TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Menurut Haryanto, Suhartini dan Rahayu (1996), klasifikasi tanaman selada adalah sebagai berikut: Kingdom
:Plantae
Divisio
:Spermatophyta
Subdivisio
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledoneae
Ordo
: Asterales
Famili
: Asteraceae
Genus
: Lactuca
Spesies
: Lactuca sativa L.
Tanaman selada memiliki sistem perakaran tunggang dan serabut. Akar serabut menempel pada batang, tumbuh menyebar, ke semua arah pada kedalaman 20-50 cm atau lebih. Sebagian besar unsur hara yang dibutuhkan tanaman diserap oleh akar serabut. Sedangkan akar tunggangnya tumbuh lurus ke pusat bumi (Rukmana, 1994). Daun selada memiliki bentuk, ukuran dan warna yang beragam, bergantung varietasnya. Daun selada krop berbentuk bulat dengan ukuran daun yang lebar, berwarna hijau terang dan hijau agak gelap. Daun selada memiliki tangkai daun lebar dengan tulang daun menyirip. Tangkai daun bersifat kuat dan halus. Daun bersifat lunak dan renyah apabila dimakan, serta memiliki rasa agak
4 Universitas Sumatera Utara
manis. Daun selada umumnya memiliki ukuran panjang 20-25 cm dan lebar 15 cm (Wicaksono, 2008). Tanaman selada memiliki batang sejati. Batang selada krop sangat pendek dibanding dengan selada daun dan selada batang. Batangnya hampir tidak terlihat dan terletak pada bagian dasar yang berada di dalam tanah. Diameter batang selada krop juga lebih kecil yaitu berkisar antara 2-3 cm dibanding dengan selada batang yang diameternya 5,6-7 cm dan selada daun yang diameternya 2-3 cm (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998). Bunga selada berbentuk dompolan (inflorescence). Tangkai bunga bercabang banyak dan setiap cabang akan membentuk anak cabang. Pada dasar bunga terdapat daun - daun kecil, namun semakin ke atas daun tersebut tidak muncul. Bunganya berwarna kuning. Setiap krop panjangnya antara 3-4 cm yang dilindungi oleh beberapa lapis daun pelindung yang dinamakan volucre. Setiap krop mengandung sekitar 10-25 floret atau anak bunga yang mekarnya serentak (Ashari, 1995). Biji tanaman selada berbentuk lonjong pipih, berbulu, agak keras, berwarna coklat, serta berukuran sangat kecil, yaitu panjang empat milimeter dan lebar satu milimeter. Biji selada merupakan biji tertutup dan berkeping dua, dan dapat digunakan untuk perbanyakan tanaman (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
Universitas Sumatera Utara
Syarat Tumbuh
Iklim Selada dapat tumbuh di dataran tinggi maupun dataran rendah. Namun, hampir semua tanaman selada lebih baik diusahakan di dataran tinggi. Pada penanaman di dataran tinggi, selada cepat berbunga. Suhu optimum bagi pertumbuhannya adalah 15-20o C (Sunarjono, 2003). Tanaman ini umumnya ditanam pada penghujung musim penghujan, karena termasuk tanaman yang tidak tahan kehujanan. Pada musim kemarau tanaman ini memerlukan penyiraman yang cukup teratur. Selain tidak tahan terhadap hujan, tanaman selada juga tidak tahan terhadap sinar matahari yang terlalu panas (Suprayitno ,1996). Daerah - daerah yang dapat ditanami selada terletak pada ketinggian 5-2.200 meter di atas permukaan laut. Selada krop biasanya membentuk krop bila ditanam di dataran tinggi, tapi ada beberapa varietas selada krop yang dapat membentuk krop di dataran rendah seperti varietas great lakes dan Brando (Haryanto dkk, 1996). Tanah Selada tumbuh baik pada tanah yang subur dan banyak mengandung humus. Tanah yang banyak mengandung pasir dan lumpur baik sekali untuk pertumbuhannya. Meskipun demikian tanah jenis lain seperti lempung berdebu dan lempung berpasir juga dapat digunakan sebagi media tanam
selada
(Haryanto dkk, 1996).
