, terserak disana-sini. Mernang banjak kitab-kitab tentang Nabi Muhaminad ditulis orang, bahkan jang terbanjak dituljw orang ialah tentang Nabi Muhammad dalam bermatjam bahasa, terutama dalam bahasa Arab jang merupakan bahan pokok. Tetapi chusus mengenai toleransinjii belum ada ! Banjak, memang banjak dibuat orang peiiindjauan. Thabari; »«salnja melihat dari sudut sedjarah, Tarmizi dari mém aclilak u mum, Mawardi dan Halabi dari sudut mu'djizat dan keaneban, Ibn Hisjam dari sudut kesusasteraan, bahkan ada jang menekankan kepada adjaran tauhid atau menjesuaikan kupasannja dengan suasana sekarang, seperti jang dilakukan oleh Abdul Wahab Narijd! dan Rasjid Ridha, oleh Djadil Maula dan Haikal. Tetapi chusus mengenai toleransi tak ada. Ada Muhammad al-Ghazali menulis tentang toleransi dan chauvinisme dalam Islam, tetapi kupasannja itu terutama ditudjukaii kepada mendjawab seranijan-serangan Ha rat Kerkten terhadup persoalan, jang bahkan lebih merupakan pertukaran pikiran dari pada pemberlan gambaran jang objektif. Beberapa pengarangi seperti Bushiri, Barzandji dan Nabhan, membcrikan gambaran achlak Nabi setjara tenang, tetapi pudjian dan sandjungannja Itu neg itu rups berlebih-lebihan, sehingga bukan membantu mengangkat, tetapi turnt merendahkar Nabi Muhammad dalam mats dunja kaurn terp*" ladjar. Kitab-kitab, jang ditulis oleh pengarang-pengarang Barat sedjai. dari Nöldeke, Goldzihir sampai kepada Muir dan Bosworth Smith, disamping memberikan gambaran karakter, tetapi djtiga berisi edjekan terhadap Nabi Muhammad. Bodley dan Leoplod Weiss, jang kedua-riuanja telsth mendjadi Muslttn. hanja menguipas salah
II
salu persoalan sadja dari pada peri kehidupan Nabi atau memher: djawaban atas serangan-serangan penulis Keristen Barat jg fanatik Dengan kalimat-kalimat jang ringkas Prof. Dr. G. F . Pljpei menggambarkan kemadjuan ini sebagai berikut : Seabad jang lalu ahli ff Usaf at Inggeris, John Stuart Mlll, menga takan, bahwa hendaklah seringkall diperingatkan kepada manusla bahwa ada seorang jang pernah hidup dltengah-tengahnja bernams Socrates. Setengah abad sesudah itu seorang ahli pengetahuar bangsa Djerman, Adolf von Harnack, mengakui kebenaran dari utjapan MUI tersebut, dengan menambahkan, bahwa leblh pendng lagi utk. setiap kal} memperingatkan kepada manusia, bhw. pernal hidup diiengah'2 mereka seorang jang bernama Jesus Christus. Kito hidup llma puluh tahun sesudah itu, dan ahli sedjarah Inggeris Arnold Toynbee, menjebut sebagat orang-orang besar jang telal berbuat baik kepada manusJa, djsamping Jesus Christus dan Soera tes, djuga Muhammad, pendiri dari agama Islam. Muhammad adalah seorang jang terbesar jang telah berbuat baik kepada umat manusla Setelah berabad-abad lamanja barulah seorang penulis terkemuka diduiüa Barat Kristen sampai kepada pengakuan tersebut. Dalam abad pertengahan orang-orang Eropah memandang Muhammad se bagai orang jang tak beradab, atau sebagai seorang penipu, sebagai seorang jang hendak memetjah belahkan Geredja Kristen, atau sebagai Nabi palsu, bagaimanapun djuga sebagai orang djahal penuh dengan dosa. Dalam zaman baru, setelah perhatian di Eropah kepada penun tutan ilmu-ilmu Arab mendjadi besar, pendapat orang di Eropah masih belum berubah. Dalam abad ketudjuh belas Muhammad bagl orang-orang Katholik ataupun bukan Katholik masih merupakan nabi palsu dan seorang penipu, dan musuh besar dari agama Keriten. Pada achir abad tersebut Pierre Bayle masih menamakan Muhammad seorang nabi palsu dan penipu. Baru dalam abad kede lapan belas datang perobahan, dipengaruhi oleh dua aliran paham baru, jaitu Pembaharuan dan Romantik, menimbulkan pandangan baru terhadap Muhammad dan adjarannja, agama Islam. Banjak petundjuk* jang dikemukakan oleh agama Islam dihargai oleh Voltaire, dan Qur'an dikaguminja. Goethe pun pada suatu waktu tertarik sekali akan kepribadian Muhammad dan setelah landjut umurnja ia menerangkan dengan tegas, bahwa ia tak pernah dapat memandang Muhammad sebagai seorang penipu. Dalam bukunja Decline and Fall of the Roman Empire ahli sedjarah Edward Gibbon menjediakan beberapa halaman guna memudji dan mempertahankan djasa-djasa Muhammad dan adjarannja. Meskipun demikian, baru dalam abad kesembilan belas ttmu pengetahuan ketimuran, Oriëntalistiek, memberikan gambaran jang
lil
bersifat historis dan kritis dari pada itribadi Muhamimad, dan menempatkan Islam dalam sedjarah agama-agama jang sedang tumbuh. Sekarang datang pula seorang jang hidup sezaman dengan kita, Toynbee, jang menjebutkan Muhammad sebagai pentjinta manusla. Ia melüiat dalam agama jang disiarkan oleh Muhammad, bahwa ada dua azas jang sangat dihargai olehnja, jaitu kesatu sifat toleransi jang tinggi jang mendjadi tjirl dari agama Islam diwaktu jang silam, dan jang termasuk adjaran pokok dari pada agama itu, dan kedua ketiadaan sifat ta'assub bangsa dari pada pemeluk-pemeluk agama Islam itu. Toynbee mengatakan selandjutnja bahwa agama jang seperti Itu berhak mempunjai tugas untuk mendjalankan inissi batinnja jang besar pada waktu ini, karena muugkin sekali djiwa Islam akan mendjadi sumbangan dalam melaksanakan toleransi dan perdamaian diantara bangsa-bangsa didunia imi, dimana sekarang ta'assub tjinta bangsa semakin lama semakin tumbuh dengan suburnja. Demikian Prof. Dr. G. F. Pijper tentang pengarang-pengarang Barat mengenai Muhammad. Memang tidak banjak jang djudjur. Seorang diantara jang djudjur, jaitu Thomas Carlyle, jang inerterangkan : Pendapat kita (Barat) tentang Muhammad, bahwa ia aeorang penipu, pembohong jang berpembawaan, dam agamanja ttdak lain dari pada dusta dan pengabuan mata, tak dapat lagi diterima dengan sesungguhnja. Berita-berita bohong jang disiarkan orang tentang pribadi orang ini, tidak lain darii pada memberi malu kita semuanja. >^pp Baik dengan toleransinja jang murni, maupun dengan pergaulannja jang luas, jang tak mengmal batas negara, bangsa dan warna kuift Nabi membawa iimat manusia jang sudah kena kerandjingan setan, sebagai jang diutjapkan oleh Presiden Soekarno, kepada keadaan jang normal kembali, keadaan jang penuh dengan suasana harga-menghargai dan damal. Maka saja laksanakanlah tugas itu dengan mengumpulkan dari sana sini bahan-bahan untuk uralan jang sangat sederhana dan terbatas, diperbuat dengan tergesa-gesa i n i untuk memperlihatkan kepada umum, bahwa Islam selalu bersikap mengulur tangan kepada siapapun djuga, selalu bersikap maaf-memaafkan dan harga-menghargai terhadap segala golongan dan aliran, dalam pengertian jang tertentu. Nabi Muhammad telah memperlihatkan teladan jang utama padanja, dan Chalifah-Chalifahpun telah memberikan siasat dan kebidjaksanaan, jang sampai sekarang tertulis dengan megahnja dalam kitab sedjarah Islam, mengenai kebebasan pergaulan dan kebebasan berkejakinan untuk keselamatan Islam dan umatnja. Pembahaglan bahan pembitjaraan dalam risalah ini saja sesualkan dengan sebuah tjeritera dari Aisjah, Lsteri Nabi, bahwa Nabi Muhammad membabagikan waktu seharl dalam liga babaglan, w;
3
IV
bahagian, unluk kebahagian keluarga, Sebahagian untuk ibadat dan sebahagian untuk menghadapi manusia atau niasjarakat. Maka dalam melakukan pekerdjaannja sehari-hari itu, kelihatanlah toleransinja, jang scbahagiannja saja tjatat mendjadi isi risalah ini. Masih adanja tertjantum fasal-fasal mengenai kemerdekaan beragama dan beribadat dalam U.U.D. 1945, kita umat Islam merasa bersjukur kepada Tuhan, jg telah memberi kita kesempatan untuk berdjlhad selandjutnja guna agama, nusa dan bangsa kita jang kita tjintal bersama. „Barang siapa jang berdjihad diatas djalannia, Allah akan menundjukkan tjara penempuhan djalannja itu", demikian bunji sebuah firman sutji dalam Al-Qur'an. Kemudian dalam usaha menerbitkan kitab ini saja tidak dapat melupakan mengutjapkan sepatah kata terïma kasih atas bantuan Departemen Sosial, baik terhadap perhatian Pak Muljadi Djojomartono, maupun terhadap sokongan Jajasan Dana Bantuan, begitu djuga atas bantuan Sdr. E. A. Djazuli dan Toko Buku „Salim Nabhan", jang telah berichtiar mentjetak dan mengoreksinja. Mudah-mudahan semua ini mendjadi amal jang baik, jang sesuai dengan apa jang diniatkan oleh penjusunnja. Demikianlah kata pendahuluan saja untuk tjetakan pertama dalam tahun 1959. Beberapa tahuh tjetakan pertama ini sudah habis, dan masjarakat Islam ingin membatjanja, serta banjak mengirim surat kepada saja dan meminta agar kitab ini ditjetak kembali. Beberapa buah surat jang saja kirimkan kepada penerbitnja semula untuk meminta mengulangi mentjetak kembali risalah ini, tidak mendapat djawaban. Achirnja dalam bulan September 1965 tcrdjadilah pemberontakan jang terkenal dengan nama "Gestapu-PKI", jang latar belakangnja diantara lain-lain atheïsme, kejakinan tidak mengakui adanja Tuhan dan dengan demikian menentang Pantjasila jang mendjadi filsafat negara kita. Barulah orang sadar akan bahaja Communisme-Marxisme-Leninisme jang tidak bertuhan itu, lalu mengadakan pengadjian dan tjeramah dimana-mana, bahkan mengirimkan muballigh sampai ke Djawa Tengah dan Djawa Timur. Saja teringat, alangkah baiknja djika penerangan-penerangan jang' disiarkan dengan lisan ini disusul dengan risalah-risalah pendek dan populer mengenai Islam. Saja pilih kitab "Toleransi Nabi Muhammad a.a.w." untuk maksud itu sebagai perkenalan pertama dengan Islam. Lalu lahlrlah tjetakan jang kedua ini, diterbitkan oleh Jajasan Pengetahnan Islam dan disjarkan dengan gratis untuk muballigh-muballigh dan pemuda-pemuda Islam kita jang merasa ditugaskan untuk membasmi atheisme jang sangat berbahaja bagi bangsa dan tanab air kita dan bagi prikemanusiaan umum.
V Dalam mentjapai usaha ini Jajasan Pengetahuan Mam nienguijapkan banjak terima kasih kepada semua mercka jang" telah menjumbangkaii piktran dan bantuannja, terutama Bapak Amir Mahmud, Panglima Kodam V Djaja, Bapak M. Basjim}, Kepala Pusroh A.D., bagian Islam, Bapak H. Sugandhie SAB, Bapak Kosasih, Bekas Menteri Hadi Tliajeb, Kol. Abdullah, C V . Alida, K.P.B.D. dll., baik jang sudali menjumbang maupun jang telah bersiisah pajah dalam penerbitan kitab ïnt. Mudah-mudahan amal mereka akan diterima Tuhan dan bermanfaal untuk agama, nulsa dan bangsa.
Djakarta,
10 JVopember 1959. u September l96fi.
Wassalam, H. ABOEBAKAK ATJE11
H. ABOEBAKAR A T J E H
TOLERANSI NABI MUHAMMAD D A N SAHABAT-SAHABATNJA
L KELUABGA. 1. Rumah Tang Ra Siti Alsjah mentjeriterakan, 'bahwa Rasailullah membahagifcar. waktunja dalam sehari scmalam atas tiga bahagian, sebagian untuk aimal ibadat, sebahagian untuk uienjelenggarakani kependngam keluarganja dan sebahagian lagi untuk masjarakat, untuk kepentingan umum, termasuk pekerdjaan pemerintahan dan pekerdjaan •osial. Kita ketahui bahwa isterinja jang pertama ialah Ohadidjah seorang djanda kaja di Mekah, jang kemudian, kawin dengan Nabi karena tertarik kepada kemuliaan sifat dan achlafcnja, ketjerdasan Oja, dan kedudukannja dalam golongan Quraisj. Terutama jang meniairik Ohadidjah i*u Mah kedjudjiurain dainfcebeoroairaindaten •egala perfbuatam dan perkataam Nabi. Selama ia kawin dengan Ohadidjah, Rasoiiliultoh Ihanja foeiribiirii seorang sadja. Dari perkawinan ini lahir bèberapa orang anak. Chadiidjah merupakan isteri satu-satunja jamg sefc'a, jang membantu perdjuangantija lah r dan baitin. Diikorbankannija segali harta bendanja untuk berbuat baik menurut adjaran Muihammad. dibelanja kehormatan suaminja dari penghinaan, janig dilantjankan oleh bangsa wankbangsawan dan hamtawami Quralsj. Chadrfdjah termasuk orang Islam jang pertama, jang mulamula memhenarkan kenabian Muhamimad. Tatkaia Nabi merasa ket.akutan menerima tugas Tuhan jang dsampaikan kepadanja berupa wanju, Chadidjahlah jang pertama menenteramkam hati Nabi Muharnrniad. Ia berkata kepada Nalbs: „BengemihiiraJiaJh, had anak pamanku. Tetapkanlah hatimu, demi Allah jang meaientukan djiwa Ohadidjah,, engkau ini foenar-benar akan mendjad ' Nabi bagi urnimat kita. Allah tidak akan mengetjewakam engkau. Bvkanjkath engkau selalu berusaha imerapatkam persaudaraani ? Bukanikah engkau senantiasa berkata benar? Bulkankaji engkau senantlasa mewolong anak jafe'm, memuliakan taimu, dan mengu lurfcan tanga» kepada setiap orang jang dit'anpè malang dan sengsara ?" Oleh karena itu tjinta Nabi kepada Ohadidjah fdak terbatan. Nalbl pernah berkata: „Wan'ta jang utama dan jang pertama masuk sorga lalah Ohadidjah brnti Chuwailid, Fathimah b'nt'. Muhammad, Marjam anak Imran, Asijah binti Muzahfm dam. isteri :
;
1
3
Puirjian 'toepada isterinja i n i tidak pernah discmbunjikati, bahkan ia terlalu banjak miemud j i Chadidicih, samoai menrm'bulkan t j e m i b u T U Afsjah, isterinja jang tenmida. Aisj;ah p e r n a h mentjeriterakan, bahwa i a p a d a suatu k a l i , tatkaia mendengar Rasuiullah memudji-mudji Chadidjr.b, jang sudath meninggal, tenfcang kebaikan buóV. pekertfnja, berkata bchws perempuan tua itu sudah mati dan tidak u s a h disebut-sebut lagi, aan ia telah diganri oleh Ti; har* dengan seorang gadis, jaitu d i r n j a aendiri. Mendengar i t u tim'bullah amaraih Rasuiullsh s a m p a ' scram tohi roroamjia, d a n ia iberkajta: ,,Tidak Afejch! Tuhain- beluim parn a h mengigantikan isteriku itu dengan s é ö r a n g watóta jang leb'h baik, karoma dJia te.iah pertjaja fcepadafeu tgdfcaCa orang Toto mssito d a l a m bimbaaig ke'mgkairan, dia. telah menrb en afkan dakw, t a t k a i a orang l a i n mendustad daku, dia t e l a h mengorfoar.foan harta bendan j a , ta'.kala orang lain memaihan kenrurahannia terhadapiku, dan dia telah m^lahirkan unrukku b e b e r a p a oran.g anrik, t a t k a i a o r a n g lain menghara-mlkan auiaknja kepadatou." A i s j a h menutvp tjeriteranja, bahwa Sa sedjak itu t'dak berani lagi meirigieiluTcrfean kata-katia jang d t p s t mengeit jlilfcan belbesarafi Ohadidjah. N a b i mempunjad isteri beberapa orang, tetapi hampir' semuanja d'ia'ndadianda jang d kawiro n-ia untuk memghifcurkan kedukaanrja. K i t a scfautkan tm-'sailnia Hafsah ana'k Umar, <sai'ah senran<> sahabatnja j a r g terdckat kep adanja. Hafarh adalah bckas isteri fhn Huzaifah, jang d i k i r i m N a b i nteaghadap K i s r a . Sesudah Iakinja 'tu menirggal. pernah a i r h n i a . U m a r ' b n Chattab, mer.awarkan anaiknja itu kepada A b u Bakar, tetrpi tfdak merdrpat perhat'an. K e m u d i a n dRawafkannja kepada Usanan ï » n Affan, tatkaia Usman kcinEitrain, ricwiiiirjtjia jang bernama Ruqajjislh, d^nga itüfcSc m'ïmdsrreit samhuitao. L a l u ' U m a r mentjer'terakan k é k e t j e w a a n n i a fceoada N a b i dengan rasa kesedi'han. N a b i b e r k a t a : ..Usmam akan ks-w'n deagian wamta jang leb'h back dari pada Hafs?:h, dan Hafsah akan kawin d e r g a n lekfelflki jan? k b ' h baik dari pada lisman-;*' LaJ-i l i s m a n dlfcawi'-kan, drogan anak Nab*, dan, i a send'i-'' kaw'n den«»»> H ' i F a i h . sébAngga dengatn. dam. kiar>i keketjewaan jang «(kan me•iim.bnlk.in kr-etakan perasaan dalam kaiangan sahabat ifcupun :
-
:
f
:,
p "l(?s.Rfi,,..
Pprkawiinan Nabr dengan Zainsib b'rtö Obuzaranoih, m-n-rn^n/rn "'f'-an jarv» hanrp-V rem». Z a i r a b bint C h u s r ó m a h ada'ah 'S*arï AhdK'"a i bin. Djrfifii, j a r g trnbvir.uh drtVoi ryv-mm?.*n' Uhi*d. ren-'tiT7an jang ketiewa -ini di'amWl mendjadi isteri Naibi.'. rites' 'rejp hwja. vrtvk heberapa bulan, karana •kemudian ia menius :! lak:i»ia mevrJiwl d i T f ê a . 1
,
Vn
1
S?rju tjottoh Wgi sdal-ih misn-genai Shafiiah binti H u i s j . T +krh H u i a i tiin Acfrt*h. p a n n i ^ p é o besar Jahrjidli, é e c g m foMatoja Ban: Qtsraizah dan Ban" Nazir d'fcalabkan tentara Islaim. wanita4
ini tertawan, dam. menurut hukum peramg ketika itu mendjadi rampasan salah seorang pradjurit biasa. Tetapd tatkaia diketahui kedudukan jang tinggi dari wanita ini dalam pandangan kaumnja, sukarlah ia didjadikan bamba bagi seorang pradjurit biasa, jang berarti keketjewaan, besar bagi rakjat kedua kabilah Jabudji itu. Shahabatnja membawa wanita itu kehadapan. Nabi dan berkata : „Hai Rasurullaih ! Shafijah ini adalab ibu dari segenap fcabilah Bani Quraizah dan Ban» Nazir. Oleh karena itu ia hanja patut kembali kepadamu." Usul ini diterima oleh Nabi, karena inelihat kedudukannja jang tinggi itu, lalu ia dimerdekakan. Sesudah ia dengan kemauan sendiri memeluk agama Islam, ia diambil: oleh Nabi mendjadi isterinja. Pendapat umuni menganggap bahwa fcedjadian itu merupakan kehormatan jang penuh bagi kedua kafcilah Jahudi tersebut. Shafijah mendjadi seorang isteri Nabi jang sangat setia, jang berbahagia dapat merawat Nabi beberapa hari sebelum wafatnja. Dari mulutnja pennah keluar kata-kata: „Wahai Nabi Allah, tak sampai hatiku melihat engkau menderita sakit. Alangkah berbahagia aku, dj;!ka penanggungan jang engkau rasakan itu dapat kupmdahkan pada diriku. !" Satu perkawinan Rasulullah jang sangat direpotkan oleh pengarang' Barat, ielah memgenafi Zainab binti Djabsj. Zainab ini anak paman Nabi, salah seorang pem.uka Quraisj jang ternama, dan salah seorang anak perempuan jang mula-mula masuk Islam. Ia adalah seorang gadis jang tjantik dam terpeladjar. Nama jang pertama Birrah, kemudian Nabi memberlkan dia nama Zainab pada waktu ia dikawinkan dengan Zaid bm Harisah, seorang butiak Nabi jang sudah d merdekakan. Pada mula pertama perkawinan ini sangat menggemparkan karena belum pertrah kedjadi'an dalam sedjarah Arab seorang perempuan bangsawan Quraisj dikawini »leh seorang bekas budak belian, dan perkawinan ini dibolehkan menwrut adjaran, Islam. Pada waktu itu belum ada perhatian kepada kufu, persamaan tingkat dan pendapat antara laki isteri. Tetapi kemudian tereea, bahwa sesuatu perkawinan t'daklah hanja berarti nergaulan antara suami isteri. djuga pergaulan antara mereka dan masiarakat sekitarnja. Wanita-wanita Quraisi memjemoohkan Zainab, karena katania, bahwa sebagai hasil ia masnk Islam ia mendapat seorang laki bekas budak belian jang h:tam dan buruk rupanja. Keadaan ini mendjadi buah pembiijaraan ramai, jang aehirnja menim'bulkan s'Iang sengketa antara Zaid dan Zainab. Pertjektjokan rumah tangga ini terdengar oleh Nabi. dam oleh karena Zaid salah seorang sekretarisnja, jang menurut pemdapatnja pertjektjokan itu akan mempengaruhi pekerdjaannja seharihari. maka Nabi iragin menjelesailkan soal ini. Ia perg; secran? diri kerumah Zaid. Zaid tidak ada dirumah. Sesudah beberapa kali ;
5
ia mengetok pintu, keluarlah Zainab dengan. badan jang agak lerbuka. Meslkipun Nabi melihat kepadanja, :a t:dak djadi. niat.uk, lalu kembali. c: :d cdatarl nsjtihsi.Wb BI rishsto Sepulang Zaid, Zainab mentjeriterakan kedatangan Nabi kepada lakinja dan mungkin menambah, bahwa Nabi pernah melihatnja dengain penglihatan penuh perhatian. Entah alasan ini dikem.ukakanj untuk membela diri dari pada serangan-serangan suaminja, entah memang menurut instink perempuan ia melihat pada mata Nabi kesajangan terhadap dirinja, achirnja Zaid mengambü keputusan bahwa, djika Nabi tjinta kepada perempuan itu, maka 'a harus memperkemankan dengan mentjeraiikaninja. Sesudah bertjerai keadaan lebih sukar, tetangga-tetangga Zainab mempertjakapkan terus-menurus tentang djaoda bekas budak dari muiuit kemulut. Maka unituk mentjegab djangan sampad Zainab meninggalkam Islam karena keketjewaan rumah tanigga jang maha besar itu, berbalik mendjadi musuh agamanja, Nabi memberikan kedudukan kepadanja jang lebih tjünggi dan mulia, dengan miengawanaodnje, karena pada waktu itu tak adalah jang mulia dan agung lebih dari pada Nabi Muhammad. Bahwa Nabi Muhammad merampas isteri anak angkatoja, sebagai jang banjak disiarkan oleh pengarang Barat, adalah tidak benar, temjata dari tjeritera diatas ini jang pernah dibitjarakan djuga oleh Bodley dalam kitabnja „Mohammed, the Massanger"'. Demikianlah diantara alasan-alasan perkawinan Nabi itu, terbanjak oleh karena hendak menghilangkan keketjewaan atau hendak memperkokoh ikatan persahabatan, untuk kepentingan daa keselamatan Islam. Begitu djuga tidak benar, bahwa perkawinan Nabi dengan beberapa perempuan itu banja disebabkan oleh hawa nafsu belaka. Dan ini diakui oleh pengarang Inggerds jang terkenal, Thomas Carlyle, dim. bukunja "On Hero and Hero's worship", bahwa orang Eropah sangatlah tersesat untuk menamakam Muhammad ini seorang jang hondak meiepaskan sjahwat dan hawa nafsu belaka. Dengan tidak memperhatikan alasan-alsan siasah dan- agama, t-iap orang jang djudjurpun telah dapat melihat kemadjuan jang dibawa Nabi untuk membatasi djumlah isteri dalam zamannja, dikala adat Arab tidak tahu perbatasan itu. Djumlah isterinja djauh lebdh. kurang dari djumlah isteri Nabi Sulaeman, jang berbilang tiga tairus orang banjaknja ditambah dengan tiga raitus orang gundifc pufla, atau dengan djumlah isteri Nabi Dawud jang tidak kurang dari sembilan puluh sembilan orang. Memamg dalam pemban-gunan rumah tangga dan menjedikitkan djumlah isteri atau bermewah-mewah dengan wanita, Nabi Muhammad diakui telah berdjasa mengadakan eematjam revolusi. 6
K i t a *udab sebutkaui alasamratesan jang. mendorong N a b i memeiih a r » ipieremp'UanHperempuan itu, terutama disebabkan fcejakiman, dan dalam pada i t u untuk meimperkenankani pergaulannija dengan' mereka setjara jang didzinlkan otóh agama. Maksud i n i djelas sekali kelibatan dalam perkawinainmja dengan Ramlah anak A b u Suf jan, pemimpin besar Quraisj dan musuh Islam jang sangat keras. Bagaimaina dapat k i t a katakan bahwa perkawinan, i n i ditimbulkan oleh hawa nafsu. Ramlah adalah termasuk orang jaag miulamula maraeluk Islam d i Mekah. Ia mengifcuti lakinja ke Habsjah sebagai anggota rombongan portam ai Tatkaia lakinja disana menukarkan agamanja dengan agama Nasrani, dam Ja ingin tetap memeluk agama Islam, imaka sesudah i a minta ditjeraikan, l a l u kawtiui dengan Rasulullah diluar negeri itu, dengan Usman toin Affam sebagai waliinja. Bahkan Rasulullah sudah b e r h a s i ï menetapkao bagi pengikutpangikutnja pembatasarl isteri kepada empat orang. Ini adalah suatu kemenangan dalam perdjuanganmija jang gilang gemilang disekitar zaman biadab itu. Dengan adjarannja ia memerintahkan kepada pengikutnpeagikutnja mempergauli isteri d a n anfik-anaknja dengan baik, dengan Iemah lembut, dan menetapkam hukunt, bahwa seseoranig amak perempuan tidak boleh dibunuh dengan semema-tmena, bahkan tidak boleh dikawinkam oleh orang tuaroja, djika tidak dengan seizinnja se,nd> ri, dan ia menetapkan tjara pembahagi'aii pusaka buat wanita, mentjegab k a w i n dengan perempuani bekas isteri ajahnja, dan mentjegab. kawin sewaan (mut'ah) sesudah perang Ohaibar, mentjegah zina dan liwath, jang bertjabul ketifca itu. Pembatasan kawin sampai djumlah empat orang, diisjaratkan lagi olehnja dengan, beberapa sjarat. Bagi orang jang tidak dapat berlaku adil hanja diperkenankan seorang isteri sadja Demikian terdjadl dengan Ghailan b i n Salmab, tatkaia ia masuk Islam, terdapat, bahwa ia masih m e m p u n j a ï sepuluh orang isteri. Rasulullah berkata kepadania : ..Pegang empat orang, tjeraikan jang l a i n " . Seorang sababat lain datang kepadaja dan berkata, bahwa i a kaw i n dengan dua orang wanita kakak beradik. Rasuitollah berkata kepadanja : „ P i l * salah seorang d a r i padamja mendjadi üsterimu. dan tjeraikan jang l a i n . " :
2. Hidup seharl-hari. Rasulullah adalah seorang jang tjinta dan setia kepa,da anak isterinja seorang bapa jang selalu melinduingi anak' isterinja dalam kehldupan seharMiari. Ia mentjintai mereka dengan] tidak membedaHbedakannja. Ia tidak sadja membagi giliram harinja dengan adil, tetapi djuga memberi nafkahnja dengari t j ü k u p : Ia'mengadj ar mereka hidup sedèrhana' dari m e m p u n j a ï hubu'ngan. baiK" dengan 7
tetuflB* ém
mmiwnk*t Ia tolaraaü taitadap isteti-isterimja.
Dan oleh karen* itu selalu terdapat suasaina damai dalam ruman tanggga, sesuai denfian achlak Nabi jang lemah lemfout. Bahwa Nabi sangat mentjintai anak-anaknja ternjaU dari pada tjaritera dibawah ini. Tiap kali Fathimah detang kepadanja, ia berfeangkit dari dudutaja dan mentjiuminja. kemudian dSdtudukkannja pada tempat diadukmja seadiri. Meskipun demikian, Fathimah üdak meadjaai mandja dan sombong karenanja. Sebagainiana ajahnja, lapun hidup sederhama dan miskin, penuh kesutjian dan, kemurmau. Riwajat-riwajat memtjehterakan, bahwa Fathimah selalu mengeluh teotaing kemiskinannja, selalu keli-hatan tangannja bengkak bekas m-enimiba air, mengangkut barang jang berat atau mengerdjaKan pekerdjaan rumah tangga. Sekali peristiwa ia pernah minta kepada Nabi untuk memberikan dia seorang dari pada tawanan jang banjak itu, guna membaratunja dalam uruean rumah tangganja, Tetapi Nabi menolak permintaan itu. Ditjeriterakan pula, bahwa Nabi atjap kali meaiperkigatkan Sajidina AU, suami Fathimah itu, agar djangan -bermewah-mewah dirumahnja dengan makanan jang sedap-sedap, sedang orang-orang miskin jang hidup diasrama Suffah selalu menderita kekurangan makan. Pada suatu bari Nabi masuk kerumah Fathimah. Didapatmja anaknja itu sedang memperlihatkan sebuah gelang emas. jang dibelikan lakinja, kepada seorang wanita tetangganja, sambil berkata: „Gelang ini dibelikan untukku oleh suamiku. Abu Hasan' Rasulullah melihat hal itu dan mendengarnja. Ia tidak djadi duduk, sedang air mukanja berubah. Ia berkata kepada Fathimah : „Adatoah engkau akan gembira. manakala orang banjak mengatakan kepadam i. bahwa Fathimah anak Nabi. memakai gelang ditangannja, jang terbuat dari pada api Neraka ?" Lalu Rasulullah meninggalkan rumah. Fathimah. Fathimah terkedjut melihat sikap Nabi jang demikian itu. Dengan segera dibukanja gelangnja dan disuruh djualnja. Kemudian dengan harga gelang itu dibelikan seorang budak lalu dimarde'kakannja. Tatkaia kabar itu sampad kepada Nabi. ia kembali menemui Fathimah dengan muka jang berseri-seri sambil berkata : „Aku mengutjap sjukur kepada AlUh. jang telah mele paskan Fathimah anakku darï pada api neraka." Nabi adalah seorang jang sangat mulia hatinja. seorang pemimpin jang lengkap. Ia mengepalai rumah tangga, ia mengepalai urusar» rbadat. ia memerintah mengadakan peraturan-peratursn untuk keamanan negara, ia memimpim peperangan dan mengada ksn perundingan serta membuat perdjandjiatt-perdjandjiin damai.
Perawakam 'badainnja gagab, air mukanja manos dan- s&ngat meaarilk,tamtjarberbitjafra dan ahli dalam mengeluarkan pendapa:. Sukar ada orang besar seperti Nabi Muhammad. Ia membe*ulkan sepatumja, ia menamlbal badjunja, ia memeras susu kambing, ia turut menjapu membersihkan ruimahnja, membantu ahli rumatoja datern kesibukan. Ia -tidak segan berdjalan dengan pelajaninja dan tidak pernah menjakitkan haiti orang rumahmja. Anas raentjeriterakan, bahwa selama sepuluh tahun ia melaiami Rasulullah belum pernah ia mendengar Nabi mengeluh atau menegurnja. Tiap masuik kerumah ia memberi salam kepada isterinja, dan tidak ingin mengganggu djikalau isterinja itu sedang fcidur atau sedang sibuk. Sekali peristiwa tatkaia sudjud dalam semfoahjang, tjutjumja, Haisan, menunggangi pundaknja, jang kalau ia bangfcit kan terdjatuh. Oleh karena itu ia terus sudjud sekian lamanja, sehingga anak in" turun dari atas badannja, kemudian barulah Nabi berba-ngkit menjelesaikan sembahjangnja. Pernah pula ia, tatkaia sudjud dalam gelap, tertumbuk kepada kaki isterinja Aisjah jang sedang tidliir. Perlahan-lahan disingkirkannja kakinja itu sebentar, dan sasudah ia selesai diletakkan kembali pada tempatnja, sehingga dengan demikian tidak terganggu tidur isterinja itu. Bersalam-salaman dan tanja-menanjai hal ihwal orang lain, tcrutama keluarga dan tetangganja, sangatlah digemarinja. Memberi makan orang, memaikai bau-bauan, berdjabat tangan dengan siapapun djuga, menziarahi keluarga sahabat-sahabatnja, mengundjungi orang sakit dan turut mengantar djenazah kekubur, adalah pekerdjaan jang lazim baginja. Selandjutnja ditjeriterakan tentang sifatnja, bahwa ia tidak nc-rnah memukul isterinja atau pelajannja. atau amarah terhadap mereka itu, sebaliknja selalu memanggil teman-temannja dengan nama-nama jang baik. selalu bermusjawarat dengan sahabat-sahabatnja. meskipun ia sendiri lebih mengetahui duduk sesuatu perkara, tidak pernah mcimutuskan pembitjaraan orang lain, selalu terbuka pintu untuk memberi nasihat-nasihat dan pertimbangan kepada siapapun djuga. menjukai menjikat gigi dan memakai tjelak mata. selandjutnja tidak enggan makan bersama-sama pelajannja, miemibawa belandjaan sendiri dari pasar, dan lain lain sifat jang mer.undjukkan hdupnja ssmgat sederhana dan menundjukkan tidak ada perbcdaan sedikitpun diantara orang besar dan orang ketjól, tuan dan budak. orang kaja dan mis"-m. Dalam berwmah tamah Nabi suka bersenda gurau dengan segpla lapisan urnmat. Tetapi ia bergurau tidak pernah dengan l ata-kata jan? rendah nilanja. berkeleksr tidak dengan tjara jang menjakitkan hati. Tisp sewjuwinja memnunjai art', tiap kata-katar»ja mempunjai makna. Ia bergurau dengan isterinja. i i bergurau 3
9
dengan sahabatnja, ia bergurau dengan wami'ta, dan dengan anakanak. Pada suatu. kali N a b i meletakkan diatas,. paha ikananj tjutjunja, jaiitii Hasan anak A l i toim A b i Thalih, dani diatas paha k i r i n j a anak bekas budakmja, jaitu
anak Zaid
ten
Harisah. Dengan me-
lihat k e m u k a kedua anak itu, jang mendjadi periambang bangsawan dan budak, ia berdo'a: „O T u h a n k u ! T j ü i t a i l a h k e d u a anak ini, karena akupun mentjihtai keduanja." Memang gemar ia kepada anjak-anaik. Ia turut bermain dengan anak-anak dan burut bergembira bersaima mereka. Kepada seorang anak jang sedang k e m a t a n burungnja dan berduka tjita, ia berkata : „O, ipiamain tjilik, apa kerdja burung gelatik ?" Terutama terhadap anak jatim ia lekas terharu, dan ia selalu miMigaradjufkan, agar mereka djangan disia-a'Jkan. Katanja : „ S e baifchaifc twmah k a u m Muslimin, lialah r u m a h jang d i d a l a m n j a terdapat anaik jatim, jang dirawat dengan baik. Dan sedjahatdjatat iruimah 'kaum Musildirniiin iadah rumah jang didalamnja ^er.dapa* analk-anak jat im jang diisda-sdakan hidupmja. iSaja d a n petngasuh anak jattim ada dalam sorga. Mereka jang makan hairta anak jatsm akan dimasukkan kedalam neraka", demikian pesannja. ;
Pada suatu h a r i raja, ketika pulang sembahjang, ia bertemu dengan anak-anak jang sedang bergembira. Ia melihat seorang anlak jang menjisih dirinja duduk termenung dlitepi djalan, tidak tumut riairtg 'bersama anak-anak jang lain. L a l u ia bertanja : „ M e ngapa engkan tidak turut bergembira bersama-sama temammu itu?" Anak itu mendjawab: „ B a g a i m a n a saja akan dapat bergembira saja tfdak punja ibu bapa lagi, jang dapat membeKkan pakaian b a ™ uttfcufc saja ?" Rasulullah memegang tangan anak itu dan memibawa kerumahnja, sambil berkata : ..Tidakkah engkau girang, dr'ka engkau mempwnjai bapak M u h a m m a d R a s u l u l l a h ? " iSerrJbahjang hari raja biasamja dilakukan ddilapangan terbuka, musjlla, dan ia pergi kesana melalui sebuah djalan, serta kemba1'in-ja melalui djalan jang lain, agar dalam perdjalanan pagi hari raja itu sebanjak-banjaknja ia bertemu dengan orang-ora.nl untuk bersailam dan bermaaf-maafan. Ia kelihatamnja hampir pada tiap
pertemuan sahabat-sahabat-
nja, ia kelihatam bersama pemeluk-pemcluk agama lain, a keliha!
tan bersama radja-radja, bahkan dalam perdjalanan atjap kali
ia
berdijalan dibelakang sahabct-sahabrtr.ja samb.'l berkata : „ B i a r k a n aka berdjalan d ü b e l a k a n g . r . u
unt-ik
mer.jrrta: Maiadkat
Rahmat".
Ia berdjalan kaki. tetr.pi djuga i& menunggan^ kuda dan keledai, jang d;badiabkan Radja-Radja kepadanja,,.Ia d'imir.ta nrsihat
oleh
pembesarpembesar ternama. ,tetap, djuga ja. -pernah ditaban
oleh
djanda, j.ang miskin duduk sebentar djp.mggjf^ djalan untuk
men- -
dV^ark^,])fls0i^^^SÊF^f^^S^mifi
10
i t
.
, • »•
Pada suatu kafi "a berteelakar dengan seorang peretnpnain,tua. Katanja : „Perernpffl^p^rempuan tua tidak ,diperkfinankan...mas'uk sorga". Wanita WB lalu terkedjut, dan bertanjai dengan, sedifcnja, apakah ia memang "rid'ak mempunjai harapan masuk sorga. Nabi tersenjuim lalu mendjawab, sesuai dengan tjerdltera jang tersebut dalam Qur'an: ..Perempuan-perempuan tua itu memang tidak diperkenankan Tuhan masuk kedalam sorga, mereka ..itu,. lebih dahulu cüdjad'kan gadis kembali dan kemudian baru dipersdlabkam masuk kedalam sorga." Tetapi sebaliknja Rasulullah pernah menegur Aisjah, tatkaia ia pada suatu hari kedatangan seorang perempuan bertanjakan sesuatu. Pada waktu perempuan itu meninggalkan ruimaibnja, Aisjah berkata: ;,Alangkah pendeknja perempuan, i n i ! " Nabi negera mendjawab : „Had As>iah, itu adalah suatu edjekan". Kata Aisah pula: „Aku hanja berkata benar". Maka kata Rasulullah : „Oleh karena itu, maka perkataanmu itu merupakan ed'jekan. Kalaiu engkau tidak berkata benar, maka engkau telah termasuk orang jang foerdusèa.. jang lebih besar dosanjai." Pada suatu hari menurut tjeritera Darimi, ada seorang petrempuan Madinah jang-, diitinggalkah oleh suaminja jang pergi foerdar gang, diantarkan Siti-.Aisjah fcepadla .Nabi. Perempuan dito bertjerifritera : „Ja Rasulullah suami saja sedang bepergdan, ia. meninggalkan d aku sedang hamil.- Pada suatu malam aku hermdmpi. seakanakan melihat tiang ramabku patah dan anak jang kulahirkan, buta sebelah matanja". Djawab Nabft: „Baik sekali mimpimu-itu,: -Sma^ mimu akan pul ang • dengan selalma* dan engkau akan, melabkkan seorang anak jangvUerbudi", Setelah ia ibermsimpin lagi...maka ia da/tarfg pula hendak men an j aka n ta'bir.-mrmpinja kepada RaeiiMlah. Kebetulam Rasulullah, tidak ada dirumab.. Ia diaterima oleh Aisjah, jang setelah mendengar mimpd- perempuan itu, memeramgkan: „Djika benar mimpiimu itu. ia, berarti, bahwa, siuamimu akan mati dian engkau'. akan melahbkan seorang anak jang, sombong dan durha'ka-,",- Maka 'mendengar itu, perempuan teb. meniangislah tersedu-sedUi sehingga datang Rasulullah, dan m/emerikfa perkaranja, lalu berkata kepad'a Aisjah : „Wahad Aisjah, «mgknu terlalu. Apabila engkau memberiikan ta'bir mimpi bagi. seorang Muslim, maka hendaklah engkau ta'bi-tkan dengan jang baik-baiik sadja. Karena mimpi itu sosuad dengan tjara berfikirnja orang, jang mdmpi üfcu.'}.. efBrfwtÖ «s(ï ."isqsl r.-Jicdiris-v:.Nabi tidak pertjaia kepada mimpi dan ehurafat. tetapi ia,pertjaja kepada mimpi jang benar, ru'jat shr.clicp.h. ;
r
3. Harta dan kemiskinan. mH'Tl fcdA Banjak pengararcg-pengarang Barat menuduh, bahwa, • Nabi Mubamirnad jm adalah seorang penipu, seoising jang hanja gila £?
