INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
No. 6 / 2012
Ketangguhan Pendaki Wanita Mountaineer
DISYON
TOBA
Pendaki Gunung & Produsen Perlengkapan Outdoor
Menyusuri Punggung Naga
Gunung Daik
EXPEDITION NEWS
NYARIS CELAKA DI K2
FOREWORD
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
EDITORS
Hendri Agustin M Anwar S Harley B Sastha Suwasti Tuti Widiastuti
Welcome Mountaineer,
SALES
Seiring berjalannya waktu, harapan kami MountMag bisa tetap di hati pem‐ baca dan pemerhati mountaineering dimanapun berada. Pada awal tahun 2012 ini kami terus berusaha untuk memperbaiki diri dan memang tak pelak lagi agar bisa tampil lebih baik kami harus semakin mempersolid tim redaksi MountMag. Ada penambahan anggota baru pada tim redaksi MountMag yaitu Ankayama Puteri yang dipercaya sebagai layout designer dan Wahyu Widhi sebagai photographer yang bertanggung jawab dengan rubrik Gallery Photo serta hal‐hal yang berkaitan dengan photography di MountMag. Selain itu edisi ini MountMag juga melakukan perubahan pada nama‐nama rubrik yang sudah ada. Dewasa ini kegiatan pendakian gunung sudah semakin berkembang, dan penggiatnya pun bukan melulu para lelaki, kaum wanita sudah banyak yang ma‐ lang melintang mengukir prestasi di kegiatan ini. Di Indonesia sendiri kaum wanita nya juga sudah banyak yang mengukir prestasi di dunia mountaineering. Namun !"#$%&'"$(&)*+,#&-&$).-%.(""+$#/+(&'&$0'$"+!"-"$)-&"$("+$1"+&!"$2.2%*"!$'.(&!$ banyaknya ada beberapa hal yang sedikit menyulitkan wanita saat mendaki gu‐ nung. Untuk edisi ini Mountmag mengangkat tema Pendaki Wanita sebagai lipu‐ tan utama, dan pada rubrik STUFF (sebelumnya Review & Preview) kami mengulas beberapa produk peralatan kegiatan outdoor yang baru keluar di tahun 2012. Bagi 3+("$4"+,$&+,&+$2.+5"5"6$0'$2.+("#&$7*+*+,$8.*'.-$(&$93:;$"+("$%&'"$!.2*#"+$ detail infomasi jalur pendakiannya pada rubrik Mountain Route dan masih banyak artikel‐artikel menarik lainnya yang bisa anda jumpai pada edisi ini. Saran dan kritik positif untuk kemajuan majalah ini kami harapkan, dan semoga kegiatan pendakian gunung di Indonesia semakin terus berkembang dan memiliki prestasi yang bisa dibanggakan.
Redaksi
Account Excetive Tuti Widiastuti Suwasti Development Advisor <"2'.-$8*2%"+-"(5"
DESIGN
Layout Designer Ankayama Puteri
PHOTOGRAPHER
Wahyu Widhi
WEBSITE DEVELOPMENT Hendri Agustin
Kontributor : Rangga email:
[email protected] website: www.mountmag.com twitter: @mountmag e‐magazine MountMag terbit setiap dua bulan sekali Resiko dan Tanggung Jawab: Pembaca MountMag diingatkan bahwa kegiatan mendaki gunung beresiko ter‐ jadinya kecelakaan yang menyebabkan cacat bahkan kematian. Pelaku kegiatan ini harus mengerti dan menerima kemung‐ kinan akan resiko serta bertanggungjawab terhadap aksi dan keterlibatannya dalam kegiatan ini. MountMag tidak bertang‐ gungjawab terhadap resiko ini. Para pelaku sangat disarankan untuk selalu memperha‐ tikan safety standart dalam kegiatan pen‐ dakian gunung atau mountaineering ini. DILARANG MENGUTIP ATAU MEMPER‐ BANYAK SEBAGIAN ATAU SELURUH ISI MAJALAH INI TANPA IZIN TERTULIS DARI MOUNTMAG.
foto cover : Hendri Agustin
1
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
CONTENTS
3 Letters
MOUNTAIN NEWS
14
4
HEADLINE
Sukses Mencapai Vinson Massif Pelajar Indonesia ke Kilimanjaro Berita Duka dari Gunung
MOUNTAINEER
STUFF SteriPEN
6 11
DISYON TOBA
Ketangguhan Pendaki Wanita 21 JOURNAL : Menyusuri Punggung Naga Gunung Daik 28 JOURNAL : Catper Ceremai, Eksotisme Kawah 8 34 Mountain Skill : Membuat Jerat 35 Mountain Route : Pendakian Pegunungan Leuser 42 Tips & Trik
Outdoor Research
44 Review Buku
Vapur Anti-Bottle
46 Expedition News: Nyaris Celaka di K2
Cozmeed Raincoat
2
54 Gallery : Keindahan Air Terjun
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
LETTERS Salut untuk MountMag (Mountain Magazine) yang Begitu liat e‐magazinenya, alamak.. suka sangat. telah menyediakan tabloid murah bagi para petu‐ Sudah lama ngga naik jadi kangen. Majalah edisi alang Indonesia... Semoga dapat terus berkarya 1‐5 sudah lansung saya sedot ke ipad aja. Thanks buat MountMag, sedikit mengobati kerinduan saya. mengeksplorasi kekayaan hayati negeri ini.. Rezha Pratama Keren.. Terimakasih, semoga MountMag terus memberi inspi‐ rasi untuk para petualang.
Saran buat MountMag agar lebih sering me review
Iiz Alamsyah Wah kami juga senang sekali, semoga ke depannya MountMag dapat terus menjadi lebih baik.
barang2 buatn lokal. Banyak produk‐produk lokal Sekedar usulan, alangkah baiknya kalao majalah tapi belum terlalu diketahui oleh para sobat Moun‐ MountMag dicetak dan didistribusikan, sehingga tidak hanya tersebar di dunia maya tapi dicetak
taineering.
Agies Alpiniste dalam bentuk tabolid (seperti ‘pulsa’, ‘bola’ dll) biar Terimakasih untuk sarannya, akan dipertimbangkan oleh tim redaksi. Bisakah kita menyumbang tulisan ke MountMag?
harganya juga tidak semahal kalau dicetak dalam bentuk majalah... Saya yakin akan laris kalau dijual denga harga dibawah 10.000.. Raihan Kucrit
Punta Yoga Aztoni Silahkan kirim ke
[email protected]
Sarannya akan kami tampung ke meja redaksi, untuk saat ini MountMag masih dalam format e‐magazine dulu.
alamat web sites mountmag.
Kirimkan email pertanyaan, saran dan kritik Anda ke
ke email:
[email protected]
MOUNTAIN NEWS
Sukses Mencapai Vinson Massif Tulisan dan foto oleh M Anwar S
tanggal 7 Januari, Tim Seven Summits telah mencapai Puncak Vinson Massif.
“
“Alhamdulillah tepat pukul 16.21 WPA tanggal 6 Januari atau atau 02.21 WIB
Tim Ekspedisi Tujuh Puncak Dunia (Seven Summits) jalanan dengan menggunakan pesawat terbang khusus dari Wanadri yang beranggotakan lima orang pendaki menuju Vinson Massif Basecamp di ketinggian 2.130 sukses mencapai Puncak Vinson Massif (4.897 m dpl) di mdpl. Setibanya di basecamp, tim langsung memper‐ Antartika Kutub Selatan, Jumat (6/1) atau Sabtu dini hari.
siapkan diri untuk melakukan pendakian yang terbagi
Ketua Harian Ekspedisi Tujuh Puncak Dunia, Yoppy Rik‐
atas tiga tahapan yaitu menuju camp 1 (ketinggian 2.743
son Saragih mengatakan, lima pendaki yang sukses men‐
mdpl), camp 2 (ketinggian 3.078 mdpl), camp 3 (keting‐
capai Puncak Vinson Massif yang merupakan puncak gian 3.749 mdpl) setelah itu baru ke puncak. keenam dari tujuh yang direncanakan itu adalah Ardeshir Perjuangan untuk mencapai puncak tidaklah mudah =">!.%%&;$?1"+$?-"1"+;$@"-!&+$A&2%"1"+;$B"(5-&$36$8*!0$
karena tim pendaki harus berhadapan dengan cuaca ek‐
dan Nurhuda.
strem. Sesuai dengan SOP, semua orang yang tergabung
“Alhamdulillah tepat pukul 16.21 WPA tanggal 6 Januari dalam tim harus memakai pakaian penahan dingin, mu‐ atau atau 02.21 WIB tanggal 7 Januari, Tim Seven Summits lai dari sepatu penutup kaki sampai dengan balacalava telah mencapai Puncak Vinson Massif” kata Yoppy Rikson sesuai dengan derajat minus di Antartika. Semua pen‐ Saragih.
dakipun menggunakan pakaian lengkap dengan keta‐
Dengan mampu mencapai Puncak Vinson Massif, tim hanan suhu ‐40 derajat Celcius. tinggal menyelesaikan satu lagi tugasnya yaitu mencapai Sebelumnya Tim Ekspedisi Tujuh Puncak Dunia telah puncak tertinggi di dunia yaitu Puncak Everest (8.850 menyelesaikan lima pendakian di tempat berbeda. Pen‐ mdpl). Jika semuanya sukses didaki maka para pendaki dakian pertama ke Puncak Ndugu‐Ndugu atau Cartenz itu layak disebut “Seven Summiters”.
Pyramid (4.884 mdpl) di Papua. Selanjutnya menuju Pun‐
Pendakian ke Vinson Massif membutuhkan waktu yang cak Kilimanjaro (5.892 mdpl) di Tanzania. Puncak Elbrus cukup panjang. Tim berangkat dari Tanah Air menuju ne‐
(5.642 mdpl) di Rusia menjadi sasaran ketiga. Setelah itu
gara terdekat dari Antartika yaitu Chile sejak 23 Desem‐
tim pendaki bergerak ke Amerika Selatan untuk mendaki
ber lalu. Setelah itu tim terbang menuju Punta Arenas Puncak Aconcagua (6.962 mdpl). Selang beberapa bu‐ yang juga berada di Chile.
lan pendakian dilanjutkan ke Puncak Denali McKinley di
Tim yang didampingi oleh pemandu melanjutkan per‐
Amerika Utara. (Dari berbagai sumber/War)
4
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
MOUNTAIN NEWS
Pelajar Indonesia ke Kilimanjaro
Tulisan dan foto oleh M Anwar S
Berita Duka dari Gunung
Di penghujung 2011, se‐ jumlah berita duka masih datang dari gunung. Se‐ orang pendaki bernama Ahmad Nur Hidayatulloh, 19, warga Petukangan Utara, Jakarta Selatan, misalnya ditemukan tewas saat berkemah di Pondok Saladah kawasan Gunung Papan‐ dayan, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Minggu (18/11). Dugaan sementara berdasarkan keterangan petugas medis Puskesmas Cisurupan, korban meninggal dunia
Tulisan dan foto oleh M Anwar S
karena tidak kuat menahan cuaca dingin juga menderita penyakit maag yang sudah kronis. Sebelumnya Ahmad
:*"$).6"5"-$("-&$#6*%$).C&+!"$"6"2$D@3$EF$G"#"-!"$HI8‐
berkemah bersama 15 orang, satu organisasi Himpunan
J383K;$7"+!L.-$A&M#&$3-&/!.5/$H#.6"'$NK$("+$<.O&+$3("2$
Pecinta Alam (Himpala) Universitas Nasional Jakarta
Hermandi (kelas 2) sukses membuat rekor sebagai tim
yang mulai berkemah di Pondok Saladah, Sabtu (10/12).
pelajar pertama Indonesia yang mencapai puncak Kili‐
Kemudian seorang pendaki, Muhammad Ardian, 18,
manjaro (5.985 mdpl), Minggu (13/11).
warga Kabupaten Kediri, Jatim, yang dikabarkan hilang
Menurut manajer pendakian Ekspedisi Rakyat Merdeka,
'""!$ 2.+("#&$ 7*+*+,$ 8"1*;$ "#L&-+4"$ (&!.2*#"+$ /6.L$
Dar Edi Yoga, Kevin dan Ganther sempat terkena penyak‐
tim SAR dalam keadaan tewas di sekitar puncak gunung.
it gunung, tapi semangat keduanya masih menyala. Sakit
Jenazah korban berhasil dievakuasi dari tempatnya dite‐
0'$ !&("#$ 2.+5"(&$ L"6"+,"+$ %*"!$ 2.-.#"$ 2.-"&L$ J*+‐
2*#"+$ (&$ P"-,/$ J*-*'/;$ '.#&!"-$ )*+C"#$ 7*+*+,$ 8"1*;$
cak Kilimanjaro, yang lebih dikenal dengan nama Uhuru
Hargo Dumilah, pada pukul 17.00 WIB. Oleh tim SAR,
Peak. Mungkin saja mereka terinspirasi dari Sabar Gorky,
korban diturunkan melalui jalur pendakian Cemoro Kan‐
pendaki kaki satu yang menjadi anggota tim pendaki.
dang, Karanganyar, Jawa Tengah. Berdasarkan informasi
Cuaca yang berubah‐ubah dan ekstrem, sempat men‐
dari tim SAR, pendaki warga Perum Wisma Asri B/16, Ka‐
capai minus 15 derajat Celsius, membuat rencana pen‐
bupaten Kediri, tersebut, dilaporkan mendaki Gunung
dakian yang semula akan dilakukan Sabtu malam (12/11)
8"1*$%.-'"2"$QR$!.2"++4"$4"+,$!.-,"%*+,$("6"2$@"‐
diubah menjadi Minggu pagi (13/11) dan tiba di Puncak
hasiswa Pencita Alam (Mapala) Garba Wirabuana Univer‐
Uhuru (5.985 mdpl) dalam kondisi suhu minus 3 derajat
sitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Para mahasiswa ini
Celsius.
mendaki sejak 16 Desember 2011. Namun, hingga acara
Para pendaki tidak dapat berlama‐lama di Uhuru Peak
pendakian 22 Desember selesai, korban terpisah dan be‐
(5.985 mdpl) karena usai menyanyikan lagu Indone‐
lum ditemukan. Diduga, korban sudah tidak tahan lagi
sia Raya, tiba‐tiba mereka diserang badai salju sehing‐
dengan cuaca dingin yang terus menyerangnya sejak
ga memaksa mereka turun kembali ke Gilman’s Point
tanggal 16 Desember 2011. Apalagi, sejak beberapa hari
(5.681 mdpl) selanjutnya ke Kibo Hut (4.700 mdpl) dan
!.-"#L&-;$ C*"C"$ %*-*#$ 2.6"+("$ #"1"'"+$ 7*+*+,$ 8"1*$
bermalam kembali di Horombo Hut (3.799 mdpl) Senin
yang memiliki ketinggian 3.265 dari permukaan laut
malam (14/11). (Dari berbagai sumber/War)
tersebut. (Dari berbagai sumber/War)
5
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
MOUNTAINEER
Disyon Toba Sosok Pendaki Gunung yang Juga Menjadi Produsen Perlengkapan Outdoor Tulisan dan Foto oleh Harley B. Sastha
Pendaki gunung menjadi pengusaha? kenapa tidak. Ka‐
beliau hingga bisa mendirikan perusahaan pembuat per‐
rena pendaki gunung adalah seorang yang telah cukup lengkapan kegiatan alam bebas bermerk dagang Con‐ #.-"'$(&$!.2)"$"6"2$("6"2$2.6"#*#"+$"#!&0!"'+4"S$T.#‐
sina? Berikut petikan wawancara reporter Mountmag,
erja keras dan pantang menyerah. Itulah sebagian modal Harley B. Sastha, saat menemuinya di salah satu outlet yang harus dimiliki seseorang yang ingin menjadi pen‐
resmi Consina di kawasan Buncit, Jakarta Selatan, awal
gusaha. Sebagaimana disampaikan oleh Disyon Toba, Januari 2012 lalu. pendaki gunung yang juga seorang pengusaha muda, )-/(*'.+$).-6.+,#")"+$).+("#&"+$,*+*+,$("+$"#!&0!"'$ Bagaimana awal mulanya Anda bisa mengenal kegiatan alam bebas lainnya.
!"!#$%&%!'($)&*+)!#!$!,)-.)!'$#&/0!,-$1+/+/12
Mau tahu seperti apa pengalaman pendakian gunung Awalnya waktu SMA. Saat itu bersama teman‐teman
6
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
MOUNTAINEER sekolah jalan‐jalan ke curug di Gunung Salak sambil li‐
gunung. Kemudian mereka menularkan kegiatan terse‐
hat orang yang mendaki gunung. Kemudian timbul ke‐
but kepada teman‐temannya. Melihat hal tersebut ten‐
inginan untuk coba mendaki Gunung Salak. Sekali coba tu semakin baik. Berharap bangsa Indonesia semakin se‐ ternyata cukup menikmati. Sejak saat itu hampir setiap hat. Dalam arti generasi mudanya semakin menghargai minggu pergi mendaki gunung.
alam dan mencintainya. Saya sendiri merasakan mendaki gunung itu sangat
Apakah saat itu kemudian Anda tergabung juga dengan besar manfaatnya. Kegiatan tersebut melatih mental ,"+%$3&/0!,-$1+/+/12
1#/!'2%/21'/!%""2$&'98!'/!%/!%"!%'8!%'+*54/#0/!+'8#+‐
Tidak, justru karena kita yg memulai kegiatan tersebut, ana. Melatih kita untuk saling bantu dan bersama‐sama atas inisiatif bersama dibentuklah pencinta alam di SMA menyelesaikan masalah. Itu semua merupakan seabagi‐ Fons Vitae I Marsudirini Jakarta, dengan nama GRAPA‐
an hal‐hal yang di butuhkan oleh anak‐anak muda yang
LA. Waktu itu sekitar tahun 1990/1991.
jarang didapatkan disekolah ataupun ditempat lain. Jadi kalau kegiatan terus berkembang, secara tidak lang‐
Saat mendaki gunung apa yang membuat Anda begitu sung ikut membantu memajukan bangsa kita. )&*,&'!/$4-/11!$'!!)$-/-2 Saya sebenarnya usia sekolah taman kanak‐kanak, su‐
Pendaki gunung dapat juga menjadi seorang pengusaha.
dah sering diajak keluar masuk hutan oleh ayah saya. Bagaimana menurut pendapat Anda mengenai hal terse‐ Jadi saat saya mulai, saya sudah menikmati alam dan %+)2 udaranya. Seperti biasalah, kalau mendaki gunung Sekarang jaman sudah berubah. Kebutuhan orang juga rasanya dulu capek sekali, tetapi kemudian malah ket‐
berubah. Mungkin jaman dulu kegiatan mendaki gu‐
!"#$!%&'(!)*!#'+!,!')-.!/#$'0+#1'+!!/'#/23'!1$#4%,!'%!#1' nung bisa dibilang kegiatan sedikit aneh dan tidak be‐ gunung menjadi seperti sebuah tantangan. Walaupun gitu populer. Karena berkotoran‐kotoran terkadang gunung yang didaki sama, tetapi selalu ada peristiwa ada yang menyebut kita gembel dan segala macamlah. dan pengalaman yang berbeda. Misalnya kondisi cuaca, Dimana saat itu mal‐mal lebih berkembang. Namun, logistik ataupun teman seperjalanan. Selalu menarik sekarang pada akhirnya orang‐orang yang berkegiatan dan menantang. Jadi setiap kita dapat menyelesaikan di kota mulai timbul titik jenuhnya. Mereka mulai men‐ 15%6#1'!/!2'*-4)!+!.!$!%',!%"'/#)72.'+!!/'*-%8!1#!%3' cari tempat yang adem, sejuk, tenang dan suasana yang ada rasa kepuasan tersendiri.
berbeda. Akhirnya munculah istilah kembali ke alam. Kegiatan pendakian gunung pun pada akhirnya menjadi
5&%&*!3!$ )!4+/$ %&"!,!/1!/$ -/-($ !,)-.)!'$ 3&/0!,-!/$ 1+‐
salah satu pilihannya.
nung semakin berkembang dan peminatnya semakin ban‐
Seiring berkembangnya kegiatan tersebut, kebutuhan
6!,7$83!$3&/0!3!)$8/0!$#&"-4!)$$4!"$)&*'&%+)2
manusianyapun berkembang. Perusahaan‐perusahaan
Sangat bagus, karena sekarang kegiatan mendaki gu‐
membutuhkan orang‐orang yang sifatnya mungkin di
nung ilmunya mulai mudah menular. Maksudnya orang kegiatan pendakian itu ada, seperti saling bantu dan lain bisa sedikit‐sedikit mempelajarinya lewat internet, te‐
sebagainya sebagaimana dengan yang diinginkan peru‐
man sendiri, majalah, buku dan macam‐macam. Seka‐
+!$!!%&' :5%/5$%,!' +-*-4/#' !8!%,!' !1/#0/!+' 52/752%8&'
rang di perusahaan‐perusahaan juga sudah bermun‐
Karena outbound sendiri kegiatannya banyak diambil
culan dan berkembang. Pada perusahaan‐perusahaan dari kegiatan‐kegiatan di alam bebas seperti mendaki tersebut mereka yang sehobi mendirikan klub mendaki "2%2%"&';-)28#!%'8#/-4<-)!$1!%'8!.!)'!1/#0/!+'8#'*-
7
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
rusahaan‐perusahaan membangun kerjasama dan lain‐
bagaimana membuat peralatan yang baik sesuai kebu‐
lain.
tuhan pendakian. Disitulah pendaki gunung bisa berke‐
Sekarang jaman sudah semakin berubah, apapun cimpung di bisnis ini. Karena perkembangan kebutuhan bisa dibisniskan. Contoh, dulu sampah benar‐benar kegiatan pendakian gunung juga bermacam‐macam, hanya menjadi sampah. Namun, sekarang sampah bisa mulai dari SDM‐nya, guide, produknya, informasi data )-%
dan lain‐lain. Semuanya berkembang sangat cepat. Tan‐
dah mulai menjadi seperti kebutuhan. Ada orang yang *!'/-4!+!3'=5%/5$%,!'82.2'1-/#1!')-.!121!%'!1/#0/!+'#%#' punya uang, tetapi tidak mempunyai cukup waktu un‐
sebelum tahun 90, atau tidak usah jauh‐jauh lah, tahun
tuk mempersiapkan segala sesuatunya. Karena walau 2000 saja masih belum seperti ini. bagaimanapun mendaki gunung kan perlu persiapan, Baru sekitar tahun 2005, saya rasa perkembangan‐ riset ataupun data. Nah, kemudian mungkin ada teman‐
nya baru mulai terasa cukup pesat. Karena koneksi in‐
teman yang bisa jadi guide yang sudah siap data dan ternet juga semakin mudah, orang dapat melihat jika mengantar mendampinginya. Kemudian seperti yang di luar negeri, kegiatan mendaki gunung itu bukan olah sebutkan sebelumnya, karena sekarang perusahaan‐
raga sembarangan. Bisa dikatakan mendaki gunung itu
perusahaan juga ikut bermain, akhirnya kebutuhan alat‐
merupakan olah raga yang elit dan mahal. Jadi semakin
alat pendakian gunung pun semakin berkembang. Ten‐
terbukalah pemikiran orang‐orang, bahwa memang ini
tu yang mengembangkan peralatan pendakian tersebut bukan sekedar olah raga sembarangan. kan bukan sembangan orang saja. Maksudnya, tiba‐tiba Jadi memang seorang pendaki gunung bisa jadi pen‐ saja ada orang luar masuk bisnis ini tanpa mengetahui
6
gusaha. Tinggal bagaimana dia dapat memanfaatkann‐ INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
MOUNTAINEER ya saja. Dengan melihat apa kelebihan dan kekurangan kan ketiga nama kakak‐kakak saya, Cornelius, Simon yang ada pada dirinya. Juga memperhatikan, ada disisi dan Nathan. Sedangkan nama saya sendiri tidak ada. mana kesanggupannya. Misalnya sebagai manufaktur‐ ing ataunya di bidang jasanya.
