TINJAUAN TENTANG PENYIDIKAN TINDAK PIDANA PENCABULAN TERHADAP ANAK DI WILAYAH HUKUM POLRES GROBOGAN
JURNAL ILMIAH Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Ilmu Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Slamet Riyadi Surakarta Oleh : ANDRIYANTO NPM: 12101049
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA 2015
1
ABSTRAKSI
Tujuan dari penelitian yang dituangkan dalam bentuk skripsi ini adalah untuk mengetahui secara jelas mengenai penyidikan kasus tindak pidana pencabulan terhadap anak serta hambatan-hambatan yang terjadi selama pelaksaannya. Adapun latar belakang penelitian ini adalah kejahatan kesusilaan yang bukan hanya gangguan terhadap keamanan, ketertiban, ketentraman masyarakat semata, tetapi juga merupakan bahaya yang besar bagi masa depan korban kejahatan kesusilaan. Dengan adanya penyidikan tindak pidana pencabulan maka si pelaku dapat ditindak tegas sesuai dengan peraturan hukum yang berlaku. Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian normatif, sifat penelitian adalah deskriptif analitis yang menganalisa dan pada saat sekarang, sedangkan lokasi penelitian di Polres Grobogan, pengumpulan data diperoleh dengan cara wawancara, penelitian lapangan dan studi pustaka, kemudian dilakukan analisa data kualitatif yang semata-mata bertujuan mengungkap dan memahami kebenaran yang diperoleh dari responden. Hasil penelitian adalah pelaksanaan penyidikan tindak pidana pencabulan terhadap anak, dalam prakteknya Polisi sebagai penyidik berpegangan pada KUHAP, sedangkan hambatan-hambatan dalam pelaksanaan terletak pada segi sumber daya penyidik, segi pelaksanaan dan segi sarana prasarana. Kata kunci : penyidikan, pencabulan, anak
2
A. Latar Belakang Masalah Kasus kejahatan yang terjadi di Indonesia menjadi bahan pembicaraan baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Terjadinya kejahatan kesusilaan tersebut bukan hanya
merupakan
gangguan
terhadap
keamanan,
ketertiban,
ketentraman
masyarakat semata-mata tetapi juga merupakan biaya yang besar bagi masa depan korban kejahatan kesusilaan. Indonesia sebagai Negara hukum bertujuan menciptakan adanya ketertiban, keamanan, ketentraman, keadilan bernegara. Masalah kejahatan kesusilaan dihubungkan dengan perilaku menyimpang (tingkah laku menyimpang ialah tingkah laku yang tidak baik tidak bisa diterima oleh masyarakat umumnya, dan tidak bisa sesuai dengan norma yang ada).1 Kejahatan kesusilaan yang terjadi di dalam masyarakat disebabkan oleh pengaruh bacaan porno, VCD porno yang beredar bebas pada saat ini, dan tidak terpenuhinya kebutuhan biologis seorang suami dalam ikatan perkawinan di dalam kehidupan masyarakat. Salah satu delik yang terdapat dalam kejahatan kesusilaan ialah delik pencabulan. Masalah kejahatan pencabulan akhir-akhir ini menjadi bahan pembicaraan di masyarakat dikarenakan semakin meningkatnya kejahatan pencabulan terhadap wanita dengan aktivitas pencabulan yang semakin sadis brutal, seperti disertai dengan pembunuhan dan penganiyaan terhadap korban. Selain itu yang menjadi korban dari kejahatan pencabulan tersebut tidak sedikit diantaranya adalah anak-anak. Dilihat dari aspek hukumnya, tindakan anarkis tersebut sulit dibuktikan karena tidak adanya pengaduan dari korban dan tidak adanya bukti yang kuat. Hal ini disebabkan karena korban merasa malu dan mengalami trauma atas kejadian tersebut. Akibat dari perbuatan cabul bagi anak tersebut tidak hanya penderitaan phisik saja. Dimana psikis anak mengalami penderitaan mental atau trauma yang sulit dihapuskan, kurang percaya diri dalam pergaulan, yang semua itu akan dibawa sepanjang hidupnya, apalagi pelaku dari kejahatan cabul terhadap anak tersebut kebanyakan merupakan keluarga dekat dari korban ataupun tetangga sendiri. Hukum yang berlaku di Indonesia sanksi pidana yang tegas, jika suatu anggota masyarakat melanggar peraturan tersebut akan mendapatkan sanksi yang 1
Kartini Kartono, 1983, Patologi Sosial, Jilid 1, Edisi Baru CV. Rajawali, Jakarta, hal. 13
1
tegas dan mengikat. Pihak berwajib dalam melakukan penangkapan, penahanan terhadap tersangka harus benar-benar memenuhi peraturan yang berlaku dan sesuai dengan Undang-undang. Dimaksud dengan pihak berwajib diatas adalah kepolisian yang mempunyai wewenang sebagai penyelidik dan penyidik dalam kasus tindak pidana. Sehubungan dengan hal tersebut diatas polisi sebagai penegak hukum akan berdiri di garis terdepan dalam pelaksanaan penegakan hukum yang mempunyai kewajiban untuk memberantas tindak pidana pencabulan terhadap anak. Penanganan masalah pencabulan terhadap anak menjadi menarik dalam hubungannya dengan upaya penyidikan tindak pidana pencabulan korbannya anak dalam pemeriksaannya. Segi positif dengan adanya penyidikan tindak pidana pencabulan, pelaku dapat ditindak tegas sesuai hukum yang berlaku.
B. Perumusan Masalah Permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana pelaksanaan penyidikan kasus tindak pidana pencabulan di Polres Grobogan ? 2. Hambatan-hambatan apa saja dalam penanganan
penyidikan kasus tindak
pidana tersebut ?