11,
harta wanita dan tahta seniata-mata, Bahwa pendapat as tidak benar sehari demi sehari telah tiim'bul pendapat jang baik clmkalangan bangsa Barat ini, laksana timbulnja minjak dari dalam air. °KUa sudah terangkan tentang perkawinannja. Kita akan terangkan, bahwa Nabi Muhammad dengan gerakan dan perdjuangannja sebenaroja tidak i n g n mendirikan suatu tahta keradjaan dimana ia turun temuru akan berkuaea sebagai seorang radja. Kita ing n menerangkan dasinii serba sedikit, sesuai dengan balaman kitab ini jang terbatae, bahv/a demi Allah Nabi Muhammad itu tidaklah termasuk orang jang gila harta. Hampiir semiua pengarang jang menulis sedjarah hidupnja mentjeriterakan, bagaimama kesukaran rumah tangganja sehaiihari. Bukan sadja tidak terdapat perabot-perabot rumah tangga jang mewah dan makanan jang enak-enak, tetapi alat rumah tangga jang perlu sehari-haripun djarang terdapat. dan djangankan makanan jang lezat, makanan jang biasa sehari-haripun belum tentu terdapat saban waktu makan. Bahwa ia tidur diatas sepcfcng tikair. sampai berbekas pada p'pinja, dan bahwa pebagai makanan jang terutama dirumahnja, jang dapat disadjikan isterinja. adalah roti kering jang terbuat dari tepung kasar dengan segelas a'ir minum. sebutir atau dua butir korma. adalah tjeritera jang banjak diiiketahui orang. Begitupun bahwa dirumaihnja tidak terdapat medja makan, sehingga ahli rumahnja tempaksa menghadapi hidangan makan dengan duduk diatas tanah. im'pun tjeritera jang banjak dapat dibatja dalam kitab-kitab sedjarah. Buchari mentjeriterakan, bahwa Aisjah mengeluh kepada keponakannja Urwah dengan katanja: ..Lihatlah Urwah. kadangkadang berhari-hari dapurku tidak meniala dan aku djadi bmgung olehnja". Urwah bertanja : ,.Apakah jang mendjadi makananm.u se-hari ?" Djawab Aisjah: ..Paling untung jang mendjadi pokok itu korma dan air. ketiuali di ka ada teiangga-tetangga Aiiehar mengantarkan sesuatu kepada "Rasulullah. maka dapatlah kami merasakan seteguk susu" Basulullah menegaskan : „Kami adalah golongan jang t.dak ma'.sn keijuaü kalau lapar. dan djika kami makan tidaklah sampai keker.jangan." Pada suatu hari ia '--omar kemesdj'd. Ia bertemu dengan Abu Baker dan Umar. Ia V ^ g n j a apakah jang menjebabkan kedua mereka ini keluar kemes. Kedtiania mendjawab: „Untuk menghiburkan lapar". Dan berkata : ..Akupun keluar untuk mengbiburkan laparku." Maka katanja pula: „Marilah kita pcigi kerumah Abiil Haisarn, barangkali ada apa-apa d sana jang boleh dim akan". Abul Hisem. sa.ngatlah gemb'ranja dgn. kedatangan tiga orang besar itu kerumabnia. Lalu diperintahkannja memperbuat roti gamdum jang enak dan memcvtong seekcr kambing. serta menje;
a
;
;
12
diauaa beberapa geias- air dlngfo. S t i e i a i v i r i i f c a a r i Hui O^&iü & : a orang d'an ketjga mereka i t u saatap dengan emjaiknja', maka Rasulullah b e r k a t a : „Tak ada. jang l e b h d a r i ini nikmat Tuhan". R a s u l u l k h Eitjap k a l i berpuasa sumnat, jang harangkaili maksudnja, 'swpaja waktu lapair itu tidak ters'a-sda diluar amal. Setelah beriibadat d i Mesdjid beberaipa waktu, ia porlang kerumaihmja dan bertanja: „Hat Aisjaih, aptkah ada. sesuaitu untuik d'mrfcan ?" Tatkaia A i s j a h mendjriwab tidsk ada, ia kembali k g i kemesdjid dan mengha'biskan waktunja dengan sembathjang sumnat. Kemiud a n ia kembali p u l a bertanja kepada isterinja, jang. memiberikan djawabam sebagai semiulai. Sesudah beberapa k n l i -berulang-ulang, a c b r n j a berhasillah ia rnendapati sepotong roti d'irumah, jemig diantai-kan kepada "sterinia oleh Usman b l n Affan. A i s j a h meneramgkan leto'h lamdjuiit, bahwa kelwarga Muhammad dalam sehari tidak pernah makan sampai dua k a l i , dan paling banjak makanan tersimpan dlrrumaih t'dak lebih dari sepotong roti jarig dimakan oleh trga orang. A n a s mentjeriterakan, bahwa Rasulullah pernah berkata : ..Ketakutanku kepada Tuhan lebih dari pada orang lain, dan kegemtaranku kepcdteinja tak ada tolok bamdrmgainnia. Kadangkadamg kuüalui t'ga puluh hari lamanja dengan tak punja s i m p a n g » mafcamaini di'rumah, sebimgga B i l a l datang mengeipft sepotong roti, jang kaïmiï m a t e n bersairrta-saima." Dcm iki?in smara djiwa N s b i Muhammad, jang d i t r d u h orang tcrgila-g'la kepada harta dan kekajaan, Demikian hfd'ipnja penuh kesukaran, sedang finggiFpan ' u m u n i bangsa A r a b ketika i t u menaena.' kebahaigiaaai adalah hart^ dan kekajaan. Sekatamia belum ada mamusia jang merasekan lezat hidup dalam taikwa dnn kekajaan rohani. s
N a b i Muhamimaddah jang memberr'kan tiontoh pertrsnia ten"tang hid-vp sederhana itu, tentang miener'ma seadanja, mendjadikan hidup rahani lefc-'h t i r g g ' d a r i r a d a hidup kebendaan jang m e w i h , dan mengadjafc manmsia untuk meri'.nggalkan berebutrebiitan kekajaan dan kesenangan d u n k , dengan memingga'ikan trdjuan h'dvp tnamusia $reg pefcefc. Ia memberi tjontoh bahwa kekajaan dan kesenargan itu tid-lk a b a d , i a mengadjak agar mentjari kelezatan hidup jang lebih trnggi d a r i pada itu, jaitu hidup separdjairg adjaren Peritj'pta- dunia .and. Sebuah tjeritera Iitn Mae'ud' menerangkan, bahwa ia pernah masuk kerumah Rasulullah, dan dida-patinja N a b i sedang berbasf ng diatas sepotong rmjaman d ? u n korma, jang -memberi bekas kepada p'pinja. Dengan sed'h ï b a Mas'ud b e ï t ' t i j a : „ J a Rasnlullah, apakah tidak b a k aku m e r t i r r l se-buah bantal nrft-ikmiuj". N a b i mendjawab : „Tak ada badjaitku untuk itu. A k u dan dluirfa adalah laiksama seorang jang sedang bepergkin, «eb ent ar berteduh d i k a l a hari 1
13
sangat tarik ddibawan nauagan sepoticn ka]» jang mnUang, ttuwi kemudian beratngkalt pula dari situ kearah tudjuannja." Demikian tjontoh jang diberwkan oleh pemimpin manusi» ïerbesar ini, untuk membulka mata teman-temannja melihat, untuk apa sebenarnja manusia itu hidup. Untuk membuka hati keluarganja dan safaabalt-sahabatnja lebih luas dari pada perutnja, dari pada mulutnja, d'arii pada mata, hddung dan telfinganja, sehingga tubuh jang kasar itu dapat menerima pertjikan tjahaja Ilahi jang lebih tinggi tentang wudjud, sehingga dengan demikian dapatlab tcrtjiptakan manusia jang sempuma untuk hidup sederhana, menen-ma seadanja, manusia jang adil, manusia jang bersamaan tingkat dan deradjatnja, manusia jang mentjintai kebaikan dan kebadjiikan, manusia jang bermutu emas dalam bungkusan pakai-» an jang tjompang tjamping!
Memang did kanlah jang dibawa Nabi bukan pengadjaran semata-mata. Memang ia memberi tjontoh dengan perbuatan dan tr'ngkah lakunja, bukam ham ja ia menjuruh atau mengandj urk an jang ia sendiri tidik melakukannja. Kuimahnja mendjadi tjontoh, pakaiannja mendjadi tjontoh, raaikamannja mendjadi tjontoh, dan sabar serta toIeransnjapun mendjiadi tjontoh. Apakiah tjontoh' ini menumdjukkan bahwa ia ingtin mampunjai hrrta jang berlimpah-Fmpah ? Diantara do'anja berbumji: „Ja Allah, biarlah aku hidup' sebagai seorang miskin, mati sebagai seornng miskin', dan hdmpuinkanlah aku dengan go'ongan fakir mfskin". Arsjah bertanja : „Kemapa ?" Sahut Nabi: „Karena mereka itu akan memasuk! sorga ampat pultih musim leb'h dahulu dari pada golongan hartawan. O Aisjah, djamganlah engkau menolak orang miskin. Berilah kepadanja meskipun sebutAr bnah komma sekalipun. O Aisjah, tjintailah mereka dan dèkat'lah mereka, karena dengan demikian engkau akan mendekati Tuhannv.i pada hari kijamat." Katakata jang dapat mentjutjurkan air mata pengikut-pengir feiitnja, tetapi djuga kata-kata jang telah membangk-'tkan edjekan golongan Quraisj, jang menamakan Muhammad pengumpul rosokan «rang miskin dimesdjidl. Memiamg emas dan perak serta harta benda jang mengalir kepadanja disalurkan untuk mereka. Semua harta bendla dan makanain itu hab'-s dibajikan kepada fakir miskin jang ada disekeWirgnja, aitaiu di-'pergunakam untuk membajar utang orang-orang Tslanj «ew tebusan perbudakan. Begitu pundi-pumdi emas dübawa Tanig dt'tjurabikan ddaitas lamifcai, begitu dibag-bagdkan kepads mereka iang memerlukannja, tidak ingin dipakainja untuk keperluero sendiri. tidak ingin disim.par.mja barang sebutir untuk peirhelaitiidriaan kefaargaraja dSrumah. Bdtjeiriiiterelkam. bahwa padla suatu kali Nabi teringa* dalans :
:
H
sambahjans*]*,fcafcwadirumahaja naasih tersi«n»a« «afcu jauad'ipunidl gmas, jaag belum disatapaikaa kepada mereka jang benhak maaerinaaaja. Lalu diriiagkaskannja sembahjangnj», dan afengam tergesaigesa ia pergi membagi-bagikaii «edekah itu, karena ia tidak 'Lugiu sepotong emaspun bermalam dirUmahnja. Dalam pada itu isterinja menunggn-nunggu, agar ia dapat menjediakam uiakanan sepantasnja. Kita tjatat djuga difiini, bahwa pada suatu hari pernKh. diletakfcan orang didepannja sekaligus tudjuh puluh ribu dinar emas. Semua uang emas itu seketika itu djnga dlibagibagakan dan sebutirpun tidak ada jang tertinggal. Djuga kita tjatat disini, bahwa seijairah mentjeriterakan, pada suatu waktu Nabi sakit hendak makiuggal dunia, tenimgat olehnja bahwa diromahnja masih ters*mpan tudjuh buah dinar emas. Maka dipanggillah ahli rumahnjs untuk membagi-bagikan dengan segera mata uang itu kepada fakir m ®kin. Tjeritera ini dibenarkan oleh Siti Aisjah, jang mengaku bahwa terlup» menjimpan mata uang itu, karena kesibukauuja meuagurus Nabi sakit, sehingga tidak teringat olehnja sampai hari Abad, sehami sebelum Nabi wafat. Tatkaia orang bertanja kepada Aisjah, apa jang diperbuatnja denigan tudjuh dinar itu. Ia mendjawab, bahwa ia dengan segera pergi mengambilnja dan menjerahkannja kepada Nabi. Nabi meletakkan mata uang itu diata» telapak tangannja dan berkata kepada Aisjah: „Bagaimanakah perasaan Muhammad pada wafctu ia menghadap Tuhannja dengan mata uang ini dtangannja ?" Lalu ia mentbagi-bagikan uang itu kepada fakir miskin. Dan ia sendiri pergi menghadap Tuhan dalam pakaian jang kasar dan kain jang tjompang tjamp-ing. Muhammad Ridha mentjeriterakan, bahwa pada wakto Rasulullah wafat, tidak meninggalkan untuk keluarganja uang barang sed'nar atau sedirham, dan tidak pula seekor kambing atau keledai, bahkan ketika itu sebuah tamengnja tergadai pada orang Jahudi utituk nafakah keluarganja. Aisjah imenegaskan, bahwa pada waktu Naü> wafat, tidak ada sesuatupun jang boleh dimakan machluk hidup, ketjuali sebatok gandUm jang sudah apalk, jang dèmakannja sedikit-sedfk-'t untuk memandjang hari. Beg tu djuga Abdurahman bin A u f mentjeriterakan, bahwa pada waktu Nabi wafat tak ada jam? 'ketinggalan apa-apa, ketjuali sepotong roti, sebilah pedang, dan ïeekor keledai jang biasa mendjadi tunggangamnja sehari-hari, serta sebidang ranah jang sudah diwakafkan, iang kemudian mendjadi perkara antara" Abu Bakar dan Fathimah serta lakinja Ali. Memang prnsip kesederhanaan hidup ini sangat dipegang he.gub dan diandjurican oleh Nabi. Batas antara ka ja dan miskin baginja ditetapkan : „Barang siapa berpagi-pagi hari merasa aman d'inuimahnja, merasa sebat badannja dan melihat tjukup makanannja untuk sehari. maka seakan-afcan Tuhan telah mengurniai ;
;
;
15
kepada orang itu s%luruh dumaa serta isinja." Ol-eto karena itu Usaran rnenetapkan uikuran hidup sepandjang adjaran Nabi ialah, bahwa tak ada seorang unanuBdapun jang mempunjai bak lebih dari pada tiga perkara : Rumah untuk dddiamdnja, pakaian untuk menutupi auratnja dan sepotong roti serta segelas air minum. Ajdaran ini dïpraktekkan oleh sahabat-sahabaftnja. Tatkaia ada seorang -bertanja kepada Abdullah Wm Amar : „AP' kah kami masuk orang fakir ?" Katanja : ,Apakah engkau mempunjaï isteri ?" Djawabnja : „Ja". Tanjanja lagi : „Apakah engkau mempunjai rumah tempat tinggal ?" Djawabnja : „Ja". Maka kata Abduüfib bin Amar : „Engkau i n termasuk orang kaja". Kïta orang itu lagi : „Bahkan aku punja seorang pelajan". Lalu djawab Abdullah bin Amar : „Djika begitu engkau termasuk golongan radja-radja". a
4. Ibu bapak dan anak. Nabi Muhammad tidak sadja mengatur hidup berketurunan jang baik, tidak sadja mengatur segala sesuatu jang diperlukam untuk itu seperti mengatur perkawinan, mengatur hak wars, leiapi djuga ia menanam dengan adjaran-adjarannja jang murni itu kasih sajang kepada ibu bapak, sjukur kepada orang tua, taat dalam berbuat kebadjikan kepadanja. mengbormat dan'membantu mereka fcerutama dihari-hari tuanja. Ia nwrasakan seawua ini sebagai anak jatim jang ditinggalkan ibu bapanja scsamia ketj 1. dan oleh karena itu ia ingin melihat manusia itu berbahagia hidup dengan ibu bapanja. Nabi sendiri djSrang menumpahkan air ma'mja, sebagaimana dj.-r-ang ia tertawa tetapi hanja tersenjuni sadja. Tetapi pada suatu hari tatkaia ia mengundjungi kuburari ibunja. terpaksa Nabi mentjutjurkan air mata, karena tering at akan budi bahasa ibunja, akan djaB.a-djasam.ja jang tak dapat dibalas. * Oleh karena itu berbuat baik terhadap ibu bapa merupakan adjaran-adjaran jang neming, jang selalu terdengar dalam nasehatnasehatnja. Ia menanamkan dengan adjarannja. bahwa durhaka kepada ibu bapa adalah dosa jang hampi;- setingkat dengan sj'rk. jang tak akan dianrnur.i oleh Tuhan sebelum ibu bapanja memberi amnuran lebih dahulu. „Tuhanmu memerintahkan. supaja kamu djangan menjembah selain dari pada Allah, dan Tuhanmu memer otaih berbuat baik kepada ibu bapamu. Dy'ka seorang diantara keduanja atau keduaduanja telah berum :r lar.djut, maka sekali-ksli djanganlah kamu mengeluarkan perkataan jang kas'ar kepad mereka' itu, djangan pxtla'kamu hardik. 'tetapi hen'daklah kamu selalu mempergunakan kata-kata jang mulia dan Iemah lembrt terhadap kedua orang tuamu i'u. Rendabkanlah dir'mu dengan penuh kefjiniaan kepadanja, dan sebaiknial.rh kamu selalu berdo'a: :
16
Hai, Tuhanku, berifcan apalah kdranja rahmatrriiu kepada kediuia orang tuaku, setimpal dengan dljerüi pajahnja dalam. niendidik dafcu fcetifca aku masih ketjil". (Qur'anl XVII: 23 — 24). Firman Tuhan jangi diisampadkannja ini disusul dengan sabdanja : „Tidak dapat membalas seorang anak akan djasa orang tuanja, melainkan kalau i a dapati orang tuanja itu mendjadi budak, lalu dffibeliaja dan dimerdekakamnja". Bagaimana Nabi Muhammad menghormati orang tua, ternjata taljkala peududukan Mekah. Abu Bakar membawa kepadanja ajahnja untuk menghadap. Nabi begitu terharu melihat kedjadian ini, sehingga ia berkata kepada sahabatnja itu : „Wahai Abu Bakar, akulah jang lebih lajak mendatanga orang tua i n i bukan sebaldknja''. Diantara peraturan-peraturan perangj ddsebutkan, bahwa Nabi sangat melarang pengikutpengifcutnja membunuh orang-orang tua atau menj'iksanja, disamping membunuh perempuan dan anak-anak. Banjak tjeriitatjerita jang menundjukkan, bagaimana bldjafcsananja Rasulullah menanam tjinta kasdh anak-anaknja terhadap kepada ibu bapanja, disamping tjinta kasih orang tua terhadap . anak-anaknja. Pada suatu hari orang datang kepadanja bertanja, siapa jaag lebih lajak ditjintai sesudah Allah dam Rasulnja. Rasulullah berkata: „Ibumu !". Kemudian orang itu bertanja lagi, siapa Eesudab itu. Rasulullah mendjawab pula ibunja, sampai tiga kali kata itu dir ulang-ulang, kemudaan barulah ia katakara: „Ajahmu dan kemudian orang-orang tua jang lain". Tjenitera jang lain meriwajatkan, bahwa pada suatai hart disampaikan orang kepadanja bahwa Alqamah sakit keras hendek meninggai dunia. Tetapi tatkaia diadtjarkan orang mengutjapkaa sjahadat ia tak dapat mengutjapkannja Dengan rasa tjemais Nabi berangkat ke rumah Alqamah dan menjuruh memanggil kedua orang tuanja. Ibu Alqamah menerangkan, bahwa ajahnja sudah lama meninggai dbnia, bahwa dialah jang meimibesarkan anak itu merawatnja sampai dewasa. Nabi bertanja : „Ada kedjadianf apa antaramu dan anafcmu ?" Ibu Alqamah mentjeriterakan bahwa tidak ada fcedjadian jang penting antara dia dan anaknja. Analkmja itu adalah seorang! anak saleh, jang mengerdjafcan sembabjang, mengerdfjafcan puasa dan membajar zakat kepada fakir miskin. Rasulullah menerangkan : „Djika demikian la musti dapast mengutjapkan kalimah sjahadat. Mungfcin ada diosanja padamu, wahai orang tua". Ibu Alqamah mientjerkerakan dengan air mata jang berlinang bahwa Alqamah adalah seorang anak jang sangat ditjintainj». Tetapi setelah ia besar dan dnkawinkan, maka fcelihatanmja ia lëbflib sajang kepada isterinja dari pada kepada ibunja sendiri. .7
Ketika itu Nabi lalu berkata : „Inilah jang dimamakan keniurkaan ibu. Demi Tuhan tidak akan memberi manfaat sedikitpun padanja segala ibadat sembahjangnja, segala ibadat puasanja, segaia ibadat zakatoja, djikalau ia beroleh keimiirkaan ibunja. Wahai., Ibu Alqamah, berikanlah ampunan kepada anafcmu itu 1 Djika tidak, Tuban pasti akan memasukkan dia kedalam neraka. Tuhan tidak akan memberi ampunan kepada anak jang berbuat dosa terhadap ibu bapanja, sebelurn ibu bapainja sendiri memaafkannja terlebib dahulu". Tjeritera jang lain lagi meriwajatkan seorang anak laki-laki datang rnengadu kepada Nabi, bahwa ajahnja mengambil harta bendanja dengan tidak seizinnja sendiri, dan oleh karena itu ia minta supaja Rasulullah mendjatuhkan hukuman. Nabi mehjuruh memanglgil orang tuanja. Tatkaia orang tua itu berdiri didepan Nabi Nabi bertanja kepadanja : ..Benarkah engkau telah mengambil hak milik ahakmu dengan tidak seizinnja sendiri ?" Orang jangi telah tua bangka itu bertjeritera dengan air mata dipipdnja : „Ja Rasulluah, benar apa segala katanja. Pada waktu ia masih ketjil, saja tidak dapat mjengongkosinja, karena saja adalah seorang miskin. Tetapi saja ingin anak ini dikelak kemudian hari mendjadi seorang jang tjakap dan pandai. Saja berutang disanasitti untuk memfoerikan dia makan, untuk memfoerikan dia pakaian dan untuk memfoerikan pendidikan jang baik kepadanja. Saja sudah tua, ja Rasulullah tidak dapat mentjahari nafakah lagi. Dan oleh karena itu saja ambillah sedikit dari pada hak miiiknja untuk •memlbajarkam utang-utang saja itu. Saja bersedia untuk didjatuhi hukuman apapun djuga atas kesalahan sa-ja !" Rasulullah melihat kepada air mukanja dengan rasa Jang sangat terharu, dan kemudian memalingkan pula wadjahnja jang muram kepada anak lakidaki tahadi, sambil berkata : ,,Baik harta bendamu, maaipim «rjtiwa ragatnu sentlM, setnuanja adalah mlilifc orang tmaiwu !**
18
H. IBADAT 1. Djiwa agama dan ibadat. Sedjarah hidup Nabi Mufoamimad mentjeriterakan, bahwa sedja'k ketjil 'kelakuannja berbeda dengan anak-anak Arab jang semasa dengan dia. Sementara anakanak Quraisj itu kelihatan kasar dan liar dalam permainannja, ia selalu kelihatan tenang dan berfikir serta halus foudi pekertinja. Ia tidak suka melihat sesuatu jang kedjam, dan kelihatan selalu berusaha mendjaufokan drinja dari pada segala perfouatan jang tidak lajak dikerdjakan. Ia mentjerüakan sendiri, bahwa ia pernah menghadiri sesuatu peperangart dimasa feetjilnja j ang bernama perang Fudhul, dan perang itu agaknja memberi bekas djuga jang dalam kepada djiwanja. Begitu djuga pada waktu ia masih djedjaka, ia tidak meninggalkan pergaulan dengan masjarakat dari segala lapisan, tetapi sebagai jang ditjcrüerakan didalam sedjarah, selalu ia berusaha, 'agar 'ia tidak terlibat kedalam penbuatanperbuatam jang terlarang oleh agama, seperti berdjudi dan meminuim minuman keras, jang mendjadi kebiasaan amakanak bangsawan Quraisj ketika' itu. Sedjak ketjil ia hidup sederhana, dAtengah-tengah padang pasir jang luas dan legar, dengan langitoja jang tjerah •fotiru foertaburkan bintang, foergunung foerfoukit jang tjuram dan kofcoh, hidup mereka mengHnisap udara jang bersih ditempat jang tenang dan sepi, mengheningkan tjipta mempersatukan hatd dan tudjuan terhadap Illahi. Menurut apa jang ditjeriterakan oleh Ibn Ishak memang sudah mendjadi kefoiasaannja tiap-tiap tahun ia pergi sefoulan ke gua Hira untuk beribadat, dan apabila sudah selesai, belumlah ia kembali kerumahnja sebelurn ia thawaf lebih dahulu mengelilingi Ka'bali. Selandjutnja ia selalu beribadat sambil tafakkur. Keadaan masjarakat sekitar zamanmja memang merupakan suatu keadaan jang sangat menjedihkan. Dan oleh karena itu kekatjauan disekitarnja, kezaL'man jang saban hari diliihat, kekedjaman dan ketjurangan jang terdjadi antara mnusia dengan manusia, permusuhan antara satu kafoilah dengan kabilah jang lain, perhamhaan manusia jang diïakukan sietjara kedjam dan kasar, kemusjrikan terhadap Tuhan jang merupakan penjembabau berhala dan pengorbanan diri manusia, adat istiadat Djahilijsb jang ban ja didjadikan peraturan untuk memfoela diri, membek kedudukan, dan-memfoela keuntungan, foukan membela peri kei
19
manusiaanj sebagaimana adjaran-adjaran jang pernah disampaifcan •leb Nabi Musa dan Nabi Isa, aemuanja ita menjefoafofcau ia tafakfcur, semuanja itu menjefoabkan ia menjerah diri sieiuruhnja kepada Allah untuk meminta ampura, meminta dilindungi dan ditundjuki kepada djalani jang benar. Ia selalu gelisah melihat keadaan jang demikian itu dan oleh karena itu ia selalu bermohon dan 'berdo'a kt-pada Tuhan, jang mendjadi pofcok kedjadian dunte dan isinja iang mendjadij pemimpin dan penjusum hidup segala manusia. Terutama mengenai tjatjat dan tjela jang dihamburkan orang kepadanja dan kepada anak jatim jang lain', sikap dan edjekan jang sangat menghinakan kepada' orang-orang miskin, wanita dan anak" perempuan, menjefoabkan sesak dadanja. Tetapi Tuhan mengetahui hal ini dan menerangkan dengan firmannja : „Sungguh kami telah 'mengetahui, bahwa dadiamu sesak karena utjapan* mereka terhadapmu, maka bertasibilah engkau menwidji Tuhanmu, dan rebahfcainlah dirimu untuk sudjud kepada Tuhan. Beribadatlah engkau menjemlbah Tuhanmu, sehingga merupakan kejakinan jang bulat foagimu" (Qur'ani X V : 99) „Sembahlah dia, dan minta kepadanja diberikan sabar dalam melakufcan segala ibadatnja" (Qur'an IX: 65). „Tuhanlah jang maha mengetahui segala apa jang ghaib dilangdt dan dibumi, senrua perkara akan kembali kepadanja, maka sembahlah olehmu akan dia dan bertawakkallah engkau kepadanja" (Qur'an XI: 123). Bisik-bisikan sutji ini, jang fcemudiian didjelaskan kembali dlidalam Qur'an sebagai wahju, adalah laksana motor penggerak djiwa Nabi Muhammad untuk mengarahkan seluruh pemtohonan bantuan kepada Tuhan semesta alam. Bukanrkah Tuhan menjuruh meminta kepadanja untuk segala sesuatu usaha ? Bukankah Tuhan berkuasa menjelamatkan penduduk alam ini ? Mengapa tidak kepadanja diarahkan tiap permohonan ? Mengapa tidak kepadanja ditjurahkan isi dada dan hasrat? Mengapa manusia masih mentjari djuga penjembahan jang lain, bahkan jang diperbuatnja dengan tangannja sendiri ? Mengapa bangsanja foerdujun-dujun tiap detik dan saat pergi memeluk dan menjemfoah batu berhala, sedang Tuhan adalah terdekat kepadanja, adalah jang lebih lajak disembah oleh manusia sebagai tjiptaanmja. Tidak ! Tidak, djiwa jang begitu murni tidak diapat mengikutó tjara hidup jang foerlaku pada waktu itu. Djiwa jang; sutji lagi murni itu harus menjerah diri kepada Allah, Allah jang maha est dan maha kuasa, menjerah diri dengan sesempurna-scmpurnanja. „Tuhan berkata : Serahkanlah dirimu. Dia berkata : Aku menjerahkan doriku bagi Tuhan seru sekalian alam" (Qur'an 11:131). Segala do'anja, segala sembabjangnja, segala ibadatnja, segala
20
alam ini, Allah jang tidak du» dan tig». Allah hanja satu dan tunggal dan' Allah, jang lajak disemfoah, sesuai dengan adjaran Nabi Ibrahim jang sutji. Dan inilafo jang dianggap ddperintafokan kepadanja, sehingga Muhammad mendjadi orang Islam jang pertama dan utama, jang menjerahfcan seluruh badan dan djiwanja kepada Tuhan dengan doanja : „O Tuhanfcu, tundjukilah daku untuk mengerdjakan amalaimal jang baik, tundj'ukilah daku untuk foerlaku dengan kelakuan jangl terpudji. tidak ada jang akan menundjuki daku untuk perbaikan hidupku, melainkan hanja engkau". Dalam doa'nja ia selalu berseru : „O Tuhanfcu, djauhkanlafo perfouaitanr daku untuk perbaikan hidupku, melainkan hanja engkau". Dalam do'anja da selalu berseru : „O Tufoanku, djaubkanlah perbuatan* djahat dari padaku, hindarkanlah diriku dari pada tingkah laku jang tertjela, dari pada segala matjam perangai jang tetfkutuk, karena tak ada jang akan dapat menghindarkan daku dari pada segala fcedjabatan itu melainkan hanja engtean djua. O Tuhanfcu, hanja bagimulah aku ruku' dan sudjud, hanja kepadamulah aku beriman dan pertjaja, hanja untukmulah aku Islam dan menjerah diri, dan hanja kepadamulah aku bertawakkal dan memfoulatkan tekadku. Hanja engkaulah TubanJ dan tuamfcu, djadikanlah seluruh djasadkii chusju' foagimu, djadikanlah seluruh pendengaranku, seluruh pemandanganfcu, seluruh dagdngku, seluruh darah dan tulangku tunduk mengafodi kepadamu, walhai Tuhan pentjipta sekalaanj alam. O Tuhanku, ampunilah dosaku jang lalu dan jang akan datangi, ampunilah apa jang tergurds menjimpang dari pada kehendakmu, jang tersembunji atau jang terang, karena engkaulalh jang lebih mengetahui dari pada gerak-gerik hati dan djiwaku, engkaulah Tuhan jang tak ada mula sedjak kalanja, engkaulah Tuhan jang tak ada achdr ke sudah annja , tak ada Tuhan melainkan hanja engkau V Demifcianlah djiwa agama Nabi Muihammad, demdkianlah djiwa ibadaitnja, djiwa menjembah Tuhan mengagungkaunja sehingga mendjadi satu dengan darah dagingnja, meresap merasa dan merata seluruh anggotanjai. Sunggufo Nabi Muhammad telah mentjapai tdngkat jang tertanggi, deradjat jang tidak ternilal dalam mengy-ichlaskan hidupnja untuk Allah, berfana diri dalami mentaati dan mentjintai Tuhannja dengan ibadatnja siang malam. Sedjarah hidupnja mengemufcakan hal ini tddak dari satu sumfoer tjeritera, tetapi tiap lawan dan fcawan mengakui Nafod Muhammad ialah seorang jang tiap detik dan saat membesiarkan Tuhannja dengan ibadat, menghubungi Tuhannja dengan do'a dao madah hati seichlas-dch'lasnja. Ini diakui oleh pengarang barat dan pengarang ëmur. Imam Mawardi (mgl. 450 H.) tatkaia menggamfoarkan peribadi Nabi Muhammad berkata. bahwa ia adalah seorang tokoh bagi 21
aohlak jang tertinggi dan af'al jang terindab, seorang jang lajak untuik menduduki tempat terbinggi dan mengeidjakan perbuatan jang terutama, karena tingkah laku dan perbuatannja itu mendjadi tuntunan bagi uniat manusia, dan kedudukannja sebagai Nabi mengatasi keduduikan lain, karena kedudukan ibu adalah merupakan utusan antara Tuhan dan hambanja. Ia difoangkitkan untuk raenjelamatkan manusia, tetapi djuga untuk mentaati dan mengadjarkan orang taat kepada Ghalik, kepada pentjiptanja,. Tidak ada jang dapat menjamai keagungannja dalam bentuk peribadi dan dalam foentuk budi pekerti, dalam kata dan utjapan dan dalam usaba serta perfouatan. Oleh karena itu Tuhan memudji tingkab laku dan perangainja dalam Qur'an dengan sandjungan : „Sesungguhnja engkau adalah tjiptaan budi pekerti jang luhur". Menurut Mawardi Nahi Muhammad adalah tjontoh dan tokoh ichlas, jang lebih ditjintai oleh Sahabat-sahabatnja dari pada ibu bapanja dan «naknja sendiri, lebih diigemari dari pada segelas air sedjuk dibengah-tengah padang pasir jang panas terik, karena peribadinja dapat menarik djiwa sekitarnja, seakan-akan ia mempunjai daja penarik jang luar biasa oleh fcetjerdasan akalnja, kesehatan tjara berfikir dan kesutjian tjita-tjitanja, ia selalu benar dalam perasa annja, selalu tepat dalam pandangannja, selalu dapat merangkupfcan dan menangkupkan hufoungan, sabar atas tiap-tiap malapetaka, sederhana dalam hidupnja, selalu merendalh diri, selalu tjinta dan kasih sajang, sopan santun dalam segala keadaan. menepati djandji, tjendekia dan bidjaksana, mempunjai ilmu pengetahuan jang melaut, mempunjai kekuatan ingatan jang luar Wasa, penggerak dan pemfoangkit djiwa untuk berbuat segala kebadjikan, seorang jang fasih lidahnja, seorang . jang lantjar bitjaranja, sumber foufcunr sjarial, pandali' mampergunakan kemakmuran dunia sekedar untuk keperluan hidup, dan berani menentang musuh dan kezaliman. Leonardo pernah berkata mengenai peribadi Nabi Muhammad : „Djika ada seorangj diatas muka bumi ini jang telah mengenai Tuhan sebenar-benarnja, dan djika pernah ada seorang laki-laki diatas bumi ini, jang pernah mengichlaskan dirinja kepada Tuhannja Itu, jang mempunjai pembawaan dalam mengchidmatinja dengan niat memuliakan dan mempertahankan kesutjian Tuhan itu, maka orang itu dengan tidak ragu-ragu dapat kita sebutkan Muhammad Nabi orang Arab". Dalam Encyelopaedia Britannica tertulis dengan megafo tentang Nabi Muhammad : Muhammad telah mentjapai kemenangan jang gilang-gemilang, jang belum pernah ditjapai oleh seorang Nabipun sebelumnja dan tidak pula oleh salah seorang pemimpin agama ditiap masa dan zaman. Dan Boswortfo Smith dengan tidak ragu-ragu menerangkan, 22
bahwa Muhammad tak dapat difoantah lagi adalah seorang peo> bangun budi pekerti manusia jang terbesar. Memang tak diapat ddingkard bahwa Nabi Muhamimad itu menggantungkan seluruh hidupnja kepada kerelaart. Tuhan, dalam kesenangan ia bersjukur dan memudji, dalam fcesufcaran ia memoban dan menjerah diri dan dalam menghadapi sesuatu larangan Tuhan ia selalu meminta dilindungi dan disajangi. Ia mentjintai Tuhan lebih dari pada ia mentjintai dirinja sendiri, kepada nikmatnja selalu ia sjukur, tak pernah ia kufur. Dengarlah apa jang sering diutjapkannja : „O Tuhanfcu ! Bagimu segala pudji, engkaulah pentjipta langdt dan bumi serta isi bandungannja, lak hafois-habis aku bersjukur dan memudji, engkaulah pentjipta angkasa dengan isinja, tak hafoisnabds aku bersjukur dan memudji, engkaulah tjahaja langdt dan bumi serta isinja, tak habis-hafois aku bersjukur dan memudji, engkaulah radja langit serta isinja, dan bagimiulah segala pudji dan sandjungan, karena engkaulah kebenaran jang ditjari, engkaulah kebenaran, jang didjandjikan, engkau adalah hak jang benar, benar, djandjimu benar, akan menemui engkanpun benar, segala firman» mupun benar, sorgapun benar, nerakapun benar, Nafoi-Nabipun benar, Muhammadpun benar dan hari kesudabanpun benar, semuanja adalah hak dan benar. O Tuhamfcu, hanja kepadamu aku menjerah diri, hanja kepadamu aku beriiman, hanja kepadamu aku tawakkal, hanja kepadamu aku mengeluh, mengadukan nasibku dan hanja kepadamu aku berpedoman dan mentjari hukum. Ampunilah dosaku jang telah lalu, maupun jang akan datang, baik jang tersemfounji maupun jang terangKerang, engkau jang mula tidak foerpangkal, achir tidak berkesudahan, tidak ada Tuhan melainkan engkau dan tidak ada daja upaja meilainkan dengan bantuan engkau". Memang seluruh hidupnja takluk kepada Tuhan, tiap saat ia menjefout naman ja, tiap saat ia miengikuti firmannja, hanja Allah jang ditakuti dan hanja Allah jang ditjintai, dialam, memudjinjalah tubuhnja hanjut dan lenjap baik siang maupun mialam. Betapa tidak, tiap perkara jang datang dan ditjintainja ia menjambut dengan memudji Tuhan, jang menjempurnakan tiap-tiap perbaikan dengan nikmatnja, dan tiap pekerdjaaan jang tiba jang difoentjinja, pun ia memudji Tuhan untuk segala perkara, djika ia berkeinginan akan berbuat sesuatu ia djuga memudji Tuhan dengan meminta difoimfoing dan ditundjuki, apafoila ia hendak foepergian, ia foerkata : „O Tuhan, dengan namamu aku mentjari hubungan dan dengan namamu aku meletakkan langfcah foepergian", dan apafoila ia hendak tidur, ia berkata : „O Tuhan, dengan namamu aku membaringkan badanfcu dan dengan namamu pula aku menggerakkannja", apafoila ia bangun, ia memudii Tuhan pula. ian0 telah nienghddupbannja
23
sesudah ia pernah dimatikan dan kepadanja ia kembali. Tiap ia memakai pakaian baru, ia tidak lupa memudji Tuhan jang telah memfoerikan dia bafoan untuk menghiasi foadannja diwaktu hidup, djika ia makan djuga ia memudji Tuhan, jang memiberikan dia makanan. dan minuman dan mendjadikan dia seorang musilim, djika ia minum ia memudji Tuhan jang telah mendjadikan air itu sedijuk dan njaman sebagai rahmat dari padanja, tidak mendjadikan air itu asin dan berbahaja karena dosanja. Apabila ia berbalik diatas tikar diwaktu malam berkata : „Tidak ada Tuhan melainkan Allah jang esa dan perkasa, Tuhan jang memildki tudjuh- petala langit dan bumi dengan segala kekuatan jang terdapat diseluruh ruang angkasa, ialafo Tuhan jang besar lagi pengampun", dan apa foila ia berbangkit bangun ditengah malam hari dari pada tidurnja, tidak pula ia lupa mengutjapkan : „O Tuhan, foerikanlah aku ampun dan belas kasifoanilah aku serta tundjukilah aku kepada djalan jang) benar". Memang demdkianlah gambaran djiwa agamanja dan djiwa ibadatnja, segala perbuatannja mendjadi tjontoh, mendjadi sunnah jang diikuti orang kemudian, tjara bersutjinja mendjadi tjontoh, tjara ia berwudhu, tjara ia menjapu sepatunja, tjara tajarnmum, tjara mandi, semuanja ditjatat orang untuk ditiru dikerdjakan sehari-hari. Segala sembahjang jang wadjib dengan segala kaifijatnja, sedjak dari iftitahnja sampai kepada memilih batja annja ditiap-tiap sembahjang itu, tjara rukuknja, tjara sudjudnja, tjara duduknja, tjara foangunnjai, tjara salamnja, qunutnja, do'anja, tabbimja, tahmidnja, semuanja adalah tjontoh-tjontoh jang dikerdjakan oleh ummatnja,. Begitu djuga tjara ia berpuasa, tjara ia berm'at, tjara ia beribadat malam hari, tjara ia makan sahur, tjara ia berbuka, bahkan tjara ia memilih makanan untuk berbuka, tjara tidUr, semuanja mendjadi bahan-foahan hukum fiqih bagi orang Islam. Begitu djuga segala tutur katanja dan usahanja meagumpulkan harta benda d'ari orang kaja-kaja untuk dibagikan kepada orang miskin adalah bahanfoafoan pembitjaraan mengenai zakat dan pada aohirnja tjara ia naik Hadji dan tjara ia ber-umrah, tjara da thawaf dan sa'i dan segala sesuatu ibadat sekitar Ka'bah dan Masdjidil Haram, jang telah dibersihkan dari pada sjirk dan penjemfoahan berhala, semuanja merupakan rukun Islam, merupakan foab ibadat dan muamalat didalaim kitab fiqih untuk tuntunan hidup ummat Islam dikemudian hari. £
Tetapi djuga dalam ibadatnja itu terdapat toleransi. Disamping ia beribadat sebanjak-banjaknja, ia tidak ingin pengikutnja beribadat pula seperti dia, karena ia tahu bahwa mereka tidak seiman, tidak seichlas dan tidak sekuat dia dalam melakukan beberapa tjara penjembahan terhadap Tuhan itu. Untuknja sendiri memang berlainan dari keperluan umum dan kebidupan jang seng-
24
