BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Karakteristik Babi Babi adalah binatang yang dipelihara dari dahulu, dibudidayakan, dan diternakkan untuk tujuan tertentu utamanya untuk memenuhi kebutuhan akan daging atau protein hewani bagi manusia. Ternak babi bila diklasifikasikan termasuk ke dalam kelas Mamalia, ordo Artiodactyla, genus Sus, spesies terdiri dari Sus scrofa, Sus vittatus, Sus cristatus, Sus leucomystax, Sus celebensis, Sus verrucosus, Sus barbatus (Sihombing, 2006). Babi termasuk salah satu ternak monogastric yaitu ternak dengan satu usus besar yang sederhana. Selain itu ternak babi termasuk salah satu dari berbagai jenis ternak potong yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai sumber protein hewani, karena ternak babi bersifat prolific (banyak anak di setiap kelahiran), dengan kisaran 8 sampai 14 ekor anak disetiap kelahirannya, dan memiliki pertumbuhan yang cepat sehingga sangat baik untuk diternakkan. Selain itu babi merupakan ternak yang sangat efisien dibandingkan ternak potong lainnya, karena babi memiliki konversi terhadap pakan yang cukup tinggi untuk merubah pakan menjadi daging dan lemak. Bangsa-bangsa babi dibagi menjadi tiga tipe yaitu tipe pelemak, tipe pedaging, dan tipe dwiguna. Ternak babi peliharaan yang umum dikonsumsi di Indonesia adalah jenis bangsa babi Landrace, babi Duroc, dan babi hasil persilangan (Sinaga, 2008). Selain babi dari bangsa Duroc yang sering dipelihara sebagai babi penggemukan karena memiliki struktur tulang yang besar dan kuat serta tahan terhadap penyakit dibandingkan jenis babi lainya, babi Landrace juga sering digunakan sebagai babi penggemukan karena babi Landrace memiliki bentuk tubuh panjang dan besar membentuk busur, dengan bulu halus dan berwarna putih,
1
bentuk kaki sejajar dengan bentuk paha bulat, kepala kecil, telinga terkulai, leher panjang, punggung besar, bahu rata dan memiliki tumit yang kuat. 2.2 Pertumbuhan Babi Pertumbuhan suatu ternak dipengaruhi oleh konsumsi pakan, karena konsumsi pakan meningkat seiring dengan meningkatnya bobot badan (Ensminger, 1992). Pertumbuhan adalah hal yang sangat penting dan biasa di alami oleh ternak, karena pertumbuhan merupakan cerminan produktivitas dari ternak itu sendiri. Semakin tinggi kecepatan pertumbuhan ternak maka produktivitas ternak tersebut tinggi, sehingga dengan demikian ternak dapat berproduksi dengan cepat dan maksimal. Secara sederhana pertumbuhan merupakan perubahan ukuran meliputi perubahan berat hidup, bentuk, dimensi linear, dan komposisi tubuh, termasuk perubahan komponen-komponen tubuh seperti otot, lemak, tulang, dan organ serta komponen-komponen kimia, terutama air, lemak protein, dan abu pada karkas (Soeparno, 2009). Babi merupakan ternak yang memiliki kecepatan pertumbuhan paling cepat dibandingkan dengan ternak besar lainnya. Karena babi merupakan ternak yang efisien dibandingkan dengan ternak potong lainnya karena memiliki kemampuan mengkonversi pakan dengan baik. Kecepatan pertumbuhan pada ternak di pengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya adalah jenis kelamin, umur, spesies, dan kualitas ransum (Titus, 1961). Pertumbuhan yang baik tergantung pada makanan, disamping tatalaksana pemeliharaan dan pencegahan penyakit. Bila kualitas maupun kuantitas makanan yang diberikan baik maka hasilnya juga akan baik (Rasyaf, 2004). Ditinjau dari sudut produksi ternak, pertumbuhan dapat dibedakan menjadi dua yaitu, pertumbuhan sebenarnya (true growth), dan pertumbuhan yang diartikan sebagai peningkatan (dalam hal jumlah atau besarnya sel jaringan) seperti otot (daging), yang pada dasarnya merupakan suatu peningkatan dalam jaringan lemak (Forrest et al, 1975) yang dikutip dari(Saka, 1993). 2