C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tujuan Obyektif a. Mengkaji secara jelas penyidikan kasus tindak pidana pencabulan tersebut. b. Mengetahui hambatan-hambatan dalam penyidikan kasus tindak pidana pencabulan tersebut. 2. Tujuan Subyektif a. Memberi sumbangan pemikiran untuk pengembangan hukum pidana khususnya tentang tindak pidana pencabulan. b. Sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana dalam ilmu hukum pada Fakultas Hukum Universitas Slamet Riyadi Surakarta.
2
D. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah Hukum Kepolisian Polres Grobogan. Alasan pemilihan lokasi ini karena pada Polres Grobogan terdapat data-data yang penulis butuhkan untuk melaksanakan penelitian ini. 2. Spesifikasi Penelitian Penelitian yang hendak mengungkap masalah tindak pidana pencabulan yang dilakukan terhadap anak, penulis dalam hal ini mengadakan pendekatan secara empiris atau sosiologis. “Penelitian Hukum Empiris atau Penelitian Sosiologis, yaitu penelitian hukum yang memperoleh data dari data primer”.2 3. Sifat Penelitian Sifat penelitian ini adalah deskriptif, yakni penelitian yang tata kerjanya memberikan data-data penelitian seteliti mungkin tentang gejala-gejala keadaan dan
sifat-sifat.3
Melalui
penelitian
deskriptif
ini
diharapkan
dapat
mengungkapkan penyidikan tindak pidana pencabulan terhadap anak di Polres Grobogan secara jelas menurut hukum yang berlaku. 4. Bahan atau Materi Penelitian a. Bahan hukum primer adalah merupakan bahan hukum yang paling cocok yang digunakan sebagai dasar dalam penyusunan skripsi, yaitu: - Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) - Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) b. Bahan hukum sekunder yaitu: - PP No. 27 Tahun 1983 c. Bahan hukum tersier adalah berupa buku literatur, kamus hukum dan ensiklopedia yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder. 5. Sumber Data a. Sumber Data Primer Yaitu sejumlah data yang langsung diperoleh dari obyek penelitian atau penelitian di lapangan, guna mendapatkan data primer digunakan teknik 2
Rony Hanitijo Soemitro. 1998. Metodologi Penelitian Hukum dan Yurimetri. Semarang. Ghalia Indonesia. Hal 53 3 Soerjono Soekanto. 1986. Pengantar Penelitian Hukum. Universitas Indonesia. Jakarta. Hal 10
3
pengumpulan data dengan jalan Tanya jawab langsung dengan Bp/Ibu Penyidik Pembantu di Polres Grobogan. b. Sumber Data sekunder Yang menjadi sumber data sekunder dalam penelitian ini berupa penelitian kepustakaan, yang merupakan hasil penelitian dan pengolahan orang lain yang sudah tersedia dalam bentuk buku-buku penunjang penelitian. 6. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara Teknik pengumpulan data ini dengan komunikasi secara langsung dengan responden yaitu dengan Bp/Ibu Penyidik Pembantu di Polres Grobogan. Wawancara ini dilakukan berpedoman pada daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan sebelumnya (interview guide) yang diharapkan dapat membimbing peneliti mendapatkan data-data dari responden secara sistematis. b. Peneliti Lapangan Penelitian lapangan dapat dilakukan dengan cara melakukan observasi atau pengamatan secara langsung maupun tidak langsung yaitu berkaitan erat dengan tugas-tugas yang dilakukan oleh aparat kepolisian dalam penanganan penyidikan tindak pidana pencabulan terhadap anak. c. Studi Pustaka Guna memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan jalan membaca dan mempelajari buku-buku perpustakaan yang berkaitan dengan materi penelitian, kemudian menyusun sebagai sajian data. 7. Teknik Analisis Data Menganalisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar, sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja. Namun, ini belum dapat dipakai untuk menyusun suatu konstruksi deskriptif fakta. Kemudian untuk menganalisa data yang diperoleh, penulis menggunakan deskriptif analisis artinya data yang berupa ucapan, tulisan dan perilaku yang dapat diperoleh dalam penelitian dilaporkan secara kualitatif untuk memperoleh kesimpulan.Penelitian kualitatif
4
adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan social yang secara fundamental (pokok/hal mendasar) bergantung pada pengamatan terhadap manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan penelitiannya.
E. Hasil Penelitian Dan Pembahasan 1. Pelaksanaan Penyidikan Kasus Tindak Pidana Pencabulan Terhadap Anak Terungkapnya kasus pencabulan terhadap Bunga yang berumur 9 tahun merupakan pelajar kelas IV SD, dimulai adanya aduan dari pihak korban dengan membuat surat permohonan/ surat aduan kepada penyidik untuk melakukan penyidikan kasus tindak pidana pencabulan tersebut. Berdasarkan laporan polisi (LP) No. Pol: LP 59/XI/2006/Res.Grb, tanggal 27 November 2006 penyidik dalam upaya penyidikan, melakukan penanganan di TKP dalam tindak pidana perbuatan cabul yang meliputi dua hal yaitu kegiatan pokok antara lain tindakan pertama di TKP dan pengolahan TKP Dari langkah pertama penyidik melakukan pemanggilan dengan surat pemanggilan yang ditanda tangani oleh penyidik yang mempunyai wewenang untuk memangil saksi maupun tersangka, dari pemanggilan itu tersangka tidak diharuskan cepat datang, tersangka diberi tenggang waktu apakah memerlukan penasehat hukum atau tidak, hal ini penyidik mengacu pada KUHAP pasal 54 dan 55 KUHAP. Tetapi dalam kasus ini semua saksi dilakukan pemanggilan karena para saksi dengan kesadarannya sendiri untuk diperiksa sebagai saksi di Polres Grobogan Penyidik terhadap kasus tersebut dengan adanya langkah penyelidikan tersebut telah memenuhi unsur-unsur pidan pasal 290 KUHP, cukup bukti, meningkatkan penyelidikan menjadi proses penyidikan sekaligus melakukan penangkapan, dengan surat perintah penangkapan No Pol: SP Kap/15/XI/2006/Res.Grb, tanggal 27 November 2006 menangkap tersangka Naser di Purwodadi. Setelah ditangkap, kemudian ditahan, penahanan itu dengan surat perintah penahanan No. Pol: SPP/171/XI/2006/Res.Grb, tanggal 28 November 2006 tersangka dimasukkan dirumah tahanan negara Polres Grobogan. Dalam proses penyidikan ini polisi bekerja sama dengan tenaga ahli untuk melakukan visum oleh dokter ahli untuk mengetahui sejauh mana pelaku
5
berbuat. Setelah penyidik sudah cukup memenuhi 3 unsur yaitu: keterangan saksi, keterangan tersangka dan barang bukti. Dari uraian pelaksanaan penyidikan diatas penulis menyajikan data yang berupa berkas kasus pencabulan terhadap Bunga sebagai berikut: Dasar: Laporan Polisi No Pol
: LP/59/XI/2006/Res.Grb.
