TINJAUAN KRIMINOLOGI TENTANG TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN KANDUNGAN (STUDI KASUS DI POLRESTA GORONTALO)
Winda Fathia Pilili Dian Ekawaty Ismail Zamroni Abdussamad Jurusan Ilmu Hukum
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi terjadinya pembunuhan kandungan dan upaya yang dilakukan Polres Gorontalo Kota untuk menindaklanjuti permasalahan tentang pembunuhan kandungan. Penelitian ini bersifat deskriptif sedangkan jenis data penelitian yang digunakan adalah Penelitian Hukum Empiris.Lokasi penelitian di Polres Gorontalo Kota. Bahan yang dipakai meliputi bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier, teknik pengumpulan datanya dilakukan dengan cara observasi (pengamatan), wawancara. Teknik analisa data secara kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian, penulis memperoleh jawaban bahwa, faktor yang mempengaruhi terjadinya pembunuhan kandungan dalam hal ini faktor utama yaitu hamil di luar nikah. Sedangkan upaya yang dilakukan Polres Gorontalo Kota untuk menindaklanjuti permasalahan tentang pembunuhan kandungan yaitu dengan melakukan razia ke tempat-tempat persewaan dan penjualan VCD porno serta bekerja sama dengan pihak aparatur pemerintah yaitu menempatkan beberapa personil kepolisian di tiap-tiap kelurahan dan desa. Kata kunci: Kriminologi, Tindak pidana, Pembunuhan Kandungan A. Latar belakang Dewasa ini banyak negara di dunia mulai merasakan adanya gerak atau gelombang kejahatan yang cukup terasa dan menarik perhatian khusus, terutama bagi negara yang bersangkutan. Sebagai contoh di Indonesia pada kisaran tahun 1971 dirasakan benar telah terjadi gelombang kriminalitas yang serius, sehingga pada waktu itu dikeluarkan Instruksi Presiden No. 6 tahun 1971 yang berkelanjutan dengan dibentuknya Badan Koordinasi Pelaksanaan (BAKORLAK) yang dibentuk pada tingkat pusat dan daerah dengan sasaran untuk menanggulangi masalah-masalah kriminalitas nasional. Istilah kriminologi meliputi keseluruhan pengetahuan yang diperoleh berdasar teori atau pengalaman, yang bertalian dengan perbuatan jahat dan 1
penjahat, termasuk didalamnya reaksi dari masyarakat terhadap perbuatan jahat dan para penjahat. Ilmu kriminologi merupakan ilmu yang mengkaji sebab-sebab terjadinya kejahatan.Kriminologi sebagai ilmu pengetahuan yang bertujuan menyelidiki gejala kejahatan seluas-luasnya.
Olehnya istilah
kriminologi sangat benbantu dalam proses penanganan perkara pidak. Seorang penyidik misalnya, pengetahuan tentang ilmu hukum yang berkaitan erat dengan ilmu kriminologi haruslah di kuasai oleh aparat penegak hukum khususnya sorang penyidik.Dengan adanya perkembangan jaman sekarang ini semakin membawa pengaruh terhadap perkembangan kejahatan, demikian halnya mengenai kejahatan aborsi atau pengguguran kandungan. Pembunuhan kandungan artinya mematikan kandungan yang hidup tetapi belum menjadi bayi. Pembunuhan kandungan dapat dijerat dengan ketentuan pasal 346, 347, 348 Kitab Undang-undang Hukum Pidana namun dalam undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 Dan Undang-Undang Terbaru Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, aborsi bisa saja dilakukan jika dalam ada indikasi medis yang memungkinkan untuk melakukan aborsi tersebut, misalnya Undang-Undang nomor 23 tahun1992 pasal 15 ayat(1) dinyatakan bahwa dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa
ibu
hamil
atau
janinnya
dapat
dilakukan
tindakan
medis
1
