TINJAUAN KLIMATOLOGIS KEJADIAN BANJIR DI KOTA PONTIANAK TANGGAL 15 FEBRUARI 2017
Fanni Aditya 1, Firsta Zukhrufiana S.2 Prakirawan Stasiun Klimatologi Kelas II Mempawah Kalimantan Barat
[email protected],
[email protected]
A. PENDAHULUAN “Kota Pontianak direndam banjir pada tanggal 15 Februari 2017 akibat hujan selama 3 jam”, pernyataan ini ramai diperbincangkan pada beberapa media lokal provinsi Kalimantan Barat. Seperti yang dilansir Tribun Pontianak, sejumlah lokasi dikota Pontianak direndam banjir hingga setinggi 5 cm – 50 cm. Berdasarkan keterangan beberapa warga, ketinggian banjir tersebut sampai masuk ke dalam rumah warga, kondisi ini jarang terjadi (menurut keterangan warga).
Gambar 1. Publikasi kejadian banjir di kota Pontianak Sumber : Tribun Pontianak
1
B. ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER 1.
SUHU PERMUKAAN LAUT Anomali suhu permukaan laut beriksar antara 0.5-0.8oC (Positif) disekitar wilayah Kalimantan Barat yang berarti kondisi perairan Kalimantan Barat lebih hangat dibandingkan nilai klimatologisnya. Kondisi ini menyebabkan jumlah uap air di udara yang cukup banyak sehingga peluang terbentuknya awan.
Gambar. 2 Anomali SST di Perairan sekitar Kalimantan Barat (sumber : http://extreme.kishou.go.jp/itacs5/)
2. ENSO dan IOD Pantauan indeks ENSO (El Nino South Oscillation) adalah -0.1 (Normal); pantauan indeks IOD (Indian Ocean Dipole) +0.3 (Netral), yang menandakan bahwa suplai massa udara dari kedua perairan di sekitar Indonesia tidak signifikan.
2
3. MJO (Madden Julian Oscillation) Hingga pertengahan Februari 2017 posisi pusat konveksi MJO terpantau pada fase 8 (delapan) yang artinya sedang aktif pada pantai barat Afrika, dan diprakirakan pada beberapa hari ke depan masih akan aktif berada pada posisi tersebut. Kondisi tersebut tidak memberikan tambahan suplai massa udara di wilayah Indonesia.
Gambar. 3 fase MJO saat ini berada pada Pantai barat Afrika (Sumber: http://www.cpc.noaa.gov/products/precip/CWlink/MJO/)
4. ANALISIS ANGIN (STREAMLINE) shearline ini didefinisikan sebagai belokan angin, yang mana massa udara terkumpul di wilayah tersebut. di beberapa wilayah Kalimantan Barat terutama kota Pontianak terjadi curah hujan cukup ekstrim yang dapat mengakibatkan genangan. Sangat memungkinkan terjadi akibat pembentukan awan-awan konvektif di sekitar area shearline tersebut. Hal ini dapat di lihat dan analisis pada Gradient Wind Analysis berikut ini :
3
Gambar 4. Gradient Wind Analysis (Sumber: www.bom.gov.au)
B. DATA Dalam analisis ini digunakan data historis ekstrim dan maksimum pada bulan Februari. Data yang digunakan adalah sebagai berikut : a. Data curah hujan Ekstrim (10 kejadian ekstrim) b. Data curah hujan Maksimum bulan Februari tahun 2008-2017 c. Data curah hujan pada saat kejadian (11-16 Februari 2017) d. Data Percentile Dasarian, Pentad dan Harian Stasiun Meteorologi Maritim
Pontianak Tabel 1. Data Curah Hujan Kota Pontianak Rank 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Data Tanggal 150 23 - 08 - 2014 23 - 10 - 2008 142 13 - 11 - 2014 127 14 - 06 - 2014 122 14 - 11 - 2009 117 24 - 10 - 2013 15 - 05 - 2015 111 5 - 02 - 2013 108 25 - 02 - 2012 107 26 - 05 - 2008 101 6 - 04 - 2013 21 - 08 - 2009 99 22 - 02 - 2010
Tahun Max Bulan Februari 2008 55 5 2009 44 4 2010 99 22 2011 37 3 2012 108 25 2013 111 5 2014 40 28 2015 66 18 2016 57 10 2017 26 1 Max/Bulan 111 5-Feb-13
Tanggal 11/2/2017 12/2/2017 13/2/2017 14/2/2017 15/2/2017 16/2/2017
CH 7.0 8.7 130.6 4.0
4
C. ANALISA DAN PEMBAHASAN Dalam tinjauan ini data curah hujan ekstrim (10 kejadian paling eksrim), curah hujan maksimum bulan Februari, batas hujan lebat 50 mm dan ekstrim 100 mm akan menjelaskan bagaiman perbandingan kejadian hujan pada tanggal 11-16 Februari 2017, yaitu sebagai berikut :
Ch tgl 15-02-2017 = 130.6 mm
Gambar 4. Grafik curah hujan | Sumber : Stasiun Meteorologi Maritim Pontianak
Berdasarkan grafik kejadian ekstrim dan curah hujan maksimum tercatat curah hujan pada tanggal 15 Februari 2017 sebesar 130.6 mm/hari berada pada urutan ketiga kejadian curah hujan tertinggi yang pernah terjadi dari tahun 20082017. Curah hujan tersebut merupakan curah hujan yang paling tinggi terjadi pada bulan februari (sebelumnya hujan tertinggi tercatat 111 mm pada tanggal 5 februari 2013). Kondisi ini telah melewati batas ekstrim curah hujan harian (batas ekstrim harian adalah 100 mm/ hari). Intensitas curah hujan yang sangat tinggi tersebut dapat menyebabkan genangan akibat air limpasan hujan yang tidak segera terserap oleh tanah.
5
Ch tgl 15-02-2017 = 130.6 mm
Gambar 5. Grafik treshold pentad dan dasarian
Grafik di atas menjelaskan bahwa treshold pentad sebesar 116.3 mm; sedangkan treshold dsaarian sebesar 185 mm. Curah hujan pada saat kejadian banjir adalah 130.6 mm / hari, sehingga berdasarkan grafik tersebut dapat dikatakan bahwa curah hujan pada saat kejadian banjir berada di atas batas/ treshold pentad; tetapi di bawah batas/ treshold dasarian.
D. Kesimpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan di atas yang juga merupakan proses identifikasi pemicu kejadian benjir secara klimatologis, maka dapat disimpulkan, banjir di Kota Pontianak dipicu oleh tingginya curah hujan yang terjadi hingga melewati batas ektrim harian, juga melewati batas ekstrim pentad. Kondisi ini dipicu oleh adanya anomali suhu permukaan laut yang berkisar antara 0.5-0.8oC yang mengakibatkan meningkatnya suplai massa udara di sekitar wilayah kalimantan Barat serta adanya shearline yang menyebabkan berkumpulnya massa udara di atas wilayah kalimantan barat.
6