Tanggal
: 27 November 2006
Perkara: Tindak pidana perbuatan cabul sebagaimana dimaksud dalam pasal 290 KUHP, yang dilakukan oleh tersangka: Naser terhadap korban Bunga kejadian pada hari dan tanggal lupa sekitar bulan Juli 2006, sekitar jam: 11.30 WIB (sesudah kenaikan kelas IV SD) atau setidak-tidaknya pada suatu hari di bulan Juli 2006 di Jl. Kenari Gang III No. 13 Kecamatan Purwodadi, Grobogan atau setidaktidaknya disuatu tempat di Jalan Kenari Gang III No. 13 Kecamatan Purwodadi, Grobogan, kejadian ini dilaporkan pada hari Senin tanggal 27 November 2006, jam: 12.00 WIB. Fakta-Fakta: 1. Penangkapan TKP Berdasarkan laporan polisi No. Pol: LP/59/XI/2006/Res.Grb, tanggal 27 November 2006, telah dilakukan penanganan TKP tindak pidana perbuatan cabul yang meliputi 2 (dua) kegiatan pokok antara lain: a. Tindakan pertama di TKP 1) Menutup dan mengamankan TKP, melarang semua orang yang tidak berkepentingan agar meninggalkan TKP. 2) Mengumpulkan keterangan dari saksi-saksi. 3) Mengamankan barang bukti celana dalam warna biru muda milik korban. 4) Membuat sket kasar tempat kejadian perkara. b. Pengolahan TKP 1) Mengintrograsikan saksi Sumeh dan Ny. Ratmi dan korban Bunga 2) Mencari dan barang bukti ditempat kejadian
6
Atas penanganan TKP telah dibuat berita acara pemeriksaan di TKP tindak pidana tersebut, tertanggal 29 November 2006, atas nama Bripka Serka Nrp. 66080482, penyidik pembantu pada Polres Grobogan. 2. Pemanggilan Saksi Tidak dilakukan pemanggilan karena para saksi dengan kesadarannya sendiri untuk diperiksa sebagai saksi di Polres Grobogan. 3. Penangkapan Dengan surat perintah penangkapan No.Pol: SP Kap/15/XI/2006/Res.Grb tanggal 27 November 2000, telah ditangkap tersangka Naser di Purwodadi dengan berita acara penangkapan tertanggal 27 November 2006. 4. Penahanan Dengan surat penahanan No.Pol: SPP/171/XI/2006/Res.Grb. Tanggal 28 November 2006 telah ditahan tersangka Naser dirumah tahanan negara Polres Grobogan. Dengan berita acara penahanan tertanggal 28 November 2006. 5. Penyitaan Dengan surat perintah penyitaan No.Pol: SP Sita/16/XI/2006/Res.Grb, tanggal 28 November 2006 telah disita barang berupa: sebuah celana dalam warna biru muda dari saksi Sumeh. Dengan berita acara penyitaan tertanggal 28 November 2006. 6. Keterangan Saksi Saksi I Nama
: Bunga
Umur
: 9 tahun
Agama
: Islam
Pekerjaan : pelajar kelas IV SD, Alamat
: Jl. Kenari Gang III No.9 Kecamatan Purwodadi, Grobogan.
a. Saksi korban diperiksa pada hari Senin tanggal 27 November 2006 b. Saksi mengerti diperiksa karena bebek (kemaluan saksi) diolesi hand body dan celana saksi dilepas ke bawah oleh terangka Naser dan manuke (alat kelamin laki-laki), Naser dioles-oleskan ke bebak (kemaluan) saksi.