tertentu. Menurut Moh. Hatta Hukum pidana adalah keseluruhan peraturanperaturan yang menentukan perbuatan apa yang merupakan tindak pidana atau bukan yang dapat dijatuhkan terhadap orang atau badan hukum yang melakukannya.2 Menurut Roeslan Saleh dewasa ini telah banyak orang yang berkecimpung dalam hukum pidana baik dalam teori maupun praktik yang melihat persoalan-persoalan dari hukum pidana tidak lagi sebagai persoalan yang abstrak dan perkara pidana cukup dipecahkan dari belakang meja saja, melainkan orang telah semakin banyak menaruh perhatian terhadap persoalan manusia semakin mendalam di bidang hukum pidana.Seiring bergulirnya
1
C.S.T Kansil & Christine S.T. Kansil.Pokok-pokok Hukum Pidana, Pradnya Paramita, Jakarta. Hal 37 2 moh hatta.kebijakan politik kriminal. Jogjakarta. Pustaka pelajar, 2010, hlm. 1
2
waktu hukum pidana berada pada titik terdepan ketika suatu kejahatan terjadi dan hal ini tak terkecuali pada siapapun termasuk bidang kesehatan.3 Tindak pidana pembunuhan khususnya pembunuhan kandungan/aborsi sudah menjadi salah satu masalah yang sering berkembang di masyarakat. Pembunuhan kandungan ini lebih banyak dilakukan oleh anak-anak remaja yang diakibatkan karena adanya pergaulan yang tidak bisa dikontrol oleh remaja itu sendiri dimana remaja tersebut masih dalam kondisi labil atau dalam masa puberitas yang memiliki rasa keingintahuan yang kuat, selain itu juga pembunuhan kandungan biasanya dilakukan oleh orang-orang yang sudah menikah dengan alasan mengurangi keturunan/banyak anak. Berdasarkan
sumber
Harian
Gorontalo/05/6/2011
dari
hasil
pengamatan peneliti temukan tercatat 2,5 juta janin digugurkan tiap tahun di indonesia. Hal ini menggambarkan betapa banyaknya kegiatan aborsi yang terjadi dan yang perlu mendapatkan perhatian penuh bagi pemerintah terkait, diantaranya perhatian para penegak hukum yang dapat mengimplementasikan dan merealisasikan aturan secara pidana yakni pasal 346 KUHP. Di indonesia sekarang ini terdapat 2 aturan hukum yang mengatur tentang aborsi, yaitu Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dan Undang-Undang No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan. Namun sampai saat ini kedua aturan hukum tersebut belum dapat menekan angka aborsi yang ada di Indonesia dan kejelasan hukum juga implementasi Pasal 346 KUHP yang sampai saat ini dirasakan belum bisa menekan angka aborsi, dan terkesan tidak efektif. Pembunuhan kandungan/aborsi khususnya yang terjadi di Gorontalo sudah menjadi fenomenal terjadi dikalangan masyarakat . Berdasarkan hasil pengamatan awal oleh calon peneliti Polres Kota Gorontalo terdapat 26 kasus mengenai pembunuhan kandungan/aborsi hal ini sudah menjadi sorotan bagi pihak penegak hukum untuk menindaklanjuti permasalahan tersebut. Tindak kejahatan pembunuhan kandungan dengan cara selalu memberikan sosialosasi terhadap bahayanya pembunuhan kandungan dikalangan remaja dan juga ibu-ibu yang pada berdampak kesehatan dengan 3
Roeslan saleh.dalam buku Moh.hatta, kebijakan politik kriminal, jogjakarta. Pustaka pelajar, 2010. Hlm. 7
3
rumusan masalah sebagai berikut (1) Faktor-faktor apa yang mempengaruhi terjadinya Pembunuhan Kandungan? (2) Upaya-Upaya hukum apa untuk menindaklanjuti permasalahan tentang Pembunuhan Kandungan. B. Metode Penulisan Jenis penelitian hukum yang digunakan oleh
peneliti mengenai kasus
