TINGKAT PENGETAHUAN PRAKTEK SUAMI TENTANG CARA MEMANDIKAN NEONATUS 0-14 HARI DI BPS MURYATI SUNARDI GENDINGSARI TIRTOMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA
KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan Stikes A. Yani Yogyakarta
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
D
S
E K I T
N JE
S
Disusun Oleh : ROSWATI 1311146
PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D-3) STIKES JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA 2015
i
A
T AR
N ARTA A A AK
K OGY A T IY
S . YAN U P A
R ERAL E P ND E
IK T S
J S E
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
S
S
E K I T
D
N JE
A
T AR
N ARTA A A AK
K OGY A T IY
S . YAN U P A
ER
P ST
IK
J S E
D EN
E
L A R
INTISARI TINGKAT PENGETAHUAN PRAKTEK SUAMI TENTANG CARA MEMANDIKAN NEONATUS 0-14 HARI DI BPS MURYATI SUNARDI DENDINGSARI TIRTOMARTANI KALASAN SLEMAN Roswati1, Elvika Fit Ari shanty2, Sujiyatini3 Latar Belakang: Memandikan bayi memiliki tantangan tersendiri bagi para orang tua terutama bagi suami. Tidak sedikit dari mereka yang tidak bisa cara memandikan bayi yang benar sehingga mereka banyak menyerahkan semua urusan memandikan bayi kepada pengasuh bayi atau kepada neneknya. Padahal saat memandikan bayi merupakan saat yang tepat untuk mencurahkan kasih sayang orang tua kepada anaknya. Tujuan: Diketahui tingkat pengetahuan praktek suami tentang cara memandikan neonatus 0-14 hari di BPS Muryati Sunardi Gendingsari Tirtomartani Kalasan Sleman Yogyakarta. Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Tehnik sampel yang digunakan adalah accidental sampling yang berjumlah 20 suami ibu nifas pada bulan juni 2015 di BPS Muryati Sleman Yogyakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Analisis data dengan metode univariat. Hasil: Tingkat pengetahuan praktek suami tentang cara memandikan neonatus 014 hari di BPS Muryati Sleman Yogyakarta yang bisa melakukan praktek memandikan bayi, dari 20 responden terdapat sebanyak 3 responden (15,0%) yang berada di kategori cukup, terdapat 14 responden (70,0%) yang berada dikategori kurang, dan terdapat 3 responden (15,0%) yang berada dikategori kurang. Kesimpulan: Tingkat pengetahuan praktek suami tentang cara memandikan neonatus 0-14 hari di BPS Muryati Sleman Yogyakarta terbanyak pada kategori cukup yang dipengaruhi oleh umur, pendidikan dan pekerjaan.
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
S
E K I T
D
N JE
S
Kata kunci: Suami, Pengetahuan, Memandikan bayi 1 Mahasiswa DIII Kebidanan STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2 Dosen DIII Kebidanan STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
v
A
T AR
ABSTRACT THE OVERVIEW OF HUSBAND’S PRACTICE ABOUT HOW TO BATH THE NEONATES 0-14 DAYS AT BPS MURYATI SUNARDI DENDINGSARI TIRTOMARTANI KALASAN SLEMAN Roswati1, Elvika Fit Ari shanty2, Sujiyatini3 Background: Bathing the baby has its own challenges for parents, especially for husband. Not a little of them who cannot know how to bathing the baby correctly so, many of them handed over all the affairs of bathing the baby to the babysitter or to the grandmother. Besides, bathing baby time is the good moment to pour the parents’ love to their child. Objective: known the overview of husband’s practice about how to bath the neonates 0-14 days at BPS Muryati Sunardi Dendingsari Tirtomartani Kalasan Sleman Method: This research used quantitative descriptive method. Sampling technique used accidental sampling as many 20 postpartum mothers in June 2015 at BPS Muryati Sunardi Dendingsari Tirtomartani Kalasan Sleman. Data collected by questioner. Data analysis used univariat. Result: Husbands’ practice about how to bath the neonates 0-14 days at BPS Muryati Sleman Yogyakarta who can do practice in bathing baby, from 20 respondents there are 3 respondents (15,0%) who are in enough category, there are 14 respondents (70,0%) who are in less category, and there are 3 respondents (15,0%) who are in good category. Conclusion: overview of husband’s practice about how to bath the neonates 0-14 days at BPS Muryati Sleman Yogyakarta the most in enough category which affected by age, education and work.
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
S
E K I T
D
N JE
S
Keywords: Husband, practice, bathing baby 1 Student of DIII Midwifery of STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2 Lecturer of DIII Midwifery of STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
vi
A
T AR
MOTTO
”Hidup adalah perjuangan yang harus di menangkan Rintangan yang harus dihadapi Anugerah yang harus di syukuri
“sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil Kita baru akan yakin jika kita telah berhasil melakukannya Dengan baik dengan hati menjalankannya”
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
S
E K I T
D
N JE
S
vii
A
T AR
HALAMAN PERSEMBAHAN
Alhamdulillah, atas rahmat dan hidayat-Nya saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik. Karya yang sederhana ini saya persembahkan untuk :
1. Saya ingin mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini sampai akhirnya terselesaikan. 2. Saya ingin mengucapkan kepada kedua orang tua saya bapakku tercinta Abdul Gani Jamaludin dan ibuku tercinta ST. Jainab Abdul Gani yang selalu setiap saat memberikan support, dukungan yang tak terhenti serta doa mereka yang selalu menghantarkan sampai detik ini, sampai terselesaikannya Tugas Karya Ilmiah. Terimakasih tuhan kau kirimkan kedua orang tua yang hebat, yang tak pernah kenal lelah dan kerja keras untuk biaya anaknya dan selalu menyisipkan doa di setiap sehabis shalat. 2. Terimakasih buat kakak-kakak ku Rijaidin, Nurmala, Nurjana, Nurlaila dan Sri Rahmawati yang selalu memberi support, dukungan dan menginggatkan kepada saya segala hal. 3. Buat adekku syafrani terimakasih sudah menjadi adekku dan sekaligus keluargaku satu-satunya di kota rantauan meskipun kita sering berantem. 4. Terimakasih buat Linda Lestari yang sudah meluangkan waktunya untuk mengantarkan dan menemani saya kemana-mana. 5. Buat ibu Elvika Fit Arishanty SST,.M.Kes selaku pembimbing yang sudah membimbing, dan memberikan arahan sampai sekarang. Yang selalu sabar ketika kita konsul belum paham-paham tetapi selalu mengarahkan sampai kita paham. Terimakasih banyak ibu 6. Buat anggota kontrakan ijo terimakasih kalian selalu memberi dukungan, membantu jika ada kesusahan. Kita berjuang bareng teman dan sekaligus kita sudah menjadi keluarga di yogyakarta