7
c. Kejadian pada hari dan tanggal lupa pada bulan Juli tahun 2006, setelah kenaikan kelas IV SD sekira bulan Juli 2006, sekira jam 13.00 WIB (sepulang sekolah) dirumah Naser yaitu di kamar mandi/WC, di dapur dan di kamar tidur di Jalan Kenari Gang III No. 13, Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan. d. Yang mengolesi
bebek
(kemaluan
saksi)
yaitu
Naser
dengan
menggunakan hand body dan bebek (kemaluan saksi) diolesi dengan manuke (kemaluan laki-laki) Naser e. Kemaluan saksi diolesi hand body dengan Naser saksi tahu maksudnya, setahu saksi disuruh mencabuti uban (rambut saksi), tahu-tahu saksi bebeknya (kemaluannya) diberi hand body dan manuke Naser diolesoleskan dibebak (kemaluan saksi). f. Setelah bebek saksi dan manuke Naser dioleskan ke bebek (kemaluan saksi), saksi merasakan keri/geli namun setelah itu bebek saksi terasa perih, perut mulas dan kepala pusing dan kalau disekolah sering muntahmuntah. g. Manuke (kemaluan) Naser warnanya hitam ada rambutnya dan dipuncaknya halus dan tangan saksi disuruh memegangi namun tidak muat karena besar. h. Manuke Naser kalo dioleskan ke bebek saksi mengeluarkan air yang licin. i. Setiap saksi disuruh mencabuti uban (rambut putih) dan bebeknya (kemaluannya) diolesi manuke (kemaluan) Naser saksi di beri uang, kadang Rp.500,- (lima ratus rupiah) kadang Rp.300,- (tiga ratus rupiah), kadang Rp.200,- (dua ratus rupiah), kadang diberi roti, ketela dan pohong. j. Seingat saksi bebeknya diolesi manuke Naser sebanyak lima kali, yang pertama sampai ketiga diolesi hand body dan sedang keempat kelima tidak memakai hand body hanya diolesi dengan manuke Naser. k. Perbuatan pertama pada waktu setelah naik ke kelas IV SD sekitar bulan Juli 2006, sekira jam: 13.00 WIB setelah habis pulang sekolah, sewaktu saksi bermain bangklek bersama adiknya kemudian saksi di panggil
8
Naser untuk mencabuti uban (rambut putih) didepan rumah Naser kemudian saksi diajak ke kamar mandi/WC oleh Naser pada waktu mencabuti bebek saksi diraba-raba oleh Naser setelah sampai di bak mandi saksi didudukkan di bak mandi kemudian celana saksi dilepas, diplotroke oleh Naser kemudian manuke Naser dioles-oleskan ke bebek saksi sambil berdiri didepan saksi, setelah itu saksi di beri uang Rp. 200,(dua ratus rupiah). l. Perbuatan kedua pada waktu saksi pulang sekilah kira jam 13.00 WIB saksi sedang bermain gathengan (batu yang dilempar keatas lalu ditangkap) kemudian saksi disuruh mencabuti uban oleh Naser kemudian saksi disuruh masuk kamar, saksi di suruh tidur-tiduran kemudian datang Naser ke tempat tidur selanjutnya bebek saksi diolesi hand body dan manuke Naser pucuke dioleskan ke bebek saksi dengan posisi saksi tidur dan kedua kaki Naser duduk diantara kedua kaki saksi berhadapan setelah itu saksi diberi uang Rp.400,- (empat ratus rupiah) dan uangnya dibelikan oleh saksi permen. m. Perbuatan yang ketiga waktu itu pulang sekolah Naser sedang membuat bata (batu bata) dan saksi datang untuk mencabuti uban (rambut putih) selanjutnya Naser membersihkan diri kemudian saksi mencabuti uban dan bebek saksi di raba-raba dengan menggunakan tangan oleh Naser, kemudian manuke Naser dioles-oleskan atau ditempel-tempelkan di bebek saksi waktu itu manuke Naser mengeluarkan air yang membasahi bebek saksi dan setelah itu air diraba-raba oleh saksi terasa licin (lunyu) kemudian saksi diberi uang oleh Naser sebanyak Rp.300,- (tiga ratus rupiah). n. Yang keempat waktu itu saksi makan didepan rumah, saksi disuruh mencabuti uban oleh Naser bebek saksi diraba-raba (dielus-elus) selanjutnya saksi diajak ke kamar mandi/WC kemudian saksi didudukkan dibak mandi dan celana saksi di plotrokke, kemudian manukke Naser dioles-oleskan ke bebek saksi sampai keluar airnya (air mani) dan Naser berdiri didepan saksi, setelah selesai saksi diberi uang Rp.300,- (tiga ratus rupiah) dan saksi juga diberi roti, tela dan pohong.
9
o. Yang kelima sewaktu Naser membuat bata di depan rumah dan saksi habis melihat TV dirumah saksi, selanjutnya saksi bermain dirumah Naser saksi dipanggil Naser diberi roti waktu itu didapur celana saksi dilepas oleh Naser kemudian saksi dipangku dan diciumi dan manuke Naser dikeluarkan. p. Saksi tidak berani lapor sama bapak dan maknya karena sudah dipesan oleh Naser yaitu: jangan ngomong sama bapakmu dan makmu, kalau ngomong nanti kepalamu dijeglukke (dibenturkan) ke tembok nanti saksi sakit. q. Saksi mau diolesi dengan manuke Naser karena saksi takut dan saksi dipesan tidak boleh ngomong kepada siapa saja dan kamar pintu oleh Naser. r. Lamanya bebek saksi diolesi manukke Naser biasanya sampai keluar airnya. s. Saksi membenarkan kalau Naser yang ditujuk oleh pemeriksa adalah Naser yang meraba-raba manukke dimasukkan ke bebek saksi. t. Saksi membenarkan semua keterangannya. Saksi II Nama
: Ratmi,
Umur
: 33 tahun,