gang seluruh waktu digunakan untuk bertifoadat menjembah dan mengagungkan Tuhan, Anas bin Malik mentjeriterakan, bahwa ada beberapa banjak ahli ibadat pada suatu hari mengundjungi' isteri dan rumah-irumah Nabi untuk menanjakan bagaimana tjara Nabi beribadat. Sesudah Siti Aisjah mentjeriterakan, bagaimana sibuknja Nabi siang dan malam dengan sembahjang dan dö'anja, orang itu menggeleng-gelengkam kepalanja dan berkata : „Apalah artinja kegiatan dan kesungguhan kita selama ini dibandingkan dengan ibadai Rasulullah". Maka melihat bal itu seorang diantara mereka berkata, bahwa ia akan mengerdjakan ibadat sembahjang itu terus menerus siang dan malam hari. Jang. lain berkata pula, bahwa ia berdjandji akan terus menerus safoan hari puasa, dan jang lain lagi berkata, bahwa ia tidak akan kawin selama-lamanja dan tidak akan mau berhubungan lagi dengan wanita. Tatkaia kabar ini sampai kepada Rasulullah, maka iapun memanggil semua orang-orang itu untuk mendjelaskan duduk perkara ibadat ini, katanja : „Bagifcu segala ibadat jang kukerdjakan itu burasa ringan, tetapi belum tentufoagi-mu.Tidaklah kukehendaki jang demikian itu untuk kamu kerdjakan pula, Demi Tuhan, bahwa aku adalah seorang jang lebih takut dan lebih takwa kepada Allah. Tetapi akupun berpuasa dan berfouka, aku sembahjang pada malam hari dan meluangkan waktu untuk tidbr, aku kawin dan bergaul dengan isteriku. Maka barang siapa jang tidak senang pada djalanku ini ia tidak termasuk golonganku". Demikianlah Nabi meletakkan sesuatu pada tempatnja, tidak ingin melihat orang diberatkan dengan ibadat meskipun ia sendiri melakufcan ibadat itu sebanjak-banjaknja. Demikianlah toleransinja dalam ibadat. Bagi orang jang kuat mengerdjakan sekuat kuasanja, bagi orang jang lemab memperhatikan akan kelemahannja dan menjesuaikan diri dengan apa jang dilakukannja. Mughirah bin SjuTjah pernah mentjeriterakan bagaimana tjara Nabi sembahjang. Katanja : „Nabi sembahjang demikian lamanja, sehingga kaki dan betisnja mendjadi bengkak olehnja". Tetapi tatkaia ia bertanja, mengapa Nabi sefcian lama berdiri dalam sembahjangnja, Nabi mendjawab : „Bukankah aku ini seorang hamba Tuhan jang ingin bersjukur kepadanja ?" Ibn Mas'udpun pernah sembahjang dengan Nabi pada suatu malam. Ia mentjeriterakan, bahwa Nabi dalam sembahjangnja demikian lama berdiri, sehingga Ibn Mas'ud tak kuat mengikutinja dan hampir menjudahi ibadatnja lebih dahulu. Afoduillah bin Umar meriwajatkan bahwa Nabi pernah berkata : „Sembahjang jang kugemari ialah sembahjang Nabi Dawud, puasa jang kugemari ialah puasa seljara Nabi Dawud, karena Nabi Dawud itu tidur setengah malam dan bangun pada sepertiga malam jang achir lalu 2
'25
ia sembahjang. Ia puasa sehari'foerfoukasetoari". Memang demikianlah ibadat Nabi, tetapi djanganlafo orang bersangka, bahwa ia akan memfoeratkan sedemikian itu kepada orang lain. Siti Aisjah menerangkan, bahwa banjak sekali Nabi meninggalkan didepan umum amalan-amalam jang digemar» untuk dikerdjafcan, karena takut bahwa orang akan mentjontoh jang demikian itu kepadanja sedang ia berpendapat orang itu tak kuat'mengerdjakan atau tiap amal ibadat itu dianggap fardhu semuanja. Sementara ia atjap kali berpuasa meneruskan siang malam dengan tidak berbuka dan makan sahur, terkadang sampai dua atau tiga hari lamanja, terutama pada achirachdr Ramadhan, sebagaimana jang pernah ditjeriterakan oleh Anas, ia tidak ingin orang lain berbuat jang demikian itu. Bahkan ia masihatkan kepadanja untuk tidak mengjikut tjara ia berpuasa karena ia sendiri berlainan) sifatnja dengan orang banjak. Katanja : „Meskipun aku tidak berbuka, tetapi Tuhan memfoerikan daku makan dan minum jang tjukup, meskipun dalam tidurku sekalipun". Aisjah mentjeriterakan, bagaimana Nabi meninggalkan sembahjang malam di Mesdjid dalam foulan puasa. Pada suatu malam tatkaia Nabi sembahjang malam di Mesdjid, maka banjaklah orang mengikutinja difoelakang. Pada malam jang, kedua iapun keluar sembahjang pula di Mesdjid, maka orang jang mengikutinja beriambah banjak. Tatkaia malam jang ketiga ternjata orang jang menanti-nantikannja di Masdjid itu berlipat ganda dari pada jang telah sudah, Rasulullah 'tidak djadi keluar untuk'sembahjang bersama mereka itu. Keesokan harinja ia berkata kepada sahabat' jang menanti-nantikannja semalam itu : „Aku tahu akan niat dan perbuatanmu berkuimpul semalam. Tetapi aku tidak keluar untuk mengimami salat malam itu, karena aku takut bahwa ibadat ini akan dianggap difardfoukan atasniu". Djika ia memimpin sembahjang, ia sangat mendjaga agar pimpinannja itu tidak memfoeratkan bagi pengikutnja. Atjap kali mempertjepat sembahjangnja, atjap kali memendekkan batjaan' dan do'anja, atjap kali memendekkan chotbah dan segala sesuatu jang dianggap dapat menjusahkan bagi pengikutnja itu. Begitulah pada suatu hari dalam foulan Ramadhan Rasulullah sembahjang dalam Masdjid. Anas datang dengan dram' sembahjang dibelakangnja. Kemudian datang pula dua tiga orang lain lagi jang turut djuga berma'mum difoelakang Nabi. Tatkaia Nabi mengetahui sudah ada orangi dibelakangnja, maka dengan tiba' ia mempertjepatkan sembahjangnja untuk memudahkan bagi pengt'kut-pengikutnja itu. Dan sesudah selesai dia mengimami salat, ia pergiilah kesuatu tempat lain jang sunji, dan disanalah difaabiskannja vvaktunja untuk sudjud dan ruku'. Tatkaia pagi hari Anas
26
bertanja kepadanja : „Apakah engkau sengadja meringankan sembahjang itu bagi kami?", maka djawabnja : „Sesungguhnja jang berat dan pandjang itu hanja kukardjakan bagiku sendiri dalam kegemfoiraan". Sungguh-sungguh Nabi tahu, bahwa ibadat jang baik itu adalah ibadat jang dikerdjakan dengan, suka rela, bukan dengan rasa paksaan atau dengan djiwa tertekan, maka akan tidaklah tertjapai tudjuannja. Itulah maka sebabnja atjap kali ia menasehatkan kepada orang lain bahwa mereka dihari puasa segera berbuka dan menta'chirkan makan sahur, itulah sebabnja ia menasehatkan kepada Abu Thalhah jang ingin mewaqafkan semua kebon korma nja, supaja ia memperhatikan nasib keluarganja, dan oleh karena itu tjukup sepertiga dari pada hartanja diwaqafkan, dan tidak lupa kita kepada kewadjifoan Hadji jang hanja diletakkan kepada mereka jang mampu mengerdjakannja. Selandjutnja dapat ditjeritakan, bahwa pada suatu hari Abu Hurairah duduk dipanggir djalan sedang ia merasa sangat lapar. Tatkaia Abu Bakar lalu disitu, ia bertanja ajat apa jang harus dibatja dar» pada Qur'an untuk menekan laparnja. Abu Bakar tidak mendjawab dan berdjalan terus. Kemudian lalu pula Umar ibn Ohattab. Abu Hurairah meminta pula kepadanja, ditundjukkan ajat Qur'an jang dapat menahan laparnja. Umar tidak berbuat apa- dan meneruskan perdjalanannja. Kemudian lalulah disitu Nabi Muhammad. Nabi tersenjum melihat Abu Hurairah, Nabi tersenjum karena mengetahui apa jang terkandung dalam dirinja dan jang tersirat dimukanja. Nabi mengadjak Abu Hurairah mengikut. Tatkaia sampai dirumah Nabi, ia mengeluarkan sebuah bedjana susu dan disuruh minumnja kepada Abu Hurairah sehingga tidak dapat dihabiskannja. Ada suatu tjaritera pula jang menerangkan, bahwa disamping ibadat, bagaimanapun diandjur dan dipudjilcan, orang tidak boleh melupakan kesanggupan badan sendiri. Pada suatu hari Salman Farisi mengundjungi rumah Abu Darda', jang telah dipersaudarakan Nabi dengan dia. Maka didapatinja isterinja bermurung, tak gembira seperti biasa. Tatkaia ditanja, isterinja mentjeritakan, bahwa Abu Darda' sedjak itu ingin meninggalkan segala kesenangan dunia ini, ingin meninggalkan makan dan minum, karena dianggapnja makan dan minum itu dapat mengganggu takwanja kepada Tuhan. Mendengar itu Salman Farisipun murkalah, lalu sambil menjadjikan makanan kepada Abu Darda' berkata dengan garamnja : „Aku perintahkan kepadamu supaja engkau makan. Sekarang djuga !". Abu Darda' lalu makan. Tatkaia sampai waktu tidur Salman memberi perintah lagi : „Aku perintahkan kepadamu supaja engkau pergi beristirahat dengan isterimu!". Dan kemudian tatkaia sampai waktu sembahjang ia mémbangunka-n pula saudaranja itu 2
27
sambil berkata : „Hai Abu Darda', bangunlah engkau sekarang dari pada tidurmu dan. sembahjanglab engkau mengagungkan Tuhan". Kemudian didjelaskan Salman kepada Abu Dar'da dengan katanja : „Kuperingatkan kepadamu, bahwa beribadat terhadap Tuhanmu merupakan suatu kewadjiban, merawat dirimupun merupakan suatu kewadjiban, dan melajani keluargamu itupun suatu kewadjiban pula untufcmu. Penuhilah segala kewadjiban itu menurut baknja masingniasing". Tatkaia ada keesokan harinja kelakuan dan tindakan Salman Farisi ini terhadap Abu Darda' disampaikan kepada Nabi, Nabi berkata : „Benar sungguh apa jang dikatakan oleh Salman". Nabi bersifat tasamuh dan tajasur, harga menghargai dan mndab-memudahkan. Ia tidak memfoeratkan manusia dengan ibadat, tetapi meringankan ibadat itu sekuasanja. Ia berkata : „Pe~mudahlah sesuatu, djanganlah kamu mempersukarkan". „Berbuatlah persediaan untuk hari achiratmu, tetapi djanganlah melupakan kewadjiban-kewadjiban duniamu dan urusanmu didunia ini." Ia berdo'a: „O Tuhanku, djanganlah engkau bebani kami ini dengan foefoan jang tak terpikul oleh kami, beri maaflah kepada kami, dan ampunilah semua dosa kami, belas kasihanilah kami, karena engkaulah Tuhan kami dan hindarkan apalah kami daripada dosa orang-orang kafir". Memang agama itu ringan, dan oleh karena itu pada suatu hari alangkah marahnja Rasulullah, tatkaia kepadanja ditjeriterakan orang, bahwa ada beberapa orang sahabatnja, jang sedang dalam perdjalanan melihat sebuah gua, jang terletak didampingi mata air, jang henlng dan djernih dengan tumbuh-tumbuhan jang serba hidjau dikelilingnja, ingin hendak mendjadikan tempat itu sebagai tempat beribadat dalam pertapaan. Tatkaia Rasulullah -mendengar tjeritera ini ia lalu berkata : „Tjara jg. demikian itu adalah tjara jang terdjadi dalam kalangan orang-orang Jahudi dan Nasrani pada masa dahulu kala, tetapi aku datang dengan agama Nabi Ibrahim jang sangat mudah dan ringan bagimu". Memang Rasulullah sedapat mungkin mentjegah segala ifoadah jang bersifat Ruhbanijah, dan mengandjurkan kepada orang banjak agar dalam beribadat mereka tidak merasa diberatkan. Pada suatu perdjalanan ke Mekkah dalam bulan puasa, ia memberikan tjontoh kepada manusia, bahwa agama itu tidak mempunjai tudjuan untuk mengazabkan mereka, terutama dikala-kala jang penting dan penuh dengan penderitaan. Tatkaia semua pengikutnja kelihatan sangat lemah pada siang hari itu, ia lalu mengangkat sebuah timba berisi air dan mulai membuka 28
"
f
puasanja sambil berkata : „Inilah suatu keringanan Tuhan bagi hambanja". Tatkaia dikatakan orang kepadanja, bahwa masih ada diantara sahabat jang menganggap ddrinja kuat hendak meneruskan pusanja, iapun menerima berita dengan penuh hormat : „Mereka itu adalah orang-orang jang kuat dalam melakukan amal" kebadjikan". Tidak sadja untuk dirinja, tetapi untuk pengikut-pengikutnja Nabi memberi tjontoh meringankan sembahjang dalam perdjalananj, baik dengan menggafoungkan antara dUa matjam sembahjang (djamak), baik dengan meringkaskan jang ampat mendjadi dua raka'at sadja (qashar), bahkan lebih ringan lagi bagi „ orang jang sakit dengan sembahjang isjarat dan sembahjang duduk atau berbaring. Bagaimanakah tidak didjadikan teladan, orang jang demikian indah dalam af'al dan perbuatannja, orang jang demikian bidjaksana dalam memberikan tjontoh-tjontoh jang sesuai dengan watak pengikutnja, penuh toleransi, penuh sabar dan keichlasan, selalu berichtiar mempermudah dan tidak mempersukar, melatih dan menggerakkan djiwa pengikutnja, agar dengan suka rela mereka mengerdjakan amal ibadatnja, tidak dengan merasa terpaksa dan tidak dengan merasa tertekan. Tjontoh-tjontoh ini hanja dapat dimiliki oleh orang-orang jang paham akan sunnah dan penghidupan Nabi, jang selalu menghadapi suasana dengan dada jang lapang dan dengan perasaan jang terbuka. Tjinta jang tumbuh dengan suka rela akan afoadi, tetapi tjinta jang dipaksakan biasanja tidak lama usianja. Nabi lebih menghargakan sesuatu jang dikerdjakan ummatnja dengan kejafcinani jang tumbuh dari pada diri sendiri, karena kegiatan jang tumbuh dari pada keinsjafan djiwa itu akan tidak lapuk karena hudjan, tidak lekang karena panas, tak lari gunung dikedjar. Inilah tjontoh-tjontoh toleransi jang difoerikan kepada kita oleh „al matealul a'la fitta'abbud wan mts uk", tjontoh jang utama dalam beribadat dan berbuat kebadjiikan. 2. Kemerdekaan Beragama. Orang selalu menuduh, bahwa Islam disiarkan dengan pedang dan paksaan. Orang selalu menjiar-njiarkanj, bahwa pemeluk Islam pernah memperkosa pengikut-pengi'kut agama lain dengan kekedjaman, supaja masuk Islam. Pikiran jang sesat ini, jang mula' dilemparkan oleh beberapa pengarang bangsa Barat kepada Islam, perlahan-lahan telah mendjadi sumber kejakinan di Barat dan di Timur, sehingga mereka jang hanja mengenai Islam dari keterarjgaa jang tidak benar Itu, saeskipuai mereka kadaag* aiiak dan 3
1
29
putera dari orang-orang Islam sendiri, telah memandang agama Islam tak dapat didjadifcan da sar perdamaian, tak dapat didjadifcan dasar kerdja bersama dengan golongan jang lain paham keagamaannja. Paham jang salah ini menimbulkan ketakutan jang amat sangat dalam bermat jam-mat jam golongan bangsa kita, jang merasa dirinja, djikalau Islam kelafc berpengaruh didalam pemerintahan, mereka akan menderita kekedjaman dan penghinaan. Barang siapa mengetahui sedjarah Islam, baik riwajat perdjuangan Nabi Muhammad s-.a.w. maupun pemerintahan dizaman Ohalifah-Chalifah Islam dan radja-radja dahulu dan sekarang, jang mengiku* djedjak Djundjungan Islam itu, akan tersenjum melihat ketakutan dan ketjurigaan jang tak pada tempatnja itu. Maupun didalam penjiaran agama, didalam perdjuangan sosial, politik dan ekonomi, maupun didalam penjerbuan dan pertempuran peperangan dan perkelahian, Islam selalu memegang teguh prinsjpnja, kesatrija, berlapang hati, selalu bersikap menghargakan kopert jajaan golongan lain, beluan pernah mempergunakan kekedjaman dan perkosaan, djika üdak pada tempatnja. Didalam memenuhi kewadj'iban menjampaikan da'wah dan seruan kebenaran, Islam membawa agama jang tel quel, terus terang, terlihat njata dengan tak ada rahasianja, djika suka boleh diamfoil, ingin boleh dipeluk. Tuhan berkata dalam Qur"an, bahwa manusia diatas muka bumi ini didjadikan bergolong-golongan, supaja mereka berkenalkenalan, diantara satu sama lain. Dan pemeluk Islam berpegang kepada perintah Allah, bahwa tak ada paksaan dalam agama, jang baik sudah terang, jang buruk sudah ternjata. Orang Islam maupun keradjaannja tidaklah bermaksud akan mengislamkan manusia dengan kekedjaman, dengan pedang dileher, tetapi i'tjkad mereka jang teguh ialah akan/ membawa seluruh ummat manusia kedjalan Allah, kedjalan) Islam, djalan arah kcselamatan dan bahagia, dengan alasan-alasan jang njata, dengan paham agamanja jang luas dan berdasar ilmu dan afcal. Mereka jakin, bahwa djika hak sudah datang, iang batal tentu akan lenjap sendiri. Qur'an menerangkan bahwa tiap-tiap manusia hanja menanggung djawab terhadap Tuhan), dan perselisihan tentang kejakinan akan diputuskan kelak dipadang Mahsjar, hari peradüan. Tetapi disamping itu, djika Islam diganggu, agamanja ditjemarkan, kemerdekaannja hendak ddrampas, ketika itulah pemeluk Islam nienghunus pedangnja jang tadjam dibawah komando Allah .rtSerbulah mereka, sehingga tak ada fitnah lagi dan semua agama mendjadi roilik Allah'". (Qur'an VIII: 39). Pemeliharaan kemerdekaan beragama ini tidak didalam tcori eadja, tetapi Nabi Muhammad s.a.w. memperlihatkan sikap itu 30
dalam praktijk, Tidakkah beliau berdjandji melindungi djiwa, agama dan harta bendia k a u m K l i s t e n d i Nadjran dan sekitarnja dalam th. 631-632 ? Diperintahkannja, bahwa kepertjajaan mereka itu tidak bole'h* diganggu, kebiasaannja tidak boleh disinggung, hak dart, kewadjibannja tidak boleh diufoah. Pendeta dan Guru agamanja tidak boleh dipetjat, besar ketjil semua mereka harus merasai keamanan hidupnja, sebagaimana dizaman sebelurn beliau, begitu djuga dimasa beliau memegang kendali pemerintaham. P a t o n g dan palang salifo tidak dibinasakan, mereka tidak fooien menindas dan tidak boleh ditindas, mereka tidak boleh membailas dendam sebagai dalam zaman djafoiïijah, bea persepuluhan tidak ditarik dan mereka tidak diwadjibkan memberi makanan kepada tentara Islam dan lain-lain. Ditjeriterakan, bahwa didalam zaman Rasulullah datang kepada beliau beberapa orang pendeta Kristen, hendak foerfoitjara tentang soal agama. Orang-orang Islam jang terkenal ramah-tamahnja menempatkam mereka i t u dirumah-rumah disekeliling dan djuga didalam mesdjid Djundjungan kita sendiri. Tamu-tamu itu menumpang disana beberapa hari sampai kepada hari Minggu, h a r i Tuhan Jesus. B a g i orang Islam seluruh b u m i A l l a h itu mesdjid dan inusalla, tetapi tamu4arnu Kristen i t u harus pergi kegeredja, jang didalamnja mereka dapat menjemfoafo Tuhannja. A p a akal ? Disekeliling tempat mereka menumpang itu tidak ada geredja. Dan didalam kesufcaran rohani itu, Djundtjungan Islam datang menolong, N a b i Besar Muhammad s.a.w. mempersilabkan mereka mempergunakan mesdjid belian sendiri. ) 1
Adakah tjontoh kesatria jang lebih sempurna ? Rumah A l l a h , tempat menjembah Tuhanj jang tidak berbapak dan tidak beranak, diserahkan untuk tempat sembahjang mereka jang pertjaja akan adanja A n a k A l l a h . Kedjadian jang tidak dapat digambar-gambark a n oleh mereka, jang selalu mengbina dan bersempit hati terhadap Islam, jang selalu melihat momok didalam agama jang satu-satunja bersikap netral terhadap kepertjajaan golongan lain. Tidak sadja ummat Kristen dan Jahudi jang masuk golongan ahli kitab. jang dengan mereka itu disuruh „herundiing dengan tjara jang baik", d j i k a mereka tidak bermusufoan dengan Islam, tidak mengganggu kemerdekaan agama dan nusanja, tetapi sikap jang m u l i a itu diperlihatkan kepada pengikut Zoroaster, penjembah api, sebagai jang terdjadi dengan pengiriman surat beliau kepada F a r r u c h b i n Sjachsan, saudara dari Salman F a r s i , dan kepada golongan-golongani jang berlainan paham ketuhanannja dengan Islam. Pengarang-pengarang sedjarah Islam jang terkenal atau jang tidak terkenal, dari anak Islam sendiri atau dari mereks
*)
Ifonu Qajjim, Z a d i l Ma'ad, I I I : 49 (Wafd
Nadjran). 31
jang bukan Islam, sesudah menjelidiki keadaan jang sesungguhnja, mau tidak mau, mereka terpaksa menerangkan bahwa diantara agama-agama dimufca bumi ini Islamlah jang terlalu bersikap „tolerans", bersikap sangat menghargakan kepada kepertjajaan golongan lain. Tidak sadja sikap Djundjungan Islam memfouktikan hal itu, tetapi politiknja dan( djedjaknja selalu diturut dan dükuti oleh Ghalifah jang empat, sahaibat-sahabatnjai, radjaradja Islam setiap masa dan musim. Sedjak dari Chalifah Aibu Bakar, jang selalu menasifoatkan panglima perangnja Chalid bin Walid harus memeUhara kemerdekaan foeragama, melindungi djiwa dan harta golongan jang berlainan paham, bersikap djudjur dan kesatria diwaktu peperangan, sedjak dari Sajjidina Umar bin Chattab, pembangun zaman keemasan jang gilang-gemilang dalam sedjarah kenegaraan Islam, jang didalam pemerintahannja ummat Islam beroleh kemenangan dimana-miana, di Buwaib, dalam peperangan Qadisiijah, jang dapat menentukan nasib Iraq. dalam anendjatuhkan kota Madain, jang angkuh dan menghinakan Islam, dalam kemenangan Nihawand, takluknja Mesopotamia, dalam membinasakan keradjaan Persia jang oleh orang Islam disebut „kemenangan dari segala kemenangan", sedjarah dari Sajjidina Umar, jang didalam pemerintahannja tentara Islam tidak sadja ke Timur tetapi raengalir sebagai air bah ke Barat, kekuatan tentara jang waktu itu tak ada tandingannja, jang djika mereka hendak berbuat sewenang-wenang, dapat membinasakan agama dan kepertjajaan Zoroaster sampai keakar-akarnja. namun tetap bersifat kesatria, berlapang hati terhadap agama dan paham golongan ummat jang berlindung dibawah pandji-pandji pemerintahannja. Tidakkah didalam pemerintahan Sajjidina Umar, jang dengan pimpinan Abu Ubaidah, Damascus, jang berpagarkan tembok setinggi gunung. djatuh, Syria Utara takluk, kota Antioche hanitjur dan Heradüjs lari puntang-panting ? Tidakkah didalam pemerintahan Ibn Chattab itu dengan pimpinan Amru bin 'Ash, Palestina menjerah, Artabin dengan tentera Rumania binasa, dan djika mereka kehendaki seluruh daerah Jerusalem dapat diratakan dengan tanah oleh tentera Islam? Tetapi tidakkah dibawah Umar, Sajjidina Umar bin Chatafo itu djuga, jang kebidjaksanaannja telah menarik bangsa Qubthi dan Kristen lebih suka mendjadi rakjat negara Islam dari pada mendjadi anak buah keradjaan Rumania. Ummat Kristen Jerusalem dibawah pimpinan Pendeta Sophromus merasa tertjengang melihat budi dan sifat iang terlalu manis dari tentara Islam jang menang dan masuk kekota itu ? Selusin, malah berpuluh-puluh, bahkan beratus tjontoh, jang diperlihatkan oleh sedjarah Islam tentang sikap menghargai kejakinan golongan lain, tidak sadja didalam pemerintahan Chalifah
32
Umar jang memang terkenal akan kebidjaksanaan politiknja, jang oleh Imam Djamaluddin Abul Faradj disebut „awwal haVim dimuqrathl fil Islam", jang foenax-foenasr seorang demokrat Islam jang tulen, tetapi dizaman Chalifah Utsman jang pernah mendapat pudjian dari Bisschop Fars, tulisan dari Patriach Kristen dari Marw, sampai kepada Chalifah Ali, pafolawan Islam jang pernah disebut dengan gelaran Singa Allah karena gagafo perkasam.ja dalam perdjuanga.n mempertahankan Islam dari serangan musuh, diantaranja suratnja kepada Bahram Sjad, anak Cbirardas, kepala kelenteng Zoroaster, mendjadi bukti jang senjata-njatanjas bahwa kemerdekaan beragama dari golongan manapun djuga sangat dihormati dan diperlindungi oleh pemuka-pemuka keradjaan Islam. Demikian gambarnja praktijk politik Islam dizaman Chalifah. Djika keradjaan Islam menang, tidaklah pernah ia memaksa musuh menjerah dengan tidak memakai sjarat, tidaklah ia menargkap dan menghukum pahlawan-pahlawan musuh itu sebagai pendjahat perang, karena mereka mati-matian telah mempertahankan tartah air dan agamanja. Djika keradjaan Islam menang, tidaklah kepala pemerintahannja menerima keuntungan, tetapi biasaftja membuat mewadjibkan ummat Islam memelihara keselaniatan hidup mereka itu, melindungi kemerdekaan agamanja, geredja dan kelentengnja dan segala jang bersangkut-paut dengan itu. Perlakuan jang baik itu dirasai setiap masa dan musim oleh golongan' jang berlainan kejakinannja dengan Islam. Geredja Nestori», katanja, masih menjimpan sebagai kenang-kenangan surat dari MUktafi II, Chalifah Bagdad, surat jang menurut „The Bulletin of John Rylands Library", Manohester (1926), belum berapa lama didapat dan didjadikan bukti oleh Dr. Mingane, ttntuk menjatakan sikap kehalusan budi dari radja-radja Islam dalam zaman kekuasaan dan keemasan Islam terhadap golongan jang berlainan kejakinannja. Oleh karena sikap jang demikian ummat Islam didalam zaman keemasan ditjintai oleh lawan dan kawan. Patriach Geredja Nestoria Isho' Yafo (650 — 660 M.) berkata : „Orang-orang Arab jang pada zaman ini telah menjerahkan pemerintahan dunia seluruhnja kepada Allah, tidak memfoinasaikan agama Kristen: tetapi sebaliknja, mereka menundjukkan penghargaannja, menghormati pendetapendeta dan orang-orang sutji kita, dan terlalu banjak berbuat baik terhadap geredja dan kloosters" (Assemani, Bib. Oriënt 111:121). Sikap politik jang sangat ethisch ini dipakai oleh keradjaan' Islam di Timur dan di Barat, di, Asia, di Eropa dan di Afrika, didalam zaman keemasan Islam maupun sesudah zaman itu, berbeda sekali dengan sikap keradjaan Rumania jang undang-undangnja, baik jang mengenai pergaulan, pemerintahan atau agama, berazas-
33
kan perbedaan terhadap rakjat jang didjadïikannja bertingkattingkat dan berkelas-kelas. Sungguh banjak orang menuduh, terutama ahli fcetimuran dari Barat, untuk mengafoui mata dunia, bahwa ummat Islam itu sangat fanatik kepada agamanja, dan untuk menerangkan, bahwa golangan-golongan imanusia jang lain fahamoja tidak .mendapat perlindungan dari ummat Islam, apalagi didalam keradjaan jang susunan pemerintahannja berdasarkan Islam. Tetapi beberapa tjontclh dari sedjarah Islam jang diuraikan diaitas sudah menundjukkan keadaan jang sebaliknja. Djika 'ada perkataan „netral terhadap agama" atau istilah „kemerdekaan berfifcir" didalam ilmu siasat negarannegara jang berasaskan demiokrasi, ,maka jang sesunggufo-sungguhnja telah mendjalankan dasar itu barulah keradjaan -keradjaan Islam, sedjak dahulu sampai sekarang. Hanja Islam jang menang dalam mempraktekkan paham „kenetralan" — sesunguhnja lebih tepat: mengbargakan kéjakinan orang lain — itu, sehingga orang Barat sendiri jang terbuka matanja dan terkemfoang kupingnja, seperti H.Q. Wells, pengarang dunia jang masjhur, mengaku kelapangan Islam dalarft bukunja „What is Coming", dengan kalimat jang fcira-kira demikian terdjemahanmja: „Agama Islam ialah agama jang berfcembang dan hidup diudara jang terbuka, agama jang agung dan s-ederhana fafoam dan pemakaiannja. Tidak sedikit matjam bangsa dari Nigeria sampan ke Tiongkok jang memeluk Islam. Agama Islam hanja satu-satunja agama jang sesuai buaf seluruh penduduk dunia, agama jang sudah kita dengar mendjadi buah tutur orang. agama jang selaras dengan tafoiat alam "• Oleh karena itu pula .ahli eneyclopaedia, seperti pengarang The Encyclopaedia Britta*jr-ca. menjèbut Djundjungan kita,, Nabi Muhammad s.a.w. „the most suecesful of ail prophets and religious personalitfes" — seorang dari pada Rasul Tuhan dan pengandjur keagamaan didunia jang telah mentjapai kemenangan achir. Apa sebab sikap Islam semurah itu ? Didalam Islam seorang Muslims atau fcafir Zimmi itu. golongan jang tidak menjerang kemerdekan Islam, jang tidak berchianat kepada Islam, sama haknja. Sajjidina Ali berkata, bahwa : „Darah mereka itu ialah darah kita djuga". Djika mereka itu membajar djizjah, padjak didalam tanah Islam, mereka berhafc mendapat perlindungan dan persamaani hak. Tentang soal kepertjajaan dan kejakinannja, bagi ummat Islam menurut apa jang difirmankan Allah dalam Kitab Sutjinja : „Bagi kamu agamamu. dan bagi kami agama kami". Djika ummat Islam didalam masa damai hendak menjampaikan kepada mereka itu da'wah Islam, maka mereka lakukan menurut firman : „Serulafo mereka itu kepada djalan Allah dengan kebidjaksanaan dan nas'hat jang baik." 34
\y' III. M A S J A R A K A T . I. Dalam Masa Perang. Sifat Nabi Muhammad sangat tegas menghadapi masjarakat manusia. Qur'an menggamfoarkan, bahwa ia keras dan perkasa terhadap musuh, lemah lemfout terhadap teman sedjawatnja. Dalam Islam tidak diperkenarikan berperang, karena peperangan itu dibentji Tuhan, karena peperangan itu adalah pemfounuhan, dan karena peperangan itu adalah penderitaan bagi manusia jang akibatnja berlarut-larut. Tuhan) tidak menjukai orang janig zalim dan Tuhan tidak menjukai orang jang berbuat seme- 1 na-mena. Siasat ini terdapat dalam kehidupan Nabi Muhammad. Dji»au kita simpulkan ajatajat atau hadits jang mengenai pepem-an maka akan kita dapati peperangan itu hanja daperkenanM untuk membela agama dan peri kemanusiaan, Agama Islam -*nja mengizinkan orang mengangkat sendjata dan berperang antuk salah satu dari pada tiga alasan, pertama untuk mendgaoran kemerdekaan beragama, kedua membela tanah air, termasuk dari dan harta benda, dan keüga untuk mentjegab dan membasma kezaliman dan permusuhan, Peperangan jang bersifat mendjadjab tidak ada dalam Islam, segala peperangan jang kita sebutkan »*u adalah peperangan jang bersifat mempertahankan diri dan kejakinan semata-mata, itupun dilakukan dalam batas-batas jang tertentu menurut pertundjuk Allah dan Rasulnja. Segala sesuatu pekerdjaan masjarakat diselesaikan dengan perundingan, difoitjarakan dengan musjawarah. Begitu djuga segala. sesuatu perselisihan. baik antara suatu golongan dengan golongan, maupun antara suatu bangsa dengan suatu bangsa-, hendaklab diselesaikan dengan perundingan jang berdasarkan harga menghargai dan hormat menghormati pendirian masing-masing. serta diichtiarkan agar dengan perundingan itu diitjapa-ïlah suatu perdijan djian damai jang dapat mentjegab pertumpahan darah. Dengan pendirian ini Rasulullah mengadakan perdjandjianperdjand'jian damai itu, baik dengan suku bangsa Quraisj, mampun dengan bangsa Jahudi dan Nasrani sekitar Madinah, dan belum pernah menjerang atau menjuruh menierang sesuatu suku bangsa sebelurn mereka dengan sengadja merusakkan perdjandjian perletakan sendjata atau perdjandjan damai.
,
35
Mari kita amibil tjontoh salaih satu dari pada perundingan itu, sebagai jang pernah dilakukan Rasulullah di Hudaibijjah, Dengan penuh toleransi ia menghadapi perundingan ini, jang difcemukakan musuhnja dengan tjara dan katakata jang tidak sedap. Dengan penuh toleransi ia menekan perasaan-perasaan kawan-fcawannja jang telah penuh meluap dengan rasa amarah dan jang telah berkejakinan, bahwa adanja perdjandjian damai itu merugikan bagi ummat Islam, jang telah siap sedia seribu Uma ratus orang dengan sumpafo dan foaiatnja dibawah pohon Ridbwan itu. Nabi tidaklah lekas dihinggap oleh sentimen. la mengatasi segala perasaan dengan akal dan) kebidjaksanaannja. Ia melihat kemasa jang lebih djauh, jang barang kali tak tampafc oleh safoabat-sahafoatnja, jang berdiri dengan pedang terhunus dan iman jang meluap-luap disekeliling Sufoail bin 'Amr, jang mendjadi utusan Quraisj untuk memperundingkan dan menanda tangani perdjandjian itu. Segala permintaan Suhail diterima Nabi dengan penuh sabar dan toleransi. Ia menerima bahwa perdjandjian itu tidak dimulai dengan nama Allah Jang Pengasih dan Penjajang,, hanja dengan nama Allah sadja, karena pengertian pengasih dan paajanjang itu menimbulkan tafsiran lain bagi orang-orang Quraisj. Ia menerima, bahwa istilah Rasulullah difoelakang namanja dihapuskan dan ditukar dengan nama ajahnja, karena ia tahu bahwa penghapusan itu hanjalah bersifat sementara, sedang jang penting foaginja adalah beberapa kaiimat jang tersebut didalamnja, jang akan memfoukakan foaginja kemenangan jang besar dimasa jang akan datang. Rasulullah memang seorang jang sangat bidjak-, sana, jang dengan wahju Tuhan pandai meletakkan kalimat-kalimat jang tersirat. bukan hanja jang tersurat. Ia lebih memberikan panghargaan kepada djandji diperfoolehkan masuk ke Mekkah pada tahun jang akanj datang, dari pada perdjandjian bahwa pengikut-peng'ikut Muhamtmad jang akan, masuk itu harus menanggalkan sendjatanja. Ia lebih menghargakan djandji jang mengatakan, siapa sadja jang ingin menggabungkan d ri kepada Muhammad dan masuk dalam sesuatu perdjadjian dengannja, beroleh kemerdekaan berbuat jang demikian itu dari pada djandji mengenai orang Islam jang menggabungkan diri dengao orang-orang Quraisj atau anak-anak Qusaisj jang belum mendapat izin dari orang tua dan walinja masuk Islam, harus dikemfoalikan kepada orang tuanja. Sekaüan itu hanja dapat dilakukan oleh seorang jar.g mempunjai pandangan mata jang tadjam dan rasa toleransi jang luas. Dan dengan demikian tertjiptalah dengan kebidjaksanaan Raïulullah jang dinamakan Perdjandjian Hudaibijjah pada Pebruari 628 M. Orang mengelufo kerugian, orang mengeluh, bahwa perdjan;
36
djïan itu hanja suatu penghinaan terhadap ummat Islam, tetapi Nabi menjampaikan dengan tjara sederhana wahju Tuhan: „Tuhan telah meugurniai keridhaannja kepada mereka, jang telah melakukan foaiat kepadamu dibawah pabon kaju, ia mengetahui apa jang terlcandung dalam hatinja, maka ia pasti menurunkan keamanan kepada mereka dan mernfoalas dengan suatu kemenangan jang tidak akan berapa djauh lagi." (Qur'an XLVII1:18). Berpuluh-puluh dan foeratus-ratus tahun kemudian barulafo orang sibük membitjarakan, bahwa siasat Rasulullah itu adalah suatu siasat jang luar biasa nntuk menembus foenteng Quraisj dari luar dan dari dalam Mekkah. Kemudian baru ternjata terbukti djandji Tuhan kepadanja : „Kami telah memberi kemenangan bagimu jang merupakan suatu kemenangan jang njata !" (Qur'an X L V I I I : 1 — 2). Banjak sahabat jang masuk ke Mekkah bersama Nabi beberapa tahun kemudian untuk mengamfoil kota sutji itu sebagai buah kemenangan terachir, mentjutjurkan air mata, tatkaia membatja ajat ini, dan berasa malu tersipu-sipu, karena ia telah mempunjai sesuatu perasaan terhadap Nabi dan pemimpinnja. Mereka sama mengharapkan, mudah-mudahan Allah mengampuni, dosanja jang dahulu dan jang kemudian, mudah-mudahan Allah menjempumakan nibmatnja dan menundjuk! mereka itu djalan jang lurus ! Tetapi ddalaim suatu masa, apafoila perdjandjian" damai itu d'irusafckan, keharmatan-kefoormatan uimmat Islam dilanggar, maka sikap Nabi berufoah. Ia tidak lunak dan lemah lemfout lagi. Ia ker.as dan perkasa, karena keadilan sudah dilanggar, kezaliman sudah dilakukan. Izin persing diberikan Tuhan kepadanja: „Dibolehkan orang mu'min mengangkat sendjata dan berperang karena mereka telah d'aniaja, Allah berkuasa memberikan bantuan kepada mereka." (Qur'an XXII: 39). Dermkian izin ini turun sesudah tiga belas tahun Rasulullah berusaha, agar penghormatan kepada agama itu dapat didjamin dengan setjara damai. Sekian lama ia menanti, agar manusia mengerti, bahwa harga menghargai mengenai agama dan kejakinan dapat dilakukan dengan tidak usah pertumpahan darah. Tetapi musuh-musuhnja tidak dapat memahami maksudnja. Mereka tidak bsrhent' menganiaja dan menjiksa, mereka tidak berhenti mengedjek dart mengutuk, menghina dan merintangi, merusakkan djandji-djandji jang diperbuat setjara kesatria. Ia terpaksa meninggalkan rumah tangga dan tanah tumpah darahnja, terutama Ka'bah rumah sutji Tuhan, jang mendjadi tempat ibadat menenteramfcan dirinja terhadap Pentjiptanja, bahkan d'tjemarkan dengan beratus-ratus patung berhala jang tiap detik mengganggu djiwanja. Ia terpaksa meninggslkan segala itu untuk kepent'ngan 37
perdamaian, pimdah ke Medinab jang lebih araan untuk imam dan agamanja. Sekarang Medinahpun diusik, banjak pengikut-pengiifcuinja jang masih terus-menerus menderita dari pada kedjaran mus-ufo. Kepadanja düzinkan perang, peperangan untuk membela diri. „Dan berperanglah pada djalan Allah melawan mereka jang a»emerangi kamn, dan djanganlah melewati batas-batas, sesunggufonja Allah tidak tjinta kepada h-ambanja jang melewati foatas itu. Perangilafo mereka, sehingga tak ada lagi fitnah, dan agama semata-mata mendjadi milifc dan kepunjaan Allah, Dan apafotta mereka mau berdamai, maka tak adalah permusuhan melainkan terhadap orang-orang jang za-lim". (Qur'an 11:190 — 193). Tidak! Tidak pernah peperangan Islam ditudjukan hanja untuk merebut kemegahan dunia, apalagi untuk memperkosa atau mendjadjah sesuatu golongan atau bangsa, tetapi jang djelas segala peperangan itu, baik jang langsung atau jang tidak langsung dipimpin Nabi, ditudjukan untuk memberi djamlnan jang terientu dalam tiga das-ar jang diurafkan diatas: untuk melenjapkan kezaliman dan permusuhan, untuk mempertahankan diri dan negeri dan terutama untuk memelihara kemerdekaan orang beragama. Untuk me-mperoleh kemerdekaan beragama, kemerdekaan mendjalankan ibadat dan sembahjang, kemerdekaani berbuat amal kepada fakir miskin, kemerdekaan dalam mendjalankan amar ma'ruf nabi munkar, pendeknja- untuk mendjamin kemerdekaan tersiarnja agama Tuhan (li'i'lai kalimatillah), ummat Islam diperkenankan menga-ngkat sendjatanja. „Djika sekiranja Allah tidak menolak serangan segolongan manusia terhadap golongan lain, sesunguhnja akan runtuhlah biara-biara. tempat ibadat dan sembahjang, dan mesdjid-mesdjid tempat orang menjebut na-ma Allah. Allah pasti menolong mereka jang membantunia. Sesungguhnja Allah maha perkasa dan kuasa. Hendaknja mereka iang dlberi kekuasaan diatas bumi in- mendi-'kan sembahjang, mengeluarkau zakat, berbuat amar ma'ruf dan nahi munkar. dan mengembalikan segala perkara kepada AMah". (Qur'an XXII: 40 — 41). Dengan mendjundjumg tugas Tuhan. Rasulullah memimpin peperangan-peperangan nembelaan itu, dengan tidak melupakan batas-batas jang ditentukan dalam Islam dan toleransi jang merupakan pembawaan peribadinja. B a k didalam sarijjah, jaitu peperangan jang dilakukan oleh pasukan bala tentara Islam jang dikirim oleh Nabi sampai tiga puluh Erna kali banjaknja. maupun didalam ghazwah, peperangan jang disertai oleh Nabi ^ sendiri, baik ia ikut berperang bersama-sama. maupun tidak, djelas kelihatan sifat-sifat jang kesatria dan penuh toleransi terhadap peri kemattusiaan. Dalam dua puluh tudjuh kali ghazwah, dnantaranja sembilan kalf dikepalai ole-h Nabi MUfoamim-ad. sendiri. jaitu pep» ;
38
.
