INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
No. 7 / 2012
Komunitas Pendaki Gunung Kantoran MOUNTAINEER
AGAM P. NAPITUPULU MOUNTAIN ROUTE
Pendakian Gn. Ciremai Expedition News
DARI KILIMANJARO KE SEVEN SUMMIT
FOREWORD
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
EDITORS
Hendri Agustin M Anwar S Harley B Sastha Suwasti Tuti Widiastuti
Welcome Mountaineer,
SALES
Tak terasa sudah hampir setahun waktu berlalu dan dengan edisi ini sudah tujuh edisi majalah mountaineering dua bulanan MountMag ini yang rutin beredar menemui pembaca setia dimanapun berada. Di usia yang masih sangat muda MountMag terus berupaya untuk memperbaiki penampilan dan isi majalah ini, perlahan tapi pasti kami akan terus mengembangkan MountMag sehingga bisa lebih bermanfaat bagi khalayak mountaineering Indonesia dan juga berharap dengan adanya kami, kegiatan pendakian gunung semakin mendapat tempat di hati bangsa Indonesia. Perkembangan dunia mountaineering dewasa ini sedemikian pesatnya, terlihat kegiatan ini bukan lagi milik kelompok pecinta alam di kampuskampus atau sekolah-sekolah atau milik eksklusif club pendaki gunung, namun kegiatan ini sudah menjalar hingga ke perkantoran-perkantoran dan komunitaskomunitas umum. Oleh karena itu pada edisi ke tujuh ini untuk headline, sengaja kami mengangkat dan menyoroti perkembangan kegiatan-kegiatan kelompok pendaki gunung yang berpusat di kantor-kantor pemerintah maupun di kantorkantor perusahaan swasta. Sedangkan pada rubrik Journal cerita pendakian di Gunung Slamet dengan apik diceritakan dan pada rubrik Expedition News kami menampilkan cerita tentang sebuah pendakian ke Gunung Kilimanjaro oleh seorang yang overweight atau menderita kelebihan berat badan, namun ia berhasil menjadi salah seorang seven summiter dunia. Selain itu temukan juga keindahan suasana malam saat berada di gunung di Gallery Photo, Anda juga bisa mendapatkan tips singkat memotret suasana malam hari di pegunungan. Masih banyak artikel menarik lainnya dan pastinya akan bermanfaat bagi Anda.
Redaksi
Account Excetive Tuti Widiastuti Suwasti Development Advisor Kamser Lumbanradja
DESIGN
Ankayama Puteri
PHOTOGRAPHER
Wahyu Widhi
WEBSITE DEVELOPMENT Richard E. Paul email:
[email protected] website: www.mountmag.com twitter: @mountmag e-magazine MountMag terbit setiap dua bulan sekali Resiko dan Tanggung Jawab: Pembaca MountMag diingatkan bahwa kegiatan mendaki gunung beresiko terjadinya kecelakaan yang menyebabkan cacat bahkan kematian. Pelaku kegiatan ini harus mengerti dan menerima kemungkinan akan resiko serta bertanggungjawab terhadap aksi dan keterlibatannya dalam kegiatan ini. MountMag tidak bertanggungjawab terhadap resiko ini. Para pelaku sangat disarankan untuk selalu memperhatikan safety standart dalam kegiatan pendakian gunung atau mountaineering ini. DILARANG MENGUTIP ATAU MEMPERBANYAK SEBAGIAN ATAU SELURUH ISI MAJALAH INI TANPA IZIN TERTULIS DARI MOUNTMAG.
foto cover : Honda Adventure Team
1
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
CONTENTS
3 Letters
MOUNTAIN NEWS
16
4
HEADLINE
Sosialisasi Ekspedisi Khatulistiwa WANADRI siap ke Everest Sejumlah Gunung Mulai Aktif Berita Duka dari Alam Terbuka
MOUNTAINEER
8
AGAM P. NAPITUPULU
Komunitas Pendaki Gunung Kantoran 23 JOURNAL : Puncak Gunung Bukan Segalanya 29 Mountain Skill : Keterampilan Berjalan Untuk
STUFF
13
Mangkuk Lipat & Gelas Lipat Gerber Steady Tool
Mendaki Gunung 35 Mountain Route : Pendakian Gunung Ciremai 39 Tips & Trik 40 Review Buku
SOL Escape Bivy
42 Expedition News: Dari Kilimanjaro ke Seven Summit
Vango Helium 100
50 Gallery : Malam di Gunung
2
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
LETTERS MountMag memberikan banyak informasi untuk
Salam lestari,
saya yang menyukai kegiatan alam, akhirnya bisa
Saya cuma mau kasih sedikit masukkan
dapet banyak referensi :D terima kasih juga untuk
• pada rubrik STUFF kalo bisa dicantumkan juga
edisi ini dibahas mengenai pendaki wanita. semoga
harga barang yang dimaksud.
MountMag terus mengeluarkan edisi2 lainnya yang
• setiap edisi MountMag sekiranya terdapat informasi jadwal buka-tutupnya gunung-gunung di
memberikan banyak informasi :) Ari Handayani
Indonesia untuk aktifitas pendakian. • terakhir, kalo bisa halamannya
Terimakasih telah menjadikan Mountmag referensi Mba.. Kalau ada masukan atau kritik boleh kok disampaikan disini.
Makasi sudah menyajikan majalah, yg sangat bermanfaat buat ku dan orang lain yg cinta akan kegiatan hiking. Untuk kedepanya untuk montmag agar bisa di cetak ,karna tdak semua orang bisa puny akses internet, dan mungkin jika di cetak maka M0untMag akan semakin di kenal. Salam lestari.
Rendra Tulus
Terimakasih, semoga kami bisa lebih baik lagi.
ditambah untuk rubrik EXPEDITION NEWS (cerita2 pendaki luar/lokal) Jujur, dengan mengenal kekayaan alam Indonesia saia semakin cinta & terus berpikir positif untuk bangsa & tanah air Indonesia. Pokoknya sukses selalu dah buat MountMag semoga makin besar & bisa menjadi majalah referensi yang handal untuk para pendaki di Indonesia. Terima kasih. Abdrohmn Terimakasih atas masukannya, akan kami pertimbangkan sarannya. Salam lestari juga.
Terima kasih untuk e-magazine nya. Sangat bermanfaat di sela2 kesibukan kerja untuk menambah wawasan dan trik dalam berpetualang. Dari beberapa artikel, ada produk2 yg direkomendasikan. Apakah Mountmag, menyediakan Online shop juga untuk produk tersebut. Untuk mempermudah pembaca mendapatkannya.
Sekedar usul bagai mana kalau MountMag mengadakan pembuatan T-shirt dan di jual via online dan keuntungan dari t-shirt tersebut sebagian di sumbangangkan kepada yang butuh, sekedar usul saja sih om dan tante, syukur2 di terima alhamdulillah deh, Nathan Castello
Andri Terimakasih loh sudah komentar tentang Mountmag. Kebetulan kami belum membuka Online Shop. Doakan ya bila nanti kami berniat membuka Online Shop.
Kirimkan email pertanyaan, saran dan kritik Anda ke
3
Terimakasih loh sarannya yang ok punya.. :) kebetulan memang kami berniat untuk membuat t-Shirt dan sedang dalam tahap pembuatan design, doakan segera dapat kami realisasikan ya. Ditunggu untuk saran yang lainnya, jangan bosan membaca Mountmag yaaa
ke email:
[email protected] INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
MOUNTAIN NEWS
Sosialisasi Ekspedisi KHATULISTIWA Tulisan dan foto oleh M Anwar S
Universitas Indonesia (UI) bekerja sama dengan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI Angkatan Darat telah menyelenggarakan acara Sosialisasi Ekspedisi Khatulistiwa 2012. “Ekspedisi ini merupakan
kegiatan penelusuran data
mengenai potensi sumber daya alam yang ada di perbatasan, gunung dan pegunungan serta Rawa Laut Sungai Pantai (Ralasuntai),” kata Plh Kepala Kantor Komunikasi UI, I Ketut Surajaya kepada Antara, di Depok, Rabu (7/3). Ia mengatakan, kegiatan Ekspedisi dilaksanakan di Kalimantan dan oleh TNI AD bersama mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. “Sosialisasi ini akan dibuka oleh Rektor UI Prof Gumilar Rusliwa Somantri dan dihadiri oleh Komandan Jenderal Kopassus Mayjen TNI Wisnu Bawa Tenaya,” katanya. Selain menyelanggarakan kegiatan sosialisasi Ekspedisi Khatulistiwa 2012, juga akan diselenggarakan kegiatan penanaman 2.000 pohon di hutan UI. Ekspedisi ini untuk melaksanakan latihan sekaligus menjaga kelestarian alam, serta mencari data dan menelusuri secara langsung segala potensi yang ada. Dikatakannya tujuan Ekspedisi Khatulistiwa 2012 ini, yaitu meningkatkan kemampuan dan naluri tempur, membangkitkan kesadaran bangsa Indonesia terhadap wilayahnya, meneliti potensi kekayaan alam dan budaya yang terkandung di dalamnya, serta memberikan keteladanan kepada masyarakat. (War)
4
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
MOUNTAIN NEWS
Tulisan dan foto oleh M Anwar S
WANADRI SIAP KE EVEREST “Ini pendakian terakhir dari tujuh puncak dunia...”
Tim pendaki Seven Summit Wanadri bersiap melakukan
prima karena kondisi cuaca di kawasan puncak gunung di
pendakian terakhir ke puncak tertinggi dunia, Mount
kawasan Asia Selatan itu cukup ekstrem. Bahkan untuk
Everest 8.850 mdpl di Nepal.
mencapai puncak diperlukan tabung oksigen karena
“Tim pendaki rencananya akan berangkat April
tipisnya oksigen di puncak yang ditutupi es abadi itu.
mendatang, melakukan aklimatisasi 3-4 bulan di sana,
“Aklimatisasi akan dilakukan di Nepal dan di kawasan
sedangkan pencapaian puncaknya atau summit dilakukan
pendakian pertama di gunung itu,” kata Ardilles.
pada Agustus 2012,” kata Ketua Wanadri, Ardilles, kepada
Bila sukses melakukan pendakian ke puncak Everest,
Antara di Bandung, Senin (13/2).
maka tim tersebut akan berhak dengan gelar “Seven
Puncak Everest merupakan puncak ketujuh atau
Summiters” sekaligus sejajar dengan reputasi para
pendakian terakhir bagi Tim Wanadri yang awal Januari
pendaki dunia lainnya yang sudah melakukan penak-
2012 melakukan pendakian ke Vinson Massif (4.897
lukan tujuh puncak dunia.
mdpl) di Antartika.
Sebelumnya, Tim Seven Summits Wanadri telah
Tim pendaki Seven Summit Wanadri itu terdiri dari
melakukan pendakian ke enam puncak tertinggi lainnya
lima orang yakni Ardhesir Yaftebi, Iwan Irawan, Martin
yakni Puncak Cartenz Pyramid (4.884 mdpl), Kilimanjaro
Rimbawan, Fadjri Lutfy dan Nurhuda. “Ini pendakian
(5.892), Elbrus (5.850), Aconcagua (6.962), Puncak
terakhir dari tujuh puncak dunia. Pendakian ini meru-
Denali McKinley Alaska dan terakhir puncak Vinson
pakan salah satu amanat anggaran rumah tangga (ART)
Massif Antartika.
Wanadri yakni melakukan pendakian gunung es di dunia,” kata Ardilles. Ardilles menyebutkan, pendakian ke Puncak Everest membutuhkan persiapan yang matang dan fisik yang
5
Selain mempersiapkan diri melakukan misi pendakian ke Mount Everest, Wanadri juga akan melakukan ekspedisi pada Maret 2012 yakni ke Tebing Tendoyan Kaltim, arung Sungai Sekuleh (Aceh) dan Bukit Talibu (Maluku). (War)
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
MOUNTAIN NEWS
Sejumlah Gunung Mulai Aktif Tulisan dan foto oleh M Anwar S
Gunung Lokon di Tomohon, Provinsi Sulawesi Utara,
juga mengeluarkan sebanyak 23 kali hembusan, 15 kali
Jumat, kembali meletus sekitar pukul 08.20 WITA diiringi
vulkanik dangkal, sebanyak tujuh kali gempa tektonik
bunyi dentuman yang cukup keras.
lokal dan sembilan kali gempa tektonik jauh.
“Memang sejak kemarin telah terjadi peningkatan
Sejak gunung mengalami peningkatan aktivitas pada 3
kegempaan vulkanik dalam dan dangkal sehingga
Agustus 2011, PVMBG telah memasang seismometer dan
mengakibatkan terjadinya letusan. Ketinggian debu
satu digital analog di ketinggian 2.000 meter di Nagari
diperkirakan sekitar 2.000 meter,” kata staf Pos
Batu Palano dan satu alat lainnya ditempatkan pada
Pengamatan Gunung Api Lokon dan Mahawu kepada
ketinggian 1.500 meter di Nagari Lasi.
Antara di Kakaskasen, Warno, di Tomohon, Jumat (10/2)
Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru di
Gunung Marapi yang terletak di Kabupaten Tanahdatar
Gunung Sawur, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Cand-
dan Kabupaten Agam, Sumatera Barat juga meletus
ipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, juga mencatat
sebanyak 27 kali selama Februari 2012. Dari 27 kali letusan
terjadi gempa guguran di Semeru sebanyak 44 kali pada
yang terjadi hanya tercatat satu kali tercatat sangat kuat
Februari.
yaitu pada Minggu (5/2) sekitar pukul 17.39 WIB dan
Abu Semeru sempat mengguyur warga di kawasan
menyemburkan abu vulkanik setinggi 1.500 meter dari
Besuk Sat, Kecamatan Pasrujambe dan sekitarnya pada
puncak gunung.
Selasa (7/2) pagi yang berlangsung tidak terlalu lama,
Dari catatan alat seismograf, selain letusan gunung
6
dengan intensitas ringan. (War)
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
MOUNTAIN NEWS
Berita Duka dari Alam Terbuka Tulisan dan foto oleh M Anwar S Luhur Jakarta juga dilaporkan tewas kedinginan saat melakukan pendakian di Gunung Salak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, pada Senin (6/2). Korban bernama Fajar Ah Rohman sedang mengikuti kegiatan pendidikan dasar pencinta alam bersama empat belas mahasiswa lainnya. Menurut rekan korban, sebelum melakukan pendakian, Fajar dalam kondisi sehat. Namun di tengah perjalanan korban terlihat lelah dan tidak kuat meneruskan Awal 2012 diwarnai kembali dengan berita-berita duka. Seorang pendaki bernama Zainul Arifin tewas kedinginan
pendakian, akibat kondisi cuaca hujan yang lebat dan udara dingin.
saat mendaki Gunung Argopuro di Jawa Timur bersama
Sari kegiatan arung jeram juga datang berita duka.
rekan-rekannya dari Institut Agama Islam Nurul Jadid
Setelah tiga hari pencarian, mahasiswi Jurusan Teknik
(IAINJ) Probolinggo.
Kelautan ITB 2009 bernama Angelina Yofanka ditemukan
Zainul meninggal pada Sabtu (4/2) ketika dia dan 15
tewas di dasar Sungai Cikandang, Garut, Jawa Barat, Rabu
rekannya mendaki Gunung Argopuro sejak 1 Februari dari
petang, 9 Februari 2012. Korban diduga terperangkap di
jalur Baderan. Di daerah itu curah hujan tinggi sehingga
undercut atau rongga batu sungai saat mengikuti arung
mereka kedinginan.
jeram bersama puluhan mahasiswa lainnya pada Minggu
Sementara itu, seorang mahasiswa Universirtas Budi
(5/2). (War/Berbagai sumber)
MOUNTAINEER
Membereskan ransel di gunung Masurai, Taman Nasionl Kerinci Seblat, Januari 2011
Agam P. Napitupulu Mantan Executive Vice President Bank Mandiri yang Tidak Pernah Berhenti Untuk Mendaki dan Berpetualang Tulisan oleh Harley B. Sastha Foto : dok. pribadi
MOUNTAINEER Kesibukan dunia kerja dan jabatannya sebagai Executive Vice President Bank Mandiri tidak mengendurkan jiwa petualangnya. Justru dengan posisinya tersebut, beliau bersama dengan teman-temannya turut serta melahirkan Komunitas atau Klub Penggiat Alam Bebas dan Pendaki Gunung Kantoran, Jelajah Alam Mandiri, Bank Mandiri yang eksis hingga kini. Ingin tahu seperti apa sosok pria berusia 62 tahun yang masih aktif mendaki hingga saat ini. Berikut kutipan wawancara online redaksi Mountmag, Harley B. Sastha dengan beliau.
Menurut Anda, apa arti aktifitas pendakian gunung itu
Apakah saat itu kemudian anda langsung tergabung
sendiri dan relevansinya terhadap aktifitas kita sehari-
dengan klub pendaki gunung dan sejak kapan Anda
hari?
tergabung dalam klub tersebut?