Universitas Sumatera Utara
Tingkat kemasaman tanah (pH) yang ideal untuk pertumbuhan selada adalah berkisar antara 6,5-7. Pada tanah yang terlalu asam, tanaman ini tidak dapat tumbuh karena keracunan Mg dan Fe (Suprayitno, 1996).
Pupuk Organik Cair Pupuk organik cair adalah pupuk yang terbuat dari sari tumbuhan alami berbentuk cair. Salah satu contoh merek dagang pupuk organik cair adalah “hormon tanaman unggul”. Pupuk ini berwarna putih kelabu. Kelebihan pupuk ini adalah meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan virus dan bakteri. Selain itu, pupuk ini juga dapat membantu mempercepat pertumbuhan dan perkembangan
tanaman melebihi pertumbuhan standar. Hal ini disebabkan
karena, selain mengandung unsur hara yang lengkap, pupuk ini juga mengandung hormon pertumbuhan tanaman. Pupuk
juga mempercepat keluarnya bunga,
mempercepat masa panen sehingga
panen lebih cepat dari biasanya
(http://www.kaskus.com, 2009). Kualitas pupuk organik cair Hormon Tanaman Unggul terbukti dalam meningkatkan hasil produksi padi. Itu terlihat dari uji coba di Desa Parakan Kecamatan Ciomas. Hasilnya, padi yang menggunakan pupuk cair ini mampu menghasilkan produksi gabah dua kali lipat (http://www.kaskus.com, 2009). Melihat hasil yang diperoleh dari pemberian pupuk organik cair hormon tanaman unggul pada padi, diharapkan pamberian pupuk ini pada selada juga dapat meningkatkan produksi.
Universitas Sumatera Utara
Kascing Kascing atau vermikompos adalah kompos yang diperoleh dari hasil perombakan bahan-bahan organik yang dilakukan oleh cacing tanah. Kascing merupakan campuran kotoran cacing tanah dengan sisa media atau pakan dalam budidaya cacing tanah. Oleh karena itu, kascing merupakan pupuk organik yang ramah lingkungan dan memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan dengan kompos lain (Mashur, 2001). Kascing mempunyai kelebihan dari pupuk organik lainnya, karena selain mempunyai hampir semua unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tanaman, kascing juga mengandung unsur makro yang lebih tinggi, dan kascing juga mampu menetralkan pH tanah (Liptan, 2001). Kascing kaya akan N yang berasal dari perombakan bahan organik yang kaya N dan ekskresi mikroba yang bercampur dengan tanah dalam sistem pencernaan cacing tanah. Peningkatan kandungan N dalam bentuk kascing selain disebabkan adanya proses mineralisasi bahan organik dari cacing tanah yang telah mati, juga oleh urin yang dihasilkan dan ekskresi mukus dari tubuhnya yang kaya nitrogen (Isroi, 2007) Kascing mengandung humus sebesar 13,88 % yang berguna untuk meningkatkan kesuburan tanah. Makin tinggi kadar humusnya, makin subur tanah tersebut. Selain itu, nutrisi yang terdapat di dalam kascing adalah nutrisi dalam bentuk terlarut sehingga dapat diserap oleh akar tanaman. Hal ini dikarenakan cacing tanah berperan mengubah nutrisi yang tidak larut menjadi bentuk terlarut
Universitas Sumatera Utara