.
.
nangan Badr ai-Kubr», Ufoud, Ahzab, Bami Quraizhah, Banu Musthaüq, Chaifoar, Fathu Makkah, Hunain dan Thalif, selalu Nabi Muhammad 'memperlihatkan ketangkasan dan keberanian jang djarang 'terdapat totok bandingannja. Djika didalam waktu damai beliau tidak merasa gentar menghadapi siapapun djuga, dengan parkataannja jang benar, maka didalam peperangan, beliau tidak merasa takut dan ngeri menghadapi tentara manapun djuga dengan ketangkasan dan kefoeraniannja, tidak bingung dan tidak pernah berputus asa, tetapi dengan kejakinan berbafcti kepada Allah madju, terus madju, sampai kemenangan tertjapafi. Dan sesudah kemenangan; tertjapa' dimedan peperangan beliau tidak pernah merasa bangga atau tjongkak, menjomibong diri. Kemenangan jang diperolehnja atas beberapa negeri dengan kekajaannja, tidak mempengarubi atau mengobah kehidupannja jang sederhana. Kemenangan jang diperolehnja tidak dirajakannja dengan tempi'k sorak, pesta dan keramaian, tetapi dirajakan dengan sudjud fcehadirat Allah, dengan memperbanjak zikir membesarkan Tuhan, jang telah roemberi dia -taufik didalam mendjalankan kewadjibannja. Sebagaimana dengan perundingan Hudadfoijjah, Nabi Muhammad ternjata seorang jang mahir tentang siasat, begitu djuga dengan peperangan-peperangan jang terdjadi dalam masianja. ternjata bahwa ia merupakan seorang jang ahli dalam peperangan. Banjak siasat-siasat perang. jang belum diketahui orang ketika itu, ditjdptakan, misalnja siasat pengepungan, penjerangan dari belakang, mengadakan parit pertahanan, memfolokir perbekalan musuh, memutus'kan perhiubungannja, penjimpanan rahasda, mengadakan pasukan gerak tjepat, dan lain-la'n taktik perang. jang memang menundjukkan keahliannja. Tetapi lebih utama dari pada ini ialah. bahwa ia telah dapat mentjiptakan aturan-aturan, jang dapat menjalurkan peperangan-peperangan itu tidak menjimpang dari 'garis kemanusiaan, jang dapat mentjegah pemfoinasaan manusia setjara kedjam, sebagai jang terdjadi dengan tentara Romawi dan tentara Persia pada zaman itu. Nabi Muhammad telah mentjiptakan dasar-dasar kemanusiaan jang lebih tinggi dalam barisannja, ia telah dapat mentjegab tentara-tentara membunuh mèreka jang tidak bersalah, mengelakkan membunuh •wanita-wanlta dan anak-anak serta orang-orang tua iang sudah landjut usianja, ia telah dapat menghindarkan tentara jang sedang ganais dalam peperangan menguasai dirinja untuk tidak merusakkan foarangbarang jang berfaedah untuk masjarakat. seperti merusakkan pohon-pohonan dan sawah ladang. rwrusakkan rumah-rumafo sutji dan tempat-tempat beribadat. Ia telah mempert nggi acblak dan budi pekerti tentaranja dengan rnenghonmati tawanan-tawanan jang djatuh kedalam tangannja, memberi makan minum jang :
39
tjukup, mendjaga kehormatan jang sesuafi dengan. dirinja. Sekaliati itu ratusan tahun sudah terdjadi dalam masa Muhammad, sebelurn orang berfikir mengadakan undang-undang peperangan internasianal. Herankah kita melihat, bahwa pengikut-pengdkutnja demikian tjinta dan taat kepadanja., eehingga mereka 8*u rela, sehidiup siemati dengan dia, rela memberikan darah dan djiwanja nntuk melindunginja dari pada setiap serangan dan chianat. Lebih dari pada benteng wadja, Nabi Muhamimad memperteguh benterg semangat, semangat dan roch Islam jang tak kenal mundiur, 'apalagii menjerah kalah kepada musuh. Semangat iman dan tauhid inilah jang membuat ummat Islam, jang ketjil bilengannja dan serba kurang dalam persediaan dan alat sendjata, dapat mentjapai kemenangan jang gilang-gemilang didalam peperangan dizaman Nabi itu. Siapakah jang menjangka, bahwa tentara Islam jang dlbentuk oleh Hameah, paman Nab . dalam tahun Hidjrah kesatu, hanja tiga ratus orang banjaknja dapat memaksa tentara Abu Djahal jang berlipat ganda besarnja, meminta damaj. Memang tiga ratus orang! Hanja tiga ratus orang, diantaranja botjah-botjah dan aki-aki, akan melawan seribu pahlawan Quraisj, jang bersendjata lengkap, berpersediaan tjukup! Siapakah jang jakin akan menang ? Hanja Nabi Muhammad s.a.w. dengan pengkutnja, Nabi jang telah diberi kabar lebih dahulu oleh Allah akan menjerahkan satu dari dua kepadanja. angkatan perdagangam Abu Sufjan bin Harb atau tentara Quraisj jang dipimpin oleh Abu Djahal itu. Nabi berdo'a: „Ja Allah ! Kami bermohon, penuhilah kiranja djandjimu. Kalau engkau barkan ummat Islam jang ketjil ini terhapus. maka didunia tidaklah engkau akan disembah dengan semfoahan jang sutji!" Abu Bakar membenarkan : ..Tjukuplrh Allah bagimu. ja Rasulullah." Tawanan jang djatuh ketangan orang Islam dipelihara dengan sempurna, mereka diberi tempat dan makanan sebaik-baiknja. , sedang jang pandai membatia dan menulis dimerdekakan, hanja dengan sjarat mereka harus mengadjar sepuluh orang anak Islam membatja dan menulis, dalam pada itu musuh jang kaja dimerdekakan dengan uang tebusan, jang akan d ba.gi-foagikan kepada fakir mi'skin, dan jang miskin dibebaskan dengan pertjuma. jang kemudian sebenarnja kembali lagi sebagai pengikutnja jang setia. Memang budi pekerti Nabi adalah budi pekerti jang luhur, jang patut ditjontoh baik dalam masa perang maupun dalam masa damai. Oleh karena achlaknja jang mulia itu. banjaklah kasvan dan lawan jang tertarik. banjak lawan dan musuh jang mulania 'menentang mati-matian, achirnja mendjadi kawan jang setia jang rela menjerahkan djiwa ragania. ;
;
;
40
Seorang ipemiuï'.s foerfcata, bahwa orang Islam itu siang mendjadi sitig* dalam medan perang, tetapi malam 'mengeluarkan suara jang sedih pada waktu membatja Qur'an, jang dapat menghamikan tiap orang jang mendiengairnja. 2. Kemenangan Jang Gilang Gemilang. Salah satu dari pada ajat perdamaian jang tertulis dengan niegafonja didalam Al-Qur'an, berbunji: „Djikaiau mereka menjataikan isuka damai, hendaklah engkau terima kehendak damai itu, seraja menjerahkan diri kepada Allah, karena ia mendengar lagi mengetahui ". (Qur'an VIII: 61). Baik Le Bon, maupun Dozy menggaimfoarkan Islam sebagai beri'kut: .,Sedjarah dunia belum pernah melihat pembuka Negeri jang berhati belas kasihan lebih dari pada ummat Islam". Hal ini disebafokan karena tudjuan peperangan dalam Islam itu tidak untuk menghantjurkan ummat manusia, hanja untuk mempertahankan ikebeniaran jang njata. Segala fcebuirukan jaag terdapat dalam masjarakat mausia dilenjapkannja dan diganbi dengan keutamaam Islam, jang pada hakifcatnja tidak lain dari pada persaudaraan, keadilan dan kebavk^n budi pekerti'. Dari isehariJkesehari adjaranad'jaran Is Ham jang berisi kebenaran itu kelihatan oleh semua orang. Meskipun pemuka-pemuka Quraisj dan beberapa kabilah Arab jang lain menghalang-halangi dengan halus dan kasar, tetapi pengikutpengikut Islam kian lama kian besar djumlahnja. Satu kabilah demi satu kabilah menjerah kepada ummat Islam dibawah pimpinan Nabi itu. Tetapi bagaimanapun banjak fcemenangain-kemenaugan jang d'itjapai oleh tentara Islam', kemenangan jang terpenting dan gilang-gewnlang adalah kemenangan Rasulullah waktu memasuki Mekkah kembali. Kemenangan ini terdjad dalam bulan Djanuari 630 M. Ummat Islam jang bergerak ke Mekkah tidak kurang dari sepuluh ribu banjaknja'. terdiri dari segala suku jang telah menggabungkan diri dengan pasukan Nabi'-. Kemenangan ini adalah kemenangan jang gilang-genrlang, kemeriangan perang dan kemenangan siasat. Kota Mekkah dikepung dari' segala djurusan, dengan tidak diketahui penduduknja t'ba-tl'iba kemah ke:maih tentrna Islam telah bertafouran diisanarsiinii dengan njala ap - unggun jang menakutkan. Seluruh isi kota bingung karena tidak menjangka-njangka mereka telah berada dUengah-tengah musuh, untuk memilih satu dari dua, menjerah kalah atau hantjur diratakan dengan bumi. Sia'sat-siasat Nabi jang bidjaksana, Jang penuh dengan toleransi kelihatan njata dalam menghadapi Mekkah ini. Ia telah menjatakan ntatnja, bahwa tidak boleh ada pertumpahan darah ditanah :
J
;
41
riUftjj jitp; Nabi datang tidak untuk merabalas dienden», tetapi untuK memfoerikan ketjintaannja kepada Rumah Sutji Tuhan jang mendjadi pokok perdjnangannja. Bukamfcah pernah ia berkata: „Hai Mekkan, kau lebih kutjintai dari tempat manapum d.jugai, tetapi pendudukmu tidak mengizinkan aku tinggal padamu!" Hari ini ia masuk ketaota jang ditjintainja, ia masuk dengan penuh belas kasihan dan rasa rafomah. Tidak ada ndat untuk berbuat kedjam, tidak ada niat untuk memfoanggakan diri, dan tidak ada niat untuk mentjapai sesuatu selain daripada kerelaah Tuhan djuga. Meskipun demikian, seluruh tentara musuh gemtar, bingung dan gugup. Pemimpinnja jang terbesar Abu Suf jan anundiarmandir dengaa penuh ketakutan, meskipun Nabi telah .mengamanatkan, agar pengikut-pengikutnja jang menemu' orang i u tidak membunuhnja. Achtrnja ketemulah Abbas, jang djuga mendjalankan siasatnja jang tjerd'ik. Dïfoawanja Abu Suljan itu keuring untuk melihat, bagaimana rapinjai susunan tentara dan kuatnja dasipbn peradjurit Islam jang banjak itu. Diinsjafkannja Abu Sufjan, bahwa tidak ada lain. djalan lagi jang terbufca untuknja melainkan menjerah diri kepada Nabi- Muhammad. Nabi bertanja. kepadanja : „Apakah engkau belum sadar djuga, hai Abu Sufjan, bahwa tak ada Tuhan jang patut ddsembah melainkan Allah ?" Abu Sufjan mendjawab : „Demi ibu dan bapaku, tak ada orang jang lebih mulia dtan baidi hati. dari padamu. Aku jakin dengan sejakin-jakinnja, bahwa djika adalah sesuatu Zat jang patut disemfoah, maka ia itu adalah Tuhan jang engkau sebutkan". Meskipun demikian Abu Sufjan masih bimbang mengakui Muhammad sebagai Nafoj dan Rasulullah. Meskipun demikian sesaat demi sesaat ia makn tertarik kepada pribadi' Nabi, jang selama ini dianggap tantanganfnja jang amat kedjam. Ia aman ditengah-tenga'h musuh jang sekian banjaknja, ia diberi makan dan bermalam sanrai pagi hari;, ia menjaks'bam salat Sufouh jang dilakukan oleh beriburribu ummat Islam dinibari itu dibawah p'mpinan Nabi Muhammad, ruku' dan sudjud dibawah f
fcat-j. komando.
Ia takdjufo, bagaimana Nabi dengan sepaitah kata dapat mentjegab kekedjaman Umar bin Chattab, jang hendak memenggal lehernja, ia takdjub pula bagaimana Nabi bertindak terhadap Sa'ad bin Ubaidah jang menamakan hari' masuk ke Mekkah itu adalah suatu hari pembalasan dan penjemfoellfoan. Tatkaia fouiu roman ja tegak mendengar an.tjaman itu, da memandang kepada Nabi, Rasulullah berkata : „Apa jang telah ddkatakan Sa'ad itu salah sama sekali. Hari ini bukanlah hari penjembelihan, tetapi bar'i ini adalah hari jang penuh rahmat bagi golong|an Qura sj, hari jang ,;
42
berfoahagiia, karena Kalbah akan difoormaiti kembali oleh Allah." Rasulullah segera memanggil Sa'ad dan memerintahkan kepadanja, supaja menjerahkan. bendera Anshar kepada anaknja bernama Qais. Sedjurus kemudian foerbarislah difceiiling Nabi regu Anshar dan Muhadjirin jang istimewa sefoamjak dua ribu orang dibawah pisapinan Umar ibn Chattab dengan mengenakan pakaian perang. Abbas memfoisikkan kepada Abu Sufjan, bahwa orang-orang itu adalah pengawal prifoadi Nabi. Maka ummat Islampun bargeraklah kearah kota Mekkah sambil meneriakkan takbir dan mengagungkan nama Tuhan. Abu Ruwaibah d'-serafoJi membawa pandjipandji Islam masuk kota, sedang didepannja berdljalan dengan gagah Bilal, jang mengumumkan dengan suara jang keras, bahwa tiap orang jg masuk kerumah Abu Sufjan, tiap orang jang berlindung dalam Mesdjidil-Haram, tiap orang jang meletakkan sendjatanja, tiap orang jang menutup pintu rumah dan tinggal didalamnja, dan tiap orang jang berlmdung dibawah pandjipandji Islam itu, semua akan didjaimi.n keselamatan hidupnja. Abu Sufjan jang mendengar segala itu merasa mendapat kefoormatan besar sebagai orang besar Quraisj jang masih dihormati. Ia dïbawa kesuatu tempat jang agak tinggi letaknja oleh Abbas, agar ia dapat melihat dengan njata angkatan Islam jang magah dan perkasa itu lalu dengan hebat dan dahsjatnja, sebaris demi sebaris dengan rapi dan penuh ketaatan. Ia berbisik kepada Abbas : „Wahai Abbas, sudah selajaknja saudara sepupumu mendjadi radja jang berkuasa didunia ini". Tetapi Abbas segera mendjawab : „Engkau keliru hai Abu Sufjan ! Muhammad bukaP seorang radja, ia adalah seorang Nabi dan Rasul Tuhan". Abu Sufjan masuk ke Mekkah dengan tergesa-gesa men jampakkan sjarat-sjarat perdamaian, jang telah dikemükanlkan Nabi kepadanja, meskipun agak segan ia dengan rasa malu menghadapi isterinja dan masjarakat Quraisj. Maka mengalirlah omfoak Islam itu kedalam Mesdjid dengan suara takbir jang menderu, aluo geiomfoang jang tak dapat ditahan, baik oleh Abu Sufjan, maupun oleh Ikrimah anak Abu Djahl, Sofwan b n Umajjah atau Suhail bin Amr. Ada jang merasa bangga karena ia kembali ke Mekkah tidak lagi sebagai budak Bilal, jang disiksa dan dldjemiur dipanas matahari, ada iang mengalvrkan air mata karena ia kembali kepada keluarganja sesudah diusir dan d'kedjar-kedjar, dan ada jang dengan air mu'ka berseri-seri karena sesudah beberapa kali d^lkailahkan Quraisj. mereka datang mengin djak kampung halaman mereka sebagai angigota Kabilah Chuza'ah iang menang. Tetapi tak ada seorangpun iang beram' mengangkat tangan, semuanja tunduk kepada adjaran Nabi, bahwa hari itu adalah hari rahmah, hari jang penuh ampunan dan belas kasihan, :
43
hari menghilangjkan semua demdiaim cbasumat, kembali bersatu dalain pangkuan Tuhan untuk membangium budi pekerii manusia. „Tak ada edjefc-mengedjek tjela-mentjela paria hari ini-, Tuhan memberi ampunan bagimu semua, karena ia maha pengasih i " Dengan air mata sjufcur jang berlinang-ISnangj Rasulullah sudjud didepan Ka'bah dan melakukan thawaf dengan chusju'nja". Ja memudji Tuhan dan memohon ampum atas mereka jang se'arna ini salah mengerti dan melakukan kezaliman kepadanja. Ia telah melakukan tugas menegakkan kembali taufoid, sebagaimana jang pernah ditegakkan oleh Ibrahim dan Ismail di!empat ia berdiriii itu, ia membasmi semua sjirk, semua penjemibaham selain Allah jang maha Esa dan berkuasa. Maka dirombaklah penjembahan berhala disekitar Ka'bah itu, satu persatu sampai sedjumlah tiga ratus enam puluh fouah banjaknja. Jang terachir dipetjahkan ialah prl.ung Hubal, berhala suku Quraijs jang terkeramat. Ddtjelah-tjelah suara jang gemuruh karena kediatuhan Hubal berkeping-keping ketanah, Zubair membisikkan ketelmga Abu Sufjan akan peristiwa perang Uhud : „Ingatkah engkau pada waktu menebas orang-orang Islam dan melukainja, engkau berteriak : kemenangn bagi Hubal ?" Kelihatan semangat ummat Islam menjala-njala, sebagai ginga jang garang gemetar sekudjur badannja hendak menerkam. Tetapi Rasulullah menjalurkan segala kebengisan itu kepada menghantjurkan patungvpatung berhala, menghapuskan semua ijoicttjoretan dan gambar-gambar pada dindiing Ka'bah. la memimpin keganasan itu dengan do'a : „Ja Tuhanku ! Djadikanlah aku masuk dengan tjara jang baik, sebagaimana kepergianku dengan tjara jang baik pula. Kurniakan daku kekuasaanmu, jang dapat membimbing dan menolong usahaku \" Kemudian ia berkata : „Kebenaran sudah diatang. segala: jang batal dan kepalsuan lenjap melarikan dWinja". (Qur'an XVII: 80 — 81). Kemudian terdengarlah suara azan, jang keluar melalui djiwa dan mulut Bilal, sedih dan santer, sebagaimana santer dan sedih ket-'ka ia mendjerit kesakitan beberapa tahun jang' lalu, Suasana ketakutan dalam kalangan Qural'sj bertambah besar, terutama waktu mereka dikumpulkan dgdiepan Nabi. Kegetaran uirai saraf iang pernah dikenal sedjarah manusia ! Dengan tenang Nabi mengarahkan kata-katanja kepada orang Mekkah sambil berdiri didepan pintu Ka'bah : „Tidak ada Tuhan melamkan Allah, hanja ia sendiri tidak bersekutu. Sungguh tepat dan benar djandjinja, sungguh besar pertolongannja kepada bairbanja, sungguh besar kekuasaannja dalam menghamtjurkan regu-regu musuhnja. Wahai orang Quraisj ! Pada hari ini Tuhan telah menghapuskan bekas-bekas kebiadabanmu, pada hari ini Tuhan telah menghapuskan bagimu penjembahan lehihrar, ketahuilah, manusia tu didjadikan dari Adam dan Adam itu ditjiptakan dari tanah. ;
;
44
O • manusia seluruhnja ! Ketabuiilab bahwa kita Sni dldjadBkan Tufoam dari laki-laki dan pere'mpuan, didjadikan foersuku-suku dam berkabilahkabilah, supaja dapat kenal-mengenal dam bekerdja sama antara, satu sama lain,. Ketahuilah bahwa orang jang termulia dantaram-u dalam pandlangan Allah ialah orang jang takwa kepadanja". Kemudian ia bertanja pula : „Hai orang Quraisj, katafcaralah eekarang» hukum apa jang kamu rasa paratas untuk segala aniaja dan kekedjaman jang telah kamu lakukan. terhadap orang-orang Islam, karena mereka itu telah diadjak menjembah Tuhan jang «ebenarnja ?". Mereka mendjawab: „Engkau orang baik, engkau saudara kami jang berhati mulia dan tinggi foudii bahasa". Banjak orang, Quraisj -bertanja-tanja, apa jang akan terdjadi atas dirinja, hukum bunubkah, mendjadi budakkah atau akan diperlakukan sebagaimana Jusuf memperlakukan saudara-saudara nja. jang sesat ? Mereka rdak menduga-duga betapa -tinggi budi Nabi dan betapa mulia hatinja. Nabi berkata : „Semua kamu dibebaskan! Pergilah kemana engkau suka ! Bertahun^tahun Nabi menderita, bertahun-tahun ia berperang dan berdjuang. dan bertahun-tahun ia sudjud' rufcu' mengharapkan kemenangan dari Tuhan. Dan kemenangan 5tu hari ini tertjapai. suatu kemenangan jang gilang gemilangi, suatu kemenangan jang sefoenar-benarnja kemenangain bagi Nabi, jaitu mentjegab pertumpahan darah dan memberi ampunan kepada manusia dalami ikatan taubid. Inilah tjontoh jang tertinggi dan teladara bagi manusia seluruhnja. Apakah benar ia mengingini tabta dan mahkota ? Apakah benar ia mengngini harta dan wanita? Apakah ia hanja mempenma'nmainkan kata dan sendjata? Tidak! Tidak, ia hanja mengagungkan Tuhan semesta, ia hanja membasmi kezali-man, meletakkan keadllan jang merata, Sesudah ia masuk kedalam Ka'bah dan sembahjang sudjud sjukur. Rasulullah menjerahkan kuntji Ka'bah' itu kepada jang herbak, jaitu Usman ibn Talhah, dan mengemhalikan pula urusara protokol kepada jang berhak, jaitu Abbas b n Abdu.1 Mutthalifo. Dengan demikian perselisihan selesai, dengan kebidjaksanaan Rasulullah terkikislah semua bibit-bibit permusuhan dan perpetjahan, baik diantara kekeluargaam, maupun diantara suku-sufcu terdekat dan djauh. Sedjarah pertengkaram kablah-kabilah Arab, jang sudah terdjadi sedjak waktu jang dapat teringat oleh manusia, pada hari itu tamat dan tidak akan terulang lagi. Semua mereka * i k a t dalam suatu ikatan besar dan lefoib kokofo dari pada ikatan
45
suku>«ufcu dam foani-foani, jaitu :ik»tan; Islam, jang mempunjai dasar: tidak ada jang lebih mulia, baik dari bangsa Arafo maupun dari bangsa Ad jam, melainkan orang jang takwa kepada Tuhan, baranjg siapa berbuat baik fta akan masuk sorga. meskipun ia hanja seorang budak Hafosji, dan barang siapa berbuat djahat, ia akan masuk neraka, meskipun ia seorang bangsawan Quraisj. Sama rata dan sama rasa! lVfamang seluruh mata bangsa Arab ditudjukan kepada suasana politik di Mekkah, ditudjiukan kepada hufoungam jang ada antara suku suku Quraisj. Mereka diluar menamtikan perkembangan ini dengan rasa foerdehar-defoar. Oleh karena tol amnesti jang diberikan oleh Nabi Muhammad kepada orang Quraisj terlalu penting artinja, ampunan ini melumpubkan semangat dan tenaga musuh dan menjebabkan bangsa Arab sekitarnja berdUjundujun datang memeluk agama Islam, berp'uakpuak menjerah diri kepada agama Allah. „Memudjtilah kepada Tuhanmu dengan pudjian dan sandjungan jang indafo, nrntalah kepadanja ampunan, karena ia pengasih dan pengampun." Inilah kemenangan jang sebenarnja! 3. Maaf Dan Ampunan. Memang sedjarah hidupnja menerangkan, bahwa Nabi suka memaafkan dan memberi ampunan kepada orang-orang jang mingod] ek, menjakiti dan menjiksanja. Sifat jang mulia ini sesuai dengan andjuran datam Qur'an jang foerbunji: „Terimalah maaf»! Adjaklah kepada jang baik! Dan hindarkanlah diri dari pada segala perfouatan orang jang djahil." Pengertan wahju ini lebih dtdjöllaskan dengan sebuah haditsnja jang mengatakan maknanja ajat itu. ialah, bahwa mengbufoungkan silaturrabmi dengan orang jang telah memutuskan perhubungan. foermurah tangan kepada orang jang tidak ing'n memberikan apa-apa, dan miemberi maaf serta ampunan kepada orang jang telah berbuat zalim kepada kita adalah perfouatan jang sangat terpudji. Sudah kita terangkan sifat jang mulia ini adalah sifat jang telah mendjadi pembawaan bagi Nabi Muhammad, bahkan dalam pelaksanaannja demikian rupa tingginja, sehingga belum pernah terdapat dalam sedjarah pemimpin manaoun djuga, bahkan dalam seluruh sedjarah kemanusaan. Hal ini kelihatan tatkaia menduduki Mekkah. Ditjeriterakan bahwa Mekkah dan Tfoaif adalah dua buah banteng musuh jang terkuat dengan pendiuduknja pemeluk peimeluik jang sangat fanatik kepada berhala Lata dan Uzza, sehingga mereka merupakan musuh jang sangat djahat terhadap Nabi.
46
Dalam pada itu orang-orang Tsaqif di Thaif adalah orang ca ang jang paling taait 'berbuat sjirik dan rnenjembah berlhala. Dalam fcediua kota ini terdapat pemimpin-penilmpin musuh Nabi jang termama, seperti Abu Djahl bin Hisjam, Ikrimab anak Abu Djahl, Umajjah bin Chalaf, Sofwan anak Umajjah, Ash bin Wa'""l As-Sabmi, WaWd bin Mughirah, Abu Suljan bin Harb, Amr bin Umair, Abu Mias'ud As-Saqafj. Mialik bin Auf, dan lain-Iain jang dengan kejakinan berperang melawan Nabi dan berkehemdak sunggub-sunggub akan membunuh aja. Kekedjaman-kekedjaman dan penindasan-penindasan jang mereka lakukan itu terhadap Nabi, dapat kita bagi atas empat mat jam. Mat jam pertama merupakan gangguan-ganggtuan pribadi, edjekan dan penghinaan, seperti jang pernah ddutjapkan oleh Abu Lahab kepada Nabi, tatkaia Nabi mengumpulkam keluangarija dtibukit Safa dan menerangkan, bahwa ia mendapat wahju. Edjetsanedjekan ini sangat memalukan Nabi. Matjam kedua merupakan sikap membekot, seperti andSuranandjuran jang disiarkan dan ditulis serta digantungkan pada Ka'bah, berisi menjuruh membekot suku Bani Hasjim, karena mereka melindungi Nabi Muhammad. Pemfoekotan ini merupakan acuian jang berbahaja. karena mengandung larangan kawin dan dijual belt dengan keluarga Bani Hasjim, termasuk Nabi Muhammad, begitu djuga terlarang mengadakan segala matjam perhufourgan dalam bentuk apapun djuga. Njari-s Nabi Muhammad mati kelaparan. karena ia terpentjil dalam daerah Bani Hasjim itu. Matjam ketiga merupakan kedjadian* sesudah wafat Abu Thalib. paiman dan peL'ndung Nahi, dan sesudah wafat Ohadiidjah isteri jang ditjintainja. Waktu tu orang-orang Quraisj telah foerani terang-terangan menghina dan| menjakiti Nabi, seperti melcimparkan tanah dan nadjis kekepalanja, jang kalau kurang-kurang sabar dan kuat iman Nubuwahnja, ia terpaksa membunuh d'ri atau menghentikan usahanja, karena sangat aib dan malumja. Dalam suasana jang genting inilah ia pergi ke Thaif untuk mem'nta perlindungan dari kabilah Tsaqif. Tetapi permintaaii iniP'un ditolak setjara sangat menjedihkan. Bahkan ketiga orang pemimpin Tsaqif, jang dikundjunginja, demikian rupa memgedjek kepada bel au itu dengan kata-katanja jang sangat menjakitkan hati dan memberi malu, sehingga ia terpaksa meminta, agar pernjataannja itu dirahasiakan sadja. Mereka mengerabkan anak-anak dan budak untuk meneriakkan kepadanja edjekan-edjekan, jang tidak lajak, serta mentjutji maki dan, melemparinja dengan batu dan barang-barang jang kotor, sehingga badannja berlumuran dengan darah. Meskpun demikian acblak dan budinja jang tinggi hanja mendorong ia berdo'a kepada Tuhan: „Ja Allah jang Maha Kuasa! ;
;
47
Kepadamulah aku miengeluh tentang kelemahanku, kepadamulah abu mengadukan ketjewaku dalam pengharapam, aku talk ada harga dimata orang. Engkaulah Tuhan .iang maha murah tempat mwmperoleh perlindungan, Berilah pertumdjuk kepada kaumku jang belum insaf itu." Setelah berlindung sebentar dikebun anggur Utbah bin Ra bi'afo dan mengutjapkan do'a itu, >ia kembali ke Mekkah dan dengan perlindumgam Mut'im bin Adi ia dapat memasuki kota itu dengan selamat. Suasana jang ketiga ini diachiri dengan pertjobaan memfounnfanja, jang dirantjangken begitu rupa sehingga jang diserahi tugas akan tnemfoumufo litto, terdiiri dari pemiuda-peimuda berbagai kabilah, sehingga dengan demikian Bani Abdi Manaf dikelak kemudian hari tidaklah akan sanggup lagi menuntut pembalasannja. Maka Nabipun hidjrah ke Madinah dan dengan int mulailah suasana matjam jang keempat. Bagaimana kesukaran jang didertta oleh Nabi, sedjak pengepungan rumahnja dan bersemfounji didalam dua bersama dengan sahabatnja Abu Bakar, sampai ke Madinah dengan rentetan peperangan dan penjerbuao Quraisj jang bertubi-tufo , tidaklah dapat digambarkan kekedjamannja. Sekian banjak air mata tertumpah. sekian banjak djiwa melajang, begitu djuga kekatjauan jang ditimfoulkan oleh asutan dan fitnahan musuh, sehingga tidak terkatafcan lagi penderataani jang diaiami oleh Rasulullah sebagai pemimpin ummat Islam. ;
Memang ia terus 'berperang mempertahankan dirinja dan kejakinannja, karena sudah doünkan untuk itu. Tetapi meskipun dalam perkelahian dan pertempuran jang menentukan hidup dan m-atinja, ia tidak melupakan tudjuannja: memberikan bahagia kepada manusia, membawa mereka kepada pengakuan keesaan Tuhan!. Dan apafoila tudjuan ini sudah tertjapa :'. pedang segeralah dvtnasukkan kembali kedalam sarungnja. Ia tidak ditjiptakan untuk meaghantjurkan suku-suku bangsa Arab jang ketjil itu. tetapi untuk mengggemfolengkan suku-suku itu mendjadi suatu bangsa jang besar dan megah. Ini tudjuannja sedjak sernula. dan oleh karena iltu sendjata jang paling tadjam bukanlah pedang, tetapi tasamuh dan tajasur, harga-menghargai dan raudah-memudafokan, afwan dan safhan, bermaaf-maafan dan ampun-mengampuni ! 1
Ini ternjata sedjak ia mulai mengangkat sendjata. Dalam suatu peperangan Nabi berada disuatu tempat, jang terpisah dengan tcmarj-temannja dan tak ada perlindungan. Karena letihnja ia tertidur dibawah sepohon kaju. Ketifca itu datang kesana seorang pothlawan Jafoudi jang bernama Da'sur. jang mengatiungkart kepadanja sebilah pedang terhunus, sambil berkata: ..Katakanlah, isiapa jang akan dapat menolong engkau dari taniganku iffli ? ' :
48
»
Dengan tidak gent air Rasulullah mendjawab: Kuasa."