Aktifitas mendaki gunung adalah aktifitas mengenal
Setelah pendakian pertama,
alam dan lingkungannya. Dengan mendaki gunung
dengan teman-teman bukan dengan klub pendaki
kita dapat menghayati kebesaran ciptaan Yang Maha
gunung. Tahun 1973 mulai mendaki dengan Mapala UI.
beberapa kali mendaki
Kuasa dan kita mengenal lingkungan dan masayarakat dimana gunung itu berada. Mendaki gunung adalah cara
Saat mendaki gunung apa yang membuat Anda begitu
termudah dan termurah untuk mengenal lingkungan
terkesan dan akhirnya terus aktif hingga saat ini?
dimana gunung itu berada Baik mengenal keindahan
Keindahan pemandangan
alamnya, masyarakatnya maupun infrastrukturnya.
perasaan yang timbul saat kita mencapai puncak
Mendaki gunung memerlukan fisik sehat, stamina dan
antara lain perasaan lepas dari beban berat mendaki,
persistensi tinggi agar bisa mendaki lebih dari enam
perasaan dekat dengan pencipta dan perasaan bangga
jam dalam satu hari. Dengan fisik sehat, stamina dan
karena berhasil mencapai puncak membuat saya selalu
pesistensi tinggi masalah dalam pekerjaan maupun
terpanggil untuk kembali mendaki.
dari puncak
gunung dan
kehidupan akan lebih mudah dipecahkan. Beberapa tahun belakangan ini, aktifitas pendakian Bagaimana awal mulanya Anda mengenal aktifitas
gunung sudah tidak dimonopoli lagi oleh mapala-
kegiatan alam bebas, terutama pendakian gunung?
mapala atau organisasi pencinta alam seperti di kampus-
Pada bulan Desember 1968 saat masih di semester
kampus dan sekolah-sekolah. Kini, tidak sedikit mereka-
dua FEUI, teman-teman mengajak mendaki gunung
mereka yang melakukan aktifitas pendakian gunung
Pangrango dan Gede. Itulah pendakian gunung yang
merupakan orang-orang kantoran. Mulai dari pegawai
pertama. Tanpa pengalaman dan informasi yang baik,
biasa hingga mereka yang memegang jabatan tinggi
persiapan yang
di kantornya masing-masing. Melihat hal tersebut,
kami lakukan
seadanya saja. Tidak
membawa tenda, makanan ala kadarnya, pakaian tidak
bagaimana menurut Anda?
disimpan dalam bungkus kedap air. Tiga hari perjalanan
Ini hal yang baik. Kegiatan pendakian gunung dapat
sebagian besar dibawah hujan lebat, pakaian basah
merupakan pelengkap dan penyeimbang kegiatan kantor
kuyup, makanan kurang. Pendakian pertama itu penuh
pada saat muncul kejenuhan aktifitas perkantoran.
dengan penderitaan.
Bila dikelola dengan baik, kegiatan pendakian gunung
9
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
oleh sedikitnya satu petinggi perusahaan agar tumbuh komunikasi dua arah antara pegawai dan eksekutip perusahaan. Membicarakan arah dan kebijakan perusahaan pada saat pendakian akan membangun semangat bekerja yang baik. Apa kendala-kendala awal saat Jelajah Alam Mandiri dibentuk yang mungkin dapat menjadi masukan para pembaca MountMag, jika ingin membentuk komunitas sejenis di tempat kerja mereka masing-masing nanti? Jelajah Alam Mandiri didirikan tahun 2001. Mendapatkan waktu untuk bisa melakukan pendakian besama selama dua hari di perusahaan Bank Mandiri merupakan hal yang sulit. Sebagai seorang yang mempunyai jabatan sebagai Executive Vice President Bank Mandiri, bisa Anda contohkan atau ceritakan bagaimana aktifitas pendakian sebagai selingan dapat meningkatkan produktivitas
gunung dapat meningkatkan kinerja dan semangat
karyawan.
kerja serta kreatifitas para karyawan di kantor? Tahun 2000 di Bank Mandiri saya bertanggung jawab
Sebagai salah satu pendiri komunitas atau klub pendaki
untuk Divisi Human Resources dan Divisi Training. Pada
gunung kantoran yang bernama Jelajah Alam Mandiri,
tahun itu Bank Mandiri mendirikan Mandiri Club. Dengan
Bank Mandiri, bagaimana seharusnya komunitas itu
didirikannya Mandiri Club, diharapkan akan memberi
dapat melakukan aktifitas pendakiannya tanpa meng-
kesempatan bagi pengembangan hobi karyawan dan
ganggu pekerjaan di tempat kerjanya tetapi justru
membangun komunikasi dua arah antara petinggi Bank
semakin meningkatkan kinerja kerja para anggotanya?
Mandiri dan karyawannya. Dengan komunikasi dua arah,
Pendakian sebaiknya dilakukan oleh banyak pegawai
karyawan akan lebih mengenal visi, misi dan rencana
agar
perusahaan
terasah
semangat
kebersamaan.
Persiapan
dan akan meningkatkan semangat dan
pendakian harus dirancang dengan baik dan dalam satu
kinerja. Mandiri Club terdiri dari banyak bagian antara
tahun cukup dua atau tiga kali. Apabila lebih dari tiga kali
lain, Jelajah Alam, Tenis, Berenang, Fitness, Golf, Basket,
dalam setahun biasanya akan timbul kesulitan menda-
Volley, Paduan Suara, Band, Bridge, Catur, Keroncong.
patkan waktu yang sama dan pendakian hanya dilakukan
Setiap tahun Bank Mendiri memberikan dana untuk
oleh beberapa orang. Pendakian
oleh beberapa
kegiatan Mandiri Club. Dana yang diberikan tidak
orang hanya mengasah kemampuan individu, bukan
mencukupi untuk menutup seluruh kegiatan, sebagian
membangun kebersamaan. Pendakian sebaiknya disertai
harus ditanggung oleh peserta.
10
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
MOUNTAINEER
Apa saran dan tips-tips Anda untuk pembaca MountMag
mendaki gunung dan para pendakinya melestarikan ling-
yang ingin mendirikan komunitas atau klub pendaki
kungan.
gunung di tempat kerjanya masing? Komunitas harus didukung penuh sekurang-kurangnya
Hingga saat ini Anda masih aktif melakukan pendakian
oleh salah seorang petinggi perusahaan dengan tingkat
gunung. Bagaimana cara Anda menjaga kebugaran
Direktur. Komunitas tanpa dukungan petinggi peru-
serta stamina agar selalu tetap fit?
sahaan, akan sulit untuk mendapatkan waktu untuk
Dalam satu minggu saya berolah raga di gym rata-rata
mendaki. Selain itu dukungan petinggi perusahaan akan
tiga kali. Secara berselang seling memfokuskan pada
memungkinkan diberikannya subsidi biaya perjalanan.
salah satu latihan berikut;
Apa saran dan harapan Anda untuk kemajuan pendakian
hingga kecepatan 11 km per jam, kelompok otot bagian
gunung di Indonesia?
atas tubuh (upper body muscle group yang terdiri dari
Menurut pengamatan saya, sebagian besar pendaki
otot dada, bahu, belakang, triceps dan biceps), aerobic
gunung Indonesia tidak menjaga kelestarian alam.
sepeda statis atau kelompok otot bagian bawah tubuh
Mereka hanya memfokuskan diri untuk mencapai puncak
(lower body muscle group yang terdiri dari paha, tumit,
gunung tanpa menjaga kelestariannya. Sebagian besar
betis dan perut).
gunung yang sering didaki kotor dan rusak. Saya harap
setengah jam hingga dua jam dan akan membakar sekitar
agar komunitas pendaki gunung Indonesia mampu
1300 Kkal (sewaktu latihan saya selalu memakai heart
menjadi kelompok yang menjaga kelestarian gunung
rate monitor yang bisa mengukur kalori yang dibakar).
dan memiliki prestasi pendakian kelas dunia.
Selain di gym, saya sering berlari di lintasan lingkar luar
Bagaimana menurut pendapat Anda tentang kehadiaran
kompleks UI Depok bersama-sama dengan teman-teman
majalah elektronik mountaineering, MountMag?
anggota Mapala UI sepanjang 7.3 km.
aerobic lari
di treadmill
Di gym saya berlatih antara satu
Semoga MountMag dapat menggalakkan kegiatan
11
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
MOUNTAINEER
MountMag beberapa pengalaman pendakian gunung
BIODATA
yang pernah Anda daki hingga kini?
Nama : Agam P. Napitupulu
Antara 1968 sejak pendakian pertama hingga tahun 1981
Lahir
saya mendaki sekitar lima kali dalam satu tahun.Karena
Status : Menikah, dua anak dan dua cucu.
Terakhir, bisa juga ceritakan kepada para pembaca
keterbatasan dana, tidak banyak gunung yang didaki. Selain Gede dan Pangrango hingga masing2 lebih dari dua puluh kali, Salak, Cereme, Slamet, Agung, Semeru Rinjani dan Kerinci. Setelah itu absen dari pendakian selama enambelas tahun karena kesibukan pekerjaan. 1998 kembali mendaki sampai sekarang. Mendaki hampir semua puncak utama gunung di Jawa, Sumatra dan Nusa Tenggara, kecuali Cartenz. Gunung di luar negeri baru
: Banda Aceh, 21 Pebruari 1950
Hobby : Daki Gunung Pendidikan : Fakultas Ekonomi Univ Indonesia Pengalaman kerja : 1974-1975
Departemen Keuangan
1976-1989
PT IBM Indonesia
1990-1998
PT Bank Bali
1998-1999
PT Bank Pembangunan
Indonesia 1999-2003
PT Bank Mandiri
gunung Kinabalu. Pendakian berat yang dilakukan adalah
2004-1006
PT BCA
gunung Leuser ditahun 2008, dalam tim 7 orang selama
2006-2010
Direktur Lembaga Sertifikasi
empat belas hari. Gunung Binaiya di pulau Seram dengan
Profesi Perbankan
tim 4 orang selama 8 hari. Penjelajahan gunung Masurai,
Sekarang
Komisaris Utama, PT Krida
di Taman Nasional Kerinci Seblat selama 11 hari dalam
Upaya Tunggal Komisaris Utama, PT Bumi
Perjalanan Panjang Calon Anggota Mapala UI 2012. Setelah banyak mendaki gunung di Indonesia, meren-
Pembina, Yayasan Kesehatan
canakan untuk pendakian ke luar negeri, yaitu Afrika dan ditempat lain di dunia.
12
Daya Plaza
Bank Mandiri. INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
STUFF
Mangkok lipat dan Gelas lipat Teknologi yang berkembang dewasa ini telah di
memakan tempat di dalam ruang ransel anda dan juga
aplikasikan ke berbagai bidang tak terkecuali di dunia
bobotnya sangat ringan. Terbuat dari silicon yang aman
kegiatan alam bebas. Banyak perlengkapan baru
dan sangat fleksibel, tidak hanya itu saja, dalam keadaan
yang memudahkan para pendaki gunung dalam hal
terlipat gelas dan mangkok ini bisa disatukan sehigga lebih
penggunaannya dan yang terpenting bobotnya., salah
menghemat tempat penyimpanan di ransel. Dinding dan
satu dari perlengkapan adalah mangkuk dan gelas untuk
dasar bisa tahan terhadap suhu panas hingga 300º F atau
makan dan minum. Adalah merek Sea to Summits yang
kurang lebih 149º C. dengan berat hanya 2.4 ons, membuat
terkenal dengan produk-produk inovasinya mengenalkan
perlengkapan makan ini layak anda pertimbangkan
mangkok dan gelas yang bisa dilipat sehingga tidak
untuk di miliki. *sumber: www.seatosummit.com
Tulisan dan foto oleh: Hendri Agustin
2 1
3 4
1. Gelas dalam keadaan terlipat 2. Gelas dalam keadaan tidak dilipat 3. Mangkok dalam keadaan tidak dilipat 4. Mangkok dalam keadaan terlipat
13
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
STUFF
Tripod Multi-tool Tulisan dan foto oleh: Hendri Agustin
Multitool ini berbeda dengan multitool lainnya yang umumnya beredar di pasaran, Gerber sebagai produsen alat ini telah bekerja dengan baik mendesain nya. Selain berfungsi sebagai multitool juga bisa berfungsi sebagai tripod camera yang pas untuk segala jenis camera, dan bahkan smartphone. Steady Tool, demikian Gerber memberi nama pada produk baru mereka ini. Tiga batang kaki tripod disembunyikan dengan rapi pada pegangan multitool ini. Semua komponen lainnya, mulai dari bilah pisau hingga ke kepala obeng, terbuat dari stainless steel. *sumber: www. gerbergear.com
Berbeda dengan emergency shelter lainnya yang juga berkerja berdasarkan reflektif, bahan SOL Escape Bivy ini tidak menyebabkan terjadinya pengembunan atau
SOL Escape Bivy Tulisan dan foto oleh: Hendri Agustin
ondensasi sebagai akibat dari uap panas tubuh pemakai. Karena kemampuan breathable (bernafas) dari bahan bivy ini kondensasi uap yang dihasilkan tubuh bisa menyelinap keluar, meskipun di bagian luar bahan basah oleh hujan, dan terkena angina yang kencang. Sehingga bagian dalamnya tetap kering hangat dan nyaman digunakan. SOL Escape Bivy ini beratnya sekitar 10 ons dan besar
Disebut-sebut sebagai yang pertama dalam hal
lingkar packingannya sebesar botol Nalgene ukuran
Emergency reflective shelter dengan kemampuan
kecil. Memiliki hood (tudung kepala) dan ada tali stopper
breathability-nya”. SOL Escape Bivy buatan Adventure
nya yang bisa menutup rapat bagian muka. Sangat
Medical Kits adalah bivy bag ringan yang terbuat dari bahan
praktis untuk digunakan saat terdesak dan anda tidak
refletif yang berkerut.(menurut perusahaan pembuatnya
memiliki tenda. *sumber: www.adventuremedicalkits.
disebut dengan “Vacuum-metalized spun-bonded olefin).
com
14
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
STUFF
VANGO HELIUM 100 Tulisan dan foto oleh: Suwasti
Kecenderungan pendaki saat ini adalah membawa
sehingga membuat tenda ini cukup ringan, dengan berat
perlengkapan
satu
hanya 1.100 kg, sehingga layak untuk perjalanan singkat.
perlengkapan yang terus mengalami perkembangan
Ukuran packing yang hanya 40x10cm, membuat
teknologi adalah tenda. Saat ini begitu banyak beredar
tenda ini mudah dimasukkan kedalam ransel dan
tenda berbagai merk yang menawarkan kecanggihannya.
tidak membuat ransel kita penuh karena tenda.
Salah satu tenda yang menurut saya dapat dijadikan
Bagian dalam cukup luas dan masih bisa diisi dua
andalan adalah tenda Vango dengan type Helium 100.
orang, meskipun tenda ini diperuntukan untuk 1 orang.
Flysheet dari tenda ini terbuat dari bahan Nylon atau
Meskipun bagian dalamnya terbuat dari bahan ripstop
Polyester dan disebut dengan istilah Protex. Pada bagian
namun tetap breathable. Pada bagian ujung tenda
atas Flysheet dilapisi oleh teknologi SPU yakni lapisan
terdapat ventilasi yang fungsinya untuk mengurangi
silicon elastis yang berfungsi sebagai penghalang dari
kondensasi. Namun tenda ini bukan masuk dalam
sinar UV serta
menyerapnya air. Sedangkan bagian
type free-standing tent, sehingga agak sedikit repot
dalamnya dilapisi oleh polyurethane yang juga fleksible.
ketika mendirikan tenda sendiri, apalagi bila hujan.
seringan
mungkin.
Salah
Frame terbuat dari bahan alloy yang super ringan dan kuat
Material Door Poles Pole Material Dimension Height Total Weight Total Pack
15
Protex® 5,000HH SPU ripstop nylon 20D 1 2 Force Ten FlexLite poles-‐Aloy 210+60 x 90cm 85 cm 1.100 kg 40x10 cm
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
HEADLINE
Komunitas Pendaki Gunung Kantoran
Membentuk Jiwa Pejuang Seorang Karyawan
“
Jadilah climber dimanapun dan apapun posisi Anda. Karena sejatinya pendaki gunung adalah seorang yang mempunyai jiwa pejuang. Senantia fokus pada usaha pendakian dan menikmati prosesnya serta selalu mengevaluasi hasilnya untuk kemudian kembali bergerak menggapai puncak. Dan senantiasa berusaha untuk menuntaskan pekerjaannya dengan baik apapun tantangannya. Tulisan oleh Harley B. Sastha foto: dok. pribadi
16
“
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
HEADLINE Kamu kerja dimana? Sebuah pertanyaan yang kini
2000, dimana mulai bermunculan berbagai komunitas-
sudah umum di lontarkan sebagian pendaki gunung
komunitas penggiat alam bebas atau pendaki gunung.
ketika bertemu satu sama lain saat sedang melakukan
Terutama
pendakian. Karena memang saat ini aktifitas pendakian
melalui media internet seperti yahoo.group. Komunitas-
gunung bukan hanya di monopoli oleh organsasi-
komunitas
organsiasi pencinta alam kampus atau sekolah-sekolah.
