TINGKAT KEPUASAN ANGGOTA KOPERASI MITRA KERJA BANK SYARIAH MANDIRI TERHADAP PROGRAM BSM IMPLAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Disusun oleh
Latu Perisa NIM. 109046100075 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H / 2015
i
ii
iii
LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya catumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil saya atau merupakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 26 Mei 2015
Latu Perisa
iv
ABSTRAK Latu Perisa, 109046100075. Tingkat Kepuasan Anggota Koperasi Mitra Kerja Bank Syariah Mandiuri Terhadap Program BSM Implan. Starata 1 (S1) Konsentrasi Perbankan
Syariah, Program Studi Muamalat
(Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan anggota koperasi dengan mengambil 57 sampel responden peserta BSM Implan di Kota Jakarta Selatan dan uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda, dengan memakai tiga variabel independen (eksternal) yaitu variabel sosial ekonomi (X1), variabel informasi (X2), variabel agama (X3). Dan tingkat kepuasan anggota koperasi terhadap program BSM Implan sebagai variabel dependen (Y). Berdasarkan hasil survey penelitian kuantitatif dan dengan mengunakan metode analisis regresi linier berganda, maka hasil dari uji regresi linier berganda dengan memakai tiga variabel dependen (X) yaitu sosial ekonomi (X1), informasi (X2) dan agama (X3), mengemukakan bahwa ketiga variabel ini menghasilkan nilai positif atau berpengaruh terhadap Variabel independen (Y) yaitu tingkat kepuasan anggota koperasi terhadap program BSM Implan. Dengan asumsi hasil penelitian sebagai berikut : Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi responden maka akan semakin tinggi pula tingkat kepuasan anggota koperasi terhadap program BSM Implan, begitupun sebaliknya semakin rendah sosial ekonominya maka akan berdampak rendah pula tingkat kepuasan anggota koperasi terhadap program BSM Implan. Begitu juga dengan variabel informasi,
jika semakin
bagus ruang lingkup informasi responden maka akan berdampak bagus pula terhadap tingkat kepuasan anggota koperasi program BSM Implan, begitu pula sebaliknya, jika semakin buruk ruang lingkup informasi responden, maka akan berdampak buruk pula respon terhadap program BSM Implan. Dan asumsi terakhir adalah mengenai variabel agama, jika responden semakin taat terhadap agama yang dianutnya maka semakin baik pula cara mencari keberkahannya,
v
begitu pula sebaliknya, jika responden semakin menjauhi agamanya maka keberkahanpun akan menjuah dari hidupnya. Dari hasil uji keseluruhan variabel (Uji Parsial), dapat disimpulkan bahwa variabel yang paling mempengaruhi respon terhadap program BSM Implan adalah variabel informasi (X2) dan hasilnya dapat dilihat di tabel Coefficients, Karena didalam variabel informasi tersebut responden dimintai responnya untuk menilai strategi pemasaran Bank Syariah Mandiri baik dari segi pengenalan produk pertama kali ke calon peserta BSM Implan, kinerja pemasaran dari peran sampai pengaruhnya, hingga cara pemasaran program BSM Implan, hal ini dapat dilihat di hasil kuesioner yang telah diolah oleh aplikasi SPSS. Pembimbing Skripsi : Muhammad Fahmi Ahmadi. M.Si Referensi
: Buku 40, Jurnal 9, Internet 8
Key words
: Tingkat kepuasan , sosial ekonomi, Informasi, agama, regresi linier berganda
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada kita semua. Selanjutnya shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi dan Rasul kita Muhammad SAW, kepada segenap Keluarga, Sahabat serta ummatnya sepanjang zaman. Dengan taufiq dan hidayah Allah SWT, penulis sangant bersyukur karena telah menyelesaikan skripsi yang berjudul “Tingkat Kepuasan Anggota Koperasi Mitra Kerja Bank Syariah Mandiri Terhadap Program BSM Implan”. Banyak rintangan dan ujian
yang harus dilalui penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini. Namun niat yang kuat, kerja keras, keinginan untuk tidak menyerah berbagai bantuan dan doa dari semua pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada: 1. Bapak Asep Saepudin Jahar, MA, Ph. D., Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Ah. Azharuddin Lathif M.Ag, MH., dan Bapak Abdurrauf, Lc, MA., Ketua Prodi Program Studi Muamalat dan Sekertaris Konsentrasi
vii
Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak Fahmi Muhammad Ahmadi, M.Si., Dosen pembimbing yang senantiasa membimbing dengan sabar dan meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan saran-saran, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 4. Para Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat kepada penulis semasa kuliah, semoga amal kebaikannya mendapat balasan di sisi Allah SWT. 5. Untuk surga kecil yang penulis miliki, Mama Ating Budiarti dan Bapak Agus Syaprudin S.Sos yang selalu berdoa untuk kesuksesan hidup penulis, yang telah memberikan dukungan dan memenuhi semua apa yang penulis butuhkan sampai sekarang. Semoga suatu saat nanti penulis dapat menjadi anak yang membuat mereka bangga, mungkin skripsi ini adalah langkah awal untuk memberikan kebahagiaan tersebut. Juga untuk adik ku yang tersayang Lazuardi Noor yang telah memberikan dukungan melalui senyuman kecil sehingga penulis mempunyai semangat untuk menyelesaikan skripsi ini. 6. Untuk para Karyawan, Perawat, dan Anggota Koperasi yang telah banyak membantu penulis untuk meluangkan waktunya dalam mengisi kuisioner sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Semoga bantuan dan kebaikannya mendapatkan balasan dari Allah SWT.
viii
7. Kepada teman sejawat Agus Supriadi, Eko Ardiyanto, Muhammad Murtadlo, M. Rizky Fitrianto, Muhammad Dermawan sepertinya ucapan terima kasih pun terlihat sangat sederhana. Terima kasih sudah memberikan banyak dukungan materil kepada penulis baik saat semasa kuliah ataupun saat penulisan skripsi ini. 8. Teman-teman seperjuangan PS FB 2009 Apet, Agus, Baban, Dhanni, Farhan, Boceng, Sabil, Dias, Adam, Intan, Rina Hanif, Romi, Nanda, Husein, Riswan jereng, Irfan, Jefri dan seterusnya yang selalu berbagi suka dan duka dalam mengikuti perkuliahan, semoga komunikasi kita semua akan berjalan terus tak terputus sampai kapanpun. 9. Kepada sahabat-sahabat angkatan 2009 yang tidak bisa disebutkan satu persatu terima kasih telah memberikan warna ketika masa-masa perkulihan, ini baru awal bukan akhir dari perjalanan kita semua. 10. Untuk sahabat Seperjuangan Prayoga, Ardiansyah, Hary Jawa Restu Hilmawan, Nizar, akhirnya kita harus menggapai apa yang kita inginkan walaupun banyak yang harus dilalui. 11. Kepada wanita yang selalu menemani penulis yang selalu memberikan dukungan dan semangat Messalia Susanti, terima kasih telah menjadi bagian dari sebuah kisah perjalanan hidup penulis. 12. Kepada sahabat tercinta Priangga Kuswibowo, M. Anzhari Budiono, M. Aldy Jablay, M. Abdul Razak, Ajikus, Aji lambe, Furqon Aldi, Dimas Agung Prasetyo terima kasih atas dukungannya, ketika kita tua kita akan berkumpul kembali.
ix
13. Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan.Namun, penulis berharap bahwa skripsi ini dapat bermanfaat dan memberi kontribusi pada perkembangan ilmu pengetahuan dan juga penelitian-penelitian yang selanjutnya, khususnya pada dunia Perbankan Syariah .
Jakarta, 26 Mei 2015
Penulis
x
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ………………………………………………………...
i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ……………………………….. ii LEMBAR PENGESAHAN PANITIA SIDANG ……………………………. iii LEMBAR PERNYATAAN ………………………………………………….. iv ABSTRAK …………………………………………………………………… v KATA PENGANTAR ………………………………………………………. vii DAFTAR ISI ………………………………………………………………… xi DAFTAR LAMPIRAN ..……………………………………………………. xiv DAFTAR TABEL …………………………………………………………... xv DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………….. xvi BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah…………………………………. 1 B. Identifikasi Masalah……………………………………... 5 C. Pembatasan Masalah…………………………………….. 6 D. Rumusan Masalah ……………………………………… E. Tujuan dan Manfaat Penelitian…………………………..
6 6
F. Review Studi Terdahulu…………………………………. 8 G. Teknik Penulisan…………………………………………
9
H. Sistematika Penulisan……………………………………. 9 BAB II
LANDASAN TEORI A. Kualitas Pelayanan ……………………………………….
11
1. Pengertian Kualitas Pelayanan ……………………...
11
2. Dimensi Kualitas Pelayanan (SERQUAL) ………….
12
xi
3. Model Konseptual (SERVSQUAL) …………………
14
B. Kepuasan...………………………………………………. 17 1. Definisi Kepuasan …………………………………...
17
2. Faktor-faktor Pendorong Tingkat Kepuasan ……….
20
C. Bank Syariah Mandiri…………………………………….
24
D. Pembiayaan Implan…..…………………………………...
25
1. Pengertian …………………………………………… 25 2. Prosedur Pembiayaan Implan ………………………. 30 E. Koperasi………………..………………………………… 32 1. Pengertian Koperasi ……………………………….... 32 2. Sumber Dana Koperasi ……………………………… 36 F. Hipotesa………………………………………………….. 38 BAB III
METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian.……………
39
B. Subjek Penelitian………………...……………………...
39
C. Populasi dan Sampel Penelitian……………..…………. 39 D. Sumber Data Penelitian…….…………………………… 39 E. Tehnik Pengumpulan Data…..………………………..... 41 F. Tehnik Pengolahan Data………………………………... 42 G. Variabel Penelitian………………………………………. 43 H. Metode Analisis…………………………………………. 44 BAB IV
HASIL PENELITIAN A. Profil Responden………………………………………...
xii
54
B. Hasil Penjelasan Responden…………………………….
55
C. Pembahasan…………………………………………....... 61
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan……………………………………………… 68 B. Saran…………………………………………………….. 69
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………… 71 LAMPIRAN-LAMPIRAN………………………………………………………… 72
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I (Hasil Uji Linear Berganda) ……………………………………. 72 Lampiran II (Frequencies) …………………………………………………..
74
Lampiran III (Hasil Uji Asumsi Klasik) …………………………………….
