e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)
TINJAUAN TERHADAP PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PIUTANG DAN PERSEDIAAN PADA PT. DWINIAGA PRATAMA SARANA SINGARAJA 1
Ni Ketut Supariani,1Ni Kadek Sinarwati, 2 Nyoman Trisna Herawati Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail: {ryani.supariani@yahoo.com,kadeksinar20@gmail.com, aris_herawati@yahoo.com}@undiksha.ac.id Abstrak Piutang dan persediaan merupakan salah satu komponen aktiva lancar yang timbul akibat terjadinya transaksi penjualan kredit kepada pelanggan PT. Dwiniaga Pratama Sarana Singaraja. Jumlah piutang dan persediaan yang material menyebabkan sangat perlu menerapkan akuntansi atas piutang dan persediaan berdasarkan pada ketentuan yang berlaku umum. Penerapan akuntansi piutang dan persediaan dapat dilakukan melalui pencatatan serta penyajian piutang dan persediaan dalam laporan keuangan yang sesuai dengan teori-teori akuntansi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan akuntansi piutang dan persediaan pada PT. Dwiniaga Pratama Sarana Singaraja. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Sumber data diperoleh dari wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan (1) pencatatan piutang yang dilakukan hanya sebatas pada saat piutang timbul, sedangkan jurnal dan laporan keuangan tidak dibuat, (2) pencatatan persediaan dilakukan dengan menggunakan metode perpetual dan penghitungan fisik, (3) sistem pengendalian intern piutang dan persediaan termasuk dalam kategori baik, dan (4) terdapat beberapa kendala yang masih dialami seperti keterlambatan pembayaran piutang dan persediaan barang digudang yang sudah kosong. Kata kunci : Penerapan, Akuntansi Piutang, Akuntansi Persediaan.
Abstract Credit and supply is a component of current assets arising from the sale of credit to customers of PT. Dwiniaga Pratama Sarana Singaraja. The amount of credit and material supply makes it very necessary to apply accounting for credit and supply based on generally accepted provisions. The accounting application of credit and supply can be conducted through the recordings and presentations of credit and supply in the form of financial reports in accordance with accounting theories. This study aimed at determining the application of credit accounting and supply at PT. Dwiniaga Pratama Sarana Singaraja. The data analysis method used in this research was qualitative method. The sources of data were obtained from interviews, observations, and documentation.
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017) The results of this study indicated that (1) the recordings of credit was only limited to the time when credits arised, whereas journal and financial reports were not made, (2) the supply recordings were conducted through perpetual method and physical calculation, (3) the internal control system of credit and supply was in good category, and (4) there were some obstacles that were still experienced, such as the delay in payment of credit and the supplies that were empty in the warehouses. Keywords: Application, Credit Accounting, Inventory Accounting.
PENDAHULUAN Perkembangan dunia usaha saat ini yang semakin pesat merupakan dampak dari meningkatnya persaingan usaha yang kompetitif. Menghadapi keadaan ini perusahaan atau pimpinan perusahaan berusaha untuk menciptakan atau meningkatkan nilai perusahaan serta mampu mengelola faktor-faktor produksi yang dimiliki secara efektif dan efisien agar tujuan perusahaan tercapai. Secara umum tujuan dari setiap pembentukan badan usaha adalah untuk memperoleh keuntungan, mempertahankan kelangsungan hidupnya, dan untuk mengembangkan usahanya. Untuk mencapai tujuan tersebut, hal utama yang harus diperhatikan adalah bagaimana upaya untuk memaksimalkan laba. Salah satu aktivitas perusahaan dalam mendukung pencapaian tujuan ini adalah melakukan penjualan. Setiap pimpinan perusahaan selalu menginginkan penjualan secara tunai, namun dilain pihak setiap perusahaan harus mengakui penjualan secara