Pangrango, Merbabu dan lain-lain. Melalui komunitas-
komunitas-komunitas tersebut
seperti
yang
berkembang
Highcamp,
Pendaki,
Kini mendaki gunung sudah banyak juga dilakoni oleh
komunitas tersebutlah berbagai informasi seputar
karyawan-karyawan perkantoran mulai dari pegawai
pendakian gunung dapat dengan mudah diperoleh.
biasa hingga mereka yang memegang jabatan tinggi di
Termasuk kegiatan-kegiatan pendakian gunung yang di
tempat kerjanya. Mereka-mereka ini bukan hanya yang
gagas oleh para anggotanya.
dulunya pernah aktif sebagai anggota pencinta alam
Seiring dengan perkembangannya kemudian mulai
di kampus atau sekolahnya saja, tetapi juga yang baru
bermunculan komunitas-komunitas pendaki gunung
mulai mengenal atau melakukan aktifitas pendakian saat
di kantor-kantor. Bahkan kini menurut informasi yang
memasuki dunia kerja.
redaksi peroleh, komunitas penggiat alam bebas dan
Perkembangan dunia informasi dan teknologi yang
pendaki gunung semakin banyak berdiri di perusahaan-
pesat seperti acara-acara televisi dan media internet
perusahaan atau pabrik-pabrik yang tersebar diwilayah
turut serta membentuk berkembangnya dunia pendakian
Jabodatebek. Mulai yang anggotanya kurang dari 10
kepada kalangan yang lebih luas, seperti para pegawai
orang hingga lebih. Sebagian besar alasan mereka
kantoran. Trend tersebut mulai terlihat di awal tahun
membentuk komunitas tersebut dikarenakan kesamaan
HEADLINE hoby dan untuk mengisi waktu luang serta membangun
“Kegiatan
pendakian
gunung
dapat
merupakan
kebersamaan dan kekompakkan diantara mereka.
pelengkap dan penyeimbang kegiatan kantor pada saat
Connie Ivonne, salah seorang jajaran manager di Bank
muncul kejenuhan aktifitas perkantoran. Bila dikelola
Mandiri mengemukakan pendapatnya kenapa kegiatan
dengan baik, kegiatan pendakian gunung sebagai
mendaki gunung itu sangat mendukung performa kerja
selingan dapat meningkatkan produktivitas karyawan.”
di kantor. Ia mengutip sebuah kalimat motivasi yang
jawab pria yang kini telah memasuki usia kepala enam
digunakan Bank Mandiri pada seluruh karyawannya,
ini. Mandiri Club Adventure (MCA), PNS Pencinta Alam
yang bersumber dari seorang motivator internasional,
Kementrian KUKM (Petala) KUKM dan Honda Adventure
Dr. Paul Stolz.
Team, merupakan tiga contoh komunitas penggiat alam bebas dan pendaki gunung perkantoran yang bisa
“Manusia yang tangguh adalah manusia yang tergolong climber, yaitu cenderung terus punya keinginan untuk naik ke puncak, meraih yang terbaik dan merespon seluruh hal yang kurang nyaman ke arah yang positif.”
dikatakan eksis serta aktif melakukan kegiatan berbagai pendakian hingga kini.
Mandiri Club Adventure (MCA) Mandiri Club Adventure (MCA) bisa dikatakan
kutip wanita yang pernah mendaki Gn. Tambora
merupakan komunitas penggiat alam bebas dan pendaki
bersama redaksi, Harley B. Sastha, saat berbincang-
gunung yang sudah sudah eksis sejak lama. Sudah lebih
bincang melalui sambungan telepon. “Sisi postif lain
dari 10 tahun komunitas ini berdiri dan mendaki berbagai
dari mendaki gunung, khususnya di perkantoran yaitu
gunung di Indonesia. Selain aktifitas pendakian dan
bisa menyatukan atau meleburkan perbedaan yang
petualangan lainnya, berbagai aktifitas sosial pun kerap
ada. Karena pada saat mendaki gunung semua melebur
dilakukan oleh MCA.
menjadi satu dan bekerjasama. Sebagaimana halnya di
“Kedepannya komunitas MCA sedang merencanakan
MCA Bank Mandiri, yang anggotanya berasal dari semua
untuk mengadakan kegiatan bersama dengan komunitas
tingkatan karyawan”, tambah wanita yang saat ini
petualang kantoran lainnya, khususnya kantor/peru-
menjadi pimpinan Bank Mandiri Cabang Kemang Plaza,
sahaan yang menjadi nasabah Bank Mandiri. Sehingga
Jakarta
dengan demikian, misi komunitas MCA bisa seiring dan
Banyak sekali manfaat yang didapat dan dirasakan dari aktifitas pendakian gunung. Termasuk mereka-mereka
sejalan dengan misi Bank Mandiri.” kata Ketua Umum Mandiri Club Adventure (MCA) saat ini, M. Muzbar.
yang juga berkecimpung dalam dunia kerja. Dengan
Secara tertulis kepada redaksi, M. Muzbar mencer-
adanya komunitas pendakian gunung di perkantoran
itakan sekilas sejarah berdirinya MCA dan beberapa
dimana para pegawai menjadi anggotanya, terbukti
kegiatan yang pernah dilakukannya. Mandiri Club
meningkatkan produktifitas, kreatifitas dan semangat
Adventure (MCA) merupakan suatu Komunitas Pegawai
kerja. Sebagaimana dikatakan oleh Agam P. Napitupulu,
Bank Mandiri yang menyukai kegiatan petualangan di
pensiunan Executive Vice Presiden Bank Mandiri, yang
alam bebas. Komunitas yang pada awal terbentuknya
juga menjadi salah seorang pencentus berdirinya Jelajah
bernama Jelajah Alam Mandiri (JAM) ini, dideklarasikan
Alam Mandiri yang kini bernama Mandiri Club Adventure.
oleh sekitar tujuh puluh lima orang pegawai Bank Mandiri
18
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
HEADLINE di Puncak Gunung Gede pada awal tahun 2000-an. Untuk
termasuk Seven Summit Dunia, yaitu Puncak Cartenz
membackup tugas ketua umum, MCA juga mempunyai
di Papua atau Puncak Uhuru - Kilimanjaro di Tanzania”
Ketua II, Nola Juasnita, yang juga menjadi pimpinan Bank
tambah pria yang pernah menjabat Pimpinan Cabang
Mandiri Cabang China. Kegiatan Komunitas MCA cukup
Utama Bank Mandiri Jatinegara, Jakarta Timur.
banyak diminati oleh para pegawai dari berbagai level jabatan yang ada di Bank Mandiri, karena itulah kami membagi sifat kegiatannya menjadi:
Honda Adventure Team Menurut salah satu anggotanya, Hendro Kurniawan,
- Kegiatan yang bersifat fun dan massal, yang dapat
klub penggiat alam bebas dan pendaki gunung ini berdiri
diikuti oleh semua anggota komunitas. Bentuk kegia-
sejak tahun 2003. Kemudian pada tahun 2007 di deklar-
tannya berupa Trekking, Pendakian, Arung Jeram dan
asikan secara resmi oleh perusahaan PT. Astra Honda
Perkemahan. Kegiatan massal ini biasanya dilengkapi
Motor. Sebagaimana halnya MCA, Honda Adventure
dengan kegiatan sosial di tempat kegiatan dilaksanakan.
Team juga melakukan berbagai aktifitas sosial seperti
- Kegiatan yang bersifat ekspedisi dan ekstrem, yang hanya
bakti sosial dan sunatan massal.
dapat diikuti oleh anggota komunitas yang sudah cukup
Walaupun tidak sebesar MCA, namun Honda Adventure
berpengalaman. Bentuk kegiatannya berupa Pendakian,
Team hingga kini juga terus aktif melakukan berbagai
Pengarungan dan Penjelajahan.
kegiatan pendakian. Berikut ini beberapa gunung di
- Kegiatan yang bersifat kemanusiaan, yang dapat diikuti
Indonesia yang pernah didaki oleh klub tersebut, yaitu,
oleh anggota komunitas dengan persyaratan tersendiri.
Gunung Gede, Gn. Pangrango, Gn. Salak, Gn. Lawu,
Kegiatan yang pernah dilakukan adalah Evakuasi korban
Gn. Semeru, Gn. Bromo, Gn. Arjuno, Gn. Welirang, Gn.
Gempa & Tsunami di Aceh, Gempa di Yogyakarta dan
Argopuro, Gn. Rinjani, Gn. Agung, Gn. Kerinci, Gn. Batur,
Pangalengan, serta evakuasi korban jebolnya Situ Gintung.
Gn. Merbabu, Gn. Merapi, Gn. Ciremai, Gn. Slamet, Gn.
Agar tidak mengganggu kegiatan kedinasan, maka
Sindoro, Gn. Sumbing dan Gn. Krakatau.
biasanya kegiatan MCA yang bersifat ekspedisi dilak-
PNS Pencinta Alam Kementrian KUKM (PETALA) KUKM
sanakan pada hari libur panjang atau pada saat cuti dan
Komunitas Petala KUKM diprakarsai oleh tiga orang
biasanya waktunya diatur bersamaan.
pegawai Kementerian Negara Koperasi dan UKM
Sampai dengan saat ini, komunitas MCA telah
RI sekitar bulan September 2007. Menurut Agung
melakukan pendakian ke hampir sebagian besar gunung-
Susetyono, salah seorang pendirinya mengatakan
gunung yang berada di Indonesia. Diantaranya Gn.
bahwa komunitas ini dibentuk selain karena kesamaan
Leuser, Gn. Kerinci, Gn. Dempo, Gn. Ciremai, Gn. Slamet,
hoby, juga mempunyai tujuan terciptanya kerjasama
Gn. Sumbing, Gn. Sundoro, Gn. Merapi, Gn. Merbabu,
yang sinergis dalam mempererat persaudaraan dalam
Gn. Lawu, Gn. Welirang, Gn. Arjuno, Gn. Semeru, Gn.
penyaluran ide dan hoby.
Argopuro, Gn. Raung, Gn. Agung, Gn. Rinjani, Gn. Rante-
Secara tertulis, Agung Susetyono menceritakan sejarah,
kumbolo, Gn. Binaiya dan Gn. Kinabalu.
visi dan misinya serta beberapa kegiatan pendakian yang
“Kedepannya, dalam jangka waktu yang tidak terlampau
pernah dilakukan Petala KUKM ini kepada redaksi.
lama, komunitas MCA merencanakan untuk melakukan
Berawal pada tanggal 15 September 2007, tiga orang
pendakian ke salah satu dari puncak gunung yang
pegawai di lingkungan Deputi Bidang Pembiayaan-
19
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
HEADLINE
Kementerian Negara Koperasi dan UKM RI memiliki ide
persaudaraan diantara karyawan dilingkungan Deputi
dan hobi yang sama dan berupaya menyalurkannya ke
Bidang Pembiayaan melalui penyaluran hoby terhadap
dalam sebuah wadah organisasi khusus karyawan yang
alam. Sedankan tiga misi yang mendorong dibentukanya
menggemari petualangan di alam bebas. Mereka adalah
PETALA yaitu:
Pristiyanto, Agung Susetiyono dan Hadi Purnama.
- Mengembangkan keperdulian terhadap lingkungan
Terbentuknya komunitas ini ditandai dengan
sosial dan lingkungan alam.
melakukan pendakian perdana ke Gunung Gede melalui
- Mewujudkan kerjasama yang sinergis antara karyawan
jalur Cibodas. PNS Pecinta Alam (PPA) Kemenkop dan
Deputi Bidang Pembiayaan melalui penyaluran hoby
UKM merupakan nama awal yang dicetuskan saat itu
terhadap alam.
dengan dibawah kepengurusan Pristiyanto. Kemudian
- Mengembangkan potensi sumberdaya dan keter-
mulailah disusun AD/ART lengkap dengan lambang
ampilan karyawan Deputi Bidang Pembiayaan.
dan arti lambang untuk melengkapi komponen sebuah
Selain melakukan pendakian gunung, PETALA juga
organisasi pencinta alam dilingkungan karyawan Deputi
melakukan berbagai aktifitas kegiatan alam lainnya serta
Bidang Pembiayaan, Kemenkop dan UKM RI.
social. Selain itu juga melakukan edukasi dan pembuatan
Dalam perjalanannya setelah melakukan diskusi dan
tulisan yang diperuntukkan bagi internal anggotanya.
pembicaraan, pada tanggal 23 Oktober 2008, terjadilah
Gunung Gede, Gn. Tankuban Perahu, Gn. Slamet
perubahan nama organisasi dari PPA menjadi PETALA
dan Gn. Rinjani, adalah sebagian gunung-gunung yang
(PNS Pecinta Alam) yang sekaligus mengganti kepen-
pernah di daki oleh PETALA.
gurusan organisasi dari Pristiyanto kepada ketua baru yaitu Agung Susetiyono.
Dalam perkembangannya kini anggota PETALA telah bertambah menjadi 11 orang. Kedepannya komunitas ini
Pendakian ke Gunung Slamet pada tanggal 19
akan melakukan regenerasi keanggotaan/kepengurusan
Desember 2009 yang dilakukan oleh Agung Susetiyono
dan dalam waktu dekat akan melakukan kegiatan yang
dan Hadi Purnama sekaligus menjadi tanda pelimpahan
sifatnya membangun kebersamaan dan kreatifitas
kepengurusan dari. Agung Susetiyono kepada Hadi
sesama anggota.
Purnama yang kemudian memimpin PETALA hingga saat ini. Visi dari PETALA yaitu menciptakan dan mepererat
20
Selain di berkembang di wilayah Jabodetabek, komunitas
penggiat
alam
dan
pendaki
gunung
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
HEADLINE perkantoran juga berkembang di daerah-daerah. Salah
aktifitas pendakian gunung. Misalnya, sharing diantara
satu contohnya Pertamina Pencinta Alam, Patrapala,
anggotanya yang kebetulan memiliki pengetahuan
Cilacap. Menginjak usianya memasuki lima tahun, sudah
tersebut atau mengikuti kegiatan-kegiatan yang sifatnya
banyak aktifitas alam bebas dan kegiatan sosial yang
praktis yang diadakan oleh beberapa organisasi pendaki
telah dilakukan Patrapala.
gunung laiinnya. Juga rajin mencari berbagai informasi
Berdasarkan informasi yang dikutip redaksi dari
tentang aktifitas pendakian gunung dari berbagai
blognya, beberapa gunung yang pernah didaki Patrapala
sumber, mulai dari media online seperti internet, televisi,
yaitu Gn. Rinjani, Gn. Ciremai, Gn. Merapi, Gn. Slamet, Gn.
buku, majalah dan sebagainya. Mengingat begitu besar
Gede, Gn. Pangrango, Gn. Sindoro dan Gn. Lawu.
manfaatnya, semoga beberapa contoh komunitas pendakian gunung di atas dapat menjadi pemicu
Menjadi Seorang Climber Melihat semakin banyaknya orang-orang yang
berdirinya komunitas sejenis di kantor-kantor lainnya yang saat ini belum ada.
menggemari kegiatan alam bebas dan pendakian gunung
Telah terbukti berdirinya komunitas pendaki gunung
pada khususnya, diharapkan akan semakin tumbuh dan
perkantoran dan mereka yang aktif dalam kegiatan
tinggi rasa cinta tanah air pada diri mereka.
mendaki gunung dapat meningkatkan produktifitas,
Namun, berkembangnya komunitas pendaki gunung perkantoran juga harus dibarengi dengan dengan pelatihan-pelatihan praktis para anggotanya mengenai
kebersamaan, kreatifitas dan semangat kerja mereka di ditempat kerjanya masing-masing.
HEADLINE “Jika dilakukan dengan baik dan benar, mereka yang
beristirahat serta mendirikan tenda di tempat yang
aktif mendaki gunung akan mempunyai nilai lebih di
datar. Cepat puas dengan apa yang sudah diperolehnya.
tempat kerjanya. Karena mereka sudah terbiasa meng-
Tidak tertantang untuk mengambil peluang dan resiko
hadapi berbagai rintangan dan permasalahan pada saat
yang lebih besar dari sebelumnya. Namun begitu sudah
melakukan pendakian dengan cara mencari solusinya
selangkah lebih baik dari quitter. Setidaknya mereka
serta memberi dukungan satu sama lainnya”, ucap
sudah merasakan tantangan. Sudah berani melakukan
Connie Ivonne, sebelum mengakhiri pembicaraannya.
pekerjaan yang beresiko walaupun itu masih terukur
Sebagaimana sebelumnya telah dikutip oleh Connie
dan aman. Sayangnya mereka ini biasanya hanya berse-
Ivonne, secara lengkap Dr. Paul Stolz, mengibaratkan
mangat di awal saja dan pada akhirnya akan berhenti di
kehidupan manusia seperti mendaki gunung pada saat
tengah jalan.