„Allah
jang Maha
Mendengar suara kejakinan jang membadja i n i , Da'sur lalu gementar dan pedangnja terdjatuh dani tangannja. Segera pedang itu diambil oleh Nabi, dan sambil mengatjungkan kemuka Da'sur, ia bertanja: „ S e k a r a n g katakan pula olehmu, siapa jang akan dapat meiepaskan njawamu dari tanganku i n i ?" Da'sur tak dapat memberikan djawaban apa-apa. Rasulullah tidak lantas memfounuhnja, tetapi menjuruh dia menjerah diri sambil mengutjapkan kalimat sjahadat. Da'sur jang menurut tjeritera itu sangat terharu akan s%ap kesatria dan pengampum dari pada Nabi, lalu masuk Islam, Sifat i n i ternjata djuga terhadap seorang penjair Ka'afo bin Zuhaür, Ka'ab bin Zuhair, penjair jang selalu mentjertja agama Islam dan Djundjungannja dengan sjairnja jang tadjam-tadjam, musuh Islam jang telah didjatubkan putusan hukum bunuh karena chianatnja kepada Islam, pada suatu kctika datang kehadapan Rasulullah, dan bertanja: „ J a Rasulullah, kalau aku membawa Ka'ab sebagai seorang Muslim dihadapanmu, apakah tuan hamfoa akan memberi ampun kepadanja?" Dengan tidak berfifcir pandjang Djundjungan kita mendjawab : „ J a " . Dan tatkaia ketahuan bahwa orang .iang berkata itu ialah Ka'ab, sahafoat-sahabatpun tak sabar lagi, hendak menebaskan lehernja, tetapi N a b i melarangnja dan berkata : „Aku telah mengampuninja." Disamping kesatria dari P e m i m p i n besar Islam itu mengampuinii Ka'ab, tak dapat tidak dapat diartikan djuga hasrat jang mendorong Djundjungan Islam mengaimbil keputusan itu karena keinginan memelihara pengetahuan dan kesusasteraan. Ia tukang ejair jang terkenal dalam zaman Djab'lijah, tetapi sesudah ia insaf, mendjadi tukang sjajr jang terkenal puila dizaman Islam. H a l ini' ternjata dengan anugerah selembar djubah beliau jang dilemparkan kepada Ka'ab, sesudah ia selesai bersjair ketika itu untuk melahirkan t e r m a kasjhnja atas sifat pengampunan jang luar biasa dari Nabi Muhammad. Dengan hati jang bergetar dan suara jang merdu Ka'ab daflam, sjairnja jang terkenal dengan nama .JBanat Su'adu" berkata: „ E n - k a u l a h , wahai Djundjunganfcu, obor jang menerangi dunia, engkau adalah pedang A l l a h untuk membinasakan ketiemaran." Dan sifat ini terutama ternjata pada waktu hari masuk Mekkah. Segala amarah dan dendam chasumat jang telah bertahun-tahun, bahkan ada jang telah turun-temurum, atas pimpinannja jang mulia itu, lebur dan lenjap dalam suara takbir jang gegap gempita, tatkaia masuk ke Mekkah kembali. A i r mata jang harus ditjurahkan untuk mengingatkan keluarga dan handai taulan jang sudah terbunuh, ditjurahkan untuk mentjintai sesama manusia,
19
tangan jang gemetar jang telah foersedia sedia hendak menetak dan me ma rang, diullurfcan untuk menjamfouit tangan-tangan Quraisj jang foerfamnran darah itu, guna fcepentingan manusia, guna penjiaran adjaran tauhid jang akan mentjiptakan suatu peradaban besar dikemudian hart. Tidakkah sediarah manusia mengagumkan, bagaimana panglima perang Muhammad memaafkan Abu Sufjan dan memperlakukannja tidak sebagai pendjabat perang, tetapi sebagai seorang besar Quraisj jang foersahabat? Kedatanjganinja hendak menjeUdik kekuatanj tentara Islam disuruh sambut kepada Abbas dengan memberiifcan kuda tunggangannja sendiri, diadiak makan dan bermalam didalam kemah Djenderal-Djenderalnja jang ternama. Ia mentjegab Umaj- jang akan menebas batang leher Abu Sufjan, ia mentjflfout kata-fcata antjaman pemimpin Anshar Sa'ad ibn Ubbadah dan menggant kannia dengan susunan kalimat jang roenenteramkan, dan ia mengumumkan rumah Abu Sufjan untuk tempat perlindungan pendudukpenduduk Mekkah jang merasa dirinja bersalah. Memang kek erasari dengan kekeras an atjap kali tidak dapat membawa penjelesadan, sebaliknja djarang orang dapat menentang foudï bahasa jang manis. A i r mata sering kali lebih tadjajm dari pada pedang ! ;
Ampunan ! Fatah Mekkah adalah hari ampunan ! Abu Sufjan diberi ampun. Isterinjapun diberi ampun. isterinja HindUn fointi Utbah. jang Dernah menarik-narik djanggut lakinja dan mengedjek didepan t o n tatkaia ia hendak damai dengan Nabi, isterinja jang pernah dalam perang Uhud mengandjurfcan membunuh beberapa pablawan Islam sambil berdendang dbn menarirnari dengan mengalungkan djantung Hamzah jang sudah terbunuh diilehernja, diampuni. Perempuan Quraisj jang paling djahat dan buas, dengan mudah diberi ampun dihari Fatah Mekkah itu. Tatkaia ia datang kepada Nabi hendak melakukan baiatnja, Nabi berkata dengan senjusn simpul: „Belum aku man menerima pengakuan kiesetiaanmu itu, sebelurn engkau membersihkan terlebih dahulu telapak tanganmu itu jang merupakan dua fouah pamtjakaran singa'". Kemudian Nafoi menerima penjesalan dan penjerahan diri Hindun bin Utbah dengan sikap dan wadjah muka jang berserïseri, jang sama sekali tidak menjimpan bekas kekedjaman wanita jang ganas ini, tatkaia merobek-robek badan sepupu dan pahlawannja jang terbesar, Hamzah anak Abdul Mutthalib, serta mengalungkan djantung dan hatinja pada leher. Ia menerima dengan hati jang pengampun dan muka- jang putih bersih kembali kedua tangan Hindun. jang telah terkerat kukunja dan telah berpatjar dengan indahnja. seakan-akan sudah tjukup bersih dari pada lumuran darah jang kedji, jgpg pernah membasahi kedua tangan perempuan itu Pikah» 'Nabil me&lhat djantung Hamzah itu digigü50
.
gigit dan dikaiungh Nabi .pernah berkata: „Kalau masuk sepotong kedalam perutnja, Hindun pasta tidak akan dimakan lagi oleh api neraka", artiinja demikian sutjinja tuhuh Hamzah itu. Dan demikian pula sutjinja hati Nabi jang mengampuni pemfounuhnja jang kedjam. Oh sungguh djtarang dalam sedjarah tjeritera-tjeritera jang seperti ini. Bahkan disamping Hindun, Wahsjipun diberi ampunan, Wahsji jang sudah termasuk dalam, daftar pendjahat perang jang harus dibunuh. Kita ketahud dalam pertemp-uran Badiar, Hhmzab telah menundjukkan keperwiraannja. Dalam tangannja gugur be berapa pahlawan Quraisj jang terkenal, seperti Utbah bin Rafoiah, ajah Hindun sendiri, dan' Sjaifoah bin Rabiah, dan tidak kurang dari pada tiga puluh satu. orang pahlawan lain dari kalangan Quraisj jang tewas olehnja. Maka dleh karen» itu barang tentu orang-orang Quraisj sangat marah kepadanja. Diupahnja Beorang budak Hafosji jang bernaima Wahsji, seorang jang sangat piandai memanah, untuk membunuh Hamzah itu. Oleh karena budak ini iagin merdeka, maka segala usaha dilakukannja untuk dapiat meisksanakan tudjuan tuannja. Dan dengan demikian ia berhasil ditengah-tengah medan peperangan Uhud mentjari Hamzah dan memanabnja diperut sampai pahlawan Islam itu gugur seketifca itu djuga sebagai bunga Islam jang indah dan harum baunja. Dan oleh karena itu Wahsji tertjatat dalam daftar ummat Islam untuk dadjatuhi hukuiman founuh. Tetapi oleh kemurahan dan kemuliaan hati Nabi dimaafkannja Wahsji litu, diberi ampun kepada Wahsji jang pernah membuat ia menangds. Mari kita ikuti tjeritera Wahsji sendiri tatkaia Sla diberi ampun oleh Nabi. Katanja: „Aku keluar, Lalu mendekati Nabi., setelah ia menguasai Mekkah dan Thaif. Dengan sekonjong-konjong aku sudah berdiri didekatnjbi. Ketifca ia melihat aku, ia bertanja: „.Wahsjikah ini ? Djawafoku: „Benar ja Rasulullah, aku ini Wahsji". Katanja pula: „Duduklah! Dan tjeriterakanliaih kepadaku, bagaiiman» tjaranja engkau membunuh Haimzah ?". Lalu aku tjeriterakan kepadanjö seluruh kissah itu sampai selesai. Setelab selesai beliau berkata: „Enjahlah engkau dari sini. Djangao menundjukkan sekali lagi mukamu kepadaku!" Sedjak itu aku selalu mendjauhinjai, agar tak kelihatan lagi olehnja, sehingga la mangkat." Demikian tjeritera Wahsji sendiri jang telah diberi ampun oleh Nabi akan dosanja, dan jang sekarang mempunjïi kejakinan bahwta ia sebagai budak dapat menlek» dar4 Nabi Muhammad dengan tidak membunuh manusia. Alangkah imdahnja tjeritera ini. I* melukiskan betapa «rang dapat memahan hati, dan ia menggambarkan setjara jang sangat indah akan sifat pemaaf dan pengannpun Nabi Muhammad. Nabi sangat tertiair», Nabi sangat bentji melihat dan, mengenangkan v
51
perbuatan jang terkutuk sematjaim itu. Ia tidak mau melihat kembali muka Wahsji, jang mendjadi pembunuh pamannja. Wahsji adalah seorang budak jang tidak berketurunan dan tidak mempunjai suku, jang menurut perasaan bangsa Arab adialah sangat hina. Meskipun demikian Nabi memaafkan dan mengampuni dia, sesudah dari mulutnjta keluar utiapan Sjahadat. Sedang seluruh kaum Islam ketifca itu menanti-nanti pelaksanaan hukum bunuhnja, karena ingin melihat darah orang jang kedjam iitu mengalir sebagaimana mereka- telah melihat usu9 Hamzah jang tertikam oleh tombaknjai, dan jang dirobek-robek dikalungkan pada leher Hindun sambil menari-nari dan ber tandak-tandak dengan sombongnja. Nabi mengampuni sekalian itu. Muhammad datang merupakan rafomat buat semua manusia, bukan laknat dan dendam chasumat. Apakah kurang indah pula tjara Nabi memberi ampunan kepada seorang pemudaj Quraisj Fudhalah ? Fudhalah bin Umair sudah lama berniat hendak menikam Nabi dengan diamdfam. Ia mengikuti Nabi thawaf dekat Ka'bah dan pada suatu tempat jang gelap ia hendak melepaskan tikaman dari foelakang. Tiba-tiba Nabi bertanjla : „Engkaukah ini Fudhalah ?" „Benar ja Rasulullah". djawabnja. Rasulullah bertanja pula : „Apakah jang sedan*! engkau fikirkan, 'nak ?" Tatkaia Fudhalah mendjlajwab, bahwa ia sedang berzikir kepada Tuhan, Nabi memal'imgkam muka kepadanja dengan tersenjum sambil berkata : „Mintolafo ampun kepada Allah, wahai anakku jang manis!", seraja meletakkan tangannja diatas dada Fudhialaih. Demikian kaget Fudhalah ketika itu, karena ia merasa seakan-akan djantungnja berhenti tidak bergerak lagi. Barulah ia ingat akan dirinja dan sadar, kemudian berkata : „Demi Tuhan, sedjak ia mengangkat tangannja kembali dar dadaku, maka tak adalah seorang manusia jang lebih kutiintai d'iatas muka bumi ini selain d&ri Nabi Muhammad." Sepulang kerumah ditjeriterakan hal itu kepada isterinja dengan beberapa bentuk sadjak. Djika kaulihat Muhammad datang, bersama kawannja pagi dan petang. Tahulah engkau, Islam terbentang. Seorangpun tak dapat lagi menentang. /
Laksana bandjir menjerang pematang. Islam laksana air bah datang. Tak dapat ditiahan tak dapat ditentang. Berhala hantjur tumbang melintang. Adinda, wahai permata nilam. Aku sudah masuk Islam, Keluar dari suasana kelara. Karena Muhammad Alaihissalam. 52
Demikianlah tjeritera Fudhalah mendiapai ampunan Nabi. Dan banjak jang lain-lain, foerpuluh-puluh, beratus-rabus, foeriburibu. Dan ini terdjad! diwaktu dia sudah berkuasa, diwaktu ia sudah beroleh kemenangan iang gilang-gemilamg dalam pertempuran. Ini terdjadi diwaktu ia memasuki kota Mekkah dengan tentara jang belum ada tara foandinguja sebelurn itu. Dan ini terdjadi sesudah ia melalui Hunain dan Thaif. Kepadanja dihadapkan enam ribu orang tawanan dari suku Hawazin dan Tslaiqif. Semuanja mendapat pengarapunan urnum. Sementara pemimpinpemimpinja M a » bin Auf, Jalilu bin Amr, lari linttang-pukang karena ketakutan, Rasulullah sifouk memberikan ampunan dan membalas pembesar-pembesar jang dulu bersikap sombong dan bertindak sewenang-wenamg, dengan kebaikan, dan Rasulullah sifouk menerima mereka jang datang kepadanja berbaiat dan masuk M a m , sementara para pahlawan baimpir diseluruh muka bumi dalam masa dan keadaan jang serupa itu hanja kenal sikap mengfoufcuim pendjahat perang, hanja kenal sikap membalas menebas leher musuh. Rasulullah tidak demikian. Djangankan sesudah perang, sesudah ia beroleh keimenamgam, dalam peperanganpun sikap mengempuni itu adalah pemfoawaannja. Bukamfcah Sjaibah, seorang penduduk Makkah, seorang musuh jang kedjam pula? Eukankah ia lar: ke Thaif menggabungkan diri dengan musuh di Hunain untuk mentjari kesempatan membunuh Nabi, dengan niatnja jiang tetap, ia terus-menerus akan menentangnja meskipun seluruh dun a sudah masuk Islam? Tatkaia perang sedang mendjadi-djadi, Sjaibah menghumus pedangnja dan bergerak ketempat Nabi. Setelah dekat ia gelisah, karena ia seolab-ollafo melihat unggunan api jang bernjala-njala. Ditengabtengah kebingungan itu ia mendengar suara Rasulullah jang datang mengu&apnsap dadanja sambil berkata: „O Tuhan, bebaskamlah Sjaibah dari pada segala pikiran jang djahat." Lalu sikap Sjladbah berobah sepertü siang dengan malam. Dari pada membunuh Nabi, ia meutjintainja, sebagaimana katanja sendiri, lebih dari pada segala apa jang ada dadunila i n i Katanja: „Sedjak waktu itu pikiranku ialah, bahwa aku ingin mati untuk Rasulullah, bahkan djika bapafcu sendiri datang menghalang-hallangi daiku, sedetikpun aku tak akan bimbang menusukkan pedang kedalam dadanja." Kebengisam jang berubah mendjadi ketjintaan jang buta, ketjintaan, kepada Tuhan jang tidak ada batasnj*. Kita ingin menjisipfcan d'isini sebuah tjeritera jang pelik, kedjadian ditengah-tengah tawanan orang Islam di Hunain. Ditengah-tengah tawanan itu terdapat seorang perempuan hernam a Sjima', anak Halimah jang pernah menjusufcam Nabi diwaktu ketjil Ia berkata kepada Rasulullah, bahwa ia adalah eamdaira
sesusiMijlai serta menuindjukkan tanda perut bekas dligiigit Rasuilullah waktu mereka masihi kauak-kanak. Mendengar itu Rasuluillah ter.ingat kercifoalli akan ibu angfcatnja Halimah, jang memfouat air matanja berlitoang-Knaing, dian teringat kembali pula a k ï n perbuataniija jang salah terhadap saudara sepupunja Sjima' öltu. Ia memfoentangkan soribannja dan mempcrsilahkan duduk : „Mintalah kepadaku apa jang engkaiu fcehendafci, aku akan perauhi pennintaanmju, Apakah kakafc mengharapkan per.tolonganku, pasti sekarang djuga .akan kuberi." Sjima' ini termasuk seorang dari tfaiwanan orang Islam jang banjak dari Bani Sa'ad, jang berdjumlah enam ribu orang banjaknja. Ia diwtus oleh tawanan itu menghadap Rasulullah dan memffinta ampun serta befoas atas tawanan itu. Kehendafc itu tertjapai, bahkan lebih dari pada apa jang diharapfcan. Mereka dibebaskan dari tawanan dan kepada Sjima' da berkata: „Kakak, aku gembira menemui engkau kembali. Pertemuan dengan engkau menimbulkan kembali kenang-kenangan kepada ibu Halimah jang baik itu, jang sauna-sama kita tjintai." Nabi mengutjapkan katiarkata ini dengan air matanja jang beriinang-bnang dan nafasnja jang purtusi-putus. Kemudian ila melanidjutfcan katanja: „Kakak, djika engkau sudi ttaggallah bersama aku, akan kulajani engkau dengan penuh tjinta dan kemulliaan. Tetapi djika engkau ingin kembali kepada.' kaummu, pulanglah engkau dengan selamat. Engkau sudah dimerdekakan!" Sjima' memilih pulang kepada kaummja dan mentjeriterakan foahwa ia dikumia Nabi dengan bermatjam-matjam pemberian jang berharga, seorang budak lafci-laki bemama MJahbul dan seorang budak pereimpuan untuk taman hidupnja. Memang seorang rnula tidak melupakan budi orang, tidak bersikap pam&s setiahun dihapuskan oleh hudjan sehari. Adapun budi, budi djuga namanja, ada ufoii ada talas, ada budi ada balas. Derngarlah apa oramg katiakan, bahwa Rasulullah itu seorang jawg kedjam. Sedjarah m.embuktikan sebalilknja. Menumt daftar jang difcemukaikan oleh Muhammad Ridha dalam kitabnja Sedjarah Nabi Muhammad, adalah Isaaa belas orang musuh jang telah diputuskan mendapat hukuman mati diantara laki-lafci dan perempuan jiajng sangat besar kesalahannja, atau pengchianatannja selaima perang-perang jang terdjadi dalam masa Rasulullah. Tetapi terbukti kebanjakannja diimerdekakan atau masuk Islam dengan mendapat ampunan. Hanja dua atau tiga orang sadja jang terfoumuh, baik disengadja karena melawan atau karena kedjadian sebelurn difcetahui' Nafol Abdullah bin Abi Sjarab mlsalnjla tertjiatat sebagai musuh nam er satu j an g harus didjbtuhi hukuman mati, tetapi tatkaia Usmam, saudara sesusunja, membawa orang itu kepadai Na
Begitu djuga jang lain-lain, 'seperti jang sudah Ifeiita sefoutkan, Hindun, Wahsji, Kalafo bin Zuhair, Haris bin Hisjam,; Zuhair bin TJimaj jiah, Sarah, budak perempuan, bahkan Ikrimah anak Abu Djahl dan Siofwan bin Umajjah, dua pendjahlat besar jang sebenamja menurut pendapat biasa tak lajak difoebaskan dari hukum bunuh. Dari mereka jang hamus mendjalankan hukum mati; ialah Abdullah bin Chattal, seorang i.amg keluar masuk dalam agama Islam, sec-rang jang menghafoiskan wang zafca.t kaum Mluslimin dan seorang jg. telah membunuh keluarga jang memberikan dia makan minum serta merawat hidupnja dengian baik. Tentu sadja Nabi tidak akan membiiarkan lagi manusiia jang seperti itu keluar dari pada hutaman j,ang telah diputiuskan oleh pengadilan perang sahabat-siahabatnja. Ia berdoisa kep'ada masjarakat dan harus menerima keaÜiilan masjarakat. Ia tidak diberi ampun, karena dosanja tidak ditudjukan kepada Nabi, tetapi ditudjukan kepada meroboh'kan tata keselamatan masjarakat umum. Adapun Ikrimah anak Abu Djahl, bagaimanapun besar dosanja, masih menundjiukkan bibit-bibit perbaiikan dalam drinja jang mungkin tumbuh. Isterinja seoriaing Islam jang sefoefnar-foenarnja. Tatikala ia hendak lami menilnggalkan tanah Arab naiik kapal ke Afrika, isterinja berkata kepadanja: „Mengapa ? Apakah engkau hendak larf dari pada seorang jang demikian badk budi pefcertinja seperti Rasulullah ?" Tatkaia Ikrimiah mengeraihui dari isterinja, bahwa Rasulullah adalah seorang jang suka memaafkan dan memfoerii ampunan, serta mengetahui dari isterinja, bahwa Rasulullah sedia imelmberi ampunan kepadanja, ia lafa bal ik kembali ke Mekkah dam menghadap Nabi. Katanja : „Saja beroleh pengertian dari isteri saja, bahwa engkau telah memaafkan orang seperti aku ini ?" „Benar fctirimu itu. Aku telah memaafkan engkau", djawab RasuluUah. Ikrimah lalu beroleh kejafctaan, bahwi orang jang dapat memaafkan saï;tfo seoraing muisuhinja jang terbesar, tildlafclah nrangkin orang itu palsu. Itulah sebabnja lalU dinjatakannja kepertjajaan kepada Islam, seraja katanja : „Aku naik safcs'i, bahwa Tuhan adalah Esa dan tak ada sefcutu begin ja, aku naik saksi, bahwa engkau adalah hamfoanja dan Rasulnja". Tatkaia Ikrimah dengan utjapan jang demikilain itu menundukkan kepalanja dengan mierasa malu, Nabi Muhammad segera berkata kepadanja: „Ikrimah, bufcan sadja aku telah memaafkan engkau, tetapi sebagai bukti kasih sajang tajku kepadamu', bahwa aku telah memutuskan akan miemperfcenainkan sesuatu permintaanmu kepadaku. Mintalah 'sesuatu kepadaku!" Ikrimah mendjawab: „Tak ada jaag lebih baik dan lebih berhajrga jang akan kup'intakan kepadlamu', melainkan sudilah mendo'a kepada Tuhan, supaja dianrpunkannja aku ini ;
i
untuk segala aniaja dan pelampauan batas jang telah kulakukan kepadamu". Seketika itu d'jiuga Rasulullah mengangkat tangan dan berdo'a kepada Tuhan: „Rabbi, ampunkanlah segala permusuhan jiamg telah dikanjdüng oleh Ikrimah terhadap diriku. Dan ampunkanlah segala perkataannja jang telah dlilonitarkannjla dari pada bibiraja itu kepadaku". Satmfoil berdiri menjelubungi Ikrimah ia berkata: „Siapa sadja jang datang kepadaku dam pertjaja kepada Allah, adalah satu dengan daku. Ruanahku adalah rumahnja." Demiikianlafo sedjarah Ikrimah masuk Islam Sementara itu tidak kurang indafonja tjeritera seorang pendjahat perang besar, Sofwan bin Umajjah menjerah diri kepadia Nabi, Sofwan bin Umajjiah adalah seorang musuh Nabi jang paling kedjam dan jang paling banjak meritntangi kemadjuan Islam. Ia termasuk dalam daftar orang-orang jang harus dibunuh oleh orang Islam, Dan ia sendiri mengetahui hal ini. Oleh karena itu ia melarifcan diri akan mtenjeberang lautan. Maka datanglah anak pamannja Utmair, bin Wafoafo kepada Nabi memgatakan: „Ja Nafoijullah, Sofwan itu adalah kepala suku jang dihormati. Ia telah melJarikan diri dari padamu karena ketakutan dan akan berlajar. Aku foermofoom kepadamu, agar engkau memberikan dia ampunan, sebagaimana engkau memberikan ampunan, kepada semua orang lain dengan tidak memandang bulu dan kulit." Maka kata Rasulullah : „Tjegatlah anak pamanmu itu ia telah mendapat ampunanku." Tatkaia Umair meminta tanda aman dan ampunan kepada Nabi, Nabi memfoerikan kepadanja kopiahn-a jang dipakai pada waktu masuk ke Mekkah, Umar memperlihatkan tanda itu kepada Sofwan dan berkata : „Aku ito! datang dari seorang manusia jang naling baik dimuka bumi ini, dari seorang manusia jang suka berbuat baik, jang mulia hart dan tinggi budi bahasanja, jaitu anak patmaomiu jang telah memberikan keifetimewaan kepadamu untuk kembali." Mulamiula Sofwan agak takut, tetapi tatkaia Umair mengatakan, bahwa peribadi Nabi itu lebih mulia dari pada apa jang dapat dikira-kirakan oleh Sofwan, maka ketakutannjapun hilanglah, dan kedua anak muda frtu datang menghadap Nabi. Sofwan berkata 'kepada N a b i : „Umair meinjarapaikan kepadaku, bahwa engkau telah mendjamin keamanatnku". Nabi berkata: „Apa jang dikatakanmija itu benar." Sofwan berkata pula: „Apakah engkau sedia akan memberikan waktu foagifcu dua bulain untuk berfikir, apakah aku akam memeluk Islam atau akan tinggal diluar Is'laim?" Nabil oienjahut: „Kepadamu kuberikan waktu empait bulaai untuk berfilrir."
56
,Paida walkte! Nabi kefaat pergi ke peperangan Hawaaim, Nabi momiindjattn empat puiluh ribu diirham dari padanja, djuga imeminta memindjaim banjak alaltalat peperangan jang ada pada Sofwan. Taikala Sofwan failmfoang, apalkiah pengamfoilam ini merupakan raimpasan perang, jarig harus ditunaikannija, Nabi Mdhaimtmiad berkata: „Tidak, bufcan ra»npasan, ini hanja pindjaman, iterdij-aimin dan akan dikemfoalikan." Damikilam kita ISfoat sefoetarn ia niasulk Islami, Sofwan sudah bdkerdjaisiaima dengan Nabi; dalam suatufcerdjaHSlamajcmg rapait. Nabi tidlak lalu memakisakan kejakinannja, ia diberi kesempatan sampai empat fouila.n lamanja untuk berfikir. Nabi pergi herperang dengan Hawazin di Hunain bersamasama dengan Sofwan, jang masih mtusjrik dalam kejalkinannja. Tatkaia peperangan iitu selesai, Nabi tidak stedja mengeimfoalikan segala pindjamannja dan mieimbajar segala uitang pfatang, tetapi djuga melimpahkan kamurahannja dengan fcurnia jang luar biasa, baik kepada Sofwan maupun kepada pesertapeserta peperangan jang lain. Ia nuembeirilkan kepada Abu Sufjan 'bun Harfo empat puluh kati perak dan seratus unta, ia memberikan kepada Jazid dam Muawijalh hadliafo sebainjak Itu pula, ia meimberifcan kapad» Ba/k im bin Hizaim hcdüiah seratus unta dan ditambab pula kemudian dengan seraitius umfca lag'. Selardjutaja Nabi meimfoerifcan kepada Nazar bin Hamils seratus unta, ibeigilbu djuga kepadia Usaid bin Djarijah, Haris bin Hisjam, Sofwan bin Umajjah, Qais bin Ad4, Sub.a l bin Amir, dam lain-laiin, jang sebahagian besar bekasbekas pendjahat perang jang sesungguhnja harus dihuku-m mati, tetapi sekarang mendjadi pahlawanpaihlawan Isilaim jang seibia dam berdjasa. Konon ka.barnja pembahagiaan untu sadja sebagai hadiah pada hairi itu berdljiuimilaJh foaimpiir lima beilas ribu efcor, belum hadijah jaing beirupa 'emas dam perak serta barang-barang lain jang bcchairgli. Sofwan beran m'einghadapi 'kerajataam iinii, beran ia melihat lcamluirahain Nabi, jang selalu didengairdiengaTinja adalah onaing jang tmmalk kepada harta-benidla. Setelah dilseraihfcan kepadl:nja seratus unta, kemudian Nabi mienaimfoah dua kali lagi serj^tusHseratus unta, detngan hainta foeinda laiin jarrj bertnilai dan foerharga. Nabi melihat kepada wadjafo Sofwan jan; menundjukkan keheranan dan berkalta : „Apakah engkaiu merasa aneh ?" Sofwan mendjawab : „ S e suingguhnja- ;ja Raisnluillah." Setelah Nabi foerfcata, bahwtai semua barang jang bertimbuin-tiiimbun ibu adalah untoknja, Sofwan foerkata : "Radja-radjapun tak ada jang sekaja dan semurah ini, djika ada jang demikian, maka orang itu ialah hanja Nabi jang fcuhadapi ïekaramg iraü." Kemiudian dSa tegalk deimgan kejakinan didepan r.'r.'fiull'rh -dan dcngarj miulki jang berserl-seiri lalu diutljapkannja -
:
:
57
dengan feilbar dan lddiah jang tidak ragu-ragu: „Aku rmengaku bahwa tidak adia Tulhan meliadinkan Allah dam .aku niengafcu pula 'bahwa MUhamimad itu adalah pesiuruhmja \" Dengan demikian Sofwan' bib Umajjah, djuiga jang pernah termasuk salah seoraing pendjahat perang jaag mestinja harus ddhukum mat:, masuk Islam atas kehendaknja sendiri, dengan tidak mempergunakan kesempatan waktu jang diberifcan Nabi kepadanja empat foulan. Kebenaran mengatakan kepadanja, waktu itu terlalu pandjang dan ia dengan bukti-bukti jang njata dari pada budi pekerti Nabi jang lufour harus dengan segera masuk Islam, menjerah diri kepada Tuhan. Demikian sedjarah Sofwan jang hendak lari, tetapi kembali kepangkuan kejakinan jang benar. Demikian pula sedjarah maaf dan ampunan jang pernah diperlihatkan Nabi kepada musuh-mumihnja dengan budi bahasa jang halus, „Kami telah memiberikan kemenangan jang gilaug-gemilamg kepadamu, supaja Allah mengampuni dosiamu jang dahulu dan jang akan datang, semoga Aliafo miengurniai kamu dengan kesemangan jang tidak berhangga, dan meinjutndjuki kamu selandjjutnja akan djalan jang lurus" (Qur'an X L V 1 I I : 1 — 2). 4. Harga-Menghargai. Sikap Nabi mengenai harga-menghargai antara orang Islam dan crang jang berlainan agama, tersimpan dalam sebuah fhman Tuhan jang berbunji: "Tuhan Allah tidak melarang engkau bergaul dengan orang jang tidak memerangi kamu dan tidak menguB rrou dari tanah airmu. Hendlaklah kamu bersikap baik kepadia mereka dan foerlaku adiil terhadap mereka. Sesungguhnja Allah amat tjUnta kepada orang jang bersifat adil." (Qur'an L X : 8). ,;
Salah satu da*i pada rukun iman ialah pertjaja kepada eeanua Basuil-Basiul dan pertjaja kepada semua kitab-kitab sutji jang diturunkan kepada mereka. Oleh karena itu ummat Islam seladra nerhaidap Nabi Muhammad, djuga menghormati Nabi-Nabi lain sebagai Nrfoi dan Rasul jang pernah diutus Tuhan dan rnenganggap mereka itu seperti Nabi-Nabi mereka djuga. Dan mereka pertjaja bahwa kitab-kitab sutji jang diturunkan kepada Nabi-Nabi ittm adalah kitab-kitab sutji Tuhan jang herisi wahju dan adjaran* jang harus disampaikan kepada manusia. Djedi mereka pertjatj'a sedjak dlari Nabi Adam, jang mendjadi bapa sekalian manusia, Nafod Noih jang menjelamatkari keturunan manusia dari bandjir fceïrr Nabi Ibrahim jang adjaran tauhidnja dihidupkan kembali oleh Nabi Muhammad, Nabi Isma'il jang turut memfoina Ka'bah dengan ajafointja -dan merupakan mojang dari segala bangsa Arab, Nafod Dawud jang tiara sembahjang dan puasanja mendjadi kegeimaran 58
Nabi Muhammad, Nabi Sulae.man jang meletakkan dasar Masdjidil Aqsha, salah saïu masdjid jang sangat dïfoormatii olltah orang Islam oalain Masdjidü-Harant dan Masdjid Madinah. Nabi Muisa jang pernah bertjakap-tjakap dengan Tuhan difoukit Thiuirsina, Naih» Isa jang mendjadi perlamibang kesutjian Tuhan dan djuam setamtt mantusia, dan laih-lain Nabi-Nabi dan RasuiURasui jang tiidiak terfoiitung djumlahnja, dan jang sebahaigian besar diniwajatkan kembali dengan kata-kata jang indah dalam kitab sutji Al-Qur'an. Begitu djuga ummat Islam mempertjajai akan kitab-kitab sutjlt mereka, seperti Taurat, Zabur, Indfjil dan kitab-kitab Suhui jang lain jang diturunkan kepada Nabi-Nabi dan- Rastul itu, bari» suiruh dtan tegahnja kepada manusia. Bahkan kejakinan inifoia jang mianjefoabkan ummat M a m mienghargafcan pemelufcpemetluk agama Nasrani dan Jahudi, dan menggolongkan mereka kedalam gebmgan ahlul-kitafo, jang diberifcan Tuhan beberapa priiariitafc tertentu dalam pergaulan dengan uirnlmat Islam . Sesuai dengan adjaran Qur'an, seoMvolah «mimat M a m bardjandjji : „Tidak kami bodtokan barang seorangpun diantara RamiiRasultasja, dan berkata : Kami mendiengar dan miemaituhi, dengan ampunaHimu kami kembali kepadamu". (Qur'an II: 285). Lantaran itu terdjiadilah pemhjulbungan jang baik antara gol»ng+ an M a m dengan golongan-golongan itu dalam masa perdjandjian damai. Nabi pernah berutang piuïang dengan orang Jahudi, Nabi pepnah berduri untuk menghormafci djenazah seorang Jahtudls jang diantarkan kekuburnja melalui rumah beliau. Tatkaia orang bertanja mengapa ia berdiri memberi hormat S6u, ia mendjawab bahwa orang Jahudli itu manusia djuga seperti orang Islam. Ia pernah memjiuruh meimpeladjari bahasa Jahudi, dan ia pemab mengadakan penbulkaran fikran tentang dasar kepertjajaan, jang dilakukan di .lam suasana ramah tamah dan persahabatan jang baik, penuh nalsa hormat menghormabi. Ia pernah pergi ke Sjam dengan pamannja dan bergaul dïsana dengan orang-orang Nasrani setjara mesra. Di tanga h djalan pernah Nabi disamtbut oleh seorang pendeta Nasrani, jang bernama Buhaitra, mendjamuinja dan menerangkan bahwa padanja terdapat tanda-tanda seorang Nabi pada achir zaman. Didalam Qur'an diterangkan, bahwa makanan mereka halal dimakan orang Mam-, dan makanan orang M a m halal dranakan mereka. Dengan perempuian Nasrani atau Jahudi dibolehkan orang M a m mengadakan perkawinan jang sah, dengan tidak wsalh leb'h dahulu perempuan jang beragama Nasrani atau Jahudli itu masuk kedlalam agama Islam. Disamping Nabi bainóïfc menietriimanna utaam-ufcusan Nasrani Jahudi dan Madjusi, jang dilajani dengan baik. djuga Nabi mentjari hcibumgaia persahabatan dengWn mereka ifcui, baik dengan tjlatra 59
mieingirataokan uitosaneoa. miampun denfan ttjararoeng'iiri[rrj|k*,nsurat kfiritman imengadjak mereka sama-sama meimpeirtahankan Jcebenaran Tuhan. Nabi petmah mengSr&mkan rrtusam kepadia Radja Hafoojah, jang dlitferdlma dtemgan baik bahkan. seteOiah naendenglar fceterengan mengeinai aigaima jang dfilsdankan oleh Nabi Mubaimtmadi, ia lalu mtenfiikarkan agamanja dengan agama Islam,. Ia memfoeirakan banjlrk baratuata kepada waarna* Islam jang hiidjirafo keisana sanrpai dua kaUi dan metmiberdkan banjlak hadiah-hadliafo jang berfoarga kepada Nabi Mulhamirnad dan pengikutnja. Diantara la'nSadn djiasanja ialah mengawamkan Ramilab atau Uimlmtu Habibah, anialk Abu Sufjan, jang tediah benjerai dengan lakinja, dengan Nabi Muhammad, kaïrema Raim&lh itu tak mau meminggalkan agama Iiflam dan tak maai mengitouti lakinja maisuk agama Masefoi. Surat Nabi kepada Radja Kopti di Mesdr, Mukaukis, pun disatmlbujt baik dan metmlbuahifcan persahafoaltan jang baik pula. Ad'apun radja itu tidak bertsad'a memeluk agama Isflam tidaklah diiaimibil kwjül hati, bahkan dlifoargaken pendirian itu. Ra^ja jang hei'budd iibu. mengir,i!mkan beberapa banjak bjigkisan, jang teridtei dlaripada baraïig-baramg jang mafoal-mahal harganja. Djuga menuruu adat radtja-radlja dahoiüu, ia mengdrimfcan djiuiga beberapa orang dajang'. Seorang diantaranja jang bernama Manijah dUamlbil mendjadli isteri Nabi, dan dard perkawinart ind iahdr seorang putera Nabi beroaana Ebrahdtn. Dianttara siurat jang penüng djuga diikdriimkan Nabi kepada radlja-radja, kita eefouitfcsn surat kepadia Radja Rooma*», Heracliius. Tatkaia surat in(i sampai ditangan radljja itu,, kebetulan romibongan Abu. Sufjan ada, di Palestina. Abu Sufjan diminta datang ke Istana dan d.injatakan, segala sesuatu mengenai pribadi Nabi Mufoammad. Meskipun Abu Sufjan pada waktu iltu memipakan musuh Nabi jang besar, naimium ia tidïft berani berkialta, dUsta tentang döri, Nafod. Ia menerangkan, bahwa Nabi foersal dari keluarga jang: foaik-foaik dan terhormat, salah seorang dari kerabatnia, bahwa,ia tidak peinah berdtusita dan belum picmah ia menundjukkan seeualtu keadaan jang lemai.i dan salah dalam ketjakapan dan keafoJiainnja, bahwa ia seorang jang mentjintai orang miskin, bahwa pengikutnja tidak ada jang murtad,, tidak pernah memungkiri djandji dan jrng terpenting ialah bahwa ia mengadjarkan supaja orang' menjembah Tuhan jang satu dan djangan mempersefcutukannja, samlbil mengB'iidjiurkan miendjauhi segalia perfouatan jang düaha.-dijahat dan kedlj'. Dari pada ketierangan-keterangan jang dilberiikan oleh Abu Sufjan iltu, radjfej RutmswS itu mengambil kes'mpulan fcahwa Muaimimad itu bemiar' secrang Naibd. Meskipun sa t dak mau rnasuk Islam. Beraieliius iftu sangat menjaiiakan kaïgum terhadap pribadi Nabi Muhammad.