Sejak awal berdiri, sudah berapa banyak cabang Consina )&*'&%!*$0-$'&"+*+4$:/0;/&'-!2
Anda juga dikenal sebagai salah satu produsen perlengka‐
Kalau berdasarkan list yang kita punya, sekitar 270‐an
pan kegiatan alam bebas sekaligus pendaki gunung yang lebih toko yang menjual barang‐barang perlengkapan menjadi pengusaha muda. Bagaimana Anda mengawali outdoor merk Consina yang tersebar mulai dari Papua, +'!4!$)&*'&%+)2
Ambon, Jawa hingga Sumatra. Sudah cukup banyak.
Tahun 1999, ketika saya sedang mengikuti kegiatan TWKM di Yoyga. Kemudian melihat sebuah toko per‐
Peralatan dan perlengkapan apa saja yang sudah di
lengkapan kegiatan outdoor yang barang‐barangnya produksi Consina untuk memenuhi kebutuhan pendakian lumayan bagus. Saya lalu tertarik membelinya sebagai 1+/+/12 oleh‐oleh untuk teman‐teman di Jakarta. Namun, saat Sudah lumayan atau hampir lengkap. Mungkin sekitar itu saya juga terpikir sepertinya bagus kalau beli ban‐
80‐90 persen cukup lengkap. Mulai Carrier, Sleeping
yak, dimana sebagiannya saya jual lagi. Ternyata baik Bag, Matras, Baju, Jaket, Daypack, Celana, Kaos, Keme‐ yang saya jual maupun kasih ke teman‐teman, mereka ja, Topi dan lain‐lain. Semua kebutuhan hampir sudah semua suka. Lalu mereka nitip lagi ke saya. Mereka kita produksi. Hanya tinggal sepatu saja yang belum. bilang tolong dong titip beliin untuk saudara. Begitu saya pesan lagi, ternyata banyak kendala, mulai ba‐
<&*,%!/1!/$ !,)-.)!'$ 3&/0!,-!/$ 1+/+/1$ )&/)+$ =+1!$
rang yang jadinya lama, tidak sesuai dengan pesanan. menuntut kebutuhan peralatan pendakian yang memadai. Karena sudah banyak yang pesan dan saya sempat bin‐
Menurut Anda bagaimana caranya agar produsen‐produs‐
gung, akhirnya saya mulai mencari cara sendiri. Saya &/$ 3&*"&/1,!3!/$ !,)-.)!'$ !"!#$ %&%!'$ 0-$ :/0;/&'-!$ 0!3!)$$ berpikir untuk mencoba bikin saja sendiri di Jakarta. menjaga dan mempertahankan kualitas produksinya agar Sejak saat itulah saya pergi ke pabrik yang membuat 0!3!)$%&*'!-/1$0&/1!/$3*;0+,'-$'&=&/-'$0!*-$"+!*$/&1&*-2 barang‐barang luar negeri merk The North Face. Saya Nah, itu tergantung lagi kepada masing‐masing brand bertemu dengan orang yang mengurus limbahnya. Ke‐
atau merk ya. Kalau Consina sendiri selalu mempertim‐
mudian saya beli bahan limbahnya. Kemudian saya juga bangkan dua hal. Yaitu trend di dunia luar seperti apa, mendapatkan tukang jahit yang cukup bagus. Lalu saya seperti selalu mengikuti perkembangan teknologi ter‐ produksi dan ternyata hasilnya cukup memuaskan. Se‐
baru. Baik itu dari design dan maupun bahannya. Sedan‐
jak saat itulah saya mulai usaha ini. Jadi sebenarnya bisa gkan hal lainnya memperhatikan daya beli masyarakat dibilang secara tidak sengaja karena orang sudah pesan di Indonesia. Kedua hal tersebutlah yang biasa kita banyak ke saya, jadi saya berusaha sendiri.
pertimbangkan. Jadi seperti yang saya katakan sebel‐ umnya. Karena koneksi internet yang sekarang semakin
Kalau boleh tahu bagaimana lahirnya merk dagang “Con‐
mudah, maka trend di dunia luar yang kita ingin ikuti
'-/!9$'&/0-*-$0!/$0-!#%-"$0!*-$#!/!2
dapat dengan mudah diperoleh. Namun, fungsi segala
Waktu itu ada kakak saya yang meninggal. Sedangkan macamnya harus dapat juga atau sesuai. Itulah sebabn‐ waktu itu saya mau bikin perusahaan bertiga dengan ya produsen‐produsen perlengkapan outdoor harus kakak‐kakak saya. Jadi Consina saya ambil dari kepende‐
7
memperhatikan itu. Karena begini, di dalam negeri kita INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
MOUNTAINEER sendiri, bahan baku itu sangat sulit. Kalau kita berkutat kegiatan itu. Sementara yang menjalankannya dari Con‐ hanya dengan bahan baku yang ada saja itu tidak akan sina. Karena kebutuhan dari pelanggan juga, akhirnya maksimal. Karena hampir sebagian besar bahan baku kita coba bikin, tetapi tetap dengan berusaha yang ter‐ yang ada di dalam negeri hanya cocok untuk fashion, baik. Dan dua tahun ini perkembangannya kelihatan. bukan untuk kegiatan outdoor. Sementara orang men‐ untut untuk kegiatan pendakian gunung ini inginnya se‐
Apa saran dan harapan Anda untuk kemajuan pendaki‐
makin lama semakin nyaman. Itulah sebabnya kalau kita an gunung di Indonesia? tidak seperti itu akan kalah dengan produk luar. Dimana Kalau untuk kemajuan, ini kan kita lihat kegiatan pen‐ sementara orang belanja produk luar semakin lama se‐
dakian gunung semakin ramai dan segala macamnya.
makin mudah.
Untuk itu kita harus sering‐sering menularkannya. Ka‐ rena kalau bukan kita sendiri, sulit atau tidak ada lagi.
Setelah memproduksi perlengkapan pendakian gunung Entah itu kita ajak saudara, teman atau anak kita sendiri dan kegiatan alam bebas lainnya, saya lihat sepertinya kini untuk yang sudah punya anak. Itulah yang harus ditular‐ Consina juga mulai mengembangkan bisnis lainnya yang kan. Karena kegiatan ini tidak akan menarik orang kalau tidak jauh dari kegiatan alam bebas. Bisa tahu inovasi apa cuma suruh melihat. Tanpa merasakan langsung orang 6!/1$,-/-$=+1!$)&"!4$0-,%!/1,!/2
akan susat dapatnya. Ngapain sih naik begini, cape dan
Kalau produknya ini kita sebut Consina The Outdoor segalam macam. Kita ajak dulu aja, paksa kalau memang Lifestyle. The Outdoor Lifestye disini maksudnya adalah perlu. Setelah itu terserah dia. Apa cukup menikmati kita ingin membiasakan bahawa pakaian atau perleng‐
atau justru kapok. Ini jika untuk lingkungan kita sendiri.
kapan yang kita produksi ini bukan hanya dapat diguna‐
Lain lagi untuk perusahaan‐perusahaan yang saya lihat
kan untuk naik gunung saja. Namun, ketika orang‐orang semakin berkembang dan sangat bagus. Dimana saya li‐ sudah berada di luar ruang atau berkegiatan di luar, en‐
hat di perusahaan‐perusahaan banyak berdiri klub‐klub
tah itu sekedar travelling atau jalan‐jalan, perlengkapan pendaki gunung. tersebut juga cocok digunakan. Nah, itukan sama pema‐
Sedang dari sisi produsen ya itu, barang‐barangnya
hamannya dengan di luar negeri. Kita ingin meluaskan yang diciptakan harus bisa lebih mempermudah si pemahaman seperti itu. Karena sebelumnya pemaha‐
*-)!1!#'8!%')-)72!/'%,!)!%&'>!8#'54!%"'7-4!1/#0/!+'
man di Indonesia ini, perlengkapan pendakaian gunung di gunung itu tidak merasa susah atau kesulitan. Intin‐ hanya cocok untuk naik gunung saja. Kalau digunakan ya membuat naik gunung menjadi senyaman mungkin pada saat tidak naik gunung kurang nyaman. Padahal atau seperti jalan‐jalan. Kalau kita lihat di luar negeri kan tidak seperti itu.
mendaki gunung itu seperti olah raga di luar rumah
Terus kedua pengembangannya Consina The Outdoor lainnya. Jadi agar terus semakin berkembang, kembali Services. Dalam bentuk jasa. Dulu awal‐awalnya kita in‐
kepada kita masing‐masing semuanya sebagai pelaku.
gin bikin trip, perjalanan atau pendakian. Namun, dalam Kalau kita tidak berusaha mengembangkan sama‐sama, perkembangannya ternyata sementara ini yang jalan siapa lagi, sementara kegiatan pendakian gunung ini justru ouboundnya. Dan sudah berjalan sekitar dua ta‐
tidak masuk program pemerintah dan lainnya.
hunan. Karena memang kita sering mendapatkan order dari perusahaan‐perusahaan dan biasanya perusahaan‐
Apa saran dan tips Anda untuk teman‐teman pendaki gu‐
perusahaan tersebut bertanya kepada kita lagi. Seperti, nung yang ingin menjadi pengusaha yang bidangnya tidak bisa gak tolong kita mau mengadakan kegiatan ini atau =!+4$0!*-$!,)-.)!'$3&/0!,-!/$!)!+$!"!#$%&%!'$"!-//6!2
8
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
MOUNTAINEER Menurut saya, semakin banyak orang berusaha semakin pun, pasti saya lihat dan perhatikan. Yang satu ada inin‐ baik dan semakin maju semunya bersama‐sama. Indone‐
ya. Sedangkan yang lain ada itunya. Atas dasar tersebut
sia semakin maju. Dan kita semua semakin maju. Karena kemudian saya lihat juga, untuk lokal sementara masih dunia pendakian ini sangat besar. Indonesia sangat be‐
belum banyak disbanding di luar, makanya saya berani
sar. Penduduknya juga besar. Sedangkan yang meng‐
untuk bermain dan berkecimung. Tetapi untuk jadi pen‐
etahui kegiatan ini hanya sedikit orang. Jadi kalau kita gusaha, seorang pendaki gunung itu sudah memiliki sama‐sama mengenalkannya sehingga semakin banyak modal awal yang sangat besar. Karena yang paling pent‐ orang suka dan kegiatan ini akan semakin banyak serta ing itu bekerja keras dan pantang menyerah. Itu modal berkibar. Semakin banyak orang melihat dan semakin awal seorang pengusaha. Dan rata‐rata pendaki gunung banyak orang yang melakukannya.
itu sudah memilikinya. Itulah yang memang dibutuh‐
Dengan begitu untuk teman‐teman yang ingin jadi pen‐
kan. Sedangkan di luarpada itu harus jeli melihat pasar
gusaha dapat melihat, bahwa kelebihannya ada dimana dan kemampuan diri sendiri. dalam bisnis ini. Nah, dari kelebihannya itu dapat dia gunakan dan nilai. Jadi, misalnya dia senang memanage Bagaimana menurut pendapat Anda tentang kehadiaran atau mengumpulkan orang, maka dari situlah dia bisa #!=!"!4$>;+/)>!12 memulai. Contohnya begini, kalau saya dulu memang Bagus, sangat bagus. Karena bisa dikatakan kegiatan suka dengan tas atau barang‐barang bagus. Setiap ada kita ini disini itu underground. Maksudnya banyak Itu barang bagus atau tas, baik itu punya orang atau siapa‐
sangat baik. Apalagi sekarang ini, baik majalah cetak
MOUNTAINEER maupun elektronik untuk kegiatan kita bisa dikatakan Itu sekitar tahun 1999 kalau tidak salah. ini tidak ada atau kurang. Dengan kehadiran MountMag Kemudian akhirnya jalan‐jalan ke Himalaya. Karena ini diharapkan dapat menggairahkan lagi teman‐teman Himalaya itu kan bisa dikatakan kawah Candradimukan‐ untuk berkegiatan dan menuliskan pengalamannya. Se‐
ya pendaki. Ya, pengen merasakan aroma mendaki gu‐
hingga dapat menarik orang untuk mengetahui di dae‐
nung di luar negeri. Bagaimana rasanya ekspedisi besar.
rah sana ada segala macam.
Seperti apa sih rasanya. Orangnya macam‐macam dan lain sebagainya. Ternya saya exciting sekali saat mau ke
Selain berbagi pengalaman tentang usaha Anda, bisa juga Himalaya. Dan waktu itu iseng saja memilih Ellen Peak ceritakan kepada para pembaca Mountmag beberapa pen‐
yang sedang‐sedang saja. Dibilang susah banget, mung‐
galaman pendakian gunung yang pernah Anda daki hingga kin juga tidak terlalu bagi teman‐teman yang sehat. ,-/-2
Atau dibilang gampang banget juga tidak karena ada ice
Kalau saya yang ingat pertama kali naik Gunung Salak. climbing‐nya juga. Nah, disitu saya melihat, bahwa dis‐ Tetapi saya dulu memang dari kecil atau kalau tidak ana yang mendaki gunung bukan hanya yang memang salah dari TK sudah sering olah raga. Kebetulan kelu‐
pendaki gunung. Mereka tidak menyebut diri mereka
arga memang suka olah raga, jadi waktu TK sering di‐
mendaki gunung, tetapi jalan‐jalan, hiking atau trek‐
ajak kakak saya lari pagi. Jadi waktu saya naik gunung king. Tetapi jalan‐jalan mereka ada yang sampai Ellen salak pertama kali, saya seperti tidak ada beban, naik Peak juga dan mereka belum pernah naik gunung sama saja terus, nolongin teman turun, lalu naik lagi. Sangat sekali. Tetapi ya itulah orang luar negeri, sudah biasa menikmat naik gunungnya waktu itu. Mungkin memang jalan‐jalan seperti itu, jadi mereka anggap itu jalan‐jalan saat itu kondisi tubuh saya juga lagi bagus. Nah, sejak itu biasa juga. Padahal kalau kita sudah dianggap ekspedisi. bareng sama teman saja, dua atau tiga orang mulai naik. Itulah makanya mata kita harus dibuka juga melihat ke Setelah turun dari Gunung Salak, kemudian naik Gu‐
dunia luar bahwa olah raga mendaki gunung itu di sana
nung Gede. Turun dari Gunung Gede, lalu naik Gunung sudah tua. Sedangkan kalau di dalam negeri kan baru Pangrango. Itu hamper setiap minggu waktu jaman kita trend atau berkembang pesat belakangan ini. sekolah. Jadi hampir setiap hari Sabtu, kita sudah bawa ransel ke sekolah dan dititipkan ke pos satpam. Kadang‐ kadang masih pakaian sekolah langsung jalan. Naik ke Gunung Ciremai dan sebagainya. Jadi saat itu sudah mu‐ lai keranjingan. Tetapi waktu masuk kuliah, saya sempat berpikir untuk berhenti naik gunung. Saya pikir cukuplah, mau konsentrasi kuliah saja. Tetapi sewaktu kuliah, lihat be‐ berpa orang pakai carier, jadi mulau tertarik lagi. Jadi sejak itu kemudian masuk Mapala Aranyacala Trisakti dan mulai lebih serius digeluti. Kemudian mulai menda‐ ki yang lebih teknikal seperti Cartenz. Lalu naik Gunung Binaiya. Nah, waktu di Binaiya itu kita benar‐benar buka jalur. Karena kita memang sama sekali belum ada yang tahu jalurnya dan tidak ada orang yang tahu waktu itu.
10
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
STUFF
SteriPEN
Si kecil pembasmi micro bakteri didalam air. Tulisan dan foto oleh: Hendri Agustin Selama beberapa tahun terakhir, saat mendaki gunung diminum! atau berada di alam bebas air bersih adalah merupakan Produk ini tidak hanya dipakai di gunung akan tetapi kebutuhan utama. Umumnya air bersih bebas bakteri di‐
bagi anda yang suka backpacker keliling negara atau ko‐
dapat dengan cara merebusnya atau memakai teknologi ta‐kota akan sangat bermanfaat sekali. Awal tahun ini, penyulingan dengan cara memopanya dengan alat pen‐
SteriPEN si tokat sihir pemurni dipasarkan. Beratnya han‐
yaring air yang banyak bereda saat ini dipasaran. Ada ya beebrapa ons saja dengan panjang 5 inci pas didalam salah satu cara lagi untuk mensterilkan air yaitu dengan saku anda, mudah digunakan. Bahkan anda tidak perlu menggunakan alat yang disebut SteriPEN yang merupa‐
menekan tombolnya untuk mengoperasikannya, sensor
kan alar kecil bertenaga Baterai yang memancarkan si‐
kecil dekat lampunya akan bekerja begitu unit di celup‐
nar UV untuk menghancurkan bakteri, virus dan proto‐
kan kedalam air dan memicu meknisme UV untuk aktif
zoa seperti giardia dan cryptosporidium agar air bebas untuk mendisinfeksi. Setelah selesai, lampu dimatikan kuman. Cara nya mudah sekali hanya dengan menekan dan dan lampu berwarna hijau pada unit akan berkedip tombolnya dan airpun steril, kedengarannya seperti menandakan air tersebut sudah aman untuk di minum. sihir, tapi SteriPEN sebenarnya hanyalah merupakan ver‐
SteriPEN juga memiliki baterai yang terintegrasi mela‐
si skala kecil dari jenis yang sama yaitu sisitim permunian lui micro USB untuk pengecasan baterainya. Anda bisa cahaya UV yang banyak kota‐kota besar.
pasang ke komputer laptop, stopkontak AC (dengan
Untuk menggunakan SteriPEN, Anda cukup mence‐
adapter yang disertakan), atau, untuk backpacking,
lupkan kaca lampu unit ke dalam secangkir jelas (airnya #/2)"!&%.6$5*,"$(.+,"+$'/6"-$CL"-,.-S$D).'&0#"'&$).-*‐ tidak berlumpur atau berkabut) atau botol air nyalakan sahaan ini adalah 40 kali pemurnian untuk setiap penge‐ lampunya dan aduk perlahan selama sekitar satu menit, casan baterainya. air tersebut akan disinari sinar UV. Setelah selesai, mati‐ kan lampunya, dan “Hola”, air anda sudah steril dan siap *sumber: www.steripen.com
11
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
STUFF
Outdoor Research Lodestar Jacket Jaket gaya gunung terbaru dari OR (Outdoor Research) &+&$2.+,,*+"#"+$%"L"+$J/6"-!.CU'$J/1.-$DL&.6($P&,L$8/>!$ untuk produk jaket terbaru mereka yang dipasarkan awal tahun ini. Terbuat dari bahan Waterproof, softshell nilon 4"+,$%-."!L"%6.$(.+,"+$L&,LV6/>!$W..C.$(&$%",&"+$("6"2+‐ ya untuk menghangatkan pemakai. Untuk bagian‐bagian yang lebih bersentuhan dengan cuaca dingin (bahu, kepa‐ la, lengan) OR menggunakan bahan Power Shield Pro, yang merupakan bahan lunak berlaminasi untuk perlind‐ ungan terhadap cuaca. *sumber: http://www.outdoorre‐ search.com
Vapur Anti‐Bottle botol minum praktis
Botol lipat baru keluaran merek Vapur yang diberi gelar dengan Vapur Anti‐Bottle™, wadah penyimpanan air yang bisa dilipat ini dirancang untuk outdoor life style. Botol ini akan membuat de‐ but pertamanya di pasar peralatan outdoor pada tanggal 19 ‐22 5"+*"-&$QXRQ$(&$D"6!$8"#.$Y&!4S$ZDS Vapur adalah merek spesialis pembuat botol yang portable, bisa dilipat, bisa digunakan berulang kali, anti beku, dan prak‐ tis. Elemen dari disain produk ini adalah sebagai solusi hidrasi yang praktis bagi para penggiat kegiatan alam bebas yang aktif, demikian ungkap Jason Carignan yang merupakan co‐founder ("+$ CL&.>$ /[C.-$ (.'&,+$ \")*-S$ T/!/6$ &+&$ (&-"+C"+,$ *+!*#$ 2.‐ mungkinkan Anda tetap terhidrasi di mana saja dan menjadi ba‐ gian penting dari peralatan petualangan alam bebas. *sumber: www.vapur.us
12
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
STUFF
Cozmeed Raincoat
Tulisan dan foto oleh: Hendri Agustin Melakukan pendakian gunung di waktu musim hujan, past‐ inya perlengakapan yang satu ini akan sangat anda butuh. Raincoats atau jas hujan merupakan perlengkapan yang sangat anda butuhkan untuk menghadapi cuaca basah yang akan ditemui selama melakukan pendakian. Anda banyak sekali produsen lokal yang memproduksi raincoats salah satunya merek COZMEED, merek ini tadinya bernama CARTENZ dan berganti nama dengan COZMEED. Produk raincoat dari Cozmeed ini cukup tebal bahannya, pada bagian belakang atas hood nya terdapat strap velcrow yang berfungsi sebagai pengatur agar hoodnya tidak terlalu menutupi muka pemakai. Resleting raincoat ini mengguna‐ kan “Waterproof Zips” sehingga mampu mampu menahan air agar tidak penetrasi kedalam bagian raincoat melalui rel resletingnya, raincoat ini juga memiliki celana dengan bahan yang sama. Karena ketebalan bahannya membuat raincoat ini juga bisa digunakan sebagai wind breaker un‐ tuk menghadapi angin yang kencang saat berada di puncak gunung. Namun kekurangan dari produk ini adalah hanya tersedia dalam ukuran M sehingga bagi anda yang berukuran S akan terasa longgar di badan, selain itu juga bahannya yang tebal akan membuat pemakainya segera berkeringat setelah mengenakannya dan berjalan beberapa menit meskipun berada di tengah hujan lebat dan juga memiliki bobot yang lumayan berat dibandingkan dengan raincoat berbahan yang lebih tipis. Produk ini bisa di dapat di gerai‐gerai Coz‐ meed.
