TINJAUAN PUSTAKA Tanah Inceptisol Inceptisol merupakan tanah awal yang berada di wilayah humida yang mempunyai horizon teralterasi, tetapi tidak menunjukkan adanya iluviasi, eluviasi, dan pelapukan yang ekstrim. Kurang lebih tanah yang ekuivalen adalah gley humik, dan glei humik rendah (Sutanto, 2005). Inceptisol ialah tanah muda yang masih berkembang. Profilnya mempunyai horizon yang dianggap pembentukannya agak lambat sebagai hasil aleterasi bahan induk, horizon-horizonnya tidak memperlihatkan hasil hancuran yang ekstrim. Horizon timbunan liat dan besi alumunium oksida yang jelas tidak ada pada golongan ini. Perkembangan profil golongan ini lebih erkembang dibanding Entisol. Tanah-tanah yang dulunya dikelaskan sebagai hutan coklat, andosol, dan tanah coklat dimasukan kedalam Inceptisol (Munir, 1996). Konsep sentral Inceptisol adalah tanah – tanah dari daerah dingin atau sangat panas, lembab, sub lembab, dan yang mempunyai horizon kambik dan epipedon okrik. Informasi sifat tanah ini membantu dalam pengklasifikasian ke dalam system klasifikasi tanah baku, sehingga dapat memberikan pengetahuan awal tentang pengolahan tanah ini, terutama dalam ekosistem lahan kering (Soil Survey Staff, 2011) Sebagian besar Inceptisol menunjukkan kelas besar butir berliat dengan kandungan liat cukup tinggi (35-78%), tetapi sebagian termasuk berlempung halus dengan kandungan liat lebih rendah (18-35%). Reaksi tanah masam sampai agak masam (4.6-5.5), sebagian khususnya pada Eutrudepts reaksi tanahmya lebiih tinggi, agak masam sampai netral (5.6-6.8). Kandungan bahan organik sebagian
Universitas Sumatera Utara
rendah sampai sedang dan sebagian lagi sedang sampai tinggi. Kandungann lapisan atas selalu lebih tinggi daripada lapisan bawah, dengan rasio C/N tergolong rendah (5-10) sampai sedang (10-18) (Puslittanak, 2000). Tanah Inceptisol di Indonesia bervariasi, dalam kesuburan dari tingkat yang sangat rendah ke tinggi, tingkat keasaman dari asam ke netral, bahan organik dari menengah sampai rendah, potensi N dan P dari rendah ke tinggi, K potensial dari sangat rendah, KTK (Kapasistas Tukar Kation) dari sangat rendah sampai tinggi (Syafruddin et al. 2009). Kompos Limbah Kelapa Sawit Kompos telah digunakan sejak dahulu sebagai pupuk organik yang sangat penting untuk memperbaiki sifat-sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Jauh sebelum pupuk kimia digunakan, para petani memanfaatkan sisa-sisa pakan yang bercampur dengan kotoran dan cairan urin ternak sebagai kompos. Munculnya pupukk imia menyebabkan para petani bergeser menggunakan pupuk kimia daripada pupuk kompos karna jauh lebih praktis dan efisien. Namun demikian, disadari atau tidak pemakaian pupuk kimia yang berlebihan tanpa dibarengi kompos dalam jangka panjang menurunkan kemampuan tanah untuk menunjang pertumbuhan tanaman (Suwardi, 2004). Jenis limbah kelapa sawit pada generasi pertama adalah limbah padat berupa tandan kosong kelapa sawit, cangkang, pelepah, dan lain-lain serta limbah cair yang merupakan sisa dari proses pengolahan buah segar. Salah satu potensi utama dari limbah kelapa sawit tersebut ialah pemanfaatannya sebagai sumber unsur hara yang mampu menggantikan penggunaan pupuk sintetis (Subdit Pengelolaan Lingkungan. 2006).