2
:
60
Tatkaia Mansair Qalawun, salah seorang dlutta Radöa, Maim, miengundjlungi Mana Keradljaa» dj, Riornia, pernah dfiltlunidijfukfcan orang (kepadanja naskah aöli diari pada surat Nafod ito. Maba Radja Roma pada waktu itu menerangkan, beroleh k,ehorma,tan,, rasanpeirlilbatkan kepadanja surat jang pernah diterima oMi LeOtulbumja diari Nabi Muhammad. Lain dlatpi pada itu banjak Nabi .mengiwmlkan siuraittnja kepada radjariraidja dan picïnbaisarpiemfoesair, ada jang dóberima dengan baak, adia pula jang meneritoa dengan edjekan dan tjeroookan «opent: jang terdjadi dengan Radja Persia. Dalam smratmja kepada tkepala Penuerintahan di Bahrein, Nabi anenegaskan agar memberi kemerdekaan kepada orang-orang Jahudi dan Madjusj jang linggal dalam diaerahnja, djifcai mereka ,mamenrjlhi fcewadjifoannja memifoajar kurain Negara, ialah jang dfnatmafcan djizjah. Memang orang-orang jang berlainan agama jang tlnggal dalam negara-negara Isliaim didjaimiin fceseïamatan djiwa dan harta tendanja. Mereka dinamakan Zimmi, warga negara jang dMdndungi kieisielamatan bdtup, agama dan kefoudlajaannja. Nabi pernah berkata : ..Barang siapa jang menjalkiti orang Zimimi, sesunglgoihnja ia telah anienjakfittt d'iirilku sendfrni". Lantaran sikap harga mengharga toi terdjadilah dalam tiap' megara Islam .suatu pergauilan jang sangat baik dUantara warga negara dan pemeluk bemmatijaim-matiam agama. Hal ini tW'ak terd(jlad|i diaiiam masa Nabi sad'na, tetapi djuga, d'ailam masa Chalifah' jang metrnerintah kemudian itu. Tatkaia Chalifah Abu Bakar akan mengirimkam tentaranja melawan tentara Romawi didaerah perfoatasan Palestina, sangatlah dtpesankan kepada tentara Islam iitiu, agar djangan mieJakuikan hal-hal jang merugikan, s[kap harga mienghargai. Dikatakantifla;, supaja tentara Islam djangan memotong pöhon-pohon kajw jang benlbrKh, djangan mengganggu hinatang ternak, dan dljangan mengusik pendeta-pendeta jang sedang tertekun beribadat dalam biaranja. Beg"tu djuga dalam masa pemerintahan Umar ibn, Cha/btab, sliklap hairga-mengfoargai itnti sangat diutamakaa. Bahkan dlalam masa pemerintahannja terasa foetul diamalfcan prins'p demiokmasi Isflam, jaitu fceadilan, persamaan dian persaudiaraan. Ia termasuk F'C-orang sa.habat jang sangat perkasa dan fceras, tetapi kefcerasamnja ffei selalu dituidtiukan untuk (mempertahankan hukum' Islam untuk mendjaga agar keadlilan berlaku untuk segala lapisan masjarakat, begitu djuga ia sangat mendjaga agar hukum-hukuim negara tidak berlaku hanja untuk sefoahagian umtmat sadja, tetani merata untuk semua golongan dan tingkat, sehingga terdjadilah suatu pers-aiudaraan iang sangat kuat dalam Islam,. Oleh karena itu i a dinamali pentjüpta demiokirasii Isilaim jang pentamra,. Ia pernah menghuik.wm 1
2
l
61
" aeonang .aoaSnoja jang foecziha sampai mati, bebapi -gemak djuga ia dikalahkan dalam debat oleh seorang perempuan, sehingga ia mengalcui : „Salah, Umar dan benar apa jang difcatakan perempuan ito". Ia pemah marah kepada orang-orang besar di Mekah, j,ang pada waktu makan tidak mengadjaik peiajanpelajannja maten bensamaHsama Pada suatu kali tatkaia Jerusalem telah diduduki oleh tentara M a m dibawah pimpinan Abu Ubaidah bim Bjarrah, Radja Pendeta Sopbroniius minba supaja ca dapat menjerahkan daerah Nasrani jang kaüah itu kepada Chalifah Umar sendiri. Umar bin Chattab jang pada waktu i*n bergelar Amirul Mu'minin, Radja segala orang jang foeriman, menerima permiintaan itu, dan datang ke Jerusalem menunggang seekor unta. Unta itu ditunggangi ber-ganti dengan büdak pengawalnja, sekali budaknja menuntun dan Chalifah Umar menunggang, sekali budaknja jang duduk diatas dan Chalifah Umar jang menarik tali unta ka sambil berdjalan kaki. Tatkaia da sampai di Jerusalem semua orang tertjengang, terliebih-liebih pemlbesar' Nasrani jang mengeki-elu datang menjamfoutnja dengan berpakaian kebesaran, Chalifah Umar, jang kebetulan beroleh gifcan berdjalan kaki menuntun- unta jang sedang ditunggangi budaknja, meiepaskan tali unta itu-dan bersalannsalaman serta foerpeluk-pelukan dengan Radja Pendeta Nasrani jang datang menerimanja. Maka berdjalanlab dua pemimpin besar Agama masuk ke Baiital' M a M s , seorang Radja Pendeta Sophronius dengan mahfcota sallib keemasan diatas kepalanja dan pakaian kebesaran jang penulh dengan kemegaban seorang Amiruil Mtu'mihin, MaharadJja M a m jang terfoesar ketfka itu, Umar öfon Chattab, jang pakaiannja penuh dengan debu dan penuh dengan tambalan. sambil mendjingdj'ing sebuah kendi air dïtangannja Tatkaia ia bertanja bagaimana sikap. tentara M a m terhadap masjarakat Nasrani, Pendeta itu memudjii sikap harga-menghargai dan bormat-menghormati, jang mendjadi perhiasan budi utmmat M a m dtikala itu. Tatkaia datang waktu Lofoor, Chalifah Umar, jang sedang diadjak meühat-lihat sebuah Geredja Nasrani' jang bersedjarah, Ingra hendak menunaikan sembahjangnja. Lalu ia dipersilahkan sembahjang didalam Geredja itu. Sebaliknja dari pada jang terdjadi dengan orang-orang Masehi dari Nadjran sembahjang dalam Mesdjid, Chalifah Umar menampik sembahjang dalam Geredja itu dengan alHaisain : „Oleh karena pada waktu ini jang menang Ummat Isilam, saja tidak mempergunakan kesempatan sembahjang dalam Geredja saudarasaudara, karena saja takut ummat dibelakang saja akan mengikuti djedjak saja itu, jang miungkin berarti pelanggaran bagi ituimah sutji sauriara-saudara". Chalifah Umar lalU senbahjang diamlbang pintu Geredja itu, tidak didalamnja. Itferiltera imi dihenarkan oleh F. Bdfol dalam karangannja- Al3
3
62
I
Kudis, termnat dlailam Shorter Encyellopaedïa of Islam *), bafowla sesudah Dj enderal Abu Ufoaidah menaklukkan Jerusalem ia meminta dalani tahun 17 H. (637 — 638 M) supaja Chalifah Umar datang keimarkas perangnja di Djafoia, karena rakjat Jerusatan stau Baital Makdis hanja akan ornenjerah kepadanja dengan sijarat' jang diperfouat oïehnijla sendiri. Chalifah Umaar diatang dan meimfoerilfcan dljaminan^djaminan jang sangat foaik kepada pendluidiufc Kristen dan Jabudii jang 'ada disana mengenai kenuerdekaan prdfoadi, harta foenda, agama dan rumah-rutmah sutji, pembajaran padjak dan sefoagainja, bahkan demikian rupa, sehingga belum pernah suatu negeri jang kalah menerima sj aratri arat kemerdekaan jang begitu luas dan baik sebagai jang .dïfoerikan oleh orang-orang M a m in'. Hal ini dftaifcui diantara lain-lain oleh penuEs-penuMs Kristen siendfiri, misalnja oleh Theophanes, jang menulis pada acfoir abad ke VIII M, jang mentjeriterakan, foahwaï Chalifah Umar dalam tahun 637 dengan sjarat-sjarat perdjandjian jang sangat menguntungkan bagi orang-orang Kristen masuk kekola sutji itu sambil memakiai pakaian jang sangat sederhana. Eutychius, seorang penulis Mesir Kristen dalam abad ke X , menerangkan bahwa Chalifah Umar pernah menolak mengerdjakan shalat dalam geredja jang bernama Geredja Kiamat (Church of the Besurrecüon) tetapi diatas tangga d i t a r geredja itu, dengan alaaan supaja perbuatannj» dBambii tjontoh oleh orang-orang M a m jang lain, agar tidak 'mengulbah sesuatu geredja mendjad'' mesdjid. : Ia pernah mendjatuhkan hukuman ditempeleng dadepan umuim kepada Radja Djafoalah, jg karena djUbahnja dliindjak oleh seorang budak dan menempelteng budak itu. Tatkaia Radja ini berkata, bahwa hutouiman iitn tidak lajak bagiuja, Ulmar mendjawab, : „Kead'lan Islam tidak membedakls(n antara radja dan rakjat murba". Tjeritera jang lain menerangkan bahwa anak seorang Gubernnr di Mesir, Amr ibn Ash, djuiga menempeleng seorang rakjat Meisdr. Gubernur itu dengan anafciya dlipanggiil ke Mekah ata» pengadiuan orang ditempeleng itu. Didepan uimum anak Gubernur itu didjatohii hukuman, ditempeleng kembali oleh orang jang pernah ddtempelengnja. Kemudian Umar bin Chatiab berkata kepadia ajafomjla . ,Apaka!h engkau hendak memperbudak kembali manusia, jang sedjak dilahirkan ibunja sudah merdeka" ? Tjontoh ini terdapat djuga pada ChaM*i-Ohalifah iang lain. Misalnja Chalifah Usman, jang pada suatu hari demikian amarahnja, sehingga ia mentjentil telinga budak oelajannja. Tatkaia ia insaf kembali, dengan segera ia nienundtjukkan telinganja kepada buidak' itu supaja flitjendl pula,' saimfoil berkata : „PU'kuillah aku ini, amfoLfMi fcisas'&diüintia imi djuga^T •' A l bin Abi Thalib terkenal sebagai seorang jang gagah perwira. Tetapi ia pernah menjcdiakan dirinja untuk difounuh orang Qnraisj
63
dfiiaitan tamtpat tidur Nafoi untuk menggautikanmja taiadala Nabi dikopumg. Ddsaonping ia seorang jang berani, iia terkenal dünga sebagai seorang jang pemurah diadani pergauilan. Banjak mnisuui nija, jang kemudian djatuh kedalam tangannja, dimerdekakan kembali, separfti Marwanfoto.Hdfan, Abdutlah bin Zufoair, Sa'id fom Aslh dan lain-lain. Tatkaia tentara Muawijab membekot mata air kepadanja. supaja tentaranja matii kehausan, ia foerdjuang merebut kembali mata air itiu. Tatkaia tenitaranja menjiurulh dia membekot mata air illu uintuik tentara Muawijab, ia. tidak mau meMcufcan jang demikian saimfoill berkata : „Demi Allah ! Aku tidak suka mengerdjakan sebagai jang dilkerdjakan miereka kepada kita. BiaUkanlah mereka memdiapait air minum jang tjukup. Pedangku tjukup tadj(a|m untuk nteniikfJuikkan mereka dan imeimiberi kemenangan kepadamu !" Sifat hargamenghargai ind selalu terdapat dalam pergaulan saho::u-hanl antara ummat Islam dengan ummat jang berlainan agaima, Di Mama' radfa Umajijab dan Abfoasijah, banjak sekali terdapat orang- Jahudi. Nasrani dan Madjusi Persia bekerdja bersatmasiama dengan orang Islam dalam segala lapangan. Di Istana Bani Umajjah pernah hidup seorang pudjangga Nasrani jang terbesar, Al-Achtai namanja, jang dengan sij air sjairnja jang tadjam dan tinggi nilainja bersama^sama mempertahanikan Bani Umajjah dengan Djarir dan Firzadak kedua-duanja pemeluk agama Islam. Bogibu djiuga banjak terdapatdalam zaman Band Umajjah itu orang-orang Nasrani, jang mendjadi negarawan, jang pandai dan foidjafcsana, ahli adimdndstra»i dan susunan negara, pengarang, peinijlüs dan lain-lain„ semuanja bekerdja dengan rasa penuh hargamenghargai. Diantara ahli pengobatan terkenal Tafodb Nasrani Djibról bin Bachlbisju', jang melajand keluarga radja sampai turun temnrum. Analknjapum mendjadi tabib pula dan betap tinggal di Istana Keradjaan Abbasdjah. Semua mereka tetap dalam agamanja masimg'. Harun Al-Rasjdd memberi izin kepada anaknja tabib jang ternama ibu untiufc mendfrikan biara ddatas kuhuran ajiaihnja dengan bantuan Chaiiifah. Di Mesirpun terdapat kerdja-sama ini. Se.telafo Mesir teklufc kedalam kekuasaan Islam. Amr ibn Ash menetapkan kembali pendeta-psndeta Nasrani dalam kedudukannja semula Memang araogrorang Jahuidi dan Nasirani tidak sedifc't driasanja ca'am k e madijuam ilmu pengetahuau. Mereka bersama-sama unwnat M a m telah dapat memfoantu menerdjemahkam banjak kitabk'tab fidsafat Janaui kedalam bahasa Arab. Berkat kerdjia sama ini. dapatlah orang mentjiptakan kemadjuan-kemsdjiuan jang pesat dalam segafei lapaagan, Di Timutr Tengah. Sepanjol dan Portugis dfdirten orang sekölah-sekolah rendah, menengah dan tinggi jang bermutu ibaik. Perpustakran-perpustakaan jang didirikan d V m p n g n j a 2
64
*
penuh berisi segala matjaim kotab-foitab jang mengandung itonu pengetahuan, jang ditulis oleh a h l i filteafat. a h l i ' i l t a u pengetahuan dan ahli* sjaór jang ternaina dari Helienia. M u n d ' jang mengundjungi sefeoWh itu berasal dari seluruh pendjiuiru dumia, dari bermaitjam bangsa dan bahasa, baik jang beragama Islam miaupun jang beragama Masehi. Ahli-ahli ilmiu pengetahuan, jang namanja kemudian terkenal di Eropah, seperti Michael Scott, Daniël Morley Adelaird dari Batfo, begitu d'juga Robertuis Angfious, jang namanga terkenal sebagai ahli penterdjemah jang pertama k a l i dari A l Qur'an kedalam bahasa Inggeris, dan lam-lai-n, kebanjakanmja berasal dart sekolah tinggi Islam di Toledo itu. Dtaana-imana didlinikam orang rumah sakit dengan ruangan* tempat berofoat dan beladjar, disamping bangsal' jang tereendM tempat merawat orangtorang jang mendiorita bermatjam-matjam penjakit. Tafoib-tafoib jang, bekerdja pada ruimah-rumah sakit i t u sebagai pemiilmpin dan ahli-ahli bcdah jang terutamia, 'baik jang beragama Islam, maiupun jang beragama Jahudi dan Kristen, turut nranfoerikan kuüiab kuHah jang peniting kepada mahasiswa' jang menuntut i l m u pengeitahuan pada sekolah-sekolah ibu. Begitu djMga selelah murid-mwrid itu selesa' dengan peladljarannja, kepada (room-ki, Itu difoerikam kesempatan menempuh udjian* jang tertentu untuk mendapat idljazah guna melakukan praktek* fce«afoifoan dfimana-mana. Berkat kerdja sama i n i Islam mplahiirkan putera puteranja jang R langgemiiflang. Zaman keemasan itu telah m e l a h i r k a n Ibn Sina, telah melahirkan Al-Razi. kedua^duanja ahli dalam 'ilmu djiwa dan i t o u tabib, telah melahiirlklan Abull Qasim, sebagai ahli foedah, telah melah'irkan AOli bin Ridhwan, ahli ülmu ikedokiteran, A m m a r AkMauBuli sebagai ahli i l m u penjakit mata, Ibn Zuhnr, Ibn Rusjd, Ibn A l - K a t i b dan Urn CTiatimafo, sebagai ahli* penjakit menular. Djuga dalam; itau-illmiu lam, zaman keemasan itu telah melahirkan putera-puterinja, misailnja Djafoir b i n Hajjan, seorang ahli dan bapa pentjipta i l m u k i m i a , A l - K i n d i dengan i l m u optik, Al-Hai'tham, al-Biruni, sebagai ahli sedjarah dan ilmu bumi, Tsabit b i n Qurra', Jang terkenal dengan ilmu bintang, Ibn Qutaïfoah, pengarang se djarah dunia, sebagai Al-Mas'udi, begitu djuga Ibn D j u l d j u l d l Andahrs dengan ilmiu tuimbuibtunifouhan, A l - M a l i k i , jang mengembara d a r i pantai kepantai, Ibn Suri dengan iilmn bertjotjok tanam, Ad-Dhamiri dan As-Safadi dengan iillmu hewan dan peternafcan, kemudian tidak kita Ittpakan Ibn Chaldun dari Tunisia dengan i l mu kemasiarakatani dan Ibn Hazni dengan ilmu perbandingan ajWBjBKSigama. 1
J
:
Harg»Hnwnghargai! lui kelihatan dalam masa perang. seperti .lang terdjadi antara SarahudWin Al-Ajjufofl dengn radja iradjla Kristen E r o p a h dalam masa perang S a » , dan kelihatan djuga 65
dalam masa damai seperti jang 'kita uraikan diatas. Pada suatu masa pernah umimat Islam dan ummat Koristen di Palestina foefcerdlja sama dalam menentang pendljadijahan Jatoiudfi, dengan membawa bendera bulan sabit dan palang Sailib. Zaglul Pasja pernah berkata di Mesir : "Siapa jang sanggup dan tjakap, itulah jang naik memimpin negara, walaupun Islam atau Kristen!". Radj>a Failsal berkata : „Safja adalah seorang anak Arab, sebelurn saja mendijadi seorang Islam". Mtufti Amin Al-Husaini pernah mendjadi pemiimpiiin negara Palestina dengan pendiuduknja orang Islam dlain Kristen. Begitu djuga Sultan Akbar pern,ah mendjadi radja dari rakjat jang terdiri dari orang-orang Hindu. Demikian sikap hargamenghargai dari Sultan Akbar ini terhadap agama HilnidU, sehingga oleh beberapa temannja jang Islam dengan foerbisikfoisik menamakannja „Sultan Akfar", Sultan jang kufur, karena pembelaan nja terhadap pemeluk agama lain hampir-hampir menjiSmpang dari Islam. 2
2
Djuga di Indomesia harga-menghargaii ini (mendjadi adat radja*. Tjeritera Wali-Wali Songio mengemukakan penggalan' sedjarah jang mengagumkan. Misalnja mengenai Sunan Bonang jang keramat dan sangat alim. Ia dimusuhi oleh orang Hindu, karena tersiamja agama Islam di Djawa deimikiau tjepaifcnja sehingga saitu demi satu keradjiaan Hindu itu hantjur. Tersebutlah tjeritera balhw-a ada seorang pendeta Hindu konon tergerak oleh kedjladian itu hendak pergi ke Djawa berdebat dengan Sunan Bonang. Ia benangkat dengan sebuah kapal lajar jang mömuat fcitafo-kitafo adjaran agamanja. Didefcat Tuhan kapal ini dteerang topan dan tenggelaim kedasar laiut. Ia terlemroar kepantai dengan foasah kujup. Dan tatkaia ia berdiri kelihatan dïdepannja adti seorang tua jang sedang melihat kepadanja. Ia mentjeriterakan nasibnja dan berkata, bahwa usahanja gagal karena kitafo-kitabnja sudah tenggelain ditengah laut, gagal untuk mengalahkan Sunan Bonang. Orang itu menantjapkan tongkatnjai kedalam pasir, dan tatkaia tongkatnja diangjkiait kembali memantjurlah dari dalaim lufoang itu air, jang makin sesaat mafcm bertambah besar dan deras. Dan ach mja keluarlah dari dalam air itu segala barang-barang kepunjaan orang Hindu itu. Dengan kedjadl'an ini, jang diilihat oleh orang Hindu ftfoi dengan penuh keberanan, dfiketahuinjailah, bahwa ia sebenarnja berhadapan dengan Sunan Bonang jang keramat itu. Dengan tersenjum ia membawa musuhnjia itu kerumah untuk meimperdebatkan soal agama, dan achirnja konon tertartik oleh sifat ramah-tamah dan harga menghargai dari Sunan Bonang itu, orang Hindu itupun menjerah kalah dan memeluk agama Islam. Sumtur jang adja'ib itu sampai sekarang masih terdapat ditepi pantai Tufoan dan terkenal sebagai Sumur Srumbung, jang meskipun terletak ditengah air laut jang) asin, aimja tawar djuga rasanjia :
66
Memang adjaran jang dflbawa Nabi Miuiiamrnad, jang terdapat didalam agama Islam tidak mementingkan duraüa semata-mata, tetapi djuga «dak hanja menudju keachirat dengan melupakan fcebidiupan dalam dunia ini. Adjarannja ito adalah adjlaran jang dapat mengatasi kedUa pertentangan pahatmi, seibagaimana jang diutjapkan Nabi sendiri, bahwa ummatnja itu adalah ummat pertengahan. Islam menjuruh pengikutnj-a : Bekerdjailah untuk duniamu seolah-olah kamu akan hidup selama-lamainja, dan bekerdjalah untuk achixataiiu seakan-akan kamu akan mati esoflc hari. Seorang peanimpin Indonesia menerangkan tentang M a m , sebagai kejakinan jang berdjalan ditengah-tengah aliran bermatjam-matjam paham, sebagai berikut. Islam adialah agama jang sangat prakte, jang tidak menjuruh pengikutnja memiikul beban jang tidak dapat dïpikul oleh tiap' orang, dan kalau tidak bisa dipifcutoja, karena sesuatu eebab dluar fcemauannja, selalu anemberi kelonggaran kepadamija. Islam tidak memberi kepada umtmatnja hak jang ttdlak terbatas, melainkan djuga dlilUar Umtmatnja. Islam mengakui adanja beberapa hak. Dengan demikian, maka Islam mendidik ummatnja hormat-menghonmati dlan harga mjenghargai sesama mamvswai djuga jang tidak seagama atau tidak sepaham dengan Islam. Tuhan tellah berfirman : "Dalam agama tidak ada paksaan." Fanatisme, membentjli agama atau orang lain, adalah asing kepada Islam. Dan kalau terdjadi fanatisme itu, seperti di Atjeh waktu zaman Belanda, maka sebafoisebabnja biasanja terletak pada agama atau orang-orlang dilUar Islam sendiri. Fanatisme dlalam M a m timbul sebagai reaksi, sebagai perlawanan terhadap serangserangan dari luar, kadang* djuga karena kepitjliikan, karena kurang pengertian, tetapi foukam karena adjaran-adjaran Mam- sendiri. Semangat harga menghargai itu dapat kita saksikan dialam, seluruh sedjlairah Islam. j
Kadang kadang semangat itu adalah begitu faasi, hingga meïijebabkan runtuhnja sesuatu negara M a m . Misalnja Turks dengan memberi capitularia, hak untuk Mdup dibawah hukutm dan ddadili oleh hakjmnja sendirii, kepada bangsa-bamgisa Barat jang berada df. Turki, memberi pengaruh kepada bangsa Fransea jang lamfoat laun begitu meluas dan onendlalami, hingga Turkt achiirnja runtuh karenrnja. Hal ini ditjeriterakan oleh Prof. Hüssbaum dialam kitabüja "Coiieise foistory of the law of natlons". j
67
IV. SIASAT D A N K E B I D J A K S A N A A N 1. Abu Bakar, Umar, Usman dan Alk Keernpat orang pengakuit jang imengganti N a b i berturut-turut tnemerintah utmimat Islam sesudah wafatnja, ialah A b u Bakar, Umar, Usimtem dan AÜ. M e r e k a adalah sahabat jang terdlekat dan jang terkuat mengikut dj-edjalk N a b i diimasa foidJupnja, dan sesudah wafatnja mereka mendjalankan pemerintahannja sedapat mungkin sesuai dengan tuntunan Qur'an dan sunnah Nabi. Tjara mereka meimeriwtah, jang penuh, dengan keadiiHam dan kebidjaksanaan, djiuiga mendjadi s u r i teladan bagi ChaMfah-Chalifah dan Radja Islam seisudahnja. Oleh ifcarena i t u mereka d'imamakan empat orang Chalifah jang bidjaksana (Chulafaur-Rasjldin), karena mereka sangat tjendekia dalam memberikan pimpinan-pimpinan jang sesuai dengan adjaran Allah, dan Rasulnja. 2
Sedj/ak hari-hari pertama telah kelihatan, bahwa dttantara salfoabat Nabi, Abu Bakar adialah jang terdekat kepada N a b i . Ia jang pertama memeluk agama Isilaim diantara' orang lakd' jang dewaisa, ia jang paling banjak memberikan pengorbanannjia, baik kepada Nabi chususnja, maupun kepada Islam umumnja. Tidak sadja ia melindungi N a b berdua dalam gua H i r B waktu hidjrah ke Medlinah, tidak sadja iSa merupakan orang jang pertama menv benjairkan R a s u M l a h sepulang diari Isra' dian Mi'radj, tetapi seorang jiang telah memberi pengorbanan jang tidak terfoatas kepada Nabi. ïa telah mengawinkan anaknna dengan Rasulullah dlan i a telah menghabiskan semiua kekajaannja untuk beramal diatas djalan AHaih. Bufcankah tiap-tiiap Rasulullah bertanja kepada sahabatnja, siapa jang bersedlia memberikan harta bendanja, ia telah mendjawab : „Aku ja Rasailuillah !" L a l u daserahkannjtai seratus unta, kemudian seratus unta. kemudian seratus unta, demikian seterusnja sampai tak seekor unta pun lagi jang tinggal padanja. Dari seorang hartawan d a n saudlagar foestair jang fcaija raja d i Mekkah sampai mendjadi seorang miskin, jang kadang-kadang harus menderita kelaparan. Tatkaia Nabi bertanja kepadanja : „ A p a k a h jang tainggail padamu lagi, dtjjjka seluruh unta i n i engkau suimibangkan ?", ia mendjlawab: „ T j u k u p bagiku A l l a h dan Rasulnna!". Pengorbanan jang terachir ialah memberikan aniaiknjet d i k a w m i Nabi, meslk/puin masih sangat remadlja, jaitu Aisj,ah, jang kemudiian mendljladi kesajangan dan kapertjaaaan seluruh ummat Islasn. 5
;
68
Memang Abu Bakar adalah seorang sahabat Nabi jang mempunjai aühilak serta budd pekerti jang terpudjd. Menurut ibu Hiejam ia adalah seorang peraanah, panda» bergauil, sufcfei menolong, dfisukai handai taulan dan sahabat kenalan, karena sopan santunnja dan ilaniu pengettahuannja, temtama mengenai siulku-suku bangsa dan ketuiionan kalbdfflani-kabiah Arab. Aisjah memtjieriterakian, bahwa ia tidiak pernah niemdnuim minuiman keras, baik sefoeluni M a m apalagi sesudabnaa. Pengalaimannja diaiani pemdagaan menjebab kan ia seoraing jang berpengiarulh dlallam kalangan orang karja-kaja di Mekkah. Imannja sangat kuat dlan Islamnja sangat kokoh. Nabi berkata tentang ini demikian: „Tilap-itliap orang jang saja adjak kepada Maim itddlak ada jang tidiak menjlatiakan keragu-ragiuan aan berfikir-filkir lebih dlahuiu, fcetjluali Abu Bakar, ia terus memenima dengan tidak ragu-ragu dan tidiak 'menuihggu^niunggu lagi." b
Bahwa ia adalah seorang jang sangat takwa dan saleh, ternjata dtard padfl sebuah tjeritera, jang menerangkan, bahwa tiap ia metmbafcja Qur'an tenbau djidekatnjia kebafkiaran, jang konon demikian chiusju'nja, seakan-akan hatinja turut terbafcar dan air matanja turut beitambualan. Suara ia memibatja Qur'an Stiu demikian sedihnjia, stehingga banjak tetangga-tetangganja mer.jampadkan had ini kepada Nabi untuk mentjegiahnja memba;ja Qur'an itu pada malam hari, karena terganggu ketenangan djiwa mereka jang turut tarfoiairu mendenigiarnja. 2
Tatkaia Nabï sakit dan merasa lemah akan wafat, ia düpanggil untuk memimpin sembahjang di Mesdjid. Tatkaia Nabi wafat dlan 6eluruti ummat M a m gempar, serta Omar mengantjam akan membunuh siapa sadja jang berani tnembeniarkan kabar kematian NaM itu, ia tEinpil kemuka umuim dlan berkata dengan tegas: ,.Memang Nabi sudah wafat. Ketabuiilah olehanu sekBÜian, ibarang süapa jlang menjembah Muhammad, Muhamfcnad itu sudah malffi, dlan barang siapa jlang menjemlbab Allah,, AEah itu hildjup sel&matemanfja. A l M i foerfirman: Muhammad iitu tidak lain dari pada seorang ubusan, sebagaimana uttusan' Afl&ah jiang terdahiulu. Baik ia mati aitaiu terbunuh, apakah engkau akan berbalik mendjadi kafir ? Barang siapa jang berbalik itu tidak akan merwgikan Allah sedifcit dtfuga, dalam pada itu Allah akan mengUirnda ballaeennja kepada mereka jang tetap bersjukur". Kata jang tegaa ilnii telah menenamgkan hati orang banjak, sebagaimana pitóramnja jang bidijlakisana telah dapat menjelesaikan perselisdhBn antara golongan Anshar dam Mjuhadljirdn mengenai penggantiian pimpinan ummiat Isöam. Kata-katanja jang dapat menekan asutan Habab bin Munzir, dan sikapnja jang dapat mengatasdi dua pertenitangan paham, menundjukkan 'bahwa da adalah seorang negarawan jlang tinggi ndüainja. 69
T a t k a i a i a d i p i ü h nnemdjladi Chaldtfafo immgutjlapkam
teata-fcata
jams
keichilasannjla pulia : „Sefcairanig k e p a l a n e g a r a . Tetaipii'
Rasul jang pertama,
m/emundtjlukkan aku
fcatahuiilah
kedljudjuran
teilah k a m u
bahwa
angkat
fceangkatan
ia dan
meudtjadd
iitai a k u
teri-
m a , foukan k a r e n a alku o r a n g j a n g 1'afoilh hadfc d i a n t a r a k a ï m u . O l e h karena itu
djika
sokong dan
a k u b e n a r d a l a m siaisat d a n
foamiMlah
befoidjaksaimaamlkiu,
a k u , t e t a p i djdfca a k u s a l a h d a n
menjimpang
d a r i p a d a a d l j a r a n Allliah dlan a u n n a h R a s u l , perbaikifflah bui i t u . B e n a r i t u a d a l a h
fcedjuidljuran
chilanartian. J a k i n l a h b a h w a
o r a n g jlang l e i m a h m e n d j a d i 'kuat
dafcu dlengan miemfeella bafcnja fcuialt a k a n
mendjadi
dam t e i i t t k a n l a h
ke^alahan-
dlan tiluista dlttu a d a l a h p e n g -
j a n g heniar, s e b a l i k n j a o r a n g
'lemah padaku,
djika
ia
db'dhadlmiu dlallam m e m h e l a
pajang
zalim.
Waspaidlalah
kebenaran
Tuhan."
Dafllam pidlatonjia mlenghlaidapi s u i m p a h s e t i a a t a u b a i a t , U m a r b i n Chatafo b e r k a t a :
„Bahwa
Allah
t e l a h mienjOTahfcan
pimpinan
u r u s a n k e p a d a o r a n g j a n g s e b a k f o a i f c n j a , iallah sahlafoat R a s u l u l l a h jang
setila, satu-s/altunja
Sidldik. N j a t a b a n l a h Ohallifah
Abu
fcawan
dalam gua
Hira, jaitu A b u B a k a r
suimplah d a n k e s e t ï a a n l m u Bakar
d a s a r dlaisar p e r a t u r a n
dalam
kepadanja."
pemerintahannja
dan pergaulan
jang
telah
s e d j a k d a r i M e k k a h saimpai k e M e d t a a h d e n g a n
meneruiskan
dilletakkan
B e b e r a p a psmfoarontafcan d i t e k a n n j l a d a n b e b e r a p a s o a l mengenai
Mesopotamila d a n
Syria
peperangan
diselesBikamnja dengan
j a n g a d a padlanjla. I a m e n e k a u b a n perdjuangiainmja miendjiadli
djiwa
tenaga
kepada
b a s m l i a n o r a n g » a r a n g nuurtadl dan) k e p a d i a ' k e l a r t r j a r a n z a k a t , jiang d i a n g g a p n j a
Nabi
kebcidbaksanaamnja.
perni-
pemiungutan
perbemdlaharaan
D a l a m usafoamijla :ia d l i b a n t u o l e h pahlawam-pafoJawan j a n g
negara. ternama,
s e p e r t i Cfoalid b i n W a l M , A m r b i n A s h , I k r i m a h , dlan l a i n - l a i n . Kepada nat:
tóap-tiap
„Djanganlah
pmadjurit kamu
ia tidek lupa 'menjampafcan
berchianat,
djanganllah
kamu
ama-
'berlaku
a e r o n g , djiamgamiah b a n u u b e r l a k u t j x i r a n g , d j a n g a n l a h k a m u m e r u sakkan
foadlan
orang jang sudah
n u h anak-anak
ketjil, perempuan
kamu
mienebang
kamu
memotong
pohon pohon
karma
mati,
djanganlah 'kamu membu-
dan orang-orang t u a
djanganlah
atau
djanganlah
membabarnja,
buah-fjuahan,
djOnganilah
kamu
menjem-
belih k a m b i n g , l e m b u dan unta ketjaiali sekedar jang p e r l u dtaiokan.
Selandjutnjia
hendteklah k a m u
n g a n miemg!uisi fc o r a n g - o r a n g ;
dan
jang
sedang
ingat,
jang beribadat
mendjalankan
upatjara
bahwa
dalam
i t u berfoaklti k e p a d a T u h a n
rumiah
selandjutnja
ngan,
isutji
mereka',
makanüjah
sedikilt-sed'iklt
Kepada Usamah
ia berpesan,
rintalikan
kepadanja
kuan
70
jan;;
Rasul baak
dlengan
sunaja
dari
djika
dVMni p o p o r a i u u i i .
adh>ra"-adjwrH»
rumah-
orang
nama
m e m p e r k u a t apa
o.
hendbklah
dlalam
dibawakan menjeibut
dja-
geredja-geredja
ibadatnja,
kamu biarkan mereka
untuk
kamu
hida-
Allllah."
jang
dipe-
dun
kola-
DdiaTLüara 'toliwaiwi Aibu Balkiair ddttia sebutljkan sadja satu tjontoh miengenai Aisflas, jang foerch iainatt daten peperangan menaktakkan kaum murtad di Hadramaut dan Kindafa, sehingga ratusan wanita jang niKsr;id!jaidl korfoam. Mioskipun ia teOlalh didjatohi hukuman mati. tetapi s e t e l a h ila miinitia ampun a t a s kesialalhiannja dan beridtjandji akan keimfoald kepadia M a m imendjadli orang jang baik dain taat, maka Chalifah Abu Bakar mengampuninja dan membebaskan. Djlafllam kezaiman beemiaisian Isilatmi muüai teribenitang, djalan jang dalam masa Chalifah Abu Bakar masih beronak dan berbiukiirboiku dlafetm uiiaisia Umar bin Chattab, Chailitfaih fcedtoa, muilai terang diltebas dlan di'lreitas disana-sini, baak dMam liamangan pollliltik, ekonomii dan sesial, imiaiupnn dialEtm lapangan pengetahuan dan kesenian. Disamping soal-soal militer, terutama mengenai djalan peperangan d i Perste, Meisim dan Syrfat, perhaWannja djuga diitudjfukan kepada peimlbainigumian, Urusiam pengiuimputon AI-Qur'an janig suidlalh dimiufllai siedjafc zaman Abu Bakar dSltemuskan, meskipun uiuisan ini semipurma dalam masa peraeriinitiahian Chalifah Uswian jang meniggantilkannja. ;
Dalam mem-'lmpto p e p e r a n g a n , Umar mleinulndjukkan sdiaBatnja jang sangalt tjendlifc. Dallam masianjalah b o l e h difeaifafcan keradjiaian Rorniawi dïbarat dan toeitedjiaan Persia dMmlur menjerah kepada Istom, dlalaim tamgamnjalah beberapa negar-vnegara jang penting dapat d'dndluki oleh uimmialt Isilam, seperti Asia Eetjiii dan Afrika Utara. Pahlawanpahlawamnja jlang terfcenall gagah berani d a l a m sedjarah Mlato, seperti Abu Ufoaidlaih, Jazid dlan Muawijab ibn Abu Sufjan, Amr bin A A , menaruh p e n g h a r g a a n terhadlap dirimna. I a mengatur perhubungan antara pus at dan daerahdaerah, baik mengenai hubungan militer, hubungant perang dan damai maupun mengenai hubungan administrasi negara dan penjiaram agama, dan mengiawiafiinjia dengan fo.Wjakssma dan adïil, sehingga rafcjatnafcjlat jang foetrmafjiammatjaimi fcejiafcinan dlan adat istiadalfmja, mierasa aman dalam pemerintahannja. Ia djuga memeïihara hubungain jang baik dengan p a n g l ' t a a p a n g l m a dan peimfoesarpetmbesair foawahanmja, jang dlitempatbam dli Datmagcue, Palestiniai, Mesiir, N.'hawan, Jaman dlan lainnlainnjfe. Dallam keeibukan itu ' a masiih sennpat menltjüipifcakan pekerdjaan-pekerd'jlaan jamg beisar dlalam uruiaan negara, seperti mengadakan Baittal-raal, jiang mengjuirue penguimpiulliam zabait dlan mengatur pengguma annja untuk kepenltlingan negara, perbaikan mesdljüd, sekollah, rumieh sakit, ruimish jiaitóim dlan pesanggrahan rausafir, mengetair pembulkuan dallam had fceuemgian negara, pegawai dan tentara, mempierfoaiiki perhiuibuimgan M u llhtaü dlan peimasiuikam serta pengangiktutan makanan dari lauit, menerilmia dan mengi-'rimkan urusan-uitusan negara. DaJlaim mBEa pemerintahannja ditetapkan trthun M a m , jlang d'ümuiJlai dari HdÖjrah Nabi k e Medfnah, ;
71
mengadakan semlbahtfang tamawih foerdjaimaalh dalam bulan Ramadhan. mengadabam pelarangan kawin 6ewaan (mut'ah), melarang orang mempermainHmainkan tballafc, begitu djuga memperkeras pengawasan terhadap zina dan pentjurian. Ia memerintahkan nnenguimpiulkan wafoju-wahju jlang terserak, jlang biasanja tertjatat pada tulang-bulang dan diaun-dauin atfeu jlang tensiimpan dalam ingeltan sahabaitsahafoat, jang telah muflai gugur dan terserak diteiamansfei, diu'saibafcan nnenidfjadli sefoutah mialshaf Al-Qur'an. Atas usatoa Umar dljuga driadafcan penggaban terulsan antara sungaii Nil dan lault Merialh, diadaban djembanandjemlbatan, benteng^beniteng dan pendjagaan panitai, dRadakwn usaha mieimibangun Miesdjid'il Aqsiha, uimluimmjia banijiafc uisiaha dallam pembangunan masjarafcat janig besar-besiar. Semua ini dapat dlilakubam karena pembawaan pribadi Umar jlang 'ieMaB dan djudtjfur, jlang keras dan adil, jang kuait dan teguh sekaffll memegang agaimamja, dain jlang mempunjai pandangan djauh mengenai perkembangan Islam. Ia memberi keputusan jang tegas-tegas dan benar, tetapi djuga menerima kebenaran dari siapapun, asal benar dan bak. Ia pernah dfikalahkan dalam suatu pertemiuan oüeh seorang perempuiam tuia dan oleh 6eorang budak dalam perdebatan, oleh karena alasan itu benar ia menjerah kalah dan berkata dengiam tidak engglan didepan umum : „Umar jang salMi. ia jlang benar !" Mlcnnang achilaknja sangat torpudjil. Mtawijiafo bin Abu Sufjan pernah imenitjeriterakan kepada Sa'abah bin Suhan tenteng Umar : „Chalifah Um,air adalah seorang jang mengetatruti keadlaan rakjat, adül miemberi hukuman, tidak ada mempunjafl silfat-siltfat eombong, mienerima pengadluan rakjat walaupun dlari siiapat sadja, sangat hati-hati mendjlalamkan jang benar, Rangait kasih kepadia orang jang lemslh, mcnjaimiarratekan diantara segala segolongan manueÉa, suka dalaim segalïa umisan dengan bermuBjawarat, menefirrta nasehat walaupium dari siapa sadja. mcmentingkan urusan rakjat waQampun bukan Islam dan tidak suka mempeirhaimba manuBüa." Oleh karena itu ia dliigelairfcain Faruk, peimisah antara hek dan batal, perbataannja dïBefout Qaulnl Fashal, keputusan jang tegias jang tak dapalt dSitawar-tawair, dan untuk fceperwiraannja ia dipanggil Saifullah, pedang Tuh^m. Tetapi getoram jang teristimrwa te gin ja ialah Anvirul-Mu'minin Umar Ibn Chattab r.a. Umar mempunjai riwajiat hidup jang aneh dalam Islam. Di Mekkah dikenal orang dua pahlawan Quraisj iang gagah perkasa, seorang bernama Umar ibn Chattab dan seorang lagi bernatma Umar ibn Hisjam. Oleh karena keganasan dua Umar ini, orang M a m beribadat dïibawah pimp'nian Nabi Mnhaonlmiad' setjara sembunji-siemijbumijli dirumah Arcfajm, ditjelah buikilt Safa. Nabi berdo'a
n
UHBufe ketmemangan Dstem: "Ja Tuhaubu, ipadkJuiaftkiarilCaih. Mam int dteingan Kalliah Eeorang dari paria dua Umar!" Rupanja dtos iina diperfceniainfcan Tulhan. Paria suaitu hari Utatar Sim Ohalttab dieaniitoilar» amarahtnja menidlengar,faalbwaadjaran Islllam janig dtibawa Mubalmlmlad ten telah m'emibawa perpetjahan jang hebalt dlalalrn balangian Quraifej. Dengan pedang terhiunuis ia beaianigkat fnenttjari. Maihaim^nad!. Ditengalh d(jall)ain ia bertemu dengan seorang kenalainnja, jlang imenerangfcam bahwa adlibnjiaptum, Fathimah, tellah meimfiMt agama baru iru dirumrJhmija. Dengan, rae(a jang sebal ia palang keruttnah adliknja altu dan mtengieltiok pintu. Tatkaia pintu dttlbiutoa balilhatan adifcnjia sedang mempeifad'jlairi ajat-tejjat Al-Qur'an jang tertulSs pada sepoibomg fcartaB,. Deimiibiain matrabintja kepada saurilaranjla dan jpairnja sehingga ia memmfcul adakaja itu sfalmpai mengaluiarban darah. Fathimah berdfiri dlengan tagak dan barfcaba dengan bildlak merasa tafcut: „Haf, Ebn Chattab! BerbuatHah apa kemauaranuu, mamang aku telah masuk Isltam!". Ia meminta bertais jlaing idüpegaing ölieh adiknja untuk dlilllihatnja. Tetapi adüknjla menampik permintaan Stal, dlatn baru •melrnberaikan sasudah ia mewgutjapkan kaEimiait sjaibadlat sebagaiii djatmtinan. Umar sendfri mentjenitenakan, ibahwa beluim pernteh dalam ihidlupnjla iia merasa baraleh gabaran djiwa sebagfatrniana batiüka lila imemlbatja ajat-ajat Qur'an jang terttulis dj-atlas perbahnen ftu. :
Ajajt 'iitlu berbunijli': „Hati la&i-lafci! Tidaklah bami fcurunban Qur'an ini untuk memetjahHbelahkan, tetapi untuk mendjadli periingatan bagï orang jlang takut kepada Tuhiam, Qurifem ini diiiturunkar» dairi penijiipta liangit dlan butmii jang maha aigumig, Tuhan jang pengasilh jan|g berseimejaan diaitals Arasj jang tiinggi. Milifcnja semiua jang terdlapat pada tudjuh pettaila lang'it dlan bumi, dan jang tardalpat dlanttaaia fcedUanja, begitupun jang terpendlam dïbawah taraalh dan jang 'tidiak keilühlaltan. Bal mengetahuii euairamu jang diuitlaipban terang-tarangan, tetapi ila mengeibahui djuga apaapa jang tergaris dalam kalbumu. Itulah Allah, tidak ada Tuhan melainkan dia, baginja 'kembali segala nama dan gelaran jang indah." (Qur'an XX : 1 — 8). ;
Sesudah diberitatakan oleh Fathimah,, Umar pergi mememiu'i Nabi dlruimah Arqasm. Taitibada la menofcok pinto dlan orang ketabui bahwa jang menofcok itu Umar, orang-oaiang jang hadlir merasa tjemias idlan pialnriamg-memandlang antara sabu saim|ai laiin. Tetapi Nalbi memu'iuaiuh memibulkanjla, dlan bertanja kepadia Umar : „Hai Limac ! Apa n^jksudtoni datang bemarti?" Ulm'ar mienigultjapkan dua bail mah srilahiariat dan ,menja*aban dirinjia naasiufc Islam. Semua jang hiadl'r bertalkbir menj'almbuitfce-IislairmanUimiar ini. Nabi Muhamrrad bensjubur kepada Tuhan jang telah aneimparkuat Islam cV^xan Uimar lïbn Chattab. ;i