N ARTA A A AK
K OGY A T IY
S . YAN U P A
ER
P
L A R
E
D EN
J S E
IK
ST
viii
KATA PENGANTAR Assalammu’alaikum Wr. Wb Puji syukur penulis panjatkan kahadiran Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul: Tingkat Pengetahuan Praktek Suami Tentang Cara Memandikan Neonatus 0-14 Hari Di BPS Muryati Sunardi Gendingsari Tirtomartani Kalasan Sleman. Karya Tulis Ilmiah ini telah dapat diselesaikan, atas bimbingan, arahan, dan bantuan sebagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, dan pada kesempatan ini penulis dengan rendah hati mengucapkan terimakasih dengan setulus-tulisnya kepada: 1. Kuswanto Hardjo, dr.,M.Kes. selaku ketua Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta. 2. Reni Merta Kusuma, M.Keb, selaku Plh.Ka. Ketua Prodi (D-3) Kebidanan Stikes Jen. A.Yani Yogyakarta 3. Muhammad Nofiyanto, M.Kep selaku Ketua LPPM yang memberikan izin untuk pelaksanaan penyusunan Karya Tulis Ilmiah 4. Elvika Fit Ari Shanty, S.ST.,M.Kes selaku pembimbingan yang telah memberikan bimbingan dan motivasi dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah 5. Sujiyatini, M.Keb selaku Penguji yang telah meluangkan waktu untuk menguji Karya Tulis Ilmiah 6. Muryati Sunardi Amd,Keb, selaku tempat penelitian. 7. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan, arahan, doa dan kasih sayang pada penulis 8. Teman-teman mahasiswi Program Studi (D-3) Kebidanan Stikes Jen. A. Yani Yogyakarta 9. Semua pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
S
E K I T
S
D
N JE
Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan kebaikan kepada semuanya, sebagai imbalan atas segala amal kebaikan dan bantuannya. Akhirnya besar harapan penulis semoga usulan penelitian ini berguna baagi kita semua. Wassalammu’alaikum Wr. Wb Yogyakarta,
Agustus 2015
Penulis
ix
A
T AR
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL …………………………………………………… i LEMBAR PERSETUJUAN …………………………………………..... ii LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………. iii PERNYATAAN ........................................................................................ iv INTISARI ................................................................................................... v ABSTRACT ……………………………………………………………… vi HALAMAN MOTTO ................................................................................ vii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. viii KATA PENGANTAR …………………………………………………… ix DAFTAR ISI …………………………………………………………….. x DAFTAR TABEL ……………………………………………………….. xii DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiii DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………….. xiv
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……..……………………………………………. B. Rumusan Masalah ……..………………………………………… C. Tujuan Penelitian ………………………………………………… D. Manfaat Penelitian ……………………………………………….. E. Keaslian Penelitian …………………………………………….....
P AL A R E ER
P
ND E BAB II TINJAUAN S J PUSTAKA E A.IK Tinjauan Teori ………………………………………………….... T S 1. Peran Suami …………………..………………………………
1 8 8 8 9
2. Hipotermi Dalam Konsep Nifas….…………………………… 3. Praktek Memandikan Bayi……………………………………. B. Kerangka Tinjauan Pustaka ……………………………………… C. Kerangka Konsep Penelitian ……………………………………...
11 11 13 16 33 34
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian ………………………………….. B. Lokasi dan Waktu Penelitian……………………………………... C. Populasi dan Sampel Penelitian ………………………………….. D. Variabel Penelitian ……………………………………………….. E. Definisi Operasional ……………………………………………… F. Alat dan Metode Pengumpulan Data ……………………………..
35 35 35 36 37 37
xi
A
T AR
G. H. I. J.
Validitas dan Reliabilitas ………………………………………… Metode Pengolahan dan Analisa Data …………………………… Etika Penelitian …………………………………………………... Pelaksanaan Penelitian ……….…………………………………...
39 42 43 45
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ............................................................................... 48 B. Pembahasan .................................................................................... 53 C. Keterbatasan Penelitian .................................................................. 58 BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan ..................................................................................... 59 B. Saran ............................................................................................... 60 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
S
E K I T
D
N JE
S
xi
A
T AR
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Definisi Operasional………………………………………………….. Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal…………………………………………………………. Tabel 4.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan umur…….... Tabel 4.2 Distribusi frekuensi karakteristik resonden berdasarkan pendidikan….. Tabel 4.3 Distribusi frekuensi karakteristik resonden berdasarkan pekerjaan……. Tabel 4.5 Distribusi frekuensi pengertian memandikan neonatus……………….. Tabel 4.6 Distribusi frekuensi tujuan memandikan neonatus …………………… Tabel 4.7 Distribusi frekuensi langkah-langkah memandikan neonatus…………. Tabel 4.8 Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan praktek suami tentang cara memandikan neonatus 0-14 hari…………………………….................
37 39 49 50 50 51 52 52 53
N ARTA A A AK
K OGY A T IY
S . YAN U P A
ER
P
L A R
E
D EN
J S E
IK
ST
xii
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian………………………………………….. 33 Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian……………………………………….. 34
N ARTA A A AK
K OGY A T IY
S . YAN U P A
ER
P
L A R
E
D EN
J S E
IK
ST
xiii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Lampiran 2. Lampiran 3. Lampiran 4. Lampiran 5. Lampiran 6. Lampiran 7. Lampiran 8. Lampiran 9. Lampiran 10. Lampiran 11. Lampiran 12.