dengan bantuan enzim-enzim yang terdapat dalam alat pencernaannya (Mashur, 2001). Selain mengandung hampir semua unsur hara yang dibituhkan oleh tanaman dalam jumlah yang tersedia, kascing juga mengandung hormon tumbuh tanaman. Hormon tersebut akan memacu pertumbuhan tanaman, akar tanaman di dalam tanah, memacu pertunasan ranting-ranting baru pada batang dan cabang pohon, serta memacu pertumbuhan daun (Yuwono, 2006). Pemberian kascing pada tanaman selada dapat meningkatkan hasil. Dengan menambahkan kascing dengan dosis yang sesuai, maka lebar daun, tinggi tanaman, jumlah daun dan berat bobot basah selada akan meningkat sekitar 100 %. Selain itu, pemberian kascing juga memperlihatkan pertumbuhan akar yang baik sebab pemberian kascing dapat memperbaiki struktur tanah sehingga pertumbuhan akar selada baik (Nurmawati dan Anang, 2000). Berdasarkan hasil penelitian Aryani (1996), pemberian kascing berbeda dosis pada tanaman tomat menyebabkan perbedaan yang nyata dalam luas daun dan bobot kering tanaman. Peningkatan dosis kascing dapat meningkatkan hasil sampai dosis kascing optimum 250 gram per kilogram tanah. Hasil penelitian Gani (2002) menyatakan bahwa pemberian kascing sampai taraf 300 gram tiap tanaman meningkatkan nilai-nilai variabel respon komponen hasil jagung. Hasil penelitian Hidayat (2002) mengemukakan bahwa hasil buncis maksimal dicapai dengan pemberian kascing 250 gram tiap kilogram tanah. Selanjutnya hasil penelitian pada tanaman pangan, kascing dapat meningkatkan serapan hara N, P dan K dan hasil kedelai meningkat hingga 100 %. Beberapa penelitian juga telah
Universitas Sumatera Utara
melaporkan bahwa kascing berpengaruh nyata terhadap struktur dan kesuburan tanah (Anas, 1990 dalam Sudirja dkk, 2005).
Pestisida Organik Pestisida organik cair adalah pestisida yang terbuat dari sari tumbuhan alami berbentuk cair. Pestisida ini tidak mengandung bahan-bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan. Ada berbagai merek dagang dari pestisida organik, salah satunya adalah Multicomp. Pestisida organik ini dapat membasmi organisme pengganggu tanaman seperti, ulat, jamur, tungau dan kutu,secara kontak dan lambung. Keunggulan menggunakan pestisida organik selain tanaman bebas dari organisme pengganggu tanaman adalah ekonomis, ramah lingkungan karena tidak meninggalkan residu pestisida sehingga aman bagi lingkungan, karena terbuat dari tumbuh-tumbuhan yang mengandung zat-zat yang dapat menekan pertumbuhan organisme pengganggu tanaman seperti tembakau. Adapun kandungan dari pestisida organik ini adalah katorisida 12%, rotenone 4,29%, nikotin 0,86%, kamporlins 0,0227%. Ultisol Tanah ultisol merupakan tanah yang terbentuk di bawah iklim lunak, curah hujan besar dan biasanya terdapat di hutan. Karena di hutan banyak mengandung sisa-sisa bahan organik maka tanah ini biasanya bersifat masam. Tanah ultisol berwarna merah kekuningan. Kekhasannya ditandai oleh horizon putih yaitu horizon yang bahan organik dan besinya telah tercuci, jadi hanya tersisa silikanya saja (Brady dan Bucman, 1982).
Universitas Sumatera Utara
Tanah ultisol biasanya memiliki kesuburan yang rendah untuk pertanian, karena ultisol memiliki kapasitas tukar kation yang rendah, dan ber-pH masam, namun apabila dikelola dengan baik, dan iklim yang memungkinkan maka tanah ultisol juga dapat menjadi lahan pertanaian yang dapat menghasilkan (Foth, 1984). Bila salah satu faktor lebih kuat pengaruhnya dari faktor lain sehingga faktor lain tersebut tertutupi dan masing-masing faktor mempunyai sifat yang jauh berbeda pengaruhnya dan sifat kerjanya, maka akan menghasilkan hubungan yang berbeda
dalam
mempengaruhi
pertumbuhan
suatu
tanaman
(Sutedjo dan Kartasapoetra, 2006).
Universitas Sumatera Utara