13
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
HEADLINE
Ketangguhan Pendaki Wanita Apakah wanita mampu mendaki gunung? Apakah saya juga mampu mendaki gunung? Kenapa? Apakah mendaki gunung hanya dapat dilakukan oleh para pria saja?
Tulisan dan foto oleh: Tuti Widiastuti
HEADLINE Menurut catatan banyak kaum wanita di dunia, dan juga di Indonesia membuktikan tangguh dan ulet mendaki gunung seperti halnya kaum pria. Bahkan prestasi para wanita yang berusia antara 40‐50 terbukti benar‐benar tangguh dan ulet berprestasi. Dengan demikian, mendaki gunung adalah kegiatan yang dapat dilakukan oleh semua pihak baik laki, wanita, tua ataupun muda. Semua itu tergantung pada kesiapan #&!"$%"$0'$2.+!"6$2"*)*+$+"6*-&S$D.2"+,"!$("+$!.#"($ merupakan hal utama bagi diri kita masing‐masing, yang terus berusaha agar yakin bahwa kita akan mampu mel‐ akukan jauh lebih baik dalam pendakian selanjutnya.
seperti akan melakukan wisata ke tempat rekreasi um‐
Mendaki gunung merupakan kegiatan olahraga yang umnya. Semula saya sempat ragu ikut dalam suatu pen‐ sangat menyenangkan, untuk kesehatan maupun untuk dakian. Disamping usia yang sudah tidak muda, dengan kepuasan batin. Hobi pendakian gunung, sebagaima‐
#/+(&'&$ 0'$ '"4"$ 4"+,$ ).-+"L$ 2.+,"6"2&$ $ #.C.6"#""+$
na kegiatan di dalam alam bebas lainnya, selalu penuh cukup berat 5 tahun yang lalu. Dengan dukungan dan petualangan yang menantang dan ekstrim. Pemahaman keyakinan dari teman‐teman, akhirnya saya mampu mel‐ medan dan rute perjalanan merupakan hal yang sangat akukan pendakian “through seven summit Merbabu”. penting di perhatikan. Paling tidak dalam satu kelompok Saya masih terus melakukan pendakian sebagai hobi pendakian gunung perlu ada lebih dari satu orang yang yang sangat mengesankan. benar‐benar menguasai medan dan rute pendakian.
Ingat sekali saat pertama kali saya diajak oleh teman,
Untuk melakukan kegiatan ini diperlukan persiapan Dyah Iwoe untuk bergabung dalam perjalanan penda‐ 4"+,$2"!"+,;$0'$2"*)*+$2.+!"6;$%"L1"$#&!"$"#"+$'&")$ kian Gunung Merbabu yang sekaligus menggapai 7 pun‐ menghadapi berbagai macam tantangan yang tak terdu‐
cak, yaitu seven summit Merbabu selama 3 hari 2 malam.
,"S$D.6"&+$).-'&")"+$0'$2.+!"6;$).-6*$(&).-L"!"+$)*6"$ Bersama beberapa teman yang baru saya kenal waktu itu peralatan dan perbekalan yang akan di bawa, antara lain yang sebagian besar adalah wanita, dan ada yang juga yang sangat penting adalah : tas ransel khusus pendaki baru pertama kali mendaki gunung seperti saya. Terkejut (carrier), jaket, jas hujan, sleeping bag, baju ganti, senter/
dan kagum saya mengetahui bahwa sebagian besar dari
alat penerang, sepatu trekking, tenda, peralatan masak, wanita‐wanita tersebut ada yang sudah berusia di atas 35 kantong plastic, peralatan survival dan obat obatan. Per‐
tahun bahkan ada yang berusia 40‐50 tahun. Saya sangat
lengkapan tersebut hendaknya disesuaikan dengan loka‐
kagumkan tekad dan keyakinan mereka. Oleh karena itu
si, rute, jangka waktu, jumlah pendaki dam kondisi cuaca.
saya tidak lagi ragu, dan yakin akan dapat melakukanya
Sebelum dilakukan pendakian, kita perlu melapor dan juga. memperoleh izin dari pihak pihak terkait pada pos‐pos Dari pendakian saya yang pertama, banyak sekali pen‐ pendakian agar bila terjadi musibah di gunung dapat di‐
galaman yang saya dapatkan dan percaya atau tidak
hubungi dan melapor kembali setelah selesai.
ternyata dalam melakukan kegiatan di alam bebas ini, kita akan dapat dengan mudah melihat karakter atau
Apakah saya mampu mendaki gunung hingga puncak?
sifat asli kita sendiri atau teman sependakian. Di ten‐
Pendakian gunung bukan merupakan perjalanan biasa
gah beratnya beban yang kita panggul, serta lelahanya
15
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
HEADLINE tubuh, tanpa disadari akan muncul sikap egois, putus tertinggal pesawat untuk bergabung dengan teman te‐ asa, apatis, mau menang sendiri, manja, mengeluh dan man yang akan berkumpul di Jogja untuk bertemu esok menyesal yang seolah olah semuannya menjadi satu. harinya di Meeting Point Stasiun Tugu‐Yogyakarta. Den‐ Disinilah letak pembentukan watak tersebut. Setelah gan keinginan dan tekat yang besar, akhirnya saya me‐ menyadari watak pribadi itu muncul, yang segera harus mutuskan melanjutkan perjalanan saya menuju Jogja di lakukan, bagaimana untuk mengendalikanya. Disinilah dengan menyewa mobil dari bandara menuju Jogja. kita di uji bagaimana akan mengendalikannya. Dengan Ternyata perjalanan tidak semulus seperti yang saya kebersamaan dan saling tolong‐menolong, pasti kita bayangkan; lewat jalur selatan yang sempat terhambat akan hindari segala hal yang negatif yang akan di hadapi. tiga jam di Nanggrek yang benar‐benar berhenti karena 8.)"'$ ("-&$ &!*$ '.2*";$ %"$ 6.6"#&$ "!"*$ 1"+&!";$ !*"$ "!"*$ adanya kecelakaan. Maka kami memutuskan untuk pu‐ muda, semuanya akan menyatu. Kebersamaan, saling tar balik dan meneruskan perjalanan melalui Tasikma‐ menjaga dan saling membantu.Tidak ada lagi perbedaan laya. Dengan berbagai rintangan, akhirnya sampai juga di antara kita, semuanya akan kita rasakan bersama seperti bandara Jogja sekitar jam 5 sore untuk mengambil rang‐ sel saya yang sudah terbang duluan ke Jogja tanpa saya.
satu keluarga.
“
Saya bertemu Harley di bandara, sengaja menunggu saya
Keyakinan dan tekadlah yang membuat saya untuk terus mendaki gunung-gunung Indonesia yang indah dan mempesona alamnya.
agar saya tetap mengikuti petualangan ini. Teman‐teman yang lain sudah berangkat dulu sesuai dengan jadwal yang sudah ada. Kami segera berangkat menuju Basecamp Pendakian Dusun Thekelan, Kopeng, Salatiga dengan mengguna‐ kan angkot sewaan. Perjalanan memakan waktu sekitar
“
2 jam.Terasa sunyi dan sepi sesampainya di basecamp, Dengan kondisi saya, yang pernah mengalami cedera mungkin karena hari telah malam. serius akibat kecelakaan 5 tahun yang lalu serta dengan Perlahan dan pasti kulangkahkan kaki hanya dengan tekad dan keyakinan yang kuat, ternyata saya mampu penerangan lampu senter. Yang terlihat sekitar hanyalah mendaki gunung Merbabu, gunung pertama yang saya kegelapan, dan perasaan takut, kuatir, ragu dan lain2 daki. Setelah pengalaman pertama mendaki gunung '""!$ &!*S$ D.2)"!$ !.-0#&-$ 2.2%"!"6#"+$ ).!*"6"+,"+$ &+&S$ Merbabu, maka saya semakin ingin mendaki gunung‐
Ternyata kami sudah berjalan sekitar satu jam dan akh‐
gunung lainya. Berikut adalah beberapa gunung dan irnya kami tiba di posko 1 (pending), dimana ternyata pengalaman‐pengalaman pendakian yang pernah saya teman‐teman saya sudah disana. Tenda sudah terban‐ alami.
Mei 27‐3 Juni, 2010
“Journey through the Seven Summit Merbabu 3.142 mdpl” Petualangan pertama yang saya lakukan dalam kegiatan
gun dan masakan juga sudah siap disaji. Rasa haru dan bahagia saya dapat bergabung dengan teman teman, ternyata saya dapat melakukan pendakian yang perta‐ ma. Hari pertama saya lalui dengan penuh perjuangan, setelah istirahat ala kadarnya lalu persiapan pendakian selanjutnya, yang pasti akan lebih menantang.
27 Mei 2010
mendaki gunung. Berawal dengan keberangkatan yang Awal perjalanan memang penuh dengan kejutan, pagi
16
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
HEADLINE hari setelah sarapan, kamipun siap melajutkan petu‐
saya dapatkan dari teman saya, Dyah Iwoe, yang selalu
alangan pendaki gunung Merbabu. So exciting.
didekat saya, maka saya merasa nyaman dan yakin untuk
Dalam perjalanan menuju posko 2. Kami benar‐benar terus melangkah. Bersyukurlah ternyata saya mampu be‐ menikmati pemandangan yang sangat menarik yang rada di tengah alam yang benar‐benar asri, tampa hiruk tidak akan saya dapati dalam kehidupan sehari‐hari, kein‐
pikuk keramaian kota, polusi dan orang lain , selain tim
dahan panorama perpaduan lembah dan penggunungan kami. di lereng gunung Merbabu; pemandangan gunung‐gu‐
Akhirnya kami sampai di Posko 3 (Gumuk Menthul).
nung yang terlihat jelas, diantaranya adalah gunung Un‐
Setelah beristirahat sejenak kami lanjutkan perjalanan
garan, lembah, pegunungan Merbabu dan tebing tinggi menuju posko 4. Perjalanan ini dengan jalur yang masih yang menjulang berwarna putih, menawarkan keinda‐
menanjak melalui hutan. Tidak lama kami sampai di 4
han dan ke unikan tersendiri, maka posko 2 ini posko di‐
H8.2)/+,$ D"2)"+KS$ <"2&$ $ %.-&'!&-"L"!$ '.5.+"#$ '.%.‐
namakan Pereng Putih.
lum melanjutkan perjalanan menuju Puncak 1 dari Seven
Setelah beristirahat sejenak di posko 2, perjalanan Summit Merbabu. kami lanjutkan menuju posko 3. Dalam perjalanan ini saya Perjalanan kami lanjutkan menuju Puncak 1, dengan baru merasakan tantangan petualangan dalam mendaki jalur terbuka dengan pemandangan yang menarik, veg‐ gunung. Kami melalui jalan setapak yang disisi kanan ter‐
etasinya berupa semak, ilalang dan tanaman mulai dite‐
lihat tebing dan sisi kiri nampak lembah dengan jurang‐
mukan.
jurang yang cukup dalam. Saat itu saya sangat takut dan Sepanjang jalur pendakian menuju Puncak 1. Akan nam‐ kuatir, sehingga apakah sanggup melakukan perjalanan pak Puncak 2 dan 1. Sekitar 60 menit kami berada di Pun‐ ini? Atas dukungan dan dorongan semangat yang selalu cak 1 (watu Gubug) 2.685mdpl. Di sekitarnya se
HEADLINE
lain menawarkan panorama yang menarik, juga terda‐
vvanya, antara lain gunung Sindoro, Sumbing, Andong,
pat batu‐batu berserakan, yang diantaranya ada sebuah Telomoyo dan Gajah Mungkur. Melihat matahari ter‐ batuan berukuran sangat besar yang tengahnya terda‐
benam untuk pertama kalinya, suatu pengalaman yang
pat lubang yang juga cukup besar dapat di jadikan seba‐
tidak mungkin saya lupakan. Pada waktu malam terlihat
gai tempat perlindungan manusia. Batu ini di sebut juga kerlap‐kerlip lampu kota‐kota dan desa‐deda di sekitarn‐ Watu Gubug. Akhirnya kami berada hampir di atas batu ya, yang indah dan sangat menawan. tersebut, dan tidak lupa berpose di atas batu tersebut. Perjalanan dilanjutkan menuju Puncak 2 dengan jalur
27 Mei 2010
yang masih menajak melalui rerumputan, jalan setapak Perjalanan yang melelahkan menggapai puncak 7 dengan melalui jalur pasir bebatuan.
Terbangun pagi untuk hunting foto matahari terbit,
Sampailah kami di puncak 2 (Watu Tulis). Sudah hampir merupakan pengalaman yang tidak akan pernah saya malam kami akan bermalam di sini. Disaat teman‐teman lupakan. Pagi yang cerah memandangi matahari terbit di‐ sibuk membangun tenda dan masak, saya merasa sangat antara gunung2 disekitarnya. Sungguh sangat indah dan lelah dan tidak sanggup membantu. Saya hanya termen‐
mempesona sekali dan pemandangan ini juga tidak akan
ung, tidak disangka kami sudah ada di ketinggian sekitar pernah saya dapatkan di ibu kota. 2835 mdpl. Sambil menikmati pemandangan yang luar Setelah sarapan dan menikmati matahari dan pe‐ biasa indah. Saya dapat melihat beberapa puncak dan mandangan panorama, Kami mulai berkemas untuk lembah yang di miliki oleh gunung Merbabu. Saya juga
melanjutkan perjalanan menuju puncak 3. Kami akan
dapat menyaksikan panorama gunung‐gunung di sekit
berjalan di punggungan yang didominasi sabana. Ke‐
18
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
HEADLINE mudian melewati jalan setapak berbatuan vulkanis dan dah, kami turun dari Puncak Merbabu menuju Dusun Tuk pemandangan kawah. Kemudian melalui jalur yang dike‐
Pakis, Selo, Boyolali.
nal dengan Jembatan Setan – jalan setapak tipis melalui Jangan disangka perjalan turun itu mudah dilalui, jus‐ punggungan yang kanan kirinya berupa jurang. Pengala‐
tru jalur yang kami lewati penuh dengan tantangan yang
man sangat luar biasa dan tidak akan pernah saya lupa‐
jauh lebih ekstrim. Melalui jalur bebatuan dan licin kare‐
kan. Akhirnya kami tiba di puncak 3 (Geger Sapi), setelah na hujan. Keseimbangan langkakahku mulai tidak terke‐ lewatkan jalur tanjakan yang bentuknya seperti Geger hendali karena sangat lelah. Tetapi semua terasa ringan “leher” Sapi. Pendakian dilanjutkan lagi menuju Puncak karena jalur yang kita lewati sangat menarik berupa sa‐ 4. Pada jalur ini kami akan melihat pemandangan jalur
bana yang sangat luas diantara bukit bukit dan lembah
naik turun dan memanjang. Punggungan jalur pendaki‐
serta sekumpulan tanaman Edelweis.
an serta beberapa puncak yang telah kami lewati sebel‐
Syukur Alhamdulillah akhirnya kami semua tiba dengan
umnya juga dapat terlihat dari sini. Sesampainya kami di selamat di desa Selo tengah malam. Jadwal yang tidak puncak 4 (Puncak Syarif) 3119mdpl, ini yang merupakan sesuai dengan rencana awal dikarenakan kami sempat salah satu tempat dari Gunung Merbabu yang menawar‐
mengalami satu kendala. Pengalaman yang tidak akan
kan berjuta pesonanya. Di sini kami beristirahat sejenak. pernah saya lupakan. Tidak lama setelah istirahat, pendakian dilanjutkan men‐
Setelah beristirahat dan makan malam. Kamipun siap
uju Puncak 5 (Ondo Rante). hingga tiba di Puncak 6 Ken‐
melanjutkan perjalanan menuju kota Jogja untuk beris‐
teng (Songo). Keunikan puncak Kenteng Songo ini ada‐
tirahat dan kembali ke rutinitas sehari hari.
lah terdapat beberapa batu kecil berlubang. Empat buah Siapa bilang setelah pengalaman Mendaki Gunung yang batu posisinya saling berdampingan. Sebuah batu lagi pertama akan mematahkan semangat saya untuk mel‐ posisinya terpisah tidak jauh dari 4 batu tersebut. Untuk akukannya lagi. menuju Puncak VII Merbabu kami hanya tinggal berjalan Tidak! Justru kami akan terus berusaha untuk lebih beberapa meter lagi. Beberapa teman beristirahat untuk baik dan lebih baik lagi dalam pendakian‐pendakian beri‐ menjaga barang barang kami, sebagian lagi melanjutkan kutnya. Dengan mendaki, banyak pengalaman berharga perjalanan menuju puncak 7 Merbabu, yang hanya seki‐
yang saya dapati. Mendaki gunung untuk persaudaraan,
tar 20‐30 menit saja.
karakter atau sifat asli manusia akan mudah terbaca,
Puncak 7, Puncak Gunung Merbabu. Pemandangan beragam jalur yang penuh tantangan, perpaduan pano‐ dengan panorama yang sangat luar biasa indahnya, tidak rama yang dapat dinikmati selama berada di alam bebas. terlewatkan kami berpose untuk mengabadikan keinda‐
Dengan melalukan kegiatan pendakian kami bersama te‐
han alam gunung Merbabu.
man‐ teman, wanita khususnya.dengan semangat dan
Ternyata saya mampu mencapai puncak gunung Merb‐
tekad yang ada pada diri masing‐masing serta dengan
abu yang dengan ketinggian 3.142 mdpl. Ternyata kami persiapan yang matang selalu coba terus mereka utama‐ bersama mampu berdiri di Puncak Merbabu. Keinginan, kan. Dalam artian mereka selau terus berusaha lebih baik keyakinan dan tekad yang kuat serta kebersamaan, se‐
dan lebih baik lagi dalam pendakian‐pendakian selan‐
mua ini akan terasa mudah untuk kami tempuh. Jalur jutnya. Pria maupun wanita dapat melakukan pendakian yang penuh dengan tantangan kami lewati dengan mu‐
,*+*+,;$(.+,"+$%.%.-")"$C"!"!"+;$2.-.#"$L"-*'$0!;$'.‐
dah walau memang penuh dengan perjuangan.
C"-"$ 0'$ 2"*)*+$ 2.+!"6;$ #"-.+"$ 1"+&!"$ 5*,"$ 2.+,L"‐
Setelah puas menikmati pendakian yang penuh dengan dapi tantangan dan ancaman yang sama dengan pendaki tantangan dan pemandangan panorama yang sangat in‐
19
pria. INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
HEADLINE
Berbagai macam tips untuk pendaki wanita yang perlu diperhatikan: 1 2
Mengetahui medan dan gunung apa yang akan dilaku‐
Maksimalkan peralatan pendakian. Jaket, topi, tenda,
kan, karena setiap gunung memiliki medan yang berbe‐
celana hangat yang aman dipakai, sepatu pendakian,
da, agar kita siap dalam tantangan menuju puncak.
serta berbagai peralatan wanita yang sangat dibutuhkan
@.6"#*#"+$ 6"!&L"+$ 0'$ *+!*#$ 2.+5","$ '!"2&+"$ '.-!"$ saat pendakian. daya tahan tubuh, utamanya latihan pernafasan agar dalam pendakian dapat kita lakukan secara stabil.
3 4
Mengenal dan pengetahui fungsi dari perlengkapan dan peralatan yang akan dibawa waktu pendakian. Memeriksa dan membawa perlengkapan dan peralatan pribadi sesuai kebutuhan dalam perjalanan perorangan dan tim
5 6
Melakukan tes medis karena di beberapa gunung perlu untuk mengenal kondisi kesehatan kita. Aklimitasi sebelum kita benar benar melakukan pendaki‐ an. Karena kita akan menghadapi beragam macam suhu, suhu nol sampai suhu sangat panas. Penting untuk pen‐ daki wanita melakukan aklimitasi.
7
@.2&6&$#.'&")"+$0'$("+$2.+!"6$*+!*#$2.6"#*#"+$).-‐
8
Membawa perbekalan makanan secukupnya dalam pen‐
9
Membawa obat‐obatan, vitamin dan supplement sesuai
jalanan sesuai kondisi medan yang akan didaki. dakian menuju puncak. kebutuhan.
10 tidak merusak apapun yang berada di daerah yang kita Menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan dan lalui.
11
Menjaga sopan santun dan selalu berkomunikasi dengan sesama teman seperjalanan maupun orang‐orang yang kita temui, menghormati adat istiadat setempat di dae‐ rah yang akan kita tuju.
12 sebelum pendakian dimulai
Jangan sampai lupa untuk mengecek semua peralatan
Mendaki gunung bukan hanya sekedar petualangan, na‐ mun perpaduan antara olah raga, kesenangan dan seni. Selain menarik, mendaki gunung juga beresiko. Karena pada ketinggian dan kesunyian alam pegunungan, hal‐ hal tak terduga sangat mungkin terjadi. Walau mendaki gunung bukanlah aktivitas yang terlalu sulit, namun tidak berarti bisa dianggap enteng, sebagaimana halnya. Maka sangatlah penting diperhatikan tips tersebut diatas. Sela‐ mat Mendaki Gunung! Beberapa gunung yang pernah saya daki, membawa hik‐ mah banyak pengalaman dan pelajaran antara lain: ‐ Gunung salak 1, 2211mdpl ~ June 2010 ‐ Gunung Mahameru, 3676mdpl ~ Agustus 2010 ‐ Gunung Nglanggeran, sekitar 700mdpl ~ September 2010 ‐ Gunung Merapi, 2914mdpl ~ September 2010 ‐ Gunung Pangrango, 3019mdpl ~ November 2010 $$$$$V$7*+*+,$8"1*;$NQE]2()6$^$:.'.2%.-$QXRX ‐ Gunung Sumbing, 3371mdpl ~ Februari 2011 ‐ Gunung Agung, 3044mdpl ~ Februari 2011 ‐ Gunung Sindoro, 3153mdpl ~ Maret 2011 ‐ Gunung Prau, 2565mdpl ~ April & Juni 2011 ‐ Gunung Pakuwaja, 2424mdpl ~ Juni 2011 ‐ Gunung Tampomas, 1684mdpl ~ September 2011 ‐ Gunung Rinjani, 3726mdpl ~ September 2011 ‐ Gunung Gede, 2958mdpl ~ November 2011 ‐ Gunung Slamet, 3432mdpl ~ Januari 2012
13
JOURNAL
Menyusuri Punggung Naga
Gunung Daik
Tulisan dan foto oleh: Harley B Sastha
Tingginya sekitar 1.165 meter. Tiga puncaknya menjulang tinggi bagaikan mahkota. Menggoda para pendaki untuk menggapainya. Hingga kini belum satupun pendaki yang sudah dapat menggapainya. Namun, pengalaman menyusuri punggung naga Gunung Daik adalah sebuah pengalaman yang sulit untuk dilupakan Tidak terasa sudah hampir dua pekan tahun 2011 Namanya tidak jarang dikaitkan dalam beberapa pantun berlalu. Malam itu, 14 Januari 2012, saat sedang menye‐
yang berkembang dimasyarakat. Salah satu pantunnya
lesaikan tulisan dan menyortir foto‐foto bahan peleng‐
yang santhat populer yaitu: Pulau Pandan jauh di tengah;
kap buku kedua dari Buku Mountain Climbing for Every‐
Gunung Daik bercabang tiga; Hancur badan dikandung
body, saya menemukan kembali beberapa catatan saya tanah; Budi baik dikenang juga. tentang Gunung Daik. Salah satu gunung yang berada di Propinsi Kepulauan Riau.