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Ibu Rumah tangga,
Alamat
: Jl. Kenari Gang III No.9 Kec. Purwodadi,
a. Saksi diperiksa pada tanggal 5 Desember 2006 b. Saksi mengerti diperiksa karena anaknya diperlakukan cabul oleh saudara Naser c. Kejadian pada hari dan tanggal lupa sekira bulan Juli tahun 2006, sekira jam 13.00 WIB atau sepulang sekolah dirumah di Jl. Kenari Gang III No. 13 Kecamatan Purwodadi, Grobogan. d. Yang melakukan perbuatan cabul saudara Naser, 63 tahun, Islam, Pekerjaan Swasta, alamat Jl. Kenari Gang III No. 13 Kecamatan Purwodadi, Grobogan sedang korbannya anak saksi bernama Bunga anak
10
no.2 dari 4 bersaudara, lahir di Purwodadi tanggal 21 April 1995, Agama Islam, Pekerjaan pelajar kelas IV SD, alamat Jl. Kenari Gang III No.9 Kecamatan Purwodadi, Grobogan e. Saksi mengetahui adanya perbuatan cabul dari anaknya sendiri yang bernama Bunga sewaktu anak sakit dirumah sakit Daerah Purwodadi anak saksi bilang kalau bebek (kemaluan saksi) dimasuki (dileboni) oleh manuke Naser waktu itu saksi tidak begitu memperhatikan karena baru keadaan sakit panas. f. Selanjutnya saksi ngomong dengan suami saksi Sumeh kalau bebeknya anaknya yang bernama Bunga dimasuki manukke Naser dan suami saksi bilang anak baru sakit panas ngomongnya jangan diperhatikan. g. Saksi sepulang dari rumah sakit kurang lebih sudah siang dua minggu mendengar isu di kampung kalau disuap Rp.2.000.000,- (dua juta rupiah) kok diam saja, selanjutnya saksi menyakan hal tersebut kepada suaminya, ternyata isu tersebut tidak benar. h. Selanjutnya pada hari Jumat tanggal lupa dibulan November 2006 anak saksi diperiksakan di dokter Rujito di Purwodadi dan disarankan ke RSUD Purwodadi namun di rumah sakit Purwodadi disarankan lapor polisi, kemudian saksi dengan diantar Ketua RT Suranto lapor ke Polres Grobogan oleh Polres Grobogan anaknya dibawa ke rumah sakit umum Purwodadi untuk dimintakan visum. i. Menurut pengakuan anak saya, perbuatan cabul tersebut dilakukan dikamar mandi/WC dan didapur dan ditempat tidur milik Naser alamat: Jl. Kenari Gang III No. 13 Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan. j. Menurut pengakuan anak saksi perbuatan cabul tersebut dilakukan sebanyak lima kali diwaktu yang berbeda. k. Menurut pengakuan saksi (anak saksi) Bunga disuruh mencabuti uban, kemudian dibawa ke kamar dan celananya dilepas sedikit (diplotroke) dan cerita kalau manukke Naser diolesi hand body dan dimasukkan ke bebek (kemaluan) sampai Naser mengeluarkan air dari manukke dan tangan anak saksi disuruh memegangi manukke Naser.
11
l. Sebelumnya saksi tidak dilapori, setahu saksi sewaktu anak saksi sakit panas dirumah sakit Purwodadi tersebut bilang kalau bebeknya dimasuki oleh manukke Naser. m. Keadaan anak saksi setelah mengalami perbuatan cabul setiap harinya sering marah dan membantah orang tua. n. Pergaulannya kalau bermain dengan temannya serung suka mengganggu o. Kalau kencing anak saksi terasa perih, pusing dan kalau kencing sulit dan sering ngompol. 7. Keterangan Tersangka Tersangka Nama
: Naser
Umur
: 63 tahun
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Swasta
Alamat
: Jl. Kenari Gang III No. 13 Kec. Purwodadi, Grobogan
Menerangkan: a. Tersangka diperiksa pada tanggal 28 November 2006 b. Mengerti diperiksa sehubungan tersangka meraba-raba kemaluan anak kecil dan bersetubuh dengan anak kecil dirumah tersangka di Jl. Kenari Gang III No. 13 Kecamatan Purwodadi, Grobogan. c. Kejadian pada hari dan tanggal lupa sekira bulan Mei sampai bulan Juli 2006, sekira jam: 13.00 WIB di rumah tersangka di Jl. Kenari Gang III No. 13 Kecamatan Purwodadi, Grobogan. d. Tersangka menerangkan tidak menggunakan penasehat hukum. e. Tersangka menerangkan belum pernah dihukum. f. Terhadap perkara yang dipersangkakan tidak mengajukan saksi-saksi yang meringankan. g. Tersangka melakukan perbuatan intim dengan anak kecil yang bernama Bunga panggilannya Nok umur 9 tahun, pelajar Kelas IV SD, alamat Jl. Kenari Gang III No.9 Kecamatan Purwodadi, Grobogan. Tersangka
12
dengan korban juga kenal karena tetangga dan tidak ada hubungan keluarga. h. Tersangka berbuat intim dengan korban Bunga seingat tersangka 4 (empat) kali. i. Pertama dilakukan sewaktu Bunga bermain bangklek dihalaman rumahnya bersama adiknya, kemudian tersangka panggil untuk mencabuti uban (rambut putih), pada waktu itu celana Bunga pakai celana dan sobek dibagian depan pas kemaluan saudari Bunga, sambil mencabuti uban tersangka pegangi (raba) dengan jari telunjuk tersangka sebelah kiri, waktu itu saudari Bunga merasakan keri (geli) kemudian korban diajak tersangka ke kamar mandi dan korban tersangka didudukkan di bak mandi dan celananya tersangka tarik ke bawah tidak sampai lepas, kemudian kemaluan tersangka dikeluarkan tersangka dioleskan dikemaluan Bunga dan alat kelamin saya