Jadwal Penelitian Surat Izin Studi Pendahuluan Surat uji Validitas Surat ijin Penelitian Surat balasan Penelitian Surat Persetujuan Menjadi Responden Permohonan Menjadi Responden Kuesioner Kunci jawaban Hasil uji validitas Hasil reabilitas Kegiatan bimbingan KTI
N ARTA A A AK
K OGY A T IY
S . YAN U P A
ER
P
L A R
E
D EN
J S E
IK
ST
xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipotermi merupakan salah satu penyebab angka penyebab angka morbiditas dan mortalitas pada neonatal, sekitar 7% bayi baru lahir angka kematian bayi sebesar 118 dari 21,17/1000 kelahiran hidup. Saat ini telah dikembangkan tindakan untuk mencegah hipotermi pada neonatal (bayi) yaitu dengan menunda memandikan bayi sampai suhu tubuh stabil (Dinkes, 2010). Angka kematian bayi berhasil diturunkan secara tajam dari 68 per 1.000
AN
kelahiran hidup pada tahun 1990an menjadi 34 per 1.000 kelahiran hidup.
A YAK K A OG
SDKI mengemukakan bahwa penurunan kematian neonatal berlangsung
T ANI Y S U .Y
lambat yaitu dari 32 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 1990an menjadi 19
P AL A R E ER
per 1.000 kelahiran hidup, dimana 55,8% dari kematian bayi terjadi pada periode neonatal, sekitar 78%-nya terjadi pada umur 0-6 hari (Kemenkes RI,
P
2010).
D
N JE
S Kematian Angkah E K TI
bayi (AKB) di Jawa Tengah tahun 2012, menurut
S Ringkasan Eksekutif Data Informasi Kesehatan Propinsi Jawa Tengah ada 32 AKB per 1.000 kelahiran hidup Kemenkes RI, 2012). Angka kematian bayi (0-11 bulan) pada tahun 2012 di kabupaten sleman sebanyak 69 bayi terdiri dari kematian bayi laki-laki sebanyak 42 bayi, kematian bayi perempuan sebanyak 27 bayi. Kematian tertinggi di Puskesmas Sleman sebanyak 10 bayi, kemudian Puskesmas Minggir sebanyak 6 bayi, Puskesmas Melati 2 sebanyak 7 bayi, dan Puskesmas Prambanan sebanyak 6
1
A
T AR
2
bayi, Puskesmas Gamping 1 Sebanyak 5 bayi dan Puskesmas Melati 1 sebanyak 6 bayi. Dari data persalinan ibu hamil yang ada, sebanyak 13.697 lahir hidup tersebut menunjukkan bahwa kematian kematian bayi baru lahir (neonatal) di Kabupaten Sleman masih sangat tinggi, meskipun secara Nasional kematian bayi di Kabupaten Sleman sebesar 5,04 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2012. Penyebab kematian bayi adalah asfiksia, BBLR dan hipotermi yang disebabkan waktu memandikan bayi (Dinkes, 2013) Kelahiran bayi merupakan suatu hal yang sangat diharapkan bagi calon ibu dan keluarga. Kelahiran bayi tidak lepas dari keharusan seorang ibu untuk
AN
merawat bayi apalagi pada saat bayi baru lahir. Perawatan bayi merupakan hal
A YAK K A OG
yang sangat penting karena banyak bayi yang mengalami kesulitan untuk
T ANI Y S U .Y
mempertahankan suhu tubuhnya, sedangkan perawatan lanjutan meliputi cara
P AL A R E ER
memandikan bayi (Depkes RI, 2004). Masa transisi bayi menuju kehidupan di luar uterus merupakan masa yang penting dalam perkembangan dan
P
D
N JE
kelangsungan hidup bayi. Masa bayi kehidupan pertama bayi tersebut
S
E K I T
merupakan masa neonatal.
S
A
T AR
Adaptasi neonatal (bayi baru lahir) adalah proses penyesuaian
fungsional neonatus dari kehidupan di dalam uterus ke kehidupan di luar uterus. Kemampuan adaptasi fisiologis inilah yang disebut dengan homeostasis. Bila terdapat gangguan adaptasi, maka bayi akan sakit. Bayi yang mengalami gangguan adaptasi dengan lingkungan secara fisiologis dapat menyebabkan permasalahan yang serius bagi bayi apalagi ditambah dengan kurangnya asuhan yang dilakukan pada bayi saat menjalani masa neonatus.
3
Standar asuhan kebidanan yang wajib dilakukan oleh petugas kesehatan pada bayi baru lahir antara lain pemeriksaan fisik bayi, perawatan tali pusat serta imunisasi. Sedangkan asuhan yang diberikan oleh ibu nifas yang tidak kalah pentingnya adalah prosedur memandikan bayi pada masa neonatus (Vivian, 2010) Menurut
Muslihatun, (2010) berdasarkan penelitian
sebelumnya
menunjukkan bahwa 50% kematian bayi terjadi dalam periode neonatal yaitu dalam bulan pertama kehidupan. Kurang baiknya penanganan bayi baru lahir yang sehat akan menyebabkan kelainan-kelainan yang mengakibatkan cacat
AN
seumur hidup, bahkan kematian. Pencegahan merupakan hal terbaik yang
A YAK K A OG
harus dilakukan dalam penanganan neonatal sehingga neonates sebagai
T ANI Y S U .Y
organisme yang harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterine ke
P AL A R E ER
ekstrauterin dapat bertahan dengan baik karena perioede neonatal merupakan periode yang paling kritis dalam fase pertumbuhan dan perkembangan bayi
P
D
N JE
(Winkjosastro, 2006).
S yang Bayi E K TI
tidak dirawat dan diberikan asuhan sesuai prosedur
S memandikan bayi sangat rawan dengan kejadian yang dapat membahayakan kesehatan bayi salah satunya adalah hipotermi. Masalah utama bayi baru lahir pada masa perinatal ternyata dapat menyebabkan kematian, kesakitan dan kecacatan pada bayi. Hal ini merupakan akibat dari kondisi kesehatan ibu yang jelek, perawatan selama kehamilan yang tidak adekuat, penanganan selama persalinan yang tidak tepat dan tidak bersih, serta perawatan neonatal yang tidak adekuat (Kemenkes RI, 2010).
A
T AR
4
Disamping itu infeksi neonatorum adalah infeksi bakteri umum generalisata yang biasanya terjadi pada bulan pertama kehidupan. Yang menyebar keseluruh tubuh bayi baru lahir. Infeksi adalah sindrom yang dikarakteristikan oleh tanda-tanda klinis dan gejala-gejala sinfeksi yang parah yang dapat berkembang ke arah septisemia dan sokseptik (Marylyn E.2009). pada saluran pernafasan juga merupakan salah satu penyebab dari memandikan yang tidak bersih sekitar 11,56% – 49,9% merupakan kematian bayi karena infeksi tersebut. Jika bayi dibasahi dengan air, maka panas yang ada dalam tubuhnya akan terambil sehingga suhu tubuhnya akan turun drastis.