CLIMBER
menyeselaikan pekerjaan untuk mencapai sesuatu. Dalam hal ini, Stolz, membaginya menjadi tiga type:
Merupakan type pendaki gunung sebenarnya. Mereka
QUITTERS
ini adalah orang yang mempunyai jiwa pejuang. Siap
Biasanya langsung berhenti di awal-awal pendakian.
pada usaha pendakian dan menikmati proses tersebut.
Cenderung untuk selalu memilih jalan yang lebih datar
Bagi mereka mundur sejenak adalah proses alamiah
dan mudah. Merupakan type orang yang bekerja sekedar
dari
untuk bertahan hidup. Mereka adalah orang yang mudah
serta mengevaluasi hasil pendakian untuk kemudian
putus asa dan menyerah di tengah jalan, tergesa-gesa,
bergerak lagi mendaki untuk menggapai puncak. Mereka
ingin cepat sampai ke tujuan. Tidak tahan terhadap hal
orang yang tidak pernah menyerah. Selalu berusaha
yang sifatnya tantangan. Mempunyai semangat kerja
untuk menuntaskan pekerjaannya dengan baik apapun
yang minim, tidak berani meninggalkan zona nyaman
tantangannya.
atau mengambil resiko dan cenderung kurang kreatif.
Jadi, jika ditempat kerja Anda belum ada komunitas
CAMPERS
pendaki gunung perkantoran, tidak ada salahnya Anda
Senang mendaki hanya sampai pada ketinggian tertentu.
climber baik di tempat kerja, kampus atau dimanapun
Kemudian mengakhiri pendakian dan memilih berhenti,
dan apapun posisi Anda.
22
menghadapi dan mengambil resiko. Senantiasa fokus
pendakian.
Senantiasa
mempertimbangankan
untuk mulai merintisnya dari sekarang. Jadilah seorang
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
JOURNAL
Puncak Gunung Bukan Tujuan Utama Tulisan dan foto oleh: Tuti Widhiastuti
Walaupun banyak pendaki gunung yang berupaya
kebahagiaan tersendiri dalam hatiku. Perasaan seperti
menaklukan puncak gunung yang didakinya, tetapi
itulah yang membuat aku selalu merindukan untuk
puncak itu bukan segala-galanya atau tujuan utama.
kembali mendaki gunung. Seperti kata sebuah pepatah
Paling tidak itulah yang aku rasakan dari setiap akhir
yang sudah cukup populer, kita yang merencanakan
pendakian yang bisa jadi berbeda dengan yang dirasakan
Tuhan jugalah yang menentukan. Hal itu yang aku rasakan
oleh pendaki lain, termasuk kawan seiring dalam
pada waktu melakukan pendakian Gunung Slamet, Jawa
pendakian.
Tengah. Aku terpaksa menghentikan pendakian tersebut.
Pengalamanku menunjukkan, untuk mendaki sebuah
Gunung Slamet yang mempunyai ketinggian 3432 mdpl,
gunung di atas ketinggian 2000 meter (dari permukaan
merupakan gunung berapi tertinggi di Jawa Tengah, atau
laut) diperlukan satu persiapan yang prima. Selain
kedua di Jawa setelah Gunung Semeru di Jawa Timur.
mempersiapkan kondisi badan, juga peralatan yang
Sampai kini Gunung Slamet yang mempunyai bentuk
harus dibawa, mulai dari pakaian, peralatan pendakian
seperti kerucut, mempunyai kawah yang masih aktif.
sampai dengan “peta pita” yang menjadi panduan jalur
Letaknya tidak jauh dari perbatasan Kabupaten Brebes,
pendakian. Di samping itu kita harus pula memperhi-
Purbalingga, Banjarnegara, Banyumas, dan Kabupaten
tungkan cuaca yang mungkin bisa menjadi kendala dalam
Pemalang.
pendakian nanti. Dalam beberapa kali pendakian, aku selalu berupaya
20 Januari 2012.
agar dapat mencapai puncak yang ditargetkan. Dan
Pada tanggal itu, aku bersama 9 teman berkumpul di
umumnya semua target dapat tercapai, yang membuat
Terminal Lebak Bulus, Jakarta Selatan pada pukul 17.00,
23
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
JOURNAL yang telah disepakati bersama menjadi meeting point. Dan sesuai dengan yang direncanakan, kami berangkat dengan menumpang bus Malino Putra yang bertarif @ Rp.65.000,-/orang. Tepat pukul 18.00 bus berangkat meninggalkan terminal Lebak Bulus menuju Rawamangun, Jakarta Timur, untuk mengambil penumpang lainnya. Perjalanan ke Rawamangun sedikit agak mengganggu hatiku yang sedang “riang”. Maklum sore hari yang bertepatan dengan yang pulang kantor, ditambah lagi hari itu adalah hari Jum’at dan senen merupakan tanggalan merah, yang oleh beberapa kalangan disebut sebagai long weekend. Jadi macetnya tidak ketulungan, yang membuat kami kehilangan waktu 45 menit dari jadual yang telah ditentukan. antar teman, telah menarik minat yang lainnya untuk ikut,
21 Januari 2012 Sekitar pukul 05.00 bus yang kami tumpangi tiba di
termasuk Ajeng. Oleh karena itu, untuk mempermudah perjalanan
menuju
basecamp
di
Blambangan,
teminal bus Purwokerto, Kabupaten Banyumas. Begitu
Purbalingga, kami menyewa truk seharga Rp.650.000,-
bus berhenti, kami pun segera membereskan barang
pp. Namun Ajeng dan ketiga temannya tidak ikut dalam
perlengkapan kami dan bergegas turun. Sebab, bus hanya
truk sewaan, melainkan dalam kendaraan pribadi yang
sekedar numpang lewat di terminal ini dan meneruskan
dibawa Ajeng.
perjalanannya kembali menuju kota Wonosobo. Mata
Perjalanan ke basecamp memakan waktu sekitar 2
terasa masih berat sewaktu melangkah ke dalam terminal
jam. Dan setibanya di tempat itu dan berkumpul dalam
bus yang dijadikan sebagai meeting point kedua. Artinya
sebuah gedung bernama Pondok Pemuda. Gedung ini
kami telah bersepakat dengan rombongan Mahasiswa
dibangun oleh Pemerintah Daerah Purbalingga untuk
Pecinta Alam Universitas Sudirman (Mapala – Unsud),
keperluan para pendaki gunung. Di tempat ini aku dan
Purwokerto. Sambil menunggu mereka, kami pun mengisi
teman-teman merepacking perlengkapan agar lebih
perut dengan menu yang ada di terminal itu sebagai
rapih, sekaligus saling mencek ulang kelengkapannya
sarapan pagi. Bagiku perjalanan kali ini cukup “istimewa”
agar tidak ada yang ketinggalan atau tercecer. Beberapa
karena dapat bersama-sama melakukan perjalanan
teman ditugaskan untuk mencari makanan agar kondisi
dengan teman-teman dari Jakarta dan Mapala-Unsud,
badan menjadi fit selama pendakian. Sementara itu, Oji,
yang salah satu anggotanya adalah Ajeng, keponakanku,
salah seorang temanku dari Jakarta, melapor perijinan
yang datang bersama tiga orang temannya.
pendakian kepada petugas setempat sesuai dengan
Pada awal perencanaan, jumlah orang yang akan ikut
prosedur.
mendaki Gunung Slamet adalah 9 orang dari Jakarta
Aku sempat khawatir dengan keponakanku. Ternyata
dan 3 orang dari Purwokerto. Namun pada saat pelak-
setelah aku cek ulang perlengkapan yang dibawanya,
sanaanya, jumlahnya membengkak menjadi 29 orang,
sangat jauh dari standar minimal pendakian. Ia hanya
wooow banyak juga pikirku. Rupanya dari pembicaraan
menggunakan celana jeans, bersepatu kets biasa, jas
24
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
JOURNAL
hujan yang umum dipakai untuk naik sepeda motor,
jas hujannya dengan jas hujan yang kupakai. Setelah dia
serta membawa lampu senter yang hampir mati. Namun
setuju, kami berhenti di tempat yang sedikit teduh untuk
dengan semangatnya yang mendapat dukungan dari
melakukan penukaran jas hujan. Pada kesempatan itu aku
ketiga temannya, akhirnya hatiku lega dan yakin, ia akan
pun memintanya agar dia menggunakan sarung tangan
mampu melakukan pendakian.
dan topi yang sedikit banyak dapat menjaga kehangatan
Menu makan siang kami pada dasarnya cukup
tubuhnya. Setelah itu perjalanan kami lanjutkan.
sederhana atau seadanya jika dibandingkan dengan
Sekitar dua jam kemudian kami tiba di Posko 1. Di
menu yang biasa dimakan di rumah. Namun dalam situasi
tempat ini terdapat satu bangunan yang relatif besar dan
penuh kebersamaan, menu yang demikian sederhana
cukup nyaman untuk kami melepaskan lelah. Di tempat
itu terasa seperti menu restaurant kelas wahid. Setelah
ini aku sempat beristirahat sambil mengemil makanan
berpose, berfotoria yang disusul doa bersama, kami pun
ringan yang kubawa, yang sedikit banyak cukup untuk
menyiapkan diri untuk berangkat. Jarum jam menun-
menstabilkan kembali kondisi badanku yang sempat
jukkan angka 15.00 WIB sewaktu rombongan kami mulai
menurun karena terguyur hujan.
bergerak menuju puncak Gunung Slamet. Hujan yang
Sekitar pukul 17.00, rombongan kembali melanjutkan
diiringi angin kencang ikut serta mengiringi pendakian
perjalanan menuju Posko 2. Aku tetap berjalan tidak jauh
siang itu.
dari Ajeng dan teman-temannya. Jalur dari Posko 1 ke
Awal pendakian relatif tidak menyulitkan. Setelah
Posko 2 relatif lebih berat daripada jalur sebelumnya.
melampaui “gerbang pendakian”, rombongan kami
Jalannya lebih terjal dan licin dengan kiri kanan bukan
memasuki wilayah peladangan. Sepanjang perjalanan,
lagi ladang, melainkan hutan belantara, ditambah malam
aku selalu berusaha berada di belakang keponakanku.
pun telah tiba. Oleh karena itu kami selalu berjalan secara
Dan aku mulai merasa khawatir akan dirinya yang
berkelompok agar satu sama lain dapat saling mengin-
mulai mengeluh merasa kedinginan. Kekhawatiranku
gatkan dan saling menjaga. Rasa was-was dan khawatir
semakin menjadi-jadi melihat dia yang terlihat kurang
kembali menyergapku manakala melihat Ajeng terlihat
nyaman dengan jas hujan yang dipakainya. Oleh karena
sangat kecapaian dan kedinginan. Wajahnya pun terlihat
itu akhirnya aku mendekatinya dan menawarkan untuk
semakin memucat. Meskipun hati sangat cemas, namun
25
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
JOURNAL
aku berusaha menyembunyikan kecemasan itu. Terus
Oleh karena itu aku minta ijin kepada teman-temanku
terang aku merasa tidak nyaman lagi untuk meneruskan
agar mengijinkan membawa Ajeng ke dalam tenda, agar
perjalanan dan ingin mengajak Ajeng untuk kembali.
dia dapat mengganti pakaiannya yang basah. Aku pun
Namun akal sehatku mencegahnya, karena tidak
mencarikan air minum hangat yang sedikit banyak dapat
mungkin mengajak dia kembali di bawah kondisi cuaca
menghangatkan badannya. Aku mendatangi Oki dan
yang sangat tidak bersahabat. Semula saya mengusulkan
meminta ijin untuk membuka tenda pula seperti yang
agar membuka tenda di Posko 2. Akan tetapi teman-
lain. Sebab, aku tidak dapat membayangkan lagi, apakan
teman menyarankan agar tetap melanjutkan perjalanan
Ajeng, termasuk aku sendiri, masih sanggup menuju
dan membuka tenda di Posko 3. Akhirnya aku pun setuju
Posko 3 yang jarak tempuhnya sekitar 1-2 jam, menurut
untuk melanjutkan perjalanan menuju Posko 3
OKi dengan keadaan kami seperti ini.
Perjalanan menuju ke Posko 3 terasa menjadi jauh dan
Di satu pihak aku demikian berharap dapat mendirikan
berat. Dengan perlahan-lahan kami mengatur langkah
tenda di Posko Bayangan karena kondisi yang telah
demi langkah agar tidak tergelincir sambil berdoa agar
kusebut tadi. Namun di pihak lainnya, aku pun menyadari
segera sampai di Posko 3. Aku menukarkan lampu
bahwa di tempat itu sudah tidak memungkinkan lagi
senterku yang masih baik dengan lampu senter Ajeng
mendirikan tenda dengan cukup baik. Dalam kebin-
yang cahayanya sudah meredup. Dalam perjalanan itu
gungan dan kepanikan itu, aku berdoa kepada Tuhan
aku mulai merasa lelah dan kedinginan karena memang
Yang Maha Kuasa agar dapat membangun tenda di
tidak menggunakan jas hujan. Namun dengan semangat
tempat itu. Dalam suasana seperti itu, aku mendengar
yang terus menerus kujaga. Terus terang aku tidak mau
Oki memanggil-manggil namaku. Setelah aku yakin itu
moril Ajeng ikut runtuh setelah melihat tantenya ambruk.
suara Oki memanggil namaku, maka aku pun bangkit.
Apalagi setelah beberapa kali aku melihat langkah Ajeng
Sungguh ajaib, paling tidak itulah ungkapan rasa hatiku
menjadi gontai dan terpeleset karena jalan licin dan
kala itu, melihat tendaku telah berdiri walaupun posisinya
kelelahan.
kurang baik. “Ya Allah.. Engkau Maha Pengasih dan Maha
Akhirnya, setelah berkutat selama sekitar dua jam,
Pendengar..”desisku.
kami sampai di Posko Bayangan, yaitu Posko sebelum
Aku pun segera mengajak Ajeng. Segera setelah itu kami
Posko 3. Ternyata di tempat ini sudah banyak tenda
membuat minuman hangat dan memasak mie instant.
yang didirikan. Aku sedikit kaget dan panik melihat muka
Dalam cahaya lampu yang samar-samar, kami dapat
Ajeng yang semakin pucat dengan tubuh yang mengigil.
menghangatkan badan kami yang nyaris membeku. Tak
26
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
JOURNAL terasa mata kami pun tertutup, tidur.
22 Januari 2012 Sekitar pukul 03.00 dini hari, aku terbangun dari tidur oleh suara gemuruh angin yang bertiup menggoyangkan tenda kami. Aku menjadi was-was, takut pohon di dekat tenda kami tumbang. Akibatnya aku sulit memejamkan mata kembali. Mataku tetap melotot sampai jarum jam menunjukkan pukul 05.00. Aku melihat teman-teman tidak ada yang terbangun oleh suara angin. Dalam situasi
teman-teman lainnya meneruskan perjalanannya menuju
itu aku kembali tersentak melihat Ajeng terbangun dan
puncak Gunung Slamet. Walaupun jalannya menurun,
mengigil kedinginan. Waktu kuraba kaki dan tanganya,
tidak berarti gampang dilewati begitu saja, Kondisi yang
terasa sangat dingin. Oleh karena itu kusuruh dia meng-
terjal dan licin, ditambah habis diguyur hujan semalaman,
gunakan sleeping bag-ku. Tak lupa aku pun menyerahkan
membuat kami harus ekstra hati-hati melewati jalan
sarung tangan dan kaus kakiku untuk dipergunakannya.
setapak demi setapak. Aku masih sempat melihat Ajeng
Hasilnya cukup baik, Ajeng dapat tidur kembali dengan
sesekali terpeleset, bukan saja karena jalannya licin,
lelap.
tapi karena sepatu kets-nya memang tidak cocok untuk
Sambil melihat keponakanku yang tertidur lelap, fikiranku terus menerawang, mengandai-andai apa
mendaki gunung. Setelah berjalan sekitar 2 jam, akhirnya kami tiba di Posko 1.
yang akan terjadi andaikata aku dan keponakanku
“What a surprise?” teriakku dalam hati. Bagaimana
tetap meneruskan pendakian sesuai rencana? Jika
tidak, di Posko ini aku bertemu Oji dan tiga temannya.
melihat kondisi tubuhnya, rasanya tidak mungkin untuk
Menurut Oji, mereka kesasar karena salah mengambil
meneruskan pendakian. Akhirnya aku memutuskan
jalur, sehingga berputar arah, bukannya menuju Posko
mengakhiri pendakian sampai Posko Bayangan yang
3, melainan sebaliknya, kembali ke basecamp. Untung
berada di ketinggian 2500 mdpl. Aku bertekad mengajak
saja kesalahan mereka tidak berakibat fatal. Peristiwa
Ajeng untuk kembali ke basecamp.
