TINJAUAN PUSTAKA
Ekosistem Mangrove Hutsln k k a u atnu rnongaf mewpalran sebutan umum yang digunakan untuk menggambamn suatu varietas kamunitas pantai tmpik yang didominasi
deh b k r a p a s p e s h gohon yang k h s abu sernak-mmak yang mmpunyai kernampuan untuk turnbuh pada perairan hut (Nybakken, 1997). Robertson dan
Blaber I f 992) mendiskripsikan mangrove sabagai suatu stnitrtur yang mdiputi ukuran, komposisi dan keragaman janis, panjang =bang, diameter, dmrah gsnangan, kepadatan pahon dan distribusj spasial cfari spesbs-spsk yang
terdapat di kawasan Rutan mangrove. Hutan bakau hanya diternukan pad# daerah tropik dan subtropik wrta berkembang M k pada lingkungan dmgan uri-dri ekolagis sebagai krikut:
4.
Jenis hnahnya berlurnpur, berlempung atau bwpasir dangan batran-
k h a n yang berasal dad lumpur, past atau pecahan hrang. 2,
ktrannya tergenang air Iaut secara brkala setiap Rari ataupun hanya tergenang pada saat pasang pumama, dimana fmkwnsi genangan ini akan mernkntuk komposisi vegefasi hutan mangrove itu sendid.
3.
Mendma pasoitan air W a r p n g cukup daFi d a m n (sunpi dan mata
air). Air War ini berfungsi untuk menufunkan miinitas, menarnktr
pasden unsur ham dan lumpur. 4.
Nmya payau dsngan salinitas 2
- 22 ppt
atau asin dengan salinitas
m m p a i 38 ppt. H a b i dengan driciri akologi dl atas urnurnnya ditemukan @a daerah-daerah pantai yang dangkal.
Tip z o n e ekosistern mangrove t q n t u n g dad kampaaisi jjanis
tumbuhern penyusun yang dientukan deb bebetapa fairtar lingkungan
se-
jet& tanah, genangan p a n g sunrt dan saihiitaa (Be-n,
p jenb
phon mempunyai kisamn ek-i
l997), m
t m n d i r i dan masing-mEisirtg mampunyai
relung khusus daiam ekosistem hutan mangrove (Stenis, 1958). Pteferensi jenis tersebut dibabkan uhh hberapa faMor utarna yak : 3.
Tpe tartahnya b r a s atau lumpur, kandungan pasir dan W ddam berbagai perbandingan.
2.
Variasi ttarian dan nlai mtw&
salinitas per tahun yang -banding
dengan fmkuensi, kedaiarnan drnn jangka waktu atau lam genangan,
3.
W h a n a n jenis terhadap anrs dan wnbak
4.
Kondisi perkembangandan perturnbuhan M a muda &lam hubungannya d q a n k-a
%&or
diatas.
sehingga b b n t u k berbagai macam kornunitas maupun zonasi yang secara gaografis kampmisijenhya b M a antara sbltu iempat dengan impat iain.
Kehadiran skositern mangrove di wihyah pesbir sangat b s a r manfaatnya
mi ek-em
lain yang be-
d i y a sep&
hmun (seagrass),
rumput laut (seaweeds) dan brumbu karang (cud reef). Sebagai contoh, limbah padat maupun a i r sarh W i n yaw brasal dad muara sungai dan terbawa mWui afiran sungai tadebih dahulu disarfng di kawasan mangrove deb
ahr-ahmya yaw brfungsi sebagai pemngkap sehturn rnasuk ke hut dimana terdapat akositem&oaisfm
tadi. Menurut Naarnin (1991) hutan mangrove
menlpakan &osWm yang unik dan memliiri bebrapa fungsi ysritu : 1.
fungsi fisik : menjaga garis pantEli agar tetap stabid, mslindungi pantai dan tebing sungai*mncegah terjadinya dp aw e r t a sebegai prangkap tezrtradag hrbagai;eat pencemar maupun limbah.
2.