Sekitar bulan Mei, 2010, saya bersama Yadi, Ajo, Joli,
Namanya boleh jadi asing di telinga para penggiat Chandra dan Firman mendapat kesempatan untuk mel‐ alam bebas yang tinggal di luar Sumatra. Namun, siapa "#*#"+$ ).-5"6"+"+$ #.$ J*6"*$ 8&+,,";$ <"%*)"!.+$ 8&+,,";$ saja yang pernah menjelajahi gunung ini, niscaya decak Prop. Kepulauan Riau, dalam rangka untuk menggali be‐ kagum pun akan membuncah dari dalam hatinya. Unik, berapa potensi alam dan budaya yang ada disana. Dan eksotis, penuh misteri dan menyimpan berjuta pesona. pendakian ke Gunung Daik, merupakan bagian dari per‐ Mungkin seperti itulah apa yang saya dapat rasakan saat jalanan tersebut. itu. Atau mungkin demikian pula halnya dengan apa yang dirasakan para pendaki lainnya yang pernah menginjak‐
Malam, 19 Mei 2010, pukul 20.30 WIB, setelah menem‐
kan kakinya di Gunung Daik. Namun yang pasti gunung puh penerbangan sekitar satu jam, pesawat yang kami dengan ketinggian sekitar 1.165 meter ini telah men‐
gunakan tiba di Bandara Raja Haji Fisabilillah, Kota Tan‐
jadi bagian dari kehidupan masyarakat rumpun Melayu. jung Pinang, Prop. Kep. Riau. Bang Yus, pegawai di pem‐
21
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
JOURNAL da setempat, malam itu mengantar kami menuju salah masi yang saya peroleh dari berbagai sumber, ada sekitar satu penginapan di Kota Tanjung Pinang.
N``$)*6"*;$(.+,"+$J*6"*$8&+,,"$("+$D&+,#.)$'.%","&$)*‐
Menikmati kuliner khas masyarakat melayu di Melayu lau terbesar. Sungguh merupakan perjalanan laut yang Square menjadi awal perjalanan kami malam itu. Menurut sangat indah. Jajaran pulau‐pulau kecil dan besar dengan Bang Yus, Melayu Square merupakan salah satu tempat garis pantai dan rumah‐rumah panggung menjadi pe‐ yang harus dikunjungi untuk menikmati berbagai jajanan mandangan yang memesona. ("+$ 2"#"+"+$6"*!$#L"'$2.6"4*S$8/#"'&+4"$4"+,$%.-"("$ $$$$$D.%.6*2$!&%"$(&$J*6"*$8&+,,";$')..(%/"!;$'&+,,"L$*+‐ tidak jauh dari Monumen Raja Haji Fisabilillah, di tepi Pan‐
tuk transit di beberapa pulau, seperti Pulau Bukit, Rejai,
tai Tanjung Pinang, membuat suasananya semakin terasa Tanjung Kelit dan Dabo. Di pulau‐pulau tersebut, speed‐ berbeda. Tidak terasa, malam semakin larut, kami pun boat transit untuk menurunkan serta menaikkan pe‐ bergegas kembali ke penginapan untuk beristirahat se‐
numpang dan muatan.
belum kembali melanjutkan penyeberangan laut menuju $$$$$D.%.6*2$!&%"$(&$J*6"*$8&+,,";$(.5"*L"+$!"2)"#$(*"$ J*6"*$8&+,,"$#..'/#"+$L"-&+4"S
@.+*5*$J*6"*$8&+,,"
dari tiga puncak Gunung Daik yang menjadi ciri khasnya
terlihat menyambut kami. Ini artinya, tidak lama lagi kami "#"+$'.,.-"$!&%"$(&$J*6*$8&+,,"S$a.)"!;$'.#&!"-$)*#*6$RESXX$
Pagi itu, 20 Mei 2010, Kota Tanjung Pinang sangat WIB, speedboat yang kami gunakan merapat di Pelabu‐ cerah. Masih ada waktu beberapa jam lagi sebelum kami L"+$a"+5*+,$T*!/+;$J*6"*$8&+,,"S$ 2.6"+5*!#"+$ ).-5"6"+"+$ 2.+*5*$ J*6"*$ 8&+,,"S$ _"#!*$ Begitu kami turun dari speedboat, dua orang pemuda tersebut kami manfaatkan untuk berbelanja beberapa setempat yang bernama Riyan dan Tabrani, menyambut kebutuhan atau perlengkapan di pasar Kota Tanjung kami. Kedua pemuda yang bekerja di lingkungan Pemda Pinang.
<"%*)"!.+$ 8&+,,"$ &+&$ 2.+4"2%*!$ #"2&$ (.+,"+$ -"2"LS$$
Setelah menunggu hampir satu jam di Pelabuhan Sri Mereka inilah yang akan menemani kami selama di Pulau Bintan Pura, sekitar pukul 11.15 WIB, speedboat atau ka‐
8&+,,"S$:"-&$).6"%*L"+$2.-.#"$2.+,"+!"-$#"2&$2.+*5*$
pal cepat yang kami gunakan meluncur meninggalkan ).+,&+")"+$_&'2"$8&+,,"$J.'/+"$(&$'.#&!"-$J"'"-$:"$ Kota Gurindam, Tanjung Pinang, menuju Tanah Bunda 8&+,,"S$ @.6"4*;$J*6"*$8&+,,"S$
Malam itu di penginapan, kami berdiskusi mengenai
$$$$$_&6"4"L$<"%*)"!.+$8&+,,"$2.-*)"#"+$,*,*'"+$#.)*‐
-.+C"+"$ #.,&"!"+$ #"2&$ '.6"2"$ (&$ J*6"*$ 8&+,,"S$ a*5*"+$
6"*"+$ 4"+,$ %.-"("$ (&$ 8"*!$ Y&+"$ D.6"!"+S$ @.+*-*!$ &+>/-‐
pertama kami yaitu trekking ke Gunung Daik untuk men‐
22
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
JOURNAL cari data dan mendokumentasikan secara singkatmen‐
lai perjalanan dengan terlebih dahulu menuju Musium
genai jalur pendakian yang sudah ada selama ini. Serta @&+&$ 8&+,,"2$ Y"L"4"$ :"V8&+,,";$ '.%.6*2$ 2.6"#*#"+$ melihat sejauh mana kemungkinan melakukan pemanja‐
pendakian. Disana kami bertemu Pak Amran diterima
tan menuju Puncak Gunung Daik. Itulah sebabnya kami pak Amran dan rekan‐rekan dari Dinas Pariwisata Kabu‐ juga mempersiapkan seperangkat perlengkapan panjat )"!.+$ 8&+,,"S$ :"-&$ %.6&"*$ #"2&$ 2.+(")"!#"+$ %.%.-")"$ tebing.
informasi yang sangat berharga mengenai Gunung Daik.
Menurut Ryan, untuk melakukan trekking ke Gunung Menurutnya lagi, belum ada satupun orang yang berhasil Daik harus menggunakan guide penduduk setempat. Hal menjamah puncaknya. ini dimaksudkan untuk mendampingi para pendaki agar Gunung Daik sendiri merupakan gunung tertinggi tidak tersesat karena rutenya yang masih sangat alami. yang berada di Kepulau Riau. Secara administrative mas‐ Walaupun di beberapa tempat sudah dipasang papan pe‐
*#$ 1&6"4"L$ J*6"*$ 8&+,,";$ <"%*)"!.+,$ 8&+,,";$ J-/)&+'&$
tunjuk oleh dinas pariwisata setempat, namun sebagian <.)*6"*"+$ A&"*S$ D.("+,#"+$ '.C"-"$ ,./,-"0'$ !.-6.!"#$ besar rute pendakian masih berupa hutan dan semak be‐
pada latittude: ‐0.2 dan longitude: 104.55.
lukar yang tidak terlihat jalan setapaknya. Jadilah malam “Sudah ada beberapa kelompok pendaki gunung yang itu kami dikenalkan dengan dua orang guide sekaligus berusaha mencapai puncaknya, termasuk dari mancane‐ porter yang akan mengantar kami mendaki Gunung Daik gara, namun belum ada yang berhasil”, begitu kata pak esok hari. Sedangkan untuk menambah kebutuhan logis‐
Amran.
tik, kami membelinya di Pasar Daik besok pagi sebelum Menurut pak Amran lagi, cuaca di sekitar Gunung memulai perjalanan.
Gunung Daik Pagi, 21 Mei 2010, sekitar pukul 08.00 WIB, kami mu‐
23
Daik sangat sulit ditebak. Di kota terlihat cerah, namun di Gunung Daik belum tentu. Sehari‐harinya Gunung Daik sendiri nyaris selalu berselimutkan kabut. Hanya sesekali saja Puncak Gunung Daik nampak terlihat utuh, sebelum INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
JOURNAL akhirnya kembali tertutup kabut.
Daik di Desa Sepincan. Menurut informasi dari Dinas Pari‐
Sepertinya tebing berwarna kemerahan yang men‐
1&'"!"$<"%S$8&+,,";$7*+*+,$:"$!.6"L$(&!.!")#"+$2.+5"‐
julang tinggi menjadi kendalanya. Kami sempat melihat di daerah tujuan wisata minat khusus, seperti pendakian beberapa foto pendaki asing yang sedang berusaha gunung. Itulah sebabnya telah dibuat gerbang masuk, memanjat tebing tersebut. Namun, tidak ada satupun beberapa papan petunjuk dan bangunan shelter yang diantara mereka yang dapat berhasil menggapai pun‐
disebut gajeboh.
caknya.
$$$$8.1"!$!.+,"L$L"-&$'.#&!"-$)*#*6$RNSb]$_?T;$#"2&$2.+‐
Memang secara umum informasi mengenai kondisi inggalkan gapura untuk memulai pendakian. Titik awal medan pendakian Gunung Daik sulit di dapat. Terutama pendakian di mulai dari ketinggian sekitar 50 meter. Jalur giga puncaknya yang melegenda. Secara bahasa gunung pendakian masih sangat landai dan melalui beberapa &+&$%.-"'"6$("-&$"#"-$#"!"$8&+,$H+","K$("+$7.$H,&,&KS$a.-&6‐
!.2)"!$ %.-'.5"-"L$ ).+&+,,"6"+$ <.-"5""+$ :"V8&+,,";$
hami dari bentuknya yang mempunyai 3 puncak bagaik‐
seperti simpang Makam Kuning. Vegetasi di awal per‐
kan gigi naga. Puncak tertingginya dinamakan Gunung jalana berupa hutan karet sebelum kemudian memasuki Daik, yang menengah Gunung Pejantan atau Pinjam‐pin‐
kawasan hutan belantara.
jaman, dan yang paling rendah Gunung Cindai Menangis. Sekitar 15 menit berjalan meninggalkan gapura, kemu‐ Masyarakat setempat sangat mempercayai, bahwa dian kami melintasi jembatan gantung yang panjangnya puncak Gunung Daik merupakan tempat bersemayamn‐
sekitar 7 meter di atas sungai kecil. Semakin ke dalam
ya sekelompok makhluk halus yang bernama bunian. Se‐
hutan semakin rapat. Mendekati Pos Gajeboh I, jalan se‐
lain itu nelayan sekitar percaya Gunung Daik adalah tem‐
tapak sedikit berlumpur dan basah. Setelah berjalan 30
pat tinggal arwah nenek moyang mereka, yaitu Datuk menit dari jembatan gantung, kami tiba di lokasi persiti‐ rahatan pertama, Pos Gajeboh I, dimana terdapat sebuah
Kemuning dan istrinya.
Namun yang pasti, lepas dari kepercayaan masyarakat bangunan kecil dari kayu dengan atap berukir khas mel‐ tersebut di atas, gunung ini mempuyai potensi alam yang ayu. Di sini kami beristirahat sambil membuat beberapa kaya, khas dan unik dan berbeda dari gunung‐gunung catatan. Sungai Hulu Daik yang berada tidak jauh dari pos lainnya yang ada di di Indonenesia. Hutannya bisa dikatakan masih per‐ "1"+S$ 3+.#"$ 5.+&'$ W/-"$ 4"+,$ *+$ dan khas dapat dijumpai dengan mudah. Pohon‐pohon tumbuh besar dan rimbun. Itulah sebabnya sum‐ ber air di gunung ini begitu banyak dan sangat jernih serta menyimpan beberapa air terjun yang menarik dan indah.
Awal Pendakian Sekitar pukul 09.15 WIB, kami meninggalkan
musium
menuju
Gapura Wisata Pendakian Gunung
24
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
JOURNAL
menjadi salah satu tempat kami untuk melepas lelah. jam berjalan dari pos sebelumnya, sekitar pukul 16.30 Airnya benar‐benar sangat jernih. Sejuk rasanya berada WIB, kami tiba di Pos Gajeboh II. Arealnya cukup luas dan di tempat tersebut.
nyaman untuk camp. Kira‐kira cukup untuk menampung
Karena hari semakin sore, sekitar pukul 15.00 WIB, hingga 8‐10 tenda berukuran 2‐4 orang. Disinilah kami kami meninggalkan Pos Gajeboh I. Tidak sampai seten‐
bermalam, sebelum melanjutkan pendakian selanjutnya.
gah jam perjalanan, kemudian kami berjalan melintasi Saat kami mendirikan tenda, seorang guide turun sungai. Kami menyebrang sungai ke arah kiri dimana ada mengambil air di sungai yang letaknya tidak jauh dari pos ).-!.2*"+$'*+,"&$(&$'.%.-"+,+4"S$8"6*$#.2%6&$%.-5"6"+$ untuk keperluan memasak. Malam itu kami berdiskusi melalui jalan setapak yang berada di sisi kanan. Tidak sambil mencari informasi lebih lanjut mengenai Gunung lama kemudian kami kembali menyebrangi sungai ke Daik dari guide dan porter yang mengantar kami. arah kiri, dimana terdapat pipa air yang melintang sun‐
Sesuai rencana, kami akan membawa sebagian per
gai. Waktu saat itu telah menunjukkan pukul 15.55 WIB.
alatan dan makanan untuk kebutuhan pendakian kami
Saat sedang beristirahat di sekitar pipa air, baru kami besok harinya. Rencananya kami akan melanjutkan menyadari, jika jalur yang kami lalu selepas Pos Gajeboh pendakian hingga leher naga atau kaki tebing batu pun‐ I, merupakan jalur yang cukup banyak hewan pacetnya. cak Gunung Daik. Disana kami akan melihat beberapa Nampak beberapa pacet menempel di kaki dan sepatu kemungkinan untuk melakukan pemanjatan hari itu kami.
atau sekedar mencari data titik awal pemanjatan serta
Meninggalkan pipa air, jalur pendakian semakin me‐
perkiraan waktu yang dibutuhkan jika suatu saat kembali
nanjak dengan kemiringan sekitar 30 derajat. Vegetasi ke gunung ini. hutannya semakin lebat. Setelah hampir satu setengah
25
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
JOURNAL
8.L.-$9","$c$<"+("+,$T"%&$
berapa bukit serta lembah begitu hijau oleh rapatnya hu‐
Sekitar pukul tiga pagi dini hari, 22 Mei 2010, saat tan. kami masih terlelap tidur, tiba‐tiba hujan deras turun. Setelah hampir dua jam mendaki, vegetasi tumbuhan Hujang berlangsung hampir dua jam lamanya. Sekitar besar semakin berkurang. Tumbuhan Cantigi pun sudah pukul enam pagi, kam turun ke sungai untuk mandi dan mulai mudah ditemui. Kemudian kami melalui jalur pen‐ mengambil air.Saat kami sedang masak dan bersiap‐siap dakian berupa tanah bercampur batuan kapur. Pukul untuk melanjutkan pendakian, sekitar pukul 07.30 WIB, 11.45 WIB, kami tiba di areal kecil yang cukup datar dan hujan kembali turun di selingi kabut yang cukup tebal. memanjang. Disini terdapat sumber air di lembah seb‐ Inipun berlangsung cukup lama hingga hampir pukul 10 elah kanan. Disini kami beristirahat untuk makan siang. pagi.
Sekitar pukul 12.30 WIB, kami lanjutkan pendakian.
Setelah hujan reda, pukul 10.00 WIB, pendakian kami Setelah melewati batuan kapur yang berukuran cukup lanjutkan. Meninggalkan Pos Gajeboh II, trek pendakian besar, trek terus menanjak dengan kemiringan sekitar semakin menanjak dengan kemiringan sekitar 20‐30 de‐
35‐75 derajat. Setelah berjalan sekitar 1 jam, kami harus
rajat. Seperempat perjalanan kemudian, trek yang harus melalui jalur melipir ke sedikit ke kiri sebelum kemudian kami lalui cenderung menanjak dan semakin terjal den‐
kembali ke kanan dengan lembah di kiri kami. Trek yang
gan kemiringan antara 45‐70 derajat. Vegetasi hutan bergambut dengan kemiringan hampir 80 derajat sebe‐ %.+"-V%.+"-$ '.2"#&+$ -")"!S$ $ T.%.-")"$ W/-"$ 4"+,$ #"2&$ lum tiba di leher naga merupakan salah trek yang me‐ temui cukup menarik dan unik. Beberapa kantong semar narik saat mendaki ini. nampak terlihat berukuran cukup besar. Walaupun trek Setepak demi setapak kami berjalan melalui yang di ke‐ yang kami lalui terus menanjak, namun hutan hujan tro‐
nal dengan nama punggung naga ini. Hingga akhirnya 15
pis dan panorama sekitarnya sepanjang pendakian terli‐
menit kemudian kami tiba di bagian kaki tebing Puncak
hat sangat memesona. Bukit atau tebing Gunung Gajah Gunung Daik yang berada pada ketinggian di atas 1.000 terlihat di sisi kiri jalur yang cukup datar.
meter. Nampak tebing berwarna kemerahan berdiri
Masih dengan medan pendakian dengan kemiringan vertikal dengan tinggi lebih dari 100 meter berada diha‐ sekitar 30‐45 derajat, kami melalui punggungan yang dapan kami. Inilah daerah yang disebut leher naga. Se‐ lebarnya tidak sampai setengah meter. Beberapa saat dangkann penduduk sekitar Gunung Daik menyebutnya mendaki melalui jalur tersebut, terlihat panorama indah Kandang Babi. di kiri dan kanan jalur. Nampak pemandangan indah be‐
26
Panorama dari leher naga benar‐benar sungguh indah. INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
JOURNAL
Saat cuaca sedikit cerah, dikejauhan kami dapat meli‐
Kandang Babi. Sebagaimana rencana semula, akhirnya
hat lautan lepas, pantai, Pelabuhan Tanjung Buton dan saat itu kami mendata dan mendokumentasikan bebera‐ )*6"*V)*6"*$(&$'.#&!"-$J*6"*$8&+,,"$!.-6&L"!$C*#*)$5.6"'S$ pa informasi yang kami perlukan. 8.2%"L$("+$%*#&!$4"+,$L&5"*$'.2"#&+$2.+"2%"L$#.&+‐
Tidak berapa lama kemudian cuaca tiba‐tiba saja kem‐
dahan panorama sekitarnya. Waktu saat itu menunjuk‐
bali berkabut. Akhirnya kami turun meninggalkan areal
kan pukul 13.45 WIB.
leher naga menuju Pos Gajeboh II dan merapihkan kem‐
Dari bawah tebing terlihat seperti batu‐batuan lepas %"6&$ '.2*"$ ).-6.+,#")"+$ ).+("#&"+S$ 8"6*$ #.2%"6&$ #.$ yang saling menempel satu sama lain. Semakin unik lagi, penginapan untuk beristirahat sebelum kembali melaku‐ jika diperhatikan secara seksama, batuan‐batuan yang kan perjalanan menelusuri jejak sejarah Kerajaan Daik‐ seperti menempel tersebut terlihat masing‐masing mem‐
8&+,,"$(&$J*6"*$8&+,,"$("+$'.#&!"-+4"S$D.+&+;$QN$G"+*"-&$
punyai bentuk yang berbeda‐beda. Bahkan ada yang QXRQ;$ '"4"$ #.2%"6&$ 2.+,L*%*+,&$ A4"+$ (&$ J*6"*$ 8&+,,"$ seperti wajah orang berbentuk abstrak. Sungguh tebing melalui telepon selular, untuk menanyakan informasi yang unik dan menarik
terakhir tentang Gunung Daik. “Belum ada, sampai seka‐
Seperti yang sudah dikatakan pak Amran sebelumnya, rang masih belum ada yang bisa sampai ke puncaknya”, menurut guide yang mengantar kami, cuaca di sekitar jawab Ryan, begitu saya menayakannya. Puncak Gunung Daik tidak menentu dan cepat sekali Jadi, hingga saat ini walaupun mempunyai ketinggian berubah. Demikian halnya apa yang kami rasakan saat sekitar 1.165 meter, misteri seperti apa keadaan Puncak itu. Hanya beberapa saat cuaca terlihat cerah. Pada saat Gunung Daik? Bagaimana pemandangan yang terlihat seperti itu, Yadi dan Ajo bergegas menyusuri sebagian dari atas sana? Dan apa saja yang ada di atasnya? Tetap tebing untuk melihat kemungkinan lokasi titik tebing belum terpecahkan. yang bisa dipanjat.
$ $ $ $ a.-&+)&-"'&$ ("-&$ ("-&$ ).-5"6"+"+$ #.$ J*6"*$ 8&+,,";$ 7*‐
Setelah melihat serta membaca keadaan dan sempat nung Daik pada khususnya, berikut sebuah pantun yang coba memanjat tebing di lokasi pemanjatan yang pernah saya tulis, Dakilah Gunung Daik ke leher naga; Anak dara dilakukan pendaki asing, kata Yadi dan Ajo untuk melaku‐
dimasak asam manis; Siapa saja dating ke Daik‐Lingga;
kan pemanjatan perlu menginap beberapa hari di areal Pastilah hati terkenang manis.