pembunuhan kandungan studi kasus di Polres Gorontalo Kota yaitu penelitian hukum empiris yang di dasarkan pada data lapangan. Menurut Ronny Hanitijo soemitro penelitian hukum empiris yaitu penelitian hukum yang memperoleh datanya dari data primer atau data yang diperoleh dari masyarakat.4 C. Pembahasan Pengguguran kandungan (abortus) adalah suatu kejahatan yang sangat meresahkan masyarakat utamanya bagi generasi muda khususnya yang ada di Kota Gorontalo, yang dilakukan dengan berbagai cara, baik dengan bantuan alat maupun segala macam ramuan yang bersifat racun yang khususnya ditujukan untuk janin yang ada di dalam kandungan tersebut agar meninggal dunia lalu keluar sebelum tiba waktunya untuk lahir. Pengguran kandungan yang dimaksudkan oleh peneliti adalah seperti yang dijelaskan oleh pasal 346 KUHP .“perempuan dengan sengaja menyebabkan gugur atau mati kandungannya atau menyuruh orang lain menyebabkan itu dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya empat tahun.” Hal ini juga dijelaskan oleh beberapa responden berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti diantaranya yaitu: Syairulan A Radjak5 berpendapat pembunuhan janin yang berada dalam kandungan perempuan yang tidak dikehendaki dalam berbagai alasan, Emil 6
menjelaskan
pembunuhan kandungan yaitu seorang perempuan yang
ketakutan janin yang dikandungnya bukan dari hasil perkawinan yang sah menurut Undang-undang sehingga janin tersebut dibunuh untuk menutup aib dari keluarga dan masyarakat. Berdaasarkan beberapa pendapat di atas maka
4
Ronny Hanitijo Soemitro.dalam bukunya Mukti Fajar, Yulianto achmad Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan Empiris. Yogyakarta. Pustaka Pelajar, 2010, hlm.153 dan154 5 Syairulan A Radjak, Anggota Ppa Polres Gorontalo Kota. Wawancara, 25 Agustus 2013 6 Emil, Kanit PPA Polres Gorontalo Kota. Wawancara, 25 Agustus 2013
4
menurut peneliti pembunuhan kandungan adalah upaya yang dilakukan untuk membunuh janin dengan alasan karena belum adanya kesiapan dan alasan lainnya serta terlebih lagi usia yang sangat relatif muda dan keadaan hamil di luar perkawinan. Masalah abortus atau lebih dikenal dengan istilah pengguguran kandungan, keberadaannya merupakan suatu fakta yang tidak dapat dipungkiri dan bahkan menjadi bahan bahasan yang menarik serta dilema yang saat ini menjadi fenomena sosial .Abortus Provocatus merupakan cara yang paling sering digunakan untuk mengakhiri kehamilan yang tidak diinginkan, meskipun merupakan cara yang paling berbahaya. Abortus Provocatus dibagi dalam dua jenis, yaitu Abortus Provocatus Therapeuticus dan Abortus Provocatus Criminalis.Abortus Provocatus Therapeuticus merupakan Abortus Provocatus yang dilakukan atas dasar pertimbangan kedokteran dan di lakukanoleh tenaga yang mendapat pendidikan khusus serta dapat bertindak secara professional.Sementara Abortus Provocatus Criminalis adalah Abortus Provokatus yang secara sembunyi-sembunyi dan biasanya oleh tenaga yang tidak terdidik secara khusus, termasuk ibu hamil yang menginginkan perbuatan Abortus Provocatus tersebut.Abortus Provocatus Criminalis merupakan salah satu penyebab kematian wanita dalam masa subur di negara-negara berkembang.Abortus (pengguguran kandungan) merupakan masalah yang cukup pelik, karena menyangkut banyak aspek kehidupan manusia yang berkaitan dengan etika, moral dan agama serta hukum. Untuk mengetahui sejauh mana tingkat perkembangan kejahatan khususnya kejahatan Abortus Provocatus Kriminalis di Kota Gorontalo, maka berikut ini penulis akan menganalisis data dari Polresta Gorontalo selama kurang waktu tiga tahun terakhir ini yakni dari tahun 2010 sampai 2012. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di Polres Gorontalo Kota bahwa jumlah kejahatan Abortus yang terjadi di Kota Gorontalo dari tahun 2010 sampai 2012 sebanyak 5 kasus. Tindakan aborsi bila dilihat dalam kurun waktu tiga tahun terakhir mengalami fluktuatif yaitu pada tahun 2010 hanya berjumlah 1 kasus, pada tahun 2011 berjumlah 3 kasus dan pada tahun 2013 berjumlah 1 kasus. Data ini di sampaikan oleh Kanit PPA .
