4
II.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Karakteristik Tanaman Durian Tanaman durian (Durio zibenthinus Murr.) termasuk dalam famili Bombaceae yang dikenal sebagai buah tropis basah asli Indonesia. Durian dengan kerabatnya
banyak
dijumpai
di
hutan
tropis
Kalimantan
(Sobir dan Napitupuluh RM 2010). Tanaman durian merupakan buah asli Indonesia yang menempati posisi ke-4 buah nasional dengan produksi yang tidak merata sepanjang tahun, lebih kurang 700 ribu ton per tahun. Secara nasional, tanaman durian mengalami musim panen yang tidak serentak yang berlangsung dari bulan September sampai Pebruari serta mengalami masa paceklik bulan April sampai Juli (Sinar Tani 2010). Di habitat aslinya, tanaman durian dapat berumur sampai kurang lebih 200 tahun. Tinggi pohon durian berkisar antara 20 - 40 meter, bahkan dapat mencapai 50 meter (Wiryanta 2001). Durian merupakan pohon yang berukuran sedang hingga besar dengan tinggi dapat mencapai 50 m serta umurnya dapat mencapai puluhan bahkan ratusan tahun. Kulit batang durian berwarna merah coklat gelap, kasar dan kadang terkelupas dengan bentuk pohon (tajuk) mirip segitiga. Bunga durian tumbuh pada karangan bunga berbentuk malai. Malai tersebut tumbuh pada pangkal cabang sampai tengah cabang, dan jarang tumbuh pada ujung cabang. Bunga durian tergolong bunga sempurna, memiliki alat kelamin jantan dan betina dalam satu bunga serta berbau menyengat dan biasanya mekar pada senja hari. Buahnya berduri dan bila dibelah di dalam buahnya terdapat ruang-ruang yang biasanya berjumlah lima. Setiap ruangnya berisi biji (pongge) yang dilapisi daging buah yang lembut, manis dan berbau merangsang, yang jumlahnya juga beragam tetapi rata-rata 2-5 buah. Warna buahnya bervariasi dari putih, krem, kuning sampai kemerahan (Widyastuti et al. 1993). Tanaman durian dapat tumbuh dengan baik di daerah dataran rendah sampai ketinggian maksimal 800 m diatas permukaan laut (DPL) dengan curah hujan antara 1500-2500 mm per tahun dan merata sepanjang tahun. Diperlukan musim kering (kemarau) untuk merangsang pembungaan dan hujan yang lebat
4
5
terus-menerus pada waktu pembungaan dapat menggagalkan pembuahan. Menurut Soedarya (2009) pohon durian tumbuh dengan baik pada ketinggian 1800 meter diatas permukaan laut (dpl) dan dapat tumbuh optimal pada ketinggian 50-600 meter diatas permukaan laut (dpl). Setiap tanaman memiliki lingkungan tumbuh yang sesuai untuk dapat tumbuh optimal. Tanaman durian dapat tumbuh subur pada tanah yang netral. Derajat kemasaman tanah (pH tanah) yang sesuai untuk tanaman durian berkisar antara 3,5-6,5. Tanaman durian cocok ditanam di daerah terbuak dengan intensitas cahaya 60-80% (Setiadi 1999). B. Klasifikasi Tanaman Durian Dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan, tanaman durian menurut Wiryanta (2008), diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom
: Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisio
: Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)
Subdivisio
: Angiospermae (berbiji tertutup)
Kelas
: Dicotyledonae (biji berkeping dua)
Ordo
: Bombacales
Famili
: Bombaceae
Genus
: Durio
Spesies
: Durio zibenthinus Murr. Durian (Durio zibenthinus Murr.) merupakan tanaman tahunan dengan
tinggi pohon dapat mencapai 25-50 m. Memiliki banir (akar papan), pegagan (kulit batang) yang berwarna coklat kemerahan mengelupas tak beraturan, tajangnya rendah dan renggang (Sobir et al. 2010). Bentuk batang durian berdasarkan penampang melintang adalah bulat (teres), warna batang tanaman durian
didominasi
coklat
tua,
tipe
pertumbuhan
batang
monopodial