AN
Jika bayi yang baru lahir kehilangan suhu tubuh, darah yang mengalir dalam
A YAK K A OG
tubuh yang berfungsi membawa oksigen keseluruh tubuhnya akan berkurang.
T ANI Y S U .Y
Bukan hanya itu, akibat kekurangan oksigen tersebut maka beberapa sel-sel
P AL A R E ER
tubuh akan mengalami kerusakan, terutama sel-sel di daerah otak yang sensitif (Widowati, dkk, 2013).
P
D
N JE
Apalagi ibu yang pertama kali melahirkan akan merasa kesulitan dalam
S
E K I T
A
T AR
memandikan bayi. Orang tua merasa cemas dan bingung tentang bagaimana
S cara yang tepat dalam memandikan bayi apalagi posisi tali pusat bayi yang belum puput dan masih basah. Menurut Wiknjosastro (2006) tujuan perawatan tali pusat adalah mencegah dan mengidentifikasi perdarahan. Jika terjadi suatu perdarahan dari pembuluh darah tali pusat, dianjurkan untuk memeriksakan keadaan ikatan, dan pasang ikatan klem ke dua dekat ikatan klem pertama. Menurut Muslihatun (2010) pencegahan infeksi pada tali pusat dapat
5
dilakukan dengan menjaganya agar tetap bersih, tidak terkena air kencing ataupun tanah. Pemakaian popok bayi diletakkan disebelah bawah tali pusat. Merawat bayi sehari-hari meruapakan tugas yang harus dikuasai dan mampu dilakukan oleh setiap orang tua. Dukungan emosional dan bantuan dalam ketrampilan merawat, sangat dibutuhkan oleh mereka. Perawatan bayi yang terpenting didalamya mencegah komlikasi akibat perawatan yang kurang baik. Faktor terpenting dalam perawatan setiap hari adalah memandikan bayi dengan tujuan membersihkan kulit tubuh bayi dari sisa lemak tubuh beserta keringat, merangsang peredaran darah dan memberikan rasa segar dan nyaman
AN
(Bobok, 2005).
A YAK K A OG
Upaya tenaga kesehatan dalam melakukan kunjungan rumah (PNC)
T ANI Y S U .Y
untuk memantau keadaan ibu dan bayi guna mengetahui sejauhmana orang tua
P AL A R E ER
mampu melakukan perawatan kepada bayinya terutama perawatan dalam memandikan bayi. Peran tenaga kesehatan dalam hal ini yaitu mengajarkan
P
D
N JE
orang tua tata cara memandikan bayi sehingga orang tua mampu memnadikan
S
E K I T
bayinya sendiri, tampa harus memikirkan kendala seperti takut bayinya jatuh
S karna
A
T AR
licin, hidung bayi kemasukan air, mulut, telinga yang dapat
mengakibatkan aspirasi (Hidayat, 2008). Dalam merawat bayi suami harus dilibatkan seperti pada saat memandikan bayi suami mempunyai peran meliputi mempersiapkan kelengkapan mandi seperti mempersiapkan tempat mandi, mempersiapkan air hangat, sabun dan sampo. Selain dari mempersiapkan kelengkapan mandi suami mempunyai peran atau tugas memandikan bayi. Pada saat memandikan
6
bayi suami dapat membantu istri seperti menyabuni bayi, menuangkan sampo. Aktifitas memandikan bayi bisa menjadi pendekatan ayah dengan bayi. Memandikan bayi merupakan cara yang dapat meningkat kedekatan emosional antara ayah dengan bayi dan membangun kedekatan atau bonding dengan baik, dan memberi kehangatan antara ayah dan bayi (Frances, 2013). Kebanyakan orang tua tidak berani memandikan bayi karena orang tua belum terlatih, rasa kekhawatiran karena bayi masih kecil atau karena belum berpengalaman. Makanya setelah melahirkan, sebaiknyaorang tua belajar pada suster di rumah sakit tentang bagaimana cara memandikan bayi dan minimal pernah sekali memandikannya (Djanwardi, 2011).
AN
A YAK K A OG
Tidak semua orang tua berani memandikan bayinya sendiri, alasan
T ANI Y S U .Y
mereka adalah tidak mengertinya cara memandikan bayi dengan benar,
P AL A R E ER
ketidaktahuan orang tua ini khususnya timbul dari orang tua yang tidak mau tahu bagaimana cara memandikan bayinya malah menyerahkan bayinya
P
D
N JE
kepada baby siter atau kepada orang tua mereka (Choirunisa, 2009).
S Banyaknya E K TI
A
T AR
permasalahan berkaitan dengan proses memandikan yg
S tidak sesuai dengan standar dapat disebabkan karena pengetahuan suami yg masih kurang. Peran seorang bidan adalah mencegah dengan memberikan konseling dan memberikan pelayanan kepada orang tua secara berkala untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi. Beberapa tujuan konseling kepada orang tua yaitu untuk mencegah dan mengatasi masalah pada bayi, dan untuk memberikan penyuluhan dalam masalah nifas, dan memberikan arahan untuk memandikan bayi dengan cara yang tepat dan sesuai. Pengetahuan tentang
7
memandikan neonatal bagi orang tua terutama suami sangat penting, karena dengan mengetahui cara memandikan bayi dengan baik dapat mengurangi segala risiko yang terjadi pada bayi seperti hipotermi dan kelainan yang lain. (Hidayat, 2008). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di BPS Muryati pada tanggal 12 Mei 2015 terdapat 40 (100%) suami ibu nifas dimulai pada bulan Februari sampai bulan Mei. Pada studi
pendahuluan juga peneliti
mewawancarai 7 (17,5%) orang suami ibu nifas berkaitan dengan tingkat pengetahuan praktek suami tentang cara memandikan neonatus 0-14 hari,
AN
diketahui sebanyak 4 (10%) orang tidak mengetahui sama sekali tentang tata
A YAK K A OG
cara memandikan bayinya karna belum pernah memandikan bayinya sendiri.