5
Hal ini juga dijelaskan oleh Aiptu J.A Mamahami7 dalam wawancara tanggal 25/8/2013 dikatakan bahwa tindak pidana aborsi diwilayah hukum polres Gorontalo Kota sangat banyak tetapi yang masuk pada unit PPA hanya 5 kasus.Hal ini disebabkan oleh keinginan dari keluarga untuk tidak menyelesaiannya secara hukum. Hal yang sama diungkapkan oleh salah seorang penyidik pada unit PPA Suryadin, SH bahwa angka aborsi di kota gorontalo sesuai dengan laporan berjumlah 5 kasus dalam kurun waktu 3 tahun terakhir. Lebih lanjut dikatakan bahwa dilihat dari fakta di lapangan bahwa masih banyak orang yang melakukan abortus tetapi tidak dilaporkan oleh pihak berwajib seperti kepolisian dan hal ini merupakan kejahatan yang terselubung (hidden crime). Secara garis besar langkah-langkah maju telah dibuat oleh Polri dan pemerintah untuk meningkatkan komitmennya terhadap proses penegakan hukum dan menekan angka pembunuhan kandungan di Kota Gorontalo. Komitmen tersebut tidak akan berhasil apabila tidak di dukung oleh semua pihak terutama para remaja. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh terdapat beberapa faktor yang menyebabkan masih terdapat kasus pembunuhan kandungan yang dilakukan oleh remaja. Sesuai dengan penentuan lokasi penelitian yakni di wilayah hukum Polres Gorontalo Kota, maka faktor yang mempengaruhi terjadinya Pembunuhan Kandungan itu yakni faktor internal dan faktor eksternal yang diuraikan sebagai berikut:
1. Faktor internal. Faktor internal yang menyebabkan tindak pembunuhan kandungan di wilayah hukum Polres Gorontalo Kota yakni faktor yang disebabkan dalam diri si pelaku itu sendiri. Untuk itu akan diuraikan di bawah ini beberapa faktor internal yang menyebabkan masih terdapat tindakan pembunuhan kandungan di Kota Gorontalo yakni sebagai berikut: (a) Psikologi Pelaku.Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana telah diuraikan di atas, sikap mental pelaku pembunuhan kandungan yang tidak siap dalam 7
J.A Mahami, Kanit PPA Polres Gorontalo Kota, Wawncara, 25 Agustus 2013
6
menerima kenyataan. Sikap tidak siap pelaku pembunuhan kandungan merupakan sikap mental yang harus dirubah. Seharusnya dalam jiwa si pelaku di tanamkan sikap mental yang kuat, artinya bahwa tindakan yang akan dilakukan tersebut jelas akan berdampak ada diri pelaku itu sendiri. Karenanya yang harus dilakukan pelaku pembunuhan kandungan yakni dengan melakukan berbagai seminar tentang akibat dari perbuatan tersebut. (2) Sikap arogansi pasangan. Setiap pasangan yang akan melakukan tindakan pembunuhan kandungan biasanya diawali oleh sikap arogan oleh salah setu pasangan. Artinya bahwa tindakan yang akan dilakukan tersebut merupakan perwujudan sikap egois yang tidak menginginkan kehadiran anak tersebut. Dalam penanganan perkara yang dilakukan oleh penyidik Polres Gorontalo Kota terkait dengan dugaan tindak pidana pembunuhan kandungan terungkap bahwa pembunuhan kandungan dilakukan dengan alasan bahwa pasangan tersebut belum siap untuk menjalinsebuah rumah tangga. Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan salah seorang penyidik terungkap bahwa pasangan yang melakukan pembunuhan kandungan diakibatkan oleh keadaan ekonomi yang belaum mapan. (3) Faktor Ekonomi.Pembunuhan kandungan dilakukan diakibatkan salah satunya adalah karena desakan okonomi.Artinya bahwa keadaan ekonomi pasangan tersebut belum mampu untuk membiayai kehidupan anak pada saat dia lahir sehingganya untuk menghindari keadaan yang demikian maka asangan tersebut lebih memilih untuk melakukan tindakan pembunuhan kandungan.Dari hasil wawancara yang didaparkan oleh peneliti dengan salah seorang penyidik Suryadin8 (wawancara 25/8/2013) terungkap bahwa salah satu penyebab pasangan melakukan tindakan pembunuhan kandungan adalah kondisi ekonomi pasangan tersebut. Hal yang sama di katakan oleh salah seorang pelaku yang berhasil di wawancarai terungkap bahwa ia belum siap untuk menanggung biaya hidup dari anak yang akan dilahirkan nanti hal ini lebih lanjut dikatakan bahwa tindakan ini dirasa tepat dilakukan karena pasangan tersebut belum pempunyai pekerjaan. (4)Belum bersedia mempuyai anak. Faktor ini umumnya terjadi bagi mereka yang memiliki 8
Suryadin, Penyidik Unit PPA Polres Gorontalo Kota, Wawancara, 25 Agustus 2013
7
profesi sebagai wanita pelajar atau mahasiswa, dengan alasan tidak mau merawat anak dan status sebagai pelajar tidak memungkinkan, maka jalan yang ditempuh adalah melakukan abortus.Abortus semacam ini, dapat terjadi karena persetujuan pacarnya atau tanpa tanpa persetujuan pacarnya.Alasannya karena takut dijerat hukum, malu, dan takut ketahuan keluarga serta mengurangi tanggung jawab. 2. Faktor eksternal. Faktor eksternal yang dimaksudkan di sini adalah faktor yang terdapat di luar dari pasangan yang melakukan tindakan pembunuhan kandungan. Faktor eksternal yang dimaksud di sinilah yang akan diuraikan di bahwa ini: (a) Malu atau takut diketahui oleh keluarga. (b) Faktor ini masih berkaitan erat dengan faktor sebelumnya yaitu jika seeorang perempuan hamil di luar nikah. Akan merasa malu, minder, dan takut terhadap apa dilakukannya akan mencoreng nama baik keluarga dan martabat keluarga besarnya sehingga melakukan jalan pintas yaitu melakukan abortus. Faktor ini didukung oleh J.A Mamahami9(wawancara tanggal 25/08/2013) dan beberapa pelaku abortus yang penulis wawancarai, seperti yang di katakan oleh G.P yaitu faktor utama dalam melakukan tindak pidana pembunuhan kandungan yaitu malu dan takut diketahui oleh keluarga meskipun G.P itu sendiri sudah memiliki pekerjaan dan bisa di katakan hidup mapan. (c) Hamil di luar nikah.Kemajaun zaman yang terus berkembang pada saat ini membuat pergaulan diantara masyarakat terutama anak muda semakin tidak terkontrol.Perlakuan dan tingkah negatif yang dilarang dalam norma-norma dalam masyarakat pun menjadi pemicu di kalangan anak muda saat ini. Salah satunya adalah seks bebas diantara anak muda yang nantinya akan menyebabkan kehamilan diluar nikah. Seperti yang di katakan oleh A.F dan O.J yaitu hamil di luar nikah merupakan faktor dalam melakukan abortus, di karena usia mereka yang masih di katakan muda. Salah satu jalan yang ditempuh
ketika
seseorang
wanita
hamil
di
luar
nikah
adalah
abortus.Abortus dilakukan karena tidak adanya kesiapan untuk mempunyai anak dan rasa malu kepada masyarakat kerena hamil diluar nikah.(d) Tidak 9
J.A Mamahami, Kanit PPA Polres Gorontalo Kota, Wawancara, 25 Agustus 2013
8
mau menghambat sekolah. Perempuan yang terlanjur hamil akibat pergaulan bebas atau melakukan seks bebas dengan pacarnya, padahal masih dalam usia sekolah atau perguruan tinggi dan terlalu muda untuk mengasuh anak dan malu diketahui perbuatannya, akan melakukan jalan pintas dengan cara melakukan abortus karena alasan akan menghambat masa depan dan sekolah akan putus akibat diketahu oleh pihak sekolah. Peristiwa ini dibenarkan oleh Feri (nama samaran) yang tinggal di Perumahan Kaputi Indah, (wawancara tanggal 27/08/2013). (e) Terlalu banyak anak. Faktor ini sering ditemui bukan pada perempuan yang hamil di luar nikah melainkan perempuan yang sudah menikah dan telah mempuyai banyak anak, dengan alasan sudah tidak mampu mengurusi anak yang sedemikian banyaknya. Dari pada si anak yang akan dilahirkan nanti terlantar dan hanya menyusahkan keluarga maupun orang lain, maka ibunya memeutuskan bahwa lebih baik digugurkan saja. (f) Perempuan yang dikhianati oleh pacarnya. Faktor ini masih berkaitan erat dengan faktor sebelumnya yaitu seseorang perempuan yang hamil di luar nikah, tetapi laki-laki tersebut menghianati