76
Lampiran IV (Sekilas Profil Bank Syariah Mandiri) ……………………… 77
xiv
DAFTAR TABEL Tabel 1.1.1 Review Studi Terdahulu ………………………………………… 8 Tabel 2.1.1 Persamaan Perbedaan BSM Implan dan BSM PKPA …………… 27 Tabel 2.1.2 Tujuan BSM Implan …………………………………………….. 28 Tabel 3.1.1 Uji Asumsi Klasik (Uji Multikolinieritas) ……………………… 48 Tabel 3.1.2 Uji Asumsi Klasik (Uji Autokorelasi) ………………………….. 50 Tabel 3.1.3 Uji Linear (Kaidah Realibilitas Guilfor) ……………………….. 46 Tabel 3.1.4 Uji Realibilitas …………………………………………………. 47 Tabel 4.1.1 Analisis Regresi Berganda (Coefficients) ……………………… 61 Tabel 4.1.2 Koefisien Determinasi (Model Summary) ……………………… 63 Tabel 4.1.3 Uji Parsial (T-test) ……………………………………………… 65 Tabel 4.1.4 Uji Simultan (F-test) …………………………………………..... 67
xv
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.2.1 Mekanisme BSM Implan …………………………………… 4 Gambar 2.2.1 Model Konseptual (SERVQUAL)..…………………………. 15 Gambar 2.2.2 Konsep Kepuasan Pelanggan…… ………………………….. 19 Gambar 2.2.3 BSM Implan dan BSM PKPA ..……………………………... 13 Gambar 3.2.1 Uji Asumsi Klasik (Uji Normalitas) ………………………... 47 Gambar 3.2.2 Uji Asumsi Klasik (Uji Heterokedaktistas) ………………… 49 Gambar 4.2.1 Jenis Kelamin ………………………………………………. 54 Gambar 4.2.2 Usia ………………………………………………………... 55 Gambar 4.2.3 Tingkat Sosial Ekonomi …………………………………… 55 Gambar 4.2.4 Darimana Responden Mengetahui Program BSM Implan … 58 Gambar 4.2.5 Pernyataan Instrumen Agama Responden ………………… 59 Gambar 4.2.6 Respon Terhadap Program BSM Implan …………………. 60
xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan Islam pada saat ini telah menunjukkan kemajuan dan perkembangan yang pesat di seluruh dunia, dan ijtihad telah menghasilkan banyak fatwa dan produk untuk mendukung pertumbuhannya. Beberapa dari fatwa tersebut digunakan untuk mengesahkan produk-produk perbankan Islam. 1 Perkembangan ekonomi Islam identik dengan berkembangnya lembaga keungan syariah. Salah satu filosofi dasar ajaran Islam dalam kegiatan ekonomi dan bisnis, yaitu larangan untuk berbuat curang dan dzalim. Semua transaksi yang dilakukan oleh semua muslim haruslah berdasarkan prinsip rela sama rela (antaraddin minkum). Perkembangan dunia perbankan Islam yang sangat kompleks dari tahun ke tahun membuat bank-bank yang ada di Indonesia terus mengeluarkan produk-produk yang inovatif. Mulai dari bank pemerintah sampai bank swasta telah membuat dan mengemas produknya sedemikian rupa guna memenuhi kebutuhan dan memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada para nasabahnya. Selain itu pangsa pasar di Indonesia yang cukup besar membuat bank-bank bersaing agar dapat menambah jumlah nasabah dan menghasilkan keuntungan. Pangsa pasar yang menjanjikan
1
M. Nadratuzzaman Hosen, dkk, Dasar-dasar Ekonomi Islam, (Jakarta: Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah, 2008), ed.1, h,12
1
dengan latar belakang meningkatnya jumlah masyarakat menengah di Indonesia membuat persaingan yang ada di antara bank-bank menjadi semakin ketat. Sesuai ketentuan umum dalam dunia perbankan di Indonesia, Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.2 Secara umum tentang penyaluran dana dalam perbankan yang menggunakan sistem konvensional adalah pemberian kredit, sedangkan dalam perbankan syariah, penyaluran dana dilakukan dengan akad jual beli dan bagi hasil. 3 Bank Syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Dengan kata lain, Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip islam. 4 Salah satu lembaga yang bergerak dibidang perbankan syariah adalah Bank Syariah Mandiri. Produk-produk yang ditawarkan oleh perbankan syariah sebagai kegiatan finansial pada Bank Syariah Mandiri pada dasarnya dapat dibagi menjadi 3 bagian besar, yaitu : 5
2
Afril Guza, Himpunan Undang-Undang Perbankan Republik Indonesia UU RI NO. 21 TH. 2008, (Jakarta : Asa Mandiri, 2008). 3 Jail Mubarok, Perkembangan Fatwa MUI Syariah di Indonesia,( Bandung : Pustaka Bani Quraisy), h. 61 4 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN. 2005), h. 1 5 Adiwarman Azhar Karim, Bank Islam, Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta : Rajawali Pres, 2006), h. 97
2
1. Produk Penghimpun Dana (Funding); 2. Produk Penyaluran Dana (Financing); 3. Produk Jasa (Service). Menurut keterangan yang berhasil diperoleh dari situs milik Bank Syariah Mandiri, Bank Syariah Mandiri mempunyai beberapa produk pembiayaan, salah satunya adalah pembiayaan BSM Implan. Pengertian dari produk pembiayaan BSM Implan adalah pembiayaan consumer dalam valuta rupiah yang diberikan oleh bank kepada karyawan tetap perusahaan/koperasi karyawan yang pengajuannya dilakukan secara massal (kelompok).6 Kelompok dalam hal ini adalah beberapa orang karyawan/ anggota koperasi yang ingin mengikuti program implan tersebut. Program BSM Implan itu mengakomodir keperluan pembiayaan anggota koperasi secara kolektif melalui koperasi atau perusahaan sebagai pihak yang bertanggung jawab. Perbankan memiliki peranan yang sangat strategis begitu juga peran koperasi untuk melaksanakan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional kearah peningkatan taraf hidup rakyat. Pasal 33 ayat 1 UUD 1945 yang berbunyi “Perekonomian Indonesia disusun sebagai gerakan bersama atas azas kekeluargaan”. Maksudnya dari isi kandungan pasal tersebut bermuara pada kemakmuran secara kolektif bukan kemakmuran individu, yang dikedepankan adalah rasa tolong menolong, bekerjasama yang berlandaskan pada hukum Indonesia. Koperasi juga
6
Artikel diakses pada tanggal 2 Januari 2014 dari http://www.syariahmandiri.co.id/category/consumer-banking/pembiayaan-konsumer/bsm-implan/
3
menjadi kunci pengentas kemiskinan dan penyediaan lapangan kerja. Maksud Sebagai dua lembaga yang memiliki tujuan ideal yang sama maka keduannya dapat menjalin kerjasama sesuai kapasitas kinerja masing-masing. Bank
menjalin kerjasama dengan Koperasi sebagai pihak ke-tiga untuk
menyalurkan dana pinjaman yang berdasarkan Pancasila dan undang-undang 1945, yang salah satunya dilakukan PT. Bank Syariah Mandiri dengan program pemberian pinjaman yang bernama BSM IMPLAN tanpa agunan. Kerjasama ini didahului dengan penandatanganan perjanjian kerjasama pembiayaan dan pemberian jaminan yang berisi hak dan kewajiban bank dan koperasi. Secara tegas menyebutkan Kopkar bertindak selaku penjamin dari fasilitas yang akan diterima anggotanya setelah anggota menandatangani perjanjian kredit dengan bank. Mekanisme BSM Implan Gambar 1.2.1 BANK SYARIAH MANDIRI
INSTANSI
Karyawan
Karyawan
Karyawan
Sumber : Data Terolah
BSM Implan dimaksudkan sebagai suatu program pembiayaan kolektif yang diberikan Bank Syariah Mandiri kepada perusahaan (Financial Outsourcing) untuk meningkatkan kesejahteraan karyawannya. Program BSM Implan juga menawarkan
4
beberapa penawaran kerjasama pemberian pinjaman angsuran (kredit) konsumer lainnya seperti pinjaman angsuran (kredit) dalam kepemilikan rumah, pinjaman angsuran multiguna dan lain-lain dengan perjanjian dan persyaratan khusus. Target yang dicapai ini tidak lepas dari loyalitas atau kepuasan nasabah atau anggota koperasi yang meminjam dari dana Implan Bank tersebut. Semakin besar harapan yang terpenuhi dalam Dana Implan ini maka semakin puas nasabah atau anggota koperasi. Kepuasan ini juga dipengaruhi dari keunggulan fasilitas yang diberikan oleh Dana Implan sehingga para nasabah atau anggota koperasi tidak meminjam atau mengajukan pembiayaan ke lembaga keuangan lainnya. Berdasarkan latar belakang diatas, kepuasan adalah hal terpenting yang harus dirasakan oleh konsumen agar konsumen menjadi loyal dan kembali menggunakan produk yang kita tawarkan. Maka dalam
hal ini penulis ingin meneliti tentang
“TINGKAT KEPUASAN ANGGOTA KOPERASI MITRA KERJA BANK SYARIAH MANDIRI TERHADAP PROGRAM BSM IMPLAN ”. B. Identifikasi Masalah Dari tema yang telah diambil penulis, ada beberapa hal yang terkait didalamnya yang akan penulis teliti, yaitu: 1. Penelitian ini mengambil sampel pada koperasi sebagai mitra usaha Bank Syariah Mandiri 2. Isu yang diangkat adalah pengaruh tingkat kepuasaan koperasi sebagai mitra usaha Bank Syariah Mandiri terhadap program Implan Bank
5
3. Prosedur atau tata cara memperoleh pinjaman dan jaminan baik dari perusahaan atau koperasi karyawan selaku penjamin dan karyawan (anggota koperasi karyawan) selaku peminjam (yang akan menjadi debitur) sesuai persyaratan yang ditentukan Bank Syariah Mandiri. 4. Mekanisme program BSM Implan dalam penyelenggarakan pinjaman uang tanpa adanya agunan untuk mempermudah bagi nasabah. Dalam kegiatan ini akad yang digunakan harus jelas sesuai prinsip syariah. C. Pembatasan Masalah Bedasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan, peneliti membatasi masalah ini, yaitu hanya meneliti pada tingkat kepuasan anggota koperasi sebagai mitra kerja Bank Syariah Mandiri terhadap program BSM Implan. D. Rumusan Masalah Dari pembatasan masalah tersebut, penulis merumuskan masalah yang ingin dijawab dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Bagaimana tingkat kepuasan anggota koperasi mitra kerja Bank Syariah Mandiri terhadap program BSM Implan? 2. Apa saja yang mempengaruhi tingkat kepuasan anggota koperasi mitra kerja Bank Syariah Mandiri terhadap program BSM Implan? E. Tujuan dan Manfaaf Penelitian 1. Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:
6
a. Untuk mengetahui tingkat kepuasan anggota koperasi sebagai mitra kerja Bank Syariah Mandiri terhadap program BSM Implan. b. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat kepuasan anggota koperasi mitra kerja Bank Syariah Mandiri terhadap program BSM Implan.
2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang bisa didapat dari penelitian ini diantaranya adalah: a. Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat untuk memperluas khazanah keilmuan tentang koperasi dan BSM tentang pembiayaan dana implan. Selain itu penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan bagi penelitian sejenis dan dapat menjadi bahan perbandingan dari penelitian yang telah ada. b. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan bahan masukan kepada lembaga yang terkait tentang pembiayaan dana implan. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi tentang kinerja juga kepuasan mitra yang telah mengajukan pembiayaan dana implan.
7
F. Review Studi Terdahulu Tabel 1.1.1 Identitas Penelitian NO 1 Peneliti: Anita Mardiana, Konsentrasi Perbankan Syariah, Universitas Islam Negeri Hidayatullah, (2012) Judul: Implementasi Pembiayaan Implan (Tanpa Agunan) Studi pada Bank Syariah Mandiri
2
Penelitian Terdahulu Tujuan: Mendeskripsikan pelaksanaan pembiayaan impan dapat memberikan kemudahan bagi nasabah Lokasi Penelitian: Bank Syariah Mandiri Metode Penelitian: Kualitatif Hasil Peneletian: Mengetahui mekanisme dan persyaratan dalam pengajuan pembiayaan implan sehingga pelaksanaan pembiayaan implan ini membawa kemudahan bagi nasabah. Peneliti: Tujuan: M. Rizky Fitrianto, Untuk mengetahui faktorKonsentrasi faktor apa saja yang Perbankan Syariah, mempengaruhi tingkat Universitas Islam kepuasan mitra kerja LPDBNegeri Hidayatullah, KUMKM (2014) Lokasi Penelitian: Judul: Penelitian dilakukan pada Pengaruh tingkat LPDB-KUKM dan Koperasi kepuasan mitra kerja pada tahun 2013. LPDB-KUMKM Metode Penelitian: (KOPERASI) Kuantitatif terhadap dana bergulir Hasil Penelitian: LPDB KUMKM Tingkat kepuasaan mitra dibuktikan dengan loyalitas semua responden yang berminat untuk meminjam kembali kepada LPDBKUMKM, semua responden merasa puas akan pelayanan.
Pembeda Persamaan penelitian samasama meneliti tentang program pembiayaan implant. Sedangkan perbedaan penelitian ini terletak pada tujuan penelitian dan analisis dalam penelitian ini adalah melihat pengaruh tingkat kepuasan.
Perbedaan penelitian M. Rizky Fitrianto dengan penelitian ini adalah membahas tingkat kepuasaan anggota koperasi terhadap pembiayaan implan pada Bank Syariah Mandiri. Dana bergulir adalah program dari pemerintah sedangkan BSM Implan adalah program pembiayaan Bank
8
3
Peneliti: Alfino Fanny, Konsentrasi Perbankan Syariah, Universitas Islam Negeri Hidayatullah, 2014 Judul: Pengaruh atribut produk hasanah card terhadap kepuasaan nasabah PT.BNI Syariah.
Tujuan: Mengetahui seberapa besar pengaruh atribut produk Hasanah Card BNI Syariah terhadap kepuasaan nasabah. Lokasi Penelitian: BNI Syariah Metode Penelitian: Kuantitatif Hasil Peneltian: Atribut produk hasanah card PT BNI Syariah tidak terlalu berpengaruh terhadap kepuasan nasabah
Pada penelitian ini membahas pengaruh tingkat kepuasaan anggota koperasi terhadap program BSM impan.
Berdasarkan pada penelitian terdahulu tersebut, maka perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah dari segi judul peneliti menggunakan judul “Tingkat Kepuasaan Anggota Koperasi Mitra Kerja Bank Syariah Mandiri Terhadap Program BSM Implan. Penulis kali ini lebih terfokus pada, pengaruh tingkat kepuasan anggota koperasi, yang menjadi nasabah BSM Implan. G. Teknik Penulisan Teknik Penulisan penelitian ini merujuk pada Buku Pedoman Penulisan Skripsi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Syariah dan Hukum tahun 2012. H. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan dan memberi arahan dalam penyusunan skripsi serta memberi alur pemikiran yang tersusun secara sistematis, maka penulisan skripsi ini disusun dengan sistematika sebagai berikut :
9
BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan bab awal yang akan mendukung bab-bab selanjutnya. Isi bab ini adalah paparan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review studi terdahulu, metode penelitian dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI, dalam bab ini akan dijelaskan mengenai dasar beberapa teori meliputi tinjauan umum mengenai pengertian pemasaran, kualitas pelayanan, kepuasan, faktor pendorong tingkat kepuasan, pengukuran tingkat kepuasan, pengertian koperasi, pengertian pembiayaan dana implan, program BSM Implan dan hubungan antara variable-variabel yang terkait. BAB III METODE PENELITIAN, dalam bab ini terdiri dari lingkup penelitian, pendekatan penelitian, jenis penelitian, objek penelitian, sumber dan kriteria data penelitian, teknik pengumpulan data, populasi dan sampel, teknik pengolahan data, teknik analisis data. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, bab ini berisi mengenai analisis dan interpretasi hasil temuan yang diperoleh selama proses penelitian. Bab ini bertujuan untuk menjawab rumusan masalah yang telah dikemukakan oleh penulis. BAB V PENUTUP, dalam bab ini disajikan kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan dan rekomendasi yang dapat diberikan dalam penelitian ini.
10
BAB II LANDASAN TEORI A. Kualitas Pelayanan 1. Pengertian Kualitas Pelayanan Dalam publikasinya berjudul “SERVQUAL: A Multiple-Item Scale for Measuring Consumer Perception of Service Quality” yang dipublikasikan di Journal of Retailing, Parasuraman, et al. (1998) mendefinisikan kualitas layanan sebagai penilaian global atau sikap menyangkut superioritas layanan.7 Menurut parasuraman, et al. (1998:5) dalam Sukmawati (2011) mengatakan bahwa kualitas pelayanan merupakan dasar bagi pemasaran jasa, karena inti produk yang dipasarkan adalah suatu kinerja yang berkualitas dan kinerjalah yang dibeli oleh konsumen, oleh karena itu kualitas kinerja pelayanan merupakan dasar bagi pemasaran jasa. 8 Setiap konsumen mempunyai harapan sendiri saat memutuskan untuk memilih tempat penyedia jasa yang dibutuhkan. Menurut Kotler (2003:140), harapan konsumen dibentuk berdasarkan pengalaman konsumen berbelanja di masa lampau, opini teman
7
Fandy Tjiptono, Service Management : Mewujudkan Layanan Prima.Yogyakarta: ANDI OFFSET, 2012 8 Kartika Sukmawati, Pengaruh Kualitas Layanan, Harga dan Kepuasan Pelanggan Terhadap Loyalitas Pelanggan Jasa Transportasi Kereta Api Eksekutif. Jurnal Manajemen. Fakultas Ekonomi Gunadarma, 2011
11
dan kerabat serta informasi dan janji-janji perusahaan tersebut dan para pesaing.9 2. Dimensi Kualitas Pelayanan (SERQUAL) Mengukur kualitas pelayanan berarti membandingkan kinerja suatu jasa dengan seperangkat standar yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Parasuraman, et al. (1985) dalam Tjiptono (2012:198) mengidentifikasikan 10 dimensi pokok layanan, yaitu: a. Reliabilitas, mencakup dua aspek utama, yaitu konsistensi kinerja (performance) dan sifat terpercaya (dependability). Hal ini berarti perusahaan mampu menyampaikan layanannya secara benar sejak awal (right the first time), memenuhi janjinya secara aktual dan andal. b. Responsive atau daya tanggap, yaitu kesediaan dan kesiapan para karyawan untuk membantu dan melayani para pelanggan dengan segera. c. Kompetensi, yaitu penguasaan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan agar dapat melayani sesuai dengan kebutuhan pelanggan. d. Akses, meliputi kemudahan untuk dihubungi atau ditemui (approachability) dan kemudahan kontak. e. Kesopanan (courtesy), meliputi sikap santun, respek, atensi dan keramahan para karyawan kontak.
