TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG METODE KONTRASEPSI VASEKTOMI PADA PRIA USIA 35–40 TAHUN DI DESA BABADAN KECAMATAN KARANGDOWO KABUPATEN KLATEN TAHUN 2012 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh : AMBAR KUSUMA WATI NIM : B09003
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2012
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Tingkat Pengetahuan Tentang Metode Kontrasepsi Vasektomi Pada Pria Usia 35-40 Tahun Di Desa Babadan Kecamatan Karangdowo Kabupaten Klaten 2012”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKES Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku ketua STIKES Kusuma Husada Surakarta. 2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka.Prodi D III Kebidanan Kusuma Husada Surakarta. 3. Ibu Aprilia Dyah R, S.ST, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis. 4. Bapak Hartono, selaku Kepala Desa, Desa Babadan yang telah bersedia memberi ijin pada penulis dalam pengambilan data. 5. Seluruh dosen dan staff prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan. 6. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta,
Juni 2012
Penulis
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juli 2012 Ambar Kusuma Wati B09 003 TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG METODE KONTRASEPSI VASEKTOMI PADA PRIA USIA 35-40 TAHUN DI DESA BABADAN KECAMATAN KARANGDOWO KABUPATEN KLATEN TAHUN 2012
xiv halaman + 45 halaman + 16 lampiran + 5 tabel + 2 gambar
ABSTRAK Latar belakang : Pertumbuhan penduduk yang sangat pesat berdampak pada kemiskinan dan masalah kesehatan. Sehingga diperlukan program KB untuk mengatasinya. Partisipasi pria sangatlah berpengaruh terhadap keberhasilan program sehingga diperlukan pengetahuan tentang metode kontrasepsi pada pria terutama vasektomi. Tujuan : untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang metode kontrasepsi vasektomi pada pria usia 35-40 tahun di desa babadan kecamatan karangdowo kabupaten klaten pada tingkat baik, cukup dan kurang. Metode Penelitian : jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif. Lokasi penelitian di Desa Babadan Kecamatan Karangdowo Kabupaten Klaten. Waktu pelaksanaan tanggal 12-27 Mei 2012. Jumlah sampel sebanyak 52 orang dengan teknik pengambilan sampel jenis kluster. Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner tertutup, analisis data dilakukan dengan sistem komputerisasi menggunakan program SPSS 16 for windows. Teknik pengumpulan data diperoleh dari data primer dan data sekunder. Hasil Penelitian : pengetahuan pria tentang metode kontrasepsi vasektomi adalah baik sebanyak 7 responden (13,46%), cukup sebanyak 40 responden (76,92%) dan kurang sebanyak 5 responden (9,62%). Kesimpulan : dari hasil penelitian didapatkan bahwa pengetahuan tentang metode kontrasepsi vasektomi pada pria usia 35-40 tahun di desa babadan kecamatan karangdowo kabupaten klaten paling banyak terdapat pada kategori cukup, yaitu sebanyak 40 responden (76,92%). Kata kunci : pengetahuan, kontrasepsi, vasektomi Kepustakaan : 16 buku (tahun 2004 s/d 2011)
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
MOTTO
Ø Setiap pekerjaan dapat diselesaikan dengan mudah bila dikerjakan tanpa keengganan (Penulis) Ø Jangan tunda sampai besuk apa yang bisa engkau kerjakan hari ini (Penulis) Ø Akal dan belajar itu seperti jiwa dan raga, tanpa raga jiwa hanyalah hampa, tanpa jiwa raga adalah kerangka tanpa makna (Kahlil Gibran) Ø Sesungguhnya setiap kesulitan itu pasti disertai dengan kemudahan (QS. Al-insyiroh : 6) Ø Kegagalan hanya terjadi bila kita menuerah (Leesing) Ø Perjalanan seribu batu bermula dari satu langkah (Lao Tze)
PERSEMBAHAN Dengan segala rendah hati, karya tulis ilmiah ini penulis persembahkan untuk : 1. Ayah dan Bunda tercinta terimakasih atas doa dan cinta kasihnya selama ini. 2. Kedua adikku tersayang yang selalu memberi support setiap langkahku. 3. Seseorang
yang
selalu
memberiku
semangat. 4. Teman-teman kos anugrah terkasih. 5. Teman-teman seperjuangan di KH 6. Almamater tercinta
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
CURICULUM VITAE
BIODATA Nama
: Ambar Kusuma Wati
Tempat / Tanggal Lahir
: Klaten / 02 April 1991
Agama
: Islam
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Babadan, RT 03/02, Karangdowo, Klaten
RIWAYAT PENDIDIKAN 1. SD N 01 Babadan Karangdowo Klaten
LULUS TAHUN 2003
2. SMP N 01 Karangdowo Klaten
LULUS TAHUN 2006
3. SMA N 01 Karanganom Klaten
LULUS TAHUN 2009
4. Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Angkatan 2009/2010
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ...............................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iii KATA PENGANTAR .............................................................................
iv
ABSTRAK ..............................................................................................
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN............................................................. vii CURIKULUM VITAE ............................................................................. viii DAFTAR ISI ...........................................................................................
ix
DAFTAR TABEL ................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xiv BAB
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ................................................................. 1 B. Perumusan Masalah ......................................................... 3 C. Tujuan Penelitian ............................................................. 4 D. Manfaat Penelitian ........................................................... 4 E. Keaslian penelitian .......................................................... 5 F. Sistematika Penulisan ...................................................... 6
BAB
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Teori dari Masalah yang Diteliti ...................................... 8 1. Pengetahuan ................................................................ 8
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
2. Keluarga Berencana ..................................................... 12 3. Kontrasepsi .................................................................. 12 4. Macam Metode Kontrasepsi ......................................... 14 5. Macam metode kontrasepsi pada pria ........................... 14 6. Metode Kontrasepsi Mantap Pada Pria ......................... 15 B. Kerangka Teori ................................................................ 24 C. Kerangka Konsep ............................................................ 25 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian ....................................... 26 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................... 26 C. Populasi, Sampel, dan Tehnik Pengambilan Sampel ......... 27 D. Instrument Penelitian ...................................................... 29 E. Tehnik Pengumpulan Data ............................................... 32 F. Variabel Penelitian ........................................................... 33 G. Definisi Operasional ....................................................... 33 H. Metode Pengolahan dan Analisa Data .............................. 34 I. Etika Penelitian ................................................................ 35 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum ............................................................. 37 B. Hasil Penelitian................................................................. 38 C. Pembahasan...................................................................... 39 D. Keterbatasan ..................................................................... 41
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan....................................................................... 43 B. Saran ................................................................................ 43 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Kuesioner ................................................................. 32 Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner setelah Uji Validitas .................................. 32 Tabel 3.2 Definisi Operasional.................................................................. 33 Tabel 4.1 Mean dan Estándar Deviasi ...................................................... 38 Tabel 4.2 Tingkat Pengetahuan Tentang Metode Kontrasepsi Vasektomi Pada Pria Usia 35 – 40 tahun .................................................... 39
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Kerangka Teori ..................................................................... 24 Gambar 2.2 Kerangka Konsep .................................................................. 25
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Jadwal Penelitian
Lampiran 2.