T ANI Y S U .Y
Sebanyak 2 (5%) orang suami menjawab bahwa mereka sedikit mengetahui
P AL A R E ER
tentang memandikan bayi seperti mempersiapkan air hangat, sabun, sampo, dan sedikit mengetahui cara memandikan bayinya. Dan sisanya sebanyak 1
P
D
N JE
(2.5%) orang suami mengatakan bahwa sedikit mengetahui tentang cara
S
E K I T
memandikan bayi karna sering membantu istrinya saat memandikan bayinya.
S Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Tingkat Pengetahuan Praktek Suami tentang cara Memandikan Neonatus 0-14 hari di BPS Tri Muryati”.
A
T AR
8
A. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Tingkat pengetahuan praktek suami tentang cara memandikan neonatus 0-14 hari di BPS Muryati? B. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Secara umum untuk mengetahui tingkat pengetahuan praktek suami tentang cara memandikan neonatus 0-14 hari di BPS Muryati
AN
2. Tujuan Khusus
A YAK K A OG
di BPS Muryati
T ANI Y S U .Y
b. Diketahui tingkat pengetahuan praktek suami tentang pengertian, tujuan
P AL A R E ER
dan langkah-langkah memandikan neonatus 0-14 hari di BPS Muryati
P
D
ES
N JE
A
T AR
a. Diketahui karakteristik ibu suami berdasarkan usia, pendidikan, pekerjaan
C. Manfaat Penelitian
IK T S
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat: 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan, khususnya dalam ilmu kebidanan tingkat pengetahuan tentang tata cara memandikan neonatus 0-14 hari. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Stikes Achmad Yani Yogyakarta Diharapkan dapat menambah wacana ilmu kebidanan baik bagi
9
mahasiswa dan dosen mengenai tata cara memandikan neonatus pada ibu nifas. b. Bagi Pasien/Suami Diharapkan dapat memberikan informasi mengenai tata cara memandikan neonatus sehingga dapat memberikan stimulasi untuk mengetahui lebih mendalam tentang cara yang baik dan benar dalam memandikan bayi. c. Bagi BPS Muryati Diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang tata cara
AN
memandikan neonatus sehingga dapat dijadikan masukan bagi bidan di
A YAK K A OG
BPS Muryati untuk mengevaluasi dan menentukan kebijakan dalam
T ANI Y S U .Y
memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas.
P AL A R E ER
D. Keaslian Penelitian
Table 1. Keaslian penelitian
P
Penelitian dan judul Lailyani (2011) Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Terhadap Perawatan Bayi 0-6 bulan
S
E K I T
S
Widowati (2013) Gambaran Pengetahuan
Penelitian ND E J
Desain penelitian survey bersifat analitik dengan pendekan cross sectional,tehnik pengambilan sampel total sampling, tehnik analisis data uji Chi-Square
Metode deskriptif Tehnik pengambilan sampel jenuh,
Hasil penelitian
Terdapat 51 sampel dan dilakukan uji statistic dengan cara uji Chi Cquare didapat nilai X²=7.038 dan p value= 0,008 hasil menunjukkan ada hubungan antara pesngetahuan terhadap perawatan bayi Hasil penelitian bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang
A
T AR
Perbedaan dan persamaan Perbedaan: dengan penelitian terbaru pada tehnik analisis data, waktu, populasi, dan tempat penelitian Persamaan: dari penelitian ini yaitu jenis penelitian dan bahasa mengenai pengetahuan ibu Persamaan: dari penelitian ini yaitu jenis penelitian, variable
10
Cara Memandikan Bayi Baru Lahir Pada Ibu Nifas Primipara
analisa data univariat
cukup yaitu sebanyak 18 responden (66,7), dimana terdapat kasus 5 bayi (25) mengalami infeksi kulit
pengetahuan ibu tentang cara memandikan bayi Perbedaan: dari penelitian ini yaitu waktu, populasi dan tempat penelitian
Widy Astuti (2010) Tingkat pengetahuan ibu nifas primipara tentang memandikan bayi
Metode deskriptif kuantitatif Tehnik pengambilan sampel cross sectional dengan metode accidental Sampling, instrument yang digunakan adalah kuisioner tertutup, variable tunggal, analisis data univariat
Terdapat 30 ibu nifas, berada pada umur 2035 tahun 80%, tingkat pendidikan terbanyak yaitu SLTA 46,67%, dan pekerjaan terbanyak adalah ibu rumah tangga 53,33%, dengan tingkat pengetahuan kurang baik adalah 73,33%.
Persamaan: dari penelilitian ini yaitu jenis penelitian dan terdapat pada variable terikat yaitu memandikan bayi. Perbedaan: dari penelitian ini yaitu waktu, populasi,dan tempat penelitian.
P
S
S
E K I T
D
N JE
A
T AR
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
AN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian BPS Muryati terletak di desa Tirtomartani, Kecematan Kalasan, Kabupaten Sleman, Propinsi Yogyakarta. Pelayanan Kebidanan yang dilakukan di BPS Muryati meliputi rawat jalan KIA dan pelayanan rawat inap yaitu pelayanan ibu bersalin 24 jam. Pelayanan rawat jalan dilakukan setiap hari, BPS Muryati
AN
A T R
memberikan pelayanan bagi warga yang termaksud wilayah kerjanya maupun luar wilayah.
KA
TA
US
A K A
Y G O
IY N Kebidanan, 1 tenaga keperawan lulusan Diploma YA III Keperawatan dan memiliki . A L dokter SpOG (Spesialis Obsgyn). Fasilitas yang dimiliki oleh BPS Muryati A R DE 1 kamar bersalin, 4 kamar nifas, 1 kamar mandi dan diantaranya 2 kamarN periksa, E J S 1 ruangan tunggu. E K I STPelayanan kesehatan yang ada di BPS Muryati adalah ANC, persalinan, ibu BPS Muryati saat ini di bantu oleh 2 tenaga bidan lulusan Diploma III
P R E
P
nifas dan menyusui, KB, imunisasi, dan konseling serta terdapat pelayanan pemeriksaan perawatan bayi baru lahir. Selain itu juga fasilitas penunjang seperti USG setiap 1 bulan sekali pada hari kamis minggu pertama pukul 16.00 WIB sampai pukul 21.00 WIB, sedangkan untuk imunisasi setiap hari minggu pukul 07.00 WIB sampai pukul 11.00 WIB. BPS Muryati Memberikan pelayanan pada
48
49
pagi hari pukul.06.00 WIB sampai 09.00 WIB, sedangkan pada sore hari pukul 16.00 WIB sampai pukul 21.00 WIB, sedangkan pelayan persalinan 24 jam. Salah satu hal yang dilakukan dalam pelayanan di BPS Muryati pada ibu nifas yaitu mengajarkan pada orang tua tentang cara memandikan bayi, yang bertujuan supaya orang tua dapat melakukan memandikan bayi dengan sendiri tampa harus meminta bantua pada orang lain.