9
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran: Sudut Pandang Asia. Edisi Ke tiga, jilid 2, Jakarta: PT. INDEKS, 2003, hlm . 140
12
f. Komunikasi, artinya menyampaikan informasi kepada para pelanggan dalam bahasa yang mudah mereka pahami, serta selalu mendengarkan saran dan keluhan pelanggan. g. Kredibilitas, yaitu sikap jujur dan dapat dipercaya. h. Keamanan (security), yaitu bebas dari bahaya, resiko atau keragua-raguan. i.
Kemampuan memahami pelanggan, yaitu berupaya memahami pelanggan dan kebutuhan spesifik mereka, memberikan perhatian individual dan mengenal pelanggan regular.
j.
Bukti fisik (tangibles), meliputi penampilan fasilitas fisik, peralatan, personil, dan bahan-bahan komunikasi perusahaan. Dalam risetnya di tahun 1988, Zeithaml, et al. dalam Tjiptono
(2012:2005) menyederhanakan sepuluh dimensi tersebut menjadi lima dimensi pokok yang berkaitan dengan kualitas pelayanan yang disusun sesuai urutan tingkat kepentingan relatifnya sebagai berikut:10 a. Bukti fisik (Tangibles), meliputi peralatan yang modern, fasilitas yang menarik dan karyawan yang berpenampilan rapih dan professional. b. Keandalan (Realiability), yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan cepat, akurat dan memuaskan.
10
Fandy Tjiptono, Service Management : Mewujudkan Layanan Prima.Yogyakarta: ANDI OFFSET, 2012
13
c. Tanggapan (Responsiveness), yakni keinginan para karyawan untuk membantu para konsumen, karyawan yang tanggap dalam merespon permintaan dan keluhan konsumen. d. Jaminan (Assurance), mencakup sifat yang dapat dipercaya, kesopanan dan pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan. e. Empati (Emphaty), meliputi memberikan perhatian pribadi, mengutamakan kepentingan konsumen dan memahami kebutuhan para konsumen.
3. Model Konseptual (SERVQUAL) Instrumen SERVQUAL bermanfaat dalam melakukan analisis gap. Karena biasanya layanan atau jasa bersifat intangible, kesenjangan komunikasi dan pemahaman antara karyawan dan konsumen berdampak serius terhadap persepsi atas kualitas pelayanan. Gap-gap yang biasanya terjadi dan berpengaruh terhadap kualitas pelayanan dapat dilihat pada gambar
14
Gambar 2.2.1 Model Konseptual SERVQUAL PELANGGAN Pengalaman Masa Lalu
Kebutuhan Pribadi
Komunikasi Gethok Tular
Layanan Yang Diharapkan
GAP 5 Persepsi Terhadap Layanan
PEMASAR Komunikasi Eksternal Kepada Pelanggan
GAP 4
Penyampaian Layanan
GAP 3 Spesifikasi Kualitas Layanan
GAP 1
GAP 2 Persepsi Manajemen Atas Harapan Pelanggan
Sumber: Zeithaml, et al. 1990 dalam Fandy Tjiptono (2012:200) Zeithaml,
et
al.
(1990)
dalam
Fandy
Tjiptono
(2012:200)
memperkenalkan lima gap (kesenjangan) yang menyebabkan adanya perbedaan persepsi mengenai kualitas pelayanan, yaitu:11
11
Fandy Tjiptono, Service Management : Mewujudkan Layanan Prima.Yogyakarta: ANDI OFFSET, 2012, hlm. 200
15
1) Gap antara ekspektasi konsumen dan persepsi manajemen (knowledge gap), gap ini terjadi karena ada perbedaan antara ekspektasi konsumen actual dan pemahaman atau persepsi manajemen terhadap ekspektasi konsumen. 2) Gap antara persepsi manajemen terhadap ekspektasi konsumen dan spesifikasi kualitas layanan (standards gap), yaitu kesenjangan antara persepsi manajemen mengenai ekspektasi pengguna jasa dan spesifikasispesifikasi kualitas jasa. Kesenjangan ini terjadi karena tidak adanya standar kinerja yang jelas dan tidak adanya perencanaan tujuan. 3) Gap antara spesifikasi kualitas layanan dan penyampaian layanan (delivery gap), yaitu kesenjangan antara spesifikasi kualitas jasa dan penyerahan jasa. Sejumlah penyebabnya antara lain: (a) spesifikasi kualitas terlalu rumit dan atau terlalu kaku, (b) para karyawan tidak menyepakati
spesifikasi
tersebut
dan
karenanya
tidak
berusaha
memenuhinya, (c) spesifikasi tidak sejalan dengan budaya korporat yang ada, (d) manajemen operasi layanan buruk, (e) kurang memadainya aktifitas internal marketing serta (f) teknologi dan sistem yang ada tidak memfasilitasi kinerja sesuai dengan spesifikasi. 4) Gap
antara
penyampaian
layanan
dan
komunikasi
eksternal
(communication gap), yaitu harapan konsumen mengenai kualitas pelayanan
dipengaruhi
pernyataan-pernyataan
yang
dibuat
oleh
perusahaan. Kesenjangan ini sering terjadi karena tidak memadainya 16
komunikasi horizontal dan adanya kecenderungan untuk memberikan janji yang berlebihan. B. Kepuasaan 1. Definisi Kepuasan Kepuasan atau satisfaction berasal dari bahasa latin “statis” (artinya cukup baik memadai) dan “facto” (melakukan atau membuat) secara sama kepuasan dapat diartikan sebagai pemenuhan sesuatu atau sesuatu yang memadai. 12 Menurut Kotler kepuasan merupakan tingkat perasaan dimana seseorang menyatakan hasil perbandingan antara hasil kerja produk atau jasa yang diterima dengan apa yang diharapkan. 13
Harapan
pelanggan
dipengaruhi
oleh
pengalaman
pembelian
sebelumnya, nasihat teman serta kolega, dan informasi pasar. Pengertian lain kepuasaan adalah hasil dari penilaian konsumen bahwa produk atau layanan telah memberikan tingkat kenikmatan dimana tingkat pemenuhan ini biasa lebih atau kurang.14 Kepuasaan pelanggan merupakan respon emosional terhadap pengalamanpenglaman yang berkaitan dengan produk atau jasa tertentu yang dibeli, gerai ritel, atau bahkan pola perilaku (seperti perilaku belanja dan perilaku pembeli), serta pasar secara keseluruhan. Respon emosional dipicu oleh proses evaluasi kognitif yang
12
Fandy Tjiptono, Pemasaran Jasa, (Malang: Bayu Media Publishing, 2005), h. 349 Philip Kolter, Manajemen Pemasaran : Analisa, Perencanaan, Implementasi dan Kontrol. Terjemahan Hendra Teguh dan H. Rusli, (Jakarta : Prenhallindo, 1997), h. 36. 14 Handri Irawan, 10 Prinsip Kepuasaan Pelanggan, (Jakarta : PT. Alex Media Komputindo, 2002), h. 349. 13
17
membandingkan persepsi (keyakinan) terhadap objek, tindakan atau kondisi tertentu dengan nilai-nilai (kebutuhan, hasrat, dan keinginan) individual. 15 Menurut Day, “kepuasaan pelanggan ialah respon pelanggan terhadap evaluasi ketidak sesuaian yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaiannya”.16 Wilkie mendefinisikan kepuasaan pelanggan yaitu tanggapan emosional pada evaluasi terhadap pengalaman konsumsi suatu produk atau jasa.17 Jadi tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dan harapan. Jika kenerja dibawah harapan mitra, maka mitra akan tidak puas, apabila kinerja sesuai dengan harapan mitra maka mitra akan merasa puas. Mitra yang datang dan mengajukan pinjaman dana implan kepada BSM akan memberikan
penilaian
berupa
kepuasan
maupun
ketidakpuasan.
Situasi
ketidakpuasaan terjadi manakala konsumen telah menggunakan produk atau mengalami produk dan pelayanan yang diberikan tidak sesuai dengan harapan mitra. Ketidakpuasan dapat menimbulkan sikap negatif terhadap produsen penyediaan jasa, berkurangnya kemungkinan pembelian dan berbagai macam perilaku komplain. Konsumen yang merasa puas cenderung akan memberikan informasi yang positif kepada orang lain. Informasi ini akan menarik minat mitra yang belum pernah
15
Handi Irawan, hlm. 349. Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, hlm. 24. 17 Fandy Tjiptono, hlm. 24. 16
18
meminjam dana BSM implan ini. Meningkatkan jumlah mitra yang puas akan berdampak pada peningkatan pendapatan perusahaan. Terciptanya kepuasan pelanggan dapat memberikan manfaat, diantaranya hubungan antara perusahaan dan pelanggan menjadi harmonis, memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang, dan terciptanya loyalitas pelanggan, dan membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut.18 Dari definisi-definisi sebelumnya dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya pengertian kepuasan pelanggan mencakup perbedaan antara harapan dan kinerja kerja atau hasil yang dirasakan. Konsep kepuasan pelanggan dapat dilihat pada gambar: Gambar 2.2.2 Tujuan Perusahaan Kebutuhan dan Keinginan Pelanggan
Produk
Harapan Pelanggan Terhadap Produk
Nilai Produk Bagi Pelanggan
Tingkat Kepuasaan Nasabah Konsep Kepuasan Pelanggan Sumber : Fandy Tjiptono, “Strategi Pemasaran”19
18 19
Fandy Tjiptono, hlm. 24. Fandy Tjiptono, hlm. 24.
19
2. Faktor-faktor Pendorong Tingkat Kepuasan Kepuasan mitra ditentukan oleh persepsi mitra atas performa produk atau jasa dalam memenuhi harapan mitra. Mitra akan merasa puas apabila harapannya terpenuhi dan bahkan merasa sangat puas apabila melebihi harapan. Menurut Hadi Irawan. 5 Faktor yang menentukan tingkat kepuasan adalah sebagai berikut :20 a. Kualitas Produk Pelanggan akan puas jika setelah membeli dan menggunakan produk tersebut, mendapatkan mutu yang baik. 6 elemen yang mempengaruhi kualitas produk yaitu performance, durability, reability, consistency dan design. b. Harga Bagi pelanggan yang sensitif, harga yang murah adalah sumber kepuasan yang penting karena mereka akan mendapatkan value for money yang tinggi. Komponen harga ini relatif, tidak penting bagi mereka yang tidak sensitif terhadap harga. Untuk industri retail, komponen ini sangat penting dan besar kontribusinya terhadap kepuasan harga. c. Kualitas Pelayanan Pelanggan akan merasa puas apabila dilayani dengan baik, sesuai dengan apa yang diharapkan. Salah satu konsep kualitas pelayanan yang paling popular adalah sevqual yang dikembangkan oleh Parasuraman, Berry dan Zithaml, berdasarkan konsep ini, pelayanan mempunyai 5 dimensi yaitu :
20
Handi Irawan, 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan, Jakarta: Alex Media Komputindo, 2002,
hlm. 37.
20
1) Tangibles (wujud), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi. Nasabah akan merasa puas apabila ia menabung pada sebuah lembaga keuangan yang memiliki bukti fisik sebuah lembaga keuangan hendaknya menarik dan modern. 2) Reliability (keandalan), yakni kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat, dan memuaskan. Nasabah akan merasa puas apabila karyawan lembaga keuangan dapat memberikan pelayanan yang telah dijanjikan dengan cepat, akurat serta sesuai dengan apa yang diinginkan nasabah. Maka untuk mendukung hal tersebut, karyawan mengikuti pelatihan dan pendidikan. 3) Responsiveness (ketanggapan), yaitu keinginan para staf dan karyawan untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap. Nasabah akan merasa puas apabila karyawan lembaga keuangan memberikan pelayanan tanpa membeda-bedakan nasabah. 4) Assurance (jaminan), mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya resiko, dan keragu-raguan. Nasabah akan merasa puas apabila karyawan lembaga keuangan yang melayaninya memiliki pengetahuan dan memiliki sifat serta perilaku yang dapat dipercaya agar nasabah merasa yakin saat melakukan transaksi.
21
d. Faktor Emosional Pelanggan yang merasa bangga dan yakin orang lain kagum atau menyukai apa yang ia gunakan, cenderung memiliki tingkat kepuasan lebih tinggi. Kepuasan bukan karena kualitas atau harga tapi karena rasa bangga, percaya diri yang menjadikan pelanggan tersebut puas akan barang atau jasa tertentu. e. Biaya dan Kemudahan untuk Mendapatkan Produk atau Jasa Pelanggan akan merasa semakin puas apabila dalam mendapatkan produk dan jasa relatif mudah, nyaman, dan efisien. Dalam hal ini, kemudahan dalam menjangkau lokasi BSM dan juga kemudahan menghubungi petugas yang bersangkutan. 3. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan setiap perusahaan untuk mengukur dan memantau kepuasan pelanggannya. Kottler mengidentifikasi empat metode untuk mengukur kepuasan pelanggan, 21 yaitu : a. Sistem Keluhan dan Saran Setiap organisasi atau perusahaan yang berorientasi pada pelanggan perlu menyediakan kesempatan dan akses yang mudah & nyaman bagi para pelanggannya guna menyampaikan saran, kritik, pendapat, dan keluhan mereka. Media yang digunakan adalah dapat berupa kotak saran yang ditempatkan di lokasi-lokasi yang strategis, kartu komentar, saluran telepon khusus bebas pulsa, website, dan sebagainya. Informasi yang diperoleh 21
Philip Kottler, Manajemen Pemasaran I Edisi Milenium, hlm. 44.