Fungsi Wogi : sebagal dmmh m h a n
pasta
larva dan w n a jenis-
jenis i k n t&entu dan rnerupakan habitat ahmi krbagai janis biota, Manfaat Iain dari &&stem
ini &&ah
tempat uniuk kendung
dm rnencari mabn dari organisme akuatik dan dam antara Man i , udang-
udangan dari farnli Penmidaa, SergestEdae, kepiting hicau, be-gai
jenis ikan,
tiram, maluska, knrsbse, reptilii hut, mamalia (manyet) dan bebrapa jmis burung. Ekasistem ini jug8 brfungsi sebagai b m p t untuk rnemelhara larva,
ternpat kitefur dan feeding ground bagi beberap spesies akuatik khususnya udang penaeidae dan ikafi bancieng. Sdain itu, hutan mangrove juga dikenat sebagai penghasil erasah yang cukup tinggi praduksinya ciibanding hu&n darat tropik (HeaM and Udurn, 1972). Ssrasahnya mengandung Magnesium, NatFium, Kalaiurn, Fasfor dan Suifur yang
terctapat di &lam maupun di luar kmasan hutan mangrove {Coufter and
Alaway, 1979 ; ;&a
and Bunt, 1981)"SePcara biolagi, hutan mangrove mampu
menghasifican k h a n organik yang tinggi. Hasil p e n e l i n di Florida menunjukkan batrwa QO % partikei organik yang brdapet daiam M a n air bemai dad d a m daun mangrwe yaw rnengtraJlran 35
- 60 % dari unsur tram yang teraarut di
perairan pantai (Soedjarwo 1978 dalam Saeroyo 1988).
Daun bakau jenis
RMfopIrora spp pada awal pernbusukannya
mengandung M a r pratein 3,1 % dan s W a h satu tahun rneningw manjadi 21 %, sedangkan iradar PI daun mangrove
ysng kering d c i k r 0,55
% dan
diperkirakan mencapai 47 kg dahm waMu satu tatrun, Hal itu krarti h h w a untuk satu hektar #ahan h h n mangrove, serasahnya mncapai 7,.1-0,8 ton / tahun
(Surnarns, 1985). LeMh bnj& ia r n e n y d h n h h w a hutan-mangravemtarupakan pendaur ulang ham tanah yang diperlukan okh tanaman itu sendid. Adanya
percarngumfl mass air secrrra vertikal rnaupun harisontal pads kobm air di
Beberap parameter limgkungan yaw menentukan k-ngsungsn
hidup
mangrave adatah pasakan air &war, msalnks, pasokan n w n dan stabiitas
substrat setdangkan efisiensi me&Misme
mangrove ditentukan deb
ketemdiiaan air yang juga brgantung pacfa 1). fretcuansi dan vdurne aliran air
tawar, 2). fmkusnsi dan vdums p r i d e pasang sun&dan 3). tingkat evapomsi (kwkk, 1983).
Bsnyaitnya muatan d i m e n yang terangirut &h alran air tawar dad daratan mrta laju serjimenhsi akan membantu menyediakan substrat yang stabit
bagi mangrove untuk iumbuh w r a kakah aacfangkan m u k a n nutrien pada eltosMern mangrave krasEil dari h - b n mineral orgzlnik maupun a ~ r g a f i i k sarta proses daur ulang nutrien maialui Bringan malranan.
Fungsinya yang bewaribis4 menyebabkan kehaclirsn ekdatm mangrove ufituk organisme akuatik saperti h s h e (udang clan kepitin@, ikan, mduska
rnaupun benthos sangat penting dimana bentuk pmanFaa&n dari satiap organisme bmbut t w M a b d a .
Sebagai daemh pernbesaran, fungsi skosistem mangrove dapat
diplaskan Masarkan tinglrslt tropik, k-mhn
air dan keaneiraragarnan yang
t@rstFuktur. Engginya konsentrasi bahan organik cli e k ~ ~ i s tmangrave 8~
diwbabkan karana adanya masukan air tawar yang rnmbawa sejurniatr
;rat
Ram dan mangalami pmmpuran akjbat pasang sum (Knox, 1886) sehingga pduMBas primer di ekosistem ini sangat firtggi dimana larva udang, mysid plankton den juvenii ikafi tersedim d m p h dan beraneka ragam,
Kekerukn suatu perairan mengakibathn mnctatrnya jsnglrauan jarak penglihatan daFi predator sehingga daerah pembssaran ikan menjadi bbih luas W i b (4987). Selain itu tersacfianya h a b i yang wsuai di ekasistem mangrave
akan memberikan peluang hidup yang bbih k s a r bagi ikan-ikan rnuda. De S y h dan M i l (1975) &/am -roe
(2000) menyatEakan bahwa
hutan mangrove yang ditebang memprlihatlran sktm tropik yang jauh bbih sederhana dan Wak stabil. Mudiana (1988) menmuitan adsnya hubungan
antara tingkat kerapafan mangruve dengan jumfah anak ikan yang tertangkap. Pada ekusiskrn mangrove yang padat, jumlah anak ikan yang tertangkap lebih
bsar dibanding ekosistem dangan vggetasi mangfave yang jarang atau tanpa vegc3fasi mangrove. Hal yang =ma juga dikernukahn dah Martosubrot0 dan
Naarnin (1976) dafarn Mustari (1990) bahwa, -makin
fuas kawasan hutan
rnangmve, semakin tinggi pula pmduksi udangnya. Akar-akar Rhizophom spp,,B ~ g u b mspp., Aw'cenia spp,
substrat
yang Murnpur sangat baik untuk temp& bedindung anak-anak udang, kepiting maupun ibn. W i n itu juga, organisrna-arganisrna akuatiic ini &pat terhiridar
dad pengaruh dmsnya arus air maupun m n g a n hewan-kwan pmangsa (Mamae, t 974).
