TINJAUAN KEPUSTAKAAN EFEK TEH ROSELLA TERHADAP FAAL GINJAL PENGGUNA ALKOHOL Putri Dafriani* Abstrak Alkohol merupakan senyawa yang banyak digunakan baik sebagai minuman ataupun sebagai pelarut dalam bidang farmasi dan kedokteran. Penggunaaan alkohol secara terus menerus dapat merusak tubuh karena metabolism alkohol akan menghasilkan radikal bebas. Salah satu efek dari pengaruh alkohol adalah kerusakan pada ginjal. Rosella adalah tanaman tropis yang memiliki kandungan antioksidan yang bervariasi. Antioksidan diperlukan untuk mengurangi efek kerusakan akibat radikal bebas. Studi kepustakaan ini bertujuan untuk menggali potensi antioksidan pada teh bunga terhadap efek samping penggunaan alkohol secara terus menerus, baik sebagai minuman ataupun sebagai pelarut obat. Kata Kunci : Alkohol, Rosella, Ginjal
Alamat Korespondensi
Ns. Putri Dafriani, S.Kep, M.Sc Dosen STIKES SYEDZA SAINTIKA Padang Jln. Prof DR.HAMKA Padang
Email:
[email protected]
PENDAHULUAN Alkohol merupakan derivat hidroksi dari hidrokarbon alifatik. Etanol (disebut juga etil-alkohol atau alkohol saja), adalah alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Karena sifatnya yang tidak beracun bahan ini banyak dipakai sebagai pelarut dalam dunia farmasi dan industri makanan dan minuman. Etanol tidak berwarna dan tidak berasa tapi memiliki bau yang khas. Bahan ini dapat memabukkan jika diminum. Etanol sering ditulis dengan rumus EtOH. Rumus molekul etanol adalah C2H5OH atau rumus empiris C2H6O (1) Penggunaan etanol sebagai minuman atau penyalahgunaan sudah dikenal luas. Karena jumlah pemakaian etanol dalam minuman amat banyak, maka tidak mengherankan bahwa keracunan akut maupun kronis sering terjadi ( Ernest, 1991). Di Amerika Serikat dilaporkan 12,9 juta orang menjadi pengkonsumsi alkohol. WHO memperkirakan 2 milyar orang yang mengkonsumsi alkohol di seluruh dunia dan menyebabkan kematian 1,8 juta orang setiap tahunnya (2) Dalam dunia kimia, farmasi dan kedokteran, etanol banyak digunakan (3) diantaranya: sebagai pelarut. Sesudah air, alkohol merupakan pelarut yang paling bermanfaat dalam farmasi. Digunakan sebagai pelarut utama untuk banyak senyawa organik Salah satu zat yang sering terdapat dalam obat batuk jenis sirup adalah alkohol. Pada saat itu memang hampir semua obat penurun panas, obat flu dan batuk yang berbentuk sirup mengandung etanol sebagai pelarut. Etanol dapat merusak sistem antioksidan ginjal. Oksidasi etanol dapat menyebabkan peningkatan ROS, yang menjadi mediator kerusakan jaringan. Pada ginjal, peningkatan
oksidasi etanol ditemukan pada perlakuan dengan konsumsi alkohol kronis. Peningkatan produksi ROS dan asetaldehid akan merangsang peroksidasi lipid di ginjal (4) Reactive oxygen species (ROS) berperan penting dalam penyakit ginjal. Kerusakan seluler diperantarai oleh perubahan status antioksidan yang dapat meningkatkan konsentrasi ROS. Keberadaan polyunsaturated fatty acids (PUFA) yang tinggi di ginjal membuat ginjal mudah diserang oleh ROS (5). Stres oksidatif memperantarai kerusakan ginjal, mulai dari gagal ginjal akut, nefropati obstruksi, hiperlipidemia dan kerusakan glomerulus glomerular damage, menjadi gagal ginjal kronis dan hemodialisis (6) Meskipun tubuh memiliki antioksidan endogen, tetapi itu tidak cukup untuk melawan stres oksidatif yang menyebabkan kerusakan sel sehingga dibutuhkan antioksidan eksogen. Saat ini, penggunaan pengobatan tradisional meningkat dengan luas khususnya penggunaan tanaman obat karena efek samping yang dilaporkan lebih sedikit daripada pengobatan modern atau barat. Hibiscus sabdariffa (Linn) (famili Malvaceae) tumbuh subur pada daerah tropis. Warna merah pada kaliksnya merupakan komponen utama pada perasa dan warna minuman. Kaliks terdiri dari komponen alkaloid, vitamin C, anisaldehid, antosianin, beta karoten, beta sitosterol, asam sitrat, delphinidin, sianidin-3rutinosida, galaktosa, gossipetin, hibisetin, mukopolisakarida, pektin, asam protokatesuit, polisakarida, quercetin, asam stearit dan wax. Sebagai obat tradisional, rosella dianggap mampu melawan batu ginjal dan batu kandung kencing. Diantara berbagai komponen diatas vitamin C, antosianin, beta karoten, quercetin,