Permohonan Ijin Pengambilan Data Awal
Lampiran 3.
Surat Balasan Ijin Pengambilan Data Awal
Lampiran 4.
Surat Permohonan Uji Validitas
Lampiran 5.
Surat Balasan Validitas
Lampiran 6.
Surat Ijin Penggunaan Lahan Penelitian
Lampiran 7.
Surat Balasan Penggunaan Lahan Penelitian
Lampiran 8.
Surat Permohonan Responden
Lampiran 9.
Informed Consent
Lampiran 10. Kuesioner Penelitian Lampiran 11. Data Tabulasi Kuesioner Lampiran 12. Hasil Uji Validitas Lampiran 13. Hasil Uji Reliabilitas Lampiran 14. Mean dan Standar Deviasi Lampiran 15. Data Hasil Penelitian Tentang Metode Kontrasepsi Vasektomi Lampiran 16. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Pertumbuhan penduduk yang sangat pesat terjadi di negara Asia, Amerika Latin dan Afrika yang merupakan negara miskin. Banyak masalah yang dihadapi sebagai dampak pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali, antara lain semakin meningkatnya kemiskinan yang akan berdampak pada masalah kesehatan. Manusia sadar akan bahaya pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali, sehingga gagasan pelaksanaan keluarga berencana telah dipikirkan (Manuaba, 2010). Jumlah penduduk dunia mencapai tujuh miliar hingga akhir tahun 2011. Negara Indonesia berada di urutan ke-4 penduduk terbanyak di dunia setelah Cina, India dan Amerika. Sensus Penduduk Indonesia 2010 menunjukkan jumlah penduduk Indonesia 237.641.326 jiwa. Untuk mengatasi terjadinya ledakan penduduk tersebut maka pemerintah mencanangkan program keluarga berencana (KB) sejak tahun 1957 (BKKBN, 2011). Partisipasi pria dalam KB merupakan manifestasi kesetaraan gender. Ketidaksetaraan gender dalam bidang KB dan Kesehatan Reproduksi sangat berpengaruh pada keberhasilan program. KB yang bisa digunakan oleh pria antara lain : kondom, vasektomi dan koitus interuptus. Salah satu metode KB yang diperuntukkan laki-laki adalah vasektomi atau MOP (Metode Operatif Pria). Vasektomi telah dikenal kurang lebih 100 tahun yang lalu dan merupakan jenis kontrasepsi yang dianggap efektif untuk menghentikan kesuburan pada laki-laki (Murtiningsih, 2010).
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Tengah mencatat saat ini dari 6.486.379 jiwa pasangan usia subur (PUS), 4.994.220 jiwa (76,99%) di antaranya sudah ikut program KB. Namun, untuk peserta KB pria masih sangat sedikit, yaitu sebanyak 56.153 jiwa (1,13%) dari keseluruhan peserta KB, dengan prosentase penggunakan kondom sebanyak 1,18% dan vasektomi sebanyak 1,08% dari seluruh metode kontrasepsi yang ada. Kabupaten Klaten merupakan salah satu wilayah di Jawa Tengah dengan angka pengunaan metode kontrasepsi vasektomi yang masih sedikit. Pada tahun 2011, di Kabupaten Klaten tercatat PUS sebanyak 203.919 jiwa dengan peserta KB aktif sebanyak 164.544 jiwa (80,69%). Peserta KB pria hanya sebanyak 5.608 jiwa (3,41%). Angka penggunaan metode kontrasepsi di Kabupaten Klaten antara lain : suntik 100.535 jiwa (61,1%), implant 19.751 jiwa (12%), pil 13.692 jiwa (8,4%), MOW 13.733 jiwa (8,3%), IUD sebanyak 11.225 jiwa (6,8%), kondom 4.507 jiwa (2,7%), MOP jiwa 1.101 (0,7%). Rendahnya keikut sertaan pria dalam KB, terutama vasektomi disebabkan faktor kultur dan agama, kondisi lingkungan sekitar tempat tinggal dan sikap sebagian besar masyarakat yang menganggap KB adalah urusan perempuan (BKKBN, 2011). Menurut Notoatmodjo (2007), tingkah laku manusia merupakan hasil dari pengetahuan, jika pengetahuan kurang maka dorongan untuk bertingkah lakupun kurang. Pengetahuan pria yang kurang mengenai metode kontrasepsi vasektomi, berpengaruh pada perilaku, yaitu berupa sedikitnya partisipasi pria dalam pemakaian metode kontrasepsi terutama vasektomi.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan penulis pada bulan Desember 2011, di Desa Babadan Kecamatan Karangdowo Kabupaten Klaten diperoleh data bahwa pengguna vasektomi di Kecamatan Karangdowo sebanyak 24 akseptor dan desa Babadan sebanyak 1 orang. Desa babadan terdiri dari 6 Dusun, 6 RW dan 13 RT dengan jumlah penduduk 2113 jiwa. Jumlah PUS sebanyak 280 pasang dengan peserta KB aktif berjumlah 250 orang. Jumlah penduduk pria yang berusia 35 – 40 tahun berjumlah 262 jiwa. Berdasarkan data yang diperoleh, hanya sedikit pria yang berpartisipasi aktif dalam KB, yaitu 12 orang menggunakan KB kondom dan 1 orang menggunakan metode kontrasepsi vasektomi. Penulis telah melakukan studi pendahuluan dengan cara memberi sedikit pertanyaan yang berhubungan dengan metode kontrasepsi vasektomi kepada 10 orang pria yang berusia 3540 tahun. Dari 10 orang tersebut 3 orang mempunyai pengetahuan baik dan 7 orang mempunyai pengetahuan kurang tentang vasektomi. Setelah dilakukan studi pendahuluan, penulis tertarik untuk mengkaji lebih jauh tingkat pengetahuan tentang metode kontrasepsi vasektomi pada pria usia 35-40 tahun di Desa Babadan Kecamatan Karangdowo Kabupaten Klaten.
B. PERUMUSAN MASALAH “Bagaimana tingkat pengetahuan tentang metode kontrasepsi vasektomi pada pria usia 35-40 tahun di Desa Babadan Kecamatan Karangdowo Kabupaten Klaten ?”
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
C. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan umum Untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang metode kontrasepsi vasektomi pada pria usia 35-40 tahun di Desa Babadan Kecamatan Karangdowo Kabupaten Klaten. 2. Tujuan khusus a. Untuk mengetahui pengetahuan tentang metode kontrasepsi vasektomi pada pria di Desa Babadan Kecamatan Karangdowo Kabupaten Klaten dalam tingkat baik. b. Untuk mengetahui pengetahuan tentang metode kontrasepsi vasektomi pada pria di Desa Babadan Kecamatan Karangdowo Kabupaten Klaten dalam tingkat cukup. c. Untuk mengetahui pengetahuan tentang metode kontrasepsi vasektomi pada pria di Desa Babadan Kecamatan Karangdowo Kabupaten Klaten dalam tingkat kurang.
D. MANFAAT PENELITIAN 1. Bagi peneliti Untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dari perkuliahan dan pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian. 2. Bagi institusi a. Bagi Masyarakat di daerah penelitian Dapat meningkatkan pengetahuan dan partisipasi pria dalam program KB terutama vasektomi.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
b. Bagi Pendidikan Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain untuk mengadakan penelitian lebih lanjut tentang metode kontrasepsi vasektomi.