Oji dan kawan-kawannya, bagiku merupakan satu
Setelah Ajeng dan teman-temannya bangun, aku
pelajaran penting. Artinya, untuk mendaki gunung,
mengajak mereka mendiskusikan situasi alam dan
kita harus siap lahir batin dan yakin terhadap jalur yang
kondisi tubuh masing-masing, yang menurutku tidak
hendak ditempuh. Selain itu langkah-langkah prosedural
mendukung lagi untuk satu pendakian sampai puncak
seperti melapor atau mendaftar kepada pihak petugas
Gunung Slamet. Aku mohon pamit akan membawa Ajeng
sebelum melakukan pendakian, sehingga jika terjadi
turun menuju bawsecamp. Teman-teman mendukung
suatu masalah, lebih mudah menghubungi pihak yang
keputusanku, walaupun mereka akan tetap meneruskan
bertugas.
pendakiannya. Sementara ketiga teman Ajeng memutuskan pula untuk ikut mendampingi Ajeng.
Setelah mendengar penjelasanku mengenai alasan menghentikan pendakian, Oji dan teman-temannya
Setelah saparan pagi, kami membereskan pakaian dan
kembali meneruskan pendakiannya, menyusul teman-
semua peralatan. Dan sekitar pukul 09.00 aku, Ajeng
teman yang sudah lebih dahulu. Sementara aku mengajak
dan ketiga temannya kembali ke basecamp. Sementara
Ajeng dan teman-temannya untuk beristirahat sejenak di
27
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
JOURNAL
Posko 1 dan memutuskan untuk makan siang, yang diper-
Gunung Slamet. Namun setelah kurenungkan kembali,
siapkan oleh tiga teman lelaki Ajeng. Sambil menunggu
perjalanan itu bukanlah satu kegagalan. Dari peristiwa
makanan matang, aku dan Ajeng sibuk berpose mengab-
itu justru aku memperoleh pelajaran yang berharga.
adikan momen ini sambil menikmati pemandangan alam.
Pertama, untuk mendaki gunung memang harus diper-
Dari tempat itu, Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing
siapkan dengan baik, walaupun kita sudah berkali-kali
terlihat sangat indah.
melakukannya. Terbukti orang sekelas Oji yang sudah
Keindahan itu terasa semakin lengkap ketika teman
berkali-kali menaklukan puncak gunung, akhirnya
Ajeng berteriak, “ ayu makan..” Makanan sudah siap
kesasar juga. Kedua, kita harus menyiapkan peralatan,
saji, wooow...terimakasih Oki, Amung dan Anwar,....
paling tidak sesuai dengan standar untuk pendakian.
nikmaat..yummy....
Hal ini terbukti dari pengalaman Ajeng yang berangkat
Setelah selesai makan siang, aku dan Ajeng memu-
dengan peralatan seadanya, yang akibatnya menderita
tuskan untuk melanjutkan perjalanan turun mendahului
sepanjang pendakian. Ketiga, dalam situasi kritis, kita
teman-teman Ajeng yang masih membereskan sisa
harus cepat mengambil keputusan untuk melakukan
makan dan peralatannya. Dari Posko1 ke basecamp,
penyelamatan, meskipun hal itu berarti satu ”kegagalan”
jalannya relatif lebih datar dan lebih rata, sehingga
Mungkin pengalamanku ini tidak ada apa-apanya bagi
mudah dilalui. Aku melihat langkah-langkah Ajeng tidak
para pendaki “senior”, tapi mungkin cukup berharga
lagi sempoyongan seperti sebelumnya. Satu setengah
dan memberikan inspirasi bagi para pemula yang tertarik
jam kemudian kami tiba di Pondok Pemuda.
untuk menjadi pendaki gunung.
Aku mengajak Ajeng minum teh hangat di warung yang
Seperti tertulis pada judul artikel ini, bagiku menaklukan
tidak jauh dari Pondok Pemuda, sekaligus menunggu
puncak gunung bukanlah segala-galanya yang harus
teman-teman Ajeng. Sebenarnya minuman yang disajikan
dibayar oleh nyawa. Keselamatan, persaudaraan, dan
biasa-biasa saja, tapi saat itu terasa nikmat bukan main.
pertemanan jauh lebih berharga dibandingkan sebuah
Setelah semuanya berkumpul, akhirnya dengan mobil
puncak gunung. Tidak ada rasa sesal atau kecewa dalam
Ajeng, kami kembali ke Purwokerto.
hatiku untuk menghentikan pendakian. Kegagalan dapat
Pendakianku ke Gunung Slamet dapat dikatakan
diulang dan diperbaiki.
gagal total. Hal itu jika tolak ukurnya adalah puncak
28
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
MOUNTAIN SKILL
KETERAMPILAN BERJALAN UNTUK PENDAKI GUNUNG Tulisan oleh Rahmat Rahmanta, diedit oleh
Pendakian gunung merupakan salah satu aktivitas pilihan para petualang yang menyukai tantangan medan mendaki dan menurun. Variasi jalan setapak yang dilalui menjadi keasyikan tersendiri selain tentunya menikmati
PENGENALAN MEDAN PENDAKIAN GUNUNG Salah satu pakar yang mendefinisikan pendakian
panorama alam pegunungan dan udara sejuk yang
gunung
secara
tehnis
yakni
Schurman
(pakar
bersih. Namun, petualangan tidak lagi menjadi asyik dan
mountaineering dan juga seorang spesialis dalam
seru saat perjalanan terganggu oleh kondisi tubuh yang
strength and conditioning) dalam bukunya yang
mulai kepayahan atau bahkan mengalami cidera. Salah
berjudul The Outdoor Athlete (2009) membaginya
satu penyebab utama kejadian ini adalah karena keter-
menjadi dua “nontechnical terrain” dan “technical
ampilan berjalan yang buruk.
terrain.” Medan non teknis dapat ditempuh dengan
Karena itu, menjadi sangat penting bagi pegiat aktivitas
aktivitas hiking, trekking, dan backpacking (terkadang
ini apa pun tujuannya baik sekedar berpetualang atau
scrambling, berjalan mendaki dengan sedikit bantuan
untuk berolahraga, memiliki keterampilan berjalan di
tangan) sehingga cukup jelas maksudnya bahwa medan
medan mendaki dan menurun.
tersebut dapat kita lalui tanpa harus melakukan teknis
29
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
MOUNTAIN SKILL tertentu yang biasanya dihubungkan dengan aktivitas
mendaki, melompat, mendaki dengan bantuan tangan
panjat tebing (rock climbing). Artinya medan non teknis
untuk keseimbangan dengan memegang pohon/batu
dapat kita tempuh tanpa bantuan alat-alat panjat.
begitu pula sebaliknya ketika menuruni bukit, dan
Sementara medan teknis hanya dapat ditempuh dengan
sebagainya) sehingga dapat dikatakan memungkinkan
aktivitas mountaineering yang memerlukan proteksi tali
banyak gerakan yang harus dilakukan. Gerakan tersebut
pengaman dan alat-alat panjat lainnya.
bisa dilakukan hingga ratusan kali bahkan lebih hingga berjam-jam. Sehingga diperlukan pula berbagai aktivitas
HIKING, TREKKING, BACKPACKING
pemulihan termasuk di dalamnya pemulihan nutrisi (makan dan minum) yang berkesinambungan agar tubuh
Istilah hiking, trekking, atau backpacking sudah sering
tetap memiliki energy untuk bergerak.
kita dengar dan terasa tidak asing. Namun Schurman
Dalam pendakian gunung, walau sangat terbuka untuk
mendefinisikannya sebagai berikut, bahwa hiking adalah
berbagai gerakan, namun yang paling mendominasi
aktivitas sehari dalam beberapa jam saja melalui medan
adalah gerakan berjalan. Baik itu mendaki maupun
mendaki tidak terlalu tinggi dan tidak rata.
menurun. Ini dilakukan bisa berjam-jam dengan ribuan
Pengertian trekking adalah serangkaian harian aktivitas
langkah. Sehingga untuk memelihara kesinambungan
hiking yang simultan bermalam di penginapan lokal
gerakan jalan kita maka hal yang paling penting kita
(huts) atau tenda/shelter. Bawaan yang kita bawa
lakukan adalah berjalanlah seefisien mungkin. Banyak
biasanya untuk makan utama, snack, kamera, air, jaket
cara yang dapat kita lakukan dengan prinsip berjalan
dan pakaian sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
seefisien mungkin. Antara lain sebagai berikut:
Sementara perlengkapan tidur termasuk tenda, pakaian cadangan, bahan bakar, dan lain-lain dibawakan oleh pengangkut barang/porter. Trekking lebih banyak
(1) Berjalan zig-zag (seperti mengikuti alur air ketika
memakan biaya dibanding hiking dan membutuhkan
bergerak) sehingga naturalisasi gerakan berjalan kita
endurance yang lebih dengan masa pemulihan (recovery)
masih dapat dipertahankan dan tidak memaksan otot-
yang lebih minim.
otot berjalan kita bekerja terlalu keras.
Backpacking yang dimaksud adalah aktivitas perjalanan
(2) Menapaklah dengan telapak kaki yang penuh di se-
menginap beberapa hari bahkan berminggu-minggu
tiap tanjakan/step sehingga pembagian tenaga yang
yang mengharuskan pegiatnya membawa sendiri segala
dibebani pada otot kaki kita tidak terpusat pada salah
kebutuhannya selama perjalanannya. Biasanya perjala-
satu otot saja. Analoginya adalah sama halnya dengan
nannya melintasi beberapa desa hingga daerah terpencil
berjalan jinjit di lantai datar yang dapat membebani otot
(remote backcountry).
betis kita sehingga kalau ini sering dilakukan akan terjadi
KETERAMPILAN BERJALAN DI MEDAN PEGUNUNGAN (HIKING-TREKKING SKILLS)
cidera (over use syndrome). (3) Berjalanlah dengan langkah yang tidak terlalu lebar seperti langkah anak kecil (baby step) sehingga beban otot kita tidak terbebani secara maksimum untuk setiap
Dalam aktivitas pendakian gunung di dalamnya terdapat
langkahnya.
berbagai unsur gerak (berjalan mendatar, berjalan
30
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
MOUNTAIN SKILL (4) Berjalan dengan fokus pada gerakan tubuh kita khususnya kaki agar tetap dapat berjalan normal/natural. Sehingga terhindar dari langkah yang tidak beraturan, tergelincir, atau tersandung yang bila ini kerap terjadi akan sangat melelahkan. Hal tersebut di atas adalah bagian yang sangat penting yang harus kita biasakan dan kita latih saat kita berjalan di medan pendakian kita. Walau mungkin ada hal yang juga penting perlu ditambahkan biasanya terkait dengan pola istirahat kita, waktu bergerak, prilaku saat istirahat dan lain-lain yang akan dibahas dalam fisiology pendakian gunung khususnya saat pemulihan (recovery). Hal yang perlu diperhatikan juga bahwa banyak pendaki yang sangat terobsesi dengan pencapaian target berdiri di puncak gunung tanpa diimbangi dengan persiapan performa dalam bergerak turun. Hal ini dapat terjadi karena anggapan misi utama seorang pendaki adalah sampai di puncak. Padahal itu adalah bagian yang harus dicapai tetapi the ultimate goal kita adalah kembali
(1) Jaga naturalisasi gerakan turun kita dengan memilih
pulang dengan berbagai cerita pengalaman yang seru
step terdekat untuk menghindari tumbukan yang kuat.
dan mengasyikan. Karena itu, bergerak menuruni gunung
Bergeraklah seperti arus air mengalir saat turun.
juga harusnya menjadi perhatian penting kita.
(2) Jangan terlalu sering membebani salah satu kaki kita
Bergerak menuruni bukit secara biomekanika adalah
karena kebiasaan gerak kita (kecendrungan melangkah
hal yang lebih berat dibandingkan saat kita mendaki.
awal dengan kaki kita yang lebih kuat). Berjalanlah turun
Karena beban gravitasi ditambah dengan gerakan kita
dengan beban pada kaki secara bergantian.
yang searah dengan itu (menurun) akan menghasikan
(3) Ketika mendapati step yang terjal turuni step itu
dorongan yang lebih. Ini akan terasa dampaknya saat
dengan memiringkan badan sehingga telapak kaki kita
kita menapakan satu kaki kita dibawah dan langsung
bergerak hampir 90° ke arah sisi dalamnya.
menerima energi balik dari permukaan bumi sebesar
(4) Bila memungkinkan carilah kesempatan kepada
beban tubuh kita (beserta yang melekat di dalamnya)
tangan untuk membantu pengurangan beban tumbukan
ditambah kecepatan gerakan turun kita dan juga gravitasi.
pada kaki (mungkin dengan memegang tongkat, atau
Ini yang membuat lutut kita mudah cidera karena
dahan pohon, batu, dsb).
otot-otot kita tidak terlatih atau dipersiapkan untuk
(5) Bila terdapat step yang cukup terjal sebaiknya kita
itu. Sehingga kembali kepada prinsip efisiensi dalam
menuruninya dengan membalikan tubuh kita sehingga
bergerak, maka kita sangat dianjurkan untuk melakukan
berhadapan dengan jalur medan terjal tersebut. (seolah-
gerakan turun seefisien mungkin. Ada beberapa hal yang
olah berjalan mundur atau menyerupai kebalikan ketika
harus diperhatikan antara lain:
kita bergerak naik dengan bantuan tangan).
31
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
MOUNTAIN SKILL
Pada aktivitas pendakian gunung. Secara keseluruhan
(3) Bila kita mendaki/menuruni medan terjal yang
sistem energi yang dipakai adalah aerobik sehingga
menyebabkan detak jantung terasa cepat maka
aktivitas ini bisa dikatakan sebagai aktivitas endurance.
pergerakan hanya boleh dilakukan selama paling lama 20
Mungkin sesekali tenaga anerobik akan dipakai ketika
detik. Setelah itu lakukan recovery. Karena bila denyut
kita mengerahkan tenaga maksimum saat menanjak
nadi kita berada pada posisi mendekati maksimum (80%
secara ekstrim dalam sekian detik. Sehingga cadangan
hingga 90%) dalam waktu yang lebih dari 20 detik maka
glukosa karbohidrat kita yang nantinya tersimpan dalam
tubuh kita akan memproduksi asam laktat sebagai hasil
bentuk glikogen otot dan juga glukosa dalam darah
dari produksi energi anaerobic yang dapat menyebabkan
tetap tersedia. Namun demikian, hal-hal penting yang
otot-otot menjadi kaku saat terjadi penumpukan
harus kita perhatikan adalah sebagai berikut:
(4) Lakukan recovery tiga kali lamanya waktu usaha maksimal tersebut dengan berhenti untuk mengambil
(1) Menjaga ritme pergerakan saat mendaki atau saat
nafas dan berjalan lambat hingga denyut kembali
turun pada intensitas yang tidak terlalu tinggi (kondisi
normal di posisi aerobik (70%) atau kurang dari itu. Bila
aerobik). Dengan patokan sekitar 70% dari denyut nadi
kita bergerak mendaki dalam kondisi denyut maksimum
maksimum per menit. Contoh: usia pendaki 40 tahun,
selama 20 detik, beristirahatlah selama 60 detik.
denyut nadi terbaik saat bergerak dalam perjalanan
(5) Siapkan selalu glukosa sederhana (gula jawa, madu,
diusahakan tetap constant pada denyut: 70% x (220 –
buah-buahn seperti pisang) pada saat pendakian yang
umur) = 70% x (220-40)DN/mnt= 70% x 180 DN/mnt = 126
beritme cepat. Sementara untuk pendakian endurance
DN/mnt..
yang panjang kebutuhan akan karbohidrat dan lemak
(2) Lakukan istirahat (recovery) yang cukup pada se-
tubuh perlu selalu dijaga sehingga snack setiap 3 jam
tiap kondisi pendakian atau saat menurun dengan se-
menjadi penting (biscuit, atau cereal). Siapkan protein
lalu berpatokan pada denyut nadi per menit. Istirahat
yang memadai di makan malam kita tiga jam sebelum
dianggap cukup bila denyut nadi kita sudah turun hing-
tidur untuk recovery jaringan otot yang rusak karena
ga posisi 60% DN maksimum
gerakan-gerakan pendakian kita.
32
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
MOUNTAIN SKILL
M. Anwari Irawan. Glukosa & Metabolismen Energi. www.pssplab.com. Sports Science Brief: Volume 01 (2007).
Hiking dan trekking merupakan aktivitas petualangan yang sangat mengasyikan. Ini akan menjadi seru apa bila kita dapat melakukannya secara menyenangkan, nyaman, dan aman (tanpa mengalami cidera). Penguasaan skills pergerakan dalam aktivitas ini menjadi sangat penting begitu pula pemahaman tentang kecukupan asupan dan prilaku yang baik saat pemulihan (recovery). Sehingga realisasi keseruan pengalaman yang ingin dicapai dapat diwujudkan.