(Yuniarti 2011). Durian memiliki daun tunggal (folium simplex), berbentuk memanjang, melonjong, bundar telur dan lanset. Pangkal daun membulat dengan ujung meruncing, agak tebal, permukaannya licin, bertangkai, sedangkan ukuran panjang daun antara 9-19 cm dan lebar 3-6 cm. Panjang tangkai daunnya antara
6
1,2-2,3 cm. Permukaan daun berwarna hijau muda sampai hijau tua dan permukaan bawah berwarna kuning (Irawan et al. 2007). Bunga durian adalah bunga sempurna, yang memiliki benang sari dan putik. Jumlah benang sari bunga durian adalah 40 benang sari. Bunga durian tersusun pada ranting yang tidak berdaun atau pada cabang tua. Panjang kelopaknya 3 cm, berbentuk lonceng, berwarna putih hingga coklat keemasan, pada umumnya bunga durian mekar pada sore hari yaitu jam 16.00 WIB. Bunganya menyebarkan aroma wangi, untuk menarik pehatian kelalawar sebagai penyerbuk utamanya (Ashari dan wahyuni 2010). Ukuran dan bentuk buah durian bervariasi, buahnya berbentuk bulat atau bulat telur, panjang buah 15-30 cm dan berduri tajam. Warna buah ketika masih muda hijau dan setelah tua berwarna kuning. Buah durian mempunyai biji bulat telur atau lonjong berwarna kuning kecoklatan, berdiameter lebih kurang 3 cm, dilapisi selaput biji dan berwarna kuning (Setiadi 2008). Menurut Irawan et al. (2007) karakteristik tanaman durian pada umumnya sangat berbeda-beda mulai dari bentuk daunnya, bagian terlebar daun, bentuk pangkal daun, panjang ujung daun, permukaan atas daun, tonjolan urat daun, pada permukaan atas lipatan daun, panjang kelopak tambahan, jumlah benang sari, bentuk buah, alur ruang buah, tonjolan tangkai, pangkal putik, jumlah salut buah dan tebal salut biji. C. Budidaya Tanaman Durian Pada umumnya budidaya tanaman durian dilakukan dengan dua cara yaitu secara generatif dan secara vegetatif. Budidaya secara generatif dilakukan dengan menggunakan biji, sedangkan budidaya secara vegetatif dilakukan dengan cara sambung pucuk dan okulasi. Setiap cara mempunyai keunggulan dan kelemahan masing-masing. Budidaya secara generatif mempunyai keunggulan perakaran yang lebih kuat dan jangka waktu berbuah yang lebih panjang. Budidaya secara vegetatif mempunyai keunggulan sifat induk dapat diturunkan dan lebih cepat berbuah (Purnomosidhi et al. 2002). Saat ini perkembangbiakan tanaman durian dilakukan oleh petani secara generatif (melalui biji), sehingga menyebabkan fase
7
vegetatif tanaman lebih panjang (sekitar 7-10 tahun lebih). Hal tersebut merupakan salah satu kendala dalam usaha meningkatkan produktivitas dan mutu durian yang dihasilkan. Oleh karena itu, saat ini kendala tersebut dapat diatasi dengan metode mini grafting atau sambung pucuk (Rusdi 2010). Bibit varietas unggul merupakan syarat utama dalam menunjang pertumbuhan tanaman durian. Cara pengembangan tanaman durian secara vegetatif dapat dilakukan dengan cara okulasi, sambung, dan susuan. Pengembangan secara vegetatif yang paling efektif adalah okulasi. Hal ini karena beberapa alasan antara lain bibit yang dihasilkan lebih banyak dan berkualitas, lebih menghemat biaya, tenaga, dan bahan dibandingkan dengan cara yang lain (Sumarsono et al. 2002). Perbanyakan tanaman durian secara vegetatif baik secara okulasi maupun sambung, entres harus segera digunakan karena penundaan okulasi dan penyambungan lebih dari satu hari sejak pengambilan entres akan menurunkan persentase bibit jadi. Selain itu, dampak negatif lain yaitu memperlambat pertumbuhan tanaman (Mahfudin 2000). Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan penyambungan anatara lain adalah keterampilan pelakasana, iklim mikro di sekitar tempat pembenihan, serta kondisi batang bawah dan batang atas. Batang bawah yang diharapkan adalah pertumbuhannya optimal, sehat, bebas hama/penyakit, dan mempunyai daya kompatibilitas dengan batang atas yang serasi. Umur batang bawah yang optimal untuk disambung dini berkisar antara 1,5-2 bulan. Kondisi entres atau batang atas yang baik untuk disambung adalah umur tunas 2-4 bulan setelah flushing atau tumbuh tunas baru, mata tunas gemuk dan sedikit agak menonjol, dorman, dan bernas (Sukarmin dan Wahyudi 2008). D. Kriteria Durian Unggul Salah satu komoditas hortikultura yaitu buah-buahan yang mempunyai nilai komoditi tinggi diantaranya yaitu durian. Buah durian banyak terdapat di seluruh penjuru Indonesia dengan berbagai macam. Buah berukuran besar dan berduri dan sering dikatakan sebagai king of fruit. Tuntutan konsumen terhadap buah durian semakin bertambah, yaitu menginginkan buah durian dengan kualitas
8
baik, sehingga mendorong petani untuk meningkatkan kualitas buah yang ditanamnya. Kualitas buah durian yang baik adalah yang memenuhi 10 kriteria sebagai buah unggul nasional antara lain yaitu rasa daging buah manis berlemak diutamakan dengan rasa khas, daging buah tebal, ukuran biji kecil atau sekurangkurangnya kempes, warna daging kuning sampai jingga, kadar air daging sedikit (kering), tekstur daging halus dan sedikit berserat, ukuran buah besar, aroma kuat merangsang, kulit buah tipis dan mudah dibuka bila buah sudah masak dan jumlah juring 5-6 juring sempurna. Selain itu juga struktur pohon kokoh, percabangan merata/simetris, tajuk bulat. Produksi buah tinggi dan stabil setiap tahun, diutamakan yang panen buahnya pada awal atau akhir musim. Tahan terhadap hama penggerek dan beberapa jenis cendawan. Mudah diperbanyak secara vegetatif dan pertumbuhan cepat dan responif terhadap kultur teknis budidaya (pemupukan, pengairan) (Prastowo, 2006). Menurut Setiadi (2003), kriteria buah durian unggul adalah sebagai berikut: 1. Buah durian unggul mempunyai penampilan menarik. 2. Durinya besar dan berbentuk piramida. 3. Bentuk buah elips dan beraturan serta tidak memiliki belimbingan, walaupun ada hanya samar-samar. 4. Tangkai buahnya relatif pendek. 5. Daging buahnya berserat halus, pulen, kering, dan warnanya kuning madu (warna tembaga), tebal dan manis. 6. Pohon durian unggul biasanya bertajuk teratur atau indah, seperti piramida atau payung. 7. Cabangnya banyak dan tumbuh beraturan. 8. Produktivitas pohon tinggi dan tahan terhadap gangguan hama dan penyakit. Karakter unggul buah durian dicirikan dari bobot buah 1,5-2,0 kg, porsi buah yang dapat dimakan cukup tinggi yaitu 30-46% dan jumlah biji sedikit (Haryanto dan Royaningsih 2003). Selain itu, letak pongge (biji) pada juring teratur, aromanya kurang tajam dan buah durian harus dipetik dengan tangkai sekitar 2 cm.
9
Selain mempunyai aroma yang khas dan berasa lezat, buah durian juga mempunyai kandungan gizi yang relatif lengkap dibandingkan buah-buahan lainnya. Setiap 100 g buah durian mengandung energi 150 kkal, protein (2,9 g), lemak (3,8 g), Ca (49 mg), Fe (2,0 mg), vitamin A (8,0 mg), β-karoten (46 IU), vitamin C (25-62 mg bergantung varietas), dan 8 jenis asam amino termasuk metionin dan lisin. Karakter biofisik dominan penentu responden memilih durian yang menggambarkan idiotipe durian nasional saat ini adalah ukuran buah sedang, aroma kuat, daging tebal bertekstur lembut kering, dan rasanya manis legit. Karakter lain yang juga cukup penting untuk diperhatikan adalah bentuk buah lonjong, warna kulit hijau coklat, panjang duri sedang, warna daging kuning, serta biji berukuran kecil (Santoso et al. 2008). Biji durian berbentuk bulat telur, berkeping dua (dikotil), bewarna kekuning-kuningan atau coklat muda (BKT 2008). E. Varietas Durian Menurut Sobir et al. (2010) varietas durian di Indonesia sangat banyak, tanaman durian ini menyebar hampir di setiap Provinsi di Indonesia. Bernard (2008) menyatakan ada beberapa durian unggul dikenal masyarakat yaitu : 1.