asam protokatesuit, tergolong antioksidan (7)
delphinidin
PEMBAHASAN 1. Alkohol Alkohol merupakan zat yang paling banyak disenangi untuk merubah suasana hati dari tidak senang menjadi senang, terutama di Amerika Serikat. Di Indonesia, penggunaan alkohol sebagai minuman masih terbatas, tetapi penggunaannya dalam dunia farmasi dan industri cukup luas . Alkohol langsung diserap dalam saluran pencernaan. Alkohol tidak bisa disimpan sehingga harus dioksidasi untuk membersihkannya dari tubuh. Etanol bukan merupakan zat gizi apapun. Alkohol dapat menyebabkan inflamasi pada lambung, pancreas dan usus halus yang merusak proses pencernaan dan absorbsi makanan ke dalam darah. Selain itu, asetaldehid yang merupakan produk oksidasi alkohol, dapat mengganggu aktivasi dari berbagai vitamin. Langkah pertama dari metabolism alkohol adalah oksidasi etanol menjadi asetaldehid yang dikatalis oleh alkohol dehidrogenase yang terdiri dari koenzim NAD+. Asetaldehid kemudian akan dioksidasi menjadi asam asetat dan terakhir akan membentuk CO2 dan air melalui siklus krebs. Sejumlah efek dari metabolism alkohol secara langsung akan menghasilkan peningkatan NADH dan asetaldehid. Seperti reaksi dibawah ini : CH3CH2OH + NAD+ → CH3CH=O + NADH + H+ Jalur metabolik untuk membuang peningkatan NADH adalah : 1. Perubahan asam piruvat menjadi asam laktat: konversi asam piruvat menjadi asam laktat membutuhkan NADH Asam
piruvat + NADH + H+ → asam laktat + NAD+ Normalnya, asam piruvat dibuat dengan merubah asam amino menjadi glukosa melalui proses glukoneogenesis 2. Pembentukan lipid Peningkatan NADH digunakan untuk mengurangi zat dalam dua jalur. Yang pertama untuk membentuk gliserol dan yang lainnya untuk membentuk asam lemak. Akibatnya peminum alkohol akan mengalami peningkatan berat badan 3. Rantai transpor electron NADH digunakan secara langsung dalam transport elektron untuk membentuk ATP sebagai sumber energi. Reaksi ini secara langsung berdampak pada penghambatan oksidasi normal lemak dalam siklus asam lemak dan siklus asam sitrat. Kumpulan lemak dan asetil CoA menghasilkan produk keton. Kumpulan lemak di hati bisa dikurangi dengan mengeluarkannya ke aliran darah. Lemak yang tinggi di aliran darah bertanggung jawab atas serangan jantung. 2. Hibiscus Sabdariffa (Rosella) Hibiscus sabdariffa (Linn) dikenal di Indonesia dengan nama rosella. Tanaman ini populer di Asia dan Afrika untuk membuat jeli, selai dan minuman. Di literature India, tanaman ini direkomendasikan untuk hipertensi, demam dan kelainan hati. Di dalam pengobatan tradisional, tanaman ini memiliki banyak manfaat seperti antiracun bahan-bahan kimia ( asam, alkali dan pestisida ) serta jamur yang berbahaya . Rosella mengandung komponen fenol, antosianin, flavanoid, asam protokatesuit (PCA), dan lain-lain
(8)
. Rosella dikenal memiliki komponen antioksidan terbaik seperti komponen fenol dan bioflavonoid (9). Penelitian terbaru menemukan antosianin and PCA yang juga memiliki aktivitas antioksidan dan melawan aterosklerosis serta kanker Aktivitas antioksidan antosianin melebihi antioksidan seperti vitamin C Essa (2006) menemukan bahwa rosella dapat menurunkan kadar MDA pada tikus yang diinduksi ammonium klorida yang menunjukkan menurunnya kerusakan sel karena peroksidasi lipid. Komponen flavanoid, antosianin dan polifenol merupakan scavengers ROS yang poten sehingga rosella dapat menjadi sumber antioksidan yang baik (10)