2.3 Starbio Starbio adalah bubuk berwarna coklat yang terdiri atas mikroba yang bersifat lignolitik, selulolitik, proteolitik. Starbio diolah dari campuran bubuk jerami dengan komponen bakteri yang berasal dari kayu, akar rumput, kedelai, lemak, dan isi lambung sapi. Lebih lanjut Zainuddin et al., (1995) menyatakan bahwa starbio merupakan probiotik hasil bioteknologi dalam bidang peternakan yang memanfaatkan bakteri alami dalam pakan ternak. Ransum yang ditambah starbio, maka nutrien yang terkandung dalam ransum akan dipecah menjadi nutrisi secara enzematis atau melalui sintesa protein mikroba dan langsung dapat diserap oleh tubuh ternak. Probiotik adalah bahan yang berasal dari kultur kuman yang dapat mempengaruhi keseimbangan alami didalam usus, dan bila diberikan dalam jumlah yang tepat akan meningkatkan efisiensi penggunaan zat-zat makanan
(Andajani, 1997). Menurut Jin et
al.(1997) mikroba yang digunakan sebagai probiotik yang efektif harus memiliki sifat-sifat: dapat bertahan hidup selama persiapan sampai produksi dengan skala industri, stabil dan tetap hidup dalam jangka waktu lama. Prinsip kerja probiotik yaitu dengan memanfaatkan kemampuan mikroorganisme dalam menguraikan rantai panjang karbohidrat, protein dan lemak. Pemecahan molekul kompleks menjadi molekul sederhana mempermudah penyerapan oleh saluran pencernaan manusia maupun hewan. Di sisi lain, mikroorganisme pemecah ini mendapat keuntungan berupa energi yang diperoleh dari hasil perombakan molekul kompleks (Medicinus, 2009). Lebih lanjut, Zainuddin et al. (1995) menyatakan koloni mikroorganisme yang terdapat dalam probiotik memiliki mikroba yang spesifik dengan fungsi yang berbeda-beda, seperti: Cellulomonas dan Clostridium thermocellulosa yang berfungsi sebagai mikroorganisme pencerna lemak, Agaricus dan Coprinus yang berfungsi sebagai mikroorganisme pencerna lignin, serta Klebsiella brasillensis yang berfungsi sebagai mikroorganisme pencerna protein. 3
Pemecahan molekul kompleks menjadi molekul sederhana mempermudah penyerapan oleh saluran pencernaan manusia maupun hewan. Di sisi lain, mikroorganisme pemecah ini mendapat keuntungan berupa energi yang diperoleh dari hasil perombakan molekul kompleks (Medicinus, 2009). Penggunaan probiotik dapat menstabilkan mikloflora pencernaan dan berkompetisi dengan bakteri patogen, dengan demikian jenis mikroba yang digunakan dalam probiotik harus mencapai usus dalam keadaan hidup dalam jumlah yang cukup. Jenis probiotik yang beredar dipasaran merupakan probiotik cair dan probiotik kering. Dimasyarakat probiotik kering lebih banyak digunakan dibandingkan dengan probiotik cair. Tingkat kelembaban dan aktifitas air pada probiotik kering lebih rendah sehingga mikroba dapat berkembang dengan kelangsungan hidup yang baik, sedangkan pada tingkat kelembaban dan aktifitas air yang tinggi dapat menurunkan kelangsungan hidup mikroba probiotik. Syarat probiotik adalah bakteri yang digunakan tidak patogen terhadap ternak maupun manusia, bakteri tersebut harus merupakan mikroorganisme-mikroorganisme yang normal berada disaluran pencernaan dan sanggup melakukan kolonisasi di dalam usus, harus tahan terhadap asam-asam lambung (Ritonga, 1992). 2.4 Dimensi Tubuh Luar Ternak Babi Dimensi adalah parameter atau pengukuran yang dibutuhkan untuk mendefinisikan sifat-sifat suatu objek yaitu panjang, lebar, dan tinggi atau ukuran dan bentuk. Dalam konteks khusus, besaran satuan ukur panjang dapat pula disebut “dimensi” meter atau inci (Wikipedia, 2011). Berdasarkan hal tersebut diimensi tubuh luar ternak babi yang dimaksud disini merupakan tampilan fisik tubuh ternak yang meliputi panjang badan, tinggi badan, lingkar dada, lebar pinggul, dan panjang badan menyilang serta beberapa bagian tubuh yang sifatnya dapat diukur.
