TINJAUAN TEORITIK DAN KONSEPTUAL TEORITIK DAN KONSEPTUAL TENTANG EKOREGION
ERNAN RUSTIADI Pusat Pengkajian dan Perencanaan g g y 4 Pengembangan Wilayah (P4W) IPB
Outline I Wilayah & Pewilayahan II Ekoregion, Bioregion & Bioregionalisme III Ekoregion dan Daya Dukung Lingkungan p (DDLH) ( ) Hidup IV Ekoregion sebagai basis analisis daya dukung lingkungan
I WILAYAH & PEWILAYAHAN
Contoh Beberapa Definisi Teoritik tentang WILAYAH Murty (2000): Wilayah adalah suatu area Murty (2000) Wilayah adalah suatu area
geografis, teritorial atau tempat, yang dapat berwujud sebagai suatu negara, negara bagian, j g g , g g , provinsi, distrik (kabupaten), dan perdesaan. Isard (1975): Wilayah adalah areal dengan batas‐
batas tertentu yang memiliki arti (meaningful) karena adanya masalah‐masalah yang ada di dalamnya, khususnya karena menyangkut permasalahan sosial permasalahan sosial.
Nasoetion (1990): wilayah dapat didefinisikan N i ( ) il h d did fi i ik
sebagai unit geografis dengan batas‐batas spesifik (tertentu) dimana komponen‐ spesifik (tertentu) dimana komponen komponen wilayah tersebut (sub wilayah) satu sama lain saling berinteraksi secara fungsional.
Definisi Wilayah Unit geografis U i fi Dengan batas‐batas spesifik (tertentu) Konsep Mental yang diciptakan manusia
tentang cara pandangnya atas unit geografis Memiliki arti (meaningful) dalam pendeskripsian fenomena, perencanaan dan pengelolaan sumberdaya pembangunan untuk manusia Memiliki arti (meaningful) jika ada keterkaitan antara ruang fisik dan manusia
Beberapa Konsep Wilayah Johnston (1976): Johnston (1976)
(1) formal region (2) functional/nodal region Richardson (1969); Hagget et al. (1977) ( ) if (1) uniform/homogeneous region /h i (2) nodal region ( ) l (3) planning/programming region i / i i Blair (1991): nodal functional region
Klasifikasi Konsep p Wilayah
Nodal (pusat – hinterland)
Sistem Sederhana
(Rustiadi et al. 2009)
Wilayah
Konsep Alamiah
Homogen
Desa - kota
Budidaya - lindung
Sistem / Fungsional g
Si t Sistem ekonomi k i : agropolitan, lit kawasan produksi, kawasan industri
Sistem Komplek
Sistem ekologi : DAS, hutan, pesisir
ekoregion
Sistem sosial – p politik : Cagar budaya, wilayah etnik
Konsep Non Alamiah Perencanaan / Pengelolaan
Umumnya disusun / dikembangkan berdasarakan : K Konsep h homogen / fungsional f i l : KSP, KSP KATING dan d sebagainya Administrasi – politik : propinsi, Kabupaten, Kota
Contoh Konsep Wilayah Sistem Ekologi (Ekosistem) Wilayah Sistem Daerah Aliran Sungai (DAS) Sistem Wilayah Sungai Ekosistem Gambut Ekosistem Karst Teluk Gugus Kepulauan Ekobioregion
/ekoregion/bioregion g g Kawasan Pesisir
Konsep Analisis Daya Dukung Berbasis Sistem Neraca 1. Menggunakan Kriteria Surplus/Defisit
2 Asumsi: 2. a. Wilayah Tertutup b Wila ah Terb ka b. Wilayah Terbuka 3. Kriteria Keberlanjutan: a. Nilai Absolut (Batasan Minimum) b. Nilai Relatif: waktu atau rataan wilayah
II BIOREGION, EKOREGION BIOREGION BIOREGIONALISM
Istilah Ekoregion (ecoregion) atau ecological
region oleh beberapa kalangan diartikan sama dengan “bioregion” (lihat Wikipedia) ecozone >> bioregion/ecoregion > > ekosistem Menurut Sale (2000) istilah bioregion bersifat
lebih “generic” dari ekoregion: Ekoregion hanya salah satu bentuk dari konsep umum bioregion. Lahirnya konsep bioregion & ekoregion beserta
pandangan dan gerakan-gerakannya saat ini dikenal sebagai “bioregionalisme”.