kredit menimbulkan kemungkinan perluasan pasar dari penjualannya, sekaligus dapat menambah laba usahanya walaupun perusahaan harus menanggung risiko. Perusahaan harus melakukan pencatatan dan pembukuan yang ditulis secara sistematis dari transaksi yang terjadi setiap hari. Pencatatan transaksi itu umumnya menggunakan sistem akuntansi. Fungsi dari akuntansi adalah untuk menyajikan laporan keuangan kepada pihak internal (pengelola) dan pihak eksternal (perbankan dan petugas pajak) dan juga sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Setiap perusahaan memiliki tujuan utama yaitu untuk memperoleh keuntungan untuk
kelangsungan usahanya dan perluasan pasar. Salah satu bagian pencatatan yang perlu diperhatikan adalah pencatatan piutang dan jumlah persediaan serta penerapan akuntansi piutang dan persediaan pada perusahaan. Piutang yang jumlahnya material bahkan sampai tidak tertagih akan mengandung risiko yang cukup besar yang dapat merugikan perusahaan. Lina (2004) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa piutang merupakan pos yang penting karena umumnya merupakan bagian aktiva lancar perusahaan yang besar. Persentase jumlah piutang umumya dapat mencapai angka yang cukup besar dari total aktiva lancar pada perusahaan-perusahaan eceran atau dagang. Semakin besar volume penjualan kredit yang dilakukan maka semakin besar pula jumlah investasi piutang yang diperoleh. Semakin besar jumlah piutang yang diperoleh, risiko yang ditanggung oleh perusahaan juga semakin besar. Disisi lain, manajemen perusahaan perlu mempertimbangkan risiko yang akan ditimbulkan dari penjualan kredit maupun kegiatan lainnya yaitu adanya tunggakan atas pinjaman yang belum dilunasi oleh pelanggan atau terjadinya kredit macet (Erayani, 2016). Pengelolaan yang kurang terhadap piutang dapat menimbulkan terjadinya kecurangan, seperti tindakan penyelewengan atau tindakan yang menyimpang. Pengelolaan piutang dalam hal ini mencangkup penerapan akuntansi atas piutang yang perlu dilakukan oleh manajemen perusahaan. Sudah selayaknya pihak manajemen perusahaan aktif dalam mengelola piutang yang terjadi sebaik mungkin agar risiko-risiko yang
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017) timbul maupun kecurangan yang terjadi dapat dihindari dan diminimalisir. Sesuai dengan latar belakang yang dipaparkan di atas dapat dirumuskan rumusan masalah penelitian sebagai berikut: (1) Bagaimana penerapan akuntansi piutang pada PT Dwiniaga Pratama Sarana Singaraja? (2) Bagaimana penerapan akuntansi persediaan pada PT Dwiniaga Pratama Sarana Singaraja? (3) Kendala-kendala apa saja yang dihadapi oleh PT Dwiniaga Pratama Sarana dalam penerapan sistem akuntansi piutang dan persediaan? Sedangkan tujuan penelitian sebagai berikut: (1) Untuk mengetahui penerapan akuntansi piutang pada PT Dwiniaga Pratama Sarana Singaraja (2) Untuk mengetahui penerapan akuntansi persediaan pada PT Dwiniaga Pratama Sarana Singaraja (3) Untuk mengetahui kendala-kendala apa saja yang dihadapi oleh PT Dwiniaga Pratama Sarana dalam penerapan sistem akuntansi piutang dan persediaan. Pengertian akuntansi dapat dilihat dari dua sudut, yaitu dari sudut pemakai dan dari sudut proses kegiatan. Dari sudut pemakai, akuntansi merupakan suatu disiplin yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan organisasi. Dari sudut proses kegiatan, akuntansi merupakan suatu proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan dan penganalisaan data keuangan suatu organisasi (Herawati, 2011). Piutang merupakan salah satu unsur dari aktiva lancar dalam neraca perusahaan yang timbul akibat adanya penjualan barang dan jasa atau pemberian kredit terhadap debitur. Kasmir (2010), menyatakan bahwa pada umumnya, piutang timbul karena adanya transaksi penjualan secara kredit. Sedangkan menurut Warren Reeve dan Fess (2005:404) dalam Nopiyani (2014) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan piutang meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu, perusahaan atau organisasi lainnya.