22
melalui metode ini dapat memberikan ide-ide baru dan masukan yang berharga kepada perusahaan, sehingga perusahaan dapat bereaksi dengan tanggap dan cepat untuk mengatasi masalah yang timbul. b. Survei Kepuasan Pelanggan Umumnya banyak penelitian mengenai kepuasan pelanggan dilakukan dengan metode survei, baik melalui telepon, pos, email website, maupun wawancara langsung. Melalui survey, perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan balik secara langsung dari pelanggan serta memberikan kesan positif bahwa perusahaan memberikan perhatian kepada pelanggannya. c. Belanja Siluman (ghost shopping) Salah satu cara memperoleh gambaran mengenai kepuasan pelanggan adalah dengan memperkerjakan beberapa ghost shopper untuk berpura-pura atau berperan sebagai pelanggan potensial produk perusahaan. Mereka diminta berinteraksi dengan staf penyedia jasa dan menggunakan produk atau jasa perusahaan kemudian mereka melaporkan penemuannya mengenai kekuatan dan kelemahan produk atau jasa berdasarkan pengalamannya. d. Analisis Pelanggan yang hilang Perusahaan menghubungi para pelanggan yang telah berhenti atau yang telah pindah pemasok agar dapat memahami mengapa hal itu terjadi dan mengambil
kebijakan
perbaikan
atau
penyempurnaan
selanjutnya.
23
C. Bank Syariah Mandiri Peran lembaga keuangan sangat penting dalam menumbuhkan dan mengembangkan potensi ekonomi rakyat. Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip islam. Dalam rangka memberikan penyaluran pembiayaan dana implan yang berupa pinjaman dan bentuk pembiayaan lainnya sesuai kebutuhan Koperasi atau Perusahaan. Bank Syariah melaksanakan program pembiayaan penyaluran dana implan dengan persyaratan yang mudah dan pemberian fasilitas pinjaman angsuran yang dikelola oleh lembaga keuangan syariah. Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-1999. Bank Syariah Mandiri dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui Surat Keputusan Gubernur BI No. 1/24/ KEP. BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya melalui Surat
Keputusan
Deputi
Gubernur
Senior
Bank
Indonesia
No.
1/1/KEP.DGS/1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT. Bank Syariah Mandiri. PT. Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999. 22 Dengan dibentuknya Bank Syariah Mandiri diharapkan mampu memadukan idealisme usaha dan
22
Diakses pada tanggal 23 Juli 2014 dari Ariefmuliadi30.blogspot/2012/makalah-bank-syariah-mandiri-bsm.html
24
nilai-nilai rohani, yang melandasi kegiatan operasionalnya baik dari segi penyaluran dana maupun pembiayaannya yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia. Bank Syariah Mandiri hadir untuk bersama membangun Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik. D. Pembiayaan Implan (BSM Implan) 1. Pengertian Implan merupakan kata serapan dari Bahasa Inggris “Implant” secara bahasa berarti menanamkan atau memasukkan. Sedangkan dalam kamus ekonomi, implan berarti menanamkan atau invest. Pembiayaan Implan adalah adalah fasilitas pinjaman angsuran konsumtif yang diberikan kepada karyawan suatu perusahaan secara kolektif bekerja sama dengan koperasi karyawan atau KOPKAR dan perusahaan khusus dalam hal pembayaran angsuran pinjaman melalui mekanisme potong gaji secara langsung, pemberian rekomendasi, pemberian jaminan dan pelunasan pinjaman apabila karyawan terputus hubungan kerjanya. Menurut keterangan yang berhasil diperoleh dari situs milik Bank Syariah Mandiri, pengertian produk dari BSM Implan adalah pembiayaan konsumen dalam valuta rupiah yang diberikan oleh bank kepada karyawan tetap perusahaan yang pengajuannya dilakukan secara massal (kelompok). BSM Implan dapat mengakomodir kebutuhan pembiayaan bagi para karyawan perusahaan, misalnya dalam hal perusahaan tersebut tidak memiliki koperasi
25
karyawan, koperasi karyawan belum pengalaman dalam kegiatan simpan pinjam, atau perusahaan dengan jumlah karyawan terbatas.23 Produk Implan merupakan sebuah produk pembiayaan yang menjadi sub bagian dari produk konsumtif massal. Dimana terdapat 2 produk jasa yaitu BSM PKPA dan BSM Implan. BSM PKPA sendiri dapat diartikan sebagai pembiayaan kepada Koperasi Karyawan untuk para anggotanya (PKPA) adalah penyaluran pembiayaan melalui koperasi karyawan untuk pemenuhan kebutuhan konsumen para anggotanya (kolektif) yang mengajukan pembiayaan kepada koperasi karyawan. Pola penyalurannya yang dipergunakan adalah executing (koperasi karyawan sebagai nasabah), sedangkan proses pembiayaan dari koperasi karyawan kepada anggotanya dilakukan dan menjadi tanggung jawab penuh koperasi karyawan. Produk BSM Implan merupakan pembiayaan konsumer dalam valuta rupiah yang diberikan oleh bank kepada karyawan tetap perusahaan/koperasi karyawan yang pengajuannya dilakukan secara massal (kelompok). BSM Implan dapat mengakomodir kebutuhan pembiayaan bagi para anggota koperasi karyawan atau karyawan perusahaan, misalnya dalam hal perusahaan tersebut tidak memiliki koperasi karyawan, koperasi karyawan belum berpengalaman dalam kegiatan simpan pinjam, atau perusahaan dengan jumlah karyawan terbatas.
23
Diakses pada tanggal 23 Juli 2014 dari www.syariahmandiri.co.id/category/consumer-banking/pembiayaan-konsumer/bsm-implan/
26
Gambar 2.2.3 BSM PKPA & BSM Implan BANK SYARIAH MANDIRI
Executing (PKPA) INSTANSI
Chaneling (Implan) Karyawan
Karyawan
Karyawan
Sumber: Data Terolah
Dari bagan diatas dapat dilihat bahwa produk pembiayaan PKPA sangat berkaitan erat dengan produk Implan ini sendiri. Namun tentu terdapat perbedaan dan persamaan diantara kedua produk ini. Tabel 2.1.1 Persamaan & Perbedaan BSM Impan dan BSM PKPA BSM PKPA
BSM Implan
Persamaan
Pendaftaran dilakukan secara missal melalui instansi terkait.
Bersifat konsumtif multiguna Perbedaan Debitur adalah instansi
Debitur adalah perorangan
Penandatanganan akad dilakukan oleh
Penandatanganan akad dilakukan oleh
instansi
calon debitur
Tanpa penandatangan perjanjian
Menandatangani perjanjian kerjasama
kerjasama karena telah tercantum pada
untuk bersedia dipotong gaji melalui
akad yang sebelumnya ditandatangani
instansi
Sumber : Data Terolah 27
BSM Implan memberikan fasilitas pembiayaan konsumer kepada sejumlah karyawan (kolektif) dengan rekomendasi perusahaan/instansi (approve company),
dimana
pembayaran
angsurannya
dikoordinasi
oleh
perusahaan/instansi melalui pemotongan gaji langsung. Hal ini memiliki banyak keuntungan bagi para pihak bank dan meminimalisir rawannya kredit macet karena menggunakan sistem potong gaji pada setiap tanggal yang disetujui pada perjanjian kerjasama. Produk BSM Implan memiliki tujuan,antara lain: a. Mempercepat pertumbuhan portofolio pembiayaan retail b. Meminimalisasi overhead/operational cost dan collection, melalui kerja sama dengan perusahaan/instansi dengan cara pemotongan gaji langsung. c. Meningkatkan jumlah customer based (number of account) pembiayaan, sehingga terjadi spreading risk. Dari beberapa tujuan diatas akan memunculkan keuntungan bagi bank instansi maupun anggota. Tabel 2.1.2 Tujuan BSM Implan Instansi
Anggota Instansi
Salah satu bentuk penghargaan kepada karywan.
Kesempatan dan kemudahan memperoleh fasilitas pembiayaan.
Outsourcing sumber dana dan administrasi pinjaman. Sumber data terolah Pembiayaan Implan terdiri atas dua komponen yang masing-masing memiliki kriteria yang harus dimiliki supaya pembiayaan ini dapat terealisasikan.
Komponen
tersebut
adalah
instansi/perusahaan
dan 28
perorangan/individu yang dalam hal ini adalah karyawan instansi terkait. Menurut Surat Edaran pembiayaan terdapat beberapa kriteria yang harus dimiliki oleh instansi yang akan bekerja sama dalam pembiayaan ini antara lain: a. Lembaga pemerintahan, BUMN/BUMD, perusahaan multinasional, perusahaan besar yang telah masuk bursa/go publik, atau perusahaan yang bonafide yang telah berjalan 5 tahun dan tidak dalam proses hukum. b. Lembaga Koperasi sesuai dengan SE No. 8/032/PEM tanggal 13 Juli 2006 tentang Rating Sektor Ekonomi untuk Pembiayaan). c. Memiliki legalitas usaha seperti Akte Pendirian Usaha/Anggaran Dasar, SIUP, NPWP, TDP dan telah memiliki organisasi. Kriteria ini telah disebutkan di atas merupakan objek bagi produk implan ini. Supaya saling berkesinambungan, terdapat bebrapa kriteria yang diharap memiliki oleh individu calon debitur yang akan memperoleh pembiayaan ini, antara lain: a. Nasabah cakap hukum sesuai dengan pasal 1330 KUHP b. Usia minimal 21 tahun dan pada saat jatuh tempo fasilitas maksimal 55 tahun dan belum pension. c. Keanggotaan sebagai anggota koperasi dan karyawan tetap minimal 2 tahun dan memiliki penghasilan THP diatas Rp 1000.000 d. PNS/CPNS, mengisi dan menandatangani formulir permohonan pembiayaan, kartu identitas suami/istri, KK, akte nikah/cerai, surat
29
persetujuan suami/istri, NPWP, slip gaji/surat keterangan penghasilan terakhir, SK pengangkatan, surat pernyataan persetujuan SKPG. 2. Prosedur Pembiayaan Implan di Bank Syariah Mandiri Implan merupakan salah satu produk pembiayaan dengan metode Pemberian fasilitas pembiayaan konsumen kepada sejumlah karyawan (kolektif) dengan
rekomendasi
perusahaan/instansi
(approve
company),
dimana
pembayaran angsurannya dikoordinasi oleh perusahaan/instansi melalui pemotongan gaji langsung. a. Bagan dalam Produk Pembiayaan Implan
Kebutuhan Modal Kerja / Investasi
Perusahaan/Instansi/ Lembaga Pemerintahan
BSM Implan
Sumber: Prosedur Pembiayaan BSM
Karyawan
b. Pengajuan Pembiayaan Implan
Pengajuan
pembiayaan
BSM
Implan
dilakukan
melalui
Perusahaan/Instansi tempat calon nasabah bekerja secara kolektif
Jumlah minimum pengajuan pembiayaan dalam satu kelompok permohonan adalah 10 orang calon nasabah atau sebesar Rp 100.000.000,-
c. Jangka waktu Pembiayaan
Untuk pembelian keperluan konsumer dengan limit pembiayaan sampai dengan Rp 50.000.000,- (tanpa agunan), jangka waktu pembiayaan : 30
1) Khusus nasabah dari perusahaan swasta dengan asset < Rp 50.000.000,- jangka waktu pembiayaan tanpa agunan per nasabah ditetapkan 1 tahun s.d. 3 tahun. 2) Khusus nasabah dari instansi Pegawai Negeri Sipil/PNS, BUMN, TNI/POLRI dan perusahaan swasta dengan aset ≥ Rp 50.000.000,- jangka waktu pembiayaan tanpa agunan per nasabah ditetapkan 1 tahun s.d. 5 tahun.
Untuk pembelian keperluan konsumtif (selain untuk pembelian rumah/mobil) dengan limit diatas Rp 50.000.000,- s/d Rp 100.000.000,- jangka waktu pembiayaan maksimal 5 tahun.
Untuk Pembelian kendaraan mobil pribadi dengan limit diatas Rp 50.000.000,-sampai dengan Rp 200.000.000,- jangka waktu pembiayaan maksimal 5 tahun dan usia kendaraan pada saat jatuh tempo pembiayaan maksimal 10 tahun.
Untuk pembelian tanah berikut bangunan rumah di atasnya dengan limit pembiayaan di atas Rp 50.000.000,- sampai dengan Rp 250.000.000,- jangka waktu pembiayaan maksimal 10 tahun
d. Tujuan Pembiayaan
Mempercepat pertumbuhan portofolio pembiayaan retail.
Meminimalisir overhead/operational cost dan collection, melalui kerjasama
dengan
perusahaan/instansi/instansi
dengan
pemotongan gaji langsung.