Referensi Cardinale, Newton, Osaka. Strength and Conditioning: Biological Principles and Practical Applications. West Sussex, UK: Willey-Blackwell, 2011 Brian J. Sharkey. Sport Physiology for Coaches. United State: Human Kinetics, 2006 Courtney Schurman & Doug Schurman. The Outdoor Athlete. United State: Human Kinetics, 2006
33
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
MOUNTAIN ROUTE
PENDAKIAN GUNUNG CIREMAI Tulisan dan foto oleh: Hendri Agustin
Gunung Cireme atau Ciremai yang merupakan gunung
puncak Gunung Cireme. Pada rubrik Mountain Route kali
tertinggi di provinsi Jawa Barat. Gunung ini berada
ini kami akan membahas rute pendakian dari Desa Apuy
pada tiga daerah kabupaten yaitu Kabupaten Cirebon,
yang berada di Kabupaten Majalengka.
Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Kuningan, berdiri dengan ketinggian 3078 mdpl membuat gunung
Transportasi
ini meruapakan salah satu gunung fovorit para pendaki
Untuk mencapai Apuy, akses trasnportasi yang paling
gunung. Jalur normal pendakian ke puncak gunung ini
cepat dan mudah adalah dengan alur sbb:
adalah dari Linggarjati, namun jalur ini kondisinya saat
• Jakarta – Cileunyi
ini sangat terjal dan licin dan juga terpanjang dibanding
Dari Jakarta naik bus yang melewati Cileunyi Bandung
rute pendakian lainnya di Gunung Cireme yaitu Rute
dan turun di mesjid dekat pertigaan yang menuju kearah
Palutungan dan Rute Apuy. Sedangkan Rute Palutungan
Tasikmalaya.
berkarakteristik lebih landai namun ini membuatnya
• Cileunyi – Pasar Maja
lebih panjang dari pada Rute Apuy. Sehingga menjadikan
Naik kendaraan umum mini bus sejenis ELF dengan rute
Rute Apuy merupakan rute terpendek untuk mencapai
tujuan Cikijing dan turun di Pasar Maja.
35
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
MOUNTAIN ROUTE Tempat Menarik Air Terjun Curug Muara Jaya Air terjun ini terletak persis didesa Apuy. Dan sudah dikelola dengan baik desa Apuy. Air terjun ini bertingkat dua, tingkat pertamanya setinggi 50m dan tingkat keduanya setinggi 10m. Lokasinya terletak didasar sebuah lembah hasil dari aliran sungai Muara Jaya yang berair bening dan sejuk. Selain sarana pendukung yang sudah tersedia lengkap. Dilokasi ini juga terdapat sebuah camping ground. Air terjun ini selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan pada saat libur ataupun akhir pekan.
Rute Pendakian Rute pendakian jalur dari kampung Apuy ini adalah rute yang terpendek diantara rute-rute lain menuju puncak Gunung Cireme. Titik awal pendakian dimulai pada ketinggian 1.449 mdpl. Berikut detail tahapan rute pendakian dari Apuy.
Pos Gerbang Pendakian Pos Gerbang Pendakian berada pada ketinggian 1.449 mdpl. Disini terdapat sebuah shelter beton dan juga • Pasar Maja – Pos Gerbang Pendakian
kita bisa mengisi persediaan air karena tidak jauh dari
Dari Pasar Maja, dilanjutkan dengan naik kendaraan bak
shelter ada sumber air . Keadaan jalur setapaknya
terbuka sejenis Kijang menuju desa Apuy. Kendaraan ini
mengikuti bekas jalan aspal yang sudah tertutup semak
menunggu penumpang di dekat kantor Koramil, jika anda
belukar. Dulunya mobil pick up bisa mencapai pos Blok
berombongan sebaiknya anda carter saja karena anda
Arban, namun belakangan ini sudah tidak lagi, seluruh
bisa diantar hingga ke Pos Gerbang Pendakian. Jika tidak
kendaraan hanya sampai pos Gerbang Pendakian, dan
di carter mobil ini hanya akan sampai desa Apuy dan dari
dari Pos ini perjalanan trekking dimulai.
desa Apuy hingga ke Pos Gerbang Pendakian cukup jauh dengan jarak tempuh kurang lebih 1 jam hingga 1.5 jam.
Perijinan Perijinan harus di urus di desa Apuy, disini ada pos lapor Taman Nasional Gunung Cireme, persyaratan pengurusan ijin pendakian tidak terlalu rumit, setiap pendaki harus menyerahkan
fotocopy
KTP/tanda
pengenal
dan
membayar ijin masuk lokasi Rp.10.000,- per orang.
36
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
MOUNTAIN ROUTE
Pos Blok Arban
Pos Tegal Mamuju
Setelah mengikuti jalan setapak keras dan terkadang
Pos ini mempunyai waktu tempuh dari Tegal Wasawa
beraspal kita akan sampai di Pos Blok Arban yang berada
sekitar lebih kurang lima pulah menit. Berada pada ketinggian 2324 mdpl serta posisi greografis S6 54 33.3 E108 23 47.2 Pos ini cukup luas untuk menampung tiga buah tenda.
Pos Samyang Rangka Pos Samyang Rangka ini adalah merupakan pos terakhir pada jalur Apuy ini. Berada pada ketinggian 2565 mdpl serta posisi geografis S6 54 17.6 E108 23 58.8. Ini adalah pos yang paling luas jika dibanding dengan pos-pos yang lainnya di jalur Apuy. Keadaan hutan di daerah pos ini
pada ketinggian 1.634 mdpl pada posisi S6 54 50.4 E108 22 43.9. Pada pos ini terdapat sebuah shelter permanent dengan pelatran yang cukup luas. Waktu tempuh dari Pos Gerbang Pendakian menuju pos ini adalah kurang lebih empat puluh menit.
Pos Simpang Lima Pos ini berjarak sekitar satu jam jalan kaki dari Pos Blok Arban, berada pada ketinggian 1.926 mdpl pada posisi S6 54 46.7 E108 23 10.0. Dari Blok Arban jalur setapak mulai memasuki hutan dan kondisi kemiringan tanjakan yang berfariasi. Sebelum mencapai Pos Simpang Lima,
sudah mulai jarang dan terdapat cukup luas tempat untuk
disebelah kiri jalan terdapat sungai kecil musiman yang
menampung beberapa tenda. Dari Tegal Mamuju hingga
berair pada musim hujan. Kondisi pos ini hanya berupa
pos Samyang Rangka ini waktu tempuh perjalananya
sebuah dataran yang tidak begitu lebar, cukup untuk
kurang lebih satu setengah jam.
menampung tiga tenda dengan berjarak satu sama
Pertigaan Jalur Apuy dan Jalur Palutungan
lainnya.
Pos Tegal Wasawa
Selepas dari Samyang Rangka jalur setapak hanya di
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih satu
penuhi oleh pohon-pohon rendah dan medan terbuka,
jam maka akan sampai di pos Tegal Wasawa dengan
tiga puluh menit kemudian akan sampai di pertigaan
ketinggian 2159 mdpl
pada posisi geografis S6 54
Jalur Apuy, puncak dan Jalur Palutungan yang berada
44.1 E108 23 35.4 pos ini tidak begitu luas hanya cukup
pada ketinggian 2841 mdpl dengan posisi geografis S6
menampung satu tenda ukuran empat orang, atau dua
53 59.1 E108 24 08.2. Jalan setapaknya sudah lebar dan
tenda ukuran dua orang dalam posisi yang rapat.
berbatu.
37
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
MOUNTAIN ROUTE
Goa Walet Goa wallet adalah pilihan tempat untuk mendirkan tenda dan bermalam, jika angina kencang sebaiknya mendirikan tenda dipelataran Goa Walet, karena lokasinya turun kebawah dan dilindungi oleh dinding2 baru sekelilingnya. Jika cuaca bagus di atas Goa Walet banyak lahan
pemandangan
bisa
diedarkan
kesegala
penjuru,
termasuk kawah besar Gunung Cireme.
Puncak Sejati Puncak utama atau puncak sejati dari Gunung Cireme berada agak kekanan dari Patok Puncak Apuy – Palutungan. Berjalan melipiri kawah kearah kiri dari patok terus hingga menemukan bekas patok yang sudah rubuh. Jalurnya nya melipiri pinggiran kawah dan di beberapa tempat cukup berbahaya. Puncak Sejati Cireme berada pada ketinggian 3078 mdpl dan posisi geografis nya S6 53 34.8 E108 24 24.8. Puncak sejati ini agak sempit datar yang bisa dipakai untuk mendirikan tenda dengan
dan ditumbuhi pohon-pohon rendah, namun tetap bisa
pemandangan yang lepas kearah kuningan. Goa Walet
memandang lepas kesegala arah. vrt
ini berada pada ketinggian 2955 mdpl dan pada posisi geografis S6 53 54.7 E108 24 12.3.
Patok Puncak Apuy – Palutungan Dari Goa Walet menuju patok puncak rute Apuy dan Palutungan ini hanya memakan waktu empat puluh menit. Jalan setapak yang lebar berbatu dan berpasir, akan lagnsung berakhir di gigir kawah. Patok puncak Apuy – Palutungan ini ada disebelah kiri saat sampai di gigir kawah, berada pada ketinggian 3069 mdpl dan posisi geografisnya S6 53 46.6 E108 24 15.4. Jika cuaca cerah
38
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
TIPS & TRIK
MEMBELI RANSEL Tulisan dan foto oleh: Hendri Agustin
Produsen lebih cenderung untuk mengelompokkan model ransel kepada lima katagori, yaitu: Backpacking
• Apakah bagian bawah ranselnya berada diatas pantat Anda?
dan load carrying, daypack/walkingpack, active mountain
• Apakah ransel tersebut mempunyai ventilasi yang
sports, technical climbing/ski touring, dan travel. Mulailah
baik pada back systemnya untuk memungkinkan
dengan memilih ransel yang sesuai dengan jenis kegiatan
clothing system Anda bisa bernafas (breathe)?
Anda dan kemudian bandingkan perbedaan model-model
• Apakah sling-sling pada ransel mengendor secara
yang ada. Untuk jenis ransel yang bagaimanapun sangat
perlahan-lahan saat dibebani?
perlu bagi Anda untuk mencoba mengepak ransel Anda dengan penuh (fully loaded) jika tidak Anda mungkin
Jika semua pertanyaan itu jawabnya tidak, maka cobalah
akan merasakan kesan yang keliru terhadap tampilannya.
ransel yang lain, dan anda pasti segera akan merasakan
Anda bisa melakukan ini di tokonya, gunakan item yang
perbedaannya. Saat ini hampir semua produsen ransel
cukup berat seperti tali (tapi jangan lupa untuk minta ijin
terkemungka didunia juga memproduksi ransel yang
penjaga tokonya). Setelah semua strap dan tali ranselnya
khusus didisain untuk cocok dengan bentuk tubuh
terpasang, cobalah berjalan atau goyang-goyangkan
wanita, jadi jangan lupa untuk mengecek hal ini juga
dan kemudian tanyakan pada diri anda sendiri beberapa
(namun sayangnya ransel produksi dalam negri belum
pertanyaan berikut:
ada yang memproduksinya). Bentuk shoulder straps
• Apakah straps pundak (shoulder straps) nya menem
dari ransel untuk wanita ini berbeda dengan yang untuk
pel pas di pundak Anda tanpa ada ruang kosong atau
pria, yaitu lebih mengecil dibagian bawahnya dan lebih
gaps?
melengkung, juga untuk harness dada (chest harnesses)
• Apakah ranselnya terasa stabil di punggung Anda atau tidak terasa bergoyang-goyang?
39
nya juga berbeda. Juga untuk sabuk pinggangnya juga lebih kecil dari pada yang punya pria.
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
REVIEW Menapak ke Puncak Elbrus Memaparkan pendakian dengan cukup rinci. Dapat menjadi pendorong bagi pendaki lain untuk mengikuti jejak ke gunung-gunung tinggi
Buku ini menuturkan kisah pendakian mereka yang tergabung dalam Wanadri Women Series Expedition. Berenam, mereka mencoba menapakkan kaki ke puncak Gunung Elbrus yang berketinggian 5.642 meter dan terletak di sisi barat Pegunungan Kaukasus, dekat perbatasan Rusia dan Georgia. Penulis adalah seorang pengusaha yang juga pendaki dan suka sastra. Itu sebabnya dalam buku ini termuat puisi-puisi yang ditulisnya sendiri. Tema puisi mengenai moment yang sedang terjadi saat itu. Dalam buku ini, kisah pendakian dimuat secara berurutan, tidak ubahnya seperti dalam sebuah buku harian. Mulai dari awal perjalanan di Jakarta menuju Amsterdam, sampai akhirnya mereka kembali ke Tanah Air. Gaya bahasanya bertutur, membuat kita akan enak membacanya. Ditambah banyaknya foto yang memperinci segi-segi pendakian itu sendiri. Di akhir buku juga disajikan lampiran. Isinya soal istilahistilah dalam pendakian gunung, tips-tips agar sukses mendaki, info singkat mengenai penyakit ketinggian atau acute mountain sickness, dan mengenai Gunung Elbrus sendiri. Karena itu buku ini cocok dibaca oleh mereka yang ingin mengikuti jejak ke Elbrus, atau bagi orang yang suka mengikuti kisah-kisah petualangan. (Anwar)
Judul
: Perempuan Merah Putih – Kisah Pendakian ke Puncak Gunung Elbrus, Tertinggi di Benua Eropa Penulis : Nungky Irma Nurmala Pratikto Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, Mei 2011 Harga : 60.000
40
Yuk Belajar Soal GPS Ada banyak hal yang perlu diketahui sebelum memakai GPS. Buku ini membantu kita untuk lebih memahami alat navigasi tersebut
Alat navigasi terus berkembang dari masa ke masa. Setelah kompas dan peta, orang sekarang berkenalan dengan Global Positioning System (GPS). Itu adalah nama sebuah sistem navigasi global berbasis satelit. Pemakai GPS mulai dari pengemudi mobil sampai dengan para petualang. Penulis adalah seorang dokter yang telah mulai menggunakan GPS sejak awal 2005. Pengetahuannya tentang alat navigasi itu kemudian dituangkan dalam buku ini. Buku dibagi dalam beberapa bab, mulai dari berkenalan dengan GPS itu sendiri sampai tips membuat peta sederhana. Dasar alat yang dipakai penulis dari GPS bermerek Garmin. Itu sebabnya buku ini akan banyak bermanfaat bagi para pemakai merek tersebut. Tapi pemakai merek lain setidaknya juga dapat menimba pengetahuan tentang dasar-dasar GPS itu sendiri. Walaupun layout buku cukup sederhana, namun telah dapat menyajikan muatan dengan baik. Ditambah cukup banyaknya gambar untuk lebih memperjelas maksud tulisan. Buku ini cocok terutama dimiliki dan dibaca oleh orang yang ingin belajar tentang GPS atau yang ingin kembali mengulang pengetahuan yang sudah dimiliki. Kekurangan buku ini ada juga. Meski ikut ditulis di judul buku, pembahasan tentang penerapan GPS pada aspek kesehatan masyarakat justru sangat sedikit. Hanya ada di akhir buku. Karena itu terasa hanya seperti tempelan saja. (Anwar) Judul : Berkenalan dengan GPS – Penerapannya pada Kesehatan Masyarakat Penulis : dr Andre Tanoe MHP Penerbit: Percetakan Pohon Cahaya, Yogyakarta, November 2011 Harga : Rp. 55.000 INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
REVIEW Saat Pendaki dikejar Pembunuh Film ini berkisah tentang lima pendaki yang sedang bertualang di kawasan pegunungan di Skotlandia. Di tengah hutan, mereka kemudian menemukan seorang anak kecil perempuan yang dikurung di bawah tanah. Saat berusaha membawa dan menyelamatkan anak tersebut ke kota, para pendaki tadi dikejar-kejar beberapa pembunuh berdarah dingin. Film buatan Inggris ini agaknya ingin meniru produksi Hollywood yang memakai latar belakang pendakian gunung untuk aksi thriller seperti misalnya Cliffhanger. Tapi kalau Cliffhanger memiliki Sylvester Stallone sebagai daya tarik, dan kebetulan Stallone bermain cukup apik di film itu, maka A Lonely Place to Die tidak memiliki keunggulan tersebut. Dalam film ini, aksi pendakian gunung terlihat hanya sebagai latar belakang saja yang tidak dimanfaatkan maksimal . Alur cerita juga terasa monoton dan membosankan. Banyak adegan yang terasa absurd atau dibuat-buat. (Anwar)
Judul : A Lonely Place to Die (2011) Sutradara : Julian Gilbey Penulis naskah : Julian Gilbey, Will Gilbey Pemain : Melissa George, Ed Speleers and Eamonn Walker
Tulisan dan foto oleh: M Anwar S
41
EXPEDITION NEWS
DARI KILIMANJARO KE SEVEN SUMMITS Tulisan dan foto oleh: M Anwar S
memiliki ide Bagaimana seorang pekerja kantoran yang overweight akhirnya bisa mendaki Seven Summits? Ternyata bermula dari pendakian Kilimanjaro, seperti dikisahkan Bo Parfet dalam bukunya Die Trying. dari jam 9 pagi sampai jam 2 pagi tiap hari, tapi bobot badan saya membengkak dari 90 kilo menjadi 115 kilo. Soalnya saya jadi banyak makan hot dog di sore hari, kemudian lanjut makan steak yang dipesan tiap jam 9 malam. Lalu paginya makan burger keju, kentang goreng dan Coke dari McDonald’s. Banyak orang tidak gembira dengan hidup mereka. Ada yang tidak suka dengan pekerjaannya tapi bertahan puluhan tahun. Ada yang kemudian mencari solusinya. Saya juga bosan dan stres bertahan kerja di Wall Street walau uangnya memang bagus. Saya mulai berpikir, “Apa hidup ini cuma isinya kerja, tidur, kerja, tidur?”. Setelah membaca di internet, saya tahu tentang Kilimanjaro. Gunung raksasa di Tanzania yang memiliki tiga puncak nonaktif (Kibo, Mawensi, dan Shira). Puncak Kibo disebut Uhuru Peak yang tingginya 19.340 kaki. Kondisi badan saya memang tidak fit. Tapi saya pernah mendaki Longs Peak yang butuh waktu 12 jam. Jadi saat saya baca bahwa pendakian Kilimanjaro dibagi atas Saya betul-betul perlu liburan. Selama enam bulan beberapa hari, yang perharinya cuma mendaki beberapa bekerja di perusahaan saham JP Morgan tahun 2002,
jam, dengan bodohnya saya berpikir pendakian itu akan
saya menghabiskan 100 jam lebih tiap minggu untuk gampang saja. menangani masalah
keuangan perusahaan, masalah
Karena butuh pemandu, saya lalu memesan tempat
merger, penanganan utang dan lain-lain. Saya cuma bisa di ekspedisi yang dikelola Adventure Peaks, sebuah tidur sebentar di kamar yang banyak tikusnya di daerah perusahaan Inggris yang terkenal di Eropa. Saya tidak ujung West Broadway, New York. Meski gaji saya lumayan untuk bertahan di ruang kerja
42
mau mendaki gunung tertinggi di Afrika dengan orang Amerika saja. Saya mau perspektif berbeda. Saya juga
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
EXPEDITION NEWS sumber: Facebook
otak, dan pulmonary edema atau kebocoran cairan di paru-paru. Tidak heran kalau saya jadi takut. Di tengah penerbangan, saya mulai makan pil-pil yang saya bawa. Republik Tanzania, yang terletak di Afrika Timur dan berbatasan di utara, barat dan selatan dengan Kenya, Uganda, Rwanda, Burundi, Republik Demokratik Kongo, Zambia, Malawi dan Mozambik, diberi namanya dari pulau Tanganyika dan Zanzibar. Di sini terdapat fosil manusia tertua, sekaligus jejak kaki yang diperkirakan berumur 3,6 juta tahun. ingin menyumbang sesuatu buat daerah yang akan saya kunjungi.