Sawir (2009) mengklasifikasi piutang ke dalam tiga kategori yaitu piutang usaha, piutang wesel tagih, dan piutang lain-lain. Menurut Hery (2016), piutang usaha akan timbul oleh karena penjualan barang dagangan secara kredit, yang kemudian dapat diikuti dengan transaksi retur penjualan, penyesuaian atau pengurangan harga jual, dan pada akhirnya penagihan (baik tanpa ataupun disertai dengan pemberian potongan penjualan). Persediaan (inventory) merupakan aktiva perusahaan yang menempati posisi yang cukup penting dalam suatu perusahaan, baik itu perusahaan dagang maupun perusahaan industri (manufaktur). Persediaan adalah pos-pos aktiva yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual atau yang akan digunakan dalam operasi bisnis normal. Dalam perusahaan manufaktur, persediaan terdiri dari persediaan produk jadi, persediaan produk dalam proses, persediaan bahan baku, persediaan bahan penolong, persediaan bahan habis pakai pabrik, persediaan suku cadang. Dalam perusahaan dagang, persediaan hanya terdiri dari satu golongan, yaitu persediaan barang dagangan yang merupakan barang yang dibeli untuk dijual kembali (Mulyadi, 2001). Hery (2014) menjelaskan bahwa jenis persediaan yang ada dalam perusahaan akan tergantung pada jenis perusahaannya, antara lain: perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur. Untuk perusahaan dagang, persediaannya dinamakan persediaan barang dagangan (hanya ada satu klasifikasi), dimana barang dagangan ini dimiliki oleh perusahaan dan sudah langsung dalam bentuk siap untuk dijual dalam kegiatan bisnis normal perusahaan sehari-hari. Sedangkan untuk perusahaan manufaktur, mula-mula persediaannya belum siap untuk dijual sehingga perlu diolah terlebih dahulu. Persediaan diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu bahan mentah, barang setengah jadi (barang dalam proses), dan barang jadi (produk akhir). Terdapat dua macam metode pencatatan biaya persediaan yang dipakai dalam produksi yaitu: metode mutasi persediaan dan metode persedian fisik.
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017) METODE Penelitian ini dilakukan pada PT. Dwiniaga Pratama Sarana Singaraja. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Dalam penelitian kualitatif instrumennya adalah orang atau human instrument yaitu peneliti itu sendiri. Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih luas dan mendalam terhadap situasi sosial yang diteliti, maka teknik pengumpulan data bersifat triangulasi, yaitu menggunakan berbagai teknik pengumpulan data secara gabungan. Peneliti akan melakukan penelitian langsung ke lapangan dan mengumpulkan data-data yang akan diteliti. Data yang diperoleh melalui teknik wawancara dan dokumentasi kemudian akan disusun, dianalisis, dan akan diperoleh hasil dan kesimpulan. Subjek dalam penelitian ini adalah pengelola PT Dwiniaga Pratama Sarana Singaraja. Sedangkan objek dari penelitian ini adalah penerapan akuntansi piutang dan persediaan oleh pengelola PT Dwiniaga Pratama Sarana Singaraja. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu: (1) reduksi data, meliputi berbagai kegiatan yang bertujuan untuk mempertajam analisis. Hasil dari kegiatan wawancara yang dilakukan terhadap informan terkadang masih keluar dari konteks panduan wawancara yang sudah disusun. Maka perlu dilakukan reduksi data pada hasil wawancara dengan cara menghapus jawaban-jawaban informan yang tidak sesuai dengan konteks permasalahan yang ditanyakan. Proses reduksi berkaitan dengan pemilahan data yang dilihat dari relevansinya dengan pertanyaan penelitian. (2) penyajian data, setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data. Penyajian data dalam penelitian kualitatif dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. (3) penarikan kesimpulan, langkah terakhir dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin
juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akanberkembang setelah penelitian dilapangan. Dalam rangka menjaga keabsahan data digunakan empat kriteria yaitu: kepercayaan, keteralihan, kebergantungan, dan keteralihan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Berikut adalah hasil penelitian berdasarkan observasi dan wawancara pada PT. Dwiniaga Pratama Sarana Singaraja: PT. Dwiniaga Pratama Sarana merupakan badan usaha yang memiliki kegiatan operasional utama yaitu memberikan penjualan kredit kepada pelanggan. Hal ini menyebabkan perusahaan ini memiliki sejumlah piutang yang diakibatkan oleh adanya transaksi penjualan kredit ke pelanggan. Ketika PT. Dwiniaga Pratama Sarana Singaraja melakukan penjualan kredit kepada pelanggan, pihak perusahaan tentu saja mengharapkan piutang usahanya dapat ditagih sesuai dengan jangka waktu yang telah diberikan. Oleh karena itu, untuk memperkecil risiko terjadinya kredit macet dalam memberikan kredit ke pelanggan, perusahaan harus mempertimbangkan beberapa hal seperti: (1) menyerahkan fotokopi KTP, (2) mengisi formulir yang disediakan oleh pihak perusahaan, (3) menyertakan Nomor Pokok Wajib Pajak (jika ada), (4) pengambilan barang pertama sampai ketiga harus dibayar lunas. Pelanggan akan diperbolehkan melakukan pembelian kredit saat pengambilan barang keempat, (5) Pelanggan harus membeli barang secara kredit minimal Rp 2 juta (tergantung jenis toko/outlet). Setelah semua syarat dipenuhi oleh calon pelanggan, selanjutnya akan diproses ke dalam komputer dan memasukkan master pelanggan. Master pelanggan merupakan kode yang dipakai untuk menentukan pelanggan. Jadi masing-masing pelanggan memiliki kode tersendiri, hal ini bertujuan untuk mempermudah mendata pelanggan.