Referensi terkait ecoregion dan bioregion Keyword Bioregion Bioregionalism g
Ecoregion Ecoregionalisme
Bioecoregion Bioecoregionalism
Google 183.000 31 600 31.600 275.000 447 386 0
Amazon.com (Book) 118 60 368 0 0 0
BIOREGIONALISM Istilah I til h ini i i pertama t kali k li muncull pada d karya k Peter P t Berg B
dan Raymond Dasmann pada tahun 1970an. Bioregion ditentukan berdasarkan informasi
klimatologi, kli l i fisiografi, fi i fi geografi fi flora fl dan d fauna, f sejarah alami dan aspek alami lainnya (Berg dan R Rasmann, 1977) 1977). Mulanya merupakan suatu doktrin aktivis akar
rumput yang cenderung berlawanan arus dengan mainstream i pemerintah, i h dunia d i industri i d i dan d lembagal b lembaga akademik.
Beberapa Tujuan bioregionalisme Berg & Rasmann (1977) Batas politik sesuai/mendekati batas-batas batas batas ekologis
(Davidson, 2007) Menegaskan keunikan ekologi bioekoregion Sebisa mungkin mendorong konsumsi pangan lokal Sebisa mungkin mendorong konsumsi material lokal Sebisa mungkin mendorong budidaya tanaman (varietas) lokal Mendorong keberlanjutan yang harmonis dengan bioregion (Bastedo, 1994)
Bioregionalism sbg gerakan kultural Sistem (gerakan) politis, kultural dan lingkungan
yang berdasarkan pada area alamiah bioregion atau ekoregion Merupakan p kumpulan p ppengetahuan g yyang g
dikembangkan untuk perubahan sosial dalam dua level: (1) sebagai strategi konservasi dan keberlanjutan ((2)) sebaga sebagai ge gerakan a a po politik t ya yangg menyerukan e ye u a devo devolusi us kekuasaan secara ekologis dan cultural.
Tahun T h 1985, 1985 th the Si Sierra Cl Clubb
mempublikasikan buku Dwellers in the Land: The “Dwellers Bioregion Vision” yang ditulis oleh Kirkpatrick Sale. Sale Buku B k bioregionalime bi i li paling li
menonjol, berpengaruh & kontroverisal (Aberley, (Aberley 1999).
Bioregionalism (Sale, 1985) Dilandasi atas prinsip‐prinsip: Membagi bumi atas unit‐unit wilayah alami (natural g y region) lebih kecil Pembangunan “berorientasi pada ekonomi lokal dan berswasembada” Adopsi struktur tata kelola (governance) terdesentralisasi yang mendorong otonomi, subsidiarity (pemerintah pusat hanya melaksanakan yang tidak dapat dilakukan di tingkat lokal) dan mendorong pluralisme Mengintegrasikan perkotaan, perdesaan dan Mengintegrasikan perkotaan perdesaan dan lingkungan
Paradigma Bioregionalisme vs Industrio‐ scientific (Sale, 1985) ( , )
Skala
Ekonomi
Politik
Bioregionalisme Wilayah (Region)
industrio‐scientific Negara
Komunitas Konservasi
Bangsa/Dunia
Stabilitas
Perubahan/progress
Swa‐sembada (self‐ sufficiency )
Ekonomi dunia Kompetisi
Kooperasi Desentralisasi
Sentralisasi
Komplementari
Hirarki
Keragaman Simbiosis
Penyeragaman Polarisasi
Kemasyarakatan Evolusi (Society) Pembagian (Division)
Pertumbuhan Monokultur
fungsi Bioregion (Berry 1988) (Berry,
((1)) selff propagation p p g ((hak species p atas habitatnya y sebagai g rute (2)
(3) (4) ((5))
migrasi & tempat komunitasnya), self-nourishment (setiap species dibatasi mahluk hidup/kondisi di sekitarnya, tidak boleh suatu species melampaui yang lainnya), self-education, lf d ti melalui l l i pola l fisik, fi ik kimia, ki i biologi bi l i dan d cultural, self-governance tata kelola fungsional pada setiap self-governance, komunitas hidup wilayah, self-healing, f g, tiap p komunitas mahluk hidup p menghasilkan g energy bergizi bagi lainnya serta kekuatan-kekuatan khusus untuk regenerasi, dan (self-fulfiling activities)
Hirarki Bioregion (Sale, 1985)
Konsep ukuran wilayah alami (natural region)
berhirarki dari ukuran terbesar hingga gg yang y g lebih mikro: (1) Ekoregion (ecoregion) (2) Georegion Georegion, (3) Morforegion (morphoregion).
Ekoregion Adalah konsep wilayah alami yang terluas (hingga beberapa ratusan ribu mil persegi), dengan karakteristik distribusi vegetasi alami (native vegetation) yang terluas dan jenisjenis jenis tanah tertentu. .