27
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
JOURNAL
Catatan Perjalanan Ciremai, Eksotisme Kawah 8 Teks dan foto oleh: Rangga Rifa’i
‘Dan tak pernah berhenti mata ini me‐ mandang takjub segala kebesaranMu dari tanah tertinggi’
dan Mas Sodiq). Sembari menunggu, aku coba untuk
Itulah yang terucap saat aku selalu kembali bertemu
untuk sampai kesana. Hari sudah mulai beranjak terang
dengan keramahan alam bumi pertiwi ini.
dan tanda‐tanda kedatangan Matarmaja pun belum ada.
Sejenak mengenang perjalanan panjang saat singgah di
Coba kontak ke tiga temenku katanya masih sampai
bumi Cirebon yang sangat menakjubkan
tegal, setelah sabar menanti dan merekapun akhirnya
dengan lampu kotanya di malam itu, di kaki Ciremai.
tiba. Tak butuh waktu panjang kami langsung berangkat
tanya‐tanya ke beberapa orang tentang angkutan men‐ *5*$ ).-!&,""+$ 8&+,,"-5"!&S$ P"-*'$ /).-$ %*'2&+&$ (*"$ #"6&$
#.$).-!&,""+$8&+,,"-5"!&$*+!*#$%.-,"%*+,$(.+,"+$B"5-&;$
dJ.-!&,""+$8&+,,"-5"!&$(.+,"+$D.,"6"$G"+5&U
teman kami yang berangkat dari Jakarta dan sudah men‐
Pagi itu aku merasa masih asing dengan sekitarku. unggu kami disana dari jam 3 dini hari tadi. Pukul 08.00 Segala budaya dan bahasa sudah sedikit berbeda dengan _?T;$#"2&$'*("L$%.-#*2)*6$(&$).-!&,""+$8&+,,"-5"!&S$ tanah kelahiranku. Boleh jadi inilah pertama kalinya aku Alangkah beruntungnya waktu itu, kami bertemu menginjakkan kaki di tanah Sunda. Aku dan Imam beris‐
dengan Pak Sopir baik hati yang mau mengatar ke pos
tirahat sejenak di stasiun Cirebon prujakan untuk men‐
pendakian dengan ongkos dua ribu rupiah saja, dan Ba‐
unggu ketiga temanku dari tulungagung (Fery, Gunanda pak itu masih menyempatkan diri mengantar ke sebuah
JOURNAL
gedung bersejarah, yang merupakan gedung tempat di‐ "("#"++4"$ ).-5"+5&"+$ 8&+,,"-5"!&S$ D.2*"$ 2"'&L$ !"2)"#$ seperti foto di buku pelajaran sejarah di sekolahku dulu. $$$$$G"6*-$).+("#&"+$("-&$8&+,,"-5"!&$&+&$'"+,"!$5.6"';$#"-.‐ nanya menjadi pilihan utama para pendaki. Sebab itulah kami memilih memulai petualangan kami dari jalur ini. Dibandingkan dengan jalur lain, jalur Palutungan mis‐ "6+4";$5"6*-$8&+,,"-5"!&$&+&$6.%&L$C*-"2$("+$'*6&!;$(.+,"+$ kemiringan tanjakan sampai tujuh puluh derajat, di jalur ini sumber air hanya terdapat di pos Cibunar. $ $ $ :"-&$ :.'"$ 8&+,,"-5"!&$ 5"6"+$ %.-"')"6$ 2.+,"-"L$ 6*-*';$ mangat. hingga menjumpai beberapa villa yang berhias pe‐
Dari Cibunar, kami mulai mendaki melewati perladan‐
2"+("+,"+$ 4"+,$ 2.2*#"*$ (&$ %.6"#"+,+4"S$ 8"*!$ Y&-.‐
gan dan hutan Pinus. Memasuki hutan lebat dan pepoho‐
bon yang begitu eksotis juga terlihat dari tempat ini. nan yang tinggi, serasa menjamah keperawanan tempat 8"+,#"L$ ).-!"2"$ 2"'&L$ !.-6"6*$ %.-"!$ !.-"'"$ ("+$ #"2&$ &+&S$J.-5"6"+"+$%.,&!*$)"+5"+,;$#"2&$2.6.1"!&$8.*1.*+,$ berusaha mulai mengatur nafas. Kurang lebih seten‐
Datar (1.285 m.dpl), Condong Amis (1.350 m.dpl) dan Blok
gah jam mengikuti jalan desa, melewati hutan pinus, Kuburan Kuda (1.580 m.dpl). Tempat ini dapat digunakan dan kami pun sampai di Cibunar (750 m.dpl). Disini kita untuk mendirikan tenda karena tempatnya yang datar, menjumpai jalan bercabang, ke arah kiri menuju sumber namun yang saya tahu tempat ini menyimpan mistis. Dari air dan lurus ke arah puncak. Kami persiapkan bekal air Cibunar sampai ke Blok Kuburan Kuda dibutuhkan waktu mulai dari sini. Melakukan majanemen air sangat penting kira‐kira tiga jam. agar tidak kehabisan air selama perjalanan. Tas ranselku Jalur semakin curam terus hingga kami melewati Pen‐ 2.+5"(&$ 2*"-"$ ("-&$ '.,"6"$ C"("+,"+$ "&-S$ 8*2"4"+$ %.‐
galap (1.790 m.dpl). Betul‐betul menguras tenaga meng‐
rat!!! Ada lima botol aqua satu setengah liter yang berse‐
ingat kami belum istirahat sedikitpun dari perjalanan
mayam di dalam tasku. Dicobalah saja, batinku berkata.
panjang menuju kaki gunung ini. Dari Pengalap, ternyata
Di awal perjalanan kami terasa agak begitu berat mak‐
pos selanjutnya berdekatan (jauh dari yang kami perkira‐
lum sudah lama tidak naik gunung (kalau orang jawa bi‐
kan). Tanjakan Binbin (1.920 m.dpl) dan Tanjakan Seruni
lang ‘belung tuek’). Satu‐persatu mulai ruku dan ngos‐
(2.080 m.dpl) terlewati dengan cepat. Namun sebelum
ngosan. Sepertinya lagi adaptasi kali ya! Ayo Semangat! sampai Bapa Tere, kami putuskan untuk istirahat dan “sami’allahu liman hamidah” tekat kami memompa se‐
29
berhenti saat Magrib tiba. Entah kenapa menurut pen‐ INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
JOURNAL galaman kami sebelumnya, jika kami tetap melanjutkan hilang konsentrasi., aku minta istirahat sejenak dan sete‐ perjalanan saat Magrib tiba selalu saja ada hal aneh. Dan 6"L$&!*$!"#$6"2"$#"2&)*+$'"2)"&$(&$T"!*$8&+,,"$HQSbXX2S kami tak mau mengambil resiko itu sekarang. Kami ber‐
dpl), dimana terdapat sebuah batu cukup besar ditengah
henti sejenak untuk memasak nasi dan mie. Namun ada jalur. Menurut cerita rakyat, dasar kawah Gunung Cire‐ yang special kali ini, kami mencoba membuat menu baru 2"&$ '"2"$ !&+,,&+4"$ (.+,"+$ T"!*$ 8&+,,"$ &+&S$ a")&$ .+!"L$ yaitu omlet. Mumpung bawa telor sama minyak goreng. kenapa ya ketika aku istirahat disini rasanya tidak begitu Dari baunya saja sudah buat ngiler, apalagi perut ini su‐
nyaman, mungkin feeling indra keenam barangkali. Disi‐
dah terasa laparnya. Tapi baru saja omletnya di goreng, ni juga terdapat sebuah pohon yang besar sekali. Akh‐ tikus hutan langsung bermunculan. Tikus‐tikus hutan ini irnya aku menyarakan untuk mendirikan tenda agak ke tidak takut sama sekali dengan manusia, meskipun sudah atas lagi. Perjalanan dari Kuburan Kuda sampai ke Batu kami usir tetap saja berada di sekitar kami. Huah, menye‐
8&+,,"$&+&$2.2"#"+$1"#!*$'.#&!"-$N$e$b$5"2S$$<"2&$!.-*'$
balkan. Magrib itu kami lewatkan dengan makan malam melanjutkan perjalanan lebih ke atas lagi dan kemudian dan istirahat sejenak. Perjalanan akan terus kami lanjut‐
menemukan tempat yang agak luas dan kamipun memu‐
kan begitu jedah istirahat usai.
tuskan untuk mendirikan tenda disini, jarum jam menu‐
Pukul 19.00 kamipun beranjak melanjutkan perjala‐
jukan pukul 23.00, tenda kami sudah berdiri di bumi Cire‐
nan, ternyata baru sebentar berjalan kami sudah sampai mai, tak lama kemudian kamipun terlelap oleh pelukan di Bapa Tere (2.200 m.dpl). Disana kami bertemu den‐
alam dengan sebuah komitmen, yaitu bangun jam lima
gan tim lain yang sudah mendirikan tendanya. Tapi kami pagi untuk segera berangkat naik ke puncak (kayaknya tetap lanjut karena target kami adalah Pengasinan. Per‐
mustahil). Hahahaha…
jalanan malam sungguh hal yang saya benci, karena se‐ mua pandangan menjadi hitam dan kelam, semua yang ‘Komitmen hanyalah sebuah seruan komitmen’ kulihat menjadi rahasia malam yang sewaktu‐waktu bisa Pagi itu, kami bangun jam setengah 7 tak sesuai janji memberikan kejutan. Dari sinilah aku mulai merasakan hati ternyata. Mentari sudah mengintip dari sela‐sela tidak enak badan, rasa dingin dan mual mulai terasa. Sep‐
dedaunan pepohonan Ciremai. Kami bergegas memasak
ertinya aku mulai masuk angin, jalan pun sudah sering sarapan dan menyiapkan segala kebutuhan kami untuk
JOURNAL
summit attack siang ini, tenda dan ransel kami tinggalkan Pengasinan menuju puncak Sunan Telaga atau Sunan karena jika kami bawa hanya akan memperlambat lang‐
Cirebon (3.078 m.dpl) masih dibutuhkan waktu sekitar
kah kami. Dengan menyiapkan 1 botol berisi satu seten‐
setengah jam lagi, melewati jalur yang berbatu‐batu
gah liter fanta, beberapa P3K dan roti untuk makan siang yang kami tempuh dengan sisa‐sisa tenaga. Kami beru‐ ke dalam daypack. Pagi ini pun kami memulai pejalanan saha untuk cepat sampai di Puncak, dan tak beberapa kepuncak, baru sebentar berjalan kami sudah sampai di lama kemudian mata ini diberi kesempatan untuk meli‐ Sangga Buana Bawah (2.545 m.dpl) dan kemudian lanjut hat keindahan kawah Ciremai yang begitu besar. “Allahu sampai di Sangga Buana Atas (2.665 m.dpl). Dari jalur ini Akbar! Inilah tanah tertinggi di Jawa Barat!” kami sudah bisa memandang lautan awan yang begitu Dari puncak, kita bisa saksikan pemandangan kawah besar dan putih. Tampak Gunung Slamet dari kejauhan, Gunung Ciremai yang fantastis. Bila cuaca cerah kita medan semakin terjal dan panas. Selai itu banyak sekali juga dapat menikmati panorama yang menarik ke arah batu‐batuan besar dan tanah yang menimbulkan debu #/!"$Y&-.%/+;$@"5"6.+,#";$T"+(*+,;$8"*!$G"1";$7*+*+,$ ketika di pijak. Hal ini membuat tenggorokan selalu ker‐
Slamet dan gunung‐gunung di Jawa Barat. Pemandan‐
ing dan akibatnya jadi banyak minum. Perjalanan berlan‐
gan lebih menarik akan kita jumpai pada waktu matahari
jut sampai di Pengasinan (2.860 m dpl), yang membutuh‐
!.-%&!$ ("-&$ "-"L$ 8"*!$ G"1"S$ 9"2*+$ ).-*+!*+,"+$ #""2&$
kan waktu sekitar satu setengah jam dari tempat camp tidaklah bagus karena pada waktu itu cuacanya sedang kami.
berawan. Suhu di puncak bisa mencapai 8°C hingga 13°C.
Kami bertemu kembali dengan tim lain yang berpa‐
Untuk merayakan keberhasilan sampai di Puncak Cire‐
pasan di pos Pengasinan kemarin. Rupanya tak semua mai, kami membuat pesta kecil‐kecilan dengan makanan dari mereka yang naik ke puncak, satu orang dari mereka dan minum soda bekal yang sudah kami siapkan tadi tetap tinggal di Pengasinan. Dari Pengasinan kita sudah sebelum naik. Suatu kenikmatan yang tak tergantikan. dapat melihat Puncak ciremai yang sudah tinggal sedikit Setelah bersusah payah mendaki tenggorokan kering ini lagi. Di sekitar Pengasinan ini akan dijumpai bunga Edel‐
kembali segar. Semua moment kami di Puncak Ciremai
weis Jawa. Yang terhampar luas, indah memukau! Dari kami abadikan tanpa luput. Ada yang unik dari Puncak
30
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
JOURNAL ini, baru pertama kali ini saya naik gunung dan di pun‐
mayan ada lima tetes air yang bisa membasahi tenggoro‐
cak bisa telepon. Suatu hal yang langka. Detik demi detik #"+#*S$8*2"4"+$*+!*#$'.(&!$2.+,/%"!&$L"*'S$36"+,#"L$ begitu mengagumkan menikmati alam Puncak Ciremai. tidak sabarnya kami untuk segera menjumpai tenda dan Terutama Kawahnya yang eksotis membentuk angka de‐
pesta air.
lapan.
Ketika sampai di tenda, yang pertama kami cari adalah
Sodiq memulai kebiasaannya, ia menyediakan baju air. Begitu nikmatnya dan inilah salah satu kenikmatan putih untuk ditanda tangani semua tim ekpedisi Cire‐
yang diberikan Tuhan namun kita tidak pernah menya‐
mai. Sudah jadi tradisi dia untuk mengumpulkan tanda darinya. Kemudian kami istirahat dan sembari memasak tangan temen‐temen yang ikut naik gunung dengannya. makan siang. “Satu Gunung, Satu Baju, Satu kebersamaan”. Demikian Sekitar jam 13.00 kami sudah siap memulai perjalanan mottonya.
turun, tidak lupa sebelum beranjak, kami merapatkan
Waktu menunjukkan pukul 11.00, saatnya kami harus bahu dan berdoa untuk lancarnya perjalanan turun. Bis‐ meninggalkan puncak ini. Karena target kami, adalah millah! Perjalanan turunpun kami mulai dengan keadaan malam ini sudah sampai di pos pendakian dan langsung cuaca yang masih cerah dan tak ada tanda‐tanda hujan pulang. Perjalanan mendaki puncak Gunung Ciremai ra‐
akan turun. Saat perjalanan turun ada masalah dengan
ta‐rata membutuhkan waktu 8‐11 jam dan 5‐6 jam untuk kaki Fajri sehingga langkahnya semakin melambat. Seki‐ turun. Ketika turun, kami baru sadar ternyata persediaan tar pukul 17.00 diputuskan tetap melanjutkan perjalanan air yang kami bawa sudah habis. Dengan kata lain kami dengan posisi fajri di depan agar laju bisa terkontrol dan harus menahan haus sampai di lokasi tenda.
tidak terpisah. Baru kali ini dia beralih fungsi menjadi
Medan berdebu, berbatu dan panas yang begitu me‐
leader didepan, biasanya ditakdirkan sebagai penyapu
nyegat begitu mematikan tenggorakan. Tenggorokan alias belakang sendiri. Meskipun kakinya sakit aku rasa terasa begitu kering dan sangat menyiksa. Sampai akh‐
jalannya masih lumayan cepat.
irnya tak mampu menahan lagi. Iseng aja aku lakukan Gelap malam perlahan menyelimuti keheningan hutan, sweeping botol yang kutemui dalam perjalanan. Semua hanya cahaya senter yang menerangi jalan setapak kami. botol yang kutemui tak ada yang berisi air setetespun. ?(.+!&0#"'&$ 5"6*-$ '.2"#&+$ '*'"L$ 5"$ #/+(&'&$ 2"6"2$ L"-&;$ Dan beruntungnya aku menemukan botol di jalan dan lu‐
31
banyak sekali cabang‐cabang jalan yang harus kita pilih. INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
JOURNAL
Semoga saja jalan kami setapaknya tidak salah, sesekali pai stasiun Cirebon karena mengejar jadwal kereta ke hati ini menjadi nyaman ketika bertemu dengan tanah arah Jogjakarta, namun Fajri turun dipertigaan linggarjati datar dan di sudutnya terdapat tulisan nama pos. Itu dan langsung ke Jakarta naik bus. Selamat jalan Jri! Sam‐ pertanda bahwa kami masih dijalur setapak yang benar.
pai ketemu di pendakian lain.
Alhamdulillah! Kaki ini rasanya sudah sangat lelah sekali Selama perjalanan menuju stasiun Cirebon kami ke‐ dan waktupun sudah menunjukkan pukul 19.00 berharap banyakan tidur dan ketika kami sampai di stasiun Cire‐ dibalik bukit ini aku sudah bisa melihat lampu kota tanda bon untungnya masih ada kereta yang menuju ke arah bahwa kami sudah dekat depan pos pendakian. Benar jogja. Kami menyempatkan makan dulu sambil men‐ saja setelah melewati bukit aku melihat lampu‐lampu unggu kereta dating, nasi yang dibeli di pos pendakian kota yang sangat gemerlap dari kota Cirebon dengan tadi terasa enak sekali, mungkin karena lapar barangkali. laut jawa di sebelah utaranya. Sungguh menakjubkan Sekitar pukul 22.00 kereta kami datang dengan penuh malam itu, di kaki Ciremai. Kami berhenti sejenak dan sesak orang, maklumlah karena kereta ini adalah kereta menikmati keindahan ini.
rakyat. Kami tidak dapat tempat duduk, dan apa boleh
Pukul 20.00 lebih kami telah sampai di pos pendakian buat akhirnya kami tidur di jalan, meskipun hal ini mem‐ Ciremai, dan langsung membersihkan diri (mandi, ganti buat orang susah lewat. Rasa capek dan ayunan kereta baju dan merapikan tas ransel sembari memesan ma‐
cepat membuat kami terlelap tidur hingga sampai di sta‐
kanan). Kami juga langsung menghubungi sopir yang ke‐
'&*+$8.2)*4"+,"+$e$=/,4"#"-!"$#..'/#"+$)",&$L"-&S
marin mengantar kami dari pertigaan linggarjati. Kami‐ pun Negoisasi ongkos untuk mengantar kami hingga ke stasiun Cirebon, dan akhirnya disepakati dengan tujuh puluh lima ribu saja. Kami ingin sesegera mungkin sam‐
32
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
MOUNTAIN SKILL
MEMBUAT JERAT
Tulisan dan foto oleh: Hendri Agustin
Ada berbagai jenis jerat. Jerat dengan teknis sederhana, seperti jerat dari serat alam dan sebagainya, ada banyak sekali jerat dalam teknis pengetahuan survival. Dewasa ini juga jerat bisa lebih mudah dibuat dengan menggunakan perangkap kawat, Jerat kaki, perangkap kandang dan lain‐lain. Tapi untuk kali ini, mari kita bahas jerat sederhana. Jerat alami sederhana dapat sepenuhnya dibuat dan diatur dengan bahan yang dapat dikumpulkan di lokasi. Anda bahkan dapat menenun dan memintal sendiri tali dari serat kulit kayu. Namun kekurangannya adalah ada banyak kemungkinan kesalahan dengan perangkap bahan alami, jika tidak betul menyiapkan bahan‐bahannya. Jika Anda belum pernah membuat jerat sebelumnya, atau belum pernah beruntung dalam membuat jerat, berikut ada beberapa hal‐hal yang perlu anda perhatikan dalam membuat sebuah jerat atau perangkap: yang anda buat. Saat akan membuat jerat, dalam pikiran anda su‐ Pastikan bahwa jerat yang dibuat cukup kuat bagi he‐ dah mengetahui binatang apa yang akan anda jerat. wan besar yang mungkin saja akan tertangkap. Jangan hanya memasang jerat di mana pun untuk apa Jika anda membuat jerat kawat tetap, pastikan bahwa pun, alias asal jadi. binatang tidak bisa merusaknya atau melepaskan diri Tahu kebiasaan binatang yang akan jadi sasaran jerat dari titik ikatnya, anda benar‐benar harus memastikan anda, perburuannya dan umpan apa yang cocok dipa‐ jerat tersebut bisa membuat binatang yang terjerat kai untuk menjeratnya. tidak bisa melepaskan diri. Binatang‐binatang yang memiliki penciuman tajam Jika membuat jerat tiang pegas atau jerat yang mem‐ akan sulit menolak makanan yang memiliki aroma buat hewan tangkapan jadi menggantung, pastikan yang tajam, jadi gunakan umpat yang tepat untuk me‐ jerat tersebut memiliki kekuatan untuk mengangkat nangkap binatang yang tepat. hewan yang cukup gemuk sekalipun dari permukaan Trapping atau jerat adalah permainan angka. Buatlah tanah, dan aturlah jerat tersebut bisa mengangkat he‐ sebanyak sebisa mungkin jerat/perangkap dan ini akan wan cukup tinggi agar tidak bisa dijangkau oleh hewan memiliki kemungkinan keberhasilan yang tinggi juga. predator lainnya, paling tidak lima meter dari permu‐ Hapus segala bau dan aroma pada tangan dan perleng‐ kaan tanah. kapan pembuat jerat anda sebelum membuat sebuah Sering melatih diri dalam membuat jerat akan mem‐ jerat, dan pastikan anda tidak meninggalkan bau be‐ buat anda jadi terasah dan juga bisa lebih berinovasi kas anda pada areal jerat anda, binatang mengetahui dalam membuat sebuah jerat. bau manusia dan sudah pasti akan menghindari jerat
34
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
MOUNTAIN ROUTE
Pendakian Pegunungan Leuser Tulisan dan foto oleh: Hendri Agustin
menuju Kedah, ada dua mobil penumpang yang melaya‐ ni trayek Medan ke Kedah yaitu PO. KARSIMANA dan PO. BTN. Kedua perusahaan transportasi ini mengoperasikan 2/%&6$5.+&'$8NXX$4"+,$'*("L$(&$2/(&0#"'&$'.L&+,,"$6.%&L$ panjang dari ukuran aslinya. Pool keduanya berada di Ja‐ lan Bintang di kota Medan. Jadwal keberangkatan dari Medan selalu sore hari jam 19:00 WIB. Dan sampai di kota Kedah pada pagi ke esokan harinya. Dari Kedah biasanya supir mobil mau mengantarkan hingga ke dusun yang 2.-*)"#"+$!&!$"1"6$).+("#&"+$7*+*+,$8.*'.-S $ $ $ $ $ J.,*+*+,"+$ 8.*'.-$ "("6"L$ '"6"L$ '"!*$ ).,*+*+,"+$
PERIJINAN
yang memiliki rute pendakian yang panjang. Rata‐rata Z+!*#$).-&5&+"+$).+("#&"+$8.*'.-$L"-*'$(&$*-*'$(&$<.("L$ *+!*#$ 2.+C")"&$ )*+C"#$ 8.*'.-$ 2.2%*!*L#"+$ 1"#!*$ Tapi biasanya bisa minta bantuan guide untuk mengu‐ lima belas hari pergi dan pulang. Gunung yang berada -*'+4"S$J.+("#&"+$,*+*+,$8.*'.-$)"-"$).+("#&$(&L"-*'‐ (&%"1"L$ ).+,"1"'"+$ a"2"+$ 9"'&/+"6$ 7*+*+,$ 8.*'.-$ kan menggunakan jasa guide untuk menemani karena Ha978K$ &+&$ 2.2%.+!"+,$ (&$ 5"5"-"+$ ).,*+*+,"+$ T*#&!$ factor keamanan. Persayaratan untuk mengurus periji‐ Barisan dan berada dalam lima kabupaten di Nanggroe nan pendakian adalah surat jalan dari kepolisian daerah Aceh Darussalam. Yaitu Kabupaten Aceh Tenggara, Aceh asal dan organisasi serta foto copy KTP juga di perlukan. Selatan, Aceh Tengah, Aceh Timur dan Aceh Singkil. Juga sebagian wilayahnya berada dalam naungan dua Kabu‐ paten di Propinsi Sumatera Utara yaitu di Kabupaten 8"+,#"!$ ("+$ <"%*)"!.+$ <"-/S$ @.("+$ 4"+,$ %.-"!$ ("+$
RUTE PENDAKIAN Desa Kedah
panjang serta keanekaragaman folora dan faunanya N3º 59’ 43.5” E97º 15’ 27.5” ‐ 1188 m dpl 2.2%*"!$J.,*+*+,"+$8.*'.-$'.6"6*$2.+5"(&$!"-,.!$).+‐
Dusun Penosan, yang merupakan bagian dari desa Ke‐
dakian oleh para pendaki gunung di Indonesia.