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017) Terakhir, setelah data pelanggan sudah tercatat dalam komputer dan disetujui oleh Kepala Cabang, maka kredit akan diberikan ke pelanggan. A. Pencatatan Piutang Penggolongan piutang pada PT. Dwiniaga Pratama Sarana hanya terdiri dari piutang usaha. Proses pencatatan piutang usaha oleh pihak PT. Dwiniaga Pratama Sarana sudah dilakukan dengan bantuan komputer. Aplikasi komputer yang digunakan dalam pencatatan piutang menggunakan aplikasi GF Akuntansi 2008. PT. Dwiniaga Pratama Sarana Singaraja tidak melakukan penyusunan laporan keuangan seperti membuat laporan laba/rugi ataupun neraca melainkan hanya membuat laporan penjualan barang, pengeluaran persediaan, dan catatan jumlah piutang. Laporan keuangan dibuat oleh bagian akuntansi di perusahaan induk atau kantor pusat. Pencatatan piutang dilakukan setelah keluarnya barang dari gudang atau penjualan kredit diberikan ke pelanggan. Di akhir hari, admin piutang akan melakukan pengecekan terhadap nota yang dibawa oleh bagian penagihan. Jika piutang tidak dapat ditagih maka nota akan dikembalikan ke bagian piutang. Piutang yang tidak dapat ditagih memiliki beberapa kemungkinan, salah satunya toko yang ditagih sedang tutup. Tetapi jika piutang berhasil ditagih, nota akan diserahkan ke pelanggan sebagai bukti bahwa pelanggan tersebut memang sudah benar telah membayar dan bagian penagihan akan menyerahkan uangnya ke admin piutang dan akan langsung dilakukan pencatatan piutang. Meskipun waktu jatuh tempo untuk membayar diberikan selama 10 hari, tetap saja masih ada pelanggan yang melewati tenggat waktu yang telah diberikan. Disini pihak perusahaan akan terus melakukan penagihan sampai piutang tersebut dibayar. Jika piutang sudah benar-benar tidak dapat ditagih lagi maka dari pihak PT. Dwiniaga Pratama Sarana Singaraja akan membuat laporan kepada kantor pusat bahwa piutang tersebut sudah tidak dapat ditagih. Untuk piutang yang tidak
dapat ditagih akan dilakukan penghapusan piutang oleh pihak perusahaan dikantor pusat. B. Pengawasan Piutang Semakin luas ruang lingkup perusahaan maka semakin sulit diadakan pengawasan secara langsung terhadap jalannya operasional perusahaan oleh pihak manajemen perusahaan. Dalam PT. Dwiniaga Pratama Sarana Singaraja, pemisahan tugas belum sepenuhnya terealisasi. Meskipun terdapat pemisahan tugas antara bagian pembuatan faktur penjualan dengan bagian penerimaan kas, tetapi masih ada karyawan yang bekerja merangkap seperti bagian penjualan barang sekaligus melakukan penagihan piutang. Selain menerapkan sistem pengawasan dalam ruang lingkup perusahaan, pihak perusahaan juga perlu melakukan pengawasan terhadap pihak pelanggan. Dari praktik yang terjadi dilapangan, setiap hari setelah kegiatan operasional perusahaan selesai, Kepala Cabang akan melakukan pengecekan terhadap piutang seperti berapa banyak piutang yang berhasil ditagih maupun yang tidak dapat ditagih. Jika piutang masih tetap tidak dapat ditagih dan sudah melampaui jangka waktu kredit yang telah ditentukan, maka Kepala Cabang akan melakukan pengecekan langsung ke pelanggan yang belum membayar tersebut. Kepala Cabang akan menganalisis apa penyebab pelanggan tersebut belum membayar utangnya, apakah pelanggan mengalami kebangkrutan atau ada masalah lain seperti tindakan kecurangan yang dilakukan oleh bagian penagihan. C. Pencatatan Persediaan Selain pencatatan dan pengawasan terhadap piutang, pencatatan terhadap persediaan juga sangat penting dilakukan. Persediaan merupakan aktiva perusahaan yang menempati posisi yang cukup penting dalam suatu perusahaan, baik itu perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur. Metode pencatatan persediaan yang diterapkan dalam PT.