31
Meningkatkan jumlah customer based (number of account) pembiayaan,
sehingga
terjadi
spreading
risk.(Prosedur
Pembiayaan BSM) E. Koperasi 1. Pengertian Koperasi Koperasi berasal dari kata Cooperation (bahasa inggris), yang artinya kerjasama. Sedankan menurut istilah, yang dimaksud dengan koperasi adalah suatu perkumpulan yang dibentuk oleh para anggota peserta yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan para anggotanya dengan harga yang relatif rendah dan bertujuan memajukan tingkat hidup bersama.24 Berdasarkan undang-undang No. 25 Tahun 1992, definisi koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi yang berlandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat atas asas kekeluargaan. Sedangkan menurut UU No. 17 Tahun 2012, koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum koperasi, untuk dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai prinsip koperasi. Menurut Hendrodjogi dalam bukunya “Koperasi : asas-asas, teori, dan praktek”, ia mendefinisikan koperasi merupakan suatu wadah bagi golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah dalam rangka usaha untuk memenuhi
24
Drs. Hendi Suhendi, M.Si, Fiqh Muamalah, Membahas Ekonomi Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002, h. 291
32
kebutuhan hidupnya berusaha meningkatkan tingkat kehidupan mereka. 25 Koperasi adalah suatu kumpulan dari orang-orang yang dasar persamaan derajat manusia, dengan tidak memandang haluan agama dan politik secara sukarela masuk, untuk memenuhi kebutuhan bersama yang bersifat kebendaan atas tanggungan bersama. 26 Dalam bukunya yang berjudul “Bank & Lembaga Keungan Lainnya” Kasmir mendefinisikan koperasi merupakan bentukan dari sekelompok orang yang memiliki tujuan bersama. Kelompok orang inilah yang menjadi anggota koperasi dan gotong-royong membantu anggota lainnya yang memerlukan bantuan. Berdasarkan pengertian tersebut yang dapat menjadi anggota koperasi : 1. Perorangan, yaitu orang yang secara sukarela menjadi anggota koperasi. 2. Badan hukum koperasi, yaitu suatu koperasi yang menjadi anggota koperasi yang memiliki lingkup lebih luas.27 Pada pernyataanya Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 27 (Revisi 1998), disebutkan bahwa karakterinstik utama koperasi yang membedakan dengan badan usaha lainnya adalah koperasi memiliki identitas ganda. Identitas ganda maksudnya anggota merupakan pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi. Umumnya koperasi dikendalikan secara bersama oleh seluruh anggotanya, dimana setiap anggota memiliki hak suara yang sama dalam setiap keputusan yang diambil koperasi. Pembagian keuntungan koperasi (biasa disebut Sisa Hasil Usaha atau SHU) biasanya dihitung berdasarkan andil 25
Drs. Hendrodjogi, M. Sc. Koperasi : Asas-asas, Teori dan Praktek, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2007, h. 20. 26 Drs. Hendrodjogi, M. Sc. Koperasi : Asas-asas, Teori dan Praktek, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2007, h. 20. 27 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, 2007
33
anggota tersebut dalam koperasi, misalnya dengan melakukan pembagian dividen berdasarkan besar pembelia atau penjualanyang dilakukan oleh si anggota.28Koperasi bekerja berdasarkan beberapa prinsip. Prinsip ini merupakan pedoman bagi koperasi dalam melaksanakan nilai-nilai koperasi. 29 1. Keanggotaan sukarela dan terbuka. Koperasi adalah organisasi yang keanggotanya bersifat sukarela, terbuka bagi semua orang yang bersedia menggunakan jasa-jasanya, dan bersedia menerima tanggung jawab keanggotanya, tanpa membedakan gender , latar belakang sosial ras, politik, atau agama. 2. Pengawasan oleh anggota secara demokratis. Koperasi adalah organisasi demokratis yang diawasi oleh anggotanya, yang secara aktif menetapkan kebijakan dan membuat keputusan laki-laki dan perempuan yang dipilih sebagai pengurus atau pengawas bertanggung jawab kepada Rapat Anggota. Dalam Koperasi Primer, anggotanya memliki hak suara yang sama (satu anggota satu saura) dikelola secara demokratis. 3. Partisipasi anggota dalam kegiatan ekonomi. Anggota menyetorkan modal mereka secara adil dan melakukan pengawasan secara demokratis. Sebagian dari modal tersebut adalah milik bersama. Bila ada balas jasa terhadap modal, diberikan
secara terbatas. Anggota
mengalokasikan SHU untuk beberapa atau semua dari tujuan seperti di bawah ini :
28
Tim LAPENKOP Nasioanal, “Bentuk Koperasi”, artikel diakses pada tanggal 24 Juli 2013 dari http://berkoperasi.blogspot.com/ 29 Ibid.
34
a) Mengembangkan Koperasi. Caranya dengan membentuk dana cadangaan, yang sebagian dari dana itu tidak dapat dibagikan. b) Dibagikan kepada anggota. Caranya seimbang berdasarkan transaksi mereka dengan koperasi. c) Mendukung Keanggotanya lainnya yang disepakati dalam Rapat Anggota. 4. Otonomi dan Kemandirian. Koperasi adalah organisasi otonom dan mandiri yang diawasi oleh anggotanya. Apabila koperasi membuat perjanjian dengan pihak lain, termasuk pemerintah, atau memperoleh modal dari luar maka hal itu harus berdasarkan persyaratan yang tetap menjamin adanya upaya : a) Pengawasan yang demokratis dari anggotanya. b) Mempertahankan otonomi koperasi. 5. Pendidikan, Pelatihan dan Informasi. Koperasi memberikan pendidikan dan pelatihan bagi anggota, pengurus, pengawas, manager dan karyawan. Tujuannya, agar mereka dapat melaksanakan tugas dengan lebih efektif bagi perkembangan koperasi. Koperasi memberikan informasi kepada masyarakat umum, khususnya orang-orang muda dan tokoh-tokoh masyarakat mengenai hakekat dan manfaat berkoperasi. 6. Kerjasama antar Koperasi. Dengan bekerjasama pada tingkat lokal, regional dan internasional, maka:
35
a) Gerakan koperasi dapat melayani anggotanya dengan efektif. b) Dapat memperkuat gerakan koperasi. 7. Kepedulian terhadap masyarakat. Koperasi melakukan kegiatan untuk pengembangan masyarakat sekitarnya secara berkelanjutan melalui kebijakan yang diputuskan oleh Rapat Anggota. Dari berbagai definisi diatas penulis dapat mendefinisikan koperasi sebagai perkumpulan orang yang bergabung dalam lembaga yang menjalankan usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan dan atas asas sosial guna mencapai tujuan bersama yaitu meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup anggotanya. 2. Sumber-Sumber Dana Koperasi Sumber dana merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan koperasi simpan pinjam dalam rangka memenuhi kebutuhan dana para anggotanya. Bagi anggota koperasi yang berlebihan dana diharapkan untuk menyimpan dananya di koperasi dan kemudian oleh koperasi dipinjamkan kembali kepada anggota yang membutuhkan dana dan jika memungkinkan koperasi juga dapat meminjam dananya pada masyarakat luas. Disamping itu juga memuat ketentuan untuk mengantisipasi prospek perkembangan di masa depan, dimana faktor permodalan bagi usaha anggota dan usaha koperasi sangat menentukan kelangsungan hidup koperasi dan usaha anggota yang bersangkutan. Dalam menjalankan kegiatan usahanya sehingga tidak akan mendapat keuntungan. Setiap anggota koperasi diwajibkan untuk menyetor sejumlah uang sebagai sumbangan pokok anggota, disamping itu
36
ditetapkan pula sumbangan wajib kepada para anggotanya. Kemudian sumber dana lainnya dapat diperoleh dari berbagai lembaga, baik lembaga pemerintah maupun lembaga swasta yang kelebihan dana. Pembagian keuntungan diberikan kepada para anggotanya sangat tergantung kepada keaktifan para anggotanya dalam meminjamkan dana. Menurut Kasmir dalam bukunya “Bank dan lembaga Keuangan Lainya” menyatakan bahwa secara umum sumber dana koperasi adalah menyatakan bahwa: 1. Dari para anggota koperasi berupa: a) Iuaran Wajib b) Iuran Pokok c) Iuran Sukarela 2. Dari luar koperasi: a) Badan Pemerintah b) Perbankan c) Lembaga Swasta Lainnya30 Modal Merupakan bagian hak pemilik dalam perusahaan yaitu selisih antara aktiva dengan kewajiban yang ada dan tidak merupakan ukuran nilai jual. Sedangkan penyaluran kredit merupakan salah satu pemanfaatan modal dalam bentuk penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara pihak yang
30
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, 2007, h. 271
37
meminjamkan dengan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga atau dari bagi hasil. F. Hipotesa Hipotesa adalah dugaan sementara permasalahan yang ada, dalam penelitian kuantitatif, hipotesa dibuat terlebih dahulu lalu dilakukan penelitian tentang permasalahan yang ada, hasil dari penelitian akan membuktikan apakah hasil dari hipotesa berpengaruh atau tidak berpengaruh. Dlam penelitian ini hipotesa diterangkan sebagai berikut:
H
diterima dan H
ditolak berarti faktor-faktor yang mempengaruhi
kepuasan tidak berpengaruh pada kepuasan anggota koperasi mitra kerja Bank Syariah Mandiri.
H
ditolak dan H
diterima berarti faktor-faktor yang mempengaruhi
kepuasan berpengaruh terhadap kepuasan anggota koperasi mitra kerja Bank Syariah Mandiri.
38
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian dalam penyusunan skripsi ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan yang memungkinkan pencatatan hasil
penelitian
menggunakan
dalam
bentuk
metode deskriptif.
angka.
Pendekatan
kuantitatif
Sedangkan jenis penelitian
ini yang
dilakukakan adalah field research (studi lapangan), yaitu mengumpulkan data secara langsung dari objek penelitian untuk memperoleh data-data yang diperlukan. B. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini (responden) adalah mitra kerja Bank Syariah Mandiri yakni anggota koperasi yang telah mendapatkan dana implan dari Bank Syariah Mandiri. C. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah anggota koperasi mitra kerja Bank Syariah Mandiri yang telah mendapatkan program BSM Implan, diketahui berjumlah 516 anggota koperasi. Dari banyaknya populasi tersebut, peneliti akan mengambil sejumlah sampel untuk mewakili populasi tersebut. Sampel adalah prosedur dimana peneliti hanya mengambil sebagian populasi saja dan kemudian digunakan untuk menentukan sifat, ciri, dan 39
jawaban yang mampu mewakili suatu populasi. 31 Penentuan jumlah sampel bisa dilakukan dengan menggunakan teori Roscoe yang menyatakan bahwa ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah 30-500. 32 Artinya, seorang peneliti boleh mengambil jumlah sampel sesuai dengan kemampuan si peneliti asalkan jumlah yang dipilih lebih dari 30 sampel. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan cara non probability sampling, yaitu setiap unsur dalam populasi tidak memiliki kesempatan atau peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel. 33 Atau pengambilan sampel yang bersifat tidak acak, di mana sampel dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu.34 Metode non probability sampling yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu penentuan sampel atas dasar strategi kecakapan atau pertimbangan pribadi semata yang disesuaikan dengan tujuan dan masalah penelitian. 35 Dan jumlah sampel yang akan diteliti berjumlah 57 orang yang mengikuti program BSM Implan. D. Sumber Data Penelitian 1. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari para responden, melalui penyebaran angket, yaitu teknik pengumpulan data 31
Sofian Siregar, Statistik Deskriptif Untuk Penelitian, (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2010), h. 144. 32 Sugiyono, Metodologi Penelitian Bisnis , (Bandung: Alfabeta, 2007), h. 74 33 Muhammad, Metodogi Penelitian Ekonomi Islam: Pendekatan Kuantitatif, (Jakarta: Rajawali Pers, 2008), h. 173. 34 Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi, Metode Penelitian Survai, (Jakarta: LP3ES, 1989), h. 155. 35 Muhammad Teguh, Metodologi Penelitian Ekonomi Teori dan Aplikasi, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2005), h. 156
40
dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan-pertanyaan untuk diisi sendiri oleh responden.36 Dalam hal ini responden yang peneliti tunjuk adalah anggota koperasi sebagai mitra kerja Bank Syariah Mandiri. 2. Data Sekunder Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber-sumber sekunder dari data yang dibutuhkan dan berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti. Data tersebut didapatkan dengan cara mempelajari buku, dokumen, jurnal majalah dan internet yang dapat mendukung penelitian yang berkaitan dan relevan dengan masalah penelitian serta untuk melengkapi data primer. E. Teknik Pengumpulan Data Proses pengumpulan data merupakan usaha yang biasa dilakukan oleh peneliti secara operasional dalam melaksanakan penelitian guna memperoleh hasil yang positif bagi penelitiannya. Untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua teknik dalam mengumpulkan data, yaitu teknik kuesioner dan teknik kepustakaan. Teknik kuesioner dalam penelitian ini dilakukan dengan cara observasi, yaitu mengumpulkan data dengan cara mendatangi langsung tempat penelitian, yaitu koperasi mitra kerja Bank Syariah Mandiri yang mengikuti program BSM Implan. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data melalui formulir yang 36
Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif: teori dan aplikasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), Ed. 1 h.49
41
berisi daftar pernyataan yang diajukan secara tertulis kepada responden untuk kemudian diisi oleh responden. 37 Teknik kepustakaan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara pengumpulan data berupa literatur, artikel, buku, skripsi dan jurnal yang terkait dengan penelitian ini. F. Teknik Pengolahan Data Agar data yang ada dalam penelitian ini dapat dibaca dengan baik, peneliti akan mengolah data yang telah diperoleh untuk mempermudah pembaca dalam memahami penelitian ini. Untuk itu peneliti menggunakan beberapa aplikasi atau software komputer yang dapat membantu peneliti dalam mengolah data, yaitu Microsoft excel 2010 dan IBM SPSS 20.00. Langkah pertama yang dilakukan oleh peneliti setelah memperoleh data adalah checking data, yaitu mengecek ulang kelengkapan data pada kuesioner dan menyeleksi data yang layak digunakan dalam penelitian ini. 38 Langkah kedua adalah melakukan coding data atau pengkodean data, yaitu mentransformasikan kata atau kalimat yang panjang dengan kode singkat berupa angka atau campuran huruf dan angka.39 Langkah ketiga adalah melakukan tabulasi data, yaitu menyajikan data dalam bentuk tabel agar mudah dianalisis oleh peneliti. Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti setelah memperoleh dan mengolah data adalah menganalisis data. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa metode analisis terhadap data. Langkah terakhir setelah menganalisis dan menginterpretasi data, peneliti akan 37
Soekandar Rumidi, Metode Penelitian Petunjuk Praktis Untuk Penelitian Pemula, (Yogyakarta: Gajah Mada University, 2004), h. 78. 38 Moh. Kasiram, Metodologi Penelitian: Repleksi Pengembangan Pemahaman dan Penguasaan Metodologi Penelitian, (Malang: UIN Malang Press, 2008), cet.1, h. 131 39 Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), h. 349
42
menarik kesimpulan atas sejumlah temuan yang diperoleh peneliti dalam penelitian ini. G. Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan objek penggamatan atau fenomena yang diteliti. 40 Adapun yang dijadikan variabel dalam penelitian ini adalah: 1) Variabel
bebas
(X)
adalah
variabel
stimulus
atau
yang
mempengaruhi variabel lain. 41 Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah instrumen sosial ekonomi (X1), instrumen informasi (X2), instrumen agama (X3), 2) Variabel terikat (Y) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikat adalah respon tingkat kepuasan terhadap program BSM Implan. Dari permasalahan yang akan diteliti maka variabel penelitian ini adalah sebagai berikut: X1 : Sosial Ekonomi
: Pendidikan, Konsumsi, Kepemilikan
X2: Informasi
: Komunikasi
X3 : Agama
: Pengetahuan agama, pemahaman agama
Y : Tingkat kepuasan terhadap program BSM Implan
40
Ibnu Hajar, Dasar-dasar Penelitian Kuantitatif dalam Penelitian, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), cet. 1, h. 156 41 Ety, Rochaety, dkk, Metode Penelitian Bisnis: Dengan Aplikasi SPSS, ed.1, (Jakarta: Mitra Kencana Media, 2007).