Di Benua Amerika Utara teridentifikasi id ifik i 40 ekoregion. Dii USA, SA ekoregion k i dapat d mencakup beberapa negara b i bagian
Georegion Adalah bioregion yang lebih kecil dari
ekoregion dengan karakteristik yang ang koheren, koheren yang umumnya diidentifikasikan oleh kondisi fisiografis seperti daerah aliran sungai s ngai (DAS), (DAS) lembah, kawasan pegunungan.
Morforegion Adalah bentuk bioregion terkecil, kira-kira beberapa
ribu ib mil il persegi, i dengan d l df landform (landsystem) (l d ) tertentu
Omemik (2004): ekoregion adalah suatu area yang terintegrasikan dalam fenomena geografik sistem ekologis (ekosistem). Unsur Karakteristik ggeografiknya g y : Geologis Fisiografis Vegetasi Iklim Ikli Hidrologis Fauna darat dan perairan dan tanah, dengan atau tanpa melibatkan pengaruh manusia (eg. dampak perubahan penggunaan lahan, dll).
Bailey i Ecoregions i of the Continents i (Bailey, R.G. and H.C. Hogg, 1986. A world ecoregions map for resource reporting. Environmental Conservation, Vol. 13, No. 3, pp. 195‐202.)
Global Ecoregions (WWF) ecoregions as the unit of scale for comparison and analysis. "relatively large unit of land or water containing a characteristic set of natural communities that share a large majority j it off their th i species, i dynamics, d i andd environmental i t l conditions" (Dinerstein et al. 1995, TNC 1997). Ecoregions are large areas of relatively uniform climate that harbour a characteristic set of species p and ecological g communities. By focusing on large, biologically distinct areas of land and water, the Global Ecoregions set the stage for conserving biodiversity
WWF membagi b i dunia d i atas 8 ecozone utama:
(1) Afrotropic, (2) Antartic, (3) Australasia, (4) Indomalaya, d l (5) ( ) Neractic, i (6) ( ) Neotropic, i (7) ( ) Oceania, dan (8) Palearctic 8 Ecozone tersebut terbagi lagi menjadi 867
terrestrial ecoregions yang lebih kecil
http://www.worldwildlife.org/science/data/item18 72.html
Global Ecoregion Map (WWF)
The Global Ecoregions is a science-based global ranking of the Earth's most biologically outstanding terrestrial, freshwater and marine habitats. It provides a critical blueprint for biodiversity conservation at a global scale. scale
III EKOREGION DI INDONESIA
Bioregionalism dalam ketentuan Formal di Indonesia Bioekoregion g adalah bentangg alam yyangg berada di
dalam satu hamparan kesatuan ekologis yang ditetapkan oleh batas-batas alam, seperti daerah aliran sungai, teluk, dan arus (UU 27/2007 psl 1) Ekoregion adalah wilayah geografis yang
memiliki kesamaan ciri iklim, tanah, air, flora, dan fauna asli, serta pola interaksi manusia dengan alam yang menggambarkan integritas sistem alam dan lingkungan hidup (UU 32/2009 psl1)
UU 32/2009 Psll 2 (Asas): P (A ) P Perlindungan li d dan d pengelolaan l l lingkungan hidup dilaksanakan berdasarkan asas: ……h. h ekoregion Psl 5 (Perencanaan): Perencanaan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dil k dilaksanakan k melalui l l i tahapan: t h …… ….b. penetapan wilayah ekoregion;
Psl 7 ayat 2 Penetapan wilayah ekoregion sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan mempertimbangkan kesamaan: a. karakteristik bentangg alam; b. daerah aliran sungai; c iklim; c. d. flora dan fauna; e sosial budaya; e. f. ekonomi; g. kelembagaan masyarakat; dan h. hasil inventarisasi lingkungan hidup.
Pasal 8 IInventarisasi i i lingkungan li k hidup hid di tingkat i k wilayah ekoregion …… dilakukan untuk menent kan daya menentukan da a d dukung k ng dan daya da a tampung tamp ng serta cadangan sumber daya alam.