Pada umumnya fenolik memiliki efek positif terhadap kesehatan karena dapat melawan efek ROS selama metabolisme seluler. Fenolik memiliki cincin fenol dan pengganti hidroksil yang dapat berfungsi sebagai antioksidan karena kemampuannya menstabilkan elektron bebas. Sehingga diet dengan antioksidan fenol dapat melindungi tubuh dari reaksi yang merugikan oleh ROS (11) dan mencegah perkembangan kondisi patofisiologi yang dimanifestasikan dalam bentuk penyakit. Dalam 100 gram rosela kering menurut DEPKES RI (12) mengandung sejumlah asam amino dan mineral yang diperlukan tubuh. Seperti protein 1,145 g, lemak 2,61 g, serat 12,0 g, kalsium 1.263 mg, fosfor 273,2 mg, besi 8,98 mg, karoten 0,029 mg, tiamin 0,117 mg, riboflavin 0.277 mg, dan niasin 3,765 mg. Sedangkan asam lemaknya ada 18, seperti asam askorbat 6,7 mg, arginin 3,6 mg, sistein 1,3 mg, histidin 1,5 mg, isoleusin 3,0 mg, leusin 5,0 mg, lisin 3,9 mg metionin 1,0 mg, fenilalanin 3,2 mg, threonine 3,0 mg, tryptophan 2,2 mg, valine 3,8 mg, asam aspartat 16,3 mg,
asam glutamat 7,2 mg, alanin 3,7 mg, glisin 3,8 mg, proline 5,6 mg, dan serin 3,5 mg. Menurut DEP.KES.RI.No.SPP. 1065/35.15/05, setiap 100 gr rosella mengandung 260-280 mg vitamin C, vitamin D, B1 dan B2. kandungan lainya adalah kalsium 486 mg, omega 3, Magnesium, beta karotin serta asam amino esensial seperti lysine dan agrinine. Bunga rosella juga kaya akan serat yang bagus untuk kesehatan saluran pencernaan. Selain itu teh Rosella mengandung kalsium tinggi (486 mg/100 gr), magnesium serta omega 3. Teh Rosella juga diperkaya vitamin A, Iron, Potasium, Beta karoten dan Asam Esensial. Teh Rosella kering dari Sumatera Selatan sudah diakreditasi Balai Besar Industri Agro Perindag RI (2004) mengandung Kalsium Tinggi (486 / 100 gr). 3. Alkohol, stres oksidatif, gangguan ginjal dan rosella Unit fungsional ginjal adalah nefron, yang berjumlah lebih dari satu juta pada medula dan korteks masingmasing ginjal manusia dewasa. Nefron mengatur jumlah cairan dan partikel terlarut dalam tubuh dengan menyaring dan mereabsorbsi sejumlah cairan yang dibutuhkan tubuh dan mengembalikan sejumlah zat kembali ke darah. Nefron terdiri dari glomerulus dan tubulus ginjal. Glomerulus terdiri dari 50 cabang kapiler pada kapsula bowman. Kapiler dikelilingi oleh podosit, sel yang berperan penting dalam menghasilkan urin primer dan bertanggung jawab untuk menghasilkan komponen dari membran basal glomerulus. Sel-sel mesangial mengelilingi kapiler dan memberikan pengaturan struktur dan kontraksi glomerulus. Laju filtrasi glomerulus dapat diukur pada manusia dan hewan
percobaan dengan mengukur eksresi dan kadar plasma suatu zat yang difiltrasi bebas oleh glomerulus serta tidak disekresi atau direabsorbsi oleh tubulus. Pada anjing, kucing, kelinci dan beberapa mamalia lainnya, bersihan kreatinin dapat juga digunakan untuk menetapkan laju filtrasi glomerulus. Bersihan kreatinin endogen mudah diukur dan dapat digunakan sebagai indeks fungsi ginjal yang cukup berarti. Hiperglikemia, hiperlipidemia, hipertensi, dan juga proteinuria itu sendiri berkontribusi untuk terjadinya kerusakan ginjal. Perubahan yang terjadi di ginjal dihubungkan dengan stres oksidatif. Stres oksidatif memperantarai banyak kerusakan di ginjal seperti gagal ginjal akut, rhabdomiolisis, obstruksi nefropati, hiperlipidemia dan kerusakan glomerulus sampai gagal ginjal kronik dan hemodialisis dan dihubungkan dengan inflamasi, meningkatnya kadar malondialdehid (MDA) yang merupakan produk dari peroksidasi lipid dihubungkan dengan kerusakan pada ginjal. Stres oksidatif merubah struktur dan fungsi dari glomerulus karena pengaruh ROS terhadap sel-sel mesangial dan endotel . Glomerulus lebih sensitif terhadap stres oksidatif dibandingkan dengan bagian nefron lainnya sehingga diharapkan antioksidan dapat melindungi glomerulus dari kerusakan ini. Lipoprotein glomerulopati merupakan cirikhas dari kerusakan ginjal yang berkembang dengan cepat. Oksidasi LDL pada sel-sel mesangial dan endotel glomerulus oleh ROS dihubungkan dengan kerusakan pada ginjal yang kemudian mengaktifkan jalur apoptosisnya. Oksidasi LDL merangsang infiltrasi sel-sel leukositis yang kemudian merusak glomerulus. LDL teroksidasi juga merangsang