43
1. Kognitif a. Pengetahuan terhadap produk BSM Implan b. Pemahaman terhadap produk BSM Implan c. Sikap terhadap Produk BSM Implan 2. Afektif a. Penilaian terhadap produk BSM Implan, Pelayanan BSM b. Partisipasi terhadap produk BSM Implan. H. Metode Analisis Analisis data merupakan salah satu langkah penting untuk memperoleh temuan-temuan hasil riset. Data menuntun pelaku riset ke arah temuan ilmiah, bila dianalisis masih merupakan data mentah. Dalam kegiatan riset, data mentah akan memberi arti bila dianalisis, ditafsirkan dan dibahas sehingga diperoleh makna dari setiap temuan yang diperoleh berdasarkan data yang dikumpulkan itu.42 1. Uji Kualitas Data a. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur keabsahan atau mengukur valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dinyatakan valid apabila pernyataan pada kuesioner mampu mengungkapkan
42
Mohammad Ali, Metodologi dan Aplikasi Riset Pendidikan, Jakarta: Pustaka Cendikia Utama, 2010, hlm. 321.
44
sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.43 Untuk menguji tingkat validitas instrumen penelitian, dapat menggunakan teknik menghitung korelasi skor tiap butir pernyataan dan skor total, dengan menggunakan rumus korelasi produk moment, yaitu: 44
rxy =
Keterangan: r = Koefisien korelasi X = Skor yang diperoleh subyek dari seluruh item Y = Skor total yang diperoleh dari seluruh item n = Banyaknya responden/sampel b. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas adalah alat yang digunakan untuk mengukur konsistensi. Pengujian reliabilitas menunjukan konsistensi suatu alat ukur dalam penelitian. Suatu alat ukur yang reliabel adalah alat ukur yang mempunyai tingkat reliabilitas yang tinggi. Artinya, jawaban responden atas kuesioner tersebut akan cenderung stabil dan konsisten apabila diulang. Metode pengujian dilakukan dengan pengujian Cronbach Alpha. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memiliki nilai lebih dari 0,6 sedangkan nilai yang kurang dari 0,6 adalah kurang baik. 43
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 21, (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2013). h. 45. 44 Sugiyanto, Analisis Statistika Sosial, (Malang: Bayumedia Publishing, 2004), h. 184.
45
45
Adapun rumus koefisien reliabilitas Cronbach Alpha adalah sebagai
berikut:46
r=
Keterangan: r
= Koefisien reliabilitas
k
= Jumlah butir pertanyaan = Total varians butir = Total varians
2. Uji Asumsi Klasik Sebelum melakukan pengujian hipotesis dari penelitian ini, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik untuk untuk memastikan bahwa alat uji regresi dapat digunakan atau tidak. Bila uji asumsi klasik sudah terpenuhi, maka alat uji regresi dapat digunakan dalam penelitian. a. Uji Normalitas Untuk mengetahui apakah data penelitian ini berdistribusi normal atau mendekati normal bisa dilakukan dengan menggunakan analisis grafik, yaitu dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram residualnya. Jika data menyebar disekitar garis
45
Duwi Priyatno, Buku Saku Analisis Data SPSS, (Yogyakarta: Media Kom, 2011), h.
69. 46
V. Wiratna Sujarweni dan Poly Endrayanto, Statistik untuk Penelitian, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h. 186.
46
diagonalnya dan mengikuti arah garis diagonalnya atau grafik histogramnya menunjukan distribusi normal, maka regresi memenuhi asumsi normalitas.47 Gambar 3.2.1
Sumber : Data Sekunder yang diolah Berdasarkan gambar 3.2.1 diatas dapat disimpulkan bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Jadi, data menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi ini memenuhi asumsi normalitas dan berbentuk simetris tidak miring ke kanan atau ke kiri. b. Uji Multikolinieritas Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas dilakukan dengan melihat VIF (Variance Inflation Factor) pada output SPSS. Apabila Nilai Tolerance Value lebih tinggi daripada 0,10 maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinieritas48. Jika nilai VIF < 10, maka tidak terdapat
47
Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS Statistik Parametik, Jakarta : PT . Elex Media Komputindo, 2000, hlm. 214 48 Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2000),hal.206
47
multikolenieritas. Jika Nilai VIF > 10 maka diduga mempunyai persoalan multikolenieritas. Tabel 3.1.1 Sumber : Data Sekunder yang diolah Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error 12.324
1.887
Variabel X3
.496
.281
Variabel X2
.562
Variabel X1
.212
Coefficients Beta
Collinearity Statistics T
Sig.
Tolerance
VIF
6.531
.000
.213
1.762
.084
.910
1.099
.179
.368
3.133
.003
.965
1.036
.126
.204
1.686
.098
.911
1.097
a. Dependent Variable: Score Variabel Y
Dari tabel 3.1.1 diperoleh bahwa nilai VIF untuk variabel bebas lebih kecil dari 10 (VIF < 10), sehingga persamaan regresi ini terbebas dari asumsi multikolinieritas. c. Uji Heterokedaktisitas Uji Heterosdeksitas bertujuan untuk menguji apakah mode regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heterokdestisitas.
48
Gambar 3.2.2
Sumber : Data Sekunder yang diolah Hasil gambar 3.2.2 terlihat bahwa titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y ( daerah positif dan negatif) serta tidak membentuk pola. Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa persamaan regresi terbebas dari asusmsi heteroskedastisitas. d. Uji Auto Korelasi Uji autokorelasi menggunakan nilai pada durbin watson untuk mendeteksi apakah di dalam data yang digunakan untuk sebuah penelitian mengandung autokorelasi. Konsekuensi dari adanya autokorelasi dalam suatu model regresi adalah model regresi tidak dapat digunakan menaksir nilai variabel dependen pada nilai variabel independen tertentu. Data yang baik adalah data yang tidak mengandung autokorelasi di dalamnya. Untuk mendiagnosis adanya autokorelasi dalam suatu model regresi dilakukan melalui pengujian terhadap nilai Uji Durbin Watson. Jika nilai Durbin Watson berada di antara -2 dan +2, maka tidak ada masalah autokorelasi pada data tersebut.
49
Tabel 3.1.2 Model Summaryb
Model
R .541a
1
R Square
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.293
.253
.79973
Durbin-Watson 1.615
a. Predictors: (Constant), Variabel X1, Variabel X2, Variabel X3 b. Dependent Variable: Score Variabel Y
Sumber : Data Sekunder yang diolah Dari tabel 3.1.2 nilai Durbin-Watson yang ada dalam hasil print out pada tabel model summary menunjukan angka 1.615. Karena data berada di luar -2 sampai dengan +2, artinya data di dalam penelitian ini dapat diasumsikan tidak mengandung autokorelasi. 3. Regresi Linear Berganda Teknis analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier berganda. Regresi linier berganda (Multiple Liinier Regresion). Bertujuan untuk menghitung besarnya pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap suatu variabel terikat dan memprediksi variabel terikat dengan mengguakan dua atau lebih variabel bebas49. Rumus umum dari regresi linier berganda adalah :
Y = a + b₁ x₂.........bn xn Dimana : Y = Tingkatr kepuasan terhadap program BSM Implan
49
Ety Rochaety, dkk, Metodelogi Penelitian Bisnis: dengan Aplikasi SPSS, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2007), ed.1, h.138
50
a = Konstanta b = Koefisien Regresi X₁ = Sosial Ekonomi X₂ = Informasi X₃ = Agama 1. Koefisien Determinasi (R²) Uji Koefisien determinasi berguna untuk mengukur seberapa jauh kemampuan variabel bebas dalam merangkai variabel terikat, yaitu mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen (Sosial Ekonomi, Informasi, dan Agama) menjelaskan variabel dependen (respon terhadap program BSM Implan). Namun untuk regresi linear berganda sebaiknya menggunakan R square yang telah disesuiakan atau tertulis Adjusted R square, karena telah disesuaikan dengan jumlah variabel independen yang digunakan dalam penelitian50. 2. Pengujian Hipotesis a.
Uji Simultan (F) Uji statistik F digunakan untuk mencari apakah semua variabel
independen yang digunakan dalam model regresi secara bersama-sama
50
Hilda Arnas ,tentang “Preferensi Guru SMK Berkurikulum Perbankan Syariah Terhadap Perbankan Syariah (Study kasus Sekolah Menengah Kejuruan Berkurikulum Perbankan Syariah di Wilayah DKI jakarta)”, Skripsi S1 Fakultas Syariah Dan Hukum 2012, h.42
51
berpengaruh terhadap variabel dependen51. Hipotesis yang digunakan adalah : Ho : β₁, β₂, β₃ = 0, variabel Independen tidak berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. H₁ : β₁, β₂, β₃ ≠ 0, variabel independen berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen Pada tingkat signifkan 5 persen dengan kriteria pengujian yang digunakan sebagai berikut : Ho ditolak dan H₁ diterima, apabila F hitung > F tabel, artinya variabel independen bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen secara nyata. Ho diterima dan H₁ ditolak, apabila F dihitung < F tabel, artinya, variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen secara nyata. b.
Uji Parsial Uji Parsial bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-
masing variabel independen secara individual (Parsial) terhadap variabel dependen. Hipotesis yang digunakan adalah : Menetukan Ho dan H₁ :
51
Duwi priyatno, paham Analisa Statistik Data Dengan SPSS, (Yogyakarta: Mediakom, 2011), h.67
52
H. Ho : H₁ = 0, berarti tidak terdapat pengaruh yang nyata antara variabel independen dengan variabel dependen..
I. H
: H₁ ≠ 0, berarti terdapat pengaruh yang nyata antara variabel
independen dengan variabel dependen. Pada tingat signifikan 5 persen dengan kriteria pengujian yang digunakan sebagai berikut : Jika sig > 0.05, maka H₁ diterima
53
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Profil Responden Berdasarkan hasil kuesioner yang dibagikan kepada responden yaitu anggota koperasi mirta kerja BSM sebanyak 57 orang reponden diperoleh kondisi
responden
menurut
jenis
kelamin,
usia,
tingkat
pendidikan.
Pengklasifikasian dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran umum responden sebagai objek penelitian. 1
Jenis Kelamin Gambar 4.2.1
Jenis Kelamin 43.86%
56.14% Laki-Laki : 32 0rg Perempuan : 25 org
Sumber: Data primer yang diolah
Dari tabel 4.1.1 menyatakan bahwa dari 32 responden didominasi oleh laki-laki, yaitu sebanyak 35 orang responden atau sama dengan 56,14% dan sisanya sebanyak 25 orang atau sama dengan 43,86% adalah perempuan. Berdasarkan data diatas ini membuktikan bahwa laki-laki lebih banyak dalam menggunakan pembiayaan Implan pada koperasi.
54
2. Usia
Gambar 4.2.2
Usia 10.53% 1.75% 8.77%
21-30 thn : 1 org 31-40 thn : 5 org
78.95%
41-50 thn : 45 org 51-60 thn : 6 org
Sumber: Data primer yang diolah
Dari gambar 4.2.1 dapat dilihat bahwa responden sebagian besar berusia antara 41-50 tahun yaitu sebanyak 45 orang atau sekitar 78,95%. Usia antara 51-60 tahun menjadi jumlah terbanyak kedua yaitu 6 orang atau setara dengan 10,53% dan sisanya antara usia 31-40 tahun sebanyak 5 orang atau setara dengan 8,77%, usia 21-30 tahun sebanyak 1 orang atau setara dengan 1,75%. Dapat diambil kesimpulan usia anggota koperasi menunjukan usia produktif yang merupakan pasar potensial dalam perbankan dikarenakan dalam usia produktif responden telah berorientasi pada pemenuhan kebutuhan hidup dan juga sudah dapat melakukan tindakan investasi untuk masa depan seperti menabung. Bukan hanya usia produktif tetapi lamanya bekerja juga menjadi salah satu faktor. B. Hasil Penjelasan Responden Berikut ini adalah hasil pengolahan data dari penyebaran kuisioner tentang tingkat kepuasaan anggota koperasi mitra kerja BSM terhadap program BSM Implan. 55
1. Tingkat Sosial Ekonomi Responden Untuk mengetahui tingkat sosial ekonomi responden maka peneliti memberikan butiran pertanyaan seputar sosial ekonomi responden untuk lebih jelasnya maka peneliti akan menampilkan hasil data sosial ekonnomi: Gambar 4.2.3
Sumber : Data Terolah Dari gambar diatas adalah gambar instrumen sosial ekonomi yang mana ada 10 butian pernyataan sosial ekonomi dan 10 score. Maka dalam setiap butiran pernyataan ekonomi memiliki score 1-10 dengan penilaian 1-5 memiliki nilai tidak setuju , dan nilai 6-10 memiliki nilai setuju, berikut adalah butiran pernyataan sosial ekonomi dan hasil penilaian dari 57 responden : B01 adalah Pentingnya pendidikan menghasilkan nilai 9,64 (setuju) B02 adalah Pendidika non-formal menghaislkan nilai 8,16 (setuju)
56
B03 adalah Jabatan pekerjaan menghasilkan nilai 8,62 (setuju) B04 adalah Lamanya bekerja menhasilkan nilai 8,38 (setuju) B05 adalah menabung sebagian pendapatan mengahasilkan nilai 8,98 (setuju). B06 adalah Perencanaan bisnis usaha menghsilkan nilai 8,10 (setuju). B07 adalah Memperluas bisnis usaha menghasilkan nilai 8,04 (setuju). B08 adalah Perencanaan investasi menhasilkan nilai 8,18 (setuju). B09 adalah investasi jangka panjang mengahsilkan nilai 8,12 (setuju) B10 adalah investasi jangka pendek menghasilkan nilai 7,82 (setuju) Dari hasil score diatas dapat disimpulkan bahwa seluruh responden ratarata menyatakan respon setuju akan pernyataan ekonomi (diatas nilai 6-10) yang peneliti ajukan pada 57 responden terkait, karena dari sepuluh pernyataan ekonomi meiliki peran penting dan keterkaitan antara sosial maupun ekonomi masyarakat dalam peningkatan kesejahteraan khususnya masyarakat yang termasuk dalam kalangan ekonomi mikro, seperti memiliki taraf penghasilan sesuai apa yang mereka inginkan dan dapat menyisihkan sebagian pendapatan mereka atau dapat juga memperluas bisnis usaha, juga dapat menyisikan penghasilan mereka dengan cara berinvestasi.