tidak masuk, setelah itu Bunga tersangka beri uang Rp.200,- (dua ratus rupiah). j. Kedua saudari Bunga sedang main gathengan (batu dilempar ke atas lalu ditangkap) di depan rumah tersangka dan tersangka menyuruh mencabuti uban (rambut putih) dan selanjutnya korban tersangka ditidurkan dikamar dan celana dalam tersangka lepas kebawah (diplotroke) selanjutnya kemaluan Bunga tersangka olesi hand body, selanjutnya kemaluan tersangka juga diolesi hand body dengan posisi tidur terlentang dan tersangka duduk diantara kaki korban kemaluannya dioles-oleskan ke kemaluan korban, setelah itu korban tersangka beri uang Rp.400,(empat ratus rupiah). k. Yang ketiga sewaktu tersangka membuat bata dirumah tersangka datang Bunga menawarkan untuk mencabuti uban selanjutnya tersangka membersihkan diri, selanjutnya sambil mencabuti uban kemaluan Bunga tersangka pegangi dengan jari kelingking tersangka sebelah kiri selanjutnya celana Bunga saya tarik ke bawah selanjutnya tersangka mengajak korban ke kamar, setelah itu kemaluan tersangka dikeluarkan dalam keadaan tegang dan kemaluan tersangka dioles-oleskan di kemaluan korban dan kali ini tidak menggunakan hand body sampai
13
tersangka keluar air mani dan merasa puas dan nikmat dan setelah itu korban tersangka beri uang Rp. 300,- (tiga ratus rupiah). l. Yang keempat dikamar mandi pada waktu itu mencabuti uban tersangka, selanjutnya korban tersangka ajak ke kamar mandi dan korban tersangka dudukkan di bak mandi dan celana tersangka lepas sedikit, selanjutnya kemaluan tersangka dikeluarkan, kemudian dengan tersangka berdiri dan anak (korban) duduk di bak mandi dengan pisisi berhadapan dan kemaluan tersangka dioleskan ke kemaluan korban sehingga keluar air mani dan setelah selesai tersangka beri uang Rp.300,- (tiga ratus rupiah) dan juga korban di beri roti, pohong dan ketela. m. Maksud pertama tersangka hanya disuruh mencabuti uban saja namun karena tersangka melihat celana tersangka korban sobek pada kemaluannya akhirnya tersangka timbul hawa nafsu itu berbuat intin dengan anak tersebut. n. Pada waktu tersangka olesi hand body dan kemaluan tidak terasa sakit, hanya terasa keri. o. Pada waktu kejadian tersangka tidak mengkunci pintu karena rumah tersangka sepi dan istrinya tersangka sedang panen mlinjo dikebun depan rumah. p. Tersangka pernah bilang kepada korban agar tidak ngomong pada orang lain. q. Perbuatan tersebut tersangka lakukan kurang lebih dari mencabut uban sampai berbuat kurang lebih 15 menit. r. Tersangka timbul nafsu karena melihat celana korban sobek pada kemaluannya. s. Tersangka membenarkan semua keterangannya. 8. Barang Bukti Sebuah celana dalam warna biru muda, tanpa merk. Fakta-fakta: a. Bahwa laporan polisi No.Pol: LP/59/XI/2006/Res.Grb tanggal 27 November 2006 tentang perbuatan tindak pidana perbuatan cabul sebagaimana dimaksud dalam pasal 290 KUHP.
14
b. Bahwa kejadian pada hari dan tanggal lupa sekira bulan Juli 2006, sekira jam: 13.00 WIB (setelah kenaikan kelas IV SD) atau setidak-tidaknya dibulan Juli 2006 di Jl. Kenari Gang III No. 13 Kecamatan Purwodadi, Grobogan. c. Bahwa dalam kejadiaan tersebut selaku tersangka adalah saudara Naser, 63 tahun, Agama: Islam, Pekerjaan: Swasta, Alamat: Jl. Kenari Gang III No. 13 Kecamatan Purwodadi, Grobogan. d. Bahwa selaku korban dalam perkara tindak pidana perbuatan cabul adalah saudara Bunga umur 9 tahun, Agama: Islam. Pekerjaan: Pelajar Kelas IV SD, Alamat Jl. Kenari Gang III No.9 Kecamatan Purwodadi, Grobogan lahir di Purwodadi tanggal 21 April 1995. e. Bahwa tersangka Naser telah melakukan perbuatan cabul dengan korban Bunga sebanyak lima kali dilakukan di kamar mandi, kamar tidur dan di dapur dan dilakukan dalam tenggang waktu yang berbeda dengan cara menggunakan celana dalam yang sobek pada bagian kemaluan korban sehingga tersangka Naser timbul nafsu birahi dengan cara kemaluan korban diraba-raba atau dipegangi dengan jari kelingking sebelah kiri, kemudian celananya dilepas dan kemaluannya diberi hand body dan kemaluan tersangka juga diberi hand body dengan cara tersangka mengoleskan atau memasukkan kemaluannya ke kemaluan korban hingga tersangka dapat mengeluarkan air mani dan merasakan kepuasan dan nikmat setelah perbuatan tersebut tersangka lakukan biasanya tersangka memberi uang kadang Rp.200,- (dua ratus rupiah), Rp. 300,(tiga ratus rupiah), kadang Rp.400,- (empat ratus rupiah) dan juga diberi roti dan pohong serta ketela. f. Akibat perbuatan tersangka tersebut terhadap korban Bunga mengalami kemaluan korban terasa perih, sulit kencing dan ngompol, kepala pusing kalau dirumah berani membantah orang tua dan kalau bermain dengan temannya suka mengganggu temannya dan suka melamun. g. Akibat perbuatan tersebut korban dibawa kerumah sakit umum Purwodadi untuk dimintakan visum sesuai permintaan dari Pokes Grobogan.