73
Hari jang bensiedjlarafo dtni adalah tart kemenangan pertaima baigi tuminait Islam. „Siadkianlah iberang-terangan apa jang diperintankam A l W i kepadamiuj, dan tinggalfcam orang-orang musjri'k Stu !" (Qur'an X V : 94). UMmait IsUlapi Muiar dari petrsetmibunjiian dtem masuk kedalam MlesdjSd dengan takbir jang menderu , dibawah pimpinan Nabf, jamg dlitaput seibelah kanan oleh Ulmar bin Chiaittab dan diisebaMt kami oleh Hamzah tel AltxM MiulthaHb. Memang Umar mempunjrai sedjarah jang iistljmewa dlalam Islam, sedjarah perdjuangannja jang istimewa dan sedjarah peribadanjia jlaing iistianewa. Sedjiatrah kebesarannja memnggaïfean kebanggaan seorang petmtbeear Mam, dan sedjiarah peribadinja menBmggalkan kesan jang kadtoa^ -adang dapatt mengharukan kaum MusliminIa pernah ditjari oleh seorang Gubernur Romawi jang datang ke Medinah dengan chajal akan diterima oleh Chalifah Islam jang terbesar dalam sebuah istana jang indah. Tetapi setelah beberapa hari ia mentjari, ia dapati Umar berbaring dipinggir djalan dibawah sepohon korma, karena letihnja mengundjungi djanda-djanda dan anak jatim. Ia pernah mengambil dari isterinja sebotol berlian jang dikirimkan oleh seorang Radja sebagai hadiah kepadanja, dan oleh Umar dimasukkan kedalam baitulmal. Ia pernah mengembalikan harga unta jang didjual anaknja kepada jang membeli, karena dianggapnja tidak lajak harga jang setinggi itu. Ia pernah memikul pundi-pundi uang sendiri dan mengantarkan kesalah sebuah kota jang sedang diantjam kelaparan. Tatkaia ditanja orang mengapa jang demikian itu dilakukan sendiri, ia mendjawab agar kakinja dan bahunja turut mendjadi saksi, bahwa ia telah melakukan perintah Tuhan kepada masjarakat. Bahwa ia pernah datang ke Syria dengan tjara jang sangat menakdjubkan, sudah kita tjeriterakan dalam salah satu bahagian karangan ini. Tatkaia ia datang ke Syria, ia mengundjungi Abu Ubaidah bin Djarrah dalam tempat kediamannja. Tatkaia ia mendapati, bahwa Abu Ubaidah dirumahnja hanja mempunjai sepotong sadjadah dan sebuah kendi air, ia bertanja : "Hanja inikah harta benda seorang pahlawan Islam jang ternama dalam sedjarah ?". Abu Ubaidah mendjawab : "Hai Umar, Aku telah djual dunia ini dengan sepotong sadjadah, tempat aku tidur dan sembahjang, dan aku telah djual dunia ini dengan sebuah kendi air, tempat aku minum dan berwudhu. Apakah aku akan membeli kembali dunia ini untuk kemewahanku dengan barang-barang itu?" Umar hanja menundukkan kepalanja. 2
Hidupnja sendiripun sangat siederhana. Keadaan keluarganja samalah dengan keadaan orang miskin biasa, ia makan sekedar untuk menolak kelaparan dan memakai pakaian sekedar tnenutup aurat. Ia sangat hati-hat: dalam mendjaga baitulmal dan pengeluaranmja, baik untuk belandja jang ditentukan baginja maupun
74
untuk pengeluaran jang lain. Tatkaia Abu Bakar mendjadi Chalifah dlan dïdapatinja sedang berdjuiaïan kain dSpasar untuk meatjairi nafakah isterinjlai, ia mtengadljak pulang dlan dengan disaksitkan oleh sahabat-sahabat jang lain, batruiah ia beran; mengeluarkam sadjumlah pemgaluaran dami baitulmal untuk meryuimbang kehAdupan Abu Bakar. Memang kehidlupan Umar jang aneh itu banjak memingga'lkan dongongHd'ongeng dlan tjoritoratjoritera jang menakdjubkan. Untuk menundj'ukkan, betapa kuat rasa tauhidlnja, tjukup kita terangkan bahwa tatkaia ia hendak mentjduim Hladljar Aswad, Batu Hitam jang melekat pada Ka'bah, ia berkata : „Djika tidak kuiihat RiaisuMlah mentjiiummiu, pasili. aku tM'ak akan mengatjup engkau, karena engkau ini hanja sepotong batu, jang tidak dapat mieiriberi manfaat dam madharat kepada manusia." Tatkaia ia pada suatu kali sebagai Chail/fah diundang berehutbah dalam salah saitu Mesdjid di Fustrjt, jang raemrounjai minibar jang tinggi dan mewah, Umar dengan rasa kurang senang memerintahlkan mengeluarkan mfimbajr itu dari dalam mesdjfd kepada Amr bin Ash, karena ia merasa tidak pantap menaikkan dirinja demikian tingginja diatas kepala kaum Muslimin, sehingga kauimi Muslimin jang mendlengar chutbahnja seakan-akan duduk diatas telapafc kakinja. Bahwa Umar disegand orang bahkan lebih dari pada Nabi dan sahabat-sahabat lain ternjata dari pada sebuah tjeritera, bahwa sekembalinja Nabi dari suatu peperangan datanglah kepadanja seorang perempuan Arab menerangkan bahwa ia bernazar, djika Nabi kembali dengan selamat akan membunjikan bunji-bunjian dimukanja. Kata Nabi: „Djika engkau bernazar demikian, bunjikanl'ah buinjli-bamjiaemiu itu." Perempuian itu memairikan musiiknja dengan tidak segan-segan didepan Nabi. Waktu 'itu datamgllalh kesdltu Abu Baikar, A l i dan Usman. Perempuan itu terus djuga membunjikan bunji-bumjian itu. Kemudian datang pula kesitu Umiar, bairulah ia berhenti dan meninggalkan tempat itu. Nabi tersenjum dan berkata : „Setan itu telah lari, barenla takut kepadamu, hai Umar". Menuruit Tarmizi, Ibn Umar pernah menerangkan Nabi bersaibda: „Sesungguhnja Allah telah mendjadikan hak dan kebenaran pada lidah dan hati Umar ibn Chattab." Kita kembali kepada k"!b'd.jaiksan;an orang besar ini daten siasat dan peperangan. Panglima-panglima perangna'a selalu bertinriak menurut nasihatnja, jang berisi penuh toleransi terhadiap mus'uh jang meng arab. dan penduduk jang berlainan agama, sesuai dlengan sifatnja jamg kesatria itu, süfatnja jang sedüa memberi dan menefriima. Tatkaia ia beirkata dalaim pidiato fceangkatannja mendjadi Chalifah, bahwla manusia itu seperti unta jang dllberi bertali, jarig harus menurut kepada jiang menghelanja, dan bahwa ia se-
75
b&gKi CbaiWtdh aker inengbela erlang-oxang jang nadar 'kepada clfifalan jianig Ibenar, dtemgan. sjamait djika kedapatan ia bersalah tSdafc seeuai dengan peiriinitiah Allah dan Rasulnja, henddldah hadliirin iltiu imetmbetulkan, tiba^tiba bangkit herdüri seorang lakilialki 'biasa dengan peda'ng terhiuniuis, seraja berkata : „Hai Uimar, aku afkan nromlbctulkain engkau dlengan pedaingku ini, dh"ka engkau bersalah," Umar dengan rendlah hati miendfjawab: „Saja mengutjapkan tarima kaBih kepadamu jang bemiat baik terhadap dltaHku". Disamping perintah petnang jang tegas dlan keras, selaliu ia memberilkan sjatrat-sjarat perlindungan jang baik kepada panglima-pangüma perangnja. Tatkaia ia meimbuat perdjandjian dlengan pemerintah Romiawi dantara ladn-lain dStjantum datom petrdjiandjlian iibu bahwa rakjat Romiawi jan® sudah ^ e r jerah W*« merdleka mengerdjakan agama dan 'adat rstiadat, rakjat Romawli dan rakjat M a m mempunjai hak dan kewadjiban jang sama dailam neg'eri jang ddiuduki itu, dengan perbedlaan, rakjat M a m mambajar zalkat, dan rakjat jang butaan MI.Tpn membajiar padjak atau djizjah. Tatkaia dua belas ribu tentara Islam, dikepalai oleh Zuhair bin Awam masuk ke Mesir, Mukaukis meminta diadakan perdamaian. Permtataan damiai itu diterima, aisal penduduk Negeri itiu membajar padljak kepada pemerintah Mam, dlengan djiaiminan bahwa mereka mendjaDamkan agama, adat-istiadat, dlan radja Mukaiukis diakuii tetap dilaitas tahte keraidljaannj'a. Begiltu djuga keoadia Amr bin Ash amanat pemelibanaan ikeselamatlam diri dan kejakinan ini dfamutmkan di Isfcandanijab jang ditafchikkanujai. Siasat jang didjalankan tentairanja dalam peperangan terhladap Negeni mluisiuh jang dikallahkan, ialah 'bahwa rakj'ait jang kalah itu dfflbolehkam memilih antara dKia, masuk Islam atau membajar padljak, dlengan djaimiman, bahwa rakjat ibu diberi kemerdekaan dalam segala hal, merdeka mendjalankan agairna, merdeka berfilkar, bemsuara atau mengeünfflirkan kriifrlk kepada pemerintah dan pomn'mpinnpemimipinnja. Perbedaan fcelais diantara orang jang memenintah dengan jang diperintah tidak ada. Dalam Islam persamarn dliiantara rakjat itu dipegamg teguh dan ddjalankan. Penindasan tidak ada. hukum-hukum didjalankan dengan adil kepada seluruh rakjat. Oleh karena itulah rakjat jang pernalh dimerdekakan oleh tentara Isdlam, merasa senang dan sjukur dibawah perlindUngannja, walaupun rakjat itu masfflh terus memeluk agama jang lama. seperti Krésten, Jahudi dan ada pula jang m/usjrrk. Memang kebidjaksanaan Umar ini banjak mendjadi tjeritera dongeng. Ditjeriterakan, bahwa pada suatu hari dihadapkan kepada Umar seorang radja musjrik Persia jang ditawan, bernama Hurtnjuzam. Umar berkalta kepadanja : „Maisuklab memeluk Islam,, supaja engkau selamat dunia aehirat." Hurmuzan mendjawab : „Aku masih suka kepad'a agamsku dan bentji kepada agama 76
Mam." Taitfcalla Uimar mengangkait pediangnja seafcanafcam hemdafc membruinulh, HurtmUzan berkata: „Ja Ajmiirul Moi'tetain! Apakah engten W a k basjhan kepadaku, ballau abu mati kehaiusan ? Beribamilah abu air miniuim". Taitballa air minum d5ser|a|hkan kepadanja, Hjuttimluzani berikate pula : „Apakah beselamatanbu tardjaimin sefeellluim ajkiu miemegtuk air ini ?". Umar mendjawab sambil meletabkan peidangnja: ,,Ke6elai»iatonlmu terdjamin selaona engkeu toefam meminiuimnja". „Meraepati siesua|tu -djandji adalah sesuatu jaog membawa bepada tjabajlai jang teirang benderang", udjiar Hurmuzam,. „Engkau benar"', djawafo Ulmar. Huirirriiraan tidak mau uiiaminuim air ita, dan Umar ladtu me~ njarungkan pedangnja kembali. Konion kabsrnja, setelah HunmuEam beimuidten meminum air itu, barullah ia mengutjapbam dMa kalrnah sjahad'at. Umar heran lalu bertanjai: "Apakah sebabnja engkau kemudian djadi masuk djuga Islam ?" Djawab Hjurmiuzan: „Aku tidak suka masuk Isilam sebeilum nja, balaunkalau ada orang jang menjangka,, bahwa aku masuk Islam iitu ik arena tabut kepadia pedang Ulmiar". Challifajh Umar lalu memuliaban dan menghonmatinja. Hurmuzain-lah salah seorang jang mlemibeini dj aten untuk memperoleh kemenangan-belmenangan dli Persia dlilhani-bani betmiuid'dan itu,. Demikianlah tjeritera dongeng-dongeng jang menggairrbairkan kebidjabsamaan Umar. Sangiat banjaknja, ada jang mentjeriterakan bahwa ia tunut mengurus perempuan jang sedang. bersaün, membalas djasa anak Al-Gbiffari, dengan bersiusah pajalh mentjiairji dan miangangbuit buab-bualban dari djiajuh, membaritu mentjaini makanan unttiuk saiüu keüuarga jang sadlang kelaparan, 'memberi zak at sebanjak ömpait ribu dltfbam kepada seorang penderita tjatjat jang berperang membela Islam, mengenai pemlbabagian pakaian kepada Ummi Sulait, mengenai wanita pendjuai susu palis», mengenai barvtuanmja mengurus rumah seorang buta, mengobati orang jang sakit, mendjaga barang-barang kafilah djangan ditjuri orang, dongeng tentang Ohalifafh Umelr makan roti kering dengan garaim, tentang ia menerima naisriibat orang mlsbin, pendeknja tentang berrmtjamvmiatjam soal, jang menundjlufckan betapa iehlasmja, rend'ah haiinja, sederhana hidupnja, tjintanja kepada rakjat dan orang rriakin, ringan tangannja dalam memberi ban|buan dan sifat toflteranainja jang miulïa. Ia sendiri' berkata : „Manuista jang beirtakal ialah manusia jang suka menierima nasihat dan meminta maaf Dalam masa Usman bin Affan mulaülah terasa kesukaran siia-salt dalam pimpinan pemerinitahlajn. Kesukaran ini disebabkan oleh karena Chalifah Usman tenlalu ber-lebiMebihan memberikan teleransinja, sehingga disaiah gunakan orang. Pemherian maaf dan
,
77
kepertjajaan jang berlebih-leWban memjebabfcan terdjadlinja kekusuitan, baik dalam ketentaraan maupun dalam pemerintaihan. Ia adlallah gambaran seorang jiang sangat sallefa, jang begitu besar mengobarkan harta bendanja kepada petrdjUangam Islam, sehingga ia dari orang jang sangat kaja mendjadi seorang jang sangat miskin. Ia adalah seorang jlang menjempunnakan peimbukuan A l Qur'an dan menjilatrfcan mashaf-mashaf itu kepada beberapa negert dalam pemerintaüiannja. Selain dart pada meneruskian usaba-usaiha jang telaih dïtjdptafcam oleh Chaflifiah-Chalfah seibelumnj,^, ia- terkenal dalam kebidjaksanaannja membaginbagi tanah kepada rakjat dan mengadakan kantor pengadilan tersend'ri, jang sebelumnja setaliu dliiadaban didalam mesdjid. Tindakannja mengangkat pembesanpemlbestar dari keluarganja senddrd menimbullkan rasa t'dak senang, jang kemudian merupakan fitaah jiang miemb'nasakan düriinjia sendiri. Bahkan kekusutam ind menimbuOkan kesukaran-kesukaran untuk Chalifah berdbutnja, jadtu Ali bin Abu Thalib. A l i adalah seorang jang luas ilmu pengetahuannja, seorang jang fasih berbitjara dan pandai nienulis dan mengarang, ia seorang jang zahüd, seortenig jang kuat beribadat, paham dalam politik dan gagah perkasa dalam peperangan. Ia seorang jang suka memberi ampunan kepada mereka jang pernah berbuat kedjahatan terhadap dirinja. Ia pernah memberi ampunan kepada ibn Hdfan, musuhnja jang tertangkap dalam peperangan Djamal, ia memberi ampunan kepada Abdullah bin Zubair, jang pernah memburuk-ibui-ukfcan namanja dalam chu'tbah di Basrah •ia meiepaskan Sa'id bin Ash dan memberi keluasam kepada tentara Muawijah, jang akan musnah karena ketiadaan air minum, membantunja mendapat rninuman jang tjukup, sedang antaranja dan Muawij'ah masdih dalam pertempuran. Ia tidak mau mengalahlahkan musuh dengan 1£pu miuslïhat, tetapi setjara kesatria dan berk ad ap -h adap an. 2. Bant Umajjah, Bani Abbas, Fathimijjah Dan Ajjubijjah. Perselisiihan palham tentang politik t'dak menghambat kemadjuara kehudajaan Islam, pemisaham tenaga, Umajjah dibarat dan Abbasijah ditimaur, jang antiara satu sama la'n bersaing-saingan, bahkan menjebabkan kesadaran dalam lapangan ilmu pengetahuan dan keserfatn beTtambah lantjar dj.alann.Ja, sehingga pada suatu masa ia pernah sampai kepuntjak peradaban, jang pernaih dikema! sedjarah dunia. Mengenai kelbidjabsanaan Muawijah dlalam masa pemerintahannja dapat diterangkan sebagai berikut. Dalam soal keagamaan fahamnja luas dan merdeka. Keangkatan Sardjiuin, seorang Kristen, mendjlaidi mentert keuangannja,
78
)
begituputo pOTbuatannjia
d a l a m mempeinbatoatruli g e r e d j a - g e r e d j a
Irak
oleh gempa
jarig dirubulhkan
toUerlamsi M u a w i j a h Nasrand akan
sangat
luais. B a n j l a k
hidup dalarn daerahnja
keadlllannja dlaJtlrdng
rasa
dan
orang-orang
peirkaranja
dan
mengakui
bedameimfoedUkan
dfrantara
menjerahkan
temteram
di
bahwa
orang-orang J a h u d i
dengan
dlan; k e t d a d a a n
soaf! a g a m a . B a h k a n b a n j a k agamanja
bumi, menundjukkan
jang
dalam
berlaim£.~i
kepadia
Muawijah
sv?ndStrd. Tolemainisd jamig dSiberikan u i m m a t
I s l a m d l Andlalus
kelibia/taR d a l l a m maisa p e m e r t o t a h i a n Chalifah agama
mlaiupun
Amttr-Amimja
kaan m e m i M i agama
Andaluis, j a n g d i h e r i
meniilmlbullkan t j e d e r a
Berlaiiman
agama
Baik
kemerdekaan
tidiak
ber-
kemerdie-
i a n g a k a n d i o n u t n j a dlan dftatmalkan
peraturan-penalturannja.
menurut
membawa
atau
dilantara rakjat. A n t a r a u m m a t K e r i s t e n d a n
uantm&t I s l a l m s e r i n g terdljajdR' atau
mendberikan
j a n g lUas k e p a d a p e n d u d u k
terutatna
AbdUrrahimian kedua.
keirdljaHsiainta, ba5k dlalam
berperang
d a l a m mietmlbangun n e g a r a . B a n j a k o r a n g - o r a n g K e r i s t e n d a -
l a m miasia p e m i e r i n t i a h a n B a n i U m a j j a h d ï Andteltils i t u
memangfcu
db'abatan-djabatan
dalam
j a n g titnjggi d a n
j a n g p e n l t i n g , bank
ka-
l a n g a n temtanla artaupum d a l a m ib^gktuinigam p e m e r t o t a h a i n s i p M . Kebidjaksanaan
pembesar-pembesar
Islam di Andalus
banjak
m e n a r i k orang-orang Spanjol masuk
A g a m a Islam. Setjara gotong-
rojong
berlaimam a g a m a
wmimat j a n g s e h a n g s » fetapi
ngun kebudajaan orang.
Islami, j a n g
Gedumig-gedutnig
bekak
«ampai
sekarang
itu memba-
masih
pemfbesarpeimbesar
dlikaigumi
Mam,
seperti
A l h a i m i r a , s a m p a i s e k a r a n g t e r m a s u k b e h e n a n a u dumia. O r a n g - o r a n g Spanjiol
j a n g baragiaima Nalsirandpum b e r b t j i a n a dlan m e u u l i l s
bahasa A r a b , sehingga banjaklah pengarang-pengarang penjair
j a n g tematmia s a m p a i
dan
s e k a r a n g m a s i h tensBmpan
dalam penjair-
namanja
da/lam k e s u s a s t e r a a m b a h a s a dlfeu. Me.skfpum
kemiudrian
tetapi kebudajaan sekarang
maeih
Mam
iang
pernah
terpalksa
'kelSlbaitam h i d u p d a n
Kedjadian-fcedjadiian
menrnggaillkan
dStianamnjtt
dfdiaerah
Andialus,
itu sampai
ddgemard.
jlang m e n j e d l i h b a n d j u g a p e r n a h
pemeirnntahan
maeia
banjak
p e n d e t a - p e n d e t a N a s r a n i m e n a n a i m M b i t filtmah p a d a
zaman pemerintahannja, mentjela
agamaja
penaturan
mereka
setjara
Abduxrahimam
menghina Nabi
teramg-terangan. O l e h
II.
Beb'erapa
perbuiaitan men gllidna s e s u a t u
besar
(
agama
achdr
Muhammad dan karena
menurut
j a n g ddadakam p a d a w a k t u i t u o l e h P e m e r i n t a h
bahwa segala bedj,ahait|:n
Chlalllifah
terdapat
dalam
Islam,,
-dianggap
jiamg m e n i g a l k i b a t k a n h i u b u m a n m a t i
bagi
suatu sdapa
jang melakukannja, maka Abdurrahman II lalu memberikan perintah m e n g h u k u m
mati
orang-orang
jang mengasut, menghina
m e n j e b l a r f i t n a h i t u . Sebagai;, akdbartmja p e m b e s a r - p e m b e s a r K e r i s t e n menigadteikan p e r t e m u i a n ,
dan
Geredj'a
jlang m e m u t u s k a n b a h w a
,
tildak 7 9
düfbolefhrfean memftjela Nabi Muhamtmad dlan Qur'annjia berteilamgtaraaigam. Dengan adlanja keputtuisan ini muka kea!m|alnan dapat dtipufhikam kembali dam suiaisama mendjada •temamg pula., sehingga rasta harga memgbargai dam hormat-menghotrmati tumfbuii dan tetnpiimipin keairah jlang baük. Sedlj-anafh menerangkain bahwa radjanadjia Aihbasdjahpum sangat mempeirhatikam kepemtömigan pergaulam 'dari warga negara jang bermatjiatmi-imatjam asal bangsa dan agamanja. Kiita fcetahiui bahwa kemadjuam ihnu pengetlslhuam sudah pernah memuntjak daflam dlaerah-diaeriah keradjaan ini. Dalatm zaman Chalifah Ma'mun, hanja dua abad sepeninggal Nabi Muhammad, kitab-kitab jang tidak ada dalam bahasa Arabpun ditulis dan dibatja orang salinaunnjia diafflam bahasa Arab. Dildafem kultabnja „A Iiteinary Hisitory of the Arabs" R. A. Nichölson memftjeriterafcam, bagaimana Chalifah Ma'miun mengirim utoaini kepada Kaisar Romiawi untuk memlbitjarakan kitaib*itab jlang akan dSsaliin kedatitm baba6a Arab. Telladan jang diberikan Chaiifiah itu dliitiru oleh beberapa demmawan. Tiga saudara Muhammad. Ahmad dan Kasan, ketiganja terkenal dengan nama Bami Muista, menarik penjaliin-penjalin dari negeri jang djauhdtjaulh, dari bermattj|a(mHmatjam agama, dengan gadjS jang mahalntathal. Dengan demikian fceadjailban ilmu pengetahuian djadli terbulka dan tiersülar. Oleh Chalifah Ma'miun banjaik pengairang-pengaralng dan penjtaldmpemjailin dami berbagad agama diam kejakinan dSpefcerdjiafcan bersaima-samia dalam gedlung ilmu Bairul-Hikmah, jlalitu sebuah gedlung perpustakaan besar jlang penuh dengan ktabtftab pengetahuiani, dan dalam baUai penlind.jau perbintangan (Ohserviaitioirium Astromomy). Tak perllu disebuit dffisini pamdjaingpajndjauig memgenaii pendlapat-pendapat oaang Islam sendiri dlalam flllmtu pengetahuan dan fitetefat. Bahwa dalam beberana tjabang tkmlu pangetaihuam mereka telah menambtah banjak pendlapat sendöaii, tliidlalklah dapat dfibanftah. Orang Barat mengafcu, bahwa urnmalt Islalmlllah jang djadd perrirr? djalan ilimu dan pembawa suitoh Jang bertjahaja ke Eropah, jang sedang dlalam gellap gel ha zaman pemfcemgaiham itu. Sedjarah kemadjuian karang^nengateng dan tulils-menulis suidah kiita ura^kan dalam bahiagiac jawg lalu. Dalalm ura an memgenaii kesusasteraan ditu tarmatsUk djuga tmasa kegd'atan menterdjemalh, mienjaliin kitab-kitab jang terpentiing dari Juinani, Persïa, India dan Syria. Unbulk keiperluiain fini dfiidlirikan badan-badan jlang chuisuis, seperti Baitul-Hikmah jang sudah dSlterangban itu, jang diddrakap oleh Chalifah Al-Mamun dalam tahun 830 di Bagdad, bewmiodall tidak kurang dari 200.000 dinar. Gedlung W tidak hanja menupakam perguB-uatn tinggi, balaii penjelMikan dan perpustakaiam vtmiuun, tetapi dijuga baidan penerdijiemtahan dlan isvd&ng karanig80
'
memgarang jang tertpenjtinig daten zaman ikeemtatsan ibu. Dübawah pttnipilnan seorang ahli tabib dlan ,lmiu djiwa Koristen Nesbaria, Hunain ibn Ishak (809 — 873) dikerdjakan terdjemahan — terdtfamjahian jang penting kedalam bahasa Arab seperti Cartegories, Physpos dan Magma MonalMa, fcatrangan Aristoteles, Republiek Tiimlaeuis dan Lowis, karangan Plano, Aphnwstmis, kaïrangan Hippoanaibea. Mateafla Medica, kanangam Dtoscorides. Quadnipermtam, karangan Ptolamtaeus, samlpai kepada penerdjemialian Kitab Indjil Laima dar: bahasa Juintatnji. Ulama-ulama, seperti Al-Hudjdtjadj bin Malta-. Ibn Baibbriq dan ten-tem tuirult bekerdja dalam gedung •miu pemgetabulam itu, dan kabarnja anak Hmntadn sendiri, Isbaq ibn Hunain, termasuk soJah seorang penerdjetmiaSi jang ulung dan menjialim banjak sekali kitab-kitab kaïrangom Aritstabeles, sehingga sekitar tahun 850 M. hampir semua kitab-kitab Junani klasik dalam segala lapangam bersalin kedalam bahasa Arab. Dan dengan demikian tersimpanlah ilmu pengetahuan itu, sehingga badam penjalln jang ditanam oleh Raymond. dibawah pimpinan Dominicus Gmndisalvuis, dapat menerdjieonabkan kembali küftab-kitab itu daini baiheste Arab toebabasa Latin, bahkan dengan perbaikan dan •tafsiran jang luas atau penambahan peindiapat-pendapat baru dari pada ummat Islam sendiri. Gednng-gedumg sidang pengarang dan pemerdjeimahan seperti ini amat banjak terdapat dalam keradjaanbkeradjaam Islam, seperti Chizanatul Hikman, jang didirlkam oleh AI-Munadjdjim (m. 275 H.). Darul Hm, jang dadirikan oleh perdana menteri Ahu 'Nusr Satwr bi:i Ardsjir di Baghdad dalam tahun 338 H, dan lain-laiu, bahkan bdleb dikatakan hampir tiap istana mengadakan tempat bagi penjairangpengarang dan pemerdjemahpeinerdjemah kitab ilmu p#nijetahuan kedalam bahasa Arab, Maka teirsiarlah kesusasterasm Arab itu keseluruh dunia. Kitab-kitab ilmu pengetahuan itu dipergunakan dan dbatja oranlg disrkolah-sekolab, sehingga bahasa; Arab pada masa ibu mendjadi suatu bahasa jang hidup, bahasa kauim terpeladjar jang mwnpemgairubi kehidupan dan kebudajaan negeri-mageri jang buk-n Islam jang d masukinja. :
Kenneth H . Crandall menulis dalam fcitabnja ..Pengaruh Islam terhadap Keristen" mengenri pengaruih bahasa Arab ini dalam daecah Barat Keristen sebagai berifcut. Diantara nama-nama tempat dam bemda di Sepanjol dan Portugal», banjak jang berasal dari katakata Arab jang crigunakam diwaktu Islam masih menguasai kedua negeri tersebut. Istüahistilah seperti ..caravan, dragoman,, jar isyrup, tarif, admiral, ar.senal. alcove, mattress, «ofa, alcohol, oipher, zero. algebra dan muslem" menundjukkan betapa beisarnja pengaruh Mam dalam bahasa Inggerjs. 81
Pengaruh ahli
sjiak
putei
Arab
Sepanjol.
fcemudiara
tèxlihat
pula
Paritun-pantun
brik-brik Sepanjol A r a b
dalam
Al-Abbas
njanjdannjanjian
Ibn.
mempunjai
Al-Abnaf
nounees
dan
lagu-Iagu
t j i n t a j a n g sefcsuil d a n r o m a n - r o m a n i d a l a m i s t a n a j g . a s a l n j a b n a h ^tangan p e n j a d r p e n j a i i r penjair foiduan
Sepanjol,
Islam dan kemudian kepada
penj air-pen j air
Perantjis
Selatan
ialah
penjaur-
dan
bdduan-
Djerman.
Penjaiir-penjaix
P e r a n t j i s i t u s e p e r t i W i l ü a m d a r i podtiers djatr
ga mentjontoh b e n t u k d a n ufcuramukuran sadjak
Muslian
Sepanjel
jang pelik, d e m i k i a n djuga seorang Perantjis j a n g b e l u m ternama, pernah
meniru
d a l a m suatu ijeritera
bentuk
prosdmetm's d a r i
narrator
(dalang)
Arab
t u l i s a n j a n g b e r n a m a A u c a s s i n et N i c o l e t t e . T j e r i t e r a -
T imur
seperti jang terdapat dalam
;
Hikarjatf
1001 m a l a m ,
t e r d a p a t d j u g a d a l a m tulisam-tuldsam D j e r m a n , P e r a n t j i s , ï t a U a Inggeris,
Tjeritera-tjeritera
dalam
buku
Deeameron
o l e h B ' o c a c o i o d a n S q u d r e ' s T a l e o l e h C h a u s e r ada
jang'
dan
dtitulie
sangkut-pautoja
dengan tjerdtera-tjeritera tadi. D a n b o l e h djadi d e m i k i a n pula nja dengan tjerjtera
Tjeritera-tjeritera
Timur
ini
sampai
Goethe, Schiller d a n pemulis-penulis r o m a n Dante adjaran
dalam
bukunja
„Devina
djuga
m i s t i k K e r i s t e n dlengan b e b e r a p a
Eropah
Miureia, d a n lagi tulisan-tulisannja
jang
Sudah, b a r a n g Ibn
s
dari
tentu
ia
Al-Arabi
data
mengandung unsur-uwsur
teori
d u n i a m e n u r u t I s l a m d a n tjeritera-tjeritera,
M u h a m m a d s.a.w.
ladmnja.
mentjampurkan
hal-hal kerohanian,
ddpengaruhi oleh ahli-ahli chajal Islam, seperti
').
mempengaauhi
Comedda",
pengalaman-pengalaman I s l a m jang djaja.
feelahdran
hrl-
Robinson Crusoö dan Perdjalanan Gulüver.
mi'rsdj, Nabi
).
B u k u b a h a s a A r a b „ T j e r i t e r a SiUfoad" j a n g b e r a s a l d a r i b a h a s a S a n k s k e r t a ada p u l a d a l a m t e r d j e m a h a n - t e r d j e m a h a n Junani. Jahudi, Sepanjol. L a t i n of
the
Philosophers",
Inggeris,
aslinja
Inggeris
dari
buku
jang
i a l a h d'alam
terdjemahan
dan Inggeris. pertama
bahasa dalam
Arab bahasa
bahasa
„Dictes and
ditjetak dan
dalam
sampai
Perantjis,
Syria. Savings bahasa
kebahas-a Latin
dan
Sepanjol. Menurut Gibb pengaruh ialah berupa membebaskan
semangat menulis, Dorongan
alam pikiran Eropah dari disiplin tradisi jang
pit d a n tertekan. fat
jang terbesar dari kesusasteraan A r a b
dorongan terhadap
membangun
l a menggerakkan kekuatan-kekuatan jang bersij a n g d i a h u l u n j a pasdf d a n
beku.
Islam djuga memperkenalkan E r o p a h dengan berbagai alat
madjam
dan Istilah m u s i k . D i a n t a r a alat-alat d a n n a m a - n a m a ini ialah
!
)
") 82
ini sam-
H.A.R.
G i b b d'alam T h e L e g a c y
of I s l a m , h a l .
201
H . A . R . G i b b d a l a m T h e l e g a c y of I s l a m , h a l . 198.
l«te, gitar dan rebeok. Orang-orang Arab telah mengguoakan fret, imusik jaimg dtokuir, gloss atau tanga-hungaarn melodii, lam* sebelurn ahli-atói teori memgemalmja. Bunga^n imelodi inilah jawg imendjadL as>ail dari harmoni. Oraing-oramg Islaim telab memasufckan ike Eropah tjara membuat 'kertas jang berasal dari Tiorogkofc *). Mereka te pandai pula mendjiilid kitab dengan imenjaimak kuilt. Dalam. lapangan kesenian dan. Ikeradjiman tangan, kaum Musliman dahulu merupakan/ pandai emas dan perak jang sangat baik, dan djuga ahli dalam pekerdjaan imengufcir dan menatah. Langitlanigit ruimah mereka jang melengbung itu tidak ada bandinganuja di Eropah, malahan kesenian mereka miempengarubi' pulla foentuk geiredjaHgeredja Keristen. Kaum Muslimin te terbilang pula disebabkan oleh hasil-hasil buali tangan mereka, seperti 'dalam pembJkatnan katja 'berwarna, barang keramik, barang-barang tanah liat jang) berkilat. pasu, botol-hotol bbat, gefas dan .barangnbaranig fcertetaL Kaio sutera dari Sepanjol dan Arab sangat disukaï dan diliargai, terutama sekali dikalangam kaumkaum geredja. Malahan salku^saku ketjil dari sutera itu digunakan djuga oleh Kathedtral Centerbury dinegeri Inggeris. Permainan tjatur jang berasal dari India itu, orang Islam djuga jang memperkenalkan kepada dunia barat itu. Diantara bentufc jang terpenting dari arsitektur Islam di Sepanjol dan Portugal, jang terdapat pada rumah-rumah di Eropah Barat (Gothic) patut ditjatat disini, misalnja tentang gapura rumah jang bergerigi, djendela jang berukir, pintu gerbang jang berudjung lantjip, menggunakan f u'Uan-tulisan dan ukjran-ukiran Arabesque sebagai motif biasa, dam mungkin djuga atap jang beruas-ruas. Bentuk istana-istana pada achir abad pertengahan menjerupai benteng-benteng Syria. 3
3
Zaman jang gilang-gemiiang itu tidak selamanja kekal. Ada masanja dia naik ada masanja dia turun. Ia datang dan menjingsing, apabila iman sesuatu ummat 'kuat dan teguh. bersemangat meujala-njala, ia tetap terpelihara dan berkemadjuan, apabila achlalk ummat itu meningkat dan thaatnja kepada Tuhan tidak berfcurang. Tetapi apabila sesuatu ummat karena kemakmuran dan kemegahan melupakan Tuhan, achlaknja rusak, kepentingan dan kesenangan diri sendiri lebih diutamakan dari pada kepentingan umum dan negara, dari pada kepentingan rakjat dan Tuhan, maka ummat itu akan menghadapi keruntuhan. Islam turun membawa persatuan dan persatuan inilah jang memimbubkan zaman keemasan dalam Islam, karena dengan persatuan itu ia mengadakan suatu tenaga jang tidak terbatas dan
*)
Wiill Durant, The Age of FaiHh, New Yotrk, 1950, pg. 238.
83
terbingga. Ia mengadjarkan: Berikanlah kepada Tuhan bantuanmu, ndstjaja ia memberikan ddkau bantuannja. Karena lalai kepada pengadjaran agama dan menuruiti hawa nafsu jang serakah, petjahlah keradjaan besar itu mendjadi beberapa buah keradjaan ketjil jang satu sama lain berperang-perangan. Salah satu diantara keradjaan itu ialah keradjaan Banil Ahmar, jang berpusat di Granada, Manfuluthi melukiskan dengan tjara jang sangat indah dalam sebuah tjeritera, jang termuat dalam Al-Abarat, bagaimana keruntuhan keradjaan ini dan betapa kesedihan jang diderita oleh keturunan jang acbir dari pada radja-radja Islam itu. Sementara radja-radja Banil Ahmar bermewah-mewah hjdupnja didalam istana, bangsa Sepanjol menanti-nanti kelemaban mereka, supaja boleh dihalaukan dengan mudah dari negerinja. Saat jang dinanti-nanti itu tiba, tatkaia persatuan antara keradjaan keradjaan Islam itu retak dan masing-masing radja itu telah ïenggelam dalam djurang hawa nafsu jang serakah. Pada tahun 1469 kedua keradjaan Sepanjol jang besar, Aragon dan Castelie bersatu dibawah pimpinan Ferdinand dan Elyzabeth, memeiar.gi keradjaan Banil Ahmar di Granada, jang waktu itu dikepaV' oleh Abu Abdillah. Setelah beberapa lama serang menjerang, aehimja pada tahun 1492, keradjaan Islam jang hanja tinggal satu itu dapat dikalahkan oleh musuhnja. Abu Abdillah bersama sanak keluarganja dititahkan keluar dari Andalus, setelah ia menjerahkan ketangan musuh keradjaannja jang besar itu, keradjaan. jang didirikan oleh nenek mojangnja dengan djiwa pegorbanan. dan dipertahankannja dengan kebidjaksanaan siasat dan toleransi. Dengan lenjapnja keradjaan ini, lenjap pulalah kemerdekaan beragama, sikap harga menghargai dan toleransi dalam kejakinan, suatu prinsip jang sutji jang dilukiskan dengan tinta ma» <Mam Qur'an dan sunnah Rasul, dan telah dilaksanakan oleh ChaJifahChalifahnja turim-temurun, bahkan kadang-kadanlg sampai mcnjimpang dari pada garis-garis pertundjuk Rasul. Saja sangat terharu membatja gubahan Manfuluthi itu, dimana dikissahkan pertjintaan jang sutji dari Pangeran Sa'id, sebagai keturunan terachir dari Banil Ahmar. dengan seorang gadis Koristen, jang akan kawin dengan tidak mengubahkan kejakinan agamanja masing-masing, karena Islam mengizinkan jang demikian itu dalam hukumnja, gebagaimana saja terharu membatja kitab ..Nihajah Andalus", sedjarah keruntuhan Sepanjol Islam, ddmana ditjeriterakan kekedjaman-kekedjaman fanatik jang dilakukan terhadap kejakinan Islam dan pemeluknja, meskipun pada waktu penjerahan keradjaan itu kembali kepada Ferdinand dan Elyzabeth telah ditanda-tangani suatu perdjandjian damai antara Pemerintah Keristen jang menang dan Pemerintah Islam jang kalab, ciimana agama, kebudajaan, djiwa-raga dan harta kekajaan ummat Islam
84
did.jamin keselamatannja. Tetapi sebagaiimiana kata Manfuluthi, perdjamdjian, antara orang jang kuat dan orang jang lemab adalah ibarat sebilah pedang pada tangan orang jang kuat dan sèuitas ranltai pada leher orang jang lemab itu. Toleransi kejakinan i n i terdapat djuga dalam kalangam ChiaÜfah-Ohaldfah F a t h i m i j j a h dan Ajjubijjah. Sebagaimana" jang sudah kita singgung disana-sini merekapun sangat mendjaga kesutjian adjaran Al-Qur'an : „Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil kepada orang-orang jang tidak memerangi k a m u karena agamamu dan kepada orang-orang jang tidak mengusir k a m u dari tanah airmu, sesungguhnja A l l a h mengasihi orang-orang berlaku adil i t u " (Qur'an L X : 8). Mereka ingin melaksanakan dalam negerinja : „Oleh sebab itu berda'wahlah kamu kepada meieka dan berbuat adillah sebagaimana diperintahkan kepadamu, djanganlah kamu menuruti hawa nafsu mereka, katakan terus t e i a n g kepadanja: kami pertjaja kepada kitab-kitab sutji jang diturunkan A l l a h , kami diperintahkan untuk berlaku adil terhadap kamiu semua. A l l a h itu adalah Tuhan kami, tetapi Tuhan kamu djuga tak ada silang-sengketa antara kami dgn. kamu. dan A l l a h itu rnengumpulkan kita dalam satu ikatan, untuk kemudian kita kembali bcrsama-sama kepadanja" (Qur'an X L I I : 1 5 ) . Penulis-penulis Salib mengakui bahwa penjiaran Islam, dü Mesir sangat tjepatnja, dalam masa antara tahun dua puluh sampai iahun dua ratus lima puluh dua hidjrah. artinja dari tahun pe- < naklukan Mesir sampai kepada masa pemerintahan Ibn. T h u l v r . Mesir telah mendjadi negara Islam, tidak lagi negara K o p t i , pemeluk-pemeluk agama Nasrani K o p t i merupakan golongan terketjil dalam negara. Pada waktu semangat peperangan tentara Islam tidak dapat ditahan lagi, Mukaukis mengirimkan beberapa utusan kepada A m r b i n Ash, untuk merundingkan penjerahan. Sesudah dua hari, utusan ini kemibali kepada radjanja serta memberikan gambaran, perfc laku tentara Islam sebagai b e r i k u t : „Sungguh k a m i gentar melihat mereka, Mati itu bagi mereka-, bagi tiap mereka, lebih tjinta dari pada hidup didunia, hidup merendah tüiri lebih digemari dari pada hidup bermewah-mewah, tidak ada hadja>tnja kepada kesenangan dUnda, mereka duduk bersimpuh diatas tan(Bh, mereka makan diatas lutut, radjanja berbuat sama dengan mereka itu, tidak mengenai kedudukannja jang lebih tinggi, tidak ada beda antara bangsawan dan budak. D a n apabila sampai waktu sembahjang, tidak seorangpun jang ketinggalan, semuanja berebut-rebut membersihkan dirinja dengan air, dan setelah i t u dengan chusu'nja b e r d i r i melakukan sembahjangnja." Setelah baik kekuatan maupun semangat tidak dapat dialasinja, keradjaan K o p t i menjerah. Dengan i n i urusan peranlg selesai. 85
Peidamaian memparsatukan kembali antara ummat Islam dengan ummat Kopti Keristen. Peajiaran agama terdjamin, dan kemadjuan dalam perkara i n i iterserah kepada kegiatan anasimg-masing. Tugas ummat Islam mendjaga keadilan dan persamaan hak. Pemerintah Islam mengangkat orar^g-orang Kopti keimbali dalam djabatan dan koiudukannja masing-masing. terlepas dari pada chauvinisme (Bari'un min at-ta'asshub al-a'ma), bahkan banjak dian|tara mereka jang meninggalkan! agamanja lalu masuk Islam. Sifat ampun mengampuni dan berlapang hati dari pada tentara dan pembesar Islam membuat musuh-musubnja tjinta kepadanja. Dimana negeri-negeri jang telah mendjadi Islam, kata Muhammad Al-Ghazaii dalam kitabnja „At-Ta'aisshub wat-Tasamuh" (Mesir, t.th), tidak lain jang kita dapati melainkan negara-negara jang merupakan daerah-daerah tempat melakukan persamaan hak dan kewadjaiban diantara mereka jang berlainHlainan agamanja. Seorang pengarang Keristen, Miebael Assuri. menulis dalam sedjarahnja, bahwa Nuruddin pernah mengirim surat kepada Chalifah Abbasijjah, menerangkan, bahwa orang-orang Islam telah memerintah selama lima ratus tahun, tetapi tidak pernah menjakiütcan hati teman-temannja golongan Nasrani. Adapun sekarang terdjadi sebaliknja, hahwa golongan Nasrani itu telah mulai raengchianat. Apakah kita masih berkewadjiban membiarkan hidup mereka dalam negara-negara Islam, tidakkah sudah sampai waktunja, barang siapa jang tidak Islam kita bunuh sadja ? Demikian pertanjaan Nuruddin. Chalifah Abbasijah mendjawab: „Bahwa engkau tidak mengerti perkataan Nabi. jang menerangkan bahwa Allah tidak pernah memerintah kita akan membunuh seseorang jang tidak berbuat djahat" ). Oh ! Akan kita sebutkan djuga disini sikap Salahuddin AlAjj-ubi ? Reneau menggambarkan pribadi Salahuddin (Saiadin), bahwa ia adalah seorang jang tidak paham membentji orang Keristen setjara perseorangan, kalau ia pernah menghadapi orangorang itu dengan kebentjian, adalah setjara golongan dan dalam peperangan. Diantara dongeng jang ditjeriterakan tentang Salahuddin. sebuah berbunji demikian. Bangsa-bangsa Keristen di Eropah sangat bentji kepadanja sebagai seorang Radja Islam- jang menguasai Palestina, sebagai negeri sutji orang Keristen. Kebentjian int mengafcibatkan terdjadinja suatu gabungan angkatan perang jang sangat besar. terdiri dari Inggeris. Belanda, Sepanjol, Itali. Perantjis dan lain-lain. jang masing-masing dipimpin oleh seorang radjanja jang gagah perkasa. Semua gabungan itu menudju ke Jerusalem dibawah pimpinan seorang radja Inggeris jang sangat berani. 1
l
86
)