E. KEASLIAN PENELITIAN Penelitian lain yang sejenis dan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan adalah : Penelitian Erna Tri Murni (2004) dengan judul faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya partisipasi pria dalam memakai kontrasepsi pria di Kelurahan Wirosari Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobogan. Penelitian ini menggunakan survey diskriptif, tehnik pengambilan sampel dengan menggunakan rumus besar sampel (proporsi) dalam populasi yang besar dengan menggunakan pendekatan cross sectional yang dilakukan pada 97 responden suami PUS. Dengan hasil faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya partisipasi pria dalam memakai kontrasepsi pria di Kelurahan Wirosari Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobogan adalah pengetahuan, persepsi, keluarga, informasi. Perbedaan antara keaslian dengan penelitian ini antara lain terletak pada judul penelitian, subjek penelitian, lokasi penelitian, waktu penelitian, kriteria sampel dan uji statistik yang dilakukan.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
F. SISTEMATIKA PENULISAN Untuk memberikan gambaran secara singkat tentang penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, secara sistematis dapat diuraikan sebagai berikut : BAB I
PENDAHULUAN Merupakan gambaran tentang isi karya tulis ilmiah secara keseluruhan. Berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini berisi tentang teori dari masalah yang diteliti, antara lain : pengetahuan, keluarga berencana, kontrasepsi, macam metode kontrasepsi, macam metode kontrasepsi pada pria, metode kontrasepsi mantap pada pria, kerangka teori, dan kerangka konsep penelitian.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN Berisi tentang jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, variabel penelitian, definisi operasional, metode pengolahan dan analisa data serta etika penelitian.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini berisi tentang gambaran umum daerah penelitian, hasil penelitian, pembahasan hasil penelitian dan keterbatasan penelitian
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
BAB V
PENUTUP Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. TEORI DARI MASALAH YANG DITELITI 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007). Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah perbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Misalnya ketika seseorang mencicipi masakan yang baru dikenalnya, ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa dan aroma masakan tersebut (Notoatmodjo, 2010). b. Tingkat pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat, yaitu : 1) Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
2) Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar. 3) Aplikasi (Aplication) Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. 4) Analisis (Analysis) Adalah sesuatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen–komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. 5) Sintesis (Synthesis) Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian–bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. 6) Evaluasi (Evaluation) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan menurut Nursalam dan Pariani (2004), antara lain : 1) Usia Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
2) Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap orang lain menuju ke arah suatu cita–cita tertentu. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin mudah menerima informasi sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. 3) Pekerjaan Pekerjaan adalah sesuatu yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupan dan kehidupan keluargannya. 4) Sosial Ekonomi Sosial ekonomi adalah tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhannya. 5) Informasi Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya TV, radio atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang. 6) Pengalaman Pengalaman adalah sesuatu yang tidak selalu berwujud suatu hal, pernah dialami oleh seseorang, bisa berasal dari mendengar atau melihat.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
d. Sumber Pengetahuan Menurut Nursalam (2003), sumber pengetahuan manusia antara lain : 1) Tradisi Tradisi adalah suatu dasar pengetahuan di mana setiap orang tidak dianjurkan untuk memulai mencoba memecahkan masalah, sehingga validitas, manfaat dan kebenarannya tidak pernah dicoba/diteliti. 2) Autoritas Cara ini dapat berupa pemimpin-pimpinan masyarakat baik formal atau informal, ahli agama, pemegang pemerintah dan berbagai prinsip orang lain yang menerima mempunyai yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa menguji terlebih dahulu atau membuktikan kebenarannya baik berdasarkan fakta empiris maupun penalaran sendiri. 3) Pengalaman Seseorang Kita semua memecahkan suatu permasalahan berdasarkan obsesi dan pengalaman sebelumnya. Ini merupakan pendekatan yang penting dan bermanfaat. Kemampuan untuk menyimpulkan, mengetahui aturan dan membuat prediksi berdasarkan observasi adalah penting bagi pola penalaran manusia. 4) Trial dan Error Kadang-kadang kita menyelesaikan suatu permasalahan keberhasilan kita dalam menggunakan alternatif pemecahan melalui coba dan salah. Meskipun pendekatan ini untuk beberapa masalah lebih praktis tetapi sering tidak efisien.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
5) Alasan yang Logis Kita sering memecahkan suatu masalah berdasarkan proses pemikiran yang logis. 6) Metode Ilmiah Pendekatan ilmiah adalah pendekatan yang paling tepat untuk mencari suatu kebenaran karena didasari pada pengetahuan yang terstruktur
dan
sistematis
serta
dalam
mengumpulkan
dan
menganalisa datanya didasarkan pada prinsip validitas dan reliabilitas. 2. Keluarga Berencana Program keluarga berencana adalah bagian yang terpadu (integral) dalam program pembangunan nasional dan bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan ekonomi, spiritual dan sosial budaya penduduk Indonesia agar dapat dicapai keseimbangan yang baik dan sejahtera. Sedangkam sasaran program KB yaitu Pasangan Usia Subur sebagai sasaran langsung, pelaksana dan pengelola program KB sebagai sasaran tidak langsung (Handayani, 2010). 3. Kontrasepsi Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti mencegah atau melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Tujuan penggunaan alat kontrasepsi adalah untuk menunda kehamilan atau kesuburan, mengatur kesuburan atau kehamilan, dan untuk mengakhiri kesuburan supaya tidak hamil lagi. Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu metode kontrasepsi yang baik, menurut Hartanto (2004) adalah : a. Aman dan tidak berbahaya b. Dapat diandalkan c. Sederhana, sedapat-dapatnya tidak usah dikerjakan oleh seorang dokter. d. Murah e. Dapat diterima oleh orang banyak f. Pemakaian jangka lama Menurut varney, kriebs, carolyn (2006), faktor-faktor yang mempengaruhi dalam memilih metode kontrasepsi antara lain : a. Faktor sosial budaya b. Faktor pekerjaan dan ekonomi c. Faktor keagamaan d. Faktor hukum e. Faktor fisik f. Faktor hubungan g. Faktor psikologi h. Status kesehatan saat ini dan riwayat genetik