Krabiaaaan #airranan lkan Kebiawan makanan ikan rnenumt Effendb (1997') adalah jenis, kuanths
dan kualitas makanan yang dimakan oleh i k n . Sedangkan kebasaan cam
maitan adalah q a l a sssuatu yang berirubungafl dengan waktu, temp& dan cam maltanan tersebut diclapat. Maitanan sangat p w n g
miorganisme diantaranys untuk partumbuhan,
perkembangan dan repraduksi. Ukumn, jenis dan jumlah makanan yang
dikonsumsi oteh i k n , b M a antara ikn-ibn muda M g a n ikan y a y W a s a . Affandi et ai,, 1992 rnenyatakan bahwa untuir suatu jenis ikan yang sama, ukuran bukaan mulu4 a k n b k h sejalan dengan pembahan ukumn ikn, dengan demiicirtn ukuran yang dapat dimakan difentukan &h ukurafi buka~lnrnulut.
umurnnya rnearniliiri ukuran bukaan mJut yang lebh bsar
I h n pdw
dibandingkan iiran hatbivura. Jumhh makanan yang dibutuhkan &h suatu jenis
iican tergantung pada macam mskataan, kebsaan makanan, keiirnpahan maltanan, suhu perairan dan kondisi urnurn ikan yang itu sendiri (Beckman d a / m
Wibisana, 2000). Bertambahnya umur ikran srta makin sempurnanya organ-organ tubuh mka ikan akan mmbah maitanannya sesuai dengan kebutuhan, kemarnpuan seda k e t e d i a n makanan di alam. Hal ini brad bahwa IceWasaan maltanan
ikan
akan
mengalami pnrbahan
kmposisi
seui
dengan tingkat
r>ertumtwhannyaiatau kelarnpoic u kuran (Ridwan, 1979). Proses pencemaan pada organisme h i u p m d i m n organ-organ atau
slat-aht
pencemaan serta
kefenjar
penamwan.
Pada
ikan,
agan
pncemaannya k M a antam ikan brbimra, lrarnivora maupun mnivora. Secara anatamis, struMur ah4 pencemaan pada ikan h r k a i n erst dengan bentuk tubuh, kebksaan rnakanan dan Irebiasaan rnemakan (irategari ikan) serta umur atau stadia h i u p ikan (Affandi ef al., 1892)-
M r a omurn, wgan p w m m n pads i k n terdiri dari rnulut, rmigga mulut, faring, emfagus, lambung, pitorus, usus, mirtum &n anus. Urriuk mmpetajari studi kebiiswan rnakanan pada ikan rnaka, organ penceman yang
biasanya digunakan adalah "lambung". Lambung mmpzakan organ pencernaan yang diimetmya bbih bewr dibanding organ pencemaan bin, Bemrnya ukumn lambung Ini M a i t a n dengan
fungsinya sebagai pnampung makanan, Affandl et a!. (1992) menyatakan
bahwa, kapasitas lambung untuk menampufig makanan sangat bervaitasi
antam jenis ikan yang satu dengan ikan tainnya. Sebagai cuntoh, ikan sebehh
(tjmanda sp)
dapat menarnpung makanan f O O/o dad bobot tubuhnya
sedangkan pada ikan Camssibs [=~tmss~irs dan ikan SwIpla sp masing-masing
-
memiliid kapasitas Iarnbung sebgsar 21 K dan 30 50 %.
Pada ikan-ikan yang ukurannya sarna, maka kapasitas lambung ini berhubungan erat dengan kategad ikan dan bentuk tubuh. Pada ikan herbivora, lambung yang sesunggguhnya tidak dimifiki sehingga fungsinya unf uk
menarnpung maitanan digantikan okh usus bagian depan. Usus kgian depan
ini termmiiifikasi menjadi kantung yang membesar (menggelembung) dan selanjutnya diebut "lambung galsu". lkan Mas rnerupakan cantoh yang
memiliki lambung palsu (Affandi ef aim, 1992) Ada beberapa tipe tambung brdasaritan bentuk anatomisnya yaitu
lambung bmbentuk memanjang dan biasa ditemukan pada ikan kamivora brtuhng sejati, fambung berbentuk siphon yang ditemukan pada ikan galangan
Chonclfichfhyesserta pada kehnyakan ikan tdeost den hmbung h k a yang diemukan pada ikan Pdypfems,Amia dan AnguiSia. Bedasarkan icebiasaan makanannya, i b n dam diigokngkan atas ikan herbivora, kamivam dan ornnivara. Penggolangan Ini didasarkan pada morfolagi
alat pnmaannya. Citi khas ikan #carnivoraadalah hrntwng dan usus yang pendek sedangkan pa& ikan hatWora, tidak ditemuican Iambung tetapi ususnya
bbih panjang (Huet, 1971). lkan herbborn mflilri usus yang panjangnya bbih
dad 100 % panjang tubuhnya sdangkan lkan karnivora msrnpunyai panjang usus kurang dad fa0 % panjang tubuhnya. Perbedaan struMur anatomis kdga
frategori ikan inl dapat dilihal @a tab1 I.
I
1
I
1
~rganl~egrnen Herbivwa krnivora Omniwre Tapis insang Banyak, panjang mikit, ~ d e &k dan rapat kaku Rongga Mulut Sering tidak berg@ Umurnnys krgigi tajarn dan kuat Berlambung palsu Bedembung dengan &darnbung Lambung Itidak bedambung bntuk yg b ~ a r i a s i dgn b n t u k kantung
U su s
Sangat panjang, Pendek, kadang Sedang,2 - 3 beberap kali dari lebih pendek dari kali dari panjang tubuh panjang tubuh panjang tubuh
Mmutut Lagler (1956) kebiasaan mabnan ikan dipengawhi oleh beberap faktor p i n g seperti h a b i hidupnya, kesukaan temadap jenis
rnakanan tertentu, rnuslm, ukuran dan umur i h n dan ternpaat. Selain umur, waMu dan ukuran tubuh, p& k e w n makanan ikan juga t m y a t a dipengawtxi &tr
fairtor lingkungan setempat p n g msmpengaruhi ketemdiaan maitanan alami (8iaScience Club f 979 &!am
Pratiwi i$91)-
UNtafi kebiasaan makanan ikan tardiri atas makanan &ma
yaitu
makanan yang biasa dimkan dalarn jurnlah yang banyak, mahnan aEakunder yaitu rnakanan yang wring ditemukan dalam jurnhh yang hbih diirlt dan
maitanan indental yaitu makanan yang -pat
pacia saturan permmaan
datam jurnlah yang sangat sediirit. Sdain itu ada juga makanan pengganti yattu
makanan yang k n y a dikansurnsi jika makanan -ma
tidak tersedim
(Nikolsky, t963), Menunxtnya ikan cenderung mencltFi makan @a
damh-
daerah yang kaya a h sumbrdaya makanan yang disukainya, A p a b i iican-ikan pndatang k&h darninan dibandlng ibn-ikan yang tetah lama hdup
m a daarah brsebut ma&, pfsrturnbufxan maupun keiangsungan triup populasi ikan yang asii akan terqlanggu. la juga mengatahn hl*rwEn a n y a prsaingan antara ikan-ilcan m a t a n g dan ibn-ikan adi yang men-p
di suatu dmrah
akan mernpengaruhi W m y a jumfah dan jenis p e w b a n mabraan yang ada.
Pemanfaatan b ~ m tertaEtdag a satu jenis sumbrdayra rnakanan inter s w e s yang jurnhsttr indiiidunya banyak, menyekbican p e d i a a n sumbrdaya makanan tersebut menjadi sangat terbatas sehingga perturnbuhafi ikan menjadi
terhmbat. Dengan demikian hatrya ikan-ikan yang kuat dalarn pemingan yang bisa bertumbutr dengan k i k (Lagler ef a/.,1977).
Kebhsaan makanan dari suatu &nis ikan brhadap satu a h u bbarapa jenis rnakanan biasanya dinyatakan dengan "relung rnakananH. Luas relung
makanan dari suatu organisme rnengitrdikasikan adanya p M a a n surnberdaya
makanan
yang
dirnanfaatkan
oleh
suatu
organisme
(Pianka,7981).
Luas dung makanan yang b e a r mmgindikasikan bahwa jenis makanan yang dikonsumsi deh ikan kbih mragam. Sebaliknya jika Iuas relung makanannya
sempif atau k e d befarti ikan =&rung
melakukan W k s i terhadap rnaksnan
tertentu.
SeleM terjadi pada lingkungan perairan dsngan persediaan makanon
yang mdimpah dan atau p d a ikan dewasa dirnana ikakikan brsebut kbih selelrtif dalam rnemilih makanannya. Organisme
yang memican sejumtatr
sumkrdaya mabnan diduga Iuas rdungnya akan rneningkst walaupun
sumberdaya yang tersedia rendah. Udirnpahan ikan dahm suatu perairan akan dipengamhi obh kberapa faktar pernbatas antara Utn fekund'itas, ruang gerak, kompetisi, predasi, penyakif dan batas umur untuk k r t a h n hidup (Rousefell and Everhat, 1962). Untuk
rnengetahui komposisi suatu organisme diantaranya ikan yang hidup di perairan dapat ditihat dad kdimpafian &atif
organisms dahm suatu kmunitas.
yaitu jumlah afau b r a t reW dad suatu
PIanirton dan Peranannya sebagai Malranan AIami di Ekmistsm Perairan lstilah planktun menurut Udum (1971) adalah organisme yang rnehyang
pasif rnengikuti gemkan air karena icemarnpuan renangnya sangat brnah.
S,edangkan menurut para ahli yang kin, istilafr ini tidak hanya dilgakai untuk organisme yang melayang pasif dan mengikuti arus saja tetapi juga digunabn
bagi organisme yang kemampuan renangnya sangat lambat seperii
larva
krustase dan ikan (Hardy, 1956 dalam SulMiawati, 1982).
Di perairan, fitoplankton menempatr ternpat prtama dahm sistem alirztn energi tiebagai makanan afami bag# ikan dan udang (Odum, 1975). Secara biogeografis, distribusi fflupbnktun dipengamhi ofeh cahaya,ternpratur, salinitas
dan nutrien (Parson et ai., 1984). Raymnt (1983) rnenyatakan, ada hubungan yang
lgasitif
anbra
kelirngahan fitapianktan dengan kesuburan suatu perairan. J i b kdirnpahannya
tinggi, maka perairan tersebut memiliki produktifbs yang tinggi pub. Pemimn yang merniliici jumlah i n d i u d i o m sebanyak 40 ju& se~m%maka perairan tersebut kaya akan zat ham (subur). Sebalknya apabiia jurnkh diatom di-h
0,1 jufa s&/rn3 maka perairan tersebut dilcatslkan misitin akan zat ham,
sedangkan untuk perairan d q a n jumhh dtorn seititaf 4 juta @m3 berarti kandungan zat haranya &ng
(lurid, 1969).
Adanya furmasi bakau dad jenis Rhtir:ophora pada d a m h wkitar pantai,
merupakan sumber ham yang dapat mtsningiratiran produktifbs fltopbnkton pada perairan sekitamya (Riclnard ddam Nontji, 19801, Wnjutnya Smith (1971)
daIam Wiadnyana
(1983) mmyatakan k h w a distiibusi plankton dlad
tergarrturtg dad bebrapa faktor ekobgis seprti intensitas cahaya, saiinks,
suhu, kewratran, unsur tram (fasXat dan nitrat), arus, gebmbang, siMus mproduksi wrta predator.
Genisa ( 3 9 9 4 ) rnelapotlwn, ikan-ikan yang tertangkap di sekiiar ekasistem mangrove
brdasarkan hasil anafisa isi lambung menrgakan
prnakar? rnic~);~aaplanltton yaitu phnitton yang krukufan antara 2 serta macrazooplanklon yang berukuran anbra 20 - 200 mm.
- 20 rnm