15
h. Kejadian tersebut sebagai barang bukti, sebuah celana dalam wanita (anak) warna biru muda tanpa merk. Analisis Yuridis Pembahasan pasal 290 KUHP ayat 1 sub 2e dan 3e KUHP: 1. Unsur barang siapa pada hari dan tanggal lupa, sekirat tanggal Juli 2006, sekira jam 13.00 WIB atau sepulang sekolah SD kelas IV tersangka Naser telah berbuat cabul dengan saudari Bunga di Jl. Kenari Gang III No,9 Kecamatan Purwodadi, Grobogan. 2. Unsur barang siapa melakukan perbuatan cabul dengan seorang, sedang diketahuinya atau patut haras disangkanya bahwa umur orang itu belum cukup 15 tahun atau kalau tidak nyata berapa umurnya, bahwa orang itu masanya buat dikawin. Tersangka Naser mengetahui kalau korban Bunga masih anak-anak masih di sekolah di SD, saat kejadian korban baru berumur 9 tahun 8 bulan, sekarang ini korban status pelajar IV SD belum saatnya untuk dikawin dikarenakan masih anak-anak (korban lahir di Purwodadi, 21 April 1995). 3. Unsur barang siapa membujuk (menggoda seorang yang diketahuinya atau patut disangkanya, bahwa umur orang itu belum cukup umur 15 tahun atau kalau tidak nyata berapa umurnya, bahwa ia belum masanya buat kawin akan melakukan atau membiarkan dilakukan pada dirinya perbuatan cabul atau akan bersetubuh dengan orang lain dengan tiada kawin. Naser dengan menyuruh mencabuti uban kapada korban Bunga ternyata setelah tersangka melihat korban memakai celana yang sobek pad kemaluannya, timbul niat nafsu untuk berbuat cabul dengan cara meraba-raba kemaluan anak dengan jari kelingking tangan, kemudian dengan mengoleskan hand body kemaluan korban dan kemaluan tersangka kepada korban hingga tersangka bisa keluar air mani dan merasakan puas dan nikmat padahal tersangka mengetahui bahwa anak tersebut belum masanya untuk dikawin karena masih anak-anak dan baru berumur 9 tahun 8 bulan dan masih sekolah di kelas IV SD dan perbuatan tersebut setelah dilakukan tersangka diberi uang dan makanan agar korban mau melakukan perbuatan cabul tersebut.
16
Atas pembahasan diatas maka pemeriksa berpendapat bahwa: 1. Benar bahwa hari dan tanggal lupa sekira bulan Juni 2006, sekira jam: 13.00 WIB atau setidaknya pada suatu hari di bulan Juli 2006 dirumah Bapak Naser di Jalan Kenari Gang III No. 13 Kecamatan Purwodadi, Grobogan atau setidak-tidaknya pada suatu tempat di Jalan Kenari Gang III No. 13 Kecamatan Purwodadi, Grobogan telah terjadi tindak pidana perbuatan cabul sebagaimana dimaksud dalam pasal 290 KUHP yang dilakukan oleh tersangka Naser terhadap korban Bunga. 2. Berdasarkan keterangan saksi korban Bunga sewaktu disuruh mencabuti uban oleh tersangka Naser kemaluan korban di raba-raba atau dipegangi dengan jari kelingking tangan sebelah kiri dan kemaluannya diberi hand body dan kemaluannya tersangka juga di beri hand body kemudian dioles-oleskan kemaluan korban hingga manuke tersangka mengeluarkan air mani dan hal tersebut dilakukan sebanyak lima kali di kamar mandi, dikamar tidur dan didapur dan setelah itu korban diberi uang dan makanan oleh tersangka Naser. 3. Berdasarkan keterangan saksi Ny.Ratmi korban sakit dirumah sakit Purwodadi, korban bercerita kalau bebeknya atau kemaluannya dimasuki manukke atau kemaluannya Naser dan dilakukan lima kali di tempat tidur, ditempat tidur dan di dapur. 4. Berdasarkan keterangan saksi Sumeh sewaktu saksi dirumah dan ditanya mengaku kalau kemaluan korban dimasuki manukke Naser sebanyak lima kali dan bebek dan kemaluannya Naser diolesi hand body kemudian dioles-oleskan atau digosok-gosokkan ke bebek/kemaluan korban hingga mengeluarkan air, dan korban diberi imbalan uang dan makanan serta keadaan korban sekarang mudah marah, suka membantah dan kalau bermain dengan temannya sering mengganggu dan sering melamun. 5. Berdasarkan keterangan saksi dari Suranto, HS sekitar bulan Juli tahun 2006, sekira jam; 13.00 WIB telah terjadi perbuatan cabul sebagaimana laporan orang tuanya yang bernama Sumeh kepada saksi, yang melakukan saudara dan korbannya yaitu menurut pengakuan Bunga
17
bebeknya dimasuki manuke Naser. Atas kejadian tersebut saksi diminta saksi Sumeh lapor/pengaduan ke Polres Grobogan. 6. Berdasarkan keterangan tersangka Naser mengaku terus terang, bahwa pada hari dan tanggal lupa sekitar bulan Mei sampai bulan Juli 2006 sekira jam: 13.00 WIB, sewaktu korban Bunga bermain bangklek tersangka menyuruh mencabuti uban, karena korban memakai celana dalam yang sobek pas pada kemaluan korban sehingga timbul nafsu untuk meraba-raba atau memegangi dengan jari kelingking sebelah tangan kiri selanjutnya korban dibawa ke kamar mandi atau di kamar mandi atau di dapur dengan celana dilepas sedikit kemudian bebek dan kemaluan tersangka diberi hand body atau tidak memakai dioles-oleskan atau digosok-gosokkan ke bebek korban hingga keluar air maninya hal tersebut dilakukan sampai lima kali dan setelah melakukan korban Bunga di beri imbalan uang dan makanan. 7. Berdasarkan pembahasan diatas maka terhadap tersangka Naser patut disangka telah memenuhi unsur pasal 290 ayat 1 sub 2ed dan 3e KUHP. Berdasarkan gambaran kasus yang dikemukakan tersebut diatas, maka permasalahan yang terjadi adalah perbuatan cabul yang dilakukan seorang lanjut usia yang merupakan tersangka terhadap anak yaitu korban yang masih berumur 9 tahun. Perbuatan cabul terjadi dilatar belakangi karena timbulnya nafsu birahi tersangka yang melihat celana dalam korban sobek, perbuatan cabul itu dilakukan sampai 5 (lima) kali. Perbuatan yang dilakukan tersangka terhadap korban membawa konsekuensi terhadap diri korban. a. Terhadap diri korban dalam keluarga dan lingkungan social Keadaan korban setelah mengalami perbuatan cabul setiap harinya sering marah dan membantah orang tua, dalam pergaulan di sekolah, korban sering mengganggu teman-temannya. b. Lingkungan masyarakat Reaksi yang terjadi dalam lingkungan masyarakat setelah kejadian itu, warga masyarakat mengutuk perbuatan tersangka dan mengucilkan dari kehidupan masyarakat.