57
2. Analisis Deskriptif Insturmen Informasi Responden Gambar 4.2.4
Dari Mana Responden Mengetahui Produk BSM Implan 60 40 20 0 Keluarga : 0.75%
Koperasi : 34.59%
Teman 23.31% Agen : 18.04%
Media : 23.31%
Sumber : Diolah dari data SPSS Gambar diatas menerangkan bahwa responden mengetahui produk takaful ukhuwah mikro dari :
Mengetahui dari keluarga sebanyak 1 orang (0,75%)
Mengetahui dari koperasi sebanyak 46 orang (34,59%)
Mengetahui dari teman sebanyak 31`orang (23,31%)
Mengetahui dari agen sebanyak 24 orang (18,04%)
Mengetahui dari media sebanyak 31 orang (23,31%).
Data diatas menjelaskan bahwa responden pertama kali mengetahui produk, dari gambar diatas menunjukan tingkat tertinggi bahwa responden pertama kali mengenal produk tersebut melalui koperasi sebanyak 34,59% , dan tertinggi kedua adalah dari teman dan media sebanyak 23,31%. Dengan dua cara tersebutlah produk tersebut dapat tersebar hingga ke responden dan itu merupakan strategi lembaga keuangan Bank Syariah Mandiri untuk 58
merekrut peserta BSM Implan dengan cara menitipkan produknya ke koperasi Sebagai mitra kerja, sehingga peran koperasi menjadi sangat vital dan peran teman dan media juga sangat prospektif. 3. Analisis Deskriptif Agama Responden Gambar. 4.2.5
Pernyataan Instrumen Agama Responden 100% 80% 60% 40% 20% 0%
D01
D02
D03
D04
D05
D06
Pernyataan Instrumen 7.93 Agama Responden
7.25
7.05
7.02
7.33
7.75
Sumber : Data Terolah Gambar diatas adalah gambar instrumen agama responden yang mana ada 10 butian pernyataan sosial ekonomi dan 10 score. Maka dalam setiap butiran pernyataan ekonomi memiliki skor 1-10 dengan penilaian 1-5 memiliki nilai tidak setuju, dan nilai 6-10 memiliki nilai setuju, berikut adalah butiran pernyataan agama dari hasil penilaian dari 57 responden: D01 adalah Menjalankan Ibadah menghasilkan nilai 7,93 (setuju) D02 adalah Berkata jujur pada siapapun menghasilkan nilai 7,25 (setuju) D03 adalah Saling menghormati menghasilkan nilai 7,05 (setuju) D04 adalah Membiasakan bersedekah menghasilkan nilai 7,02 (setuju) 59
D05 adalah Menghindari kejahatan mengahasilkan nilai 7,33(setuju). D06 adalah Memakan sesuai haknya menghsilkan nilai 7,75 (setuju). Hasil gambar diatas menunjukan bahwa tingkat religius responden sangatlah bagus karena hasil output SPSS menunjukan bahwa nilai norma agama pada responden sangatlah baik karena nilai rata-rata data menunjukan pada nilai 7 (baik) sehingga dari sinilah ekonomi mikro syariah berkembang dikalangan anggota koperasi. Sehingga program BSM Implan sangatlah diminati oleh masyarakat. 4. Analisis Respon Terhadap Produk BSM Implan Gambar. 4.2.6
Respon Tentang Produk BSM Implan 2% 30% Sangat Unggul : 1 Org Unggul : 39 org
68%
Biasa Saja : 17 org
Sumber : Data Terolah Gambar diatas menunjukan bahwa responden memberikan penilaian tentang produk BSM Implan dari 57 responden yang dimintai responnya. Dan rata-rata responden memberikan respon yang baik dengan nilai respon tertinggi pada nilai 68% menilai bahwa Produk BSM Implan termasuk produk yang Unggul karena memiliki inovasi produk yang baik untuk memberikan masyarakat layanan yang terjangkau maupun sesuia dengan 60
syariat islam hal inilah yang sedang digandrungi masyarakat untuk menjadi acuan berekonomi syariah, namun dengan segala inovasi produk yang ada inti dari respon ini adalah mengarahkan pola pemikiran masyarakat karena Negara indonesia merupakan Negara dengan mayoritas umat muslim terbesar di Dunia. C. Pembahasan 1. Analisis Regresi Berganda Dalam output ini, dikemukakan nilai koefisien dari persamaan regresi. Pada kasus ini persamaan regresi berganda yang digunakan adalah : Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 Tabel 4.1.1 Coefficients (Regresi Berganda) Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error 12.324
1.887
Variabel X3
.496
.281
Variabel X2
.562
Variabel X1
.212
Coefficients Beta
Collinearity Statistics T
Sig.
Tolerance
VIF
6.531
.000
.213
1.762
.084
.910
1.099
.179
.368
3.133
.003
.965
1.036
.126
.204
1.686
.098
.911
1.097
a. Dependent Variable: Score Variabel Y
Sumber : Diolah dari SPSS Keterangan :Y = Tingkat Kepuasaan Anggota Koperasi X1 = Sosial Ekonomi X2 = Informasi
61
X3 = Agama Dari output didapatkan model persamaan regresi : Y = 12.324 + 0.496 X1 + 0.562 X2 + 0.212 X3 Persamaan regresi berganda ini adalah model terbaik karena variabel yang dimasukan kedalam regresi adalah variabel yang memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Dengan model regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : a.
Konstanta sebesar 12.324 menyatakan bahwa ada nilai sosial ekonomi (X1), informasi (X2) dan Agama (X3) atau sama dengan nol, maka besarnya tingkat kepuasan anggota koperasi (Y) adalah sebesar 12.324.
b.
Koefisien regresi X1 (sosial ekonomi) sebesar 0.496 ini menyatkan bahwa setiap penambahan 1 (karena tanda +) dari sosial ekonomi, maka nilai Y (tingkat kepuasan anggotakoperasi) akan bertambah sebesar 0.496.
c.
Koefisien regresi X2 (informasi) sebesar 0.562 ini menyatakan bahwa setiap penambahan 1 (karena ada tanda +) dari informasi, maka nilai Y (tingkat kepuasan anggota koperasi) akan bertambah sebesar 0.562.
d.
Koefisien regresi X3 (agama) sebesar 0.212 ini menyatakan bahwa setiap penambahan 1 (karena ada tanda +) dari lingkungan, maka nilai Y (tingkat kepuasaan anggota koperasi) akan bertambah sebesar 0.212. Persamaan model regresi ini menyatakan bahwa pengaruh variabel
sosial ekonomi X1, variabel informasi X2, dan variabel agama X3 berpengaruh positif pada tingkat kepuasan anggota koperasi mitra kerja BSM. Berdasarkan 62
nilai koefisien regresi pada setiap variabel, apabila diurutkan dari pengaruh terbesar hingga pengaruh terkecil, maka dapat disimpulkan bahwa variabel yang paling berpengaruh secara nyata terhadap tingkat kepuasan anggota koperasi mitra kerja BSM adalah variabel informasi (X2). 2. Koefisien Determinasi (R²) Untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas yaitu sosial ekonomi (X1), informasi (X2), agama (X3) terhadap respon tingkat kepuasaan anggota koperasi (Y) dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.1.2 Koefisien Determinasi (R²) Model Summaryb
Model 1
R
R Square
.541a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.293
.253
.79973
Durbin-Watson 1.615
a. Predictors: (Constant), Variabel X1, Variabel X2, Variabel X3 b. Dependent Variable: Score Variabel Y
Sumber : Diolah dari SPSS 3. Uji Hipotesis a. Uji Parsial (T-test) Uji T digunakan untuk mengetahui pengaruh secara parsial variabel independen (sosial ekonomi,informasi dan agama) terhadap variabel dependen (respon tingkat kepuasaan). a) Hipotesis Pertama Ho1: Sosial ekonomi tidak berpengaruh secara nyata terhadap tingkat kepuasaan anggota koperasi mitra kerja BSM terhadap BSM 63
Implan. Ha1: Sosial ekonomi berpengaruh secara nyata terhadap tingkat kepuasaan anggota koperasi mitra kerja BSM terhadap BSM Implan.. b) Hipotesis Kedua Ho2: Variabel informasi tidak berpengaruh secara nyata terhadap tingkat kepuasaan anggota koperasi mitra kerja BSM terhadap BSM Implan.. Ha2: Variabel informasi berpengaruh secara nyata terhadap tingkat kepuasaan anggota koperasi mitra kerja BSM terhadap BSM Implan.. c) Hipotesis Ketiga Ho2: Variabel agama tidak berpengaruh secara nyata terhadap tingkat kepuasaan anggota koperasi mitra kerja BSM terhadap BSM Implan.. Ha2: Variabel agama berpengaruh secara nyata terhadap tingkat kepuasaan anggota koperasi mitra kerja BSM terhadap BSM Implan. Berikut penjelasan pengujian masing-masing variabel secara parsial :
64
Tabel 4.1.3 Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error
12.324
1.887
Variabel X3
.496
.281
Variabel X2
.562
Variabel X1
.212
Coefficients Beta
Collinearity Statistics T
Sig.
Tolerance
VIF
6.531
.000
.213
1.762
.084
.910
1.099
.179
.368
3.133
.003
.965
1.036
.126
.204
1.686
.098
.911
1.097
a. Dependent Variable: Score Variabel Y
Sumber : Data Sekunder yang terolah Dilihat dari hasil print out nilai t hitung sosial ekonomi = 1,686 dengan tingkat signifikansi untuk variabel sosial ekonomi sebesar 0,084 > 0,05. Nilai t hitung > ttabel sebesar 1,672. Hal ini berarti bahwa Ho1 diterima dan Ha1 ditolak, artinya variabel sosial ekonomi tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat kepuasaan anggota koperasi mitra kerja BSM terhadap BSM Implan. Variabel informasi nilai thitung = 3,133 dengan tingkat signifikasi 0,003 < 0,05. nilai thitung < ttabel sebesar 1,672. Dengan demikian Ho2 ditolak dan Ha2 diterima, artinya variabel informasi berpengaruh nyata terhadap tingkat kepuasaan anggota koperasi mitra kerja BSM terhadap BSM Implan. Variabel agama nilai thitung = 1,762 dengan tingkat signifikasi 0,098 > 0,05. Nilai Nilai thitung > ttabel sebesar 1,672. Dengan demikian Ho3
65
diterima dan Ha3 ditolak, artinya variabel agama tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat kepuasaan anggota koperasi mitra kerja BSM terhadap BSM Implan. b. Uji Simultan (F-test) Untuk menguji apakah model regresi tersebut sudah benar dan layak maka dilakukan pengujian hubungan secara bersama-sama antara variabel sosial ekonomi (X1), variabel informasi (X2) dan variabel agama terhadap tingkat kepuasaan anggota koperasi mitra kerja BSM terhadap BSM Implan. Untuk menentukan pengaruh secara simultan maka dibuat hipotesis sebagai berikut: d) Hipotesis keempat Ho4 : Variabel sosial ekonomi,informasi dan agama, tidak berpengaruh secara nyata terhadap tingkat kepuasaan anggota koperasi mitra kerja BSM terhadap BSM Implan. Ha4: Variabel sosial ekonomi, informasi dan agama, berpengaruh secara nyata terhadap tingkat kepuasaan anggota koperasi mitra kerja BSM terhadap BSM Implan.
66
Tabel 4.1.4 ANOVAb Model 1
Sum of Squares Df
Mean Square
F
Sig.
Regression
14.033
3
4.678
7.314
.000a
Residual
33.897
53
.640
Total
47.930
56
a. Predictors: (Constant), Variabel X1, Variabel X2, Variabel X3 b. Dependent Variable: Score Variabel Y
Dari hasil print out anova 17.1.1 diperoleh nilai Fhitung= 7.314 dengan signifikansi sebesar 0,000 Angka 0,000 < dari 0,05 dan nilai Fhitung > dari Ftabel sebesar 2,78 Dengan demikian Ho4 ditolak dan Ha4 diterima. Hal ini berarti secara bersama sama variabel independen yaitu Variabel sosial ekonomi, informasi dan agama, tidak berpengaruh secara nyata terhadap tingkat kepuasaan anggota koperasi mitra kerja BSM terhadap BSM Implan.
67
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Diakhir penilitian ini maka, peneliti akan memberikan kesimpulan mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan, berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan mengenai tingkat kepuasaan anggota koperasi mitra kerja BSM terhadap BSM Implan dengan jumlah sampel sebanyak 57 responden yang telah ditetapkan oleh hasil rumus metodelogi penelitian, maka penulis dapat menyampaikan beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1.
Berdasarkan hasil survey penelitian kuantitatif dan dengan mengunakan metode analisis regresi linier berganda, maka hasil dari uji regresi linier berganda dengan memakai tiga variabel dependen (X) yaitu sosial ekonomi (X1), informasi (X2)
dan agama (X3),
variabel ini menghasilkan
mengemukakan bahwa ketiga
nilai positif atau berpengaruh secara nyata
terhadap variabel independen (Y) yaitu tingkat kepuasaan anggota koperasi. Dengan asumsi hasil penelitian sebagai berikut :
Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi responden maka akan semakin tinggi pula tingkat responnya terhadap program BSM Implan, begitupun sebaliknya semakin rendah sosial ekonominya maka akan berdampak rendah pula responya terhadap program BSM Implan.