pacarnya
dengan cara laki-laki
tersebut
memutuskan
hubungannya tanpa alasan yang jelas dan laki-laki tersebut kabur, sematamata hanya untuk menghindari tanggung jawabnya. Latar belakang terjadinya kehamilan seperti ini karena berkedok “demi cinta dan kesetiaan”,
sehingga
perempuan
tersebut
rela
disetubuhi
untuk
membuktikan bahwa ia benar-benar setia pada pacarnya. Akan tetapi janji tersebut hanya rayuan di bibir saja hanya sekedar rayuan saja untuk memuaskan hasrat seksualnya. Setelah perempuan tersebut hamil maka tidak ada jalan lain selain harus menggugurkan kandungannya. (g) Pertimbangan dari laki-laki yang menghamilinya. Menurut Kanit Reskrim bapak Lesman Katili, salah satu faktor yang menyebabkan perempuan melakukan
abortus
yaitu
karena
pertimbangan
laki-laki
yang
menghamilinya.Laki-laki tersebut menyuruh perempuan yang hamil untuk melakukan abortus karena malu dan takut ketahuan oleh keluarganya serta untuk mengurangi tanggung jawabnya.Hal ini juga dijelaskan oleh beberapa responden berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti adapun
9
faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya pembunuhan kandungan dijelaskan olehSyairulan Radjak10 menjelaskan pembunuhan kandungan yang banyak terjadi di kota Gorontalo dipicu oleh faktor keluarga dimana seorang anak yang mengandung takut kepada orang tua sehingganya seorang anak lebih memilih untuk melakukan pembunuhan kandungan tersebut, serta dengan usia yang masih belia dan belum mau menikah. Upaya-Upaya yang dilakukan Pihak kepolisian Untuk Menindaklanjuti Permasalahan Tentang Pembunuhan Kandungan. Untuk kehamilan di luar nikah atau karena sudah kebanyakan anak dan kontrasepsi gagal perlu dipirkirkan kembali karena masih banyak orang mendambakan anak.Sebaiknya kita jangan mencari pemecahan masalah yang pendek atau singkat atau jalan pintas, tapi harus jauh menyentuh dasar timbulnya masalah itu sendiri. Prinsip melegalkan abortus, sama seperti Prinsip lokalisasi. Banyak celah yang justru akan dimanfaatkan untuk melakukan seks bebas. Karena seks bebas sudah jadi realita sekarang ini, apalagi di kota-kota besar.Jika di data, orang-orang yang ingin mengaborsi, berapa persen yang dikarenakan karena terlalu banyak anak, dibandingkan karena hamil di luar nikah atau hamil dalam perselingkuhan, jauh lebih besar yang karena di luar nikah daripada karena alasan ekonomi. Perempuan berhak dan harus melindungi diri mereka dari eksploitasi orang lain, termasuk suaminya, agar tidak perlu abortus. Sebab abortus, oleh paramedis ataupun oleh dukun, legal atau illegal, akan tetap menyakitkan buat wanita, lahir dan batin meskipun banyak yang. menyangkalnya. Karena itu kita harus berupaya bagaimana caranya supaya tidak sampai berurusan dengan hal yang akhirnya merusak diri sendiri.Karena ada laki-laki yang bisa seenak melenggang pergi, dan tidak peduli apa-apa meskipun pacarnya/istrinya sudah abortus dan mereka tidak bisa diapa-apakan, kecuali pemerkosa, yang jelas ada hukumnya.Jadi solusinya bukan cuma dari rantai yang pendek, tapi dari ujung rantai yang terpanjang, yaitu : penyuluhan tentang seks yang benar. Jika diliat kebelakang, mengapa banyak remaja yang abortus, karena mereka 10