ekspresi gen dari faktor pertumbuhan. Salah satu faktor pertumbuhan yang menyebabkan akumulasi matriks ekstraselular adalah transforming growth factors beta (TGF-β). Ekspresi dari TGF-β ditingkatkan sel-sel mesangial glomerulus dan sel-sel endotel. Penghambatan dari TGF-β mencegah fibrosis. TGF-β dapat merangsang produksi yang berlebihan dari protein matriks ekstraselular, menghasilkan ekspansi dari sel-sel mesangial yang terdiri dari fibrinektin dan kolagen tipe IV (13). Stres oksidatif bisa juga menyebabkan lesi inflamasi glomerulus yang disebabkan oleh sitokin dan kemokin yang memimpin aktivasi leukosit, produksi ROS dan meningkatnya kerusakan glomerulus. Antioksidan berperan melawan proses inflamasi glomerulus melalui pengurangan aktivitas enzim inflamasi dan sekresi sitokin. Sitokin merangsang produksi ROS oleh sel-sel glomerulus yang disebabkan oleh rangsangan dari TGF-β yang memperantarai peningkatan permeabilitas glomerulus terhadap albumin. ROS berperan dalam patofisiologis berbagai tipe lesi pada glomerulus, mulai dari inflamasi sampai apoptosis. Apoptosis dirangsang oleh nitrit oksida dan superoksida. Perlindungan sel-sel glomerulus oleh antioksidan seperti quercetin yang terdapat dalam rosella dapat menekan faktor-faktor inflamasi dan dapat menurunkan kolesterol LDL sehingga membantu ginjal melawan efek oksidasi LDL yang dapat merusak glomerulus. Selain itu quercetin dapat menekan proteinuria dan hiperlipidemia (14) KESIMPULAN Untuk mencegah dampak lanjut kerusakan ginjal karena konsumsi alkohol secara kronik sebagai minuman atau pelarut obat-obatan maka dibutuhkan antioksidan eksogen, salah
satunya adalah Rosella. Rosella memiliki beberapa jenis kandungan antioksidan diantaranya adalah antosianin, betakarotin, quercetin dan vitamin C. berbagai macam antioksidan tersebut diharapkan dapat menetralisir stress oksidatif akibat konsumsi alkohol. DAFTAR PUSTAKA 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
K.D. Tripathi. 1999. Essentials Of Medical Pharmacology. 4th ed. Jaypee Brothers Medical Publisher. New Delhi Joseph T Dipiro and Robert L Talbert. 2008. Pharmacotheraphy, A Pathophysiologic Approach. Mc. Graw Hill. Ansel Howard C. 2008. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi IV. Jakarta : UI Press. Kera, Y., Ohbora, Y., Komura, S. 1988. The Metabolism Of Acetaldehyde And Not Acetaldehyde Itself Is Responsible For In Vivethanol-Induced Lipid. Peroxidation In Rats. Biochem. Pharmacol.37:3633–3638. Kubo, K., Saito, M., Tadocoro, T., Maekawa, A. 1997. Changes In Susceptibility Of Tissues To Lipid Peroxidation After Ingestion Ofvarious Levels Of Docosahexanoic Acid And Vitamin E. Br. J. Nutr 78:655–669. Baliga, R., Ueda, N., Walker, P. D., Shah, S. V. 1999. Oxidant Mechanism In Toxic Acute Renal Failure. Drug. Metab. Rev. 31:971997. Farnworth N. R., Bunyapraphatsara N., 1992. Thai Medicinal Plants. Prachachon Press, Bangkok. Seca A.M.L., Silva A.M.S., Silvestre A.J.D. et al. 2001. Phenolic Constituents From The Core Of Kenaf (Hibiscus
Cannabinus). Phytochemistry. 56:759–767. 9. Shirwaikar A., Malini S., Kumari S.C. 2003. Protective Effect Of Pongamia Pinnata Flowers Against Cisplatin And Gentamicin Induced Nephrotoxicity In Rats. Indian J. Exp. Biol. 1:58–62. 10. Tseng T.H., Wang C.J., Kao E.S., Chu H.Y. 1996. Hibiscus Protocatechuic Acid Protects Against Oxidative Damage Induced By Tertbutylhydroperoxide In Rat Primary Hepatocytes. Chem.Biol. Interact. 101:137–148. 11. Rice-Evans, C. A., Miller, N. J., Paganga, G. 1996. StructureAntioxidant Activity Relationships Of Flavonoids And Phenolic Acids. Free Radic Biol Med 20 : 933-956 12. Nihei, T., Miura, Y., Yagasaki, K. 2001. Inhibitory Effect Of Resveratrol On Proteinuria, Hyopalbuminemia And Hyperlipidemia In Nephritic Rats. Life Sci. 68:2845–2852.