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017) Dwiniaga Pratama Sarana Singaraja adalah dengan menggunakan metode mutasi persediaan dan metode FIFO sebagai metode penilaian persediaan. Dalam proses pencatatan persediaan yang dilakukan oleh PT. Dwiniaga Pratama Sarana Singaraja, dicatat secara manual yang berupa kartu stapel dan dengan menggunakan bantuan komputer dengan program aplikasi yang bernama GF Akuntansi 2008. Setiap hari bagian gudang akan melakukan pengecekan terhadap stock barang yang sudah habis dan membuat catatan atas persediaan yang telah habis yang akan diserahkan ke bagian fakturis. Admin fakturis akan membuat catatan pembelian barang dan menyerahkannya ke kantor pusat melalui email. Setelah disetujui oleh pihak perusahaan kantor pusat, maka bagian fakturis akan melakukan pemesanan ke pabrik. Selain melakukan pengecekan terhadap stock barang yang sudah hampir habis, bagian gudang juga akan melakukan pengecekan terhadap persediaan barang yang mendekati masa kadaluwarsa atau bahkan sudah melewati tanggal kadaluwarsa. Saat ada barang yang telah melewati tanggal kadaluwarsa, maka akan melakukan pemilahan terhadap barangbarang tersebut dan akan dilakukan pemusnahan oleh pihak perusahaan atau di kembalikan ke pabrik sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati diawal. D. Pengawasan Persediaan Pengawasan atas persediaan mutlak diperlukan mengingat aktiva ini tergolong cukup lancar. Tujuan dari diterapkannya pengawasan terhadap persediaan adalah untuk mengamankan atau mencegah tindakan pencurian atau penyalahgunaan atas persediaan. Dalam PT. Dwiniaga Pratama Sarana Singaraja pengawasan terhadap persediaan barang dilakukan dengan carastock opname. Stock opname merupakan kegiatan penghitungan fisik persediaan yang ada di gudang. Biasanya stock opname sering dilakukan di akhir tahun atau setiap tiga atau empat bulan tetapi di PT. Dwiniaga Pratama Sarana Singaraja Stock opname dilakukan setiap awal bulan. Tujuan
dilakukannya stock opname pada PT. Dwiniaga Pratama Sarana Singaraja adalah untuk mengetahui keakuratan catatan pembukuan yang merupakan salah satu fungsi sistem pengendalian internal. Melalui stock opname ini akan diketahui keakuratan pembukuan stock persediaan. Jika terjadi selisih antara stock opname dengan catatan pembukuan, maka kemungkinan ada transaksi yang belum dicatat atau terjadi kecurangan dalam persediaan. Selain menggunakan cara stock opname, penggunaan sistem pencatatan mutasi persediaan (perpetual) juga memberikan pengendalian yang efektif atas persediaan. Informasi mengenai jumlah atas masing-masing jenis persediaan barang dapat segera tersedia dalam catatan untuk masing-masing persediaan. Dalam sistem pencatatan perpetual, hasil dari penghitungan fisik akan dibandingkan dengan data persediaan yang tercatat. Pembahasan 1. Penerapan Akuntansi Piutang pada PT. Dwiniaga Pratama Sarana Singaraja A. Analisis Pencatatan Piutang Piutang yang ada di PT. Dwiniaga Pratama Sarana dikelompokkan ke dalam piutang usaha. Piutang usaha terjadi akibat adanya transaksi pemberian kredit kepada pelanggan (debitur) dan merupakan hasil dari kegiatan normal perusahaan. Penggolongan jenis piutang yang ada di PT. Dwiniaga Pratama Sarana yaitu piutang usaha yang merupakan bagian dari komponen aktiva lancar karena piutang yang diberikan diharapkan dapat ditagih dalam jangka waktu sepuluh (10) hari setelah kredit diberikan. Pencatatan piutang yang dilakukan oleh PT. Dwiniaga Pratama Sarana sudah dilakukan dengan bantuan komputer. Aplikasi komputer yang digunakan dalam pencatatan piutang menggunakan aplikasi GF Akuntansi 2008. PT. Dwiniaga Pratama Sarana Singaraja tidak melakukan penyusunan laporan keuangan seperti membuat laporan laba/rugi ataupun neraca melainkan hanya membuat laporan