dah adalah merupakan gerbang masuk menuju puncak
$$$$$@.'#&)*+$J*+C"#$8.*'.-$%.-"("$(&$93:$"#"+$!.!")&$ 8.*'.-;$(&$(*'*+$#.C&6$&+&$5"6*-$5"6"+$'.!")"#$(&2*6"&$("-&$ akses pendakian yang paling dekat dicapai dari Medan depan sebuah cottage , jalur jalan setapak menyusuri – Sumatera Utara, bukan dari Banda Aceh. Berikut ada‐
ladang kemudian turun kearah sungai kecil dan menye‐
lah detail dari jalur pendakian untuk mencapai puncak beranginya, kemudian masuk ke hutan kawasan Sinebuk 8.*'.-$4"+,$2.-*)"#"+$)*+C"#$#.!&,"$!.-!&+,,&$'.!.6"L$ Green. Didaerah ini kita akan menemukan 4 buah bunga‐ J*+C"#$8/'.-$("+$)*+C"#$!.-!&+,,&$J*+C"#$a"+)"$9"2"S$
AKSES TRANPORTASI
low (N3º 58’ 49.4’ E97º 15’ 13.4”) yang disewakan untuk umum. Dari sini kemudian jalur kembali masuk kehutan yang basah dan tanjakan cukup tajam, dan begitu keluar
Dari kota Medan kita harus naik mobil antar provinsi dari kawasan ini kita akan sampai disebuah bukit yang
35
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
MOUNTAIN ROUTE terbuka dan ditumbuhi rumput, lokasi ini dikenal dengan orang, di lokasi ini terdapat sumber air berupa genangan nama Tabaco Hut
Tabaco Hut
air. Akan tetapi hanya ada airnya dimusim basah saja, jika musim kemarau tidak ada air disini. Jika para pendaki mulai mendaki dari Kedah pagi hari sekitar jam tujuh dan
N3º 58’ 41.2’ E97º 14’ 35.1” ‐ 1621 m dpl
bergerak secara konstan maka akan bisa mencapai Bivak
Tabacco hut ini dulu nya adalah sebuah areal perkebua‐
I ini pada sore hari sekitar jam enam. Dari lokasi ini jalan
nan teh namun telah dibakar dan dirusak selama ter‐
setapak masih terus menyusuri beberapa daerah pung‐
5"(&+4"$ #/+W$ 3C.L$ '&6"2S$ :&'&+&$ !.-(")"!$ '.%*"L$ )/+‐
gungan yang terbuka dan sesekali harus menyelinap di‐
dok berbentuk panggung yang biasa dijadikan tempat antara rimbun dahan‐dahan pohon. Setelah itu hingga beristirahat oleh para petani dan penggembala. Tabaco sampai Puncak Angkasan kondisi medan pendakian akan Hut bisa dijadikan lokasi bermalam bagi pendaki yang terbuka jika cuaca cerah akan terlihat jelas Kuta Panjang kemalaman sampai di kawasan ini. Dari sini jalan tidak dan desa Kedah. begitu jelas karena tercampur dengan jejak kerbau, jalur pendakian berada agak kekanan kemudian masuk kem‐
Pucuk Angkasan
bali kedalam hutan mendaki punggungan Gunung Pun‐
N3º 56’ 08.0” E97º 12’ 58.5” ‐ 2891 m dpl
cak Angkasan. Jalur setapaknya jelas dan terjal, inilah Pucuk Angkasan adalah sebuah puncak gunung yang .!").$4"+,$2.+,*-"'$!.+","$(&$2.("+$).+("#&"+$8.*'‐
pertama kali harus dilewati oleh pendaki, dan dari Pucak
er. Setelah cukup lama bergulat dengan tenajakan terjal Angkasan ini jika cuaca cerah para pendaki bisa melihat kita akan sampai di sebuah simpang yang dikenal dengan '/'/#$)*+C"#$8.*'.-$!.-6&L"!$5"*L$2.2%&-*$(&$"-"L$'.6"‐ Pos Simpang Air.
Simpang Air N3º 58’ 06.6” E97º 13’ 39.0” ‐ 2201 m dpl
tan. Pucuk Angkasan ini juga sering dijadikan areal camp oleh para pendaki, agak terbuka dan cukup luas untuk empat sampai lima tenda, sumber air berada sedikit agak turun dari pucuk angkasan tepatnya disebuah padang
Setelah cukup lama mendaki kita akan sampai disebuah rumput kecil yang banyak sekali ditumbuhi oleh kantong simpang jalan, kekiri menuju Puncak Angkasan dan ke‐
semar kecil‐kecil aneka warna. Dari Pucuk Angkasan jalur
kanan turun menuju dusun Ulni. Disini juga terdapat setapak menurun melewati padang rumput kecil tadi genangan sumber air namun berwarna coklat tapi bisa dan terus melipiri pungguan dan kemudian menanjak *+!*#$ (&2&+*2S$ 8/#"'&$ &+&$ '.-&+,$ (&5"("+$ !.2)"!$ %.-‐
terus melipiri punggungan dan sampai di pos berikutnya
malam oleh pendaki. Arealnya cukup menampung tiga yaitu Kayu Manis I. buah tenda. Dari sini jalan setapak menuju Pucuk An‐ gkasan terus cukup jelas dan terus menanjak. Setelah
Kayu Manis I
cukup lama mendaki kemudian keadaan hutan akan N3º 56’ 24.6” E97º 12’ 22.1” ‐ 2828 m dpl cukup terbuka dan sampai pada sebauh dataran yang Kayu manis satu ini berupa sebuah dataran kecil yang cukup luar yang dikenal dengan nama BIVAK 1
Bivak I N3º 57’ 43.1’ E97º 13’ 10.3” ‐ 2740 m dpl
bisa menampung dua tenda sedikit terbuka dan berada di gigiran sebuah jurang, dari sini puncak‐puncak pegu‐ +*+,"+$8.*'.-$5.6"'$!.-6&L"!S$:&'&+&$"("$'*2%.-$"&-$+"2*+$ sumber air ini dimusim kemarau akan mengering. Dari
Bivak I ini merupakan sebuah dataran terbuka yang sini perjalanan terus melipiri punggungan dan menanjak cukup luas bisa menampung sepuluh tenda kapasitas 3 naik, kemudian turun dan tak lama sampai di Kayu Manis
36
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
MOUNTAIN ROUTE II.
Kayu Manis II
dan cukup lebar untuk memuat tiga hingga empat ten‐ ("S$8/#"'&$&+&$"("$'*2%.-$"&-$+4"$%.-*")"$,.+"+,"+$L"'&6$ rembesan dari pepohonan sekitarnya, ini menyebabkan
N3º 56’ 26.1” E97º 11’ 43.5” ‐ 2769 m dpl
air nya berwarna coklat namun bisa untuk diminum, se‐
Kayu Manis II ini lebih kecil dari kayu manis I dan biasan‐
baiknya jangan diminum mentah. Kemudian jalur seta‐
ya dipakai pendaki untuk beristirahat sejenak karena pak dari pos ini kembali menuntun kita memasuki hutan yang dikenal dengan sebutan hutan Papanji, di hutan ini menurut informasi populasi Harimau Sumatera masih cukup banyak dan sering terlihat, ada baiknya para pen‐ daki berjalan berkelompok sewaktu melewati hutan ini. Keadaan jalan setapaknya menanjak dan hutannya lem‐ bab, banyak ditumbuhi oleh rotan berduri. Keadaan sep‐ erti ini terus berlangsung hingga sampai di Pos Papanji.
Pos Papanji N3º 54’ 33.3” E97º 10’ 23.4” ‐ 2435 m dpl Pos Papanji ini berada persis di jalan setapak di dalam letaknya yang tanggung antara Kayu Manis I dan Kayu rapatnya hutan Papanji, sebuah dataran tanah yang ke‐ manis II. Selepas kayu manis II ini jalan setapak kembali cil dan hanya bisa menampung dua buah tenda. Di atas menurun dan kemudian menanjak cukup tajam menuju sedikit dari pos ini terdapat sebuah sumber genangan puncak Kayu Manis III.
Kayu Manis III
air. Sebaiknya mengambil air jangan diwaktu magrib dan pagi hari sekali karena menurut informasi jam‐jam terse‐ but adalah jam nya Harimau Sumatera untuk minum. Dari
N3º 56’ 12.4” E97º 11’ 18.9”
pos Papanji ini jalur terus mendaki keadaan hutan masih
2631 m dpl
rapat dan hingga sampai di derah puncak papanji jalan se‐
Kayu Manis III berupa sebuah puncak bukit yang terbuka tapak berbelok kekiri dan kemudian melipiri punggungan dan cukup luas menampung 5 tenda, sumber air tidak menurun. Setelah melewati sebuah tanjakan tak lama ke‐ ditemukan di puncak ini. Pemandangan masih bisa lepas mudian sampai di sebuah padang rumput yang luas, jalan 2.6&L"!$)*+C"#V)*+C"#$).,*+*+,"+$8.*'.-S$:"-&$'&+&$#.‐
setepak terus membelah padang rumput ini yang banyak
mudian jalan setapak menurun tajam kemudian memas‐
dijumpai aneka vegetasi yang beraneka ragam.
uki hutan berlumut yang basah, dan pohon‐pohon rubuh yang melintang di tengah jalan. Jalur trekk yang basah
Pos Padang Rumput
dan berhumus tebal terus menurun curam hingga sam‐
N3º 53’ 41.7” E97º 08’ 40.9” ‐ 2405 m dpl
pai pada sebuah daerah lembah dan disini terdapat pos Pos Padang Rumput ini berada persis ditengah padang 4"+,$(&'.%*!$(.+,"+$J/'$8&+!"'"+$T"("#S
J/'$8&+!"'"+$T"("# N3º 55’ 31.5” E97º 10’ 58.9” ‐ 2348 m dpl
rumput dengan pemandangan pegunungan leuser dan lembah sungai alas. Cukup luas untuk mendirikan be‐ berapa tenda, ada sumber air yang merupakan sebuah lubang yang sengaja di gali. Kemungkinan juga pada
Pos ini berada di sebelah kiri jalan setapak, lahan terbuka musim kemarau sumber air ini akan hilang. Dari Pos
37
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
MOUNTAIN ROUTE Padang rumput ini jalan setapak terus menurun men‐
genangan air yang terkumpul. Namun dimusim kemarau
empuh padang rumput yang terbuka, kemudian turun tentu akan sulit menemukan air disini mengingat bentuk menyeberangi sebuah sungai kecil dan kembali mendaki konturnya yang cukup tinggi. Dari Pos Kuta Panjang ini beberapa bukit yang terbuka dan akhirnya bertemu den‐
jalur trek kemudian turun dan berpindah ke punggungan
gan sungai Alas. Sungai ini sangat berbahaya di musim di sebelah kirinya menelusuri hutan naik terus punggun‐ hujan karena banjir bandangnya datang dengan tiba‐ti‐ ba, jika terjadi banjir banding maka akan susah menye‐ beranginya, pendaki akan terpaksa harus menunggu
gan tersebut dan akhirnya sampai di pos Kolam Badak.
Pos Kolam Badak
sampai airnya surut. Setelah menyeberangi sungai Alas N3º 51’ 10.1” E97º 08’ 13.8” ‐ 2730 m dpl maka akan sampai di pos Camp Alas.
Pos Camp Alas N3º 53’ 02.4” E97º 08’ 01.7” ‐ 2292 m dpl Pos Camp Alas ini cukup luas persis berada dipinggir atas sungai Alas, cukup luas dengan hamparan rumput. Ser‐ ing dijadikan camp bermalam oleh para pendaki. Daerah terbuka dan memiliki pemandangan yang cukup me‐ narik dan air yang melimpah ruah. Dari Camp Alas jalur trekk kemudian berbelok ke kiri menanjak naik mendaki sebuah punggungan yang tidak begitu curam, medan masih terbuka, hanya tanaman perdu cukup banyak di jumpai, dan kemudian sampai di Pos Kuta Panjang.
Pos Kolam Badak ini berada disebuah lereng punggunan bukit, disini terdapat sebuah telaga kecil yang dipenuhi oleh lumut kuning di pinggirnya, akan tetapi air nya bisa diminum dan posisi lokasi mendirikan tenda berjarak 10 meter dari telanga, cukup untuk mendirikan tiga buah tenda. Dari pos Kolam Badak ini jalur trek terus menda‐ ki terjal melewati punggungan dan tumbuhan perdu, hingga terus melipiri bagian atas punggungan tersebut kemudian turun ke sebuah dataran yang cukup luas yang ditumbuhi tumbuhan perdu yang dikenal dengan sebu‐ tan Pos Bivak III
Pos Kuta Panjang N3º 52’ 18.8” E97º 08’ 13.3” ‐ 2455 m dpl
Pos Bivak III N3º 49’ 50.1” E97º 08’ 29.2” ‐ 2976 m dpl Pos Bivak III ini sebuah dataran terbuka dengan tumbu‐
Pos Kuta Panjang berada di atas sebuah bukit berumput han perdu, areal campnya berupa permukaan tanah yang dan terbuka. Cukup luas untuk menampung beberapa cukup datar dan bisa memuat tiga buah tenda, namun tenda. Sumber air terdapat di beberapa tempat berupa di daerah ini tidak ada sumber air. Kalaupun ada hanya
38
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
MOUNTAIN ROUTE berupa genangan air. Trek dari Pos Bivak III ini berlanjut
Pos Bivak Batu
mendatar terus melipiri bagian atas rangkaian pungguan N3º 48’ 38.5” E97º 11’ 31.9” ‐ 2947 m dpl tadi dibagian kanan jurang cukup dalam dan dibagian kir‐
Pos Bivak Batu ini berada persis diatas sebuah pung‐
inya lebih ladai, setelah melewati beberapa punggungan gungan yang bisa memandang lepas puncak loser yang akhirnya sampailah di Pos Camp Putri
Pos Camp Putri N3º 49’ 10.7” E97º 09’ 28.4” ‐ 2934 m dpl
menyembul dibalik bukit yang ada diseberang lokasi pos ini. Pos ini sangat terbuka dan berada diatas lembah, pe‐ mandangan sangat indah dari pos Bivak Batu ini, sumber air hanya ada dimusim basah saja. Dari pos ini jalan se‐
Pos ini berada didaerah terbuka, dengan pemandangan tapak turun menyeberangi lembah kembali memasuki 4"+,$ 6.)"'$ #."-"L$ )*+C"#$ a"+)"$ 9"2";$ J*+C"#$ 8/'.-$ hutan yang cukup lebat pada dasar lembah ada sebuah ("+$J*+C"#$8.*'.-$4"+,$!.-6&L"!$2.2%&-*$(&(.)"+$2"!"S$ Dengan beralaskan rumput mendirikan tenda di daerah ini sangat mengasyikan dengan pemandangan alam yang disuguhkan. Sumber air disini juga berupa genangan air yang hanya ada di musim basah. Dari Pos Camp Putri ini, jalur treknya menuruni lembah menyeberang naik ke punggungan gunung Bivak III yang merupakan awal dari jejeran punggungan Puncak Tanpa Nama., setelah me‐ lewati punggungan gunung Bivak III akhirnya sampai di Pos Bivak Kaleng
Pos Bivak Kaleng N3º 49’ 12.2” E97º 10’ 44.1” ‐ 2927 m dpl
sungai kecil yang harus diseberangi. Setelah melewati
Pos bivak kaleng ini merupakan sebuah dataran tanah beberapa padang rumput kecil maka kita akan sampai di yang terbuka dan tidak begitu rata, cukup untuk menam‐ pung tiga buah tenda, dahulu di daerah ini banyak dite‐ mukan bekas kaleng‐kaleng makanan tentara Belanda,
Pos Simpang Tanpa Nama.
Pos Simpang Tanpa Nama
dan hingga sekarang masih ada sebagian yang tersebar N3º 47’ 13.3” E97º 11’ 55.0” ‐ 3197 m dpl di pinggiran semak‐semaknya. Sumber air tidak ada disi‐
Pos Simpang Tanpa Nama ini adalah sebauh persim‐
ni hanya jika musim basah bisa ditemukan air genangan pangan jalan, jika belok kiri maka jalur setapak akan men‐ di beberapa tempat di daerah ini. Jalur setapak dari Pos gantarkan kita ke Puncak Tanpa Nama, lurus akan terus ini berlanjut kembali memasuki hutan perdu menanjak 2.+*5*$ J*+C"#$ 8.*'.-S$ 8/#"'&$ )/'$ &+&$ 2.-*)"#"+$ "-."6$ cukup tajam. Dan kembali menyusuri bagian atas pung‐
terbuka yang ditumbuhi rumput, sumber air juga hanya
gungan yang terbuka dengan tumbuhan perdunya. berupa genangan yang di gali dan sudah pasti hanya Terus melipiri medan tersebut dan di kanan jalan jurang ada airnya di musim basah saja. Dari Pos ini jalur setapak menganga dalam. Kemudian sampai di Pos Bivak Batu.
2.+*5*$ 8.*'.-$ !.-*'$ 2.+,*!&$ )*+,,*+,"+$ %*#&!$ ("+$ akhirnya turun ke sebuah padang rumput luas yang dike‐ +"6$(.+,"+$'.%*!"+$8")"+,"+$T/6"S
39
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
MOUNTAIN ROUTE J/'$8")"+,"+$T/6" N3º 46’ 20.6” E97º 11’ 19.6” ‐ 3126 m dpl
air kecuali dimusim basah. Dari puncak ini kita bebas me‐ 2"+("+,$ #.'.,"6"$ "-"L$ !.-2"'*#$ )*+C"#$ 8.*'.-$ 4"+,$ terlihat tegak berdiri di arah Barat Daya. Dari puncak ini 8")"+,"+$ T/6"$ &+&$ '.).-!&$ +"2"+4"$ 2.-*)"#"+$ )"("+,$ 5"6*-$ 2.+*5*$ )*+C"#$ 8.*'.-$ !*-*+$ #."-"L$ '.6"!"+$ !.-*'$ rumput yang luas sekali melebihi besarnya lapangan melipiri punggungan yang jurangnya curam disebelah bola, sedikit lembab dimusim panas tanahnya dan men‐
kanan. Setelah melipiri jurang kemudian turun kelembah
5"(&$ -"1"$ (&2*'&2$ %"'"LS$ 8/#"'&$ 2.+(&-"+$ !.+("$ "("$ 4"+,$ 2.2&'"L#"+$ )*+,,*+,"+$ )*+C"#$ 8.*'.-$ (.+,"+$ di ujung lapangan ini berada sedikit tinggi dari lapangan‐ %",&"+$%*#&!$("-&$)*+,,*+,"+$)*+C"#$8/'.-S nya sehingga tanahnya jauh lebih kering dan keras, untuk sumber air ada tidak jauh dari lokasi camp, sebelah kanan )"("+,$ -*2)*!$ ","#$ #.%"1"L$ '.(&!S$ :"-&$ )/'$ 8")"‐ ngan Bola, jalur trek terus berlanjut melipiri gigiran pung‐ gungan dan kemudin menanjak naik kesebuah punggun‐ gan hingga sampai dipuncak punggungan tersebut kita "#"+$ %&'"$ 2.6&L"!$ '/'/#$ 2.,"L$ J*+C"#$ 8/'.-$ !.-)"2‐ pang di depan mata, lokasi ini disebut juga dengan Ger‐ %"+,$8/'.-S$:"-&$'&+&$5"6*-$!-.#$2.+*-*+$!"5"2$#.6.2%"L$ #"#&$)*+,,*+,"+$)*+C"#$8/'.-$("+$#.2*(&"+$2.+"+5"#$ terus kearah kanan dan membelok ke bagian kiri, jalan setapaknya sudah bercampur dengan batu‐batu granit, #/+(&'&$&+&$!.-*'$L&+,,"$2.+C")"&$J*+C"#$8/'.-S
J*+C"#$8/'.-
J*+C"#$8.*'.N3º 44’ 29.4” E97º 09’ 17.8” ‐ 3143 m dpl J*+C"#$8.*'.-$!&("#$!.-6"6*$6*"';$!&("#$"("$!&"+,$!-&"+,,*‐
N3º 45’ 23.3” E97º 10’ 24.6” ‐ 3404 m dpl
lasi di puncak ini. Puncak yang menempati urutan ketiga
+(&'&$ )*+C"#$ 8/'.-$ C*#*)$ 6*"';$ "("$ !&"+,$ !-&"+,,*‐
!.-!&+,,&$(&$#"1"'"+$).,*+*+,"+$8.*'.-$&+&$6.%&L$)/)*6"-$
lasi sekundernya dan di arah barat dari tiang ini ada se‐
dari pada puncak tertinggi pegunungan ini yaitu puncak
buah cerukan yang sering dijadikan tempat mendirikan Tanpa Nama. Jika cuaca cerah kita bisa melihat dengan !.+("$ /6.L$ ).+("#&S$ :&)*+C"#$ 8/'.-$ !&("#$ "("$ '*2%.-$ 5.6"'$L"2)"-"+$).,*+*+,"+$8.*'.-$&+&$("+$'"4*)V'"4*)$
40
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
MOUNTAIN ROUTE diarah Barat tampak pantai barat Aceh dengan kota‐kota pelabuhannya.