2. Gambaran Karakteristik Responden Data penelitian menurut karakteristik responden berdasarkan usia suami,
AN
pendidikan suami, pekerjaan suami dan paritas ibu dalam penelitian ini berjumlah
KA
A T R
A K A
20 responden. Distribusi frekuensi karakteristik responden dapat dilihat pada tabel berikut: a. Usia Responden
US
TA
RP
I AN
Y G O
Y
.Y A Tabel 4.1 Gambaran Karakteritik L Responden Berdasarkan Usia di BPS A ER Tirtomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta Muryati, Gendingsari, D EN J Jumlah Prosentase SUsia Responden E (f) (%) TIK
PE
S
< 30 tahun 30-35 tahun > 35 tahun Total
7 10 3 20
35,0 50,0 15,0 100
Tabel 4.1 di atas menunjukkan karakteristik responden berdasarkan usia. Diketahui sebanyak 10 orang (50,0%) berusia 30-35 tahun, dan 3 orang (15,0%) berusia > 35 tahun
50
b. Pendidikan Responden Tabel 4.2 Gambaran Karakteritik Responden Berdasarkan Pendidikan di BPS Muryati, Gendingsari, Tirtomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta Pendidikan Responden
Jumlah (f) 3 14 3 20
SMP SMA Perguruan Tinggi Total
Prosentase (%) 15,0 70,0 15,0 100
Tabel 4.2 di atas menunjukkan karakteristik responden berdasarkan pendidikan responden. Diketahui sebagian besar responden memiliki
AN
pendidikan terakhir SMA sebanyak 14 orang (70,0%) sedangkan responden
KA
A T R
A K A
yang berpendidikan SMP dan Perguruan Tinggi masing-masing sebanyak 3
TA
orang (15,0%). c. Pekerjaan Responden
US
RP
. LA
I AN
Y G O
Y
Y
Tabel 4.3 Gambaran Karakteritik Responden Berdasarkan Pekerjan di BPS
PE
A
R DE
Muryati, Gendingsari, Tirtomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta
N
E J S
IKE
Pekerjaan Responden
ST
Swasta Wiraswasta PNS Total
Jumlah (f) 8 10 2 20
Prosentase (%) 40,0 50,0 10,0 100
Tabel 4.3 di atas menunjukkan karakteristik responden berdasarkan pekerjaan responden. Mayoritas responden bekerja sebagau wiraswasta sebanyak 10 orang (50,0%) dan yang bekerja sebagai PNS sebanyak 2 orang (10,0%)
51
3. Tingkat Pengetahuan Praktek Suami Tentang Cara Memandikan Neonatus Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan praktek suami tentang cara memandikan neonatus 0-14 hari di BPS Muryati, Gendingsari, Tirtomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta dilihat berdasarkan aspek pengertian, tujuan, langkah memandikan neonatus, serta tingkat pengetahuan praktek secara keseluruhan. Tingkat pengetahuan praktek suami pada setiap aspek dapat diketahui pada tabel dibawah ini: a. Pengertian Memandikan Neonatus Hasil dari sebaran distribusi frekuensi tingkat pengetahuan praktek
AN
A T R
suami tentang pengertian memandikan neonatus dapat diketahui pada tabel sebagai berikut:
KA
TA
US
A K A
Y G O
IY N A Persentase (%) Frekuensi Y . 35,0 L A7
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Pengertian Memandikan Neonatus
P A R E ER Kategori
Baik Cukup Kurang
P
D
N JE Total
S Berdasarkan
E K I T
S
0 13 20
0,0 65,0 100
tabel 4.4 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan
praktek suami dalam memandikan neonatus berdasarkan pengertian diketahui sebagian besar pada kategori kurang yaitu sebanyak 13 orang (65,0%).
b. Tujuan Memandikan Neonatus Hasil dari sebaran distribusi frekuensi tingkat pengetahuan praktek suami tentang tujuan memandikan neonatus dapat diketahui pada tabel sebagai berikut:
52
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Tujuan Memandikan Neonatus Kategori Baik Cukup Kurang Total
Frekuensi 7 0 13 20
Persentase (%) 35,0 0,0 65,0 100
Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa pengetahuan praktek suami dalam memandikan neonatus berdasarkan tujuan diketahui sebagian besar pada kategori kurang yaitu sebanyak 13 orang (65,0%). c. Langkah-langkah Memandikan Neonatus Hasil dari sebaran distribusi frekuensi tingkat pengetahuan praktek
AN
A T R
suami tentang langkah-langkah memandikan neonatus dapat diketahui pada tabel sebagai berikut:
KA
TA
A K A
Y G O
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Langkah-langkah Memandikan Neonatus
US
IY N Frekuensi A Persentase (%) Y 11. 55,0 A 25,0 L 5
P A R E ER Kategori
Baik Cukup Kurang
P
ND
Total
E J S
4 20
20,0 100
Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan tingkat pengetahuan praktek
E K I Tsuami tentang praktek
S
memandikan neonatus sebagian besar pada kategori
baik sebanyak 11 orang (55,0%). d. Tingkat Pengetahuan Praktek Suami Tentang Cara Memandikan Neonatus 014 hari Hasil dari sebaran distribusi frekuensi tingkat pengetahuan praktek suami tentang cara memandikan neonatus 0-14 hari dapat diketahui pada tabel di bawah ini.
53
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Praktek Suami Tentang Cara Memandikan Neonatus 0-14 hari Kategori
Frekuensi 3 14 3 20
Baik Cukup Kurang Total
Persentase (%) 15,0 70,0 15,0 100
Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan tingkat pengetahuan praktek suami tentang cara memandikan neonatus sebagian besar pada kategori cukup sebanyak 14 orang (70,0%).