Syairulan A Radjak, Anggota PPA Polres Gorontalo Kota. Wawancara. 25 Agustus 2013
10
melakukan seks bebas untuk itu diperlukan pendidikan agama agar moral mereka tinggi dan sadar bahwa free seks tidak sesuai dengan agama dan berbahaya. Jika tidak ingin hamil gunakan kontrasepsi yang paling aman dan kontrasepsi yang paling aman adalah tidak berhubungan seks sama sekali. Segala sesuatu itu ada resikonya.Untuk itu sebelum bertindak, orang harus mulai berpikir nanti bagaimana bukannya bagaimana nanti.Selain itu dalam rangka menekan tindak kejahatan abortus, maka setiap kalangan manapun turut bertanggung jawab atas kejahatan abortus provocatus kriminalis ini.Segala upaya mengurangi kejahatan yang terjadi, bukan merupakan tugas dari pihak kepolisian saja, namun segenap pihak seharusnya mempunyai keinginan untuk mencengah dan mengurangi kejahatan tersebut.Setidaknya setiap warga masyarakat berbuat dalam lingkungan keluarganya masing-masing.Menurut Kepala unit Reskrim Bapak Lesman Katili
upaya atau tindakan kepolisian dalam rangka
mengurangi dan mencegah terjadinya abortus provocatus kriminalis di kota Gorontalo yaitu dengan cara rutin melakukan razia ke tempat-tempat persewaan dan penjualan VCD, untuk mencegah maraknya VCD porno di masyarakat dan juga razia pada toko-toko buku, untuk mencegah beredarnya buku-buku porno. Karena tidak menutup kemungkinan dari situlah awal muasal terjadinya tindakan abortus dan melokalisasi prostitusi dengan pengawasan ketat, tetapi tetap perlu diperhatikan segi keamanaan maupun segi kesehatannya. Pihak kepolisian dalam hal upaya menanggulangi tindak pidana tersebut, sudah melakukan beberapa hal pencegahan.Misalnya yang melalui pendekatan secara- agama. Pihak kepolisian bekerja sama dengan para pemuka-pemuka agama yang ada di dalam wilayah kerja Pemerintah Kota dan Polresta Gorontalo. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti
di polres gorontalo kota adapun upaya yang dilakukan pihak
kepolisian dalam hal ini Unit PPA polres gorontalo kota dijelaskan oleh Dalam menghadapi kasus abortus, pihak kepolisian juga bekerjasama dengan pihak kedokteran, Dimana banyak sekali para dokter-dokter tersebut demi mendapatkan materi menghalalkan tindakan abortus.Diharapkan
11
melalui pendekatan ini, pihak kedokteran bisa membantu mengurangi dan atau maksimalnya mencegah terjadinya kasus tindakan abortus dengan memberikan penjelasan kepada pasiennya tentang bahayanya tindakan aborsi tersebut, kecuali ada indikasi medis yang mengharuskan tindakan tersebut. Setiap pelaku kejahatan abortus baik pelaku maupun orang yang turut serta membantu dalam tindak pidana aborsi dapat lebih diperberat lagi sehingga menimbulkan efek jera terhadap pelaku sebagai upaya penyadaran agar tidak melakukan hal-hal yang lebih buruk lagi dengan tidak melupakan dasar pertimbangan yang tepat sehingga putusan yang ditetapkan dapat memenuhi rasa keadilan dan kemanusiaan.Demikian beberapa upaya penanggulangan yang dapat dilakukan dalam mengurangi terjadinya kejahatan Abortus provocatus kriminalis di Kota Gorontalo.Namun demikian inti dari segala bentuk upaya tersebut, bukan sekedar teori belaka tetapi sesekali lagi penekanannya adalah bagaimana seluruh pihak khususnya aparat penegak hukum mengaplikasikan selama semua itu dalam bentuk tindakan yang kongkrit. Dalam penjelasan di atas