4
Dikalangan masyarakat dimensi tubuh luar ternak babi biasanya digunakan sebagai penduga berat badan ternak sementara, dan juga dapat digunakan untuk menduga produksi walaupun hasilnya beragam. Dimensi tubuh luar juga dapat diartikan sebagai perubahan fisik ternak yang dapat dilihat dan diukur berdasarkan panjang dan lebar bagian-bagian dimensi tubuh luar ternak babi yang di akibatkan oleh adanya proses pertumbuhan yang lazim terjadi pada mahluk hidup. Bertambahnya panjang dan lebar dimensi tubuh luar yang maksimal, dalam periode pertumbuhan maka akan semakin bagus. Hal tersebut dikarenakan pertumbuhan yang murni merupakan pertumbuhan
yang mencakup bentuk dan berat
jaringan–jaringan pembangun seperti urat daging, tulang, jantung, otak dan semua jaringan tubuh lainnya (Anggorodi, 1983). Pertumbuhan ternak dalam arti pertambahan (growth) adalah bertambahnya ukuran dan bobot dari suatu jaringan, misalnya jaringan daging, jaringan tulang dan jaringan syaraf. Dalam proses pertambahan ini gejala pertumbuhan dari suatu organ atau individu ditandai dengan bertambahnya jumlah sel, ukuran dan bentuk sel yang nantinya akan dapat terlihat secara fisik atau terlihat dari luar melalui bertambahnya ukuran dimensi tubuh luar suatu ternak. 2.5 Pengaruh Starbio Terhadap Pertumbuhan Babi Penambahan probiotik ke dalam ransum akan membantu pencernaan zat-zat makanan di dalam usus halus dan menurunkan populasi bakteri patogen (Diaz, 2008). Sehingga dengan ditambahkannya starbio ke dalam ransum akan memberikan pengaruh yang baik dengan adanya keseimbangan mikrobial dalam saluran pencernaan ternak. Menurut Mihrani, (1998) dengan pemberian probiotik pada ternak dapat meningkatkan laju pertumbuhan ternak potong, ayam dan babi. Disampaikan pula bahwa peningkatan laju pertumbuhan ini terjadi dengan menekan jumlah mikroorganisme patogen yang mengganggu pertumbuhan dalam kondisi subklinis. Salah satu cara pemberian starbio adalah dengan mencampurkannya ke dalam ransum. Penambahan starbio dalam ransum juga bertujuan untuk memperbaiki 5
keseimbangan populasi mikroba di dalam saluran pencernaan, dimana jumlah mikroba yang menguntungkan akan bertambah populasinya dan menekan pertumbuhan mikroba yang merugikan dan merupakan sumber penyakit di dalam saluran pencernaan ternak. Pemberian pakan yang sempurna pada ternak dapat mencapai pertumbuhan yang maksimal menurut kemampuan genetiknya (Tillman et al, 1991). Menurut Siregar (1994), menyatakan bahwa pertumbuhan erat kaitanya dengan konsumsi pakan yang juga mencerminkan konsumsi gizinya. Peningkatan kuantitas dan kualitas pakan yang dikonsumsi oleh ternak akan memberikan hasil kecepatan pertumbuhan yang lebih besar. Menurut Anon, (2000) yang menyatakan bahwa penambahan starbio dalam ransum dapat memberikan keuntungan yaitu dapat memperbaiki efisiensi penggunaan ransum, mengoptimalkan percernaan ransum sehingga mampu meningkatkan bobot badan ternak. Berdasarkan hal tersebut jumlah dan kualitas pakan tergolong hal yang penting untuk pertumbuhan dan perubahan dimensi tubuh luar babi. Bila takaran makanan tinggi, pertumbuhannya juga cepat dan hewan atau berat spesifik (khusus) pada umur muda. Pengurangan makanan akan memperlambat kecepatan pertumbuhan dan bila pengurangan sangat parah bahkan akan menyebabkan hewan kehilangan berat (Tillman et al, 1991). Produksi ternak potong biasanya diketahui dengan mengukur dimensi tubuh luar dari ternak itu sendiri, seperti panjang badan, tinggi badan, lingkar dada, dan lebar pinggul. Semakin lebar dada dan tinggi pundak
akan memudahkan ternak dalam bernafas yang
selanjutnya akan membantu memperlancar metabolisme. Metabolisme yang lancar akan berpengaruh terhadap kemampuan ternak dalam mengkonsumsi pakan. Konsumsi pakan yang tinggi dengan kualitas pakan yang baik akan mempercepat laju pertumbuhan dan akan meningkatkan produktivitas ternak. Sehingga akan memberikan pengaruh yang baik terhadap peningkatan ukuran dimensi tubuh luar dan berat badan ternak khususnya ternak babi.
6