18
Berdasarkan
hasil
penelitian
yang
dilakukan,
menurut
peneliti
penyidikan yang dilakukan oleh aparat penyidik telah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam kasus yang diteliti penyidik memulai penyidikan dengan melakukan tindakan pertama di TKP yang berupa : menutup dan mengamankan TKP, melarang semua orang yang tidak berkepentingan untuk
meninggalkan
TKP,
mengumpulkan
keterangan
saksi-saksi,
mengamankan barang bukti berupa celana dalam biru milik korban, dan membuat sketsa kasar TKP. Tindakan tersebut kemudian dilanjutkan pengolahan TKP yang berupa : menginterogasi saksi Sumeh, Ny. Ratmi dan korban Bunga, dan mencari barang bukti kejadiannya, Menurut hemat peneliti semua tahapan penyidikan tersebut telah sesuai dengan ketentuan KUHAP. 2. Hambatan yang Dihadapi Penyidik Dalam Penyidikan Kasus Tindak Pidana Pencabulan Terhadap Anak Dalam melakukan penyidikan tindak pidana pencabulan terhadap anak penyidik menemui hambatan-hambatan atau kendala yang dihadapi. Hal ini berdasarkan wawancara dengan Bapak/Ibu Penyidik dan Penyidik Pembantu di Polres Grobogan. a. Hambatan atau kendala yang menyangkut segi sumber daya manusia dari penyidik Hal ini merupakan hambatan atau kendala yang paling penting dan yang paling utama dari penyidik yang kurang memahami materi pasal 290 KUHP maupun pengalaman penanganan terhadap kasus tersebut yang sangat berpengaruh atas keberhasilan dalam penanganan penyidikan kasus tersebut. Kendala
yang menyangkut kurangnya pengetahuan penyidik
memahami materi pasal 290 KUHP sempat menjadi kekhawatiran Polres Grobogan. Suatu misal pelaku kasus pelanggaran 290 KUHP yang dilakukan oleh orang yang mempunyai pendidikan tinggi dan tahu celah-celah hukum, padahal tenaga penyidik kurang memahami materi dari pasal tersebut yang kemudian akan menyulitkan dalam penanganan penyidikan kasus tindak pidana pencabulan itu. Karena adanya pemikiran tersebut Poles Grobogan, selalu menekankan kepada anggotanya untuk memahami materi pasal-pasal dalam KUHP sebelum melakukan penyelidikan atau penyidikan.
19
b. Hambatan atau kendala yang menyangkut segi pelaksanaannya Dalam hal ini hambatan-hambatan atau kendala terletak pada pemeriksaan korban, karena Polres Grobogan terbatas tenaga penyidik Polwan, hal ini diperlukan untuk memeriksa korban pelecehan seksual yang rata-rata korbannya perempuan yang masih dibawah umur, sehingga jika diperiksa oleh penyidik laki-laki menambah lagi beban bagi si korban itu sendiri. c. Hambatan atau kendala yang menyangkut sarana prasarana Penyidik dalam melakukan pelayanan penyidikan belum adanya lie detektor di Polres Grobogan yang dinamakan ruang khusus pemeriksaan korban kejahatan perempuan. Lie Detector tersebut hanya dapat ditemui, dalam tingkat Polda, sehingga dengan tidak adanya ruang tersebut juga menjadi kendala untuk memeriksa tersangka.
F. Daftar Pustaka Arif Gosita. 1985. Masalah Korban Kejahatan. Akademika Presindo. Jakarta. Dading. 1982. Hukum Pidana Bagian Khusus. Alumni. Bandung. Direktorat Jendral Hukum dan Peraturan-peraturan Departemen Kehakiman. Undangundang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak. H. Hilman Hadi Kusumo. 1995. Metode Pembuatan Kertas Kerja atau Skripsi Ilmu Hukum. Bandung. Mandar Maju. Kartini Kartono. 1983. Patologi Sosial, Jilid 1. Edisi Baru CV. Rajawali. Jakarta. Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP). 1997. Aneka Ilmu. Semarang. Moeljatno. Kitab Undang-Undang Acara Pidana (KUHP). 1997. Bina Aksara. Jakarta. Moeljatno. 1987. Asas-asas Hukum Pidana. Bina Aksara. Jakarta. Rony Hanitijo Soemitro. 1998. Metodologi Penelitian Hukum dan Yurimetri. Semarang. Ghalia Indonesia Soemitro. 1977. Hukum Pidana. Fakultas Hukum Universitas Slamet Riyadi. Surakarta. Soerjono Soekanto. 1986. Pengantar Penelitian Hukum. Universitas Indonesia. Jakarta.
20