Kani Durian Kani dilepas sebagai varietas buah unggul pada tahun 1987. Buah ini
mampu berproduksi 15-50 buah per musim. Pembuahan dimulai pada umur 5-8 tahun. Durian introduksi dari Thailand yang berasal dari varietas Chanee memiliki buah yang berbentuk bulat, beralur 4-5, dan kulitnya berwarna kuning kecoklatan, durinya berbentuk kerucut dan susunannya agak rapat. Durian ini susah untuk dibelah. Bobot buah durian kani rata-rata 1,5 kg. Jumlah juringnya 4-6. Jumlah biji 5-18 buah dengan bentuk lonjong kecil. Daging buah cukup tebal, kering berlemak, bertekstur halus, dan berwarna kekuningan. Durian kani mempunyai rasa yang manis dengan aroma yang sedang. 2.
Sunan Durian Sunan berasal dari Gendol, Boyolali dilepas sebagai varietas unggul
pada tahun 1984. Durian ini dapat berproduksi hingga 200-800 buah per tahun.
10
Mempunyai bobot buah 1,5-2,5 kg per buah. Daging buah sangat tebal, kering, berlemak, bertekstur halus, berbau sangat harum dan berwarna krem. 3.
Sukun Durian Sukun berasal dari Gempolan, Karanganyar, durian ini dilepas sebagai
varietas buah unggul pada tahun 1984. Tanaman ini mampu berproduksi 100-300 buah per pohon. Kualitas buah durian sukun lebih baik dari pada durian-durian lainnya. bentuk buahnya bulat panjang dengan bobot sekitar 2 kg dan warna kekuningan. Kulit buah agak tebal dan mudah dibelah. Daging buahnya sangat tebal, berwarna putih kekuningan, berlemak, kering, manis dan beraroma harum. 4.
Petruk Durian Petruk berasal dari Jepara dan Semarang. Durian Petruk dilepas
sebagai buah unggul pada tahun 1984. Tanaman ini mampu memproduksi 50-150 buah per pohon. Bobot buahnya 1-2,5 kg. Bentuknya bulat telur terbalik dengan warna hijau kekuningan. Durinya berbentuk kerucut kecil dan rapat. Jumlah biji per buah mencapai 5-10 butir dengan bentuk lonjong dan berukuran kecil. Daging buah agak tebal, berlemak, bertekstur lembek, berserat halus dan aromanya sedang. 5.
Sitokong Durian Sitokong berasal dari Ragunan, Pasar Minggu, durian ini dilepas
sebagai varietas buah unggul pada tahun 1984. Durian ini mampu berproduksi 50200 buah per pohon. Bentuk buahnya bulat panjang dengan ketebalan 5 mm. Warna kulit hijau kekuning-kuningan. Durinya berbentuk kerucut dan tersusun rapat. Bobot buah mencapai 2-2,5 kg. Daging buah tebal, bertekstur halus, berwarna kuning, kering, berlemak, berasa manis, dan beraroma harum. 6.
Mas Durian Mas berasal dari Bogor, durian ini dilepas menjadi varietas buah
unggul pada tahun 1984. Produknya dapat mencapai 50-200 butir dan mempunyai ketahanan terhadap penyakit busuk akar dan hama penggerek buah. Bentuk buahnya lonjong dengan pangkal runcing dengan warna kuning kemerahan. Bentuk durinya runcing rapat. Durian ini susah dibelah. Bobot buah mencapai 1,52 kg. ketebalan kulitnya sedang. Jumlah juring per buah lima dengan jumlah biji
11
20-35 butir. Bentuk biji lonjong sedang. Daging buah tebal, kering berlemak, bertekstur halus, berwarna kuning menyala, dan beraroma sedang. 7.
Otong Durian Otong merupakan introduksi dari Thailand yang berasal dari varietas
Mothong. Dilepas sebagai varietas buah unggul pada tahun 1987. Bentuk buahnya panjang dengan pangkal dan ujung buah meruncing. Kulitnya berwarna hijau kekuningan dengan ketebalan sedang. Bobot buah rata-rata 1,5 kg. dalam setiap buah terdapat 4-6 juring dengan biji sebanyak 5-15. Daging buah sangat tebal, kurang berlemak, berwarna kuning, bertekstur halus, beraroma tidak begitu tajam, dan berasa manis. 8.
Sihijau Durian ini berasal dari Karang Intan, Kalimantan Selatan. Buahnya berbentuk
bulat panjang dan berwarna hijau. Durinya panjang dan berbentuk kerucut rapat. Berat buah 2-2,5 kg dengan kulit tebal (12 mm). Daging buah agak lembek dengan tekstur halus sampai berserat. Warnanya kuning menyala dengan aroma harum dan rasa manis bercampur gurih. 9.
Sijapang Durian ini berasal dari Karang Intan, Kalimantan selatan, dan dilepas sebagai
varietas buah unggul pada tahun 1990. Pohon durian ini mampu berproduksi 300600 butir per pohon pada usia 100 tahun. Bentuk buah bulat panjang dengan warna kulit kuning kehijauan. Durinya agak jarang. Berat buah 1,5-2,5 kg. Kulitnya tebal dengan jumlah juring lima. Dagingnya berwarna kuning gading, ketebalan 1,5-2,5 cm, bertekstur halus, kering, berasa manis gurih, dan beraroma harum. 10. Sidodol Durian ini berasal dari Karang Intan, Kalimantan selatan. Dilepas sebagai varietas buah unggul pada tahun 1993. Mampu memproduksi 100-200 buah per pohon pada umur 100 tahun. Bentuk buahnya bulat dengan warna kulit hijau kekuningan. Kulit buah mempunyai ketebalan 1 cm. Berat buah 1,5-2,5 cm. Mempunyai biji 20-25 butir dengan bentuk lonjong dan ukuran kecil. Daging
12
buah berwarna kuning mengkilap, ketebalan sekitar 1,2 cm, bertekstur halus, agak lembek, dan beraroma harum gurih. 11. Bokor Durian Bokor berasal dari Sukahaji, Jawa Barat. Dilepas sebagai varietas buah unggul pada tahun 1993. Mampu memproduksi buah 150-200 butir per pohon. Bentuk buahnya bulat panjang dengan duri besar yang tersusun jarang. Berat buah bisa mencapai 3,9 kg dengan warna kulit hijau kekuningan. Warna dagingnya kuning muda, ketebalan 3-5 mm, berasa manis, bertekstur halus, dan beraroma harum. 12. Perwira Durian ini berasal dari Sinapeul, Jawa Barat. Bentuk buahnya bulat dengan warna kulit hijau. Kulitnya tipis dan mudah dibelah. Durinya besar dan tersusun rapat. Berat buah 2-3 kg, bijinya berbentuk bulat telur. Daging buah berwarna kuning, tebal, berasa manis, bertekstur halus, kering, dan berbau harum menyengat. 13. Petaling namlung Salah satu varietas buah unggul terbaru ini dikembangkan IP2PT Pataling, namlung dan dinyatakan sebagai varietas buah unggul oleh Menteri Pertanian RI pada tahun 2000. Daging buah berwarna kuning muda mengkilap. Ketebalan 1,92,2 cm dengan biji kecil dan kempis. Rasa buahnya manis, gurih, dan legit dengan aroma alkoholik tidak begitu kuat. Tingkat kemanisannya 44,5 briks. 14. Siriwig Durian ini berasal dari Rajagaluh, Jawa Barat. Dilepas sebagai varietas buah unggul pada tahun 1993. Bentuk buahnya bulat telur dengan kulit warna hijau kekuningan. Durinya besar dan jarang. Warna daging putih susu dengan ketebalan sedang, rasanya manis, bertekstur halus, dan beraroma harum menyengat. F. Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Durian Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh faktor genetik, lingkungan, interaksi genetik, dan interaksi genetik dengan lingkungan. Faktor genetik tanaman dikendalikan oleh DNA (deoxyribose nucleic acid) atau gen-gen yang
13
diturunkan dari induknya, sedangkan faktor lingkungan adalah faktor-faktor eksternal yang ada di sekitar tanaman itu hidup. Berikut ini faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman yaitu iklim, intensitas sinar matahari, dan jenis dan topografi tanah. 1.
Iklim Tanaman durian umumnya membutuhkan ketersediaan air yang cukup
sehingga banyak tumbuh di daerah dengan tipe A dan B. Kedua tipe iklim ini memiliki 7-10 bulan basah, 2-4 bulan kering, curah hujan 1.500–2.500 mm/tahun atau merata sepanjang tahun, dan suhu udara 28-29OC. Ketinggian tempat yang optimum untuk pertumbuhan dan produktivitas durian berkisar 400-600 meter diatas permukaan air (Sobir et al. 2010). 2.
Intensitas matahari Sinar
matahari
sangat
diperlukan
oleh
tanaman
durian
dalam
pertumbuhannya. Air dan karbodioksida dengan bantuan sinar matahari akan di ubah menjadi energi dan oksigen di dalam daun. Untuk mampu melakukan dengan baik, daun membutuhkan penyinaran yang tepat. Pada tanaman durian, intensitas cahaya matahari yang tepat untuk proses fotosintensis sekitar 40-50% (Sobir et al. 2010). 3.