Peran pemetaan ekoregion di Indonesia (1) Konservasi mayor fauna dan flora (2) Dasar analisis penentuan Daya Dukung
Lingkungan (3) Dasar koordinasi/kerjasama pengelolaan g g hidup p antar daerah lingkungan
Publikasi tahun 2001 Terrestrial Ecoregions of the Indo Pacific: A the Indo‐Pacific: A Conservation Assessment (World Wildlife Fund (World Wildlife Fund Ecoregion Assessments) by: Eric Wikramanayake, Eric Dinerstein, Colby J. L Loucks, k Stuart Pimm St t Pi
3 tipe 3 tipe Ekoregion Indonesia Indonesia (WWF) Terrestrial Ecoregions Freshwater Ecoregions, Marines Ecoregions
Klasifikasi didasarkan atas tipe biomasa dan major habitat yang ada dan “major habitat” yang ada
Terrestrial ecozones Indonesia 1.1 Sundaland bioregion 1.1.1 Tropical and subtropical moist broadleaf forests 1 1 2 Tropical and subtropical coniferous forests 1.1.2 Tropical and subtropical coniferous forests 1.1.3 Montane grasslands and shrublands 1.1.4 Mangroves
1.2 Wallacea bioregion 1.2.1 Tropical and subtropical moist broadleaf forests 1.2.2 Tropical and subtropical dry broadleaf forests
1.3 New Guinea bioregion N G i bi i 1.3.1 Tropical and subtropical moist broadleaf forests p p g 1.3.2 Tropical and subtropical grasslands, savannas, and shrublands 1.3.3 Montane grasslands and shrublands 1.3.4 Mangrove
VULNERABLE/ENDANGERED ECOREGIONS menurut WWF: http://www worldwildlife org/wildworld/profiles/terrestrial im html http://www.worldwildlife.org/wildworld/profiles/terrestrial_im.html
B Borneo lowland rain forests (IM0102) l l d i f t (IM )
Borneo peat swamp forests (IM0104)
Christmas and Cocos Islands tropical forests (IM0110)
E Eastern Java‐Bali montane rain forests (IM0112) J B li i f (IM )
Eastern Java‐Bali rain forests (IM0113)
Mentawai Islands rain forests (IM0127)
Southwest Borneo freshwater swamp forests (IM0153) f f
Sumatran freshwater swamp forests (IM0157)
Sumatran lowland rain forests (IM0158)
Sumatran peat swamp forests (IM0160)
Sundaland heath forests (IM0161)
Western Java montane rain forests (IM0167)
Western Java rain forests (IM0618)
Sumatran tropical pine forests (IM0304)
Lokakarya USAID Coral Triangle Support Partnership
(CTSP) (konsorsium WWF, CI & TNC ) di Bali 16 ‐ 17 Juli 2009 menyepakati membagi lingkungan laut Indonesia dalam 12 ekoregion.
Geothermal Ecoregions menurut GENI (Global Energy Networks Institue)
Kota Banda Aceh & Kabupaten Aceh Besar Sebagai Georegion
3 Dimension of Banda Aceh and dA Acehh Besar B (LANDSAT TM)
IV EKOREGION SEBAGAI BASIS ANALISIS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN HIDUP
Pengertian Daya Dukung Kemampuan dari suatu sistem untuk K d i i k
mendukung (support) suatu aktivitas sampai pada level tertentu
Pengertian Daya Dukung (carrying capacity) Dalam perspektif biofisik wilayah, Dalam perspektif biofisik wilayah
daya dukung dapat didefinisikan sebagai jumlah maksimum populasi g j p p yang dapat didukung oleh suatu wilayah, sesuai dengan kemampuan y g p teknologi yang ada (Binder and Lopez, 2000).
Wildlife carrying capacity i
Konsep‐konsep Konsep konsep daya Dukung daya dukung fisik (physical), f daya dukung lingkungan/ekologis (ecological), daya dukung sosial (social), daya dukung ekonomi (economic). y g ( )
Dua Komponen Daya Dukung Lingkungan
(1) kapasitas penyediaan (supportive capacity) (2) kapasitas tampung (assimilative capacity).