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
4. Macam metode kontrasepsi Menurut Hartanto (2004), macam-macam metode kontrasepsi antara lain adalah : a. Metode sederhana 1) Tanpa alat a) KB Alamiah : metode kalender, metode suhu badan basal, metode lendir serviks, metode simpto termal. b) Coitus interuptus 2) Dengan alat a) Mekanis : kondom pria, diafragma, kap serviks, spons, kondom wanita. b) Kimiawi : spermisid. b. Metode modern 1) Kontrasepsi hormonal : per-oral, injeksi, sub-kutis 2) Intra uterine devices : IUD / AKDR 3) Kotrasepsi mantap pada wanita 4) Kontrasepsi mantap pada pria 5. Macam metode kontrasepsi pada pria Menurut Hartanto (2004), terdapat bermacam-macam metode kontrasepsi, dengan alat maupun tanpa alat (alami) pada pria. Metode tanpa alat (alami) antara lain : a. Koitus interuptus, yaitu senggama diakhiri sebelum terjadi ejakulasi intravagina dan ejakulasi dilakukan jauh dari genetalia eksterna wanita.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
b. Pantang berkala, yaitu tidak melakukan hubungan seksual pada saat ovulasi, dengan menentukam waktu ovulasi dari data haid yang dicatat selama 6-12 bulan terakhir. Metode kontrasepsi dengan menggunakan alat, antara lain : a. Kondom, merupakan selubung karet yang dapat terbuat dari bahan lateks (karet), plastik (vinil), atau bahan alami (produksi hewani) yang dipasang pada penis saat hubungan seksual. b. Vasektomi, adalah oklusi vas deverens
sehingga menghambat
perjalanan spermatozoa dan tidak di dapatkan di dalam semen. 6. Metode Kontrasepsi Mantap Pada Pria (Vasektomi) a. Pengertian Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vasa deferensia sehingga alur transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi tidak terjadi (Saifuddin, 2006). Kontrasepsi mantap pria atau vasektomi merupakan suatu metode kontrasepsi operatif minor pada pria yang sangat aman, sederhana dan sangat efektif, memakan waktu operasi yang singkat dan tidak memerlukan anestesi umum (Handayani, 2010). Menurut
Saifuddin
(2006),
hal-hal
yang
menyebabkan
kontrasepsi mantap pria kurang mendapat minat yaitu : 1) Tersedianya metode kontrasepsi yang lain. 2) Prosedur-prosedur baru yang membuat kotrasepsi mantap wanita lebih aman dan lebih mudah dikerjakan.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
3) Minat yang kurang dari petugas KB, yang umumnya terlatih dalam bidang kesehatan ibu dan anak. 4) Angka perceraiaan yang meningkat. b. Keuntungan kontrasepsi mantap pria Keuntungan dari kontrasepsi mantap pria menurut Handayani (2010), adalah : 1) Efektif 2) Aman, morbiditas rendah dan hampir tidak ada mortalitas. 3) Sederhana 4) Cepat, hanya memerlukan waktu 5-10 menit. 5) Menyenangkan bagi akseptor karena memerlukan anestesi lokal saja. 6) Biaya rendah 7) Secara kultural sangat dianjurkan di Negara-negara dimana wanita merasa malu untuk ditangani oleh dokter pria atau kurang tersedia dokter wanita. c. Kerugian kontrasepsi mantap pria Kerugian dari kontrasepsi mantap pria menurut Hartanto (2004), adalah : 1) Diperlukan suatu tindakan operatif 2) Kadang-kadang menyebabkan komplikasi seperti perdarahan atau infeksi. 3) Kontrasepsi mantap pria belum memberikan perlindungan total sampai semua spermatozoa, yang sudah ada di dalam system reproduksi distal dari tempat oklusi vas deferens dikeluarkan.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
4) Problem psikologis yang berhubungan dengan perilaku seksual mungkin
bertambah
parah
setelah
tindakan
operatif
yang
menyangkut system reproduksi pria. d. Syarat melakukan vasektomi Menurut Handayani (2010), syarat untuk melakukan vasektomi antara lain : 1) Syarat sukarela Klien benar-benar bersedia memakai kontrasepsi mantap secara sukarela, tidak ada paksaan dan klien telah mengetahui semua yang berhubungan dengan kontrasepsi mantap. 2) Syarat bahagia a) Perkawinan syah dan harmonis b) Memiliki anak hidup 2 orang, umur anak terkecil > 2 tahun, keadaan fisik dan mental anak sehat. c) Mendapat persetujuan istri d) Umur istri 25-45 3) Syarat sehat Syarat kesehatan dilakukan melalui pemeriksaan pra-bedah oleh dokter. e. Indikasi dan kontra indikasi Indikasi dan kontra indikasi dari kontrasepsi mantap pria adalah sebagai berikut : 1) Indikasi kontrasepsi mantap pria adalah menghentikan fertilisasi dimana fungsi reproduksi merupakan ancaman atau gangguan
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
terhadap kesehatan pria dan pasangannya serta melemahkan ketahanan dan kualitas keluarga (Saifuddin, 2006). 2) kontraindikasi kontrasepsi mantap pria menurut Hartanto (2004), adalah : a) Infeksi kulit local, misalnya scabies. b) Infeksi traktus genetalia c) Kelainan skrotum atau sekitarnya (varicocele,hydrocele besar, filariasis, hernia inguinalis, orchiopexy, luka parut bekas operasi hernia, skrotum yang sangat tebal). d) Penyakit
sistemik
(penyakit-penyakit
perdarahan,
diabetes
mellitus, penyakit jantung koroner yang baru). e) Riwayat perkawinan, psikologi atau seksual yang tidak stabil. f. Prosedur Vasektomi dapat dilakukan di fasilitas kesehatan umum yang mempunyai ruang tindakan untuk bedah minor. Ruang yang dipilih sebaiknya tidak dibagian yang sibuk/banyak orang yang lalu lalang (Saifuddin, 2006). Menurut Saifuddin (2006), teknik vasektomi terdiri dari : 1) Teknik vasektomi standar a) Celana dibuka dan baringkan pasien dalam posisi terlentang. b) Daerah kulit skrotum, penis, supra pubis, dan bagian dalam pangkal paha kiri kanan dibersihkan dengan cairan seperti larutan iodofor (betadine) 75 % atau larutan klorheksidin (hibiscrub) 4%.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
c) Tutup daerah yang telah dibersihkan dengan kain steril berlubang, skrotum ditonjolkan keluar. d) Tepat di lenia mediana di atas vas deferens, kulit skrotum diberi anestesi local (prokain atau novokain atau xilokain 1%) 0,5 ml sampai daerah distal serta proksimal vas deferens masing-masing 0,5 ml. e) Kulit skrotum diiris longitudinal 1 – 2 cm, tepat di atas vas deferens yang telah ditonjolkan ke permukaan kulit. f) Setelah kulit dibuka vas deferens dipegang dengan klem, sampai tampak vas deferens mengkilat seperti mutiara. Kemudian fasia disayat longitudinal sepanjang 0,5 cm. Usahakan tepi sayatan rata hingga memudahkan penjahitan kembali. Setelah fasia vas deferens dibuka terlihatlah vas deferens yang berwarna putih mengkilat seperti mutiara. Selanjutnya vas deferens dan fasianya dibebaskan dengan gunting halus berujung runcing. g) Menjepit vas deferens pada dua tempat dengan jarak 1-2 cm dan diikat dengan benang kedua ujungnya. Tarik benang yang mengikat kedua ujung untuk mengetahui apakah ada perdarahan yang tersembunyi. h) Potong diantara dua ikatan sepanjang 1 cm gunakan benang sutra nomor 00, 0, atau 1 untuk mengikat vas deferens. i) Untuk mencegah rekanalisasi spontan yang dianjurkan adalah dengan melakukan interposisi fasia vas deferens, yaitu menjahit kembali fasia yang terluka sedemikian rupa, vas deferens bagian