Jenis dan topografi tanah Tanaman durian akan tumbuh dengan baik jika ditanam di tanah yang
lempung berpasir, subur, gembur dan tidak bercadas. Pertumbuhan durian tidak bagus jika ditanam di tanah yang liat karena pengeringannya sulit, terutama pada musim hujan. Sementara pada musim kemarau, tanah liat menjadi keras dan susah mempertahankan air di sekitar perakaran. Keasaman (pH) tanah yang baik untuk tanaman durian adalah netral, yaitu berkisar 6,0-7,0 (Sobir et al. 2010). G. Analsis Cluster Karakterisasi adalah suatu kegiatan untuk mengetahui deskripsi suatu tanaman. Kegiatan ini dilakukan terhadap sifat morfologi pada fase pertumbuhan vegetatif maupun generatif. Parameter yang diamati meliputi pertumbuhan vegetatif dan komponen hasil tanaman. Pertumbuhan vegetatif dapat meliputi tipe
14
pertumbuhan dan tinggi tanaman. Komponen hasil dapat meliputi umur panen, diameter buah, dan panjang buah (Suryadi et al. 2004). Sifat genotip dipengaruhi oleh gen-gen yang ada pada suatu tanaman. Penampilan bentuk tanaman dikendalikan oleh sifat genetik tanaman dibawah pengaruh faktor-faktor lingkungan. Faktor lingkungan dan faktor genetik tetua khusunya kisaran variabilitas genetik sangat menentukan keberhasilan upaya mendapatkan varietas unggul. Semakin luas kisaran variabilitas genetik antar tetua, semakin besar peluang genotip potensial terbentuk (Arifin 2012) Sifat fenotip suatu mahluk hidup ditentukan oleh faktor genetis dan lingkungan. Banyak faktor genetis yang dapat mempengaruhi suatu sifat fenotip terbentuk, salah satunya adalah hibridisasi. Dari proses hibridisasi didapatkan individu baru disebut hybrid, yang pada umumnya mempunyai sifat ciri yang merupakan campuran antara induk jantan dengan induk betina. Dari perpaduan dua sifat ciri induk tersebut dapat diperoleh suatu sifat ciri baru yang bias jadi lebih unggul dari kedua induk. Pada tanaman hibridisasi dapat terjadi secara alami atau dengan bantuan manusia (Pudjiono dan Septina 2008). Pada program seleksi untuk memperoleh peluang mendapatkan genotip yang unggul, kriteria seleksi yang tepat merupakan hal yang penting dalam upaya pemanfaatan plasma nutfah untuk program pemuliaan tanaman. Beberapa parameter yang digunakan untuk tolak ukur dalam program seleksi tanaman antara lain heritabilitas, kemajuan genetik, dan koefisien variasi genetik. Pengertian heritabilitas dalam arti luas adalah nisbah antara besaran varians genetik total dengan varians fenotip karakter yang bersangkutan (Becker 1992). Karakter morfologis merupakan penanda yang sudah lama digunakan dalam melakukan deskripsi terhadap suatu tanaman karena lebih mudah, cepat, sederhana, dan ralatif lebih murah. Karakter morfologi yang diamati di lapangan terdiri atas karakter morfologis yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Karakter morfologis dapat digunakan untuk mengidentifikasi variasi sifat yang selanjutnya diseleksi sebagai materi perbaikan sifat suatu tanaman pada program pemuliaan tanaman (Aktrinisia 2010). Setelah mengetahui karakter morfologi suatu tanaman maka
diperlukan
analisis
cluster
untuk
mengetahui
keragaman
dan
15
mengklasifikasikan tanaman berdasarkan data yang telah diperoleh. Klasifikasi tanaman tersebut akan dibagi kedalam beberapa kelompok tertentu berdasarkan kemiripan morfologi. Analisis cluster juga penting untuk melihat kedekatan hubungan kekerabatan antar spesies. Analisis ini banyak dipakai untuk mengklasifikasikan tanaman berdasarkan survei untuk mendapatkan data keragaman tanaman di suatu tempat untuk menyusun pohon dendogram (Plotkin et al. 2002). Penyusunan pohon filogenetik dan dendogram dapat dimulai dengan pembuatan matrik. Matrik tersebut akan digunakan sebagai penanda untuk masing-masing sampel. Kemudian matrik tersebut dapat digambarkan dan diilustrasikan dengan pohon filogenetik atau dendogram (Santoso et al. 2005).