Universitas Sumatera Utara
Limbah kelapa sawit yang umum dijadikan kompos biasanya ialah tandan kosong kelapa sawit. Sentana dkk (2010 menyebutkan karakteristik dari kompos tandan kosong kelapa sawit adalah sebagai berikut. Tabel 1. Karakteristik Kompos TKKS Parameter
Satuan
Kualitas
Standar Kompos SNI 19-7030-2004
Kadar Air C-Organik N total C/N ratio P2O5 K2O CaO MgO
% % % % % % %
18,37 29,56 2,06 14 0,79 9,57 1,19 1,25
< 50 9,8 – 32 > 0, 40 10 – 20 > 0,10 > 0, 20 < 0,50 < 0,60
Pemberian amelioran seperti bokashi tankos kelapa sawit juga sangat membantu dalam penyediaan sumber hara makro dan mikro secara lengkap walaupun dalam jumlah relative kecil (N, P, K, Ca, Mg, Zn, Cu, B, Mo, dan Si), selain itu bokashi tankos kelapa sawit ke dalam tanah akan memacu perkembangan mikro organisme agar tetap bertahan hidup yang akan membantu dalam penyerapan sumber makanan yang akan digunakan untuk fotosintesis makanan, sehingga pertumbuhan tanaman akan lebih ( Safitri dkk, 2013). Bahan organik dan Pengaruhnya terhadap Tanah Keunggulan dari pupuk organik antara lain: (1) meningkatkan kandungan bahan organik dalam tanah, (2) memperbaiki struktur tanah, (3) meningkatkan kemampuan tanah dalam menyimpan air (4) meningkatkan aktivitas kehidupan biologi tanah (5) meningkatkan kapasitas tukar kation tanah (6) mengurangi fiksasi fosfat oleh Al dan Fe, dan (7) meningkatkan ketersediaan hara dalam tanah (Damanik dkk, 2011).
Universitas Sumatera Utara
Mukhlis dkk (2011) menjelaskan mengenai sifat dan pengaruh bahan organik terhadap tanah daot dilihat pada tabel berikut. Tabel 2. Sifat Umum Bahan Organik dan Pengaruhnya Terhadap Tanah. Sifat Ciri Pengaruh pada tanah Warna hitam khusus dari Dapat menghangatkan Warna banyak tanah disebabkan tanah. oleh bahan organik. Membantu mencegah Bahan organik mampu kekeringan dan Retensi air memegang air 20 kali meningkatkan sifat lebih besar dari beratnya. memegang air pada tanah berpasir. Memudahkan Menyemen partikelpertukaran gas, Kombinasi dengan partikel tanah menjadi stabilisasi struktur, mineral liat satuan struktur yang peningkatan disebut agregat. permeabilitas. Membentuk kompleks Meningkatkan stabil dengan Al3+, Fe3+, Khelasi ketersediaan hara bagi Cu2+, Mn2+, Zn2+, dan tanaman kation polivalen lainnya. Ketidak larutan bahan organik karena Sedikit bahan organik Kelarutan dalam air berassosiasi dengan liat, hilang oleh proses garam dari kation divalen pelindihan. dan trivalen. Bahan organik mampu Membantu Aksi buffer menyangga asam lemah, memperbaiki reaksi netral, dan alkalin. pembentukan tanah. Total kemasaman fraksi Dapat meningkatkan Pertukaran kation humus berkisar 300 KTK tanah dari 20 hingga 1400 cmol/kg. hingga 70% Dekomposisi bahan Merupakan sumber organik menghasilkan Mineralisasi unsur hara bagi CO2, NH4+, NO3-, PO43-, tanaman dan SO42-. Mempengaruhi Modifikasi besarnya bioaktivitas, ketahanan Kombinasi dengan kimia pestisida untuk dan biodegradasi organik pengendalian yang pestisida dan kimia efektif. organik lainnya. Proses alam yang mengarah ke pengembangan bahan organik tanah yang berkaitan dengan faktor pembentukan tanah. Faktor bahan induk terutama
Universitas Sumatera Utara