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017) penjualan barang, pengeluaran persediaan, dan catatan jumlah piutang. Laporan keuangan dibuat oleh bagian akuntansi di perusahaan induk atau kantor pusat. Hampir sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Serly (2010) menyatakan perusahaan telah menggunakan program akuntansi yang relatif sederhana tetapi fleksibel dan dapat diperbaharui setiap saat diperlukan, sehingga informasi piutang dapat disajikan tepat waktu dan up to date, perusahaan menggunakan metode penghapusan langsung dalam menghapus piutang tak tertagih. Sembiring (2004) menyatakan bahwa mutasi atas pinjaman yang diberikan diakui dan dicatat pada saat terjadi transaksi, yaitu berupa pemberian kredit yang diberikan nasabah dan pemberian pelunasan kredit dari nasabah. Sedikit berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Driyanto 2005 yang mengemukakan bahwa jenis piutang yang ada diperusahaan adalah piutang usaha dan piutang lain-lain, piutang usaha merupakan piutang dari hasil penjualan air bersih kepada pelanggan, kebijakan penjualan pada perusahaan lebih menyerupai dengan penjualan sistem kontrak, dimana dikenakan denda bila ada keterlambatan pelunasan. Pada PT. Dwiniaga Pratama Sarana mutasi piutang dilakukan dan dicatat pada saat terjadi transaksi: penjualan kredit yang diberikan kepada debitur dan penerimaan piutang usaha dari debitur. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Erayani (2016) yang menyatakan bahwa pencatatan piutang usaha oleh BUMDes dilakukan pada saat piutang usaha timbul, penyajian piutang di neraca tidak sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan karena tidak ada penyisihan piutang yang tidak tertagih, BUMDes tidak mengadakan penghapusan piutang terhadap piutang yang tidak dapat ditagih. B. Analisis Pengawasan Piutang Tujuan pengawasan piutang yang dilaksanakan adalah untuk mengamankan piutang dari kegiatan-kegiatan yang dapat merugikan perusahaan, seperti tindakan
penyelewengan atas penerimaan piutang. Hasil penelitian dari Handayani (2008) mengatakan pengawasan piutang yang dilaksanakan sudah cukup memadai, hal ini terlihat dengan adanya pemisahaan fungsi dan pembagian tugas serta sistem otorisasi dalam prosedur penjualan kredit. Sedangkan sistem pengawasan piutang usaha yang diterapkan PT. Dwiniaga Pratama Sarana Singaraja sudah termasuk ke dalam sistem pengawasan yang baik. Dalam memutuskan suatu pemberian kredit kepada calon debitur, PT. Dwiniaga Pratama Sarana memberikan beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh calon debitur. Jika salah satu syarat tidak dipenuhi, maka perusahaan tidak akan memberikan kredit kepada calon debitur. 2. Penerapan Akuntansi Persediaan pada PT. Dwiniaga Pratama Sarana singaraja A. Analisis Pencatatan Persediaan Selain melakukan analisis terhadap pencatatan piutang, analisis terhadap pencatatan persediaan juga perlu dilakukan. Persediaan merupakan salah satu jenis aktiva lancar yang jumlahnya cukup besar dalam suatu perusahaan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sumarni (2014), perusahaan yang diteliti menggunakan metode FIFO (First In First Out) dan menggunakan sistem perpetual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan mencatat biaya asuransi dalam biaya administrasi dan umum pada laporan laba rugi dan pada laporan harga pokok produksi tidak dicantumkan dalam biaya overhead. Sedangkan hasil penelitian dari Marilyn (2016) menyatakan bahwa metode pencatatan yang digunakan oleh perusahaan yang diteliti adalah metode Perpetual, sedangkan untuk metode penilaian persediaan perusahaan menggunakan metode FIFO (First in, First Out). Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sumarni dan Marilyn, dalam PT. Dwiniaga Pratama Sarana Singaraja pencatatan atas persediaan dilakukan dengan menggunakan metode perpetual dan menggunakan metode FIFO