peneliti menganalisis bahwa upaya yang di lakukan oleh Pihak Kepolisian dalam menanggulangi tindak pidana pembunuhan kandungan merupakan tindakan yang bersifat moralitas karena jika di lihat aspek religius, pihak kepolisian merupakan tokoh utama dalam memberantas tindak pidana pembunuhan kandungan tersebut. Akan tetapi peneliti menemukan sedikit kekeliruan dari pihak kepolisian dalam menangani kasus tindak pidana pembunuhan kandungan. Adapun peran kepolisian dalam menindaklanjuti kasus tersebut belum bisa di katakan maksimal karena perkara tersebut tidak di alihkan sampai ke Pengadilan. Hal tersebut bisa memicu terjadinya tindak pidana pembunuhan kandungan berikutnya, karena para pelaku tidak mendapatkan efek jera. D. Simpulan Factor yang menyebabkan kejahatan aborsi di kota Gorontalo yaitu factor internal dan factor eksternal. Faktor internal yang menyebabkan tindak pembunuhan kandungan di wilayah hukum Polres Gorontalo Kota yakni faktor
12
yang disebabkan dalam diri si pelaku itu sendiri anatar lain Psokologi pelakau, sifat arogansi pasangan. Sedangkan factor eksternalnya antara lainMalu atau takut diketahui oleh keluarga, tidak mau menghambat sekolah dll. Kejahatan abortus ini, juga sering ditemui dikalangan masyarakat khususnya di kalangan muda-mudi yang berumur sekitar 16-20 tahun yang disebabkan karena hasil hubungan sex secara gelap. Pengguguran kandungan (abortus) ini dapat dicegah atau menanggulangi dengan melalui 2 cara, yaitu : upaya preventif dan upaya represif. Saran Aparat penegak hukum sebaiknya lebih profesional dalam menangani kasus ini, dalam arti aparat hukum tidak hanya sekedar menunggu laporan, namun disamping itu harus segera dipikirkan langkah atau strategi khusus dalam menangani kasus ini.Aparat hukum sebaiknya dapat meningkatkan kinerjanya dalam kasus ini sehingga kasus (tersangka) yang sudah dilaporkan dapat diproses secara profesional dalam konteks penyidikan agar mereka tidak akan terhindar dari jeratan hukum yang ada. Cara lain untuk mengurangi kejahatan pengguguran kandungan (abortus), sangat diperlukan adanya himbauan-himbauan atau motivasi-motivasi baik yang berupa pendidikan agama maupun yang berupa penyuluhan hokum.
13
DAFTAR PUSTAKA C.T. Kansil &Christine S.T. Kansil.Pokok-pokok Huku Pidana Hukum Pidana Untuk Tiap Orang, Pradnya Pratama, Jakarta. Evi Hartati, 2005, Tindak Pidana Korupsi,Sinar Grafika, Semarang. Leden
Marpaung, 2005. Tindak Pidana Terhadap Nyawa dan Tubuh, Sinar Grafika, Jakarta.
Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, 2010.Dualisme Penelitian Hukum dan Empiris, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Romli Atmasasmita, 2007, Teori dan Kapikta Selekta Kriminologi, PT. Refika AdiTama, Bandung. Susanto, 2011.Kriminologi, Genta Pubhlishing, Yogyakarta. Suharto RM,1996. Hukum Pidana Materil, Sinar Grafika Offset,Jakarta. Rahmat. (tesis) 2012. Analisis yuridis kriminologis terhadap kejahatan yang dilakukan oleh oknum aparat kepolisian di indonesia ( studi kasus universitas negeri gorontalo )
14
Topo Santoso dan Eva Achjani Zulfa, 2010.Kriminologi, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta. Wahju Muljono, 2012. Pengantar Teori Kriminologi, Pustaka Yustisia, Yogyakarta. Wirjono Prodjodikoro, 2010. Tindak-tindak Pidana Tertentu di Indonesia, PT Refika Aditama, Bandung. Yesmil Anwar dan Adang, 2010.Kriminologi, PT Refika Aditama, Bandung. Kitab undang-undang Hukum Pidana, Kaveling, Madukismo.2011 Undang – undang No 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
15