B. Pembahasan
AN
KA
A T R
A K A
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan praktek suami
TA
Y G tentang cara memandikan neonatus 0-14 hari. Adapun YOpembahasan mengenai I ANadalah sebagai berikut: karakteristik suami dan praktek memandikan neonatus Y A. L 1. Gambaran Karakteristik Responden RA di BPS Muryati, Gendingsari, Tirtomartani, E Kalasan, Sleman, Yogyakarta ND E S J karakteristik responden berdasarkan usia suami di BPS E Gambaran IK T SMuryati, Gendingsari, Tirtomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta diketahui
S U P
R E P
sebagian besar berumur 30-35 tahun sebanyak 10 (50,0%) . Usia seseorang dapat mempengaruhi
pemahaman
dan
pengetahuan
orang
tersebut.
Menurut
Notoatmodjo (2010) Semakin cukup umur maka tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Usia suami tentunya dapat menjadi daya dukung dalam pengetahuan praktek memandikan neonatus 0-14 hari.
54
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh widi Astuti (2010) menunjukkan bahwa usia responden 30-35 tahun mempunyai pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok usia lain sehingga dapat dikatakan usia mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang tentang cara memandikan neonatus Karakteristik responden berdasarkan pendidikan diketahui sebagian besar responden memiliki pendidikan SMA sebanyak 14 (70,0%). Pendidikan dalam penelitian ini merupakan tingkatan terakhir responden dalam mengenyam pendidikan formal. Pendidikan erat kaitannya dengan pengetahuan seseorang. Pendidikan yang rendah mengakibatkan kemungkinan responden kurang bisa
AN
A T R
menerima informasi dan ide baru mengenai pengetahuan praktek suami cara
KA
A K A
memandikan neonatus walaupun telah banyak informasi yang diperoleh melalu
US
TA
Y G O
IY N mempengaruhi tinggi rendahnya pengetahuan YAdan perilaku, dengan kata lain . A L pengetahuan dan perilaku baik, cukup, kurang diperoleh tingkat pendidikan A R E (Mubarak, 2007). ND E J S penelitian yang dilakukan oleh Widi Astuti (2010) bahwa Hasil E K TI Spendidikan sesorang berpengaruh dalam memberikan respon dan melakukan suatu
TV, radio, majalah, maupun petugas kesehatan seperti penyuluhan dan konseling
P R E
P
tindakan terhadap sesuatu yang baik dari dalam maupun dari luar. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka pengetahuannya juga semakin meningkat. Semakin tinggi pendidikan suami, maka informasi yang dia dapatkan juga semakin banyak (Nototmodjo,2010), hal ini tentu saja dapat menjadi daya dukung dalam meningkatkan pengetahuan suami tentang prakek memandikan neonatus 014 hari.
55
Gambaran karakteristik responden berdasarkan pekerjaan responden diketahui sebagian besar bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 10 (50,0%). Status pekerjaan dapat mempengaruhi pengetahuan suami tentang cara memandikan bayi tergantung jenis pekerjaannya. Suami yang bekerja di luar rumah dapat menerima informasi lebih banyak dibandingkan suami yang tidak bekerja (Mubarak, 2007). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Widowati
(2013),
menunjukan
bahwa
pekerjaan
dapat
mempengaruhi
pengetahuan karena dengan status pekerjaan akan mempengaruhi informasi yang di dapatkan..
AN
A T R
2. Tingkat Pengetahuan Praktek Suami tentang Cara Memandikan Neonatus 0-14
KA
A K A
hari di BPS Muryati, Gendingsari, Tirtomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta
US
TA
Y G O
IY N memandikan neonatus berdasarkan pengertian YA diketahui sebagian besar pada . A L kategori kurang 13 (65,0%). Hal A tersebut menunjukkan bahwa mayoritas R DE tentang pengertian memandikan neonatus, itu suami belum N mengetahui E J S kurangnya pengetahuan dan pengalaman suami dalam disebabkan E K TI
a.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan praktek suami dalam
P R E
P
S
memandikan bayi. Pengertian memandikan neonatus adalah memandikan
menggunakan air hangat dan sabun, menyiram atau memasukan bayi ke dalam air. Suami dengan pemahaman kurang 13 (65,0%) tentang pengertian memandikan neonatus tentu dapat menyebabkan peranan suami dalam memandikan bayi menjadi terhambat. Hal tersebut juga dapat berakibat kurangnya kedekatan emosional antara ayah dan bayi.
56
Hasil penelitian ini tidak jauh beda dengan penelitian yang dilakukan oleh Widi Astuti (2010) yang menunjukan bahwa pada pengertian memandikan bayi dikatagorikan kurang 14 (46,0%). b.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan praktek suami dalam memandikan neonatus berdasarkan tujuan diketahui sebagian besar pada kategori kurang 13 (65,0%). Hasil tersebut menunjukkan bahwa suami belum memahami dengan baik tujuan dari memandikan neonatus, itu disebabkan
kurangnya
pengetahuan
dan
pengalaman
suami
dalam
memandikan bayi. Suami dengan praktek yang kurang 13 (65,0) dalam hal
AN
A T R
memahami tujuan memandikan bayi hanya mengetahui bahwa memandikan
KA
A K A
bayi hanya sebatas untuk memandikan saja tanpa tujuan tertentu.