pengaruhnya terhadap tekstur, tanah bertekstur berat memiliki bahan organic yang lebih dibanding tanah bertekstur lempung dan lempung memiliki kandungan yang lebih banyak daripada tanah berpasir. Pada factor iklim dijelaskan bahwa tanah yang terbentuk dibawah drainase yang buruk seperti tanah inceptisol dan Histosol mengalami pengahncuran bahan residu bahan organic oleh mikroorganisme pada temperatur yang tinggi (Stevenson, 1982). Secara umum tingkat bahan organik yang lebih tinggi mengakibatkan bulk density tanah yang lebih rendah. Kestabilan agregat yang lebih tinggi diasosiasikan dengan kandungan bahan organik tanah yang lebih tinggi yang meningkatkan porositas yang mengakibatkan bulk density tanah lebih rendah. Meski demikian, bulk density juga dipengaruhi oleh sifat tanah yang lain seperti tekstur tanah, tipe mineral liat, sodisitas, basa tukar, dan adanya besi oksida dan alumunium oksida (Murphy, 2014). Nutrisi Jagung N, P, dan K adalah nutrisi yang paling dibutuhkan untuk tanaman pertumbuhan dan produksi jagung. Kebutuhan pupuk jagung varietas Pioner 23 yaitu 300 kg/ha Urea, 100kg/ha SP-36 dan 50kg/ha KCl. (Adnan dkk, 2010). Untuk itu, sistem pengelolaan hara yang tepat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan optimum tanaman. Untuk ameliorasi tanah, kapur memerlukan biaya mahal dan adakalanya tidak tersedia di lokasi. Bahan organik relatif lebih mudah didapatkan petani. Pemberian pupuk hijau Gliricidiae atau kotoran sapi pada tanah Ultisol dapat mengurangi pemakaian pupuk N-urea sampai 75% dari total N yang diperlukan.
Universitas Sumatera Utara
Penggunaan Sesbania rostrata dapat meningkatkan hasil jagung 42% pada tanah Ultisol Jawa Barat (Syfruddin et al. 2007). Menurut Safitri et al.(2013) pemberian bokashi tankos kelapa sawit berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman jagung minggu ke-2, 3, 4, 5, 6, dan 7. Dari hasil uji BNJ dan semua rata-rata variabel yang diamati pada penelitian bahwa dengan dosis 656 g/polybag memberikan hasil terbaik terhadap tinggi tanaman minggu ke-2, Pemberrian dosis 1257 g/polybag memberikan hasil yang terbaik terhadap tinggi tanaman minggu ke 3, 4, 5, 6. Sedangkan dosis 957 g/polybag memberikan hasil yang terbaik terhadap tinggi tanaman minggu ke-7. dosis 957 g/polybag dan 1257 g/polybag merupakan perlakuan dengan dosis yang tertinggi diantara perlakuan lainnya, sehingga semakin tinggi dosis bokashi tankos kelapa sawit maka pertumbuhan tanaman semakin baik. Pengaruh Nitrogen meningkatakan protoplasma menimbulkan beberapa akibat antara lainterjadi peningkatan ukuran sel. Fosfor cenderung ditemui pada biji dan titik tumbuh. Sementara kalium berperan dalam pembentukan pati dan translokasi gula (Damanik dkk, 2011). Novizan (2004) dalam Marvelia dkk (2006) yang menyatakan bahwa tanaman justru tampak seperti kekurangan unsur hara setelah diberi pupuk kompos yang belum terurai sempurna karena selama proses penguraian sampai proses peguraian sempurna, tanaman akan bersaing dengan mikroorganisme tanah untuk memperebutkan unsur hara sehingga terjadi imobilisasi hara yang menyebabkan tidak tersedia bagi tanaman. Menurut Hayati et al.(2011) pemupukan
50% pupuk organik + 50%
pupuk anorganik dapat memberikan pertumbuhan, perakaran dan hasil jagung
Universitas Sumatera Utara
manis yang lebih baik, karena pupuk organik dapat memperbaiki sifat-sifat fisika tanah, terutama tekstur, daya mengikat air, akan tetapi tidak dapat memberikan unsur hara yang cukup terhadap tanaman jagung manis. Sebaliknya, pupuk anorganik dapat memenuhi unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman jagung manis tetapi tidak dapat memperbaiki sifat fisik tanah, mengingat kondisi tanah di tempat penelitian ini merupakan tanah yang bertekstur pasir
berlempung,
sehingga pertumbuhan tanamanjagung manis pada 100 % pupuk organik dan 100 % pupuk anorganik tidak maksimal
Universitas Sumatera Utara