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017) untuk penilaian persediaan. Dengan menggunakan metode perpetual jumlah maupun biaya persediaan dapat diketahui setiap saat dan untuk menyesuaikan catatan persediaan dengan jumlah persediaan yang tersedia digudang, maka akan dilakukan pengecekan atau penghitungan fisik terhadap barang yang ada digudang. B. Analisis Pengawasan Persediaan Tujuan dari diterapkannya sistem pengawasan terhadap persediaan adalah untuk mengamankan atau mencegah tindakan pencurian atau penyalahgunaan atas persediaan. Hery (2016) menyatakan bahwa pengawasan persediaan dimulai pada saat barang diterima. Laporan penerimaan barang yang bernomor urut tercetak seharusnya disiapkan oleh bagian penerimaan untuk menetapkan tanggung jawab awal atas persediaan. Selain itu, tempat penyimpanan persediaan di gudang yang aksesnya dibatasi hanya untuk karyawan tertentu saja dan penggunaan sistem pencatatan perpetual juga memberikan pengendalian yang efektif atas persediaan. Sedangkan sistem pengawasan persediaan yang diterapkan PT. Dwiniaga Pratama Sarana Singaraja sudah termasuk ke dalam sistem pengawasan yang baik. Dimana pengawasan terhadap persediaan barang dilakukan dengan cara stock opname di setiap awal bulan. Tujuan dilakukannya stock opname pada PT. Dwiniaga Pratama Sarana Singaraja adalah untuk mengetahui keakuratan catatan pembukuan yang merupakan salah satu fungsi sistem pengendalian internal. 3.
Kendala-kendala yang Dihadapi dalam Penerapan Akuntansi Piutang dan Persediaan Hasil dari penelitian yang telah dilakukan pada penerapan sistem akuntansi piutang dan persediaan pada PT. Dwiniaga Pratama Sarana Singaraja, terdapat kendala-kendala yang pernah dihadapi yaitu sebagai berikut: (1) adanya keterlambatan pembayaran piutang dari pelanggan yang tidak sesuai dengan tanggal jatuh tempo pembayaran yang
telah ditentukan, (2) sulit untuk menentukan seberapa besar jumlah laba ataupun rugi perusahaan karena PT. Dwiniaga Pratama Sarana Singaraja tidak melakukan penyusunan laporan keuangan seperti laba/rugi atau neraca. Laporan keuangan dibuat di kantor pusat, (3) PT. Dwiniaga Pratama Sarana Singaraja tidak melakukan penyusunan laporan keuangan tetapi hanya membuat laporan penjualan barang, pengeluaran persediaan, dan catatan jumlah piutang dengan sistem pencatatan akuntansi menggunakan bantuan komputer dengan program aplikasi GF Akuntansi 2008, (4) dalam melakukan pencatatan piutang, PT. Dwiniaga Pratama Sarana tidak membuat jurnal. Secara teoritis, jurnal/catatan harian ini merupakan catatan pertama yang digunakan untuk mencatat, mengklasifikasi, dan meringkas data keuangan serta data lainnya, (5) banyak terdapat barang dengan tanggal kadaluwarsa yang sangat cepat dengan kisaran waktu hanya enam bulan. Ini menyebabkan banyak terjadi return barang dari pelanggan, (6) tidak bisa memenuhi pesanan dari pelanggan. Hal ini terjadi ketika banyaknya permintaan dari pelanggan untuk suatu produk tetapi persediaan barang digudang sudah kosong, (7) adanya pendistribusian barang yang tidak merata karena terjadi keterlambatan pengiriman dari pabrik, (8) sistem pencatatan persediaan yang dilakukan oleh PT. Dwiniaga Pratama Sarana Singaraja masih sederhana, yaitu pencatatan secara manual ketika ada barang yang masuk mapun keluar dari gudang. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan penelitian, dan analisis data penelitian yang dilakukan untuk mengetahui penerapan sistem akuntansi piutang dan persediaan, maka peneliti dapat menarik kesimpulan yaitu, sebagai berikut: 1. Penerapan akuntansi piutang pada PT. Dwiniaga Pratama Sarana Singaraja dicatat hanya sebatas pada saat piutang timbul,