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
distal dibenamkan dalam fasia dan vas deferens bagian proksimal terletak diluar fasia. j) Tindakan dilakukan pada vas deferens kanan dan kiri. Setelah selesai kulit ditutup dengan 1-2 jahitan plain catgut no. 000 kemudian rawat luka operasi sebagaimana mestinya, tutup dengan kasa steril dan di plester. 2) Teknik vasektomi tanpa pisau a) Celana dibuka dan baringkan pasien dalam posisi terlentang. b) Rambut di daerah skrotum dicukur. c) Penis di plester ke dinding perut d) Daerah kulit skrotum, penis, supra pubis, dan bagian dalam pangkal paha kiri kanan dibersihkan dengan larutan iodofor (betadine) 75 % atau larutan klorheksidin (hibiscrub) 4%. e) Tutup daerah yang telah dibersihkan tersebut dengan kain steril berlubang pada tempat skrotum ditonjolkan keluar. f) Tepat di lenia mediana di atas vas deferens, kulit skrotum diberi anestesi lokal (prokain atau novokain atau xilokain 1%) 0,5 ml lalu jarum diteruskan masuk sejajar vas deferens kearah distal kemudian dideponir lagi masing-masing 3-4 ml, pada daerah kanan dan kiri. g) Vas deferens dengan kulit skrotum yang ditegangkan difiksasi di dalam lingkaran klem fiksasi pada garis tengah skrotum, lalu klem direbahkan kebawah sehingga vas deferens mengarah ke bawah kulit.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
h) Kemudian tusuk pada bagian yang paling menonjol dari vas deferens, tepat di sebelah distal lingkaran klem dengan sebelah ujung klem diseksi dengan membentuk sudut ±45º. i) Renggangkan ujung-ujung klem pelan-pelan. Semua lapisan jaringan dari kulit sampai dinding vas deferens akan dapat dipisahkan dalam satu gerakan. Setelah itu dinding vas deferens yang telah telanjang telah terlihat. j) Dengan ujung klem diseksi menghada ke bawah, tusukkan salah satu ujung klem ke dinding vas deferens dan ujung klem diputar menurut arah jarum jam, sehingga ujung klem menghadap ke atas. Ujung klem pelan-pelan dirapatkan dan pegang dinding anterior
vas deferens. Lepaskan klem fiksasi dari kulit dan
pindahkan untuk memegang vas deferens yang telah terbuka. Pegang dan fiksasi vas deferens yang sudah telanjang dengan klem fiksasi lalu lepaskan klem diseksi. k) Pada tempat vas deferens yang melengkung, jaringan sekitarnya dipisahkan pelan-pelan ke bawah dengan klem diseksi. Kalau lubang sudah cukup luas, klem diseksi di masukkan ke lubang tersebut. Kemudian buka ujung-ujung klem plan-pelan parallel dengan arah vas deferens yang di ikat. l) Diantara dua ligasi kira-kira 1-1,5 cm vas deferens dipotong dan diangkat. Benang pada putung distal sementara tidak dipotong. Kontrol perdarahan dan kembalikan putung-putung vas deferens dalam skrotum.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
m) Tarik pelan-pelan pada putung yang distal. Pegang secara halus pada fasia vas deferens dengan klem diseksi dan tutup lubang fasia dengan mengikat sedemikian rupa sehingga putung bagian epididimis tertutup dan puntung distal ada di luar fasia. n) Lakukan tindakan untuk kedua bagian vas deferens, melalui luka yang di garis tengah yang sama. Kalau tidak ada perdarahan, luka kulit tidak perlu dijahit hanya diaproksimasikan dengan band aid. Menurut Saifuddin (2006), vasektomi dianggap gagal apabila : 1) Pada analisis sperma setelah 3 bulan pasca vasektomi atau setelah 15-20 kali ejakulasi masih dijumpai spermatozoa. 2) Dijumpai sperma setelah sebelumnya azoosperma. 3) Istri (pasangan) hamil. g. Perawatan post operasi Menurut Hartanto (2004), perawatan post operasi yang harus dilakukan antara lain : 1) Istirahat 1-2 jam di klinik 2) Menghindari pekerjaan berat selama 2-3 hari 3) Kompres es / dingin pada skrotum 4) Beri analgetik 5) Memakai penunjang skrotum selama 7-8 hari 6) Luka operasi jangan kena air selama 24 jam 7) Senggama dapat dilakukan secepatnya saat pria sudah menghendaki dan tidak terasa mengganggu.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
h. Komplikasi Menurut Hartanto (2004), komplikasi dari vasektomi yang bisa terjadi antara lain : 1) Komplikasi minor : a) ecchymosis (karena pecahnya pembuluh darah kecil subkutan, sehingga terjadi perembesan darah dibawah kulit). b) Pembengkakan c) Rasa sakit dan terasa tidak enak Terapi untuk pembengkakan dan rasa sakit adalah kompres es, analgetik/NSAID, penunjang skrotum. 2) Komplikasi mayor : a) Hematoma (terjadi masa bekuan darah dalam kantong skrotum yang berasal dari pembuluh darah yang pecah), terapi untuk hematoma kecil adalah kompres es dan istirahat beberapa hari, untuk hematoma besar skrotum kembali dibuka, ikat pembuluh darah dan lakukan drainase. b) Infeksi c) Sperm granuloma (bocornya spermatozoa kedalam jaringan sekitarnya), terapi untuk granuloma yang kecil adalah kompres es, istirahat cukup, dan pemberian NSAID, dan untuk granuloma besar harus dilakukan eksisi.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
B. KERANGKA TEORI
Pengeta
K
KB pada
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan : 1. Usia 2. Pendidikan 3. Pekerjaan 4. Sosial ekonomi 5. Informasi 6. Pengalaman
Alat Kontrasepsi Mantap pada Pria (Vasektomi) : 1. Pengertian 2. Keuntungan 3. Kerugian 4. Syarat melakukan vasektomi 5. Indikasi dan kontra indikasi 6. Prosedur 7. Perawatan post operasi 8. Komplikasi yang bisa terjadi
Sumber: Nursalam (2004), Hartanto (2004) dengan modifikasi Gambar 2.1. KerangkaTeori
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
C. KERANGKA KONSEP Baik
Tingkat Pengetahuan Pria Usia 35 – 40 tahun tentang Metode
Cukup
Kurang
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan: 1. Usia 2. Pendidikan 3. Pekerjaan 4. Sosial ekonomi 5. Informasi 6. Pengalaman
Keterangan : = Variabel yang diteliti = Variabel yang tidak diteliti
Sumber: Riwidikdo (2009) Gambar 2.2. Kerangka Konsep
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kuantitatif yaitu suatu bentuk penelitian berdasarkan data yang dikumpulkan selama penelitian, secara sistematis mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat dari obyek yang diteliti dengan pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif (Sugiyono, 2007). Penelitian ini menggunakan pendekatan survey yaitu suatu rancangan yang digunakan untuk mengumpulkan informasi dari pengetahuan, pendapat, perilaku dan nilai (Nursalam, 2011). Dalam penelitian ini mendiskripsikan pengetahuan tentang metode kontrasepsi vasektomi pada pria usia 35 – 40 tahun.
B. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Lokasi dan waktu penelitian adalah rancana tentang tempat dan jadwal yang dilakukan oleh peneliti dalam kegiatan penelitiannya (Hidayat, 2010). Penelitian ini dilaksanakan di Desa Babadan Kecamatan Karangdowo Kabupaten Klaten. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 12 – 27 Mei 2012.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
C. POPULASI, SAMPEL DAN TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL 1. Populasi Menurut Arikunto (2010), populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua pria yang berusia 35 – 40 tahun di desa Babadan Kecamatan Karangdowo Kabupaten Klaten. Populasi pria yang berusia 35-40 tahun sebanyak 262 jiwa. 2. Sampel Menurut Arikunto (2010), sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah pria yang berusia 35 – 40 tahun di desa Babadan Kecamatan Karangdowo Kabupaten Klaten. Apabila subjek penelitian < 100 maka dapat diambil semua, jika populasi > 100 dapat diambil 10 – 15% atau 20 – 25%nya. Dalam penelitian ini, karena jumlah populasi sebanyak 262 orang maka peneliti mengambil sampel dari pria yang berusia 35 – 40 tahun di Desa Babadan sebanyak 20 % yaitu sebanyak 52 orang. Dengan menggunakan perhitungan jumlah sampel menurut Arikunto (2006) : ? ? ??? ? ? ?¯?¯ ?á?‹?‹?‹?‹ ?‹?‹ ?Ž?Ž?Ž Keterangan : n = jumlah sampel N = jumlah populasi
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
3. Teknik pengambilan sampel Teknik penganbilan sampel yang digunakan adalah probability sampling yaitu pengambilan sampel dengan maksud untuk memberikan peluang yang sama dalam pengambilan sampel, dengan jenis Cluster sampling. Peneliti menggunakan jenis ini, karena objek yang diteliti sangat luas dan tidak adanya sampling frame, sehingga mempersulit peneliti dalam pengambilan data. Maka caranya adalah berdasarkan daerah dari populasi yang telah ditetapkan (Hidayat, 2008). Desa babadan terdiri dari 6 RW, kemudian di kluster menjadi 2 RW. Dari hasil kluster dengan cara acak di dapatkan hasil, yang dijadikan sebagai sampel penelitian adalah pria usia 35 – 40 tahun di RW 1 dan 3. Jumlah pria yang berusia 35 – 40 tahun di RW 1 berjumlah 47 orang dan RW 3 berjumlah 39 orang. Maka untuk mendapatkan jumlah sampel yang sesuai digunakan perhitungan sebagai berikut : Untuk RW 1 diambil sampel sebanyak ?á?# ?á?œ ?œ?œ?œ ?œ ?% ?%
Untuk RW 3 diambil sampel sebanyak ?á? ?á? ? ? ? ? ??
Agar karakteristik sampel tidak menyimpang dari populasinya, maka perlu ditentukan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. a. Kriteria inklusi : 1) Pria usia 35 – 40 tahun yang tinggal di desa babadan sekurangkurangnya satu tahun.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
2) Memahami bahasa Indonesia dan dapat membaca. 3) Sehat jasmani dan rohani 4) Sudah menikah b. Kriteria eksklusi 1) Istri meninggal (duda) 2) Tidak bersedia menjadi responden
D. INSTRUMEN PENELITIAN Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan data. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kuisioner. Kuisioner diartikan sabagai daftar pernyataan yang sudah tersusun dengan baik, sudah matang, dimana responden hanya memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda-tanda tertentu (Notoatmodjo, 2010). Kuisioner yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah kuisioner tertutup mengenai pengetahuan pria tentang metode kontrasepsi vasektomi. Responden hanya tinggal memberi tanda chek (vü) saja pada jawaban yang dipilih. Untuk pernyatan favorable (+) jawaban benar diberi nilai 1 dan jawaban salah diberi nilai 0. Untuk pernyataan unfavorable jawaban benar diberi nilai 0 dan jawaban salah diberi nilai 1 (Arikunto, 2010). Untuk mengetahui kuesioner penelitian ini berkualitas, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan karakteristik yang sejenis di luar lokasi penelitian.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
1. Uji validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2010). Rumus korelasi yang digunakan adalah yang dikemukakan oleh person yaitu rumus korelasi product moment dengan angka kasar sebagai berikut
rxy =
N . ΣXY- ΣX.ΣY {N ΣX2 − (ΣX) }{NΣY2 - (ΣY) } 2
2
Keterangan : N = jumlah responden rxy = koefisien korelasi product moment x = skor pertanyaan y = skor total xy = skor pertanyaan dikalikan skor total Instrumen dikatakan valid apabila nilai rhitung>rtabel, yaitu rhitung>0,361 untuk jumlah responden 30 orang. Penghitungan uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS 16 for windows. 2. Uji realibilitas Reliabilitas adalah indikasi yang menunjukkan sejauh mana
pengukuran
individu-individu pada situasi-situasi yang berbeda memberikan hasil yang sama (Arikunto, 2010). Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini dengan cara mencoba instrumen 1 kali saja, analisa data yang digunakan adalah dengan menggunakan rumus Spearman-Brown menggunakan teknik ganjil
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
genap dengan bantuan program komputer SPSS 16 for Windows. Dinyatakan reliabel apabila nilai rkriteria>0,707 (hidayat, 2008). Rumus Spearman-Brown adalah sebagai berikut: 2 x r1 r11 =
1 + r1
2 2
1 1
2 2
Keterangan : r11
= Reliabilitas Instrument r½½
= rxy yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua belahan instrumen. Dalam penilitian ini telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas untuk
mengetahui apakah kuisioner yang digunakan tersebut valid dan reliabel atau tidak. Uji validitas dan reliabilitas dilaksanakan di Desa Karangtalun Kecamatan
Karangdowo
Kabupaten
Klaten,
dengan
menggunakan
responden sebanyak 30 orang. Sesuai dengan teori yaitu jumlah responden dalam uji validitas dan reliabilitas minimal 30 orang (Riwidikdo, 2009). Hasil dari uji validitas dan reliabilitas dengan bantuan program spss 16 for windows dari 40 soal didapatkan 31 soal yang valid dan 9 soal yang tidak valid. 31 soal tersebut dinyatakan reliable karena memenuhi rkriteria>rtable , yaitu 0,911>0,707. Soal yang tidak valid dan reliabel tersebut dihilangkan dari kuesioner. 3. Kisi-kisi kuesioner
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Adapun kisi-kisi kuesioner : Tabel 3.1 Kisi-Kisi Kuesioner Jumlah soal
Pengertian Syarat Manfaat Post operasi Efek Kontra indikasi Tindakan Total soal
9 7 7 6 5 3 3 40
Soal F (21 soal) Soal U (19 soal) Valid Tidak valid Tidak valid valid 2,4,6 1,7 3,5,8,9 10, 15 12 11, 13, 14 16 17, 19 23 18, 20, 21, 22 25, 26, 28 24, 27, 29 31, 32, 34 33 30 35 37 36 38,40 39 16 5 15 4
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner setelah uji validitas
Pengertian Syarat Manfaat Post operasi Efek Kontra indikasi Tindakan Total soal
Jumlah soal 7 5 6 6 4 1 2 31
No. Soal F 1, 3, 5 8, 12 13,15 20, 21, 23 25, 26, 28 29 30, 31 16
No. Soal U 2, 4, 6, 7 9, 10, 11 14, 16, 17,18 19, 22, 24 27 15
E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA Menurut Arikunto (2010), data adalah hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta ataupun angka. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Menurut Riwidikdo (2009), data primer adalah data yang secara langsung diambil dari subjek/objek penelitian oleh peneliti, sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil pendokumentasian. Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari responden, yaitu melalui tanya jawab kuesioner, dengan cara pengisian kuisioner secara langsung oleh
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
responden. Sedangkan data sekunder diperoleh dari dokumentasi kelurahan yang berupa jumlah penduduk, jumlah PUS, dan jumlah pria usia 35-40 tahun di desa Babadan.