M. Al-Ghazalï. At Ta'asshub wat-Tasamuh, hal. 223.
'
fcernama Riehaxd' the Liombeart, Risjad Haïti Singia. Talkala Jerusalem dikepung, Salahuddin tanpa pengawal keluar sendiri memémui Risjad, suatu kedjadian jang belum periiab terdapat dd Eropah. Konon keduanja bertjakap-tjakap sambil berdiri diatas sebuah, gunung, dari mama tampak Jerusalem dengan rumah-rumahnja jang indah. Tanja Salahuddin: „Apa maksud tuanku datang dengan bala tentara jang sekian banjaknja, lengkap dengan) al at sendjata kemari ?" Djawab radja Risjad: „Kami dengar, bahwa kemerdekaan agama Keristen di Jerusalem dan Palestina sangat dipersempit dalam pemerintahan Islam jang tuanku pegang. Oleh karena itu mendjadi kewadjiban kami semua datang kemari untuk membebaskan rumah-rumah sutji dan ummat Keristen jang teraniaja iitu". Kata Salahuddin pula: „Ini adalah suatu maksud baik, daulat tuanku, jang kami hargakan tinggi. Tetapi apa jang jang daulat tuanku tjeriterakan itu tidaklah benar sama sekali, pada pikiian hamfoa semuanja fitnah belaka. Kami bersedia memberikan kesempatan untuk melihat-lihat di Jerusalem. Semua pintu rumahr rumah sutji terbuka bagi saudara-saudara jang datang dari djauh hendak menunaikan kebaktiannja. Tetapi djika toah-ifcuam semua hanja datang untuk berperang dengan kami karena kebentjian kepada Islam semata-mata, kami minta dengan hormat agar tuantuan berangkat kembali sadja ke Eropah." Sambil meniundjiuk kekota Jerusalem, Salahuddin berkata: „Saja kira tanah ini tjukup besar untuk mengubur semua tuanftuan jang datang dari Eropah itu.". Landjutan tjeritera ini menerangkan, bahwa semua radjaradja Eropah itu diadjak ke Istana Salahuddin dan didjamu makan. Kemudian diadakan suatu pertundjukan memotong sekerat besi dengan pedang sekaligus. Tatkaia kerat besi itu putus dua oleh Radja Risjad, terdengarlah tepuk tangan jang gegap gempita dari ehalajak ramai itu. Kemudian setelah Salahuddin memudji-nwdji akan keberanian dan kekuatan Radja Risjad, ia memberikan pula sorban suteranja untuk dipotong pula sekaligus dengan pedang salibnja. Usaha ini gagal ! Dan tepuk tangan ramai membuat muka Radja Risjad dan Radja-Radja Eropah jang lain merah pariam karena malu. Dengan senjum jang sangat manos, Salahuddin ambil kembali sorban suteranja itu serta dilamfoungkannja keatas. Ia mentjabut pedang bulan sabitnja dan menjaimbut sorban, jang melajang itu dengan tetakan jang demikian tjepatnja, sehingga kain sorban sutera itu terpotong berkeping-keping djatub kebumi. Maka terdengarlah sorak sorai jang sangat ramai dan memetjahkan anak teling». Salahuddin berkata: „Kekuatan jang dipaksakan membuat potongan besi jang keras itu putus dua, tetapi sikap jang lemah
87
lemJbut dapat menger at Ifcaia sutera itu dengan mudahnja. Djika tuantuan ini ingin masuk ke Jerusalem dan Palestina dengan damai, kami akan menerima dengan tangan. terbuka tampa pertumpahan darah, Tetapi djika tuan-tuan datang menjerang kami dengan 'kekerasan, bamba berani memastikan: tanah Jerusalem ini tjukup luasnja untuk menguburkan semua tuan-tuan jang datang kemari dari Eropah itu". Ini adalah tjontoh peribadi pahlawan Islam. Lemah lembut dalam sikapnja. tetapi keras dalam mempertahankan keadilan dan kenormatan bangsa serta agamanja. Konon kabarnja sesudah itu terdjadilah perdamaian antara ummat Keristen dan ummat Islam, dan terdjadilah sikap harga menghargai dan hormat menghormati. Bahkan demikian djauhnja tjeritera itu, sehingga orang dapat membatja dengan penuh kehe ranan. bahwa achirnja Salahuddin sebagai seorang Radja Islam jang megah kawin dengan adik Radja Riehard the Lionheart sebagai pahlawan Keristen. Memang djiwa tasamuh dan toleransi ini sampai diwaktu jang achir selalu terdapat di Palestina dan Jerusalem diantara agama-agama jang terdapat disana. Berlainan agama dan kejakinan tetapi satu bangsa dan satu keturunam! Orang Keristen mendasarkan kerdja-sama dalam prinsip tjintamentjintai antara sesama manusia. ummat Islam mendasarkan kerdja-sama itu sedapat mungkin sesuai dengan adjaran Qur'an : „Katakanlah: Kami pertjaja kepada Allah dan pertjaja kepada kitab jang diturunkan kepada kami dan kepada kitab-kitab janjg diturunkan kepada Nabi-Nabi ïbrahim. Ismail, Lshafc. Ja'qub dan segala anak-anaknja, begitu djuga kami pertjaja kepada kitab-kitab jang diturunkan kepada Nabi Musa dan Isa, dan kepada kitabtab jang diturunkan untuk segala Nabi. dengan tidak kami bedabedakan diantara seorang dengan seorang mereka. kami semuanja menjerahkan diri kepada Tuhan" (Qur'an 11:136). Ummat Islam selalu sedia mengulurkan tangannja untuk mentaati firman Tuhannja : „Wahai segala ahli kitab ! Marilah kita berpegang kepada sebuah dasar jang sama antara kami dan kamu. bahwa tidak kita sembah melainkan Allah dan tidak kita persekutukan dia dengan sesuatu penjembahan jang lain, tidak kita diadikan manusia sebagai Tuhan selain Allah. Apabila mereka tidak djuga ingin memperhatikan adjakan int. saksikanlah bahwa kami tetap mendjadi orang Islam" (Qur'an 111:64). 3. Radja-radja Ï3lam. Memang dalam pertumbuhan sesuatu kekuasaar», bia*anja orang melupakan toleransi dan tidak memperhatikara, bagaimana sesuatu kekerasan diterima umum.
88
Pengailamar» jang bertahun-tahun dalam dunia penwintahan Maai' telah melahirkan sebuah sjair jang sangat indah, jang harus ditjermimi oleh umat Islam dalam setiap masa dan waktu. Djika sjair itu saja terdjemahkan setjara bebas, kira-kira demikian bumjinja dalam bahasa Indonesia: ,,Djanjganlah engkau berbuat zalim, apabila kekuasaan ada ditanganmu, karena kezaliman itu adalah baias -pembalasan. Pada wafetu engkau berkuasa berbuat zalim itu, matamu tidak melihat, sedang mata orang jang engkau zalimi itu terbuka lebar, dan mereka berdo'a untuk kehantjuranmu, dan pengawasan Allah itu selalu berdjalan dengan tak ada hentihentinja." Demikian kita lihat dalam pemerintah umat Islam di India, rodanja berputar sekitar pengalaman, radja-radja jang tidak mengiindahkan keadilan, persaudaraan dan persamaan!, menamatkan sedjarahnja dalam waktu jang pendek, sebaüknja radjaradja jang sangat memperhatikan akan perinsipperinsip pemerintahan Islam ini dan mendjalankannja dengan penuh toleransi, berdjalantah pemerintahannja itu dengan penuh kehabagiaan fcearah kemakmuran dan kesedjahteraan bersama. Banjak tjontoh-tjontoh ditimggalfcan oleh sedjarah India. Pertama-tama saja kutip beberapa peninggalan dari buah tangan D.M.G. Koch dalam „Herleving". Dalam masa kemegahan Hindu, Asoka adalah seorang radja jang terkenal gagah perkasa dalam peperangan memperluas daérahnja. Tetapi setelah melihat ratusan ribu korban orang Keling di Telufc Benggala, ia berubah tiba-tiba mendjadi seorang janjg hendak menebus kekerasannja dengan tjinta kasilh sajamg kepada sesama manusia. Sedjak peperangan itu ia tidak pernah lagi raemakai kata selain daripada panggilan anak-anak kepada' rakjatnja, dan ia mendjadi penganut agama Buddha iang disiarkannja dengan mengorbankan segala harta bendanja. Ia mendjadi seorang jang penuh toleransi, ia mendjadi seorang jang mempunjai paham luas terhadap segala masaalah jang dibadapinja, dan ia mendjadi seorang penggerak perdamaian dan amal kebadjikan. Tugu-tugu peringatan jang bertaburan dimana-mana di India masih mendjadi saksi dan masih menjimpan susunan fcata-kata jang indah mengenai sikap toleransi radja Asoka ini. 2
Tetapi meskipun demikian ia tidak dapat menandingi achlak dan kebidjaksanaan ridja-radja Islam, jang memerintah India rev^ahnia, baik dari keturunan Ghazni, 'balk dari 'keturunan Ghori, apalagi dari keturunan Mongol. Sesudah Tamurland, jang terkenal ditakui itu, dikalahkannja dalam peperangan di Panipat, pada tahun 1528, Babar menguasad Delhi dan mentjiptakan dinasti Mongol, jang menulis sedjarah Islam jang gilang gemilanfg di India.
89
Dalam tahun 1542 Iabirlah seorang tjutjunja, jang kemudian menduduki singgasana D e l h i sebagai Sultan Akbar, jang sedjarah pemerintahannja hampir-hampir merupakan dongeng 1001 malam kedua d i India. Ia terkenal sebagai seorang panglima perang jang ternama, jang dengan mudah dapat menaklukkam negeri-negeri besar ketika itu, seperti Gudjarat, Benggala, K a b u l . Kashmir, Sindb, Chandes, Ahmadnagar dan B i r a r , tetapi ia lebih terkenal lagi sebagai seorang Sultan jang adil, jang penuh toleransi, jang sampai sekarang mendjadi kenang-kenangan, jang tidak dapat dimpakan baik oleh orang Islam maupun oleh orang H i n d u . Salah satu dari pada pembawaannja ialah tjinta damai, damai dengan segala rakjat dan damai dengan segala a l i r a n dan agama. Ia selalu berfjita-tjjta memakmurkan rakjatnja, tetapi djuga ingin melihat mereka gembira dan tertarik kepadanja. dan sifat i n i memang telah pernah mentjiptakan rasa kebahagiaan dalam kalrngan orang-orang H i n d u jang mendjadi rakjatnja. K o c h mengatskan: „ I a tidak kenal sesuatu pengertian iang tidak termasuk toleransi, dan oleh karena itu tiap rakjatnja mempunjai penuh kemerdekaan untuk memeluk agama apapun ia suka, k e a k i n a n apapun ia kehendaki." Oleh karena itu tidaklah heran kita melihat. hahwa baik Hindu maupun Muslim menduduki djabatan-djabatan tinggi pamongpradja atau ketenteraan, dan berdjuang mati-matian untuk Sultan A k b a r . :
Saja masih ingat, bagaimana seorang pengarang mentjetiferakan toleransi Sultan A k b a r ini. Saban bulan ia mengadakan. pertemuan setjara besar-besaran dalam istananja jang indah dan megah itu. dimana dikumpulkannja pembesar dari b e r b a g a i agama dan kejakinan untuk memperdebatkan masaalah^masaa-ah jang dikemukakannja. Dalam mengambi! keputusan ia selalu memilih sikap jang begitu besar toleransinja, sehingga menimfculkan edjekan daripada ulama-ulama Islam jang tak dapat menjetiudjuinja. dengan menamakan dia ..Sultan A k f a r " , artinja sultan j a r g terbesar kufurnja. 2
3
Bahwa ia sangat keras membasmi paksaan dalam agama, ternjata dari sebuah teritera jang demikian bunjinja. Pada suatu pagi sesudah sembahjang subuh ia mendengar, bahwa ada seorang radja Hindu meninggal dunia dan majalnjp. hendak dibakar. Menurut kejakinan a g a m a ^ H i n d ü itu, djika ma jat seorang radja dibakar, maka djandanjapun serta segala bamba sahajanja dengan suka rela turut masuk kedalam api dan mati bersama-sama. Kebetulan djanda radja itu tidak mau mati fcerha* kar bersama-sama lakinja. H a l i n i mendjadikan suatu keaiban bagi anaknja, jang akan menggantikan ajahnja mendjadi radja. Oleh karena itu dengan kekerasan dipaksanjalah ibunja, supaja turut dibakar bersama-sama ajahnja, dan diseretnjalah perempuan tua ü u pada rambutnja kemedan pembakaran radja itu.
90
-
Tjeritera ini sangat menggontjangkan pikiran dan bertentangan dengan kejakinan Sultan Akbar mengenai politik kemerdekaan beragama. Pada prinsip ia tidak melarang seseorang Hindu menurub kejakinan agamanja masuk terbakar kedalam api pembakaran sutji dengan suka rela. tetapi ia tidak akan membiarkan orang memaksa seseorang jang tidak mempunjai keinginan untuk mengerdjakan jang demikian itu. Chabarnja), tatkaia mendengar ada paksaan itu, dengan tidak samipat berpakaian, ia meiompat keatas seekor kuda menudju tempat kedjadian itu. Tidak sadja ia meiepaskan permai*urinja radja itu dari pembakaran paksaan, tetapi djuga ia menghukum anaknja jang hendak memaksa ibunja masuk api itu dengan pukulan dan menurunkannja dari singgasana keradjaan. Memang sedjarah toleransi Islam di India masih menjimpan kebidjaksanaan Sultan Akbar jang gilang gemilang dalam pemerintahannja terhadap kaum musjrik Hindu, jang berbeda dengan sifcap chalifah-ehalifah Islam didaerah lain. Bagaimanapun djuga tindjauan orang terhadap peribadinja, sikapnja jang bersifat sangat mengulurkan tangan itu kepada rakjatnja, jang berlainan agama dan kejakinan dengan dia, tak dapat terlepas dari pada siasat da'wah Islam, jang dianggapnja tak boleh tidak harus dilakukannja dalam pemerintahannja, dengan djumlah penduduk Hindu jang djauh berlipat ganda dari pada orang Islam. Buah dari pada kebidjaksanaan pemerintahannja itu diantara lain-lain kelihatan dalam kerdja sama jang erat antara pemeluk agama Hindu dan pemeluk agama Islam, jang pernah mentjiptakan kebudajaan-kebudajaan jang gilang gemilang, jang sampai sekarang merupakan kebanggaan umat Islam di India dari satu generasi kepada generasi jang lain. Berpuluh-pulah mesdjid-mesdjid, gubab-gubah jang indah-indah, gedung-gedung peribadatan umum dan menara jang mendjulang keangkasa dengan ukiran-ukiran iang bertatahkan ajat-ajat Qur'an masih mendjadi saksi dari pada hasil kerdja sama tangan Hindu dan tangan Islam jang pada satu masa ulur-mengulurkart guna kemegahan peradaban manusia. Djika kita ikuti dengan seksama liku-liku sedjarah pemerintahan keturunan-keturunannja, baik mengenai masa Djehangir, Sjah Djehan atau Aurengseb, maupun masa-masa jang lain, bagaimanapun kekerasan jang terdapat didalam sepak terdjangnja, ditfelah-tjelab kekerasan itu, selalu terdapat uluran tangan kepada pemeluk-pemeluk kejakinan jang bukan Islam, dalam mendjamin fr-'T^deksan dn.n kehormatan mereka. Bahkan rakjat keradjaan Hindu Mahratta. jang kemudian menumbaskan keradjaan Mongol, terkenal sebagai suatu daerah Hir.du jang berkuat dan fanatik, dan iang melabirkan radja-radja Hindu jang! ternama seperti Sitadji Bhonsla dan Sjahu, beberapa lama tunduk djuga dengan taaf kepada radja-radja Islam, karena terpesona oleh politik to91
leransinja jang dianggap merdeka tidak membawa peribedaan dan penghinaan dalam kehidupan sehari-bari. Djika tidaklah terfikir,kan mendjalankan, politik toleransi Islam itu, akan tidaklah dapat berdiri keradjaan Islam di India, atau akan terdjadilah pertumpahan darah jang maha dans jat, jang tak akan ada hafois-habisnja karena pertentangan paham kejakinan antara Hindu dan Islam jang seperti siang dengan malam. Ingatkan sadja kedjadian-kedjadian sehari-hari seperti penjembelihan sapi, jang oleh orang Hindu dianggap binatang keramat, oleh orang Islam dianggap penjembelihan sutji sebagai amal kebadjdkan pada hari-hari raja korban dan lain-lain. Sementara agama Islam mengadjarkan bahwa dosa jang sebesar-besarnja ialah sjirk atau penjembahan berhala, orang Hindu menganggap patung patang batu jang tersimpan didalam dan, diluar tjandi itu adalah dewa-dewa, dan tuhan-tuhan mereka jang disembahnja. Sementara Islam hanja menjuruh menjembah Allah, orang Hindu menjembah binatang" jang dianggap sutji, seperti ular, monjet, buaja dan sobagainja. Dan sementara Islam melarang membunuh sesama manusia jang tidak bersalah, pemeluk-pemeluk agama Hindu dan Budha memandang suatu pekerdjaan baik, djika keluarga seorang jang mati melemparkan dirinja hidup-hidup kedalam api pembakaran ma jat. Tidaklah akan dapat seluruh hukum Islam didjalankan didalam daerah sjirk jang seperti itu, djika tidak disesuaikan dengan bikmah-hikmah kebidjaksanaan toleransi, dan ini dipahami surgguh-sungguh oleh radja-radja Islam jang pernah memerintah daerah India itu. Dalam pada itu mereka tidak lupa, disamping toleransi, mendjalankan da'wah Islam jang sehebat-hcfoatnja, sehingga djumlah umat Islam dengan tjepat bertambah besar dan mempengaruhi masjarakat-masjarakat jang terdapat di India itu. Kata-kata talbjigh, jang meskipun pada asalnja berarti menjampaikan azan sembahjang, segera mendjadi popuier dan mempunjai pengertian jang tentu dalam kalangan umat Islam untuk menjiarkan adjaran Islam kepada masjarakat musjrik Hindu. Kata-kata ini, jang kemudian diambil oleh perkumpulan-perkumpulan Islam di Indonesia, mempunjai arti dan tjara pelaksanaan, jang sangat luas dalam perdjuangan penjiaran Islam di India. Sesudah India dipegang oleh pemerintahan Inggeris, pernah terdjadi, bahwa umat Islam membeku lag! dan hendak menjendiri dari pada kerdja sama dengan Inggeris, jang sedjak waktu itu dengan sendirinja memegang segi-segi penghidupan dan kemadjuan. Siasat baru belum ditentukan, sedang siasat memisahkan diri dan tidak mau mempergunakan kesempatan kerdja sama dergan Inggeris untuk. kemadjuan Tslam. sekurang-kuran^rjfc untuk mempertahankan apa jang pernah ditjapai dalam perdjuangan Islam, 92
dianggap •orang merugikan. Hindu jang menganggap M a m itu merupakan suatu barna ja besar bagdnja, segera mempergunakan kesempatan bekerdja sama dengan Inggeris, sehingga kepentingankepentingannja dapat diselenggarakan dengan Iantjar, baik daJam pendidikan dan pengadjarara, dalam menerima ilmu pengetahuan Barat dan dalam memasuki kantor-kantor pemerintahan, terulama •dalam mentjari perlindungan kejakinannja pada Inggeris untuk menghadapi Islam. Hanja satu tali jang dapat menghubungkan dua golongan jang sangat bertentangan ini, jaitu tjinta (bangsa, sama-sama mentjintai tanah air India, orang Islam India mentjintainja dan orang Hindu Indiapun mentjintainja. Ketjintaan tanah air ini kadang' dapat menggerakkan persatuan untuk menentang Inggeris, tetapi merupakan persatuan jang laksana menating min jak penuh. Dikala toleransi agama diperbesar berdjalanlah usaha-usaha nasional itu seperti A l l Indian Congress, dikala ia dilupakan karena perasaan jang meluap berpetjahlah ia kembali. Dikala Inggeris bertir.dak kedjam terhadap India, bersatulah umat Hindu dengan Islam tetapi dikala keadaan tenang kembali berpetjah pulalah golongan itu masing-masing berdjalan sendiri-sendiri. Baik Hindu maupun Islam tak dapat menentang Inggeris, jang djauh berbeda ketjakapannja dalam mendirikan usaha-usaha besar, dalam memerintah dan mengatur dengan tehniknja jang mengagumkan, dengan pegawai-pegawainja jang terlatih baik. jang semuanja melimpabkan keuntungan jang berganda-ganda. Sukar dapat ditandingi oleh rakjat India, terutama oleh umat Islam India dengan kekurangan ilmu pengetahuannja. 1
2
Djika timbul perselisihan antara Inggeris dan India, seperti jang terdjadi dengan revolusi dalam tahun 1857, kerugian tidak ternilai besarnja, tidak sadja kerugian djiwa, tetapi djuga kerugian kedudukan umat Islam. Banjak radja-radja Islam iang telah memerintah turun-temurun dipetjat, digantikan dengan radja' Hindu jang mau kerdja sama dengan Inggeris. Bentjana-bentjana ini kemudian membuka mata umat Islam i India. Pemimpin-'pemimpinnja. seperti Ahmad Khan, Jinrr.h. üertekun memikirkan svaiu siasat baru untuk perdjuangan umat Islam. Peperangan itu tidak selamanja mestj merupakan perlawanan menentang membabi buta, tetapi peperangan itu djuga berarti iipu muslihat. Jang perlu ialah tudjuannja mentjapai kemenahgan achsir ! •> , Ahmad Khan melihat, bahwa diatas pundaknja ferletak suatu " tugas jang sangat bera't, jaitu menarik pengikutnja dari lembah bahaja, membawa mereka dari dunia impian abad-abad keemasan jang lampau kepada dunia kenjataan( jang dihadapi umat Islam sekarang ini. TimbuIIah kesadaran jang luar biasa dalam dirinja, tidak sadja untuk menjembubkan kembali luka-iuka jang paiah
.93
karena perpetjahan, tetapi djuga mentjiptakan dasar-dasar perdjuangan jang kuat dalam ekonomi dan sosial, terutama dalan» mempertebal kesadaran ba&in rakjat India imenghadapi dunia Eropah jang berkuasa dan menguasai itu. Ia melihat sebagai siasat jang pertama ialah pentingnja memperbaiki kembali hubungan baik antara orang Islam dan Inggeris. Ia hendak memburu kedudaican Hindu jang sangat mendekati Inggeris itu dan mengambil untung sebanjak-banjaknja untuk kepentingan golongannja, karena ia insaf, bahwa pendirian Inggeris, jang menganggap umat Islamlah jang merupakan motor terpenting dalam pemberontakar. di Pesjawar dan oleh karena itu mereka memboikot orang Islam dalam segala lapangan, jang sangat merugikan masjarakat Islam diseluruh India. Ia mengambil taktik toleransi, pertama untuk memperdekat golongan Hindu dengan Islam dan kedua untuk membolehkan kerdja sama antara orang Islam dan orang Inggeris. Untuk keperluas i n i ia menulis banjak sekali karangan-karangan, dimana ia menerangkan, bahwa Islam memperkenankan mengadakan hubungan jang baik antara pemeluknja dengan mereka jang bukan MusHm. meskipun orang jang bukan Muslim itu merupakan golongan jang memerintah. begitu djuga ia menerangkan bahwa oleh karena itu orang-orang Inggeris tidaklah usah memikirkan apalagi takut, bahwa pemerintahannja di India dapat mendorong orang Islam mengadakan perang sutji atau perang sabil terhadap mereka. Ditegaskannja bahwa dorongan untuk mengadakan perang sutji itu hanja djika orang Islam diganggu dalam mengerdjakan perintah-perintah agamanja. Sebagai alasan dikemukakan. dianta-a lain-lain, bahwa Nabi Jusuf jang oleh Qur'an diakui sebagai Muslim, pernah melajani pemerintah musjrik. jaitu pemerintah Fir'aun di Mesir, dan oleh karena itu orang Islam di India sebagai rakjat Inggeris t dak terlarang mentaati pemerintah Inggeris itu, Dengan adanja penerangan ini suasanaoun tenanglah kembali di India. Tetapi tindakan Ahmad Khan ini bukan tidak ada dasarnja. Politik perdamaian ini dilakukan hanja sekedar dgn. kerdja-sama untuk mengangkat India dan mempeladjari benar-benar ilmu pengetahuan dan tiara bekerdja orang Barat. Semua ini baru bisa tertjapai djika rakjat India sedia bekerdja sama dengan orang asing dan mengakui orang Inggeris sebagai guru mereka. Tudjuan siasatnja ini kelihatan d.a.1. bahwa. tatkaia suasana sudah agak sedikit tenang ia dengan segera dalam tahun 1889 pergi ke InggertU. untuk mempeladjari setjara mendalam keadaan-keadaan jan? dapat menguntungkan umat Islam dl India, Ia .mempeladjari tjara pemerintahan. ia mempeladjari tjara .memnerbaikï ekonomi rakjat., tjara mengurus kehidupan sosial. tetapi jang terpenting segala sesuatu jang bertalian dengan pengadjaran dan pendidikan. ;
94
Untuk keperluan terachir ini ia terpaksa beberapa waktu menumpahkan perhatian istimewa untuk menjelidiki universitas' dan perguruan tinggi di Cambridge dan Oxford, penjelidikan mama sesudah ia kembali ke India membuahkan suatu sistim pengadjaran jang ideal buat umat Islam, jaitu penggabungan antara penuntutan ilmu pengetahuan dan perbaikan budi pekerti. Sedjak 1870 ia mempropagandakan pembaharuan tjara berfikir ini dalam kalangan umat Islam di India, baik dengan rapat' «mum dan kundjung-mengundjungi, maupun dengan siaran2 jang luas. Diantara madjalahnja jang terkenal, dimana ia selalu membentangkan paham-paham pembaharuannja, ialah madjalah Tahzib al-Akblaq jang tertulis dalam bahasa Urdu dan jang terambil dari nama sebuah karangan ahli filsafat dan pendidik Islam jang terkenal Ibn Maskawaih, jang pertama-tama mentjiptakan sistim pendidikan jang berdasarkan ilmu pengetahuan dan budi pekerti, jang kemudian lebih diperluas oleh Imam Al-Ghazali dengan seimbojam „menghidupkan ilmu agama". Dalam tahun 1875 berdirilah Mohammadan Anglo-Oriemtal, College di Aligarh, meskipun harus melalui bermatjam kesulHan, bermatjam tantangan dan bermatjam pemboikotan, baik dari Inggeris maupun dari Hindu. Dan beberapa tahun kemudian berdirilah disana gedung-gedung jang indah sebagai pusat kemadjuan ilmu pengetahuan dari orang Islam India. Aligarh mendjadi tempat mentjetak tenaga-tenaga terpeladjar Islam dan mendjadi pinkt penjerangan terhadap pengetahuan Barat dan peradabannja. Selain dari itu dengan adanja Aligarh orang-orang Mam, jang tadinja merupakan masjarakat pengekor dam edjekan, mengetahui, bahwa mereka dengan ilmu pengetahuanl, dengan mengbïdupkan ilmu pengetahuan jang berasal dari mereka sendiri, dengan kesatuan dan pengorbanan, kekuatan hati dan pentjiptaan, meskipun ketjil djumlahnja, dapat mendjadi satu faiktor jang' berkuasa di India. Kita lihat bahwa sikap toleransi Ahmad Khan itu tidaklah sia-sia. Sikap toleransinja jang luas, jang kadang menimbulkan tuduhan dari kalangan umat Islam sendiri, bahwa ia bukan orang Islam jang benar, bahwa ia seorang Kristen dan bahwa ia hanja kaki tangan Inggeris, sehari demi sehari menghasilkan buabHbuah jang manis bagi umat Islam, tidak sadja dalam lapangan pendidikan. dan pengadjaran, tetapi djuga dalam segala lapangan, terutama dalam lapangan politik dan pemerintahan. Dengan bantuan pemimpin-pemimpin Islam jang lain, seperti Jinnah dan Iqbal, seperti Sjaukat A l i dan Abdul Kalam Azzad, diperkuatkannjalah, benteng Islam jang sungguh-sungguh tjakap, jang tidak harmja berdasarkan sentimen dan ta'assub, tetapi terdiri dari orang' jang tjakap jang memperdjuangkan kepentingan umat Islam dalam Indian National Congress dan perwakilan-perwakilan rakjat jang 1
5
95
lain. Meskipun umat Islam di India hanja merupakan seperlima foahagian dari djumlah penduduk, tetapi sesudah dipenbaharui tjara" berpikir dan perdjuangannja. mereka merupakan suara' jang terpenting, jang harus diperhatikan, baik oleh orang Inggeris maupun oleh orang Hindu. Pahamnpaham "politik jang sudah teratur rapi itu, kemudian menjalur kedalam Moslem League, jan,: pada waktu zaman kemerdekaan membuabkan Repufolik Islam Pakistan. Kita lihat pula bahwa dalam negara Pakistan jang terang' menamaikan dirinja Repufolic of Islam, prinsip toleransi, jang mendjadi tjiri Islam, tidak dliepaskan. Tentu tidak ada tempatnja untuk membentangkan suatu uraian pand jang lebar dalam risalah ketjil ini, tetapi tjukup saja peringatkan akan nama Zafrullah Khan, jang mendjadi Menteri Luar Negeri dan Tokoh Politik International, pembitjara jang tak ada tandingannja dalam perserikatan Bangsa-Bangsa, bahwa ia tidak merasa dibedakan dari teman'nja Muslimin jang lain, meskipun la dari aliran jang mengamut paham Mirza Ghulam Ahmad atau Abmadijah Qadijan. /
96
KESIMPULAN 1. Dart uraiaiyuralan jang sudah k i t a kemufcakan itu keliöa tan, bakwa N a b i Muhammad mengutamakan sifat toleransi dalam dua h a l : 1. Terhadap pemeluk Islam selalu berichtiar memudah kan dalam soal soal agama dan peribadatan (tajaisur), 2. Terhadap pemeluk jang 'bukan Islam menundjukkan sifat menghargakan pendirian orang jang berlainan agama (tasamuh) dengan tidak segan-segan menjatakan pendirian Islam sendiri, 2. Chalifah-Chalifab. mempraktikkan pendirian i n i dalam s i a satnja dan kebidjafcsamaannj» sehani-hari, bahkan'atjapkali memb e r i kelonggaran jang lebih besar meagenal kemerdekaan beragama dalam daerahdaerah jang d i d ü d u k i atau dikuasai oleh umat Islam untuk kepentingan keamanan dan propaganda Islam. 3. Dalam masa ChalifahChalifah sesudahnja, kemerdekaan beragama itu terutama dilakukan untuk kepentingan kerdja sama dalam memperkembaag kemadjuan ilmu pengetahuan dan pembangunan negara. 4. Disamping itu sifat N a b i suka maaf memaafkan dan harga m m g h a r g a i didjadikan teladan dalam kebidjaksanaan memerintah sepandjang zaman Chalifah-Chalifah itu, sehingga dengan tidak ada sifat mengutamakan d i r i atau suku sendiri (ta'assub), dapatlah ditjapai tudjuan Islam,, jaitu mengadakan persamaan, persaudaraan dan keadilan. 5. Toleransi jang dapat membawa kepada sikap mengalah, sampai merugikan Islam atau meringan-ringankan hukumnja (tasahul) tidak diperkenanfcan dalam Islam, karena bertentangan dengan prinsipnja, jaitu membina paham ketauhidan dalam k a langan, manusia. D a l a m pada itu tidak terlarang menundjukkan penghargaan terhadap kepada pendtirian, kejakinan orang lain, bahkan dipudjikan berbuat jang demikian itu.
97
L A M PIR A N
MOHAMMED'S T O L E R A N C E . Nom-Muslim subjeets ion a Muslfan State enjoy full religieus and ewil liberty. We find evidence of respect for their rights, of broad tclerance, generosity and justice towards them in the Charters of the Prophet and of the early Caliphs. Thus, in the Charter of Muhammad to the Christians of Najran and the neighbouiing territories, it is mentioned that "the security of God and the pledge of His Apostle are extended for their lives, their religiën and their property; there shall be on interference with the practiee of their faith or their observances; no bishop shall be removed trom his bisbopric; nor any monk from his monastery. Nor are the Christian churches to be pulled down for the sake of buildirg mesques or houses for the Muslims. Should the Muslims be engaged in. hostilities with outside Christians, no Cbi-wljan resident among the Muslims should be treated with contempt on teeount of his ereed They shall not oppress or be oppressed". In his instructions to the leaders of the expeditions against hestile tribes and enemy people, the Prophet tnvariably enjoined ihem in peremptory terms to be always humane : "Molest not the harmless inmates of homes; spare the weakness of women; injure not the infant at the breast. or those who are ill in bed. Abstain from demolishing the dwellings of u'nresisting inhabitants; destioy not the. means of their fruit trees; and touch not the palm." Abu Ba*ar, the first Caliph, following the Prophet, thus enjoined his captain: "Be sure you do not oppress the people, fcut advise with them in all your affairs, and rake care to do that which is right «nd just If you gain victory (over your enemies) k i l l not little cbüdren, nor old people, nor women. ü>estroy no palm trees, nor burn any fields of corn; cut down no fruit trees, nor do any mischief to cattle Wben you make any eovenant stand to it, and be as good' as your word. As you 'go on, you will find some religious (Christian) persons who live retired in monasteries, and who propose to themselves to serve Gcd that way. Let them alone, and neither kill them, nor destroy their monasteries." Omar, the second Caliph, issued edicts and ordinances wbich bring to light the poiicy and practiee of the Islamic State in dealing with its non-Musüm subjects : For instance, we find the fcllcwing passage in his order to Abu Ubaida, the Commander of the Army after the conquest of Syria : "Forbid the Muslims so that they may not oppress the non-Muslims, nor cemmit any
101
oamage to them, nor seize their property without a valid cause, an fulfill ail the terms and conditions whieh you have covenanded with them". And' the foliowing pasage accurs in the treaties- of Peraa, Jerusalem and ether Conquered provinces: "Guarantee of protection is given to thett. (non-Muslims) for their Hves andproporties, and religion an|d law, no change will toe made in snj one of them." As Wahed Husain*) pointe out
*) Administration of Justice during the Muslim rule in India, with a History of the Origin of the Islamic lsgal Instilutions, Caleutta, 1934, pp. 152 — 53.
102
TOLERANCE OF THE HOLY PROTHET The Holy Prophet not only emipbasized the deslrabtlity of tolerance in religieus mattere bul set a very high Standard' in this respect. A deputatiom from. Chrfetian tribe of Najran visitcd bim in Medina to excbange views on religieus matteis. It inelvdcd sevrral Church dignitaries. The oonversation was held in the mosque and' extended over sevcral hours. A t one stage the leader of the deputations asked peranission to depart from the mosque and to bold their religious service at some convenient spot. The Holy Prophet said that ttoere was no need for them to go out of the mosque, which was ilself a place eonsecrated to the wership of God, and they covlcl have their service (Zurqanó).
Intrcduction to the Study of the Hcly Quian. BafihiruduiB Mahanud Ahaoad. London 1949.
,
,
103
D E ISLAM Een eeuw geleden heeft de Engelse wijsgeer John Stuart MUI gezegd dat de mensheid niet genoeg er aan ikan worden herinnerd, dat er eens een man, genaamd Socrates, heeft geleefd. Een halve eeuw later ongeveer heeft de Duitse godgeleerde Adolf von Haraaek de waarheid van Mills uitspraak erkend maar er aan toegevoegd, dat het nog belangrijker is, de mensheid telkens weer er aan te herinneren, dat er eens een man. genaamd Jesus Christus, in haar midden heeft gestaan. Wij leren weer vijftig jaar later, en de Engelse geschiedschrijver Arnold Toynbee noemt onder de grootste weldoeners der mensheid, naast Jezus Chritus en Socrates, ook Mohammed, de stichter van de Islam. Mohammed één der grootste weldoeners van het mensdom. Het heeft lang geduurd eer een belangrijk schijper in het Christelijke Westen tot deze erkentenis kwam. !
In de Middeleeuwen werd Mohammed in Europa beschouwd als een Heidense afgod, of als een bedrieger, of als een scheurmaker der Christelijke Kerk, of als een valse profeet, in elk geval een verderf lijk mens, met zonden beladen. In de nieuwere tijd, na de opkomst der Arabische studiën in Europa, werd het nauwelijks beter: nog in de zeventiende eeuw 1 » Mohammed voor Roomse en Onroomse geleerden de valse profeet, de aartsvijand van het Christendom. De verlichte Pierrr Bsylenoemt tegen het einde der eeuw Mohammed nog een valse profeet en een .bedrieger. Pas in de achttiende eeuw komt er een kentering: onder invloed van de twee grote geestelijke bewegingen, de Verlichting en de Romantiek, vormt zich een nieuw oordeel over Mohammed en zijn stichting, de Islam. Voltaire vindt veel in de voorschriften van de Islam te prijzen, en de Koran bewondert hij. De jonge Goethe is geboeid door de persoonlijkheid van Mohammed, op latere leeftijd verklaart hij uitdrukkelijk, dat hij in Mohammed nooit een bedrieger heeft kunnen zien. De historicus Edward Gibbon schrijft in zijn Decüne and Fall of the Roman Empire prachtige bladzijden tot verdediging van de verdiensten van Mohammed en van zijn leer. Echter heeft pas in de negentiende eeuw de orientalistische wetenschap een historisch-critiseh beeld van Mohammed ontworpen en de opkomende godsdienstgeschiedenis meer recht gedaan aan de Islam. En nu komt onze tijdgenoot Toynbee, die Mohammed een weldoener der menscheid noemt en in de godsdienst waarvan Mohammed de grondlegger geweest is, vooral deze twee beginselen waardeert: ten eerste, de hoge godsdienstige verdraagzaamheid die de Islam in het verleden 104
gekenmerkt heeft en die tot het wezen van de Islam behoort, e» ten tweede, de volslagen afwezigheid van rasbewustzijn bij de belijders van de Islam. Zulk een godsdienst, betoogt Toynbee, heeft nu een grootse geestelijke missie te vervullen, het is denkbaar dat de geest van de Islam in een tijd van stijgend rasbewustzijn kan bijdragen tot verdraagzaamheid en vrede onder de volken. Dr. G. F. PIJPER. K»derland en de ïslaw.
105
107
108
109
ito
BAHAN BATJAAN Qur'anul-Kariro. Hadis Asj-Sjarif. Muhammad Ridha. Ahdurrahman Azzam. Bahrum Rangkuti. Thomas Carlyle.
Ibn Qajjim. M. Sjaukani. H. Aboebakar Atjeh. idem Dr. G. F. Pijper. Md. Aly AUiamidy. EL Mahmud 'Aziz.
Tafsir Mahmud Juaus, Djakarta 1957. Kutubus Sittab Muhammad Rasulullah, Mesir 1949. Bathalul Abthal, Mesir 1938. Perang & Diplomasi masa Rasulullah, Djakarta 1956. Zes Lezingen over Helden, Heldenvereering en Heldengeest in de Geschiedenis. A'dam, 1850. Zadil Maad, Mesir. Naüul Authar, Mesir, 1347 H. Sedjarah Qur'an tjet. IV, Djakarta 1955. Sedjarah Mesdjid, Djakarta, 1955. Nederland en de Islam, Djakarta. Rukun Hidup, Bandung, 1951, Sedjarah Chulafaur Rasjidin, Djakarta, tth.
Muhammad Al-Ghaaali. At-Ta'asub wat-Tasamuh, Mesir t th. Bodley.
Mohamad, the Masseuger (Terdjemah Arab : Muhammad Rasulullah).
Pertj. " A N G I N " — Djakarta.