Luas Tanzania hampir dua kali lebih besar dari pada California dan memiliki banyak tambang emas dan gas
Karena itulah, sehabis mendapatkan cuti kerja 9 hari,
alam. Tapi negara ini sering dilanda kekeringan, dan jenis
saya menyusun skema beasiswa yang memungkinkan
daratannya membuat hanya 4% lahan yang bisa ditanami
dua pelajar kurang mampu dari Afrika untuk bisa kuliah
bahan makanan. Kilimanjaro terletak di wilayah timur
di fakultas kedokteran. Saya diberitahu tentang South
laut negara itu.
African Institute of Race Relations (SAIRR) dari seorang
Karena ada waktu luang dan karena kamar hotel banyak
teman. SAIRR ini yang memberi beasiswa belajar ilmu
nyamuk, saya lalu ikut safari ke taman nasional Tarangire
hukum bagi Nelson Mandela dan banyak beasiswa
dan melihat satwa-satwa liar. Dalam perjalanan pulang,
lainnya. Dari SAIRR, saya tahu bahwa diperlukan dana
saya melongok keluar jendela taksi dan bertanya kepada
US$12 ribu untuk beasiswa dua pelajar tadi. Jadi saya
pak sopir, “Apa itu Kilimanjaro?” “Ya betul,” jawab sopir.
segera mulai meminta bantuan banyak orang untuk
“Wow, besar sekali gunungnya,” kata saya.
mewujudkannya. Dari usaha tersebut, dua siswa berhasil masuk sekolah kedokteran.
Sopir itu melihat gunung yang saya maksud dan tertawa. Dia bilang itu Gunung Meru. “Yang itu Kili-
Saat pekerjaan mulai sepi jelang Natal dan tahun
manjaro!” tunjuknya. Saya tidak mengerti maksudnya.
baru, saya mulai berlatih tiga kali seminggu di tempat
Saya lihat ada gunung kecil yang tertutup awan. Terus
fitness untuk menurunkan berat badan. Setelah banyak
saya lihat ke atas awan itu dan ada puncak bersalju.
membaca tentang penyakit ketinggian, dan karena cuti
sumber: Facebook
saya hanya memungkinkan mendaki lima hari, saya juga lalu membeli obat Diamox untuk membantu aklimatisasi. Lalu setelah disuntik tetanus, tifus, demam kuning dan diberi pil malaria, saya terbang di awal Januari 2003 dari New York ke Amsterdam. Kemudian dari Amsterdam ke bandara internasional Kilimanjaro di Tanzania. Banyak penumpang lain juga akan mendaki. Obrolan mereka berkisar soal jumlah pil yang sudah dimakan, soal penyakit ketinggian, celebral edema atau pembengkakan
43
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
EXPEDITION NEWS Bukan main! Apa itu gunung yang akan saya daki? Saya betul-betul kaget. Mereka yang akan mendaki bersama saya sendiri jauh lebih berpengalaman. Ada Richard Torby yang menjadi akuntan di Swiss. Tinggi, berusia 40an, dia banyak membaca soal Kilimanjaro, sangat terorganisir dan sudah memberi label ke semua barang yang dibawa, mulai dari obat, vitamin dan seterusnya. Buat persiapan, dia dan Tony Cain dari Inggris, bahkan telah mendaki Gunung Kenya, yang merupakan gunung tertinggi kedua di Afrika. Tapi keduanya lalu terkena penyakit ketinggian dan mengalami muntah-muntah. Jadi mereka berdua pasti ragu pas pertama melihat saya, seorang pria Amerika yang kegemukan dengan memakai kacamata murahan. Saya tidak banyak persiapan soal perlengkapan, cuma membawa beberapa perlengkapan mandi, membeli sepatu hiking. Seperti kata Richard
dan kemudian mengambil satu dari jemuran hitam tadi.
belakangan, “Kau kelihatan gemuk, tidak fit, walau bela-
Dan beterbanganlah jutaan lalat dari bahan hitam yang
kangan pendapat ini salah semua.” Yang ikut meragukan
ternyata daging mentah dan merah. Daging itu dipotong-
saya juga mungkin Oliver, pemandu berusia 29 tahun
potong, dibungkus kertas koran dan diserahkan ke
dari Adventure Peaks. Dia memang berpengalaman tapi
August yang kemudian menyimpannya di dalam ransel.
belum pernah mendaki Kilimanjaro.
Kami hanya bisa saling berpandangan, seolah saling
Karena peraturan mengharuskan kami didampingi
bertanya,
pemandu lokal, tim kami ditambah dengan pemandu
“Apa-apaan ini?”
bernama August. Badannya pendek dan kurus, usianya
“Apa daging itu bisa dimakan?”
48 tahun tapi kelihatan 10 tahun lebih muda.
tanya seorang anggota rombongan.
Saat naik mobil untuk perjalanan empat jam dari bandara
“Oh iya, ini aman kok,” kata August meyakinkan.
ke kaki gunung, August mengatakan mau membeli
“Kami akan memasaknya sampai matang.”
daging lebih dulu. “Saya mau cari tukang daging,”
Cukup banyak daging dibeli untuk “memuaskan” rasa
katanya. Mobil lalu berhenti setengah jam kemudian, di
lapar kami sampai tiga hari ke depan. Sehabis itu para
depan seorang pria yang berjualan di pinggir jalan.
porter akan membawa suplai bahan-bahan segar.
Di sebelah pria itu ada yang mirip tali jemuran. Di situ
Sudah banyak porter menunggu waktu kami sampai
tergantung sesuatu, seperti bahan kain hitam. Tebalnya
di kaki Kilimanjaro, berbarengan dengan ratusan warga
enam inci, tinggi enam kaki dan lebar tiga kaki. Saya
lokal yang terus mengikuti mobil kami dan meminta kami
pikir itu baju yang dijemur. Saya juga tidak tahu kalau
menyewa tenaga mereka. “Awas jaga dompet anda
sekarang sudah di tukang daging. Pria itu lalu mengambil
jangan sampai kecurian,” kata August sebelum kami
golok, merentangkan kertas koran di meja dagangan
keluar dari mobil. “Pas anda keluar dari mobil, anda pasti
44
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
EXPEDITION NEWS
akan dikerubungi.” Dan ternyata memang benar. Saya sengaja sudah mengosongkan kantong baju dan celana, tapi tetap saja
salju yang dulu menutupi puncak. Seolah kita berjalan dari kawasan khatulistiwa sampai Kutub Utara hanya dalam hitungan hari.
saya merasa banyak tangan yang sengaja merogohnya
Kami mendaki melalui jalur Machame yang indah tapi
waktu kami menerobos kerumunan. Bahkan ada satu
jarang dilalui. Start dari gerbang Machame (ketinggian
pria yang sengaja jongkok agar bisa melihat ada tidaknya
5.718 kaki) dan dengan cepat mendaki melalui kawasan
uang di dalam kaos kaki saya.
hutan serta padang rumput. Lalu berlanjut ke Lava Tower
August sudah mengumpulkan tujuh porter. Tidak
(15.000 kaki) sebelum turun kembali ke Barranco Camp
seperti para sherpa di Everest, porter Kilimanjaro bukan
(12.700 kaki) supaya bisa tidur di udara yang masih kaya
pendaki. Tugas mereka adalah membawa beban yang
oksigen dan membantu aklimatisasi.
berat seperti tenda dan lainnya. Bahkan satu porter kami
Semuanya akan mudah kalau saja seandainya persiapan
memanggul kompor yang beratnya paling tidak 40 kilo.
saya sudah maksimal. “Kamu tidak pakai trekking pole?”
Kami hanya membawa ransel kecil berisi raincoat, makan
tanya Richard sebelum kami mulai berangkat dari
siang dan air minum.
gerbang Machame. Dia membawa trekking pole, dan ada juga toko di situ yang menjualnya. “Kenapa saya harus pakai tongkat?” tanya saya. “Kita kan akan hiking.” “Tongkat akan membantu kita dalam mendaki,” kata Richard, sambil melihat perut saya yang gendut. “Tongkat bisa membantu kerja lutut dan punggung, terutama pas kita turun.” “Gak usah deh,” ujar saya, yang masih belum sadar kalau saya belum mempersiapkan diri dengan baik dalam soal peralatan, makanan dan pakaian.
sumber: Facebook Bo Parfet
Guide dalam ekspedisi ini tidak terlalu memeriksa
Gunung Kilimanjaro, yang namanya tidak diketahui
barang yang kami bawa, dan mereka juga tidak tahu
dari mana asalnya dan apa arti sesungguhnya-Gunung
kalau saya tidak punya banyak latihan fisik. Saya sendiri
yang Agung ataukah Gunung Salju-pertama kali dicapai
tentu sadar soal itu (bahkan melihat kaki sendiri pun
puncaknya oleh tiga pendaki tahun 1889. Treknya
tidak bisa saking gemuknya) dan itu membuat saya
termasuk yang terindah di dunia, hiking sepanjang 45 mil
gugup. Tapi walau begitu, sama seperti anggota tim lain
melalui lima zona iklim berbeda: hutan hujan tropis yang
di hari pertama ini, saya juga begitu bersemangat.
lembab berlumpur dari awal di ketinggian 6.500 kaki;
Kami lalu berjalan selama enam jam melalui hutan
kawasan semak di 9.000 kaki; kawasan padang rumput
dan kemudian mendaki cukup terjal. Perjalanan kami
di 10.500 kaki dengan tanaman-tanaman unik; kawasan
cukup cepat, di mana Oliver sebagai guide kami berjalan
gurun alpina di 15.000 kaki dengan udara yang tipis, serta
di depan, ingin membuktikan kekuatan fisiknya setelah
kawasan bersalju yang dingin berangin di 18.000 kaki,
kami menyindirnya bahwa dia baru punya pengalaman
tepat di bawah puncak, di mana terdapat glasier sisa
mendaki Mont Blanc.
45
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
EXPEDITION NEWS lainnya yaitu Lorna. Dia dengan Oliver kelihatannya punya hubungan asmara. Hari kedua, kami kembali mendaki selama empat jam melintasi hutan dan semak, diiringi bunyi burung-burung gagak berleher putih. Pepohonan tumbuh makin lama makin kecil, dengan dibalut lumut. Ketika sampai di Shira Camp, kami menikmati pemandangan yang luas sampai Saat hujan turun, kami ganti memakai raincoat. Jalur
ke Gunung Meru di sebelah timur. Tapi kami masih belum
mulai berlumpur tapi kami maju terus. Saya sendiri
bisa melihat obyek pendakian kami yakni puncak Kili-
kepayahan mengikuti ritme perjalanan tim. Setiap
manjaro.
anggota tim istirahat atau berhenti untuk minum, saya
Kembali saya bertemu Becky, yang sekarang sedang
baru bisa menyusul dan waktu itu mereka sudah mulai
terbaring dengan dikerubungi beberapa orang. Dia betul-
berjalan lagi.
betul sakit. Dan ketika saya tanya apa dia hanya pusing,
August dan para porter berjalan di belakang. Awalnya
jawabnya,
mereka menyuruh kami duluan karena harus mengurus
“Aku kira sakitku ini karena cerebral edema. Saya harus
peralatan lebih dulu. Kenyataannya adalah, jarak yang
kembali ke bawah segera.” Tidak lama kemudian saya
mesti kami tempuh dalam enam jam, bakal sanggup mereka tempuh hanya dalam dua jam dan dengan membawa peralatan berat. Dan mereka sudah siap membantu mendirikan tenda ketika kami mencapai Machame Camp di akhir hari pertama. Di situ saya bertemu lagi dengan seorang perempuan setengah baya asal California bernama Becky. Kami sudah bertemu di pesawat, di mana dia mengaku sudah berlatih setahun untuk Kilimanjaro. Dia juga baru saja mendaki Longs Peak, dan setelah naik sampai ke 14 ribu kaki dalam lima hari, dia kini cemas kalau harus mendaki sampai 19 ribu kaki hanya dalam dua hari. Sekarang, saat saya bertemu dengannya di camp, dia sedang menguruturut kepalanya sambil duduk. “Hei bagaimana kabarmu?” tanya saya. “Kepala saya pusing sekali,” jawabnya, “Dan pusingnya ini di bagian depan kepala, jadi mungkin ini karena pengaruh ketinggian.” Saya cuma bisa menyarankannya agar banyak minum air. Lalu saya juga mengobrol dengan teman seperjalanan sumber: Facebook
46
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
EXPEDITION NEWS lihat dia dibawa turun memakai tandu beroda yang
cara bernafas: ambil nafas dalam-dalam lewat mulut,
didorong seorang porter.
keluar lewat hidung. Akhirnya saya belajar kalau cara
Karena menipisnya udara, hanya sekitar 40% dari
nafas seperti itu membuat badan saya relaks dan rasa
sekitar 15 ribu orang yang berniat mendaki Kilimanjaro
panik berkurang. Bersama dengan August, Richard dan
dapat sampai ke puncaknya. Dan angka itu makin turun
Tony, akhirnya saya sampai juga ke Lava Tower.
pada jenis hiking pendek seperti yang saya jalani. Ritme
Saat itu badan saya sudah tidak karuan, kedinginan
perjalanan yang lambat di hari kedua cocok dengan ritme
sekaligus berkeringat banyak. Air minum juga sudah
saya, ditambah karena minum obat Motrin membuat
habis. Untuk pertama kali saya mulai merasa pusing dan
kaki saya tidak cepat sakit. Tapi saya sadar bahwa makin
timbul rasa khawatir terkena penyakit ketinggian. Saya
tinggi maka makin banyak tantangan yang akan saya
senang sekali ketika Richard kemudian mau membagi
hadapi.
minuman energi buatannya sendiri.
Titik penting kali ini adalah sebuat pilar batu volkanik
“Ini bukan Gatorade (minuman energi terkenal),”
mirip taring setinggi 40 kaki yang disebut Lava Tower.
katanya. “Ini pakai formula khusus yang aku buat sendiri.