F. VARIABEL PENELITIAN Menurut Arikunto (2010), variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam penelitian ini variabel yang diteliti merupakan variabel tunggal, yaitu pengetahuan tentang metode kontrasepsi vasektomi.
G. DEFINISI OPERASIONAL Menurut Setiawan dan Saryono (2010), Definisi operasional dibuat untuk memudahkan pengumpulan data dan membatasi ruang lingkup variabel. Definisi operasional dalam penelitian ini adalah : pengetahuan tentang metode kontrasepsi vasektomi. Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel Definisi Operasional Variasi Pengukuran Skala Pengukuran Pengetahuan Hasil dari tahu setelah a. Baik = ( x ) > mean Ordinal + pria tentang melakukan 1 SD. metode penginderaan b. Cukup = mean – 1 SD kontrasepsi terhadap metode =bx =bmean + 1 SD. vasektomi yang dapat c. Kurang = ( x ) < mean mencegah terjadinya – 1 SD. kehamilan dengan (Riwidikdo, 2009) jalan pemotongan saluran mani pada pria H. METODE PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 1. Langkah-langkah yang digunakan dalam pengolahan data secara manual menurut Notoatmodjo (2010), antara lain :
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
a. Editing (penyuntingan data) Memeriksa hasil data yang diperoleh dan memperjelas pengecekan terhadap data yang telah dikumpulkan. Jika ada data yang tidak lengkap dan tidak mungkin dilakukan wawancara ulang, maka kuesioner tersebut dikeluarkan. b. Coding sheet (membuat lembaran kode) Lembaran kode adalah instrument berupa kolom-kolom untuk merekam data secara manual. c. Data entry (memasukkan data) Mengisi kolom-kolom atau kotak-kotak lembar kode sesuai dengan jawaban masing-masing pertanyaan. d. Tabulating (tabulasi) Kegiatan membuat table-tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian. 2. Analisa data Analisa data yang digunakan dalam pengolahan hasil data ini menggunakan analisa univariat, yaitu menganalisis variabel yang ada secara diskriptif dengan menghitung distribusi dan presentasi dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2007). Selanjutnya hasil untuk mengetahui tingkat pengetahuan pria usia 3540 tahun maka, ditunjukan dengan keterangan sebagai berikut : a. Baik, bila nilai responden yang diperoleh adalah ( x ) > mean + 1 SD. b. Cukup, bila nilai responden yang diperoleh adalah mean – 1 SD =¥x =¥ mean + 1 SD. c. Kurang, bila nilai responden yang diperoleh adalah ( x ) < mean – 1 SD. (Riwidikdo, 2009)
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
I. ETIKA PENELITIAN Menurut Notoatmodjo (2010), etika adalah ilmu atau pengetahuan tentang apa yang dilakukan orang atau pengetahuan tentang adat kebiasaan orang. Masalah etika dalam penelitian yang perlu diperhatikan menurut Hidayat (2008), antara lain : 1. Informed Consent Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuannya adalah supaya subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian. 2. Anonymity (Tanpa Nama) Dalam penelitian, peneliti memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan. 3. Confidentiality (Kerahasiaan) Peneliti memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun
masalah-masalah
lainnya.
Semua
informasi
yang
telah
dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti. Hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan dalam hasil riset.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM Penelitian ini dilakukan di Desa Babadan Kecamatan Karangdowo Kabupaten Klaten. Desa Babadan mempunyai luas wilayah 131, 0985 ha/m2. Desa babadan terdiri dari 6 dusun, 6 RW dan 13 RT. Batas wilayah Desa Babadan antara lain : sebelah timur berbatasan dengan Desa Tambakboyo, sebelah utara berbatasan dengan Desa Gondangsari, sebelah barat berbatasan dengan Desa Tegalampel dan sebelah selatan berbatasan dengan Desa Demangan. Jarak Desa Babadan menuju Kecamatan ± 6 km dan jarak desa menuju Kabupaten ± 24 km. Desa Babadan tidak memiliki puskesmas pembantu, puskesmas berada di wilayah kecamatan. Desa babadan tidak memiliki PKD dan terdapat 1 bidan desa yang selalu memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat. Jumlah total penduduk Desa Babadan adalah 2113 jiwa. Jumlah PUS sebanyak 280 orang dengan peserta KB aktif berjumlah 250 orang. Mayoritas penduduk berpendidikan SD, bermata pencaharian sebagai petani. Jumlah pria usia subur 366 jiwa dan jumlah penduduk pria usia 35-40 tahun sejumlah 262 jiwa, yang dijadikan sampel penelitian sebanyak 52 orang.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
B. HASIL PENELITIAN Setelah dilakukan analisa data terhadap tingkat pengetahuan tentang metode kontrasepsi vasektomi pada pria usia 35 – 40 tahun dengan jumlah sampel sebanyak 52 responden, mendapatkan hasil mean 18,31 dan standart deviasi 4,93. Tabel 4.1 Mean dan Standar Deviasi Variable pengetahuan tentang
pria
Mean
Standar deviasi
18,31
4,93
metode
kontrasepsi vasektomi. Sumber : data primer (2012) Untuk
mengetahui
tingkat
pengetahuan
responden,
maka
digunakan
perhitungan sebagai berikut : d. Baik
: bila nilai responden yang diperoleh adalah ( x ) > mean + 1 SD. (x) > 18,31 + 1 x 4,93 (x) > 23,24
e. Cukup
: bila nilai responden yang diperoleh adalah mean – 1 SD =Nx =N mean + 1 SD. 18,31 – 1 x 4,93 =·(x) =·18,31 + 1 x 4,93 13,38 =D(x) =D23,24
f. Kurang : bila nilai responden yang diperoleh adalah ( x ) < mean – 1 SD. (x) < 18,31 – 1 x 4,93 (x) < 13,38
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Sehingga didapat hasil tingkat pengetahuan tentang metode kontrasepsi vasektomi pada pria usia 35 – 40 tahun dalam tabel dibawah ini : Tabel 4.2 Tingkat Pengetahuan Tentang Metode Kontrasepsi Vasektomi Pada Pria Usia 35 – 40 tahun No.
Pengatahuan
Frekuensi
Prosentase
1.
Baik
7
13,46 %
2.
Cukup
40
76,92 %
3.
Kurang
5
9,62 %
52
100 %
Jumlah Sumber : data primer (2012)
Berdasarkan tabel diatas, Tingkat Pengetahuan Tentang Metode Kontrasepsi Vasektomi Pada Pria Usia 35-40 tahun adalah baik sebanyak 7 responden (13,46%), cukup sebanyak 40 responden (76,92%) dan kurang sebanyak 5 responden (9,62%).
C. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 52 responden, menunjukan hasil, tingkat pengetahuan pria usia 35–40 tahun tentang metode kontrasepsi vasektomi dengan kategori baik sebanyak 7 responden (13,46%), kategori cukup sebanyak 40 responden (76,92%) dan kategori kurang sebanyak 5 responden (9,62%). Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini setelah orang
melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Tingkah laku manusia merupakan hasil dari pengetahuan. Jika pengetahuan baik, maka seseorang akan bertingkah laku lebih baik dan langgeng. Dari hasil pengetahuan baik yang diperoleh dari 7 responden (13,46%) dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, 5 responden tersebut berpendidikan terakhir SMA dan 2 responden berpendidikan terakhir Perguruan Tinggi. Tingkat pendidikan yang tinggi akan berpengaruh pada penerimaan hal-hal baru
dan
dapat
menyesuaikan
diri
dengan
hal
baru
tersebut
(Notoatmodjo,2007). Dari pengetahuan cukup pada 40 responden (76,92%), sebagian besar penduduk berpendidikan terakhir SD, SMP dan SMA. Selain itu, juga dipengaruhi oleh informasi dan pengalaman yang dialami responden. Meski telah mendapat informasi dan mempunyai pengetahuan yang cukup tentang metode kontrasepsi vasektomi sebagian besar penduduk menganggap bahwa masalah kontrasepsi hanyalah untuk perempuan. Sedangkan pengetahuan kurang pada 5 responden (9,62%), disebabkan karena 3 responden tersebut tidak tamat sekolah dan 2 responden berpendidikan terakhir SD. Menurut Notoatmodjo (2007), pendidikan merupakan upaya berperilaku dengan cara himbauan, ajakan, memberikan informasi dan memberikan kesadaran pada sekelompok orang. Proses pendidikan mencakup pengembangan pengetahuan, sikap dan tindakan.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Sehingga semakin tinggi tingkat pendidikan semakin tinggi pula pengetahuan yang dimiliki. Menurut Nursalam dan Pariani (2004), faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan yaitu usia, pendidikan, pekerjaan, sosial ekonomi, informasi dan pengalaman. Semakin tua seseorang kematangan berpikir akan semakin matang. Dalam penelitian ini peneliti mengambil responden pada usia 35-40 tahun, sehingga usia tidak begitu berpengaruh pada hasil penelitian. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin mudah menerima informasi sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa (Wordpress, 2009). Menurut Nursalam dan Pariani (2004) Seseorang yang mempunyai pekerjaan akan mempunyai lebih banyak informasi dan pengalaman. Dengan adanya pekerjaan seseorang mempunyai banyak waktu untuk mendapat informasi yang diperoleh baik dari media maupun dari temannya, sehingga informasi yang diperoleh semakin banyak dan pengetahuan yang dimiliki lebih tinggi. Apabila status sosial ekonomi baik, tingkat pendidikan akan tinggi diiringi dengan tingkat pengetahuannya. Status ekonomi seseorang juga menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang (Wordpress, 2009).
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Informasi dan pengalaman, informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek sehingga menghasilkan perubahan pengetahuan. Informasi dapat diperoleh melalui media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan lain-lain. Adanya informasi dan pengalaman baru mengenai suatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan (Wordpress, 2009). Vasektomi adalah prosedur
klinik untuk
menghentikan kapasitas
reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vasa deferensia sehingga alur transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi tidak terjadi. Tujuan dari kontrasepsi vasektomi adalah untuk mengakhiri kesuburan. Keuntungan dari vasektomi antara lain efektif, aman, morbiditas rendah, sederhana, cepat dan biaya rendah (Saifuddin, 2006). Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa tingkat pengetahuan tentang metode kontrasepsi vasektomi pada pria di desa babadan kecamatan karangdowo kabupaten klaten yang paling banyak adalah kategori cukup yaitu sebanyak 40 responden (76,92%), sedangkan pengguna metode kontrasepsi vasektomi hanya 1 orang saja. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Erna Tri Murni (2004), selain persepsi, keluarga dan informasi yang berpengaruh pada tingkah laku penggunaan kontrasepsi vasektomi adalah pengetahuan. Pengetahuan tentang metode kontrasepsi vasektomi juga berpengaruh pada penggunaan metode tersebut. Pengetahuan tentang metode kontrasepsi vasektomi pada pria perlu ditingkatkan karena dengan mengetahui tentang kontrasepsi vasektomi pria
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
dapat lebih berpartisipasi dalam program KB, sehingga dapat meningkatkan cakupan KB vasektomi.
D. KETERBATASAN 1. Kendala penelitian Kendala dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan responden pria yang berusia 35-40 tahun peneliti harus mendatangi dari rumah ke rumah, sehingga waktu yang dibutuhkan lebih lama. Karena data sekunder yang didapat dari kelurahan hanya mencantumkan jumlah pria usia 35-40 tahun saja. 2. Kelemahan / keterbatasan selama proses penelitian a. Variabel pada penelitian ini merupakan variabel tunggal, sehingga penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan saja. b. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup, sehingga responden hanya bisa menjawab ya atau tidak saja dan jawaban responden belum bisa mengetahui pengetahuan responden secara mendalam.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tingkat
pengetahuan tentang
metode
kontrasepsi vasektomi pada pria usia 35-40 tahun di desa Babadan Kecamatan Karangdowo Kabupaten Klaten dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Pengetahuan tentang metode kontrasepsi vasektomi pada pria usia 35-40 tahun pada tingkat baik sebanyak 7 responden (13,46%). 2. Pengetahuan tentang metode kontrasepsi vasektomi pada pria usia 35-40 tahun pada tingkat cukup sebanyak 40 responden (76,92%). 3. Pengetahuan tentang metode kontrasepsi vasektomi pada pria usia 35-40 tahun pada tingkat kurang sebanyak 5 responden (9,62%). 4. Pengetahuan tentang metode kontrasepsi vasektomi pada pria usia 35-40 tahun hasil paling banyak terdapat pada tingkat cukup yaitu sebanyak 40 responden (76,92%).
B. SARAN Berdasarkan
simpulan
diatas,
maka
perlu
adanya
upaya
untuk
meningkatkan pelayanan yang lebih baik. Oleh karena itu peneliti menyampaikan saran sebagai berikut : 1. Bagi Tenaga Kesehatan Perlu meningkatkan dalam memberikan penyuluhan terhadap masyarakat tentang KB, khususnya metode kontrasepsi vasektomi pada pria usia subur.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
2. Masyarakat Desa Babadan Kecamatan Karangdowo Kabupaten Klaten Perlu lebih keaktifan dalam mencari informasi mengenai metode kontrasepsi untuk pria, agar dapat lebih berpartisipasi dalam ber-KB yang bisa diperoleh melalui media massa misalnya TV, radio, Koran, penyuluhan di puskesmas dan lain-lain. 3. Bagi Peneliti Lain Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan metode penelitian yang berbeda, variabel yang berbeda, jumlah populasi dan sampel yang lebih banyak, sehingga akan diperoleh hasil yang lebih baik.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer