2
TINJAUAN PUSTAKA Babi Babi merupakan mamalia dengan struktur anatomi dan fisiologi yang tidak jauh berbeda dengan manusia sehingga seringkali digunakan dalam penelitian perkembangan dunia medis manusia. Babi juga memiliki karakter waktu generasi yang pendek, gestasi singkat (114 hari), dan keturunan yang banyak (Randall et al. 2008). Genom babi tiga kali lebih dekat dengan genom manusia dibandingkan dengan tikus (Wernersson et al. 2005). Perkembangan medis kedokteran mendorong pemanfaatan babi sebagai sumber xenotransplantasi dan hewan model bagi manusia. Babi juga menjadi sangat penting dalam penelitian biomedis sebagai model yang sangat baik pada penyakit jantung (Turk dan Laughlin 2004), arterosklerosis (Ishii et al. 2006), obat kulit (Herkenne et al. 2006), perbaikan luka (Graham et al. 2000), kanker (Du et al. 2007), diabetes (Dyson et al. 2006), oftalmologi (Shatos et al. 2004), penelitian mengenai toksikologi, metabolisme lipoprotein, kerusakan dan perbaikan sel, dan sebagai sumber potensial penggunaan organ dalam xenotransplantasi (Lai et al. 2002b). Potensi yang besar dari pemanfaatan babi oleh manusia menuntut ketersediaan babi dengan kualitas kesehatan yang baik agar tidak menjadi sumber penyakit zoonosis pada manusia.
Ultrasonografi Aplikasi USG pertama pada hewan digunakan untuk mengukur ketebalan karkas pada ternak potong seperti sapi potong dan babi, berikutnya mulai digunakan untuk mendiagnosa kebuntingan pada domba dan kambing serta estimasi ketebalan lemak pada kuda. Dewasa ini aplikasi USG digunakan sebagai alat bantu diagnostik suatu penyakit dengan melihat gambaran organ dalam hewan dan digunakan untuk membantu pengambilan sampel biopsi guna menentukan spesifitas penyakit (Noviana et al. 2012). Ultrasonografi menggunakan ultrasound yang merupakan gelombang suara dengan frekuensi tinggi (Goddard 1995) yaitu antara 1-12 MHz (Stoylen 2006) frekuensi ini lebih besar dari suara yang dapat didengar manusia yaitu antara 2020.000Hz (Widmer et al. 2004). Diagnostik USG adalah suatu teknik diagnosis organ yang dihasilkan oleh gelombang suara berfrekuensi tinggi untuk aplikasi diagnostis, frekuensi yang digunakan berkekuatan 1-10 MHz (Barr 1990). Alat bantu yang digunakan untuk mentransmisikan gelombang suara disebut transduser atau probe yang mengandung kristal piezo-electric. Prinsip kerja alat USG adalah pulse-echo. Pulse adalah gelombang suara yang dihasilkan oleh transduser yang akan ditransmisikan ke jaringan, kemudian gelombang suara yang dihasilkan oleh pulse dan jaringan disebut dengan echo. Echo akan ditangkap kembali oleh transduser yang akan membentuk gambaran pada layar USG (Dachlan 2008). Ekhogenitas yang terlihat pada gambaran USG yaitu hyperechoic, hypoechoic, dan anechoic. Hyperechoic akan terlihat warna putih misalnya contohnya tulang, udara, jaringan ikat, dan lemak. Hypoechoic akan terlihat warna abu-abu pada
3 hasil USG, misalnya jaringan lunak. Anechoic akan terlihat hasil USG menunjukkan warna hitam yang berarti tidak adanya echo yang dihasilkan karena pulse tidak dipantulkan kembali ke transduser oleh jaringan misalnya cairan, urin, dan darah ( Noviana et al.2012) Teknik diagnosa ini sangat berguna dalam menampilkan kelainan dari organ dalam yang berupa jaringan lunak dan lokasi dari cairan yang ingin dikoleksi dari dalam tubuh. Ultrasonografi dapat menunjukkan lokasi lesio yang akurat, yang sangat menunjang keberhasilan dan keamanan dari proses biopsi maupun koleksi cairan dari dalam tubuh (Holt 2008).
Hati Hati merupakan organ terbesar dalam tubuh. Beratnya sekitar 3% dari total berat badan pada hewan dewasa, sedangkan pada hewan muda berat hati sekitar 5% dari total berat badan (Akers dan Denbow 2008). Hati babi terdiri dari lobus lateral kanan dan kiri, medial kanan dan kiri, lobus kuadratus, dan lobus kaudatus. Kantung empedu terletak diantara lobus medial dan lobus kanan. Hati sebagian besar dilindungi oleh os costae kecuali bagian ventral. Bagian kranial hati bersentuhan dengan diafragma. Hati babi memiliki daerah berbentuk concave di bagian kaudal yang berbatasan dengan lambung di bagian kiri dengan pankreas di bagian kanan (Dyce et al. 2002). Hati memiliki kemampuan meregenerasi sel hepatosit sebanyak lebih dari 40 kali saat terjadi kerusakan. Penyakit pada organ hati bisa menurunkan tingkat regenerasi hepatosit hingga beberapa kali, sehingga konsekuensinya adalah terjadi penurunan fungsi hati karena terdapat beberapa sel hati yang mengalami kerusakan (hepatic fibrosis). Hati memiliki fungsi yang sangat penting yaitu mengatur proses metabolik dan homeostasis. Hati juga menghasilkan asam empedu dari pemecahan kolesterol. Hati juga memiliki kemampuan untuk menyimpan beberapa cadangan substansi yang suatu saat akan diperlukan misalnya glikogen, ion logam, dan vitamin dan juga berfungsi memproduksi sel darah merah pada saat embrio. Kasus penyakit hati akut dan sub-akut seringkali tidak hanya bersifat subklinis tetapi juga menimbulkan gejala klinis pada pasien dengan penyakit kerusakan hati bersifat non-spesifik. Penyakit hati seringkali dihubungkan dengan gejala klinis yang tidak spesifik tetapi dikarenakan disfungsi dari organ-organ penting (Steiner 2008). Menurut Steiner (2008) teknik mendiagnosa gangguan hati agar mendapatkan hasil yang baik adalah : 1. Menganalisis peluang kejadian penyakit hati, misalnya pada ras tertentu yang rentan mengalami gangguan hati. 2. Memperhatikan gejala klinis yang berkaitan dengan kerusakan hati. Meskipun tidak spesifik bisa dijadikan acuan untuk memperkuat data-data lain yang ada (data laboratorium). 3. Melakukan pemeriksaan fisik dengan cara melihat bagian membran mukosa dan sklera, dan mempalpasi daerah abdomen. Jika terjadi gangguan hati akan terlihat kekuningan dan pucat pada mukosa dan sklera akibat dari hemolytic anemia.
4 4. Melakukan tes laboratorium dengan memeriksa kadar albumin, amonia, blood urea nitrogen (BUN), bilirubin, asam empedu, kolesterol, dan glukosa. 5. Melakukan biopsi hati yang dibantu dengan teknik ultrasonografi.