Begitu juga dengan variabel informasi, jika semakin bagus ruang lingkup informasi responden maka akan berdampak bagus pula terhadap tingkat 68
kepuasaan anggota koperasi, begitu pula sebaliknya, jika semakin buruk ruang lingkup informasi responden, maka akan berdampak buruk pula terhadap tingkat kepuasaan anggota koperasi.
Dan asumsi terakhir adalah mengenai variabel agama, jika responden semakin taat terhadap agama yang dianutnya maka semakin baik pula cara mencari keberkahannya, begitu pula sebaliknya, jika responden semakin menjauhi agamanya maka keberkahanpun akan menjuah dari hidupnya.
2.
Hasil uji keseluruhan variabel (Uji Parsial), dapat disimpulkan bahwa variabel yang paling mempengaruhi secara nyata terhadap tingkat kepuasaan anggota koperasi adalah variabel informasi (X2) dan hasilnya dapat dilihat di tabel Coefficients, Karena didalam
variabel informasi
tersebut responden dimintai responnya untuk mengetahui informasi tentang program produk BSM dari peran sampai pengaruhnya, hingga cara pemasaran produk BSM Implan itu sendiri, hal ini dapat dilihat di hasil kuesioner yang telah diolah oleh aplikasi SPSS. B. Saran Merupakan suatu keharusan bagi peneliti setelah melakukan penelitian yang dilakukan untuk sekedar masukan agar perkembangan khazanah pengetahuan dan perkembangan ekonomi syariah terus berkembang baik dikalangan muslim maupun non-muslim , dikalangan masyarakat menengah keatas maupun masyarakat mikro menengah, sehingga dapat memberikan manfaat baik berupa pengalaman maupun hasil penelitian. Berdasarkan hasil
69
penelitian didalam pembahasan maupun kesimpulan maka peniliti akan memberikan saran-saran sebagai berikut : 1.
Bank Syariah Mandiri harus mempertahankan kinerja yang telah dicapai selama ini bahkan lebih ditingkatkan lagi untuk melayani keperluan mitra kerja, sehingga bisa memberikan tingkat kepuasaan yang lebih tinggi lagi kepada mitra kerja, baik pelayanan maupun fasilitas
2.
Untuk Lembaga Keuangan Koperasi hendaknya menambah jumlah pinjaman sesuai masa kerja sebagai anggota koperasi dan peningkatan koordinasi antar divisi.
3.
Perlu adanya sosialisasi yang gencar tentang adanya program BSM Implan karena masih banyak koperasi maupun anggota koperasi yang tidak mengetahui tentang program BSM Implan.
4.
Hendaknya peneliti mendatang menambah variabel-variabel penelitian untuk lebih mengetahui perkembangan yang lebih akurat dan realistis, mengenai asuransi mikro syariah.
5.
Diharapkan peneliti mendatang dapat menggabungkan dua metodelogi penelitian kualitatif dengan metode penelitian kuantitatif sehingga ada dua gabungan hasil penelitian yang yang dapat di kaji baik secara teori pengetahuan maupun praktek dilapangan langsung.
70
DAFTAR PUSTAKA
Al-gaoud, Latifa M. & Mervyn K. Lewis, “Perbankan Syariah, Prinsip Praktik, Prospek”, Antonio, Muhammad Syafi’I, “Bank Syariah dari Teori ke Praktek. Jakarta”, Gema Insani Press, 2001, cetakan pertama. Arifin, Zainul. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah. Jakarta : Alvabet, 2002. Guza, Afnil. Himpunan Undang-Undang Perbankan Republik Indonesia. Jakarta : Asa Mandiri, 2008. Hasibuan, Malayu. Dasar-Dasar Perbanka. Jakarta : Bumi Aksara, 2006. Karim, Adiwarman. Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006. Karim, Helmi. Fiqh Muamalah. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2002. Kasmir. Bank dan lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1998. Lubis, Suhrawadi K. Hukum Ekonomi Islam. Jakarta : Sinar Grafika, 2000. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2006. Muhammad, Aspek Hukum Dalam Muamalat. Yogyakarta : Graha Ilmu, 2007. Singarimbun & Sofian Effendi. Metode Penelitian Survai Edisi Revisi. Jakarta : LP3ES, 1989. Subagyo, dkk. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Yogyakarta: STIE, 2002. Suma, Muhammad Ami, Pedoman Penulisan Skripsi. Jakarta: Pusat Peningkatan Jaminan Mutu, 2012. Undang-Undang RI Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian. Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan.
http://www.syariahmandiri.co.id// diakses tanggal 17 Januari 2014
71
TABEL HASIL OLAH DATA SPSS VERSI 16.0 Lampiran I Hasil Uji Lampiran Linear Berganda a. Koefisien Determinasi Model Summaryb
Model
R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square
.541a
1
Adjusted R
.293
.253
Durbin-Watson
.79973
1.615
a. Predictors: (Constant), Variabel X1, Variabel X2, Variabel X3 b. Dependent Variable: Score Variabel Y
b. Uji T
Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error 12.324
1.887
Variabel X3
.496
.281
Variabel X2
.562
Variabel X1
.212
Coefficients Beta
Collinearity Statistics t
Sig.
Tolerance
6.531
.000
.213
1.762
.084
.910
1.099
.179
.368
3.133
.003
.965
1.036
.126
.204
1.686
.098
.911
1.097
a. Dependent Variable: Score Variabel Y
c. Uji F ANOVAb Model 1
VIF
Sum of Squares
Df
Mean Square
Regression
14.033
3
4.678
Residual
33.897
53
.640
Total
47.930
56
F 7.314
Sig. .000a
a. Predictors: (Constant), Variabel X1, Variabel X2, Variabel X3 b. Dependent Variable: Score Variabel Y
72
Coefficient Correlationsa Model 1
Variabel X1 Correlations
Covariances
Variabel X2
Variabel X3
Variabel X1
1.000
-.110
-.262
Variabel X2
-.110
1.000
-.116
Variabel X3
-.262
-.116
1.000
Variabel X1
.016
-.002
-.009
Variabel X2
-.002
.032
-.006
Variabel X3
-.009
-.006
.079
a. Dependent Variable: Score Variabel Y
Collinearity Diagnosticsa Variance Proportions
Dimensi Model
on
Eigenvalue
Condition Index
(Constant)
Variabel X3
Variabel X2
Variabel X1
1
1
3.962
1.000
.00
.00
.00
.00
2
.022
13.389
.00
.00
.52
.57
3
.014
16.958
.06
.05
.47
.41
4
.002
49.360
.94
.95
.00
.02
a. Dependent Variable: Score Variabel Y
Collinearity Diagnosticsa Variance Proportions
Dimensi Model
on
Eigenvalue
Condition Index
(Constant)
Variabel X3
Variabel X2
Variabel X1
1
1
3.962
1.000
.00
.00
.00
.00
2
.022
13.389
.00
.00
.52
.57
3
.014
16.958
.06
.05
.47
.41
4
.002
49.360
.94
.95
.00
.02
a. Dependent Variable: Score Variabel Y
73
TABEL HASIL OLAH DATA SPSS 16.0 LAMPIRAN II (Frequencies) A. Identitas Responden JenFis Kelamin Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Wanita
25
43.9
43.9
43.9
Pria
32
56.1
56.1
100.0
Total
57
100.0
100.0
B. Variabel Sosial Ekonomi Instrumen Sosial Ekonomi Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
4
11
19.3
19.3
19.3
5
22
38.6
38.6
57.9
6
19
33.3
33.3
91.2
7
5
8.8
8.8
100.0
57
100.0
100.0
Total
C. Variabel Informasi Instrumen Informasi (X2) Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
2
3
5.3
5.3
5.3
3
10
17.5
17.5
22.8
4
42
73.7
73.7
96.5
5
2
3.5
3.5
100.0
57
100.0
100.0
Total
74
D. Variabel Agama Variabel Agama (X3) Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
6
9
15.8
15.8
15.8
7
47
82.5
82.5
98.2
8
1
1.8
1.8
100.0
57
100.0
100.0
Total
75
LAMPIRAN III
HASIL UJI KLASIK
a. Heterokdestisitas (Menyebar)
b. Memenuhi Asumsi Normalitas
76
LAMPIRAN IV 1. Visi, dan Misi Bank Syariah Mandiri a. Visi BSM Menjadi Bank Syariah Terpercaya Pilihan Mitra Usaha b. Misi 1) Mewujudkan
pertumbuhan
dan
keuntungan
yang
berkesinambungan. 2) Mengutamakan penghimpunan dana consumer dan penyaluran pembiayaan pada sekmen UMKM. 3) Merekrut dan mengembangkan pegawai professional dalam lingkungan kerja yang sehat. 4) Mengembangkan nilai-nilai syariah universal. 5) Menyelenggarakan operasional bank sesuai standar perbankan yang sehat. 2. Prinsip-Prinsip Operasional Bank Syariah Mandiri a. Keadilan Bank Syariah Mandiri memberikan bagi hasil, transfer prestasi dari mitra usaha dalam porsi yang adil sesuai. b. Kemitraan Posisi nasabah investor, pengguna dana bank berada dalam hubungan sejajar sebagai mitra usaha yang saling menguntungkan
77
dan bertanggung jawab, dimana bank syariah “X” benar-benar berfungsi
sebagai
intermediary
institusion
lewat
skim-skim
pembiayaan yang dimilikinya. c. Keterbukaan Melalui
laporan
keungan
bank
yang
terbuka
secara
berkesinambungan, nasabah dapat mengetahui tingkat keamanan dana dan kualitas manajemen bank. d. Universalitas Bank Syariah Mandiri dalam mendukung operasionalnya tidak membeda-bedakan suku, agama, ras dan golongan dalam masyarakat dengan prinsip Islam sebagai rahmatan lil alamin. 3. Struktur Organisasi ----------------------------------------KEPALA CABANG -----------------------------------------------
MARKETING MANAGER
Account Officer
PKP Pelaksana
OPERATION MANAGER
Funding Officer
Pelaksanaan Marketing Support
DKP
Custumer Service
Pelaksana Admin Teller
Pelaksana SDI & GA Pelaksana D&C
Security Messenger 78 Driver
4. Tugas, Fungsi, Wewenang, dan Tanggung Jawab Direksi a. Kepala Cabang Pembantu
Bertanggung jawab kepada Kepala Cabang atas terselenggaranya kegiatan dan hasil usaha yang telah di capai.
Setiap awal bulan menyampaikan laporan mengenai hasil pelaksanaan rencana kerja yang berkaitan dengan kesehatan dan perkembangan bank.
Melaksanakan ketentuan atau peraturan pemerintah, Bank Indonesia, dan Intruksi Komisaris merahasiakan apabila patut untuk dirahasiakan demi kepentingan operasional bank.
Mengkoordinasikan
kegiatan
operasional
bank
secara
keseluruhan sesuai dengan ketentuan peraturan perusahaan, sistem dan prosedur, anggaran perusahaan serta kebijakankebijakasanaan lainnya yang telah ditetapkan. b. Manajer Operasional (Operational Officer)
Menyusun rencana kerja dan anggaran perusahaan untuk waktu atau tahun yang akan datang dan berusaha mewujudkannya.
Bertanggung jawab kepada kepala-kepala Capem mengenai tugas dan kewajibannya.
Bertanggung jawab atas kelancaran kegiatan administrasi tabungan, deposito, dan pembiayaan.
Menandatangani bukti-bukti pembukuan antara lain nisbah deposito, nisbah tabungan, dan nota-nota lainnya.
79
c. Manajer Pemasaran (Marketing Officer)
Bertanggung jawab atas segala kegiatan pembiayaan.
Mengkoordinasikan kegiatannya dengan kegiatan lain yang terkait.
Membuat rencana sasaran dalam rangka pemasaran dana yang telah dihimpun.
d. Teller
Mengelola keuangan sesuai rencana atau anggaran perusahaan.
Menerima dan membayar uang kepada nasabah sejumlah bukti yang
ada
membuat
rincian
uang
tunai,
mencatat
dan
mengumpulkan bukti atas pengambilan dan penyetoran kas dalam formulir rekapitulasi kas dengan daftar perincian uang tunai, pada setiap tutup kas. e. Admin Pembiayaan
Melaksanakan keadministrasian pembiayaan.
Melaksanakan perhitungan nisbah, margin denda dan biaya administrasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pencatatan setiap realisasi, jatuh tempo, jadwal pembayaran dan mengklasifikasikan jenis pembiayaan.
Meneliti permohonan dengan segala aspeknya.
80
f. Back Office (BO)
Menyusun, mengatur, menyiapkan buku besar,laporan laba rugi neraca anggaran kantor dan menjaga agar sistem pembukuan diterapkan sebagaimana mestinya dan menyimpan di tempat yang aman.
Memeriksa kebenaran kode-kode rekening bukti-bukti, jumlah uang dan keabsahannya.
Melaksanakan pencairan pembiayaan.
g. Customer Service (CS)
Melaksanakan keadministrasian tabungan
berupa :
kartu
tabungan, buku tabungan, rekening, kode rekening, dan nota lainnya yang diperlukan.
Melaksanakan
keadministrasian
deposito
berupa:
aplikasi
deposito, kartu deposito, bilyet deposito dan nota lainnya yang diperlukan.
Melaksanakan pendataan aplikasi deposito, perhitungan nisbah, pembuatan laporan.
h. Sharia Funding Executive
Melaksanakan pemasaran produk bank.
Bertanggung jawab dalam kegiatan penghimpunan dana.
Melakukan survei dan mendata calon nasabah mengenai jenis produk yang sesuai dengan calon nasabah.
81
i.
Satpam (Security)
Bertanggung jawab atas keamanan dilingkungan perusahaan.
Mendampingi
petugas
dalam
transaksi
keungan
diluar
peusahaan. j.
Office Boy (OB)
Bertanggung jawab atas keamanan, kebersihan, kerapihan, kenyamanan suasana kerja di lingkungan kantor serta menjaga penampilan perusahaan di masyarakat.
Membuat penyampaian kelancaran surat-surat (brosur BSM)
82