Tips Pendakian Leuser:
Butuh Tempat Iklan? Hubungi kami di:
[email protected] telp: 082122887702
f$T.6"+5"$6/,&'!$("+$#.%*!*L"+$).+("‐ kian sebaiknya dilakukan di kota Medan, karena di dusun Penosan tidak ada toko yang menjual sembako lengkap. f$ P&+("-&$ 2.+("#&$ 8.*'.-$ (&$ @*'&2$ L*‐ jan, karena sungai alas sering banjir ban‐ dang tiba‐tiba dan mengakibatkan susah diseberangi sehingga anda bisa tertahan lama bahkan hingga seharian menunggu bandangnya surut. f$ :&'"-"+#"+$ *+!*#$ !&("#$ !.-)&'"L$ ("-&$ rombongan terutama semenjak dari daerah kayu manis karena pegunungan 8.*'.-$ 2.-*)"#"+$ L"%&!"!+4"$ L"-&2"*$ sumatera. f$ Z+!*#$ 2.2*("L#"+$ "+("$ )"C#&+,6"L$ logistik Anda menurut hari sehingga lo‐ gistik yang untuk pulang bisa dipendam di tempat‐tempat tertentu sehingga tidak perlu membawanya dalam perjala‐ nan pendakian .
41
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
TIPS & TRIK
Tulisan dan foto oleh: Hendri Agustin
Apa yang harus saya lakukan jika tersesat di alam bebas?
Ambil semua langkah untuk mencegah Anda menjadi sehingga anda bisa dengan mudah memandang dan tersesat.
mengenali tanda‐tanda alam yang seperti bukit, pun‐
f$
C"#V)*+C"#;$'*+,"&$4"+,$"("$)"("$).!"$!/)/,-"0$"+("S$
Pelajarilah teknis navigasi darat (peta dan kom‐
pas). Sebelum anda mendaki gunung, pelajari gunung Tapi jangan sampai terlalu jauh melenceng dari rute asal yang akan didaki baik dari peta dan catatan‐catatan per‐
anda, terlebih jika anda tidak memiliki peta. Jika anda
jalanan para pendaki yang sudah pernah kesana, agar telah memberi tahu keluarga atau teman‐teman pendaki anda bisa mengenal medan gunung yang akan anda gunung anda rencana rute pendakian anda, maka kedae‐ daki, kenali akses masuk dan keluarnya, sungai, gunung‐
rah itulah pasti tim SAR akan bergerak mencari Anda.
gunung disekitarnya serta bentuk‐bentukan alam yang f$ ada pada gunung tersebut. f$
Jika anda terus tersasar, maka lakukan tahapan
dasar dari survival yaitu S.T.O.P. (Stop/berhenti, Think/
Beritahukan detail rencana perjalanan pendakian berpikir, Observe/mengamati dan Plan/rencana). Cobalah
anda pada keluarga dan teman. Saat anda mulai menda‐
untuk kembali ke lokasi terakhir ada tersasar atau lokasi
#&;$ "2"!&!/)/,-"0$ ("+$ %.+!*#"+$ "6"2$ (&$ '.#&!"-$ 3+("$ terakhir yang anda kenali jika masih dalam jarak yang wa‐ (pegunungan, kenali puncak‐puncaknya, sungai, dll). Se‐
jar. Putuskan tindakan yang akan dilakukan dan taatilah
mua itu akan sangat membantu anda dalam bernavigasi keputusan itu, yang paling penting adalah, jangan panik. dalam keadaan mendesak. f$
Energi anda akan sangat dibutuhkan nantinya.
Selalu membawa peta dan kompas saat mendaki f$
Jika Anda tidak dapat menemukan tanda‐tanda
gunung. Saat anda tersesat, berhentilah, buka peta anda alam yang dikenali pada saat kembali ke lokasi awal ter‐ dan amati sekeliling anda untuk menemukan tanda‐tan‐
sasar, maka diam di sana, jika anda membawa peluit,
da alam yang bisa anda kenali. Sedikit orang yang benar‐
tiuplah dengan interval waktu, untuk memberikan sin‐
benartetap tersasar setelah dengan tenang mempelajari yal atau tanda pada pendaki lain yang mungkin kebetu‐ peta saat dia merasa kehilangan arah.
lan berada tidak jauh dari daerah tersebut sehingga bisa
f$
membantu Anda kembali ke rute pendakian yang benar.
Untuk membantu mempermudah orientasi med‐
an, anda mungkin ingin naik keatas punggungan bukit
42
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
TIPS & TRIK
Meminimaliskan Dampak Pada Alam Saat Mendaki Gunung.
Saat Pendakian
f$$P&+("-&$2.6"#*#"+$).+("#&"+$("6"2$5*26"L$#.6/2)/#$ yang besar karena dampakyang ditimbulkan pada lokasi pegunungan yang dikunjungi akan sangat besar di band‐ ing dengan kelompok kecil. f$$P&+("-&$2.+("#&$,*+*+,V,*+*+,$4"+,$)/)*6.-$'.6"2"$ musim ramai pendakian. f$$a.!")$(&$5"6*-$4"+,$(&!.!")#"+;$L&+("-&$)/!/+,$#/2)"'$ yang sudah pasti akan merusak jalur setapak yang sudah ada. f$$P&+("-&$2.+,&+5"#$!*2%*L"+$4"+,$!*2%*L$(&$)&+,,&-$ jalan setapak, berjalanlah pada jalur jalan setapak (diatas tanah, batu kerikil atau pasir)
Lokasi Camp
Kami mengajak anda untuk ikut mempraktekan cara‐ cara menghindarkan dampak negatif pada alam saat kita berkegiatan di alam bebas, agar kualitas pengalaman di alam bebas bagi semua penggiat alam bebas dan gen‐ erasi mendatang bisa tetap terjaga kualitasnya. Berikut langkah‐langkahnya:
Memasak
f$ T"1"$ 2"'*#;$ %"1"$ #.6*"-S$ D.%.6*2$ "+("$ 2.+")"#&$ jalur setapak pendakian, packing ulang lah bahan ma‐ kanan kedalam wadah yang bisa dipakai ulang, Saat wadah tersebut kosong bisa dipakai untuk menyimpan sampah bahan makanan kembali tanpa mengotori gu‐ nung. Packing lah semuanya sampah yang dihasilkan dan bawa kembali turun. f$7*+"#"+$#/2)/-$*+!*#$2.2"'"#$2"#"+"+$"+(";$).‐ gunaan kompor akan menghidarkan terjadinya dampak pada lingkungan dan juga lebih cepat dari pada meng‐ gunakan api unggun untuk memasak.
Api Unggun
f$$G"$2.2%*"!$")&$*+,,*+$(&$&5&+#"+;$%*"!6"L$")&$*+,‐ gun pada permukaan tanah hindari diatas rumput. f$ $ P&+("-&$ 2.2%*"!$ ")&$ *+,,*+$ 4"+,$ %.'"-S$ 7*+"#"+$ kayu‐kayu dari dahan dan ranting yang ditemukan ditan‐ ah. jangan merubuhkan pohon yang terlihat mati untuk diigunakan sebagai kayu bakar. f$ $ J"'!"+$ *+!*#$ 2.2"!"+$ '.).+*L+4"$ ")&$ *+,,*+S$ Pada pagi harinya, buang semua bekas kayu yang tak terbakar dari lokasi api unggun tabarkan abu dari bekas api unggun tersebut pada area yang luas dan jauh dari lokasi camp, buatlah bekas tempat api unggun tersebut seperti sedia kala saat sebelum anda membuat api ung‐ gun disana
43
f$ $ :&-"+6"L$ !.+("$ (&$ 6/#"'&$ 4"+,$ !.6"L$ (&!.+!*#"+;$ hindari membuka lahan baru untuk mendirikan tenda, dengan begitu anda tidak memberikan dampak berlebi‐ han pada lokasi tersebut. f$$$8/#"'&$!.+("$4"+,$&(."6$"("6"L$4"+,$(&!.2*#"+$%*#"+$ yang dibuat. Jangan mengubah sebuah lokasi dengan menebang pohon dan merambah semak belukar untuk kepentingan anda sendiri. Sanitasi f$ $ :&-"+$ !.+("$ )"("$ 6/#"'&$ 4"+,$ #/2)"#$ ("+$ )"("!;$ serta setidaknya berjarak 60 meter (sekitar 70 langkah orang dewasa) dari danau, sungai atau sumber air. Ini untuk menghindari terjadinya pencemaran secara tidak sengaja pada sumber‐sumber air tersebut. f$$Z+!*#$2"+(&$"!"*$2.+C*C&$)&-&+,;$%"1"6"L$"&-$QXX$2.‐ ter dari sungai atau danau dan gunakan sedikit saja sabun (jika perlu). Buang bekas air cucian anda dalam sebuah lubang yang digali dan timbun kembali untuk mencegah datangnya serang‐ ga. f$$7"6&$6*%"+,$(.+,"+$("6"2$.+"2$'"2)"&$(.6")"+$&+C&$ untuk membuang kotoran manusia, dan setidaknya ber‐ jarak 200 meter sumber dari air, jalan dan lokasi perke‐ mahan Anda. Timbun dengan benar dan padat agar tidak dibongkar oleh binatang. f$ $ J.-'"$ 6/#"'&$ C"2)$ "+("$ *+!*#$ 2.2"'!"+$ "+("$ telah membersihkan semua bekas‐bekas anda disana, kembalikan lagi lokasi tersebut bersih seperti sebelum anda mendirikan tenda disana. Sehingga pengguna beri‐ kutnya juga bisa menikmati kenyamanan mendirikan tenda disana. Dengan belajar mempraktekan cara‐cara untuk berlaku ramah terhadap gunung yang kita cintai maka kita sudah ikut melestarikan tempat bermain kita. Nikmati perjala‐ nan petualangan anda tanpa merusak lokasi yang anda ("!"+,&;$ga"#.$/+64$)&C!*-.'S$8."O. only footprints.” Hh$(&$-"+,#*2$("-&$)-&+'&)$8."O.$9/$a-"C.K INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
REVIEW BUKU Seorang Ibu Menjelajah Himalaya Banyak pengalaman yang akan didapat dari penjelajahan di kawasan Himalaya. Termasuk oleh seorang ibu dari Bandung ini.
Pegunungan Himalaya di Nepal sejak dulu sudah men‐ gundang orang untuk menjelajahinya. Belakangan, orang‐orang Indonesia pun banyak yang datang ke sana. Termasuk Sieling Go, ibu tiga anak asal Bandung yang trekking hingga ke puncak Gokyo (4790 mdpl) dan %.-L"'&6$2.6&+!"'&$C.6"L$!.-5"6$4"+,$(&'.%*!$YL/$8"$J"''$ (5368 mdpl) pada 2007. Pengalamannya itu lalu ditulis dan jadilah buku berjudul Nyanyian Angin di Celah Gemunung Himalaya. Bukunya cukup tebal dan luks. Kovernya saja sudah menarik per‐ hatian orang, yang suka dengan buku petualangan dan pendakian gunung, untuk membaca. Buku ini agaknya diambil dari buku harian sang penulis. Itu sebabnya terasa detil sekali. Dimulai dari keberang‐ katannya dari Jakarta, ceritanya menginap di Kathmandu hingga perjalanannya tiap hari di kawasan Himalaya, Ne‐ pal. Cocok bagi mereka yang ingin mengikuti jejak penu‐ lis ke sana. Dari buku ini juga kita bisa ikut mengetahui kepriba‐ dian sang penulis. Setidaknya dari apa yang ditulisnya. Bagaimana kerasnya kemauannya untuk pergi memanjat ke atas bukit seorang diri misalnya. Walaupun kemudian kenekatannya itu ternyata berisiko tinggi sekali. Bagi anda yang ingin suatu hari bertualang ke Nepal, atau mungkin hanya senang dengan kisah‐kisah petu‐ alangan, buku ini bagus untuk anda miliki. Harga yang agak mahal jangan jadi halangan. Empat bintang untuk buku ini. Judul : Nyanyian Angin di Celah Gemunung Himalaya Penulis : Sieling Go Penerbit: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2011 Harga : 110.000 (November 2011)
44
Menengok Baduy Sejenak Dari masyarakat Baduy kita bisa belajar banyak. Tentang hidup sederhana, pelestarian alam, dan lain sebagainya.
Penulis, Erwinantu, adalah pensiunan pekerja perikla‐ nan yang menggemari hal‐hal yang berhubungan dengan alam. Itu yang tertulis di cover belakang buku ini. Keg‐ emarannya itu mungkin mengantarnya untuk sampai ke #"1"'"+$2"'4"-"#"!$T"(*4$(&$T"+!.+S$8"6*$(&"$2.+*6&'$ pengalamannya itu menjadi buku Saba Baduy. Nama Baduy sendiri sudah lama kita tahu. Tapi kita mungkin belum terlalu tahu tentang bagaimana masyarakat Baduy sebetulnya hidup. Nah, dari buku ini kita akan mendapat banyak informasi. Mulai dari asal‐usul nama Baduy sendiri, di mana mereka tinggal, bagaimana caranya jika mau ke sana, pantangan dan adat‐istiadat yang harus dilakoni pengunjung, kehidupan masyarakat Baduy sehari‐hari dan lainnya. Buku ini menarik pula karena diisi dengan ilustrasi karya penulisnya sendiri yang rupanya pintar menggam‐ bar. Itu tidak lepas juga dari larangan memotret selama di dalam kawasan masyarakat Baduy Dalam. Empat bintang untuk buku ini. Satu poin juga ka‐ rena buku ini ikut mengisi tren buku traveling tapi den‐ gan obyek berbeda dari buku‐buku lainnya. Satu hal yang patut dicermati yaitu mungkin akibat dari buku ini akan makin banyak orang yang pergi melihat masyarakat Baduy, padahal dari sudut pandang saya, akan lebih baik jika orang‐orang Baduy dibiarkan hidup saja seperti yang mereka jalani sehari‐hari, tanpa perlu direcoki oleh data‐ ngnya orang‐orang dari kota.
Judul : Saba Baduy – Sebuah Perjalanan Wisata Budaya Inspiratif Penulis : Erwinantu Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama, 2012 INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
REVIEW BUKU Tips untuk Para Pendaki UH Mike Clelland memberi banyak petunjuk berguna bagi mereka yang ingin menjadi ultralight hikers
Butuh Tempat Iklan? Hubungi kami di:
[email protected] telp: 082122887702 Buku ini berisi tips‐tips bagi mereka yang ingin hiking dengan beban yang lebih ringan. Ultralight tidak selalu mahal tapi harus dibarengi dengan pengalaman. Mike Clelland adalah seorang pendaki yang cukup berpengala‐ man di bidang ultralight hiking dan kini dia menuangkan pengalamannya itu dalam buku ini. Di dalamnya terdapat petunjuk soal mempersiapkan peralatan ultralight hiking. Atau kalau anda ingin merom‐ bak peralatan yang sudah ada agar lebih ringan lagi be‐ ratnya. Ilustrasi‐ilustrasi menarik, yang dibuat sendiri oleh Clelland, menjadi nilai tambah tersendiri. Judul : Ultralight Backpackin’ Tips: 153 Amazing & Inexpensive Tips for Extremely Lightweight Camping Penulis : Mike Clelland Penerbit : Falcon Guides
Tulisan dan foto oleh: M Anwar S
45
EXPEDITION NEWS
NYARIS CELAKA DI K2 K2 adalah puncak bersalju yang kerap menelan korban jiwa. Itu juga yang nyaris dialami pendaki ternama Ed Viesturs, seperti yang diungkapkannya dalam buku No Shortcuts to The Top.
war S Tulisan dan foto oleh: M An
Awalnya semua berjalan mulus. Di tenda kami di Camp III di ketinggian 24.300 kaki, Scott Fischer dan saya bergelung dalam sleeping bag masing‐masing. Kami ber‐ niat mendaki ke Camp IV di ketinggian 26.000 kaki esok L"-&S$ 8*'";$ #"2&$ "#"+$ 2.+C/%"$ #.$ )*+C"#$
tal Mauduit dan Aleksei Nikiforov berangkat dari Camp
Saat itu 3 Agustus 1992. 54 hari sebelumnya kami me‐
IV ke puncak. Chantal, pendaki perempuan ambisius dari
mulai hiking dari basecamp di Baltoro Glacier setelah tiba Prancis, semula adalah bagian dari tim ekspedisi Swiss. di glacier itu pada 21 Juni. Saya merasa kesialan sudah Saat teman‐teman setimnya menyerah dan pulang, merasuki ekspedisi ini sejak awal, tidak heran kalau pen‐
dia tetap bertahan (ilegal kalau dalam pengertian izin
dakian ini sudah kacau sejak awal.
mendaki) dan masuk dalam tim kami. Aleksei, atau yang
Saat kami sedang mencoba tidur, tiba‐tiba pada jam kami panggil Alex, adalah pendaki dari Ukrainia. 10 malam walkie‐talkie di tenda berbunyi. Saya nyalakan Pagi itu, Alex dan Thor mulai mendaki pukul 5.30 pagi, headlamp, mengambil walkie‐talkie. Suaranya dari Thor sedang Chantal baru berangkat pukul 7. Semuanya be‐ Kieser, pendaki Amerika lainnya, yang menghubungi rangkat terlalu terlambat akibat terhambat angin ken‐ kami dari Camp IV. “Hallo, Chantal dan Alex belum kem‐
cang. Yang menakjubkan, meski mendaki tanpa bantuan
bali. Saya tidak tahu mereka di mana,” ujar Thor.
oksigen, Chantal bisa menyusul bahkan mendahului ked‐
Saya dan Alex menghela nafas. Kami tahu itu artinya ua temannya. Karena kelelahan, Thor berhenti dan turun kami terpaksa menunda pendakian ke puncak. Bukannya lagi beberapa ratus kaki sebelum puncak. Dia tidak mau naik ke Camp IV, kini kami malah harus ikut mencari pen‐
turun terlalu malam. Chantal sampai di puncak pukul 5
daki.
sore dan menjadi pendaki perempuan keempat yang
Pada 3 Agustus, saat Scott dan saya melakukan penda‐
sampai di puncak K2. Alex baru sampai di puncak pukul
kian dari basecamp ke Camp III, maka Thor Kieser, Chan‐
7 malam.
46
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
EXPEDITION NEWS dur kembali ke tenda. Rencananya kami akan mencoba lagi esok. Kami kembali mengontak Thor. Dia mulai membawa turun Chantal ke Camp III tapi baru bisa setengah jalan. Dia terpaksa membuat bivak di jalur yang begitu curam, dan untungnya dia masih ingat untuk membawa tenda. Pada 5 Agustus, Scott dan saya bangun, membereskan peralatan dan mulai mendaki lagi. Pada satu titik, kami bisa melihat mereka meski terhalang kabut. Sementara hujan salju kembali turun dengan lebat. Suatu saat, ketika Scott ada di atas, saya merasa ada yang tidak beres. Saya lalu meneriakinya, “Hei jangan ter‐ us. Jalurnya tidak bagus”. Salju di situ sudah nyaris long‐ sor. Mungkin karena saya sudah sering mendaki gunung bersalju sehingga bisa merasakannya. $$$$<"2&$'"2"V'"2"$%.-L.+!&S$<"!"$'"4";$g8.%&L$%"$#&!"$ diskusikan lagi jalurnya.” Saat itu Scott duduk mengha‐ dap saya yang ada beberapa meter di bawahnya. Sedang saya mulai membuat lubang memakai kapak es, berjaga‐ jaga jika ada longsor dari atas. Sejenak kemudian, saat saya menengok Scott, dia sudah terbawa longsoran Pagi hari tanggal 4 Agustus, saat kami siap melakukan salju. Secepat mungkin saya berlindung dalam lubang, pencarian, datang panggilan radio lagi dari Thor. Katan‐ berbaring di atas kapak es yang saya cengkeram sekuat ya, kedua pendaki yang hilang itu sudah tiba di Camp IV mungkin. pukul 7 pagi, tapi dalam kondisi sangat kelelahan. Den‐ Segalanya jadi gelap. Saya merasakan salju turun mele‐ gan kondisi sedikit lebih baik, Alex lalu menyerahkan wati punggung. Terus bertahan sampai akhirnya long‐ soran itu terasa berhenti. Untung masih selamat, pikir Chantal ke Thor dan terus turun ke Camp III. Thor sendiri masih kelelahan akibat pendakian. Namun saya. dia bertekad bisa membawa turun Chantal. Itu suatu Tapi Scott masih terguling‐guling turun. Dia terlempar pekerjaan sangat berat di gunung seperti K2. Melalui keluar tebing. Karena terikat tali, saat dia terlempar radio Thor kembali meminta bantuan kami. “Ayolah, to‐ maka saya pun ikut terbawa. Dan ada jurang ribuan me‐ long Chantal supaya dia bisa turun.”
ter menanti.
Saat siap naik, kami lihat Alex yang dengan susah payah Kalau terbawa longsor salju, satu cara untuk bertahan turun dan akhirnya sampai di camp kami. Dia lalu kami adalah dengan self‐arrest. Kita harus menekan kapak es bantu masuk ke dalam tenda dan diberi minuman karena di bawah tubuh, sama seperti mencoba mengerem di dalam kendaraan. terlihat sangat kehausan. Susahnya adalah kondisi salju pada 4 Agustus itu san‐
Saya sudah belajar self‐arrest sejak dulu dan sudah
gat buruk. Cuaca juga sangat berkabut. Scott dan saya menjadi insting. Saya coba terus mencari pegangan me‐ mencoba naik selama beberapa jam tapi terpaksa mun‐ makai mata kapak tapi saljunya terlalu kering sehingga
47
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
EXPEDITION NEWS yang ingin saya daki di tahun berikutnya. Saat saya jawab K2, orang itu memberi tahu kalau ada pendaki dari Se‐ attle bernama Scott Fischer yang juga akan ke gunung yang sama. Kebetulan Scott saat itu sedang mendaki Baruntse, sebuah puncak dekat Everest. Saya pikir kami mungkin nanti bisa bertemu di ibu kota Nepal, Kathman‐ du. Kebetulan akhirnya kami bertemu. Setelah berkena‐ lan dan minum‐minum, saya memberanikan diri untuk bertanya apakah bisa ikut dengan timnya ke K2. Scott saya terus meluncur ke bawah. Anehnya saya tidak terla‐
menyebut bisa saja tapi masih harus didiskusikan dulu
lu ketakutan. Segalanya berjalan seperti dalam gerakan dengan rekan‐rekannya. Waktu itu memang tidak mudah lambat. Kami mungkin sudah meluncur turun beberapa 2.+(")"!$ &M&+$ 2.+("#&$
tim Scott untuk jalur utara, yang lebih sulit ketimbang
kan self‐arrest sendiri.
jalur terkenal Abruzzi Ridge di tenggara.
Dan ketika saya masih terus berusaha bertahan dengan Kembali ke Seattle, setelah terus meneleponnya, kapak es, tiba‐tiba saya berhenti meluncur. Beberapa de‐
akhirnya saya bisa bergabung dengan Scott. Sekarang
tik kemudian, kami sama‐sama berhenti. Untunglah kami masalahnya adalah soal uang. Paling tidak harus ada masih bisa selamat.
uang US$8.000 untuk tiket pesawat, izin mendaki, me‐
**
nyewa porter, membeli perlengkapan dan makan serta
Tahun 1992, saya belum serius memikirkan mendaki lainnya. Jelas saja saya tidak punya uang sebesar itu. gunung‐gunung di atas 8.000 meter di dunia. Tapi tahun Sementara itu rekan‐rekan satu tim lainnya mundur 1989 saya sudah sampai ke puncak Kangchenjunga, gu‐
satu per satu. Ada yang terhalang pekerjaan, ada yang
nung tertinggi ketiga di dunia, lalu setahun sesudahnya tidak punya kemampuan mengumpulkan uang dan logis‐ saya sampai ke Everest setelah mencoba sampai tiga tik. Satu hari Scott menelepon, “Ed, sekarang tinggal kita kali. Saat mencoba K2, saya tahu bahwa kalau berhasil berdua yang akan ke K2.” maka saya jadi orang Amerika Serikat pertama yang sam‐
Scott terpaksa harus menjual izin mendakinya. Terlalu
pai di tiga puncak tertinggi dunia.
mahal kalau mendaki hanya berdua. Satu‐satunya cara
Musim panas itu umur saya 33 tahun, bekerja sebagai ke K2 sekarang adalah dengan mencari tim lain dan men‐ guide di gunung Rainier dan juga sebagai tukang kayu. coba ikut bergabung dengan membayar bagian kami di Di umur 20an saya sudah mendapat gelar dokter hewan bidang logistik. dan pernah bekerja di klinik hewan di Seattle. Tapi di $ $ $ 8"6*$ "("$ 4"+,$ 2.2%.-&$ !"L*$ #"6"*$ "("$ !&2$ A*'&"$ 1992 itu saya sudah tidak lagi menjadi dokter hewan ka‐
yang mau menjual bagian dalam tim mereka. Dipimpin
rena sibuk mendaki. Saya tinggal di sebuah kamar sewa Vladimir Balyberdin, pendaki terkenal di negaranya. Izin murahan. Saya belum mendapat sponsor tapi saya sudah timnya untuk jalur Abruzzi, pertama didaki tahun 1954, jadi anggota di lima ekspedisi Himalaya.
dan belum pernah didaki warga AS. Selama enam tahun
Tahun 1991, saya menjadi guide di Everest untuk se‐
sebelumnya, sudah 20 ekspedisi gagal mendaki lewat
orang klien bernama Hall Wendel. Sejak itu kami bersa‐
jalur tersebut.
habat. Di ekspedisi itu, ada yang bertanya soal gunung Scott dan saya terus berpikir keras bagaimana menda‐
48
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
EXPEDITION NEWS pat uang untuk pergi ke K2. Scott waktu itu sudah meni‐ kah, punya dua anak, punya usaha guide bernama Moun‐ tain Madness tapi tidak terlalu sukses. Jadi dia sama saja tidak punya uangnya seperti saya. Tiap hari kami men‐ girim surat ke berbagai perusahaan agar mau jadi spon‐ sor. Entah bagaimana, akhirnya kami bisa juga mendapat uang itu. Waktu berangkat, hutang kami begitu besar tapi kami pikir itu bisa dipikirkan lain hari. Kami terbang ke Pakistan. Ekspedisi itu kelihatan terkena sial sejak kami mendarat di Islamabad pada awal Juni. Para pendaki Amerika lainn‐ ya sudah datang tapi tim Rusia belum kelihatan. Mereka Di basecamp, kami bertemu tim Swiss dan Chantal rupanya naik mobil ke Pakistan untuk menghemat uang Mauduit. Mereka sudah di situ sejak Mei, turun‐naik dan tapi jadi terlambat. Untuk mendapat uang, Scott sendiri memasang beberapa tali. Karena cuaca buruk, perjala‐ telah merekrut dua klien dari Mountain Madness untuk nan mereka sering terhambat. hiking ke basecamp. Jadi dia lalu pergi lebih dulu. Saya Kami senang dengan tim Swiss. Saat itu makanan yang terjebak di Islamabad. Setelah seminggu menunggu sep‐
kami bawa hanya kentang dan telur, sisanya ada di tim
erti itu, rasanya sudah begitu membosankan.
Rusia yang belum datang. Jadi kadang kami diundang
Akhirnya saya diajak berangkat langsung oleh Thor ikut makan dengan tim Swiss itu. Kieser, yang baru pertama ketemu di situ. Dia sudah per‐
Akhirnya Scott dan saya bisa mulai mendaki. Tapi Scott
nah mendaki lewat Baltoro Glacier sebelumnya. Izin trek‐
tidak punya sepatu gunung karena masih ada di tim Ru‐
king juga sudah kami dapat sehingga kami akhirnya bisa sia. Kami beberapa kali ke Camp I di 20 ribu kaki, Scott berangkat.
dengan sepatu trekking biasanya yang dipasangi cram‐
Kami tidak punya uang untuk terbang dari Islamabad pon. ke Skardu, kota basis pendakian. Jadi kami seharian naik Dan sebelum tim Rusia datang, sudah ada lagi tim lain. bis kecil yang padat. Setelah itu kami harus bertahan 12 Mereka adalah dua pendaki Swedia, tiga pendaki Mek‐ jam duduk di bangku kayu di sebuah truk. Saat tiba di Sk‐
siko, dipimpin dua guide terkenal dari Selandia Baru yaitu
ardu, badan kami kotor oleh debu.
Rob Hall dan Gary Ball. Keduanya sudah berhasil mendaki
Di kota itu kami bertemu dengan Scott dan dua klien‐
tujuh puncak tertinggi dunia hanya dalam waktu tujuh
nya. Dia mengajak kami ikut ke basecamp. Sebetulnya bulan. kami sudah membayar tim Rusia untuk mendapat porter, Akhirnya sembilan hari kemudian, tim Rusia dan pen‐ tapi karena ingin cepat sampai di basecamp, saya setuju daki Amerika lainnya datang. Tapi tim kami tidak kompak ikut dengan Scott. Artinya saya dan Thor sekarang harus dan seolah tidak ada pemimpinnya. Masing‐masing naik menyewa porter sendiri. Ada empat ransel bawaan saya, dengan tidak ada koordinasi. tapi karena uangnya terbatas, saya tidak bisa menyewa Sejak mulai dicoba didaki oleh tim Itali pimpinan Duke porter untuk membawanya semua. Jadi akhirnya saya Abruzzi tahun 1909, jalur tenggara sudah terkenal oleh harus memanggul sebuah ransel seberat 30 kg lebih se‐
sedikitnya tempat mendirikan kemah. Tempat yang ada
lama 10 hari ke Baltoro.
hanya kecil dan curam.
49
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
EXPEDITION NEWS sampai di Camp III. Thor dan Chantal menempati satu tenda, sedang kami segera merebus es menjadi air untuk mereka minum. Selama pertolongan itu, tidak sekalipun Chantal ber‐ terima kasih. Yang dikatakannya malah, “Kami sampai di puncak! Kami sampai di puncak! Saya senang sekali!” Esok paginya, kondisi Chantal masih lemah. Dia bisa meluncur turun dari tali tapi kadang dia hanya berdiri tanpa melakukan gerakan apapun. Bahkan dia terkadang sampai tidur berdiri. Kami berhasil membawa turun Chantal dan Thor sam‐ pai Camp I. Di situ pendaki‐pendaki lain ikut menolong, Dan lebih buruk lagi, suatu hari Scott terjatuh dan tu‐
sedang kami terus turun ke basecamp. Barang‐barang
lang bahunya tergeser. Dokter tim kami mengusulkan dia kami masih ada Camp III karena kami berharap masih agar turun saja. Tapi Scott bertahan dan meminta waktu bisa naik lagi. istirahat seminggu. Betul saja, akhirnya dia sembuh dan Esoknya, di basecamp, Chantal sudah segar kembali. kembali mendaki.
Malamnya dia ikut pesta minum bersama tim Rusia. Se‐
Pada akhir Juli, Scott dan saya sudah siap mencapai hari sebelum Chantal dan Alex sampai di puncak, pimpi‐ puncak. Selama 10 jam kami mendaki dari basecamp ke nan tim Rusia Balyberdin dan rekannya Gennadi Kopeika Camp III. Siap mencoba ke Camp IV keesokan hari dan juga sudah sampai. Keduanya naik dalam kondisi cuaca lusanya ke puncak. Tapi kemudian panggilan radio Thor sangat buruk dan berbahaya. Perlu 18 jam bagi mereka datang malam itu.
untuk ke puncak. Gennadi bisa langsung turun lagi ke
**
Camp IV tapi Balyberdin terpaksa membuat bivak se‐
Teknik self‐arrest saya berhasil menyelamatkan kami malaman. dari jatuh ke jurang. Tapi kami masih berada dalam ba‐
Kami mendengar suara kemeriahan pesta mereka.
haya terkena longsor salju. Jadi kami harus bergerak ce‐
Scott dan saya tidak diundang ke pesta itu. Pikir saya
pat.
dalam hati, terserahlah…
Kami bisa melihat Thor dan Chantal di atas, siap tu‐
Belakangan Balyberdin mengumumkan ekspedisi su‐
run ke arah lokasi kami yang rawan longsor. Cepat‐cepat dah berakhir. Semua yang ada dalam list izinnya harus kami kontak Thor lewat radio, minta dia turun ke sebelah pulang. Dia bahkan mengatakan bahwa kami para pen‐ kiri, ke lokasi yang lebih aman.
daki Amerika terlalu banyak menghabiskan waktunya,
Dengan sisa talinya, Thor menurunkan Chantal kemudi‐
terlalu lambat dan lain‐lain.
an ikut turun. Saat kami bertemu, segera kami menolong Saya tidak bisa berkata‐kata. Cuma bisa melotot. Dalam Chantal. Saya membawa obat tetes mata tapi pertama hati saya berteriak, hei kami bukan lambat! Kami sibuk, kami harus mencoba membuka mata Chantal. Kebutaan sama sepertimu. Dan kami tidak mau naik dalam kondisi karena salju memang menyakitkan, sama rasanya jika cuaca buruk seperti kamu! Saya sama sekali tidak men‐ ada banyak pasir masuk ke mata.
gira kalau tim Rusia itu bisa begitu egois.
$$$$$8"6*$#"2&$%.-.2)"!$!*-*+S$YL"+!"6$("+$aL/-$(&$!.+,"L;$ Untunglah Rob Hall dan Gary Ball, masih di gunung itu, Scott di depan dan saya paling belakang. Akhirnya kami bersama tim mereka dari Swedia dan Meksiko. Bersama
50
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
EXPEDITION NEWS
Hall dan Ball, kami lalu membuat kesepakatan dan men‐
Satu orang yang memasang anchor itu bisa turun tapi
unjuk Dan Mazur, salah satu pendaki Amerika, untuk ketika temannya, Andrian Benitez, dapat giliran maka an‐ menjadi pemimpinn tim yang baru. Itu artinya secara chornya tercabut dan Andrian jatuh ke jurang hingga te‐ teknis kami masih punya hak untuk mendaki K2.
1"'S$D&'"$).+("#&$@.#'/$6"&++4";$P.C!/-$J/+C.$(.$8./+$
Namun badai salju kembali menerpa gunung itu. Badai memutuskan turun karena adanya tragedi itu. Pasangan tersebut menghilangkan peralatan kami yang kami ting‐
Hector yaitu pendaki Amerika, Charley Mace, kini sendi‐
gal di Camp IV. Itu artinya kami harus kembali membawa rian sehingga dia bergabung dengan Scott dan saya. peralatan kembali ke Camp IV.
Cuaca masih buruk sehingga kami terpaksa bertahan di
Itu juga artinya kami harus mendaki tanpa banyak peral‐
Camp IV sampai 14 Agustus. Sungguh membosankan ka‐
atan. Kami hanya akan membawa satu tenda, satu sleep‐
rena kami sudah di gunung itu selama hampir tiga bulan.
ing bag serta tali sekitar 20 meter. Untuk ke puncak, kami Tapi saya masih punya keyakinan bisa turun tanpa terje‐ hanya akan membawa air satu liter masing‐masing dan bak di ketinggian mematikan itu. beberapa permen coklat agar bisa bergerak lebih cepat.
Saya telah memasang tongkat petunjuk atau ‘wand’ di
Pada 12 Agustus, kami berlima sampai ke Camp III. Esokn‐
sepanjang jalur yang kami lalui. Tongkat itu sebetulnya
ya kami kembali berangkat menuju Camp IV. Betul saja, tongkat yang biasa dipakai untuk tanda di kebun. Dari ba‐ begitu sampai, tidak ada lagi sisa‐sisa camp kami yang han kayu tipis, sekitar satu meter panjangnya. Ada pita dulu. Terpaksa kami kembali membuka bivak baru. Kami merah kecil di ujungnya, jadi semacam bendera. Pada mencoba tidur lalu bangun lagi pukul 11 malam. Perlu jalur yang tidak dipasang tali, tongkat itu dipasang setiap waktu dua jam untuk memasak air, memakai baju dan beberapa meter. Jadi kalau ada badai salju, kami masih membereskan peralatan. Kami masih harus mengecek tahu jalur untuk turun. cuaca dan tahu‐tahu sudah jam 5 pagi.
Pagi hari 15 Agustus dan cuaca masih buruk juga. Hari
Pagi itu, dua dari pendaki Meksiko memutuskan turun itu para pendaki Swedia sudah kekurangan oksigen se‐ karena kelelahan. Mereka kemudian membuat kesalahan hingga memutuskan turun. Sekarang di Camp IV hanya fatal. Saat turun, mereka mencoba rappeling dengan tali ada Hall, Ball, Mace, Scott dan saya. Yang kami tidak tahu dan sebuah tongkat ski sebagai anchor atau penahan. adalah Gary Ball terus batuk‐batuk parah. Dia perlahan Tongkat itu tidak ditanam dalam‐dalam, hanya dipasang mengalami pulmonary edema. tegak begitu saja.
51
Pada pukul 1 pagi keesokan harinya, cuaca cerah dan INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
EXPEDITION NEWS turun ke jalur yang salah sehingga kami kembali mencari‐ cari jalur yang benar. $$$$<"2&$L"-*'$-")).6&+,$2.2"#"&$!"6&S$8"6*$2.6&+!"'&$T/!‐ tleneck Couloir dengan sangat hati‐hati. Setelah itu jalur agak datar tapi salju begitu lebat sehingga kami tidak bisa melihat apa‐apa. Kami berteriak‐teriak memanggil Hall dan Ball. Mereka mendengarnya dan balik berteriak, membimbing kami ke arah tenda. Akhirnya kami sampai juga di Camp IV jam 5 sore. Kami langsung menanyai Rob Hall, “Kenapa kalian tu‐ kami berangkat ke puncak. Mace menyusul. Sekitar dua run lagi?”. Jawabannya mencemaskan. “Gary sakit dan jam kemudian, kami lihat headlamp Hall dan Ball menyu‐
sulit bernafas. Saya harus membawanya turun ke camp,”
sul naik. Mereka terlihat mendaki perlahan sekali. Kemu‐
ungkap Rob. “Saya perlu bantuan kalian untuk mem‐
dian kami lihat lampu‐lampu itu turun kembali ke camp. bawanya turun besok”. Kami tidak tahu kenapa.
Sementara itu badai terus menghebat dan mulai ada
Tidak jauh di atas kami adalah tebing yang disebut Bot‐
longsoran salju. Paginya, di tengah badai, kami mulai tu‐
tleneck Couloir. Kami harus melintasinya dengan hati‐
run dengan membawa peralatan yang bisa dibawa. Un‐
hati, melintasi jalur batu berselimut salju yang mudah tungnya ada tongkat petunjuk arah itu sehingga kami copot. Tim Rusia sudah memasang tali di sini tapi hanya masih tahu jalur untuk turun. Tanpa tongkat itu, pendaki dihubungkan ke anchor di masing‐masing ujungnya, se‐
bisa tersesat. Tahun 1986, empat pendaki tewas di Camp
hingga bagian tengah tali harus dipegang erat. Cuma IV karena terjebak tidak bisa turun. satu hal yang harus diingat kuat di jalur ini‐jangan sampai Gary terus memburuk kondisinya. Tapi akhirnya kami jatuh.
sampai di Camp III. Kami terus turun ke Camp II dan
Jelang jam 6 atau 7 pagi, awan naik menyelimuti kami. membantu Gary masuk ke tendanya. Kami juga mema‐ Hawa jadi terasa hangat. Tidak ada angin berhembus. sak coklat panas untuknya dan Rob. 8"6*$'"65*$2*6"&$!*-*+$(.+,"+$6.%"!S$D"4"$2*6"&$#L"1"!&-$ Karena sakit, Gary meninggalkan ranselnya di jalur, dengan jalur kami turun nanti. Masih ada lima jam lagi un‐
sehingga kami memberinya satu dari sleeping bag kami.
tuk sampai puncak, bagaimana dengan ketebalan salju Malam itu cuaca memburuk, Scott dan saya mencoba nanti ?
bertahan dengan memakai satu sleeping bag bersamaan.
Scott dan Mace masih ingin terus naik. Saya ikut walau‐
Pagi harinya Gary sudah lemah sekali. Dia bahkan mem‐
pun saya tahu itu terasa salah. Akhirnya kami keluar dari inta ditinggal saja di camp. Sementara Rob mengontak kungkungan awan itu. Jelang sore akhirnya kami sampai seorang dokter di Selandia Baru yang kemudian mem‐ di puncak. Kami saling berangkulan dan merasa gembira berinya petunjuk bagaimana merawat Gary. Kami juga sekali.
mengontak basecamp yang dihuni para pendaki lainnya.
Namun saat saya melihat jalur turun, hati saya cemas Mereka setuju naik lagi ke Camp I dan membawa botol sekali. Jalurnya tertutup awan gelap dan itu artinya kami oksigen bagi kami. akan turun ke dalam badal saju hebat.
Pada 18 Agustus, kami mulai turun. Gary hampir tidak
Kami cuma berada di puncak selama 30 menit dan mu‐
bisa berjalan. Kami harus membantunya di setiap lang‐
lai turun. Scott berada paling depan. Tapi saya lihat dia kah, sedangkan cuaca terus memburuk setiap saat. Ka‐
52
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
EXPEDITION NEWS gkan Scott, Charley Mace dan saya diminta Rob untuk terus turun. Jam 3 pagi, akhirnya kami sampai di basecamp milik Rob dan Gary. Tukang masaknya mengajak kami masuk tenda mereka lalu membuatkan makanan dan minu‐ man. Setelah enam hari terjebak badai, kini terasa me‐ nyenangkan sekali bisa duduk di tenda dan dibuatkan makanan. Dalam buku harian, saya menulis dengan gem‐ bira, “Akhirnya kami sampai di puncak! Kondisi selamat tanpa frostbite! Bisa menolong dua orang!”. rena saya membawa tenda, diputuskan saya harus turun Esok harinya, setelah dikontak dengan radio, sebuah duluan ke Camp I, mendirikan tenda untuk Gary.
helikopter militer Pakistan mendarat di advance base‐
Saat sampai di Camp I, pendaki lain dari basecamp be‐
camp, menjemput Rob dan Gary lalu membawa mereka
lum datang. Sore itu saya berdua dengan Gary di tenda. ke kota. Gary diterbangkan ke Islamabad dan kemudian Dia terus batuk dengan mengeluarkan dahak dan darah. dirawat di Selandia Baru. Wajahnya pucat sekali. Paru‐parunya penuh cairan seh‐
Beberapa hari kemudian saya akhirnya bisa menulis
ingga nafasnya terdengar keras. Dalam buku harian, saya di buku harian dengan bahagia, “Akhirnya bisa sampai di menulis malam itu, “Gary kelihatan seperti kakek 90 ta‐
tiga puncak tertinggi. Jadi orang Amerika pertama. He‐
hun yang sudah mau mati”.
bat!”. Dan mulai saat itu timbul pikiran untuk mencoba
Sekitar jam 4 sore, teman‐teman kami dari basecamp mendaki semua dari 14 gunung di atas ketinggian 8 ribu datang dengan oksigen. Saat itu Gary sudah tidak bisa meter. berjalan. Tapi kami sudah kedatangan banyak orang Namun tetap saja saat mencoba mencapai puncak K2 yang bisa membawanya turun.
pada 16 Agustus 1992, saya merasanya sebagai kesala‐
Kami tempatkan Gary di dalam sleeping bag dan lalu han karena cuaca ketika itu demikian buruk. Sekarang membungkusnya seperti mummi. Dengan perlahan kami saya menganggapnya sebagai kesalahan terbesar sepan‐ menariknya turun. Sekitar tengah malam kami akhirnya jang karir pendakian saya. Intinya adalah: selalu dengar‐ sampai di akhir Abruzzi Ridge. Di sini kami memasang kan dan ikuti instingmu karena insting itu mencoba me‐ tenda untuk Rob dan Gary serta pendaki lainnya. Sedan‐
nyelamatkan kita. (War)
GALLERY
Keindahan Air Terjun
Ruli Amrullah
Air Terjun Segara Anak
Doly JD
Air Terjun Cikaso
GALLERY Bangkit Budi Utomo Curug Benowo
Budi Herman Seram ‐ Maluku Tengah
GALLERY Wahyu Widhi Air Terjun Tiu Kelep
Ricky N. Sastramihardja Air Terjun Jarawjaw
GALLERY Wahyu Widhi Curug Malela