Ultrasonografi Hati Metode yang sering digunakan dalam mendiagnosa penyakit hati misalnya pemeriksaan laboratorium darah, ultrasonografi (USG), computed tomography scan (CTscan), X-ray, magnetic resonance imaging (MRI). Gambaran lengkap hasil USG hati dapat memberikan informasi yang rinci dari ukuran, posisi, dan jaringan parenkim hati (Radostits et al. 2005). Ultrasonografi telah digunakan untuk melihat pembesaran hati (hepatomegali), mendeteksi trombosis di vena cava caudalis, hepatic abscesses, dan cholelithiasis yang akan terlihat dilatasi saluran empedu dan kantung empedu. Ultrasonografi bisa untuk mendiagnosis degenerasi hidrofis hati, diffuse hepatocellular disease, dan fatty liver (Radostits et al. 2005). Ultrasonografi juga dapat digunakan untuk memprediksi secara non-invasif kejadian hepatorenal failure pada kasus penyakit hati (Platt et al. 1994). Menurut Braun (2004) USG diindikasikan pada hati babi untuk : 1. Determinasi posisi dan ukuran hati dan pembuluh darahnya. 2. Visualisasi perubahan struktur hati baik yang bersifat fokal ataupun difus misalnya hepatic lipidosis, abses hati, tumor hati, kalsifikasi di saluran empedu, dan cholestasis. 3. Diagnosa trombosis vena cava caudal. 4. Membantu pencitraan dalam melakukan sintesis dan biopsi hati untuk histologi, sitologi, dan pemeriksaan bakteri. Ultrasonografi digunakan untuk membantu dokter hewan melakukan biospi hati pada kasus lesio hati yang bersifat fokal, namun pada kasus lesio hati bersifat difus masih kontroversial (Grant 2008) 5. Percutaneous ultrasound dalam cholecystocentesis untuk pemeriksaan cairan empedu. 6. Percutaneous ultrasound dalam sintesis vena portal untuk kepentingan penelitian.
Pankreas Pankreas berada di bagian atas rongga abdominal, berbentuk seperti lereng yang bagian kranialnya lebih ventral daripada bagian kaudal. Dua sampai tiga bagian pankreas terletak di sebelah kiri sumbu tubuh yang bersentuhan dengan bagian fundus lambung, ujung dorsal limpa, dan pangkal anterior ginjal kiri. Bagian tengah atau ektremitas posterior berada di tengah dan berhubungan dengan vena porta dan cabang mesenterica. Batas kanan pankreas mengikuti duodenum bagian desenden, bagian kranialnya bersentuhan dengan hati sedangkan bagian kaudalnya bersentuhan dengan ginjal kanan (Dyce et al. 2002).
5 Ultrasonografi Pankreas Pankreas merupakan kelenjar yang relatif berukuran kecil dan berhubungan dengan duodenum di dorsal rongga abdomen. Pemeriksaan pankreas cukup sulit untuk dilakukan. Kedekatan posisi anatomi pankreas dengan lambung dan duodenum mempersulit pencitraan jika terdapat akumulasi gas di saluran pencernaan tersebut. Sonogram yang menunjukkan pankreas yang mengalami pembesaran akan terlihat tidak beraturan dan hyperechoic (Noviana et al. 2012).
Sistem Urinari Ginjal Ginjal babi memiliki bentuk yang pipih, panjang, dan kecil di bagian ektremitasnya. Bentuk ginjal babi menyerupai kacang merah. Panjang ginjal babi berukuran dua kali daripada lebarnya. Ginjal kiri terletak lebih kranial daripada ginjal kanan, tetapi hampir simetris pada ventral prosesus transversus empat os lumbal pertama. Bagian kaudal ginjal terletak pada pertengahan rusuk terakhir dan tuber coxae. Bagian kranial ginjal kiri biasanya bersentuhan dengan hati sedangkan pada ginjal kanan tidak (Dyce et al. 2002) Ginjal memiliki tiga bagian yang tersusun secara berlapis dari luar ke dalam, yaitu korteks, medula, dan pelvis (hilus). Unit terkecil ginjal atau nefron berfungsi menyaring darah dan menyerap kembali zat-zat yang masih diperlukan oleh tubuh. Nefron terdiri dari glomerulus, kapsula Bowman, tubuli proksimal, tubuli distal, lengkung Henle, dan duktus kolektiva (Akers dan Denbow 2008). Kantung Kemih Kantung kemih memiliki ukuran bervariasi tergantung dari banyaknya urin yang ada di dalamnya. Kantung kemih yang terisi penuh dengan urin akan berbentuk bulat dan sebagian besar ada di rongga abdomen. Permukaan dorsal dari kantung terlapisi sempurna oleh peritoneum, namun lapisan peritoneum ini tidak melapisi sempurna pada bagian permukaan ventralnya (Dyce et al. 2002).