TA
S . YAN U P A
Berdasarkan
teori,
tujuan
dari
Y G O
IY
memandikan
neonatus
diantaranya
membersihkan kulit dari darah dan cairan amnion, mempertahankan
ER
L A R
kebersihan diri sehari-hari, memberi rasa nyaman, memungkinkan untuk
P
E D N
observasi keadaan kulit bayi dan yang tidak kalah
E J S
S
penting E K I T
adalah
untuk
mengajarkan
pada
orang
tua/keluarga
cara
memandikan bayi. Hasil penelitian ini tidak jauh beda dengan penelitian yang dilakukan oleh Widi Astuti (2010), yang menujukan ada kategori kurang. Orang tua perlu memahami tentang tujuan dari memandikan bayi agar bayi terhindar dari risiko kontaminasi dengan bakteri. Infeksi neonatorum adalah infeksi bakteri umum generalisata yang biasanya terjadi pada bulan pertama kehidupan. Yang menyebar keseluruh tubuh bayi baru lahir. Infeksi
57
adalah sindrom yang dikarakteristikan oleh tanda-tanda klinis dan gejalagejala sinfeksi yang parah yang dapat berkembang ke arah septisemia dan sokseptik (Marylyn E.2009). c.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan praktek suami tentang langkah-langkah memandikan neonatus sebagian besar pada kategori baik 11 (55,0%). Hasil tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan praktek suami tentang langkah-langkah memandikan bayi tergolong baik sebanyak 11 (55,0%). Hal tersebut tentunya dapat menjadi daya dukung dalam menerapkan praktek memandikan bayi yang baik. Suami sudah
AN
A T R
memahami tentang langkah memandikan neonatus mulai dari tahap
KA
A K A
persiapan, memasukan bayi ke dalam bak mandi hingga memakaikan
US
TA
Y G O
IY N menerapkan langkah-langkah yang benar YAdalam memandikan bayi. . A L d. Tingkat pengetahuan praktek suami tentang memandikan neonatus 0-14 hari A R E D di BPS Muryati, Gendingsari, Tirtomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta N E J Skeseluruhan secara menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan praktek suami E K I ST berada pada kategori cukup sebanyak 14 (70,0%). Suami sudah cukup pakaian pada bayi. Hal tersebut dapat menjadi daya dukung dalam
P R E
P
memahami tentang pengertian memandikan bayi, tujuan memandikan bayi dan langkah-langkah memandikan bayi namun masih ada suami dengan pengetahuan praktek memandikan bayi kategori kurang sebanyak 3 (15,0%). Pengetahuan praktek suami yang kurang sebanyak 3 (15,5%), dapat disebabkan karena rendahnya tingkat pendidikan suami dan kurangnya informasi yang didapatkan oleh suami. Tingkat pengetahuan orang tua
58
tentang memandikan bayi dapat menjadi daya dukung dalam hal perawatan bayi. Hasil tersebut mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Lailyani (2011) yang menunjukkan terdapat hubungan antara pengetahuan terhadap perawatan bayi dengan, yang melakukan perawatn bayi dengan benar 26 (51,0%). Berdasarkan hasil penelitian dan teori para ahli serta penelitian sebelumnya membuktikan bahwa pemahaman suami berkaitan dengan pengetahuan praktek memandikan neonatus merupakan hal yang mandukung dalam hal merawat bayi.. Hasil penelitian menunjukkan secara umum
AN
A T R
menunjukkan bahwa pengetahuan praktek suami dalam memandikan
KA
A K A
neonatus berada pada kategori cukup 14 (70,0%). Artinya pengetahuan
US
TA
Y G O
IY N memandikan bayi walaupun berdasarkan aspek pengertian dan tujuan masih YA . A L terdapat suami pada kategori kurang 3 (15,0%). A R E D EN C. Ketebatasan Penelitian J S E K I Keterbatasan ST penelitian antara lain:
praktek suami dinila sudah cukup baik dalam pengetahuan praktek
P R E
P
1. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif sehingga tidak melakukan analisis terhadap masing-masing faktor yang menyebabkan kurangnya pengetahuan suami tentang cara memandikan bayi 2. Penelitian ini hanya menggali pengetahuan berdasarkan karakteristik usia, pendidikan dan pekerjaan namun tidak menggali faktor lain yang dapat mempengaruhi pengertian misalnya sosial, budaya, ekonomi, lingkungan dan pengalaman.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa : 1. Gambaran karakteritik suami di BPS Muryati, Gendingsari, Tirtomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta menunjukkan bahwa sebagian besar responden berusia 30-35 tahun, dengan pendidikan terakhir mayoritas SMA. Pekerjaan responden mayoritas adalah wiraswasta
AN
KA
A T R
A K A
2. Tingkat pengetahuan praktek suami tentang cara memandikan neonatus di
TA
US
Y G O
Y
BPS Muryati, Gendingsari, Tirtomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta
RP
berada pada kategori cukup 14 (70%).
PE
B. Saran
. LA
I AN
Y
A
R DE
N
E J S
Mengacu E dari hasil penelitian, analisis data dan berdasarkan kesimpulan K I T
Syang telah diambil maka berikut ini adalah : 1. Bagi Pasien
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan informasi mengenai tata cara memandikan neonatus sehingga ibu nifas dan suami dapat mengetahui tentang cara memandikan bayi yang baik dan benar untuk meningkatkan derajat kesehatan bayi.
59
60
2. Bagi BPS Muryatis Hasil penelitian ini dapat dijadikan pedoman tambahan informasi tentang pengetahuan gambaran praktek suami dalam memandikan neonatus, selanjutnya menentukan kebijakan dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas dan juga dengan memberikaan pendidikan kesehatan bagi ibu nifas beserta suami.
RP
PE S
E K I T
. LA
A
R DE
N
E J S
KA
TA
US
AN
Y
I AN
Y
Y G O
A K A
A T R
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati. (2008). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jakarta: Trans Info Media
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Depkes. RI, (2010). Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan anak (PWS KIA). Jakarta
Kemenkes. RI, (2010). Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial Pedoman Teknis Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta
AN
A YAK K A OG
Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Peukan Bada Aceh Besar. Skripsi
T ANI Y S U .Y
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan U’budiyah Aceh
P AL A R E ER
Marni. (2010). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
P
ND E Mubarak,Wahid Iqbal. S J (2007). Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Graha ilmu. E IK T S Muslihatun. (2010). Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta: Fitramaya Nanny, V. dan Sunarsih, T. (2011). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jakarta: Salemba Medika
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Sari, Rini Susanti. 2011. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo
A
T AR
Lailyani, Ida. (2011). Buhungan dan Sikap Ibu Terhadap Perawatan Bayi 0-6
Sarwono. (2000). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta: YBPSP
Suherni, Hesti, Widhyasih dan Rahmawati, A. (2009). Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya
Sulistyowati, A. (2009). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Yogyakarta: Andi
STIKES Achmad Yani Yogyakarta (2013). Panduan Penyusunan Karyah Tulis Ilmiah. Yogyakarta.
AN
Widy, Astuti (2010). Tingkat Pengetahuan ibu Nifas Primipara tentang
A YAK K A OG
Memandikan Bayi di Bansal Nifas RSUD Wates Kulon Progo.
T ANI Y S U .Y
Widowati, dkk, 2013. Gambaran Pengetahuan Cara Memandikan Bayi Baru
P AL A R E ER
Lahir pada Ibu Nifas Primipara di Wilayah Kerja Puskesmas
P
Tengaran Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Jurnal.
ND E Akademi S J Kebidanan Ngudi Waluyo E IK
ST
Wiknjosastro, H. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
A
T AR