Lalu pada hari ketiga kami melakukan aklimatisasi dengan
Minuman ini cocok untuk kondisimu.”
makan siang di dekat pilar itu kemudian balik turun dan
Dia tidak bohong. Saya minum beberapa teguk, dan
menginap di Barranco Camp. Jam milik Richard menun-
badan langsung segar lagi! Tidak heran kalau dia tidak
jukkan kami telah naik lebih tinggi dari ketinggian 14 ribu
kelihatan capek. Sementara saya minum air sungai
kaki.
kotor, dia selama ini punya banyak vitamin dan minuman
Meski gembira dengan perjalanan ini, saya juga cemas
energi. Luar biasa.
karena akan mendaki lebih tinggi. Akibat perasaan cemas
Setelah istirahat sebentar, saya sudah siap lagi untuk
itu, jelang Lava Tower, saya merasa kesulitan bernafas.
turun bersama yang lain ke Barranco Camp. Karena para
Perlu jeda tiga detik dari setiap ayunan kaki. Kadang saya
porter sudah datang membawa bahan makanan baru,
merasa dada sesak sekali.
kini kami bisa makan malam dengan ayam goreng. Tidak
Sebelumnya saya hanya berpikir bagaimana agar hari
ada yang bertanya soal di mana ayam itu dibeli atau
segera berlalu. Tapi sekarang, dengan dada yang terasa
ditangkap, atau apa ayam itu pernah dikerubungi lalat.
begitu sesak, dan perasaan ngilu di sekujur badan, saya
Yang penting ada variasi makanan setelah sebelumnya
harus berjuang untuk setiap langkah kaki. Untunglah kini
daging melulu.
August yang memimpin perjalanan, dan dengan bijaknya dia berjalan lebih perlahan.
Satu hal positif di Kilimanjaro adalah tersedianya fasilitas toilet di sepanjang jalur. Bentuknya lobang di
Hari kedua adalah perjalanan yang menyenangkan.
tanah, sama seperti toilet jongkok di WC umum di negara
Tapi kini saya merasa sengsara, harus berjuang melawan
tertentu. Tentu saja Richard siap dengan beberapa
iklim dan medan. Saya tidak menyukainya tapi saya tidak
gulung kertas tisu (saya juga), tapi dia juga sudah
pernah merasa ingin berhenti. Mungkin ini persoalan
membawa alat monitor jantung yang ada kaitannya
gengsi. Mungkin saja pikiran berhenti itu kalau teman dan
dengan kegiatan di toilet. Menurut dia, ketika jongkok di
rekan kerja belum tahu soal pendakian ini. Tapi ini juga
toilet, detak jantungnya naik sampai 150 dan 160. Artinya
mungkin soal saya yang tidak mau mengecewakan diri
kencang sekali. Jadi saya lalu meminjam alat itu dan pergi
sendiri. Saya terus mencoba naik. Saya coba eksperimen
ke toilet. Benar saja, denyut jantung saya juga di kisaran
47
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
EXPEDITION NEWS
angka tadi.
dalam sekitar 150 orang yang saat itu berangkat.
Di hari keempat, kami kembali mendaki sampai ke
Jalurnya membeku sehingga sulit mencari pegangan. Ini
15.239 kaki dan menginap di Barafu, sebuah perkemahan
jalur tersulit sehingga saya yang lagi keracunan makanan
sebelum puncak. Untuk sampai di camp itu, kami harus
merasa begitu sengsara. Badan saya kadang dingin dan
melintasi tebing Barranco Wall, melintasi sejumlah aliran
kemudian berubah jadi panas dengan cepat. Rasanya
air, naik-turun tanjakan, dan melewati padang berbatu.
perut saya seperti ditusuk-tusuk. Inilah tiga jam yang
Yang mengejutkan adalah kondisi kami cukup segar.
penuh kesengsaraan rasanya, tapi saya tidak punya
Setelah beraklitimasi dengan ketinggian, saya merasa
pilihan lain.
lebih baik, dan ketika sampai di Barafu sekitar jam 2 siang, saya siap untuk ke puncak.
Perlahan saya terus mengikuti orang di depan menuju atap Afrika – untuk turun lagi, dalam kondisi gelap
August mengatakan kami akan ke puncak pada tengah
begini, terus terang lebih menakutkan. Untunglah sakit
malam. Sementara itu, sekitar jam 4 sore, saya makan
perut itu teratasi setelah saya buang air besar cukup
ayam lebih banyak lagi dibanding kemarin. Karena
banyak. Karena Lorna tidak jauh di belakang saya, cepat-
pengaruh ketinggian, kami tidak punya banyak selera
cepat saya bersembunyi di balik batu, melepas celana,
makan (Richard hanya makan coklat misalnya), tapi saya
mengambil tisu basah, dan membiarkan perut bekerja.
waktu itu terus makan ayam walau bentuknya sudah
Setidaknya delapan kali serangan diare itu datang, tapi
tidak terlalu bagus.
sekitar sejam kemudian rasa sakit perut itu perlahan
Saya lalu tidur sekitar jam 5 sore. Saat bangun jam
sirna. Dan kejadian itu rupanya berfungsi juga sebagai
10 malam, perut saya sakit luar biasa. Obat pencahar
pengalih perhatian di kalangan rekan sependakian, jadi
tidak mempan walau saya minum dengan dosis tinggi.
bahan obrolan menarik di tengah kejemuan mendaki.
Meringkuk kesakitan di dalam sleeping bag, saya keluar
Seiring meredanya diare itu, moral tim kami juga
keringat begitu banyak. Meski demikian, ketika August
membaik. Tapi segala masalah tadi memang menyeng-
membunyikan lonceng pertanda semua orang harus
sarakan. Saya bahkan tidak ingat lagi jalurnya seperti
bangun – “Siap-siap! Kita berangkat 45 menit lagi!”-
apa atau apa yang ada di sekitar. Yang terasa hanya
entah bagaimana saya bisa juga bangun dan menyiapkan
bagaimana supaya rasa sakit itu segera cepat berlalu.
peralatan. Memakai baju tebal dan headlamp, kami termasuk
Kaki kami terus melangkah, dan akhirnya matahari mulai terbit. Indahnya luar biasa. Saat kehangatan mulai menyelimuti gunung, saya menoleh ke kiri dan terlihatlah sebuah lapisan salju yang begitu besar, mirip lidah putih raksasa menjulur di dekat puncak. Itu adalah Furtwängler Glacier, sebuah glasier es kuno yang perlahan mulai menguap karena pengaruh pemanasan global dan proses sublimasi berkepanjangan. Glasier itu jugalah yang pernah saya lihat dengan takjub dalam perjalanan ke Tarangire National Park beberapa hari lalu. Kini saya begitu kagum dengan fenomena alam
sumber: Facebook
48
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
EXPEDITION NEWS sumber: Facebook
yang mungkin akan hilang di tahun 2020. Pengalaman
sampai di puncak Kilimanjaro, untuk pertama kali dalam
menakjubkan, begitu juga ketika melihat kawah yang
hidup saya berkata, “Saya bisa mengerjakan apapun.”
dalam ketika kami melintasi gigiran Stella Point. Rasanya
Dulu sesudah mendaki Longs Peak, saya pernah berpikir
kami begitu kecil dibanding keindahan alam tersebut.
ada hal lain dalam kehidupan ini. Kini, memandang
Saat kami tiba di gigir puncak, semua bergembira.
panorama yang begitu luas dari puncak tertinggi Afrika,
August menjabat tangan saya dan berkata, “Selamat,
saya terhenyak oleh perasaan yang lebih luar biasa.
kamu sudah sampai.”
Saya akan pulang dengan sikap hidup yang baru.
“Oh tidak,” jawab saya. “Puncak masih 45 menit lagi.”
Saya tahu bahwa saya akan menjadi yang lebih baik
Waktu itu saya sudah ketemu yang namanya “Bernafas
bagi diri sendiri dan keluarga, menjadi lebih profesional.
ala Bo”: bernafas lewat mulut, keluar lewat hidung,
Pendakian Kilimanjaro menelurkan sikap-sikap tersebut,
10 kali; lalu lewat hidung, keluar lewat mulut, 10 kali;
dan walaupun belum terlalu yakin bagaimana cara
dan seterusnya. Pada dasarnya ini cara menghitung
mencapainya, saya tahu bahwa pendakian gunung beri-
sederhana yang bagus juga untuk menghilangkan
kutnya akan terus memberikan jawaban. (War)
kebosanan. Lagi pula kaki saya sedang begitu kedinginan karena salah memilih sepatu.
*Catatan:
usai
mendaki
Kilimanjaro,
Bo
Parfet
Saya harus terus mendaki, dengan dibantu minuman
meneruskan ekspedisi Seven Summits ke gunung-gunung
energi buatan Richard. Air minum saya sendiri sudah
lain. Dia berhasil menjadi bagian dari sedikit orang yang
membeku dari tadi. Richard memberi sebagian air
mampu mencapai puncak tertinggi di setiap benua,
minumnya, dan setelah minum sedikit saja maka saya
dengan mendaki Kilimanjaro (2003, 2005), Aconcagua
langsung dapat tenaga untuk terus berjalan. Saya ragu
(2003), McKinley (2004), Vinson Massif (2004), Elbrus
apa masih bisa terus mendaki tanpa minuman tadi. Begitu
(2005), Carstensz (2005), Everest (2007).
GALLERY
MALAM DI GUNUNG
Budiman Setiono | Puncak Semeru Kepagian
Wahyu Widhi | Bermalam di Batas Vegetasi Gunung Gede
GALLERY Ericks Setiawan | Malam di Gunung
Yudi Jangyudi | Puncak Timur Manglayang
GALLERY
MEMOTRET MALAM DI GUNUNG TULISAN DAN FOTO OLEH : WAHYU WIDHI
Setelah seharian menguras tenaga, menapaki jalanan
foto dengan kualitas cahaya rendah. Kalau yang tidak
terjal, keringat bercucuran membasahi tubuh, dan rasa
ada fasilitas mode manualnya terpaksa harus lebih kreatif
penat di pundak dan kaki, malam merupakan waktu yang
dengan pencahayaan yg ada atau mengandalkan lampu
sangat tepat untuk mengistirahatkan tubuh. Sebagian
flash tapi dengan hasil yang standar saja.Kamera poket
rekan memilih mengisi malam dengan memuaskan hobi
yang mempunyai fasilitas mode manual maupun DSLR
masak memasak, beberapa rekan lainnya bersantai
(digital slr) kelas entry level sudah cukup kok untuk diper-
dengan mengobrol di depan api unggun. Saya sendiri
gunakan memotret malam hari.
lebih banyak menggunakan waktu malam untuk melakukan ritual hunting foto. Hah ? motret di malam
Tripod juga merupakan salah satu pendukung untuk
hari ? apa tidak hasilnya cuma hitam saja mas ? Apa tidak
memotret malam. Karena pencahayaan yang rendah
takut nanti kamera rusak kena suhu dingin ?
sehingga terkadang kita harus menggunakan kecepatan yang sangat rendah. Kalau terasa membawa tripod bisa
Dari beberapakali perjalanan ke gunung, saya beruntung
mengandalkan tripod alam, seperti batu, dahan pohon, dll.
mendapatkan cuaca malam yang cerah. Langit bertabur
Tapi memang kelemahannya kita akan jadi lebih terbatas
bintang, sesekali nampak goresan jalur bintang jatuh
dalam melakukan pemotretan.
membelah malam. Terkadang nampak kabut galaksi yang dikenal dengan bima sakti (milky way) mengisi
Kabel release juga bisa kita bawa apabila kita memang
frame natural malam hari. Berikut beberapa tips untuk
berniat untuk mengabadikan lintasan bintang (star trail).
yang pengen mencoba memotret di gunung pada waktu
Karena bisa membantu untuk mengunci kecepatan
malam :
shutter kamera sesuai dengan yang kita inginkan.
Peralatan
Lampu flash bawaan kamera sebenarnya cukup untuk
Karena memotret malam termasuk salah satu kategori
pemotretan malam, tapi apabila ingin lebih hasil yang lebih
memotret yang khusus jadi mungkin membutuhkan juga
kreatif kita bisa memasukan lampu flash external. Lampu
beberapa peralatan pendukung untuk menghasilkan
flash external biasanya digunakan ketika melakukan
foto yang bagus. Kamera yang mempunyai fasilitas
pemotretan malam dengan memasukan obyek penting ke
mode manual diperlukan untuk bisa menangkap hasil
dalam komposisi kita.
52
INDONESIA MOUNTAIN MAGAZINE
GALLERY Baterai juga menjadi salah satu pendukung yang perlu.
bukaan diafragma yang cukup lebar untuk bisa meng-
Apalagi di suhu yang dingin baterai akan cepat drop.
hasilkan hasil dengan waktu yang tidak terlalu lama.
Batere cadangan yang tidak digunakan sebaiknya
Karena semakin lebar bukaan diafragma semakain cepat
dibungkus kain hangat.
waktu yang digunakan untuk menangkap cahaya yang masuk ke sensor kamera. Lensa dengan bukaan lebar (f
Perbedaan suhu yang hangat di dalam tenda dan berubah
> 2.8) akan sangat bermanfaat. Tapi kalau adanya lensa
dratis di luar terkadang menyebabkan permukaan lensa
kits dengan bukaan f/3.5 sudah cukup untuk dipakai
menjadi berkabut. Salah satu solusi yang bisa digunakan
memotret di gunung malam hari.
adalah dengan tidak melalukan perpindahan suhu
Kecepatan. Waktu yang digunakan dalam memotret
secara mendadak. Masukan kamera ke dalam tas plastik,
malam biasanya akan lebih panjang daripada kalau
ikat (atau tali) serapat mungkin. Biarkan dulu sampai
untuk kondisi siang yang terang. Seringkali kita dipaksa
sejenakan supaya suhu di dalam plastic bisa beradaptasi.
harus menggunakan kecepatan lebih dari 1 detik – 30
Setelah itu baru dipindahkan ke tempat yang berbeda
detik. Kalau untuk menangkap lintasan bintang (star
suhunya. Jangan langsung dilepas ikatannya, biarkan
trail) bahkan terkadang bisa 2 – 10 menit (tergantung
suhu di dalam plastic menyesuaikan suhu di di luar.
kebutuhan) ISO. Setingan ISO kamera untuk kondisi pemotretan
Mengatur Setingan Kamera
malam bervariasi mulai dari 100 – 1600 (kalau kamera
Fokus. Karena malam gelap sehingga auto focus pada
sekarang bisa sampai 3200 – 6400). Tidak ada aturan
lensa biasanya akan lama mencari focus yang tepat
bakunya, tergantung seperti apa hasil foto yang kita
dan seringkali meleset. Rubah ke mode manual focus
inginkan. Makin kecil ISO, waktu yang dibutuhkan lebih
dan atur di focus yang diinginkan. Apabila tidak ada
lama, atau bukaan difragma harus lebih besar, tapi hasil
obyek yang dekat, bisa menggunakan manual focus ke
foto tidak terlalu banyak noise. Sedangkan dengan meng-
unlimited focus. Cara paling mudah, atur lensa ke arah
gunakan ISO tinggi, kita bisa mempersingkat waktu atau
unlimited (tanda ~) dan geser sedikit ke arah berlawanan
mengurangi bukaan diafragma, dengan kekurangan hasil
Diafgrama. Kondisi cahaya yang minim membutuhkan
foto akan timbul noise.
GALLERY Obyek foto Beberapa obyek foto malam yang bisa kita abadikan ketika melakukan perjalanan naik gunung antara lain : Tempat berkemah : perkemahan dengan tenda yang diterangi lampu bisa menjadi salah satu obyek foto malam yang menarik. Apalagi dengan latar belakang langit yang dipenuhi bintang atau cahaya lampu kota. Karena biasanya cahaya lampu tenda lumayan terang, sehingga tidak mutlak menggunakan setingan manual maupun tripod. Gemerlap lampu kota dari kejauhan. Apabila tempat bermalam kita mempunyai pemandangan yang terbuka biasanya kita bisa menikmati cahaya kota terdekat. Tripod dan setingan manual tidak mutlak tapi lebih membantu bila ada. Malam bertabur bintang. Kalau melakukan perjalanan di waktu musim kemarau, kemungkinan kita mendapatkan langit malam yang cerah akan lebih banyak. Sedikitnya polusi cahaya sehingga kita bisa menikmati malam yang dipenuhi ribuan bintang. Kamera poket dengan setingan manual maupun dslr yang menggunakan tripod harusnya mampu untuk menangkap cahaya bintang. Foto perjalanan. Apabila kita melakukan perjalanan di waktu malam, kita bisa juga mengambil foto perjalanan tersebut. Tapi karena memang tidak bisa konsen ke memotret jadi lebih ke dokumentasi biasa. Untuk ini kamera poket dengan menggunakan lampu flash pun cukup. Foto narsis. foto diri dengan latar belakang malam di gunung, siapa yang tidak mau kan ? bisa dipakai buat update profile di social media. Kalau mau foto narsis yang lebih bagus bisa menggunakan kamera dengan setingan manual ditambah dengan lampu flash.
Manajemen waktu Yang penting adalah bagaimana kita memanfaatkan waktu yang ada sesuai dengan manajemen perjalanan yang sudah kita rencanakan.. Jangan sampai kegiatan hunting foto malam yang bukan merupakan aktivitas utama menjadi pengahalang untuk kegiatan hari berikutnya. Kecuali memang kalau Anda bertujuan untuk hunting foto dan naik gunung hanya sekedar sarana untuk mendapatkan foto foto indah di gunung seperti saya :D