Ultrasonografi Sistem Urinari Ultrasonografi pada sistem urinari umumnya menggunakan ultrasonografi B-Mode real time untuk memeriksa struktur internal jaringan ginjal, kantung kemih, dan kelenjar prostat (Holt 2008). Ultrasonografi sangat bermanfaat dalam pemeriksaan ukuran medula, korteks, dan pelvis ginjal, mengidentifikasi perubahan dari ureter dan ginjal akibat adanya urolithiasis, mengetahui terjadinya pyelonefritis, hidronefrosis, dan amiloidosis, membantu mengarahkan dalam proses biopsi ginjal, dan memeriksa keadaan kantung kemih beserta isinya (Braun 2004), penyakit sistem urinari kronis seperti torsio testis, trauma ginjal, refluks vesika-ureteral, mengevaluasi infertilitas, mengukuran volume residu urin, dan mendeteksi kanker (Schoppler et al. 2012). Obstruksi kalkuli pada sistem urinari ditandai dengan pembesaran pada kantung kemih dan uretra (Radostits et al. 2005).
6 Penggunaan USG dalam mendiagnosis penyakit sistem urinari dinilai lebih aman dan ekonomis daripada menggunakan Computed Tomography (CT scan) dan Magnetic Resonance Imaging (MRI) (Mucksavage et al. 2012). Menurut Le et al. (2012) aplikasi USG dapat digunakan untuk diagnosis awal kejadian kerusakan ginjal akut dan menilai derajat keparahan perfusi ginjal.
Penggunaan Babi dalam Dunia Kedokteran Manusia Pemilihan penggunaan babi dalam penelitian perkembangan dunia medis manusia memiliki pertimbangan bahwa babi memiliki perbandingan anatomi dan fisiologi yang sangat mirip dengan sistem dan kondisi manusia. Penggunaan babi dalam dunia kedokteran sekarang: 1. Xenotransplantasi Kesamaan fisiologi dan ukuran, babi telah dianggap sebagai sumber potensial dalam transplantasi organ untuk manusia. Dibandingkan dengan hewan primata yang juga sering digunakan sebagai hewan model dalam perkembangan penyakit manusia, babi lebih kecil kemungkinannya dalam mentransmisikan penyakit ke manusia (Randall et al.2008). 2. Farmaseutik Produksi hemoglobin (Hb) manusia dalam darah babi. Penelitian ini dilakukan dengan mengisolasi Hb manusia dari darah babi transgenik bisa digunakan dalam pengobatan pasien luka. 3. Sebagai hewan model pada penyakit manusia seperti retinitis pigmentosa, penyakit jantung (arterosklerosis, transplantasi jantung, dan bioporesis vulva jantung ), diabetes (Renner et al. 2008), Huntington’s Disease (Uchida et al. 2001), cystic fibrosis, dan Alzheimer’s Disease (Kragh et al. 2008). 4. Hibrid organ misalnya pada penelitian tentang produksi hepatosit manusia pada babi sehingga bisa ditansfer dari babi ke manusia (Beschorner et al. 2003a; Beschorner et al. 2003b).
METODE Bahan penelitian Babi sebanyak lima ekor jantan dan tiga ekor betina dengan bobot badan 2531 kg dan berumur rata-rata 4 bulan, acoustic coupling gel, pakan babi, minuman ad libitum, alkohol 70%, obat bius yang terdiri dari tiletamin 2.5%-zolazepam 2.5% (zoletil®).
Peralatan Penelitian Mesin USG dua dimensi tipe portable (Sonodop S8), transduser konveks, meja USG, flashdisc, kamera digital, gunting, alat cukur, kandang, tisu, tempat pakan, tempat minum, syringe 10 ml, vacutainer EDTA (ethylene diamine tetraacetic acid).