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017) sedangkan jurnal, penyisihan piutang tak tertagih, dan laporan keuangan tidak dibuat oleh perusahaan. Pengawasan piutang dilakukan terhadap pihak internal perusahaan seperti karyawan bagian piutang dan bagian penagihan, serta pihak luar perusahaan seperti pelanggan. 2. Penerapan akuntansi persediaan pada PT. Dwiniaga Pratama Sarana Singaraja dicatat dengan menggunakan metode perpetual dan penghitungan fisik. Dengan menggunakan metode perpetual jumlah maupun biaya persediaan dapat diketahui setiap saat dan untuk menyesuaikan catatan persediaan dengan jumlah persediaan yang tersedia digudang, maka akan dilakukan pengecekan atau penghitungan fisik terhadap barang yang ada digudang. Pengawasan persediaan dilakukan dengan cara stock opname. Melalui stock opname ini akan diketahui keakuratan pembukuan persediaan. 3. Pada PT. Dwiniaga Pratama Sarana Singaraja masih terdapat beberapa kendala yang dialami yang berkaitan dengan penerapan akuntansi piutang dan persediaan seperti adanya keterlambatan pembayaran piutang dari pelanggan yang sudah melewati tanggal jatuh tempo dan tidak bisa memenuhi pesanan dari pelanggan karena banyaknya permintaan dari pelanggan untuk suatu produk tetapi persediaan barang digudang sudah kosong. Saran Sesuai dengan simpulan di atas, adapun saran yang dapat diberikan penulis yang diharapkan dijadikan masukan bagi PT. Dwiniaga Pratama Sarana Singaraja dalam meningkatkan kinerjanya yaitu: 1. Mengingat besarnya manfaat yang bisa diperoleh dari penerapan akuntansi, maka disarankan
kepada PT. Dwiniaga Pratama Sarana Singaraja sebaiknya membuat jurnal atas piutang, penyisihan piutang tak tertagih dan laporan keuangan secara terpisah dengan kantor pusat. 2. PT. Dwiniaga Pratama Sarana Singaraja sebaiknya mempertahankan sistem pencatatan dan juga pengawasan terhadap persediaan agar tindakan penyelewengan terhadap persediaan dapat diminimalisir. 3. PT. Dwiniaga Pratama Sarana Singaraja sebaiknya melakukan upaya-upaya yang bisa digunakan untuk mengantisipasi kendalakendala yang terjadi di perusahaan seperti melakukan pengecekan barang sedini mungkin agar persediaan barang digudang tidak sampai kosong.
DAFTAR PUSTAKA Driyanto Srg, Fahmi. 2005. Akuntansi Piutang pada PDAM Tirtanadi Medan. Skripsi. Universitas Sumatra Utara Erayani, Whita. 2016. Tinjauan Penerapan Sistem Akuntansi Piutang pada Badan Usaha Milik Desa Sidi Amerta di Desa Sangsit. Skripsi. Universitas pendidikan Ganesha Handayani, Liza. 2008. Penerapan Akuntansi dan Pengawasan Piutang pada PT. Astra International Tbk Toyota Sales Operation Cabang Medan Gatot Subroto. Skripsi. Universitas Sumatra Utara Herawati, Trisna. 2011. Akuntansi Pengantar 1. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha Hery. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Bumi Aksara ------. 2016. Akuntansi Aktiva, Utang dan Modal. Edisi Kedua. Yogyakarta: Gava Media
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017) Kasmir.
2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Edisi Pertama. Jakarta: Kencana Prenada Media
Lina. 2004. Penerapan Akuntansi dan Pengawasan Piutang pada PT. Peruusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) Cabang Medan. Skripsi. Universitas Sumatra Utara Marilyn,
Rachel Anly. 2016. Analisis Penerapan Akuntansi Persediaan Berdasarkan PSAK No.14 Pada PT. Gatraco Indah Manado. Skripsi. Universitas Sam Ratulangi
Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Salemba Empat Nopiyani, Eka. 2014. Pengaruh Perputaran Piutang dan Arus Kas Terhadap Profitabilitas. Skripsi. Universitas Pendidikan Ganesha Sawir,
Agnes. 2009. Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Sembiring, Oktawan. 2004. Suatu Tinjauan Penerapan Akuntansi Piutang Pada Perum Pegadaian Kantor Wilayah Medan. Skripsi. Universitas Sumatra Utara Serly. 2010. Sistem Akuntansi Piutang Dagang pada Pedagang Besar Farmasi PT. Trido Abed Utama Medan. Skripsi. Universitas Sumatra Utara Sumarni, Elia. 2014. Penerapan Akuntansi Persediaan Pada PT. Swakarya Indah Busana Tanjungpinang. Skripsi. Universitas Maritim Raja Ali Haji