Konsep‐konsep Penentuan Daya Dukung Lingkungan Supportive Capacity A. Berbasis Keterbatasan/Neraca SDA ‐ Daya Dukung SD Lahan ‐ Daya Dukung SD Air ‐ Daya Dukung SD Penyedia Jasa Lingkungan (Hutan, T Terumbu Karang, Padang Lamun, Lahan Gambut, dll) b K P d L L h G b dll) ‐ Daya Dukung Geologi B Berbasis Potensi Bahaya Bencana B. B b i P t i B h B ‐ Bencana Alam (Gempa Tektonik/Volkanik, Tsunami, Iklim Ekstrim) ‐ Bencana Antropogenik (Banjir, Longsor dan Kekeringan)
3 Pendekatan Kajian j Daya Dukung Lingkungan (DDL) Menurut Pedoman Daya Dukung Lingkungan Hidup id dalam d l Penataan Ruang Wilayah il h (PERMEN LH No.17,Tahun 2009)
A. Kajian DDL aspek Lahan
‐ Berbasis Neraca Bioproduk (Unit Wilayah) ‐ Berbasis Kemampuan Lahan (Unit Lahan) B. Kajian DDL aspek Air (Unit Wilayah)
3 Dimension of Banda Aceh and dA Acehh Besar B (LANDSAT TM)
PERBANDINGAN KONDISI KOTA BANDA ACEH SAAT INI DAN 20 TAHUN KE DEPAN
KOTA BANDA ACEH Faktor
Th.2007
Th.2026
(kondisi saat ini)
(hasil simulasi)
Ketersediaan (Supply) Lahan (ha)
2,635.32
2,309.32
Kebutuhan (Demand) Lahan (ha)
75,087.32
151,616.81
Status Daya Dukung Lahan
Defisit
Defisit
Sumber: Hasil analisis
Asumsi: Pola Konsumsi, Pola Tanam, dan Teknologi TETAP
PERBANDINGAN KONDISI KAB.ACEH BESAR SAAT INI DAN 20 S 0 TAHUN U KE DEPAN
KAB ACEH BESAR Faktor
Th.2007
Th.2026
(kondisi saat ini)
(hasil simulasi)
Ketersediaan (Supply) Lahan (ha)
75,357.70
72,138.68
Kebutuhan (Demand) Lahan (ha)
103 145 18 103,145.18
135 989 51 135,989.51
Status Daya Dukung Lahan
Defisit
Defisit
Sumber: Hasil analisis
Asumsi: Pola Konsumsi, Pola Tanam, dan Teknologi TETAP
K Ketersediaan di Air Ai Hujan H j –VsV water footprint f i
Kab. Aceh Besar Parameter
CHandalan (x106m3/tahun) Water Footprint (x106m3/tahun) Selisih (x106m3/tahun) Ratio (S/D)
Kota Banda Aceh
g Eksisting
RTRW
Eksisting g
RTRW
4132,8
4132,8
78,6
78,6
449,1
494,5
351,5
351,8
3684
3638
-271,8 271 8
-273,2 273 2
9,2
8,3
0,2
0,2
Aeration zone e
Rehabilitasi & Penghijauan pada Recharge Area di Kota Banda Aceh dan Kab Aceh Besar
Mengurangii M Run-off Embung resapan
Muka Airtanah Saturation zzone
Mata Air, Jantho Airtanah
Kab Aceh Besar
Kota Banda Aceh
Penutup p (1/4) ( ) Konsep Ekoregion adalah konsep wilayah yang tidak semata berbasis “kesamaan” (homogenitas) tapi “meaningful” sebagai “wilayah fungsional” untuk basis penentuan daya dukung wilayah Pada P d D Dasarnya tid tidak k setiap ti d daerah hh harus mencapaii surplus atau balance: “Keberlanjutan pembangunan” wilayah administrasi (khususnya pembangunan Kota) tidak dapat didasarkan pada status surplus/defisit p
Penutup (2/4) Status surplus/defisit hanya relevan pada kesatuan unit wilayah ‘bioregion/ekoregion” Status surplus/defisit adalah dasar pertimbangan “status status daya dukung” dukung //“keberlanjutan” keberlanjutan Implikasi analisis daya dukung: Landasan Konsensus hubungan antar daerah penyangga dan daerah yang didukungnya (kelembagaan insentif/disinsentif, bagi hasil, dan kompensasi)
Penutup p (3/4) ( ) Implikasi analisis daya dukung: kebijakan tata ruang dan pengelolaan SDA di tingkat yang lebih tinggi Ekoregion/bioregion dapat menjadi pijakan analisis & penentuan daya dukung lingkungan, walaupun basis pengelolaan SDA/LH dapat tetap berbasis wilayah administrasi
Penutup p (4/4) ( ) Indonesia memerlukan konsep pewilayah fungsional ekologi: Ekoregion/Bioekoregion yang: (1) Sesuai dengan kebutuhan domestik (daerah dan nasional) untuk: a. Penentuan Daya Dukung Lingkungan b Konservasi mayor fauna dan flora b. c. Perhitungan eksternalitas (spill over) jasa lingkungan lintas wilayah administrasi: insentif/disinsentif, kompensasi dan bagi hasil ((2)) Terkait dengan g sistem ekoregion g internasional
TERIMAKASIH
Referensi terkait ecoregion dan bioregion Keyword Bioregion Bioregionalism g
Ecoregion Ecoregionalisme
Bioecoregion Bioecoregionalism
Google 183.000 31 600 31.600 275.000 447 386 0
Amazon.com (Book) 118 60 368 0 0 0